Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

download Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

of 68

Transcript of Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    1/68

    PENGAMATAN OPERASI HEAT EXCHANGER

    04 dan 05 DI KILANG PUSDIKLAT MIGAS CEPU

    KERTAS KERJA WAJIB

    Oleh :

    Nama Mahasiswa : Luluk Sidomukti

    NIM : 3113100 /U

    Program Studi : Teknik Pengolahan Minyak danGas

    Konsentrasi : Refinery

    Diploma : I ( Satu )

    KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

    SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL AkamigasSTEM Akamigas

    Cepu, Juli 2014

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    2/68

    PEMBIMBING PRAKTIK KERJA LAPANGAN

    Mengetahui: Menyetujui :

    Ka. Sub Bidang Kilang dan Utilitas Pembimbing Praktik Kerja Lapangan

    Prasudjyana Gamarlap Seputra, S.T., M.T. Jatmiko, Amd

    NIP. 196803031987031001 NIP.19690818 199103 1002

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    3/68

    Judul : Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 dan 05 Di

    Kilang Pusdiklat Migas Cepu

    Nama Mahasiswa : Luluk Sidomukti

    NIM : 3113100 / U

    Program Studi : Teknik Pengolahan Minyak dan Gas

    Konsentrasi : Refinery

    Diploma : I (Satu)

    Menyetujui,Pembimbing Kertas Kerja Wajib

    Ir. Sri Lestari, M.T.

    NIP :19580202 199303 2001

    Mengetahui,Ketua Program Studi

    Ir. Risayekti Hermadi, M.T. NIP. 195003051983032002

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    4/68

    i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Kertas Kerja Wajib yang berjudul“Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 dan 05 di Kilang Pusdiklat MigasCepu”

    Penulisan Kertas Kerja Wajib ini merupakan salah satu syarat kelulusan dalammengikuti program pendidikan berkelanjutan di STEM Akamigas tahun akademik2013 – 2014.

    Sebagai bahan penyusunan Kertas Kerja Wajib ini, penulis telah melaksanakan praktek kerja lapangan di kilang Pusdiklat Migas Cepu mulai dari tanggal 5 Meisampai tanggal 23 Mei 2014.

    Kertas Kerja Wajib ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan, serta bimbingan dari berbagai pihak.Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkanterima kasih kepada:

    1. Bapak Ir. Toegas S. Sugiarto selaku direktur STEM Akamigas2. Ibu Ir. Hj. Risayekti Hermadi, M.T. selaku ketua program studi Teknik

    Pengolahan Minyak dan Gas STEM Akamigas3. Ibu Ir. Sri Lestari, M.T. selaku pembimbing penyusun Kertas Kerja Wajib4. Bapak Prasudjyana Gamarlap Seputra, S.T., M.T. selaku kepala sub bidang

    Kilang dan Utilitas5. Bapak Jatmiko, Amd selaku pembimbing lapangan6. Bapak dan Ibu Dosen STEM Akamigas7. Keluarga tercinta yang senantiasa member motivasi dan semangat kepada

    penulis serta teman-teman di jurusan Refinery I – Umum STEM Akamigasdan semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan serta

    bimbingan selama pembelajaran, praktek kerja lapangan, hingga penyusunanKertas Kerja Wajib ini sampai selesai.Semoga Kertas Kerja Wajib ini dapat bermanfaat.

    Cepu, Juli 2014

    Penulis

    Luluk Sidomukti NIM : 3113100

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    5/68

    ii

    INTISARI

    Unit Distilasi Kilang Pusdiklat Migas Cepu merupakan unit distilasi atmosferikyang mengolah minyak mentah dari Kawengan, Ledok, Nglobo dan sekitarnyamenjadi produk – produk jadi seperti : Pertasol (CA, CB, CC), Solar, dan Residu .Didalam proses distilasi atmosferik, umpan atau crude oil yang akan masuk dalamkolom distilasi harus memenuhi beberapa persyaratan yang salah satunya adalahcrude oil harus mendapatkan pemanasan untuk mencapai temperatur tertentu,sehingga dapat meringankan beban furnace dalam memanaskan crude oil agar fraksiringan dalam crude oil lebih cepat menguap.

    Didalam proses pemanasan awal ini digunakan beberapa peralatan heat

    exchanger yang diantaranya yaitu HE 04 dan HE 05 yang digunakan untukmemanaskan minyak mentah ( crude oil ) dengan media pemanas residu yang keluardari bottom C-5 ( residu stripper ).

    Berdasarkan standard TEMA, HE 04 dan HE 05 merupakan tipe BES dengan jenis shell and tube yang memiliki tipe shell one pass dan tube one pass. Untuk HE04 memiliki panjang shell 3.017 mm (9,898 ft) dengan jumlah tube 336 buah.Sedangkan untuk HE 05 panjang shell adalah 3397 mm (11,145 ft) dengan jumlahtube 400 buah.

    Pada HE 04 dan HE 05, flow rate crude oil berkisar 334.103 liter/day dan flowrate residunya yaitu ± 94,2144 liter/day. Temperatur inlet tube (crude oil) pada HE04 sekitar 72,4°C dan temperatur outletnya 97°C dengan temperatur bagian shellinlet (residu) berkisar 142,8°C dan temperature shell outletnya ± 109,2°C.Temperatur inlet tube (crude oil) HE 05 sekitar 97°C dan outletnya± 128,2°C.Sedangkan bagian shell side pada HE 05 memiliki temperatur inlet ± 225,6°C dantemperatur outletnya sekitar 143°C.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    6/68

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    7/68

    iv

    4.3.2 Prosedur Shut Down ............... .................. ................ .................. .................. ......... 31 4.4 Pengamatan Heat Exchanger 04 dan 05 ........................................................................ 33

    4.4.1

    Spesifikasi HE 04 dan 05 ..................................................................................... 33

    4.4.2 Kondisi Desain dan Kondisi Operasi HE 04 dan 05 ............................................ 34 4.5 Gangguan pada Heat Exchanger 04 dan 05 dan cara mengatasi ............... ................... .. 37

    4.5.1 Permasalahan Operasi Heat Exchanger 04 dan 05 .............................................. 37 4.5.2 Permasalahan Peralatan Heat Exchanger 04 dan 05 ............... .................. ........... 38

    4.6 Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan ............................................................ 39 4.6.1 Keselamatan Kerja ............................................................................................... 39 4.6.2 Lindungan Lingkungan ........................................................................................ 41

    V. PENUTUP ........................................................................................................................ 43 5.1 Simpulan ........................................................................................................................ 43 5.2 Saran ................................................................................................................................ 43 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 45

    LAMPIRAN

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    8/68

    v

    DAFTAR TABEL

    HalamanTabel 4.1 Data spesifikasi HE 04 dan HE 05 .......................................................... 33Tabel 4.2 Kondisi desain HE 04 dan HE 05 ........................................................... 34Tabel 4.3 Kondisi operasi HE 04 ............................................................................ 35Tabel 4.4 Kondisi operasi HE 05 ............................................................................ 36

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    9/68

    vi

    DAFTAR GAMBAR

    HalamanGambar 3.4 Bagian-bagian Shell and Tube Heat Exchanger ................................. 19

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    10/68

    vii

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Lampiran 1 Struktur Organisasi Pusdiklat Migas Cepu2. Lampiran 2 Struktur Organisasi Sub Bidang Kilang dan Utilitas3. Lampiran 3 Jenis-jenis Heat Exchanger Menurut Konstruksinya4. Lampiran 4 Jenis-jenis Heat Exchanger Menurut Fungsinya5. Lampiran 5 Jenis-jenis Heat Exchanger Menurut Arah Alirannya6. Lampiran 6 Heat Exchanger Berdasarkan TEMA7. Lampiran 7 Bagian – Bagian Shell and Tube Heat Exchanger 8. Lampiran 8 Susunan Tube didalam Heat Exchanger 9. Lampiran 9 Macam – Macam Baffle

    10. Lampiran 10 Aliran Proses di Kilang Pusdiklat Migas Cepu11. Lampiran 11 Aliran Proses Heat Exchanger 04 dan 0512. Lampiran 12 Fasilitas Penunjang Heat Exchanger 04 dan 0513. Lampiran 13 Tata Letak Fasilitas Penunjang Heat Exchanger 04 dan 05

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    11/68

    1

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam proses pengolahan minyak dan gas bumi, Heat Exchanger (HE)

    merupakan salah satu alat pengolahan migas yang mempunyai peranan penting. HE

    digunakan untuk pemanasan awal (pre heater) minyak mentah sebelum dipanaskan

    lebih lanjut didapur ( furnace ) dan dapat juga digunakan untuk mendinginkan produk

    sebelum ditampung di tangki.

