PENGARUH KUAT DAN LAMA PAPARAN MEDAN MAGNET PADA …digilib.unila.ac.id/28299/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGARUH KUAT DAN LAMA PAPARAN MEDAN MAGNET PADA …digilib.unila.ac.id/28299/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGARUH KUAT DAN LAMA PAPARAN MEDAN MAGNET PADABacillus sp. TERHADAP PRODUKSI ENZIM PROTEASE
(Skripsi)
Oleh
BALQIS ANANDA PUTRI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
2017
ii
ABSTRACT
INFLUENCE OF THE STRENGTH AND DURATION OF MAGNETICFIELD ON CELL of Bacillus sp. CELL TO THE PRODUCTIVITIES OF
PROTEASE ENZYME
By
BALQIS ANANDA PUTRI
Microorganisms are the most widely used organisms to produce enzymescompared to plants and animals because of their faster growth and can grow oninexpensive substrates, their production more easily enhanced through control ofgrowth conditions and genetic engineering. This descriptive study aims todetermine the effect of strength and duration of magnetic field exposure onprotease activity of Bacillus sp. The data obtained are presented in the form ofdrawings and bar charts.
The results showed that the highest proteolytic index value (5.12) wasobtained from the magnetic field strength treatment of 0.2 mT for 30 min (K2L3)and the lowest was obtained from the 0.2 mT magnetic field treatment for 10 min(K2L1). The highest of colonies of Bacillus sp. was obtained from the magneticfield strength treatment of 0.2 mT for 10 min (K2L1) and the lowest was obtainedfrom the 0.1 mT magnetic field treatment for 10 min (K1L1). The highestperotease activity (0.30 U / ml) was obtained from a magnetic field strength of 0.1mT for 30 min (K1L3) and the lowest protease activity was obtained at 0.2 mTexposure for 10 min (K2L1) and 0.3 mT for 20 minutes (K3L2). The highestnumber cell of Bacillus sp. is obtained from a magnetic field strength of 0.1 mTfor 10 min (K1L1) with a log of cell number of 7.61.
Key words : Bacillus sp., magnetic field, protease enzyme.
iii
ABSTRAK
PENGARUH LAMA PAPARAN DAN KUAT MEDAN MAGNET PADASEL Bacillus sp. TERHADAP PRODUKSI ENZIM PROTEASE
Oleh
BALQIS ANANDA PUTRI
Mikroorganisme merupakan sumber enzim yang paling banyak digunakanuntuk memproduksi enzim dibandingkan dengan tanaman dan hewan dikarenakanmikroorganisme lebih menguntungkan karena pertumbuhannya cepat, dapattumbuh pada substrat yang murah, lebih mudah ditingkatkan hasilnya melaluipengaturan kondisi pertumbuhan dan rekayasa genetik. Bacillus sp. merupakansalah satu mikroba penghasil enzim protease. Penelitian ini menggunakan metodedeskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kuat dan lama paparanmedan magnet terhadap aktivitas protease Bacillus sp. Data yang diperolehdianalisis menggunakan statistika deskriptif dalam bentuk gambar dan diagrambatang.
Hasil penelitian menunjukkan nilai indeks proteolitik terbesar padaperlakuan dengan kuat paparan medan magnet sebesar 0,2 mT selama 30 menit(K2L3) yaitu sebesar 5,12 dan terendah pada paparan 0,2 mT selama 10 menit(K2L1). Zona koloni Bacillus sp. terluas terdapat pada perlakuan paparan 0,2 mTselama 10 menit (K2L1) dan terkecil pada paparan 0,1 mT selama 10 menit(K1L1). Aktivitas perotease terbesar diperoleh pada kuat paparan 0,1 mT selama30 menit (K1L3) sebesar 0,30 U/mL dan aktivitas protease terendah diperolehpada paparan 0,2 mT selama 10 menit (K2L1) dan 0,3 mT selama 20 menit(K3L2). Jumlah sel Bacillus sp. tertinggi diperoleh pada kuat paparan 0,1 mTselama 10 menit (K1L1) dengan log jumlah selnya sebesar 7,61.
Kata Kunci : Bacillus sp., medan magnet, enzim protease.
PENGARUH KUAT DAN LAMA PAPARAN MEDAN MAGNET PADABacillus sp. TERHADAP PRODUKSI ENZIM PROTEASE
Oleh
BALQIS ANANDA PUTRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh GelarSARJANA SAINS
Pada
Jurusan BiologiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 06 Maret 1995. Penulis merupakan
anak pertama dari empat bersaudara oleh pasangan Bapak Sahermanto dan Ibu
Laila Nur Laily
Penulis mulai menempuh pendidikan pertamanya di Taman Kanak-Kanak Aisiyah
Cileungsi-Bogor pada tahun 2000. Pada tahun 2001, penulis melanjutkan
pendidikannya di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Cileungsi-Bogor. Kemudian
penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di Ma’had Ihya
Assunnah Tasikmalaya pada tahun 2007. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan
pendidikannya di Islamic Girls Boarding School Darul Marhamah Cilengsi-
Bogor.
Pada tahun 2013, penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Lampung
melalui Jalur Seleksi Bersama Masuk Pergururuan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Selama menjadi mahasiswa di Jurusan Biologi FMIPA Unila, Penulis pernah
menjadi asisten praktikum mata kuliah Bahasa Inggris Jurusan Biologi, Fisiologi
Tumbuhan, Mikrobiologi Umum dan Mikrobiologi Pangan dan Industri. Penulis
juga aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA Unila
sebagai Anggota Bidang Sains dan Teknologi pada tahun 2013-2014.
viii
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pungkut, Kecamatan
Pugung, Kabupaten Tanggamus pada Januari-Maret 2016 dan melaksanakan
Kerja Praktik di Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP)
Lampung pada Juli-Agustus 2016 dengan judul “Verifikasi Metode Pengujian
Coliform dan Escherichia coli Pada Produk Perikanan Kekerangan
(Shellfish) Di Laboratorium Mikrobiologi Balai Besar Pengujian Penerapan
Hasil Perikanan”.
PERSEMBAHAN
حیم بسم هللا حمن الر الر
Dengan mencgucapkan rasa syukur kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’aala atas
segala limpahan Rahmat, Ridho, dan Karunia-Nya yang tak henti-hentinya Dia
berikan, Kupersembahkan karya kecilku ini untuk :
Papa dan Mamaku tercinta yang senantiasa mengucap namaku dalam do’a,
mencurahkan kasih dan sayangnya untukku, serta selalu mendukung dan
memotivasi dalam setiap langkahku,
Ketiga adikku tersayang yang juga selalu mendo’akan dan memberikan
semangat,
Bapak dan Ibu Dosen yang selalu memberikanku ilmu yang bermanfaat, yang
membuat diriku memahami akan kebesaran ALLAH Subhaanahu Wa Ta’aala
dan membantuku dalam menggapai kesuksesan,
Teman-teman, kakak-kakak, dan adik-adik yang selalu memberikanku
pengalaman berharga, motivasi, dan semangat,
serta Almamaterku tercinta.
MOTTO
“ALLAH akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat.”(Al-Mujadalah ayat 11)
"Cukuplah ALLAH bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki
'Arsy yang agung".(At-Taubah ayat 129)
“Bila melihat alam yang indah ini, Boleh jadi kamu membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamutidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah ayat 216)
“Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja ia menyelesaikannyadengan baik”.
