PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY...

115
i PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG MANSINAM (Suatu Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif di Wilayah Kampung Mansinam Distrik Manokwari Timur Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat) SKRIPSI Disusun Oleh : Yan Hanry Samber 11520129 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN (S-1) SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” YOGYAKARTA 2016

Transcript of PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY...

Page 1: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

i

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

MANSINAM

(Suatu Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif di Wilayah Kampung Mansinam Distrik

Manokwari Timur Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Yan Hanry Samber

11520129

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN (S-1)

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2016

Page 2: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

ii

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

MANSINAM

(Suatu Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif di Wilayah Kampung Mansinam Distrik

Manokwari Timur Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Jenjang

Pendidikan Strata Satu (I)

Program Studi Ilmu Pemerintahan

Disusun Oleh

YAN HANRY SAMBER

N. I. M : 11520129

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

JENJANG PENDIDIKAN STRATA I

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2016

Page 3: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diuji dan disahkan oleh Tim Penguji

Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta, pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 30 Maret 2016

Pukul : 13:00 WIB

Tempat : Ruangan Ujian Skripsi STPMD”APMD” Yogyakarta

TIM PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Ketua/ Pembimbing

Gregorius Sahdan, S.IP., MA. ....................................

2. Penguji Samping I

Drs. Supardal, M.Si ....................................

3. Penguji Samping II

Dra. Herawati, MPA. ....................................

Mengetahui

Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan

Gregorius Sahdan, S.IP, MA

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARKAT DESA”APMD”

YOGYAKARTA

2016

Page 4: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yan Hanry Samber

NIM : 11520129

Program Studi : Ilmu Pemerintahan (S1)

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, apabila dalam

penyusunan skripsi ini saya mengutip dari karya orang lain. Maka saya

mencantumkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, saya bersedia

dikenakan sanksi apabila terbukti melakukan tindakan plagiat (penjiblakan)

terhadap karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,

Yogyakarta, 11 April 2016

Yan Hanry Samber

Page 5: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

v

MOTO

Takut Akan Tuhan Adalah Permulahan Pengetahuan, (Amsal 1:7)

Sebab Segala Sesuatu Adalah Dari Dia, Dan Oleh Dia, Dan Kepada Dia : Bagi Dialah

Kemuliaan Sampai Selamanya (Roma 11:36)

Jangan tanya apa yang dibuat oleh negara untukmu, tapi tanyalah apa yang boleh kamu buat untuk negara (Abraham Lincoln)

Time is like a river. You cannot touch the same water twice, because the flow that has passed will

never pass again. This is the truth of life, its strange but true. Once you realise this, its never too late to change.

Ia membuat segalah sesuatu indah pada waktunya (Pkh 3:11)

Enjoy every moment of life

Page 6: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Hari takkan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga hidup takkan indah tanpa

tujuan, harapan serta tantangan. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan terasa,

apabila semuanya terlalui dengan baik, meski harus memerlukan pengorbanan. Aku

persembahkan karya kecil ini kepada :

Tuhan Yang Maha Esa

“Terima kasih atas segala hikmah pengetahuan yang diberikan untuk penulis, sehingga tiada

alasan bagi penulis untuk berhenti bersyukur atas segala tuntunan dan penyertaan dalam

hidup ini”

Bapa dan Mama

Terima untuk cahaya hidup, yang senantiasa memberikan doa, harapan dan bibingan serta

selalu ada saat suka maupun duka, selalu setia mendampingi, saat Ku lemah tak berdaya, Ibu

tercinta Welmina Rumsayor yang selalu memanjatkan doa kepada Putra Mu tercinta dalam

setiap sujudnya belum ada yang bisa Ku perbuat selain memberikan karya kecil ini untuk

membalas pengorbanan dan kebaikan Mu. Spesial buat Ayah Alm. Ruben Samber ntah

dimana engkau berada Ayah inilah anak-Mu tak ada yang bisa diri Ku perbuat bagimu, selain

mengucapkan terimah kasih sudah menghadirkan aku di Dunia ini meski ini merupakan

misteri

Saudara-Saudari Ku

Terima kasih untuk Kaka Antho F Samber, Adik Leni Samber, Adik Ike Samber, Adik Roi

Samber, Adik Kristovel Samber yang sudah memberikan kepercayaan bagiKu. Persemabahn

ini Aku berikan bagi kalian sebagai awal babak baru bagi hal-hal yang besar yang akan

terjadi bagi kita semua.

Keluarga Besar Samber-Rumsayor

Terima kasih untuk doa dan dukungan yang selama ini ada dan hadir dalam hidupKu

disepanjang diriKu menempuh pendidikan maaf tidak bisa menyebut secara keseluruan tapi

doaKu dan hidupKu selalu ada untuk keluarga besar.

Para Dosen di Kampus Tercinta STPMD ”APMD” Yogyakarta

“terimah kasih atas bimbingan keilmuan yang diberikan”

Teman-Teman Seperjuangan di Kampus Tercinta STPMD “APMD”

Yogyakarta

Terima Kasih atas semangat dan motivasi yang kita rasakan dalam suasana kekeluargaan

selama belajar di Kampus tercinta STPMD “APMD” Yogyakarta

“Selsius Imanuel Malailo, Yulius Wunda Lero, Rahabiam Mandacan, Sem Mandacan, Efrem

Kakaniuk, Robbin Umbu Mete, Teo Aisnak, Isay Meku, Peus Urwan, teman-teman

seangkatan 2011 dan teman-teman badan legislatif mahasiswa periode 2013-2014 yang tidak

bisa saya sebut satu persatu namanya.

Page 7: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

vii

Teman-Teman/Saudara Seperjuangan di Rumah Doreri

Terima Kasih telah menjadi keluarga yang baik selama di Kota study ngayokarto

Kaka Musa Rumbarar, Om Agus Rumbruren, Om Agus Woria, Mas Romi, Kaka Yusup

Rumbrawer, Kaka Fred Maniawasi, Kaka Poli Marey, Kaka Geri, Kaka Pims Payai, Kiko,

Sem Mansumber, Fred Rumadas, Roi Rumadas, Teo Dimara, Alvons Payai, Melvin

Rumbruren, Abraham Kodey, adik Hermas Rumbruren, Adik Stani Rumbruren, Adik Gres

Rumbruren, Adik Kristin, dan mohon maaf yang tidak sempat tersebutkan satu persatu

namanya. Terima kasih atas dukungan dan kebersamaan dari kalian semua.

.

Untuk tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah

pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, karena tragedi terbesar dalam hidup bukanlah

kematian tapi hidup tanpa tujuan. Teruslah bermimpi untuk sebuah tujuan, pastinya juga harus

diimbangi dengan tindakan nyata, agar mimpi dan juga angan, tidak hanya menjadi sebuah

bayangan semu. Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan

dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-

kalimat Tuhan yang akan dituliskan, sesungguhnya” Hati orang bepengertian memperoleh

pengetahuan, dan telingan orang bijak menuntut pengetahuan (Amsal 18:15)”, oleh sebab itu

“dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan

(Amsal 19:20)”

“So, Learn from the past, live for the today, and plan for tomorrow”

Page 8: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

viii

KATA PENGANTAR

Izinkanlah saya hendak masuk ke relung hati dan cakrawala pikiran Anda. Saya

menyadari, barangkali sekarang ini Anda lagi sibuk dengan urusan dan masalah yang menyita

waktu, tenaga dan pikiran. Namun, harapan saya, Anda sekalian berkenan untuk membuka

pintu pemahaman dan pengetahuan untuk menyambut kehadiran saya lewat karya ilmiah

yang sederhana ini.

Puji syukur saya haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas terselesainya

penulisan skripsi yang diberi judul “Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance di

Desa/Kampung Mansinam” di Distrik Manokwari Timur, Kabupaten Manokwari Provinsi

Papua Barat. Skripsi ini merupakan salah satu syarat mutlak untuk memperoleh gelar sarjana

Ilmu Kebijakan dan Manajemen Pemda (S.IP) dalam program studi ilmu pemerintahan di

STPMD”APMD” Yogyakarta.

Secara umum, skripsi ini memuat beberapa bagian yang terbagi menjadi empat

bagian, yakni Bab I Pendahuluan, Bab II Profil Kampung Mansinam, Bab III Analisis

Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance di Desa/Kampung Mansinam dan Bab IV

Penutup (Kesimpulan dan Saran). Walaupun terbagi, skripsi ini memiliki kesinambungan

(benang merah) dalam esensi yang menjadi objek penelitian dan penulisan karya ilmiah ini.

Dengan bahasa yang sederhana, skripsi ini berisikan tentang penerapan prinsip-prinsip

governance yang dijalankan oleh pemerintah kampung Mansinam, Baperkamp dan

Masyarakat Kampung Mansinam yang memiliki peran penting di dalam roda pemerintahan

kampung.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tak lupa menghaturkan terima kasih kepada

pihak – pihak yang telah meluangkan waktunya yang sangat berguna untuk memberikan

arahan, bimbingan serta nasehat – nasehat kepada penulis. Dengan tidak mengurangi rasa

hormat, perkenankanlah penulis mengucapkan rasa hormat tersebut kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, sumber segala hikmah pengetahuan;

2. Bapak Habib Muhsin, Sos, M.Si, selaku KetuaSekolah Tinggi Pembangunan

Masyarakat Desa STPMD” APMD ” Yogyakarta;

3. Bapak Drs. Gregorius Sahdan, S.IP., MA. Ketua Progam Studi Ilmu Pemerintahan

STPMD”APMD” Yogyakarta beserta jajarannya, dan juga selaku dosen

pembimbing;

4. Kepada Bapak Drs. Supardal, M.Si, sebagai penguji (I ), yang dalam Ujian Skripsi

telah memberikan saran dan masukan untuk melengkapi dan memperbaiki skripsi

untuk lebih baik lagi,

5. kepada Ibu Dra. Herawati, MPA, sebagai penguji (II) yang juga dalam Ujian

Skripsi telah memberikan saran dan masukan untuk melengkapi dan memperbaiki

skripsi untuk lebih baik lagi,

6. Kepada Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan perkuliahan di kelas yang

pernah Penulis ikuti sejak semester satu hingga akhir perkuliahan,

Page 9: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

ix

7. Kebangspol Provinsi D.I Yogyakarta;

8. Kesbangpol Provinsi Papua Barat;

9. Kesbangpol Kabupaten Manokwari;

10. Pemerintah Distrik Manokwari Timur beserta jajarannya;

11. Pemerintah Kampung Mansinam beserta Baperkamp dan masyarakat;

12. Keluarga Besar kontrakan Doreri Yogyakarata (home base);

13. Teman -teman seperjuangan dalam organisasi BLM Periode 2013-2014

Akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih

membutuhkan saran dan kritikan dari pembaca untuk mencapai kesempurnaan

keilmuan dalam bidang politik dan pemerintahan. Semoga karya ilmiah bisa

menjadi bahan pembelajaran yang bermanfaat bagi kita sekalian.

Yogyakarta, 11 April 2016

Penulis

Yan Hanry Samber

Page 10: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . .................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN . ...................................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................................... iv

MOTO . ........................................................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN . ................................................................................... vi

KATA PENGANTAR . .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI . ................................................................................................................. x

DAFTAR TABEL . ......................................................................................................... xiii

SINOPSIS . ..................................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN . ............................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH . ................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH . .................................................................................. 10

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN . .................................................... 10

1. Tujuan Penelitian . ....................................................................................... 10

2. Manfaat Penelitian . ..................................................................................... 10

D. KERANGKA TEORI . ....................................................................................... 11

1. Good Governance . ...................................................................................... 11

2. Desa/Kampung . ........................................................................................... 17

3. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance di Desa/Kampung

Mansinam . ................................................................................................... 23

E. RUANG LINGKUP . .......................................................................................... 26

1. Partisipasi . ................................................................................................... 27

2. Transparansi . ............................................................................................... 27

3. Akuntabilitas . .............................................................................................. 27

F. METODE PENELITIAN ................................................................................... 28

Page 11: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xi

1. Jenis Penelitian . ........................................................................................... 29

2. Unit Analisis . .............................................................................................. 30

a. Lokasi Penelitian . ................................................................................. 30

b. Objek Penelitian . .................................................................................. 30

c. Subjek Penelitian . ................................................................................ 30

3. Teknik Pengumpulan Data . ......................................................................... 30

a. Observasi .............................................................................................. 31

b. Wawancara . .......................................................................................... 32

c. Dokumentasi . ....................................................................................... 32

4. Teknik Analisis Data . .................................................................................. 34

BAB II PROFIL KAMPUNG MANSINAM . ............................................................... 35

A. Keadaan Geografi . ............................................................................................. 35

1. Wilayah . ...................................................................................................... 35

2. Batas Wilayah . ............................................................................................ 35

3. Luas Wilayah .............................................................................................. 35

B. Keadaan Demografi . .......................................................................................... 35

1. Jumlah Penduduk . ....................................................................................... 35

a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur . ................................................. 36

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama . .............................................. 37

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................ 37

d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian . ............................. 38

2. Sarana dan Prasarana . ................................................................................. 40

a. Sarana Peribadatan . .............................................................................. 40

b. Sarana Kesehatan . ................................................................................ 40

c. Tenaga Kesehatan . ............................................................................... 41

d. Sarana Pendidikan . ............................................................................... 42

e. Tenaga Pengajar . .................................................................................. 43

3. Sosial Ekonomi . .......................................................................................... 44

4. Sosial Budaya . ............................................................................................. 44

5. Struktur Pemerintahan Kampung Mansinam . ............................................. 45

a. Susunan Organisasi Pemerintahan Kampung Mansinam . ................... 45

Page 12: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xii

b. Perangkat Pemerintahan Kampung Mansinam . ................................... 45

1) Kepala Kampung Mansinam . ....................................................... 46

2) Sekretaris Kampung Mansinam. .................................................... 47

3) Kaur Dalam Struktur Pemerintahan . ............................................. 48

a) Kaur Pemerintahan . ............................................................... 48

b) Kaur Kemasyarakatan . ........................................................... 49

c) Kaur Umum . .......................................................................... 50

d) Kaur Pembangunan . ............................................................... 51

BAB III ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI

DESA/KAMPUNG MANSINAM . ............................................................................... 52

A. Deskripsi Informan . ........................................................................................... 53

1. Deskripsi Informan Berdasarkan Usia . ......................................................... 53

2. Deskripsi Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan . ................................. 54

3. Deskripsi Informan Berdasarkan Pekerjaan dan Jabatan . ............................. 55

4. Keterkaitan Antara Usia Tingkat Pendidikan Pekerjaan dan Jabatan

Informan Dengan Informasi . ......................................................................... 56

B. Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance di Desa/Kampung

Mansinam. ........................................................................................................... 57

1. Partisipasi . ..................................................................................................... 60

a) Penyediaan Ruang Partisipasi Bagi Masyarakat oleh

Pemerintah . ............................................................................................. 60

b) Bentuk Partisipasi Masyarakat Bersama Pemerintah . ............................ 62

c) Tindakan Pemerintah Dalam Mempengaruhi Masyarakat Untuk

Berpartisipasi ......................................................................................... . 63

d) Tingkat Partisipasi Masyarakat . ............................................................. 64

e) Waktu Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan. .. 65

f) Cara masyarakat berpartisipasi . .............................................................. 67

g) Kesulitan yang dihadapi masyarakat dala berpartisipasi ........................ 68

2. Transparansi . ................................................................................................. 70

a) Keterbukaan akses publik bagi informasi atas proses perencanaan

dan pelaksanaan pembangunan di Desa/Kampung . ............................... 70

Page 13: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xiii

b) Akses informasi program pemberdayaan muda di peroleh masyarakat

dari pemerintah . ...................................................................................... 72

c) Transparansi dalam perekrutmen jabatan publik di Desa/Kampung . .... 74

d) Transparansi dalam pengambilan keputusan atau kebijakan . ................ 76

3. Akuntabilitas . ................................................................................................ 78

a) Pertanggungjawaban pemerintah dalam peningkatan ekonomi

masyarakat . ............................................................................................. 78

b) Pertanggungjawaban kepala Desa/Kampung dalam peningkatan

sumber daya aparatur Desa/Kampung . ................................................... 80

c) Pertanggungjawaban pemerintah dalam upaya peningkatan saran

dan prasarana Desa/Kampung . ............................................................... 82

d) Akuntabilitas pemerintah desa/kampung dalam perlindungan hak

ulayat Desa/Kampung . ........................................................................... 83

e) Akuntabilitas Pemerintah desa/kampung dalam mengelola potensi

Desa/Kampung . .......................................................................................... 85

BAB IV PENUTUP . ...................................................................................................... 88

A. Kesimpulan . ....................................................................................................... 88

B. Saran . ................................................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA . ................................................................................................... 92

LAMPIRAN

Page 14: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Jumlah Penduduk Kampung Mansinam ........................................................ 36

Tabel II.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................................... 38

Tabel II.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian . ...................................... 39

Tabel II.4 Sarana Kesehatan Yang Berada di Kampung Mansinam ............................. 40

Tabel II.5 Tenaga Kesehatan . ........................................................................................ 41

Tabel II.6 Sarana Pendidikan . ........................................................................................ 42

Tabel II.7 Tenaga Pengajar ............................................................................................ 43

Tabel III. 1 Deskripsi Informan Berdasarkan Usia ........................................................ 53

Tabel III.2 Deskripsi Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................. 54

Tabel III. 3 Deskripsi Informan Berdasarkan Pekerjaan dan Jabatan ............................ 55

Page 15: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xv

SINOPSIS

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

MANSINAM

Selama ini kekecewaan terhadap pelaksanaan pembangunan Desa/Kampung, sering

dirasakan diseluruh Desa/Kampung di Indonesia termasuk masyarakat lokal di

Desa/Kampung Mansinam yang merupakan sebuah Pulau disebelah Selatan Teluk Doreri

Kabupaten Manokwari. Desa/Kampung Mansinam yang dikatakan sebagai salah satu tonggak

penting sejarah masuknya Injil di Tanah Papua pada tahun 1855 merupakan sebuah area

pemerintahan yang paling bawah tetapi juga menjadi garda terdepan Negara Indonesia dalam

menerapkan sistem Desentralisasi kepada masyarakat melalui prinsip-prinsip good

governance dalam kepemerintahan Desa/Kampung menunjukan bahwa peranan kelembagaan

Desa/Kampung dalam pelaksanaan Desentralisasi sebagian sudah berjalan sesuai harapan.

Namun masih banyak hambatan dan kendala yang ditemukan dalam pelaksanaanya. Dalam

hal ini, secara prinsip governance adalah transparansi, efektif, efisien, akuntabel dan

partisipasi Desa/Kampung Mansinam masih banyak mengalami masalah. Masalah-masalah

tersebut diantaranya, dalam berpartisipasi masyarakat Kampung hanya dijadikan sebagai

pelengkap demokrasi dan tidak diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus

kepentingan mereka karena dibatasi oleh para stakeholders dilapangan dalam hal ini Ketua

adat, Kepala Suku dan berbagai Tokoh Masyarakat lainnya sehingga peran masyarakat

menjadi kurang maksimal. Disamping itu, keterbukaan informasi dari Pemerintah Kampung

yang terkesan ada unsur penyimpangan didalamnya seperti penggunaan Dana Otonomi

Khusus (Danan Otsus), Rencana Strategi Pembangunan Kampung (Respek) dan Alokasi

Dana Kampung (ADK) yang tidak secara terbuka dilaporkan kepada masyarakat, dan serta

akuntabilitas Pemerintah dalam perlindungan potensi yang berada di Kampung Mansinam

seperti Laut, Hutan, dan Wisata juga menjadi masalah yang tidak kalah penting dalam

peningkatan perekomian Kampung serta kesejahteraan masyarakat Kampung Mansinam itu

sendiri. Dengan demikian maka perumusan masalah yang diambil adalah Bagaimana Praktek

Good Governance di Desa/Kampung Mansinam?

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas serta perumusan masalah yang diambil,

peneliti kemudian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan memaparkan suatu

keadaan, Obyek, atau suatu realitas sosial dalam lingkungan pemerintahan dan masyarakat.

sementara itu, teknik analisis menggunakan teknik Observasi, Wawancara dan Dokumentasi

dimana subyek dan sekaligus informan dalam penelitian ini adalah Kepala Kampung beserta

Aparat Kampung 3 orang, Ketua Baperkamp beserta Anggotanya 2 orang dan Masyarakat

Kampung Mansinam 3 orang.