    HE sebagai pre heater di kilang Pusdiklat Migas Cepu terdapat 5(lima) buah

    yaitu: HE 01, HE 02, HE 03, HE 04 dan HE 05. Heat Exchanger 04 dan 05 yang

    dipasang secara vertikal dan seri digunakan sebagai pemanas awal minyak mentah

    dengan pemanasnya adalah produk yang keluar dari bottom C-5 ( residu stripper )

    yaitu residu, kemudian minyak mentah dipanaskan lebih lanjut di dalam dapur

    ( furnace ). Dengan demikian Heat Exchanger dapat mengurangi beban furnace dan

    menghemat pemakaian bahan bakar.

    Karena pentingnya peranan Heat Exchanger pada proses pengolahan di kilang

    Pusdiklat Migas Cepu, maka dalam penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW)ini, penulis

    mengambil judul “Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 dan 05 di Kilang

    Pusdiklat Migas Cepu”.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    12/68

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    13/68

    3

    BAB II : Orientasi umum yang meliputi sejarah singkat kilang Pusdiklat Migas

    Cepu, struktur organisasi, tugas dan fungsi, serta sarana dan fasilitas

    penunjangnya.

    BAB III :Tinjauan pustaka yang meliputi teori dasar mengenai Heat Exchanger .

    BAB IV : Pembahasan yang meliputi analisa aliran proses, fasilitas penunjang,

    prosedur pengoperasian, pengamatan kondisi operasi, gangguan –

    gangguan serta keselamatan kerja dan lindungan lingkungan dari Heat

    Exchanger 04 dan 05 di kilang Pusdiklat Migas Cepu.

    BAB V : Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    14/68

    4

    II. ORIENTASI UMUM

    2.1 Sejarah Singkat Kilang Pusdiklat Migas Cepu

    Pusdiklat Migas terletak diperbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, didekat

    aliran Bengawan Solo, masuk wilayah kecamatan Cepu kabupaten Blora propinsi

    Jawa Tengah dengan luas ± 120 Ha.

    Pusdiklat Migas berfungsi sebagai tempat pendidikan dan pelatihan di bidang

    minyak dan gas bumi yang salah satu fasilitasnya adalah kilang pengolahan minyak

    yang dibangun pada zaman penjajahan Belanda.

    Penemuan sumber minyak pertama kali di daerah Cepu sekitar tahun 1893 oleh

    Adrian Stoop seorang ahli Geologi dari Belanda. Kemudian pada tahun 1894 DPM

    ( Dordtsche Petroleum Maatschappij ) membangun kilang Cepu dan

    mengoperasikannya.

    Dalam perkembangan sejarah kilang Cepu sebelum menjadi Pusdiklat Migas,

    kilang tersebut dikelola oleh beberapa instansi atau perusahaan antara lain yaitu :

    1) DPM ( Dordtsche Petroleum Maatschappij ) tahun 1894

    2) BPM ( Bataafsche petroleum Maatschappij ) tahun 1911 – 1942

    3) Jepang tahun 1942 – 1945

    4) Perusahaan Tambang Minyak Nasional (PTMN) tahun 1948

    5) Administrasi Sumber Minyak (ASM) tahun 1950

    6) PTMRI tahun 1957

    7) Tambang minyak Nglobo CA tahun 1957

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    15/68

    5

    8) PN Permigan tahun 1961

    9)

    Pusdik Migas tahun 1966 merupakan bagian dari LEMIGAS (Lembaga

    Perminyakan dan Gas Bumi) Jakarta

    10) PPTMGB “LEMIGAS” (Pusat Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi

    “LEMIGAS”) tahun 1978 – 1984

    11) PPT MIGAS (Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi) tahun

    1984 – 2001

    12) Pusdiklat Migas mulai bulan Maret 2001 sampai sekarang.

    Pada tanggal 17 Pebruari 1967 didirikan Akamigas (Akademi Minyak dan Gas

    Bumi) di Cepu dengan tugas menyelenggarakan pendidikan dengan pola berjenjang

    yang dikelola oleh Pusdik Migas.

    Pada bulan Maret 2001 Akamigas mulai dikelola oleh Pusdiklat Migas yang

    merupakan kelanjutan dari Pusdik Migas. Mulai bulan Januari 2007 PTK Akamigas

    STEM berdiri sendiri terpisah dengan Pusdiklat Migas.

    2.2 Tugas dan Fungsi

    Tugas pokok Pusdiklat Migas Cepu adalah sebagai pelaksana tugas dibidang

    pengembangan tenaga perminyakan gas bumi dan panas bumi. Didalam

    melaksanakan tugasnya, Pusdiklat Migas Cepu bertanggung jawab langsung kepada

    Badan Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi. Adapun fungsi dari

    Pusdiklat Migas Cepu antara lain:

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    16/68

    6

    1) Mengolah minyak mentah dari hasil sumur-sumur Kawengan, Ledok,

    Nglobo dan sekitarnya.

    2) Sebagai pelaksana teknis dan pusat pengembangan di bidang pendidikan,

    pelatihan, penelitian, sertifikasi, dokumentasi dan informasi minyak dan gas

    bumi.

    3) Membantu ketersediaan kebutuhan BBM untuk wilayah Blora dan

    sekitarnya.

    Sedangkan Visi dan Misi Pusdiklat Migas Cepu adalah :

    1) Visi

    Mampu menjadi lembaga diklat yang selalu lebih maju dari yang terdepan

    dalam pembangunan tenaga kerja migas yang jujur dan bermoral, untuk

    mendukung tercapainya migas bagi kemakmuran rakyat Indonesia.

    2) Misi :

    Menghasilkan peserta didik yang profesional

    Menciptakan sistem sertifikasi bertaraf nasional dan internasional.

    Menjamin kepuasan pelanggan dalam pelayanan jasa pendidikan,

    pelatihan dan teknologi.

    2.3 Struktur Organisasi

    Pusdiklat Migas dipimpin oleh Kepala Pusdiklat Migas yang membawahi tiga

    bidang dan satu bagian tata usaha dan kelompok jabatan fungsional. Ketiga

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    17/68

    7

    bidang tersebut membawahi masing – masing sub bidangnya. Untuk lebih jelasnya

    dapat dilihat lampiran 1 Struktur Organisasi Pusdiklat Migas Cepu dan lampiran 2

    Struktur Organisasi Sub Bidang Kilang dan Utilitas.

    2.4 Sarana dan Fasilitas

    Kilang Pusdiklat Migas Cepu terdiri dari beberapa proses utama yang

    ditunjang oleh unit-unit lainnya, adapun sarana dan prasarana penunjangnya yaitu:

    Unit Distilasi.

    Unit Perencanaan dan Evaluasi Kilang.

    Unit Utilities .

    Unit Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan

    2.4.1 Unit Distilasi

    Unit Distilasi Pusdiklat Migas merupakan salah satu jenis unit Distilasi

    Atmosferik yaitu unit yang mengolah minyak mentah ( crude oil ) yang berasal

    dari lapangan minyak Kawengan, Ledok dan Nglobo menjadi produk jadi yang

    sesuai dengan persyaratan dan rancangan unit tersebut. Kapasitas maksimum yang

    diolah di kilang Pusdiklat Migas ini adalah 600 kl/hari, tetapi karena

    keterbatasan dari crude oil maka kapasitas per harinya yaitu 300kl/hari-350kl/hari.

    Adapun produk-produk yang dihasilkan dari unit ini adalah : LAWS 2 (Pertasol

    CA), LAWS 3 (Pertasol CB), LAWS 4 (Pertasol CC), Solar dan Residu.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    18/68

    8

    Minyak mentah ( crude oil ) yang diolah di kilang Pusdiklat Migas Cepu terdiri

    dari dua macam jenis yaitu :

    1) HPPO ( High Pour Point Oil ), bersifat parafinis berasal dari sumur Kawengan.

    2) LPPO ( Light Pour Point Oil ), bersifat aspaltis berasal dari sumur Ledok,

    Nglobo dan Semanggi.

