PENGARUH IMPLEMENTASI KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP RETURN SAHAM … · 2018-04-07 · Performance...

15
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 21 PENGARUH IMPLEMENTASI KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI Iip Dyah Kusumaningati Dosen Tetap STIE YPN Karawang ABSTRACT Corporate Performance Assesment Program Rating (PROPER) was one of The State Ministry of Environmental’s program. This program was controlling and distributing to business person in charge or activity to push company regulation in environmental management by information instrument. The purpose of this research was analizing relationship between environment performance with environment disclosure, environment performance effect toward return stock, the effect of environmental disclosure toward return stock, and the environmental disclosure for mediation relationship between environment performance with return stock. There were four hypothesis in this research. The first hypothesis, environment performance had a relation with environment disclosure. The second hypothesis, environment performance had influence toward return stock. The third hypothesis, environment disclosure had influence toward return stock. The fourth hypothesis, environment disclosure was mediating relation between environment performance with return stock. Research method was using quantitative and collecting data by purposive sampling. This research had certain criteria such as manufacture company listed in BEI and following PROPER evaluation continuely in 2013-2015. Data analysis technique was used by path analysis that calculation used SPSS software. The result of this research showed that from four hypothesis, two hypothesis were accepted and the others were rejected. The accepted hypothesis were the first and third hypothesis. The second and fourth hypothesis were rejected due to not empirically proven. The conclusion from this research was environment performance related with environment disclosure. The environment performance did not influence toward return stock. The environment disclosure influenced to return stock. The environment disclosure did not mediate relation between the environment performance with return stock. This research gave contribution for stakeholder especially for potential investors or investors that wanted to know the environment disclosure influence toward return stock especially for manufacture company as listed PROPER participant in Indonesia Stock Exchange. Besides for Government, this was definite proof from Constitution number 40 year 2007 about Limited Company that required social responsibility and environment and Government Regulation number 47 year 2012 about CSR. Keywords: Environment performance, environment disclosure, return stock. PENDAHULUAN Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return ini merupakan fokus perhatian calon investor. Menurut teori Hipotesis Pasar Efisien (HPE), Fama (1970) mendefinisikan pasar yang efisien sebagai berikut: Suatu pasar sekuritas dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas ”mencerminkan secara penuh” informasi yang tersedia (a security market is efficient if security prices ”fully reflect” the information available”). Definisi ini menekankan pada dua aspek, yaitu ”fully reflect” dan ”information available”. Pengertian dari ”fully reflect” menunjukkan bahwa harga dari sekuritas secara akurat mencerminkan informasi yang ada. Pasar dikatakan efisien menurut versi Fama ini

Transcript of PENGARUH IMPLEMENTASI KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP RETURN SAHAM … · 2018-04-07 · Performance...

Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 21

PENGARUH IMPLEMENTASI KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP

RETURN SAHAM DENGAN PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN SEBAGAI

VARIABEL MEDIASI

Iip Dyah Kusumaningati

Dosen Tetap STIE YPN Karawang

ABSTRACT

Corporate Performance Assesment Program Rating (PROPER) was one of The

State Ministry of Environmental’s program. This program was controlling and

distributing to business person in charge or activity to push company regulation in

environmental management by information instrument. The purpose of this research was

analizing relationship between environment performance with environment disclosure,

environment performance effect toward return stock, the effect of environmental

disclosure toward return stock, and the environmental disclosure for mediation

relationship between environment performance with return stock.

There were four hypothesis in this research. The first hypothesis, environment

performance had a relation with environment disclosure. The second hypothesis,

environment performance had influence toward return stock. The third hypothesis,

environment disclosure had influence toward return stock. The fourth hypothesis,

environment disclosure was mediating relation between environment performance with

return stock.

Research method was using quantitative and collecting data by purposive

sampling. This research had certain criteria such as manufacture company listed in BEI

and following PROPER evaluation continuely in 2013-2015. Data analysis technique was

used by path analysis that calculation used SPSS software.

The result of this research showed that from four hypothesis, two hypothesis were

accepted and the others were rejected. The accepted hypothesis were the first and third

hypothesis. The second and fourth hypothesis were rejected due to not empirically

proven.

The conclusion from this research was environment performance related with

environment disclosure. The environment performance did not influence toward return

stock. The environment disclosure influenced to return stock. The environment disclosure

did not mediate relation between the environment performance with return stock. This

research gave contribution for stakeholder especially for potential investors or investors

that wanted to know the environment disclosure influence toward return stock especially

for manufacture company as listed PROPER participant in Indonesia Stock Exchange.

Besides for Government, this was definite proof from Constitution number 40 year 2007

about Limited Company that required social responsibility and environment and

Government Regulation number 47 year 2012 about CSR.

Keywords: Environment performance, environment disclosure, return stock.

PENDAHULUAN

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return ini merupakan fokus

perhatian calon investor. Menurut teori Hipotesis Pasar Efisien (HPE), Fama (1970)

mendefinisikan pasar yang efisien sebagai berikut: “Suatu pasar sekuritas dikatakan

efisien jika harga-harga sekuritas ”mencerminkan secara penuh” informasi yang tersedia

(a security market is efficient if security prices ”fully reflect” the information available”).

Definisi ini menekankan pada dua aspek, yaitu ”fully reflect” dan ”information

available”. Pengertian dari ”fully reflect” menunjukkan bahwa harga dari sekuritas secara

akurat mencerminkan informasi yang ada. Pasar dikatakan efisien menurut versi Fama ini

Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 22

jika dengan menggunakan informasi yang tersedia (information available), investor

secara akurat dapat mengekspektasi harga dari sekuritas bersangkutan.

