Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf ·...

16
Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk Negerl Padang Abstract This research is conducted to obtain empirical evidence that (I) there is an influence of real earning manajement on the firm's value. (ii) Firms value which was practiced real earnings manajemen more than firms was not practiced. The sample used in this research is non financial company that listed in Indonesia Stock Exchange (ISE) that performs income increasing pattern Period 2004 - 2007. Prior to test the hypotheses, the researcher employed regression model. Then, descriptive statistics, one sample t-test, and two independent samples t-test are used to test the research. Hypothetical test results show that real earning manajement is a positive correlation with the firm's value and firms value which was practiced real earnings manajernen more than firms was not practiced. Key words: Real Earnings Manajement, Firms Value, Agency TheoryAbstract 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Ada beberapa cara yang dilakukan oleh manajemen dalam melakukan manajemen laba, diantaranya adalah melalui manipulasi akrual (manajemen laba akrual) dan manlpulasi aktivitas real (manajemen laba real). Perkembangan. penelitian empiris mengenai manajemen laba telah menemukan bahwa manajer telah bergeser dari manajemen laba akrual ke manajemen laba real. Gunny (2005), Graham et al. (2005), Royehowdhury (2006), Zang (2006), Cohen et al. (2008), serta Cohen dan Zarowin (2008) menemukan bahwa manajer sudah bergeser menjauh dari manajemen laba akrual menuju ke manajemen laba real setelah period a Sarbanes-Oxley Aet (SOX). Pergeseran dari manajemen laba akrual ke manajemen laba real ini menurut Royehowdhury (2006) disebabkan karena: pertama, manipulasi akrual kemungkinan besar akan menarik perhatian auditor atau regulatory scrutiny dibanding dengan keputusan- keputusan real, seperti yang dihubungkan dengan penetapan harga dan produksi. Kedua, mengandalkan pada manipulasi akrual saja membawa risiko. Hal ini disebabkan karena jika realisasi akhir tahun yang defisit antara laba yang tidak dimanipulasi dengan target Iaba yang diinginkan melebihi jumlah yang dimungkinkan untuk memanlpulasi akrual setelah akhir perioda fisikal maka laba yang dilaporkan akan turun dari target sehingga strategi berbasis akrual yang digunakan menjadi lemah. Jika target laba yang diinginkan tidak tereapai maka manajer dianggap tidak mempunyai kinerja yang baik sehingga kesempatan mendapatkan kompensasi akan hilang atau bahkan bisa berujung pada pemecatan manajer. Oleh karena itu, melakukan manipulasi melalui aktivitas real. merupakan jalan aman untuk mencapai target laba karena bisa dilakukan disepanjang period a operasi perusahaan sehingga kemungkinan laba kurang dari target bisa ditiadakan. Royehowdhury (2006) menemukan bukti bahwa perusahaan menggunakan berbagai maeam cara manajemen laba real sebagai acuan pelaporan keuangan untuk menghindari pelaporan kerugian tahunan, hasil penelitiannya menemukan bahwa para manajer menyediakan tiga cara yaitu dengan

Transcript of Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf ·...

Page 1: Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf · Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk

Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan

Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk Negerl Padang

Abstract

This research is conducted to obtain empirical evidence that (I) there is an influence of real earning manajement on the firm's value. (ii) Firms value which was practiced real earnings manajemen more than firms was not practiced. The sample used in this research is non financial company that listed in Indonesia Stock Exchange (ISE) that performs income increasing pattern Period 2004 - 2007. Prior to test the hypotheses, the researcher employed regression model. Then, descriptive statistics, one sample t-test, and two independent samples t-test are used to test the research. Hypothetical test results show that real earning manajement is a positive correlation with the firm's value and firms value which was practiced real earnings manajernen more than firms was not practiced.

Key words: Real Earnings Manajement, Firms Value, Agency TheoryAbstract

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Ada beberapa cara yang dilakukan oleh manajemen dalam melakukan manajemen laba, diantaranya adalah melalui manipulasi akrual (manajemen laba akrual) dan manlpulasi aktivitas real (manajemen laba real). Perkembangan. penelitian empiris mengenai manajemen laba telah menemukan bahwa manajer telah bergeser dari manajemen laba akrual ke manajemen laba real. Gunny (2005), Graham et al. (2005), Royehowdhury (2006), Zang (2006), Cohen et al. (2008), serta Cohen dan Zarowin (2008) menemukan bahwa manajer sudah bergeser menjauh dari manajemen laba akrual menuju ke manajemen laba real setelah period a Sarbanes-Oxley Aet (SOX).

Pergeseran dari manajemen laba akrual ke manajemen laba real ini menurut Royehowdhury (2006) disebabkan karena: pertama, manipulasi akrual kemungkinan besar akan menarik perhatian auditor atau regulatory scrutiny dibanding dengan keputusan­keputusan real, seperti yang dihubungkan dengan penetapan harga

dan produksi. Kedua, mengandalkan pada manipulasi akrual saja membawa risiko. Hal ini disebabkan karena jika realisasi akhir tahun yang defisit antara laba yang tidak dimanipulasi dengan target Iaba yang diinginkan melebihi jumlah yang dimungkinkan untuk memanlpulasi akrual setelah akhir perioda fisikal maka laba yang dilaporkan akan turun dari target sehingga strategi berbasis akrual yang digunakan menjadi lemah. Jika target laba yang diinginkan tidak tereapai maka manajer dianggap tidak mempunyai kinerja yang baik sehingga kesempatan mendapatkan kompensasi akan hilang atau bahkan bisa berujung pada pemecatan manajer. Oleh karena itu, melakukan manipulasi melalui aktivitas real. merupakan jalan aman untuk mencapai target laba karena bisa dilakukan disepanjang period a operasi perusahaan sehingga kemungkinan laba kurang dari target bisa ditiadakan.

