PENGARUH METODE CTL DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS … · 2019. 8. 2. · adalah kemampuan berpikir...

12
254 PENGARUH METODE CTL DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 114 PALEMBANG Muttia Ratna Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar Pascasarjana UNJ [email protected] Abstract: This study aims to determine the effect of the CTL Method of Problem-Based Learning Technique and Problem Posing Technique and the ability to think logically to the learning outcomes of natural sciences. The study was conducted at the grade IV Elementary School 114 Palembang. The amount of students as many as 32 students. Research design using experiment method with treatment by level 2 x 2. Data analysis is theanalysis of variance of two lanes (ANOVA). The results of this study indicate that (1) There are differences in learning outcomes of natural science between the groups given CTL method of problem-based learning technique and the groups given CTL method of problem posing technique (2) There are interactions between CTL method and the ability to think logically to the learning outcomes of natural science. Keywords: Problem-Based Learning Technique and Problem Posing Technique, Logical Thinking Ability, Learning outcomes. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Metode CTL Masalah Berbasis Teknik Belajar dan Problem Posing Teknik dan kemampuan untuk berpikir logis dengan hasil belajar ilmu alam. Penelitian dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar 114 Palembang. Jumlah siswa sebanyak 32 siswa. Desain penelitian menggunakan metode eksperimen dengan pengobatan oleh tingkat 2 x 2. Analisis data adalah theanalysis varians dua jalur (ANOVA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Ada perbedaan hasil belajar ilmu pengetahuan alam antara kelompok diberikan metode CTL teknik pembelajaran berbasis masalah dan kelompok diberikan metode CTL masalah teknik (2) berpose Ada interaksi antara metode CTL dan kemampuan untuk berpikir logis dengan hasil belajar ilmu pengetahuan alam. Kata kunci: Problem-based learning, teknik dan problem posing teknik, logical thinking kemampuan, hasil belajar. Pada abad ke-21 terbentuklah paradigma baru di tengah-tengah masyarakat yang lebih dikenal dengan era globalisasi, antara lain dengan terjadinya perubahan-perubahan yang serba cepat dan kompleks, baik yang menyangkut perubahan nilai maupun struktur yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Untuk itu bangsa Indonesia perlu dibekali dengan pendidikan yang berorientasi dengan tuntutan abad ke-21. Trilling dan Fadel (2009:48) menunjukkan 3 (tiga) struktur dan komponenyang menjadi subjek inti dari tuntutan abad ke-21 yang disebut dengan The 21 st Century Knowledge-and-Skills Rainbow” seperti pada gambar 1.1 berikut. Gambar 1.1.The 21 st Century Knowledge-and- Skills Rainbow

Transcript of PENGARUH METODE CTL DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS … · 2019. 8. 2. · adalah kemampuan berpikir...

Page 1: PENGARUH METODE CTL DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS … · 2019. 8. 2. · adalah kemampuan berpikir logis (X2). Variabel perlakuan adalah metode CTL yang terdiri atas dua teknik yaitu

254

PENGARUH METODE CTL DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH

DASAR NEGERI 114 PALEMBANG

Muttia RatnaMahasiswa S2 Pendidikan Dasar Pascasarjana UNJ

[email protected]

Abstract: This study aims to determine the effect of the CTL Method of Problem-Based Learning Technique and Problem Posing Technique and the ability to think logically to the learning outcomes of natural sciences. The study was conducted at the grade IV Elementary School 114 Palembang. The amount of students as many as 32 students. Research design using experiment method with treatment by level 2 x 2. Data analysis is theanalysis of variance of two lanes (ANOVA). The results of this study indicate that (1) There are differences in learning outcomes of natural science between the groups given CTL method of problem-based learning technique and the groups given CTL method of problem posing technique (2) There are interactions between CTL method and the ability to think logically to the learning outcomes of natural science.

Keywords: Problem-Based Learning Technique and Problem Posing Technique, Logical Thinking Ability, Learning outcomes.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Metode CTL Masalah Berbasis Teknik Belajar dan Problem Posing Teknik dan kemampuan untuk berpikir logis dengan hasil belajar ilmu alam. Penelitian dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar 114 Palembang. Jumlah siswa sebanyak 32 siswa. Desain penelitian menggunakan metode eksperimen dengan pengobatan oleh tingkat 2 x 2. Analisis data adalah theanalysis varians dua jalur (ANOVA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Ada perbedaan hasil belajar ilmu pengetahuan alam antara kelompok diberikan metode CTL teknik pembelajaran berbasis masalah dan kelompok diberikan metode CTL masalah teknik (2) berpose Ada interaksi antara metode CTL dan kemampuan untuk berpikir logis dengan hasil belajar ilmu pengetahuan alam.

