PENGARUH DIMENSI KETERAMPILAN KOMUNIKASI TERHADAP …digilib.unila.ac.id/55147/3/3. TESIS FULL TANPA...
Transcript of PENGARUH DIMENSI KETERAMPILAN KOMUNIKASI TERHADAP …digilib.unila.ac.id/55147/3/3. TESIS FULL TANPA...
PENGARUH DIMENSI KETERAMPILAN KOMUNIKASITERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA INDUSTRI
PERBANKAN DI BANDAR LAMPUNG
(Tesis)
Oleh
RIZKI AMALIA TANUM
Program Pascasarjana Magister ManajemenFakultas Ekonomi Bersama
Universitas LampungBandar Lampung
2018
ABSTRACT
THE EFFECT OF COMMUNICATION SKILL DIMENSION ONEMPLOYEES’ PERFORMANCE OF BANKING INDUSTRY IN BADAR
LAMPUNG
By
Rizki Amalia Tanum
Service companies are one of the most dominant sector in providingemployment and significant growth of economic. This growth was caused bytechnology and communication system, which resulted an increase of serviceindustry. Service industry, such as banking are one of industries that requirecummunication skill in maintaining customers loyalty.
Seeing that communication skill become one consideration of company inlooking for employees showed in every advertisement which always require theparticipants having good communication skill, this research aims to indentifywhether communication skill demensions influence to employees’ performance.
This research is qualitatif study involved 170 respondents. The data collectingtechnique in this research was questionnaire with SPSS version 25.0 analysistools. The result shows that all hypothesis are actual. Partial test shows that sevencommunication dimensions were influential toward the performance. From thosedimensions, “protection” reached the highest score; it indicated that “protection”was the most dominant dimension which influenced the performance among theother.
The result of t partial test shows that self-disclosure variable gained the lowestinfluence score, so that the researcher suggests banking industry to look for anappropriate communication way in order to express what company wants throughthe communication of front-liner to the customer, increase good relation to thecustomer by providing the best service, and also increase the employees’intellectual skill by giving the marketing of communication training. Incommunicating, the hardest thing to do is influencing the customer throughemployees’ performance, persuasive communication way become a challenge toemployees in attracting the customers.
Keywords: communication skill, communication, performance.
ABSTRAK
PENGARUH DIMENSI KETERAMPILAN KOMUNIKASITERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA INDUSTRI
PERBANKAN DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
Rizki Amalia Tanum
Perusahaan jasa merupakan salah satu sektor yang paling dominan dalampenyerapan tenaga kerja serta memberikan pertumbuhan ekonomi yangsignifikan. Pertumbuhan tersebut diakibatkan oleh sistem teknologi dankomunikasi, yang mengakibatkan meningkatnya industri jasa. Industri jasa sepertiPerbankan merupakan salah satu industri yang sangat memerlukan keterampilankomunikasi dalam mempertahankan loyalitas nasabahnya.
Melihat bahwa kemampuan komunikasi menjadi bahan pertimbangan sebuahperbankan dalam mencari calon karyawan yang terlihat dalam setiap lowonganpekerjaan perbankan yang selalu memberi syarat memiliki kemampuankomunikasi yang baik maka tujuan dari penelitian ini adalah apakah dimensi-dimensi keterampilan komunikasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan total 170 responden.Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan alat analisis SPSSversi 25.0. Hasil uji menunjukkan bahwa seluruh hipotesis terdukung. Uji secaraparsial menunjukkan bahwa ketujuh dimensi komunikasi masing-masing jugaberpengaruh terhadap kinerja. Dari ketujuh dimensi komunikasi tersebut yangmemiliki nilai tertinggi adalah proteksi dengan kata lain proteksi yang palingdominan mempengaruhi dibandingkan dimensi-dimensi komunikasi lainnya.
Menurut hasil uji parsial t bahwa variabel keterbukaan diri memiliki nilaipengaruh paling rendah, maka dengan ini peneliti menyarankan agar perusahaanperbankan mencari cara berkomunikasi yang tepat untuk mengekspresikan denganjelas apa yang perusahaan inginkan melalui komunikasi yang terbuka darikaryawan frontliner terhadap nasabah, perlu meningkatkan hubungan baik dengannasabah dengan memberikan pelayanan yang terbaik serta meningkatkanpengetahuan pekerjaan misalnya dengan memberikan pelatihan-pelatihankomunikasi marketing bagi karyawan. Didalam komunikasi memang hal tersulitadalah mempengaruhi nasabah dengan perilaku karyawan, cara komunikasi yangpersuasif menjadi tantangan sendiri bagi karyawan untuk menarik nasabah.
Kata Kunci : keterampilan komunikasi, komunikasi, kinerja
PENGARUH DIMENSI KETERAMPILAN KOMUNIKASITERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA INDUSTRI
PERBANKAN DI BANDAR LAMPUNG
Oleh :
RIZKI AMALIA TANUM
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarMAGISTER MANAJEMEN
Pada
Program Pascasarjana Magister ManajemenFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 28 Desember 1989, sebagai
anak ketiga dari empat bersaudara, dari Bapak Drs. Maskun, M.H. dan Ibu Dra.
Marlena, M.Pd.
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Dharma Wanita Universitas Lampung
diselesaikan tahun 1995, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 2
Labuhan Ratu, Bandar Lampung pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama
(SMP) di SMPN 3 Natar Lampung Selatan pada tahun 2004 dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 Natar Lampung Selatan pada tahun 2007.
Tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Manajemen Unila
melalui penerimaan murid jalur akademik dan bakat (PKAB). Pada bulan Maret
tahun 2011, penulis berhasil menyelesaikan pendidikan strata satunya dan
mendapatkan gelar sarjana ekonomi.
Setelah menyelesaikan perkuliahan, penulis kemudian bekerja di PT. BFI Finance
Indonesia, Tbk Cabang Lampung sejak bulan Juni tahun 2011 sampai dengan
bulan Desenber tahun 2013. Selanjutnya bekerja di unit Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Lampung tahun 2014 hingga
sekarang. Pada tahun 2014 penulis tercatat sebagai mahasiswa Program
Pascasarjana Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas
Lampung dengan konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia.
Segala puji syukur ku panjatkan kepada Allah SWT, atasrahmat dan nikmat yang luar biasa tercurah untukku …Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW
Dengan Ketulusan kupersembahkan tesis ini kepada :
Papaku Drs. Maskun, M.H dan Mamaku Dra. Marlena,
M.Pd. yang teramat aku sayangi dan hormati, suamiku
Zuliansyah, S.E. yang selalu meridhoi dan mendukung
apapun aktivitasku, abangku Robiyanto Tanum, S.Pi., Mbak
Nurul Agustina, S.E., Adik kesayanganku Ria Silvita Tanum,
S.Pd. yang selalu siap membantu apapun kebutuhanku untuk
menyelesaikan studi ini dan Keponakanku tersayang Anami
Queeta Aldifa Tanum yang selalu membuatku semangat
kembali dikala lelah melanda. Terima kasih sepenuhnya atas
dorongan semangat, doa-doa dan perhatiannya yang telah
diberikan untuk keberhasilanku.
Almamaterku tercinta
SANWACANA
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul
“Pengaruh Dimensi Keterampilan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada
Industri Perbankan di Bandar Lampung’’. Dalam menyelesaikan Tesis ini penulis
mengakui banyak hambatan dan kesulitan yang dialami dalam menyelesaikan
tesis ini. Tetapi dengan ikhtiar, kerja keras, semangat, dorongan, bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terimakasih yang tulus kepada :
1. Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.
2. Dr. Ernie Hendrawati, S.E., M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.
3. Dr. Ribhan, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, motivasi, saran, dan pengarahan dalam proses
penyusunan tesis ini.
4. Dr. Nova Mardiana, S.E., M.M., selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
bersedia membantu penulis dalam penyusunan tesis ini dan selalu
meluangkan waktunya agar mudah ditemui.
5. Dr. Rr. Erlina, S.E., M.Si., selaku Dosen Penguji I yang selalu bersedia
membantu penulis dalam penyusunan tesis ini.
6. Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A. selaku Dosen Penguji II yang selalu
bersedia membantu penulis dalam penyusunan tesis ini.
7. Seluruh Dosen di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang telah membekali ilmu pengetahuan selama proses
perkuliahan.
8. Bapak dan ibu staf administrasi Program Magister Manajemen di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
9. Suamiku Zuliansyah, S.E., terimakasih atas segala ikhlas dan ridhonya
dalam mendukung setiap aktivitas yang penulis ingin lakukan.