Royehowdhury (2006) menemukan bukti bahwa perusahaan menggunakan berbagai maeam cara manajemen laba real sebagai acuan pelaporan keuangan untuk menghindari pelaporan kerugian tahunan, hasil penelitiannya menemukan bahwa para manajer menyediakan tiga cara yaitu dengan

Page 2: Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf · Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk

Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan

melakukan diskon-diskon harga untuk menaikkan penjualan sementara, produksi secara besar-besaran untuk menurunkan kos barang terjual dan mengurangi pengeluaran diskresioner untuk memperbaiki margin yang dilaporkan.

Manajemen laba real yang dilakukan oleh manajemen memperlihatkan kinerja jangka pendek perusahaan yang baik namun demikian secara potensial akan menurunkan nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena tindakan yang diambil manajemen untuk meningkatkan lab a tahun sekarang akan mempunyai dampak negatif terhadap terhadap aliran kas masa depan (Roychowdhury 2006). Sebagai contoh, dengan melakukan pemberian diskon-diskon yang berani tahun ini untuk meningkatkan volume menjualan dan mencapai target jangka pendek akan membuat kustomer berharap akan memperoleh diskon-diskon yang sama dimasa yang akan datang, hal tersebut mengiratkan margin yang rendah untuk penjualan masa datang.

Siallangan dan Machfoedz (2006) melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEl perioda 2000-2004 menemukan bahwa kualitas laba yang diukur dengan diskresioner akrual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Rachmawati dan triatmoko (2007) menemukan bahwa manajemen laba akrual tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Herawaty (2008) meneliti pad a perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di BEl perioda 2004-2006 yang menyatakan bahwa manajemen laba akrual berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini mengendikasikan bahwa laba yang berkualitaslah yang akan direspon positif oleh investor sehingga bisa meningkatkan nilai perusahaan. Jika laba tersebut telah dimanipulasi maka kepercaan investor akan berkurang dari pad a laba yang tidak dimanipulasi.

Penelitian ini menarik karena berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya karena menguji dampak langsung dari total manipulasi aktivitas real terhadap nilai perusahaan sedangkan penelitian-penelitian Roychowdhury (2006), Zang (2006), Cohen et al. (2008), Graham hanya baru pada tahap pendeteksian adanya manajemen laba real dan kosekuensinya terhadap arus kas. Penelitian ini memfokuskan pada perusahaan yang melakukan manajemen laba real dengan pola income increasing, karena manajemen laba real yang dilakukan manajer dengan cara menaikkan diskon, memotong pengeluaran diskresioner, ataupun dengan cara mengurangi kos produksi, semuanya mengarah pada satu tujuan yaitu untuk menghindari kerugian atau menghindari penurunan laba. Sehingga kinerja manager kelihatan bagus karena berhasil mencapai target laba yang ditetapkan.

Tidak semua laba yang meningkat itu karena adanya manipulasi oleh manajemen. Peningkatan laba bisa karena memang kinerja operasional perusahaan yang baik. Jika hal ini terjadi peningkatan laba tahun ini tidak akan berdampak terhadap penurunan laba tahun berikutnya sehingga nilai perusahan juga tidak akan turun. Oleh karena itu diduga terjadi perbedaan nilai pasar perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas real dengan perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba real. Hal ini disebabkan baik investor maupun kreditor akan terhadap laba yang dilaporkan oleh manajemen.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh manajemen laba real terhadap nilai perusahaan, serta

60 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 59-74

Page 3: Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf · Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk

Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilal Perusahaan

menunjukkan bukti bahwa perusahaan yang melakukan manajemen real akan memiliki nilai perusahaan yang rendah ~ibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba real walaupun laba perusahaan sama-sama menlngkat.

1.3. Kontribusl Penelltian

Penelitian memberikan kepada:

ini diharapkan dapat kontribusi pemikiran

a. Para pemakai laporan keuangan penelitian ini memberikan masukan untuk lebih berhati-hati akan adanya manajemen laba real yang berdampak pada penurunan nilai perusahaan ke depan, sehingga harus lebih hati­hati dalam mengambil keputusan. Jika tujuan Investor untuk Investasi jangka panjang, adanya manajemen laba real ini sangat berbahaya dibandingkan dengan manajemen laba akrual karena manajemen laba real akan berdampak pada kinerja dan arus kas masa depan dibandingkan sedangkan manajemen laba akrual tidak mempunyai dampak dalam jangka panjang.

b. Bagi regulator agar dapat sebagai pertimbangan dalam pembuat aturan-aturan agar pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusa-haan kepentingannya bisa diselaraskan, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Beberapa peneliti telah menunjukkan bukti empiris bahwa manager beralih menggunakan manajemen laba real, karena regulator kurang memperhatikan jenis manipulasi aktivitas-aktivitas real, maka sudah seharusnya regulator memberikan perhatian pada isu manajemen laba real dengan

mengeluarkan kebijakan atau peraturan-peraturan yang mampu membatasi tindakan manager dalam memanipulasi aktivitas­aktivitas real, seperti peninjauan kembali standar tentang pembebanan kos riset dan pengembangan, peninjauan kembali standar tentang aktivitas sewa guna usaha, yang dapat dijadikan lahan bagi manager untuk melakukan tindakan oportunis.

2. Landasan Teori

2.1. Manajemen laba real

Secara umum manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan. Schiper (1989) mendefinisi manage-men laba adalah suatu intervensi yang disengaja dilakukan untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi pihak tertentu. Healy dan Wahlen (1999) menyatakan manajemen laba terjadi ketika para manajer menggunakan pertimbangan dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk merubah laporan keuangan yang menyesatkan pemegang saham tentang kinerja ekonomik organisasi atau untuk mempengaruhi hasil sesuai dengan kontrak yang tergantung pada angka­angka akuntansi yang dilaporkan.