Kata kunci: Problem-based learning, teknik dan problem posing teknik, logical thinking kemampuan, hasil belajar.

Pada abad ke-21 terbentuklah paradigma baru

di tengah-tengah masyarakat yang lebih

dikenal dengan era globalisasi, antara lain

dengan terjadinya perubahan-perubahan yang

serba cepat dan kompleks, baik yang

menyangkut perubahan nilai maupun struktur

yang berkaitan dengan kehidupan manusia.

Untuk itu bangsa Indonesia perlu dibekali

dengan pendidikan yang berorientasi dengan

tuntutan abad ke-21. Trilling dan Fadel

(2009:48) menunjukkan 3 (tiga) struktur dan

komponenyang menjadi subjek inti dari

tuntutan abad ke-21 yang disebut dengan

“The 21st Century Knowledge-and-Skills

Rainbow” seperti pada gambar 1.1 berikut.

Gambar 1.1.The 21st Century Knowledge-and-Skills Rainbow

Page 2: PENGARUH METODE CTL DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS … · 2019. 8. 2. · adalah kemampuan berpikir logis (X2). Variabel perlakuan adalah metode CTL yang terdiri atas dua teknik yaitu

JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 2 Desember 2015

255

Berdasarkan gambar 1.1 di atas dapat

dikatakan bahwa subjek inti dari

pembelajaran abad ke-21 dikelilingi oleh 3

(tiga) set keterampilan yang utama yakni

keterampilan belajar dan inovasi;

keterampilan informasi, media, dan teknologi;

serta keterampilan hidup dan karir. Namun

keterampilan paling utama yang harus

dipenuhi di abad ke-21 adalah keterampilan

belajar dan berinovasi.

Untuk memenuhi tuntutan pembelajaran

abad ke-21 dan tantangan pendidikan

tersebut, maka paradigma pembelajaran

berbasis teaching diubah menjadi

pembelajaran berbasis learning yang

memberikan siswa kesempatan yang lebih

besar untuk menggali pemahamannya

terhadap materi yang diajarkan. Dalam

pendidikan, konteks learning dikonotasikan

sebagai kegiatan belajar dimana pelajar

berperan aktif, bukan hanya pengajar, tetapi

interaksi aktif pelajar dan pengajar memegang

peran sentral dalam proses belajar. Dengan

perubahan paradigma tersebut maka terjadilah

pembelajaran yang bersifat learning how to

learn (belajar bagaimana seharusnya belajar).

Karakteristik perubahan paradigma di atas

sejalan dengan keterampilan proses.

Keterampilan proses memiliki karakteristik

bahwa proses pembelajaran dapat

memberikan pengalaman belajar kepada

siswa, sehingga mereka memiliki berbagai

keterampilan. Di dalam mengaplikasikan

keterampilan proses dalam kegiatan

pembelajaran diharapkan siswa memiliki

kemampuan secara komprehensif seperti

kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk

memenuhi hasil belajar tersebut, seorang guru

dituntut untuk melaksanakan proses

pembelajaran yang mampu mengembangkan

keterampilan berpikir yakni proses saintifik.

Proses saintifik merupakan proses

pembelajaran di mana siswa melakukan

kegiatan pembelajaran yakni mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi, menalar,

dan mengomunikasikan gagasan. Mata

pelajaran yang berelasi dengan pendekatan

saintifikadalah Ilmu Pengetahuan Alam yang

selanjutnya disebut IPA.

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa

pembelajaran di abad ke-21 harus bermakna,

maka begitu pula dalam pembelajaran IPA di

Sekolah Dasar. Untuk membentuk

pembelajaran IPA yang bermakna, maka guru

harus mengetahui ciri dari kondisi

pembelajaran yang bermakna. Glynn dan Duit

(1995:4) menyatakan bahwa ada 5 (lima)

kondisi agar pembelajaran IPA menjadi

bermakna; (1) pengetahuan yang

adadiaktifkan; (2) pengetahuan yang

adaterkait denganpengalaman pendidikan; (3)

motivasi intrinsikdikembangkan; (4)

pengetahuanbarudibangun; dan(5)

Page 3: PENGARUH METODE CTL DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS … · 2019. 8. 2. · adalah kemampuan berpikir logis (X2). Variabel perlakuan adalah metode CTL yang terdiri atas dua teknik yaitu

Metode CTL Dan Kemampuan Berfikir Logis Mutia Ratna

256

pengetahuan baruditerapkan, dievaluasi, dan

direvisi.

