PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK DEWAN...

12
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019 ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x 146 PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK DEWAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Rosmita Rasyid 1 , Nur Hidayah 2 , Herni Kurniawati 3 , Fanny Andriani Setiawan 4 1 Universitas Tarumanagara, Jakarta, [email protected] 2 Universitas Tarumanagara, Jakarta, [email protected] 3 Universitas Tarumanagara, Jakarta, [email protected] 4 Universitas Tarumanagara, Jakarta, [email protected] ABSTRAK: Keterkaitan masalah ekonomi, sosial dan lingkungan sudah sangat sering menjadi pemberitaan hangat di berbagai media pemberitaan baik di tingkat nasional maupun di tingkat global. Stakeholder menekan perusahaan agar melaporkan dampak dari aktivitas yang dilakukannya terhadap lingkungan dan sosial disamping Laporan Keuangan. Selama ini informasi laba di dalam Laporan Keuangan dianggap merupakan informasi yang paling penting bagi pengukuran kinerja perusahaan. Seiring dengan meningkatnya tuntutan pertanggungjawaban perusahaan atas kondisi lingkungan dan sosial, maka laba yang diinginkan lebih dari sekedar laba dari sisi keuangan, namun laba yang menjaga kelestarian lingkungan dan sosial.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki pengaruh kinerja keuangan dan karakteristik dewan sebagai bagian dari tata kelola perusahaan untuk mengungkapkantanggung jawab sosial (CSR) dalam pelaporan keberlanjutan atau dituangkan dalam laporan tahunan.Sampel penelitian ini menggunakan data sekunder berupa annual report perusahaan manufaktur dalam kurun waktu 2015- 2017. Penelitian ini dibantu dengan program software eviews 9. Hasil dari penelitian telah membuktikan bahwa (1) kinerja keuangan yang diukur dengan ROA (return on assets) berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur (CSR); (2) Bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR); (3) Hasil analisis menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial pada perusahaan manufaktur berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur (CSR); dan (4) Bahwa komite audit yang dimiliki perusahaan manufaktur tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Kata kunci: Kinerja keuangan, Karakteristik dewan, Pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) ABSTRACT: The linkages between economic, social and environmental issues have become very frequent news in various news media both at the national level and at the global level. Stakeholders pressured the company to report on the impact of its activities on the environment and the social as well as the Financial Report. So far, profit information in the Financial Report is considered to be the most important information for measuring company performance. Along with the increasing demands of corporate responsibility for environmental and social conditions, the desired profit is more than just financial profit, but profits that maintain environmental and social sustainability. The purpose of this study is to investigate the influence of financial performance and board characteristics as part of corporate governance to disclose social responsibility (CSR) in sustainability reporting or set out in annual reports. The research sample used secondary data in the form of annual reports of manufacturing companies in the period 2015-2017. This research is assisted by software programs eviews 9.The results of the research have proven that (1) financial performance as measured by ROA (return on assets) has a significant positive effect on the disclosure of social responsibility of manufacturing companies (CSR); (2) That independent commissioners do not influence the disclosure of corporate social responsibility (CSR); (3) The results of the analysis show that managerial ownership in manufacturing companies has a significant positive effect on the disclosure of social responsibility of manufacturing companies (CSR);

Transcript of PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK DEWAN...

Page 1: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK DEWAN …cmbs.untar.ac.id/.../Pengaruh-Kinerja-Keuangan-dan... · mengenai kinerja keuangan dan karakteristik dewan tidak konsisten memberikan

Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019

ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x

146

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK

DEWAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY

Rosmita Rasyid1, Nur Hidayah2, Herni Kurniawati3, Fanny Andriani Setiawan4

1Universitas Tarumanagara, Jakarta, [email protected]

2Universitas Tarumanagara, Jakarta, [email protected] 3Universitas Tarumanagara, Jakarta, [email protected] 4Universitas Tarumanagara, Jakarta, [email protected]

ABSTRAK: Keterkaitan masalah ekonomi, sosial dan lingkungan sudah sangat sering menjadi pemberitaan hangat di

berbagai media pemberitaan baik di tingkat nasional maupun di tingkat global.Stakeholder menekan

perusahaan agar melaporkan dampak dari aktivitas yang dilakukannya terhadap lingkungan dan sosial

disamping Laporan Keuangan. Selama ini informasi laba di dalam Laporan Keuangan dianggap

merupakan informasi yang paling penting bagi pengukuran kinerja perusahaan. Seiring dengan

meningkatnya tuntutan pertanggungjawaban perusahaan atas kondisi lingkungan dan sosial, maka laba

yang diinginkan lebih dari sekedar laba dari sisi keuangan, namun laba yang menjaga kelestarian

lingkungan dan sosial.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki pengaruh kinerja keuangan dan

karakteristik dewan sebagai bagian dari tata kelola perusahaan untuk mengungkapkantanggung jawab

sosial (CSR) dalam pelaporan keberlanjutan atau dituangkan dalam laporan tahunan.Sampel penelitian ini

menggunakan data sekunder berupa annual report perusahaan manufaktur dalam kurun waktu 2015-