Perkembangan penelitian empiris mengenai manajemen laba telah menunjukkan manajer telah bergeser dari manajemen laba akrual ke manajemen laba real. Gunny (2005), Graham et al. (2005), Roychowdhury. (2006), Zang (2006), Cohen et al. (2008), serta Cohen dan Zarowin (2008) menemukan bahwa manajer sudah bergeser menjauh dari manajemen laba akrual menuju ke manajemen laba real

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 59-74 61

Page 4: Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf · Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk

Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan

setelah perioda Sarbanes-Oxley Act (SOX).

Pergeseran dari manajemen laba akrual ke manajemen laba real ini menurut Roychowdhury (2006) disebabkan karena:

a. Manipulasi akrual kemungkinan besar akan menarik perhatian auditor atau regulatory scrutiny dibanding dengan keputusan­keputusan real, seperti yang dihubungkan dengan penetapan harga dan produksi.

b. Mengandalkan pada manipulasi akrual saja membawa risiko. Realisasi akhir tahun yang defisit antara laba yang tidak dimanipulasi dengan target laba yang diinginkan dapat melebihi jumlah yang dimungkinkan untuk memanipulasi akrual setelah akhir perioda fiskal. Jika laba yang dilaporkan turun dari target maka strategi berbasis akrual yang digunakan menjadi lemah. Hal ini berarti manajemen tidak akan bisa lagi mencapai target yang diinginkannya, dan jika target yang diinginkan tidak tercapai maka manajer dianggap tidak mempunyai kinerja yang baik atau kesempatan mendapatkan bonus. Oleh karena itu, melakukan manipulasi melalui aktivitas real merupakan jalan aman untuk mencapai target laba karena bisa dilakukan disepanjang perioda operasi perusahaan sehingga kemungkinan laba kurang dari target bisa ditiadakan.

Graham et al. (2005) juga memberikan bukti bahwa para manager menyukai manajemen laba real dibandingkan dengan manajemen laba akrual, karena aktivitas manajemen laba real sulit dibedakan dari keputusan bisnis optimal dan lebih sulit untuk dideteksi, meskipun biaya-biaya yang digunakan dalam

aktivitas tersebut secara ekonomik signifikan bagi perusahaan. Graham, et. al. (2005) juga menemukan bahwa para manajer menyukai manipulasi aktivitas riil, seperti mengurangi pengeluaran diskresioner atau investasi barang modal, dari pada manipulasi akrual sebagai suatu cara untuk mengatur laba. aktivitas manage-men laba real ini secara signifikan berbeda dibanding yang berbasis akrual, manajemen laba real berpengaruh langsung ke arus kas.

Penelitian mengenai manajemen laba real juga dilakukan oleh Chen et al. (2008) menemukan bahwa terjadi penurunan nilai yang signifikan untuk perusahaan yang melakukan manajemen laba real yang menandakan bahwa pasar dapat menduga terjadinya manajemen laba real dengan melakukan pengamatan terhadap abnormal dalam operasi perusahaan setelah pengumuman laba kuartalan. Namun penelitiannya cuma memfokuskan manajemen laba real dengan cara pengurangan pengeluaran kos riset dan pengembangan dan produksi yang berJebihan sehingga tidak menggambarkan dampak manajemen laba real secara menyeluruh terhadap nilai perusahaan.

Untuk menangkap menangkap manajemen laba real peneliti mengikuti teknik untuk manipulasi aktivitas real yang dikemukakan oleh Roychowdhury, (2006) adalah:

a. Manipulasi penjualan

Manajer penjualan akan berusaha menaikkan penjualan selama perioda akuntansi dengan tujuan meningkatkan laba untuk memcapai target laba. Hal ini bisa dilakukan manajer dengan menambah penjualan atau mempercepat penjualan dari perioda mendatang ke perioda sekarang dengan cara menawarkan diskon-diskon yang

62 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 59-74

Page 5: Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf · Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk

Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan

menarik dan berani serta menawarkan jangka waktu kredit yang lebih lunak. Dengan melakukan pemberian diskon­diskon yang berani tahun ini akan meningkatkan volume menjualan sehingga mencapai target jangka pendek dan kinerjanya kelihatan baik serta manajer bisa memperoleh bonus. Tapi pemberian diskon In! akan membuat kus-tumer berharap untuk memperoleh diskon-diskon yang sama dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan laba tahun sekarang namun mempunyai dampak negatif terhadap terhadap aliran kas masadepan.

b. Produksi secara berlebihan

Manajer perusahaan dapat meningkatkan laba dengan melakukan produksi besar-besaran. Produksi dalam skala besar menyebabkan kos overhead tetap dibagi dengan jumlah unit barang yang besar mengakibatkan rata-rata kos per unit dan kos barang terjual menu run. Penurunan kos barang terjual tersebut .akan berdampak pada peningkatan margin operasi. Thomas dan Zhang (2002) dalam Oktorina (2008) juga memenemukan bahwa perusahaan melakukan produksi besar-besaran dengan tujuan untuk meningkatkan laba yang dilaporkan. Namun produksi secara besar-besaran tersebut menimbulkan masalah banyaknya sediaan, sehingga akan menangung kos pengimpanan untuk sediaannya.

c. Pengurangan diskresioner

pengeluaran

Pengeluaran diskresioner yang dapat dikurangi adalah beban

iklan, penelitian dan pengembangan, beban umum penjualan dan administrasi. Mengurangi beban ini tampa pertimbangan yang cermat memang bisa meningkatkan laba perioda berjalan, dan dapat juga meningkatkan aliran kas perioda sekarang, jika perusahaan secara umum membayar biaya seperti itu secara tunai tapi dapat berakibat buruk terhadap laba masa depannya. Oleh karena itu pengurangan pengeluaran diskresioner secara ektensif dari kondisi ekonomik normal merupakan tindakan manajemen laba.

