PENGARUH IKLAN DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DAN …
Transcript of PENGARUH IKLAN DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DAN …
i
PENGARUH IKLAN DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
DAN REFERENCE GROUP TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PRODUK FASHION CASUAL
(STUDI PADA MAHASISWA UKSW SALATIGA)
Oleh :
DIDIK PRASETYO
NIM : 212012113
KERTAS KERJA
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian Dari
Persyaratan – Persyaratan Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
vi
ABSTRACT
The current development of both technology and promotion media has influenced
many people to choose instagram as one of new promotion media. A casual
fashion commercial, that has developed, has become the center of attention and
purchasing interest of students’ decision to purchase it through the instagram.
Besides the commercials, the purchasing interest can also be influenced by
reference group. In this study, the reference group was more focused on peers.
Friends are commonly regarded as the closest environment and the appropriate
reference group in deciding the type of product, especially fashion, which will be
purchased in social media. The purpose of this study is to find out the influence of
social media called instagram and reference group in fashion casual product’s
decision making. This is a quantitative study with 150 respondents. They were
selected as they are actively using instagram account and they have purchased
some items for the last 6 months. The data were collected by distributing
questionnaires and the sampling technique applied was purposive sampling
method. The analysis technique applied in this study was the multiple regression.
The result of this study showed that the commercial in social media namely
instagram and reference group influenced the decision making of purchasing
fashion casual product.
Keywords: commercial in social media, reference group, decision making of
purchasing
vii
SARIPATI
Kemajuan teknologi dan semakin berkembangnya media promosi saat ini,
menjadikan instagram dipilih untuk menjadi salah satu media promosi yang baru.
Termasuk Iklan fashion casual yang saat telah berkembang dan menjadi perhatian
dan ketertarikan tersendiri terhadap keputusan mahasiswa membelinya melalui
instagram. Selain iklan, keputusan pembelian juga bisa dipengaruhi oleh kelompok
acuan atau reference group. Penelitian ini reference group lebih difokuskan kepada
teman sebaya. Teman sering dianggap sebagai lingkungan yang dekat dan
kelompok acuan yang tepat didalam menentukan produk yang akan dibeli di media
sosial terutama untuk fashion. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah iklan
di media sosial instagram dan reference group dapat mempengaruhi keputusan
pembelian produk fashion casual. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada 150 responden. Teknik
sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria adalah sudah
mempunyai akun instagram dan sudah pernah melakukan pembelian dalam kurun
waktu 6 bulan terakhir. Teknik analisisnya menggunakan regresi berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa iklan di media sosial instagram dan reference group
berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk fashion casual.
Kata kunci: iklan di media sosial, reference group, keputusan pembelian
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini
dengan baik.
Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh iklan di media sosial instagram
dan reference group terhadap keputusan pembelian produk fashion casual. Saat
ini media sosial terutama instagram sudah banyak dilirik sebagai media promosi
atau beriklan yang baru. Perkembangan yang ada menjadikan instagram tidak
hanya berfungsi sebagai sarana berkomunikasi saja, akan tetapi juga sebagai
media berjualan. Segala macam produk dapat diiklankan di dalamnya, termasuk
iklan fashion casual yang saat ini berkembang dan memiliki daya tarik tersendiri.
Selain itu keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh kelompok acuan atau
reference group. Kelompok acuan bisa terdiri dari siapa saja, termasuk teman
sebaya. Terkadang informasi dan pengalaman dari teman sebaya dapat dijadikan
sebagai sumber acuan yang terpercaya, karena mereka dianggap sudah
mempunyai pengalaman. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melihat pengaruh
dari iklan media sosial instagram dan reference group terhadap keputusan
pembelian produk fashion casual.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belumlah sempurna. Penulis
berharap pada waktu mendatang ada yang dapat melengkapi penelitian ini,
sehingga akan lebih baik lagi. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat berguna
bagi siapapun.
Salatiga, 11 Juli 2016
Penulis
ix
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja dengan
judul “ Pengaruh Iklan Di Media Sosial Instagram Dan Reference Group
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Fashion Casual ”. Kertas kerja ini adalah
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penelitian ini tidak sepenuhnya
berjalan lancar. Akan tetapi dengan adanya doa dan dukungan dari semua pihak,
maka penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini dengan baik, dengan segala
kerendahan hati maka penulis menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada:
1. Bp. Prof. Christantius Dwiatmadja S.E, M.E., Ph.D selaku Dekan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
2. Ibu Eristia Lidia Paramita S.E, M.M., S.Pd selaku wali studi sekaligus
pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan, dukungan dan
perhatiannya kepada penulis selama menyelesaikan kertas kerja ini.
3. Bp. Albert Kriestian NAN, S.E, M.M., Ph.D selaku kaprodi
manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana.
4. Ibu Yudi Agustina selaku sekretaris Program Studi Manajemen yang
selama proses penyelesaian kertas kerja ini turut membantu dalam
urusan administrasi.
5. Seluruh dosen FEB dan Non FEB yang telah memberikan ilmu,
pengajaran, pengarahan dan pengalaman selama menuntut ilmu di
Universitas Kristen Satya Wacana.
6. Seluruh Staf TU FEB dan BARA UKSW yang turut membantu
penulis selama belajar dan menyelesaikan proses kertas kerja ini.
7. Kepada kedua orang tua saya Bp. Sumarno Hadi Prayitno dan Hidayati
yang telah memberikan berbagai bentuk dukungan baik doa, semangat
dan bentuk support yang lainya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan kertas kerja ini.
x
8. Adikku Amanda dan Arif, terima kasih untuk perhatiannya selama ini.
9. Kepada Kak Ramos, Cii Jull, Mara, yang selama ini dijadikan sebagai
tempat untuk mendapatkan pencerahan dalam proses penelitian ini.
10. Teguh, Nadia, Taufan sebagai teman seperjuangan dan teman satu
bimbingan dalam penyelesaian kertas kerja ini.
11. Sahabat dan sekaligus teman seperjuangan, Sudarsono, Dani
Setyawan, Silvana, Rahayu, Mariya Tri Astuti, Ita Eri N, Purwanti,
Erista, Dedi Irawan, Linda, Muhammad Mansur. Terima kasih untuk
segala bentuk dukungan, bantuan, dan masukkannya selama ini.
12. Teman-teman kuliah lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu, terima kasih atas kebersamaannya.
Salatiga, 11 Juli 2016
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Judul ................................................................................................................ i
Lembar Persetujuan ....................................................................................... ii
Pernyataan Tidak Plagiat................................................................................ iii
Persetujuan Akses ...........................................................................................iv
Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi .......................................................... v
Abstract ..........................................................................................................vi
Saripati .................................................................................................... …..vii
Kata Pengantar ............................................................................................. viii
Ucapan Terima Kasih ..................................................................................... ix
Daftar Isi ....................................................................................................... xi
Daftar Tabel ................................................................................................. xii
Daftar Gambar ............................................................................................. xii
Daftar Lampiran ........................................................................................... xii
Pendahuluan ................................................................................................... 1
Landasan Teori dan Kaitan Antar Konsep ....................................................... 5
Metode Penelitian ........................................................................................ 10
Hasil dan Pembahasan ................................................................................. 14
Hasil Penelitian Pendahuluan ........................................................................ 14
Hasil Uji Asumsi Klasik................................................................................. 16
Hasil Analisis Regresi Berganda .................................................................... 17
Pembahasan (Uji Hipotesis) ........................................................................... 19
Kesimpulan dan Implikasi ............................................................................ 26
Daftar Pustaka ............................................................................................... 28
Lampiran ....................................................................................................... 33
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Definisi Konsep dan Operasional .................................................... 13
Tabel 2. Item Pernyataan Yang Tidak Valid ................................................... 14
Tabel 3. Karakteristik Responden ................................................................. 15
Tabel 4. Analisis Statistik Deskriptif .............................................................. 16
Tabel 5. Hasil Uji F ........................................................................................ 17
Tabel 6. Hasil Uji t ......................................................................................... 18
Tabel 7. Koefisien Determinasi ...................................................................... 19
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model Penelitian .......................................................................... 10
Gambar 2. Contoh Iklan Di Instagram ........................................................... 21
Gambar 3. Contoh Iklan Di Instagram ........................................................... 22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Kuesioner Penelitian ...................................................................... 33
Lampiran Hasil Olah Data (Output) ............................................................... 36
1
PENDAHULUAN
Produk yang telah dihasilkan suatu perusahaan tidak dapat mencari sendiri
untuk mendapatkan pembelinya (Lubis, 2004). Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah melalui promosi. Dari sekian banyak strategi promosi saat ini,
promosi melalui iklan via media sosial semakin diminati. Promosi ini bisa
dilakukan oleh pebisnis pemula atau bahkan yang sudah dalam skala besar.
Promosi melalui media sosial didukung dengan semakin pesatnya teknologi,
kemudahan akses yang berdampak pada cara pemasaran yang saat ini mengarah
kearah yang lebih maju. Kemajuan tersebut didukung dengan munculnya telepon
seluler cerdas (smart phone) yang telah merubah bentuk kemudahan komunikasi
dari tradisional menjadi modern dan serba digital (Siswanto, 2011).
Di dalam media sosial terdapat berbagai aplikasi internet bersifat virtual-
interaktif seperti wiki, blogging seperti wordpress dan blogspot, content
communities seperti Youtube, dan social networking sites seperti Facebook,
LinkedIn,Twitter (Sanusi, 2014). Di dalamnya terdapat link yang berisi informasi
mengenai produk-produk yang ditampilkan. Berdasarkan kemudahan dan manfaat
yang ada, dapat menjadi alasan mengapa saat ini media sosial dijadikan sebagai
salah satu media pemasaran yang efektif (Siswanto, 2011).
Salah satu dari banyaknya media sosial yang ada saat ini adalah instagram,
yang saat ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat. Keberadaannyapun
potensial dijadikan sebagai pilihan media iklan yang efektif di Indonesia. Hasil
survei yang dilakukan Global Web Index pada tahun 2014 menjelaskan bahwa
pertumbuhan pengguna instagram di Indonesia mencapai 215 persen pada 2014.
