Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki...

16
Nyi Mas Rizki Noviyah Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 5, Nomor 2, Februari 2018 133 Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham Perbankan Dengan Inflasi Sebagai Variabel Moderating Pada Periode 2007-2015 Nyi Mas Rizki Noviyah ABFI Perbanas Institute [email protected] Abstract The purpose of this study is to analyze the effect of profitability (ROA), liquidity (LDR), and solvency (DER) to the stock price of banking and find out whether inflation moderates the effect of profitability (ROA), liquidity (LDR), and solvency (DER) to the stock price of banking. Data collection method used is the method of research libraries. Data analysis technique used is multiple linear panel regression and hypothesis testing using t-statistics as well as the interaction test Moderated Regression Analysis (MRA) with significance level of 5 percent. Data were processed using Eviews program ver. 6.0. The results showed that the profitability (ROA) and liquidity (LDR) have positive and significant impact to the stock price of banking, but the solvency (DER) have negative and significant impact to the stock price of banking.. In addition, inflation is moderating influence liquidity (LDR) and solvency (DER) to the stock price of banking. While on influence profitability (ROA) to the stock price banking, inflation does not moderate significantly. Keywords: profitability (ROA), liquidity (LDR), solvency (DER),stock price of banking, inflation Pendahuluan Setiap perusahaan pasti memerlukan sejumlah dana untuk melaksanakan seluruh kegiatan yang dijalankan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yang telah direncanakan di untuk masa depan. Apabila kebutuhan dana yang sudah semakin meningkat karena pertumbuhan perusahan, dan dana dari sumber internal sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana yang berasal dari eksternal. Perusahaan bisa menerbitkan saham atau dengan utang untuk memenuhi kebutuhan dananya. Pada sisi lain, masyarakat sebagai investor ingin melakukan suatu investasi yang menguntungkan di masa depan. Menurut Gumanti (2011) investasi adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk menunda konsumsi hari ini untuk dikonsumsi pada waktu yang akan datang dengan harapan nilai di waktu mendatang lebih tinggi daripada nilai yang ditemui hari ini. Dengan adanya alasan dua kebutuhan tersebut, maka dibentuklah suatu pasar modal di mana bertemunya permintaan akan investasi dan penawaran untuk menanamkan investasinya di suatu perusahaan yang membutuhkan suntikan dana. Perusahaan yang memutuskan untuk go public berarti akan menjual sahamnya ke masyarakat, perusahaan

Transcript of Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki...

Page 1: Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Amperaningrum

Nyi Mas Rizki Noviyah Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 5, Nomor 2, Februari 2018

133

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas Terhadap Harga

Saham Perbankan Dengan Inflasi Sebagai Variabel Moderating Pada

Periode 2007-2015

Nyi Mas Rizki Noviyah

ABFI Perbanas Institute

[email protected]

Abstract

The purpose of this study is to analyze the effect of profitability (ROA), liquidity (LDR),

and solvency (DER) to the stock price of banking and find out whether inflation

moderates the effect of profitability (ROA), liquidity (LDR), and solvency (DER) to the

stock price of banking. Data collection method used is the method of research libraries.

Data analysis technique used is multiple linear panel regression and hypothesis testing

using t-statistics as well as the interaction test Moderated Regression Analysis (MRA)

with significance level of 5 percent. Data were processed using Eviews program ver.

6.0. The results showed that the profitability (ROA) and liquidity (LDR) have positive

and significant impact to the stock price of banking, but the solvency (DER) have

negative and significant impact to the stock price of banking.. In addition, inflation is

moderating influence liquidity (LDR) and solvency (DER) to the stock price of banking.

While on influence profitability (ROA) to the stock price banking, inflation does not

moderate significantly.

Keywords: profitability (ROA), liquidity (LDR), solvency (DER),stock price of banking,

inflation

Pendahuluan

Setiap perusahaan pasti memerlukan sejumlah dana untuk melaksanakan seluruh

kegiatan yang dijalankan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yang telah

direncanakan di untuk masa depan. Apabila kebutuhan dana yang sudah semakin

meningkat karena pertumbuhan perusahan, dan dana dari sumber internal sudah

digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana yang berasal

dari eksternal. Perusahaan bisa menerbitkan saham atau dengan utang untuk memenuhi

kebutuhan dananya. Pada sisi lain, masyarakat sebagai investor ingin melakukan suatu

investasi yang menguntungkan di masa depan. Menurut Gumanti (2011) investasi

adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk menunda konsumsi hari ini untuk dikonsumsi

pada waktu yang akan datang dengan harapan nilai di waktu mendatang lebih tinggi

daripada nilai yang ditemui hari ini.

Dengan adanya alasan dua kebutuhan tersebut, maka dibentuklah suatu pasar modal di

mana bertemunya permintaan akan investasi dan penawaran untuk menanamkan

investasinya di suatu perusahaan yang membutuhkan suntikan dana. Perusahaan yang

memutuskan untuk go public berarti akan menjual sahamnya ke masyarakat, perusahaan

Page 2: Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Amperaningrum

Nyi Mas Rizki Noviyah Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 5, Nomor 2, Februari 2018

134

akan mendapatkan dana dalam jumlah yang besar yang tidak bisa perbankan berikan

karena tingginya risiko mengalami kemacetan (Fahmi, 2015: 87). Pasar modal sangat

menguntungkan bagi kedua belah pihak, maka di Indonesia saat ini pasar modal juga

membantu perekonomian dan menjadi indikator keberhasilan perekonomian Indonesia

di mata negara lain. Pasar modal biasanya mencakup pasar sekuritas, baik obligasi

maupun saham atau sekuritas lain jangka panjang dengan masa berlaku lebih dari satu

tahun (Gumati, 2011).

Setiap investor mengharapkan keuntungan dalam investasi yang dilakukannya. High

Risk High Return. Untuk mendapatkan keuntungan besar dan bisa meminimalisir risiko

yang ada para investor di pasar modal harus memiliki kemampuan yang cukup untuk

menganalisis dan memilih saham-saham yang layak dipilih sebagai sarana investasi.