Hal senada tentang pembelajaran IPA juga

dikemukakan oleh L.Moller et. al. (2009:49)

Learning is a naturally active mental and social process. When learning in natural context, human interact with their environment and manipulate the objects in that environment, observing the effects of their interventions and constructing their own interpretations of the phenomena and the results of the manipulation and sharing those interpretations with others.

Belajar adalah proses mental dan sosial

yang aktif secara alami. Ketika belajar dalam

konteks alam, manusia berinteraksi dengan

lingkungan mereka dan memanipulasi benda-

benda dilingkungan tersebut, mengamati efek

dari intervensi mereka dan membangun

interpretasi mereka sendiri dari fenomena dan

hasil manipulasi dan berbagi interpretasi

mereka dengan orang lain.

Berdasarkan hasil pengamatan awal yang

dilakukan di SD Negeri 114 Kecamatan Sako

Palembang khususnya di kelas IV guru

memiliki kecenderungan menggunakan

metode pembelajaran konvensional saat

mengajar sehingga siswa cenderung pasif

karena kurang dilibatkan dan hanya menerima

apa yang disampaikan guru. Lebih jauh

dijelaskan bahwa pembelajaran di kelas dititik

beratkan pada penguasaan konsep dan target

pencapaian kurikulum sehingga pembelajaran

di kelas kurang meningkatkan kreativitas

siswa. Padahal esensi pembelajaran IPA di

kelas terletak pada prosesnya sehingga tidak

bisa diajarkan dengan hanya meminta siswa

menghafal konsep melainkan dengan

memahami konsep berdasarkan konteks yang

ada di dalam kehidupan sehari-hari dengan

penyesuaian terhadap materi yang ada di

dalam kurikulum. Dari hasil pengamatan juga

didapatkan temuan bahwa siswa kurang

termotivasi dalam pembelajaran IPA karena

rendahnya minat siswa dalam belajar

kelompok.

Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai

ujian akhir semester mata pelajaran IPA

semester I tahun 2014/2015 siswa kelas IV E

SD Negeri 114 Palembang dari jumlah siswa

sebesar 24 orang, ada 15 orang (62,5%) yang

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dengan nilai rata-rata kelas sebesar

75,2.

Berpijak pada data empiris tentang

observasi proses pembelajaran di SDN 114

Palembang di atas dapat kita tarik benang

merah bahwa guru merupakan aktor penting

dalam skenario belajar mengajar. Guru harus

mampu menyelenggarakan pendidikan

dengan berorientasi pada aktivitas siswa

dalam menemukan dan menetapkan makna

secara mandiri sehingga proses pembelajaran

akan mampu membentuk kemampuan

Page 4: PENGARUH METODE CTL DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS … · 2019. 8. 2. · adalah kemampuan berpikir logis (X2). Variabel perlakuan adalah metode CTL yang terdiri atas dua teknik yaitu

JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 2 Desember 2015

257

berpikir tingkat tinggi pada diri siswa. Untuk

itu diperlukan sebuah transformasi metode

belajar yang berbasis aktivitas siswa. Salah

satu metode pembelajaranyang berorientasi

pada abad ke-21 adalah Metode Pembelajaran

Kontekstual / Contextual Teaching and

Learning (CTL).

Metode CTL merupakan metode

pembelajaran yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya

dengan situasi dunia nyata dan mendorong

peserta didik membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dan

penerapannya dalam kehidupan mereka

sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Dengan penerapan metode CTL di ruang

kelas, maka pembelajaran akan menjadi lebih

bermakna sehingga muatan materi akan

bertahan lama dalam diri siswa. Dalam

aplikasinya, menurut Johnson (2007:310) ada

beragam teknik yang bisa diterapkan dalam

metode CTL di antaranya adalah teknik

Problem Based Learning (PBL) /

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dan

teknik Problem Posing / Pengajuan Masalah.

Menurut Arrends yang dikutip oleh

Hosnan (2014:295), Problem Based Learning

(PBL) adalah teknik pembelajaran dengan

pendekatan pembelajaran peserta didik pada

masalah autentik sehingga peserta didik dapat

menyusun pengetahuannya sendiri,

menumbuh-kembangkan keterampilan yang

lebih tinggi, memandirikan peserta didik dan

meningkatkan kepercayaan diri sendiri.

Masalah yang diangkat dari PBL merupakan

masalah yang dekat dengan kehidupan peserta

didik (real problem) sehingga memotivasi

peserta didik untuk memikirkan jalan keluar

dari masalah tersebutdan meningkatkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam

situasi yang berorientasi pada masalah

termasuk cara bagaimana belajar.