Pengguna aktif instagram telah mencapai 400 juta diseluruh dunia. Menunjukkan
kenaikkan 23 persen dibanding media sosial lainya (Global Web Index, 2014).
Instagram sendiri merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan
pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke
berbagai layanan jejaring sosial (Solomoon, 2013).
Keunggulan instagram awalnya hanya digunakan sebagai aplikasi berbagi
foto saja. Seiring dengan kemajuan, instagrampun bertambah fungsi sebagai
tempat yang strategis untuk memasarkan barang dagangan mulai dari tas, sepatu,
fashion bahkan hingga makanan (Rahmawati, 2016). Instagram dijadikan media
2
iklan untuk menampilkan produk maupun jasa yang dijual oleh pengguna akun
tertentu, online shop, maupun akun khusus iklan untuk online shop orang lain.
Salah satu bentuk iklan yang saat ini menunjukkan perkembangan yang pesat
adalah iklan fashion, terlihat dengan semakin banyaknya iklan tersebut tampil
dilayar instagram. Rasa terhiburpun bisa didapatkan oleh pengguna akun
instagram, karena di dalamnya terdapat berbagai gambar atau foto-foto produk
yang dapat menghibur penggunanya (Endah & Ahmadi, 2015).
Saat ini keberadaan iklan instagram didukung dengan adanya endorser
dan tampilan iklan dengan gaya yang menarik dan trendi. Hal itu dapat membuat
konsumen tertarik dengan iklan tersebut (Pratiwi, 2015). Iklan di instagram
berlomba-lomba untuk berupaya agar apa yang ditampilkan dapat menarik
perhatian dari pengguna instagram. Tria (2011) mengemukakan bahwa pesan
periklanan dengan gaya atau cara yang beda, setidaknya harus mempunyai nilai-
nilai sebagai berikut: (1) Simpel, sehingga iklan yang seharusnya ditampilkan
dapat dimengerti dengan sekali lihat. (2) Persuasive, iklan yang ditampilkan
haruslah dapat menjadikan konsumen untuk tertarik kemudian membeli. (3)
Relevant, ide yang terkandung tetap relevan, rasional dan sesuai dengan
positioning dan personality brand. (4) Entertaining, dalam hal ini yang dimaksud
adalah mampu mencerminkan emosi konsumen, sehingga akan menimbulkan
simpati terhadap produk itu. Tampilan iklan harus dapat menarik perhatian
konsumen sehingga akan memberikan rasa terhibur bagi pengguna instagram. (5)
Acceptable, yang dimaksud adalah penilaian dari konsumen, sehingga penerimaan
konsumen terhadap iklan yang ditampilkan dalam instagram harus diperhatikan.
Kejelasan informasi, kualitas dan pelayanan yang ditawarkan menjadi hal yang
penting untuk diperhatikan.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan mengenai pembelian melalui media
sosial instagram yang dilakukan pada mahasiswa di UKSW. Didapatkan hasil
yaitu dari 50 orang responden 21 orang sudah lebih dari 1 tahun menjadi follower
instagram, 20 orang sudah lebih dari 2 tahun menjadi follower sedangkan 9 orang
baru kurang dari 1 tahun menjadi follower instagram. Sementara untuk intensitas
pembelian, 32 orang membeli melalui instagram sebanyak 1 kali dalam tiga
bulan terakhir, sedangkan 17 orang rata-rata membeli 2 kali, dan 1 orang membeli
3
3 kali dalam waktu sama. Sementara untuk jenis fashion yang dibeli 35 orang
membeli produk fashion jenis casual, 2 orang membeli jenis casual dan resmi
dan 13 orang membeli jenis yang lainya. Sementara untuk referensi terhadap
keputusan pembelian melaui instagram 23 orang membeli berdasarkan keputusan
diri sendiri atau tanpa adanya referensi dari manapun, 25 orang melibatkan teman-
temannya dan sisanya yaitu sebesar 2 orang membeli berdasarkan referensi
lainya.
Hasil survei awal menunjukkan bahwa produk jenis fashion casual
merupakan yang paling banyak dibeli. Berdasarkan hasil survei tersebut juga,
maka penelitian ini ingin meneliti mengenai pengaruh iklan di instagram dengan
menambahkan satu variabel lain yaitu reference group terhadap keputusan
pembelian produk fashion casual. Sebagaimana yang sudah dilakukan pada survei
pendahuluan, dimana 25 orang dari 50 sampel menyatakan bahwa ada pengaruh
dari pihak lain yaitu teman-temanya di dalam memutuskan untuk membeli melalui
instagram.
Media sosial mempuyai keistimewaan tersendiri, dimana penggunanya
yang saling berinteraksi. Seperti halnya dengan media sosial bahwa seseorang
saling berhubungan dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, kelompok
pertemanan, dan keluarga yang kesemuanya merupakan bentuk dari kelompok
referensi. Seseorang bisa mendapat informasi tentang produk bukan hanya dari
media sosial saja, akan tetapi keberadaan kelompok referensi juga bisa digunakan
sebagai pertimbangan dalam menentukan keputusan pembelian. Terkadang
pengaruh informasi dari keluarga, teman, lingkungan bisa sama besarnya dengan
pengaruh informasi yang didapatkan dari iklan. Berbagai informasi yang
didapatkan dapat mengurangi berbagai risiko pembelian karena dianggap sudah
berpengalaman (Wulansari, 2015). Survei sebelumnya merupakan sebuah
elaborasi dengan memodifikasi penelitian pendahulu mengenai pengaruh iklan
media sosial facebook terhadap keputusan pembelian pakaian yang dilakukan oleh
Putra dan Suyono (2014).
Pada penelitian tersebut Putra dan Suyono (2014) menyatakan bahwa iklan
pada facebook berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pakaian. Secara
simultan variabel bebas yang digunakan pada penelitian tersebut yaitu daya ingat
4
iklan online, frekuensi klik pada iklan online dan sikap pada iklan online yang ada
pada facebook berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hasil uji secara
parsial frekuensi klik pada iklan online tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian melaui media sosial facebook. Secara
parsial kedua variabel yaitu daya ingat dan sikap terhadap iklan online pada
facebook mempunyai pengaruh yang paling besar dibanding dengan frekuensi klik
(Putra dan Suyono, 2014). Penelitian tersebut juga didukung dengan penelitian
lain yang dilakukan oleh Yogesh dan Yesha (2014), Darban & Li (2012) yang
menyatakan bahwa media sosial berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian.
Perbedaan penelitian dengan sebelumnya terletak pada penggunaan
variabel iklan pada media sosial yang berbeda yaitu instagram. Perbedaan lain
adalah pada penelitian ini tidak memasukkan variabel yang sama seperti Putra dan
Suyono (2014) yaitu sikap, daya ingat dan frekuensi klik terhadap iklan. Variabel
iklan media sosial dalam penelitian ini diturunkan menjadi beberapa indikator
empiris yang akan digunakan untuk mengukur pengaruh iklan terhadap keputusan
pembelian. Selain itu pada penelitian ini, peneliti menambahkan satu variabel
yaitu reference group atau kelompok acuan, yaitu setiap orang atau sekelompok
orang yang dianggap sebagai rujukan bagi seseorang dalam membentuk nilai-nilai
dan sikap umum atau khusus atau pedoman khusus bagi perilaku (Shiffman dan
Kanuk, 2007).
Menurut Marghaniyata (2012) beberapa kelompok keanggotaan dalam
reference group adalah kelompok primer seperti, keluarga, teman sebaya,
tetangga, dan rekan kerja yang berinteraksi secara terus menerus dan bersifat
informal. Kelompok sekunder seperti asosiasi atau organisasi tertentu, bersifat
formal dan interaksi yang minim. Dari beberapa kategori yang disebutkan, teman
sebaya adalah salah satunya. Menurut Agustina (2015) teman sebaya merupakan
lingkungan terdekat setelah keluarga. Hubungan kelompok acuan yang terjadi
dalam pertemananpun sangatlah kuat (Banna, 2012). Peneliti terdahulu mengenai
pengaruh reference group terhadap keputusan pembelian juga sudah banyak
dilakukan seperti Sianturi et al., (2012); Reza & Valeecha (2013); Rizal (2010)
5
dan menyatakan bahwa reference group berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa sesungguhnya sikap dari
reference group dalam proses keputusan pembelian adalah adanya kebutuhan
akan informasi. Teman sebaya sebagai salah satu sumber informasi dianggap
sebagai acuan yang tepat dalam menentukan keputusan pembelian produk fashion
casual melalui instagram. Intensitas bertemu, kemudahan akses, termasuk
kemudahan dalam komunikasi menjadikan teman dijadikan sebagai sumber
referensi yang mudah dicari. Berdasarkan penjelasan diatas adapun tujuan pada
penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh iklan di media sosial instagram dan
reference group terhadap keputusan pembelian produk fashion casual.
Masalah Penelitian
Masalah yang diteliti adalah seiring dengan berkembangnya strategi
pemasaran melalui iklan di media sosial dan adanya pengaruh dari pihak lain
dalam menentukan sebuah keputusan pembelian. Maka pada penelitian ini yang
akan diteliti adalah pengaruh iklan di media sosial instagram dan reference group
terhadap keputusan pembelian produk fashion casual pada mahasiswa di UKSW.
Persoalan Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan diatas, maka peneliti
merumuskan persoalan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah iklan di media sosial instagram berpengaruh terhadap keputusan
pembelian produk fashion casual?
2. Apakah reference group berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk
fashion casual?