10. Orangtuaku Drs. Maskun, M.H. dan Dra. Marlena, M.Pd, terimakasih atas
doa yang tak terhenti dicurahkan untuk penulis agar diberikan kesehatan
dan kemudahan dalam menyelesaikan tesis ini;
11. Kakak dan Adikku, Robiyanto Tanum, S.Pi., Nurul Agustina, S.E., Ria
Silvita Tanum, S.Pd. dan Anisa Rahmawati, S.Si. yang dengan sabar
mengajari penulis dalam metodologi penelitian, dan membantu penulis
dalam semua hal yang dibutuhkan agar segera selesai tesis ini, serta Anami
Queeta Aldifa Tanum keponakan kesayanganku yang selalu menghibur
dengan segala kelucuan dan kepintarannya disaat penulis merasa lelah.
12. Keluarga besar yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis;
13. Seluruh keluarga besar LPPM Unila terutama teman-teman baik penulis
yang selalu mendoakan dan memberikan semangat agar segera
menyelesaikan tesis ini.
14. Seluruh rekan-rekan Magister Manajemen 2014 terima kasih atas
kebersamaan kalian.
Penulis menyadari sepenuhnya, tanpa bantuan dari pihak-pihak yang disebutkan
diatas maka penyusunan tesis ini tidak mungkin selesai. Semoga bantuan yang
telah diberikan akan mendapat balasan dari Allah SWT.
Bandar Lampung, 29 November 2018
Penulis,
Rizki Amalia Tanum1421011031
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang.......................………………………….......... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 6
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 7
1.3.1 Tujuan Penelitian……………….................................... 7
1.3.2 Kegunaan Penelitian ………………………………….. 8
II. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka.......................................................................... 9
2.1.1 Keterampilan Komunikasi……….......…………………. 9
2.1.2 Kinerja………………………………………………….. 11
2.2 Penelitian Terdahulu ………...................................................... 13
2.3 Pengembangan Hipotesis ........................................................... 15
2.3.1 Keterbukaan Diri Terhadap Kinerja……………............... 15
2.3.2 Empati Terhadap Kinerja…………...….......................…. 16
2.3.3 Proteksi Terhadap Kinerja……………………………….. 16
2.3.4 Positivisme Terhadap Kinerja……………………………. 17
2.3.5 Keterampilan Sosial Terhadap Kinerja……………... 17
2.3.6 Pengaruh Ideal dan Inspirasi Terhadap Kinerja…….. 18
2.3.7 Stimulasi Intelektual Terhadap Kinerja……………... 18
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 JenisPenelitian……...…………………………………......... 20
3.2 MetodePengumpulan Data……………………………........ 20
3.3 Populasi dan Sampel......................................…………........ . 21
3.4 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional...................... 23
3.5 Pengujian Data........................................................................ 24
3.5.1 Uji Validitas….................................................................. 24
3.5.2 Uji Realibilitas………………........................................... 31
3.5.3 Analisis Data Skala Likert………………………………. 32
3.6 Pengujian Hipotesis................................................................. 33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden......................................................... 35
1. Profil Berdasarkan Jenis Kelamin...................................... 35
2. Profil Berdasarkan Usia……………................................. 36
3. Profil Berdasarkan Pendidikan Terakhir............................ 36
4. Profil Berdasarkan Masa Kerja.......................................... 37
4.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian……………….. 38
4.3 Pengujian Non Multikolinearitas….............................................. 47
4.4 Pengujian Hipotesis.......................................................................48
4.5 Koefisien Determinasi R2........................................................... 55
4.6 Pembahasan…………………………………………………… 55
4.6.1 Pengaruh keterbukaan diri karyawan dalam berkomunikasiterhadap kinerja……………………............................ 56
4.6.2 Pengaruh sikap empati yang ditunjukan karyawan dalamberkomunikasi terhadap kinerja……………………… 56
4.6.3 Pengaruh sikap proteksi dalam berkomunikasiterhadap kinerja………………………………………... 56
4.6.4 Pengaruh sikap positivisme dalam berkomunikasiterhadap kinerja………………………………………... 57
4.6.5 Pengaruh keterampilan sosial karyawan dalamberkomunikasi terhadap kinerja……………………….. 57
4.6.6 Pengaruh ideal dan inspirasi karyawan dalamberkomunikasi terhadap kinerja……………………….. 58
4.6.7 Pengaruh stimulasi intelektual dalam berkomunikasiterhadap kinerja………………………………………… 58
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan............................................................................. 61
5.2 Saran....................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
LAMPIRAN.............................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Penelitian Terdahulu................ ................................................... 13
3.1 Bank Umum di Wilayah Bandar Lampung................................. 21
3.2 Definisi Operasional................................................................. ... 24
3.3 Uji Validitas Variabel Keterbukaan Diri..................................... 25
3.4 Uji Validitas Variabel Empati…................................................. 26
3.5 Uji Validitas Variabel Proteksi………….................................... 26
3.6 Uji Validitas Variabel Positivisme............................................... 27
3.7 Uji Validitas Variabel Keterampilan Sosial................................. 28
3.8 Uji Validitas Variabel Pengaruh Ideal dan Inspirasi.................... 28
3.9 Uji Validitas Stimulasi Intelektual............................................... 29
3.10 Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan.................................... 30
3.11 Hasil Uji Reliabilitas……………………................................... 32
4.1 Jenis Kelamin Responden………………................................... 35
4.2 Usia Responden……………...................................................... 36
4.3 Latar Belakang Pendidikan Responden……… ......................... 37
4.4 Lama Bekerja Responden…………………….......................... 37
4.5 Rekapitulasi Indikator Variabel Keterbukaan Diri..................... 38
4.6 Rekapitulasi Indikator Variabel Empati…………..................... 39
4.7 Rekapitulasi Indikator Variabel Proteksi………….................... 40
4.8 Rekapitulasi Indikator Variabel Positivisme…………............... 41
4.9 Rekapitulasi Indikator Variabel Keterampilan Sosial……......... 42
4.10 Rekapitulasi Indikator Variabel Pengaruh Ideal dan Inspirasi….. 43
4.11 Rekapitulasi Indikator Variabel Stimulasi Intelektual………...... 44
4.12 Rekapitulasi Indikator Variabel Kinerja Karyawan…………...... 45
4.13 Hasil Uji Non Multikolinearitas………………….…………...... 47
4.14 Hasil Uji Parsial t……………..………………….…………...... 48
4.15 Uji Hasil Koefisien Determinasi R2…………..….…………...... 55
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Model Riset…................ ................................................... 19
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kondisi yang terjadi pada era globalisasi ini menunjukan bahwa kemampuan
komunikasi menjadi bahan pertimbangan sebuah perusahaan dalam mencari calon
karyawan. Peneliti melihat banyak iklan-iklan lowongan pekerjaan yang
memberikan persyaratan, seperti komunikatif dan mampu membangun tim kerja.
Kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif dan memiliki
kapabilitas pada bidangnya sangat dibutuhkan oleh organisasi, karena manusia
merupakan salah satu unsur terpenting dalam menentukan sukses atau tidaknya
suatu organisasi. Saat ini persaingan pasar sumber daya manusia berjalan cukup
ketat, untuk itu perlu adanya peningkatan kualitas produktivitas sumber daya
manusia yang optimal. Demi mencapai kinerja karyawan yang optimal, maka
organisasi harus mampu menciptakan kondisi yang dapat mendorong dan
memungkinkan karyawan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta
keterampilan yang dimiliki karyawan secara optimal.
Karyawan yang mempunyai kompetensi komunikasi yang baik akan mampu
memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga tingkat
kinerja karyawan menjadi semakin baik (Edwardin, 2006).
2
Perusahaan jasa merupakan salah satu sektor yang paling dominan dalam
penyerapan tenaga kerja serta memberikan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Pertumbuhan tersebut diakibatkan oleh sistem teknologi dan komunikasi yang
mengakibatkan meningkatnya industri jasa. Perkembangan sektor perbankan di
Indonesia menarik untuk dicermati. Sektor ini merupakan salah satu sektor yang
bertahan ditengah kondisi perekonomian di Indonesia. Hal ini mungkin
disebabkan sektor perbankan sudah menjadi kebutuhan yang penting di Indonesia.
Industri jasa seperti perbankan merupakan salah satu industri yang sangat
memerlukan keterampilan komunikasi dalam mempertahankan loyalitas
nasabahnya. Di era persaingan yang semakin ketat dengan pertumbuhan pasar
yang lambat maka loyalitas nasabah diperlukan oleh bank, tanpa loyalitas dari
nasabah, bank tidak akan berkembang dengan baik, bahkan dapat mengalami
penurunan usaha yang bisa mengancam eksistensi bank, fenomena tersebut
menjadi faktor penyebab loyalitas menjadi penting. Strategik yang ditempuh
untuk meningkatkan loyalitas nasabah adalah menentukan strategik yang tepat,
mempunyai keunggulan kompetitif dan meningkatkan profitabilitasnya.