    2.4.2 Unit Perencanaan Evaluasi Kilang

    Unit Perencanaan dan Evaluasi Kilang dibagi menjadi 2 (dua) sub unit kerja

    yaitu :

    1) Unit Laboratorium

    Laboratorium ini berfungsi untuk mengontrol kualitas bahan baku dan

    produk-produk yang dihasilkan unit distilasi agar tetap memenuhi spesifikasi

    yang telah ditentukan.Tugas laboratorium ini di bagi menjadi 2(dua) yaitu:

    Laboratorium Analisa Minyak.

    Menganalisa bahan baku produk ( crude oil ) dan hasil-hasil produk yang

    di hasilkan unit distilasi dan wax plant .

    Laboratorium Analisa Air.

    Analisa ini bertujuan untuk memeriksa kualitas air untuk bahan baku ketel

    uap ( boiler ), air pendingin kilang dan air minum.

    2) Unit Perencanaan Operasi Kilang.

    Unit Perencanaa Operasi Kilang bertugas mengatur dan merencanakan

    kondisi operasi dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan proses di kilang.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    19/68

    9

    2.4.3 Unit Utilities

    Adalah sarana pendukung proses pengolahan minyak yang menyediakan

    tenaga listrik, steam, udara bertekanan, air pendingin, dan pendistribusian air

    minum. Bagian-bagian utilities meliputi:

    1) Power Plant , yaitu berfungsi menyediakan dan menyuplai tenaga listrik untuk

    kilang dan utilities .

    2) Pengolahan air, yaitu unit pengolah air yang berasal dari Bengawan Solo

    melalui beberapa tahapan sehingga air tersebut dapat digunakan untuk

    keperluan umpan boiler, air pendingin di kilang, air pemadam dan air

    minum.

    3) Penyediaan uap air dan udara bertekanan yaitu berfungsi menyediakan

    kebutuhan steam sebagai penggerak pompa torak, steam stripping kolom,

    atomizing fuel oil furnace , pemanasan minyak berat di tangki dan udara

    bertekanan untuk penggerak instrument dan blowing.

    2.4.4 Unit Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan

    Unit ini bertugas untuk menunjang keselamatan kerja di lingkungan Pusdiklat

    Migas Cepu dengan melakukan perlindungan terhadap sarana-sarana kerja atau

    unsur produksi antara lain manusia, material, dan mesin serta bertindak

    langsung bila terjadi kebakaran diluar di bawah komando pimpinan Pusdiklat

    Migas serta menjaga kelestarian lingkungan sekitar dari bahaya pencemaran.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    20/68

    10

    III. TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 Pengertian Alat Penukar Panas ( Heat Exchanger )

    Heat Exchanger (HE) adalah alat penukar panas yang bekerja dengan

    memanfaatkan panas dari suatu fluida untuk dipindahkan ke fluida lain tanpa terjadi

    pencampuran antara kedua fluida tersebut. Proses perpindahan panas biasa terjadi

    dari fluida cair ke fluida cair atau dari fluida uap ke fluida cair.

    Mekanisme perpindahan panas dapat berlangsung dengan 3 cara antara lain :

    3.1.1 Perpindahan Panas Secara Konduksi

    Merupakan perpindahan panas melalui media penghantar dimana panas

    dipindahkan secara perambatan oleh media tersebut. Contoh perpindahan panas ini

    yaitu pada alat HE yang didalamnya terdapat fluida yang mempunyai suhu lebih

    tinggi yang akan mengalami penurunan suhu, sedangkan fluida yang suhunya lebih

    rendah akan mengalami kenaikan suhu.

    3.1.2 Perpindahan Panas Secara Konveksi

    Merupakan proses perpindahan panas melalui media penghantar molekul-

    molekul yang bergerak. Contoh proses perpindahan panas ini yaitu pemanfaatan flue

    gas dari hasil pembakaran di furnace dan boiler.

    3.1.3 Perpindahan Panas Secara Radiasi

    Merupakan perpindahan panas tanpa melalui media penghantar. Contohnya

    yaitu panas yang memancar dari sumber panas api kesekelilingnya. Peristiwa ini

    dimanfaatkan pada furnace didaerah radiasi.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    21/68

    11

    3.2 Klasifikasi Heat Exchanger

    Alat penukar panas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    1) Menurut bentuk Kontruksinya

    2) Menurut Fungsinya

    3) Menurut Arah aliran

    3.2.1 Klasifikasi Alat Penukar Panas Menurut Bentuk Konstruksi

    Berdasarkan kontruksinya, alat penukar panas antara lain: Shell and tube Heat

    Exchanger, Fin fan, Plate, Ketlle, Double Pipe dan Tipe Box (Box Cooler)

    3.2.1.1 Shell and Tube Heat Exchanger

    Tipe ini melibatkan tube sebagai komponen utamanya. Pipa-pipa tube didesain

    berada di dalam sebuah ruang berbentuk silinder yang disebut dengan shell yang

    ditata sedemikian rupa sehingga pipa-pipa tube tersebut berada sejajar dengan sumbu

    shell . Salah satu fluida mengalir di dalam tube , sedangkan fluida lainnya mengalir di

    shell . Perpindahan panas terjadi secara konduksi dan konveksi melalui dinding tube.

    Keuntungan jenis ini adalah dapat digunakan dalam banyak aplikasi, mudah dalam

    perawatan dan memiliki perbedaan temperatur yang tinggi.

    3.2.1.2 Fin Fan

    Tipe fin fan terdiri dari sebuah fan atau lebih yang dipasang dalam suatu Heat

    transfer section yang berada dalam suatu frame . Heat transfer section tersebut terdiri

    dari finned tube . Fluida dialirkan didalam tube dan didinginkan menggunakan fan

    yang biasanya berada dibawah finned tube . Keuntungan dari fin fan adalah memilliki

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    22/68

    12

    struktur konstruksi yang kuat dan sederhana dan mudah pengoperasianya. Namun

    dari sisi kekurangan, fin fan sulit dalam pemeliharaanya.

    3.2.1.3 Plate

    Heat exchanger tipe ini menggunakan plat tipis sebagai komponen utamanya

    sehingga memungkinkan lebih banyak kontak yang terjadi untuk mendapatkan heat

    transfer rate yang lebih besar. Plat yang digunakan dapat berbentuk polos ataupun

    bergelombang sesuai dengan desain yang dikembangkan.

    3.2.1.4 Kettle, Tube Berbentuk U

    Pada tipe ini tube bundle dapat dilepas sebagai tipe “U”. Bagian shell lebih

    besar dimaksudkan untuk memudahkan penguapan fluida yang dipanaskan dan

    umumnya fluida pemanas yang dipergunakan adalah uap atau fluida panas lain.

    3.2.1.5 Double Pipe

    Konstruksinya terdiri dari pipa yang ditempatkan didalam pipa lain yang

    berdiameter lebih besar. Jenis ini banyak dipakai untuk pemanasan atau pendinginan

    dimana area perpindahan panas yang dibutuhkan relatif kecil. Kelebihan jenis ini

    adalah mudah dalam pemasangan dan perawatan, namun relatif mahal untuk area

    perpindahan panas yang kecil.

    3.2.1.6 Box Cooler

    Heat Exchanger jenis biasanya digunakan sebagai cooler. Konstruksinya

    terdiri dari pipa berbentuk coil yang dibenamkan didalam box berisi air dingin yang

    mengalir ataupun disemprotkan untuk mendinginkan fluida panas didalam pipa.

    Perpindahan panas yang dihasilkan relatif kecil.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    23/68

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    24/68

    14

    Pipe Coil

    Spiral coil

    Pipe coil

    Box cooler

    Air Cooler

    media pendingin yang digunakan adalah udara.

    3.2.2.3 Condenser

    Alat ini berfungsi untuk mengembunkan uap atau campuran uap. Sebagai

    media pendingin biasanya digunakan air. Umumnya condenser memiliki tipe shell

    and tube dan dapat mempunyai dua tipe yaitu tipe vertical dan tipe horizontal yang

    masing-masing mempunyai keuntungan sendiri-sendiri.

    Tipe-tipe condenser berdasarkan fungsi:

    Partial condenser

    Condensor ini memiliki fungsi hanya mengembunkan sebagian dari total uap

    yang dihasilkan (kondensat) yang dipakai sebagai reflux . Condensor ini

    biasanya dipasang dekat puncak dalam fraksinasi.