(HR. Thabrani)
Jadilah seperti orang asing atau perantau di dunia ini(HR. Al-Bukhari)
xi
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’alamin,
Puji dan syukur Penulis haturkan kepada ALLAH S.W.T., Dzat yang Maha
Besar, Maha Memiliki Ilmu, serta lantunan sholawat beriring salam menjadi
persembahan penuh kerinduan pada suri tauladan kita, Rasulullah Muhammad
SAW.
Penulis telah menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH KUAT DAN
LAMA PAPARAN MEDAN MAGNET PADA Bacillus sp. TERHADAP
PRODUKSI ENZIM PROTEASE” yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sains di Universitas Lampung.
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian mandiri bapak
Dr. Sumardi, M. Si. pada tahun 2017.
Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang
telah berperan atas dorongan, bantuan, saran, kritik, dan bimbingannya sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan, antara lain kepada :
xii
1. Mama dan Papaku tercinta atas segala kasih sayang yang telah diberikan,
do’a yang terus dipanjatkan, serta tak henti-hentinya memberikan nasihat,
semangat dan motivasi kepada penulis.
2. Ketiga adik-adiku Fadhil Ibrahim Ananda Putra, Kaafi Ananda Putra dan
Azzahra Ananda Putri, yang selalu memberikan semangat, do’a, serta tempat
untuk berbagi canda tawa.
3. Bapak Dr. Sumardi, M. Si. selaku Pembimbing 1 atas semua ilmu, bantuan,
bimbingan, nasihat, saran, dan pengarahan, baik selama perkuliahan maupun
dalam penyusunan skripsi.
4. Ibu Rochmah Agustrina Ph. D. selaku Pembimbing 2 atas semua ilmu,
bantuan, bimbingan, nasihat, saran, dan pengarahan, baik selama perkuliahan
maupun penyusunan skripsi.
5. Ibu Dra. C. N. Ekowati, M. Si. selaku Pembahas atas semua ilmu, bantuan,
bimbingan, nasihat, saran, dan pengarahan, baik selama perkuliahan maupun
penyusunan skripsi.
6. Bapak Dr. Sutyarso. M. Biomed selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan dan motivasi selama perkuliahan maupun dalam
penyusunan skripsi.
7. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M. P. selaku Rektor Universitas Lampung.
8. Prof. Warsito, S.Si., D. E. A., Ph. D. selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.
9. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Lampung.
xiii
10. Ibu Dra C. N. Ekowati, M. Si. selaku Kepala Laboratorium Mikrobiologi dan
selaku Kepala Laboratorium yang telah mengizinkan dan membantu penulis
melaksanakan penelitian di Lab. tersebut.
11. Ibu Dr. Emantis Rosa, M. Biomed. selaku Kepala Laboratorium Biologi
Molekuler dan Mbak Nunung Cahyawati, A. Md. selaku Laboran yang telah
mengizinkan dan membantu penulis melaksanakan penelitian di Lab.
tersebut.
12. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung, terima
kasih telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
13. Rekan seperjuangan mikrobiologi selama penelitian Nuraini Prija Agustina,
Yovitas Selvie Pasaribu, Rizani Oktanisyah Putra, Bella Rizcikal Lencana
Putri, Bella Noor Afrianty, Dea Putri Andeska, Fatmawati Putri, Hafiz Auzar,
Hendra Verry Setyawan, Nailul Luthfiyah, Nur Rohman, Sarah Niati, dan
Vina Silviana terimakasih atas bantuan, kebersamaan dan kerjasamanya
selama penelitian berlangsung.
14. Sahabat-sahabatku Wiwit Nur Hasanah, Meri Jayanti dan Dini Ambarwaty
Subowo terimakasih telah menjadi partner terbaik, serta terimakasih atas
do’a, dukungan, dan semangat yang telah diberikan.
15. Teman-teman terdekatku Iffa Afiqa Kharani, Silvia Andriani, Nadia Eka
Yulian, Eka Nurhasanah, Harnes Abrini, Yola Septika yang selama di
perkuliahan selalu ada untuk membantu, memberi saran, kritik, motivasi, dan
semangat, serta sudah memberikan kenangan indah di perkuliahan.
16. Mbaku tercinta Shofia Rodhiah S. Si. yang selalu memberikan ilmunya,
memberi saran dan nasihat, canda tawa serta dukungan selama penelitian.
xiv
17. Teman-teman Biologi Angkatan 2013 atas keakraban, canda tawa, dukungan,
dan kebersamaannya selama ini yang telah kalian berikan.
18. Seluruh kakak dan adik tingkat Jurusan Biologi FMIPA Unila yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu atas kebersamaannya di FMIPA, Universitas
Lampung.
19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan penulis dukungan, berbagai kritik dan saran,
20. Serta almamater Universitas Lampung yang tercinta.
Semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan kebaikan pula
dari Allah SWT. Aamiin.
Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan
baru kepada setiap orang yang membacanya.
Bandar Lampung, 11 Agustus 2017
Balqis Ananda Putri
xv
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN ................................................................................ i
ABSTRACT ........................................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................ iii
HALAMAN JUDUL DALAM ............................................................ iv
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vii
MOTTO ................................................................................................ ix
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... x
SANWACANA ...................................................................................... xi
DAFTAR ISI......................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. xviii
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1A. Latar Belakang ............................................................................ 1B. Tujuan Penelitian......................................................................... 3C. Manfaat Penelitian....................................................................... 3D. Kerangka Pikir............................................................................. 3E. Hipotesis...................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 6A. Bacillus sp. .................................................................................. 6B. Enzim .......................................................................................... 7
xvi
C. Enzim Protease ............................................................................ 9D. Medan Magnet............................................................................. 14
III. METODE PENELITIAN ............................................................. 19A. Tempat dan Waktu ...................................................................... 19B. Bahan dan Alat ............................................................................ 19C. Metode Penelitian........................................................................ 20D. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 21E. Diagram Alir Penelitian .............................................................. 26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 27A. Pengaruh Kuat dan Lama Paparan Medan Magnet terhadap
Indeks Proteolitik Bacillus sp...................................................... 27B. Pengaruh Kuat dan Lama Paparan Medan Magnet terhadap
Aktivitas Protease Bacillus sp. . .................................................. 31C. Pengaruh Kuat dan Lama Paparan Medan Magnet terhadap
Jumlah Sel Bacillus sp. ............................................................... 34
V. SIMPULAN ..................................................................................... 37A. Simpulan...................................................................................... 37B. Saran............................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 38
LAMPIRAN........................................................................................... 39
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Perlakuan Kuat dan Lama Paparan Medan Magnet.................. 20
Tabel 2. Metode Pengujian Aktivitas Enzim Protease............................ 23
Tabel 3. Indeks Proteolitik dan Luas Koloni Bacillus sp. ...................... 39
Tabel 4. Aktivitas Enzim Protease Bacillus sp. Ulangan 1 .................... 40
Tabel 5. Aktivitas Enzim Protease Bacillus sp. Ulangan 2 .................... 41
Tabel 6. Perhitunga Rata-rata Aktivitas Enzim Protease Bacillus sp. ... 42
Tabel 7. Log Jumlah Sel Bacillus sp. Ulangan 1 .................................... 43
Tabel 8. Log Jumlah Sel Bacillus sp. Ulangan 2 .................................... 44
Tabel 9. Rata-rata Log Jumlah Sel Bacillus sp. ..................................... 45
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Mekanisme Umum Hidrolisisi EnzimatikSubstrat Peptida ................................................................... 13
Gambar 2. Indeks Proteolitik Bacillus sp. ............................................. 29
Gambar 3. Luas Koloni Bacillus sp. ..................................................... 30
Gambar 4. Zona Jernih dan Zona Koloni K2L1dan Tanpa Paparan Medan Magnet...................................... 31
Gambar 5. Aktivitas Protease Bacillus sp. ............................................. 33
Gambar 6. Jumlah Sel Bacillus sp. ....................................................... 35
Gambar 7. Zona Koloni dan Zona Jernih Semua Perlakuan.................. 46
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Enzim dapat dihasilkan oleh berbagai makhluk hidup, diantaranya tumbuhan
hewan maupun mikroba. Mikroba merupakan sumber enzim yang paling
banyak digunakan untuk memproduksi enzim. Salah satu mikroba penghasil
enzim adalah Bacillus. Beberapa spesies Bacillus menghasilkan enzim
ekstraseluler antara lain protease, lipase, amilase dan selulase. Enzim
protease yang dihasilkan oleh Bacillus sp. merupakan jenis enzim
ekstraseluler.