Hasil penelitian ini adalah Praktek Pemerintahan yang terjadi di Kampung Mansinam

masih sangat sederhana dengan berbagai program yang dapat membantu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Namun dalam berpartisipasi masyarakat masih saja dijadikan

sebagai pelengkap Demokrasi saja. Selain itu, Transparansi Pemerintah kepada masyarakat

masih menjadi masalah dimana masih terdapat penyimpangan dalam memberikan informasi

dan sarana pendukung pun masih menjadi masalah bagi Pemerintah. Kemudian

pertangungjawaban Pemerintah dalam hal meningkatkan Sumber Daya Manusia juga masih

menjadi masalah sehingga berbagai potensi yang ada di Kampung Mansinam menjadi tidak

bernilai dimata masyarakat.

Page 16: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xvi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Keanekaragaman masyarakat dengan segala perbedaan aspek-aspek yang tercakup di

Negeri ini merupakan realitas dalam kehidupan. Berbagai perbedaan dalam aspek sosial,

ekonomi, politik dan kultur tidak mungkin dihindari. Setiap upaya menciptakan kesatuan

diantara berbagai perbedaan dan pemaksaan yang berakhir dengan kegagalan. Dalam

kehidupan masyarakat, persatuan dapat diciptakan tetapi kesatuan hanya merupakan slogan

atau jargon. Kebijakan melting pot di Amerika Serikat pada tahun 1960-an dan kebijakan di

Indonesia pada Era Orde Baru merupakan contoh dari kegagalan menciptakan kesatuan

(Zamroni, 113:2011).

Sehubungan dengan hal itu, kemudian timbul pemikiran baru untuk menyelenggarakan

konsep Desentralisasi yang diwujudkan dalam UU No. 22 tahun 1999, UU No. 32 tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah dimana Era Sentralisasi, Otoriterianisme Negara (state-

hegemony), dan mobilisasi rakyat bergeser menuju pola-pola Desentralisasi, Demokratisasi,

dan pemberdayaan masyarakat. Kondisi ini, dalam perspektif pemerintahan sejalan dengan

konsepsi reinventing government (reformasi pemerintahan). dimana Undanng-Undang

tersebut telah membuka peluang bagi setiap Daerah untuk dapat berkreasi mengembangkan

kemandirian dalam mengelola Daerahnya sendiri. Pada konteks ini regulasi mengenai Desa

yang diatur dalam pasal 202 s/d 216 UU No. 32 Tahun 2004, memberikan kesempatan

kepada Desa untuk bangkit mengejar ketertinggalan pembangunan.

Upaya tersebut di sambut baik oleh seluruh komponen masyarakat Desa/Kampung

dipelosok Negeri ini termasuk Kampung Mansinam yang merupakan sebuah Kampung yang

terletak di Distrik Manokwari Timur Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Adalah

suatu keniscayaan bagi semua suku bangsa di Indonesia untuk kembali membangun

Page 17: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xvii

pemerintahan sesuai dengan adat-istiadat setempat. Dalam konteks ini terlihat bahwa,

peluang yang diberikan kepada Desa/Kampung sangatlah berarti bagi masyarakat dalam

melakukan percepatan pembangunan Desa/Kampung. Selain itu, Pemerintah dan masyarakat

Desa/Kampung juga diberi peluang besar untuk memberdayakan diri sendiri dalam konteks

sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Hal inilah yang sebenarnya harus direspon secara positif

oleh orang-orang yang secara praktek bersentuhan langsung dengan skema pemerintahan

Desa/Kampung.

Dalam dimensi ini, setiap Desa/Kampung tidak hanya memiliki kewenangan untuk

melaksanakan seluruh tugas dan fungsi pemerintahan serta melaksanakan berbagai kegiatan

pembangunan; tetapi setiap Desa/Kampung pun memiliki juga berbagai sumber daya untuk

pembangunan suatu sistem manajemen pembangunan yang transparan, efektif, efisien,

akuntabel dan partisipatif. Transparan dalam pengertian bahwa Pemerintah Desa/Kampung

mampu melaksanakan pelayanan publik dan kegiatan pembangunan yang semakin bebas dari

praktek-praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Efektif dalam pengertian bahwa

penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan secara penuh diarahkan untuk tujuan dan

sasaran penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kampung, yaitu mewujudkan kehidupan

bermasyarakat yang dinamis, aman, adil dan sejahtera.

Efisien dalam pengertian bahwa penggunaan seluruh sumber daya pembangunan dapat

dilakukan dengan cara-cara yang berdayaguna dan berhasilguna sehingga memberikan nilai

tambah pada setiap sumber daya sosial dan sumber daya ekonomi Daerah. Akuntabel dalam

pengertian bahwa penggunaan kewenangan pemerintahan dan penggunaan sumber daya

pembangunan dapat dipertanggungjawabkan secara jelas dan nyata. Partisipasi dalam artian,

setiap masyarakat yang ada disuatu Wilayah harus mampu menjadi penggerak dalam proses

perencanaan dan penentuan pembangunan sehingga dapat memberikan kesejahteraan kepada

Daerah tersebut. Dalam hal ini, harapan pembangunan yang dihadirkan melalui UU No. 32

Page 18: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xviii

Tahun 2004 memang jelas dimengerti bahwa harapan yang digambarkan melalui

Desentralisasi Otonomi Daerah benar-benar sangat berpihak kepada masyarakat. Dan ketika

dikaitkan dengan konteks kehidupan sosial masyarakat, perlu proses yang panjang untuk

dipraktekkan dalam menjalankan pemerintahan ditingkat lokal.

Namun dalam konteks lokal sekarang ini, dengan pola hidup masyarakat di Daerah-

Daerah terutama di Daerah dengan tingkat pendidikan yang sangat rendah serta memiliki

nilai-nilai lokalitas yang berbedah seperti Papua, sungguh tidaklah mudah dalam membangun

suatu sistem manajemen tata kelola pemerintahan yang baru (modern) seperti; partisipasi,

transparan, efektif, efisien dan akuntabel, karena begitu banyak masalah dan kendala yang

dihadapi oleh masing-masing Desa/Kampung. Persoalan pembangunan yang terjadi di Papua

sangat begitu rumit. Mulai dari pembangunan sarana dan prasarana pendukung sampai pada

masalah sumber daya manusia. Disamping itu, terdapat nilai lokal yang juga menjadi bagian

yang tidak kalah penting, terutama para pemangku kepentingan disetiap Desa/Kampung

seperti Kepala Suku, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat dimana tumpuhan semua

harapan-harapan bagi perbaikan nasib, baik secara materi ataupun secara non materi, yang

didalamnya terkandung slogan yang menyuarakan suatu aspirasi pertumbuhan dan perbaikan,

dan aspirasi inilah yang memberikan kekuatan untuk menguasai dan mempengaruhi

masyarakat.

Selama ini kekecewaan terhadap pelaksanaan pembangunan Desa/Kampung, sering

dirasakan diseluruh Desa/Kampung di Indonesia termasuk masyarakat lokal di

Desa/Kampung Mansinam yang merupakan sebuah Pulau di sebelah Selatan Teluk Doreri

Kabupaten Manokwari. Desa/Kampung Mansinam yang dikatakan sebagai salah satu tonggak

penting sejarah masuknya Injil di Tanah Papua pada tahun 1855 merupakan sebuah area

pemerintahan yang paling bawah tetapi juga menjadi garda terdepan Negara Indonesia dalam

menerapkan sistem Desentralisasi kepada masyarakat melalui prinsip-prinsip good

Page 19: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xix

governance dalam kepemerintahan Desa/Kampung menunjukan bahwa peranan kelembagaan

Desa dalam pelaksanaan Desentralisasi sebagian sudah berjalan sesuai harapan, namun masih

banyak hambatan dan kendala yang ditemukan dalam pelaksanaanya. Dalam hal ini, secara

prinsip governance adalah transparansi, efektif, efisien, akuntabel dan partisipasi

Desa/Kampung Mansinam masih banyak mengalami masalah.

Masalah-masalah tersebut tidak terlepas dari modal sosial di Indonesia yang sungguh

berbeda dengan keyakinan teoritik. Dalam hal ini, secara teoritik studi Putnam (1993)

maupun Fukuyama (1995) menunjukan bahwa modal sosial merupakan penopang

pembangunan ekonomi dan Demokrasi. Putnam antara lain mengambil kesimpulan : “studi

tentang pertumbuhan ekonomi Asia Timur yang cepat hampir selalu menekankan pentingnya

jaringan sosial yang padat, sehingga ekonomi ini menggambarkan semacam kapitalisme

berjaringan” (putnam, 1993). Francis Fukuyama (1995) juga menegaskan argumen tentang

modal sosial (kerjasama dan kepercayaan) sebagai penopang keberhasilan kapitalisme di

Eropa Barat, Amerika Utara dan Asia Timur. Desa/Kampung Mansinam sebenarnya sangat

kaya akan modal sosial yang juga menjadi tradisi dalam kehidupan keseharian di Kampung

Mansinam, tetapi juga rentan secara sosial. Artinya, masyarakat Desa/Kampung Mansinam

sudah lama mempunyai beragam ikatan sosial dan solidaritas sosial yang kuat, sebagai

penyangga penting kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Hal itu dapat

dilihat dari swadaya dan gotong royong masyarakat yang telah terbukti sebagai penyangga

utama “otonomi asli” Desa/Kampung.

Tetapi dibalik ikatan sosial dan solidaritas sosial yang kuat dikalangan masyarakat

Desa/Kampung Mansinam sering menghadapi berbagai kerentanan sosial yang menyedihkan,

bahkan melumpuhkan ketahanan sosial masyarakat Desa/Kampung Mansinam. Ketahanan

sosial masyarakat Desa/Kampung Mansinam kerapkali sangat rentan ketika mengahadapi

gempuran dari luar. Mulai dari regulasi dan kebijakan Pemerintah, proyek pembangunan,

Page 20: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xx

wabah penyakit menular, narkoba/miras, bencana alam, dan masih banyak lagi. Bahkan

bantuan dari Pemerintah seperti Dana Otonomi Khusus, PNPM-Mandiri Respek dan Beras

Raskin juga memunculkan kerawanan sosial dalam masyarakat, seperti pertikaian antara

warga dengan warga dan warga dengan aparat setempat. Berbagai kelemahan tersebut secara

singkat dapat diuraikan sebagai berikut :

Pertama; Pengelolaan Dana Otonomi Khusus di Desa/Kampung Mansinam yang

jumlahnya seratus juta pertahun selama kurang lebih 15 tahun ini belum menjadi solusi bagi

masyarakat Desa/Kampung Masinam untuk merasakan kesejahteraan. Fenomena politik,

sosial, ekonomi, serta budaya yang multidimensional dan kompleks, serta memiliki sifat unik

dan spesifik. Dikatakan unik dan spesifik, karena permasalahan ini memiliki karakter yang

tidak bisa dikatakan mudah karena dana sebesar ini digunakan untuk apa? Ketika dikaitkan

dengan nilai governance, dalam hal ini transparansi seperti keterbukaan informasi terhadap

pengelolaan dana serta keterbukaan informasi terhadap program pembangunan kampung

melalui dana otonomi khusus menjadi simpan siur antara aparat dan para pemangku

kepentingan. Selain itu, akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran juga menjadi masalah

dimana laporan pertanggungjawaban penggunaan dana terhadap program pembangunan di

Kampung Mansinam tidak secara terbuka dilaporkan kepada masyarakat. hal ini dapat

menyebabkan tidak terwujudnya praktek pemerintahan yang baik sesuai amanah

Desentralisasi dan Undang-Undang Otonomi Khusus. Karakter inilah yang menyebabkan

masyarakat di Desa/Kampung Mansinam menjadi sulit dalam berpartisipasi terhadap

kegiatan kepemerintahan Desa/Kampung dan sebagainya.

Kedua; program dari Pemerintah belum menjadi solusi utama bagi penyebab kemiskinan

di Desa/Kampung Mansinam. adalah setiap program dari Pemerintah seperti Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri atau Rencana Strategi Pembangunan

Kampung (RESPEK) yang bertujuan untuk mengembalikan semangat gotong royong

Page 21: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxi

masyarakat dan mengembalikan kepercayaan masyarakat Papua kepada Pemerintah dengan

menekankan pada partisipasi komunitas, transparansi, serta akuntabilitas dalam pengelolaan

program sering diambil alih oleh para pemangku kepentingan di Kampung Mansinam yang

telah melakukan rancangan program tanpa melibatkan masyarakat. para pemangku

kepentingan dalam hal ini, Tokoh Masyarakat, Ketua-Ketua Adat, aparat Kampung serta

Baperkamp di Kampung inilah yang sering menyebabkan program menyebar pada komunitas

warga sporadis, dan bukan kepada warga miskin karena program tidak dikhususkan bagi

warga miskin, tetapi warga masyarakat secara luas. Dalam artian program yang dirancang

oleh para pemangku kepentingan di Desa/Kampung Mansinam tidak secara khusus

diperuntuhkkan bagi kelompok miskin saja, tetapi juga kepada kelompok yang mampu dalam

hal ini PNS dan sebagainya. Akibatnya ada ketidakadilan dalam penggunaan Dana dan

fasilitas Desa/Kampung menjadi minim.

Ketiga; Distribusi beras raskin yang diperuntuhkan khusus untuk kalangan rakyat miskin

juga masih dipermainkan oleh kelompok-kelompok tertentu demi memperoleh keuntungan

semata. Dalam hal ini, masih ada satu dua orang di Desa/Kampung Mansinam yang sering

memanipulasi data masyarakat untuk kepentingan perut mereka. Keempat; dalam konteks

ekonomi Kampung, Pemerintah Desa/Kampung sebagai pelaku pemberdayaan masyarakat

belum begitu bertanggungjawab membantu masyarakat dalam memfasilitasi dan mendukung

usaha masyarakat dibidang perikanan, pertanian, peternakan dengan mencari para pelaku

pasar dari luar Desa/Kampung guna membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.

kelima; dalam bidang kesehatan dan pendidikan di Desa/Kampung Mansinam, khususnya

fasilitas pelayanan sampai dengan tenaga medis maupun tenaga pengajar juga masih menjadi

dinamika permasalahan dalam Desa/Kampung yang tidak diperhatikan oleh Pemeritah

Kampung selaku penanggungjawab dalam pemerintahan Kampung. Dari berbagai

permasalahan ini, musyawarah Desa/Kampung yang diharapkan menjadi arena penting bagi

Page 22: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxii

perubahan pembangunan Desa/Kampung cenderung menjadi arena pertarungan perwakilan

kelompok yang telah mapan, dan bukan sebagai tempat utama bagi kelompk miskin untuk

menentukan nasibnya sendiri.

Selain praktik pemerintahan oleh para pemangku kepentingan, hal lain yang tak kala

bedahnhya juga adalah merujuk pada konsep civil sosiety yang mana setiap warga Negara

mempunyai akses terhadap Negara sehingga dalam skema yang demikian diperlukannya

partisipasi masyarakat yang aktif terhadap setiap kebijakan Pemerintah Desa/Kampung. Di

Kampung Mansinam sendiri sejauh ini, partisipasi masyarakat dalam program-program

pemberdayaan masyarakat di Kampung tersebut cukuplah baik. Namun yang menjadi

permasalahan adalah kurangnya dukungan dari Pemerintah Kampung untuk memfasilitasi

setiap apapun itu bentuk usaha yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Selain itu, yang

menjadi permasalahan juga adalah setiap ada kebijakan atau bantuan dari Pemerintah Pusat

maupun Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten Manokwari, masyarakat hanyalah

berpartisipasi sebagai pelengkap Demokrasi yang hanya memberikan pendapat namun

disetiap pendapat yang disampaikan, hasilnya yang diterima hanyalah para pemangku

kepentingan di Kampung tersebutlah yang menikmati dengan alasan masyarakat tidak

mampu mengelolah bantuan tersebut. Pemangku kepentingan disini adalah orang-orang yang

dipercayakan oleh masyarakat setempat seperti Tokoh Masyarakat, Ketua Adat, Aparatur

Pemerintah serta Baperkamp Kampung Mansinam itu sendiri. Dalam artian, mereka ini

dipercayai berdasarkan Adat, serta nilai-nilai lokal yang tercakup didalam kehidupan

keseharian Masyarakat Kampung Mansinam.

Berangkat dari beberapa asumsi permasalahan tersebut mengenai partisipasi masyarakat

,transparansi, efektifitas, efisien dan akuntabilitas, Pemerintah Desa/Kampung Mansinam,

pelayanan Kampung yang kurang memadai, serta tindakan-tindakan dari satu dua orang yang

secara teori sangat bertolak belakang dengan tuntutan dalam sistem penyelenggaraan

Page 23: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxiii

pemerintahan yang modern. Peneliti kemudian mencoba melihatnya dari UU No. 6 Tahun

2014 tersebut, ada beberapa aspek penyelenggaraan negara yang dilihat diantaranya pertama;

dari segi formal konstitusional bertujuan untuk melaksanakan amanat UUD 1945 dan

mengatur Desa. kedua; dari segi administrasi pemerintahan, bertujuan untuk lebih

memperlancar dan menertibkan tata pemerintahan agar dapat terselenggara secara efektif,

efisien dan produktif dengan menerapkan prinsip rule of law dan Demokrasi. Dan, ketiga;

dari segi operasional bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna

penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kampung terutama dalam pelaksanaan pembangunan

dan pelayanan terhadap masyarakat. Dari asumsi teoritis tersebut, pada saat

diimplementasikan dalam program-progam pemberdayaan masyarakat dan penguatan tata

kelola pemerintahan di Kampung Mansinam, dalam konteks percepatan pembangunan

Kampung disegala aspek sebagai komitmen untuk mewujudkan kesejahteraan belum begitu

baik sebagamana mestinya.

Dalam prosesnya, masih ditemukan banyak permasalahan yang harus diperhatikan

diataranya: pertama; tata kelola pemerintahan Kampung, yang meliputi; 1) Kompetensi

aparatur yang belum memadai; 2) Manajemen pemerintahan yang belum mengindahkan

tujuan dari terbentuknya desentralisasi, 3) Sarana prasarana di Kampung yang belum

memadai, 4) Aparatur Kampung yang belum memahami fungsi dan perannya dalam

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya; 5) Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan

pemerintahan Kampung tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan oleh Pemerintah pada

umumnya. Kedua; dibidang ekonomi Kampung, meliputi; 1) Minimnya aktor-aktor ekonomi

lokal di Kampung; 2) Keahlian masyarakat Kampung dalam berwirausaha masih rendah; 3)

Eksplorasi potensi Kampung belum maksimal; 4) Perkebunan, perikanan, peternakan, dan

sektor Wisata sebagai sumber ekonomi masyarakat Kampung Mansinam belum

dikembangkan secara produktif; 5) Terbatasnya sarana dan presarana untuk megembangkan

Page 24: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxiv

ekonomi masyarakat; 6) Belum adanya regulasi dari Pemerintah Kampung Mansinam dalam

meningkatkan semangat masyarakat Kampung setempat untuk lebih giat dalam menciptakan

produk-produk lokal; 7 Koperasi Kampung yang hanya diadakan sesaat saja dan selanjutnya

tinggal namanya saja (mati suri).

Hal lain yang juga tak kala penting di Kampung Mansinam adalah pelayanan kesehatan

yang meliputi; 1) Sarana dan prasarana yang ada belum mencukupi bahkan belum tersedia; 2)

Petugas kesehatan yang selalu mangkir dari tugasnya; 3) Kesehatan lingkungan masyarakat

masih buruk (ketersediaan air bersih yang belum memadai); 3) Partisipasi masyarakat dalam

menjaga kesehatan lingkungan belum terbangun dengan baik. Begitu pula dalam dunia

pendidikan pun masih banyak ditemukan permasalahan seperti; 1) Kapasitas tenaga kerja

pendidikan yang belum memadai; 2) Rasio jumlah tenaga pendidik yang tidak sebanding

dengan jumlah peserta didik; 3) Sarana prasarana yang masih belum memadai; 4)

Kemampuan masyarakat dalam mengakses pendidikan masih rendah; 5) Partisipasi

masyarakat dalam peningkatan kualitas pendidikan juga masih sangat rendah, dan kesadaran

masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan individu masih rendah. Ini merupakan

permasalahan-permasalahan yang sangat penting untuk diwujudkan dengan adanya

Desentralisasi. Dari beberapa hal diatas kemudian berdampak negatif pada proses

penyelenggaraan tata kelola pemerintahan Desa/Kampung yang baik dan juga turut

memberikan sumbangsih terhadap penyimpangan-penyimpangan yeng terjadi dalam tata

kelola pemerintahan Desa/Kampung di Mansinam.