Pentingnya loyalitas nasabah bagi industri perbankan tidak diragukan lagi, banyak
bank berupaya untuk mempertahankan nasabah dalam jangka panjang, bahkan
jika mungkin untuk selamanya. Loyalitas nasabah merupakan refleksi dari sikap
nasabah terhadap bank tersebut sebagai pilihan utama. Nasabah yang bersikap
positif akan menjadikan bank tersebut sebagai pilihan utama, karena nasabah
merasa puas akan manfaat dari produk yang ditawarkan bank. Nasabah yang
merasakan kepuasaan manfaat produk akan mengabaikan produk bank lain.
3
Pengetahuan nasabah akan manfaat dari produk-produk perbankan yang
ditawarkan merupakan hal yang sangat penting, karena pengetahuan yang dimiliki
oleh nasabah akan menimbulkan kepuasan sehingga kepuasan tersebut dapat
menjadi faktor motivasi kepada nasabah untuk menjadi pemasar, dan nasabah
akan menceritakan hal-hal positif kepada sesamanya, bahkan dapat
merekomendasikan orang lain untuk menyimpan dan menjadi nasabah tetap di
bank tersebut. Upaya dalam mempertahankan loyalitas nasabah, salah satu aspek
yang memiliki peranan penting dalam membangun hubungan penyedia jasa
dengan pelanggan adalah kualitas informasi berupa validitas, sebagai nilai
kebenaran sebuah informasi.
Informasi yang disampaikan kepada nasabah benar-benar valid yang tidak terlepas
dari aturan yang ada, sehingga ketika nasabah mempraktekkan tidak
memunculkan rasa kebingungan. Informasi merupakan hal yang sangat penting.
Pemenuhan akan informasi yang dibutuhkan akan membawa dampak yang baik bagi
bank. Informasi pada awalnya berasal dari karyawan yang berada di bagian terdepan
perusahaan atau dikenal dengan istilah frontliner.
Unsur lain yang perlu karyawan lakukan dalam hubungan komunikasi dengan
nasabah adalah yang mengandung nilai-nilai sibernetika, yang artinya hubungan
karyawan dengan nasabah merupakan suatu moment yang sangat penting, bukan
sebatas memberikan layanan, melainkan karyawan bisa memanfaatkan waktu
pertemuan tersebut mempengaruhi nasabah untuk berpartisipasi dalam pemberian
layanan.
4
Menurut Edwin B. Flippo yang terkutip dari Hasibuan (2001: 11)
”Manajemen Sumber Daya Manusia adalah perencanaan, pengorganisasian,pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan,pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumberdayamanusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.”
Pengertian diatas menunjukkan peran pengorganisasian sangatlah penting dalam
usaha pencapaian tujuan perusahaan, karena melibatkan peran dari setiap individu
yang ada di dalam organisasi tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan pengaturan
perusahaan yang terorganisir dengan baik agar dapat mencapai tujuan perusahaan
yang efektif dan efisien.
Kinerja adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan pekerjaannya (Miao et
al, 2007). Dengan demikian , kinerja (performance) merupakan faktor kunci bagi
setiap individu dan organisasi dalam pencapaian produktivitas. Kinerja adalah
suatu hasil dimana orang, sumber-sumber yang ada di lingkungan kerja tertentu
secara bersama membawa hasil akhir yang didasarkan tingkat mutu dan standar
yang telah ditetapkan.
Beberapa peneliti komunikasi melihat dalam hasil penelitiannya, bahwa terdapat
banyak masalah komunikasi seperti komunikasi yang buruk dan kurang baiknya
tekstur komunikasi yang terjadi akan mempengaruhi efektivitas karyawan dalam
bekerja (Moghimi et al, 2013). Menurut Lavoi (2007), dalam penelitiannya
mereka menggambarkan bahwa kualitas dari keterampilan komunikasilah yang
paling penting dibayar oleh manajer di California. Investigasi menunjukkan
bahwa pada tahun 2020 mendatang tingkat yang diperlukan kehandalan sebagai
5
fitur yang paling penting adalah keterampilan komunikasi. Menurut Bambacas
dan Patrickson (2009) dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Australia pada
Direksi Eksekutif menyatakan yang diperlukan kehandalan adalah keterampilan
komunikasi yang efektif, kepemimpinan, persiapan, pemecahan masalah,
keterampilan interpersonal, kemampuan menulis, dan kemampuan mendengarkan.
Penelitian Hassan Zarei Matin et al (2010) menyatakan bahwa terdapatnya
korelasi yang tinggi antara komponen dari keterampilan komunikasi interpersonal
dengan komitmen organisasi. Pentingnya memilih metode yang tepat dalam
keterampilan komunikasi dapat memberdayakan karyawan secara efektif dan
karyawan dapat memainkan peran penting dalam mencapai tujuan dari perusahaan
menurut Sadegh Bagheri et al (2015). Kebutuhan akan keterampilan komunikasi
juga tertuang dalam penelitian Festus Femi (2014), yang menyatakan bahwa
komunikasi merupakan sarana yang dibutuhkan karyawan dalam menjalankan
tugas, peran, dan hasil yang diharapkan oleh perusahaan.
Keterampilan komunikasi adalah keahlian, kemampuan, atau kepandaian dalam
berkomunikasi. Komunikasi merupakan modal dan kunci sukses baik dalam
pergaulan maupun karier karena dengan komunikasi semua hubungan baik dapat
dibina. Di dalam suatu komunikasi terdapat dimensi-dimensi komunikasi yang
dapat di terapkan dalam berkomunikasi karyawan yang akhirnya dapat
mempengaruhi terhadap kinerja karyawan. Merujuk dari penelitian-penelitian
terdahulu yang membahas tentang pentingnya dimensi komunikasi di berbagai
perusahaan jasa, penulis mengambil industri perbankan yang ada di Bandar
Lampung sebagai objek penelitian. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
6
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh dimensi keterampilan
komunikasi terhadap kinerja karyawan pada industri perbankan di Bandar
Lampung.
1.2. Rumusan Masalah
Kemampuan komunikasi menjadi bahan pertimbangan sebuah perusahaan
perbankan dalam mencari calon karyawan yang dapat terlihat dari iklan-iklan
lowongan kerja perusahaan perbankan yang selalu memberikan persyaratan
seperti komunikatif atau memiliki kemampuan komunikasi yang baik dalam
setiap syarat pendaftarannya. Peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh dari
komunikasi melalui dimensi-dimensi yang ada di dalamnya terhadap kinerja
karyawan. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,
permasalahan yang akan diteliti adalah pengaruh dimensi keterampilan
komunikasi terhadap kinerja karyawan pada industri perbankan di Bandar
Lampung yang dijabarkan sebagai berikut :
1. Apakah keterbukaan diri karyawan dalam berkomunikasi dengan nasabah
mempengaruhi tingkat kinerja?
2. Apakah sikap empati yang ditunjukan karyawan dalam berkomunikasi
dengan nasabah dapat mempengaruhi tingkat kinerja?
3. Apakah sikap proteksi yang dilakukan karyawan dalam berkomunikasi
dengan nasabah dapat mempengaruhi tingkat kinerja?
4. Apakah sikap positivisme yang ditunjukan karyawan dalam
berkomunikasi dengan nasabah dapat meningkatkan kinerja?
7
5. Apakah keterampilan sosial karyawan memudahkannya dalam
berkomunikasi dengan nasabah yang pada akhirnya memengaruhi tingkat
kinerja?
6. Apakah pengaruh ideal dan inspirasi karyawan yang dilakukan dalam
berkomunikasi dengan nasabah mempengaruhi tingkat kinerja?
7. Apakah stimulasi intelektual yang karyawan berikan saat berkomunikasi
dengan nasabah dapat mempengaruhi kinerja?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1.Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh keterbukaan diri karyawan dalam berkomunikasi
terhadap kinerja.
2. Mengetahui pengaruh dari sikap empati yang ditunjukan karyawan dalam
berkomunikasi terhadap kinerja.
3. Mengetahui pengaruh sikap proteksi karyawan dalam berkomunikasi
terhadap kinerja.
4. Mengetahui pengaruh sikap positivisme karyawan dalam berkomunikasi
terhadap kinerja.
5. Mengetahui pengaruh keterampilan sosial yang dimiliki karyawan dalam
berkomunikasi terhadap kinerja.
6. Mengetahui pengaruh ideal dan inspirasi karyawan dalam berkomunikasi
terhadap kinerja.
7. Mengetahui pengaruh stimulasi intelektual karyawan dalam
berkomunikasi terhadap kinerja.
8
1.3.2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang positif
terhadap berbagai pihak. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini
antara lain:
1. Industri Perbankan di Bandar Lampung
Menjadi landasan untuk meningkatkan kinerja karyawan melalui
keterampilan komunikasi karyawan agar tercapainya target yang telah
ditetapkan oleh manajemen.
2. Masyarakat secara umum
Sumbangan pustaka ilmiah dalam bidang keterampilan komunikasi
karyawan referensi bagi peneliti yang ingin mengkaji permasalahan
keterampilan komunikasi terhadap kinerja karyawan dan sebagai sarana
belajar untuk memahami permasalahan yang sedang diteliti oleh penulis
sehingga kinerja dapat lebih ditingkatkan.