Enzim ekstraseluler merupakan enzim yang dilepas dari sel ke lingkungan
luar sel untuk menghidrolisis molekul polimer yang berada di lingkungan
luarnya. Enzim Protease merupakan enzim golongan hidrolase yang
memecah protein menjadi molekul yang lebih sederhana antara lain
oligopeptida pendek atau asam amino dengan reaksi hidrolisis pada ikatan
peptida (Poliana, 2007). Asam amino yang dihasilkan dapat diukur kadarnya
untuk menentukan jumlah enzim protease.
2
Dalam produksi enzim dari bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor ekstrinsik
dan intrinsik. Faktor ektstrinsik antara lain suhu dan kelembaban relatif
lingkungan sedangkan faktor intrisik dalam produksi enzim antara lain pH,
kadar air, potensial oksidasi-reduksi, komposisi nutrien, inhibitor dan stuktrur
biologis pada bakteri. Berbagai penelitian membuktikan bahwa pemberian
paparan medan magnet pada sel bakteri dapat mempengaruhi stuktur biologis
bakteri yaitu perubahan pada permebilitas membran sel bakteri.
Grubner (2011) mengatakan bahwa medan magnet diketahui dapat
meningkatkan pergerakan dan laju pergerakan ion. Peningkatan pergerakan
dan laju pergerakan ion mengakibatkan perubahan transportasi pada membran
sel yang kemudian mempengaruhi aktivitas metabolisme sel. Hasil penelitian
lainnya juga membuktikan bahwa medan magnet mengubah organisasi dan
struktur membran. Medan magnet mempengaruhi anisotropi suseptibilitas
diamagnetik membran fosfolipid (Morelli et al., 2013).
Setyasih, dkk (2012) menyatakan bahwasannya medan magnet dapat
mengubah karakteristik membran sel, mempengaruhi reproduksi sel,
menyebabkan perubahan pada metabolisme sel serta mempengaruhi
karakteristik pertumbuhan seperti kualitas mRNA, ekspresi gen, sintesis
protein dan aktivits enzim. Penelitian yang dilakukan oleh Nascimento et al.
(2003) menyatakan terjadi peningkatan pertumbuhan Escherichia coli setelah
terpapar medan magnet selama 8 jam. Escherichia coli merupakan bakteri
Gram negatif, sedangkan informasi tentang pengaruh paparan medan magnet
3
terhadap bakteri Gram positif belum jelas. Salah satu bakteri yang tergolong
bakteri Gram positif adalah Bacillus sp. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kuat dan lama paparan medan magnet
pada sel Bacillus sp. terhadap produksi enzim protease dengan mengukur
nilai indeks proteolitik, aktivitas enzim protease dan jumlah sel Bacillus sp.
B. Tujuan Penelitian
Peneiltian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama paparan dan kuat
medan magnet pada sel Bacillus sp. terhadap produksi protease Bacillus sp.
C. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah tentang
penggunaan medan magnet sebagai salah satu terobosan bioteknologi untuk
memproduksi enzim protease dari Bacillus sp. dan mengetahui aktivitas
enzim protease yang dihasilkannya.
D. Kerangan pikir
Bacillus sp. merupakan bakteri Gram positif. Golongan bakteri Gram positif
memiliki peptidoglikan setebal 20-80 nm dengan komposisi terbesar teichoic,
asam teichuroni, dan berbagai macam polisakarida. Dinding sel bakteri
4
berfungsi melindungi lapisan permukaan yang disebut membran sel. Salah
satu fungsi penting membran sel adalah transpor zat dari dalam sel dan ke
luar sel. Membran sel mempunyai sifat selektif permeabel.
Dalam proses tranpor zat ke dalam sel dan ke luar sel dipengaruhi oleh
berbgai faktor antara lain ukuran molekul, distribusi muatan membran, zat
terlarut, pH dan kekuatan ion dari lingkungan internal dan eksternal. Adanya
pemberian paparan medan magnet pada sel bakteri mempengaruhi distribusi
muatan membran dan aliran ionik dari lingkungan internal dan eksternal. Hal
ini berakibat terhadap perubahan permeabilitas membran sel yang bersifat
selektif menjadi lebih permeabel, sehingga zat-zat dan nutrisi dari lingkungan
luar sel mudah diserap dan masuk ke dalam sitoplasma. Peristiwa ini
mempengaruhi aktivitas metabolisme sel.
Salah satu aktivitas metabolisme adalah sintesis protein yaitu pembentukan
enzim protease. Sifat reaksi enzim protease ada yang ektraseluler dan
intraseluler. Protease intraseluler dihasilkan di dalam sel dan melakukan
metabolisme di dalam sel, sedangkan protease ektraseluler, dihasilkan
di dalam sel kemudian dikelurkan melalui membran dan dinding sel untuk
memecah bahan organik yang berada dalam media. Jumlah enzim protease
yang lebih banyak dikeluarkan menyebabkan proses hidrolisis protein
di media menjadi lebih cepat dan banyak. Hal ini dapat dilihat dari nilai
aktivitas enzim menjadi tinggi.
5
Besar kecilnya pengaruh medan magnet terhadap sel ditentukan oleh kuat
medan magnet yang digunakan dan lama paparannya. Kuat medan magnet
yang semakin besar dan lama paparan yang semakin lama akan menghasilkan
energi yang terlalu besar dapat merusak sel. Oleh karena itu, kuat dan lama
paparan medan magnet yang diberikan harus tepat sehingga tidak merusak
sel.
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Kuat dan lama paparan medan magnet pada Bacillus sp. berpengaruh
terhadap produksi enzim protease.
2. Terdapat kuat dan lama paparan medan magnet 0,2 mT yang paling
efektif untuk meningkatkan produksi enzim protease.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Bacillus sp.
Sel Bacillus sp. berbentuk batang berukuran sekitar 0,3 – 2,2 µ x 127 – 7,0 µm.
Sebagian besar bakterinya bersifat motil, memiliki flagelum lateral. Bacillus
membentuk endospora tidak lebih dari satu dalam satu sel sporangium.
Bacillus sp. tergolong bakteri kemoorganotrof. Metabolisme Bacillus sp. bisa
secara aerob maupun anaerob. Umumnya Bacillus sp. dijumpai di dalam tanah
(Pelczar dan Chan, 2005).
