PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK...
-
Upload
alim-sumarno -
Category
Documents
-
view
394 -
download
7
description
Transcript of PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK...
1
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2010-2013
Sofa Nur Ihtiari WahyudiUniversitas Negeri Surabaya
Email : [email protected]
Abstract
Theresearchpurpose to analyze the relationship and influence of Value Added Intellectual coeficient (VAIC) on financial performance miscellaneous industry of sectors of the industry's profitability as measured by ROA and ROE. The IC analysis as a step to increase the value of the company and achieve good performance as stock competition in the industry. Of all populations in the various industry sectors acquired 13 companies already comply with the criteria that were visited during the year 2010-2013. Analysis of the data used in the test VAIC and financial performance adalaah multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that there are significant Intellectual postitif coeficient on the company's financial performance (profitability) and significant influence.
Keywords: Intellectual Capital, Value Added Intellectual Coeficient (VAIC), ROA, ROE, and Miscellaneous Industry Sector.
LATAR BELAKANG
Perkembangan ekonomi sebagai dampak globalisasi membutuhkan
kompetensi bisnis yang baik dan penguasaan teknologi mutakhir sangatlah
diperlukan. Dunia persaingan global yang sama-sama mempunyai orientasi
meraih laba setinggi-tingginya sangat ketat dan secara tidak langsung ada seleksi
alam yang mengarah pada pelaku usaha yang tidak siap menerima tantangan dan
ancaman dari kompetitor. Banyak langkah yang sudah dilakukan oleh pelaku
bisnis untuk meningkatkan nilai perusahaan dan mencapai kinerja yang baik
sebagai bekal kompetisi. Langkah tersebut antara lain dengan menggunakan
teknologi informasi yang canggih, mengelola sumber daya manusia yang handal,
dan yang lebih penting adalah membangun kepercayaan dengan para
konsumennya agar tetap setia menggunakan produk barang atau jasa perusahaan.
2
Tiga langkah tersebut merupakan bagian dari Intellectual Capital. Di Indonesia
Intellectual Capitalmulai sedikit diterapkan pasca adanya PSAK No. 19 (Revisi
2009) yang mengatur tentang Aset Tidak Berwujud. Salah satu area yang menarik
perhatian akademisi maupun praktisi adalah terkait dengan kegunaan IC sebagai
salah satu alat untuk menentukan nilai perusahaan (Edvinsson dan Malone, 1997)
dalam Badingatus, dkk (2010).
Abidin (2000) dalam Sarwojuwono, Tjiptohadi dan Agustine P.K.(2003)
mengatakan bahwa Intellectual Capital sendiri masih belum dikenal secara luas di
Indonesia. Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan di Indonesia masih
menggunakan conventional based dalam membangun bisnisnya, dan perusahaan-
perusahaan tersebut belum memberikan perhatian lebih kepada human capital,
structural capital, maupun costumer capital. Perusahaan di Indonesia dari sekian
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia salah satunya adalah Aneka Industri yang
di dalamnya terdapat subsektor antara lain otomotif dan komponennya, tekstil dan
garmen, alas kaki, kabel, elektronik dan yang lainnya. Pada tahun 2010-2011
pendapatan atas laba operasi dari sektor tersebut mengalami kenaikan yang sangat
tinggi dibandingkan dengan delapan sektor yang lain. Kenaikan laba operasinya
mencapai Rp. 2.301.969.000.000 atau mengalamai kenaikan dari tahun
sebelumnya sebesar 96%. Padahal pada tahun itu lebih dari setengah sektor yang
ada mengalami penurunan laba operasi. Fenomena ini bisa diakibatkan oleh faktor
kinerja keuangan maupun non-keuangannya. Faktor non-keuangan bisa diukur,
salah satunya dengan Intellectual Capital yang lebih mengarah pada sumber daya
manusia yang berperan dalam operasional perusahaan.
No. Nama Sektor
Operating Profit( dalam Milyar
Rupiah)2010 2011
1 Agriculture 3277,793 1735,9362 Mining 4066,814 2949,4683 Basic Industry And Chemicals 5225,938 6025,1724 Miscellaneous Industry 2387,43 4689,3995 Consumer Goods Industry 3394,127 3650,7846 Property, Real Estate And Building Construction 5130 65987 Infrastructure, Utilities & Transportation 2016,156 1342,9378 Finance 9484,656 8566,697
3
9 Trade, Services & Investment 8465,179 8093,075Tabel 1. Laba Operasi Sektor Perusahaan yang terdaftar di BEI
tahun 2010-2011
Sumber : Diolah Penulis
Chen et al. (2005) menggunakan model Pulic (VAIC™) untuk menguji
pengaruh antara intellectual capital dengan nilai pasar dan kinerja keuangan,
hasilnya menunjukkan bahwa intellectual Capital berpengaruh secara positif
terhadap nilai pasar dan kinerja perusahaan. Pulic (1998) menyatakan bahwa
VAIC™ dianggap memenuhi kebutuhan dasar ekonomi kontemporer dari “sistem
pengukuran” yang menunjukkan nilai sebenarnya dan kinerja suatu perusahaan,
karena tujuan utama dalam ekonomi yang berbasis pengetahuan adalah untuk
menciptakan value added. Sedangkan untuk dapat menciptakan value added
dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical capital (yaitu dana-dana
keuangan)dan intellectual potential (direpresentasikan oleh karyawan dengan
segala potensi dan kemapuan yang melekat pada mereka).