Ada dua metode analisis untuk mendeteksi saham mana yang menguntungkan yaitu

dengan analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal lebih melihat dari

data pergerakan harga saham, investor menduga kemungkinan perilaku harga di masa

depan dari data historis di masa lalu, atau mengevaluasi volume perdagangan (Gumati,

2011). Sedangkan analisis fundamental adalah pendugaan atas nilai saham tanpa

menggunakan informasi harga saham sebagai acuan dalam menilai saham suatu

perusahaan, biasanya memanfaatkan laporan keuangan yang dapat dianalisis melalui

rasio-rasio keuangan untuk melihat kinerja perusahaan tersebut (Gumati, 2011).

Penggunaan analisis ini tergantung tujuan dari investor itu sendiri, jika untuk investasi

jangka pendek maka investor menggunakan analisis teknikal yang hanya melihat

historis pergerakan harga saham, sedangkan untuk investasi jangka panjang sebaiknya

menggunakan analisis fundamental agar kita mengetahui bagaimana kinerja perusahaan

yang akan kita percayai untuk kita investasikan. Kinerja perusahaan yang baik akan

meningkatkan harga saham perusahaan yang akan menguntungkna investor, sedangkan

kinerja perusahaan yang menurun akan menurunkan harga saham perusahaan yang

tentunya akan merugikan investor.

Harga pasar saham suatu perusahaan yang go public merupakan hasil dari respon

investor terhadap informasi yang didapat investor. Sama seperti hukum permintaan dan

penawaran, jika permintaan investor terhadap saham suatu perusahaan meningkat atau

investor dominan melakukan aksi beli maka harga saham perusahaan tersebut akan naik.

Begitu juga sebaliknya jika permintaan investor terhadap saham suatu perusahaan

menurun atau investor dominan melakukan aksi jual maka harga saham akan turun.

Aksi jual atau beli yang dilakukan investor didasari dari informasi yang mereka dapat,

bisa informasi yang berkaitan internal perusahaan seperti kinerja perusahaan, atau bisa

juga informasi mengenai kondisi ekonomi suatu negara yang memiliki akibat pada

harga saham yang investor miliki.

Profitabilitas perusahaan yang bisa dilihat dari nilai Return On Assets (ROA) adalah

kemampuan perusahaan untuk mengelola aset yang perusahaan miliki untuk

menghasilkan laba setelah pajak (Sudana, 2011). Return On Assets (ROA)

mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. Investor akan membeli saham

perusahaan yang nilai Return On Assets (ROA) selalu meningkat sehingga harga saham

tersebut akan ikut meningkat. Hal tersebut sama dengan hasil penelitian yang dilakukan

Polii dkk (2014) yang menyebutkan bahwa pada bank umum swasta nasional devisa

profitabilitas (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Sedangkan

Page 3: Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Amperaningrum

Nyi Mas Rizki Noviyah Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 5, Nomor 2, Februari 2018

135

pada penelitian Amanda dan Pratama (2013) dan Utami (2005) menyatakan bahwa

Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Pendapat lain dari

penelitian yang dilakukan Wijayanti (2010) bahwa Return On Assets (ROA) memiliki

pengaruh negatif signifikan terhadap harga saham.

Rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh

tempo (Loen dan Ericson, 2008:119). Salah satu dari rasio likuiditas pada bank adalah

LDR (Loan to Deposit Ratio). Menurut Loen dan Ericson(2008), LDR menunjukan

kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan

dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin

tinggi rasio LDR menunjukan semakin rendah kemampuan likuiditas bank tersebut.

Semakin likuid perusahaan maka semakin tinggi harga sahamnya. Pernyataan tersebut

sesuai dengan hasil penelitian dari Utami (2005) yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR)

memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Polii

dkk (2014) dan Wijayanti (2013) Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap harga saham.

Solvabilitas yang merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya

baik jangka panjang maupun jangka pendek. Solvabilitas yang diproxykan dengan rasio

Debt to Equity Ratio (DER) menurut Munthe (2012) adalah mengukur kemampuan

bank untuk menutup sebagian atau seluruh hutang-hutangnya dengan dana yang berasal

dari modal sendiri. Semakin tinggi nilai rasio Debt to Equity Ratio (DER) berarti

semakin tinggi risiko keuangan perusahaan tersebut dan membuat harga saham menjadi

menurun. Hasil penelitian Amanda dan Pratama (2013) juga menyebutkan demikian

bahwa Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap harga

saham. Hasil yang berbeda ditemukan oleh Munthe (2012) dan Utami (2005) yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio (DER)

terhadap harga saham.

Selain faktor-faktor internal perusahaan yang mempengaruhi harga saham, terdapat

beberapa faktor eksternal yaitu dari kondisi perekoomian suatu negara. Salah satunya

adalah inflasi. Naik turunnya inflasi akan memberi pengaruh yang besar bagi

keberadaan bisnis yang dilaksanakan. Inflasi adalah keadaan dimana jumlah uang

beredar di suatu negara berlebihan dan terjadi kenaikan harga yang signifikan. Inflasi

biasanya diwakili dengan Indeks Harga Konsumen (IHK). Semakin tinggi inflasi di

suatu negara makan akan berpengaruh pada daya beli konsumen. Menurut Purnamawati

dan Werastuti (2013) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham,

sedangkan menurut Amperaningrum (2011) inflasi tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap harga saham.

Di setiap periode saham perbankan selalu mendominasi kapitalisasi pasar, dengan

persentase di atas 20%. Harga rata-rata saham perbankan juga sangat fluktuatif.

Meskipun pada tahun 2008 terjadi penurunan harga saham dan kapitalisasi pasar yang

cukup signifikan, yang juga dialami oleh seluruh sektor dikarenakan terjadi krisis

keuangan global yang sangat mempengaruhi kondisi perekonomian dalam negeri,

sehingga kondisi bursa saham terkena dampaknya. Tetapi untuk periode setelah 2008

keadaan mulai semakin membaik, dan meskipun ada penurunan tidak sampai mencapai

Page 4: Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Amperaningrum

Nyi Mas Rizki Noviyah Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 5, Nomor 2, Februari 2018

136

titik terrendah seperti tahun 2008. Maka perbankan sangat menarik untuk dijadikan

objek penelitian, karena sahamnya yang sangat mendominasi pasar dan harga pasar

yang sangat sensitif terhadap perubahan keadaan ekonomi.