Teori tersebut hanya menekankan pada akurasi dari harga ekspektasi, tetapi

mengabaikan isu dari penyebaran informasi dan mengasumsikan bahwa semua investor

mempunyai pengharapan yang sama (common expectations) atau kepercayaan yang sama

(homogenous beliefs). Definisi menggunakan akurasi dari ekspektasi harga sekuritas ini

mempunyai masalah, yaitu jika ternyata investor mempunyai ekspektasi yang berbeda

dalam menilai suatu informasi. Dengan adanya heterogenous beliefs, maka harga

sekuritas tidak lagi ”fully reflect” semua informasi yang tersedia disebabkan karena

investor mempunyai informasi dan pengharapan atau ekspektasi yang berbeda-beda.

Beaver (1989) menyempurnakan dengan memberikan definisi efisiensi pasar yang

didasarkan pada distribusi informasi. Pasar dikatakan efisien terhadap suatu sistem

informasi, jika dan hanya jika harga sekuritas bertindak seakan setiap orang mengamati

sistem informasi tersebut (The market is efficient with respect to some specified

information system, if and only if security prices act as if everyone observes the

information system).

Definisi ini secara implisit mengatakan bahwa jika setiap orang mengamati suatu

sistem informasi yang menghasilkan informasi, maka setiap orang dianggap mendapatkan

informasi yang sama. Beaver berargumentasi bahwa jika harga-harga sekuritas

mempunyai properti seperti yang didefinisikannya, maka harga-harga tersebut dikatakan

fully reflect terhadap informasi yang tersedia. Hal ini mempunyai arti bahwa pasar

dikatakan efisien terhadap satu set informasi yang spesifik (dihasilkan dari suatu sistem

informasi) jika harga yang terjadi setelah informasi diterima oleh pelaku pasar sama

dengan harga yang akan terjadi jika setiap orang mendapatkan set informasi tersebut.

Harga yang terjadi di pasar yang efisien ini disebut “full-information price”.

Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah wujud nyata kepedulian perusahaan

terhadap masyarakat dan lingkungan. Dimana pebisnis harus menghijaukan perusahaan

dan sistem bisnisnya untuk menekan krisis sosial serta lingkungan. Pebisnis didesak

untuk mengelola bisnis dengan tidak mengeksploitasi masyarakat dan lingkungan secara

serakah, tidak merusak lingkungan, serta tidak menimbulkan dampak negatif bagi

masyarakat saat ini dan generasi selanjutnya.

Tanggung jawab sosial dan lingkungan saat ini sedang diserukan negara-negara di

dunia termasuk Indonesia. Jika dilihat dari sudut pandang teori HPE tanggung jawab

sosial dan lingkungan merupakan informasi yang diperlukan oleh pelaku pasar. Tanggung

jawab perusahaan terhadap lingkungan atau yang dikenal Corporate Environmental

Responsibility (CER) memainkan peran penting dalam bisnis saat ini dan ke depan,

karena krisis lingkungan yang dihadapi saat ini mengancam setiap orang dimana pun, hari

ini dan hari esok. Ini merupakan himbauan bagi semua orang agar segera melakukan

perubahan-perubahan kecil dan konsisten dalam hal cara terbaik menerima produk yang

berkualitas, murah dan ramah lingkungan. Tanggung jawab lingkungan bukan sekedar

bentuk kepedulian terhadap lingkungan hidup melalui kegiatan menarik seperti yang

dilakukan oleh CSR, tetapi bagaimana melaksanakan kegiatan produksi, pemasaran dan

sistem akuntansi berbasis pada lingkungan.

Sistem akuntansi yang berbasis pada lingkungan atau yang disebut pula green

accounting menurut Lako (2014) merupakan proses untuk mendorong dan menjadikan

proses akuntansi serta outputnya lebih ramah lingkungan atau lebih ramah terhadap

transaksi-transaksi atau peristiwa sosial dan lingkungan, di samping transaksi atau

peristiwa-peristiwa keuangan. Dengan kata lain paradigma ini menganjurkan bahwa

fokus dari proses akuntansi tidak hanya tertuju pada transaksi-transaksi keuangan untuk

menghasilkan laporan keuangan agar bisa diketahui laba/rugi (profit/loss) entitas

korporasi, tetapi juga pada transaksi-transaksi atau peristiwa sosial (people) dan

lingkungan (planet) sehingga diketahui juga informasi akuntansi sosial dan lingkungan.

Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 23

Dengan kata lain kinerja tanggung jawab lingkungan (environmental performance)

dan pengungkapan tanggung jawab lingkungan (environmental disclosure) sesuai dengan

teori Hipotesis Pasar Efisien (HPE) idealnya berpengaruh positif terhadap return saham.

Perusahaan akan mendapat manfaat ekonomi berupa apresiasi dari komunitas investor,

kreditor, pemasok dan konsumen semakin meningkat sehingga meningkatkan nilai aset

dan nilai saham.

Namun menurut Lako (2014) hingga saat ini akuntansi masih cenderung

konservatif dalam menghadapi ketidakpastian serta perubahan lingkungan ekonomi dan

bisnis yang kian cepat. Pertama, akuntansi cenderung memfokuskan pada kebutuhan

informasi stakeholder dominan yang memberi kontribusi dalam penciptaan nilai

perusahaan. Sementara masyarakat dan lingkungan dianggap bukan stakeholder dominan

karena tidak memberi kontribusi nyata bagi penciptaan kinerja dan nilai perusahaan.

Kedua, akuntansi hanya memproses dan melaporkan informasi yang material dan bisa

terukur nilainya. Informasi sosial dan lingkungan dianggap tidak material dan sulit diukur

nilainya sehingga sulit dilaporkan dalam laporan akuntansi. Ketiga, akuntansi

mengadopsi asumsi entity sehingga perusahaan diperlakukan sebagai entitas yang terpisah

dari pemiliknya. Jika transaksi tidak secara langsung memengaruhi nilai korporasi, maka

diabaikan dalam pelaporan. Pengorbanan sumber daya ekonomi korporasi untuk biaya

CER dinilai tidak memberi kontribusi ekonomi secara langsung terhadap nilai perusahaan

sehingga dilaporkan sebagai beban usaha.