    Overhead condenser

    Condenser ini memerankan 3 hal pada saat bersamaan yakni mendinginkan

    uap, mengembunkan uap menjadi cairan, kemudian mendinginkan menjadi

    cairan tersebut.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    25/68

    15

    Surface condenser

    Condenser ini berfungsi untuk mengkondensasikan steam . Kondensasi

    dilakukan dengan tekanan vakum dari 1 sampai 1,5 inHg absolute . Untuk

    membuat tekanan vakum digunakan ejector .

    3.2.2.4 Heater

    Alat ini berfungsi untuk memanaskan fluida cair atau uap dengan

    menggunakan steam atau air panas dengan memberikan sensible heat .

    3.2.2.5 Evaporator

    Alat ini berfungsi untuk menguapkan fluida cair dengan menggunakan steam

    atau media panas lainnya.

    3.2.2.6 Chiller

    Alat ini berfungsi untuk mendinginkan fluida pada temperatur rendah. Sebagai media

    pendinginnya dapat digunakan air, propane, Freon , ataupun amoniak .

    3.2.2.7 Reboiler

    Reboiler biasanya dihubungkan dengan dasar kolom fraksinasi atau stripper

    untuk melengkapi panas pendidihan yang diperlukan untuk distilasi. Sebagai media

    pemanas dapat berupa steam atau fluida panas (misalnya residu). Tipe dari alat ini

    adalah tipe ketel dengan tipe shell and tube , dimana shell membesar untuk

    memindahkan penguapan.

    Macam-macam reboiler:

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    26/68

    16

    Natural Circulation/thermosiphon reboiler yang proses pendidihannya

    diperoleh dengan mempertahankan head yang cukup dari liquid untuk

    melengkapi sirkulasi.

    Forced circulation reboiler dengan menggunakan pompa untuk mendorong

    liquid masuk reboiler.

    3.2.2.8 Air Cooled Exchanger (Air Cooler)

    Air cooler exchanger digunakan untuk mendinginkan fluida pada suhu ambient

    dengan udara. Air Cooler dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    Forced draft : bila letak tube pada daerah discharge dari fan.

    Induced draft : bila letak tube pada daerah suction dari fan.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar masing-masing konstruksi heat exchanger

    pada lampiran 4.

    3.2.3 Klasifikasi Alat Penukar Panas Menurut Arah Aliran

    1) Co Current Flow

    Jika aliran dari kedua fluida yang melakukan perpindahan panas mengalir

    dalam satu arah.

    2) Counter Current Flow

    Jika aliran dari kedua fluida yang melakukan perpindahan panas mengalir

    dengan arah yang berlawanan.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    27/68

    17

    3) Cross Flow

    Jika aliran dari kedua fluida yang melakukan perpindahan panas mengalir

    secara bersilangan atau memotong.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar masing-masing konstruksi heat exchanger

    pada lampiran 5.

    3.3 Penentuan Fluida Yang Masuk Dalam Shell Dan Tube

    3.3.1 Fluida Yang Masuk Dalam Tube

    1) Jenis zat alir yang kotor dilewatkan tube karena mudah dibersihkan.

    2) Zat alir bertekanan tinggi, suhu tinggi, korosif, dan air dilewatkan tube

    karena ketahanan korosi dan kekuatan dari diameter tube yang kecil

    melebihi shell.

    3) Penggantian tube bila mengalami kerusakan lebih mudah dan murahdaripada shell.

    3.3.2 Fluida Yang Masuk Dalam Shell

    1) Zat alir yang membawa kotoran dan reruntuhan yang akan terkumpul

    di shell yang dapat dihilangkan melalui pembuangan pada shell.

    2) Zat alir yang mempunyai volume kecil juga dapat dilewatkan shell karena

    dapat dipasang baffle.

    3) Bila diinginkan pressure drop yang rendah.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    28/68

    18

    3.4 Bagian- bagian Shell and Tube Heat Exchanger

    Ditinjau dari segi konstruksi, Shell & Tube Heat Exchanger terdiri dari 4

    bagian utama yaitu:

    1) Bagian depan yang tetap atau Front Head Stationary disebut Stationary

    Head.

    2) Shell

    3) Bagian ujung belakang atau Rear End Head biasa disebut Rear Head .

    4) Tubes-bundle.

    Menurut standar TEMA, bagian-bagian utama tersebut memiliki jenis-jenis

    yang diberi kode dengan menggunakan huruf:

    1) Bagian Front End Stationary terdiri dari 5 tipe : A, B, C, N dan D.

    2) Shell terdiri dari 7 tipe : E, F, G, H, J, K, dan X.

    3) Bagian Rear End terdiri dari 8 tipe yaitu : L, M, N, P, S, T, U dan W.

    4) Bagian Shell and Tube terdiri dari 2 jenis yaitu : tubes bundle lurus dan

    tubes bundle berbentuk U.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat HE berdasarkan TEMA pada lampiran 6.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    29/68

    Secara umum bag

    gambar di bawah ini.

    Gambar 3.4

    Untuk lebih jelasnya

    Exchanger pada lampira

    3.4.1 Bonnet

    Bonnet berfungsi

    terjadinya losses

    head dari heat exc

    3.4.2 Floating Head C

    Floating Head C

    pass tube awal

    seterusnya.

    19

    an-bagian Shell and Tube Heat Exchanger dap

    Bagian-bagian Shell and Tube Heat Exchan

    apat dilihat gambar bagian-bagian Shell an

    n 7.

    untuk melindungi bagian head cover unt

    luida maupun panas dan untuk memperkokoh b

    hanger.

    ver

    ver berfungsi sebagai tempat untuk mengalirk

    e pass tube kedua atau pass tube 3 ke pas

    t dilihat pada

    er

    d Tube Heat

    k mencegah

    agian floating

    an fluida dari

    s tube 4 dan

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    30/68

    20

    3.4.3 Floating Tube Sheet

    Stasionary Tube Sheet berfungsi menyatukan ujung dari berkas tube pada

    bagian floating .

    3.4.4 Shell

    Shell berfungsi sebagai media mengalirnya fluida yang akan ditukarkan

    panasnya serta untuk menahan beban berat, temperatur, dan tekanan fluida.

    3.4.5 Tubes

    Tubes merupakan pipa-pipa kecil yang dipasang didalam shell yang berfungsi

    sebagai media mengalirnya fluida yang akan ditukarkan panasnya serta sebagai

    pemisah antara fluida yang ada di dalam shell atau di luar tubes. Macam –

    macam susunan tube pada tube sheet antara lain:

    Susunan Segitiga ( Triangular Pitch )

    Perpindahan panasnya lebih baik dari pada susunan bujur sangkar

    ( square pitch ) dan dapat dibuat jumlah tube yang lebih banyak sebab

    susunannya kompak serta baik untuk fluida fouling . Tetapi

    kelemahannya memiliki pressure drop yang terjadi antara menengah ke

    atas, serta hanya dapat dibersihkan dengan cara kimia.

    Susunan Segitiga Diputar 30° ( Rotated Triangular Pitch )

    Pada susunan ini memiliki perpindahan panas yang lebih besar dari

    susunan square pitch , tetapi tidak sebesar susunan triangular pitch .

    Selain itu dapat digunakan pada fluida fouling . Namun kelemahannya

    memiliki pressure drop yang terjadi antara menengah ke atas.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    31/68

    21

    Susunan Bujur Sangkar ( Square Pitch )

    Susunan ini cocok untuk kondisi yang memerlukan pressure drop

    rendah, baik untuk pembersihan luar tube secara mekanik serta cocok

    untuk menangani fluida fouling . Namun susunan ini memiliki

    perpindahan panas yang relatif rendah.

    Susunan Bujur Sangkar Yang Diputar 45° ( Diamond Square Pitch )

    Keuntungan dari susunan ini yaitu memiliki perpindahan panas

    lebih baik dari susunan square pitch , tetapi tidak sebaik triangular pitch

    dan rotated triangular pitch , mudah untuk pembersihan dengan mekanik

    serta baik untuk fluida fouling . Sedangkan kerugiannya yaitu memiliki

    pressure drop tidak serendah square pitch .

    Susunan-susunan tube dalam Heat Exchanger dapat dilihat pada lampiran 8.