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya hasil penelitian
yang berbeda terutama pengaruh pada ROA dan ROE, sehingga perlu dilakukan
pengujian yang lebih mendalam.Penelitian ini berusaha mengukur pengaruh
intellectual capital (dalam hal ini diproksikandengan VAIC™) terhadap kinerja
keuanganperusahaan sektor aneka industri di Indonesia yang terdaftar di BEI
tahun 2010-2013. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis
merumusakan masalahApakah Intellectual Capital berpengaruh pada profitabilitas
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor aneka industri tahun
2010-2013? Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisisperan perspektif unsur
VAICdalam meningkatkan kinerja Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa
memperkaya literatur yang digunakan untuk pengembangan penelitian berikutnya
dan bisa menjadi masukan bagi manajemenperusahaan dalam meningkatkan
kinerja perusahaannya, khususnya dengan mengelola intellectual capital yang
dimiliki agar dapat terus berkembang di pasar global saat ini.
KAJIAN PUSTAKA
Stakeholder Theory
4
Teori Stakeholder mengatakan bahwa antara pihak manajemen atau
perusahaan dengan stakeholder harus menjalin hubungan yang baik dalam bentuk
apapun. Manajemen perusahaan diharapkan untuk melakukan aktivitas yang
dianggap penting oleh stakeholder dan melaporkan kembali aktivitas-aktivitas
tersebut pada stakeholder sebagai bentuk tanggungjawab. Dalam konteks untuk
menjelaskan hubungan VAIC™ dengan kinerja keuangan, pertumbuhan serta nilai
pasar perusahaan, teori stakeholder dipandang dari bidang etika (moral) dan
bidang manajerial Deegan (2004) dalam Badingatus dkk. (2010).
Intellectual Capital
Pada penelitian dan kajian yang sudah pernah dilakukan, peneliti
mempunyai definisi masing-masing sesuai hasil penelitiannya. Edvinsson dan
Malone (1997) mengidentifikasikan IC sebagai nilai yang tersembunyi (hidden
value) dari bisnis. Terminologi “tersembunyi” disini digunakan untuk dua hal
yang berhubungan. Pertama, IC khususnya aset intelektual atau aset pengetahuan
adalah tidak terlihat secara umum seperti layaknya aset tradisional dan kedua, aset
semacam itu biasanya tidak terlihat pula pada laporan keuangan. Sedangkan
Smedlund dan Poyhonen (2005) dalam Badiangtus dkk. (2010) secara ringkas
mewacanakan modal intelektual sebagai kapabilitas organisasi untuk
menciptakan, melakukan transfer, dan mengimplementasikan pengetahuan.
Value Added Intellectual Coefficient
Metode VAIC memungkinkanperusahaan untuk mengukur
efisiensipenciptaan nilai perusahaan Pulic (1998).Metode VAIC menggunakan
laporan keuanganperusahaan untuk menghitung koefisienefisiensi pada 3 (tiga)
komponen modal, yaituhuman capital, physical capital, dan
structuralcapital.Pulic (1998) dalam Wijaya (2012), mengembangkan metode
VAICyang didisain untuk meyajikan informasi tentang value creation
efficiencydari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible
asset) yang dimiliki perusahaan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung nilai VAIC adalah :
Langkah I : Menghitung value added (VA), yaitu dengan menghitung selisih
output dengan input. Rumus yang digunakan adalah :
5
VA = OUTPUT - INPUT
Keterangan :
Output = penjualan + pendapatan lain
Input = beban dan biaya (selain biayakaryawan)
Langkah II : Menghitung capial emloyed (CE), human capital (HU),dan
structural capital (SC). Rumus yang digunakan adalah :
CE = EKUITAS + LABA BERSIH
HU = BEBAN KARYAWAN
SC = VA-HU
Langkah III : Menghitung value added capital employed (VACA), value
addedhuman capital (VAHU), danstructural capital value added(STVA). Rumus
yang digunakan adalah :
VACA= VA/CE
VAHU= VA/HU
STVA= SC/VA
Langkah IV : Menghitung VAIC
Rumus yang digunakan adalah :
VAIC = VACA + VAHU + STVA
Capital Employed Efficiency
Komponen IC ini digunakan sebagai indikator untuk Value added (VA)
yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital.VA didapatkan dari selisih
antara pendapatan dikurangi dengan beban yang dimiliki oleh perusahaan kecuali
beban karyawan.
6
Human Capital Efficiency
Chen et al (2005) menyatakan bahwa human capital berhubungan dengan
pengetahuan dan keahlian yang ada dalam pikiran karyawan, dan apabila
perusahaan tidak dapat memanfaatkan karyawan tersebut, pengetahuan dan
keahlian karyawan tersebut akan terbuang sia.
Structural Capital Efficiency
Wang dan Chan(2008) mendeskripsikan bahwa structural capital
memiliki hubungan dengan sistem dan struktur perusahaan yang dapat membantu
karyawan untuk mencapai kinerja intelektual maksimal mereka, sehingga kinerja
perusahaan secara keseluruhan dapat meningkat.
Kinerja Keuangan Perusahaan
Hansen dan Mowen (2005) dalam Novia (2012) menyatakan bahwa
kinerja dapat dibedakan ke dalam kinerja keuangan dan kinerja non keuangan.
Kinerja keuangan lebih dititikberatkan pada variabel-variabel yang terkait
langsung dengan laporan keuangan. Kinerja perusahaan diuji dalam tiga dimensi.