9
II. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Keterampilan Komunikasi
Hampir tidak mungkin manusia hidup tanpa berkomunikasi satu dengan yang
lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi dilakukan manusia di hampir
semua tempat dan aktivitas. Menurut Onong U. Effendy (2005: 9), ia menegaskan
bahwa dalam kehidupan sehari-hari orang perlu menyampaikan sesuatu, baik
pikiran maupun perasaan kepada orang lain. Dalam aktivitas bisnis pun tidak bisa
dipisahkan dari proses komunikasi. Dalam konteks dan aktivitas bisnis,
komunikasi dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti mendengarkan, membaca,
menulis (korespondensi), menelpon, negosiasi, presentasi, memberi perintah,
menerima laporan, menyampaikan keluhan, menanggapi keluhan, dan sebaliknya.
Dengan demikian, keberhasilan bisnis pun akan ditentukan oleh efektivitas
komunikasi yang dibangunnya.
Dredge dan Croswhite (1986: 52), menjelaskan komunikasi sebagai proses dua
arah yang melibatkan seseorang yang memberi pesan dan orang lain yang
menerima dan bertingkah laku sesuai pesan tersebut. Komunikasi adalah transmisi
pesan dari pengirim ke penerima, asalkan penerima makna yang dimaksudkan
pengirim dari pesan dibuat dengan makna yang sama (Moghimi et al, 2013).
Tujuan dari pembuatan perubahan yang diperlukan dalam perubahan perilaku
10
komunikasi dalam situasi bahwa organisasi memiliki kontrol atas mereka.
Jaringan komunikasi adalah untuk melakukan semua fungsi manajemen
(perencanaan, pengorganisasian, dan mengendalikan). Keterampilan komunikasi
adalah faktor dimana mereka dapat terlibat dalam proses-proses komunikasi
interpersonal dalam informasi, melalui ide-ide, dan bertukar pesan perasaan
mereka secara verbal dan berbagi dengan satu sama lainnya secara nonverbal
(Moghimi et al, 2013).
Indikator ditujukan untuk keterampilan komunikasi dalam penelitian oleh Lavoi
(2007) di studi mereka menggambarkan bahwa kualitas dan keterampilan
komunikasi sangat diperhitungkan oleh manajer di California. Investigasi
menunjukkan bahwa tingkat yang diperlukan kehandalan sebagai Fitur yang
paling penting pada peringkat tertinggi adalah keterampilan komunikasi pada
tahun 2020, pertama membangunan hubungan, memiliki kemampuan komunikasi
yang baik, dan yang ketiga adalah evaluasi menurut Lavoi (2007).
Bambacas dan Patrickson (2009) dalam sebuah penelitian yang dilakukan di
Australia pada Direksi Eksekutif termasuk keterampilan komunikasi yang efektif,
kepemimpinan, persiapan, pemecahan masalah, keterampilan interpersonal,
kemampuan menulis, dan kemampuan mendengarkan. Salah satu penyelidikan
internal yang paling komprehensif melakukan penelitian untuk mengidentifikasi
keterampilan komunikasi. Pada penelitian Moghimi et al, 2013, mereka
melakukan penelitian untuk mengidentifikasi komponen komunikasi melalui
penelitian pustaka dan wawancara dengan sejumlah pakar dan penggunaan
indikator komunikasi yang efektif, pembangunan kecerdasan emosi, mereka telah
mengelola komunikasi, mengembangkan model, mengkombinasikan
11
keterampilan. Keterampilan komunikasi menurut mereka seperti keterbukaan,
positivisme, kesadaran diri, disiplin diri, motivasi, empati, keterampilan sosial,
pengaruh ideal, menginspirasi, mendorong perkembangan berorientasi pendidik
dan dukungan kelompok. Dalam penelitian ini kebutuhan masing-masing dari
tujuh komponen yang digunakan dalam Moghimi et al (2013) menjelaskan :
1. Keterbukaan Diri
2. Empati
3. Proteksi
4. Positivisme
5. Keterampilan Sosial
6. Pengaruh ideal dan inspirasi
7. Merangsang Intelektual
Komponen diatas dipergunakan untuk mengidentifikasi keterampilan komunikasi,
pada penelitian Moghimi et al, 2013.
2.1.2 Kinerja
Kinerja adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan pekerjaannya (Miao et
al, 2007). Selama beberapa dekade terakhir, tren untuk meningkatkan koordinasi
dalam organisasi yang bertujuan meningkatkan kinerja merupakan tantangan
besar untuk pemimpin dalam memotivasi pengikutnya, meningkatkan kinerja tim
secara bersamaan serta menjaga kesimbangan antar keduanya (Chen et al, 2007).
Sistem kontrol kinerja dalam suatu perusahaan dapat dibagi menjadi kinerja hasil
dan kinerja perilaku. Berdasarkan hasil penelitian Anderson dan Oliver (1987)
dalam Cravens et al (2012), banyak perusahaan yang hanya mengontrol sistem
12
kinerja hasil saja, padahal sistem kontrol kinerja perilaku justru lebih penting.
Terbukti bahwa dengan sistem kontrol kinerja perilaku, baik kemampuan
karyawan, tingkah laku karyawan, motivasi instrinsik yang timbul serta berfikir
untuk berbuat lebih strategis akan meningkat. Hal ini juga sejalan dengan
peningkatan kinerja hasil yang dicapai.
Kinerja pada dasarnya merupakan apa yang dihasilkan seorang karyawan dari
perilaku kerjanya. Biasanya orang yang level of performance nya tinggi disebut
sebagai orang yang produktif dan sebaliknya orang yang level of performance
rendah dikatakan sebagai tidak produktif atau berperformance rendah. Kinerja
sebagai catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan
tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Pengertian tersebut
menunjuk pada bobot kemampuan individu di dalam memenuhi ketentuan-
ketentuan yang ada di dalam pekerjaan itu. Pada umumnya, prestasi kerja diberi
batasan sebagai kesuksesan seseorang didalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Standar kinerja menentukan tingkat yang diharapkan dari kinerja merupakan
bahan perbandingan, tujuan, dan atau target, tergantung pada pendekatan yang
diambil. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi, seberapa banyak
mereka memberi kontribusi kepada organisasi, antara lain termasuk: kuantitas
output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja, dan sikap
kooperatif (Mathis dan Jackson, 2002). Prestasi kerja merupakan konsekuensi
yang ditentukan dari aktivitas manusia pada tugas-tugas pekerjaan yang
ditugaskan dan diharapkan melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan berhasil
13
(Moghimi et al, 2013). Definisi lain dari kinerja adalah efisiensi dan efektivitas
pekerjaan, berarti bahwa efisiensi dan efektivitas sumber daya yang akan
digunakan untuk mencapai target yang telah ditentukan. Berlandaskan pendapat-
pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah sebagai hasil
kerja yang telah dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan
aktivitas kerja.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
No Penulis Metodologi Hasil1.
2.
SeyyedehFattanehMoghimi etal (2013)
Hassan ZareiMatin et al(2010)
VariabelIndependen yaituKeterbukaan Diri,Empati, Proteksi,Positivisme,KeterampilanSosial, Pengaruhideal dan inspirasi,MerangsangIntelektual.Variabel Dependenyaitu Kinerjakaryawan.Alat analisis yangdigunakan adalahSPSS
VariabelIndependen yaituKeterampilanKomunikasiInternasional(Mengirim pesan,Mendengarkan, danMemberikanUmpan Balik).Variabel Dependen
Kemampuan komunikasi yangkuat akan mendukung pemimpinuntuk mengidentifikasikebutuhan karyawan, dan dapatmereview serta mendorongmereka untuk mencapai tujuan.
Terdapat korelasi yang tinggiantara Komponen keterampilankomunikasi interpersonal denganKomitmen Organisasi.
14
No Penulis Metodologi Hasil
3.
4.
5.
SadeghBagheri et al(2015)
Festus Femi(2014)
C. FredMiao et al(2007)
yaitu KomitmenOrganisasi.Alat analisis yangdigunakan adalahSPSS.
VariabelIndependen yaituPemberdayaan danKeterempilanKomunikasi(Kemampuanmendengarkan dankemampuan verbal).Variabel Dependenyaitu KinerjaKaryawan.Alat analisis yangdigunakan adalahSPSS 22 dan AmosGraphics 22.
VariabelIndependen yaituKomunikasi.VariabelDependennya yaituKinerja Karyawan.Alat analisis yangdigunakan adalahSPSS.
Variabelindependen yaitumotivasi instrinsikdan ekstrinsik.Variabel mediasiyaitu persepsikonflik dan ambigu.Variabel dependenyaitu kinerjaperilaku danhasil.Alatanalisisnya adalahSEM.