Berdasarkan gap reserach pada setiap variabel yang mempengaruhi harga saham dan

alasan memilih objek penelitian yang telah dijabarkan, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian lebih lanjut dengan judul penelitian “ANALISIS PENGARUH

PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP HARGA

SAHAM PERBANKAN DENGAN VARIABEL MODERATING INFLASI PADA

PERIODE 2007-2015”.

Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis

Pasar Modal dan Saham

Pasar modal adalah wadah untuk perusahaan menghimpun dana modal dan investor

untuk menginvestasikan dana yang mereka punya ke perusahaan yang sudah go public

dan listing di pasar modal, bisa dalam bentuk surat kepemilikan (saham) atau surat

hutang jangka panjang (obligasi). Saham adalah surat bukti kepemilikan modal pada

suatu perusahaan, sedangkan obligasi adalah surat kesanggupan membayar hutang

jangka panjang (Keown, 2011:232) Menurut Fahmi (2015), ada beberapa alasan

mengapa perusahaan menjual sahamnya di pasar modal:

1. Kebutuhan dana yang sangat besar, sedangkan pihak perbankan tidak bisa

memberikan pinjaman karena tingginya risiko kredit macet.

2. Keinginan perusahaan untuk mempublikasikan kinerja perusahaan.

3. Menginginkan harga saham perusahaan yang terus meningkat yang akan

memberikan efek yang kuat pada perusahaan.

Dan pada ada sisi lain, masyarakat sebagai investor ingin melakukan suatu investasi

yang menguntungkan di masa depan. Menurut Gumanti (2011) investasi adalah

kegiatan yang dimaksudkan untuk menunda konsumsi hari ini untuk dikonsumsi pada

waktu yang akan datang dengan harapan nilai di waktu mendatang lebih tinggi daripada

nilai yang ditemui hari ini. Menurut Fahmi (2015), keuntungan investor memiliki saham

adalah:

1. Memperoleh deviden

2. Memperoleh agio saham.

3. Memiliki hak suara pada saau Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

4. Dalam pengambilan kredit perbankan, kepemilikan saham bisa dijadikan jaminan

tambahan.

Selain dari sisi perusahaan yang membutuhkan dana dan investor yang mendapatkan

keuntungan dari investasi dipasar modal, negara juga memiliki persan dalam pasar

modal. keberadaan pasar modal di suatu negara dapat dijadikan cermin negara lain

untuk melihat seberapa cepat perkembangan bisnis di suatu negara dalam menggerakan

kebijakan ekonominya. Selain itu pasar modal juga membantu pemerintah dalam

meningkatkan pembangunan perekonomian, dan memperluas lapangan kerja yang dapat

membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.

Page 5: Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Amperaningrum

Nyi Mas Rizki Noviyah Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 5, Nomor 2, Februari 2018

137

Harga Saham

Harga pasar saham suatu perusahaan yang go public merupakan hasil dari respon

investor terhadap informasi yang didapat investor. Sama seperti hukum permintaan dan

penawaran, jika permintaan investor terhadap saham suatu perusahaan meningkat atau

investor dominan melakukan aksi beli maka harga saham perusahaan tersebut akan naik.

Begitu juga sebaliknya jika permintaan investor terhadap saham suatu perusahaan

menurun atau investor dominan melakukan aksi jual maka harga saham akan turun.

Aksi jual atau beli yang dilakukan investor didasari dari informasi yang mereka dapat,

bisa informasi yang berkaitan internal perusahaan seperti kinerja perusahaan, atau bisa

juga informasi mengenai kondisi ekonomi suatu negara yang memiliki akibat pada

harga saham yang investor miliki.

Kenaikan harga saham merupakan sesuatu yang menarik investor, salah satu alasannya

seperti yang dijelaskan sebelumnya tentang beberapa keuntungan investor memiliki

saham yaitu agio saham. Agio saham adalah keuntungan yang didapatkan dari selisih

harga jual saham yang lebih tinggi dari harga beli saham. Semakin tinggi kenaikan

harga saham maka semakin tinggi keuntungan yang diperoleh investor, dan semakin

besar juga dana yang dapat dihimpun perusahaan.

Maka untuk memprediksi naik turunnya harga saham perlu diidentifikasi apa saja

faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham. Menurut Fahmi (2015:86)

faktor-faktor yang menyebabkan naik turunnya harga saham adalah:

1. Kondisi mikro dan makro ekonomi.

2. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan ekspansi bisnis.

3. Pergantian direksi secara tiba-tiba.

4. Adanya direksi atau dewan komisaris yang terlibat tindak pidana.

5. Kinerja perusahaan yang selalu menurun setiap waktunya.

6. Efek psikologi pasar yang mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham.

Banyak penelitian yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan

harga saham. Kebanyakan peneliti meneliti tentang kondisi makro ekonomi dan kinerja

perusahaan. Tetapi hasil penelitiannya masih banyak yang tidak konsisten.

Inflasi

Inflasi merupakan suatu kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan dan nilai

mata uang mengalami perlemahan. Jika inflasi berlangsung lama, akan berdampak pada

semakin buruknya kondisi ekonomi secara menyeluruh dan keadaan politik yang tidak

stabil. Menurut Sukirno (2012) tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama

kebijakan pemerintah karena sulit untuk dicapai, yang terpenting menjaga tingkat inflasi

tetap rendah. Menurut Khalawati (2000) dalam Fahmi (2015:63), berdasarkan skala

penliaian inflasi, ada empat kategori skala yang biasa digunakan yaitu (1) Inflasi Ringan

(creeping Inflation) dengan nilai IHK < 10 % per tahun, (2) inflasi sedang (moderate

inflation) 10 – 30 % per tahun, (3) inflasi berat 30 – 100 % per tahun, (4) hiperinflasi >

100% per tahun

Inflasi yang tinggi menyebabkan perkembangan ekonomi suatu negara menurun.

Tingkat pengangguran juga akan meningkat, karena para investor lebih suka

Page 6: Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Amperaningrum

Nyi Mas Rizki Noviyah Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 5, Nomor 2, Februari 2018

138

menggunakan uangnya untuk investasi di aset tetap seperti emas, tanah, dan bangunan,

sehingga investasi yang produktif akan berkurang dan menyebabkan tidak tercipta

lapangan kerja baru (Sukirno, 2012:339).

Dalam penelitian ini, inflasi dihitung menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK).