Menurut de Vos dkk (2009) dalam Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology
klasifikasi Bacillus sp. adalah sebagai berikut :
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Species : Bacillus sp.
7
Pelczar dan Chan (2005) menyatakan bahwasanyya Bacillus sp. merupakan
bakteri Gram positif. Golongan bakteri Gram positif memiliki peptidoglikan
setebal 20-80 nm dengan komposisi terbesar teichoic, asam teichuroni, dan
berbagai macam polisakarida. Asam teikhoat berfungsi sebagai antigen
permukaan pada bakteri Gram positif. Letak asam teikhoat berada antara lapisan
membran sitoplasma dan lapisan peptidoglikan. Selain itu, golongan bakteri
Gram Positif memiliki 40 lembar peptidoglikan pada dinding selnya. 50% dari
seluruh komponen penyusun dinding selnya adalah peptidoglikan (Brooks et al.,
2004).
Bacillus merupakan mikroba flora normal pada saluran pencernaan ayam.
Bacillus mempunyai daya resisten terhadap anti mikroba dan dapat
menghasilkan antimikroba, sehingga bakteri ini mampu bertahan di dalam
saluran pencernaan. Jenis-jenis Bacillus yang ditemukan pada saluran
pencernaan ayam yaitu Bacillus subtilis, Bacillus pumilus, Bacillus
lincheniformis, Bacillus clausii, Bacillus megaterium, Bacillus firmus, Bacillus
cereus (Barbosa dkk, 2005). Menurut Ward et al. (2009) Bacillus merupakan
salah satu mikroorganisme penghasil protease untuk aplikasi komersial.
B. Enzim
Enzim merupakan suatu kelompok protein yang berfungsi sebagai katalis, yaitu
agen kimiawi yang mempercepat laju suatu reaksi akan tetapi tidak ikut bereaksi
(Campbell, 2002). Enzim memiliki keunggulan sifat, antara lain mempunyai
8
aktivitas yang tinggi, efektif, spesifik dan ramah lingkungan (Lidya dan Djenar,
2000). Sifat spesifisitas ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan reaksi atau jenis
produk yang diharapkan. Sifat ini sangat menguntungkan karena tidak akan
dijumpai reaksi-reaksi samping, sehingga lebih ramah lingkungan.
Berdasarkan biosintesisnya, enzim dibedakan menjadi enzim konstitutif dan
enzim induktif. Enzim konstitutif adalah enzim yang selalu tersedia di dalam sel
mikroba dalam jumlah yang relatif konstan, sedangkan enzim induktif adalah
enzim yang ada dalam jumlah sel yang tidak tetap, tergantung pada adanya
induser. Enzim induktif ini jumlahnya akan bertambah sampai beberapa ribu kali
bahkan lebih apabila dalam medium mengandung substrat yang menginduksi,
terutama bila substrat penginduksi merupakan satu-satunya sumber karbon (Lidya
dan Djenar, 2000).
Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat
dibandingkan dengan reaksi yang dilakukan tanpa katalis (Poedjiadi dan
Supriyatin, 2009). Saat reaksi berlangsug substrat akan terikat dengan enzim pada
bagian yang sangat spesifik, yang disebut sisi aktif atau sisi katalitik enzim. Sisi
aktif enzim tersebut hanya merupakan bagian yang relatif kecil dibandingkan
dengan molekul enzim (Matthews, 2000). Menurut Martoharsono (2006) enzim
tersusun atas asam-asam amino yang melipat-lipat membentuk globular, substrat
yang dikatalisis bisa masuk dan bersifat komplementer.
9
Berdasarkan tempat bekerjanya, enzim dapat dibedakan dalam 2 golongan, yaitu
endoenzim dan eksoenzim. Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, dihasilkan
di dalam sel yaitu pada bagian membran sitoplasma dan melakukan metabolisme
di dalam sel. Eksoenzim (enzim ekstraseluler) merupakan enzim yang dihasilkan
sel kemudian dikeluarkan melalui dinding sel sehingga terdapat bebas dalam
media yang mengelilingi sel dan bereaksi memecah bahan organik tanpa
tergantung pada sel yang melepaskannya (Soedigdo, 1988). Enzim ekstraseluler
berperan untuk menghidrolisis molekul, seperti selulosa, hemiselulosa, lignin di
media tumbuhnya. Peran lain enzim ekstraseluler adalah memfasilitasi
pengambilan zat dari lingkungan yang diperlukan untuk kebutuhan
metabolismenya. Enzim ekstraseluler dapat dipisahkan dari medium tempat
pertumbuhannya dengan filtrasi ataupun sentrifugasi, sedangkan enzim
intraseluler dapat diekstrak dari dalam sel lewat proses pemecahan sel (Dessy,
2008).
C. Enzim Protease
Protease adalah enzim yang mengkatalisasi pemecahan ikatan peptida dalam
peptida, polipeptida, dan protein dengan menggunakan reaksi menjadi molekul-
molekul yang lebih sederhana seperti peptida rantai pendek, dan asam amino.
(Moran et.al., 1994). Protease dihasilkan dari tiga sumber utama, yaitu tanaman,
hewan dan mikroba.
10
Sebagian besar enzim yang digunakan secara komersil, merupakan enzim yang
berasal dari mikroba yang diproduksi di dalam sel dan dikeluarkan ke lingkungan
sekitar tempat sel tumbuh. Lehninger (2005) mengatakan bahwa hal ini
merupakan salah satu kelebihan mikroba dibandingkan hewan dan tanaman yang
membutuhkan proses penghancuran sel untuk mendapatkan enzim yang
diinginkan.
Protease sebagai kelompok enzim yang sangat kompleks menduduki posisi sentral
dalam aplikasi fisiologis untuk produk- produk komersil. Menutut Rao dkk,
(1998) pada mikroorganisme yang memiliki enzim protease ekstraseluler dan
intraseluler. Protease ekstraseluler digunakan untuk menghidrolisis substrat
polipeptida besar. Mikroorganisme yang memiliki enzim protease intraseluler
digunakan untuk metabolisme dan proses regulasi di dalam sel, antara lain
mengganti protein yang telah rusak, memelihara keseimbangan antara degradasi,
dan sintesis protein.
Dalam aktivitasnya enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : suhu, pH, jenis
substrat, serta aktivator dan inhibitor enzim (Yusriah, 2013). Aktivitas
maksimum protease dicapai pada kondisi suhu 37 oC, pH 7,5, dan konsentrasi
substrat kasein 0,6 % (Wardani dkk., 2012). Perubahan pH dan suhu yang
ekstrim, dapat membuat enzim mengalami denaturasi akibat gangguan terhadap
berbagai interaksi non kovalen yang menjaga kestabilan struktur 3 dimensi enzim
(Hames dan Hooper, 2000).
11
Ion logam mempengaruhi enzim dalam meningkatkan atau menurunkan aktivitas
enzim. Ion logam yang meningkatkan aktivitas enzim disebut dengan aktivator
sedangkan yang menurunkan aktivitas enzim disebut inhibitor (Suhandana dkk.,
2013).