Berbeda dengan PBL, teknik Problem

Posing atau biasa disebut Pengajuan Masalah

merupakan salah satu teknik pembelajaran

yang awalnya dikembangkan untuk mata

pelajaran Matematika namun berkembang

seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan

karena tidak hanya Matematika yang

membutuhkan beragam pengajuan dan

pemecahan masalah dalam penerapannya,

melainkan juga ilmu-ilmu lain termasuk mata

pelajaran IPA.

Pendekatan saintifik pada mata pelajaran

IPA, kita akan menemukan istilah menalar.

Menurut Stenberg (2012:462), penalaran

adalah proses berpikir yang logis dan

sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat

diamati untuk memperoleh simpulan berupa

pengetahuan. Selama mentransfer peristiwa-

peristiwa khusus ke otak, pengalaman

tersimpan di memori otak kemudian berelasi

dan berinteraksi dengan pengalaman

sebelumnya yang sudah tersedia. Menalar erat

Page 5: PENGARUH METODE CTL DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS … · 2019. 8. 2. · adalah kemampuan berpikir logis (X2). Variabel perlakuan adalah metode CTL yang terdiri atas dua teknik yaitu

Metode CTL Dan Kemampuan Berfikir Logis Mutia Ratna

258

kaitannya dengan proses berpikir logis pada

peserta didik dimana dalam berpikir logis

mereka dilatih untuk menarik sebuah

kesimpulan dari sebuah fakta yang belum

terdefinisi. Untuk itu penanaman kemampuan

berpikir logis tepat bila diterapkan dalam

pendekatan saintifik karena peserta didik

dianjurkan untuk tidak menerima begitu saja

sebuah konsep, melainkan juga harus

menghubungkan fakta-fakta yang terjadi

sehingga mampu mengonstruksikan fakta

serta mendapatkan pengetahuan dan

kesimpulan yang tepat.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode eksperimen dengan

rancangan desain Treatment by level 2 x 2.

Metode eksperimen dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Metode eksperimen dengan variabel terikat

adalah hasil belajar IPA (Y). Penelitian ini

dilakukan perlakuan (treatment) untuk

mencari pengaruh di antara dua variabel yaitu

variabel perlakuan adalah metode

pembelajaran (X1) dan variabel moderator

adalah kemampuan berpikir logis (X2).

Variabel perlakuan adalah metode CTL yang

terdiri atas dua teknik yaitu teknik Problem

Based Learning dan Problem Posing (X1).

Variabel moderator adalah kemampuan

berpikir logis ada dua yaitu kemampuan

berpikir logis tinggi dan kemampuan berpikir

logis rendah (X2).

Percobaan dilakukan pada dua

kelompok siswa yakni kelompok berpikir

logis tinggi dan kelompok berpikir logis

rendah mendapat perlakuan dengan

pemberian metode CTL teknik Problem

Based Learning dan kelompok berpikir logis

tinggi dan kelompok berpikir logis rendah

mendapat perlakuan dengan pemberian

metode CTL teknik Problem Posing. Adapun

rancangan dalam penelitian ini terlihat pada

Tabel 1 sebagai berikut.

Metode CTL (A)

KemampuanBerpikir Logis (B)

Metode CTL

Teknik Problem Based

Learning (A1)

Metode CTL

Teknik Problem Posing

(A2)

Tinggi (B1) A1B1 A2B1

Rendah (B2) A1B2 A2B2

Tabel 1. Rancangan Treatment by level

2 x 2

Oliver (2013:128) mengemukakan

pengertian sampel secara sederhana sebagai

bagian dari seluruh jumlah populasi yang

diambil dari populasi dengan cara sedemikian

rupa sehingga dapat dianggap mewakili

seluruh anggota populasi. Teknik penarikan

sampel dalam penelitian ini menggunakan

cluster simple random sampling yakni cara

pengambilan sampel dari anggota populasi

Page 6: PENGARUH METODE CTL DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS … · 2019. 8. 2. · adalah kemampuan berpikir logis (X2). Variabel perlakuan adalah metode CTL yang terdiri atas dua teknik yaitu

JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 2 Desember 2015

259

dengan cara acak tanpa memperhatikan strata

9tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.

Selanjutnya pada tes kemampuan berpikir

logis ditentukan kelompok atas dan kelompok

bawah. Siswa dikategorikan ke dalam

kelompok berpikir logis tinggi apabila skor

berada pada rentang 27% skor tertinggi.