Page 25: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxv

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka perumusan masalah

yang diambil yakni “Bagaimana Penerapan Prinsip-Prinsip Good governance di

Desa/Kampung Mansinam?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENILITIAN

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah

Untuk mengetahui sejauh mana Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance

di Desa/Kampung Mansinam dalam meningkatkan pembangunan dan

kesejahteraan masyarakat Kampung Mansinam.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya :

a. Penelitian ini akan memberikan gambaran kepada mahasiswa untuk menjadi

bahan pembelajaran penyebab dari berhasil dan tidaknya penerapan prinsip-

prinsip good governance di Desa/Kampung Mansinam

b. Bagi Pemerintah Daerah penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

evaluasi dan rekomendasi dalam proses pengembangan Desa/Kampung ke

depan.

c. Bagi peneliti, dapat mengetahui tentang dinamika penerapan prinsip-prinsip

good governance di Desa/Kampung Mansinam

D. KERANGKA TEORI

Page 26: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxvi

Agar penelitian ini dapat terfokus pada arah dan tujuannya maka terlebih dahulu akan

disampaikan kerangka teori yaitu beberapa istilah-istilah yang akan menjadi pokok bahasan

dari penelitian ini.

1. Good Governance

Secara harfiah Governance dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengarahan,

pembinaan atau dalam bahasa inggrisnya disebut guiding. Ganie Rochman dalam Widodo

(2001:18) memberikan pengertian governance adalah mekanisme pengelolaan sumberdaya

ekonomi dan sosial yang melibatkan pengaruh sektor Negara dan sektor non Pemerintah

dalam suatu kegiatan kolektif. Sedangkan Pinto dalam Nisjar (1997:119) mengatakan bahwa

governance adalah praktek penyelenggaraan kekuasaan dan kewenangan oleh Pemerintah

dalam pengelolaan urusan pemerintahan secara umum dan pembangunan ekonomi pada

khususnya. Kemudian Jon Piere dan Guy Peters, mengemukakan governance sebagai konsep

yang berada dalam konteks hubungan antar sistem politik dan lingkungannya dan mungkin

melengkapi ilmu politik dan mempunyai relevansi dengan kebijakan publik. Berpikir tentang

governance berarti berpikir tentang bagaimana mengendalikan ekonomi masyarakat, serta

bagaimana mencapai tujuan bersama.(Jon Piere dan Guy Peters, 2000:1). Dalam artian

Pemerintah bukan satu-satunya lembaga dalam pengambilan keputusan, tetapi harus

melibatkan pihak lain diluar pemerintah. Dalam pengertian luas perlu keterlibatan pilar lain

diluar Negara dalam penyelenggaraan pemerintahan, termasuk pemerintahan pada level Desa

atau Kampung. Dalam hal ini setiap komponen masyarakat Kampung Mansinam juga harus

mengambil peran dalam kiprah peyelenggaraan pemerintahan Kampung.

Menurut Bank Dunia (World Bank, 1989) mengidentifikasikan governance sebagai

tindakan pemegang kekuasaan untuk mengelolah urusan-urusan Nasional. Governance

diartikan sebagai pengelolaan strukur rezim dengan sebuah pandangan untuk memperkuat

legitimasi penyelenggaraan kekuasaan dimata kehidupan publik (Goran Hyden, 1992 :7).

Page 27: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxvii

Governance dan pembuatan keputusan adalah dua entitas yang berbeda, namun praktek

saling mempengaruhi, karena governance adalah kebijakan besar (metapolices) sebagai

pilihan konstitusional. Sejak diterapkan ditengah masyarakat banyak lembaga yang kemudian

mencoba menerapkan governance dengan harapan akan efektif bila memperoleh legitimasi

yang bersandar pada partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas. Legitimasi tersebut kemudian

ada berdasarkan UU No. 22/1999 yang telah diperbaharui menjadi UU No. 32/2004 yang

mana dari dasar inilah Pemerintah dan seluruh komponen lembaga masyarakat

menerapkanya.

Pengertian lain tentang governance juga dikemukakan oleh UNDP dalam Widodo

(2001:19) yang mengatakan “governance is de fined as the exercise of politikal, economic,

and administrasitive authory to manage a nation’s affar at all levels” (kepemerintahan

didefinisikan sebagai pelaksana kewenangan politik, ekonomi, dan administrasi untuk

mengelolah masalah-masalah Nasional pada keseluruhan jenjang pemerintahan). Artinya

bahwa, kajian tentang paradigma governance dalam hubungan ini mengarah pada suatu

kegiatan untuk melihat perkembangan dan perubahan pola-pola pikir dan cara pandang, serta

pemahaman kita tentang permasalahan yang dihadapi dalam proses peraturan, pembinaan dan

pengendalian kehidupan sosial-ekonomi masyarakat.

Stoker dalam Wiyoto (2005:5-7) mengemukakan adanya 5 (lima) proposisi penting

dalam governance, yaitu :

1) Governance merujuk pada seperangkat institusi dan aktor yang berasal dari dalam

maupun luar Pemerintah.

2) Governance mengakui mengenal batas dan tanggungjawab yang kabur dalam

menangani masalah sosial-ekonomi

3) Governance mengenal adanya saling ketergantungan diantara institusi-institusi

yang terlibat dalam tindakan bersama

Page 28: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxviii

4) Governance berkenan dengan jaringan kerja berbagai aktor yang mandiri dan

otonom, dan

5) Governance memahami kapasitas untuk menyelesaikan semua masalah tidak

sepenuhnya tergantung kewenangan, akan tetapi governance percaya bahwa

Pemerintah mampu menggunakan cara-cara dan teknik-teknik untuk

mengerahkan dan membimbing.

Fokus governance dengan demikian lebih kepada tata cara, mekanisme atau proses

penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan (styles of governing) dan bukan semata-mata pada

pencapaian hasil. Governance lebih berkaitan dengan isu sentral tentang pelibatan segenap

aktor (multi-stakeholders) yang dilandasi adanya kesamaan derajad dan peran antar aktor

Pemerintah dan non Pemerintah. Seperti ditegaskan oleh Henry (2004: 50) bahwa

“goverment is institutional, and governance is institusional and networked.”

Dalam konsep governance paling dasar, disebutkan ada tiga stakeholders utama yang

saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya masing-masing yaitu: state (Negara atau

Pemerintah), Private sector (sektor swasta atau dunia usaha), dan sosiety (masyarakat).

Institusi Pemerintah berfungsi menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif,

sektor swasta menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkan masyarakat berperan dalam

membangun interaksi sosial, ekonomi, dan politik termasuk mengajak kelompok-kelompok

masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, sosial, dan politik.

Bertitik tolak pada pengertian governance tersebut, maka pemerintahan ditingkat

Desa/Kampung pada dasarnya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Artinya,

Pemerintah diadakan adalah untuk melayani masyarakat, serta menciptakan kondisi yang

mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya demi mencapai tujuan bersama. Terkait

dengan peran dan fungsi Pemerintah tersebut, sejak tahun 2001 pemerintahan di Indonesia

telah mengalami pergeseran paradigma “rule government” menjadi “good governance”

Page 29: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxix

dimana, dalam paradigma “rule government” Pemerintah dalam menyelenggarakan

pemerintahan lebih menyadarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, namun

kalau paradigma “good governance” dalam penyelenggraan pemerintahan harus melibatkan

seluruh elemen stakeholders, baik ditingkat birokrasi lokal, ditingkat swasta maupun

ditingkat masyarakat lokal.

Kristiadi dalam Sjamsuddin (2007:55) menuturkan bahwa “sistem pemerintahan atau

administrasi publik itu harus mampu menciptakan suatu keseimbangan antara proses

optimalisasi peran administrasi publik dengan peran mekanisme pasar, sebab kebutuhan akan

good governance dapat disimak dari pendapat Pinto dalam Nasjar (1997:117) yang

mengatakan bahwa “good governance adalah praktek penyelenggaraan kekuasaan dan

kewenangan oleh Pemerintah dalam pengelolaan urusan pemerintahan secara umum dan

pembangunan ekonomi pada khususnya.”

Bertitik tolak pada uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan. Bahwa good governance

adalah penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang solid dan bertanggung jawab, serta

efisien dan efektif, dengan menjaga keseimbangan sinergitas interaksi yang konstruktif

diantara domain Pemerintah, Swasta dan Masyarakat. Karena itu, untuk membangun good

governance dibutuhkan perubahan yang menuntut adanya ciri kepemimpinan pada masing-

masing pihak yang memungkinkan terbangunnya partnership yang dimaksudkan diantara

stakeholders didalam lokalitas. Partnership yang dimaksudkan disini adalah hubungan kerja

sama atas dasar kepercayaan, kesetaraan, kemandirian untuk mencapai tujuan bersama.

Dimana, pihak Pemerintahan (eksekutif maupun legislatif) tidak dapat lagi menerapkan

model kepemimpinan yang mmengansumsikan stakeholders lain sebagai pengikut pasif yang

akan menerima setiap keputusan dan tindakan yang diambil. Sebaliknya, pihak pemerintahan

harus lebih dekat dengan warga dan secara inklusif melibatkan warga, baik dari sektor swasta

maupun civil sosiety, baik perempuan maupun laki-laki, kelompok tua maupun muda.

Page 30: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxx

Selain pendapat beberapa pandangan para ahli tersebut di atas good governance juga

memiliki karakteristik seperti yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang diantaranya,

Gambir Bhata (dalam Sedarmayanti, 2004:5), menyebutkan ada 4 unsur utama yang

terkandung didalamnya, yakni : “(1) akuntabilitas (acountability), (2) transparansi

(transparency), (3) (keterbukaan (opennes), dan (4) aturan hukum (rule of law)”. Ganie-

Rochman dalam Widodo (2001:26) juga menyebutkan ada 4 unsur utama yang terkandung

good gouernance, yakni:”(1) akuntabilitas,(2) kerangka hukum, (3) informasi, dan (4)

transparansi.” Artinya bahwa Penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

publik yang dilakukan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah, selama ini harus didasarkan

pada beberapa komponen diatas. Dalam merumuskan, menyusun dan menetapkan kebijakan

senantiasa didasarkan pada pendekatan prosedur dan keluaran (out put), serta dalam

prosesnya menyandarkan atau berlindung pada peraturan perundang-undangan atau

mendasarkan pada pendekatan legalitas.

Dalam perkembangan selanjutnya, UNDP sebagaimana yang dikutip oleh Lembaga

Administrasi Negara dalam Joko (2001:26) mengajukan 9 karakteristik good governance

sebagai berikut:

a. Participation. Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan,

baik secara langsung maupun melalui intermediasi seperti ini dibangun atas dasar

kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.

b. Rule of law. Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu,

terutama hukum untuk Hak Asasi Manusia (HAM).

c. Transparancy. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi. Proses-

proses, lembaga-lembaga dan informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka

yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dapat dimonitor.

Page 31: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxxi

d. Responsiveness. Lembaga-lembaga dan proses-proses harus mencoba untuk melayani

setiap stakeholders.

e. Consensus orientation. Good governance menjadi perantara kepentingan yang

berbeda untuk memperoleh pilihan-pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas,

baik dalam hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur.

f. Equity. Semua warga negara, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai

kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan.

g. Effectiveness and efficiency. Proses-proses dan lembaga-lembaga sebaik mungkin

menghasilkan sesuai dengan apa yang digariskan dengan menggunakan sumber-

sumber yang tersedia.

h. Accountability. Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan

masyarakat (civil society) bertanggungjawab kepada publik dan lembaga-lembaga

”stakeholders”. Akuntabilitas ini tergantung pada organisasi dan sifat keputusan

yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau eksternal

organisasi.

i. Strategic vision. Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektif good

governance dan pengembangan manusia yang luas dan jauh ke depan sejalan dengan

apa yang diperlukan untuk pembangunan.”

Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa karakteristik good governance

itu dalam perkembangannya cenderung mengalami peningkatan. Setidaknya, ada 9

karakteristik good governance yang terpenuhi dalam penyelenggaraan pemerintahan berarti

mencerminkan bahwa sistem pemerintahan tersebut semakin baik. Kemudian meningkatnya

kualitas pemerintahan yang baik, sangat dipengaruhi oleh kepedulian dan komitmen

pimpinan/top manajer dan aparat penyelenggara pemerintahan untuk menyelenggarakan

kepemerintahan yang baik. Perubahan signifikan tata cara pemerintahan, akan dirasakan

Page 32: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxxii

manfaatnya oleh masyarakat dan berpengaruh terhadap meningkatnya kepercayaan

masyarakat kepada Pemerintah baik Pusat (nasional) maupun Daerah (local).

2. Desa/Kampung

Negara Indonesia yang lahir pada 17 agustus 1945 adalah Negara Kesatuan yang

berbentuk Republik. Dalam penyelenggaraan pemerintahannya Indonesia terdiri atas

beberapa Daerah/Wilayah Provinsi dan setiap Daerah/Wilayah Provinsi terdiri atas beberapa

Daerah Kabupaten/Kota. Selanjutnya didalam tiap Daerah Kabupaten/Kota terdapat satuan

pemerintahan terendah yang disebut Desa/Kampung dan Kelurahan. Dengan demikian

Desa/Kampung dan Kelurahan adalah satuan pemerintahan terendah dibawah Pemerintah

Kabupaten/Kota.

Desa/kampung dan Kelurahan adalah dua satuan pemerintahan terendah dengan status

berbeda. Desa/Kampung adalah satuan pemerintahan yang diberi hak otonom adat sehingga

merupakan badan hukum sedangkan kelurahan adalah satuan pemerintahan administrasi yang

hanya merupakan kepanjangan tangan dari Pemerintah Kabupaten/Kota. Jadi, Kelurahan

bukan badan hukum melainkan hanya sebagai tempat beroperasinya pelayanan pemerintahan

dari Pemerintah Kabupaten/Kota di Wilayah Lurah setempat. Sedangkan Desa/Kampung

adalah wilayah dengan batas-batas tertentu sebagai kesatuan masyarakat hukum (adat) yang

berhak mengatur dan mengurus urusan masyarakat setempat berdasarkan asal-usulnya.

Untuk lebih jelasnya, menurut Bintarto (1968: 95), Desa adalah suatu perwujudan

geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis sosial ekonomis, politik, dan kultural

yang terdapat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan Daerah-Daerah lainya.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Bournen (1971: 19) bahwa Desa adalah salah satu

bentuk kuno dari kehidupan bersama sebanyak beberapa ribu orang, hampir semuanya saling

mengenal; kebanyakan yang termasuk didalamnya hidup dari pertanian, perikannan, dan

sebagainya usaha-usaha yang dapat dipengaruhi oleh hukum dan kehendak alam. Dan dalam

Page 33: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxxiii

tempat tinggal itu terdapat banyak ikatan-ikatan keluarga yang rapat, ketaatan, dan kaidah-

kaidah sosial. Selain itu, Unang Soenardjo (1984: 11) juga mengemukakan bahwa Desa

adalah suatu kesatuan masyarakat berdasarkan adat dan hukum adat yang menetap dalam

suatu wilayah yang tertentu batas-batasnya; memiliki ikatan lahir dan batin yang sangat kuat,

baik karena seketurunan maupun karena sama-sama memiliki kepentingan politik, ekonomi,

sosial, dan keamanan; memiliki susunan pengurus yang dipilih bersama; memiliki kekayaan

dalam jumlah tertentu dan berhak menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri.

Selain itu, dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus

Papua mendefinisihkan Desa/Kampung sebagai Kampung atau yang disebut dengan nama

lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat

yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di Daerah Kabupaten/Kota;

selanjutnya dalam Peraturan Daerah Kabupaten Manokwari Nomor 31 tahun 2003 tentang

Pedoman Organinsasi Pemerintahan Kampung juga mendefinisihkan Kampung atau yang

disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintah

Nasional dan berada di Daerah Kabupaten Manokwari. Dalam hal ini Kampung dimaknai

sebagai suatu kesatuan masyarakat yang tidak bedah jauh dengan Desa. Dimana Kampung

juga memiliki Pengakuan oleh Negara sebagai suatu Daerah yang memiliki ciri khas

tersendiri dan memliki nilai-nilai adat yang berbeda dari setiap Daerah dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Berdasarkan definisih dari ketiga penulis diatas bersama regulasi dari Pemerintah Pusat

maupun di Daerah dapat dikatakan bahwa Desa/Kampung adalah suatu wilayah yang didiami

oleh sejumlah penduduk yang saling mengenal atas dasar hubungan kekerabatan dan/atau

Page 34: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxxiv

kepentingan politik, sosial, ekonomi, dan keamanan yang dalam pertumbuhannya menjadi

kesatuan masyarakat hukum berdasarkan adat sehingga tercipta ikatan yang rukun antara

masing-masing warga yang pada umumnya warga tersebut hidup berasal dari pertanian,

perikanan, dan mempunyai hak mengatur rumah tangganya sendri, dan secara administratif

berada dibawah pemerintahan Kabupaten/Kota.

Dalam pemaknaan ini, Desa/Kampung mendorong kita untuk menelusuri akar sosial,

ekonomi, politik, dan budaya Desa/Kampung. Demikian pula istilah Desa/Kampung

disesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat seperti : Nagari, Marga,

Kampung, dan lain sebagainya. Desa/Kampung sebagai teritorial dan sebagai kesatuan

masyarakat tidak terlepas dari pengendalian atas tanah. Artinya apakah titik kendali terhadap

kedua sektor tersebut ditangani orang Desa/Kampung atau justru dilakukan oleh pihak lain

diluar Desa/Kampung. sejalan dengan hal itu, beberapa landasan hukum pemerintahan

Desa/Kampung yang dapat dilihat dalam UU No. 22 Tahun 1999 yang telah direfisi menjadi

UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah mengakui (rekognisi) kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki kewenangan mengatur dan mengurus kepentingannya

sendiri. Namun dalam otonomi ini pemerintahan di Desa/Kampung tidak memliki otonomi

formal yang sama seperti yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota. Dengan kata lain, Otonomi yang dimiliki oleh Pemerintah Desa/Kampung

hanya sebatas pada asal-usul dan adat-istiadat.

Mencermati pengertian Desa/Kampung tersebut, dalam konteks multikultur dan beragam

pengertian pengakuan (rekognisi) hadir. Charles Taylor misalnya, memahami pengakuan

(rekognisi) dalam dua pengertian: “politik universal”, yakni proteksi terhadap otonomi

individu, kelompok atau komunitas, dengan cara menjamin hak-hak mereka; serta “politik

perbedaan”, yakni proteksi terhadap otonomi individu, kelompok atau komunitas dengan cara

menjamin hak-hak mereka dalam melindungi budayanya. Dengan adanya pandangan ini

Page 35: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxxv

kemudian hadir peraturan perundangan-undangan terakhir yang mengatur mengenai

Desa/Kampung adalah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Yang dimana

pada Undang-undang tersebut telah mengakui Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum adat

dan merupakan entitas yang berbeda dengan kesatuan masyarakat hukum yang disebut

Daerah. Entitas yang ada sebelum NKRI lahir pada 1945, sudah memiliki susunan asli

maupun membawa hak asal-usul dan Multikulturalisme Indonesia tidak bisa diseragamkan

(Sutoro Eko, 2014:27,28).

Dari definisih sebelumnya, kombinasi antara asas pengakuan (rekognisi) dan

pembantuan (subsidiariatas) menghasilkan definisih Desa dalam UU No. 6 tahun 2014

tentang Desa yang berbeda dengan definisih-definisih sebelumnya yakni: “Desa adalah Desa

dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Dalam hal ini Desa/Kampung atau yang disebut dengan nama lain, mempunyai

karakteristik yang berlaku umum diseluruh Indonesia. Desa adat atau yang disebut dengan

nama lain mempunyai karakteristik yang berbeda dari Desa pada umumnya, terutama karena

kuatnya pengaruh adat terhadap organisasi dan sistem pemerintahan lokal, pengelolaan

sumber daya lokal dan kehidupan masyarakat lokal, pengelolaan sumber daya lokal, dan

kehidupan sosial budaya. Artinya, Desa adat memliki hak asal usul yang lebih dominan dari

pada hak asal-usul Desa sejak Desa adat itu lahir sebagai komunitas asli yang ada di tengah

masyarakat. Dalam pengertiannya Desa adat adalah sebuah kesatuan masyarakat hukum adat

yang secara historis mempunyai batas wilayah dan identitas budaya yang terbentuk atas dasar

Page 36: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxxvi

teritoial yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa berdasarkan

hak asal usul (Sutoro Eko, 2014:32).

