PENGARUH FUNGSI AUDIT INTERN TERHADAP · PDF fileJURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI ......

15
PENGARUH FUNGSI AUDIT INTERN TERHADAP PENGENDALIAN INTERN PROSES PRODUKSI (Sensus pada Perusahaan Industri Manufaktur Skala Menengah Besar di Tasikmalaya) ANNISA NPM.083403061 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2012 ABSTRACT This study aims to is to know how the function internal audit, internal control production process and the influence of function internal audit on internal control of the Production Process. This research method using descriptive analysis method with a sensus approach. Analysis tool used is the correlation analysis, analysis, determination with software spss 20.0 for windows to process the primary data. This analysis is used to determine whether influence of internal audit on internal control of Production Process. The results of the research showed that function internal audit on manufacturing company medium-large scale in Tasikmalaya was very good, internal control production process on manufacturing company medium-large scale in Tasikmalaya was good, and function internal audit has a influence of internal control of Production Process. Keywords: internal audit function, internal control of the Production Process. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fungsi audit intern, pengendalian intern proses produksi serta pengaruh fungsi audit intern terhadap pengendalian intern proses produksi. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan sensus. Alat analisis yang digunakan adalah analisis korelasi, analisis determinasi, dengan bantuan software spss 20,0 for windows untuk mengolah data primer. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah fungsi audit intern berpengaruh terhadap pengendalian intern proses produksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa fungsi audit intern pada perusahaan manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya sangat baik, pengendalian intern proses produksi pada perusahaan manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya baik, dan fungsi audit intern berpengaruh terhadap pengendalian intern proses produksi. Kunci: fungsi audit internal, pengendalian intern proses produksi

Transcript of PENGARUH FUNGSI AUDIT INTERN TERHADAP · PDF fileJURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI ......

PENGARUH FUNGSI AUDIT INTERN TERHADAP PENGENDALIAN

INTERN PROSES PRODUKSI

(Sensus pada Perusahaan Industri Manufaktur

Skala Menengah Besar di Tasikmalaya)

ANNISA

NPM.083403061

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

2012

ABSTRACT

This study aims to is to know how the function internal audit, internal

control production process and the influence of function internal audit on internal

control of the Production Process. This research method using descriptive

analysis method with a sensus approach. Analysis tool used is the correlation

analysis, analysis, determination with software spss 20.0 for windows to process

the primary data. This analysis is used to determine whether influence of internal

audit on internal control of Production Process. The results of the research

showed that function internal audit on manufacturing company medium-large

scale in Tasikmalaya was very good, internal control production process on

manufacturing company medium-large scale in Tasikmalaya was good, and

function internal audit has a influence of internal control of Production Process.

Keywords: internal audit function, internal control of the Production Process.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fungsi audit intern,

pengendalian intern proses produksi serta pengaruh fungsi audit intern terhadap

pengendalian intern proses produksi. Metode penelitian ini menggunakan

metode deskriptif analisis dengan pendekatan sensus. Alat analisis yang

digunakan adalah analisis korelasi, analisis determinasi, dengan bantuan software

spss 20,0 for windows untuk mengolah data primer. Analisis ini digunakan untuk

mengetahui apakah fungsi audit intern berpengaruh terhadap pengendalian intern

proses produksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa fungsi audit intern pada

perusahaan manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya sangat baik,

pengendalian intern proses produksi pada perusahaan manufaktur skala menengah

besar di Tasikmalaya baik, dan fungsi audit intern berpengaruh terhadap

pengendalian intern proses produksi.

Kunci: fungsi audit internal, pengendalian intern proses produksi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

. Produksi merupakan salah satu fungsi penting dalam dalam perusahaan

manufaktur disamping fungsi penting lainnya seperti pembelian, pemasaran,

keuangan, dan kepagawaian. Keberhasilan kegiatan produksi sangat besar

pengaruhnya terhadap keberhasilan perusahaan secara kesuluruhan. Kegiatan

produksi merupakan rangkaian dari tahap-tahap kegiatan yang diawali dengan

penetapan produk apa dan kapan akan diproduksi dan diakhiri dengan penyerahan

produk jadi kepada pembeli atau pemakai di lingkungan perusahaan sendiri.