Rumus yang dapat digunakan adalah (Fahmi, 2015):

IR = (Indeks Harga Konsumenx

Indeks Harga Konsumenx−1 X 100) − 100

Indeks Harga Konsumen meliputi seluruh biaya dasar yang dibutuhkan seorang

konsumen dalam kebutuhan sehari-hari. Bagi investor yang ingin berinvestasi di suatu

negara dapat menggunakan informasi IHK sebagai salah satu pendukung

rekomendasinya.

Profitabilitas

Return On Assets (ROA) merupakan salah satu profitability ratio. ROA menunjukan

kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk

menghasilkan laba. Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi

efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva

peruasahaan. Perhitungan besarnya ROA menurut Loen &Ericson (2008) adalah:

ROA =Laba Setelah Pajak

Total Aset X 100%

Semakin besar ROA, berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan

kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar, dan

sebaliknya (Sudana, 2011:22). ROA merupakan rasio profitabilitas yang lebih

diperhatikan oleh Bank Indonesia dibandingkan ROE (Return On Equity) karena lebih

mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya

sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat.

Likuiditas

Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank

dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah

jatuh tempo (Loen dan Ericson, 2008:119). Salah satu dari rasio likuiditas pada bank

adalah LDR (Loan to Deposit Ratio). LDR ialah rasio antara total kredit yang diberikan

bank dengan dana yang dihimpun oleh bank. Menurut Loen dan Ericson(2008), LDR

menunjukan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang

dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya. Semakin tinggi rasio LDR menunjukan semakin rendah kemampuan

likuiditas bank tersebut.

Jika nilai LDR lebih besar sama dengan 110% maka bank tersebut dinilai tidak sehat,

sedangkan jika nilai LDR kurang dari 110% bank tersebut dinilai sehat. Hal ini diatur

oleh Bank Indonesia mengingat fungsi utama bank sebagai lembaga mediasi antara

bank sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Jika nilai LDR terlalu tinggi

memang dianggap likuiditasnya rendah tetapi bank menjalankan fungsinya sebagai

Page 7: Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Amperaningrum

Nyi Mas Rizki Noviyah Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 5, Nomor 2, Februari 2018

139

intermediasi yaitu menyalurkan dana yang telah dihimpun dari masyarakat dalam

bentuk kredit dalam jumlah yang tinggi. Sebaliknya, jika nilai LDR rendah berarti

likuiditas bank tinggi tetapi bank tidak menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik

karena dana yang telah dihimpun dari masyarakat hanya sebagian kecil yang disalurkan

ke masyarakat dalam bentuk kredit. Rumus perhitungan likuiditas dengan proxy Load to

Deposit Ratio menurut Riyadi (2006):

LDR =Total Kredit yang Diberikan

Total DPKX100%

Menurut Riyadi (2006), sumber dana pihak ketiga (DPK) adalah dana yang berasal dari

masyarakat biasa, sedangkan yang berasal dari pasar uang atau pasar modal disebut

dana pihak kedua. Dana pihak ketiga terdiri dari (Riyadi, 2006:79-81):

a. Giro, yaitu simpanan pihak ketiga baik dalam rupiah maupun valuta asing, yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, sarana perintah

pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan,

b. Tabungan, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat

tertentu yang disepakati, tetapi tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro,

dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu,

c. Simpanan berjangka, dapat berupa deposito berjangka, sertifikat deposito, dan

Deposits On Call (DOC) yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut suatu

jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara bank dan pihak ketiga,

d. Setoran jaminan yang disetorkan nasabah kepada pihak bank sebagai jaminan atas

pembukaan L/C (Letter of Credit) yang dimaksudkan dalam rangka kehati-hatian,

sehingga dana ini merupakan sumber dana murah bagi bank yang bersangkutan.

e. Kewajiban segera yang dapat dibayar, yaitu semua kewajiban rupiah yang dapat

ditagih oleh pemiliknya dan harus segera dibayar, misalnya transfer masuk yang

harus dibayar, hasil inkaso keluar yang belum dibayar, dan semua kewajiban bank

kepada Pemerintah Pusat.

Solvabilitas

Solvabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaannya untuk

membayar semua utang-utangnya baik jangka panjang maupun pendek jika perusahaan

tersebut dilikuidasikan (Riyanto, 2013). Salah satu rasio untuk mengukur solvabilitas

bank adalah Debt to Equity Ratio (DER). DER dapat mengukur kemampuan bank untuk

membayar semua utang-utangnya baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan

dana dari modal sendiri (Loen&Ericson, 2008). Formulasi perhitungan Debt to Equity

Ratio (DER) (Loen&Ericson, 2008):

DER =Total Hutang

Total Modal X 100%

Jika nilai Debt to Equity Ratio (DER) rendah maka semakin tinggi kemampuan bank

dalam membayar semua utangnya dengan menggunakan modal sendiri, sedangkan jika

nilai Debt to Equity Ratio (DER) tinggi makan kemampuan bank rendah untuk

membayar semua utangnya dengan modal sendiri.

Dalam penelitian ini peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Page 8: Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Amperaningrum

Nyi Mas Rizki Noviyah Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 5, Nomor 2, Februari 2018

140

H1 : Profitabilitas (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham perbankan

periode 2007-2015.

Seperti yang telah dibahas diatas, salah satu faktor yang menyebabkan pergerakan harga

saham adalah kinerja perusahaannya. Profitabilitas yang diukur dengan nilai Return On

Assets (ROA) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat investor membeli

suatu saham. Jika nilai ROA tinggi maka manajemen perusahaan sangat efektif dalam

mengelola asetnya untuk menghasilkan laba, sedangkan jika nilai ROA rendah maka

perusahaan tidak efektif dalam pengelolaan asetnya untuk menghasilkan laba. Investor

lebih merasa aman jika menginvestasikan dananya di perusahaan yang memiliki ROA

yang tinggi. Jadi jika ROA perusahaan tinggi maka banyak investor yang akan membeli

saham tersebut dan mengakibatkan harga saham perusahaan tersebut meningkat.

H2 : Inflasi mampu secara signifikan memoderasi pengaruh Profitabilitas (ROA)

terhadap harga saham perbankan periode 2007-2015.