Dalam (Sutoro Eko,2014:45,46) menjelaskan bahwa sesuai dengan prinsip Desa

membangun, Desa sebagai subjek pembangunan tradisi dan tradisi berdesa, maka model

pembangunan yang di gerakkan (community driven development-CDD) berubah menjadi

pembangunan yang di gerakan oleh Desa atau Desa menggerakan pembangunan (village

driven development-VDD). Belajar dari pengalaman ACCESS, VDD mempunyai beberapa

karakteristik:

1. Desa hadir sebagai sebuah kesatuan kolektif antara Pemerintah Desa dan

masyarakat.

2. Kepentingan dan kegiatan Desa dalam pemerintahan dan pembangunan diikat dan

dilembagakan secara utuh dan kolektif dalam sistem Desa.

3. Kemandirian Desa ditopang dengan kewenanganan, diskresi dan kapasitas lokal.

4. Kepala Desa tidak bertindak sebagai kepanjangan tangan Pemerintah, melainkan

berdiri dan bertindak sebagai Pemimpin masyarakat.

5. Otoritas dan akuntabilitas Pemerintah Desa yang memperoleh legitimasi dari

masyarakat.

6. Desa mempunyai Pemerintah Desa yang kuat dan mampu menjadi penggerak potensi

lokal dan memberikan perlindungan secara langsung terhadap warga, termasuk kaum

marginal dan perempuan lemah.

7. Demokratisasi Desa yang mencakup: (a) institusional nilai-nilai transparansi,

akuntabilitas, partisipasi, inklusivitas, dan kesetaraan gender; (b) institusi

representasi dan deliberasi; (c) pertautan (engagement) antar pelaku di Desa.

8. Pelembagaan perencanaan dan penganggaran secara inklusif dan partisipatoris serta

berbasis pada aset lokal.

Page 37: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxxvii

9. Pembangunan berbasis pada aset penghidupan lokal.

10. Dana Alokasi Desa (ADK) dari Pemerintah sebagai bentuk redistribusi ekonomi dari

Negara dan menjamin keadilan ekonomi bagi Desa.

11. Desa bermartabat secara budaya, yang memiliki identitas atau sistem sosial-budaya

yang kuat, atau memiliki kearifan lokal yang kuat untuk mengelola masyarakat dan

sumber daya lokal.

12. Satu Desa, satu rencana, satu anggaran.

13. Warga Desa yang kritis, aktif dan terorganisir. Ikatan warga dalam komunitas sangat

penting tetapi tidak cukup, namun butuh warga yang aktif, melek dan sadar politik

terhadap hak dan kepentingan mereka, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan Desa.

Dari beberapa pengertian Desa/Kampung diatas maka dapat diketahui bahwa

Desa/Kampung maupun masyarakat merupakan bagian dari Negara, yakni Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI). Dan Negara memiliki kedaulatan hukum atas Daerah,

Desa/Kampung dan warga masyarakat. dengan demikian, ketika warga sebuah komunitas

sepakat mengorganiasasikan dirinya ke dalam kesatuan masyarakat hukum yang disebut

istilah Desa/Kampung, kemudian Desa/Kampung itu menghadirkan kekuasaan lokal (dalam

wujud sebagai Pemerintah Desa/Kampung), maka Desa/Kampung pun harus tunduk kepada

Kedaulatan Hukum Negara. Namun jika Desa/Kampung dibandingkan dengan Daerah

tampak berbeda bahwa Desa/Kampung mengandung unsur “prakarsa masyarakat, hak asal

usul, dan/hak tradisional” yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

3. Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance di Desa/Kampung Mansinam

Page 38: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxxviii

Akhir-akhir ini, kinerja pemerintahan Desa/Kampung selalu mengalami proses

perubahan dan menjadi sorotan publik baik dari segi regulasi maupun implementasinya yang

sangat kompleks. Untuk pelaksanaan pemerintahan di Desa/Kampung yang efektif dan

efisien, diperlukan program pengembangan Desa/Kampung dengan berorientasi pada,

pelayanan Desa/Kampung, pemberdayaan masyarakat, peningkatan infrasturktur dan lain

sebagainya dalam bentuk pedoman yang harus diikuti oleh seluruh pemerintahan

Desa/Kampung di Indonesia. Program pengembangan pemerintahan Desa/Kampung sangat

penting karena selain meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pemerintahan di

Desa/Kampung juga dapat mengurangangi tingkat ketergantungan masyarakat dari

kemiskinan di Negeri ini.

Beberapa program utama yang merupakan tujuan dari pengembangan Desa/Kampung

melalui Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi diantaranya :

1. Peluncuran gerakan Desa mandiri 5.000 Desa pada tahun 2015

2. Pendampingan dan penguatan kapasitas kelembagaan dan aparatur di 5.000 Desa

tahun 2015

3. Pembentukan dan pengembangan 5.000 Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).

4. Revitalisasi pasar Desa di 5.000 kawasan perdesaan

5. Pembangunan infrastruktur jalan pendukung pengembangan produk unggulan di

5.000 Desa mandiri

6. Penyiapan implimentasi penyaluran Dana Desa 1,4 miliar per Desa secara bertahap

7. Penyaluran modal bagi koperasi per UKM 5.000 Desa

8. Pilot project system pelayanan publik jaringan koneksi online di 5.000 Desa

9. “Save Villages” di Daerah perbatasan dan Pulau-Pulau terdepan, terluar dan

terpencil.

Page 39: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xxxix

Dengan demikian untuk mewujudkan program tersebut, pemerintahan di Desa/Kampung

harus ikut serta mengambil bagian sehingga upaya-upaya yang dilakukan oleh kementrian

Desa/Kampung dapat terealisasikan sesuai dengan tujuan dari pada Pemerintah untuk

mensejaterahkan rakyat pada umumnya. Dari program tersebut, perlu dilihat dari prinsip

good governance dimana setiap arah kebijakan perlu diikut sertakan masyarakat dalam

berpartisipasi, ada keterbukaan (transparansi) informasi, pertanggungjawaban

(akuntabilitas), dan daya tanggap masyarakat dalam pelaksanaan sampai dengan program

tersebut apakah efektif dan efisien atau tidak.

Berbagai fakta membuktikan bahwa sebaik apapun program yang ditawarkan kepada

masyarakat tetapi kualitas dan mutunya belum memadai maka tidak ada manfaatnya bagi

masyarakat, untuk itu mutu program pengembangan Desa dari Kementrian Desa sangat

penting untuk menjawab berbagai problema di Desa/Kampung. Ambil saja contoh Progam

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri atau Rencana Strategi Pembangunan

Kampung (RESPEK) di Papua. dimana program yang masih menggunakan prinsip good

governance, seperti partisipasi, transparansi, keadilan, dan akuntabilitas, masih belum

sepenuhnya tepat sasaran atau dibeberapa daerah termasuk di Papua juga masih tergolong

belum menyentuh sampai kepada masyarakat miskin.

Oleh karena itu, Desa/Kampung sebagai kesatuan masyarakat hukum atau badan hukum

yang memiliki kewenangan sesuai UU No. 6 Tahun 2014 harus mampu mengeluarkan dan

menjalankan aturan main tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, sehingga

mengikat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Misalnya seluruh jajaran lembaga

pemerintahan di Desa/Kampung dengan masyarakat bersama pendamping Desa bersama-

sama merumuskan strategi apa yang sesuai untuk dipakai dalam menjalankan program

Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Kemudian seluruh

lembaga Desa/Kampung dan masyarakat serta pendamping harus bertanggungjawab apabila

Page 40: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xl

terjadi kesalahan dalam pelaksanaan program, dan pelayanan di Desa/Kampung untuk

menyelesaikan masalah tersebut sehingga tidak ada lagi kesalapahaman dalam menjalankan

program agar semua masyarakat dapat merasakan kesejahteraan.

Berangkat dari hal-hal diatas, Pandangan tersebut cobah dibuat agar nilai-nilai prinsip

good governance dapat tercapai. Baik dari pergeseran paradigma dan progam yang

diupayakan oleh Kementrian Desa sampai dengan upaya masyarakat sendiri dalam

membangun dan mengembangkan Desanya sesuai apa dan bagaimana konsep perkembangan

Desa/Kampungnya. Agar terjadi efek simultan dalam pengembangan Desa kedepan,

paradigma demikian secara konsisten diterapkan dalam setiap kebijakan Pemerintah, baik

Pusat maupun di Desa/Kampung. Dimana perubahan titik tekan itu terletak pada;

a) Menyadari bahwa ketidakberdayaan Desa/Kampung adalah akibat struktural dan

kondisi alamiah yang sering dipahami oleh masyarakat sebagai suatu kebiasaan hidup.

b) Konsekuensi dari titik tekan ini adalah analisis dan pertimbangan kebijakan dalam

pembangunan Desa/Kampung harus dikaitkan pada berlakunya prinsip-prinsip good

governance yang berlaku dan memihak kepada semua komponen, baik Pemerintah,

Swasta, dan Masyarakat.

c) Kebijakan yang memihak kepada orang miskin, haruslah menjadi target capaian

program. Dalam hal ini, konsep pembangunannya harus benar-benar diasumsikan

sebagai pembangunan masyarakat yang mandiri dan harus mampu mencapai target

yang direncanakan.

d) Efektifitas dalam menjalankan program merupakan salah satu instrumen penting

untuk mencapai keberhasilan progrma-program yang direncanakan oleh kementrian

tersebut, dan

e) Agar prosesnya dapat berjalan transparan, akuntabel, dan berkeadilan perlu beberapa

karakter seperti ;

Page 41: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xli

1. Membangun mekanisme yang mendorong kelompok/orang miskin agar dapat

memengaruhi agenda prioritas kebijakan dan menargetkan secara khusus

masalah-masalah kausal yang diidentifikasikan sendiri oleh kelompok/orang

miskin tersebut.

2. Mengamanatkan kesetaraan Gender dalam masyarakat (komunitas) dan

kebutuhan untuk menciptakan lapangan pekerjaan/pendapatan, khususnya

kelompok PKK, Pemuda dll.

3. Pada pertumbuhan ekonomi termasuk fokus kepada pemberian kesempatan

kepada pemuda, penganggur, dan lansia untuk menciptakan pekerjaan sebagai

pendapatan dan kesempatan kerja bagi mereka.

4. Penguatan Aparatur Desa/Kampung dalam mengelola administrasi Desa,

potensi Desa/Kampung dan segala bentuk tugas aparatur Desa/Kampung.

Dengan demikian, setiap upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini

kementrian Desa, Provinsi dan Kabupaten/Kota beserta Desa/Kampung dalam hal

pengembangan Desa/Kampung menjadi Desa Mandiri, memperoleh Aparatur Desa yang

berkapasitas baik, serta pemanfaatan potensi lokal di Daerah untuk menjadi lahan

perekonomian masyarakat demi kesejahteraan masyarakat bisa terjawab dengan baik dan

semua dapat berjalan transparan, akuntabilitas dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat

Desa/Kampung di Republik ini.

E. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penelitian merupakan suatu batasan penelitian yang akan diteliti. Adapun

penelitian yang akan dilaksanakan hanya di Desa/Kampung Mansinam, Distrik Manokwari

Timur, Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Penelitian ini akan terfokus pada

pengamatan Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance di Desa/Kampung Mansinam

dimana nilai-nilai governance seperti partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan,

Page 42: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xlii

transparansi Pemerintah terhadap program pemberdayaan dan keterbukaan terhadap

informasi dari Pemerintah serta akuntabilitas Pemerintah dalam peningkatan taraf hidup

masyarakat serta pertangungjawaban Pemerintah terhadap perlindungan hak ulayat Kampung

dan potensi Kampung yang sering menjadi bagian terpenting dalam pelaksanaan

pembangunan Kampung dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kampung Mansinam

sering menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya. Dalam hal ini, batasan-batasan tersebut

meliputi :

1. Partisipasi yang dilihat dari :

a) Penyediaan ruang partisipasi bagi masyarakat oleh Pemerintah

b) Bentuk partisipasi masyarakat bersama Pemerintah

c) Tindakan Pemerintah dalam mempengaruhi masyarakat untuk berpatisipasi

d) Tingkat partispasi masyarakat kepada Pemerintah

e) Waktu partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan Pemerintah

f) Cara masyarakat dalam berpartisipasi, dan

g) Kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam berpartisipasi

2. Transparansi yang dilihat dari :

a) Keterbukaan akses publik bagi informasi atas proses perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan di Desa.

b) Akses informasi program pemberdayaan muda diperoleh masyarakat dari

Pemerintah

c) Transparansi dalam perekrutmen jabatan publik di Desa, dan

d) Transparansi dalam pengambilan keputusan atau kebijakan.

3. Akuntabilitas yang dilihat dari :

a) Pertanggungjawaban Pemerintah dalam peningkatan ekonomi masyarakat

Desa/Kampung

Page 43: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xliii

b) Pertangjawaban Kepala Desa/Kampung dalam peningkatan sumberdaya

apatatur Desa/Kampung.

c) Pertanggungjawaban Pemerintah dalam upaya peningkatan kapasitas sarana

dan prasarana Desa/Kampung,

d) Akuntabiltas Pemerintah Desa/Kampung dalam perlindungan hak ulayat

Desa/Kampung, dan

e) Akuntabilitas Pemerintah Desa/Kampung dalam mengelola potensi

Desa/Kampung.

F. METODE PENELITIAN

Metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam

ilmu pengetahuan) atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanan suatu

kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan secara efektif, efisien, dan hasil yang

optimal. Peter Senn dalam Mohamad Adib, mengatakan, metode merupakan suatu prosedur

atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sementara itu,

makna penelitian ini secara sederhana ialah bagaimanakah mengetahui sesuatu yang

dilakukan melalui cara tertentu dengan prosedur yang sistematis (Garna, 2000:1 dalam

Mohamad Adib).

Proses sistematis ini tidak lain adalah langkah-langkah metode ilmiah. Jadi pengertian dari

metode penelitian itu dapat diartikan sebagai pengkajian atau pemahaman tentang cara

berpikir dan cara melaksanakan hasil berpikir menurut langkah-langkah ilmiah. oleh karena

itu metode penelitian ini mencakup seluruh proses penelitian dan alat didalam upaya untuk

memahami realitas sosial, maka penggunaan metode penelitian disesuaikan dengan realitas

yang hendak diteliti adalah sebagai berikut:

Page 44: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xliv

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Untuk mengadakan pengkajian selanjutnya terhadap istilah penelitian

kualitatif perlu kirannya dikemukakan beberapa definisih. Kirk dan Miller (1986:9)

dalam Maleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu

dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada

pengamatan pada manusia dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.

Sejalan dengan definisih tersebut, Jane Riche, dalam Maleong, juga

mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia

sosial, dan perspektifnya didalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan

persoalan tentang manusia yang diteliti.

Dari kajian tentang definisih-definisih tersebut dapatlah disimpulkan bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dll. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah. Metode penelitian kualitatif yang

digunakan ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau memaparkan suatu obyek

masalah dan bertujuan untuk menjelaskan, mengungkapkan dan untuk

mendapatkan deskripsi yang tepat mengenai praktek good governance di

Desa/Kampung Mansinam.

Page 45: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xlv

2. Unit Analisis

a. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi yang diambil peneliti untuk melaksanakan

penelitian adalah Kampung Mansinam Distrik Manokwari Timur,

Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Praktek

Good Governance di Desa/Kampung Mansinam.

c. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini terdiri dari Kepala Kampung beserta Aparat

Kampung, Ketua Badan Permusyarawatan Kampung (BAPERKAMP)

beserta anggotanya, dan juga masyarakat Desa/Kampung Mansinam yang

di antaranya Masing-masing :

Kepala Desa/Kampung beserta aparaturnya 3 orang

Ketua Baperkamp beserta anggotanya 2 orang, dan

Masyarakat Desa/Kampung 4 orang.

Dalam unit analisis data, teknik pengambilan sampel data yang

digunakan adalah teknik sampling porposive (porposive sample) atau

sampel. Dalam hal ini, tujuan dari pengambilan sampel ini disesuaikan

dengan objek dan subjek yang menjadi fokus penelitian. Selain itu, dalam

fokus penelitian ini akan dipusatkan pada lokasi penelitian itu sendiri

dengan alasan yang rasional dan bisa dipertanggungjawabkan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk melaksanakan penelitian haruslah menggunakan metodologi yang benar

agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sekaligus mempermudah

Page 46: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xlvi

penelitian tersebut. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bebeapa metode

untuk saling melengkapi agar data yang diperoleh benar-benar valid. Beberapa

teknik yang dipergunakan dalam pengumpulan data antara lain :

a. Observasi

Sebagai metode pengumpulan data, observasi diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan terhadap unsur-unsur yang nampak dalam

suatu gejala pada objek peneliti. Menurut Nasution, 2007, menyatakan

bahwa Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan

manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Pendapat lainnya juga

menyatakan bahwa observasi dilakukan bila belum banyak keterangan

dimiliki tentang masalah yang diselidiki. Dengan kata lain, observasi

sebagai alat pengumpul data dimaksud melukiskan dengan kata-kata secara

cermat dan tepat apa yang diamati, mencatatnya, dan kemudian

mengolahnya dalam rangka masalah yang diteliti secara ilmiah.

Selain itu, Guba dan Lincoln (1981: 191-193) dalam Moleong, juga

menyatakan bahwa sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan

pada data yang dijaringnya ada keliru atau bias. Kemungkinan keliru itu

terjadi karena kurang dapat mengingat peristiwa atau hasil wawancara,

adanya jarak antara peneliti dan yang diwawancarai, ataupun karena reaksi

peneliti yang emosional pada suatu saat. Jalan yang terbaik untuk

mengecek kepercayaan data tersebut ialah dengan jalan memanfaatkan

pengamatan.

Dalam hal ini, jika diikhtisarkan, alasan secara metodologis bagi

penggunaan pengamatan ialah : pengamatan mengoptimalkan kemampuan

peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar,

Page 47: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xlvii

kebiasaan, dan sebagainya; pengamatan memnugkinkan pengamat untuk

melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian, hidup pada saat

itu, menangkap arti fenomena dari segi pengertian subjek, menangkap

kehidupan budaya dari segi pandangan dan anutan para subjek pada

keadaan waktu (Moleong,2014: 175).

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mewawancarai subjek dengan mengajukan pertanyaan-pertanyanan yang

terkait dengan tujuan peneilitian ini. Untuk lebih jelasnya, menurut

Nasution, (2007), mengemukakan bahwa wawancara adalah suatu

komunikasi verbal atau percakapan yang memerlukan kemampuan

responden untuk merumuskan buah pikiran serta perasaanya dengan tepat.

Pendapat yang lain juga dikemukakan oleh Moleong, (2014), bahwa

wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Dimana

percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)

yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Dalam hal ini, wawancara merupakan alat yang ampu untuk

mengungkapkan kenyataan hidup, apa yang dipikirkan atau dirasakan orang

tentang berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa wawancara merupakan suatu kegiatan, tindakan secara

langsung yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka memperoleh informasi

untuk kepentingan sebuah ilmu yang dipelajari

c. Dokumentasi

Page 48: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xlviii

Dokumen adalah salah satu sumber data yang paling dicari oleh

peneliti. Menurut kamus ilmiah, dokumentasi merupakan pengumpulan

data, pemilihan, dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan.

selain itu, Guba dan Lincoln (1981:228) dalam Maloeng, (2014),

mendefinisikan dokumen menjadi dua yaitu Dokumen dan Record. Berikut

pengertian tentang Record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun

oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa

atau menyajikan akunting. Sementara Dokumen diartikan sebagai setiap

bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan

karena adanya permintaan seorang penyidik.

Alasan yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai berikut :

1) Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber

yang stabil, kaya, dan mendorong.

2) Berguna bagi bukti untuk suatu pengujian

3) Keduanya berguna sesuai dengan penelitian kualitatif karena

sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada

dalam konteks.