LANDASAN TEORI
Iklan Media Sosial
Iklan adalah salah satu bentuk sajian yang memuat berbagai promosi ide-
ide, barang atau produk dan jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu (Viciana,
2014). Kotler dan Keller (2012) juga mengatakan bahwa,
“Iklan adalah semua bentuk terbayar dari presentasi non personal dan
peromosi ide, barang atau jasa melalui sponsor yang jelas melalui media cetak (
Koran, dan majalah), media penyiaran (radio dan televisi), media jaringan
6
(telepon, kabel, satellite, wirelesss), dan media elektronik ( rekaman suara,
rekaman video, CD-ROM, halaman website), dan media pameran (Billboard,
papan petunjuk jalan, dan poster)”.
Masyarakat Periklanan Indonesia menjelaskan bahwa iklan digunakan
sebagai media atau alat yang digunakan untuk menyampaikan segala macam
bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang ditujukan kepada sebagian atau
seluruh masyarakat (Viciana, 2014). Didalam menciptakan sebuah komunikasi
yang baik dan tepat kepada konsumen, media sosial mempunyai peran penting
sebagai medianya (Siswanto, 2013). Kotler (2008) mengungkapkan terdapat dua
jenis media yaitu cetak dan elektronik. Media cetak adalah media yang secara
langsung dapat terlihat dan tidak ada bantuan alat lainya seperti koran dan
majalah. Media elektronik adalah media yang dalam menggunakanya diperlukan
bantuan untuk mengakses atau menerimanya. Termasuk dibutuhkan sentuhan
teknologi dalam mengaksesnya. Contohnya adalah radio, televisi dan internet
termasuk media sosial didalamnya. Media sosialpun saat ini dijadikan sebagai
media baru untuk mengenalkan produk atau jasa kepada masyarakat. S. Goya
Peter dalam Viciana (2014) juga berpendapat terkait iklan media sosial bahwa,
“social media ads reach the audience in which you’ve invested a lot of
money and time in to nurturing you can see which audience are engaging
the most, so you can ensure that your ads are being bought correctly and
you’re actually growing your fan based on true data”.
Mubarok (2014) juga mendefinisikan iklan media sosial sebagai iklan
elektronik yang menggunakan sebuah aplikasi untuk dapat diakses, dan digunakan
oleh pemasar untuk kemudian disampaikan kepada konsumen. Sedangkan media
sosial instagram sendiri merupakan sebuah aplikasi untuk sharing foto yang
membuat user untuk mengambil foto, menerapkan filter digital, dan
membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial (Solomoon, 2013). Instagram
sudah memulai untuk membuka layanan iklan seperti iklan jasa, fashion, makanan
dan iklan lainya pada Oktober tahun 2013 (Panji, 2013). Berdasarkan penjelasan
di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa iklan pada media sosial ditujukan untuk
menarik perhatian atau menjangkau konsumen melalui aplikasi atau situs web
7
yang diharapkan akan meningkatkan kesadaran seseorang terhadap produk-produk
atau jasa yang ditampilkan.
Reference Group
Seseorang atau grup tertentu terkadang bisa menjadikan pengaruh terhadap
sikap seseorang, bahkan bisa saja mendominasi proses perilaku konsumen
seseorang tersebut. Seperti saat seseorang dihadapkan dengan situasi kurangnya
informasi dan pengalaman mengenai barang atau jasa yang akan dibelinya,
terutama saat pembelian dengan cara yang baru atau berbeda. Penting untuk
dipahami dan dimengerti pengaruh yang dimaksud, dan hal itu dapat
dikategorikan kedalam kelompok referensi atau (reference group). Sumawarman
(2004) mendefinisikan reference group atau kelompok acuan sebagai seorang
individu atau sekelompok orang yang bisa memberikan pengaruh kepada perilaku
seseorang.
Kelompok referensi terkadang bisa memberikan sebuah standar dan nilai
yang dapat menjadi penentu seseorang untuk berfikir dan bersikap. Kaitanya
dalam pemasaran, kelompok referensi adalah kelompok yang berfungsi sebagai
referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi sehingga akan
terjadi interaksi dan komunikasi didalamnya (Fatharani et al., 2009). Pendapat
lain disampaikan oleh Shiffman dan Kanuk (2007) yang mendefinisikan reference
group yaitu setiap orang atau sekelompok orang yang keberadaannya bisa
dijadikan sebagai perbandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai, sikap atau
pedoman khusus.
Keputusan Pembelian
Di dalam proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen, proses untuk
menentukan pembelian di dalamnya terdapat berbagai hal, seperti di dalam
memutuskan apa, kapan, dimana, dan bagaimana melakukan pembelian (Kharista,
2014). Menurut Kotler dan Keller (2008), keputusan pembelian adalah tindakan
dari konsumen terhadap produk untuk membelinya atau tidak. Terdapat lima
tahapan dalam proses keputusan pembelian yang di sampaikan oleh Kotler dan
Keller (2008) yaitu (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi. (3) evaluasi
alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku paska pembelian.
8
Keputusan pembelian menurut Setiadi (2003) adalah proses integritas
untuk mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih
alternatif dan memilih satu diantaranya. Adanya pilihan-pilihan tersebut, maka
seseorang akan dihadapkan dengan berbagai proses pertimbangan dan upaya
untuk mendapatkan kepastian dalam menentukan sebuah keputusan pembelian.
Peter dan Olson (2000) juga menjelaskan keputusan membeli suatu produk
memiliki tujuh komponen yaitu, keputusan tentang jenis produk, keputusan
tentang bentuk produk, keputusan tentang merek, keputusan tentang penjualnya,
keputusan tentang jumlah produk, keputusan tentang waktu pembelian, keputusan
tentang bagaimana cara membayarnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa keputusan
pembelian merupakan sebuah proses penentuan keputusan saat dihadapkan
dengan banyak pilihan yang ada (Nathalia dan Mulyana 2014).
Kaitan antar konsep
Pengaruh iklan di media sosial instagram terhadap keputusan pembelian
produk fashion casual.
Pada saat ini keberadaan media sosial bisa dikatakan sebagai salah satu
media promosi baru bagi perusahaan. Viciana (2014) mengungkapkan bahwa
iklan media sosial ditujukan untuk menarik perhatian atau menjangkau konsumen
melalui situs web yang diharapkan akan meningkatkan kesadaran konsumen
terhadap produk-produk perusahaan. Seperti hasil survei yang dilakukan oleh Web
Global Index pada 2014 yang menjelaskan bahwa kenaikkan pengguna instagram
di Indonesia mencapai 215 persen dibanding dengan media sosial yang lainya.
Hasil ini menunjukkan bahwa media sosial memiliki peluang atau potensi sebagai
media beriklan dan pemasaran yang efektif (Siswanto, 2011). Endah & Ahmadi
(2015) mengungkapkan bahwa seiring perkembangan, instagram bukan hanya
dijadikan sebagai media berbagi foto saja akan tetapi telah bertambah fungsi
sebagai media baru untuk beriklan atau berjualan berbagai produk termasuk
fashion casual. Iklan yang ditampilkan di instagram saat ini didukung dengan
adanya endorser, gaya yang trendi, produk yang up to date, komposisi warna serta
program promosi yang menarik. Adanya iklan fashion casual yang menarik maka
hal itu akan dapat mempengaruhi sikap seseorang, sebagaimana dengan tujuan
9
iklan yaitu untuk membuat seseorang agar dapat tertarik (Pratiwi, 2015). Putra
(2014) juga mengungkapkan bahwa iklan yang memiliki daya tarik akan dapat
mempengaruhi sikap seseorang didalam menentukan keputusan pembelian
melalui media sosial. Penjelasan tersebut didukung dengan penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Yogesh dan Yesha (2014), Darban & Li (2012) dan Putra dan
Suyono (2014) yang mengemukakan bahwa iklan pada media sosial berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian seseorang. Iklan yang selama ini tampil
melalui media sosial berkontribusi terhadap keputusan pembelian seseorang untuk
membeli produk fashion .
Berdasarkan teori dan kaitan konsep yang sudah diuraikan diatas, maka dapat
disusun hipotesis sebagai berikut:
H1: Iklan di media sosial instagram berpengaruh terhadap keputusan pembelian
produk fashion casual.
Pengaruh reference group terhadap keputusan pembelian produk fashion
casual
Di dalam menentukan sebuah keputusan pembelian, terkadang ada pihak
lain yang memberikan informasi, pengalaman atau bahkan dapat membantu
seseorang didalam menentukan sebuah pilihan. Sumawarman (2004)
mendefinisikan reference group atau kelompok acuan sebagai seorang individu
atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang.
Dilihat dari perspektif pemasaran, kelompok referensi adalah kelompok yang
berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan
konsumsi (Fatharani et al., 2009). Seseorang saat dalam keadaan atau situasi
tertentu terkadang perlu menjadikan pihak lain sebagai sumber acuan, dengan
tujuan agar seseorang tersebut bisa mendapatkan kepastian bahkan keamanan.
Penjelasan diatas juga didukung dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Sianturi et al., (2012); Reza & Valeecha (2013); Rizal (2010) dan
menyatakan bahwa reference group berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian. Berdasarkan teori dan kaitan konsep yang sudah diuraikan diatas,
maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut.
H2: Reference group berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk fashion
casual.
10
H1
H2
Gambar 1. Model Penelitian
Sumber : Modifikasi dari Putra dan Suyono (2014) dan Sianturi et al., (2012).
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian yang akan digunakan penulis adalah penelitian deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Salatiga dengan mengambil sampel yaitu
mahasiswa UKSW. Alasan memilih mahasiswa UKSW dan terhadap pembelian
produk fashion casual, karena agar sesuai dengan hasil survei pendahuluan yaitu
dengan pengambilan sampel di UKSW.
Jenis Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yaitu mahasiswa. Guna
memperoleh data primer yang diperlukan, teknik yang digunakan adalah dengan
pengisian kuesioner.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang pernah melakukan
pembelian produk fashion casual melalui media sosial instagram. Teknik yang
digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria yaitu sudah mempunyai
akun instagram dan pernah melakukan pembelian dengan batasan waktu enam
bulan terakhir. Diharapkan dengan teknik tersebut akan mempermudah dalam
penelitian. Sampel atau responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa UKSW
Iklan di media
sosial
instagram (X1)
Reference
Group (X2)
Keputusan
Pembelian (Y)
11
Salatiga. Peneliti menetapkan jumlah minimal sampel pada penelitian ini yaitu
sebanyak 150 orang (Malhotra, 2007).