Rangkaian tahap-tahap dalam kegiatan produksi tersebut disebut siklus produksi.

Oleh karena itu keberhasilan produksi sangat dipengaruhi oleh baik buruknya

system pengendalian didalamnya.Pengendalian intern merupakan sesuatu yang

penting yang harus dilakukan oleh manajemen perusahaan, dimana dengan adanya

pengendalian intern perusahaan bisa mencapai tujuan perusahaan dengan baik.

Selain itu, pengendalian intern juga akan membuat kegiatan-kegiatan atau

aktivitas di perusahaan tersebut menjadi lebih efektif dan efisien termasuk dalam

kegiatan proses produksi. Salah bentuk dari pengendalian intern adalah audit

intern. Fungsi audit intern adalah mengevaluasi dan memberikan kontribusi

terhadap peningkatan proses pengelolaan resiko, pengendalian, dan governance,

dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. Oleh

karena itu audit intern merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena akan

membantu dalam proses pengendalian. Dengan dilaksanakannya audit internal

diharapkan akan dicapai pengendalian intern proses produksi sehingga tujuan

produksi yang telah ditetapkan dalam kegiatan produksi dapat tercapai

TINJAUAN PUSTAKA

Fungsi Audit Intern

Pengertian Audit Intern

Menurut Konsorsium Organisasai Profesi Audit Internal, Standar Profesi

Audit Internal (2004:5), menyatakan bahwa :

“Audit intern adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang indefenden dan

objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan

kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasai untuk

mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur

untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko,

pengendalian, dan proses governance”.

Tujuan Audit Intern

Tujuan audit intern dapat dilihat dari The Institute of Internal Auditor yang

dikutip oleh Akmal (2006:3) mengemukakan :

“ The objektitive of internal auditing is to assist memvbers of the

organization in the efektive discharge of their responsibilities. To this end,

internal auditing furnishes them with analysis, appraisals,

recomendations, the audit objektive includes promotiong efektive control a

reasonable cost.“

Berdasarkan pernyataan di atas, tujuan audit intern adalah memberi

pelayanan kepada organisasi untuk membantu semua anggota organisasi tersebut.

Bantuan yang diberikan sebagai tujuan akhir dimaksudkan agar semua anggota

organisasi dapat melakukan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya secara

efektif.

Tugas dan Tanggung Jawab Audit Intern

Dalam melakasanakan tugasnya, audit intern bertanggung jawab kepada

pimpinan dan bekerja sama dengan komite audit.

Menurut The Institute of Internal Auditor ( IIA ) yang dikutip oleh

Sanyoto Gondodiyoto (2007:48), audit internal mempunyai peranan besar dalam

mendukung kewajiban direksi ( top management ), antara lain :

Monitoring activityies witch are cannot itself monitor by top

management.

Mewakili (bekerja untuk direksi) dalam mengawasi atau memonitor

pekerjaan yang memang tidak mungkin diawasi sendiri oleh pimpinan.

Identifying and minimazing risk.

Mengidetifikasi dan meminimalisir risiko yang dihadapi.

Validating report to top management.

Melakukan pengecekan atas validitas laporan-laporan untuk direksi.

Protect senior management in technical aspects.

Menjaga agar pimpinan tidak berbuat kesalahan yang berkaitan dengan

hal teknis..

Kode Etik Audit Intern

Suatu kode etik dibutuhkan dan tepat untuk profesi audit intern, karena

audit intern didasarkan kepada kepercayaan (trust) yang diberikan oleh pihak-

pihak yang dilayani. Ciri utama auditor intern adalah kecermatan menerima

tanggung jawab terhadap kepentingan auditor. Agar dapat mengemban tanggung

jawab terhadap kepentingan auditor. Agar dapat mengemban tanggung jawab

seacra efektif, auditor internal perlu memelihara standar prilaku yang tinggi.

Fungsi Audit Intern

Menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal dalam buku

Standar Profesi Audit Internal (2004:13) Fungsi audit internal melakukan evaluasi

dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko,

pengendalian, dan governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis,

teratur dan menyeluruh.

1) Evaluasi Pengelolaan risiko

Fungsi audit internal harus membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi

dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap

peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian intern.

