PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN KOMISARIS INDEPENDEN ...

13
PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP MANAGEMEN LASA REAL Ferdawati Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Padang Abstract This research is conducted to obtain empirical evidence that there is an influence of audit quality and outside independent director on the real earnings manage en. The sample used, in this research is non financial company that listed in Indonesia Stock Exchange (ISE) that performs income increasing pattem Period 2004-2008. A regression is use to test the hypothesis. Hypothetical test results show that of audit quality is a negative correlation with the real earnings managemen. However, test results to influence of the outside independent director on real earnings management was not proofed. Keywords: real earnings managemen, audit quality and outside independent director 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian ini dilakukan untuk menguji secara empiris pengaruh kualitas audit dan komisaris indipenden terhadap managemen laba real terhadap . Teori yang mendasarinya adalah teori keagenan. Masalah agensi timbul karena adanya konflik kepentingan antara pemRik dengan manager akibat tidak bertemunya utilitas yang maksimal antara mereka. Sebagai agen, manager secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik, namun disisi lain manager juga mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka, sehinga memungkinkan agen untuk tidak selalu bertindak demi kepentingan terbaik pemilik dan melakukan manipulasi laporan keuangan. Setelah kasus Enron/Andersen terjadi di Amerika serta kasus manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh PT Lippo dan PT Kimia Farma di Indonesia. telah mengurangi kepercayaan para pelaku pasar modal, masyarakat bahkan pemerintah terhadap kredibilitas laporan keuangan. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengurangi atau membatasi parilaku managemen laba. Dari kalangan regulator, sejak terjadinya skandal Enron, pemerintah Amerika telah mengeluarkan kebijakan yang berupaya · untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan dikeluarkan kebijakan yang disebut dengan Sarbanes Oxley Act (SOX) pada bulan juli 2002. Tujuannya adalah untuk memperbaiki corporate governance, mengembalikan keperca- yaan para investor terhadap pasar modal serta meningkatkan pengawasan terhadap kantor akuntan publik (KAP) dengan harapan praktik-praktik yang dapat mengancam kredibilltas laporan keuangan dapat diminimalisir. Jika dihubungkan dengan kondisi di Indonesia, diberlakukannya SOX memberi dampak kepada peraturan corporate governance serta dunia pengauditan di Indonesia dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 4231KMK.06l2oo3. Managemenlaba selalu saja dilakukan oleh managemen dengan berbagai upaya walaupun pemerintah telah

Transcript of PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN KOMISARIS INDEPENDEN ...

PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP MANAGEMEN LASA REAL

Ferdawati Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Padang

Abstract

This research is conducted to obtain empirical evidence that there is an influence of audit quality and outside independent director on the real earnings manage en. The sample used, in this research is non financial company that listed in Indonesia Stock Exchange (ISE) that performs income increasing pattem Period 2004-2008. A regression is use to test the hypothesis. Hypothetical test results show that of audit quality is a negative correlation with the real earnings managemen. However, test results to influence of the outside independent director on real earnings management was not proofed.

Keywords: real earnings managemen, audit quality and outside independent director

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Penelitian ini dilakukan untuk menguji secara empiris pengaruh kualitas audit dan komisaris indipenden terhadap managemen laba real terhadap . Teori yang mendasarinya adalah teori keagenan. Masalah agensi timbul karena adanya konflik kepentingan antara pemRik dengan manager akibat tidak bertemunya utilitas yang maksimal antara mereka. Sebagai agen, manager secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik, namun disisi lain manager juga mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka, sehinga memungkinkan agen untuk tidak selalu bertindak demi kepentingan terbaik pemilik dan melakukan manipulasi laporan keuangan.

Setelah kasus Enron/Andersen terjadi di Amerika serta kasus manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh PT Lippo dan PT Kimia Farma di Indonesia. telah mengurangi kepercayaan para pelaku pasar modal, masyarakat bahkan

pemerintah terhadap kredibilitas laporan keuangan. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengurangi atau membatasi parilaku managemen laba. Dari kalangan regulator, sejak terjadinya skandal Enron, pemerintah Amerika telah mengeluarkan kebijakan yang berupaya · untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan dikeluarkan kebijakan yang disebut dengan Sarbanes Oxley Act (SOX) pada bulan juli 2002. Tujuannya adalah untuk memperbaiki corporate governance, mengembalikan keperca­yaan para investor terhadap pasar modal serta meningkatkan pengawasan terhadap kantor akuntan publik (KAP) dengan harapan praktik-praktik yang dapat mengancam kredibilltas laporan keuangan dapat diminimalisir. Jika dihubungkan dengan kondisi di Indonesia, diberlakukannya SOX memberi dampak kepada peraturan corporate governance serta dunia pengauditan di Indonesia dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 4231KMK.06l2oo3.