4) Record, relatif murah dan tidak sukar diperoleh, tetapi

dokumen harus dicari dan ditemukan.

5) Keduanya tidak reaktif sehingga sukar ditemukan dengan

teknik kajian isi.

6) Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih

memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang

diselidiki.

Page 49: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xlix

Dari beberapa definisih diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

Dokumen merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan arsip

atau dokumen sebagai sumber data yang dapat diperinci dengan jalan

melihat, mencatat, merekam, dan mengabdikan dalam gambar. Selain itu,

dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data

karena dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsir bahkan untuk

meramalkan.

4. Teknik Analisis Data.

Analisis Data Kualitatif menurut (Bogdan & Biklen) dalam Maloeng, (2014)

adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,

dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang.

Di pihak lain, (Seidel, 1993) dalam Maloeng, (2014), mengemukakan prosesnya

berjalan sebagai berikut :

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapanga, dengan hal itu diberi kode

agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

b. Mengumpulkan memilah, mengklarifikasikan, mensintesiskan, membuat

iktisar, dan membuat indeksnya.

c. Berpikir, dengan membuat jalan agar kategori data itu mempunyai makna,

mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat

temuan-temuan umum.

Dari definisih-definisih tersebut dapat dipahami bahwa ada proses dalam

pengembangan permasalahan yang lebih eksploratif dan ada pula komponen-

Page 50: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

l

komponen yang dipakai dalam suatu kegiatan, tindakan analisis sehingga diharapkan

dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap.

BAB II

PROFIL KAMPUNG MANSINAM

A. Keadaan Geografi

Secara administrasi Kampung Mansinam merupakan Kampung definitif yang

masuk dalam Wilayah Distrik Manokwari Timur. Kampung Mansinam terletak di

Wilayah Sebelah Timur dan Selatan Teluk Doreri Kabupaten Manokwari.

1. Wilayah

Kampung Mansinam merupakan salah satu dari 6 (enam) kampung/desa

termasuk dalam wilayah administratif Distrik Manokwari Timur, Kabupaten

Manokwari, Provinsi Papua Barat.

2. Batas Wilayah

Batas wilayah secara administratif Kampung Mansinam adalah :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Aipiri

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan dengan Kelurahan Pasir Putih

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Ayambori

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Bakaro

3. Luas Wilayah

Luas wilayah Kampung Mansinam seluruhnya adalah 62 ha, yang terdiri dari

tanah hak milik, tanah Pertanian, tanah pekarangan, perkampungan.

B. Keadaan Demografi

1. Jumlah Penduduk

Page 51: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

li

Kependudukan merupakan salah satu hal yang penting untuk dijadikan

perhatian yang serius karena penduduk memberikan peranan yang sangat penting

dalam keberhasilan pembangunan. Maka sumber daya dari penduduk harus

ditingkatkan kualitasnya demi sebuah keberhasilan pembangunan dan kemajuan

bangsa.

a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

Untuk memperjelas tentang jumlah penduduk Kampung Mansinam,

peneliti akan menggambarkan dalam bentuk tabel dan penjelasannya :

Tabel II.1

Jumlah Penduduk Kampung Mansinam Berdasarkan Umur pada tahun 2014-2015

No Kelompok Umur

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

01 0-5 69 59 128

02 6-12 99 66 165

03 13-15 45 52 97

04 16-18 48 28 76

05 19-24 52 56 108

06 25-59 185 163 348

07 60 keatas 21 19 40

Total 519 443 962

(Sumber data : Monografi Kampung Mansinam 2014-2015)

Dari tabel diatas dapat kita lihat secara seksama bahwa, jumlah

penduduk berdasarkan usia paling banyak adalah usia diantara 25-59 tahun

Page 52: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lii

dengan jumlah 348 jiwa berbagi rasio antar laki-laki dan perempuan.

Sedangkan yang paling sedikit adalah penduduk dengan usia 60 tahun keatas

dengan jumlah 40 jiwa berbagi rasio laki-laki dan perempuan. Dilihat dari

tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk Kampung Mansinam

terdiri dari banyak penduduk yang masih berusia produktif.

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Masyarakat Kampung Mansinam secara keseluruan menganut

kepercayaan/agama kristen protestan, namun jika ada masyarakat lain yang

bermudik atau berwisata ke Kampung Mansinam dengan memiliki keyakinan

yang berbeda, maka masyarakat Kampung Mansinam sangat menghargai

kepercayaan orang lain. pada prinsipnya masyarakat kampung mansinam sangat

memahami toleransi umat beragama yang tercantum dalam Pancasila dan UUD

serta Bineka Tunggal Ika. Perbedaan keyakinan bukanlah suatu halangan untuk

melakukan suatu aktivitas kemasyarakatan, karena perbedaan menandakan

kemajemukan masyarakat Kampung Mansinam untuk saling menghormati dan

menghargai dalam kehidupan sehari-hari bukan mencari suatu perbedaan yang

akhirnya menjadi suatu konflik. (Sumber Data: Monografi Kampung Mansinam

2014-2015)

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dalam kehidupan bermasyarakat pendidikan sangat dibutuhkan karena

pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran demi meningkatkan

pengetahuan masyarakat dalam hal berpikir serta mendapatkan ide-ide kreatif dari

masyarakat.

Dengan acuan ini maka peneliti melihat jumlah penduduk dari tingkat

pendidikan yang berada di Kampung Mansinam dalam bentuk tabel :

Page 53: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

liii

Tabel II.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2014-2015

No Pendidikan Jumlah

01 Tidak /belum sekolah 128

02 Tamat Paud & TK 310

03 Tamat SD/Sederajat 464

04 Tamat SMP/Sederajat 69

05 Tamat SMA/Sederajat 40

06 DIPLOMA 5

07 SARJANA 23

Total 962

(Sumber Data : Monografi Kampung Mansinam 2014-2015)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat secara seksama bahwa distribusi

penduduk berdasarkan tingkat pendidikan didominasi oleh penduduk yang

telah tamat SD sederajat yakni sebanyak 464 jiwa terbagi dalam rasio laki-laki

dan perempuan serta anak-anak yang masih menempu pendidikan lanjutan

menenga pertama. Sedangkan yang paling sedikit adalah berpendidikan

Diploma dengan jumlah 5 jiwa. Hal ini dapat dikatakan bahwa penduduk usia

sekolah di Kampung Mansinam sudah cukup baik dengan segala kondisi dan

pemahaman masyarakat tentang pendidikan.

d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Page 54: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

liv

Kampung Mansinam merupakan salah Satu Kampung yang terletak di

Pulau dan berada dipesisir Selatan Kabupaten Manokwari dengan jumlah

penduduk yang hampir mencapai seribu jiwa, dengan beragam manusia yang

tinggal menetap di Kampung Mansinam, masyarakat Kampung Mansinam

meliki mata pencaharian yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel II.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah

01 Petani 23

02 Nelayan 69

03 TNI/POLRI 5

04 PNS 49

05 Wiraswasta 816

Total 962

(Sumber Data : Monografi Kampung Mansinam 2014-2015)

Dari data diatas dapat dilihat secara seksama bahwa sebagian besar

penduduk Mansinam bermata pencaharian Wiraswasta dengan jumlah 816

jiwa, berbagi rasio antar laki-laki dan perempuan yang kesehariannya hidup

sebagai Sopir, Buruh Harian Lepas, Tukang Bangunan, Karyawan

Swasta/BUMN, Pelajar yang pada saat liburan juga mencari uang, ibu rumah

tangga dan lain sebagainya. Sedangkan nelayan dan petani hanya berjumlah

92 jiwa jika digabungkan. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar warga

penduduk Kampung Mansinam menggantungkan hidupnya pada Wirausaha,

Nelayan di laut dan petani di perkebunan milik mereka sendiri.

Page 55: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lv

2. Sarana dan Prasarana

a. Sarana Peribadatan

Masyarakat Kampung Mansinam yang tidak pernah lupa akan

kewajibannya untuk melaksanakan ibadah menurut keyakianannya, dan selalu

mendengarkan apa yang disampaikan pelayan (pendeta) di Kampung tersebut.

Apa lagi Kampung Mansinam yang dijuluki Pulau Injil dan di pandang semua

orang di Tanah Papua sebagai Pulau Peradaban Orang Papua sangat

memegang keyakinan mereka pada agama yang dianut oleh masyarakat

Kampung Mansinam tersebut dan memiliki tempat Ibadah sebagaimana yang

ada dalam kehidupan beragama.

b. Sarana Kesehatan

Di kampung mansinam terdapat sarana kesehatan, yang sehari-harinya

digunakan masyarakat. adapun sarana kesehatan di Kampung Mansinam

adalah :

Tabel II.4

Sarana Kesehatan Yang Berada di Kampung Mansinam

No Sarana Jumlah (Buah)

01 PUSTU 1

02 POSYANDU 1

Total 2

(Sumber Data : Monografi Kampung Mansinam 2014-2015)

Dari tabel sarana kesehatan yang berada di Kampung Mansinam

terdapat satu buah Pustu dan Posyandu sebagai sarana pelayanan kesehatan

Page 56: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lvi

masyarakat, jadi sarana kesehatan yang ada berjumlah 2 buah, sarana

kesehatan ini merupakan sarana pengobatan dan tempat mencari informasi

bagi masyarakat yang membutuhkan pemeriksaan bagi diri mereka, maka

masyarakat bisa datang ke Pustu atau Posyandu untuk dilayani sebagaimana

mestinya.

c. Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan merupakan bagian dari unit pelayanan yang

dilakukan oleh petugas kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan bagian yang

tak terpisahkan dalam dunia medis. Oleh sebab itu Kampung Mansinam juga

memiliki jumlah tenaga kesehatan yang diperuntuhkan untuk melayani

masyarakat Mansinam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II.5

Tenaga Kesehatan Tahun 2014-2015

No Tenaga Kesehatan Jumlah

01 Dokter 1

02 Mantri 3

03 Perawat 5

04 Bidan 2

05 Dukun -

Total 11

(Sumber Data : Monografi Kampung Mansinam 2014-2015)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa Kampung Mansinam telah

memiliki tenaga kesehatan yang cukup memadai dan telah mengapdi kepada

Page 57: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lvii

masyarakat Kampung Mansinam dalam hal pelayanan kesehatan terhadap

masyarakat. hal ini menunujukkan bahwa masyarakat Kampung Mansinam

telah memiliki sejumlah tenaga medis di Kampung yang mampu menjamin

kesehatan masyarakat di Kampung Mansinam.

d. Sarana pendidikan

Sarana pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, begitu pun di Kampung

Mansinam pendidikan cukup baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel II.6

Sarana Pendidikan Tahun 2014-2015

No Gedung Jumlah (Buah)

01 Paud 1

02 TK 1

03 SD 1

04 SMP 1

Total 4

(Sumber Data Monografi Kampung Mansinam 2014-2015)

Dari data tersebut menunjukkan bahwa sarana pendidikan yang berada

di Wilayah Kampung Mansinam cukup memadai artinya masyarakat yang

membutuhkan sarana pendidikan untuk mendidik putra-putrinya sudah

tersedia di Kampung Mansinam. Dengan demikian masyarakat Kampung

Mansinam tidak Perlu khawatir untuk melanjutkan anak-anaknya di dunia

pendidikan walaupun pada tingkat sekolah lanjutan atas masih harus menempu

di Manokwari.

Page 58: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lviii

e. Tenaga Pengajar

Tenaga Pengajar merupakan Bagian yang sangat penting dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, begitu pun di Kampung

Mansinam sarana pendidikan cukup lengkap sampai dengan tenaga

pengajarnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di berikut ini :

Tabel II.7

Tenaga Pengajar Tahun 2014-2015

No Tenaga Pengajar Jumlah

01 Guru Paud 4

02 Guru TK 4

03 Guru SD 10

04 GURU SMP 9

Total 27

(Sumber Data Monografi Kampung Mansinam Tahun 2014-2015)

Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa Kampung Mansinam telah

memiliki tenaga pengajar yang cukup memadai dalam hal menguba sumber

daya manusia yang berada di Kampung Mansinam. Namun semua tenaga

pengajar bukan saja penduduk asli Mansinam mereka merupakan orang-orang

yang terpanggil hatinya untuk datang di Kampung Mansinam mengapdi

kepada Masyarakat Pulau Mansinam. Dalam artian, mereka merupakan tenaga

pengajar yang berdomisili di Kampung Mansinam yang merupakan sebuah

pulau dipesisir Kabupaten Manokwari.

3. Sosial Ekonomi

Page 59: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lix

Kampung Mansinam memiliki potensi ekonomi seperti pasir, batu, kayu,

laut dengan terumbu karang yang begitu indah di sekeliling Pulau Mansinam,

perikanan dan perkebunan masyarakat serta tempat wisata religi.

Jika dilihat dari sumber potensi yang ada, dapat dikatakan bahwa sebagian

besar Masyarakat Kampung Mansinam menggantungkan hidupnya pada hasil

perkebunan, perikanan laut dan wisata. Pengelolaan dibidang perkebunan dan

perikanan pun masih bersifat tradisional.

Hasil kebun seperti umbi-umbian, pisang dan sayur mayur dan hasil

tangkapan ikan laut biasanya dijual diarea sekitar Kampung saja. Selain hasil laut

dan darat, masyarakat Kampung Mansinam juga biasanya mendapat pemasukan

dari pengunjung yang berdatangan ke Kampung Mansinam untuk melihat tempat

Wisata Religi dan berenang menikmati air laut disekitar Pantai Kampung

Mansinam.

4. Sosial Budaya

Jika dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan etnis, Kampung Mansinam

terdiri dari, Suku Doreri, Suku Biak-Numfor sebagian dari itu hanyalah orang-

orang yang berdomisili dari berbagai daerah seperti NTT, Maluku, Jawa, dan

daerah lain di sekitar Papua.

Namun Hak Ulayat dan Adat istiadat dikuasai oleh suku besar Doreri yang

notabenenya pemilik lokasi Kampung Mansinam. Hal ini bisa dilihat dari Nama

Kampung yang diambil dari bahasa Doreri yakni Mansinam Yang artinya tempat

persinggahan bagi semua Manusia di Tanah Papua.

Secara sosial budaya, masyarakat hidup saling menghargai dan menghormati

dengan baik budaya yang ada dan tumbuh berkembang ditengah-tengah

masyarakat. contoh jika ada keluarga yang hendak berduka, semua masyarakat

Page 60: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lx

berbondong-bondong datang membantu (melayat). Jika ada pesta adat seperti

kawin semua warga berbondong-bondong menyumbang untuk mensukseskan

pesta tersebut.

5. Struktur Pemerintahan Kampung Mansinam

a. Susunan Organisasi Pemerintahan Kampung Mansinam

(Sumber Data : Kantor Kampung Mansinam 2015)

b. Perangkat Pemerintahan Kampung Mansinam

Adapun perangkat Pemerintahan Kampung Mansinam adalah sebagai

berikut :

Kepala Kampung : 1 = Zakheus D. Rumsayor

Sekretaris Kampung : 1 = Yusup Rumbrawer

Kaur Kesrah

Kaur Umum

Kaur Pembangunan

Kaur Pemerintahan

Sekretaris Kampung

Kepala Kampung

Page 61: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxi

Kaur Pemerintahan : 1 = Herman Sudarsono

Kaur Pembangunan : 1 = Jamaludin Rumbobiar

Kaur Umum : 1 = Septinus Yewun

Kaur Kesrah : 1 = Marlinda Rumbrawer

Keterangan

Dari susunan organisasi Kampung Mansinam yang ada diatas dapat kita

ketahui bahwa yang menjalankan pemerintahan Kampung Mansinam dipegang

oleh Kepala Kampung, lalu kemudian sekretaris Kampung, dan kemudian Kaur-

Kaur yang terbagi atas Kaur Pemerintahan, Kaur Pembangunan, Kaur Umum, dan

Kaur Kesejahteraan Rakyat (Kesrah).

Adapun tugas dan fungsi Pemerintah Kampung Mansinam Menurut Peraturan

Daerah Kabupaten Manokwari Nomor 31 Tahun 2003. tentang Pedoman

Organisasi Pemerintahan Kampung

1) Kepala Kampung

Kepala Kampung Berkedudukan sebagai Pimpinan Pemerintahan

Kampung melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada

masyarakat dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada bupati

melalui kepala distrik, kepala kampung memimpin penyelenggaraan

Pemerintahan Kampung berdasarkan kebijakan yang ditetapkan

a. Tugas dan Kewajiban Kepala Kampung

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan Kampung

2. Membina kehidupan Masyarakat Kampung

3. Membina kehidupan Kampung

4. Membina ketertiban dan ketentraman masyarakat Kampung

5. Mendamaikan perselisihan masyarakat Kampung

Page 62: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxii

6. Mewakili Kampungnya didalam dan diluar pengadilan dan

dapat menunjukan kuasa hukumnya

7. Mengajukan rancangan peraturan Kampung dan menetapkan

peraturan Kampung

8. Menjaga kelestarian Adat-istiadat yang hidup dan berkembang

di Kampung yang bersangkutan sepanjang menujang

kelangsungan pembangunan

9. Membuat keputusan Kepala Kampung

Kepala Kampung dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya

mempunyai fungsi antara lain :

1. Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan

Kampung

2. Pelaksanaan kewenangan mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat Kampung

3. Peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat

Kampung

4. Peningkatan partisipasi dan gotong-royong

5. Pelaksanaan tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah

6. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dalam penyelenggaraan

Pemerintah Kampung

2) Sekretaris Kampung

Sekretaris Kampung berkedudukan sebagai unsur staf yang membantu

Kepala Kampung dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya, Sekretaris

Kampung dipimpin oleh seorang Sekretaris Kampung yang berkedudukan

Page 63: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxiii

dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Kampung, Sekretaris

Kampung sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai Wakil Kepala Kampung

Sekretaris Kampung mempunyai tugas melakukan ketatausahaan yang

meliputi kearsipan, perpustakaan, personalia pamong Kampung, perlengkapan

rumah tangga, dan memberikan pelayanan administrasi Pemerintah Kampung,

Sekretaris Kampung dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan dan perpustakaan

2. Pelaksanaan urusan personalia pamong Kampung

3. Pelaksanaan dan rencana pelaporan kegiatan Pemerintahan

Kampung

4. Pelaksanaan urusan perlengkapan dan rumah tangga

pemerintahan Kampung

5. Pelaksanaan pelayanan administrasi Pemerintah Kampung

6. Menyusun rancangan peraturan Kampung dan rancangan

keputusan Kepala Kampung

Sekretaris Kampung dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dapat

dibantu oleh tenaga staf sekretaris sesuai dengan beban kerja, kemampuan

Kampung dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Sekretaris

bertanggungjawab kepada Kepala kampung.

3) Kaur Dalam Struktur Pemerintahan

a) Kaur Pemerintahan

Kaur Pemerintahan berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis

yang membantu Kepala Kampung dalam bidang pemerintahan

Kampung, bagian pemerintahan Kampung, bagian pemerintahan

Page 64: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxiv

dipimpin oleh kepala bagian yang berkedudukan dibawah dan

bertanggungjawab kepada Kepala Kampung dan secara administrasi

melalui cara Kampung, bagian pemerintahan mempunyai tugas

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan

dan ketentraman dan ketertiban Kampung, melaksanakan kedudukan,

administrasi pertanahan dan pembinaan sosial dan politik.

Bagian pemerintahan dalam melaksanakan tugas mempunyai

fungsi yaitu :

1. Perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan dan ketentraman

2. Perencanaan dan pelaksanaan administrasi kependudukan

3. Perencanaan dan pelaksanaan administrasi pemerintahan

4. Merencanakan dan pelaksanaan kegiatan pembinaan sosial dan

poliik.

b) Kaur Kemasyarakatan

Kaur Kemasyarakatan menjadi unsur pelaksana teknis yang

membantu tugas Kepala Kampung dalam bidang kemasyarakatan,

bagian kemasyarakatan dipimpin oleh Kepala bagian yang berkedudukan

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kampung secara

administratif melalu Sekretaris kampung.

Kaur Kemasyarakatan mempunyai tugas merencanakan,

melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembinaan mental spiritual

Keagamaan, Nikah, Talak, Rujuk, dan Sosial, Kesejahteraan keluarga

dan kesehatan masyarakat.