Pertama, dimensi produktivitas perusahaan, atau pengolahan input menjadi output
secara efisien. Kedua, dimensi profitabilitas, atau tingkat dimana pendapatan
perusahaan melebihi biaya yang dikeluarkan. Dimensi
Return on Assets (ROA)
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam
analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering disoroti, karena mampu
menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA mampu
mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan pada masa lampau
untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Menurut Brigham dan
Houston (2006) menyatakan bahwa rasioantara laba bersihterhadap total aktiva
digunakan untukmengukur tingkat pengembalian total aktiva(return on total
assets – (ROA) setelah bebanbunga dan pajak. Rumus yang digunakan adalah:
ROA = LABA BERSIH / TOTAL ASET
7
Return on Equity (ROE)
Menurut Brigham dan Houston (2006), rasio laba bersih terhadap ekuitas
saham biasadiukur sebagai tingkat pengembalian ekuitassaham biasa (return on
common equity-ROE). ROE merupakan indikator yangdigunakan untuk mengukur
tingkatprofitabilitas suatu perusahaan denganmengungkapkan berapa perusahaan
dapatmenghasilkan keuntungan denganmenggunakan dana yang diinvestasikan
olehpara pemegang saham. Rumus yang digunakanadalah :
ROE = LABA BERSIH / MODAL EKUITAS
Intellectual Capital dengan Kinerja Keuangan
Perusahaan yang dijalankan dapatmemperoleh kinerja keuangan yang
bagus jikadapat mengelola sumber daya yang dimilikinyasecara efektif dan
menghasilkan keunggulankompetitif. Keunggulan kompetitif yang tidakdimiliki
perusahaan pesaing dapat diartikanbahwa perusahaan memiliki kesempatan
untukmendapatkan peningkatan pendapatandisebabkan meningkatnya pangsa
pasar (Rambe, 2012). Hubungan Intellectual Capital dengan kinerja keuangan
perusahaan telahdibuktikan secara empiris oleh beberapa peneliti dalam berbagai
pendekatan dibeberapa negara. Tabel berikut ini merangkum beberapa penelitian
yang dilakukanuntuk menguji hubungan antara IC dengan kinerja perusahaan.
Tabel 2. Penelitian-
PenelitianEmpirisTentangHubunganIntellectualCapital
danKinerjaPerusahaan
Peneliti Negara Metode Hasil
Bontis(1998b) KanadaKuesioner, PLS
HCberhubungandenganSC danCC;CCberhubungandenganSC;CC danSCberhubungandengankinerja industri
Bontiset.al. (2000) Malaysia
Kuesioner, PLS
HCberhubungandenganSC danCC;CCberhubungandenganSC;SCberhubungandengankinerjaindustri.
Intellctual Capital Profitabilitas
8
Riahi-Belkaoui(2003) USA
Laporantahunan, regresi
IC(diproksikandenganRVATA)secara signifikanberhubungandengankinerja perusahaanmultinasionaldi USA.
FirerdanWilliams(2003)
AfrikaSelatan
VAIC™,regresilinier
VAIC™berhubungandengankinerja perusahaan(ROA,ATO,MB).
Chenetal.(2005) Taiwan
VAIC™,korelasi, regresi
ICberpengaruhterhadapnilaipasardan kinerjaperusahaan;R&Dberpengaruh terhadapkinerjaperusahaan.
Tanetal.(2007) SingaporeVAIC™,PLS
ICberpengaruhpositifterhadapkinerjaperusahaan,baikmasakinimaupun masamendatang;rata-ratapertumbuhanICberhubunganpositifdengankinerja perusahaandi masamendatang; kontribusiICterhadapkinerja perusahaanberbedaberdasarkanjenisindustrinya.
Sumber : Ulum, dkk (2008)
Hipotesis
H0 : Tidak terdapat pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan
perusahaan
H1 : Terdapat pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan
perusahaan
H1a. : Terdapat pengaruh intellectualcapital terhadap ROAperusahaan
H1b. : Terdapat pengaruh intellectualcapital terhadap ROEperusahaan
Berdasarkan uraian diatas, makasistematika penelitian ini dapat
digambarkandalam kerangka teoritis seperti terlihat pada gambar berikut :
VAIC
Return On Assets
Return On Equity
9
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian
METODE PENELITIAN
Desain penelitian adalah kuantitatif dengan hipotesis yang bertujuan untuk
menguji pengaruhintellectual capital terhadap profitabilitas pada perusahaan di
sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.
Variabel Independen yang digunakan adalahkinerja IC yang merupakan
penciptaan nilai yang diperoleh atas pengelolaan IC. Dimana kinerja IC disini
diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh physical capital (VACA),
human capital (VAHU), dan structural capital (STVA). Kombinasi dari ketiga
value added tersebut disimbolkan dengan nama VAIC. Variabel Dependennya
adalah Kinerja Keuangan Perusahaan dari profitabilitasnya dengan proksi Return
On Investment (ROI) dan Return On Equity (ROE).
Penelitian ini menggunakan perusahan yangtelah listing pada Bursa Efek
Indonesia sebagai objek penelitian, tahun 2010 sebanyak 42 perusahaan dan tahun
2011 sebanyak 41perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data sekunder berupa laporan keuanganmasing-masing perusahaan
yang disampaikankepada BEI melaluiwebsiteresminya(www.idx.co.id). Teknik
pengambilan sampel penelitimenggunakan metode purposive
sampling,merupakan tipe pemilihan sampel secara tidakacak yang informasinya
diperoleh denganmenggunakan pertimbangan tertentu.