Managemenlaba selalu saja dilakukan oleh managemen dengan berbagai upaya walaupun pemerintah telah

't "

Pengaruh Kualitas Audit dan Komisaris Independen terhadap managemen Laba Real

menerbitkan beberapa aturan untuk mencegah kecurangan tersebut dalam rangka melindungi investor. Salah satu bukti usaha manager perusahaan untuk melakukan managemen laba adalah dengan melakukan pergeseran cara yang digunakan dalam melakukan managemen laba. Penelitian Gunny (2005). Roychowdhury (2006). Zang (2006). Cohen et al. (2008). Graham et al. (2005) serta Cohen dan Zarowin (2008) menemukan bahwa manager sudah bergeser menjauh dari managemen laba akrual menuju ke managemen laba real setelah perioda Sarbanes-Oxley Act (SOX). Graham et al. (2005) juga memberikan bukti empiris bahwa para manager cenderung melakukan aktivitas managemen laba real dibandingkan dengan managemen laba akrual. karena aktivitas managemen laba real sulit dibedakan dengan keputusan bisnis optimal dan lebih sulit untuk dideteksi. meskipun kos-kos yang digunakan dalam aktivitas tersebut secara ekonomik signifikan bagi perusahaan.

Tindakan managemen laba menurut pandangan teori agensi dapat diminimumkan melalui suatu mekanisme tata kelola perusahaan yang baik sehingga dapat menyelaraskan kepentingan berbagai pihak. Tata kelola perusahaan merupakan suatu mekanisme yang dapat digunakan oleh pemegang saham dan kreditor perusahaan untuk mengontrol tindakan manager. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik diharapkan dapat menjadi penghambat aktivitas managemen laba sehingga laporan keuangan dapat menggambarkan nilai fundamental perusahaan.

Oiantara mekanisme tata kelola perusahaan itu yang dapat mengontrol tindakan opurtunis manager adalah: 1. Memperbesar porsi dewan

komisarls independen. Visvanathan (2008) menemukan bukti bahwa komisaris independen secara signifikan berhubungan negatif dengan managemen laba real. Hal ini disebabkan karena komisaris

independen dapat memonitor proses pelaporan keuangan oleh manager.

2. Meningkatkan kualitas audit. Kualitas audit dilihat dari peran auditor yang memiliki kompalensi memadai dan bersikap independen sehingga menjadi pihak yang dapat memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi yang dilaporkan managemen (Mayangsari 2003). sehingga pengguna yakin bahwa laba yang disajikan manager bebas dari manipulasi.

Penelitian ini menarik dan berbeda jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Pertama. peneJitian ini menarik karena dengan dilakukannya pengujian secara empiris tentang peran auditor ekstemal sebagai mekanisme corporate govemance terhadap managemen laba real. dapat diketahui apakah upaya regulator untuk meclptakan corporate governance dan kualitas audit yang balk dalam rangka meningkatkan kualitas laporan keuangan melalul Keputusan Menteri Keuangan Nomor 4231KMK0612003 yang telah diberlakukan sejak September 2003. keputusan ketua Bapepam Nomor KEP-40IPMI2003. dan Nomor KEP-29IPMI2004 tangal 24 September 2004 telah berhasll diimplementaslkan sehingga praktik managemen laba real· dapat diminimalisir.

Kedua. Penelitian ini difokuskan pada jenis manajemen laba real. bukan managemen laba akrual sebagaimana yang telah banyak dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya di Indonesia. Managemen laba real merupakan isu penelitian yang masih baru karena selama ini penelitian­penelitian tentang managemen laba hanya difokuskan pada jenis managemen laba akrual dan mengenyampingkan managemen laba real. padahal sudah banyak bukti bahwa managemen laba real merupakan hal yang menarik bagi manager

Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 48-59 49

Pengaruh Kualitas Audit dan Komisaris Independen terhadap managemen Laba Real

(Roychowdhury, 2006, Graham, 2005; Cohen et. ai, 2008).

2. Landasan Teori

a. Teori Keagenan Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami managemen laba real dengan nilai perusahaan. Hubungan keagenan intinya adalah pemisahan antara kepemilikan (pemilik) dan pengendalian (dipihak agen). Pemisahan kepemilikan dalam perusahaan cenderung menimbulkan konflik keagenan. Jansen dan maclding (1976) menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat dengan angka­angka akuntansi diharapkan dapat meminimalkan konflik antara pihak­pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen sebagai pertanggungjawaban kinerjanya digunakan oleh pemilik untuk menilal, mengukur dan mengawasi sampai sejauh mana agen tersebut bekerja un­tuk meningkatkan kesejahteraannya, serta sebagai dasar memberikan kompensasi kepada agen. Namun sayangnya. laporan keuangan yang digunakan oleh pemRik untuk memberikan kompensasi kepada agen dengan tujuan agar dapat mengurangi konflik keagenan sering kali dimanfaatkan oJeh agen untuk mendap(itkan keuntu-ngan yang lebih besar dengan cara memanlpulasi Iaporan keuangan tersebut. Manager sebagai pengelola perusahaan memlHki informasi yang tebih banyak dibanding dengan pemlllk, sehlngga menimbulkan adanya asimetri informasi yang dapat memicunya manager untuk perprilaku oportunis demi memakslmumkan utilitas mereka. Pemilik modal dalam hal ini Investor, akan sulit untuk mengontrol secara efektif tindakan yang dilakukan oleh managemen karena tidak memiliki informasi yang cukup. Oleh karena itu. terkadang keblJakan-keblJakan tertentu yang diJakukan oleh managemen perusahaan tanpa sepengetahuan pihak pemRik modal atau investor dapat pemicu terjadinya konflik keagenan.