Kaur Kemasyarakatan dalam melaksanakan tugas mempunyai

fungsi yaitu :

Page 65: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxv

1. Merencanakan dan pelaksanaan pelayanan informasi pemerintah

Kampung

2. Pencataan dan pelayanan administrasi Nikah, Talak, Cerai, dan

Rujuk

3. Merencanakan dan pelaksanaan kegiatan bidang sosial

4. Merencanakan dan pelaksanaan kegiatan bidang pemuda,

olahraga dan perempuan

5. Merencanakan dan pelaksanaan kegiatan bidang pendidikan dan

kebudayaan

6. Merencanakan dan pelaksanaan kegiatan bidang kesejahteraan

keluarga dan kesehatan masyarakat

7. Menyusun rencana peraturan Kampung dan rencana keputusan

Kepala Kampung sesuai dengan bidang tugasnya

8. Pelaporan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

kemasyarakatan

c) Kaur Umum

Kaur Umum menjadi unsur pelaksana teknis yang membantu tugas

Kepala Kampung dalam bidang administrasi kepada masyarakat, bagian

umum dipimpin oleh Kepala bagian yang berkedudukan dibawah dan

bertanggungjawab kepada Kepala Kampung secara administratif melalui

Sekretaris Kampung.

Bagian Umum mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,

dan mengevaluasi, kegiatan informasi Pemerintah Kampung, pelayanan

administrasi kependudukan dan catatan sipil, surat-surat keterangan,

Page 66: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxvi

rekomendasi dan legalisasi surat-menyurat lainnya, fungsi bagian umum

yaitu :

1. Perencanaan dan pelaksanaan pelayanan informasi pemerintah

Kampung

2. Perencanaan dan pelaksanaan pelayanan administrasi

kependudukan dan catatan sipil

3. Perencanaan dan pelaksanaan pelayanan surat-surat

keterangan

d) Kaur Pembangunan

Kaur Pembangunan menjadi unsur pelaksana teknis yang

membantu tugas Kepala Kampung dalam bidang administrasi kepada

masyarakat, bagian pembangunan dipimpin oleh kaur yang

berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Kampung

secara administratif melalui \Sekretaris Kampung.

Bagian Pembangunan mempunyai tugas merencanakan,

melaksanakan, dan mengevaluasi, kegiatan Pemerintah Kampung yang

terkait dengan pembangunan fisik nonfisik dan, jalan Kampung dan

sarana prasarana lainnya serta legalisasi surat-menyurat lainnya, fungsi

bagian Pembangunan yaitu :

1. Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan fisik dan nonfisik

di Kampung

2. Perencanaan dan pelaksanaan pelayanan administrasi surat ijin

pembangunan rumah

3. Perencanaan dan pelaksanaan pembuatan sarana dan prasarana

masyarakat.

Page 67: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxvii

BAB III

ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNENCE DI

DESA/KAMPUNG MANSINAM

Dalam bab ini peneliti akan melakukan analisis berdasarkan data yang diperoleh selama

menjalani penelitian lapangan dan juga dari data informan yang telah diwawancarai yang

selanjutnya data ini akan menjadi sumber data primer dan data sekunder. Hal ini dilakukan

dengan tujuan untuk menyederhanakan data yang sudah diperoleh dari hasil penelitian guna

mendapatkan suatu gambaran dan pemahaman mengenai Penerapan Prinsip-Prinsip Good

Governance di Desa/Kampung Mansinam Distrik Manokwari Timur, Kabupaten Manokwari,

Provinsi Papua Barat. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman pada

ruang lingkup penelitian yang telah dibahas sebelumnya.

Setelah memperoleh sumber data, analisis dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan

jawaban-jawaban yang berasal dari hasil wawancara dengan informan. Jawaban-jawaban ini

kemudian menjadi salah satu landasan analisis, sebab peneliti melakukan analisis dengan

berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Oleh sebab itu peneliti

terlebih dahulu melakukan pendekatan-pendekatan secara persuasif terhadap informan

sebelum melakukan wawancara dengan asumsi bahwa sumber data yang diperoleh benar-

benar valid dan kredibilitasnya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

Selanjutnya, langkah awal dalam analisis ini adalah mendeskripsikan sumber informasi,

yakni informan. Deskripsi ini dilakukan berdasarkan klasifikasi usia tingkat pendidikan dan

pekerjaan/jabatan.

Page 68: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxviii

A. DESKRIPSI INFORMAN

Pada prinsipnya deskripsi informan merupakan sebuah gambaran mengenai profil

informan yang telah dijadikan sumber informasi yang menurut peneliti dapat dipercaya serta

mampu memberikan pemahaman dalam bentuk jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan oleh peneliti. Gambaran informan ini akan memberikan legitimasi analitik atas

pernyataan atau jawaban-jawaban yang diberikan oleh informan. Atas dasar asumsi-asumsi

tersebut, maka berikut peneliti akan mengidentifikasi data informan sebagaimana yang

dimaksudkan tersebut dibawah ini;

1. Deskripsi Informan Berdasarkan Usia

Dalam penelitian ini, usia informan dapat dipaparkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel III.1

Deskripsi Informan Berdasarkan Usia

No Golongan Usia Jumlah Persentase (%)

01 20-30 1 0,10

02 31-40 4 0,40

03 41-50 4 0,40

04 51-60 - -

05 60 1 0,10

Total 10 100

(Sumber : Data Primer 2015)

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa usia informan dalam penelitian ini

terdiri dari beragam usia. Jika diperhatikan, maka dapat diketahui bahwa usia

informan didominasi oleh kelompok usia antara 31-40 tahun dan 41-50 tahun dengan

jumlah masing-maisng 4 orang atau 0,40 persen dan selanjutnya adalah kelompok

Page 69: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxix

usia diantara 20-30 tahun dan 60 tahun keatas dengan jumlah 1 orang atau 0,10

persen.

Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa usia para informan adalah

usia yang matang dalam hal berpikir dan berpengalaman dalam memberikan

pemahaman dan pengetahuan yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang

sedang diteliti.

2. Deskripsi Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat pendidikan informan, maka dapat disajikan dengan

tabel sebagai berikut :

Tabel III.2

Deskripsi Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

01 Tidak Sekolah - -

02 SD/Sederajat - -

03 SMP/Sederajat 1 0,10

04 SMA/Sederajat 5 0,50

05 Sarjana 4 0,40

Total 10 100

(Sumber : Data Primer 2015)

Dari tabel diatas, dapat dikatakan bahwa informan yang berpendidikan SMA/

Sederajat Berjumlah 5 orang atau 0,50 persen dan informan yang berpendidikan

sarjana berjumlah 4 orang atau 0,40 persen. Hal ini menunjukkan bahwa informasi

yang diperoleh dari para informan cukup valid karena jika dilihat dari pendidikan para

informan yang cukup memadai. Pendidikan yang memadai juga dapat medukung

Page 70: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxx

interaksi dan komunikasi yang baik dan terarah antara peneliti dengan informan

sehingga informasi yang digali menjadi jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Deskripsi Informan Berdasarkan Pekerjaan dan Jabatan

Untuk mengetahui lebih jelas informan berdasarkan pekerjaan dan jabatan,

dapat di lihat pada tabel berikut ini :

Tabel III.3

Deskripsi Informan Berdasarkan Pekerjaan dan Jabatan

No Nama Pekerjaan Jabatan

01 Zakheus D. Rumsayor Pensiunan Polri Kepala Kampung

02 Herman Sudarsono Wiraswasta Kaur Pemerintahan

03 Septinus Yewun Nelayan Kaur Pemerintahan

04 Yosepus Mansumber PNS Ketua Baperkamp

05 Thidorus Rumbruren PNS Sekretaris Baperkamp

06 Decky Rumsayor Wiraswasta Anggota Baperkamp

07 Thobias A. Rumadas Wiraswasta Ketua RT. 01 Sawido

08 Jhon Tuamnano Wiraswasta Masyarakat Kampung

Mansinam

09

Berthus Warijo PNS Anggota Lembaga

Intelektual Kampung

Mansinam

10 Kristian Rumsayor PNS Masyarakat Kampung

Mansinam

(Sumber : Data Primer 2015)

Dari data diatas dapat dilihat secara seksama bahwa para informan dalam

penelitian ini paling banyak didominasi oleh informan yang berlatar belakang sebagai

Pegawai Negeri Sipil dan Wiraswasta dengan Jumlah masing-masing 4 orang.

Sedangkan dalam status jabatan di Wilayah Kampung Mansinam yang menjadi fokus

Page 71: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxi

penelitian, mereka memiliki status sosial sebagai toko masyarakat yang memiliki

peran yang cukup berpengaruh dalam tata kelola Pemerintahan Kampung.

4. Keterkaitan Antara Usia Tingkat Pendidikan Pekerjaan Dan Jabatan Informan Dengan

Informasi.

Keberagaman latar belakang yang dimiliki oleh para informan diatas akan sangat

membantu untuk memberikan informasi yang cukup dan bervariasi tentunya sangat

baik dalam memberikan pendapatnya sehingga hasil penelitian pun dapat

menggambarkan keterwakilan banyak orang dengan melihat kualitas informasi yang

diberikan oleh para informan.

Dari data-data yang dipaparkan diatas dapat dijelaskan bahwa Usia, Tingkat

Pendidikan, serta Pekerjaan dan Jabatan, memiliki keterkaitan yang erat dengan cara

pandang informan yang memiliki pendidikan menengah dan sarjana serta sudah

tergolong matang dalam usia dan pengalaman sesuai dengan pekerjaan serta jabatan

yang dimiliki oleh para informan, seperti Kepala Kampung beserta Aparat Kampung,

Ketua Baperkamp beserta Anggota, Ketua RT, Anggota Lembaga Intelektual dan

Masyarakat di Kampung Mansinam. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian di

Kampung Mansinam bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan tentunya

berpedoman pada nalar akademik.

B. ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI

DESA/KAMPUNG MANSINAM

Secara filosofis, Desa memliki hak asal usul dan hak tradisional dalam

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dan berperan mewujudkan

Page 72: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxii

cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. Dalam artian, konsep Desa sebagaimana dimaksud UU Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa tersebut praktis merupakan implementasi kontrol dari ketentuan

pasal 18B ayat (2) yang dengan jelas menyatakan “Negara mengakui dan

menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak

tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat

dan prinsip NKRI yang diatur dalam undang-undang”.

Konstitualisme pasal 18B ayat (2) UUD 1945 tersebut didasarkan pada

pemikiran bahwa secara historis Desa atau nama lain telah ada dan menjalankan

fungsi-fungsi pemerintahan tradisional yang didasarkan kepada adat-istiadat setempat

dan kearifan lokal. Artinya, pada pasal tersebut, telah mempunyai dua konsekuensi.

Pertama, “pengakuan Negara atas Desa adalah sepanjang masih hidup”, dalam hal ini

komunitas masyarakat hukum adat adalah masyarakat yang telah eksis dan masih

diakui pula keberadaannya oleh masyarakat. kedua, “sesuai dengan perkembangan

masyarakat” dalam artian keberadaan Desa harus disesuaikan dengan perubahan dan

perkembangan masyarakat.

Artinya, Demokrasi, Desentralisasi, dan Globalisasi harus diperhitungkan

untuk menjaga marwah Desa atau nama lain dari Desa. Ketiga, pengakuan dan

penghormatan Negara tersebut harus sesuai dengan prinsip NKRI, artinya pengakuan

Desa atau nama lainya tetap berada dalam koridor NKRI dan tidak memunculkan

“raja-raja kecil”. Sejalan dengan hal itu, Konsep Good Governance sebenarnya telah

lama dilaksanakan oleh semua pihak yaitu Pemerintah, Swasta dan Masyarakat,

namun demikian masih banyak yang rancu memahami konsep Governance. Secara

sederhana, banyak pihak menerjemahkan governance sebagai Tata Pemerintahan.

Tata pemerintahan disini bukan hanya dalam pengertian struktur dan manajemen

Page 73: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxiii

lembaga yang disebut eksekutif, karena pemerintah (government) hanyalah salah satu

dari tiga aktor besar yang membentuk lembaga yang disebut governance. Dua aktor

lain adalah private sektor (sektor swasta) dan civil society (masyarakat madani).

Karenanya memahami governance adalah memahami bagaimana integrasi peran

antara pemerintah (birokrasi), sektor swasta dan civil society dalam suatu aturan main

yang disepakati bersama. Lembaga Pemerintah harus mampu menciptakan lingkungan

ekonomi, politik, sosial budaya, hukum dan keamanan yang kondusif. Sektor swasta

berperan aktif dalam menumbuhkan kegiatan perekonomian yang akan memperluas

lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan, sedangkan civil society harus mampu

berinteraksi secara aktif dengan berbagai macam aktifitas perekonomian, sosial dan

politik termasuk bagaimana melakukan kontrol terhadap jalannya aktifitas-aktifitas

tersebut.

Berlandaskan pada beberapa hal tersebut diatas, kemudian pemerintahan itu

mulai mendorong dan berkembang melalui Desentralisasi yang bergesar dari Pusat ke

Daerah dimana segala urusan menjadi urusan Pemerintah Daerah baik Provinsi,

Kabupaten/Kota sampai pada Kampung. Kampung, didefinisihkan menurut UU No.

21/2001 tentang Otonomi Khusus Papua sebagai “Kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki kewenagan untuk megatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem

Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten/Kota”. Kampung dalam

pengertian ini adalah suatu self governing community. Kampung sebagaimana

dimaksud dalam UU No. 21/2001 itu sesungguhnya memiliki cita-cita yang luhur dan

besar.

Beberapa diantaranya adalah (a) masyarakat di Kampung yang mampu

mengatur dan mengurus kepentingan mereka sendiri demi kemajuan dan

Page 74: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxiv

kesejahteraan bersama, (b) pengaturan dan pengurusan kepentingan bersama itu

dilakukan sesuai dengan adat istiadat setempat dan (c) pengaturan dan kepentingan

bersama itu dilakukan tidak terlepas dari kepentingan nasional. Pergeseran kampung

tradisional ke kampung dengan sistem penyelenggaraan modern juga ikut

mempengaruhi hubungan diantara para Aktor atau Stakeholders kelembagaan yang

ada. Dalam hubungan antara aktor dalam kelembagaan yang ada didalam wilayah

kampung dewasa ini, setidaknya ada beberapa aktor penting yang sangat berperan

dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan Kampung diantaranya Pemerintah

Kampung, Swasta dan Masyarakat kampung itu sendiri.

Dalam sistem penyelenggraan Pemerintahan Kampung, ada beberapa bidang

yang menjadi motor penggerak kemajuan Kampung dalam mewujudkan kesejahteraan

masyarakat di Kampung. Adapun beberapa bidang tersebut diantaranya adalah bidang

Pemerintahan, bidang Pembangunan, dan bidang Kemasyarakatan. Bidang

Pemerintahan secara khusus akan menjalankan kegiatan Perencanaan dan pelaksanaan

pemeliharaan dan ketentraman, pelaksanaan administrasi kependudukan dan

merencanakan dan pelaksanaan kegiatan pembinaan sosial dan politik. Sedangkan

didalam bidang Pembangunan akan dilihat secara fisik dan non fisik, seperti

pembangunan jalan, sarana dan prasarana, dan pembangunan non fisik seperti

pembangunan manusia dalam proses peningkatan sumber daya manusia yang ada di

Kampung.

Yang terakhir adalah bidang kemasyarakatan, dimana segala sesuatu yang

berhubungan dengan sosial kemasayarakatan juga menjadi tugas tak kalah pentingnya

karena berhubungan dengan harmonisasi kehidupan masyarakat dalam suatu entitas

hukum yang berada dalam suatu wilayah Kampung. Sistem penyelenggaraan

Pemerintahan kampung diatas tentu tidak terlepas dari Anggaran Pendapatan dan

Page 75: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxv

Belanja Kampung (APBK). Dalam hal ini, APBK adalah Instrumen fiskal ditingkatan

Kampung yang sangat strategis dan sangat menentukan keberhasilan pembangunan

masyarakat kedepan. Sebagaimana ditingkat Nasional, Provinsi maupun

Kabupaten/Kota, penyusunan dan pemanfaatan APBK juga memerlukan suatu proses

tertentu. Tentu proses ini harus dibuat secara sederhana sehingga mudah diikuti dan

dilakukan oleh masyarakat dan aparat Pemerintahan Kampung tetapi harus tetap

memenuhi prinsip-prinsip Partisipasi, Transparansi, dan Akuntabilitas.

Oleh karena itu, pada sub bahasan ini akan diuraikan mengenai indikator-

indikator dari Praktek Good Governance di Desa/Kampung Mansinam. Indikator

tersebut merupakan subtansi permasalahan yang diuraikan dalam ruang lingkup

penelitian dengan pendekatan-pendekatan tersebut tersirat dalam indikator yang

menjadi batasan penelitian sebagaimana dibawah ini :

1. Partisipasi yang terdiri dari;

a) Penyediaan ruang partisipasi bagi masyarakat oleh Pemerintah

Salah satu faktor untuk mengetahui Praktek Good Governance di Kampung

Mansinam adalah dengan mewujudkan pelaksanaan prinsip-prinsip good

governance di Kampung Mansinam. Hal itu bisa dilihat dari bagaimana peran

Pemerintah dalam mempengaruhi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam

berbagai kegiatan Pemerintah dengan berbagai sarana pendukung seperti ruang

partisipasi, menciptakan kondisi yang nyaman bagi masyarakat sehingga

masyarakat dapat dengan mudah ikut mengambil bagian didalam berbagai

kegiatan tersebut.

Untuk menanggapi konsep yang diharapkan oleh berbagai pencetus teori

good governance tersebut, peneliti kemudian mewawancarai Kepala Kampung

Page 76: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxvi

sebagai kepala wilayah di Kampung Mansinam dimana Kepala Kampung

Mengatakan;

“Sejauh ini, sebagai pihak pemerintah tentu ada upaya-upaya yang memang

sedang kami lakukan. Baik dibidang lingkungan yaitu bagaimana

menghimpun semua masyarakat untuk hadir dalam kerja bakti (bakti

sosial), dan kami mencoba melibatkan masyarakat dalam rapat-rapat untuk

membicarakan hal-hal yang penting terkait dengan pembangunan Kampung

ke depan. Mengenai ruang partisipasi, selama ini kami masih menggunakan

Halaman tempat Ibadah karena ada beberapa “Pendopo” di sekitar Gedung

Gereja yang dibangun oleh Pemerintah Daerah itu yang sedang kami

gunakan dan kami sedang mengusahakan untuk membangun sebuah ruang

tetapi itu masih dalam tahap perencanaan. (sumber : wawancara tanggal 28

desember 2015 bersama Bapak Zakeus Rumsayor, Kepala Kampung

Mansinam)”

Melihat apa yang disampaikan oleh Kepala Kampung dapat diketahui

bahwa sejauh ini pemerintah Kampung selalu mengupayakan agar masyarakat itu

dapat ikut berpartisipasi diberbagai bidang baik lingkungan kampung yang harus

dijaga kebersihannya dengan melibatkan masyarakat untuk bersama-sama

menjaga lingkungan mereka agar selalu bersih dan nyaman, mempengaruhi

masyarakat untuk ikut ambil bagian dalan berbagai rapat dimana hal-hal yang

dibicara demi menyakut kepentingan Kampung Mansinam di masa-masa yang

akan datang.