Tabel 3. Kriteria Penentuan Sampel
KRITERIA
1. Perusahaan sektor aneka industri yang tercatat di BEI tahun 2010-2013
2. Perusahaan tidak rugi berturut-turut pada tahun 2010-20133. Perusahaan memiliki laporan keuangan auditan4. Perusahaan dengan nilai VAIC positif5. Perusahaan dengan ROA dan ROE yang selama 4 tahun
tidak selalu negatif6. Memiliki data normal atau tidak outlier
Sumber : Diolah Penulis
10
Berdasarkan informasi yang dianalisadari laporan keuangan ke BEI secara
terus menerus dari tahun 2010 s/d 2013 perusahaan yang dipilih sebagai objek
penelitian sejumlah 13 perusahaan.
Tahap pengujian faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan
intellectual capital pada profitabilitas, digunakan model analisis regresi
berganda.Analisis regresipada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan
variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen dengan tujuan
untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata
variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati
dalam Ghozali,2006). Penentuan model regresi linier untuk menguji pengaruh
variabel independen (VAIC) terhadap profitabilitasperusahaan, sebagai berikut:
ROA = a + b.VAIC + e
ROE = a + b.VAIC + e
Keterangan:
VAIC = Value Added Intellectual Coefficient
ROA = Return on asset
ROE = Return on equity
a = konstanta
e = error term
b = koefisien regresi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan
Keuangan dan Company Report pada tahun 2010-2013 yang dipublikasi pada
website resmi BEI www.idx.co.id. Jumlah sampel penelitian ini adalah 13
perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data
VAIC, ROA dan ROE pada awalnya dilakukan Uji Outlier yang secara
keseluruhan terdapat N=52 (13 sampel x 4 tahun) sekrng hanya N=46 karena
sisanya termasuk data yang jauh berbeda dibandingkan keseluruhan data. Data
outlier harus dihilangkan gar tidak mempengaruhi beberapa uji selanjutnya. Nama
perusahaan yang digunakan sebagai sampel ditampilkan pada tabel 4.
11
Tabel 4. Nama Perusahaan dalam sektor Aneka Industri
No. Nama PerusahaanKode
Entitas
1 Astra International Tbk. ASII
2 Astra Otoparts Tbk. AUTO
3 Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS
4 Polychem Indonesia Tbk. ADMG
5 Sucaco Tbk. SCCO
6 Voksel Electric Tbk. VOKS
7 Indospring Tbk. INDS
8 Multistrada Arah Sarana Tbk. MASA
9 Selamat Sempurna Tbk. SMSM
10 Indorama Synthetics Tbk. INDR
11 Pan Brothers Tex Tbk. PBRX
12 Kabelindo Murni Tbk. KBLM
13 KMI Wire and Cable Tbk. KBLISumber : Diolah Penulis
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dilakukan agar dapat memberikan gambaran
terhadap variabel-variabelyang digunakan dalam penelitian. Berdasakan data
VAIC, ROA, dan ROE yang diolah dengan bantuan SPSS (Statistical Product and
serviceSolution) versi 21 maka dapat digambarkan dalam tabel statistik deskriptif
yakni sebagai berikut :
Tabel 5. Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. DeviationVAIC 46 1,11 5,67 3,0092 1,10390ROA 46 ,05 15,82 5,8624 4,28633ROE 46 ,09 34,48 12,8639 9,02431Valid N (listwise)
46
Sumber data diolah : SPSS Versi 21
Berdasarkan hasil analisis deskriptif diatas menunjukkan bahwa jumlah
observasi (N)dari penelitian selama dua tahun adalah sebanyak 46. Pada Value
Added Intellectual Coefficient(VAIC), nilai VAIC yang terkecil adalah 1,11 dan
12
yang terbesar adalah 5,67. Nilai rata-rata VAIC sebesar 3,0092 dan standar
deviasi sebesar 1,10390 menunjukkan variasi yang terdapat pada VAIC.
Pada proksi Return on Assets (ROA), menunjukkan bahwa nilai minimum
sebesar 0,05 dan nilai terbesar adalah 15,82. Hal ini berarti jumlah terkecil ROA
dalam perusahaan sampel adalah sebesar 0,05 % dan yang terbesar adalah 15,82%
asset dikelola untuk menghasilkan laba. Nilai rata-rata ROAsebesar 5,8624yang
berarti bahwa rata-rata jumlah ROA yang dimiliki perusahaan sampel adalah
5,86% dari jumlah ROA. Standar deviasi sebesar 4,28633menunjukkan variasi
yang terdapat pada ROA.
Profitabilitas juga diproksikan dengan Return on Equity (ROE),
menunjukkan bahwa nilai minimum sebesar 0,09 dan nilai terbesar adalah 34,48.
Hal ini berarti jumlah terkecil ROE dalam perusahaan sampel adalah sebesar
0,09% dan yang terbesar adalah 34,48% ekuitas perusahaan dikelola untuk
menghasilkan laba. Nilai rata-rata ROE sebesar 12,8639 yang berarti bahwa rata-
rata jumlah ROE yang dimiliki perusahaan sampel adalah 12,86% dari jumlah
ROE. Standar deviasi sebesar 9,02431 menunjukkan variasi yang terdapat pada
ROE.
Uji Asumsi Klasik
Uji Autokorelasibertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu
pada periode t-1 (sebelumnya). Pada penelitian dalam mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi menggunakan cara Uji Durbin-Watson dan Uji Run
Test(Ghozali, 2006).