2017. Penelitian ini dibantu dengan program software eviews 9. Hasil dari penelitian telah membuktikan

bahwa (1) kinerja keuangan yang diukur dengan ROA (return on assets) berpengaruh positif signifikan

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur (CSR); (2) Bahwa komisaris

independen tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR); (3)

Hasil analisis menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial pada perusahaan manufaktur berpengaruh

positif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur (CSR); dan (4)

Bahwa komite audit yang dimiliki perusahaan manufaktur tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Kata kunci: Kinerja keuangan, Karakteristik dewan, Pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR)

ABSTRACT: The linkages between economic, social and environmental issues have become very frequent news in

various news media both at the national level and at the global level. Stakeholders pressured the

company to report on the impact of its activities on the environment and the social as well as the

Financial Report. So far, profit information in the Financial Report is considered to be the most

important information for measuring company performance. Along with the increasing demands of

corporate responsibility for environmental and social conditions, the desired profit is more than just

financial profit, but profits that maintain environmental and social sustainability. The purpose of this

study is to investigate the influence of financial performance and board characteristics as part of

corporate governance to disclose social responsibility (CSR) in sustainability reporting or set out in

annual reports. The research sample used secondary data in the form of annual reports of manufacturing

companies in the period 2015-2017. This research is assisted by software programs eviews 9.The results

of the research have proven that (1) financial performance as measured by ROA (return on assets) has a

significant positive effect on the disclosure of social responsibility of manufacturing companies (CSR);

(2) That independent commissioners do not influence the disclosure of corporate social responsibility

(CSR); (3) The results of the analysis show that managerial ownership in manufacturing companies has a

significant positive effect on the disclosure of social responsibility of manufacturing companies (CSR);

Page 2: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK DEWAN …cmbs.untar.ac.id/.../Pengaruh-Kinerja-Keuangan-dan... · mengenai kinerja keuangan dan karakteristik dewan tidak konsisten memberikan

Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019

ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x

147

and (4) That the audit committee owned by a manufacturing company does not affect the disclosure of

corporate social responsibility (CSR).

Keywords:Financial performance, Board characteristics, Social responsibility disclosure (CSR)

PENDAHULUAN

Isu mengenai hubungan masalah ekonomi, sosial dan lingkungan yang ada acap

kali merupakan publisitas hangat sehingga menjadi headline dalam beberapa surat kabar

nasional dan internasional. Adapun isu yang beredar ditingkat nasional adalah

kebakaran hutan yang mengganggu kesehatan masyarakat, illegal loging, lumpur panas

Lapindo yang belum selesai sampai sekarang. Isu ditingkat internasional adalah efek

rumah kaca sehingga memicu terjadinya perubahan iklim yang ekstrim yang

mengancam jiwa masyarakat, seperti terjadi baru-baru ini di Amerika Serikat yang

mengalami cuaca dingin ekstrim sehingga menimbulkan jatuhnya korban karena

hipotermia.

Beberapa periode kebelakang, laba/ rugi yang tercantum dalam laporan keuangan

merupakan informasi utama yang diperlukan pemangku kepentingan untuk melihat

bagaimana kinerja perusahaan. Berkembangnya zaman, bertambah pula kemauan para

pemangku kepentingan untuk memperoleh informasi mengenai kinerja perusahaan

selain informasi laba/ rugi yaitu informasi pertanggungjawaban perusahaan atas dampak

kegiatan operasional perusahaan terhadap lingkungan dan sosialnya yaitu laporan

corporate social responsibility (CSR). Laporan CSR tersebut sesuai dengan konsep

Triple Bottom Line yang ditemukan oleh John Elkington di tahun 1997 dimana

perusahaan yang didirikan harus memiliki tujuan selain meraih keuntungan, yakni juga

memperhatikan lingkungan sekitarnya, dan memperhatikan sosialnya (manusianya).

Di Indonesia,UU PT No.40, pasal 74 tahun 2007 merupakan aturan yang

mengharuskan perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya memakai sumber daya

alam harus mengungkapkan tanggung jawab sosial dan lingkungannya dalam bentuk

laporan CSR setiap tahunnya. Selain itu, untuk menguatkan UU PT No.40, Pemerintah

mengeluarkan UU No.32 Tahun 2009 mengenai Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup. Berdasarkan UU No.32, melalui Kementerian Lingkungan Hidup,

Pemerintah menyelenggarakan agenda penataan lingkungan hidup perusahaan yaitu

Program Penilaian Peringkat KinerjaPerusahaan (PROPER) yang diberikan kepada

perusahaan atas tanggungjawab sosial dan lingkungannya.