Mekanisme kerja enzim protease dibedakan berdasarkan letak pemutusan ikatan
peptida yaitu endopeptidase atau proteinase (EC 3.4.21-99) dan eksopeptidase
(EC 3.4.11-21). Endopeptidase memutuskan ikatan peptida yang berada di dalam
rantai protein sehingga dihasilkan peptida dan polipeptida, sedangkan
eksopeptidase menguraikan protein dari ujung rantai sehingga dihasilkan satu
asam amino dan sisa peptida. Kedua golongan protease tersebut masing-masing
dapat dipilah lebih lanjut berdasarkan spesifisitas substratnya. Eksopeptidase
yang rnemotong rantai polipeptida dari ujung karboksil bebas disebut sebagai
karboksipeptidase dan yang memotong dari ujung asam amino dikenal sebagai
aminopeptidase. Protease juga mampu menghidrolisis protein yang pada ujung
amino atau karboksi diganti dengan pteroil atau gugus asil, protease ini
dikelompokkan sebagai peptidase omega (Fogarty dan Kelly, 1990).
Penggolongan endopeptidase lebih kompleks dibandingkan eksopeptidase.
Keunikan pemotongan endopeptidase sangat khas pada masing-masing jenis
endopeptidase. Sebagian endopeptidase memotong ikatan peptida berdasarkan
jenis asam amino tertentu pada atau yang berdekatan dengan situs pemotongan,
sebagian enzim memotong ikatan polipeptida secara acak (Fogarty dan Kelly,
1990).
12
Hidrolisis ikatan peptida adalah reaksi penambahan-penghilangan, dimana
protease bertindak sebagai nukleofilik atau bereaksi dengan membentuk satu
molekul air (Bauer et al., 1996). Secara umum nukleofilik membentuk
intermediate tetrahedral dengan atom karbon karbonil pada ikatan peptida.
Satu gugus amina dilepaskan dan dikeluarkan dari sisi aktif, yang digantikan
secara bersamaan dengan satu molekul air. Pada protease tertentu, adisi enzim-
asil dapat dibentuk, seperti pada Gambar 1. intermediat tetrahedral kedua
akhirnya dibentuk dan menghasilkan produk karboksilat, proton dan enzim
bebas yang diregenerasi (Moran et al., 1994).
14
D. Medan Magnet
Medan magnet adalah daerah di sekitar magnet yang mempengaruhi benda
bermuatan yang bergerak di sekitarnya mengalami suatu gaya. Medan magnet
tidak dapat dilihat, namun keberadaanya dapat dijelaskan dengan mengamat
gejala-gejala pengaruhnya pada benda lain. Misal, pada serbuk besi yang
ditaburkan di sekitar magnet. Medan magnet dapat dinyatakan dengan
menggunakan garis-garis induksi. Arah garis induksi magnet di suatu titik akan
menyatakan arah medan magnet di titik terebut (Aryono, 1980).
Medan magnet dapat dihasilkan tidak hanya oleh sebatang magnet alami, namun
juga dapat dihasilkan dari sumber arus listrik, arus listrik dapat menghasilkan
medan magnet karena sebuah muatan listrik yang bergerak akan menghasilkan
medan magnet di sekitarnya. Gejala ini pertama kali ditemukan oleh Oersted
ketika secara tak sengaja mengamati penyimpangan jarum kompas karena kawat
berarus listrik di dekatnya. Oersted mengamati bahwa jika arus listrik berarah ke
kanan, maka kutub utara kompas akan bergerak menjauhi kawat (Ishaq, 2007)
Ishaq (2007) mengatakan medan magnet dapat dihasilkan dari suatu muatan listrik
q yang bergerak dengan kecepatan v Medan magnet yang dihasilkan pada jarak r
dari muatan bergerak q adalah sebesar :
Br =( ř )
Dimana:
Br : Medan magnet yang dihasilkan (tesla)
15
Πo : Konstanta permeabilitas udara yang besarnya 4π x 10-7 N / A2
R : jarak dari muatan terhadap titik dimana medan magnet diukur (meter)
ř2 : vektor satuan arah tegak lurus permukaan perkalian vektor v dan r
Karena medan magnet dapat timbul pada muatan yang bergerak, maka dapat
dipastikan bahwa kawat berarus listrik akan menimbulkan medan magnet, hal ini
karena arus merupakan muatan listrik yang bergerak. Arah dari medan magnet
dapat dilihat melalui aturan-tangan-kanan. Aturan-tangan-kanan berarti, jika
empat jari tangan kanan kita mengepal dan dengan ibu jari menunjukkan arah arus
listrik pada kawat, maka keempat jari yang mengepal tersebut menunjukkan arah
medan magnet di sekitar kawat berarus (Ishaq, 2007).
Solenoida adalah induktor yag terdiri dari gulungan kawat yang kadang di
dalamnya dimasukkan sebuah batang besi berbentuk silinder dengan tujuan
memperkuat medan magnet yang dihasilkan (Ishaq, 2007). Solenoida merupakan
kawat berbahan konduktor yang disusun sehingga membentuk kumparan (koil)
dan dapat dialiri arus listrik. Kuat medan magnet di dalam (sumbu) solenoida
jauh lebih besar bila dibanding dengan di luar solenoida. Solenoida disebut ideal
bila medan magnet di dalam solenoida bersifat homogen dan di luarnya nol (Jati
dan Priyambodo, 2010).
Solenoida digunakan untuk menghasilkan medan magnetik kuat, seragam dalam
daerah yang dikelilingi oleh simpalnya. Perannya dalam magnetisme analog
dengan kapasitor keping sejajar dalam elektrostatik, dalam hal bahwa kapasitor itu
menghasilkan medan listrik yang kuat di antara platnya. Solenoida yang digulung
16
rapat dapat dianggap sebagai sederetan kawat berarus melingkar yang
ditempatkan berdampingan dan membawa arus yang sama. Medan magnetik
solenoida pada dasarnya adalah medan magnetik dari sederetan lilitan arus identik
yang ditempatkan berdampingan (Tipler, 1996). Sehingga di dalam solenoida,
garis-garis medan magnet ini hampir sejajar dengan sumbunya dan tersusun rapat,
hal ini menandakan medan magnet yang dihasilkan kuat dan seragam. Sedangkan
diluar solenoida dihasilkan garis-garis medan magnet yang kurang rapat, garis-
garis ini memancar dari satu ujung dan mengumpul pada ujung lain. Hal ini
menandakan medan magnet yang dihasilkan lemah (Young dan Freedman, 2002).
Menurut Suharyanto dkk (2009) dalam Astuti (2012) untuk menentukan besarnya
induksi magnetik di pusat kumparan solenoida yang panjangnya l dan jumlah
lilitan N adalah
B=μDengan = , maka:
B=
Sedangkan besar induksi magnetik di ujung solenoida adalah
B=
Dimana :
B = Kuat Medan Magnet (Tesla)μ = Permeabilitas ruang kosong μ = 4 10-7 satuan standard
I = Kuat Arus yang mengalir (Ampere)
17
N = Jumlah Lilitan
l = Panjang Solenoida
Semua benda atau unsur memiliki sifat kemagnetan, termasuk unsur-unsur pada
organisme. Dengan demikian setiap organisme dipengaruhi oleh keberadaan
medan magnet. Ditinjau dari sifat kemagnetannya,benda-benda atau unsur-unsur
ke dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Ferromagnetik
Benda yang memiliki permeabilitas jauh lebih besar dari satu. Benda-benda
yang memiliki permeabilitas tinggi bila terletak di dalam medan magnet, garis-
garis gaya magnet cenderung lewat pada benda tersebut. Dengan demikian
benda-benda ferromagnetik mudah ditarik oleh magnet dan mudah dibuat
magnet buatan. Contoh benda ferromagnetic antara lain ialah besi, baja, nikel,
cobalt, logam paduan seperi alnico dan permalloy. Kutub magnet, inti
transformator dan bagian-bagian yang berhubungan dengan kemagnetan dibuat
dari bahan ferromagnetik.