Pentingnya memilih metodeketerampilan komunikasi yangtepat dapat memberdayakankaryawan secara efektif dankaryawan dapat memainkanperan penting dalam mencapaitujuan perusahaan.
Komunikasi merupakan saranayang dibutuhkan karyawan dalammenjalankan tugas, peran danhasil yang diharapkan olehperusahaan.
Motivasi baik ekstrinsik daninstrinsik (yang terdiri dariorientasi tantangan, kenikmatantugas, orientasi kompensasi danorientasi pengakuan) memilikipengaruh yang positif terhadapkinerja keprilakuan serta kinerjahasil. Persepsi memiliki pengaruhterhadap kinerja. Persepsilangsung mempengaruhimotivasi. Persepsi memediasihubungan antara motivasi dankinerja.
15
Penelitian-penelitian terdahulu diatas semuanya mengambil objek penelitian pada
perusahaan jasa, begitupula dengan peneliti pada penelitian ini. Namun pada
penelitian terdahulu yang menjadi bahan acuan peneliti pada penelitian ini belum
ada yang melakukan penelitian di bidang perbankan dimana peneliti melihat
bahwa di bidang perbankan sangat jelas menyatakan pentingnya keterampilan
komunikasi yang dibutuhkan oleh karyawannya guna mencapai tujuan
perusahaan. Hal tersebut tertulis dalam setiap klasifikasi syarat pendaftaran
karyawan pada lowongan pekerjaan di perbankan.
2.3 Pengembangan Hipotesis
2.3.1 Pengaruh keterbukaan diri karyawan dalam berkomunikasi terhadaptingkat kinerja
Konsep kualitatif keterbukaan setidaknya ada tiga aspek kunci dalam hubungan
komunikasi antar pribadi. Pertama, adanya keinginan dari diri sendiri yang ingin
menyampaikan informasi mengenai dirinya sendiri yang mungkin sebelumnya
belum diketahui orang lain. Kedua, adanya keinginan dari pendengar atau
penerima komunikasi yang berupaya memposisikan dirinya pada si pemberi
komunikasi. Ketiga, apabila sudah dapat menerima komunikasi dengan baik
bahkan dengan menggunakan perasaan dan fikirannya biasanya akan timbul saling
mengerti antar komunikasi.
Penelitian terdahulu yang dilakukan Sayyedeh Fattaneh Moghimi et al (2013),
menyatakan bahwa keterbukaan diri seseorang dalam berkomunikasi memiliki
keterkaitan dengan kinerja.
16
H1. Keterbukaan diri karyawan dalam berkomunikasi memiliki pengaruh terhadap
kinerja.
2.3.2 Pengaruh dari sikap empati yang ditunjukan karyawan dalamberkomunikasi terhadap tingkat kinerja
Pengertian sederhana dari kata-kata empati merujuk pada sikap dan perasaan yang
merasakan dan memahami kondisi emosi orang lain. Empati merupakan salah satu
bentuk emosi kesadaran diri, selain rasa malu, rasa cemburu, rasa bangga dan rasa
bersalah. Menurut Darwin, emosi-emosi tersebut berawal dari perkembangan
kesadaran diri dan melibatkan penguasaan peraturan dan standar (La Freniere,
2000). Sementara itu, Mead dalam Eisenberg (2000) menyatakan bahwa empati
merupakan kapasitas mengambil peran orang lain dalam mengadopsi perspektif
orang lain dihubungkan dengan diri sendiri. Dalam penelitian terdahulu yang
dilakukan Sayyedeh Fattaneh Moghimi et al (2013), menyatakan empati dapat
menciptakan hubungan yang harmonis antar kedua orang yang saling
berkomunikasi.
H2. Sikap empati yang ditunjukan karyawan saat berkomunikasi dengan nasabah
memiliki pengaruh terhadap kinerja.
2.3.3 Pengaruh sikap proteksi yang dilakukan karyawan saatberkomunikasi terhadap kinerja.
Hubungan yang efektif dan dapat saling mengandalkan terbentuk di dalam
lingkungan yang saling mendukung. Keterbukaan dan juga empati tidak akan
hadir pada lingkungan yang penuh dengan ancaman dan rasa takut. Faktor lain
17
yang mempengaruhi tingkat komunikasi antar personal adalah dengan merasa
saling yakin atau menghilangkan keraguan Sayyedeh Fattaneh Moghimi et al
(2013).
H3. Sikap proteksi yang dilakukan karyawan saat berkomunikasi dengan nasabah
memiliki pengaruh terhadap kinerja.
2.3.4 Pengaruh dari sikap positivisme yang ditunjukan karyawan saatberkomunikasi terhadap kinerja
Positivisme dalam hubungan antarpribadi setidaknya mengandalkan tiga aspek
menurut Sayyedeh Fattaneh Moghimi et al (2013), yaitu :
1. Hubungan antar individu ketika terbentuk dengan baik, maka akan
menumbuhkan sikap positif dan tentu menciptakan rasa saling
menghormati pemikiran masing-masing.
2. Hubungan antar individu ketika terbentuk dengan benar, maka akan
terbentuk pendekatan yang baik antara karyawan dengan nasabah.
3. Perasaan positif dan menyenangkan saat terlibat dalam komunikasi dua
orang atau lebih yang berlangsung secara efektif.
H4. Sikap positivisme yang ditunjukan karyawan saat berkomunikasi dengan
nasabah memiliki pengaruh terhadap kinerja.
2.3.5 Pengaruh keterampilan sosial yang dimiliki karyawan saatberkomunikasi terhadap kinerja
Keterampilan sosial dan prilaku adaptif seseorang sangat memungkinkan
seseorang tersebut belajar dan berinteraksi dengan orang lain secara positif dan
18
menghindari efek negatif dari suatu komunikasi. Keterampilan sosial juga yang
memungkinkan orang untuk berkomunikasi dengan orang lain, dapat
membangkitkan emosi dan menginspirasi orang lain. Dalam penelitian terdahulu
yang dilakukan Sayyedeh fattaneh Moghimi et al (2013), menyatakan adanya
pengaruh antara keterampilan sosial seseorang terhadap kinerjanya.
H5. Keterampilan sosial karyawan saat berkomunikasi dengan nasabah memiliki
pengaruh terhadap kinerja.
2.3.6 Pengaruh ideal dan inspirasi saat karyawan sedang berkomunikasiterhadap kinerja
Pengaruh ideal meliputi pengaruh keyakinan, cita-cita, dan pengaruh luar biasa
lainnya seperti karisma yang muncul saat terjadinya komunikasi. Inspirasi dapat
ditanamkan sebagai akibat dari meningkatnya energi semua anggota organisasi.
Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan Sayyedeh Fattaneh Moghimi et al
(2013), menyatakan bahwa seseorang yang memiliki pengaruh ideal dan inspiratif
dalam berkomunikasi memiliki pengaruh terhadap kinerja.
H6. Pengaruh ideal dan inspirasi dari seorang karyawan saat berkomunikasi
dengan nasabah memiliki pengaruh terhadap kinerja.
2.3.7 Pengaruh stimulasi intelektual karyawan saat berkomunikasiterhadap kinerja.
Stimulasi intelektual adalah proses meningkatkan pemahaman dan merangsang
timbulnya cara pandang baru dalam melihat permasalahan, berfikir, dan
19
berimajinasi, serta dalam menetapkan nilai-nilai kepercayaan. Melalui stimulasi
intelektual karyawan dapat merangsang tumbuhnya inovasi dan cara-cara baru
dalam menyelesaikan suatu masalah menurut Sayyedeh Fattaneh Moghimi et al
(2013).
H7. Stimulasi intelektual seorang karyawan memiliki pengaruh terhadap kinerja.
Penjelasan di atas, dapat dirangkum melalui kerangka pemikiran yang akan diteliti
sebagai berikut :
Gambar 1.1 Model Riset
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
Sumber :Moghimi et al (2013)
Dimensi KeterampilanKomunikasi
Kinerja
Sumber : Miao et al(2007)
Keterbukaan Diri
Empati
Stimulasi Intelektual
Proteksi
Positivisme
Keterampilan Sosial
Pengaruh Ideal danInspirasi
20
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Tipe yang digunakan
pada penelitian ini adalah induktif dengan penjelasan yang bersifat kualitatif.
Metode induktif adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui tentang
sebuah populasi berdasarkan suatu sampel atau contoh dengan menganalisa dan
menginterpretasikan data menjadi sebuah kesimpulan.