Jensen dan Meckling (1976) menunjukan adanya tiga unsur tambahan yang dapat membatasi perilaku oportunis yang dilakukan oleh manager, yaitu bekerjanya pasar tenaga managerial. bekerjanya pasar modal. bekerjanya pasar bagi keinginan untuk menguasai dan mendominasi kepemllikan perusahaan (market for corporate control). Masa depan agen tidak akan terjamin blla kinerjanya buruk sehingga dapat diberhentikan oleh pemegang saham. Pasar tenaga kerja managerial akan menghapus kesempatan manager yang tidak mempunyai kinerja balk. Bekerjanya pasar modal secara efisien bisa menjadi cermin kinerja manager dari harga saham perusahaannya.

b. Managemen Laba Real Secara umum managemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilltas laporan keuangan. Healy dan Wahlen (1999) menyatakan managemen laba terjadi ketika para manager menggunakan pertimbangan dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk merubah laporan keuangan yang menyesatkan pemegang saham tentang kinerja ekonomik organlsasi atau untuk mempengaruhi hasll sesual dengan kontrak yang tergantung pada angka­angka akuntansl yang dllaporkan. Perkembangan penelltian empiris mengenal managemen laba telah menun-jukkan manager telah bergeser dari . managemen laba akrual ke managemen Iaba real. Gunny (2005), Graham et al. (2005), Roychowdhury (2006), Zang (2006), Cohen et al. (2008), serta Cohen dan Zarowin (2008) menemukan bahwa manager sudah bergeser menjauh darl managemen laba akrual menuju ke managemen laba real setelah perioda Sarbanes-Oxley Ad (SOX).

Pergeseran dari managemen laba akrual ke managemen laba real ini menurut Roychowdhury (2006) disebabkan oleh:

1. Manipulasi akrual kemungkinan besar akan menarik perhatian

50 Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Oesember 2010 ISSN 1858-3687 hal 48-59

Pengaruh Kualitas Audit dan Komisaris Independen terhadap managemen Laba Real

auditor atau rerulator dibanding dengan keputusan-keputusan real, seperti yang dihubungkan dengan penetapan harga dan produksi.

2. Mengandalkan pada manipulasi akrual saja membawa risiko. Realisasi akhir tallun yang defisit antara laba yang tidak dimanipulasi dengan target laba yang diinginkan dapat melebihi jumlah yang dimungkinkan untuk memanipulasi akrual setelah akhir perioda fiskal. Jika laba yang dila-porkan turun dari target maka strategi berbasis akrual yang digunakan menjadi lemah. Hal ini berarti managemen tidak akan bisa lagi mencapai target yang diinginkannya, dan jika target yang diinginkan tidak tercapai maka manager dianggap tidak mempunyai kinerja yang baik atau kesempatan mendapatkan bonus hilang. Oleh karena itu, melakukan manipulasi melalui aktivitas real merupakan jalan am an untuk mencapai target laba karena bisa dilakukan disepanjang perioda operasi perusahaan sehingga kemungkinan laba kurang dari target bisa ditiadakan.

Graham et al. (2005) juga memberikan bukti bahwa para manager menyukai managemen laba real dibandingkan dengan managemen laba akrual, karena aktivitas managemen laba real sulit dibedakan dari keputusan bisnis opti­mal dan lebih sulit untuk dideteksi, meskipun kos-kos yang digunakan dalam aktivitas tersebut secara ekonomik signlfikan bagi perusahaan. Survei dan interview yang dilakukan oleh Graham et al. (2005) kepada 401 manager _ keuangan di Amerika menunjukkan bahwa manager memandang pengeluaran diskresioner dapat diturunkan untuk mencapai target laba perioda berjalan, bahkan 80% manager keuangan yang disurvei setuju akan tindakan menurunkan penge-

luaran diskresioner untuk mencapai target laba.

Roychowdhury (2006) menguji aktivitas managemen laba real dan konsekuensi­konsekuensinya pada pasar modal yang difokuskan pada manipulasi aktivitas real, yang mendefinisi managemen laba real sebagai tindakan-tindakan managemen yang menyimpang dari praktik bisnis normal, yang dilakukan dengan tujuan untuk menyesatkan pemangku kepentingan tertentu agar percaya bahwa acuan laba yang ditemukan mengalir normal sepanjang operasi. Hasll temuan Roychowdhury ini memberikan bukti bahwa managemen berusaha untuk menghindari melaporkan kerugian dengan tiga cara yaitu: (1) manipulasi pen-jualan (sales manipulation); (2) produksi secara berlebihan (overproduction): (3) pengurangan pengeluaran diskresioner (reduction of discretionary expenditure).

Gunny (2005) menguji konsekuensi­konsekuensi dari managemen laba real dan menemukan bahwa managemen laba real mempunyai suatu dampak negatif yang signifikan pada kinelja operasi masa depan. Sebagai tambahan, muncul bahwa partisipan­partisipan pasar modal kebanyakan mengakui dampak laba masa depan dari perilaku-perilaku miopik manager.

Penelitian Cohen dan Zarowin (2008) mengemukakan bahwa perusahaan yang mengelola laba lebih tinggi kemungkinan besar mempunyai satu atau semua dari berbagai ciri di bawah ini, yaitu:

a. Aliran kas operasi abnormal yang rendah

b. Kos diskresioner abnormal yang rendah

c. Kos produksi abnormal yang tinggi

Zang (2006) melakukan penelitian tentang saling kurban antara manipulasi akrual dan managemen laba real menemukan bahwa keputusan untuk mengatur laba melalui aktivitas real

Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 48-59 51

Pengaruh Kualitas Audit dan Komisaris Independen terhadap managemen Laba Real

mendahului keputusan-keputusan menajemen laba secara akrual. Hal terse but menunjukan bahwa kecenderungan manager untuk melakukan managemen laba real sangat besar untuk mencapai target yang telah ditentukan. Dechow dan Sloan (1991) menemukan bahwa para eksekutif yang mendekati akhir mass jabatannya mengurangi pengeluaran riset dan pengem-bangan untuk meningkatkan laba jangka pendek. Studi-studi lain yang terkait, Baber et. al. (1991) melaporan bukti yang konsisten, bahwa perusahaan yang mengurangi pengeluaran rlset dan pengembangan bertujuan untuk mencapai aooao-aooan laba seperti laba positif atau perubahan laba positif.