    3.4.6 Transverse Baffle

    Transverse Baffle berfungsi untuk menyangga tubes, menjaga jarak antar

    tube , menahan vibrasi yang disebabkan oleh fluida, membuat aliran turbulen di

    dalam shell, untuk mengubah arah aliran fluida didalam shell agar perpindahan

    panas lebih maksimal dan sebagai pendukung dari berkas tube. Dari segi

    konstruksi baffle diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu:

    Segmental Baffle Plate

    Jenis ini biasa dipergunakan dan dipasang tegak lurus terhadap tube

    untuk menyangga tube dan membelokkan arah aliran.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    32/68

    22

    Rod Baffle

    Merupakan kombinasi baffle plate dan rod yang konstruksinya terbuat

    dari rod dan pelat yaitu baffle ring dimana satu dengan yang lain

    dipadukan dengan skid bar.

    Longitudinal Baffle

    Jenis ini dipasang parallel dengan susunan tube . Tetapi biasanya tidak

    terpasang sampai sepanjang shell yang bertujuan untuk tempat berlalunya

    fluida untuk memperbanyak jumlah pass pada shell side agar

    perpindahan panas lebih baik.

    Impingement Baffle

    Jenis ini biasa dipasang disaluran masuk fluida dalam shell sehingga

    secara langsung akan mengenai fluida masuk untuk mencegah partikel

    padat keluar serta mencegah kecepatan tinggi aliran fluida masuk dalam

    shell . Selain itu untuk mendistribusikan aliran fluida kesekeliling tube

    bundle .

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar macam – macam baffle pada

    lampiran 9.

    3.4.7 Shell Inlet Nozzle

    Shell Inlet Nozzle berfungsi sebagai tempat masuknya fluida ke dalam shell.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    33/68

    23

    3.4.8 Stasionary Tube Sheet

    Stasionary Tube Sheet berfungsi menyatukan ujung dari berkas tube pada

    bagian stasionary.

    3.4.9 Tube Side Outlet Nozzle

    Tube Side Outlet Nozzle berfungsi sebagai tempat keluarnya fluida dari dalam

    tubes.

    3.4.10 Channel Head

    Channel Head berfungsi sebagai tempat mengalirkan fluida masuk ke dalam

    tubes dan mengalirkan fluida dari dalam tubes untuk keluar melalui Tube

    Outlet Nozzle.

    3.4.11 Channel Cover

    Channel Cover berfungsi untuk melindungi bagian channel head agar tidak

    terjadi losses yang berlebihan dan untuk memperkokoh bagian channel head

    dari heat exchanger .

    3.4.12 Tube Side Pass Partition

    Tube Side Pass Partition berfungsi untuk mengatur aliran fluida masuk ke

    dalam tube agar mengalir menjadi beberapa pass serta sebagai pemisah fluida

    yang masuk dan fluida yang keluar.

    3.4.13 Tube Side Inlet Nozzle

    Tube Side Inlet Nozzle berfungsi sebagai tempat masuknya fluida ke dalam

    tubes

    .

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    34/68

    24

    3.4.14 Shell Oulet Nozzle

    Shell Outlet Nozzle berfungsi sebagai tempat keluarnya fluida dari dalam shell.

    3.4.15 Floating Head Backing Device

    Floating Head Backing Device berfungsi untuk memperkokoh bagian floating

    head dengan berperan sebagai baut agar tidak mudah goyah.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    35/68

    25

    IV. PEMBAHASAN

    4.1 Aliran proses Heat Exchanger 04 dan 05

    Minyak mentah ( crude oil ) yang berupa campuran crude dari Ledok, Nglobo

    dan Kawengan yang ditampung didalam tangki T-101 dan T-102 dipompakan

    dengan pompa P-1003 dengan tekanan ± 11 kg/ cm 2 yang selanjutnya akan

    dialirkan menuju HE 01, HE 02 dan 03 serta HE 04 dan 05 secara berurutan dengan

    heating media yang berbeda-beda.

    Crude oil dipompakan menuju ke HE 01 yang diteruskan ke HE 02 dan HE 03

    secara berurutan. Crude oil yang berasal dari HE 03 akan dialirkan menuju ke tube

    HE 04 dan selanjutnya ke tube HE 05 dengan masing-masing media pemanasnya

    residu yang berasal dari bottom C-5 ( residu stripper ) yang dialirkan lewat shell side

    HE 04 dan 05, sehingga akan terjadi pertukaran panas dari media pemanas (residu)

    dan media yang dipanasi ( crude oil ). Crude oil akan menerima panas dari residu,

    sehingga suhunya akan naik outlet temperature crude oil yang keluar dari HE 05

    mencapai ± 125°C – 130°C yang selanjutnya akan dialirkan untuk menuju ke

    furnace untuk proses pemanasan lebih lanjut.

    Crude oil yang sudah diproses didalam furnace akan diteruskan menuju ke

    evaporator untuk dipisahkan antara uap dan liquid . Uap akan naik keatas menuju C-1

    (kolom fraksinasi), dan liquid akan turun kebawah menuju bottom evaporator dan

    diteruskan menuju ke kolom C-5 ( residu stripper ). Dari C-1 akan dipisahkan lagi

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    36/68

    26

    antara uap dan liquid. Uap akan diteruskan ke C-2 (kolom fraksinasi) yang akan

    menghasilkan produk atas Pertasol CA , produk bawah nafta dan produk samping

    Pertasol CB. Sedangkan liquid dari C-1 mengalir ke C-4 ( solar stripper ) yang akan

    menghasilkan produk solar.

    Liquid yang mengalir di C-5 akan diinjeksikan steam untuk mengusir fraksi

    ringan yang mungkin masih ada pada fraksi residu. Fraksi ringan yang berasal dari

    proses didalam residu stripper akan naik keatas menuju C-1(kolom fraksinasi),

    sedangkan produk residu dari bottom C-5 yang memiliki temperatur ± 250°C akan

    mengalir menuju ke HE 05 dan diteruskan ke HE 04 lewat shell side untuk menjadi

    media pemanas yang digunakan untuk memanaskan crude oil . Selanjutnya residu

    akan dialirkan menuju ke box cooler 01 untuk proses pendinginan sampai temperatur

    mencapai ± 90°C-100°C sebelum disimpan didalam tangki produk residu T 122/123.

    Untuk lebih jelasnya, aliran proses pengolahan minyak di Kilang Pusdiklat Migas

    Cepu dapat dilihat pada lampiran 10 dan aliran proses Heat Exchanger 04 dan 05

    pada lampiran 11.

    4.2 Fasilitas Penunjang Heat Exchanger 04 dan 05

    4.2.1 Fasilitas Flushing

    Pada Heat Exchanger 04/05, fasilitas ini dipasang pada bagian shell side dan

    tube side yang berfungsi untuk :

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    37/68

    27

    1) Masuknya flushing oil guna membersihkan sisa – sisa minyak yang

    terendapkan pada bagian shell dan tube saat terjadi gangguan operasi terutama

    kebocoran pada shell dan tube atau terdapatnya fouling pada bagian tube

    sehingga terjadi penyempitan aliran.

    2) Menurunkan kekentalan pada fluida yang terdapat pada tube ataupun shell

    supaya mencegah terjadinya kebuntuan

    4.2.2 Fasilitas Drain

    Fasilitas ini sangatlah penting dalam menunjang kelancaran pengoperasian heat

    exchanger yang berfungsi untuk :

    1) Membuang kotoran dan air yang terdapat pada HE

    2) Membuang sisa – sisa minyak apabila HE akan dilakukan perbaikan

    3) Membuang air pada HE setelah selesai dilakukan hidrotest untuk mengetahui

    kebocoran

    4) Untuk mengambil sample dalam proses sampling produk

    4.2.3 Fasilitas Venting

    Venting merupaskan fasilitas yang penting untuk menunjang proses yang

    terjadi didalam heat exchanger . Venting itu sendiri digunakan untuk membuang gas

    maupun udara yang keluar pada HE bagian tube ataupun shell agar gas atau udara

    tersebut tidak terikut dalam crude oil maupun produk.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    38/68

    28

    4.2.4 Fasilitas Instalasi

    4.2.4.1 Temperature Indicator

    Temperature Indicator digunakan untuk mengetahui temperatur fluida

    inlet maupun outlet yang dipasang pada bagian tube atau shell agar dapat

    dikontrol sesuai dengan kondisi operasi yang diinginkan sehingga HE dapat

    beroperasi dengan maksimal.