Dari beberapa hasil riset yang sudah terpublikasi mengenai apa saja yang

mempengaruhi laporan CSR dari faktor internal perusahaan, antara lain adalah kinerja

keuangan dan tata kelola perusahaan. Kinerja keuangan diukur menggunakan variabel

profitabilitas, sedangkan tata kelola perusahaan diukur dengan karakteristik dewan

komisaris yang terdiri komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan jumlah

keberadaan komite audit. Penelitian yang dilakukan Tarigan dan Semuel (2014)

membuktikan bahwa dimensi ekonomi (EC) dari sustainability report tidak berpengaruh

terhadap kinerja keuangan, sedangkan dua dimensi lainnya yaitu lingkungan (EN) dan

sosial (SO) berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Rosyidah (2017)

memberikan hasil riset yang berbeda dari hasil riset yang ditemukan Tarigan dan

Semuel yaitu profitabilitas dan environmental performance berpengaruh positif terhadap

pengungkapan triple bottom line atau sustainability report.

Dalam beberapa penelitian sebelumnya, kepemilikan manajerial dalam struktur

modal perusahaan berpengaruh positif terhadap perwujudan tanggung jawab sosial

Page 3: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK DEWAN …cmbs.untar.ac.id/.../Pengaruh-Kinerja-Keuangan-dan... · mengenai kinerja keuangan dan karakteristik dewan tidak konsisten memberikan

Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019

ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x

148

perusahaan, seperti hasil riset Rawi dan Munawar (2010) dimana tingkat kepemilikan

manajemen yang tinggi memberikan kemudahan bagi manajemen perusahaan

melaksanakan rencana CSR. Hasil riset mereka diperkuat dengan hasil riset

Kusumawati (2016) yang membuktikan bahwa kepemilikan saham mayoritas

berpengaruh positif terhadap sustainability report. Namun hasil riset berbeda dibuktikan

oleh Ningshy dkk. (2014) bahwa audit committee, board of directors, dan corporate governance tidak berpengaruh terhadap the disclosure of sustainability report.

Menurut hasil riset yang dijabarkan diatas, disimpulkan bahwa hasil riset

mengenai kinerja keuangan dan karakteristik dewan tidak konsisten memberikan efek

terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Sehingga alasan inilah yang

memotivasi penelitian ini ingin menguji kembali pengaruh kinerja keuangan dan

karakteristik dewan atas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tersebut.

Adapun masalah yang diajukan pada penelitian ini adalah:

1) Apakah kinerja keuangan memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR

?

2) Apakah komisaris independen memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan

CSR ?

3) Apakah kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif terhadap

pengungkapan CSR ?

4) Apakah komite audit memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR ?

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh kinerja keuangan, komisaris

independen, kepemilikan manajerial dan komite audit terhadap pengungkapan CSR.

Batasan riset yang diajukan adalah sampel riset ini adalah industri manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kurun waktu tahun 2015-2017 secara terus

menerus.

TINJAUAN LITERATUR

CSR adalah kewajiban perusahaan terhadap organisasi atau perorangan yang

berkepentingan kepada perusahaan untuk beroperasi dengan wajar agar mampu

mengurangi efek merugikan dan meningkatkan efek menguntungkan yang ditimbulkan

dari kegiatan operasi tersebut. CSR mencakup tiga aspek yakni aspek ekonomi, aspek

sosial dan aspek lingkungan atau disebut triple bottom line untuk menggapai sasaran

kontinuitas pembangunan (sustainable development) (Wibisono 2007:8). Perkembangan

CSR saat ini banyak membutuhkan dukungan dari semua pemangku kepentingan yaitu

pemerintah, masyarakat luas, dan perusahaan itu sendiri, hal tersebut dikarenakan tidak

semua perusahaan melakukan dan mengungkapkan tanggung jawab sosialnya secara

lengkap sesuai Global Reporting Index (GRI).

. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas CSR tidaklah dianggap penting bagi

manajemen perusahaan karena CSR dianggap tidak memberikan peranan positif

terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Berbeda dengan dugaan menajemen

tersebut, bahwa dari Undang-Undang yang ada, menunjukkan bahwa aktivitas CSR

menyatu dengan aktivitas operasional perusahaan sehingga bidang aktivitas CSR pun

masih dibawah kontrol manajemen perusahaan (Mapisangka, 2009). Terdapat

perusahaan yang memiliki dugaan bahwa pengungkapan CSR sebagai beban perusahaan

sehingga dapat menurunkan tingkat pengembalian dalam periode jangka pendek.

Sejatinya CSR yang diexpose oleh perusahaan dapat menimbulkan hasil yang dapat

Page 4: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK DEWAN …cmbs.untar.ac.id/.../Pengaruh-Kinerja-Keuangan-dan... · mengenai kinerja keuangan dan karakteristik dewan tidak konsisten memberikan

Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019

ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x

149

meningkatkan keuangan perusahaan di masa mendatang, dan imej yang baik di mata

masyarakat akan didapat perusahaan yang melakukan program CSR.