Metode Analisis Data
Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebuah kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan didalamnya dapat
mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006).
Uji validitas dapat dilakukan dengan SPSS (Statistical Product and Service
Solutions ). Uji validitas dapat diketahui dengan melihat korelasi antara skor
masing-masing item dalam kuesioner, dengan total skor yang ingin diukur yaitu
menggunakan Coefficient Corelation Pearson dalam SPSS. Selanjutnya adalah uji
reliabilitas yang merupakan alat untuk mengukur kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Jika alpha cronbach> 0.6 maka dikatakan reliable,
dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
(Wisnubroto dan Freitas 2013). Koefisien reliability Alpha cronbach digunakan
untuk menguji dengan menggunakan prosedur yang ada dalam program SPSS.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas, alat untuk menguji apakah model regresi mempunyai
distribusi normal atau tidak (Edbert et al., 2014).
2. Uji Multikolinearitas, alat untuk menguji apakah dalam model regresi yang
terbentuk ditemukan korelasi yang lebih tinggi atau sempurna diantara
variabel bebas atau tidak (Edbert et al., (2014).
3. Uji Heteroskedastisitas, alat untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain di dalam
model regresi, jika varians dari residual l pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas
(Edbert et al., 2014).
12
Uji Hipotesis
Hipotesis adalah penjelasan yang hanya bersifat sementara dan masih
perlu dibuktikan melalui sebuah penelitian (Azwar, 2005).
Regresi Linier Berganda
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, untuk menjawab permasalahan
penelitian digunakan analisis regresi berganda yang merupakan analisis hubungan
antara variabel bebas (iklan di media sosial instagram) dan reference group
kepada variabel terikat (keputusan pembelian).
Y = βı X ı + β2 X2+ e
Keterangan :
Y = Keputusan pembelian
βı, β2 = Koefisien regresi
Xı = Iklan di media sosial instagram
X2 = Reference Group
e = Residual atau prediction Error
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Aras Ukur Konsep
Konsep pada penelitian kali ini adalah konsep variabel iklan di media sosial
instagram dan reference group yang akan berpengaruh pada keputusan pembelian
produk fashion casual. Guna memperoleh data pada konsep keputusan pembelian
tersebut, maka diberikan definisi yang kemudian diturunkan kedalam beberapa
indikator empirik melalui definisi operasional sebagai berikut:
13
Tabel 1. Definisi Konsep dan Operasional
Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional Sumber
Iklan media
sosial
Iklan yang bertujuan
untuk menarik perhatian
atau dapat menjangkau
konsumen melalui
aplikasi atau situs web,
yang diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran
terhadap apa yang
ditampilkan (Mubarok,
2014).
1. Konsumen memperhatikan
kejelasan informasi yang
disampaikan terkait produk
yang dijual di media sosial
2. Konsumen memperhatikan gaya
bahasa yang disampaikan iklan
di media sosial
3. Konsumen memperhatikan
informasi tentang promosi
produk yang di jual di media
sosial
4. Konsumen memperhatikan
tampilan konten iklan di media
sosial
5. Konsumen memperhatikan
komposisi warna iklan di media
sosial
(Lesmana 2012)
dengan
penyesuaian
(Putra, 2014)
dengan
penyesuaian
(Putra, 2014)
dengan
penyesuaian
(Escalas dan
Rutgers dalam
Suherman 2011
dengan
penyesuaian)
Reference
Group
Seorang atau kelompok
orang yang di anggap
sebagai dasar
1. Ada pengaruh dari teman
sebaya (kelompok informal).
Sumawarman
dalam Suherman
(2011)
perbandingan (atau
rujukan) bagi seseorang
dalam membentuk nilai-
nilai dan sikap umum
atau khusus atau
pedoman khusus bagi
perilaku (Schiffman dan
Kanuk 2007).
2. Teman sebaya dapat
mempengaruhi sikap pembelian
melalui media sosial
3. Pengetahuan dari teman sebaya
diperlukan terkait produk yang
dijual di media sosial.
4. Pengalaman dari teman sebaya
diperlukan terkait produk yang
akan dibeli di media sosial.
Rorlen dalam
Marghaniyata
(2012) dengan
penyesuaian
Keputusan
Pembelian
Tindakan dari konsumen
terhadap produk untuk
membeli atau tidak
(Kotler dan Keller 2008).
1. Konsumen memperhatikan
tentang promosi yang
digunakan di media sosial
2. Keinginan konsumen untuk
membeli produk yang dijual di
media sosial
3. Keinginan konsumen untuk
menggunakan produk yang
dibeli di media sosial
4. Konsumen bersedia untuk
berkorban (waktu, biaya dan
tenaga) terkait pembelian
produk melalui media sosial
Nugraha (2010)
Goseldia (2011)
dengan
penyesuaian
14
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian Pendahuluan
Sebelum melakukan penelitian aktual, peneliti terlebih dahulu melakukan
penelitian pendahuluan kepada 30 responden yang bertujuan untuk mengetahui
apakah responden memahami pernyataan yang ada dalam kuesioner. Tahap
selanjutnya adalah uji validitas dan reliabilitas dari masing-masing item indikator
pernyataan. Jumlah sampel yang digunakan adalah 30, dan dikatakan valid jika
nilai dari corrected item-total correlation ≥ 0.361 dan dinyatakan reliabel jika
nilai dari Cronbach’s Alpha > 0.6 (Hair et al., 2010). Berdasarkan hasil
perhitungan, dari 21 pernyataan dalam kuesioner ditemukan 8 item pernyataan
yang tidak valid. Delapan pernyataan tidak memenuhi syarat, karena nilai dari
corrected item-total correlation kurang dari nilai r tabel (≥ 0.361), sehingga pada
akhirnya pernyataan yang tidak valid tersebut dihilangkan dengan menghapus dari
daftar pernyataan dalam kuesioner. Pernyataan-pernyataan yang tidak valid
tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Item Pernyataan Yang Tidak Valid
No. Pernyataan
1. Teman memberikan penilaian (standar) tertentu terhadap fashion casual yang
dijual di instagram
2. Teman saya secara aktif membagi informasi tentang fashion casual yang dijual di
3. Saya memperhatikan informasi iklan fashion casual di instagram
4. Saya memperhatikan penjelasan iklan mengenai kualitas fashion casual di
5. Saya memperhatikan layanan yang ditawarkan fashion casual yang saya beli
melalui instagram.
6. Saya memperhatikan harga fashion casual yang dijual di instagram
7. Saya memprioritaskan untuk membeli produk fashion casual melalui instagram
8. Saya mengevaluasi fashion casual yang saya beli, setelah saya terima.
Sumber: Data diolah 2016
Selanjutnya adalah uji reliabilitas, nilai cronbach’s alpha dari variabel
iklan di media sosial instagram adalah sebesar 0.699. Nilai cronbach’s alpha
untuk variabel reference group adalah 0.679 dan untuk variabel keputusan
pembelian mempunyai nilai cronbach’s alpha sebesar 0.687. Berdasarkan hasil
tersebut masing-masing variabel dinyatakan reliabel. Hasil uji validitas dan
15
reliabilitas pada penelitian pendahuluan dapat dilihat pada (lampiran II).
Demikian total item pernyataan yang digunakan dalam penelitian aktual adalah
sebanyak 13 dari 21 pertanyaan. 5 butir pernyataan untuk variabel iklan di media
sosial instagram, 4 butir pernyataan untuk variabel reference group dan 4 butir
pernyataan untuk variabel keputusan pembelian, sedangkan 8 pernyataan gagal
karena tidak sesuai dengan kriteria.
Penelitian Aktual
Pada tahap ini peneliti menyebar kuesioner sebanyak 150 kuesioner
kepada responden, dengan kriteria yang sama dengan penelitian pendahuluan.
Gambaran Umum Responden
Berdasarkan 150 kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa UKSW
Salatiga dapat dijelaskan karakteristik responden sebagai berikut:
Tabel 3. Karakteristik Responden
Karakteristik Rincian Jumlah Persentase(%) Fakultas FEB
FBS
BIOLOGI
FISKOM
FKIP
FPB FSM
FSP
HUKUM
PSIKOLOGI
TEOLOGI
FTI
Total
77
12
1
9
17
3 4
5
7
7
1
7
150
51.3%
8%
0.7%
6%
11%
2% 3%
3.3%
4.7%
4.7%
0.7%
4.7%
100%
Usia < 18 Tahun
18-20 Tahun
>20 Tahun
Total
1
94
55
150
0.6%
62.7%
36.7%
100%
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
Total
49
101
150
33%
67%
100%
Lama menjadi
followers instagram
<1 Tahun
>1 Tahun
>2 Tahun
Total
16
48
86
150
11%
32%
57%
100%
Frekuensi membuka
< 3 Kali dalam sehari
4-7 Kali dalam sehari
>7 Kali dalam sehari
Total
30
58
62
150
20%
39%
41%
100%
Frekuensi Pembelian
selama 6 bulan terakhir
1-3 Kali
117 78%
4-6 Kali 20 13%
7-10 Kali
Total
13
150
9%
100%
Sumber : Data diolah, 2016
16
Berdasarkan tabel diatas peneliti mengklasifikasikan responden kedalam
beberapa karakteristik yaitu : fakultas, usia, jenis kelamin, lama menjadi follower
instagram, frekuensi membuka instagram, dan intensitas pembelian produk
fashion melalui instagram, dengan memberikan batasan waktu pembelian yaitu
selama 6 bulan terakhir. Berdasarkan hasil di lapangan diketahui responden dari
FEB sebanyak 51.3%. Berdasarkan jenis kelamin sebanyak 67% merupakan
perempuan. Berdasarkan karakteristik usia didapatkan hasil bahwa sebanyak
62.7% adalah pengguna dengan usia 18-20 tahun. Responden berdasarkan kriteria
lama menjadi follower instagram didapatkan hasil yaitu sebanyak 57% sudah >2
tahun menjadi follower. Frekuensi membuka instagram sebanyak 41% membuka
> 7 kali perhari. Rata-rata pembelian fashion melalui instagram yaitu sebanyak 3
kali dengan didominasi sebanyak 78% membeli antara 1-3 kali dalam 6 bulan
terakhir. Selanjutnya dijelaskan hasil penelitian dengan menggunakan data
deskriptif statistik. Data tersebut didapatkan dari jawaban responden terhadap
pernyataan dalam kuesioner yang telah disebar. Skor rata-rata yang ada
diklasifikasikan kedalam lima kriteria yang mengacu pada Paramita (2009), yaitu
sebagai berikut :
Tabel 4. Analisis Statistik Deskriptif
Kriteria Interval Rata-Rata Jawaban
Sangat Tidak Setuju 1.00-1.80
Tidak Setuju 1.81-2.60
Kurang Setuju 2.61-3.40
Setuju 3.41-4.20
Sangat Setuju 4.21-5.00
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik pada penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Untuk mengetahui apakah data
normal atau tidak dapat diketahui dengan melakukan uji kolmogrov-sminornov.