2. Paramagnetik
Benda yang memiliki permeabilitas sedikit lebih besar dari satu. Benda-benda
yang tergolong jenis ini tidak begitu kuat ditarik magnet dan bila terletak di
dalam medan magnet, fluks yng mengalir di dalamnya sama dengan fluks
magnet yang mengalir di dalam udara biasa. Contoh benda paramagnetik
antara lain ialah alumunium, krom, mangan dan platinum.
3. Diamagnetik
Benda-benda yang tergolong jenis ini sukar di tarik magnet dan bila terletak di
dalam medan magnet cenderung dihindari oleh gata magnet.
18
Contoh benda diamagnetik ialah bismuth, tembaga seng merkuri, emas dan
perak (Mardiansyah, 2012).
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh medan magnet
terhadap pertumbuhan mikroorganisme diantaranya penelitian yang dilakukan
oleh Sari et al. (2012) bahwa pemaparan medan magnet ELF sebesar 6,7 T selama
20 menit pada proses pengawetan sari buah apel (Mallus sylvestris Mill.) dapat
meningkatkan penurunan mikroba 99,45 % sedangkan pemaparan pada intensitas
yang sama selama 25 menit mengakibatkan penurunan mikroba 99,96 %. Sudarti
(2016) menyatakan bahwasannya paparan medan magnet ELF sebesar 646,7 πT
selama 30 menit mampu menghambat prevalensi Salmonella typhimurium sebesar
36,37 % pada bumbu gado-gado. Penelitian yang dilakukan oleh Nascimento et
al. (2003) menyatakan terjadi peningkatan pertumbuhan Escherichia coli setelah
terpapar medan magnet selama 8 jam.
19
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung
pada Desember 2017 sampai Maret 2017.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik,
inkubator, cawan petri, erlenmeyer, gelas beaker, gelas ukur, bunsen, botol
semprot, spatula, jarum ose, tabung reaksi, rak tabung reaksi, lemari
pendingin, vortex mixer, oven, plastik tahan panas, alumunium foil, kapas,
kertas label, tisue, transformator dan solenoida, water bath shaker, colony
counter, micropipet, pipet tip, tabung eppendorf, autoclave, laminar air flow,
hot plate magnetic stirrer, sentrifuge, spektrofotometer.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nutrient Broth;
medium Agar Bacteriological, media Mandels yang dimodifikasi dengan
20
komposisi: yeast extract 0,35 %, NaCl 0,2 %, KH2PO4 0,245 %, MgSO4-
7H2O 0,035 %, dan (NH4)2SO4 0,17 %; dan susu 0,5 %, alkohol 70 %, buffer
fosfat 0,01 M pH 7, TCA 0,1 M, Na2Co3 0,4 M, pereaksi folin, spiritus,
aquades; glukosa; dan isolat Bacillus sp. koleksi laboratorium Mikrobiologi
FMIPA Unila.
C. Metode Penelitian
Penelitian dirancang dengan analisis deskriptif dengan berbagai kuat dan
lama paparan medan magnet pada Bacillus sp. Kuat yang digunakan adalah
0,1 mT, 0,2 mT dan 0,3 mT, adapun lama paparan yang digunakan dari setiap
kuat medan magnet adalah 10 menit, 20 menit dan 30 menit. Secara ringkas
perlakuan berbagai kombinasi kuat medan magnet dan lama paparan medan
magnet dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Perlakuan Kuat dan Lama Paparan Medan Magnet
Lama Paparan
Medan Magnet
Kuat Medan Magnet
0,1 mT (K1) 0,2 mT (K2) 0,3 mT (K3)
10 menit (L1) K1L1 K2L1 K3L1
20 menit (L2) K1L2 K2L2 K3L2
30 menit (L3) K1L3 K2L3 K3L3
Selain perlakuan di atas, sebagai kontrol yaitu tanpa paparan medan magnet
(K0L0). Kemampuan produksi protease ditunjukkan dengan nilai Indeks
21
Proteolitik. Jumlah protease yang dihasilkan ditentukan dengan nilai aktivitas
enzim protease. Sebagai data pendukung, dihitung jumlah sel Bacillus sp.
D. Pelaksanaan Penelitian
1. Peremajaan stok kultur koleksi Bacillus sp.
Isolat koleksi bakteri Bacillus sp. murni diremajakan pada media NB
(Nutrient Broth) dengan cara mengambil 1 ose isolat Bacillus sp. dicelupkan
ke dalam media NB. Isolat bakteri Bacilus sp. lalu diinkubasi selama 12 jam
pada suhu 39oC.
2. Pemaparan isolat Bacillus sp.
Suspensi Bacillus sp.dalam media NB berumur 12 jam dipapar medan magnet
dengan kuat dan lama pemaparan seperti tertera pada Tabel 1.
3. Penentuan Indeks Proteolitik Bacillus sp.
Suspensi Bacillus sp. yang telah dipapar medan magnet sesuai dengan
perlakuan diambil 1 ose dan di inokulasikan ke dalam cawan petri yang berisi
media agar 2% dengan susu 2 % lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu
22
37oC. Aktivitas Proteolitik isolat Bacillus sp. yang tumbuh pada media susu
agar dapat dideteksi dari adanya zona bening di sekitar koloni.
Indeks proteolitik dihitung dengan cara membandingkan luas zona jernih
bening dan luas koloni bakteri dengan rumus :
IP = BAKet:
IP : Indeks proteolitik
A : Luas koloni bakteri
B : Luas zona jernih (Sumardi dkk., 2009)
4. Produksi enzim protease
Strater bakteri proteolitik sebanyak 5 ml di inokulasikan ke dalam 45 ml
media mandels yang dimodifikasi, kemudian diinkubasi selama 24 jam di atas
Shaker incubator dengan kecepatan 120 rpm pada suhu 40oC. Setelah 24 jam,
kultur dimasukkan ke dalam tabung dan disentrifugasi pada kecepatan
100000 rpm pada suhu 4oC selama 10 menit. Supernatan yang diperoleh
digunakan untuk uji aktivitas protease (Bergmeyer dan Grassl., 1983).
23
5. Penentuan aktivitas enzim protease
Aktivitas protease ditentukan dengan mengukur kadar asam amino sebagai
produk hidrolisis protein dalam susu skim oleh enzim protease (Soeka dan
Sulistiyani, 2014). Aktivitas protease diukur dengan mengikuti metode
Bergmeyer dan Grassl (1983) seperti disajikan pada tabel berikut
Tabel 2. Metode Pengujian Aktivitas Enzim Protease
Blanko(ml)
Standar(ml)
Sampel(ml)
Kasein 2 mM dalam bufferfosfat (0.01) M pH 7EnzimTirosin standarAquades
0.5
--
0.1
0.5
-0.1-
0.5
0.1--
Inkubasi pada suhu 370 C selama 10 menitTCA (0.1 M)EnzimAquades
0.50.1-
0.50.1-
0.5-
0.1Inkubasi pada suhu 370 C selama 10 menitSentrufugasi 10000 rpm selama 10 menit pada suhu 40CSupernatanNa2Co3 (0.4 M)Pereaksi folin (1:2)
0.3751.250.25
0.3751.250.25
0.3751.250.25
Inkubasi pada suhu 370C selama 10 menitBaca absorbansi pada panjang gelombang 578 nm
Prinsip kerja metode Bergmeyer dan Grassl (1983) yaitu kasein yang
berfungsi sebagai substrat akan dihidrolisis oleh protease dengan bantuan
air menjadi peptida dan asam amino dengan rumus reaksi seperti gambar
Kasein peptida + asama amino.Protease
24
Aktivitas protease dihitung dalam satuan PU (Protease Unit) per ml extrak
enzim.