2.2. Nilal Perusahaan

Fama (1978) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006) menyatakan nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Dalam menentukan nilai perusahaan digunakan nilai pasar ekuitas atau equity market value (MEV) dan Tobin's Q. MEV adalah merupakan hasil perkalian antara jumlah sa ham yang beredar dengan harga saham penutupan akhir tahun. Rasio Tobin's Q merupakan salah satu altematif yang digunakan dalam menentukan nilai perusahaan yang dikembangkan oleh Profesor James Tobin. Rasio ini merupakan konsep yang penting karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai pengembalian dari setiap rupiah investasi inkremental. Arti dari rasio-q ini adalah:

a. Jika rasio-q di atas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aset menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan meransang investasi baru karena investor menilai perusahaan tinggi dan mempunyai kinerja baik dan

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 59-74 63

Page 6: Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf · Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk

Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan

dinilai mampu menghasilkan aliran kas yang lebih baik dimasa yang akan datang.

b. Jika rasio-q dibawah satu, investasi dalam aset dinilai rendah oleh pasar. Hal ini akan menyebabkan investor enggan untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut.

Rasio-q merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomik dalam kekuasaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Copeland (2002), Lindenberg dan Ross (1981) yang dikutip oleh Darmawati (2004), menunjukkan bagaimana rasio-q dapat diterapkan pada masing-masing perusahaan. Mereka menemukan bahwa beberapa perusahaan dapat mempertahankan rasio-q yang lebih besar dari satu. Menurut teori ekonomik bahwa rasio-q yang lebih besar dari satu akan menarik aliran sumber daya dan kompetisi baru sampai rasio-q mendekati satu.

3. Pengembangan Hipotesis

3.1. Manajemen Laba Real dan Nilai Perusahaan

Manager sebagai pengelola perusahaan lebih ban yak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik. Oleh karena itu, sebagai pengelola manager berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Akan tetapi informasi yang disampaikan terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Asimetri informasi ini terjadi karena manager lebih superior

dalam menguasai informasi dibanding pihak lain (pemilik atau pemegang saham). Kondisi ini memberikan kesempatan kepada manager untuk bertindak oportunis untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam hal pelaporan keuangan, manager dapat melakukan manajemen laba. Manager sangat perkepentingan terhadap laba karena laba merupakan salah satu parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditur karena mereka menggunakan laba untuk mengevaluasi kine~a manajemen.

Investor dan kreditor menggunakan informasi laba sebagai salah satu informasi untuk menentukan nilai perusahaan. Manajemen laba yang dilakukan manager perusahaan akan mengakibatkan laba yang disajikan tidak menggam-barkan keadaan ekonomik perusahaan yang sebenarnya yang dapat menyesatkan investor dalam menilai perusahaan. Sebagai contoh, manager melakukan manajemen laba dan melaporkan laba padahal sebenarnya perusahaan rugi, laba akan di reaksi oleh pasar sehingga harga pasar naik dan nilai perusahaan meningkat, padahal sebenarnya nilai pasar turun karena kinerja perusahaan tidak baik.

Manajemen laba real yang dilakukan oleh manajemen memperlihatkan kinerja jangka pendek perusahaan yang baik namun demikian secara potensial akan menurunkan nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena tindakan yang diambil manajemen untuk meningkatkan laba tahun sekarang akan mempunyai dampak negatif terhadap kinerja (Iaba) perusahaan perioda berikutnya (Roychowdhury 2006). Kinerja yang turun perioda berikutnya akan mengakibat-kan turunya harga saham perusahaan sehingga nilai perusahaan akan turun. Sebagai contoh, dengan melakukan pemberian diskon-diskon yang berani tahun ini untuk

64 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 59-74

Page 7: Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf · Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk

Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilal Perusahaan

meningkatkan jumlah penjualan dan mencapai target jangka pendek akan membuat kustomer berharap akan memperoleh diskon-diskon yang sama di masa yang akan datang, hal tersebut menyiratkan margin yang rendah untuk penjualan masa datang. Begitu juga untuk produksi secara besar-besaran akan mengakibatkan kelebihan sediaan yang akan menimbulkan penambahan biaya penyimpanan. Hal yang sama juga bisa te~adi untuk pengurangan biaya diskresioner berupa biaya riset dan pengenbangan serta biaya iklan secara ektensif, mengurangi biaya tersebut secara agresif tanpa memperhatikan kondisi ekonomi normal di period a sekarang akan memungkinkan perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba yang lebih baik di masa yang akan datang karena kemarnpuan untuk menghadapi persaingan akan berkurang.

Perusahaan yang. melakukan manajemen laba real akan pempunyai abnormal aliran kas operasi yang dan pengeluaran diskresioner abnormal yang negatif pada perioda tersebut dan mempunyai kos produksi yang abnormal yang positif.

Manajemen laba real merupakan tindakan yang sering dilakukan oleh manajemen karena aktivitas ini tidak menjadi sorotan regulator maupun investor. Namun tindakan ini memberikan suatu dampak negatif yang signifikan pada kine~a operasi masa depan (Gunny, 2005).

Secara potensial manajemen laba real dimotivasi dengan adanya tekanan ataupun dorongan manager untuk menghasilkan laba jangka pendek serta rendahnya fokus manajemen terhadap rencana jangka panjang perusahaan. Dorongan untuk menghasilkan laba jangka pendek akan memicu manajemen untuk bertindak oportunis, sehingga manajemen akan fokus secara

berlebihan pada nilai-nilai ataupun aktivitas-aktivitas yang mempengaruhi laba. Oleh karena itu, jika manager melakukan manajemen laba real tahun sekarang maka laba perusahaan akan meningkat yang akan meningkatkan kinerja perusahaan, jika kinerja perusahaan meningkat harga pasar saham akan meningkat sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Berdasarkan hal di atas hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah:

H1: Manajemen laba real ber-pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

3.2. Nilal Perusahaan yang diduga melakukan manajemen laba real dan Nllal Perusahaan yang dlduga tldak melakukan manaJemen laba real.