Berdasarkan kriteria p-value (asymp. sig) > 0.05 menunjukkan bahwa data
terdistribusi normal. Pada lampiran III Tabel 10 diketahui bahwa nilai signifikan
yaitu Asymp. Sig sebesar 0.668.
17
Uji multikolinearitas, yang digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi yang terbentuk, ditemukan korelasi yang lebih tinggi atau sempurna
diantara variabel bebas atau tidak. Hal tersebut dapat diketahui dengan
menggunakan metode Variance Inflation Factor atau VIF. Hasil uji menunjukkan
variabel iklan di media sosial instagram dan reference group tidak menunjukkan
gejala multikolinieritas, terlihat dari tidak adanya nilai tolerance yang < 5% yaitu
0.939 dan nilai VIF yang > 10 yaitu 1.064. Hasil uji tersebut dapat diketahui
dalam lampiran III dan Tabel 11.
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui terjadi tidaknya
ketidaksamaan varians dari residual dalam sebuah model regresi. Pada hasil uji ini
nilai signifikan diketahui dari nilai residu yang di absolute-kan dan menjadi
positif atau disebut (ABS_RES). Heteroskedastisitas tidak terjadi apabila nilai
dari signifikansi lebih besar dari alfa. Hasil uji yang dilakukan pada lampiran III
Tabel 12, menunjukkan bahwa kedua variabel memiliki nilai signifikansi lebih
dari alfa. Variabel iklan di media sosial instagram (0.290) sedangkan reference
group (0.074). Hasil lengkap uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada lampiran III
Tabel 12.
Uji Regresi Berganda
Analisis regresi ini dipergunakan untuk menguji pengaruh dari variabel
iklan di media sosial instagram (X1) dan reference group (X2) terhadap
keputusan pembelian (Y), dan berikut hasilnya:
Tabel 5. Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 466.458 2 233.229 53.145 .000b
Residual 645.115 147 4.389
Total 1111.573 149
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu iklan di
media sosial instagram dan reference group terhadap variabel terikat yaitu
keputusan pembelian secara simultan. Hasil uji F dalam tabel Anova
menunjukkan nilai signifikan 0.000, dengan hasil tersebut maka Ha diterima yang
18
menunjukkan ada pengaruh secara simultan antara variabel bebas dan variabel
terikat.
Tabel 6. Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1.850 1.200 1.542 .125
iklan_di_media_sosi
al_instagram .316 .058 .351 5.415 .000
reference_group .396 .055 .465 7.172 .000
Dari hasil diatas secara parsial diketahui bahwa kedua variabel yaitu iklan
dimedia sosial instagram (X1) dan reference group (X2) berpengaruh terhadap
keputusan pembelian (Y). Terlihat dari nilai signifikan kedua variabel yaitu
masing-masing 0.000 dan kurang dari alfa sebesar 0.05.
Persamaan regresi berdasarkan tabel diatas adalah sebagai berikut:
Y= 1.850+0.316X1+0.396X2, dapat diinterpretasikan bahwa apabila
terjadi kenaikkan pada iklan dimedia sosial instagram akan dapat menyebabkan
kenaikkan pada keputusan pembelian. Semakin menarik iklan di instagram akan
menyebabkan kenaikkan terhadap keputusan pembelian produk fashion casual.
Selanjutnya adalah apabila reference group terjadi kenaikkan maka juga akan
menyebabkan kenaikkan pada keputusan pembelian. Semakin banyak dan
pastinya informasi dari sumber acuan atau referensi yang didapat, akan
menyebabkan kenaikkan terhadap keputusan pembelian produk fashion casual.
Berdasarkan kedua penjelasan tersebut disimpulkan bahwa masing-
masing variabel berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal tersebut juga
dapat mengakibatkan kenaikkan terhadap keputusan pembelian. Penjelasan lain
adalah bahwa nilai dari koefisien regresi untuk variabel iklan di media sosial
instagram adalah sebesar 0.316, sedangkan untuk reference group adalah 0.396.
Nilai dari koefisien regresi untuk variabel reference group lebih besar
dibandingkan dengan nilai koefisien regresi iklan di media sosial instagram.
19
Tabel 7. Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .648a .420 .412 2.09488
Tabel diatas menunjukkan seberapa jauh pengaruh dari variabel iklan di
media sosial instagram dan reference group terhadap keputusan pembelian.
Diketahui bahwa keputusan pembelian (Y) dapat dijelaskan oleh kedua variabel
yaitu iklan di media sosial instagram dan reference group dengan nilai Adjusted R
Square = 0,412% atau sebesar 41,2 %, sehingga sisanya yaitu sebesar 58,8%
dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.
Pembahasan
Iklan di media sosial instagram berpengaruh terhadap keputusan pembelian
produk fashion casual
Berdasarkan hasil dari uji hipotesis terbukti bahwa iklan di media sosial
instagram berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Terlihat dari nilai p-value
sebesar (0.000) < 0.05. Hasil signifikan tersebut menunjukkan bahwa iklan yang
selama ini ada di dalam media sosial instagram berkontribusi kepada keputusan
pembelian fashion casual. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yogesh dan Yesha (2014), Darban & Li (2012) bahwa media sosial dapat
mempengaruhi keputusan pembelian. Putra dan Suyono (2014) menyatakan
bahwa sikap terhadap pembelian produk fashion melalui media sosial dapat
terlihat dari intensitas pengguna terhadap membuka akun media sosial itu sendiri.
Hal tersebut juga dijelaskan pada Tabel II yang menjelaskan bahwa
mayoritas diantara mahasiswa yaitu 41% meluangkan waktu sebanyak >7 kali
dalam sehari untuk membuka akun instagram yang dimilikinya. Semakin sering
membuka akun instagram maka akan ada potensi untuk membeli fashion casual
melalui iklan-iklan yang ditampilkan didalamnya. Sama artinya bahwa bagi
mahasiswa yang sering belanja melalui instagram akan sering membuka akunnya
untuk update terhadap iklan-iklan produk fashion casual.
Ketertarikan membeli fashion casual melalui instagram didukung dengan
semakin gencarnya promosi itu sendiri. Terlihat dari peran iklan media sosial
20
yang tidak bisa lepas dari upayanya untuk mengenalkan produknya melalui semua
media sosial yang ada (Lubis, 2004). Adanya media sosial dapat menjadikan
semakin banyak sumber referensi bagi mahasiswa untuk membeli produk fashion
casual yang akan dibeli. Hal itu sejalan dengan tujuan iklan melalui media sosial
yaitu untuk membuat siapapun penggunanya agar tertarik dengan apa yang di
iklankan (Viciana, 2014).
Cara promosi yang ada dalam iklan di instagram selama ini mampu
menarik perhatian mahasiswa. Seperti yang terlihat dalam perolehan skor rata-rata
yang cukup tinggi yaitu 3.93 pada item pernyataan kuesioner yang berbunyi “
Promosi yang ada di iklan instagram menarik ”. Menandakan bahwa responden
setuju bahwa promosi yang digunakan dapat mempengaruhi sikap terhadap
keputusan pembelian fashion casual. Mahasiswa merasa bahwa setiap promosi
yang ditampilkan memberikan dampak positif terhadap keputusan pembelian.
Semakin baik cara promosi akan dapat menjadi ketertarikan tersendiri. Hasil
regresi uji t pada Tabel 6 juga mendukung hal tersebut, dimana dengan
menampilkan iklan yang menarik termasuk menampilkan promosi akan dapat
menyebabkan kenaikkan terhadap keputusan pembelian.
Endah & Ahmadi (2015) mengungkapkan jika perkembangan pengguna
instagram yang luar biasa saat ini, dapat menjadi peluang bagi pelaku bisnis
online untuk menjadikan iklan di media sosial instagram sebagai media yang baru
dan tepat untuk berbisnis. Koneksi masyarakat terutama mahasiswa terhadap
internet melalui smartphone saat ini sangatlah besar. Di sisi lain keberadaan ini
dimanfaatkan pemasar yang menganggap bahwa penggunaan media online
terutama instagram dianggap sebagai media yang efektif dan low cost (Siswanto,
2011). Hasil hipotesis diatas menunjukkan bahwa aplikasi yang selama ini ada
terbukti mampu membuat follower instagram untuk membeli produk fashion
casual yang dijual. Intensitas follower untuk membuka instagram semakin
berpotensi besar untuk menjadikan instagram sebagai salah satu referensi utama
bagi mahasiswa untuk membeli produk fashion casual melalui media sosial.