Kinerja Keuangan

Setiap organisasi memiliki tujuan untuk dapat hidup dalam jangka panjang

sehingga perusahaan tersebut harus memiliki kinerja yang baik. Kinerja sebuah

organisasi dapat ditinjau dari sisi keuangan maupun non keuangan. Kinerja keuangan dalam penelitian ditinjau dari sisi profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh dapat menunjukkan

kesuksesan perusahaan tersebut dalam suatu periode tertentu. Perusahaan yang

memperoleh laba besar, dapat dikatakan berhasil atau perusahaan yang sukses.

Perusahaan yang menderita kerugian dapat dikatakan sebagai perusahaan yang gagal.

Kemampuan laba perusahaan dapat diukur dengan mengaitkan laba perusahaan

dengan penjualan yang dikenal dengan return on sales (ROA). Pengukuran lain dari

kemampuan laba adalah dengan mengaitkan laba dengan investasi yang dibutuhkan

untuk menghasilkan laba tersebut yang dikenal sebagai return on investment (ROI)

(White, Sondy and Fried: 2003;133). Hubungan antara profitabilitas dengan laporan

CSR telah banyak dilakukan. Dilling (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

profitabilitas berpengaruh positif pada laporan corporate social responsibility.

Karakteristik Dewan

Indonesia membentuk Komite Nasional mengenai kebijakan Corporate

Governance tahun 1999 dimana Komite Nasional menerbitkan Pedoman yang baik

dengan nama good governance di bulan Maret 2001 (Tjager, dkk, 2003). Pedoman good

governance memiliki lima tujuan yaitu melindungi kepentingan pemegang saham,

kepentingan stakeholder, memperbesar nilai perusahaan, dan mempertinggi kinerja

Dewan, dan memperkuat hubungan antar Dewan. Penggunaan prinsip good governance

dalam dunia usaha disebut dengan Good Corporate Governance (GCG). Salah satu

mekanisme mewujudkan GCG adalah karateristik dewan yang dilihat dari komisaris

independen, kepemilikan manajerial, dan komite audit.

Komisaris independen menurut Robert L.Ticker (Antonius dan Suharto, 2004)

adalah outside director yang memiliki fungsi memberikan masukan berupa penilaian

yang fair dan bebas sehingga menjadi bahan pertimbangan Dewan untuk membuat

keputusan operasional. Outside director di perusahaan memiliki pengaruh signifikan

akan berfungsi sebagai checks and balances serta menjamin bahwa executive directors

di setiap tindakannya agar selaras dengan tujuan perusahaan. Kepemilikan komisaris

dan direksi atas saham perusahaan menunjukkan adanya kepemilikan manajerial di

perusahaan tersebut. Kepemilikan ini sampai dengan tingkat tertentu merupakan

jawaban dari adanya permasalahan agency theory (Tjager dkk, 2003), yaitu menjelaskan

bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara principal dengan agent. Dewan komisaris

membentuk komite audit membantunya dalam melaksankan fungsi kontrol. Tugas dan

tanggungjawab utama komite audit adalah menjamin prinsip utama GCG dilaksanakan

oleh eksekutif yaitu transparansi dan disclosure.

Teori Agensi dan Teori Legitimasi

Konflik kepentingan berasal dari adanya perbedaan kepentingan antara principal

dengan agent. Principal beranggapan bahwa agent dapat melakukan perbuatan yang

berbeda dengan keinginan principal. Dilain pihak agent beranggapan bahwa principal

Page 5: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK DEWAN …cmbs.untar.ac.id/.../Pengaruh-Kinerja-Keuangan-dan... · mengenai kinerja keuangan dan karakteristik dewan tidak konsisten memberikan

Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019

ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x

150

hanya menginginkan keuntungan tanpa memperhatikan kesulitan agent dalam

beroperasi. Hal ini akan menimbulkan biaya keagenan (agency cost). Teori keagenan

dapat menjelaskan adanya asimetri informasi disamping masalah perbedaan

kepentingan. Informasi internal yang lebih banyak dimiliki oleh agen (manajer)

dibanding principal (pemilikataupemegangsaham) memicu munculnya asimetri

informasi. Manajer bertanggungjawab dalam menyediakan informasi mengenai keadaan perusahaan bagi pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Adakalanya

informasi yang disediakan tersebut berbeda dengan kondisi riel yang terjadi. Konflik

kepentingan dan asimetri informasi yang muncul akan menimbulkan kerugian bagi

perusahaan. Permasalahan konflik kepentingan dan asimetri informasi ini harus

dikurangi. Langkah positif yang harus diambil adalah dengan melakukan pengawasan.

Pengawasan dimaksudkan untuk mengupayakan agar semua aktivitas atau tindakan di

dalam perusahaan dapat berlangsung secara selaras sehingga dapat tercipta Good

Corporate Governance (GCG) pada perusahaan.