Usaha pemerintah untuk mengurangi tingkat inflasi dengan menjalankan kebijakan

moneter adalah dengan menurunkan penawaran uang. Maka Bank Indonesia akan

menaikan suku bunga atau BI Rate. Kenaikan BI Rate akan mempengaruhi tingkat suku

bunga simpanan dan kredit perbankan. Bunga simpanan akan meningkat sehingga

masyarakat akan tertarik untuk menyimpan uang mereka di bank. Hal tersebut akan

meningkatkan cost of fund yang menjadi biaya bank. Sedangkan bunga kredit bank yang

juga meningkat menyebabkan masyarakat menunda keinginannya untuk meminta kredit

pada bank karena bunganya yang mahal. Dan masyarakat yang telah menjalankan

kreditnya yang belum selesai angsurannya akan membayar angsuran yang lebih tinggi.

Sedangkan bunga kredit adalah pendapatan utama sebuah bank.

Maka karena inflasi, bank akan mengalami penurunan laba karena cost of fund yang

meningkat dan kredit yang menurun. Nilai Return On Asset (ROA) secara otomatis akan

ikut menurun. Jika profitabilitas bank menurun, minat investor untuk membeli saham

bank tersebut akan menurun dan cenderung menjual saham bank yang dimilikinya

sehingga pada akhirnya menyebabkan harga saham perbankan menurun.

H3 : Likuiditas (LDR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham perbankan

periode 2007-2015.

Menurut Riyanto (2013:33), likuiditas perusahaan lebih penting daripada solvabilitas

perusahaan. Perusahaan yang insolvabel tetapi likuid tidak segera akan menghadapi

kesulitan finansial, mereka masih bisa menghadapi tagihan-tagihan dari krediturnya dan

dapat beroperasi dengan baik, dan juga mereka masih mempunyai waktu untuk

memperbaiki solvabilitasnya. Sedangkan pada perusahaan ilikuid akan segera

menghadapi kesulitan finansial yang akan mengganggu kegiatan operasi perusahaan.

Investor menginginkan rasa aman dalam berinvestasi. Investor akan merasa tidak aman

jika berinvestasi di perusahaan yang tidak likuid dan mengalami kesulitan finansial

yang dapat mengganggu kegiatan operasional dan akan mempengaruhi laba perusahaan.

Semakin rendah nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) sebuah bank maka semakin tinggi

likuiditasnya, maka banyak investor yang akan membeli saham bank tersebut dan harga

saham bank akan meningkat.

Page 9: Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Amperaningrum

Nyi Mas Rizki Noviyah Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 5, Nomor 2, Februari 2018

141

H4 : Inflasi mampu secara signifikan memoderasi pengaruh Likuiditas (LDR)

terhadap harga saham perbankan periode 2007-2015.

Untuk mengendalikan jumlah uang beredar yang terlalu banyak pada saat inflasi, Bank

Indonesia akan menaikan suku bunga atau BI Rate. Kenaikan BI Rate akan

mempengaruhi tingkat suku bunga simpanan dan kredit perbankan. Bunga simpanan

akan meningkat sehingga masyarakat akan tertarik untuk menyimpan uang mereka di

bank. Sedangkan bunga kredit bank yang juga meningkat menyebabkan masyarakat

menunda keinginannya untuk meminta kredit pada bank karena bunganya yang mahal.

Karena adanya inflasi, bank akan mengalami kesulitan untuk menyalurkan dana yang

telah dihimpun dari masyarat dalam bentuk kredit. Sedangkan bunga simpanan yang

tinggi menyebabkan tingginya dana pihak ketiga yang dimiliki bank. Meningkatnya

tingkat dana pihak ketiga dengan jumlah kredit yang tetap mengakibatkan rendahnya

nilai Loan to Deposit Ratio (LDR), yang berarti likuiditas bank tersebut adalah tinggi.

Saham bank yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi akan meningkatkan minat

investor untuk membeli saham tersebut karena investor merasa aman atas investasi yang

dilakukannya. Hal tersebut akhirnya akan meningkatkan harga saham perbankan.

H5 : Solvabilitas (DER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham perbankan

periode 2007-2015.

Investor lebih tertarik membeli saham bank dengan nilai Debt to Equity Ratio (DER)

yang rendah karena risiko keuangannya juga kecil. Jadi semakin rendah nilai DER maka

semakin banyak investor yang ingin membeli saham tersebut dan akan meningkatkan

harga saham. Sedangkan jika nilai DER tinggi maka berati risiko keuangan tinggi yang

akan menurunkan harga saham perbankan.

H6 : Inflasi mampu secara signifikan memoderasi pengaruh Solvabilitas (DER)

terhadap harga saham perbankan periode 2007-2015.

Usaha pemerintah untuk mengurangi tingkat inflasi dengan menjalankan kebijakan

moneter adalah dengan menurunkan penawaran uang. Maka Bank Indonesia akan

menaikan suku bunga atau BI Rate. Kenaikan BI Rate akan mempengaruhi tingkat suku

bunga simpanan dan kredit perbankan. Bunga simpanan akan meningkat sehingga

masyarakat akan tertarik untuk menyimpan uang mereka di bank. Simpanan masyarakat

di bank menjadi utang bagi bank, sehingga hutang bank semakin meningkat dan nilai

Debt to Equity Ratio (DER) akan tinggi. Jika nilai DER tinggi maka risiko keuangan

tinggi dan akan menurunkan harga saham perbankan karena investor ingin berinvestasi

pada perusahaan yang memiliki risiko keuangan yang rendah.

Page 10: Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Amperaningrum

Nyi Mas Rizki Noviyah Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 5, Nomor 2, Februari 2018

142

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

H1 H2 H3 H4 H5 H6

Metode Penelitian

Didasarkan pada tujuan penelitian ini maka jenis penelitian yang digunakan adalah

metode deskriptif kausal. Populasi dalam penelitian ini mencakup bank yang listing di

Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007 - 2015. Agar peneliti mendapatkan

sampel yang sesuai dengan yang diinginkan peneliti, maka sampel yang digunakan

harus memenuhi criteria yang disesuaikan dengan tujuan dari penelitian ini. Kriteria

sampel dalam penelitian ini sebagai berikut: 1)Bank yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2007-2015; 2)Bank yang bertahan dan selalu tercatat di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007-2015; 3)Bank yang mempublikasikan

laporan keuangan triwulan lengkap periode 2007-2015. Berdasarkan kriteria sampel

yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 7 (tiga) bank yang memenuhi kriteria

yaitu: Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (Pesero) Tbk (BBRI)

dan Bank Mandiri Tbk (BMRI), Bank Damnamon Indonesia Tbk (BDMN), Bank

Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Bank OCBC NISP Tbk. (NISP), dan Bank

Permata Tbk. (BNLI). Metode analisis data menggunakan analisis regresi data panel

dan Moderated Regression Analysis (MRA.