Intensitas yang dimaksud adalah sama seperti yang terlihat pada Tabel II
bahwa sebanyak 41% diantara responden meluangkan waktu lebih dari 7 kali
dalam sehari untuk membuka instagram. Intensitas tersebut didukung dengan
21
perolehan skor rata-rata yaitu 3.94 pada butir pernyataan keempat yang berbunyi “
Tampilan iklan di instagram menarik ”. Menjadikan indikasi bahwa iklan yang
selama ini dilihat mampu menarik perhatian mahasiswa untuk terus membukanya
dan bisa tertarik terhadap iklan yang ditampilkan.
Tabel II juga menjelaskan bahwa sebanyak 78% mahasiswa memutuskan
untuk membeli fashion casual melalui instagram dengan rata-rata pembelian
sebanyak 3 kali dalam 6 bulan terakhir. Semakin intens membuka instagram maka
akan semakin sering pula baik sengaja maupun tidak untuk melihat iklan
didalamnya. Hal itu akan semakin menarik perhatian apabila dalam iklan yang
ditampilkan juga menawarkan program-program promosi yang menarik, sehingga
iklan dapat mengalihkan perhatian pengguna instagram untuk tertarik dan
akhirnya membelinya. Iklan di instagram yang ada saat ini sangat variatif baik
dari segi komponen warna, gaya bahasa, program promosi, dan produk yang up to
date. Di dalamnya berisi penjelasan produk dan promosi dengan tampilan yang
menarik, seperti yang ada dalam contoh berikut :
Gambar 2. Contoh iklan di instagram
Sumber: Instagram, 2016
22
Gambar 3. Contoh iklan di instagram
Sumber: Instagram, 2016
Iklan yang ada dalam media sosial instagram setidaknya terdiri lima
indikator penting. Seperti yang disampaikan oleh peneliti terdahulu yaitu (1)
Kejelasan informasi (Lesmana, 2012). Pada iklan diatas kejelasan informasi
terlihat dari: (a) Informasi mengenai jenis produk melalui gambar yang
ditampilkan yaitu fashion casual. (b) Adanya program promosi yaitu berupa buy I
get one free dan program ramadhan sale. (c) Kejelasan contact person yang dapat
dihubungi apabila akhirnya tertarik dengan iklan yang ditampilkan. (2) Gaya
bahasa yang disampaikan (Putra, 2014). Berdasarkan contoh pada gambar 2 dan 3
bahasa yang digunakan lebih ke bahasa anak jaman sekarang. Gaya bahasa yang
digunakan dapat menyentuh segmen pasar yaitu mahasiswa. Penggabungan dua
bahasa yaitu bahasa inggris dan bahasa Indonesia dan dengan menambahkan
istilah-istilah yang mengikuti perkembangan jaman, dapat menjadikan pengguna
instagram lebih mudah memahami maksud iklan.
(3) Informasi promosi (Putra, 2014). Pada gambar 2 dan 3 terlihat bahwa
program promosi disampaikan dengan jelas dan detail. Seperti program promosi
buy one get one free dan potongan harga terkait dengan ramadhan sale yaitu dari
23
Rp.175.000 menjadi Rp. 150.000. Selanjutnya adalah kejelasan informasi terkait
batasan waktu berlakunya promosi itu sendiri. (4) Tampilan konten ( Escalas dan
Reutgers dalam Suherman, 2011). Penggunaan placing yang terdiri dari tata letak
gambar dan penulisan informasi promosi dapat menjadi pusat perhatian yang
menarik. (5) Komposisi warna (Escalas dan Reutgers dalam Suherman, 2011).
Pada contoh gambar 2 terlihat iklan di instagram diatas memberikan efek dengan
mendesain komposisi warna dengan background yang menarik. Penggunaan
warna pada penulisan iklan diatas jelas sehingga dengan penggunaan warna yang
berbeda pembaca tidak akan hanya fokus pada gambarnya saja, tetapi akan
melihat isi informasi dari iklan. Berdasarkan indikator-indikator yang sudah
dijelaskan sebelumnya, menurut Putra (2014) indikator pada gaya bahasa dan
informasi mengenai promosi termasuk kedalam aspek daya tarik, dimana tujuanya
adalah dapat membujuk dan dapat membangkitkan rasa ingin tahu.
Iklan dalam instagram diatas juga masuk ke dalam kriteria yang
disampaikan oleh Tria (2012). Iklan yang baik setidaknya terdiri dari lima hal
yaitu : simpel, relevan, dapat membujuk konsumen untuk membeli, dapat
mengibur dan dapat diterima oleh semua orang. Tampilan iklan diatas terlihat
simpel, dengan fokus menampilkan produk, informasi terkait tawaran promosi
dan contact person yang bisa dihubungi. Contoh iklan diatas juga bersifat relevan,
seperti yang terlihat dari informasi produk yang disampaikan, semua komponen
baik target pemasaran, cara promosi saling terkait. Sasaran penjualan yaitu
terhadap anak muda, sehingga cara promosi dibuat dengan mengikuti selera anak
muda. Iklan diatas berupaya untuk dapat membujuk konsumen agar membeli
dengan menampilkan program promosi dan menampilkan link yang didalamnya
terdapat banyak foto pilihan produk. Tampilan yang ada disampaikan dengan
jelas, baik maksud dan cara iklan disampaikan kepada konsumen melalui sebuah
tampilan yang menarik. Berdasarkan kriteria yang sudah disebutkan sebelumnya
maka contoh iklan diatas juga dapat diterima oleh semua kalangan termasuk
mahasiswa. Pengaruh iklan di instagram dalam keputusan pembelian fashion
casual juga didukung dengan tanggapan dari beberapa responden saat proses
penyebaran kuesioner:
24
“ Selain lewat BBM , aku juga sering beli baju casual di instagram teman
(Responden 1, April 2016).
“Di instagram biasanya terlihat modis-modis dan banyak
pilihan”(Responden 2, April 2016).
Dua tanggapan dari responden diatas dapat mendukung kesimpulan bahwa
iklan di media sosial instagram dapat memberikan kontribusi terhadap keputusan
pembelian produk fashion casual oleh mahasiswa. Hawkins dan Mothersbaugh
(2010) menyatakan bahwa mahasiswa merupakan termasuk kedalam anggota
kelompok generasi Y. Bahkan menurutnya mayoritas diantara anggota generasi Y
adalah mahasiswa itu sendiri. Pada generasi ini mahasiswa sudah sangat sadar
akan keberadaan teknologi seperti email, handphone, SMS, dan media lainya.
Kebanyakan diantara mereka bahkan cenderung senang terhadap produk fashion
dan entertainment (Dharma, 2009). Keadaan ini mengindikasikan bahwa saat ini
media sosial terutama instagram dapat dijadikan sebagai salah satu referensi
pilihan dalam pembelian fashion casual. Hal itu dapat terjadi dengan adanya rasa
ingin tahu yang besar dari mahasiswa, perkembangan teknologi, kemudahan akses
dan semakin berinovasinya media sosial instagram.
Reference Group berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk
fashion casual
Hasil regresi pengaruh reference group terhadap keputusan pembelian
menunjukkan hasil yang signifikan , dilihat dari p-value variabel yang kedua yaitu
reference group sebesar (0.000), nilai signifikansi (Sig.) < 0.05. Hasil tersebut
menjelaskan jika reference group atau kelompok acuan mempunyai kontribusi
terhadap terjadinya keputusan pembelian produk fashion casual melalui media
sosial instagram. Hasil diatas didukung dengan penelitian-penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Sianturi et al., (2012); Reza & Valeecha (2013); Rizal (2010)
dan menyatakan bahwa reference group berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian. Sumawarman (2004) sendiri mengemukakan bahwa reference group
dapat memberikan standar tertentu dan secara nyata dapat mempengaruhi pola
perilaku seseorang. Kaitanya dengan penelitian ini maka peran reference group
yaitu salah satunya teman bisa dikatakan sebagai acuan terdekat bagi mahasiswa
25
didalam menentukan sebuah keputusan pembelian fashion casual yang akan
dibeli. Intensitas pertemuan terutama antar mahasiswa atau teman lainya di
lingkungan kampus maupun di lingkungan lainya dapat dijadikan momen untuk
sharing informasi mengenai produk fashion casual yang dijual di instagram.
Bahkan hal itu bisa dilakukannya melalui gadget yang dimilikinya. Pengguna
akun instagram dapat saling memberikan informasi dan pengalaman kepada
teman yang lainya saat akan membeli melalui instagram.
Salah satu peran lain dari teman yaitu bisa dimanfaatkan untuk joint ketika
dalam iklan di instagram terdapat diskon atau program tertentu yang melibatkan
mereka, seperti promo khusus untuk pelajar atau mahasiswa. Sehingga akan ada
komunikasi, baik hanya untuk berbagi informasi saja atau bahkan memutuskan
untuk membelinya secara bersama. Bagi mahasiswa informasi yang didapatkan
dari teman bisa lebih terjamin, karena mereka sudah dianggap mempunyai
pengalaman pembelian sebelumnya. Informasi yang adapun bisa saja dapat
mempengaruhi keputusan pembelian bagi mahasiswa. Penjelasan mengenai
informasi tersebut seperti yang terlihat dalam perolehan skor rata-rata pernyataan
pada kuesioner butir 4 yang berbunyi ” Saya membutuhkan informasi mengenai
pengalaman teman, terkait fashion casual yang saya beli melalui instagram” yang
mendapatkan skor rata-rata sebesar 3.88. Banna (2012) mengemukakan bahwa
hubungan kelompok acuan yang terjadi dalam lingkungan pertemanan sangatlah
kuat. Pengalaman pembelian sebelumnya dapat menjadikan pengaruh bagi
mahasiswa dalam memutuskan untuk membeli atau tidak. Hal lain yang kadang
terjadi adalah mereka dapat memutuskan untuk membeli dengan tujuan-tujuan
tertentu, seperti hanya untuk mendapatkan saran atau informasi terkait
pengalamannya saja, bahkan untuk membeli barang yang sama atau dengan tujuan
agar mendapatkan harga yang lebih murah, sehingga akan terjadi interaksi
didalamnya. Termasuk mengenai selera terhadap fashion yang akan dibeli, hal
tersebut juga akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Terkadang dengan
selera yang sama, mereka akan dapat saling bertukar pengalaman atau informasi
mengenai produk fashion casual yang akan di beli.