Penelitian mengenai managemen laba real juga dilakukan oleh Chen et al. (2008), mereka menemukan bahwa terjadi penurunan nilai yang signifikan untuk perusahaan yang melakukan managemen laba real yang menandakan bahwa passr dapat menduga terjadinya managemen laba real dengan melakukan pengamatan terhadap abnormal dalam operasi perusahaan setelah pengumuman laba kuartalan. Untuk menangkap managemen laba real, peneliti mengikuti teknik managemen laba real yang dikemukakan oleh Roychowdhury (2006) yang diuraikan di bawah ini.

1. Manipulasi penjualan Manager penjualan akan berusaha menaikkan penjualan selama periods akuntansi dengan tujuan meningkatkan laba untuk mencapai target laba. Hal inl blsa dilakukan manager dengan menambah penjualan atau mempercepat penjualan dari perioda mendatang ke perioda sekarang dengan cara menawarkan diskun-dlskun yang menarik dan berani serta menawarkan jangka waktu kredit yang lebih lunak. Dengan melakukan pemberian diskun­diskun yang berani tahun ini akan meningkatkan jumlah penjualan sehingga mencapai target jangka pendek dan kinerjanya ketihatan

baik serta manager bisa memperoleh bonus. Akan tetapi, diskun ini akan membuat kustomer berharap untuk memperoleh diskun-diskun yang sama dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan laba tahun sekarang namun mempunyai dampak negatif terhadap terhadap aliran kas masa depan.

2. Produksi secara berlebihan Manager perusahaan dapat meningkatkan laba dengan melakukan produksi besar-besaran. Produksi dalam skala besar menyebabkan kos overhead tetap dibagi dengan jumlah unit barang yang besar menga-kibatkan rata-rata kos per unit dan kos barang terjual menurun. Penurunan kos barang terjual tersebut akan berdampak pada peningkatan margin operasi. Zhang (2006) juga memenemukan bahwa perusahaan melakukan produksi besar-besaran dengan tujuan untuk menlngkatkan laba yang dilaporkan. Namun produksi secara besar -bessran tersebut menimbulkan masalah banyaknya sediaan, sehingga akan menangung kos untuk penyimpanan sediaannya.

3. Pengurangan pengeluaran diskresloner Pengeluaran dlskresioner yang dapat dikurangi adalah beban iklan, riset dan pengembangan, beban umum penjuatan dan beban adminis-trasi. Mengurangi beban bisa meningkatkan laba periods berjalan dan dapat juga meningkatkan atiran kas perioda sekarang, jika perusahaan membayar biaya seperti itu secara tunai. Namun jika pengurangannya tanpa pertimbangan yang cermat dan matang maka dapat berakibat buruk terhadap laba mass depannya. Oleh karena Itu, pengurangan pengeluaran diskresioner secara ektensif dari kondisi ekonomik normal merupakan tindakan managemen laba.

52 Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 48-59

'( I

Pengaruh Kualitas Audit dan Komisaris IndePenden terhadap managemen Laba Real

3. Pengembangan Hipotesis

Managemen laba real yang dilakukan manager tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang laba dan kine~a managemen perusahaan sehingga dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Oleh karena itu, diperlukan suatu mekanlsme untuk membatasi prilaku oportunis managemen inl agar laba yang disajikan menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan investor tidak salah dalam menilai perusahaan. Salah satu mekanisme yang diharapkan dapat mengontro/ pri/aku oportunis managemen adalah dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Konsep tata kelola perusahaan diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang transparan bagi semua pengguna !aporan keuangan. Bila konsep tata kelola perusahaan Ini dlterapkan dengan baik maka akan memberikan perlindungan bagi investor dan kreditor sehingga mereka akan memperoleh informasi yang benar tentang kinerja perusahaan yang pada akhimya tidak salah dalam mengambil keputusan dan nilai perusahaan akan menggambarkan keadaan yang sebenamya. Mekanisme tata ke/Ola perusahaan tersebut yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kualltas Audit laporan keuangan yang berkualltas merupakan salah satu elemen penting dari tata kelola perusahaan untuk mewujudkan transparansi. Behn et al. (2008) dan Kwon et a/. (200n telah menunjukkan bahwa salah satu upaya yang dapat dltempuh untuk mengurangl praktik manageman laba melalui auditor ekstemal yang berkualltas. Becker et a/. (1998) dalam Ardiati (2005) menemukan bahwa klien dari auditor non-Big 6 melapor-kan diskresioner akrual secara rata-rata 1-5% - 2,1 % lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh klien auditor Big 6. Untuk kasus Indonesia hal ini didukung oleh penelltian yang dilakukan o/eh Ardiati (2005) menellti pengaruh managemen Jaba terhadap

pengembaJian saham dengan kualitas audit sebagai variabeJ pemoderasi. Hasil penelitian Ardiati menunjukkan bahwa pengaruh managemen laba terhadap retum saham lebih besar untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 5 daripada KAP non-Big 5. Artinya KAP Big 5 dapat digunakan sebaga; slnyal untuk menunjukkan kredibilltas laporan keuangan, karena auditor Big 5 mempunyai sumberdaya dan pengalaman yang lebih baik dari non­Big 5. Berdasarkan perkembangan KAP maka Big 6 telah berubah Big 5 dan akhimya sekarang in; menjadi Big 4.