Hasil dan Pembahasan

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas pada peneitian ini menggunakan histogram residual dan uji Jarque-Bera.

Hasil olah data yang diperoleh dari eViews 6.0 adalah nilai Jarque-Bera yang kurang

dari dua atau tidak signifikan, maka berdistribusi normal. Selain itu dari probabilitas

yang lebih besar dari alpha lima persen maka data berdistribusi normal.

Uji Multikolinieritas

Dalam penelitian ini peneliti melakukan uji correlation dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya multikolinieritas dengan menggunakan matriks korelasi.Hasil yang didapat

dati perhitungan eViews 6.0 adalah semua variabel memiliki korelasi dibawah 0,8. Hal

ini menyatakan bahwa model regresi ini tidak dapat terdapat multikolinieritas.

Profitabilitas

(ROA)

Likuiditas

(LDR)

Solvabilitas

(DER)

Inflasi

(IHK)

Harga Saham

Perbankan

Page 11: Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Amperaningrum

Nyi Mas Rizki Noviyah Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 5, Nomor 2, Februari 2018

143

Setelah dilakukan uji asumsi klasik untuk menguji kelayakan data dan dilakukan uji

regresi data panel dengan menggunakan software Eviews, maka terpilih metode yang

paling tepat dari berbagai model dari penelitian ini:

Model I :HSit = βoi+ β1ROAit+ eit

Metode yang tepat untuk model I adalah Hasil regresi dengan menggunakan model fixed

effect sebagai berikut:

Tabel 1 Perhitungan Estimasi Fixed Effect (GLS)

Variable Coef. Std. Error t-Statistic Prob.

C 7.5085 0.1228 61.124 0.0000

ROA? 0.2174 0.0415 5.2337 0.0000

Sumber: data diolah (2016)

Hasil uji t statistik dalam penelitian ini adalah variabel profitabilitas (ROA) thitung =

5.233743 pada alpha lima persen dengan df= 235 mendapatkan ttabel = 1,97011. karena

nilai | t hitung | > | t tabel | pada alpha lima persen, maka H1 diterima. Kemudian untuk nilai

p-value mendapatkan hasil 0.0000 yang lebih kecil dari alpha lima persen. Maka dapat

disimpulkan bahwa untuk variabel profitabilitas (ROA) berpengaruh positif signifikan

terhadap harga saham perbankan periode 2007-2015.

Model II: HSit = βoi + β1ROAit+ β2INFLASIit+ β3ROA*INFLASIit+ eit

Metode yang tepat untuk model II adalah Hasil regresi dengan menggunakan model

fixed effect sebagai berikut:

Tabel 2 Perhitungan Estimasi Fixed Effect (GLS)

Variable Coef. Std. Error t-Statistic Prob.

C 7.8448 0.2263 34.659 0.000

ROA? 0.1743 0.0751 2.3196 0.021

INFLASI? -0.046 0.0278 -1.669 0.097

ROAINFLASI? 0.0044 0.0095 0.4664 0.641

Sumber: data diolah (2016)

Nilai probabilitas koefisien variabel interaksi yaitu ROA*INFLASI adalah 0.6413.

Karena nilai probabilitasnya lebih besar dari tingkat signifikansi alpha 0.05 maka inflasi

tidak memoderasi pengaruh antara profitabilitas (ROA) dan harga saham perbankan

periode 2007-2015.

Model III : HSit = βoi+ β1LDRit+ eit

Metode yang tepat untuk model III adalah Hasil regresi dengan menggunakan model

fixed effect sebagai berikut:

Page 12: Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Amperaningrum

Nyi Mas Rizki Noviyah Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 5, Nomor 2, Februari 2018

144

Tabel 3 Perhitungan Estimasi Fixed Effect (GLS)

Variable Coef. Std. Error t-Statistic Prob.

C 6.0583 0.1843 32.872 0.000

LDR? 0.0262 0.0023 11.348 0.000

Sumber: data diolah (2016)

Variabel likuiditas (LDR) memiliki thitung = 11.34844 pada alpha lima persen dengan

df= 235 mendapatkan ttabel = 1,97011. karena nilai | t hitung | > | t tabel | pada alpha lima

persen, maka H3 diterima. Kemudian untuk nilai p-value mendapatkan hasil 0.0000

yang lebih kecil dari alpha lima persen. Maka dapat disimpulkan bahwa untuk variabel

likuiditas (LDR) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham perbankan

periode 2007-2015.

Model IV: HSit = βoi + β1LDRit+ β2INFLASIit+ β3LDR*INFLASIit+ eit

Metode yang tepat untuk model IV adalah Hasil regresi dengan menggunakan model

Random Effect sebagai berikut:

Tabel 4 Perhitungan Estimasi Random Effect

Variable Coef. Std. Error t-Statistic Prob.

C 7.2049 0.4210 17.113 0.000

LDR? 0.0156 0.0047 3.2915 0.001

INFLASI? -0.180 0.0506 -3.567 0.000

LDRINFLASI? 0.0017 0.0006 2.5802 0.01

Sumber: data diolah (2016)

Nilai probabilitas koefisien variabel interaksi yaitu LDR*INFLASI adalah 0.0105.

Karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha 0.05 maka inflasi

memoderasi pengaruh antara likuiditas (LDR) dan harga saham perbankan periode

2007-2015.

Model V : HSit = βoi+ β1DERit+ eit

Metode yang tepat untuk model V adalah Hasil regresi dengan menggunakan model

Random Effect sebagai berikut:

Tabel 5 Perhitungan Estimasi Random Effect

Variable Coef. Std. Error t-Statistic Prob.