PU= Asp-Abl x 1Ast-Abl T
Keterangan :
PU : Unit Aktivitas Protease (Unit/ml)
Asp : Nilai Absorbansi Sampel
Ast : Nilai Absorbansi Strandar
Abl : Nilai Absorbansi Blanko
T : Waktu
6. Penentuan Kepadatan Populasi Sel Bakteri Bacillus sp.
Penentuan jumlah sel Bacillus sp. dilakukan secara langsung di bawah
mikroskop dengan cara mengambil 0,1 ml suspensi bakteri kemudian
ditambahkan ke dalam 0,9 ml aquades steril dan dihomogenkan dengan
vortek selama 1-2 menit sehingga didapatkan pengenceran 10-1. Dari
pengenceran 10-1 diambil 0,1 ml suspensi bakteri, kemudian diletakkan diatas
gelas objek yang berukuran 1mm x 1mm dan dilakukan pengecatan gram.
Perhitungan Jumlah sel bakteri secara langsung dilakukan dengan melihat dan
menghitung jumlah sel pada luas lapang pandang mikroskop. Penentuan luas
lapang pandang mikroskop dilakukan dengan mengukur diameter areal
pandang mikroskop menggunakan mikrometer objektif yang mempunyai
25
skala terkecil 0,01 mm. Setelah nilai diameter areal pandang mikroskop
diketahui, kemudian di bagi 2 untuk mencari jari-jari dan dimasukkan ke
rumus berikut :
Luas areal pandang mikroskop = mm2
= x 10-2 mm2
Dimana r = jari-jari areal pandang mikroskop dalam cm. Rumus penentuan
perhitungan jumlah sel bakteri secara langsung yaitu sebagai berikut :
Konsentrasi sel : x
Luas lapang pandang mikroskop (mm2) x t (mm)
Keterangan :
x = rata-rata jumlah bakteri
t = tinggi
26
E. Diagram Alir
Isolat Bacillus sp.
Inokulasi pada media cair NB(sebagai starter)
Paparan medan magnet pada starterdengan lama paparan dan kuat medanmagnet yang berbeda
Inokulasi starter yangtelah dipapar medanmagnet pada mediaagar susu
Inokulasi starter yangtelah dipapar medanmagnet pada media cairmandels yangdimodifikasi
Perhitungan IndeksProteolitik
Perhitunganjumlah selBacillus sp.
Uji aktivitas enzimProtease
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh simpulan yaitu kuat
medan magnet 0,2 mT selama 10 menit, 20 menit dan 30 menit menurunkan
aktivitas enzim protease dibandingkan tanpa paparan medan magnet, sedangkan
kuat medan 0,1 mT dengan lama paparan 30 menit meningkatkan aktivitas enzim
protease dibandingkan tanpa paparan medan magnet. Oleh karena itu, kuat
paparan medan magnet 0,1 mT selama 30 menit sebagai terobosan bioteknologi
baru dalam meningkatkan aktivitas enzim protease.
B. Saran
Adapun saran yang dapat direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya adalah
menguji pengaruh paparan medan magnet pada sel Bacillus sp. dengan kuat dan
lama papran yang sama terhadap jumlah sel Bacillus sp. dengan menggunakan
metode Total Plate Count sehingga dapa diketahui jumlah bakteri yang hidup.
38
DAFTAR PUSTAKA
Akhdiya, A. 2003. Isolasi Bakteri Penghasil Enzim Protease Alkalin Termostabil.Buletin Plasma Nutfah. 9 (2): 38-44.
Anies. 2003. Pengendalian Dampak Kesehatan Akibat Radiasi MedanElektromagnetik. Media Medika Indonesia. 38 (4) : 213 – 219.
Aryono, D. 1980. Listrik dan Magnet. Penerbit Alumni. Bandung.
Astuti, Irnin Agustina Dwi. 2012. Penentuan Kuat Kutub Magnet Batang denganMetode Simpangan Kumparan Solenoida Berarus Listrik. Skripsi.Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.
Baehaki, A., Rinto dan A. Budiman. 2011. Isolasi dan karakterisasi protease daribakteri tanah rawa Indralaya. Sumatera Selatan. Jurnal Teknologi danIndustri Pangan. 22 (1) : 37-42.
Barbosa Teresa M., Serra Caludia R., La Ragione Roberto M, Woodward MartinJ. danHenriques Adriano O. 2005. Applied and EnvironmentalMicrobiology: Screening for Bacillus Isolates in The BroilerGastrointestinal Tract. Apl Environ Microbial. American Society forMicrobiology. America. 71 (2) : 968-970.
Bauer MW, Halio SB and Kelly RM. 1996. Proteases and Glycosyl Hydrolasesfrom Hyperthermophilic Microorganisms. Adv Protein Chem. 48: 271-310.
Bergmeyer, H.V. dan Grassl. 1983. Method of Enzymatic Analysis 2. VerlagChemia. Weinhein.
Brooks G. F., Butel J. S., Morse S. A. 2004. Jawets Melnick Adelberg’s MedicalMicrobiology 23rd ed. Lange medical books. New York.
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Alih bahasa lestari,R. et al. safitri, A., Simarmata, L., Hardani, H.W. (eds). Erlangga.Jakarta.
39
Dessy C. S. 2008. Isolasi Bakteri dan Uji Aktivitas Amilase kasar Termofilik dariSumber Air Panas Panen Sibirubiru Sumatera Utara. Skripsi.Universitas Sumatera Utara. Medan.
Fijalkowski. K., Narowtek. P., Struk. M., Kordas. M., and Rakoczy, R. 2013. TheEffect of Rotating Magnetic Field on Growth Rate, Cell MetabolicActivity, and Biofilm Formation by Staphylococcus aureus andEscherichia coli. Szczecin, Poland. Journal of Magnetic. 18 (3) : 289-296. ISSN 2233-6656.
Fogarty William M. dan Kelly Catherine T. 1990. Microbial Enzymes andBiotechnology Second Edition. Elsevier Applied Science. London andNew York.
Gaafar, El-Sayed A., Magda S. Hanafy, Eman Y. Tohamy, Mona H. Ibrahiem.2006. Stimulation and control of E.coli by using an extremely lowfrequency magnetic field. Journal Biophys. 16 (4) : 283-296.
Gupta, R., Beg, Q. K., dan Lorenz, P. 2002. Bacterial alkaline protease: molecularapproaches and industrial application. Appl Microbiol Biotehcnol.59 : 15-32.
Grubner, Siti Julaiha. 2011. Peningkatan Proliferasi Kultur Sel Punca MesenkimAsal Darah Tepi Melalui Pemaparan Medan Magnet Disk Permanen200 mT selama Dua dan Empat Jam per Hari. Tidak Diterbitkan. Tesis.Universitas Indonesia. Jakarta.
Hames, B. D dan Hooper N. M. 2000. Biochemistry: The Instant Notes SecondEdition. Springer-Verlag. Hongkong.
Hasyimi, Drs. H. M. 2010. Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk MahasiswaKeperawatan. CV. Trans Info Media. Jakarta.