3.2 Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu daftar pernyataan yang akan ditanyakan kepada responden
(objek penelitian) terdiri dari baris-baris dan kolom-kolom untuk diisi dengan
jawaban-jawaban yang ditanyakan. Untuk penentuan skor atau nilai kuesioner
yang digunakan atau sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden
digunakan jenjang lima, sehingga :
a. Bila alternatif jawaban Sangat Setuju (SS) maka nilainya 5
b. Bila alternatif jawaban Setuju (S) maka nilainya 4
c. Bila alternatif jawaban Netral (N) maka nilainya 3
d. Bila alternatif jawaban Tidak Setuju (TS) maka nilainya 2
e. Bila alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) maka nilainya 1
21
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari buku serta jurnal-
jurnal yang telah terpublikasi baik di Indonesia maupun Internasional.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh karyawan frontliner (Customer service dan teller)
pada industri perbankan di Bandar Lampung.
Tabel 3.1 Bank Umum di Wilayah Bandar Lampung
NO NAMA BANK UMUM
1 BANK CIMB NIAGA
2 NOBU BANK
3 PT BANK AGRIS
4 PT BPD LAMPUNG
5 PT BRI AGRONIAGA
6 PT BANK EKA BUMI ARTA
7 PT BANK INDEX SELINDO
8 PT BANK KEB HANA INDONESIA
9 PT BANK MAYORA
10 PT BANK ARTHA GRAHA
11 PT BANK CENTRAL ASIA,TBK
12 PT BANK CIMB NIAGA SYARIAH
13 PT BANK COMMONWEALTH
14 PT BANK EKONOMI RAHARJA
22
NO NAMA BANK UMUM
15 PT BANK MANDIRI
16 PT BANK MAYAPADA
17 PT BPD JAWA BARAT DAN BANTEN (BJB)
18 PT BANK MEGA
19 PT BANK MEGA SYARIAH
20 PT BANK MUAMALAT
21 PT BANK DANAMON
22 PT BANK NEGARA INDONESIA
23 PT BANK OCBC NISP
24 PT BANK PANIN
25 PT BANK PERMATA
26 PT BANK PUNDI INDONESIA
27 PT BANK RAKYAT INDONESIA
28 PT BANK SINARMAS
29 PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN
30 PT BANK TABUNGAN NEGARA
31 PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL
32 PT RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA
33 PT UOB INDONESIA
34 PT BANK SYARIAH MANDIRI
35 PT BANK PANIN SYARIAH
36 PT BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH
37 PT BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH
38 PT BANK BUKOPIN, TBK
39 UTOMO BANK
(Sumber : www.bi.go.id)
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiono, (2002: 59), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Dari populasi yang ada, ukuran sampel minimum diperoleh dari hasil
23
rekomendasi menurut Hair et al (2010), yaitu : jumlah sampel minimal adalah 5
(lima) kali dari jumlah item pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner. Total
pertanyaan dalam penelitian ini adalah 34 pertanyaan, sehingga jumlah minimal
ukuran sampel dalam penelitian ini adalah :
Jumlah Sampel = 34 pertanyaan x 5
Jumlah Sampel = 170 orang
Berdasarkan 39 bank yang menjadi populasi, berikut merupakan bank yang
peneliti ambil sebagai sampel yaitu PT. Bank Negara Indonesia, PT Bank Negara
Indonesia Syariah, PT. BPD Jawa Barat dan Banten (BJB), PT. Bank Panin, PT.
CIMB Niaga, PT. BPD Lampung, PT. Bank Bumi Arta, PT. Bank Artha Graha,
PT. Bank Certral Asia, Tbk, PT. Bank Commonwealth, PT. Bank Tabungan
Negara, PT. Bank Tabungan Pensiunan, PT. Bank Sinarmas, PT. Bank Rakyat
Indonesia, PT. Bank Permata, PT. Bank Danamon, PT. Bank Mandiri, PT. Bank
Index Selindo, Utomo Bank, PT. Bank Bukopin, Tbk.
3.4 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan dua variabel yang terdiri dari variabel independen dan
variabel dependen.Variabel Independen yaitu Dimensi Keterampilan Komunikasi
(X). Variabel dependen yaitu Kinerja (Y).
Berikut adalah tabel definisi operasional dalam penelitian ini :
24
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator
Keterampilan
Komunikasi (X1)
Keterampilan komunikasi adalah
faktor dimana mereka dapat
terlibat dalam proses-proses
komunikasi interpersonal dalam
informasi, melalui ide-ide, dan
bertukar pesan perasaan mereka
secara verbal dan berbagi dengan
satu sama lainnya secara non
verbal (Moghimi et al (2013).
1. Keterbukaan Diri
2. Empati
3. Proteksi
4. Positivisme
5. Keterampilan Sosial
6. Pengaruh ideal dan
inspirasi
7. Stimulus Intelektual
(Moghimi et al 2013),
Kinerja (Y) Kinerja adalah kemampuan
individu dalam menyelesaikan
pekerjaannya (Miao et al, 2007).
1. Kinerja perilaku
2. Kinerja hasil
(Miao et al, 2007).
3.5 Pengujian Data
3.5.1 Uji Validitas
Validitas adalah tingkat ketepatan suatu alat ukur. Dalam penelitian ini, ketepatan
alat ukur yang digunakan adalah skala likert yang digunakan pada kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan di dalam kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2007:
49). Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai p (p-value) dengan
25
taraf signifikansi ( ), dalam hal ini menurut Lind et al (2005) jika nilai p kurang
dari taraf signifikansi maka kita menolak . Analisis butir pertanyaan untuk
kesioner tersebut adalah:
H0 : Butir pernyataan Tidak Valid
H1 : Butir pernyataan Valid
Menentukan tingkat kriteria penerimaan/penolakan hipotesis yaitu dengan melihat
nilai signifikansinya :
Jika nilai p < (0,05) : H0 tidak didukung / H1 didukung
Jika nilai p > (0,05): H0 didukung / H1 tidak didukung
Selanjutnya perhitungan dilakukan dengan komputer menggunakan bantuan
program SPSS versi 25.0. hasil uji validitas masing-masing variabel adalah sebagi
berikut:
1. Uji Validitas Variabel Keterbukaan Diri
Hasil uji validitas instrumen keterbukaan diri ditunjukkan pada Tabel 3.3 sebagai
berikut:
Tabel 3.3Hasil Uji Validitas Variabel Keterbukaan Diri
No PertanyaanNilai p
Tarafsign
Keterangan
1 Saya menceritakan tentang pribadisaya kepada nasabah
0,000 0,05 Valid
2 Saya mengekspresikan denganjelas apa yang saya harapkan darinasabah
0,000 0,05 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Bulan Desember 2017
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir item pertanyaan dengan jumlah 2
item pada variabel keterbukaan diri dapat dinyatakan valid karena nilai p lebih
26
kecil dari taraf sign dengan demikian seluruh butir pertanyaan dapat digunakan
untuk dapat mengukur data secara tepat.
2. Uji Validitas Variabel Empati
Hasil uji validitas instrument proteksi ditunjukkan pada Tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4Hasil Uji Validitas Variabel Empati
No Pertanyaannilai p
tarafsign Keterangan
1 Saya memahami emosi dari setiapnasabah
0,000 0,05 Valid
2 Saya bersimpati terhadap nasabah saatmereka menceritakan masalah mereka.
0,000 0,05 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Bulan Desember 2017
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa seluruh butir item pertanyaan dengan jumlah 2
item pada variabel empati dapat dinyatakan valid karena nilai p lebih kecil dari
taraf sign dengan demikian seluruh butir pertanyaan dapat digunakan untuk dapat
mengukur data secara tepat.
3. Uji Validitas Variabel Proteksi
Hasil uji validitas instrument proteksi ditunjukkan pada Tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5Hasil Uji Validitas Variabel Proteksi
No Pertanyaannilai p
tarafsign Keterangan
1 Saya selalu memperhatikan akan hak-hak dari nasabah
0,000 0,05 Valid
2 Saya menghargai pandangan ataupendapat dari nasabah
0,000 0,05 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Bulan Desember 2017
27
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa seluruh butir item pertanyaan dengan jumlah 2
item pada variabel proteksi dapat dinyatakan valid karena nilai p lebih kecil dari
taraf sign dengan demikian seluruh butir pertanyaan dapat digunakan untuk dapat
mengukur data secara tepat.
4. Uji Validitas Variabel Positivisme
Hasil uji validitas instrument positivisme ditunjukkan pada Tabel 3.6 sebagai
berikut:
Tabel 3.6Hasil Uji Validitas Variabel Positivisme
No Pertanyaan nilai p tarafsign
Keterangan
1. Saya selalu bersikap positif dalammenangani nasabah
0,000 0,05 Valid
2. Saya selalu berperasangka positifkepada setiap nasabah
0,000 0,05 Valid
3. Saya mendukung setiap masukandari nasabah
0,000 0,05 Valid
4. Saya menghargai setiap masukandari nasabah
0,000 0,05 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Bulan Desember 2017
Tabel 3.6 menunjukkan bahwa seluruh butir item pertanyaan dengan jumlah 4
item pada variabel positivisme dapat dinyatakan valid karena nilai p lebih kecil
dari taraf sign dengan demikian seluruh butir pertanyaan dapat digunakan untuk
dapat mengukur data secara tepat.