Kemudian siswa dikategorikan ke dalam

kelompok berpikir logis rendah apabila skor

berada pada rentang 27% skor terendah. Maka

didapatkan 27% x 32 = 8 sampel untuk setiap

kelompok.

HASIL

Perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok yang diberikan metode CTL teknik Problem Based Learning dan kelompok yang diberikan metode CTL teknik Problem Posing

Berdasarkan hasil analisis varians

(ANAVA) pada taraf signifikan α = 0,05,

didapat Fhitung = 4,93 > Ftabel = 4,15. Dengan

demikian Fo>Ft, sehingga H0 ditolak,

sehingga dapat disimpulkan bahwa secara

keseluruhan terdapat perbedaan pengaruh

yang signifikan antara kelompok siswa yang

diberikan metode CTL Teknik Problem Based

Learning dengan kelompok siswa yang

diberikan metode CTL Teknik Problem

Posing terhadap hasil belajar IPA. Oleh

karena itu, hasil belajar IPA yang diberikan

metode CTL teknik Problem Based Learning

( X =81 dan s = 8,453) lebih baik secara nyata

dibandingkan dengan yang diberikan metode

CTL teknik Problem Posing ( X = 75 dan s =

7,659).

1. Interaksi Metode CTL dan Kemampuan Berpikir Logis terhadap Hasil Belajar IPA (INT A X B)

Hasil perhitungan ANAVA dapat

diketahui bahwa nilai hasil pengujian

hipotesis kedua yang disajikan dalam tabel

ANAVA pada baris interaksi A X B

menunjukkan bahwa H0 ditolak berdasarkan

nilai Fhitung = 6,89 > Ftabel (0,05) = 4,15 dengan

demikian dapat diambil keputusan bahwa

terdapat pengaruh interaksi yang signifikan

antara metode CTL dan kemampuan berpikir

logis terhadap hasil belajar IPA.

Data hasil penelitian, diperoleh skor rata-

rata hasil belajar IPA antara kelompok siswa

yang memiliki kemampuan berpikir logis

tinggi yang diberikan metode CTL teknik

Problem Based Learning adalah sebesar 87

dan kelompok siswa yang memiliki

kemampuan berpikir logis rendah yang

diberikan metode CTL teknik Problem

Posing Learning adalah sebesar 74,5. Untuk

skor rata-rata hasil belajar IPA antara

kelompok siswa yang memiliki kemampuan

berpikir logis tinggi yang tinggi yang

diberikan metode CTL teknik Problem Based

Learning adalah sebesar 75 dan kelompok

siswa yang memiliki kemampuan berpikir

Page 7: PENGARUH METODE CTL DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS … · 2019. 8. 2. · adalah kemampuan berpikir logis (X2). Variabel perlakuan adalah metode CTL yang terdiri atas dua teknik yaitu

Metode CTL Dan Kemampuan Berfikir Logis Mutia Ratna

260

logis rendah yang diberikan metode CTL

teknik Problem Posing adalah sebesar 75,5.

2. Pada kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi, terdapa perbedaan Hasil Belajar IPA Kelompok siswa yang belajar dengan Metode CTL Teknik Problem Based Learning dengan Kelompok Siswa yang Belajar dengan Metode CTL Teknik Problem Posing.

Perhitungan analisis varians tahap lanjut

dengan Uji Tukey adalah untuk

membandingkan kelompok yang memiliki

kemampuan berpikir logis tinggi yang

diberikan metode CTL teknik Problem Based

Learning dan yang diberikan metode CTL

teknik Probem Posing. Perhitungan Uji

Tukey A1B1> A2B1 = Qhitung = 10,10 >

Qtabel0,05:4:8 = 4,07 atau Qhitung> Qtabel pada

taraf signifikan α = 0,05, dengan demikian H0

ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

Sehingga dapat ditafsirkan hasil belajar IPA

antara kelompok siswa yang diberikan metode

CTL teknik Problem Based Learning lebih

tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa

yang diberikan metode CTL teknik Problem

Posing.

Oleh karena itu, bagi siswa yang

memiliki kemampuan berpikir logis tinggi

yang diberikan metode CTL Teknik Problem

Based Learning ( X = 87 dan s = 5,952) lebih

tinggi secara nyata dibandingkan yang

diberikan metode CTL teknik Problem

Posing ( X = 74,5 dan s = 7,690).