Kerangka Teoritis

Penelitian ini dirancang untuk melihat pengaruh dari kinerja keuangan,

komisaris independen, kepemilikan manajerial dan komite audit atas pengungkapan

CSR. Rerangka konspetual dapatdigambarkan dengan skema sebagai berikut :

Pengembangan Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

a. Kinerja keuangan memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR

b. Komisaris independen memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR

c. Kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR

d. Komite audit memiliki memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan atas data sekunder dari Bursa Efek Indonesia dengan

populasi penelitiannya adalah perusahaan manufaktur periode tahun 2015 - 2017 dengan

alasan karena perusahaan manufaktur adalah sektor perusahaan terbanyak sehingga jika

di ambil kesimpulan tidak akan bias. Sampel penelitian ini dilakukan menggunakan

teknik purposive sampling dengan beberapa kriteria yakni, 1) Perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI selama periode penelitian tahun 2015-2017 secara berturut-turut;

2) Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami kerugian selama periode penelitian

Page 6: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK DEWAN …cmbs.untar.ac.id/.../Pengaruh-Kinerja-Keuangan-dan... · mengenai kinerja keuangan dan karakteristik dewan tidak konsisten memberikan

Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019

ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x

151

yaitu tahun 2015-2017; 3) Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah

dalam menyajikan laporan keuangannya selama periode penelitian tahun 2015-2017

yang menghasilkan 63 perusahaan dengan 189 selama tiga tahun.

Model penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan Kinerja

keuangan, Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial dan Komite Audit sebagai

variabel independen, sedangkan pengungkapan CSR merupakan variabel dependen. Adapun persamaan regresi data panel sebagai berikut:

CSRit = ait + bPit + cKIit + dKMit+ eKAit + fUPit+ gLit+ eit

Keterangan:

CSR = Pengungkapan CSR

P = Profitabilitas

KI = Komisaris Independen

KM = Kepemilikan Manajerial

KA = Komite Audit

UP = Ukuran perusahaan

L = Leverage

i = nama perusahaan

t = periode/ tahun

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Tabel Statistik Deskriptif

Dari hasil pengujian statistik deskriptif untuk model penelitian (tabel diatas)

dihasilkan dari 189 observasi sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

selama periode penelitian 2015-2017, menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan

manufaktur memiliki kinerja keuangan yang diukur oleh ROA sebesar 8,32%, ini

mengartikan bahwa perusahaan manufaktur yang mengungkapan tanggung jawab

sosialnya memiliki kinerja keuangan yang rendah. Hasil pengujian statistik deskriptif

juga menunjukkan gambaran bahwa rata-rata jumlah komisaris independen yang

dimiliki perusahaan manufaktur sebanyak satu orang, hal tersebut dikatakan sudah

sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33 tahun 2014 yang menyatakan

Page 7: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK DEWAN …cmbs.untar.ac.id/.../Pengaruh-Kinerja-Keuangan-dan... · mengenai kinerja keuangan dan karakteristik dewan tidak konsisten memberikan

Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019

ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x

152

bahwa setiap perusahaan harus memiliki anggota komisaris independen minimal satu

orang dari tiga komisaris independen yang ditetapkan.

Hasil dari data statistik deskriptif juga memberikan hasil bahwa kepemilikan

manajerial perusahaan manufaktur rata-rata 62,96%, dimana memberikan gambaran

bahwa hampir setengah kepemilikan saham perusahaan dimiliki oleh manajerial yaitu

dewan komisaris dan dewan direksi. Kepemilikan manajerial lebih 50% memberikan arti bahwa makin tinggi kepemilikan dewan tersebut pada manajemen perusahaan maka

mereka menjadi lebih bersemangat dalam memperbaiki prestasinya karena manajemen

bertanggung jawab dalam memaksimalkan pemenuhan kebutuhan pemegang saham

yang pada dasarnya adalah mereka sendiri dan dapat menurunkan risiko keuangan

perusahaan. Selain itu hasil data statistik juga menunjukkan bahwa perusahaan

manufaktur memiliki jumlah komite audit rata-rata tiga orang. Jumlah komite audit

yang berjumlah tiga orang yang dimiliki perusahaan telah mengikuti peraturan OJK

nomor 55 pada tahun 2015.

Hasil Pengujian Hipotesis

Hasil pngujian spesifikasi menunjukkan model yang dipakai adalah random

effect setelah model lolos dari pengujian asumsi klasik. Hasil regresi data panel terlihat

dalam tabel Hasil Estimasi Model di halaman berikut:

Berdasarkan hasil analisis menggunakan software Eviews 9, terlihat pada tabel

di bawah ini didapatkan F-hitung bernilai 7,486705 dengan probabilitas F senilai

0,000000. Angka ini bermakna bahwa semua variabel independen memiliki pengaruh

signifikan terhadap variabel terikat pada taraf signifikansi 5% maupun 10%.

Independent variable terdiri dari kinerja keuangan yang diukur dengan ROA,

Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, dan Komite Audit berpengaruh

signifikan terhadap dependent variable yakni pengungkapan tanggung jawab sosial

(CSR).