Manajemen laba real bertujuan untuk mencapai target laba yang diinginkan oIeh manajer agar kine~anya kelihatan bagus. Namun para investor tidak bisa dibodohi atas informasi laba tersebut. laba yang berkualitaslah yang akan lebih direspon positif oleh investor sehingga nilai perusahaannya juga akan dinilai tinggi, sedangkan laba hasil manipulasi diragukan kualitasnya oleh investor yang canggih. Jika laba tersebut telah dimanipulasi maka kepercaan investor akan berkurang dari pada laba yang tidak dimanipulasi. Oleh karena itu nilai pasar perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas real dengan perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba real akan berbeda dan peneliti menduga perusahaan yang melakukan manajemen laba real nilai perusahaannya akan lebih rendah dari pada perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba real. Oleh karena itu hipotesis 2 dalam penelitian ini adalah:

H2: Nilai perusahaan dari perusahaan yang diduga melakukan manajemen

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 59-74 65

Page 8: Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf · Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk

Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan

laba real lebih rendah dari perusahaan yang tidak diduga melakukan manajemen laba real.

4. Metode Penelitian

4.1. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEl). Sampel penelitian adalah perusahaan nonkeuangan yang terdapat dalam populasi. Metoda pengambilan sam pel adalah penyampelan bersasaran (purposive sampling) dengan kriteria sam pel adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEl selama lima tahun terakhir, yaitu mulai tahun 2003 sampai dengan 2007.

b. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember selama period a pengamatan.

c. Laporan keuangan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

d. Memiliki semua data yang digunakan untuk menghitung variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini seperti untuk menghitung aliran kas abnormal dari kegiatan operasi, kos produksi abnormal, pengeluaran diskresioner abnormal serta untuk menentukan nilai perusahaan.

e. Memiliki komisaris kepemilikan kepemilikan auditor.

data mengenai independen,

institusio-nal, managerial dan

f. Perusahaan yang diestimasi melakukan penaikan laba.

Alasan utama penelitian ini difokuskan pada perusahaan yang melakukan manajemen laba dengan pola penaikan laba adalah karena manajemen laba real yang dilakukan manager dengan cara manipulasi penjualan dengan pemberian diskon-diskon, produksi secara besar-besaran untuk memperkecil kos barang terjual per unit serta mengurangi pengeluaran diskresioner bertujuan untuk menaikkan laba tahun sekarang, menghindari kerugian ataupun menghindari penurunan laba. Oleh karena itu, fenomena manajemen laba real lebih tepat diimplementasikan pada pola penaikan laba.

Untuk menentukan perusahaan­perusahan yang melakukan penaikan laba dilakukan dengan melakukan regresi yaitu laba tahun ini (Nit) yang dideflasi dengan aset total tahun sebelumnya (TAt-1) sebagai variabel dependen dan laba tahun yang lalu (Nit_ 1) yang dideflasi dengan aset total dua tahun yang lalu sebagai variebel independen (TAt.2)" Jika diformulakan' akan tampak sebagai berikut (Ardiyati, 2005):

,\"1. ---,-' - = (!.' -

T_4; ;-1

,\. I. - 1 ,'':/1 .. , .. -.~ - E;:-TA.. __ " ... -

Eror yang terjadi dari persamaan di atas digunakan untuk menentukan apakah perusahaan berada pad a eror positif ataukan pada eror negatif. Jika erornya positif, maka perusahaan diestimasi mengalami kenaikan laba relatif terhadap industri (pola penaikan laba), dan jika eror negatif, maka perusahaan tidak mengalami kenaikan laba (pola penurunan laba). Untuk kepentingan penelitian ini pemilihan sam pel secara ringkas dapat dilihat di tabel 1.

66 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 59-74

Page 9: Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf · Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk

Pengaruh Manajemen laba Real Terhadap Nilal Perusahaan

Tabel1. Pemilihan Sam pel Penelitian

Jumlah PerusahaanITahun Keterangan

2007 2006 2005 2004

Perusahaan yang terdaftar 290 290 290 290 di BEl tahun 2003 ·2007

Perusahaan (50) (50) (50) (50) keuangan

Perusahaan yang datanya tidak lengkapl (77) (77) (77) (77) dinyatakan dalam dolar

Total perusahaan yang 163 163 163 163 dijadikan sampel

Perusahaan yang melakukan 51 80 69 89 income increasing

Total 289 observasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini di peroleh dari database BEl berupa Laporan Tahunan perusahaan yang terdaftar di BEl dan dari ICMD (Indonesia Capital Market Directory).

4.2. Operasional Variabel

4.2.1. Manajemen laba real

Variabel independen dalam penelitian ini adalah manajemen laba real. Proksi yang digunakan untuk manajemen laba real diambil dari penelitian Roychowdhurry (2006) yang

menggunakan tiga proksi yaitu: aliran kas operasi abnormal (AKOABN), kos produksi abnormal (KPABN) dan pengeluaran diskresioner abnormal (OKRABN). Namun untuk menentukan besarnya nilai abnormal darialiran kas operasi, kos produksi dan pengeluaran diskresioner peneliti mengunakan cara yang berbeda dengan model yang digunakan oleh kebanyakan penelitian sebelumnya seperti Roychowdhurry (2006), Bartove dan Cohen (2006) serta Cohen et a/. (2008). Perbadaan peneliti dengan peneliti sebe-Iumnya adalah dalam menentukan nilai normal dari ke tiga proksi tersebut, dalam hal ini peneliti menentukan nilai normalnya dengan menggunakan nilai rata-rata masing-masing proksi untuk setiap perusahaan selama perioda penelitian. Nilai abnormal dari ke tiga proksi tersebut didapatkan dengan cara mengurangi nilai aktual dengan nilai normalnya.

a. AUran kas operasi abnormal (AKOABN)