5. Uji Validitas Variabel Ketrampilan Sosial
Hasil uji validitas instrument ketrampilan sosial ditunjukkan pada Tabel 3.7
sebagai berikut:
28
Tabel 3.7Hasil Uji Validitas Variabel Keterampilan Sosial
No Pertanyaannilai p
tarafsign Keterangan
1 Saya mengajak nasabah untukbekerjasama dalam mencapai targetperusahaan
0,000 0,05 Valid
2 Saya memiliki keterampilanmempengaruhi prilaku nasabah
0,000 0,05 Valid
3 Saya sangat memperhatikan ketikanasabah sedang berbicara
0,000 0,05 Valid
4 Saya menerapkan keterampilanbekerja yang saya miliki
0,000 0,05 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Bulan Desember 2017
Tabel 3.7 menunjukkan bahwa seluruh butir item pertanyaan dengan jumlah 4
item pada variabel keterampilan sosial dapat dinyatakan valid karena nilai p lebih
kecil dari taraf sign dengan demikian seluruh butir pertanyaan dapat digunakan
untuk dapat mengukur data secara tepat.
6. Uji Validitas Variabel Pengaruh Ideal dan Inspirasi
Hasil uji validitas instrumen pengaruh ideal dan inspirasi ditunjukkan pada Tabel
3.8 sebagai berikut:
Tabel 3.8Hasil Uji Validitas Variabel Pengaruh Ideal dan Inspirasi
No Pertanyaannilai p
tarafsign Keterangan
1 Perilaku saya membuat nasabahmenjadi lebih berkomitmen
0,000 0,05 Valid
2 Nasabah tertarik untuk mengikutipola perilaku saya
0,000 0,05 Valid
3 Nasabah tertarik dengan prospekjangka panjang yang sayatawarkan
0,000 0,05 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Bulan Desember 2017
29
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa seluruh butir item pertanyaan dengan jumlah 3
item pada variabel pengaruh ideal dan inspirasi dapat dinyatakan valid karena
nilai p lebih kecil dari taraf sign dengan demikian seluruh butir pertanyaan dapat
digunakan untuk dapat mengukur data secara tepat.
7. Uji Validitas Stimulasi Intelektual
Hasil uji validitas instrumen stimulasi intelektual ditunjukkan pada Tabel 3.9
sebagai berikut:
Tabel 3.9Hasil Uji Validitas Stimulasi Intelektual
No Pertanyaan nilai p tarafsign
Keterangan
1. Saya mencari tahu perubahankebutuhan dari nasabah
0,000 0,05 Valid
2. Saya memiliki inisiatif dankreativitas dalam metode kerjayang saya jalankan
0,000 0,05 Valid
3. Saya menghargai kreativitasyang dilakukan nasabah.
0,000 0,05 Valid
4. Saya mendorong untukkesuksesan nasabah
0,000 0,05 Valid
5 Saya mematuhi aplikasimanajemen yang ada diperusahaan
0,000 0,05 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Bulan Desember 2017
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa seluruh butir item pertanyaan dengan jumlah 5
item pada variabel stimulasi intelektual dapat dinyatakan valid karena nilai p lebih
kecil dari taraf sign dengan demikian seluruh butir pertanyaan dapat digunakan
untuk dapat mengukur data secara tepat.
8. Uji Validitas Kinerja Karyawan
Hasil uji validitas instrumen kinerja karyawan ditunjukkan pada Tabel 3.10
sebagai berikut:
30
Tabel 3.10Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan
No Pertanyaan nilai p tarafsign
Keterangan
1.Saya seefektif mungkin dapat menjagahubungan baik dengan nasabah
0,000 0,05 Valid
2.Saya seefektif mungkin memberikaninformasi yang akurat kepada nasabah
0,000 0,05 Valid
3. Saya seefektif mungkin memberikaninformasi yang akurat kepada rekankerja
0,000 0,05 Valid
4. Saya seefektif mungkin memberikandokumen yang akurat yang dibutuhkanoleh nasabah
0,000 0,05 Valid
5 Saya seefektif mungkin memberikandokumen yang lengkap yangdibutuhkan oleh nasabah
0,000 0,05 Valid
6. Saya seefektif mungkin meningkatkanpengetahuan tentang pekerjaan yangsaya jalani
0,000 0,05 Valid
7. Saya seefektif mungkin meningkatkanpengetahuan tentang pesaing
0,000 0,05 Valid
8. Saya seefektif mungkin meningkatkanpengetahuan tentang kebutuhan darinasabah
0,000 0,05 Valid
9. Saya seefektif mungkin dapatmemberikan kontribusi untukpengembangan perusahaan
0,000 0,05 Valid
10. Saya seefektif mungkin dapatmemberikan pelayanan terbaik
0,000 0,05 Valid
11. Saya seefektif mungkin dapatmemberikan nilai tambah padapekerjaan
0,000 0,05 Valid
12. Saya seefektif mungkin dapat melebihitarget perusahaan
0,000 0,05 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Bulan Desember 2017
Tabel 3.10 menunjukkan bahwa seluruh butir item pertanyaan dengan jumlah 12
item pada variabel kinerja karyawan dapat dinyatakan valid karena nilai p lebih
kecil dari taraf sign dengan demikian seluruh butir pertanyaan dapat digunakan
untuk dapat mengukur data secara tepat.
31
3.5.2 Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2007:45), reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner dapat
dikatakan handal (reliabel) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan di dalam
kuesioner itu konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan
handal (reliabel) apabila nilai Alpha Cronbach setiap jawaban > 0.60.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Repeated measure atau pengukuran berulang dengan cara membagikan
kuesioner kepada karyawan yang sama dengan pertanyaan yang sama dalam
waktu yang berbeda, dan dilihat tingkat konsistensi jawaban karyawan yang
diberikan.
2. One shot atau pengukuran sekali saja dengan cara membagikan kuesioner
kepada karyawan pada industri perbankan di Bandar Lampung, kemudian
hasilnya dibandingkan dengan jawaban pertanyaan lain, dan diukur korelasi
antar jawaban pertanyaan setiap karyawan.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan Program SPSS dengan
teknik one shot atau pengukuran sekali saja. Uji Realibilitas dilakukan pada butir
pernyataan yang telah valid, hasil uji validitas menyatakan bahwa seluruh butir
telah valid dan dilanjutkan untuk uji realibilitas. Suatu butir pertanyaan dapat
dikatakan realiabel manakala nilai koefisien a lebih besar atau sama dengan 0,6.
Selanjutnya perhitungan dilakukan dengan komputer menggunakan bantuan
program SPSS versi 25.0.
32
Hasil uji reliabilitas dengan bantuan program SPSS untuk masing-masing atribut
pada Tabel 3.11 sebagai berikut :
Tabel 3.11Hasil Uji Reliabilitas
Sumber : Hasil Pengolahan Data Bulan Desember 2017
Tabel 3.11 hasil uji reliabilitas dapat diketahui bahwa nilai koefisien Cronbach
Alpha (a) = 0.736 ≥ 0,600 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa butir-butir
tersebut realibel atau dapat diandalkan menjadi alat ukur pengujian yang
konsisten.
3.5.3 Analisis Data Skala Likert
Data dapat diklasifikasikan beberapa tingkat pengukuran. Tingkat pengukuran
data menyatakan perhitungan yang dapat dilakukan untuk merangkum dan
mempresentasikan data. Tingkat pengukuran juga menentukan uji stratistik yang
harus dilakukan. Ada empat tingkat pengukuran yaitu sebagai berikut :
1. Data Nominal yaitu level terlemah pengukuran yang mewakili kategori tanpa
representasi numerik.
2. Data Ordinal yaitu merupakan skala pengukuran yang sudah menyatakan
peringkat antar tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan tidak harus sama.
3. Data Interval yaitu skala pengukuran yang bisa digunakan untuk menyatakan
peringkat antar tingkatan. Jarak atau intervalnya harus jelas dan tidak
memiliki nilai nol yang mutlak.
Cronbach alpha Nilai Batas Keterangan
0.736 0.60 Reliabel
33
4. Data Rasio yaitu skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran
yang dapat dibedakan, diurutkan, memiliki jarak tertentu dan bisa
dibandingkan.
Data analisis menggunakan nominal, interval dan rasio data yang umumnya
mudah dan transparan sedangkan analisis data ordinal terutama yang berkaitan
dengan likert atau alat pengukuran lainnya tidak mudah dan tidak transparan.