3. Pada kelompok yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah, terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang diberikan metode CTL teknik Problem Based Learning dan kelompok siswa yang diberikan metode CTL teknik Problem Posing (A1B2& A2B2)

Perhitungan analisis varians tahap lanjut

dengan Uji Tukey adalah untuk

membandingkan kelompok yang memiliki

kemampuan berpikir logis rendah yang

diberikan metode CTL teknik Problem Based

Learning dan yang diberikan metode CTL

teknik Problem Posing. Perhitungan Uji

Tukey A1B2< A2B2 = Qhitung = -0,40 lebih

kecil daripada Qtabel0,05:4:8 = 4,07 atau Qhitung<

Qtabel pada taraf signifikan α = 0,05, dengan

demikian H0 ditolak dan hipotesis alternatif

diterima. Sehingga dapat ditafsirkan hasil

belajar IPA antara kelompok siswa yang

diberikan metode CTL teknik Problem Based

Learning lebih rendah dibandingkan dengan

kelompok siswa yang dibeirkan metode CTL

teknik Problem Posing.

Oleh karena itu, bagi siswa yang

memiliki kemampuan berpikir logis rendah

yang diberikan metode CTL teknik Problem

Based Learning ( X = 75 dan s = 5,952) lebih

rendah secara nyata dibandingkan yang

Page 8: PENGARUH METODE CTL DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS … · 2019. 8. 2. · adalah kemampuan berpikir logis (X2). Variabel perlakuan adalah metode CTL yang terdiri atas dua teknik yaitu

JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 2 Desember 2015

261

diberikan metode CTL teknik Problem

Posing ( X = 75,5 dan s = 8,124).

PEMBAHASAN

1. Perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok yang diberikan metode CTL Teknik Problem Based Learning dan kelompok yang diberikan metode CTL Teknik Problem Posing

Hasil penelitian diperkuat dengan

pendapat Arrends (2012:396) yang

mengatakan bahwa siswa belajar

mengonstruksi pengetahuannya melalui

interaksi dengan lingkungannya. Teknik PBL

dapat membuat siswa belajar melalui upaya

penyelesaian dunia nyata secara terstruktur

untuk mengonstruksi pengetahuan siswa.

Pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif

melakukan penyelidikan dalam

menyelesaikan permasalahan dan guru

berperan sebagai fasilitator atau pembimbing.

Pembelajaran akan dapat membentuk

kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher

order thinking skills) dan meningkatkan

kemampuan siswa untuk berpikir kritis.

Dengan berlandaskan objek yang sama

dengan PBL, yaitu sebuah masalah atau

persoalan, Brown dan Walter (2004:12)

mendefinisikan teknik Problem Posing

sebagai teknik pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mengembangkan kecakapan

berpikir siswa karena dalam pembelajaran ini,

siswa dikondisikan untuk menggali informasi

sebanyak-banyaknya dari berbagai literatur,

merumuskan soal atau pertanyaan dari situasi

yang ada, menentukan jawaban atau

pemecahan dari permasalahan yang mereka

buat serta mencari alternatif pemecahannya

secara mandiri. Hal ini berarti hipotesis

penelitian secara keseluruhan adalah terdapat

perbedaan hasil belajar IPA yang diberikan

metode CTL teknik Problem Based Learning

dengan yang diberikan metode CTL teknik

Problem Posing.

2. Interaksi Metode CTL dan

Kemampuan Berpikir Logis terhadap

Hasil Belajar IPA (INT A X B)

Teknik Problem Based Learning (PBL)

mengemuka karena adanya keprihatinan para

praktisi akan rendahnya kemampuan praktis

para calon dokter yang cerdas secara

akademik. Artinya mereka mampu

menguraikan sebuah ilmu dalam bentuk teori

tetapi tidak mampu mempraktekkannya dalam

kehidupan nyata. Untuk itu PBL

dikembangkan menjadi sebuah teknik yang

mampu mengasah keterampilan siswa dalam

mengkaji dan memecahkan masalah

kontekstual dengan menggunakan berbagai

disiplin ilmu. Arrends (2012:398)

menjabarkan 3 (tiga) hasil belajar (outcome)

dari teknik PBLberupa (1) keterampilan

penyelidikan dan mengatasi masalah; (2)

perilaku dan keterampilan sosial sesuai peran

Page 9: PENGARUH METODE CTL DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS … · 2019. 8. 2. · adalah kemampuan berpikir logis (X2). Variabel perlakuan adalah metode CTL yang terdiri atas dua teknik yaitu

Metode CTL Dan Kemampuan Berfikir Logis Mutia Ratna

262

orang dewasa; dan (3) keterampilan untuk

belajar secara mandiri. Dari outcome tersebut

dapat dipastikan bahwa teknik ini mampu

mengembangkan keterampilan berpikir siswa

ke tahap yang lebih tinggi (higher order

thinking skills).