AKOABN merupakan selisih antara aliran kas operasi aktual (AKOA) yang dengan aliran kas operasi normal. Aliran kas operasi normal merupakan rata­rata dari aliran kas operasi aktual selama perioda pengamatan. Jika aliran kas operasi abnormal bernilai negatif, hal tersebut mengindikasi perusahaan tersebut melakukan manajemen laba real melalui manipulasi penjualan. Untuk mengestimasi aliran kas operasi abnormal, dilakukan dengan cara sebagai berikut:

AKOA .. AKOABN =

Ase( ~-1

)' AKOA;t - Aset: .:-1

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858·3687 hal 59·74 67

Page 10: Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf · Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk

Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan

b. Kos Produksi Abnormal (KPABN)

Kos produksi didefinisi sebagai jumlah kos barang terjual dan perubahan sediaan selama tahun berjalan. Kos produksi abnormal (KPABN) merupakan selisih antara kos produksi aktual (KPA) dengan kos produksi normal. Kos produksi normal dihitung dengan rata-rata dari kos produksi selama perioda penelitian. Perusahaan diduga melakukan manajemen laba real melalui produksi secara berlebihan jika KPABN bernilai positif. Untuk mengestimasi kos produksi abnormal dilakukan dengan cara sebagai berikut:

L KPAi:" Aset:.t_l

KPABN= Aseti.t_l n

c. Pengeluaran Diskresloner Abnormal (PDABN)

Pengeluaran diskresioner abnormal diperoleh dari pengeluaran diskresioner aktual (PDA) dikurang pengeluaran diskresioner normal. Pengeluaran diskresioner normal dihitung dengan rata-rata dari pengeluaran diskresioner normal selama perioda penelitian. Jika PDABN bernilai negatif, hal tersebut mengindikasikan perusahaan tersebut melakukan manajemen laba real melalui pengurangan pengeluran diskresioner. Pengeluaran diskresio-ner abnormal diestimasi dengan persamaan berikut:

PDABN =

Sebagai proksi keseluruhan dari manajemen laba real maka aliran kas operasi abnormal, kos produksi abnormal dan pengeluaran diskresioner abnormal dijumlahkan untuk dapat menangkap efek keseluruhan dari manajemen laba real. Untuk menyamakan arahnya maka kos produksi abnormal dikalikan dengan minus 1 sebelum dijumlahkan. Variabel hasil penambahan proksi manajemen laba real tersebut ini diberimana MlR.

MlR = AKOABN + (KPABN x -1) + PDABN

Untuk membedakan perusahaan yang diduga melakukan manajemen laba real dengan yang tidak melakukan manajemen laba real digunakan variabel dummy yaitu 1 untuk perusahaan yang diduga melakukan manajemen laba real dan 0 untuk perusahaan yang tidak diduga melakukan manajemen laba real. Perusahaan yang diduga melakukan manajemen laba real mempunyai nilai MlRT yang negatif.

4.2.2. Nilai Perusahaan

Varjabel dependen dalam penelitjan inj adalah nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan Tobin's Q yang dihitung dengan menggunakan rumus:

Q=

Keterangan

j\·lVE+ DEBT

TA

Q: Nilai perusahaan

DEBT: (utang lancar - aktiva lancar) + nilai buku sediaan + utang jangka panjang

TA: Total aset

68 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 59-74

Page 11: Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf · Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk

Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan

MVE: Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value), merupakan dari hasil perkalian harga saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun.

4.3. Model Penelitian

Berdasarkan pengembangan hipotesis di atas maka dapat diterapkan model regresisebagaiberikut

Model yang digunakan untuk menguji hipotesis.

4.4. Pengujlan Hlpotesls

Pengujian hip6tesis pertama dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi. Sebelum pengujian hip6tesis dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu. Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata nilai perusahaan antara perusahaan yang diduga melakukan manajemen laba real dengan perusahaan yang tidak diduga melakukan manajemen lab a real melalui. Untuk meyakinkan bahwa nilai rerata terse but signifikan secara statistik maka dilakukan uji beda atau independent sampat t-test.

5. Analisls Data dan Pembahasan

5.1. Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan uji hipotesis maka akan dilihat terlebih dahulu statistik deskriptif setiap variabel yang diuji dalam penelitian ini. Statistik deskriptif

variabel yang menjadi fokus penelitian ini digambarkan pada tabel 2.

Tabel2. Statistik deskriptif

Variabel

Q MLR

N 289 289

Minimum -0,2978 -1,6008

Makslmum 10.9741 2.0814

Mean 1,0922 -0,0178

Devlasi 1,1402 0,3374 Sandar

Tabel 2 di atas memperlihatkan nilai mean dari nilai perusahaan (0) sampel yang diobservasi adalah 1,0922. Nilai tertinggi Q adalah 10,9741 sedangka nilai terendah adalah -0,2978 dengan deviasi standar sebesar 1.1402. Dari data terse but terlihat bahwa nilai terendah 0 perusahaan negatif yang menandakan adanya perusahaan yang asetnya dinilai sangat rendah oleh pasar.

Nilai mean manajemen laba real (MLR) dari sampel yang diobservasi adalah -0,0178. Nilai tertinggi MLR adalah 2,0814 sedangkan nilai terendah adalah -1.6008 dengan deviasi standar sebesar 0,3374. Nilai mean MLR yang bertanda negatif menunjukkan bahwa secara rata-rata sampel yang diobservasi melakukan manajemen laba real dalam bentuk manipulasi penjualan, produksi secara berlebihan dan pengurangan pengeluaran diskresioner dengan tujuan untuk meningkatkan laba perusahaan. Hasil ini konsisten dengan temuan Oktarina dan Hutagaoul (2008) yang memberikan bukti empiris bahwa perusahaan cenderung

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 59-74 69

Page 12: Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf · Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk

Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan

melakukan manipulasi aktivitas real melalui aliran kas kegiatan operasi.