    4.2.4.2 By Pass Heat Exchanger

    Fasilitas By Pass ini dipasang pada bagian saluran inlet dan outlet pada

    shell side maupun tube side heat exchanger . Fasilitas ini digunakan untuk

    memindahkan aliran fluida tanpa melalui HE yang dikarenakan adanya

    kebuntuan atau kebocoran pada peralatan HE tersebut. Sehingga, saat

    perbaikannya tidak perlu menyetop pengoperasian seluruh unit kilang serta

    apabila terjadi kebocoran pada shell side atau tube side , dengan adanya fasilitas

    ini dapat mengurangi tekanan fluida yang keluar yang dapat berakibat

    kebakaran dan kerusakan yang lebih besar.

    4.2.4.3 Block Valve

    Block valve pada heat exchanger dipasang pada saluran inlet dan outlet

    pada bagian shell dan tube yang berfungsi untuk membuka dan menutup aliran

    fluida pada start , operasi maupun saat stop operasi. Block valve ini harus dapat

    dioperasikan menutup dan membuka secara baik agar pengoperasian HE dapat

    berjalan lancar.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    39/68

    29

    4.2.5 Fasilitas Pengaman

    Pada peralatan heat exchanger yang ada di kilang Pusdiklat Migas Cepu

    dilengkapi dengan alat pengaman yang bertujuan untuk melindungi alat – alat HE

    dari kerusakan – kerusakan akibat proses operasi yang tidak normal serta untuk

    meminimalisir adanya kecelakaan pada manusia ( operator ). Adapun fasilitas

    pengaman tersebut adalah : .

    4.2.5.1 Isolasi

    Isolasi berfungsi melindungi bagian luar shell untuk mengurangi heat losses

    pada heat exchanger agar tidak membahayakan operator pada saat melakukan

    pengamatan pada heat exchanger.

    Untuk lebih jelasnya, masing – masing fasilitas penunjang HE 04 dan 05 dapat

    dilihat pada lampiran 12 dan tata letak fasilitas penunjang HE 04 dan HE 05 pada

    lampiran 13.

    4.3 Prosedur Pengoperasian Heat Exchange 04 dan 05

    Pengoperasian heat exchanger harus selalu mengacu pada Standard Operating

    Prosedure (SOP) yang terdiri dari beberapa petunjuk :

    4.3.1 Prosedur Start Up

    1) Memastikan keadaan HE dalam kondisi baik, setelah dilakukan

    perbaikan. Ada penyerahan dari Seksi Pelayanan Teknik kepada Unit

    Distilasi. Ada rekomendasi dari Inspeksi.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    40/68

    30

    2) Melakukan pemeriksaan pada bagian – bagian dan kelengkapannya.

    Apakah sudah terpasang dengan baik dan benar, tidak ada sambungan –

    sambungan yang lepas atau kendor.

    3) Menutup semua valve atau saluran drain dan venting.

    4) Membuka semua valve atau saluran inlet dan outlet crude oil .

    Dilanjutkan dengan pengawasan kebocoran, melakukan venting jebakan

    udara dan drain air sampai bersih.

    5) Memposisikan valve by pass agar dalam keadaan tertutup rapat kecuali

    ada maksud tertentu.

    6) Membuka valve atau saluran minyak panas (residu) yang dilanjutkan

    dengan membuka valve atau saluran inlet secara perlahan – lahan, dan

    memposisikan valve by pass dalam keadaan tertutup rapat.

    7) Sebelum atau sesudah ada aliran dapat melakukan venting udara atau

    drain air selama temperatur operasi dibawah 150°C

    8) Mengatur dan mengawasi kondisi operasi :

    melakukan pengaturan kondisi operasi agar temperatur outlet crude

    oil di HE mencapai temperatur optimal

    menjaga agar temperatur outlet residu HE tidak kurang dari 100°C

    dan tidak lebih dari 140°C.

    melaporkan dan mengawasi kondisi HE

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    41/68

    31

    menjaga agar tekanan operasi HE tetap normal atau stabil dan tidak

    melebihi tekanan operasi yang diijinkan. Tekanan maksimal 6

    kg/cm 2

    mengawasi kondisi operasi peralatan, terutama pada sambungan –

    sambungan atau fitting , drain , venting dan tempat lain yang

    dianggap rawan terhadap kebocoran.

    9) Melakukan drain air secara rutin atau periodik seperti 2 jam sekali.

    4.3.2 Prosedur Shut Down

    Secara umum HE dapat stop atau dihentikan karena terkait dengan stop

    operasi kilang atau karena adanya gangguan operasi HE dengan cara sebagai berikut:

    1) Melakukan stop operasi pada bagian shell yang kondisinya panas atau mungkin

    juga memiliki viscositas yang tinggi (kental). Agar proses penghentian proses

    HE dapat berjalan aman, harus dilakukan tahap – tahap sebagai berikut :

    Mengatur valve inlet agar terjadi penurunan temperatur sampai aman.

    Membuka valve by pass agar aliran tidak melewati HE saat kondisi

    kilang masih beroperasi.

    Pada saat operasi normal , penurunan temperatur di HE terkait langsung

    dengan proses sirkulasi panas atau dingin.

    Menutup valve inlet pada bagian shell.

    Melakukan flushing solar pada HE yang fluida panasnya residu.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    42/68

    32

    Melakukan flushing secara perlahan – lahan agar tidak terjadi ekspansi

    berlebihan untuk menghindari kebocoran. Memastikan minyak didalam shell sudah encer dan tidak mengakibatkan

    kebuntuan dengan cara mengambil sample dengan drain dan memeriksa

    pour pointnya.

    Menutup valve inlet pada bagian shell dan membersihkan minyak

    dibagian shell dengan membuka valve venting dan drain untuk

    selanjutnya dilakukan perbaikan.

    2) Melakukan stop operasi pada bagian tube karena kondisi operasi atau

    temperatur tidak terlalu tinggi atau encer ( viskositas rendah) dapat dilakukan

    dengan tahap sebagai berikut :

    Menutup valve inlet atau outlet crude oil.

    Melakukan pembersihan minyak pada bagian tube dengan membuka

    valve venting dan drain untuk dilakukan perbaikan.

    3) Membersihkan lokasi sekitar HE

    Untuk ceceran-ceceran minyak yang ada disekitar HE harus dibersihkan agar

    terhindar dari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi seperti kebakaran dan lain

    sebagainya. Selain itu, saluran pembuangan seperti saluran untuk air drain

    harus dipastikan tidak buntu dan dalam keadaan yang baik-baik saja.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    43/68

    33

    4.4 Pengamatan Heat Exchanger 04 dan 05

    4.4.1 Spesifikasi HE 04 dan 05

    Data spesifikasi HE 04 dan 05 dapat dilihat pada tabel 4.1 Spesifikasi HE 04

    dan 05 dibawah ini.

    Tabel 4.1 Spesifikasi HE 04/05

    Uraian Notasi Satuan HE 04 HE 05

    SHELL

    Diameter luar Diameter dalam Jumlah baffle Jarak antar baffle Jumlah passes Jenis fluida

    TUBE

    Diameter luar Panjang tube Jumlah tube BWG Pitch Jarak antar tube Jumlah passes

    Jenis fluida

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    44/68

    34

    4.4.2 Kondisi Desain dan Kondisi Operasi HE 04 dan 05

    1)

    Kondisi Desain HE 04 dan 05

    Heat Exchanger di kilang Pusdiklat Migas Cepu memiliki standard desain yang

    digunakan untuk mengoperasikan HE tersebut agar dapat beroperasi secara efisien.

    Standard desain HE 04 dan HE 05 dapat dilihat pada tabel 4.2 kondisi desain HE 04

    dan HE 05 dibawah ini

    Tabel 4.2 kondisi desain HE 04 dan HE 05

    NO Kondisi HE 04 HE 05

    1 TEMA tipe BES BES

    2 TEMA class R R

    3 Design Pressure (Kg/cm ) 7 7

    4 Design Temperature max (°C) 150 250

    5 Corrosion allowance (mm) 3 3

    6 Kapasitas mak (kl/hari) 600 600

    2) Kondisi Operasi HE 04 dan HE 05

    Data kondisi operasi HE 04 dan 05 diambil dari pengamatan selama 5 hari

    dalam seminggu. Data operasi diambil dari beberapa tempat yang diantaranya yaitu

    dari laboratorium yang berupa SG crude oil maupun residu, dari control room yang

    berupa flow crude oil maupun flow residu yang masuk dalam HE 04 dan 05 serta

    data yang berasal dari lapangan yang berupa temperatur inlet maupun outlet pada

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    45/68

    35

    shell side ataupun tube side. Untuk lebih jelasnya, data kondisi operasi HE 04 dan 05

    dapat dilihat pada tabel 4.3 kondisi operasi HE 04 dan tabel 4.4 kondisi operasi HE

    05.