C 9.6535 0.3336 28.941 0.000

DER? -0.002 0.0002 -12.02 0.000

Sumber: data diolah (2016)

Variabel solvabilitas (DER) memilikini nilai thitung = -12.02128 pada alpha lima persen

dengan df= 235 mendapatkan ttabel = 1,97011. karena nilai | t hitung | > | t tabel | pada alpha

lima persen, maka H5 diterima. Kemudian untuk nilai p-value mendapatkan hasil 0.0000

yang lebih kecil dari alpha lima persen. Maka dapat disimpulkan bahwa untuk variabel

Page 13: Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Amperaningrum

Nyi Mas Rizki Noviyah Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 5, Nomor 2, Februari 2018

145

solvabilitas (DER) berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham perbankan

periode 2007-2015.

Model VI: HSit = βoi + β1DERit+ β2INFLASIit+ β3DER*INFLASIit+ eit

Metode yang tepat untuk model IV adalah Hasil regresi dengan menggunakan model

Random Effect sebagai berikut:

Tabel 6 Perhitungan Estimasi Random Effect

Variable Coef. Std. Error t-Statistic Prob.

C 8.5521 0.4563 18.742 0.000

DER? -0.001 0.0004 -1.155 0.250

INFLASI? 0.1638 0.0447 3.6657 0.000

DERINFLASI? -0.001 0.0000 -4.474 0.000

Sumber: data diolah (2016)

Nilai probabilitas koefisien variabel interaksi yaitu DER*INFLASI adalah 0.000.

Karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha 0.05 maka inflasi

memoderasi pengaruh antara solvabilitas (DER) dan harga saham perbankan periode

2007-2015.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Profitabilitas (ROA) Terhadap Harga Saham Perbankan

Pada penelitian ini profitabilitas (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap harga

saham perbankan. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa profitabilitas (ROA)

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat investor membeli suatu saham.

Jika nilai ROA tinggi maka manajemen perusahaan sangat efektif dalam mengelola

asetnya untuk menghasilkan laba, sedangkan jika nilai ROA rendah maka perusahaan

tidak efektif dalam pengelolaan asetnya untuk menghasilkan laba. Investor lebih merasa

aman jika menginvestasikan dananya di perusahaan yang memiliki ROA yang tinggi.

Jadi jika ROA perusahaan tinggi maka banyak investor yang akan membeli saham

tersebut dan mengakibatkan harga saham perusahaan tersebut meningkat.

Pengaruh Inflasi dalam Memoderasi Pengaruh Profitabilitas (ROA) Terhadap

Harga Saham Perbankan

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa inflasi tidak memoderasi pengaruh profitabilitas

(ROA) dan harga saham perbankan. Semakin tinggi inflasi maka suku bunga BI juga

akan meningkat yang mengakibatkan naiknya tingkat suku bunga pinjaman dan

simpanan pada bank. Naiknya tingkat suku bunga diharapkan dapat menarik para

nasabah untuk menyimpan dananya di bank karena bunga yang didapat tinggi. Namun

hal tersebut akan membuat biaya operasinal bank semakin meningkat karena bank akan

memiliki aset dari dana yang mahal.

Pengaruh Likuiditas (LDR) Terhadap Harga Saham Perbankan

Pada penelitian ini menyatakan bahwa likuiditas (LDR) memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap harga saham perbankan. Investor menginginkan rasa aman dalam

Page 14: Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Amperaningrum

Nyi Mas Rizki Noviyah Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 5, Nomor 2, Februari 2018

146

berinvestasi. Investor akan merasa tidak aman jika berinvestasi di perusahaan yang tidak

likuid dan mengalami kesulitan finansial yang dapat mengganggu kegiatan operasional

dan akan mempengaruhi laba perusahaan. Semakin rendah nilai Loan to Deposit Ratio

(LDR) sebuah bank maka semakin tinggi likuiditasnya, maka banyak investor yang

akan membeli saham bank tersebut dan harga saham bank akan meningkat. Tetapi jika

nilai LDR terlalu tinggi memang dianggap likuiditasnya rendah tetapi bank

menjalankan fungsinya sebagai intermediasi yaitu menyalurkan dana yang telah

dihimpun dari masyarakat dalam bentuk kredit dalam jumlah yang tinggi. Sebaliknya,

jika nilai LDR rendah berarti likuiditas bank tinggi tetapi bank tidak menjalankan fungsi

intermediasinya dengan baik karena dana yang telah dihimpun dari masyarakat hanya

sebagian kecil yang disalurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit. Jika dana yang

disalurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit sedikit maka akan mengurangi laba bank

karena pendapatan terbesar bank berasal dari bunga kreditnya. Sehingga investor akan

tertarik dengan bank yang memiliki LDR tinggi. Tetapi sesuai dengan Surat Edaran

Bank Indonesia No. 15/41/DKMP Tanggal 1 Oktober 2013, yaitu batas atas LDR suatu

bank adalah 92 persen, sedangkan batas bawahnya 78 persen. Maka semakin tinggi

LDR semakin tinggi harga saham perbankan karena meningkatnya minat investor untuk

memburu saham bank tersebut.

Pengaruh Inflasi dalam Memoderasi Pengaruh Likuiditas (LDR) Terhadap Harga

Saham Perbankan

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa inflasi memoderasi pengaruh likuiditas (LDR)

dan harga saham perbankan. Karena adanya inflasi, bank akan mengalami kesulitan

untuk menyalurkan dana yang telah dihimpun dari masyarat dalam bentuk kredit.

Sedangkan bunga simpanan yang tinggi menyebabkan tingginya dana pihak ketiga yang

dimiliki bank. Meningkatnya tingkat dana pihak ketiga dengan jumlah kredit yang tetap

mengakibatkan rendahnya nilai Loan to Deposit Ratio (LDR), yang berarti likuiditas

bank tersebut adalah tinggi. Saham bank yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi

akan meningkatkan minat investor untuk membeli saham tersebut karena investor

merasa aman atas investasi yang dilakukannya. Hal tersebut akhirnya akan

meningkatkan harga saham perbankan.

Pengaruh Solvabilitas (DER) Terhadap Harga Saham Perbankan

Pada penelitian ini solvabilitas (DER) memiliki pengaruh negatif dan signifikan

terhadap harga saham perbankan. Investor lebih tertarik membeli saham bank dengan

nilai Debt to Equity Ratio (DER) yang rendah karena risiko keuangannya juga kecil.

Jadi semakin rendah nilai DER maka semakin banyak investor yang ingin membeli

saham tersebut dan akan meningkatkan harga saham. Sedangkan jika nilai DER tinggi

maka berati risiko keuangan tinggi yang akan menurunkan harga saham perbankan.