2) Evaluasi Pengendalian

Fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam memelihara

pengendalian intern yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisien

dan efektivitas pengendalian tersebut, serta mendorong peningkatan

pengendalian intern secara berkesinambungan.

Berdasarkan hasil penilaian risiko:

Fungsi audit internal harus mengevaluasi kecukupan dan efektivitas sistem

pengendalian intern, yang mencakup governance, kegiatan operasi dan

sistem informasi organisasi.

Fungsi audit internal harus memastikan sejauh mana sasaran dan tujuan

pogram serta kegiatan operasi telah ditetapkan dan telah sejalan dengan

sasaran dan tujuan organisasi.

3) Evaluasi Proses governance

Fungsi audit internal harus menilai dan memberikan rekomendasi yang

sesuai untuk meningkatkan proses governance dalam mencapai tujuan

Fungsi auditor internal harus mengevaluasi rancangan, implementasi dan

efektifitas dari kegiatan, program dan sasaran organisasi yang

berhubungan dengan etika.

Pengendalian Intern Proses Produksi

Pengertian pengandalian intern yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia, dalam Standar Professional Akuntan Publik (2002 : 319.2) yaitu :

“Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan

komisaris, manajemen dan personil lain entitas yang didesain untuk

memberikan keyakinan memadai tenang pencapaian tiga golongan tujuan

berikut ini : (a) Keandalan Pelaporan Keuangan, (b) Efektivitas dan

Efisiensi Operasi, (c) Kepatuhan terhadap hukum dan Peraturan yang

berlaku”.

- Menurut Azhar Susanto (2008 : 95) mengemukakan tentang pengendalian

intern adalah:

“Pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan

komisaris, manajemen dan karyawan yang dirancang untuk memberikan

jaminan yang meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan dapat dicapai”.

Tujuan Pengendalian Intern

Tujuan pengendalian intern yang dikemukakan oleh Arens & Loebbecke yang

diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf (2003 : 258) yaitu :

1. Keandalan Laporan Keuangan.

2. Mendorong Efisiensi dan efektivitas Operasional.

3. Ketaatan kepada hukum yang berlaku.

Komponen Pengendalian Intern

Menurut Azhar Susanto (2008:96) mengutip COSO dan SAS no. 78 menyatakan

bahwa pengendalian intern memiliki lima komponen pengendalian intern :

1. Lingkungan Pengendalian (control environment)

Adalah pembentukan suasana organisasi serta memberi kesadaran tentang

perlunya pengendalian bagi suatu organisasi. Berikut ini beberapa faktor yang

mempengaruhi lingkungan pengendalian :

a. Integritas dan nilai etika

b. Komitmen terhadap kompetensi.

c. Partisipasi dewan direksi dan tim auditor

d. Filosofi dan gaya manajemen

e. Struktur organisasi

f. Kebijakan mengenai SDM dan penerapannya.

2. Penilaian Risiko

Menilai risiko merupakan komponen kedua dari pengendalian intern.

Penilaian risiko merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dalam

mengidentifikasi dan menganalisis resiko yang menghambat perusahaan

dalam mencapai tujuannya. Resiko dapat berasal dari dalam atau luar

perusahaan. Resiko yang berasal dari luar perusahaan secara keseluruhan,

termasuk didalam risiko ini adalah tantangan yang berasal dari pesaing,

perubahan kondisi ekonomi, kemajuan teknologi, peraturan pemerintah, dan

bencana alam.

3. Pengendalian Aktivitas

Komponen pengendalian intern yang ketiga adalah kebijakan dan prosedur

yang dimiliki manajemen untuk memberikan jaminan yang meyakinkan

nahwa manajemen telah dijalankan sebagaimana seharusnya. Seorang akuntan

mengenai berbagai jenis pengendalian akitvitas diantaranya yaitu :

a) Prosedur Otoritas

b) Mengamankan aset dan catatannya

c) Catatan dan dokumentasi yang memadai

Manajemen harus mengharuskan penggunaan dokumen dan catatan

akuntansi untuk menjamin setiap peristiwa atau transaksi akuntansi yang

terjadi telah dicatat dengan tepat.