    Tabel 4.3 Kondisi Operasi HE 04

    PengamatanTanggal

    7/05/2014 8/05/2014 9/05/2014 10/05/2014 11/05/2014

    Tube inlet (crude

    oil) °C

    Tube outlet

    (crude oil) °C

    Shell inlet

    (residu) °C

    Shell outlet

    (residu) °C

    Jumlah crude oilliter/hari

    Jumlah residu

    liter/hari

    SG 60/60 °F

    crude oil

    SG 60/60 °F

    residu

    68

    95

    145

    114

    332.406

    96.463

    0.844

    0.9041

    71

    90

    145

    114

    332.561

    99.963

    0.844

    0.9046

    78

    105

    140

    110

    345.243

    93.691

    0.843

    0.9106

    75

    99

    143

    105

    336.885

    93.129

    0.843

    0.9086

    70

    96

    141

    103

    323.420

    87.826

    0.843

    0.9098

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    46/68

    36

    Tabel 4.4 Kondisi Operasi HE 05

    Pengamatan Tanggal

    7/05/2014 8/052014 9/052014 10/05/2014 11/05/2014

    Tube inlet (crude

    oil) °C

    Tube outlet

    (crude oil) °C

    Shell inlet

    (residu) °C

    Shell outlet

    (residu) °C

    Jumlah crude oil

    liter/hari

    Jumlah residu

    liter/hari

    SG 60/60 °Fcrude oil

    SG 60/60 °F

    residu

    95

    131

    230

    145

    332.406

    96.463

    0.844

    0.9041

    90

    128

    229

    145

    332.561

    99.963

    0.844

    0.9046

    105

    136

    230

    140

    345.243

    93.691

    0.843

    0.9106

    99

    125

    220

    143

    336.885

    93.129

    0.843

    0.9086

    96

    121

    219

    141

    323.420

    87.826

    0.843

    0.9098

    Berdasarkan data desain dan data kondisi pengamatan operasi dapat

    disimpulkan bahwa kondisi operasi pada HE 04 dan HE 05 masih memenuhi

    standard desain.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    47/68

    37

    4.5 Gangguan pada Heat Exchanger 04 dan 05 dan cara mengatasi

    Dalam pengoperasian heat exchanger 04/05 tidak terlepas dari gangguan-

    gangguan yang mungkin terjadi yang dapat menurunkan efisiensi heat exchanger

    bahkan bila apabila gangguan tersebut terlalu besar tidak dipungkiri akan

    menyebabkan stop operasi atau shut down . Permasalahan – permasalahan tersebut

    antara lain yaitu :

    4.5.1 Permasalahan Operasi Heat Exchanger 04 dan 05

    1) Kebuntuan atau penyempitan pada Shell

    Masalah ini dapat diakibatkan karena suhu residu yang terlalu rendah yang

    mengakibatkan sebagian mengalami pembekuan. Kebuntuan dan penyempitan ini

    dapat diketahui adanya perubahan – perubahan seperti :

    Penurunan suhu pada crude oil yang keluar pada heat exchanger

    Level pada colom C-5 naik dan flow residu turun

    Cara mengatasi :

    ∞ Menginjeksikan ( flushing ) solar untuk dapat menurunkan viskositas dari

    residunya

    ∞ Mengurangi produk residu yang melewati HE 04/05 dengan mengatur bukaan

    kerangan by pas

    2) Kerak dan deposit

    Kerak dan deposit terjadi karena adanya kotoran yang mengeras baik itu pada

    bagian shell yang terikut dalam residu maupun pada bagian tube yang terikut dalam

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    48/68

    38

    crude oil saat pemompaan dari tangki. Kerak dan deposit ini terbentuk karena adanya

    suhu yang tinggi sehingga kinerja HE menjadi tidak efisien dan salah satu cara

    mengatasinya yaitu saat diadakan Turn Arround dengan cara-cara sebagai berikut :

    Melakukan flushing

    Kerak dibersihkan dengan sikat kawat baja

    Disemprotkan dengan steam

    Direndam dengan cairan bahan kimia penghilang kerak

    4.5.2 Permasalahan Peralatan Heat Exchanger 04 dan 05

    1) Kebocoran pada Shell Heat Exchanger 04 dan 05

    Adanya kebocoran pada bagian shell dapat dilihat dari adanya rembesan atau

    keluaran residu dan tetesan pada dinding atau sambungan antar shell dan tube yang

    bisa disebabkan karena korosi pada material logam shell atau karena berkurangnya

    ketahanan material shell akibat tekanan dan temperatur yang tinggi.

    Cara mengatasi kebocoran pada shell side :

    Memeriksa kondisi HE dan daerah kebocoran apakah mungkin dapat

    menimbulkan kebakaran ( self ignition ).

    Mengamankan daerah kebocoran dengan menurunkan kondisi temperatur

    operasi HE, sehingga kebocoran dapat berkurang atau mati.

    Memasang steam spray apabila residu dalam keadaan panas, sehingga tidak

    menimbulkan nyala api.

    Melakukan stop operasi HE jika kebocoran tidak dapat diatasi.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    49/68

    39

    Mempersiapkan inspeksi dan perbaikan HE.

    2) Kebocoran pada Tube HE 04 dan HE 05 Kebocoran pada tube ini dapat diketahui dengan adanya perubahan sifat produk

    (residu), flash point dan bila kebocorannya sangat besar dapat diketahui dengan

    adanya perubahan kondisi operasi pada suhu dan tekanan serta adanya kontaminasi

    yang tinggi antar crude oil dengan residu .

    Cara mengatasi :

    Mengubah kondisi operasi bila memungkinkan seperti mengurangi fluida yang

    masuk melalui tube dengan mem-by pass sebagian aliran fluida yang masuk

    ke dalam HE.

    Menghentikan aliran masuk yang menuju ke tube dengan menutup kerangan

    inlet dan outlet dan segera melaksanakan persiapan perbaikan seperti

    memflushing dan kemudian pembilasan dan pengosongan system .

    4.6 Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan

    4.6.1 Keselamatan Kerja

    Didalam dunia pekerjaan, terutama di industri Minyak dan Gas keselamatan

    kerja sangat penting untuk menunjang kehidupan pekerjanya. Sehingga disarankan

    suatu industry Migas untuk memberikan pendidikan dan pelatihan pada pekerjanya

    mengenai bahaya-bahaya yang mungkin terjadi selama melaksanakan pekerjaan .

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    50/68

    40

    Untuk mengantisipasi adanya kecelakaan dalam lingkup pekerjaan dapat

    dicegah dengan menyediakan alat-alat safety seperti : Sarung tangan standard safety

    helm

    safety glasess

    sepatu safety

    ear plug

    coverall

    Disamping alat keselamatan yang dipakai pekerja ada juga alat yang digunakan

    sebagai pelindung pada peralatan kilang seperti :

    Isolasi pada peralatan yang memungkinkan untuk menimbulkan panas.

    Standard Operasi Kerja (SOP) masing –masing peralatan.

    Fasilitas pemadam api seperti APAR, alarm informasi, smoke indicator , dan

    instalasi jaringan air pemadam kebakaran.

    Khusus heat exchanger 04 /05 pada saat pengoperasiannya diharapkan pekerja

    atau pengamat memperhatikan aturan-aturan keselamatan kerja seperti :

    Memakai alat keselamatan kerja dan pastikan ada alat pemadam api (APAR)

    disekitar area heat exchanger.

    Melakukan pengecekan pada bagian-bagian heat exchanger dan fasilitas-

    fasilitas penunjangnya.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    51/68

    41

    Untuk mencegah dan mengecek terjadinya kebocoran, periksa tekanan fluida

    yang masuk dan keluar heat exchanger serta suhu fluida yang masuk dan

    keluar lewat shell side maupun tube side.