Hasil analisis uji t yang terdapat pada tabel menunjukkan bahwa:

a. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel kinerja keuangan yang diukur ROA

dengan memiliki t-hitung sebesar 1,723498 dan probabilitas sebesar 0,0865. Dalam

taraf signifikansi 10% maka disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan yang

diukur dengan ROA mempengaruhi perusahaan manufaktur melasanakan

pengungkapan CSR.

b. Komisaris independen mempunyai nilai t sebesar 1,552456 dan probabilitas sebesar

0,1223. Dalam taraf signifikansi 5% maupun 10% maka disimpulkan bahwa jumlah

komisaris independen yang dimiliki perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan

manufaktur melaksanakan pengungkapan CSR.

c. Kepemilikan manajerial dengan nilai t adalah 1,747191 dengan probabilitas senilai

0,082. Ini menunjukkan bahwa jumlah kepemilikan manajerial yang dimiliki

perusahaan mempengaruhi perusahaan manufaktur melaksanakan pengungkapan

CSR pada taraf signifikansi 10%.

Page 8: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK DEWAN …cmbs.untar.ac.id/.../Pengaruh-Kinerja-Keuangan-dan... · mengenai kinerja keuangan dan karakteristik dewan tidak konsisten memberikan

Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019

ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x

153

Tabel Hasil Estimasi Model

Variabel Koefisien t-statistik Probabilitas

C -0,776611 -3,724253 0,0003

ROA 0,132838 1,723498 0,0865

KI 0,014216 1,552456 0,1223

KM 0,020486 1,747191 0,0823

KA -0,000827 -0,050436 0,9598

LEV -0,006008 -0,526339 0,5993

SIZE 0,033562 4,545370 0,0000

R-squared 0,197956 Mean dependent var 0,046156

Adjusted

R-squared 0,171515 S.D. dependent var 0,035816

S.E. of

regression 0,032600 Sum squared resid 0,193422

F-statistic 7,486705 Durbin-Watson stat 1,964542

Prob (F-statistic) 0,000000

Sumber : Output Eviews 9

d. Nilai t dari komite audit adalah -0,050436 dengan probabilitas 0,9598. Dapat

disimpulkan bahwa jumlah komite audit yang dimiliki perusahaan tidak

mempengaruhi perusahaan manufaktur melaksanakan CSR pada taraf signifikansi

5% maupun 10%.

Nilai adjusted R-squared adalah 0,171515. Hal ini berarti bahwa kontribusi

seluruh variabel independen dalam memprediksi variabel dependen adalah sebesar

17,15%. Adapun sebanyak 82,85% pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

dijelaskan oleh variabel lainnya.

PEMBAHASAN

Dari pengolahan data di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

CSR = -0,7766 + 0,1328P + 0.014216KI + 0.020486 KM – 0,000827KA+

0.033562UP- 0,0068L

Pengujian hipotesis pertama, analisis menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang

diukur dengan ROA (return on assets) berpengaruh positif signifikan terhadap

pengungkapan CSR pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini sejalan dengan

hasil Dilling (2010) dimana kinerja keuangan berpengaruh positif pada laporan CSR.

Hasil penelitian mengindikasikan bahwa perusahaan yang kinerja keuangannya baik

memiliki dana untuk melakukan pengungkapan atas tanggung jawab sosialnya (CSR),

sebab perusahaan memerlukan biaya mahal untuk membuat laporan

Page 9: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK DEWAN …cmbs.untar.ac.id/.../Pengaruh-Kinerja-Keuangan-dan... · mengenai kinerja keuangan dan karakteristik dewan tidak konsisten memberikan

Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019

ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x

154

pertanggungjawaban sosial (CSR). Pengujian hipotesis kedua, menunjukkan bahwa

komisaris independen tidak mempunyai pengaruh atas pengungkapan CSR perusahaan.

Hal ini kemungkinan dikarenakan jumlah komisaris independen yang dimiliki

perusahaan manufaktur masih kurang yakni rata-rata hanya berjumlah satu orang, yang

dapat berakibat pada pengawasan kepada manajemen belum dapat dilakukan dengan

maksimal. Menurut Muntoro (2006), anggota dewan komisaris independen harus sebanding jumlahnya anggota komisaris non independen,sebab bila tidak sebanding

maka bila terjadi pemungutan suara maka komisaris independen kemungkinan akan

senantiasa kalah dalam perdebatan, apalagi kalau sampai terjadi pengambilan keputusan

berdasarkan pemungutan suara . Hasil penelitian ini sejalan dengan Djuitaningsih dan

Marsyah (2012) dan Hani (2012).

Hasil uji hipotesis ketiga, menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial pada

perusahaan manufaktur berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR

perusahaan manufaktur. Artinya bahwa perusahaan manufaktur yang nilai persentase

kepemilikan manajerial atas saham perusahaan besar (lebih dari 50%) semakin besar

kemungkinan manajemen lebih bersemangat dalam bekerja untuk meningkatkan

kinerjanya karena manajemen mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi keinginan

dari pemegang saham yang sekaligus merupakan diri mereka juga. Pengujian H4,

menunjukkan bahwa komite audit yang dimiliki perusahaan manufaktur tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan CSR perusahaan. Hal ini kemungkinan disebabkan

pembentukan komite audit di perusahaan adalah dalam rangka mematuhi peraturan, dan

fungsi pengawasan yang dilakukan oleh komite audit hanyalah terhadap kinerja

perusahaan yang berkaitan dengan review pengendalian intern dan kualitas laporan

keuangan, namun kurang memperhatikan perihal pengungkapan aktivitas CSR

perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil yang diperoleh Djuitaningsih dan

Marsyah (2012) dan Hani (2012).