4. Informasi dan Komunikasi

Komponen keempat dari pengendalian intern adalah informasi dan

komunikasi. Informasi diperlukan oleh semua kegitan manajemen organisasi

untuk mengambil keputusan dan mengetahui kepatuhan terhadap kebijakan

yang telah ditentukan. Informasi yang berkualitas (akurat, tepat waktu, relavan

dan lengkap) diidentifikasi, diambil/diterima, diproses dan dilaporkan oleh

sistem informasi.

5. Monitoring (pengawasan)

Pengawasan sebagai komponen ketika dari sistem pengendalian intern,

merupakan proses pengendalian terhadap kualitas kinerja sistem pengendalian

intern. Perubahan organisasi dan cara bagaimana pengendalian intern

diterapkan oleh perusahaan. Adanya pengawasan membantu manajemen

dalam menentukan perbaikan sistem bagaimana yang diperlukan untuk

menghadapi perubahan keadaan. Pengawasan ini meliputi juga didalamnya

penilaian terhadap rancangan dan penerapan pengendalian serta tindakan

perbaikan. Pengawasan dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu : melalui

aktivitas yang sedang berjalan dan melalui penilaian yang dilakukan secara

terpisah.

Pengertian Proses Produksi

Menurut Akmal (2009:247) Proses produksi dapat diartikan sebagai cara

untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan

memanfaatkan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin-mesin, dan sebagainya) yang

tersedia. Produksi, sebagai suatu istilah, diartikan sebagai semua kegiatan atau

kejadian dimana, bahan-bahan dikombinasikan atau di modifikasikan menurut

cara tertentu dengan menggunakan sarana dan peralatan yang sesuai. Ruang

lingkup proses produksi ini sering pula disebut sebagai proses pabrikasi.

METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian fungsi audit

intern, pengendalian intern proses produksi yang terjadi pada perusahaan.

Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan manufaktur yang tergolong industri

menengah besar di Tasikmalaya yang kegiatan utamanya mengolah bahan baku

menjadi produk jadi. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur di Tasikmalaya.

Metode yang dipergunakan dalan penelitian ini adalah metode deskriptif

analisis dengan pendekatan sensus (Mohammad Nazir,2005:56). Metode

deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia,

objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa

pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

sistematis, faktual dan akurat mengenai objek yang diteliti (Mohammad

Nazir,2005:54).

Operasionalisasi Variabel

Sesuai dengan judul usulan penelitian yang penulis pilih yaitu pengaruh

fungsi audit intern terhadap pengendalian intern proses produksi. Terdapat dua

variabel yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel

tersebut adalah :

1 Independent variabel, yaitu variabel bebas artinya variabel yang mempengaruhi

variabel lainnya. Disini yang menjadi variabel independennya adalah fungsi audit

intern (X). Dengan indikator Evaluasi Pengelolaan risiko, Evaluasi Pengendalian,

Evaluasi Proses governance.

2.Dependent variabel, yaitu variabel terikat dipengaruhi oleh variabel lain yang

menjadi variabel dependen pada penelitian ini adalah pengendalian intern proses

produksi (Y).Dengan indikator Lingkungan pengendalian proses produksi,

Penaksiran risiko proses produksi, Aktivitas pengendalian proses

produksi,informasi dan komunikasi proses produksi, Pengawasaan proses

produksi.

Teknik Analisis Data

Data mentah yang diperoleh dari jawaban responden terhadap instrument

penelitian (kuesioner) yang disebar harus diolah menjadi data baku, instrument

penelitian yang dibuat bertujuan untuk mentransformasi data kualitatif agar dapat

dianalisis dengan metode statistik yang diterapkan.

Metode Succesive Interval

Untuk dapat diolah menjadi analisis regresi, data ordinal yang biasanya

didapat dengan menggunakan skala likert, (skor kuesioner), maka terlebih dahulu

data ini harus ditrasformasikan menjadi data interval. Menurut Al-Rasyid

(1994:12) menyatakan bahwa skala likert jenis ordinal saja hanya menunjukan

rangkingnya saja. Oleh karena itu variabel yang berskala ordinal terlebih dahulu

ditransformasikan menjadi data yang berskala interval

Uji Kualitas Data

Pengujian Validitas Alat Ukur (Test Of Validity)

. Suatu alat ukur yang valid, mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya

alat ukur yang kurang valid, mempunyai tingkat validitas yang rendah.