Hernawati, Wayan. 2015. Pengaruh Pemaparan Medan Magnet pada MediaMandels yang dimodifikasi terhadap Pertumbuhan dan Aktivitas EnzimSelulase Bacillus sp. Skripsi. Univeritas Lampung. Bandar Lampung.
Ishaq, M. 2007. Fisika Dasar. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Jati, Bambang Murdaka Eka dan Priyambodo, Tri Kuntoro. 2010. Fisika DasarListrik Magnet Optika Fisika Modern. Andi. Yogyakarta.
James, M. Jay, Martin J. Loessner and David A. Golden. 2005. Modern FoodBiology Seventh Edition. Springer Science. United States of America.
Lehninger, A. L. 2005. Dasar–Dasar Biokimia. Terjemahan MaggyThenawidjaya Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.
40
Lidya, B. dan N. S. Djenar. 2000. Dasar Bioproses. Direktorat Jendral PendidikanTinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Madigan, M. 2005. Brock Biology Of Microorganism. Englewood Cliff. PrenticeHall. London.
Mardiansyah, Riki. 2012. Potensi Medan Elektromagnetik Sebagai SumberPembangkit Tenaga Listrik. Skripsi. Fakultas Teknik UniversitasIndonesia. Depok.
Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Mathews, C.K., Van Holde, K.E., Ahrn, K.G. 2000. Biochemistry 3rdEd. Addison-Wesley Pub. Comp. San Fransisco. 374–375.
Moran, L.A., Scrimgeour KG, Horton HR, Ochs RS. dan Rawn JD. 1994.Biochemistry Second Ed. Prentice Hall, Inc. Upper Saddle River.
Morelli A, Ravera S, Panfoli I, Pepe IM. 2005. Effects of extremely lowfrequency electromagnetic fields on membrane-associated enzymes.Archives of Biochemistry and Biophysics. 441: 191–198.pmid:16126157.
Muchtadi, T.R. dan Sugiyono. 2013. Prinsip Proses dan Teknologi Pangan.Alfabeta. Bandung.
Nascimento, L.F.C., Botura, Jr.G., dan Mota, R.P. 2003. “Glucose consume andgrowth of E.coli under electromagnetic field”. Rev. Inst.Med. trop. S.Paul. 45 (2) : 65-67.
Pelczar, M. J, dan E. C. S. Chan. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. UIPress. Jakarta.
Poedjiadi, A., dan Supriyanti, F.M.T., 2009. Dasar-Dasar Biokimia. UniversitasIndonesia. Jakarta.
Poliana J dan Mac CAP. 2007. Industrial Enzymes: Structure, Function, AndApplications. Springer. Dordrecht
Pourakbar, L., Hatami, S. 2012. Exposure of Satureia hortensis L seeds tomagnetic fields : effect on germination, growth characteristic andactivity of some enzyms. Journal of Stress Physiology & Biochemistry8: 191-198.
Putra, Oktanisyah R. 2017. Pengujian daya hambat antibiotik pada sel bakteriEscherichia coli dan Bacillus sp. yang dipapar medan magnet. Skripsi.Universitas Lampung. Lampung.
41
Rao MB, Tanksale AM, Ghatge MS, Deshpande VV. 1998. Molecular andbiotechnological aspect of microbial proteases. Microbiol Mol BiolReview. 62:597-635.
Said, M. I. dan J. C. Likadja. 2012. Isolasi dan Identifikasi Bakteri yangBerpotensi Sebagai Penghasil Enzim Protease Pada IndustriPenyamakan Kulit PT. Adhi Satria Abadi (ASA). JITP. UGM.Yogyakarta. 2 (2) : 121-128.
Sari, E. K. N. 2012. Proses Pengawetan Sari Buah Apel (Mallus sylvestris M,)Secara Non-Termal Berbasis Teknologi Oscilatting Magneting Field(OMF). Jurnal Teknologi Pertanian. Fakultas Teknologi PertanianUniversitas Brawijaya. Malang. 13 (2) : 78-87.
Setyasih, Nevi, R. Agustrina, T.T. Handayani dan E. Ernawiati. 2013. PengaruhMedan Magnet 0,3 mT terhadap Stomata Daun Tanaman Tomat(Lycopersicum esculentum Mill.). Prosiding Semirata FMIPAUniversitas Lampung. Lampung. 433-438.
Soedigdo. 1988. Metode Penelitian Biokimia. PAU Bioteknologi InstitutTeknologi Bandung. Bandung.
Soedojo, P. 2000. Azas-Azas Ilmu Fisika. Gajah Mada University Press.Yogyakarta
Soeka, Y.S., S.H. Rahayu, N. Setianingrum, dan E. Naiola. 2011. KemampuanBacillus licheniformis dalam memproduksi enzim protease yangbersifat alkalin dan termofilik. Media Litbang Kesehatan. 21 (2) : 89-95
Soeka, Y. Sudaryati dan Sulitiani. 2014. Karakterisasi Protease Bacillus subtilisA1 InaCC Yang Diisolasi dari Terasi Samarinda. Berita Biologi. PuslitBiologi-LIPI. Cibinong. 13(2) : 203-212.
Sudarti. 2016. Utilization of Extremely Low Frequency (ELF) Magnetic Field isas Alternative Sterilization of Salmonella typhimurium In Gado-Gado.International Conference on Food, Agriculture, and Natural Resources,FANRes2015. Jember University. Jember. 317-322.
Suhandana, M., T. Nurhayati, dan L. Ambarsari. 2013. Karakterisasi EkstrakKasar Enzim Polyphenoloxidase dari Udang Windu (Penaeusmonodon). Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. DepartemenTeknologi Hasil Perairan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 5 (2) : 353-364.
Sumardi, Christina Nugroho Ekowati dan Haryani Dwi. 2009. Isolasi Bacilluspenghasil protease dari saluran pencernaan ayam kampung. J. SainsMIPA. Universitas Lampung. Lampung. 16 (1) : 62-68.
42
Susanti, Elvi V. H. 2002. Isolasi dan Karakterisasi Protease dari Bacillus subtilis1012M15. Jurnal Biodiversitas. 4 (1) : 12-17.
Tipler, P.A. 1996. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 2. Erlangga. Jakarta
Voet, D., Voet, J.G., Pratt, C.W. 2006. Fundamentals of Biochemistry 2nd Edition.John Wiley & Sons Inc. New York.
Ward, O. P., Rao, M. B., and Kulkarni, A. 2009. Proteases production. AppliMicrobiol Industrial. 495-511.
Wardani, A. K dan Lia O. N. 2012. Purifikasi dan Karakterisasi Protease dariBakteri Hasil Isolasi dari Whey Tahu. Jurnal Teknologi Pertanian.Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya Malang.13 (3) : 149-156.
Wongsa, P. and P. Werukhamkul. 2007. Product Development and TechnicalService, Biosolution International. Bangkadi Industrial Park. Thailand.
Young dan Freedman. 1999. Fisika Dasar. Erlangga. Jakarta.
Yusriah dan kuswytasari N. D. 2013. Pengaruh pH dan Suhu Terhadap AktivitasProtease Penicillium sp. Jurnal sains dan seni pomits. InstitutTeknologi Sepuluh November. Surabaya. 2 (1) : 48.
Zubaidah, Siti. 2000. Bakteri: Kajian Tentang Beberapa Aspek Biologis.Universitas Negeri Malang. Malang.