Pengujian variabel kontrol leverage menunjukkan tingkat hutang yang dimiliki

perusahaan tidak mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ini

berarti perubahan tingkat leverage perusahaan tidak dapat mempengaruhi

pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Hal ini mungkin disebabkan

pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan tidak menjadi perhatian bagi para

kreditur dalam memberikan kredit kepada perusahaan. Sedangkan pengujian variabel

kontrol ukuran perusahaan menunjukkan pengaruh ukuran perusahaan atas

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini memperlihatkan bahwa

ukuran perusahaan yang semakin besar akan memberi pengaruh pada makin meluasnya

pengungkapan CSR perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya

keagenan dan resiko politis yang dihadapi oleh perusahaan besar lebih tinggi

dibandingkan dengan perusahaan kecil.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan penelitian ini adalah (1) Bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan

ROA berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR perusahaan

manufaktur. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa perusahaan yang kinerja

keuangannya baik memiliki dana untuk melakukannya pengungkapan CSR, karena

perusahaan memerlukan biaya yang mahal untuk membuat laporan CSR. (2) Bahwa

komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR

perusahaan. Hal ini kemungkinan dikarenakan komisaris independen yang dimiliki

perusahaan manufaktur masih kurang yakni rata-rata berjumlah satu orang, sehingga

Page 10: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK DEWAN …cmbs.untar.ac.id/.../Pengaruh-Kinerja-Keuangan-dan... · mengenai kinerja keuangan dan karakteristik dewan tidak konsisten memberikan

Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019

ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x

155

pengawasan kepada manajemen belum maksimal. (3) Kepemilikan manajerial pada

perusahaan manufaktur berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan manufaktur. Artinya bahwa perusahaan manufaktur yang nilai

persentase kepemilikan manajerial atas saham perusahaan besar (lebih dari 50%)

semakin besar kemungkinan manajemen lebih bersemangat dalam bekerja untuk

meningkatkan prestasinya dalam menunaikan tanggung jawab untuk memenuhi keinginan dari pemegang saham yang tidak lain adalah mereke sendiri. (4) Hasil analisis

menunjukkan bahwa komite audit yang dimiliki perusahaan manufaktur tidak

mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal

ini kemungkinan disebabkan bahwa komite audit masih dalam melakukan fungsinya

lebih menekankan pada pengawasan atas kinerja perusahaan yang berkaitan dengan

review pengendalian intern dan kualitas laporan keuangan, namun kurang memberi

perhatian kepada pengungkapan aktivitas CSR perusahaan.

Saran penelitian selanjutnya adalah (1) penelitian selanjutnya dapat menggunakan

pengukuran lain dalam mengukur pengungkapan CSR seperti membuat nilai (skor)

setiap perusahaan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial dan menjumlahkan

berapa banyak nilai (skor) yang dilakukan perusahaan untuk mengungkapan CSR (2)

penelitian selanjutnya dapat mengganti sampel penelitian yaitu industri perbankan dan

jasa sehingga hasil penelitian dapat dibandingkan dengan hasil penelitian ini; dan (3)

mengganti pengukuran kinerja keuangan perusahaan menggunakanReturn on Equity

(ROE).

DAFTAR PUSTAKA

Antonius Alijoyo dan Suharto Zaini, (2004), Komisaris Independen, Penggerak Praktik

Good Corporate Governance di Perusahaan, Jakarta: PT Indeks Kelompok

Gramedia.

Bear Stephen, Noushi Rahman & Corinne Post. (2010). The Impact of Board Diversity

and Gender Composition on Corporate Social Responsibility and Firm

Reputation. Jurnal of Business Ethics, 97:207-221 Springer

Damodar N., Gujarati dan Dawn C. Porter. (2009). Basic Econometric 5th Edition.

McGraw –Hill: New York.

Daniri. (2008). Standardisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Jakarta: Gramedia

Pusta ka Utama

Dewi, Sukmawati S dan Maswar P. P. (2013). Pengaruh Karakteristik Perusahaan

terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 2.

No. 3.

Dilling, Petra. F.A. (2010). Sustainability Reporting in A Global Context : What are The

Characteristic of Corporations that Provide High Quality Sustainability Reports

– An Empirical Analysis. International Business and Economic Research

Journal,Vol.9, No.1, hal: 19-28

Djuitaningsih, Tita dan Marsyah, Wachdatul A. (2012). Pengaruh Manajemen Laba dan

Mekanisme Corporate Governance Terhadap Corporate Social Responsibility

Disclosure. Jurnal Media Riset Akuntansi, Vol 2, No. 2. Jakarta: Universitas

Bakrie.