Tabel 6. Uji Durbin-Watson ROA
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,391a ,153 ,134 3,98954 1,620Sumber data diolah : SPSS Versi 21
Pengujian dilakukan secara parsial terhadap proksi ROA dan ROE. Tabel
5 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson untuk ROA sebesar 1,620. Nilai ini
13
akandibandingkan dengan nilai pada tabel Durbin-Watson pada level signifikansi
0,05 (5%). Jumlah (n) 46 dan jumlah variabel independen sebanyak 1 (k-1), maka
pada tabel Durbin-Watson untuk ROA nilai dL = 1,4814dan dU = 1,5700. Oleh
karena itu, dengan menggunakan DW dari ROA 1,620lebih besar dari batas atas
(dU) asumsi dU< d < 4 - dU sehingga 1,5700 <1,620<2,43maka dapat dinyatakan
bahwa ROA dalam penelitian ini tidak ada autokorelasi positif maupun negatif
atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi
Tabel 7. Uji Durbin-Watson ROE
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,487a ,237 ,219 7,97325 1,724Sumber data diolah : SPSS Versi 21
Berdasarkan tabel 7, dapat dilihat bahwa nilai DW sebesar 1,724. Nilaiini
akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai
signifikansisebesar 0.05, dengan jumlah sampel sebanyak 46 (N=46) dan jumlah
variabelindependen sebanyak 1 (k=1). Nilai DW dari ROE berada diantara dU< d
< 4 - dU (1,5700 <1,724 < 2,43),maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi baik positif maupunnegatif.
Selanjutnya dilakukan Uji Autokorelasi dengan cara Run Test yang
digunakan untuk menguji apakah data residual terjadi secara random atau tidak
(sistematis). Hipotesis yang digunakan adalah H0 : residual (res_) random (acak)
dan H1 : residual (res_) tidak random.
Tabel 8. Uji Runs TestROA
Unstandardized Residual
Test Valuea -,60745Cases < Test Value 23Cases >= Test Value 23Total Cases 46Number of Runs 30Z 1,640Asymp. Sig. (2-tailed) ,101Sumber data diolah : SPSS Versi 21
Hasil output menunjukan Nilai Tes adalah -0,60745 dengan probabilitas
0,101. Besarnya α yang ditentukan adalah 5%, maka hasil run test lebih besar
daripada 0,05 sehingga H0 diterima. Dengan demikian, data ROA yang
14
dipergunakan cukup random sehingga tidak terdapat masalah autokorelasi pada
data yang diuji.
Tabel 9. Uji Runs TestROE
Unstandardized Residual
Test Valuea -,09930Cases < Test Value 23Cases >= Test Value 23Total Cases 46Number of Runs 22Z -,447Asymp. Sig. (2-tailed) ,655Sumber data diolah : SPSS Versi 21
Run test untuk ROE menghasilkan Nilai Tes adalah -0,09930 dengan
probabilitas 0,655. Jadi dapat disimpulkan bahwa data ROE cukup random
sehingga tidak terdapat masalah autokorelasi pada data yang diuji.
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadiketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak
Heterokedastisitas(Ghozali, 2006).
Gambar 2. Grafik Scatterplot untuk proksi ROA
Berdasarkan gambar 2 di atas, secara subjektif dapat disimpulkan bahwa
tidak terbentuk pola yang sistematik, yaitu dimana sebaran titik-titik menyebar ke
15
segala arah. Dari keadaan ini dapat disimpulkan bahwa dalam regresi tidak
terdapat permasalahan Heterokedastisitas.
Gambar 3. Grafik Scatterplot untuk proksi ROE
Grafik di atas menggambarkan plot antara nilai prediksi (ZPRED) dengan
nilai residualnya (SRESID) darimodel penelitian. Grafik scatterplotROE diatas
terlihat bahwa plot tidak membentuk suatu pola khusus atau titik-titik menyebar
secara acak baik diatasmaupun dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadiheteroskedastisitas pada model regresi,
dengan kata lain model regresi ini layak dipakai untukmemprediksi Profitabilitas
berdasarkan masukan variabel independen VAIC.
Selain menggunakan Grafik Plot bisa menggunakan Uji Glejser yang
digunakan untuk meregres nilai absolut residual variabel independen (Gujarati,
2003). Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi Heterokedastisitas.
Tabel 10. Uji GlejserROA
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant) 3,174 1,130 2,808 ,007VAIC -,076 ,353 -,032 -,215 ,831
a. Dependent Variable: ABSUtROASumber data diolah : SPSS Versi 21
16
Uji Glejser yang pertama untuk proksi ROA yang menunjukan nilai 0,831. Hal ini
berarti dari probabilitas signifikansinya diatas 0,05 (5%). Jadi dapat disimpulkan
bahwa model regeresi tidak mengandung Heterokedastisitas.
Tabel 11. Uji GlejserROE
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant) 4,266 2,095 2,036 ,048VAIC ,627 ,654 ,143 ,959 ,343
a. Dependent Variable: ABSUtROESumber data diolah : SPSS Versi 21
Selanjutnya untuk proksi ROE, Uji Glejser menunjukan nilai 0,343. Hal ini berarti
dari probabilitas signifikansinya diatas 0,05 (5%). Jadi dapat disimpulkan bahwa
model regeresi tidak mengandung Heterokedastisitas.
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabelpengganggu atau residual memiliki distribusi normal karena uji t dan uji F
mengasumsikanbahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi
ini dilanggar, maka ujistatistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residul berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2006). Pada penelitian ini
menggunakan Uji Statistik Non-Parametrik dengan hipotesis H0 : Data residual
berdistribusi normal dan Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.