Saat ini calon investor tidak hanya melihat informasi suatu perusahaan dari kinerja

keuangannya saja seperti profitabilitas. Calon investor juga akan melihat environmental

performance dari suatu perusahaan karena environmental performance mencerminkan

kelangsungan perusahaan secara persisten dan berkelanjutan (sustainable) dalam jangka

panjang. Hal ini sangat penting sebelum calon investor memutuskan untuk berinvestasi

pada suatu perusahaan.

Sejumlah riset melaporkan bahwa dalam jangka panjang kepedulian perusahaan

pada isu-isu tanggungjawab sosial dan lingkungan justru berdampak positif. Dimana

tanggungjawab sosial dan lingkungan dapat meningkatkan kinerja keuangan dan nilai

bisnis perusahaan, serta meningkatkan harga pasar atau Market Value Added (MVA)

perusahaan secara signifikan. Di samping itu akan meningkatkan citra, reputasi, brand,

dan goodwill perusahaan. Juga akan menurunkan risiko bisnis, risiko keuangan, dan

risiko politis serta meningkatkan prospek perusahaan.

Fenomena yang berkembang bahwa calon investor dan investor melihat serta

mempertimbangkan kinerja lingkungan perusahaan sebelum memutuskan untuk

berinvestasi. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah perusahaan peserta Proper

dari tahun 2002-2015:

Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 24

Sumber: PROPER Kementerian Lingkungan Hidup (2016)

Gambar 1. Perkembangan jumlah perusahaan peserta PROPER

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) merupakan salah

satu upaya program unggulan Kementerian Negara Lingkungan Hidup yang berupa

kegiatan pengawasan dan pemberian kepada penanggungjawab usaha atau kegiatan

untuk mendorong ketaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui

instrumen informasi. Dilakukan melalui berbagai kegiatan yang diarahkan untuk: 1)

mendorong perusahaan untuk menaati peraturan perundang-undangan melalui insentif

dan disinsentif reputasi, dan 2) mendorong perusahaan yang sudah baik kinerja

lingkungannya untuk menerapkan produksi bersih (cleaner production).

Di samping fenomena tersebut di atas dari hasil sejumlah riset antara lain

Fitriani (2013), Suratno (2006) dan Aniela (2012) menunjukkan bahwa

tanggungjawab sosial dan lingkungan berdampak positif bagi perusahaan. Namun di

sisi lain hasil penelitian Naratama (2013) menunjukkan bahwa Environmental

Performance tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Perbedaan

hasil penelitian sebelumnya membuat penulis menarik untuk melaksanakan penelitian

ini.

PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN

Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Pengungkapan Lingkungan

Teori signalling menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan

sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat

membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Hartono, 2015). Prinsip

signalling ini mengajarkan bahwa setiap tindakan mengandung informasi. Hal ini

disebabkan karena adanya asymetric information. Asymmetric information adalah kondisi

dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Misalnya,

pihak manajemen perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan

dengan pihak investor di pasar modal. Tingkat asymetric information ini bervariasi dari

sangat tinggi ke sangat rendah. Oleh sebab itu, faktor keadaan dan posisi perusahaan

harus dimasukkan ke dalam tahapan berupa siklus hidup perusahaan, sehingga dengan

lebih memahami posisi tahap siklus hidup perusahaan, pengguna laporan keuangan dapat

menentukan informasi akuntansi yang selayaknya dipakai.

Penelitian yang menjelaskan tentang pengaruh kinerja lingkungan terhadap

pengungkapan lingkungan adalah penelitian Suratno, dkk. (2006). Penelitian tersebut

Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 25

membuktikan secara empiris bahwa environmental performance berpengaruh terhadap

environmental disclosure. Hasil ini konsisten dengan penjelasan discretionary disclosure

theory bahwa pelaku lingkungan yang baik percaya bahwa mengungkapkan performance

mereka menggambarkan good news bagi pelaku pasar. Hasil penelitian Kerr, SG (2008)

merekomendasikan beberapa perubahan ke kebijakan akuntansi perusahaan dengan

memasukkan unsur manfaat sosial profesional bertanggungjawab dengan mempersiapkan

biaya institusi dan sistem akuntansi keuangan. Hasil penelitian Hernadi, BH (2012)

menyatakan bahwa perlu dilakukan transformasi green accounting, dari akuntansi bisnis

yang bersumber dari penjelasan ke dalam keberlangsungan sistem akuntansi.

Kinerja lingkungan (environmental performance) adalah kinerja perusahaan dalam

menciptakan lingkungan yang baik (green). Lingkungan yang baik (green) merupakan

wujud tanggung jawab sosial dan lingkungan korporasi serta usaha untuk menyajikan

laporan akuntansi yang lengkap termasuk di dalamnya peristiwa-peristiwa sosial dan

lingkungan yang menjadi pilar dasar bisnis. Suatu perusahaan apabila memiliki kinerja

lingkungan yang baik pasti akan mendisclosurekan hal tersebut ke publik. Hal ini

menunjukkan jika kinerja lingkungan baik maka pengungkapan lingkungan juga akan

baik.

H1 : Kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap pengungkapan lingkungan

Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Return Saham

Teori signalling merupakan teori fundamental dari penelitian ini. Penelitian

yang menjelaskan tentang pengaruh kinerja lingkungan terhadap return saham adalah

penelitian Suratno, dkk. (2006) dan Fitriani (2013). Penelitian Suratno, dkk. (2006)

menyimpulkan bahwa environmental performance berpengaruh secara positif

signifikan terhadap economic performance (return saham). Fitriani (2013) Penelitian

tersebut membuktikan secara empiris bahwa kinerja lingkungan berpengaruh terhadap

kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin baik

kinerja lingkungan maka akan direspon positif oleh investor melalui fluktuasi harga

saham perusahaan yang dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Dimana

dalam fluktuasi harga saham tersebut terkandung return saham baik itu return positif

maupun return negatif.

Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan (environmental performance)

yang baik merupakan suatu good news bagi investor dan calon investor. Kinerja

lingkungan dari suatu perusahaan akan mencerminkan kelangsungan perusahaan

tersebut secara persisten dan berkelanjutan (sustainable) dalam jangka panjang. Hal

ini akan berpengaruh terhadap harga pasar sehingga akan meningkatkan return saham.

H2 : Kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap return saham.

Pengaruh Pengungkapan Lingkungan terhadap Return Saham

Fama (1970) yang mengemukakan teori Hipotesis Pasar Efisien (HPE) atau

efficient market hypothesis (EMH) dan disempurnakan oleh Beaver (1989)

menyatakan bahwa pasar dikatakan efisien terhadap satu set informasi yang spesifik

(dihasilkan dari suatu sistem informasi) jika harga yang terjadi setelah informasi

diterima oleh pelaku pasar sama dengan harga yang akan terjadi jika setiap orang

mendapatkan set informasi tersebut. Harga yang terjadi di pasar yang efisien ini

disebut dengan “full-information price”.

Suratno, dkk (2006) menyimpulkan bahwa environmental performance

berpengaruh positif signifikan terhadap environmental disclosure, serta environmental

performance juga berpengaruh secara positif signifikan terhadap economic

performance. Penelitian Aniela (2012) membuktikan secara empiris bahwa

environmental disclosure berpengaruh terhadap economic performance atau kinerja

keuangan perusahaan. Dengan adanya environmental disclosure maka kinerja

keuangan suatu perusahaan akan terlihat dengan jelas.

Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 26

Pengungkapan lingkungan (environmental disclosure) adalah pengungkapan

informasi yang berkaitan dengan lingkungan di dalam laporan tahunan perusahaan.

Dengan adanya pengungkapan lingkungan maka calon investor lebih mudah menilai

suatu perusahaan mempunyai kinerja yang baik atau tidak sebelum memutuskan untuk

berinvestasi pada perusahaan tersebut.

H3 : Pengungkapan lingkungan berpengaruh positif terhadap return saham.

Pengaruh Pengungkapan Lingkungan dalam Memediasi Hubungan antara

Kinerja Lingkungan dengan Return Saham

Model ini menggunakan konsep teori signalling dan teori Hipotesis Pasar

Efisien (HPE). Suratno, dkk (2006) melalui penelitiannya menyimpulkan bahwa

environmental performance berpengaruh secara positif signifikan terhadap

environmental disclosure, serta environmental performance juga berpengaruh secara

positif signifikan terhadap economic performance. Penelitian Fitriani (2013)

membuktikan secara empiris bahwa kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja

keuangan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin baik kinerja

lingkungan maka akan direspon positif oleh investor melalui fluktuasi harga saham

perusahaan yang dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Dimana dalam

fluktuasi harga saham tersebut terkandung return saham baik itu return positif

maupun return negatif. Selanjutnya penelitian yang menjelaskan tentang pengaruh

pengungkapan lingkungan terhadap return saham adalah penelitian Aniela (2012).

Penelitian tersebut membuktikan secara empiris bahwa environmental disclosure

berpengaruh terhadap economic performance atau kinerja keuangan perusahaan.

Dengan adanya environmental disclosure maka kinerja keuangan suatu

perusahaan akan terlihat dengan jelas. Dari penelitian tersebut maka terdapat tendensi

bahwa pengungkapan lingkungan dapat memediasi kinerja lingkungan dengan return

saham.Perusahaan yang berorientasi pada kinerja lingkungan (environmental

performance) mempunyai kewajiban atau bentuk pertanggungjawaban dalam bentuk

pengungkapan lingkungan (environmental disclosure) yang pada akhirnya akan

memediasi hubungan antara kinerja lingkungan dengan return saham. Kinerja

lingkungan (environmental performance) suatu perusahaan yang diungkapkan dengan

pengungkapan lingkungan (environmental disclosure) akan memberikan pengaruh

terhadap return saham. Dimana dengan adanya pengungkapan lingkungan maka akan

memengaruhi hubungan kinerja lingkungan terhadap return saham.

Farouk, et al. (2012) menyimpulkan bahwa akuntansi manajemen yang berbasis

lingkungan dapat mendukung pengambilan keputusan perusahaan ke arah kinerja

lingkungan melalui struktur, penilaian kerugian dari dukungan pengambilan keputusan

yang efektif, bauran produksi, strategi dan investasi masa depan.

H4 : Pengungkapan lingkungan memediasi hubungan antara kinerja lingkungan

dengan return saham

METODE PENELITIAN

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder mengenai kinerja

lingkungan perusahaan manufaktur peserta PROPER yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia yang bersumber dari Kantor Kementerian Lingkungan Hidup (KLH),

pengungkapan lingkungan menggunakan data yang bersumber dari laporan tahunan,

dan return saham tahunan mengambil data pada web Bursa Efek Indonesia yaitu

www.idx.co.id. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dokumentasi.

Sampel diambil secara purposif perusahaan peserta PROPER berturut-turut tahun

2013-2015 yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia dan menyampaikan secara lengkap

laporan tahunan yakni sejumlah 21 perusahaan. Variabel dioperasionalisasi sebagai

berikut:

Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 27

1. Kinerja Lingkungan (Environmental Performance)

Kinerja lingkungan (environmental performance) adalah kinerja

perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green). Kinerja

lingkungan perusahaan diukur dari prestasi perusahaan dalam mengikuti

PROPER yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian

Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong penataan perusahaan dalam

pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen informasi. Sistem peringkat

kinerja PROPER mencakup pemeringkatan perusahaaan dalam lima (5) warna

yang diberi skor secara berturut-turut. Sistem penilaian yang diatur berdasarkan

sistem gugur. Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkatan

perusahaan dalam lima (5) warna yang akan diberi skor dari yang terendah 1

untuk hitam, 2 untuk merah, 3 untuk biru, 4 untuk hijau dan yang tertinggi 5

untuk emas.

2. Pengungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure)

Pengungkapan lingkungan (environmental disclosure) adalah

pengungkapan informasi yang berkaitan dengan lingkungan di dalam laporan

tahunan perusahaan. Pengungkapan lingkungan perusahaan diukur dengan

disclose-scoring yang diperoleh dari analisis laporan keuangan dengan

menggunakan indikator menurut Global Reporting Initiatives (GRI). Adapun

indikator tersebut dapat dilihat pada lampiran 1. Indikator yang digunakan

hanya sebatas indikator pengungkapan lingkungan, yaitu 30 indikator dari

total indikator GRI.

3. Return Saham

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return yang

digunakan dalam penelitian ini berupa return ekspektasi untuk aktiva tunggal,

dimana digunakan untuk mengetahui seberapa besar reaksi pasar terhadap

suatu informasi dari suatu pengumuman. Return ekspektasi dalam penelitian

ini diperoleh dari rata-rata return realisasi periode bulanan. Adapun rumus

return realisasi yang digunakan menurut Hartono (2015) yaitu:

Return Saham =

1-tP

1-tP

tP

dimana Pt merupakan harga pada akhir bulan, Pt-1 adalah harga pada akhir

bulan periode sebelumnya. Return bulanan yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah bulan Januari sampai dengan Juni.

Sebelum data dianalisis terlebih dahulu perlu dipenuhi asumsi-asumsi

klasiknya. Pengujian gejala asumsi klasik dilakukan agar hasil analisis regresi

memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Uji asumsi klasik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas menggunakan rumus

Kolmogorov Smirnov-Z, uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser, uji

autokorelasi menggunakan Runs Test. Setelah asumsi terpenuhi barulah analisis

data dilakukan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur.

Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 28

HASIL PENELITIAN

Uji Persyaratan Statistik

a. Uji normalitas

Hasil uji normalitas menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-

Smirnov diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Output SPSS untuk One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

Kolmogorov-Smirnov Z 0,949

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,328

Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika memiliki probabilitas lebih

besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data dalam penelitian

ini mempunyai nilai residu yang terdistribusi normal dimana probabilitas sebesar

0,328>0,05.

b. Uji heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan metode Glejser diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 2. Output SPSS untuk Uji Glejser

Unstandardized Coefficients

-t Sig. B Std. Error

(Constant) 0,053 0,022 2,428 0,018

PROPER -0,006 0,008 -0,747 0,458

DISCLOSURE 0,010 0,036 0,289 0,774

Berdasarkan output tersebut diketahui bahwa jalur tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas. Hal ini karena nilai probabilitas baik variabel kinerja

lingkungan (t=-0,747, prob.=0,458) maupun pengungkapan lingkungan (t=0,289,

prob.=0,774) keduanya lebih besar dari 0,05.

c. Uji autokorelasi

Menggunakan pengujian Runs Test diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Output SPSS untuk Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -0,00570

Cases < Test Value 31

Cases >= Test Value 32

Total Cases 63

Number of Runs 26

Z -1,650

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,099

Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 29

Dari kriteria pengujian autokorelasi menunjukkan perolehan nilai Z sebesar

-1,650 dengan probabilitas sebesar 0,099>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

model dari jalur terbebas dari permasalahan autokorelasi.

Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

a. Analisis Jalur

Hasil analisis korelasi antara kinerja lingkungan dengan return saham

adalah sebesar 0,142, pengungkapan lingkungan dengan return saham sebesar

0,359 (pada taraf signifikan 0,01) dan korelasi antara kinerja lingkungan dengan

pengungkapan lingkungan sebesar 0,619 (pada taraf signifikan 0,01). Jadi terlihat

bahwa korelasi terbesar yaitu antara kinerja lingkungan dengan pengungkapan

lingkungan.

Tabel 4. Output SPSS untuk determinasi

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

1 0,373a 0,139 0,111 0,04839

Berdasarkan data tersebut maka dapat diperoleh nilai R2=0,139 dan

determinasi sebesar 13,90%. Hal ini berarti bahwa keberadaan variabel kinerja

lingkungan dan pengungkapan lingkungan hanya mampu menjelaskan variasi naik

turunnya return saham sebesar 13,90%. Sisanya sebesar 86,10 dijelaskan oleh

variabel lain di luar model. Korelasi dari nilai residu dengan return saham adalah

sebesar 0,928. Jika dilihat dari koefisien korelasi tersebut, maka terlihat bahwa

hubungan antara besarnya nilai residu dengan return saham adalah sangat kuat. Hal

ini berarti masih banyak faktor-faktor di luar model yang perlu diteliti lebih lanjut.

Tabel 5. Output SPSS untuk uji Anova

ANOVA

Model

Sum of

Squares -df Mean Square F Sig.

1 Regression 0,023 2 0,011 4,851 0,011*

Residual 0,140 60 0,002

Total 0,163 62 *

Signifikan pada taraf 0,05 (uji 1 sisi)

Melalui Tabel 5 dapat diketahui bahwa hasil uji Anova diperoleh nilai

F=4,851 dengan probabilitas sebesar 0,011<0,05 yang berarti bahwa model analisis

jalur adalah tepat/andal dan signifikan.