Selanjutnya item pernyataan butir 3 yang berbunyi “ Saya membutuhkan
pengetahuan dari teman untuk fashion casual yang dijual di instagram”
26
mendapatkan skor rata-rata yaitu 3.60. Sunanto dan Istiharini (2014) berpendapat
bahwa reference group umumnya dapat mempengaruhi seseorang dalam memilih
dan tak jarang melibatkan karakteristik pribadi dalam memberikan pengetahuanya
berupa informasi kepada orang lain. Kaitanya dalam aspek keyakinan dan
kepastian maka seseorang dan dalam hal ini mahasiswa tak jarang menggunakan
informasi berupa pengetahuan dari teman sebayanya yang akan dijadikan referensi
utama dalam pembelian produk fashion casual di media sosial.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Iklan di media sosial instagram berpengaruh terhadap keputusan pembelian
produk fashion casual.
2. Reference group berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk fashion
casual.
Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Putra dan Suyono (2014) yang menyatakan bahwa iklan di media sosial
berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil ini juga memperkuat
penelitian Sianturi et al., (2012) yang menyatakan bahwa reference group
berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Implikasi Terapan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka implikasi terapan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi pemilik akun iklan maupun akun online shop di instagram harus
lebih intens menampilkan iklan, sehingga pengguna akun instagram bisa
lebih sering melihatnya dan diharapkan bisa untuk membelinya.
2. Iklan di instagram harus terus berinovasi dengan menampilkan produk
fashion casual yang terkini.
27
3. Mengoptimalkan layanan video yang saat ini sudah bisa diakses di
instagram. Hal itu dapat dijadikan sebagai cara beriklan yang baru selain
hanya menampilkan gambar atau foto saja, sehingga iklan tersebut akan
lebih mempunyai daya tarik dan meningkatkan kepercayaan dari
konsumen.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan kalimat dalam kuesioner penelitian. Hal tersebut terjadi ketika
indikator pada variabel yang sudah diambil dari penelitian sebelumnya dan
dirubah kedalam pernyataan tetapi setelah diuji masih ditemukan banyak
item yang tidak valid.
2. Terbatasnya publikasi jurnal atau acuan mengenai iklan di media sosial
instagram.
Saran
1. Penelitian selanjutnya dapat mencari indikator-indikator lainya terhadap
variabel yang sama, dan membuatnya ke dalam item pernyataan yang lebih
jelas.
2. Pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan objek media sosial yang
lainya, seperti Path atau lainya.
3. Penelitian selanjutnya dapat menguji bukan terhadap keputusan pembelian
saja, akan tetapi bisa juga terhadap variabel lain seperti minat beli,
intensitas pembelian, kepuasan konsumen maupun variabel lainya.
28
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, R. D. (2015). Pengaruh Teman Sebaya, Lingkungan Keluarga Dan
Motivasi Belajar Terhadap Disiplin Belajar Akuntansi Siswa Kelas X1
Akutansi SMK Gatra Praja Pekalongan Tahun Ajaran 2014/2015.
Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Semarang .
Azwar, S. (2005). Signifikan Atau Sangat Signifikan. Buletin Psikologi UGM,
Vol. 13 No. 1, Juni 2005. Hal. 38-44.
Banna, M. G. (2012). Analisis Pengaruh Motivasi, Pelanggan, Harga,Dan
Kelompok Acuan Terhadap Loyalitas Pelanggan Di Mulawarman Futsal,
Banyumanik, Semarang. Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas
Diponegoro Semarang .
Dharma, A., (2013). Store Atmosphere Sebagai Stimuli Minat Beli Konsumen
Generasi Y. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen Vol 2, No 4.
Edbert, S., Tumbel, A., & Tumbuan, W. A. (2014). Pengaruh Image, Harga, Iklan,
Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada
Pasta Gigi Pepsodent Di Kota Manado. Universitas Sam Ratulangi
Manado Vol.2 No.3 , 1035-1044.
Endah, R. N., & Ahmadi, D. (2015). Peranan Media Instagram dalam Membuka
Bisnis Online Shop. Prodi Public Relation , Fakultas Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Bandung .
Fatharani, A., Lubis, N., & Dewi, R. S. (2009). Pengaruh Gaya Hidup ( Life
Style ), Harga (Price), dan Kelompok Referensi ( Reference Group)
terhadap Keputusan Pembelian Telepon Seluler Blackberry. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro .
Ghozali, Imam. (2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro .
29
Goseldia, O. K. (2011). Analisis Varian Pengaruh Interaksi Harga Dan Citra
Merek Terhadap Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian . Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro .
Hair, J.F., et al., (2010). Multivariate data analysis.(7th edition). New Jersey
:Pearson Education Inc.
Hawkins, D.I. dan Mothersbaugh, D.L., (2010). Consumer Behavior Building
Marketing Strategy, 11th ed. New York: The Mc Graw - Hill Companies,
Inc.
Kharista, R. (2014). Pengaruh Iklan, Merek, dan Persepsi Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Rokok Gudang Garam. Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro .
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller (2008). Manajemen Pemasaran (Edisi Kedua
Belas), Cetakan Ketiga, PT. Indeks, Jakarta.
Keller, Philip. dan Kevin Lane Keller K. (2012). Marketing Management 12th
Pearson Edition.
Lesmana, I Gusti Ngurah Aditya. (2012). “Analisis Pengaruh Media Sosial
Twitter Terhadap Pembentukan Brand Attachment”. Universitas
Indonesia.
Li, Wei & Darban, Ayda. (2012). The Impact of online social network on
consumer's purchase decision. Master's Thesis in Business Administration .
Lubis, A. N. (2004). Strategi Pemasaran Dalam Persaingan Bisnis. Program Studi
Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara .
Maholtra, N. K. (2007). Marketing Researchan Applied Orientation 5th edition.
New Jersey Pearson Education .
Marghaniyata, N. (2012). Peran Reference Group Dalam Purchase Decision
(Studi deskriptif kualitatif pada Pengguna Produk Asus Mahasiswa
30
Farmasi Universitas Gajah Mada Yogyakarta). Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta .
Mubarok, Husni. (2014). “ Jejaring Sosial Sebagai Media Komunikasi Pemasaran
”. Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga.
Natalia, P., & Mulyana, M. (2014). Pengaruh Periklanan Dan Promosi Penjualan
Terhadap Keputusan Pembelian. Program Studi Manajemen, Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan .
Nugraha, M. N. (2010). Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan Iklan
Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada Harpindo
Jaya Cabang Ngaliyan. Fakultas Ekonomi Universitas Dipinegoro .
Panji, Aditya. (2013). Instagram makin cepat mencari uang dari
iklan.www.cnnindonesia.com. Di akses pada 4 Mei 2016.
Paramita, E., L., (2009). “Anak sebagai Future Market: Studi Autobiographical
Memory”. Thesis. Salatiga: Magister Manajemen Universitas Kristen
Satya Wacana. Salatiga. Dipublikasikan.
Peter, J Paul., and Olson., Jerry C., (2000). Consumer Behavior: Perilaku
Konsumen dan Strategi Pemasaran. Terjemahan Damos Sihombing.
Jakarta: Jilid 1. Edisi 4, Erlangga.
Pratiwi, Tiara Rista. (2015). Terpaan Iklan, Penggunaan Celebrity Endorser dan
Minat Beli (Studi Pengaruh Terpaan Iklan Kaffah di Instagram dan
Penggunaan Celebrity Endorser pada Iklan Kaffah di Akun @kaffahsysj
terhadap Minat Beli pada Follower Akun @kaffahbysj).Jurnal Kommas
FISIPOL UNS, Surakarta.
Putra, A. R. (2014). Analisis Pengaruh Daya Tarik Pesan Iklan, Persepsi
Kemanfaatan, Citra Merek pada Media Sosial Twitter Terhadap
Pembentukan Brand Awareness. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Diponegoro .
31
Putra, H. A.& Suyono (2014). Pengaruh Iklan Online Melalui Media Facebook
Terhadap Keputusan Pembelian Pakaian Mahasiswa .Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Trunojoyo.
Rahmawati, D. (2016). Pemilihan Dan Pemanfaatan Instagram Sebagai Media
Komunikasi Pemasaran Online. Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta .
Reza, S. & Valeecha A. (2013). Influence of Social Reference Groups on
Automobile Buying Decision – Research on Young Executives. World
Review of Business Research Vol. 3. No. 4 , 197 – 210 .
Rizal, A. (2010). Analisis Pengaruh Grup Referensi Dan Keluarga Terhadap
Keputusan Pembelian Ponsel Qwerty. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta .
Solomoon, D. K. (2013). Instagram, Ketika Foto Menjadi Mediator Komunikasi
Lintas Budaya Di Dunia Maya. Universitas Airlangga Surabaya .
Sanusi, M. (2015). Peran Media Sosial Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan.
Progam Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta .
Schiffman, L. & Kanuk, L L. (2007). Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.Indeks.
Setiadi, Nugroho. (2003). Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi Untuk
Strategi Penelitian Pemasaran. Edisi 1.Jakarta : Prenada Media.
Sianturi, E., Erida, & Nifita, A. T. (2012). Pengaruh Kelompok Referensi Dan
Gaya Hidup Terhadap Keputusan Menggunakan Blackberry. Fakultas
Ekonomi Universitas Jambi Vol 1 No.2 .
Siswanto, T. (2013). Optimalisasi Sosial Media Sebagai Media Pemasaran Usaha
Kecil Menengah. Jurnal Liquidity Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.
Hamka Vol.2, No. 1, hlm. 80-86 .
Suherman, P. (2011). Analisis Pengaruh Efektifitas Iklan Internet Dan Kelompok
Referensi Terhadap Persepsi Kualitas Dan Dampaknya Tehadap Niat
32
Beli Produk Blackberry. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah .
Sumawarman, Ujang. (2004). Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapan dalam
Pemasaran: Ghalia Indonesia.
Sunanto, S. & Istiharini (2014). Perilaku Berbelanja Fashion Tradisional
Indonesia: ancendents dan konsekuensi dari involvement konsumen (Studi
pada Tenun Songket Palembang). Lembaga Penelitian Dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan .
Tria, B. F. (2011). Strategi Kreatif Dalam Membuat Iklan Yang Baik Dan Efektif
Brandconcept Communications Semarang. Universitas Sebelas Maret
Surakarta .
Viciana, P. (2014). Pengaruh Iklan Melalui Social Media Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Maicih. Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas
Widyatama .
Wifimu.Com, (2015). “ Trend Pengguna Media Sosial 2015 Oleh Global Web
Index ”. Diakses dari" http://wifimu.com/trend-pengguna-media-sosial-
2015 . Tanggal akses (20/09/2015)
Wisnubroto, P., & Freitas, J. M. (2013). Strategi Pemasaran Guna Meningkatkan
Volume Penjualan Dengan Pendekatan Technology Atlas Project Method.
Jurnal Teknologi Fakultas Teknik Industri AKPRIND Yogyakarta Vol 6 ,
161-168 .
Wulansari, K. B. (2015). Pengaruh Terpaan Iklan Promosi Penjualan Melalui
Media Sosial (Facebook, Twitter, dan Instagram) dan Reference Group
Terhadap Minat Belanja Secara Online. Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro .
Yogesh, F. a. (2014). Effect of Social Media on Purchase Decision. Pacific
Business Review International Volume 6, Issue .
33
LAMPIRAN I
KUESIONER PENELITIAN
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir yang sedang saya lakukan di
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (FEB UKSW),
maka saya akan melakukan penelitian dengan judul : “ Pengaruh Iklan Di Media
Sosial Instagram Dan Reference Group Terhadap Keputusan Pembelian Produk
Fashion Casual (Studi Pada Mahasiswa UKSW Salatiga)”.
Salah satu cara untuk mendapatkan data adalah dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden. Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan Saudara/i
sekalian untuk mengisi kuesioner ini dengan benar dan lengkap, sebagai data yang
akan digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memudahkan dalam memperoleh hasil dari analisis, sehingga menambah
pengetahuan mengenai pengaruh iklan di media sosial dan reference group
terhadap keputusan pembelian. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya atas bantuan dan kesediaan Saudara/i yang telah meluangkan
waktunya dalam pengisian kuesioner ini.
Peneliti,
Didik Prasetyo
34
Bagian I
Peryataan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan
identitas responden. Berilah tanda (√ ) atau isi pada poin yang sesuai dengan anda.
Fakultas :__________________
Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki
( ) Perempuan
Usia : ( ) < 18 tahun
( ) 18-20 tahun
( ) > 20 tahun
Lama memiliki akun instagram
( ) < 1 Tahun
( ) >1 Tahun
( ) > 2 Tahun
Frekuensi membuka instagram
( ) <3 kali dalam sehari
( ) 4-7 kali dalamsehari
( ) >7 kali dalamsehari
Frekuensi pembelian produk fashion casual melalui instagram
dalam 6 bulan terakhir ( ) kali
Bagian II
Pernyataan pada bagian II merupakan pernyataan yang berkaitan dengan faktor
internal dimana digunakan sebagai alat ukur pengaruh variabel iklan media sosial
instagram dan reference group terhadap keputusan pembelian. Oleh karena itu,
saudara/i dimohon untuk memberikan tanda (√) pada salah satu kolom jawaban
yang sesuai dengan pilihan anda.
Keterangan : (STS) Sangat Tidak Setuju (S) Setuju
(TS) Tidak Setuju (SS) Sangat Setuju
(N) Netral
35
Pernyataan Untuk Iklan di Media Sosial instagram
Pernyataan 1 2 3 4 5
STS TS N S SS
1. Informasi mengenai fashion casual di
instagram jelas
2. Gaya bahasa dalam iklan di instagram
komunikatif
3. Promosi yang ada di iklan instagram menarik
4. Tampilan iklan di instagram menarik
5. Komposisi warna dalam iklan di instagram
menarik
Pernyataan Untuk Reference Group
Pernyataan 1 2 3 4 5
STS TS N S SS
1. Teman mempengaruhi saya untuk membeli
fashion casual melalui instagram
2. Teman mempengaruhi sikap saya, untuk
membeli fashion casual melalui instagram
3. Saya membutuhkan pengetahuan dari teman
untuk fashion casual yang dijual di instagram
4. Saya membutuhkan informasi mengenai
pengalaman teman, terkait fashion casual
yang saya beli melalui instagram.
Pertanyaan Untuk Variabel Keputusan Pembelian
Pernyataan 1 2 3 4 5
STS TS N S SS
1. Saya memperhatikan promosi yang
digunakan terkait fashion casual yang
dijual melalui instagram
2. Saya benar-benar berkeinginan untuk
membeli produk fashion casual yang
dijual di instagram
36
3. Saya berkenginan untuk benar-benar
menggunakan fashion casual yang sudah
saya dibeli di instagram
4. Saya bersedia untuk berkorban (waktu,
biaya dan tenaga) untuk membeli produk
fashion casual melalui instagram
Hasil Olah Data
LAMPIRAN II
Tabel 8. Hasil Uji Validitas
Sampel 30
Variabel Iklan Di Media Sosial Instagram
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1v1 15.8667 6.602 .388 .681
item2v1 15.8667 5.913 .551 .605
item3v1 15.6000 7.076 .531 .631
item4v1 15.5000 7.155 .375 .681
item5v1 15.7000 6.355 .466 .645
Sumber : Data diolah, 2016
Variabel Reference Group
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1v2 17.5667 9.082 .564 .586
item2v2 17.7333 9.168 .482 .612
item3v2 17.5000 11.017 .206 .699
item4v2 17.2000 8.786 .521 .596
item5v2 17.2333 10.254 .302 .673
item6v2 16.6000 9.697 .393 .643
Sumber : Data diolah, 2016
37
Variabel Keputusan Pembelian
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1v3 32.2000 18.441 .235 .681
item2v3 32.2000 17.614 .266 .678
item3v3 32.3333 18.575 .207 .685
item4v3 32.6000 16.248 .453 .644
item5v3 31.8000 19.407 .075 .701
item6v3 33.0667 14.547 .607 .607
item7v3 32.9333 15.789 .514 .632
item8v3 33.6000 16.248 .336 .668
item9v3 33.9667 13.068 .697 .576
item10v3 32.0000 19.517 .000 .721
Sumber : Data diolah, 2016
Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas
Sampel 30
Iklan di media sosial instagram
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.699 5
Data diolah, 2016
Reference Group
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.679 6
Data diolah, 2016
Keputusan Pembelian
Cronbach's Alpha N of Items
.687 10
Data diolah, 2016
38
LAMPIRAN III
UJI ASUMSI KLASIK
Tabel 10. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 150
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 2.08077709
Most Extreme Differences
Absolute .059
Positive .030
Negative -.059
Kolmogorov-Smirnov Z .726
Asymp. Sig. (2-tailed) .668
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Data diolah, 2016
Tabel 11. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Toleran
ce
VIF
1
(Constant) 1.850 1.200 1.542 .125
iklan_di_media_so
sial_instagram .316 .058 .351 5.415 .000 .939 1.064
reference_group .396 .055 .465 7.172 .000 .939 1.064
a. Dependent Variable: keputusan_pembelian
Data diolah, 2016
39
Tabel 12. Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1.778 .708 2.510 .013
iklan_di_media_so
sial_instagram .037 .034 .089 1.062 .290
reference_group -.059 .033 -.151 -1.799 .074
a. Dependent Variable: RES2
Data diolah, 2016
LAMPIRAN IV
Tabel 13. Tanggapan Responden Terhadap Variabel
Variabel Iklan Media Sosial Instagram
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
item1 150 1.00 5.00 3.4867 .84135
item2 150 1.00 5.00 3.8333 .83880
item3 150 1.00 5.00 3.9333 .89493
item4 150 1.00 5.00 3.9400 .86101
item5 150 1.00 5.00 3.9067 .89252
Valid N (listwise) 150
Data diolah, 2016
Tabel 14. Tanggapan Responden Terhadap Variabel
Variabel Reference Group
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
item1 150 1.00 5.00 3.2133 1.10269
item2 150 1.00 5.00 3.1667 1.01939
item3 150 1.00 5.00 3.6000 1.04271
item4 150 1.00 5.00 3.8867 .97304
Valid N (listwise) 150
Data diolah, 2016
40
Tabel 15. Tanggapan Responden Terhadap Variabel
Variabel Keputusan Pembelian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
item1 150 2.00 5.00 3.6200 .87216
item2 150 1.00 5.00 3.2600 .96166
item3 150 1.00 5.00 3.4067 .89064
item4 150 1.00 5.00 3.1000 1.26783
Valid N (listwise) 150
Data diolah, 2016
LAMPIRAN V
Tabel. Hasil Uji Regresi Berganda
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1
reference_group
,
iklan_di_media
_sosial_instagra
mb
. Enter
a. Dependent Variable: keputusan_pembelian
b. All requested variables entered.
Data diolah, 2016
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
1 .648a .420 .412 2.09488
a. Predictors: (Constant), reference_group,
iklan_di_media_sosial_instagram Data diolah, 2016
41
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 466.458 2 233.229 53.145 .000b
Residual 645.115 147 4.389
Total 1111.573 149
a. Dependent Variable: keputusan_pembelian
b. Predictors: (Constant), reference_group, iklan_di_media_sosial_instagram
Data diolah, 2016
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1.850 1.200 1.542 .125
iklan_di_media_sosial_insta
gram .316 .058 .351 5.415 .000
reference_group .396 .055 .465 7.172 .000
Data diolah, 2016