Metode korelasi yang digunakan sebagai berikut :

2222

YYnXXn

YXXYnrXY (Suharsimi, 2006 : 205)

Keterangan :

rXY = koefisien korelasi (validitas)

X = Skor tiap item soal

Y = Skor tiap subjek

N = Ukuran sampel

Pengujian Reliabilitas Alat Ukur (Test Of Realibility)

Pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach’s Alpha ini dilakukan untuk

jenis data interval (Sugiama, 2008:199). Cronbach’s Alpha dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

Keterangan :

= Koefisien reliabilitas alpha

= Banyak butir pertanyaan dan butir soal

= Jumlah variasi butir

= Variasi total

Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis

1. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis

hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval dan sumber

data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama (Sugiyono, 2007:228).

Berikut ini dikemukakan rumus koefisien Korelasi Produk Moment dari

Pearson:

2222 YYnXXn

YXXYnryx

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

X = Fungsi Audit Intern

Y = Pengendalian Intern proses Produksi

n = Jumlah responden

2. Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi merupakan pengkuadratan dari nilai korelasi

(r2). Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh fungsi audit

intern terhadap pengendalian intern proses produksi. Mengemukakan rumus

koefisien determinasi sebagai berikut : Kd = r

2 x 100

Keterangan :

Kd = Koefisien determinasi

r2

= Koefisien Korelasi dikuadratkan

\

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi hasil penelitian ini akan menunjukan keberadaan perusahaan

Industri Manufaktur Skala Menengah Besar di Tasikmalaya yang meliputi : Audit

Intern dan Pengendalian intern Proses Produksi. Tempat penelitian penulis adalah

Perusahaan Industri Manufaktur Skala menengah Besar di Tasikmalaya, sebanyak

14 perusahaan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini disampaikan

langsung kepada responden dengan cara mendatangi langsung ketempat

penelitian. Kemudian pada waktu yang telah disepakati dengan responden,

kuesioner diambil kembali oleh peneliti.

A. Fungsi audit Intern Pada Perusahaan Industri Manufaktur Skala

Menengah Besar di Tasikmalaya

Data Skor Jawaban Responden Variabel Fungsi Audit Intern (X)

No. Resp

Pernyataan JML

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 5 5 4 4 5 5 5 5 4 42

2 4 4 3 3 4 4 3 4 2 31

3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35

4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 43

5 5 5 4 2 4 4 5 5 4 38

6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 40

7 5 4 4 2 4 4 4 5 2 34

8 5 4 4 5 5 5 4 5 3 40

Bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan

responden atas Fungsi Audit Intern yang dilakukan pada Perusahaan Manufaktur

industri menengah di Tasikmalaya adalah 539 termasuk klasifikasi sangat baik.

Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling

tinggi yaitu pertanyaan no. 1 mengenai pemeriksaan intern di perusahaan ini

dilakukan pengidentifikasian risiko yang signifikan dengan skor yang diperoleh

67, sedangkan yang memiliki skor terendah yaitu pertanyaan no.9

mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai dalam organisasi di

perusahaan ini harus melakukan evaluasi terhadap rancangan implementasi, dan

efektivitas dari kegiatan program dan sasaran organisasi yang berhubungan

dengan etika dengan skor yang diperoleh sebesar 46.

Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa pada variabel fungsi audit

intern menunjukan klasifikasi sangat baik yang berarti setiap responden

cenderung telah menerapkan sistem fungsi audit intern yang dapat dilihat dari

setiap indikatornya yaitu evaluasi pengelolaan risiko dimana pada perusahaan

manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya selalu melakukan identifikasi

resiko signifikan dalam pemeriksaan intern di perusahaan tersebut, dalam evaluasi

pengendalian perusahaan manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya

mempunyai kualitas sangat baik pada indikator ini terbukti dengan selalu

diperlukan kriteria yang memadai dalam mengevaluasi sistem pengendalian

intern, dalam setiap evaluasi proses governance pada indikator ini mempunyai

kualitas yang sangat baik ini dikarenakan perusahaan dalam pemeriksaan intern

selalu memberikan penilaian dan rekomendasi yang tepat untuk meningkatkan

proses governance.