Setelah dapat diketahui bahwa model adalah tepat/andal, maka barulah

menyusun persamaan struktural dengan menyajikan tampilan koefisien regresi

sebagai berikut:

Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 30

Tabel 6. Output SPSS untuk koefisien regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

-t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,018 0,034 0,518 0,606

PROPER -0,011 0,013 -0,129 -0,849 0,399

DISCLOSU

RE

0,162 0,056 0,439 2,880 0,006*

a. Dependent Variable: RETURN *

Signifikan pada taraf 0,05 (uji 1 sisi)

Bentuk persamaan struktural untuk diagram jalur yaitu:

X3 = -0,129X1+0,439 X2 + 0,928e

Hubungan struktural antara kinerja lingkungan dengan return saham adalah

sebesar -0,129 (bertanda negatif), pengungkapan lingkungan dengan return saham

adalah sebesar 0,439 (bertanda positif), dan nilai residu dengan return saham

adalah sebesar 0,928 (bertanda positif).

Diagram jalur hubungan struktural kinerja lingkungan, pengungkapan lingkungan

dan return saham sebagai berikut:

\

Gambar 2 Hubungan struktural kinerja lingkungan, pengungkapan lingkungan dan

return saham

Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 31

1) Pengaruh X terhadap Y

Pengaruh langsung: (-0,129) x (-0,129) = 1,66%

Pengaruh tidak langsung: (-0,129) x (0,619) x (0,439) = -3,51%

Pengaruh total: (1,66%) + (-3,51%) = -1,84%

Pengungkapan lingkungan (disclosure) tidak dapat memediasi hubungan antara kinerja

lingkungan dengan return saham, karena pengaruh langsung lebih besar dari pengaruh tidak

langsung.

2) Pengaruh Z terhadap Y

Pengaruh langsung: (0,439) x (0,439) = 19,27%

Pengaruh tidak langsung: (0,439) x (0,619) x (-0,129) = -3,51%

Pengaruh total: (19,27) + (-3,51%) = 15,77%

Informasi mengenai PROPER tidak dapat memediasi hubungan antara pengungkapan

lingkungan dengan return saham, karena pengaruh langsung lebih besar dari pengaruh tidak

langsung.

b. Pengujian hipotesis

1) Hipotesis 1

Nilai ρZX=0,619 dengan probabilitas 0,000<0,05 yang berarti koefisien jalur mengenai

pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan lingkungan adalah signifikan,

sehingga hipotesis pertama didukung atau diterima secara empiris.

2) Hipotesis 2

Nilai ρYX = -0,129. Hasil uji t diperoleh nilai tYX sebesar -0,849 dengan probabilitas

0,399>0,05 yang berarti koefisien jalur mengenai pengaruh kinerja lingkungan terhadap

return saham adalah tidak signifikan, sehingga hipotesis kedua tidak terbukti secara

empiris.

3) Hipotesis 3

Nilai ρYZ = 0,439. Hasil uji t diperoleh nilai tYZ sebesar 2,880 dengan probabilitas

0,006<0,05 yang berarti koefisien jalur mengenai pengaruh pengungkapan lingkungan

terhadap return saham adalah signifikan, sehingga hipotesis ketiga didukung atau diterima

secara empiris.

4) Hipotesis 4

Besarnya pengaruh langsung kinerja lingkungan terhadap return saham adalah sebesar

1,66% sedangkan pengaruh tidak langsungnya sebesar -3,51%. Karena pengaruh

langsung lebih besar dari pengaruh tidak langsung maka dapat disimpulkan bahwa

pengungkapan lingkungan tidak memediasi hubungan antara kinerja lingkungan dengan

return saham, sehingga hipotesis keempat tidak terbukti secara empiris.

PEMBAHASAN

Pembahasan mengenai poin-poin penting hasil penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut:

1. Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan

Hasil analisis jalur membuktikan secara empiris bahwa kinerja lingkungan berpengaruh

terhadap pengungkapan lingkungan. Hasil penelitian ini memperkuat teori signalling yang

menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal

pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas

baik dan buruk (Hartono, 2015).

Penelitian ini juga berhasil memperkuat kembali penelitian Suratno, dkk. (2006), bahwa

environmental performance berpengaruh terhadap environmental disclosure. Hasil ini konsisten

dengan penjelasan discretionary disclosure theory bahwa pelaku lingkungan yang baik percaya

bahwa mengungkapkan performance mereka menggambarkan good news bagi pelaku pasar.

Kinerja lingkungan (environmental performance) adalah kinerja perusahaan dalam

menciptakan lingkungan yang baik (green) yang dalam penelitian ini ditunjukkan dalam

peringkat PROPER dari Peringkat Emas (Skor 5) sampai dengan Peringkat Hitam (Skor 1).

Lingkungan yang baik (green) merupakan wujud tanggung jawab sosial dan lingkungan

korporasi serta usaha untuk menyajikan laporan akuntansi yang lengkap termasuk di dalamnya

peristiwa-peristiwa sosial dan lingkungan yang menjadi pilar dasar bisnis. Suatu perusahaan

Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 32

apabila memiliki kinerja lingkungan yang baik pasti akan mendisclosurekan hal tersebut ke

publik. Hal ini menunjukkan jika kinerja lingkungan baik maka pengungkapan lingkungan juga

akan baik.

2. Kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap return saham

Hasil analisis jalur menyimpulkan bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap

return saham. Teori signalling menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan

sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat

membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Hartono, 2015).

Penelitian Fitriani (2013) membuktikan secara empiris bahwa kinerja lingkungan

berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Namun hasil penelitian ini menolak hasil

penelitian Fitriani (2013) dan justru membuktikan kembali hasil penelitian Naratama (2013)

bahwa Environmental Performance tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.

Melalui penelitian ini dapat dijelaskan bahwa informasi yang tersedia di bursa sangat

kompleks, sedangkan informasi pemeringkatan PROPER hanya salah satu dari sekian banyak

informasi tersebut, sehingga tidak memberikan pengaruh yang berarti bagi investor. Dalam

memahami informasi yang tersedia, investor akan lebih jeli. Jika terjadi perbedaan informasi di

pasar maka investor cenderung akan lebih memperhatikan informasi yang tersedia melalui

laporan tahunan perusahaan.

Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa masyarakat Indonesia masih belum begitu

memahami tanggungjawab lingkungan yang harus dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan,

sehingga perusahaan pun terkesan oleh masyarakat hanya sekedar melakukan prosedur formal

pemeringkatan kinerja lingkungan melalui PROPER yang dilakukan oleh Kementerian

Lingkungan Hidup. Disamping itu juga masyarakat masih menilai birokrasi pemerintah di

Indonesia belum mampu melaksanakan good and clean governance, seperti yang telah

dilakukan oleh negara-negara Eropa. Hal ini ditunjukkan pada banyaknya kasus-kasus

kerusakan lingkungan hidup yang tidak terselesaikan secara tuntas. Dampaknya hasil

pemeringkatan PROPER di Indonesia tidak begitu diperhatikan oleh investor dan calon

investor.

3. Pengungkapan lingkungan berpengaruh terhadap return saham

Hasil analisis jalur menyimpulkan bahwa koefisien jalur mengenai pengaruh

pengungkapan lingkungan terhadap return saham adalah signifikan. Kesimpulannya

pengungkapan lingkungan berpengaruh terhadap return saham.

Teori yang dapat menjelaskan hasil penelitian ini yaitu Fama (1970) yang

mengemukakan teori Hipotesis Pasar Efisien (HPE) atau efficient market hypothesis (EMH) dan

disempurnakan oleh Beaver (1989) menyatakan bahwa pasar dikatakan efisien terhadap satu set

informasi yang spesifik (dihasilkan dari suatu sistem informasi) jika harga yang terjadi setelah

informasi diterima oleh pelaku pasar sama dengan harga yang akan terjadi jika setiap orang

mendapatkan set informasi tersebut. Harga yang terjadi di pasar yang efisien ini disebut dengan

“full-information price”.

Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian Aniela (2012) bahwa environmental

disclosure berpengaruh terhadap economic performance atau kinerja keuangan perusahaan.

Dengan adanya environmental disclosure maka kinerja keuangan suatu perusahaan akan terlihat

dengan jelas. Pengungkapan lingkungan (environmental disclosure) adalah pengungkapan

informasi yang berkaitan dengan lingkungan di dalam laporan tahunan perusahaan. Dengan

adanya pengungkapan lingkungan maka calon investor lebih mudah menilai suatu perusahaan

mempunyai kinerja yang baik atau tidak sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada

perusahaan tersebut.

4. Pengungkapan lingkungan tidak memediasi hubungan antara kinerja lingkungan dengan return

saham

Besarnya pengaruh langsung kinerja lingkungan terhadap return saham adalah sebesar

1,66% sedangkan pengaruh tidak langsungnya sebesar -3,51%. Karena pengaruh langsung lebih

Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 33

besar dari pengaruh tidak langsung maka dapat disimpulkan bahwa pengungkapan lingkungan

tidak memediasi hubungan antara kinerja lingkungan dengan return saham.

Penelitian yang menjelaskan tentang pengaruh kinerja lingkungan terhadap return saham

adalah penelitian Fitriani (2013). Penelitian tersebut membuktikan secara empiris bahwa

kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa semakin baik kinerja lingkungan maka akan direspon positif oleh investor

melalui fluktuasi harga saham perusahaan yang dapat meningkatkan kinerja keuangan

perusahaan. Dimana dalam fluktuasi harga saham tersebut terkandung return saham baik itu

return positif maupun return negatif. Selanjutnya penelitian yang menjelaskan tentang

pengaruh pengungkapan lingkungan terhadap return saham adalah penelitian Aniela (2012).

Penelitian tersebut membuktikan secara empiris bahwa environmental disclosure berpengaruh

terhadap economic performance atau kinerja keuangan perusahaan. Dengan adanya

environmental disclosure maka kinerja keuangan suatu perusahaan akan terlihat dengan jelas.

Dari penelitian tersebut maka terdapat tendensi bahwa pengungkapan lingkungan dapat

memediasi kinerja lingkungan dengan return saham.

Perusahaan yang berorientasi pada kinerja lingkungan (environmental performance)

mempunyai kewajiban atau bentuk pertanggungjawaban dalam bentuk pengungkapan

lingkungan (environmental disclosure) yang pada akhirnya akan memediasi hubungan antara

kinerja lingkungan dengan return saham. Kinerja lingkungan (environmental performance)

suatu perusahaan yang diungkapkan dengan pengungkapan lingkungan (environmental

disclosure) akan memberikan pengaruh terhadap return saham. Dimana dengan adanya

pengungkapan lingkungan maka akan memengaruhi hubungan kinerja lingkungan terhadap

return saham.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa informasi yang tersedia pada laporan tahunan

adalah sangat kompleks. Kaitannya dengan isu lingkungan, PROPER hanya merupakan salah

satunya. Jadi meskipun sosialisasi mengenai peringkat PROPER cukup gencar, namun pasar

hanya akan bereaksi sesaat. Pasar cenderung akan fluktuatif terhadap informasi-informasi yang

sifatnya kontinyu seperti inflasi, kurs rupiah, tingkat suku bunga, sedangkan isu lingkungan

akan bereaksi hanya pada saat-saat tertentu dan isu negatif dipublikasikan.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Penelitian ini mernyimpulkan bahwa: (1) kinerja lingkungan berpengaruh terhadap

pengungkapan lingkungan, (2) kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap return saham, (3)

pengungkapan lingkungan berpengaruh terhadap return saham, dan (4) pengungkapan lingkungan

tidak memediasi hubungan antara kinerja lingkungan dengan return saham.

Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam bidang ilmu Akuntansi Keuangan.

Dimana hasil penelitian telah membuktikan kebenaran empiris dari teori Signalling dan Hipotesis

Pasar Efisien, mengenai adanya pengaruh pengungkapan lingkungan pada laporan tahunan

terhadap return saham.