Dalam hal ini, konsep good governance yang diharapkan oleh berbagai

kalangan sudah dipraktekkan di Kampung Mansinam. Karena setiap program

kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah, benar-benar masyarakat itu telah

mengambil bagian didalamnya. Namun yang menjadi kendala adalah kurangnya

ruang partisipasi yang seharusnya disediakan oleh Pemerintah Desa seperti

bangunan serbaguna dan ruang publik terbuka dan hijau. Dari penjelasan tersebut

dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Kampung Mansinam belum menciptakan

ruang partisipasi milik Pemerintah Kampung Mansinam dimana ruang itu dapat

berguna bagi kelancaran proses partisipasi dalam suatu pemerintahan dan masih

Page 77: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxvii

menggunakan sarana Ibadah yang dibangun oleh Pemerintah Daerah berupa

“Pendopo” sebagai ruang partisipasi masyarakat Kampung Mansinam.

b) Bentuk partisipasi masyarakat bersama Pemerintah

Secara teori Setiap orang atau warga masyarakat, baik laki-laki maupun

perempuan memiliki hak suara yang sama dalam proses pengambilan keputusan,

baik secara langsung maupun melalui lembaga perwakilan sesuai dengan

kepentingan dan aspirasinya masing-masing. Dalam hal ini setiap orang

mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi namun bentuk atau cara

yang dilakukan juga harus diperhitungkan sehingga mampu mempengaruhi

banyak masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Berdasarkan teori yang ditemukan

dan dihadirkan untuk kepentingan Pemerintahan yang baik di masa-masa yang

akan datang, peneliti kemudian melakukan wawancara bersama Kaur

Pemerintahan, dan beliau mengatakan;

“Bentuk partisipasi yang Pemerintah Kampung lakukan sejauh ini adalah

dengan cara melakukan yang bisa kami lakukan seperti kerja bakti, dimana

kami sendiri langsung turun tangan sehingga masyarakat pun ikut ambil

bagian didalamnya. Kemudian seperti kemaring tanggal 19 pemilihan

Kepala Daerah, kami lebih memposisikan diri kami didepan dan mengajak

masyarakat untuk hadir bersama-sama menentukan suara mereka demi

kebaikan daerah ke depan. Hal-hal seperti ini yang biasanya kami lakukan

sehingga masyarakat juga senang dan mau ambil bagian.(sumber :

wawancara 28 desember 2015 Bersama Bapak Herman Sudarsono, Kaur

Pemerintahan Kampung Mansinam)”

Kutipan data hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah

Kampung dalam hal ini Kepala Kampung dan aparaturnya mencobah

memposisikan diri mereka sebagai contoh untuk kemudian diikuti oleh

Masyarakat Kampung Mansinam. Artinya setiap apapun itu bentuk kegiatan yang

dilakukan oleh Pemerintah, Kepala Kampung atau pun Aparatur Kampung selalu

memposisikan diri mereka didepan sebagai orang-orang yang ingin memberikan

kesan baik bagi masyarakat sehingga masyarakat pun senang dan mau bergabung

Page 78: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxviii

bersama-sama dengan Pemerintah dalam merancang program pembangunan

Kampung ke depan, berpartisipasi dalam menjaga keindahan dan ketertiban

Kampung, serta selalu mengambil bagian disetiap kegiatan Kampung.

Disini, peneliti membenarkan pernyataan Kaur Pemerintahan secara

spontan berdasarkan pengamatan peneliti bahwa apapun yang dilakukan oleh

Pemerintah Kampung Mansinam semua demi kebaikan Kampung ke depan

sehingga apapun cara yang dilakukan oleh Pemerintah adalah cara yang terbaik

yaitu sebagai pelayan masyarakat, bukan sebagai pemimpin masyarakat yang

hanya sekedar memerintah masyarakatnya saja tanpa memberikan contoh

terhadap masyarakat.

c) Tindakan Pemerintah dalam mempengaruhi masyarakat untuk berpartisipasi

Sebagai bagian dari proses jalannya pemerintahan baik dari Pusat sampai ke

Daerah tentu ada ikatan timbal balik antara Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat

untuk bersama-sama membangun Negara dengan tujuan adanya pembangunan

disetiap kalangan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat

demi kesejahteraan masyarakat sesuai amanah Undang-Undang Dasar 1945.

Sebagai bagian dari sistem Pemerintahan, Kampung Mansinam juga memiliki

tanggungjawab penuh terhadap peningkatan kesejahteraan Masyarakat,

menghimpun masyarakat untuk hadir diberbagai ifen dan menjaga kehidupan

yang aman tentram dan indah disetiap lingkungan.

Mempengaruhi masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai bidang juga

sudah menjadi bagian dari tangung jawab Pemerintah Kampung. Sesuai dengan

penjelasan diatas terkait tindakan pemerintah dalam hal mempengaruhi

masyarakat, peneliti kemudian mensinkronkan dengan hasil wawancara yang

dimana Bapak Tobias Rumadas Ketua RT.01/RW.I Sawido mengatakan;

Page 79: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxix

“Sebagai Ketua Rukun Tetangga, yang saya lakukan saat ini mencobah

mendekatkan diri dengan masyarakat, melihat posisi mana yang cocok

untuk mempengaruhi masyarakat ikut ambil bagian di setiap kegitan yang

saya lakukan atau kegitan yang diperintahkan oleh Kepala Kampung seperti

Pembersihan lingkungan, pelaksanaan ronda malam, sampai dengan

kegiatan pemberdayaan dari Pemerintah Kampung, selalu saya melihat

siapa yang siap langsung saja saya mengikutkan dia didalam berbagai

kegiatan. (sumber: wawancara 25 oktober 2015 bersama Bapak Tobias

Rumadas selaku Ketua Rt. 01/Rw. I Sawido)”

Melihat pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Ketua RT.01/RW.I

Sawido tersebut, dapat dikatakan bahwa penedekatan yang dilakukan oleh pihak

Pemerintah terhadap masyarakat cukup baik. Hal itu dilihat dari bagaiman cara

yang beliau lakukan dengan datang langsung kepada masyarakat tanpa harus

mengundang mereka untuk duduk bersama-sama dalam berbagai forum-forum

tertentu. Dalam artian, masyarakat pun sangat diistimekan sehingga dengan cara

seperti yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Ketua RT.01 Sawido

Kampung Mansinam telah melakukan tindakan pelayanan yang terbaik bagi

masyarakat dalam hal mengambil hati mereka untuk ikut ambil bagian dalam

berbagai kegiatan.

d) Tingkat partispasi masyarakat kepada Pemerintah

Masyarakat yang berkepentingan harus ikut serta dalam proses perumusan

dan/atau pengambilan keputusan atas kebijakan publik yang diperuntukkan bagi

masyarakat itu sendiri, sehingga keterlibatan masyarakat sangat diperlukan pada

setiap pengambilan kebijakan yang menyangkut dengan masyarakat

luas. Sebagaimana penjelasan tersebut, di Kampung Mansinam juga harus

mampu mempengaruhi masyarakat sehingga masyarakat pun semakin antusias

dalam mengikuti berbagai kegiatan di Kampung. Hal ini dapat dilihat dari

peryataan yang disampaikan oleh Bapak Tobias Rumadas selaku Ketua

Rt.01/Rw.I Sawido Kampung Mansinam, Beliau Menyatakan;

Page 80: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxx

“Sejauh ini cukup berhasil, hal itu dapat di lihat dari berbagai kegiatan yang

dilakukan Pemerintah Kampung selalu saja masyarakat mempunyai

semangat untuk ikut mengambil bagian didalam kegiatan tersebut, baik

kegiatan pemberdayaan untuk ibu-ibu, kegiatan lomba yang diadakan oleh

Pemerintah Kampung dan, pembersihan lingkungan kampung. (sumber:

wawancara 25 oktober 2015 bersama Bapak Tobias Rumadas Ketua

Rt.01/Rw.I Sawido Kampung Mansinam)”

Pernyataan ini menegaskan bahwa masyarakat Kampung Mansinam

mempunyai semangat yang cukup baik dalam mengikuti setiap kegiatan yang

dilakukan oleh Pemerintah. Artinya tidak ada keraguan dalam diri masyarakat

bahwa setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah itu bersifat hanya untuk

menarik perhatian masyarakat saja. Tetapi juga menjadi suatu arena dimana

masyarakat itu ada dan hadir karena kepentingan perkembangan Kampung ke

depan.

Dari hasil wawancara tersebut dan ketika dikaitkan dengan pengamatan

peneliti ketika berada di Kampung Mansinam, dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa sejauh ini tingkat partisipasi masyarakat di Kampung Mansinam sudah

cukup baik hal itu dilihat dari kegiatan pemerintah dalam hal ini kerja bakti, rapat

penentuan program yang meskipun dalam rapat tersebut yang hadir hanyalah

segelintir warga yang mempunyai peranan penting di Kampung tetapi hal itu

sudah cukup memberikan hasil yang begitu baik dalam proses Demokrasi.

e) Waktu partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan Pemerintah

Partisipasi menggambarkan derajat keterlibatan masyarakat dalam proses

partisipasi yang didasarkan pada seberapa besar kekuasaan yang dimiliki

masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. partisipasi ada untuk

membantu memahami proses dari pelibatan masyarakat. begitu juga dengan

proses dalam dunia Pemerintahan dimana selalu dibutuhkan keterlibatan

masyarakat untuk bersama-sama memutuskan suatu kebijakan demi kebaikan

Page 81: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxxi

Pemerintahan diwaktu yang akan datang. Di Kampung Mansinam, juga

membutuhkan banyak masyarakat untuk kepentingan dalam hal pembangunan

kampung, dan meningkatkan kesejahteraan Masyarakat. untuk itu peneliti

melakukan wawancara dengan salah satu Kaur di Kampung Mansinam dan beliau

mengatakan;

“Sering yang kami lihat dan merasakan selama ini, masyarakat tidak pernah

mengelu tentang apapun bentuk kegiatan, kapan, dan dimana pemerintah

melakukannya. Karena semua kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah

mereka beramai-ramai mengikutinya. Salah satu contoh pemilihan kepala

kampung bulan juli lalu, antusias masyarakat sangat baik sekali untuk

mengikuti pemilihan tersebut. Begitu juga dengan kegiatan pemberdayaan

yang dilakukan oleh pemerintah daerah di Kampung ini yang baru saja

dilaksanakan tanggal 15 sampai dengan 17 oktober kemaring, masyarakat

sangat senang untuk terus bergabung dalam setiap kegiatan yang dilakukan

pemerintah. (sumber: wawancara 28 desember 2015 bersama Bapak

Herman Sudarsono kaur Pemerintahan Kampung Mansinam)”

Melihat pernyataan dari Kaur Pemerintahan tersebut, dapat dikatakan

bahwa masyarakat Kampung Mansinam mempunyai antusias yang cukup baik

dalam hal berpartisipasi bersama pemerintah diberbagai bidang baik

pembangunan secara fisik, dan non fisik seperti program pemberdayaan yang

dilakukan oleh pemerintah. Dalam artian, masyarakat Kampung Mansinam

mempunyai semangat yang cukup baik dalam hal pembangunan kampung ke

depan.

Sesuai dengan hasil wawancara yang diperoleh peneliti dapat disimpulkan

bahwa sejauh ini Pemerintah tidak dapat menghitung kapan dan dimana

masyarakat itu hadir dan berpartisipasi dalam bentuk kegiatan Pemerintah di

Kampung Mansinam. Karena setiap kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah

Kampung selalu saja masyarakat itu ambil bagian didalamnya.

f) Cara masyarakat dalam berpartisipasi,

Page 82: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxxii

Dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam program Pemerintahan

Kampung, maka masyarakat akan menjadi bagian yang selalu menentukan baik

buruknya perkembangan Kampung. Sehingga potensi masalah yang terjadi pun

akan sangat jarang ditemukan seperti penyalagunaan kewenangan, praktik-praktik

manipulasi dan berbagai bentuk permainan didalam birokrasi pemerintahan dapat

dianulir dengan baik. Begitu juga dengan berbagai program kerja pemerintah

berupa pembersihan lingkungan, pembangunan manusia dibidang pemberdayaan

dan lain sebagainya. Beberapa hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara yang

dilakukan oleh peneliti kepada beberapa masyarakat seperti yang tertera dibawah

ini;

“Sebagaimana dikatakan Bapak Jhon Tuamnano bahwa, sering mengikuti

kerja bakti yang biasa dilakukan oleh Pemerintah Kampung, mengikuti

rapat bersama Pemerintah Kampung untuk menentukan suatu keputusan

seperti yang baru saja terjadi kemaring dalam hal menunjuk ibu-ibu dari RT

kami untuk bergabung dalam kegiatan dari Dinas Pemberdayaan Kabupaten

Manokwari. Ada juga kami bersama-sama dengan pemerintah menjaga

ketertiban dalam Kampung ini. (sumber: wawancara 22 November 2015

Bersama Bapak Jhon Tuamnano selaku masyarakat kampung Mansinam)”

Dengan bentuk partisipasi seperti ini tentu sangat memberikan makna

bahwa masyarakat tidak selamanya menjadi obyek dalam berbagai pembangunan

di Kampung. Apapun yang menjadi pilihan masyarakat itu semua dibicarakan

dalam forum dan cara yang masyarakat lakukan dalam berpartisipasi pun sangat

sederhana yaitu dengan mengikuti kerja bakti, rapat yang dilakukan oleh

Pemerintah serta menjaga ketertiban lingkungan seperti hasil wawancara yang

disampaikan oleh Bapak Kristian Rumsayor Warga Kampung Mansinam dibawah

ini;

“Beliau mengatakan; sebagai masyarakat yang baik tentu setiap kegiatan

pasti saya juga ikut berpartisipasi dalam membangun kampung dengan cara

mengikuti Musrembang Kampung, mengikuti rapat dalam membuat

kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pembangunan Kampung ke depan

pasti saya dan semua masyarakat yang ada di Kampung ini hadir dan selalu

Page 83: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxxiii

ikut ambil bagian di dalamnya. (sumber: wawancara 25 Oktober 2015

Bersama Bapak Kristian Rumsayor selaku masyarakat Kampung

Mansinam)”

“hal senada juga disampaikan oleh bapak Bertus Warijo bahwasannya;

tindakan yang sering dilakukan adalah dengan cara mengikut ambil bagian

dalam pembersihan lingkungan, pelatihan pengembangan diri seperti

pelatihan usaha dan ikut menentukan perencanaan pembangunan kampung

ke depan serta Pemilu.(sumber: wawancara 13 desember 2015 bersama

Bapak Bertus Warijo selaku masyarakat Kampung Mansinam)”

Melihat beberapa pernyataan yang disampaikan oleh masyarakat Kampung

Mansinam, tentu tidak bisa dipungkiri lagi bahwa masyarakat Kampung

Mansinam tanpa dipaksakan masyarakat sudah sering mengikuti kegiatan dari

Pemerintah Kampung baik pembersihan lingkungan, rapat kerja Pemerintah

dalam menentukan langka atau program yang direncana bersama ke depan, dan

mengikuti berbagai pelatihan pengembangan diri demi kehidupan yang sejahtera

di masa-masa yang akan datang.

Dari hasil wawancara yang diperoleh oleh peneliti beserta hasil observasi

dari peneliti selama kurang lebih 4 bulan di Kampung Mansinam, dapat

disimpulkan bahwa cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam berpartisipasi

dengan Pemerintah sangat sederhana sesuai dengan kehidupan masyarakat

dimana masyarakat sering mengikuti kerja bakti dan mengikuti rapat-rapat

Pemerintah sesuai dengan apa yang sedang dirumuskan dalam pembangunan

Kampung.

g) Kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam berpartisipasi

Dalam pembangunan tentu tidak terlepas dari campur tangan masyarakat

untuk ikut hadir dan turut bersama Pemerintah merumuskan progrma-program

kerja ke depan sesuai dengan perkembangan kampung dan demi mencapai

kesejahteraan masyarakat dan kualitas hidup yang lebih baik. Namun dalam

proses tersebut masih terdapat berbagai masalah diantaranya masih banyak

Page 84: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxxiv

permainan yang sering terjadi di Birokrasi Pemerintah baik di tingkat Pusat dan

sampai pada tingkat Provinsi, Kabupaten dan pada titik paling rendah dalam hal

ini Kampung dimana terkadang ditemukan berbagai peluang Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme.

Oleh sebab itu, sesuai dengan penjelasan diatas terkait dengan partisipasi

masyarakat dalam berbagai program kerja Kampung dalam mengalisa

penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di Kampung, peneliti kemudian

mewawancarai beberapa masyarakat dan berikut komentar dari masyarakat

tersebut;

“Kesulitan yang dirasakan saat ini, tidak diberi kesempatan yang banyak

untuk menerima pendapat orang lain seperti kita yang bukan penduduk asli

di sini. Sering yang berbicara banyak itu orang asli disini (Tuan Tanah) itu

saja keluhan yang saya dan saudara-saudara saya yang lain rasakan.

(Sumber: wawancara 22 November 2015 bersama Bapak Jhon Tuamnano

selaku masyarakat di Kampung Mansinam)”.

Melihat pernyataan yang disampaikan oleh masyarakat Kampung

Mansinam ini, peneliti kemudian menganalisa bahwa yang terjadi di Kampung

Mansinam masih melihat dari sisi etnisitas. Seperti hal senada yang di sampaikan

masyarakat yang berada di Kampung Mansinam sebagai berikut ini;

“kesulitan yang sering saya dan beberapa orang lainya rasakan adalah

proses dalam mengambil sebuah keputusan itu sangat lama. Baik keputusan

dalam perencanaan program ke depan sampai dengan informasi dari

Pemerintah tentang suatu hal itu terkesan lambat. (sumber: wawancara 25

oktober 2015 Bersama Bapak Kristian Rumsayor selaku masyarakat

kampung Mansinam)”

“Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Bertus Warijo Bawasanya;

kesulitan yang sering dirasakan dalam berpartisipasi adalah kurangnya

informasi dari pemerintah ketika akan melakukan suatu kegiatan, yang

sering kami rasakan itu informasi yang lambat sehingga kadang masyarakat

tidak siap lebih dulu. Seperti kemaring ketika ada pelatihan informasinya

terlambat sehingga hanya beberapa orang saja yang siap. (sumber:

wawancara 13 desember 2015 bersama Bapak Bertus Warijo selaku

masyarakat Kampung Mansinam)”

Page 85: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxxv

Dari pernyataan tersebut sangat jelas bahwa dalam perkembangan

pemerintahan Kampung masih saja terjadi praktek-praktek Nepotisme yang

sangat kuat didalam diri pemerintahan Kampung Mansinam sehingga masyarakat

yang seharusnya mempunyai andil dalam perkembangan Kampung ke depan

menjadi tidak bertaring untuk menyampaikan aspirasi masyarakat. melihat

pernyataan tersebut, penulis kemudian mengambil sebuah kesimpulan

bahwasannya semua yang disampaikan baik Pemerintah Kampung dalam hal ini

Kepala Kampung, Kaur Pemerintahan dan Ketua Rt.01 Sawido Kampung

Mansinam sudah semakin membaik. Dalam artian, proses penerapan prinsip

Good Governance di Kampung Sudah cukup Baik.

Namun terkesan masih ada penyimpangam-penyimpangan yang dilakukan

oleh Pemerintah Kampung terkait dengan apa keluhan yang disampaikan oleh

masyarakat Kampung Mansinam seperti hasil wawancara dari ketiga masyarakat

tersebut. Dimana masyarakat selama ini senang hadir dan mengikuti banyak

kegiatan Kampung, namun masih ada yang kurang dimana masyarakat tidak

sepenuhnya diberikan kesempatan yang sama untuk mengutarakan pendapat

masyarakat tersebut.

2. Transparansi yang terdiri dari;

a) Keterbukaan akses publik bagi informasi atas proses perencanaa dan pelaksanaan

pembangunan di Desa/Kampung.

Dalam teori Good Governance tujuan dari pada transparansi adalah untuk

menciptakan kepercayaan timbal balik antara Pemerintah dan Masyarakat melalui

penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi

yang akurat dan memadai. Hal serupa berlaku disetiap Pemerintahan dalam

Republik ini dimana setiap Pemerintah harus terbuka ketika hendak

Page 86: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxxvi

merencanakan dan membuat keputusan tentang suatu program kegiatan ataupun

kebijakan dari Pemerintah. Oleh karena itu, dalam rangka praktek pemerintahan

yang baik di Desa/Kampung tidak terlepas dari bagaimana ketersediaan informasi

yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat agar masyarakat pun percaya

kepada Pemerintah.

“sebagaimana diungkapkan oleh Kaur Pemerintahan bahwasannya;

Tindakan yang kami lakukan sebagai pemerintah adalah menyebarkan

undangan jika ada hal-hal yang penting untuk dibicarakan secara bersama

namun undangan yang disebarkan juga kami tidak hanya menyebarkannya

begitu saja kami juga melihat toko masyarakat dan orang-orang yang

mempunyai peranan penting disetiap lingkungan Rt/Rw. Hal itu yang biasa

kami lakukan. Kemudian dalam hal informasi kami selalu terbuka terhadap

informasi apapun. Namun yang menjadi masalah kami kekurangan papan

informasi sehingga yang sering kami lakukan adalah menggunakan undang,

dan menyebarkan informasi melalui menara Gereja. (sumber : wawancara

28 desember 2015 bersama Bapak Herman Sudarsono, kaur pemerintahan)”

Dari Pernyataan Kaur Pemerintahan tersebut diatas menunjukkan bahwa di

Kampung Mansinam sebenarnya sudah cukup memenuhi persyaratan dalam

konsep Governance dalam hal ini Pemerintah sudah terbuka memberikan

informasi kepada masyarakat namun masalahnya Pemerintah Kampung masih

belum mempunyai papan informasi baik di Balai Kampung, dan juga disetiap RT.