5.2. PenguJian Asumsl Klasik

Pengujian atas hipotesis yang diajukan dalam penelitian 1m menggunakan teknik analisis regresi. Teknik estimasi variabel dependen yang melandasi analisis regresi disebut ordinary least squares (OlS). Menurut Gujarati (2003), terdapat sepuluh asumsi utama yang mendasari model regresi linier klasik dengan menggunakan model OlS. Dari sepuluh asumsi tersebut, terdapat 3 asumsi yang penting untuk diperhatikan, yaitu heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas. Dalam penelitian ini ketiga asumsi tersebut terpenuhi.

5.3. Pembahasan

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi statistis masing-masing variabel independen. Apabila signifikansi statistis (p-value) yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka HO dapat ditolak atau dengan a = 5% variabel independen tersebut berhubungan dengan varia bel dependennya. Ringkasan hasil pengujian regresi dapat dilihat pada Tabel 3. Hipotesis 1 menguji pengaruh manajemen laba real (MLR) terhadap nilai perusahaan secara langsung. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H 1: Manajemen laba real berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Tabel 3 untuk model 1 digunakan untuk menguji hipotesis pertama, menunjukkan nilai uji F sebesar 5,455 dengan nilai p sebesar 0,020. Dengan

tingkat signifikansi sebesar a = 5%, maka hal tersebut menunjukkan adanya hubu-ngan regresional variabel independen dengan varia bel dependen, sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan regresional antara manajemen laba real dengan nilai perusahaan. Nilai R2 sesuaian (Adjusted R2) sebesar 1,5%. Hal ini menunjukkan bahwa variansi variabel nilai perusahaan mampu dijelaskan oleh variansi varia bel manajemen laba real sebesar 1,5%.

Tabel 3. Hasil pengujian hipotesis

Variabel Model

Variabel dependen:

Tobin's Q Koefisien Variabel (t stat) Independen

C 0,424

(19,299)***

MLR 0,169

(2,336)**

*** signitikan 1%, ** signifikan 5%,

Pengaruh manajemen laba real terhadap nilai perusahaan secara statistis signifikan pada a. (alfa)= 5%. Hal ini ditunjukkan melalui nilai t (19,299) dan signifikansi (0,020). Koefisien hubungan manajemen laba real dengan nilai perusahaan bernilai positif (0,169). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi manajemen laba real maka semakin tinggi nilai perusahaan.

Berdasarkan pengujian hipotesis di atas menunjukkan bahwa hipotesis pertama terdukung secara statistis. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan semakin besar manajemen melakukan manajemen laba real maka semakin tinggi nilai perusahaan. Hasil penelitian ini

70 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 l1a159-74

Page 13: Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf · Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk

Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan

konsisten dengan Oktarina dan Hutagaoul (2008). Disamping itu hasil ini juga menunjukkan bahwa investor bereaksi terhadap laba akuntansi.

Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan Herawaty (2008) yang menyatakan bahwa manajemen laba akrual berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan untuk kasus di Indonesia. Perbedaan hasil tersebut dapat dijelaskan karena investor masih fokus terhadap manajemen laba akrual yang dilakukan oleh manajemen, sehingga manajemen akrual lebih mudah dideteksi sehingga kualitas laba dari manajemen laba akrual dipertanyakan oleh investor sehingga nilai perusahaan turun karena investor tidak percaya pada kinerja manajemen. Sedangkan manajemen laba real belum menjadi fokus pengamatan oteh investor sehingga manajemen laba real yang dilakukan sulit untuk dideteksi karena sullt dibedakan dari aktivitas normal perusahaan (Graham et aI., 2005 dan Roychowd-hury, 2006) dan jika manajemen mengumumkan laba maka investor akan bereak-si yang bisa meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan, namun demikian nilai perusahaan yang meningkat hanya dalam jangka pendek.

Pengujian hipotesis 2 bertujuan untuk menjawab apakah nilai perusahaan dari perusahaan yang diduga melakukan manajemen laba real lebih rendah dari perusahaan yang tidak diduga melakukan manajemen laba real. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H2: Nilai perusahaan dari perusahaan yang diduga melakukan manajemen laba real lebih rendah dari perusahaan yang tidak diduga melakukan manajemen laba real.

Tabel4. Hasil Pengujian Hipotesis kedua

Keterangan Nilai

Mean nilai perusahaan yang 0,0491361 melakukan MLR

Mean nilai perusahaan yang

0,1193328 tidak melakukan MLR

Nilai F hitung 12,994 Levene test

Nilai p Levene test 0,000

Nilai Uji beda . -1,783

Nilai p uji beda 0,006 (pengujian 2 sisi)

Nilai p uji beda 0,003 (pengujian 1 sisi)

Pengujian hipotesis kedua yang terangkum pada tabel 4 menunjukkan mean nilai perusahaan berbeda antara perusahaan yang melalukan Manajemen Laba Real (MLR) dengan yang tidak melalulan MLR yaitu sebesar 0,0491361 untuk perusahaan yang melakukan MLR dan sebesar 0,1193328 untuk perusahaan yang tidak melakukan MLR. Olel1 karena itu, berdasarkan nilai mean niali perusahaan terlihat bahwa perusahaan yang diduga melakukan MLR memiliki nilai mean nilai perusaha<Jn yang lebih rendah daripada perusah8;m yang tidak melakukan MLR . Namun untuk melihat apakah mean tersebut berbeda secara statistis, dapat dilihat pada hasil uji beda.

Dari tabel 3 terlihat bahw~ nilai F hitung Levene test sebesar 12,994 dengan probabilitas 0,00. Karen<J nilai F Levene secara statistis signifikan, maka digunakan asumsi vari;:msi berbeda. Dengan asumsi ini, nilai uji beda adalah -1,783 dengan nilai p sebesar 0,003.

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 59-7,1 71

Page 14: Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf · Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk

Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan

Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan antara perusahaan yang melakukan MLR berbeda secara statistis dengan perusahaan yang tidak melakukan MLR. Oleh karena itu hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Nilai perusahaan dari perusahaan yang diduga melakukan manajemen laba real lebih rendah dari perusahaan yang tidak diduga melakukan manajemen laba real terdukung secara statistis pada tingkat a=5%.