Auditor ekstemal berkepentingan terhadap managemen laba karena meskipun tangungjawab laporan keuangan ada pada pihak managemen, namun auditor berperan untuk memberikan perlindungan dan keyak/nan memada; apakah 'aporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan karena kekeliruan atau kecurangan, dengan cara mengidentiflkasi eror dan /regulatitas yang terdapat dalam laporan keuangan Idlen. Eror atau iregularitas dalam laporan keuangan klien salah satu penyebabnya adalah dilakukannya managemen Jaba. Jlka auditor menemukan eror dan iregulatltas daJam Japoran keuanagn tersebut maka auditor dapat memberikan saran perbalkan atau koreksl terhadap laporan keuanga Idien agar disajikan secara wajar sesual dengan PABU. Auditor yang berkualltas /eb/h mampu menangkap adanya eror dan iregulatitas yang terdapat dalam Japoran keuangan karena mempunyal sumberdaya dan pengalaman yang lebih baik. Berdasarkan hal tersebut, maka hlpotesls yang diajukan adaJah:

H1: Kualltas audit berpengaruh negatif terhadap managemen laba real.

b. Komlsarl. Independen Komisaris independen mempunyai

hubungan yang negatif dengan managemen Jaba termasuk managemen Jaba rea/. Komposisi dewsn komisaris merupakan salah satu karakteristik

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858·3687 hal 48-59 53

Pengaruh Kualitas Audit dan Komisaris Independen terhadap managemen Laba Real

dewan yang berhubungan dengan kandungan informasi laba. Melalui perannya dalam menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan dapat pempengaruhi pihak managemen dalam mengusun laporan keuangan sehingga diperoleh suatu. laporan laba yang berkualitas (Boediono, 2005). Komisarls independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi pengawasan agar tercipta tata kelola perusahaan yang baik.

Hasil penelitian Dechow, Patricia, Sloan dan Sweeney (1996), Klein (2002), Peasnel/, Pope dan Young (2001), Chtourou et al. (2001), Pratana dan Mas'ud (2003), Xie, Biao, Wallace dan Peter (2003) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007) memberikan simpulan bahwa perusahaan yang memlliki proporsi anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan dapat mempengaruhi tindakan managemen laba, karena mereka bertindak sebagai plhak yang independen dalam rnelakukan pengawasan. Jika anggota dewsn komisaris dari luar meningkatkan tindakan pengawasan maka akan mengakibatkan Makin rendahnya penggunaan managemen laba. Matolcsy et al. (1997) dalam Kusumastuti et al. (2007) berpendapat bahwa dewan yang didominasi oleh direksi dari dalam perusahaan cenderung akan memiliki tata kelola yang lemah. Oleh karena itu peneliti berargumen bahwa managemen laba real dapat dikurangi dengan adanya komisaris Independen, karena mereka merupakan pihak yang independen dan bertugas mewaklli pemegang saham mengawasl tlndakan yang dilakukan oleh manager.

Pemegang saham akan berkepentlngan terhadap kelangsungan hidup perusahaan dlmasa yang akan datang, tidak hanya untuk saat Inl seperti tujuan managemen laba real yang dilakukan oleh managemen. Managemen laba real yang akan dilakukan oleh manager akan berkurang karena mereka diawasi oleh komlsaris Independen. Berdasarkan hal

tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H2:Komisaris indepen­den berpengaruh ne­gatif terhadap mana­gemen laba real

METODE PENELITIAN

Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEl). Sampel penelitian adalah perusahaan nonkeuangan yang terdapat dalam populasi. Metoda pengambilan sampel adalah penyampelan bersasaran (purposive sampling). Perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di BEl selama lima tahun terakhir, yaitu mulai tahun 2004 sampai dengan 2008 yang diestimasi melakukan penaikan laba.

AJasan utama penelitian Inl difokuskan pada perusahaan yang melakukan managemen laba dengan pola penalkan laba adalah karena managemen laba real yang dilakukan manager dengan cara manlpulasi penjualan dengan pemberlan diskun­diskun, produksi secara besar-besaran untuk memperkecll kos barang terjual per unit serta mengurangi pengeluaran diskresioner bertujuan ·untuk menaikkan laba tahun sekarang, menghindari kerugian ataupun menghindarl penurunan laba. Oleh karena itu, fenomena managemen laba real lebih tepat diimpfementasikan pada pola penaikan laba.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian adalah Managemen Laba Real. Proksi yang digunakan untuk managemen laba real diadopsi dari penelitian Cohen et al. (2008) dengan menggunakan dua proksi yaitu: 1. Aliran kas operasi abnonnal

Aliran kas operasi (AKO) abnormal merupakan selisih antara aliran kas operasi aktual dengan aliran kas operasi normal. Aliran kas operasi normal merupakan fungsi linear dari penjualan dan perubahan penjualan (Cohen et ai, 2008). Untuk mengestimasi model ini, dilakukan