B. Pengendalian Intern Proses Produksi Pada Perusahaan Industri

Manufaktur Skala Menengah di Tasikmalaya

Data Skor Jawaban Responden Variabel Pengendalian Intern Proses

Produksi (Y)

9 5 5 5 5 4 5 5 5 4 43

10 5 5 5 4 4 5 5 5 3 41

11 5 5 5 5 5 5 5 5 4 44

12 5 5 5 5 4 4 5 4 2 39

13 4 4 4 4 4 3 4 4 3 34

14 5 4 3 4 4 3 5 4 3 35

67 63 59 57 60 60 63 64 46 539

No. Re

Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 JML

1 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 123

2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 94

3 4 4 3 3 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 3 5 3 4 4 4 3 2 4 5 98

4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 3 5 4 5 5 119

5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 3 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 5 4 5 4 112

6 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 5 3 3 5 4 4 3 3 4 4 4 95

7 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 2 4 4 86

Bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan responden

atas Pengendalian Intern Proses Produksi yang dilakukan pada Perusahaan

Manufaktur industri menengah di Tasikmalaya adalah 1486 termasuk klasifikasi

baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang

paling tinggi yaitu pertanyaan no 18 Apakah manajemen Perusahaan Bapak/Ibu,

menerapkan perlindungan yang baik untuk mengamankan aset produksi dan

catatannya dengan skor yang diperoleh 64, sedangkan yang memiliki skor

terendah yaitu pertanyaan no. 22 mengenai Apakah pimpinan Perusahaan ini

selalu melakukan tugas dan wewenangnya secara tertulis dan no.24 Apakah di

Perusahaan ini dalam melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran aktiva

dilakukan oleh pegawai yang berbeda dengan skor yang diperoleh sebesar 51.

Dari hasil penelitian di atas bahwa pada variabel Pengendalian Intern Proses

Produksi menunjukkan klasifikasi baik yang berarti hal ini menunjukan bahwa

responden melakukan bimbingan moral kepada karyawan agar dapat

membedakan tindakan yang baik dan buruk dalam mengelola proses produksi

yang dapat dilihat dari indikator lingkungan pengendalian proses produksi,

penaksiran resiko proses produksi dimana pada perusahaan manufaktur skala

menengah besar di Tasikmalaya indikator ini mempunyai kualitas yang sangat

baik terbukti dengan perusahaan selalu mengetahui peraturan pemerintah

(peraturan perpajakan) khususnya yang berkaitan dengan perusahaan, aktivitas

pengendalian proses produksi dalam indikator ini mempunyai kualitas sangat baik

dalam hal ini perusahaan manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya selalu

menerapkan perlindungan yang baik untuk mengamankan aset produksi dan

catatanya , informasi dan komunikasi proses produksi dalam indikator ini

perusahaan manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya mempunyai

kualiatas yang baik terbukti dengan laporan bagian produksi disiapkan tepat

waktu dan informatif, dan pengawasan proses produksi dalam indikator ini

perusahaan manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya sangat perlu

dilakukan tindakan perbaikan dalam pengendalian intern untuk mendukung proses

produksi.

Pengaruh Fungsi Audit Intern Terhadap Pengendalian Intern Proses

Produksi

Berdasarkan hasil penelitian data-data pertanyaan dan jawaban setiap

kuesioner masing-masing variabel. Untuk mengetahui adanya pengaruh fungsi

audit intern terhadap pengendalian intern peroses produksi pada perusahaan

industri manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya, penulis menyebarkan

angket kuesioner. Angket tersebut berisi 35 pernyataan yang terdiri 9 pernyataan

8 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 95

9 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 123

10 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 3 5 4 4 4 2 4 1 4 5 100

11 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 3 5 4 4 114

12 4 5 4 4 3 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 115

13 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 115

14 5 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 5 3 4 4 4 3 2 4 4 97

JML 60 59 55 54 57 59 58 58 56 55 53 63 57 58 52 60 52 64 57 57 59 51 57 51 61 62 1486

tentang audit intern dan 26 pertanyaan mengenai pengendalian intern proses

produksi. Selanjutnya, setiap skor yang diperoleh dari tanggapan tentang variabel

X dan setiap skor yang diperoleh dari tanggapan tentang variabel Y disajikan pada

lampiran tabel pengolahan data (tabulasi).