Terdukungnya hipotesis kedua menandakan bahwa laba yang berkualitas atau laba yang diduga tidak merupakan hasil malagemen laba akan dinilai tinggi oleh investor dan akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini mengindikasikan jika investor tidak dapat dibodohi dengan mudah dengan angka laba yang disajikan.

6. Keslmpulan, Keterbatasan dan Saran

6.1. Keslmpulan

a. Terdapat bukti yang mendukung bahwa manajemen laba real mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

b. Terdapat bukti bahwa nilai perusahaan yang melakukan manajemen laba real lebih rendah dari nilai perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba real.

6.2. Keterbatasan penelitian

1. Periode pengamatan yang relatif pendek yaitu cuma 4 tahun, sehingga belum dapat menggambarkan pengaruh managemen laba real terhadap nilai perusahaan

lintuk jangka panjang. Padahal efek dari managemen real In! berpengaruh terhadap kinerja jangka panjang perusahaan. Berbeda dengan managemen laba akrual yang tidak mempunyai pengaruh terhaqap kine~a jangka panjang perusahan.

2. Sam pel yang digunakan adalah perusahaan nonkeuangan, dan tidak dikla­sifikasikan lagi dari perusahaan non keuangan terse but ke dalam perusa­hewn manufaktur dan nonmanufaktur, padahal karakteristik perusahaan tersebut berbeda.

6.3. S"ran

Peneli~ian selanjutnya disarankan untuk menggunakan perioda pengamatan yang lebih panjang serta menguji nilai perusahaan untuk tahun-tahun berikutnya tidak hanya pada tahun perusJl,aan diduga melakukan man:-:(:"men l:lba real. Disamping itu pt-r ,diti "!::hnjutnya diharapkan mem ,C.Uk-Y:lIl varia bel tata kelola peru::;~:! 1(J;l11 karena dengan tata kelol, perusahaan yang baik kemunqkin:1n manajemen laba akan !;bill sulit dilakukan oleh man;'!,-;mo!l, sehingga tata kelola peru- ; ,'laEll1 mungkin sebagai vari8'''~1 [)emoderasi antara man~'j, men I;:'ba real dengan nilai peru.;:rllacl'l.

DaftarRe' il~nsi

Ardiati, /\Y. 2005. M<'jell1cn Laba

Pengaruh Terhadap

72 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 59-74

Page 15: Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf · Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk

Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan

Return Saham pada Perusahaan yang Diaudit oleh KAP Big 5 dan KAP Non Big 5. Jumal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.8, No.3, September, hal 235-249.

Cohen, Daniel A, dan P. Zarowin. 2008. Accrual-Real Earnings Manajement Around Seasoned Equity Offerings. httD://ssm.com 14-08-2008

Cohen, Daniel A, Aiyesha Dey, dan Thomas Z. Lys. 2008. Real and Accrual-based Earnings Manajement in the Pre- and Post- Sarbanes Oxley Periods. The Accounting Review Vol.83, No.3, pp. 757-787.

Cornett M. M., J. Marcuss Saunders, and Tehranian H. 2006. Earnings Manajement, Corporate Governance, and True Financial Performance.

http://papers.ssm.com.

Dechow, P. 1995. Accounting Earnings and Cash Flows as Measures of Firm Performance: The Role of Accounting Accruals. Joumal of Accounting and Economics 18: pp.3-42.

Graham, J. R., C. R. Harvey, dan S. Rajgopal 2005. The Economic Implications of Corporate Financial Reporting. Joumal of Accounting and Economics 40: pp.3-73.

Gunny, K. 2005. What are The Consequences of Real Earnings Manajement? Working Paper. University of Colorado.

Healay, Paul M. dan Wahlen. 1999. A Reviw of The Earnings Manajemen Literature and Its Implication for Standard Setting.

Accounting Horizon. Vol 13 No. 4, pp. 365-383.

Herawaty, Vinola .2008. Peran Praktek Corporate Governance sebagai Modera-ting Variable dari Pengaruh Earnings Manajement terhadap Nilai Perusahaan. Makalah SNA XI.

Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Manajerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Joumal of Financial Economics 3: pp. 305-360.

.Oktorina, Megawati, dan Hutagaoul. 2008. Analisis Arlls Kas Kegiatan Operasi dalam Mendeteksi Manipulasi Aktivitas RiiI dan Dampaknya lerhadap Kinerja Pasar. Makalah Simposium Nasional Akuntansi XI.

Rachamawati, A, dan Hanung Triatmoko 2007. Analisis F3klor­Faktor yang Mp.mpcncpruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Makalah Simposium Nasional Akuntansi X.

Roychowdhury, S. 20('1). [;1"~;ngs Manajement thriil]h j eal Activities Manipu-Iation. Jou.nal of Accounting and Economics, 42: pp. 335-370.

Siallagan, H., dan Mas'ud Machfoedz. 2006. Mekanisll18 COr:;H:-)te Governance, Kuo!i':lS Lab j ('an Nilai Perusahaail. Mfdah Simposium Nasional A!wntn17si IX.

Sloan, Richard G. 1996. Do Stock Fully Reflect Information in f>.'~r::rtlal and Cash Flow /\hOI:l'it:lre Earning. The !\cco ·).'·ng Review pp.289-315.

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 59-74 73

Page 16: Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai …repo.polinpdg.ac.id/326/1/476-471-1-PB.pdf · Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan Ferdawati Jurusan Akuntansl, Politeknlk

Pengaruh Manajemen Laba Real Terhadap Nilai Perusahaan

Watts, R. dan J. Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory. Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ.

Zang, A. Z. 2006. Evidence on The Tradeoff between Real Manipulation and Accrual manipulation. Working Paper, Duke University

74 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 59-74