54 Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 48-59

., "

dengan meregresi secara cross­section untuk tiap industri per tahun dengan model estimasi sebagai berikut : HO. = ,t .. _J _+ t. Penjrlolon. +1:. APatjrIulan. + E

~-1 A.set..... ABetv -. A1Iet.. •••

independen di atas 30% dari jumlah seluruh anggota komisaris, berarti telah memenuhi pedoman tala kelola perusahaan yang baik. Hal ini sesuai dengan Keputusan Oireksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor. Kep-305I8EJ/o7-2004 yang menetapkan bahwa anggota dewan komisaris independen sekurang-kurangnya adalah 30% dari seluruh anggota de-wan komisaris. Jika porsi komisaris independen sesuai aturan yaitunya sekurang-kurangnya 30% maka penulis beri skor 1, sedangkan untuk perusahaan yang pars; komisaris independennya tidak sesuai aturan diberi skor O.

2. teas Pruduksl Aboomal Kos produksi didefinisikan sebagai jumfah kos barang terjual dan perubahan sediaan selama tahun beljalan. Model kos barang terjual merupakan fungsi linear dari penjualan yang dinyatakan sebagai berikut

SeteIah niIai kos baIang IerjuaI dKetahui, maka langkah selanjutnya adaIah menentukan perubahan sedia..... dengan menggunakan model sebagai berIwt

dengan menggunakan persamaan diatas, maka level normal dari kos produksi diestimasi dengan mengg ..... model beriruI:

UnfI* menangkap efek keseUuhan dati .... _en faba rea' (RM), maka nita; standaId'zed dari kedua proksi yang IeIab cfpaparkan akan diumlahkan untuk menangkap efek keseluruhan dari ....... nen Iaba real (Cohen et aI., 2008). VaWJef dependen yang digunakan daIam penefitian adalah Kualitas Audit (KA) dan Komisaris Independen (KOM) ,.. ..... r dengan cara berikut 1. Komisafis Independen (KOM) yailu

persentase jumlah dewan kom\sariS independen terhadap jumlah toIaI lranisais ,.. ala daIam susunan dewan komisaris sampel. Perusal-. yang llleliaAi anggofa dewan komisaris

2.. Kualitas Audit (KA). Knalilas audit aJUkor dengan menggunakan ukuran kantor akuntan publik (KAP). SampeI dikeIornpokUn rnenjadi dua yaibJ perusahaan yang cIaudI oIek KAP Big .- .. perusahaan yang tidak diaudit oIeh KAP Big Four. Laporan keuangan yang berkualitas merupakan salah satu elemen penting dari lata keIoIa perusahaan. Kuarlfas audit cfUcur dengan menggunakan ukuran kankJr akunIan pcjJIk (KAP).. Sampel dikelorl1pofckan menjadi dua yaitu perusahaan yang diaudit oIek KAP Big 4 dan perusahaan yang tidak diaudit oIeh KAP Big Four. Jika perusahaan diaucfJt oIeh KAP Big 4 maka kualitas audilnya tinggi dan jika diaudit oIeh KAP yang tidak Big .- (KAP keciI) maka kualitas auditnya rendah. Banyak peneIilian menemukan kuaIiIas audit berkorelasi positif dengan kredibilitas auditor dan berkOl8lasi negatif dengan kesaJahan Iaporan keuangan. Skor 1 adafah untuk perusahaan yang diaudl oIeh KAP Big 4 dan 0 adalah untuk perusahaan yang tidak diaudit oIeh KAPBig4.

Jumal AIwr4ansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1853-3687 hal 48-69 55

Pengaruh Kualitas Aud"Jt dan KonEaris Infependen techadap mall8gemen Laba RealI

Teicnik AnaIisis Data dan Pengujian Hipotesis Teknik analisis data y.mg digt.nIkan daIam penelitian ini adalah dengan menggunakan anaIisis regmsi BeIdasarkan pengembangan hipotesis cfi alas maka cfapat cfileIapkan model regresi sebagai beriIrut

MJ..R. = Go + at KAtt +CIz KOlia .. Eft

t Notasi: MLR = Managemen labs real

KOM = Komisaris Independen KA = Kualitas Audit € = Eror

-., _-t Gambar 1 .... hubungan anfar

YariabeI

HASll DAN PEUBAHASAN

Slatlslik Deskriptif Penelitian In! menggunakan

observasi sebanyak 345 tahun-perusaIJatm yang crleStimasi menaikkan Iaba unfuk periode peneIIian selama ima tafuI yalu dari Iahun 2004 sampai 2008 pacta industri non keuangan yang melakukan penaikan labs.

Tabel1 SIatisIik Deskriptif

NiIai mean Managemen laba

konsisten dengan temuan Oktarina dan HuIagaouI (2008) yang memberikan bufdj enlpiris bahwa perusaIJatm cenderung rneIaIa*an ~ aktivIas real mefaIui aIiran kas kegialan operasi.