Selanjutnya dilakukan perhitungan koefisien korelasi dengan

menggunakan program SPSS.V20. Seperti nampak dalam lampiran.

a. Koefisien korelasi

Untuk mengetahui besarnya derajat atau kekuatan korelasi antara fungsi

audit intern dengan pengendalian intern proses produksi pada perusahaan industri

manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya, berdasarkan hasil perhitungan

dengan menggunakan program SPSS. V20 diketahui nilai koefisien korelasi

sebesar 0,554, dengan tingkat signifikansi 0,040. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat keeratan hubungan antara fungsi audit intern dengan pengendalian intern

proses produksi pada perusahaan industri manufaktur skala menengah besar di

Tasikmalaya adalah sebesar 0,554 dan angka tersebut menunjukkan terjadi

korelasi sedang (Sugiyono 2007).

b. Koefisien Determinasi

Perhitungan koefisien determinasi dan koefisien non determinasi

dilakukan untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh audit intern terhadap

pengendalian intern proses produksi,berdasarkan hasil SPSS 20.0 diperoleh hasil

sebagai berikut:

Koefisien Determinasi

Kd = r2 x 100%

Kd = (0.554)2 x 100%

Kd = 0,306 30,6%

Koefisien Non Determinasi

Knd = (1 – r2) x 100%

Knd = (1 – 0,306) x 100%

Knd = 0,694 69,4%

Perhitungan koefisien determinasi dan koefisien non determinasi

menghasilkan nilai sebesar Kd = 30,6% dan Knd = 69,4 %. Ini berarti sebesar

30,6% pengendalian intern proses produksi dipengaruhi oleh fungsi audit intern.

Dengan nilai sebesar 30,6.% berarti sisanya sebesar 69,4% dipengaruhi faktor lain

yang tidak diteliti.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat dibuat kesimpulan

sebagai berikut :

1. Fungsi audit intern pada perusahaan industri manufaktur skala menengah

besar di Tasikmalaya sudah dilaksanakan hal ini terlihat dari interpretasi nilai

total jawaban responden mengenai fungsi audit intern menunjukan kategori

sangat baik. Dengan menggunakan indikator diantaranya evaluasi

pengelolaan resiko,evaluasi pengendalian dan evaluasi proses governance

menunjukan kondisi yang sangat baik, meskipun masih terdapat kondisi yang

belum optimal dalam melaksanakan evaluasi terhadap rancangan

implementasi dan efektivitas dari kegiatan,program dan sasaran organisasi

untuk mengembangkan etika.

2. Pengendalian intern proses produksi pada perusahaan industri manufaktur

skala menengah besar di Tasikmalaya sudah dilaksanakan hal ini terlihat dari

interpretasi nilai total jawaban responden. Dengan menggunakan indikator

diantaranya lingkungan pengendalian proses produksi, penaksiran resiko

proses produksi, aktivitas pengendalian proses produksi, informasi dan

komunikasi proses produksi, pengawasan proses produksi menunjukan

kondisi yang baik, meskipun masih terdapat kondisi yang belum optimal

dalam melakukan tugas dan wewenangnya secara tertulis.

3. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Fungsi Audit Intern

berpengaruh terhadap pengendalian intern proses produksi pada perusahaan

manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya,sehingga faktor pemicu

keberhasilan pengendalian intern proses produksi diantaranya dipengaruhi

oleh audit intern.