    4.6.2 Lindungan Lingkungan

    Limbah yang dikeluarkan oleh heat exchanger 04dan 05 harus diolah benar –

    benar sesuai dengan prosedur pengolahan limbah.Air dan ceceran-ceceran minyak

    disekitar area HE 04 dan 05 harus diproses terlebih dahulu sebelum air tersebut

    dibuang ke sungai Bengawan Solo agar tidak terjadi pencemaran lingkungan.

    Air yang terikut pada produk residu (hasil injeksi steam di C-5) maupun crude

    oil (dari tangki T 101/102) harus didrain secara periodik dengan mengatur bukaan

    kerangan drain . Air hasil drain tersebut disalurkan menuju ke pengolahan air API 1

    ( American Petroleum Institute) yang menyaring partikel minyak berukuran ± 150

    mikron. API 1 akan memisahkan antara minyak dan air. Minyak yang dihasilkan

    dipompa dengan pompa P100/26 untuk dialirkan menuju ke slop tank sementara 1

    dan dilanjutkan menuju ke tangki slop oil T103 untuk ditampung dan di recycle

    dengan crude oil. Selanjutnya minyak yang telah di recycle dengan crude oil tersebut

    ditampung di tangki feed stoke T101 untuk diolah kembali.

    Air yang dipisahkan dari API 1 dialirkan menuju ke CPI 1 ( Coagurated Plate

    Interceptor ) dengan pompa P100/26. CPI 1 akan memisahkan antara air dan minyak

    yang berukuran 30-50 mikron. Selanjutnya minyak dialirkan menuju ke slop tank

    sementara 2 menggunakan pompa P100/27 dan P100/28 yang dilanjutkan menuju ke

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    52/68

    42

    tangki T103 dan berakhir di tangki T101 untuk digunakan sebagai umpan kembali.

    Air dari pemisahan CPI 1 dialirkan menuju pengolahan air API 2. Didalam API 2

    dipisahkan kembali antara air dan minyak.

    Minyak dari API 2 dipompakan dengan pompa P100/29 untuk dialirkan ke

    slop tank sementara 1dan dilanjutkan menuju ke tangki T103 untuk di recycle dengan

    crude oil dan selanjutnya ditampung di tangki T101. Air dari API 2 akan di sampling

    untuk diuji dilaboratorium. Pengujian ini untuk mengetahui kandungan BBB (Bahan

    Berbahaya dan Beracun). Bila sudah mencukupi ambang batas yang diijinkan oleh

    lingkungan yaitu kandungan COD ( Chemical Oxygen Demand) maksimal 160 mg/L

    dan BOD (Biological Oxygen Demand) maksimal 80 mg/L maka air tersebut sudah

    siap untuk dilepas ke sungai Bengawan Solo.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    53/68

    43

    V. PENUTUP

    5.1 Simpulan

    1) Heat Exchanger 04 dan 05 adalah salah satu alat penukar panas dikilang

    Pusdiklat Migas Cepu. Heat Exchanger 04 dan 05 yang berada di kilang Pusdiklat

    berfungsi sebagai pemanas awal ( pre heater ) crude oil sebelum dipanaskan lebih

    lanjut ke dalam furnace dengan media pemanas residu yang berasal dari bottom

    coloum C-5 (residu stripper).

    2) Heat Exchanger 04 dan 05 digunakan untuk pemanasan awal crude oil dari

    temperatur ± 72°C menjadi ± 128°C sehingga mengurangi beban furnace dalam

    pemakaian bahan bakar. Selain itu HE 04/05 digunakan untuk menurunkan suhu atau

    mendinginkan produk residu yang berasal dari bottom coloum C-5 ( residu stripper )

    dengan suhu mula-mula ± 226°C turun menjadi ± 109°C yang selanjutnya akan

    ditampung dalam tangki timbun T 122/123 agar mengurangi beban cooler dan

    mengurangi pemakaian air pendingin sehingga menghemat biaya operasional.

    3) Berdasarkan data pengamatan kondisi operasi, heat exchanger 04 dan 05 di

    kilang Pusdiklat Migas Cepu masih beroperasi dengan baik.

    5.2 Saran

    Karena pentingnya peranan heat exchanger 04 dan 05 di kilang Pusdiklat

    Migas Cepu ini, maka penulis menyarankan untuk :

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    54/68

    44

    1) Memperbaiki temperature indicator yang tidak berfungsi pada inlet maupun

    outlet pada shell side maupun tube side agar dapat diketahui kondisi atau

    keadaan operasi yang sebenarnya sehingga apabila operasi berjalan tidak

    normal dapat segera ditangani.

    2) Mengalibrasi kembali temperature indicator yang penunjukannya tidak sama

    dengan suhu sesungguhnya yang ada dilapangan.

    3) Memperbaiki pressure indicator dilapangan yang rusak, sehingga apabila ada

    kesalahan proses dapat diketahui dan ditangani sesegera mungkin.

    4) Memperbaiki sambungan – sambungan atau flange yang megalami kebocoran

    atau rembesan minyak .

    5) Memperbaiki isolasi – isolasi perpipaan yang lepas atau rusak serta mengganti

    bila perlu agar heat losses yang diakibatkan dapat diminimalisir.

    6) Membersihkan ceceran – ceceran minyak yang tumpah diarea bawah heat

    exchanger 04 dan 05 untuk menghindari adanya kebakaran.

    7) Melakukan inspeksi untuk mengetahui keadaan HE yang sebenarnya dan untuk

    mengetahui bila ada masalah-masalah seperti kebocoran dan sebagainya.

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    55/68

    45

    DAFTAR PUSTAKA

    1) William H. Mcaddams. 1954. “Heat Transmission”.

    2) Kakac, Sadik, dan Hongtan Liu. Tanpa tahun.“Heat Exchangers Selection,

    Rating, and Thermal Design Second Edition”.CRC Press .Florida.

    3) Sitompul, Tunggul .M. 1993. “Alat Penukar Kalor (Heat Exchanger)”. Jakarta:

    PT Raja Grafindo Persada.

    4) Sugiyanto. “Analisis Alat Penukar Kalor Tipe Shell AndTube Dan Aplikasi

    Perhitungan Dengan MicrosoftVisual Basic 6.0”. Jurnal Teknik Mesin Fakultas

    Teknologi Industri Universitas Gunadarma. Depok.

    5) ---------. 2013. “Crude Distillation Unit dan Peralatan Proses Kilang Pusdiklat

    Migas Cepu”. Cepu

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    56/68

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    57/68

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    58/68

    Lampiran 3

    SHELL and Tube FIN FAN

    PLATE KETTLE

    DOUBLE PIPE BOX

    Jenis-jenis Heat Exchanger Menurut Konstruksinya

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    59/68

    Lampiran 4

    SHELL and Tube EVAPORATOR

    CONDENSER REBOILER

    COOLER CHILLER

    AIR COOLER HEATER

    Jenis-jenis Heat Exchanger Menurut Fungsinya

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    60/68

    Lampiran 5

    CO-CURRENT FLOW COUNTER-CURRENT FLOW

    CROSS FLOW

    Jenis-jenis Heat Exchanger Menurut Arah Alirannya

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    61/68

    Lampiran 6

    Heat Exchanger Berdasarkan TEMA

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    62/68

    Lampiran 7

    Keterangan :

    1. Bonnet2. Floating He3. Floating Tub

    4.

    Shell5. Tubes6. Transverse7. Shell Inlet N 8. Stasionary T9. Tube Side O10. Chanel Hea11. Chanel Cove12. Tube Side P13. Tube Side In14. Shell Outlet

    15. Floating He

    B

    d Covere Sheet

    affle zlebe Sheettlet Nozle

    r ss Partitionet Nozleozle

    d Backing Device

    agian – Bagian Shell and Tube Heat Exchan

    er

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    63/68

    Lampiran 8

    Susunan Tube didalam Heat Exchanger

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    64/68

    Lampiran 9

    Macam – Macam Baffle

    http://artikel-teknologi.com/wp-content/uploads/2013/05/20130501-084928-AM.jpg

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    65/68

    Lampiran 10

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    66/68

    Lampiran 11

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    67/68

    Lampiran 12

    Gate Valve Temperature Indicator

    Venting Isolasi

    Drain

    Fasilitas Penunjang Heat Exchanger 04 dan 05

  • 8/19/2019 Pengamatan Operasi Heat Exchanger 04 Dan

    68/68

    Lampiran 13

    Keterangan :

    1. Temperature indicator

    2. Gate valve