Pengaruh Inflasi dalam Memoderasi Pengaruh Solvabilitas (DER) Terhadap

Harga Saham Perbankan

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa inflasi memoderasi pengaruh solvabilitas

(DER) dan harga saham perbankan. Inflasi menyebabkan kenaikan BI Rate yang akan

mempengaruhi tingkat suku bunga simpanan dan kredit perbankan. Bunga simpanan

akan meningkat sehingga masyarakat akan tertarik untuk menyimpan uang mereka di

bank. Simpanan masyarakat di bank menjadi utang bagi bank, sehingga hutang bank

Page 15: Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Amperaningrum

Nyi Mas Rizki Noviyah Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 5, Nomor 2, Februari 2018

147

semakin meningkat dan nilai Debt to Equity Ratio (DER) akan tinggi. Jika nilai DER

tinggi maka risiko keuangan tinggi dan akan menurunkan harga saham perbankan

karena investor ingin berinvestasi pada perusahaan yang memiliki risiko keuangan yang

rendah.

Kesimpulan

Berdasarkan uji hipotesis dalam penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut: 1)

profitabilitas (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham perbankan; 2)

inflasi tidak memoderasi pengaruh profitabilitas (ROA) dan harga saham perbankan.; 3)

likuiditas (LDR) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham

perbankan; 4) inflasi memoderasi pengaruh likuiditas (LDR) dan harga saham

perbankan; 5) solvabilitas (DER) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap

harga saham perbankan; 6) inflasi memoderasi pengaruh solvabilitas (DER) dan harga

saham perbankan.

Dari hasil penelitian ini bank bisa memperhatikan beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham perbankan, pertama bank harus selalu meningkatkan

Return On Assets (ROA) agar harga saham meningkat, kedua bank harus menjaga

likuiditasnya agar harga sahamnya terus meningkat, dan menurunkan nilai Debt to

Equity Ratio (DER) agar risiko menurun dan harga saham meningkat.

Bank juga harus memperhatikan faktor eksternal seperti keadaan ekonomi negaranya,

misalnya pada penelitian ini adalah inflasi. Karena faktor eksternal juga terbukti dapat

mempengaruhi pergerakan harga saham. Apalagi bank sangat sensitif terhadap

kebijakan pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Untuk masyarakat sebagai investor, sebelum memutuskan untuk membeli saham pada

sektor perbankan sebaiknya melihat kinerja bank tersebut. Menurut hasil penelitian ini,

pilihlah saham bank yang memiliki nilai Return On Assets (ROA) yang cenderung

meningkat dengan tingkat likuiditas yang terjaga dalam arti masih dalam batas bawa

dan batas atas yang telah ditentukan BI sebagai syarat menjadi bank yang bekinerja

baik, dan yang terakhir adalah bank yang memiliki nilai Debt to Equity Ratio (DER)

yang rendah agar terhindar dari risiko yang besar.

Daftar Pustaka

Amanda, dan Pratomo. (2013). Analisis Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap

Harga Saham Perbankan yang Terdaftar pada Indeks LQ-45. Jurnal Ekonomi

dan Keuangan. Vol.1, No.3, Februari 2013.

Amperaningrum dan Agung. (2011). Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar

Mata Uang, dan Tingkat Inflasi Terhadap Perubahan Harga Saham Sub Sektor

Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi,

Sastra, Arsitektur, dan Sipil). Vol.4, Oktober 2011. ISSN: 1858-2559. Depok:

Universitas Gunadarma.

Fahmi, Irham. (2015). Manajemen Investasi Teori dan Soal Jawab. Edisi Kedua.

Jakarta: Salemba Empat.

Page 16: Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas ... · dan Werastuti (2013) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Amperaningrum

Nyi Mas Rizki Noviyah Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 5, Nomor 2, Februari 2018

148

Gumanti, Tatang Ary. (2011). Manajemen Investasi Konsep, Teori, dan Aplikasi.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Keown, Martin, dkk. (2010). Manajemen Keuangan Jilid 1. Edisi Kesepuluh. Jakarta:

Indeks.

Kuncoro, Mudrajad. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekoomi. Edisi ketiga.

Jakarta: Erlangga.

Loen, Boy. & Ericson. Sonny. (2008). Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa. Jakarta:

Grasindo.

Munthe. Inge Lengga Sari (2012). Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Debt To Equity

Ratio, dan Long Term Debt to Asset Ratio Terhadap Harga Saham Pada Bank

yang Menurut IFR Earning Scorecard 2010 Nilainy Diatas 6. JEMI, Vol. 3 No.1,

Juni 2012. Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Polii. dkk (2014). Rasio Keuangan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham pada Bank

Umum Swasta Nasional Devisa yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal

EMBA, Vol.2, No.2, Juni 2014. ISSN: 2303-1174. Manado: Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Sam Ratulangi Manado.

Purnamawati dan Werastuti. (2013). Faktor Fundamental Ekonomi Makro Terhadap

Harga Saham LQ45. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol.17, No.2, Mei 2013.

Hal 211-219. Bali: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan

Ganesha.

Riyadi, Selamet. (2006). Banking Assets and Liability Management. Edisi Ketiga.

Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Riyanto, Bambang. (2013). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat.

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Sriyana, Jaka. (2014). Metode Regresi Data Panel (Dilengkapi Analisis Kinerja Bank

Syariah di Indonesia). Edisi Pertama. Yogyakarta: EKONISIA.

Sudana, I Made. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktik. Jakarta:

Erlangga.

Supriyadi, Edi. (2014). SPSS +Amos Statistical Data Analysis. Jakarta: In Media.

Utami. Setyaningsih Sri (2005). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham

(Studi pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Ekonomi dan

Kewirausahaan, Vol.5, No.2, Oktober 2005. Surakarta: Fakultas Ekonomi

UNISRI.

Widarjono, Agus. (2013). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan

Eviews. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Widarjono, Agus. (2015). Analisis Multivariat Terapan. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP

STIM YKPN.

Wjayanti. (2010). Analisis Kinerja Keuangan dan Harga Saham Perbankan Di Bursa

Efek Indonesia (BEI). Journal of Indonesian Applied Economics, Vol. 4, No.1,

Mei 2010. Hal. 71-80. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Winarno, Wing wahyu. (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.

Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.