Hasil penelitian ini memberikan masukan bagi stakeholder khususnya calon investor

dan/atau investor yang ingin mengetahui tentang adanya pengaruh pengungkapan lingkungan

terhadap return saham khususnya pada perusahaan manufaktur peserta PROPER yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Di samping itu bagi Pemerintah ini merupakan bukti nyata dari pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perseroan

melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun

2012 tentang pelaksanaan CSR.

Temuan penelitian tidak berpengaruhnya pemeringkatan PROPER terhadap return saham

juga membuktikan bahwa masyarakat Indonesia masih belum begitu memahami tanggungjawab

lingkungan yang harus dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan, sehingga perusahaan pun

terkesan oleh masyarakat hanya sekedar melakukan prosedur formal pemeringkatan kinerja

lingkungan melalui PROPER yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Disamping itu

juga masyarakat masih menilai birokrasi pemerintah di Indonesia belum mampu melaksanakan

good and clean governance, seperti yang telah dilakukan oleh negara-negara Eropa. Dampaknya

hasil pemeringkatan PROPER di Indonesia tidak begitu diperhatikan oleh investor dan calon

Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 34

investor. Implikasinya pemerintah juga harus membenahi dan mengupayakan terselenggaranya

good and clean governance.

Daftar Pustaka

Al-Rasyid, H. 1996. Path Analysis Alat Analisa Kausal dalam Aplikasi Penelitian. Program

Pascasarjana Universitas Padjajaran, Bandung.

Aniela Y. 2012. Peran Akuntansi Lingkungan dalam Meningkatkan Kinerja Lingkungan dan

Kinerja Keuangan Perusahaan. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol. 1, No. 1,

Januari 2012, hal. 15-19.

Astiti W. 2014. Implementasi Green Accounting Berbasis University Social Responsibility (USR)

di Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Nominal, Vol. 3, No. 2, 2014, hal. 134-149.

Beaver W.H. 1989. Financial Reporting: An Accounting Revolution. Second Edition Englewood

Cliffs: NJ: Prentice-Hall Inc.

Benn S dan D. Bolton. 2011. Key Concepts in Corporate Social Responsibility. First Edition. Sage

Publication Ltd, London.

Elkington J. 2001. The Chrysalis Economy: How Citizen CEOs and Corporations can Fuse Values

and Creation. Capstone Publishing Ltd. United Kongdom.

Fama E.F. 1970. Efficient Capital Markets: A Review of Theory and Empirical Work. Journal of

Finance 25, pp. 383-417

Farouk S; J Cherian; J Jacob. 2012. Green Accounting and Management for Sustainable

Manufacturing in Developing Countries. International Journal of Business and

Management, Vol. 7, No. 20, 2012, pp. 36-43.

Fitriani A. 2013. Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Biaya Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan

pada BUMN. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 1, No. 1, Januari 2013, hal. 137-148.

Ghozali I. 2007. Manajemen Risiko Perbankan. Universitas Diponegoro, Semarang.

_______. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Undip, Semarang.

Gurarda S; GulsahAtagan; S Guvenc, 2015. Increasing Awareness of the Future Leaders on

Environmental Accounting. International Journal of Advances in Management and

Economics, Vol. 4, Issue 2, March-April 2015, pp. 12-22.

Jones C.P. 1995. Investments Analysis and Management. Fifth Edition. John Wiley & Sons, Inc,

New York NY.

Hartono J. 2015. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE, Yogyakarta.

Hernadi B.H. 2012. Green Accounting for Corporate Sustainability. Club of Economics in

Miskolc TMP, Vol. 8, No. 2, 2012, pp. 23-30.

Kennedy J.E. 2009. Era Bisnis Ramah Lingkungan. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.

Kerr S.G. 2008. Accounting Policy and Carbon Credits. Journal of Business & Economics

Research, Vol. 6, No. 8, August 2008, pp. 77-88.

Kountur R. 2009. Metode Penelitian. Buana Printing, Jakarta.

Lako A. 2011a. Dekonstruksi CSR & Reformasi Paradigma Bisnis & Akuntansi. Erlangga, Jakarta.

_______. 2011b. Rekonstruksi Paradigma Bisnis dan Akuntansi: Menuju Akuntansi Berkelanjutan.

Buku Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Akuntansi. Unika Soegijapranata, Semarang.

_______. 2014. Green Economy. Menghijaukan Ekonomi, Bisnis, & Akuntansi. Erlangga, Jakarta.

Lleras C. 2005. Path Analysis: Encyclopedia of Social Measurement. Volume 3, 2005. Elsevier

Inc, Pennsylvania.

Murwani R.S. 2007. Statistika Terapan: Teknik Analisis Data. Universitas Muhammadiyah Prof.

Dr. Hamka, Jakarta.

Ross, A.S; R.W. Westerfield, J. Jaffe. 2005. Corporate Finance. Edisi 7. McGrawHill Co, Boston.

Sandjojo N. 2014. Metode Analisis Jalur dan Aplikasinya. Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran”, Jakarta.

Singgih, S. 2000. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS. Andi, Yogyakarta.

Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 35

Suratno I.B; Darsono; S Mutmainah. 2006. Pengaruh Environmental Performance terhadap

Environmental Disclosure dan Economic Performance (Studi Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2004). Simposium

Nasional Akuntansi 9 Padang, 23-26 Agustus 2006.

Weston J.F; Brigham, E.F. 1993. Essentials of Management Finance, 4th ed. The Dryden Press.

Peraturan:

Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Peraturan Pemerintah (PP) No. 47/2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Perseroan Terbatas.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 349 Tahun 2013 tentang Hasil

Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun

2012-2013.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 180 Tahun

2014 tentang Hasil Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan

Lingkungan Hidup Tahun 2013-2014.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 557 Tahun

2015 tentang Hasil Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan

Lingkungan Hidup Tahun 2014-2015