Tabel 12. Hasil Uji Statistik non-parameterik Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestUnstandardized Residual ROA
Unstandardized Residual ROE
N 46 46
Normal Parametersa,b Mean ,0000000 ,0000000Std. Deviation 3,94496540 7,88416217
Most Extreme Differences
Absolute ,131 ,106Positive ,131 ,106Negative -,086 -,059
Kolmogorov-Smirnov Z ,891 ,720Asymp. Sig. (2-tailed) ,405 ,677a. Test distribution is Normal.
17
b. Calculated from data.Sumber data diolah : SPSS Versi 21
Hasil Uji Statistik non-parameterik Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 12
menunjukan nilai KS untuk ROA adalah 0,891 dengan signifikasi 0,405 dan KS
untuk ROE sebesar 0,720 dengan signifikasi 0,677. Hal ini berarti H0 diterima
karena baik ROA maupun ROE lebih dari 0,05 atau 5% dengan kesimpulan
bahwa data residual yang digunakan terdistribusi secara.
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Data sudah bisa dinyatakan normal dengan dilakukan uji outlier untuk
mengeluarkan data yang tidak wajar dan dilanjutkan dengan uji asumsi klasik
yang sudah lolos sehingga bisa dilanutkan pengujian hipotesis untuk mengetahui
pengaruh dan tingkat signifikan dengan Uji t dan Uji F.
Koefisien Determinasi
Tabel 13. Model Summarybuntuk Proksi Variabel Dependen ROA
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,391a ,153 ,134 3,98954a. Predictors: (Constant), VAICb. Dependent Variable: ROA
Sumber data diolah : SPSS Versi 21
Dari tampilan output SPSS model summary dapat dilihat bahwa hasil
Adjusted R Square adalah sebesar 0,134 atau 13,4%. Artinya sebesar 13,4%
kemampuan proksi Return on Assets (ROA)dapatmenjelaskan perubahan-
perubahan variabel independen (VAIC).Sedangkan sisanya (100%-66% = 86,6%)
dijelaskan oleh sebab-sebab variabel lain yang tidakdimasukan dalam model
penelitian ini.
Tabel 14. Model Summarybuntuk Proksi Variabel Dependen ROE
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,487a ,237 ,219 7,97325a. Predictors: (Constant), VAICb. Dependent Variable: ROE
18
Sumber data diolah : SPSS Versi 21
Berdasarkan tabel 12 di atas diperoleh angka Adjusted Square sebesar
0,219 atau 21,9%. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh
variabel independen (VAIC) terhadap variabel dependen dengan proksi ROE
sebesar 21,9%. Atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model
mampu menjelaskan sebesar 21,9% variasi variabel dependen. Sedangkan sisanya
sebesar 78,1% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini.
Pengujian Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 15. Anova untuk Variabel DependenROA
Model Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
1Regression 126,445 1 126,445 7,944 ,007b
Residual 700,324 44 15,916Total 826,769 45
a. Dependent Variable: ROAb. Predictors: (Constant), VAIC
Sumber data diolah : SPSS Versi 21
Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar
7,944 dengan tingkat signifikan sebesar 0,007 yang berarti lebih kecil dari 0,05
(0,007 < 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa VAIC memiliki pengaruh
positif terhadap Return on Assets (ROA).
Tabel 16. Anova untuk Variabel DependenROE
Model Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
1Regression 867,517 1 867,517 13,646 ,001b
Residual 2797,201 44 63,573Total 3664,717 45
a. Dependent Variable: ROEb. Predictors: (Constant), VAIC
Sumber data diolah : SPSS Versi 21
Selanjutnya untuk ROE dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar
13,646 dengan tingkat signifikan sebesar 0,001 yang berarti lebih kecil dari 0,05
(0,001< 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa VAIC memiliki pengaruh
positif terhadap Return on Equity (ROE).
19
Pengujian Signifikansi Parameter (Uji Statistik t)
Tabel 17. Hasil Uji Parsial Untuk Variabel Dependen ROA
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant) 1,293 1,725 ,750 ,457VAIC 1,519 ,539 ,391 2,819 ,007
a. Dependent Variable: ROASumber data diolah : SPSS Versi 21
Dari hasil uji regresi dengan variabel dependen ROA dan variabel
independen VAIC, terlihat bahwa tingkat signifikan sebesar 0,007 atau 0,7%.
Hasil ini lebih rendah dari tingkat signifikan yang diterima, yaitu sebesar 5%.
Artinya pada tingkat signifikan 5%, variabel independen VAIC berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen ROA. Hipotesis 1a menyatakan VAIC
berpengaruh terhadap ROA diterima.
Tabel 18. Hasil Uji Parsial Untuk Variabel Dependen ROE
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant) ,895 3,447 ,260 ,796VAIC 3,977 1,077 ,487 3,694 ,001
a. Dependent Variable: ROESumber data diolah : SPSS Versi 21
Proksi kedua dari profitabilitas adalah ROE dengan hasil uji regresi dan
variabel independen VAIC, terlihat bahwa tingkat signifikan sebesar 0,001 atau
0,1%. Hasil ini lebih rendah dari tingkat signifikan yang diterima, yaitu sebesar
5%. Artinya pada tingkat signifikan 5%, variabel independen VAIC berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen ROE. Hipotesis 1b menyatakan VAIC
berpengaruh terhadap ROE diterima. Persamaan regresi yang diperoleh dari hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut:
ROA = 1,293+ 1,519 VAIC dan ROE = 0,895+ 3,977VAIC
20
PEMBAHASAN
Skor VAIC dari 46 observasi pada perusahaan sektor aneka industri
selama tahun 2010 sampai dengan 2013 memiliki nilai yang positif pada semua
perusahaan yang dijadikan sampel dan mengindikasikan bahwa secara
umumperusahaan sudah efektif dalam menggunakan IC sebagai assetnyadalam
menghasilkan keuntungan. Selama empat tahun skor VAIC tertinggi sebesar
5,67yang dimiliki oleh PT. Polychem Indonesia, Tbk pada tahun 20011,
sedangkan nilai VAIC terendah sebesar 1,11 terdapat pada perusahaanPT.