Trianto (2007:67-68) menjelaskan teknik

Problem Posing dengan istilah

pengkonstruksian masalah. Dalam teknik ini,

siswa mengajukan masalah atau soal yang

didasarkan pada situasi yang diberikan oleh

guru. Situasi dalam hal ini bisa berupa

informasi (pernyataan), pertanyaan dan

sebagainya. Tentunya saat mengonstruksi

masalah atau pertanyaan, siswa melakukan

kegiatan berpikir dengan berlandaskan situasi

yang dirancang oleh guru.

Dalam kedua teknik yang telah

dipaparkan di atas, siswa memerlukan

kemampuan berpikir yang mengarah pada

kesimpulan yang benar. Semakin baik proses

berpikir yang dilakukan, maka seseorang

dapat menentukan dengan jelas tindakan apa

yang harus dilakukan. Proses berpikir yang

menghasilkan kesimpulan yang benar disebut

dengan berpikir logis. Di dalam berpikir

logis, terdapat 3 (tiga) komponen yang harus

ada meliputi (1) pengertian (concept), (2)

keputusan (decision), (3) penalaran

(reasoning). Ketiga komponen dalam berpikir

logis tersebut bisa diwujudkan melalui dua

cara yakni melalui teknik deduktif dan

induktif. Keduanya merupakan teknik

bernalar yang sama-sama menghasilkan

keputusan. Hal ini berarti hipotesis penelitian

terdapat interaksi antara metode CTL dengan

kemampuan berpikir logis terhadap hasil

belajar IPA.

3. Pada kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi, terdapa perbedaan Hasil Belajar IPA Kelompok siswa yang belajar dengan Metode CTL Teknik Problem Based Learning dengan Kelompok Siswa yang Belajar dengan Metode CTL Teknik Problem Posing.

Hasil penelitian didukung dengan

adanya pendapat Langen dan Welsh

(2006)yang menjelaskan bahwa teknik

Problem Based Learning memusatkan

perhatian pada masalah yang terjadi dan dekat

dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Kebermaknaan belajar merupakan ciri dari

teknik pembelajaran ini. Karena siswa

dituntut untuk berpikir ilmiah dengan cara

bernalar dan memikirkan pemecahan dari

setiap permasalahan melalui penguraian

pilihan-pilihan pemecahan masalah, sehingga

dihasilkan sebuah kesimpulan yang benar.

Sementara Problem Posing

merupakan teknik dalam metode

pembelajaran kontekstual yang bertujuan

untuk memandirikan siswa dengan jalan

mengonstruksi masalah lalu kemudian

memecahkannya. Sebelum siswa

mengonstruksi masalah, guru menguraikan

Page 10: PENGARUH METODE CTL DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS … · 2019. 8. 2. · adalah kemampuan berpikir logis (X2). Variabel perlakuan adalah metode CTL yang terdiri atas dua teknik yaitu

JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 2 Desember 2015

263

terlebih dahulu pertanyaan atau pernyataan

yang dapat dijadikan bahan bagi siswa untuk

membuat suatu pertanyaan kembali. Dari

pernyataan di atas, dapat digaris bawahi

bahwa siswa masih diberikan bimbingan dari

guru untuk mengonstruk sebuah masalah dan

permasalahan yang diajukan guru bisa jadi

tidak sesuai dengan konteks permasalahan

yang dekat dengan kehidupan siswa.

4. Pada kelompok yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah, terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang diberikan metode CTL teknik Problem Based Learning dan kelompok siswa yang diberikan metode CTL teknik Problem Posing (A1B2& A2B2)

Teknik Problem Based Learning yang

dikembangkan oleh Arrends (2012:396)

mendefinisikan PBL sebagai suatu teknik

pembelajaran yang berpusat pada siswa

(student-centered), mengorganisasikan

kurikulum dengan pembelajaran kontekstual

dalam situasi dan masalah nyata sehari-hari.

Kwan & Somenjelaskan dalam studi

ilmiahnya bahwa pembelajaran dengan teknik

ini membuat siswa menjadi lebih aktif,

terintegrasi antar disiplin ilmu, dan

berhubungan satu dengan yang lain tanpa

terpecah-pecah. Siswa dapat bekerja sama

dalam kelompok berdiskusi dengan tanggung

jawab untuk belajar bersama dalam prosesnya

dapat membangun kemampuan berpikir dan

keterampilan memecahkan masalah serta

keterampilan untuk berkolaborasi bagi siswa.