NiIai mean Kuaitas Audit (KA) dari sampel yang cflObservasi adalah 0.53_ NiIai tedinggi KA adaIah 1 se«algkan niIai lereIldah 0 dengan deviasi sIandar sebesar 0,5_ NIsi mean Komisaris indipenden (KOM) dari sampel yang diobservasi adalah 0.89. Nilai tertinggi KOM adalah 1 sedangkan nilai terendah 0 dengan deviasi standar sebesar 0,31. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa adanya perusahaan yang masih mempunyai skor noI yang beIaIti mereka tidak mengindahkan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-305IBEJ/o7-2OO4 yang menetapkan bahwa anggota dewsn komisaris independen sekurang­kurangnya adaIah 30% dad seIuruh anggota dewan komisaris..

Pengufl8n HlpotesJs dan Pembahasan

Penelitian ini menggunakan Metoda generaJized /east squateS (GlS) untuk mengqi regresi untuk mengaii kedua hipolesis peneIIian yang cfl8jukan.

Dengan menggunakan WlS, hasiI regresi untuk model 1 dapat dilihat pada tabeI 2 berikul

Tabel2. Hasil analis regresi model 1

~

Real (MlR) dari samper yang diobservasi adalah -0,01016. Niai Tabet tersebut menuqukkan tertinggi MLR adalah 2,0814 sedangb.. bahwa dari empat vaiabel independen nilai terendah adaIah -1.&008 del... yang ... IaIya ..... ,.. *'--deviasi standar sebesafCl.3271. NIai pada ala 5%. Vaiabel Kn-as Audit mean MlR yang bertanda negaIif (ICA) 1IeIpa..... -Jd. ...--menunjukkan bahwa secara raIa-raIa temadap variabeI managemen labs .... -sampef yang diobseIvasi melakukan Hal ini beratti makin tinggi kuaIftas audit mallagemen Iaba real dalam bentuk maka managemen Iaba rial akan ~ penjuaIan dan produksi semakin turun. Oleh karena itu hipotesis secara beffebihan dengan tujuan untuk 3 yang menyatakan bahwa kualitas meningkatkan laba perusahaan. Hasil ini audit berpengaruh negatif terhadap

56 Jumal Akuntansl & Manajemen Vol 5 No.2 Oesember 2010 ISSN 1858-3687 hal48..s9

Pengaruh Kualitas Audit dan Komisaris Independen terhadap managemen Laba Real

managemen laba real dapat diterima. Hasil ini mendukung penelitian Ardiati (2005).

Komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba real. Sehingga hipotesis 4 yang menyatakan bahwa komisaris indipenden berpengaruh negatife terhadap managemen laba real dltolak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Gideon (2005) serta Sylvia dan Siddharta (2005). Gideon (2005) menyatakan bahwa penempatan atau penambahan anggota dewan komisaris independen dimungkinkan hanya sekedar memenuhi ketentuan formal, sementara pemegang saham mayoritas (pengendalilfounders) masih memegang peranan penting sehingga kinerja dewan tidak meningkat bahkan turun. Sylvia dan Siddharta (2005) juga menyatakan bahwa pengangkatan dewan komisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan Good Corporate Governance (GCG) di dalam perusahaan. Kondisi ini juga ditegaskan dari hasil survei Asian Development Bank dalam Gideon (2005) yang menyatakan bahwa kuatnya kendali pendiri perusahaan dan kepemilikan saham mayoritas menjadikan dewan komisaris tidak independen. Fungsl pengawasan yang seharusnya menjadi tanggungjawab anggota dewan menjadi tidak efektif.

Secara umum, kedua variabel independen yaitu Kualitas audit dan Keberadaan Komisaris indipenden secara bersama-sama berpengaruh signifikan secara statistik terhadap manajemen laba real pada a=1 % dengan nilai adjusted RZ sama dengan 0,071 yang berarti bahwa 7,1% varia bel manajemen laba real dapat dijelaskan oleh variabel Kepemilikan institusional, Kepemilikan manajerial, Kualitas audit dan Komisaris indipenden sisanya 92,9% dijelaskan oleh faldor lain diluar model regresi.

Simpulan Berdasarkan pengujian dengan

menggunakan WLS pada bag ian lima, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1) Kualitas audit berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba real 2) Komisaris indipenden tidak berpengaruh terhadap manajemen laba real. Oleh· karena itu Auditor eldemal dapat dijadikan sebagai pengontrol managemen laba real yang dilakukan managemen Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidak luput dari beberapa keterbatasan diantaranya:

1. Penelitian ini hanya d~okuskan pada manajemen laba dengan pola menaikkan laba, dan tidak mempertimbangkan dorongan lainnya seperti dorongan untuk menghindari kerugian atau menghindarl laba negat~.

2. Penelitian inl hanya terbatas pada industri non keuangan yang terdaftar di BEl, sehingga hasllnya hanya dapat digeneralislr pada industri tersebut.

3. Dalam pengukuran variabel KA dan KOM menggunakan variabel dummy.

3. Saran untuk Penelltlan SelanJutnya

Penelitian berikutnya dapat memfokuskan pada motivasi khusus untuk melakukan managemen laba real seperti dorongan untuk menghindari keruglan atau menghlndari laba negatlf ataupun program bonus. Disamping itu penelitian selanjutnya diharapkan memasukkan mekanisme tata kelola perusahaan yang lain sepertl Kepemilikan managerial, kepemilikan institusional, kualitas audit, komisaris independen, dan lain..fain yang digabung dengan membuat suatu Indek Tata Kelola Perusahaan.

Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 48-59 57

Pengaruh Kualitas Audit dan Komisaris Independen terhadap managemen Laba Real

Daftar Pustaka

Alijoyo, F. Antonius. 2003. Rasio Keuangan dan Praktek Corporate Governance.