Multistrada Arah Sarana, Tbk pada tahun 2013. Nilai rata-rata ROA dari 46
observasi menunjukkan bahwa perusahaan sektor aneka industri mampu
menggunakan aset dengan baik untuk menghasilkanlabanya. Nilai rata-rata ROA
perusahaan sektor aneka industri yang adalah sebesar 6,91. Nilai tertinggi ROA
diraih oleh PT. Astra Otoparts, Tbk pada tahun 2011 sebesar 15,68, sedangkan
ROA terendah sebesar 0,05 pada PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk pada tahun
2012.Nilai rata-rata ROE dari 46 observasi menunjukkan angka positif, yang
mengindikasikan bahwa secara umumkemampuan perusahaan dalam
memaksimalkan pengelolan ekuitas untuk menghasilkan laba. Rata-rata nilai
ROEperusahaan dijadikan sampel adalah sebesar 12,86. Nilai tertinggiROE
terdapat pada PT. Astra International, Tbk pada tahun 2010 sebesar 34,48,
sedangkan nilai terendah ROE terdapatpada PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk
sebesar 0,09 pada tahun 2012.
Penelitian yang sudah dilakukan selama empat tahun menemukan bahwa
skorIntellectual Capitalterbesar yang dimilikiperusahaan pada subsektor
Automative and Components. Hal ini menandakan bahwa perusahaan pada
subsektor Automative and Components lebih mengutamakan dan
memperhitungkan IC untuk kepentingan stakeholder.Dalam pandangan teori
stakeholder, perusahaan memiliki stakeholders, bukansekedar shareholder.
Kelompok-kelompok ‘stake’ tersebut meliputi pemegang saham,karyawan,
pelanggan, pemasok, kreditor, pemerintah, dan masyarakat (Riahi-
Belkaoui,2003). Sub sektor Automative and Components lebihdominan
memanfaatkan IC untuk meningkatkan kinerjanya, hal ini menunjukan bahwa
21
karyawan sebagai salah satu bagian stakeholdersudah diposisikan secara baik dan
sesuai dengan kapabiltasnya.
Kinerja Intellectual Capital yang dimiliki perusahaan sektor aneka industri
berbeda-beda.Berdasarkan Business Performance Indicator (BPI)rata-rata skor
VAIC sampel penelitian ini adalah 2,68(“Good Performers”) untuk tahun 2010,
3,28(“Top Performers”) pada tahun 2011, 3,79(“Top Performers”) di tahun
2012, dan 2,76(“Good Performers”) untuk tahun 2013. Secara individual,
perusahaan yang masuk dalam kategori “Top performers” pada tahun 2010
sebanyak 4 perusahaan, tahun 2011ada 7 perusahaan, tahun 2012 sebanyak 7
perusahaan, dan tahun 2013 sebanyak 4 perusahaan. Selama 2010 sampai dengan
2013 perusahaan yang selalu mendapatkan predikat Top Performersadalah PT.
KMI Wire and Cable Tbk. Saja.
Berdasarkan analisa data dengan SPSS Versi 21 menyimpulkan bahwa
Intellectual Capital (VAIC) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
keuanganperusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI dengan alat ukur
ROA dan ROE. VAIC mempunyai pengaruh positif dan signifikan dengan
variabel ROA, hal ini tampak dari hasil uji t antara VAIC dengan ROA
menunjukkan nilai F hitung sebesar 7,944 dengan tingkat signifikan sebesar
0,007. Adanya pengaruh antara IC dan ROA dikarenakan perusahaan lebih
memaksimalkan pemanfaatan asetnya untuk mendorong kualitas karyawan yang
dimiliki guna meningkatkan laba yang dihasilkan. Hasil penelitianadalahterdapat
pengaruh Intellectual Capital terhadap ROAperusahaan. Selanjutnya hasil
hipotesis ini sesuai dengan penelitian Ulum(2008) yang menyatakan bahwa
intellectualcapital berpengaruh terhadap ROA. Temuan ini membuktikan
bahwaIntellectual Capital sudah menjadi faktor penitng dalam meningkatkan
labaperusahaan dimana investasi dalam Intellectual Capital dimanfaatkan secara
maksimal. Adanya pengelolaan asset berupa Intellectual Capital yang telah
dilakukan olehperusahaan sangat mempunyai kontribusi dalam upaya
perusahaanmendapatkan ROA yang lebih baik.Hipotesis pertama ini juga sejalan
dengan penelitian Chen et al. (2005)yan menyatakan bahwa intellectual
capitalberpengaruh terhadap ROA hal tersebutterjadi karena adanya perbedaan
jenis industriyang diteliti karena apabila adanya perbedaanjenis industri maka
22
berbeda juga kinerjaperusahaannya. Hipotesis ini bertolak belakang dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukanoleh Panjaitan dan Sadalia (2012) yang
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Intellectul Capital dengan
kinerja keuangan bank pembangunan daerah di Indonesia menggunakan salah
satunya ROA sebagai alat ukurnya.