Alasan yang mendasari untuk menganalisis data ordinal sebagai data interval
adalah uji statistik parametrik berdasarkan teorema limit sentral lebih kuat
daripada alternatif non parametrik. Kesimpulan dan interpretasi dari tes
parametrik mungkin dianggap lebih mudah untuk menafsirkan dan memberikan
informasi lebih dari alternatif non parametrik. Namun menggunakan data ordinal
sebagai interval data tanpa memeriksa nilai-nilai data set dan tujuan dari analisis
baik dapat menyesatkan dan menggambarkan temuan survei. Untuk menguji
analisis yang tepat data ordinal sebagai data interval lebih tepat menggunakan
skala likert dan dalam mengubah data ordinal sebagai data interval maka
penghitungannya menggunakan total skor dan indeks.
3.6 Pengujian Hipotesis
Uji Parsial ( t )
Uji-t digunakan untuk menguji koefisien regresi yang digunakan untuk
menentukan apakah variabel independen (X) memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen (Y).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian ini adalah :
34
1. Perumusan hipotesis
2. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 5%
3. Menentukan tingkat kriteria penerimaan/penolakan hipotesis yaitu dengan
melihat nilai signifikansinya :
Jika sig < 0,05 : H0 tidak didukung / Ha didukung
Jika sig > 0,05 : H0 didukung / Ha tidak didukung
4. Pengambilan keputusan
Apabila probabilitas tingkat t hitung lebih kecil daripada tingkat signifikansi (5%)
maka variabel bebas (X1, X2, X3,X4, X5, X6, X7) secara parsial mempunyai
pengaruh positif terhadap variabel independen.
Perhitungan pengujian hipotesis dilakukan dengan bantuan Program SPSS.
61
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Hasil analisis penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat ditarik
beberapa kesimpulan yang dapat menjawab rumusan masalah penelitian, bahwa
penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan yaitu sebagai berikut :
1. Keterbukaan diri memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Keterbukaan diri yang sudah diterapkan dinilai mampu meningkatkan
kinerja karyawan namun variabel ini memiliki nilai pengaruh paling rendah.
2. Empati memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Semakin
tinggi empati karyawan terhadap nasabah maka akan menimbulkan loyalitas
pada nasabah dan berdampak baik pada kinerja karyawan.
3. Proteksi memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Semakin
nasabah merasa aman akan proteksi yang diterapkan oleh karyawan maka
akan menciptakan loyalitas nasabah dan kinerja karyawan juga akan
semakin meningkat. Berdasarkan hasil uji variabel proteksi memiliki nilai
pengaruh paling dominan.
62
4. Positivisme memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Semakin tinggi sikap positivisme karyawan terhadap nasabah maka kinerja
karyawan juga akan semakin meningkat.
5. Ketrampilan sosialmemiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Semakintinggi ketrampilan sosial karyawan maka akan semakin meningkat
pula kinerja karyawannya
6. Pengaruh ideal dan inspirasisosial memiliki pengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan.Pengaruh ideal meliputi pengaruh keyakinan, cita-cita, dan
pengaruh luar biasa lainnya seperti karisma yang muncul saat terjadinya
komunikasi. Inspirasi dapat ditanamkan sebagai akibat dari meningkatnya
energi semua anggota organisasi.
7. Stimulasi intelektual memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan. Semakin tinggi stimulasi intelektual karyawan maka akan
semakin meningkat pula kinerja karyawannya
5.2 Saran
Penjelasan pada uraian analisis, pembahasan dan kesimpulan yang telah dibahas
sebelumnya melatarbelakangi peneliti dalam menyampaikan beberapa saran dan
pendapat ataupun masukan yang sekiranya bermanfaat sesuai dengan keperluan
dan kebutuhannya bagi pihak perusahaan.
1. Menurut hasil uji parsial t yang menunjukkan bahwa variabel keterbukaan
diri memiliki nilai pengaruh paling rendah, maka dengan ini peneliti
menyarankan agar perusahaan perbankan mencari cara berkomunikasi yang
63
tepat untuk mengekspresikan dengan jelas apa yang perusahaan inginkan
melalui komunikasi yang terbuka dari karyawan frontliner terhadap nasabah.
2. Hasil deskripsi jawaban responden menunjukan nilai kinerja yang
dihasilkan dari dimensi komunikasi yang diterapkan oleh karyawan sudah
bagus namun perlu ditingkatkan dengan lebih menjaga hubungan baik
dengan nasabah dengan memberikan pelayanan yang terbaik, dan
meningkatkan pengetahuan pekerjaan misalnya dengan memberikan
pelatihan-pelatihan komunikasi marketing bagi karyawan.
3. Nilai R square yang menunjukan bahwa kinerja karyawan dapat dijelaskan
oleh variabel keterampilan komunikasi tetapi juga dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini yang dapat mendukung
kinerja karyawan. Sehingga tugas perusahaan selanjutnya mencari faktor-
faktor yang mungkin lebih mempengaruhi dan meningkatkan kinerja seperti
pemberian kompenasasi, gaya kepemimpinan, dan kedisiplinan kerja
karyawan agar nilai kinerja bisa terus meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Anggra, Yusyina. 2013. Pengaruh Dimensi-dimensi Komunikasi KepengawasanTerhadap Kinerja Karyawan pada Aquarius Boutique Hotel Palangka Raya(Tesis). Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
A. Lind, Douglas, Wiliam G. Marchal, dan Samuel A. Wathen. 200. StatisticalTechniques in Bussiness and Economics. New York: Mc Graw Hill.
Bagheri, Sadegh., et al., 2014, “The Relationship Between Empowerment andCommunication Skills with Job Performance of Tabriz Airport Employees”,Indian Journal of Fundamental and Applied Life Sciences, Vol. 5, pp 108-118.
Bambacas, M. & Patrickson M., (2009), Assessment of Communication skills inmanager selection: some evidence from Australia, Journal of ManagementDepelopment, Vol. 28 Iss: 2 pp. 109-120.
Chen, G;Kirkman, B L; Kanfer,R;Allen,D dan Rosen,B. 2007. A Multilev Stufy OfLeadership Empowermenet and Performance in Teams. Journal of AppliedPsychology. 92:331-346.
Cravens, David W; Ingram,Thomas N; LaForge, Raymond W; Young,Clifford E.2012. Behaviour-Based and Outcome-Based Salesforce Control Systems. TheJournal of Marketing. 57: 47-59
Dredge, B and Croswhite. 1986. Communication Without Speech-A Guide to Parentand Proffesionals. Australia: Victoria, Commonwealth School Commission.
Edwardin, L.T.A.S. (2006). Analisis Pengaruh Kompetensi Komunikasi, KecerdasanEmosional, dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan. Unpublishedundergraduate thesis, Universitas Diponegoro, Semarang.
Eisenberg, N., Fabes, R. A., Guthrie, I. K., & Raiser, M. 2000. DispositionalEmotionality and Regulation: Their Role in Predicting Quality of SocialFunctioning. Journal of Personality and Social Psychology, 78 (1), 136-157.
Festus Femi, 2014, “The Impact of Communication on Workers, Performance inSelected Organisation in Lagos State”, Nigeria, Journal of Humanities andSosial Science, Vol 19 No. 8, pp 75-82.
Ghozali, I. 2007. Model Persamaan Struktural: Konsep dan Aplikasi dengan ProgramAMOS 16.0. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi).Bumi Aksara, Jakarta.
Hair, J., et al., 2010, Multivariate Dana Analysis 6th, Pearson Education, Inc, NewJersey.
LaFreniere, P.J., (2000). Emotional Development. America, Wadsworth: a Division ofThomson Learning.
Lavoi, Debra E., (2007), Adescriptive study of the attributes and skills needed byCalifornia Superintendents in 2020, University of Le Verne. United States –Calivornia.
Mathis & Jackson. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. EdisiPertama.Yogyakarta: Salemba Empat.
Miao, C.F., et al. 2007, “The Impact of Salesperson Motivation on Role Perceptionsand Job Performance – A Cognitif and Affective Perspective”, Journal ofPersonal Selling and Sales Management, Vol XXVII No. 1, pp 89-101.
Moghimi, S. Fattaneh., et al., 2013, “The Relationship between CommunicationSkillsand Job Performance of the Employees, Fire Management of Rasht Cit”,International Journal of Business and Behavioral Sciences, Vol. 3 No. 2, pp 60-76.
Onong U Effendy. 2005. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik, cetakan ke 19.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta, Bandung.
Suharsono dan Lukas Dwiantara. 2013. Komunikasi Bisnis, peran KomunikasiInterpersonal dalam Aktivitas Bisnis. Yogyakarta: CAPS (Center of AcademicPublishing Service).
Zarei Matin, Hasan., et al., 2010. “Relationship Between InterpersonalCommunication Skills and Organizational Commitment (Case Study : JahadKeshavarzi and University of Qom, Imran)”. European Journal of SocialSciences, Vol 13 no. 3, pp 387-398.
Zarei Matin, H. and Yousefzadeh, S., (1389), Explain the Managers ‘CommunicationSkills Indicators and its Role in Employees’ Job Satisfaction. Journal ofEducational Psychology, First Year, No. 2, pp. 29-48.