Saran

Berdasarkan hasil, pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan di

atas, maka penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat

memberikan manfaat, adapun saran-saran tersebut sebagai berikut:

). Bagi Perusahaan Manufaktur di Tasikmalaya

a. Perusahaan industri manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya agar

melakukan review terhadap prosedur pelaksanaan audit intern sesuai dengan

perkembangan kondisi perusahaan dan perubahan perkembangan usaha yang

selalu berubah.

b. Perusahaan industri manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya agar

meningkatkan sistem kontrol dan evaluasi dari segi efektivitas, efisiensi,

maupun manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan.

c. Perusahaan industri manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya agar

meningkatkan etika kerja serta monitoring dari pimpinan langsung terhadap

pelaksanaan kerja.

d. Perusahaan industri manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya agar

melakukan dalam tugas dan wewenangnya secara tertulis

Audit intern dapat menunjang pada tercapainya tujuan perusahaan yaitu

pencapaian kinerja yang baik. Sasaran yang dicapai dari audit intern adalah

jasa assurance dan konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah

dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit intern membantu

organisasi untuk mencapai tujuannya sehingga mempengaruhi kinerja dari

suatu perusahaan. Salah satu penilaiannya adalah mencakup pengendalian.

Pengendalian intern dirancang untuk membantu proses yang dijalankan oleh

manajemen terutama dalam pelaksanaan pengendalian terhadap aktiva

perusahaan, agar dalam pelaksanaan berjalannya perusahaan sesuai dengan

kebijakan dan prosedur yang telah digariskan dan ditetapkan oleh manajemen.

Salah satu tujuan pengendalian intern adalah mendorong efisiensi dan

efektivitas operasional. Amir Abadi Jusuf (2003:258).

2). Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian yang sama, diharapkan

pembuatan kuesioner yang lebih terarah supaya bisa menghasilkan

informasi statistik yang mendekati keadaan real dilapangan.

b. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mencari faktor-faktor lain yang

dapat mempengaruhi pengendalian intern proses produksi pada perusahaan

industri skala menengah besar di Tasikmalaya selain fungsi audit

intern,misalnya faktor dari peralatan yang digunakan, cara pengolahan dan

lain-lain.

c. Penelitian selanjutnya disarankan perusahaan yang diteliti lebih banyak

lagi sehingga hasil penelitian tersebut dapat dibandingkan dengan hasil

penelitian penulis.

Lampiran-lampiran

Hasil Uji Validitas Variabel Fungsi Audit Intern (X) Correlations

total

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed) N

q1 ,688** ,003 14

q2 ,746** ,001 14

q3 ,770** ,001 14

q4 ,626** ,008 14

q5 ,605* ,011 14

q6 ,702** ,003 14

q7 ,625** ,008 14

q8 ,625** ,008 14

q9 ,724** ,002 14

total 1 14

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian Intern Proses Produksi (Y) Correlations

total

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed) N

q1 ,556* ,020 14

q2 ,728** ,002 14

q3 ,702** ,003 14

q4 ,854** ,000 14

q5 ,546* ,022 14

q6 ,639** ,007 14

q7 ,580* ,015 14

q8 ,694** ,003 14

q9 ,676** ,004 14

q10 ,685** ,003 14

q11 ,641** ,007 14

q12 ,758** ,001 14

q13 ,655** ,005 14

q14 ,741** ,001 14

q15 ,692** ,003 14

q16 ,614** ,010 14

q17 ,707** ,002 14

q18 ,634** ,007 14

q19 ,677** ,004 14

q20 ,603* ,011 14

q21 ,631** ,008 14

q22 ,603* ,011 14

q23 ,616** ,009 14

q24 ,671** ,004 14

q25 ,769** ,001 14

q26 ,601* ,011 14

total 1 14

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Fungsi Audit Intern (X)

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengendalian Intern Proses Produksi (Y)

Regression

Case Processing Summary

14 100.0

0 .0

14 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.829 9

Cronbach's

Alpha N of Items

Case Processing Summary

14 100.0

0 .0

14 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.944 26

Cronbach's

Alpha N of Items

Variables Entered/Removedb

Fungsi

Audita . Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested v ariables entered.a.

Dependent Variable: Pengendalian

Intern Proses Produksi

b.

Model Summary

.554a .306 .249 8.4898310

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Fungsi Audita.

ANOVAb

382.193 1 382.193 5.303 .040a

864.927 12 72.077

1247.120 13

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Fungsi Audita.

Dependent Variable: Pengendalian Intern Proses Produksib.

Coefficientsa

48.665 6.886 7.067 .000

.561 .244 .554 2.303 .040

(Constant)

Fungsi Audit

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig.

Dependent Variable: Pengendalian Intern Proses Produksia.