Hasil lain dari penelitian ini membuktikan bahwa VAIC memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap ROE. Hal ini tampak dari nilai F hitung
sebesar 13,646 dengan tingkat signifikan sebesar 0,001, yang berarti bahwa VAIC
berpengaruh terhadap ROE. Berpengaruhnya Intellectual Capital terhadap ROE
dapat disebabkan karena modal yang diperoleh oleh investor lebih banyak
digunakan untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan. Hal iniberarti pada
saat perusahaan dapat memanfaatkan modal yang dimiliki secara maksimal, para
investor akan merespon hal tersebut secara positif yangditunjukkan dengan
meningkatnya kinerja perusahaan. Selain itu, di kemudian hari investor
memilikikecenderungan untuk berinvestasi pada perusahaan yangmemiliki skor
VAIC yang tinggi, karena semakinbesar VAIC yang dimiliki perusahaan, maka
semakinbesar pula pengelolaan sumber daya yang dapat digunakanperusahaan dan
dengan demikian semakin besarpula return yang dapat diharapkan dari perusahaan
atas investasinya. Pengaruh VAIC terhadap ROEsejalan dengan hasil penelitian
Rambe (2012) pada perusahan perbankan dengan variabel dependen kinerja
keuangan yang salah satu alat ukurnya yaitu ROE dihasilkan bahwa VAIC
berpengaruh signifikan dan apabila diterapkan secara baik maka akan bisa
meningkatkan profitabilitas.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IC memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan ROA dan ROE.
Dari sisi pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham secara serius
mengontrol nilai ROA dan ROE sebagai pertimbangan investasinya. Sehingga
dengan adanya hasil penelitian ini perusahaan bisa meningkatkan kualitas sumber
23
daya yang ada pada periode selanjutnya untuk mencapai kinerja yang diinginkan
stakeholder.
Saran
Penelitian ini memiliki keterbatasan, oleh karena itu untuk penelitian
selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah sampel penelitian dengan
memasukkan seluruh sektor yang terdapat di Indonesia. Penelitian selanjutnya
diharapkan menambah rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio laverage dengan
memakai semua proksi dari dari masing-masing rasio untuk menganalisa kinerja
keuangan perusahaan dan mengetahui keberpengaruhan Intellectual Capital.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin. 2000. Pelaporan MI: “Upaya Mengembangkan Ukuran-ukuran Baru”. Media AkuntansiEdisi 7 Thn. VIII. Hal. 46-47
Belkaoui, A.R. 2003. Intellectual capital and firm performance of US multinational firms: a study of the resource-based and stakeholder views. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4 No. 2. Hal. 215-226.
Brigham, E.F., dan Houston, J.F. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Buku 1. Edisi 10. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Chen, M.C., Shu-Ju C., dan Yuhchang H., 2005.An empirical investigation of the relationship between intellectual capital and firms’ market value and financial performance. Journal of Intellectual Capital, Vol.6, No.2, Mei: 159-176, Emerald Group Publishing Limited.
Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. McGraw-Hill Book Company.Sydney.
Edvinsson, L. and M. Malone. 1997. Intellectual Capital: Realizing Your Company’s True Value by Finding Its Hidden Brainpower. Harper Collins, New York, NY.
Ghozali, Imam. 2006.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan IV.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Iswati, Sri. 2007. Memprediksi Kinerja Keuangan dengan Modal Intelektual pada Perusahaan Perbankan Terbuka di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekuitas, Maret, Vol. 11, No. 2, halaman 159-174.
24
Pulic, Ante. 1998. Measuring The Performance of Intellectual Potential in Knowledge Economy. Paper disajikan pada The 2nd McMaster Word Congress on Measuring and Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for Intellectual Potential.
Rambe, Rizki Fillhayati. 2012. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI. November 2012, Vol. 4, No. 3.
Sarwojuwono, Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir. 2003. Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran Dan Pelaporan (Sebuah Library Research). Mei 2008, Vol. 5, No. 1, Halaman 35-57.
Solikha, Badingatus, Abdul Rohman dan Wahyu Meiranto, 2010. Implikasi Intellectual Capital terhadap Financial Performance Growth and Market Value : Studi empiris dengan Pendekatan Simplistic. Simposium Nasional Akuntansi XIII ( SNA 13).Universitas Jendral Soedirman Purwokerto.
Ulum, I. Ghozali, I., dan Chariri, A. 2008. Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan : Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares (PLS). Simposium Nasional Akuntansi 11 (SNA 11), 23-24 Juli 2008.
Ulum, Ihyaul M.D. 2008. Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, November 2008, Vol. 10, No. 2, halaman 77-84.
Ulum, Ihyaul, 2007. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan di Indonesia. Semarang : Tesis Universitas Dipenogoro.
Wijaya, Novia. 2012.Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Dan Nilai Pasar Perusahaan Perbankan Dengan Metode Value Added Intellectual Coefficient. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.14, No.3, Desember: 157-180.
Wijaya, Sherly Putri. 2012.Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Farmasi Di BEI. Jurnal Mahasiswa Akuntansi, Vol.1, No.3, Juni 2012.
Zuliyati dan Ngurah Arya. 2011.Intellectual Capital Dan Kinerja Keuangan Perusahaan, Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol.3, No.1, Nopember: 113-125.