Karena siswa dituntut untuk berpikir ilmiah

dengan cara bernalar dan memikirkan

pemecahan dari setiap permasalahan melalui

penguraian pilihan-pilihan pemecahan

masalah, sehingga dihasilkan sebuah

kesimpulan yang benar. Kesimpulan yang

didapat dari sebuah pemikiran dan

pengamatan akan menghasilkan sebuah fakta

atau data baru yang bisa dipertanggung

jawabkan kebenarannya.

Sementara Problem Posing merupakan

teknik dalam metode pembelajaran

kontekstual yang bertujuan untuk

memandirikan siswa dengan jalan

mengonstruksi masalah lalu kemudian

memecahkannya. Dengan adanya peran guru

sebagai main role, siswa mengonstruksi

pertanyaan melalui pernyataan dan

pertanyaan yang diajukan guru terlebih

dahuiu.

Kemampuan menalar memang datang dari

sebuah permasalahan atau data yang sudah

diketahui, namun ada baiknya jika data atau

permasalahan tersebut datang secara

kontekstual bukan dengan bimbingan guru.

Sehingga proses pemikiran atau bernalar tidak

sengaja diarahkan menuju kebenaran atau

kesimpulan yang sesungguhnya.

SIMPULAN

Penelitian ini menggunakan metode

eksperimen yang melibatkan variabel bebas,

Page 11: PENGARUH METODE CTL DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS … · 2019. 8. 2. · adalah kemampuan berpikir logis (X2). Variabel perlakuan adalah metode CTL yang terdiri atas dua teknik yaitu

Metode CTL Dan Kemampuan Berfikir Logis Mutia Ratna

264

yaitu metode CTL teknik Problem Based

Learning dan metode CTL teknik Problem

Posing dan kemampuan berpikir logis,

sedangkan sebagai variabel terikatnya adalah

hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri

114 Palembang.

Berdasarkan hasil analisis data, hasil

pengujian hipotesis dan hasil pembahasan

penelitian yang telah diperoleh dijelaskan

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Metode CTL teknik Problem Based

Learning memiliki pengaruh yang lebih

tinggi nilainya dari metode CTL teknik

Problem Posing terhadap hasil belajar

IPA.

2. Terdapat interaksi antara metode CTL

teknik Problem Based Learning dan

metode CTL teknik Problem Posing dan

kemampuan berpikir logis terhadap hasil

belajar IPA.

3. Metode CTL teknik Problem Based

Learning lebih tinggi nilainya dari

metode CTL teknik Problem Posing pada

kelompok siswa yang memiliki

kemampuan berpikir logis tinggi terhadap

hasil belajar IPA.

4. Metode CTL teknik Problem Based

Learning lebih rendah nilainya dari

metode CTL teknik Problem Posing pada

kelompok siswa yang memiliki

kemampuan berpikir logis rendah

terhadap hasil belajar IPA.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I & Ann Klicher. 2010. Teaching for Student Learning: Becoming an Accomplished Teacher. New York: Routledge.

Brown, Stephen I & Marrion I. Walter. 2004. The Art of Problem Posing: Third Edition. New York: Routledge.

Glynn, Shawn M & Reinders Duit, 1995. Learning Science in The Schools. USA: Lawrence.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Moller, Leslie, Jason Bond Huett, & Douglas M. Harvey. 2014. Learning and Instructional Technologies for The 21st

Century. New York: Springer Science-Business Mediarn LLC.

Oliver, Paul. 2013. Writing Your Thesis. Sage Publications Ltd

Setiawan, Ibnu. 2007. Contextual Teaching & Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar dan Bermakna. Bandung: MLC.

Stenberg, Robert & Karin Stenberg, 2002. Cognition. Canada: Wadswoth Cengage Learning.

Tan, Oon Seng. 2003. Problem Based Learning Innovation: Using Problem to Power Learning in The 21st Century. Singapore: Thomson Learning.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Trilling, Bernie & Charles Fadel. 2009. 21st

Century Skills: Learning for Life in Our Times. San Fransisco: Jossey Bass.

Page 12: PENGARUH METODE CTL DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS … · 2019. 8. 2. · adalah kemampuan berpikir logis (X2). Variabel perlakuan adalah metode CTL yang terdiri atas dua teknik yaitu

JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 2 Desember 2015

265

Langen, Tom A. & Rick Welsh, 2006. “Effects of PBL Approach on Attitude Change and Science and Policy Content Knowledge.” Conservation Biology Vol.20 No. 3:600-608, (dikutip darihttp://m.ebscohost.com) diakses tanggal 23 Februari 2015.

Kwan, Tammy & Max So, International Research Group, (dikutip dari http://m.ebscohost.com) diakses tanggal 23 Februari 2015.