8. Ardiati, A.Y. 2005. Pengaruh

Manajemen Laba Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Diaudit oleh KAP Big 5 dan KAP Non Big 5. Jumal Riset Akuntansi Indonesia, Vo1.8, No.3, September, hal 235-249.

Babic, Verica. 2001. The Key Aspects of the Corporate Governance Restructuring in the T ransisition Proces. Economist, Vo1.33. No.2.

Barnhart, Scott and Rosentein, Stuart. 1998. Board Composition, Managerial OWnership and Firm Performance: An Empirical Analysis. The Financial Review November, pp. 33-34.

Boedlono, Gideon SB. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanlsme Corpo-rate Governace dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Makalah Simposium Nasional Akuntansi VI11.

Chen, Z., L. Rees, and Sivaramakrishnan. 2008. On the Use of Accounting vs. Real Earnings Management to Meet earnings Expectation - A Market Analysis. 12-12-2008

Cohen, Daniel A., and P. Zarowln. 2008. Accrual-Real Earnings Management Around Seasoned Equity Offerings. hUp://Ssro.com 14-08-2008

Cohen, Daniel A., Aiyesha Dey, dan Thomas Z. Lys. 2008. Real and Accrual-based Earnings Management in the Pre- and Post­Sarbanes Oxley Periods. The Accounting Review VoI.83, No.3, pp.757-787.

Cornett M. M., J. Marcuss Saunders, and Tehranian H. 2006. Earnings Manage-ment, Corporate Governance, and True Financial Performance.

http://papefS.ssm.com. Darmawati, Deni., Khomsiyah dan

Rahayu. 2005. Hubungan Corporate Gover-nance dan Kinerja Perusahaan, Jumal Riset Akuntansi Indonesia Vol.8 NO.1: hal 65-81.

Dechow, Sloan, Dan Sweeney. 1995. Detecting Earnings Management The Accounting Review Vol. 70, No. 2 April 1995, Pp. 193-225.

Dechow, P. 1995. Accounting Earnings and cash Flows as Measures of Firm Performance: The Role of Accounting Accruals. Journal of Accounting and Economics 18: pp.3-42.

Graham, J. R., C. R. Harvey, and S. Rajgopal 2005. The Economic Implications of Corporate Financial Reporting. Journal of Accounting and Economics 40: pp.3-73.

Gunny, K. 2005. What are The Consequences of Real Earnings Management? Worldng Paper. University of Colorado.

Healay, Paul M. and Wahlen. 1999. A Reviw of The Earnings Managemen Literature and Its Implication for Standard Setting. Accounting Horizon. Vol 13 No.4, pp. 365-383.

Herawaty, Vinola .2008. Peran Praktek Corporate Governance sebagai Modera-ting Variable dari Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai Perusahaan. Makalah SNA XI.

Jensen, Michael C. and W.H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and OWnership structure. Journal of Financial Economics 3: pp. 305-360.

Kusumastuti, Sari., Supatml, dan Pranata Sastra. 2007. Pengaruh Board Diversity terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance. Jumal Akuntansi dan Keuangan Vo1.9, No.3.

58 Jurnal Akuntansl & Manajemen VoiS No.2 Oesember 2010 ISSN 1858-3687 hal 48-19

Pengaruh Kualitas Audit dan Komisaris Independeri terhadap managemen Laba Real

Mayangsari, Sekar. 2003. Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta Mekanisme Corporate Governance terhadap Integritas Laporan Keuangan. Makalah Simposium Nasional Akuntansi VI.

Midiastuty, Pratana Puspa, dan Mas'ud Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Managemen. Makalah Simposium Nasional Akuntansi VI.

Oktorina, Megawati, dan Hutagaoul. 2008. Analisis Arus Kas Kegiatan Operasi dalam Mendeteksi Manipulasi Aktivitas RiiI dan Dampaknya terhadap Kinerja Pasar. Makalah Simposium Nasional Akuntansi XI.

Rachamawati, A., dan Hanung Triatmoko 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Makalah Simposium Nasional Akuntansi X.

Roychowdhury, S. 2006. Earnings Management through Real Activities Manipu-Iation. Journal of Accounting anq Economics, 42: pp. 335-370.

Siallagan, H., dan Mas'ud Machfoedz. 2006. Mekanisrne Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Makalah Simposium Nasional Akuntansi IX.

Sloan, Richard G. 1996. Do Stock Fully Reflect Information in Accrual and Cash Flow About Future Earning. The Accounting Review pp.289-315.

Smith, D.E. 1976. The Effect of The Separation of Ownership from Control on Accounting Policy Decisions. The Accounting Review October, pp: 707~723.

Theresia Owi Hastuti. 2005. Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan StudiKasus pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Jakarta. Makalah Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Ujiyantho, M. Arief, dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Managemen Laba dan Kinerja Keuangan. Makalah Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Utama, Siddharta. 2003. Corporate Governance, Disclosure and Its Evidence in Indonesia. Usahawan No.04, Th. XXXII, hal. 28-32.

Visnanathan, Gnanakumar. 2008. Corporate Governance and Real Earnings Management. Academy of Accounting and Financial Studies Journal. Vol 12, No.1

Watts, R. dan J. Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory. Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ.

Zang, A. Z. 2006. Evidence Tradeoff between Manipulation and manipulation. Working Duke University.

on The Real

Accrual Paper,

Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 48-59 59