Page 11: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK DEWAN …cmbs.untar.ac.id/.../Pengaruh-Kinerja-Keuangan-dan... · mengenai kinerja keuangan dan karakteristik dewan tidak konsisten memberikan

Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019

ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x

156

Ekananda, Mahyus. (2016). Analisis Ekonometrika Data Panel Edisi 2. Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Elkington, J. (1997). Cannibals with Forks: The triple bottom line of 21st century The

triple bottom line of 21st century. England: Capstone Publishing Ltd, Oxford.

Felicia, Mungky dan Ni Ketut R. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI. ISSN: 2302-8556. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 12,

No.2. Hal. 143-153

Ghozali, Imam (2013) AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21,

Semarang: UniversitasDiponegoro

Gujarati Damodar & Dawn Porter. (2013). Dasar-dasar Ekonometrika Buku 2. Jakarta :

Salemba Empat.

Hani, Ummu. (2012). Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas

Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan yang

Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2009-2011. Skripsi. Yogyakarta:

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Hendriksen, Eldn S. & Van Breda. (2000). Accounting Theory, Fifth Edition.

Pennsylvania State University: Irwin Professional Publishing

Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : Managerial Behavior,

Agency Costs and Ownership Structure . Journal of Financial Economics, Vol. 3,

No. 4, Oktober, pp.305-360. Avalaible from: http://papers.ssrn.com

Kusumawati, D. A. P. (2016). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan,

Dan Kebijakan Dividen Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di

Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014. Doctoral Dissertation, STIE Perbanas

Surabaya

Mapisangka, Andi. (2009).Implementasi CSR Terhadap Kesejahteraan Hidup

Masyarakat.JESP, Vol. 1, No. 1, pp.40 – 49

Muntoro, Ronny Kusuma. (2006). Membangun Dewan Komisaris yang Efektif. Jurnal

Manajemen Usahawan Indonesia, Vol 36, No 11, Hal 9-14. Jakarta: Universitas

Indonesia.

Murtanto. (2006). Menciptakan Nilai Tambah Melalui Corporate Social Responsibility.

Media Akuntansi, Edisi 53

Ningsyh, Cichy Octavia, Yeasy Darmayanti, & Popi Fauziati. (2014). Pengaruh

Karakteristik Perusahaan dan CG Terhadap Pengungkapan Sustainability Report.

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta

Pieris, John & Nizam Jim Wiryawan (2007).Etika Bisnis dan Good Corporate

Governance. Jakarta: Pelangi Cendekia, Edisi pertama.

Rawi dan Munawar Muchlish. (2010). Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusi,

Leverage dan Corporate Social Responsibility. Simposium Nasional Akuntansi

XIII. Purwokerto.

Rosyidah, Novita Ainur. (2017). Analisis Pengungkapan Triple Bottom Line dan Faktor

Yang Mempengaruhi, Jurnal Equity, Vol.3 Issue 4, hal 12 – 29.

Sari, Nur Maemunah Permata & Luluk Kholisoh. (2010).Pengaruh Karakteristik

Perusahaan Terhadap CSR Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ekonomi dan

Kewirausahaan, Vol.7, No.15, pp.1-9. ISSN-1411 – 3880

Sari Retna Ati, Sutrisno & Eko Ganis Sukoharsono. (2013). Pengaruh Kepemilikan

Institusional, Kompsisi Dewan Komisaris, Kinerja Perusahaan Terhadap Luas

Page 12: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK DEWAN …cmbs.untar.ac.id/.../Pengaruh-Kinerja-Keuangan-dan... · mengenai kinerja keuangan dan karakteristik dewan tidak konsisten memberikan

Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019

ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x

157

Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Dalam Sustainability Report

Pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol.11 No. 3.

September

Sriayu dan Mimba (2013). Pengaruh Karakteristik Perusahaan CSR Disclosure. EJurnal

Akuntansi Universitas Udayana

Subiantoro, Okky H dan Titik Mildawati. (2015). Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jurnal Ilmu dan

Riset Akuntansi. Vol. 4. N

Suryono, Hari & Andri Prastiwi. (2011). Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan

Corporate Governance Terhadap Praktek Pengungkapan Sustainability Report.

SNA XIV. Aceh

Tarigan, Joshua dan Hatane Semuel (2014). Pengungkapan Sustainability Report dan

Kinerja Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 16, No. 2,

November, pp. 88-101

Tjager, I Nyoman, F. Antonius Alijoyo, Humprey R. Djemat &Bambang Soembodo.

(2003). Corporate Governance. Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas

Bisnis Indonesia. Jakarta: Prenhallindo

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

White, Sondhi and Fried. (2003). The Analysis and Use of Financial Statements:

3rd Edition. United States Of America: John Wily & Sons Inc

Wibisono, Yusuf. (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social

Responsibility. Gresik: Fascho Publishing.

Wibisono, Dermawan. (2005). Metode Penelitian & Analisis Data. Jakarta: Salemba

Medika.

Wulansari, Devita. D. S dan Maswar P. P. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kebijakan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan.

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Vol. 4,

No. 12.