Dimana papan tersebut sangat berguna bagi masyarakat yang membutuhkan

informasi. Dalam hal menggunakan menara Gedung Gereja sebagai sarana

informasi itu merupakan hal yang baik tetapi dalam sistem pemerintahan

sebenarnya itu menjadi kewajiban Pemerintah untuk mengadakan sarana

informasi baik papan, menara dan hal-hal yang berkaitan dengan informasi

sehingga masyarakat pun dengan mudah memperoleh informasi.

Dari hasil wawancara dan hasil pengamatan peneliti dilapangan dapat

disimpulkan bahwa kewajiban Pemerintah dalam menyediakan sarana informasi

berupa papan informasi dan menara informasi dalam Kampung masih menjadi

Page 87: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxxvii

permasalahan pemerintah. Hal itu dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan

informasi dari mayarakat yang sebenarnya mempunyai andil dalam mengotrol

pemerintah.

b) Akses informasi program pemberdayaan muda diperoleh masyarakat dari

Pemerintah

Akses informasi dari pemerintah harus benar-benar menentu masyarakat

sesuai dengan harapan desentralisasi agar setiap masyarakat yang berada ditempat

tersebut benar-benar membantu Pemerintah dalam proses pembangunan demi

kesejahteraan bangsa. Sesuai dengan harapan tersebut, peneliti kemudian

mewawancarai Ketua Baperkamp agar dapat mengetahui sejauhmana keterbukaan

pemerintah seperti pernyataan berikut ini;

“Sebagaimana penjelasan diatas, Ketua Baperkamp Bpk Yosepus

Mansumber menyatakan; Cukup terbuka, pasalnya, setiap kegiatan atau pun

program dari Pemerintah Kampung selalu melibatkan toko masyarakat,

masyarakat serta kami sebagai Badan Pengawas jalanya Pemerintahan di

Kampung ini. (sumber: wawancara 27 Desember 2015 bersama Bapak

Yosepus Mansumber, Ketua Baperkamp Kampung Mansinam)”

Pernyataan Ketua Baperkamp Kampung Mansinam sudah cukup jelas untuk

dipahami bersama bahwa dalam pelaksaanan program Pemerintah, Kepala

Kampung Mansinam selalu terbuka terhadap program Pemerintah yang akan

dijalankan dengan memberikan akses informasi bagi masyarakat untuk mengikut

ambil bagian dalam berbagai kegiatan dan perencanaan program ke depan.

Hal senada juga disampaikan oleh Sekertaris Baperkamp Kampung

Mansinam Bapak Thidorus Rumbruren dalam wawancaranya Beliau mengatakan;

“sangat terbuka, karena setiap kali ada kegiatan dari Pemerintah, kami

selalu diundang untuk bersama-sama merumuskan bentuk kegiaatan dan

pelaksanaan programnya. Begitu juga dengan program pembangunan yang

berjalan di Kampung ini kami selalu melihat kebutuhan dari masyarakat itu

seperti apa, dan kami mencari bentuk pembangunan yang benar-benar

Page 88: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxxviii

menutupi kebutuhan masyarakat. (sumber: wawancara 27 Desember 2015

bersama sekertaris Baperkamp Kampung Mansinam)”

Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh Anggota Baperkamp Bapak.

Decky Rumsayor dimana dalam hasil wawancara yang lakukan oleh peneliti

secara jelas mengatakan;

“sejauh ini yang saya ketahui program Pemerintah sudah cukup terbuka

mulai dari perencanaan sampai penerapan, jadi saya pikir tidak ada masalah

dalam setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintahan. (sumber:

wawancara 13 Desember 2015 bersama anggota Baperkam Kampung

Mansinam)”

Pernyataan dari Baperkamp Kampung Mansinam sangat jelas bahwanya

Praktek Tata Pemerintahan yang baik itu benar-benar terlaksana di Kampung

Mansinam. Dimana setiap program kerja dari pemerintah selalu mengikut

sertakan Tokoh Masyarakat dan beberapa masyarakat yang mempunyai andil

dalam merumuskan program pembangunan Kampung ke depan termasuk Badan

Perencanaan dan Permusyawaratan Kampung (Baperkamp). Sesuai dengan apa

yang disampai oleh Baperkamp, peneliti pun mencoba mengamati dan apa pun

yang disampaikan oleh Ketua Baperkamp bersama anggotanya ternyata memang

cukup terbuka, mengapa peneliti katakan demikian, karena apapun yang berkaitan

dengan informasi kegiatan di Kampung, pasti saja disamapaikan oleh Pemerintah

baik secara lisan dan melalui menara informasi Gereja.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses dalam tata

pemerintahan dikalangan Kampung Mansinam sudah semakin baik, namun

kurangnya sarana pendukung mengakibatkan masyarakat selalu terlambat dalam

mengakses informasi dari Pemerintah Kampung, baik informasi program kerja

Pemerintah dan informasi tentang berbagai kegiatan dari Pemerintah.

c) Transparansi dalam perekrutmen jabatan publik di Desa/Kampung

Page 89: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

lxxxix

Dalam pemerintahan perlu pejabat-pejabat publik yang ditugaskan secara

khusus untuk memegang kendali bersama dalam hal pengembangan Daerah,

pembangunan Daerah dan meningkatkan taraf hidup masyarakat dari yang tidak

berdaya menjadi berdaya. Perekrutan pejabat publik juga menjadi bagian yang

tidak kala penting dalam menentukan perkembangan Negara, Daerah Provinsi,

Kabupaten/Kota sampai pada tingkat pemerintahan yang paling rendah yaitu

Kampung. Dalam rangka merekrut pejabat publik juga perlu keterbukaan dari

Pemerintah kepada masyarakat baik melalui pilihan secara langsung oleh

masyarakat, dan pilihan dari wakil rakyat untuk menduduki posisi, posisi tertentu.

Sebagaimana penjelasan diatas tentu harus dilihat dalam praktek secara

langsung seperti di Kampung Mansinam. Dalam hal ini peneliti mewawancarai

beberapa msayarakat di Kampung Mansinam dan berikut ulasan mereka;

“Selama ini yang saya rasakan terkadang kita ini hanya di undang hadir

tetapi sebagai pendengar dan orang-orang tertentu saja yang diberi

kesempatan. Juga kadang semua sudah dipilih dan kita hanya di undang

hadir untuk mengikuti acara pelantikan saja. Contoh yang kita lihat saat ini,

pembentukan KPPS, pemilihan Ketua Karang Taruna, hasilnya sekarang

Karang Taruan tidak aktif di kampung ini. (sumber: wawancara 22

November 2015 bersama Bapak Jhon Tuamnano selaku masyarakat di

Kampung Mansinam)”.

Melihat pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Jhon Tuamnano selaku

masyarakat Kampung Mansinam, peneliti kemudian menganalisa bahwasannya

setiap kegiatan yang terkait dengan perekrutan pejabat publik dalam Kampung

ternyata tidak seperti apa yang disampaikan oleh Ketua Baperkamp bersama

anggotanya dari hasil wawancara bersama Baperkamp dimana ada penyimpangan

dalam pemberian informasi. Pada kesempatan yang berbeda, Peneliti Menemui

Bapak Kristian Rumsayor dan mendapatkan hasil yang sama dimana Bapak

Kristian Menyatakan;

Page 90: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xc

“Terkadang perekrutannya melibatkan seluruh kalangan masyarakat,

kadang hanya Tokoh-Tokoh Masyarakat saja, dan kadang hanya orang-

orang dari Pemerintah Kampung yang dengan sendiri menentukan itu

semua. Lalu, tergantung dari pejabat apa yang dibutuhkan kalau misalnya

panitia pelaksana kegiatan, biasa ditentukan oleh Pemerintah Kampung

kadang juga mengundang masyarakat untuk ambil bagian dalam penentuan

Panitia tersebut, dan juga untuk memilih Tokoh Masyarakat kadang hanya

orang-orang tertentu yang dianggap punya peranan yang sering dipakai

untuk menentukan Tokoh Masyarakat tersebut. (sumber: wawancara 25

Oktober 2015 Bersama Bapak Kristian Rumsayor selaku masyarakat

Kampung Mansinam)”

Pernyataan dari Bapak Kristian Rumsayor menjelaskan bahwa perekrutan

pejabat publik yang dilakukan oleh Pemerintah secara terbuka itu terkadang,

artinya ketika ada perkrutan kadang Pemerintah terbuka kadang tidak. Tidak

disini kadang Pemerintah merekrutnya melalui orang-orang yang dipercayai

disetiap lingkungan dan tidak mengutamakan masyarakat sebagai bagian yang

utama dalam menentukan perkembangan Kampung.

“Selain itu dalam waktu yang berbeda, Bapak Bertus Warijo pun

Menyatakan; tidak, yang sering terjadi di kampung ini hanya orang-orang

tertentu saja yang dipakai dan tidak memberikan kesempatan kepada orang

lain untuk mendengar pendapat orang tersebut. (sumber: wawancara 13

Desember 2015 bersama Bapak Bertus Warijo selaku masyarakat Kampung

Mansinam)”

Dari hasil wawancara dengan beberapa masyarakat, menunjukkan bahwa di

Kampung Mansinam terjadi penyimpangan dan tidak ada keterbukaan dalam

menjaring pejabat publik. Dalam artian setiap kali ada kegiatan atau ada pos

dalam Pemerintahan Kampung yang kosong, Kepala Kampung Beserta

Baperkamp dan beberapa Tokoh Masyarakat lainnya mengambil inisiatif untuk

menggantikan dengan pejabat yang baru tanpa memberikan informasi kepada

masyarakat.

Berdasarkan pada hasil wawancara diatas dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa peran Pemerintah dalam memberikan informasih masih sebatas hal-hal

tertentu saja. Artinya setiap perekrutan pejabat publik seperti yang di sampaikan

Page 91: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xci

oleh Ketua Baperkamp dan anggota terbuka, ternyata tidak sepenuhnya terbuka.

Dalam hal ini masih banyak ditemukan kejanggalan dalam memberikan informasi

sehingga hal ini bisa mengakibatkan terjadinya ketidakpercayaan masyarakat

karena keterbukaan dalam informasi masih ada penyimpangan didalamnya.

d) Transparansi dalam pengambilan keputusan atau kebijakan

Transparansi harus dibangun atas dasar arus informasi, proses-proses dalam

lembaga dan informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang

membutuhkan Informasi. Dalam hal ini, informasi harus dapat dipahami dan

dimonitor. Oleh karenanya, Pemerintah sudah seyogyanya harus berpacu dengan

waktu dan berupaya untuk memperbaiki kualitas tata kelolanya sehingga dapat

memberikan rana baru yang bersih terbuka bagi masyarakat dan masyarakat pun

senang hadir bersama-sama dengan Pemerintah.

Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti peroleh dilapangan, dan dari

beberapa pendapat masyarakat peneliti menemukan ada penyimpangan dalam

kehidupan masyarakat. dimana hal itu terbukti dengan beberapa hasil wawancara

yang peneliti lakukan bersama Ketua Beperkamp Bapak Yosepus Mansumber

sebagai berikut;

“Yang kami ketahui sejauh ini, Pemerintah sangat terbuka, namun memang

masih banyak kekurangan yang harus dibenahi salah satunya, bentuk

program pembayaran honorer yang seharunya tanggungjawab dinas terkait

seperti pendidikan, dan kesehatan, diberi tunjangan juga oleh Pemerintah

Kampung, ini yang harus dibenahi. (sumber: wawancara 27 Desember 2015

bersama Bapak Yos Mansumber Ketua Baperkam Kampung Mansinam)”

Dengan bahasa yang hampir sama juga dikemukakan oleh Sekretaris

Baperkamp dimana Beliau Mengatakan;

“Sejauh yang saya ketahui Pemerintah Kampung selalu terbuka dalam

segala hal, termasuk pengambilan keputusan. Namun tidak bisa dikatakan

secara kebenaran bahwa Pemerintah itu selamanya terbuka, terkadang ada

juga kepentingan dibalik semua itu. (sumber: wawancara 12 Desember

2015 bersama sekertaris Baperkamp Kampung Mansinam)”

Page 92: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xcii

Pernyataan diatas telah dengan jelas menyatakan bahwa ada pengakuan

yang dilakukan oleh Ketua dan Sekretaris bahwasannya di balik semua tindakan

yang dilakukan oleh Pemerintah, ada kepentingan dibalik semua itu. dalam hal ini

masih banyak program yang tidak secara terbuka diputuskan bersama-sama

dengan masyarakat. sebagaimana pernyataan berbeda yang disamapaikan oleh

Anggota Baperkamp Bapak Decky Rumsayor dimana beliau mengatakan;

“Yang saya ketahui selama ini, terbuka, karena setiap kebijakan yang

diambil oleh Pemerintah, selalu diadakan pertemuan bersama kami

(Baperkamp) secara bersama-sama baik dari Tokoh Masyarakat untuk

merumuskan suatu kebijakan yang terkait dengan pembangunan Kampung

selanjutnya. (sumber: wawancara 13 Desember 2015 bersama anggota

Baperkam Kampung Mansinam)”

Beliau menegaskan bahwa setiap kali ada perencanaan pembangunan di

Kampung Mansinam selalu saja ada pertemuan yang diadakan oleh Pemerintah

Kampung untuk secara bersama-sama memutuskan program apa yang tepat demi

perkembangan Kampung selanjutnya. Dalam artian setiap kebijakan yang hendak

direncanakan oleh Pemerintah Kampung pasti saja segenap masyarakat bersama

Tokoh-Tokoh Masyarakat ikut ambil bagian didalamnya.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti, dapat ditegaskan

bahwa pernyataan yang disampaikan oleh Ketua Baperkamp sangat bertolak

belakang dengan pernyataan dari masyarakat Mansinam dimana keterbukaan

Pemerintah dalam hal pengambilan keputusan terkait dengan program kerja,

program pembangunan dan program pemberdayaan masih sebatas orang-orang

tertentu saja yang mengetahuinya. Artinya masyarakat yang seharusnya berperan

penting dalam pembangunan Kampung tidak mempunyai peran yang kuat dalam

mengikuti setiap perencanaan pembangunan Kampung. Hal ini berimplikasi pada

konsep Governance dimana keterbukaan informasi sangat dibutuhkan dalam

Page 93: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xciii

pembangunan suatu Daerah baik ditingkat Kabupaten, Kecamatan/Distrik dan

Desa/Kampung demi perubahan daerah tersebut.

Realitas yang terjadi selama ini disetiap Kampung yang berada di Papua

ternyata jauh berbeda dengan harapan desentralisasi. Tentunya ini menjadi

perhatian para pembuat regulasi agar benar-benar melihat masyarakat itu sebagai

subyek yang harus dikedepankan dari pada para Tokoh Masyarakat yang ada di

Kampung karena ini berkaitan dengan banyak orang, bukan satu orang.

3. Akuntabilitas

a) Pertanggungjawaban Pemerintah dalam peningkatan ekonomi masyarakat

Desa/Kampung

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik, pada dasarnya menuntut

keterlibatan seluruh komponen pemangku kepentingan, baik dilingkungan

Birokrasi maupun dilingkungan masyarakat. Penyelenggaraan pemerintahan yang

baik, adalah Pemerintah yang dekat dengan masyarakat dan dalam memberikan

pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini Pemerintah

yang baik harus bertanggung jawab/ bertanggung gugat (akuntabel), Instansi

Pemerintah dan para aparaturnya harus dapat mempertanggungjawabkan

pelaksanaan kewenangan yang diberikan sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya. Demikian halnya dengan kebijakan, program, dan kegiatan yang

dilakukan oleh Pemerintah Kampung Mansinam harus dapat

dipertanggungjawabkan demi meningkatkan perekonomian masyarakat.

Sebagaimana penjelasan diatas ketika peneliti mewawancarai Ketua

Baperkamp bersama Anggotanya, pernyataan yang disampaikan oleh Ketua

Baperkamp Yosepus Mansumber sebagai Berikut;

Page 94: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xciv

“Sudah ada beberapa program yang benar-benar membantu masyarakat

seperti bantuan usaha bagi masyarakat berupa 1 buah payung besar dan

uang tunai 1 juta bagi ibu-ibu itu sudah cukup modal untuk membantu ibu-

ibu dalam hal pemberdayaan, hal yang lain yang juga cukup baik adalah

berkat Mandiri Respek yang masuk di Kampung dan sangat membantu

masyarakat untuk membangun 1 Unit Jamban itu sudah cukup membantu

masyarakat. (sumber: wawancara 27 Desember 2015 bersama Bapak

Yosepus Mansumber Ketua Baperkam Kampung Mansinam)”

Sementara itu ditambahkan oleh Bapak Thidorus selaku sekertaris

Baperkamp saat ditemui pada tanggal 12 Desember 2015, menuturkan;

“Sejauh ini, upaya yang dilakukan oleh Pemerintah sudah cukup baik dari

Pemerintah yang sebelumnya, artinya perubahan yang dilakukan oleh

Pemerintah saat ini sudah semakin membaik. Contohnya masyarakat diberi

bantuan usaha, setiap honorer di sekolah yang ada di kampung ini diberi

tunjanngan, dan petugas kesehatan pun diberi tunjangan. Itu artinya

perkembangan Kampung ini ke depan akan semakin membaik. (sumber:

wawancara 12 Desember 2015 bersama Bapak Thidorus Rumbruren

sekertaris Baperkamp Kampung Mansinam)”

hasil wawancara bersama Ketua Baperkamp dan Sekretaris Baperkamp

menunjukkan bahwa Pemerintah Kampung Mansinam dalam menjalan tugas dan

fungsinya sebagai Pemerintahan yang melayani masyarakat sudah semakin

membaik dari pemerintahan sebelumnya. Hal itu terbukti dengan Pemberian

Bantuan Berupa Payung dan Uang tunai bagi masyarakat yang hendak berusaha

hidup mandiri dengan mengolah hasil hutan dan laut sebagai mata pencaharian

hidup mereka.

Disamping itu, pada kesempatan yang berbeda Anggota Baperkamp Bapak

Decky Rumsayor ketika ditemui oleh peneliti, Beliau menegaskan bahwa;

“sejauh ini yang saya ketahui sudah ada pelaksanaan program yang

berkaitan dengan peningkatan perekonomian masayarakat, namun kendala

yang dihadapi juga masih banyak, mulai dari manusia itu sendiri yang

kurang mampu bersaing, makanya yah berbagai program itu terkesan sia-

sia. (sumber: wawancara 13 Desember 2015 bersama Bapak Decky

Rumsayor anggota Baperkam Kampung Mansinam)”

hasil wawancara Bersama Bapak Decky Rumsayor anggota Baperkamp

Kampung Mansinam menunjukkan bahwa apapun yang menjadi program

Page 95: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xcv

Pemerintah sudah cukup membaik. Namun kendalanya adalah sumber daya

manusianya yang kurang mampu untuk mengelola barang yang tidak ada nilainya

menjadi bernilai. Namun tidak bisa dibilang tugas Pemerintah sudah benar karena

Pemerintah seharus membantu masyarakat dalam hal memberikan pelatihan, dan

berbagai bentuk bekal seperti mengola sumber daya alam dalam hal ini laut

dimana ikan sebagai sumber utama yang bisa dikelola dengan berbagai macam

cara, begitu juga dengan hutan yang bisa dikelola baik Pohon, hasil kebun dan

lain sebagainya.

Dari hasil wawancara yang diperoleh oleh peneliti serta berdasarkan

pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa

pertanggungjawaban Pemerintah dalam meingkatkan ekonomi masyarakat sudah

cukup baik namun yang menjadi kendala dalam masyarakat adalah proses

pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang masih belum

dilaksanakan oleh Pemerintah Kampung.

b) Pertangjawaban Kepala Desa/Kampung dalam peningkatan sumber daya apatatur

Desa/Kampung.

Suatu tempat ketika hendak berkembang perlu didukung oleh Sumber daya

alam dan sumber daya manusia. Jika sumber daya alamnya melimpa namun

sumber daya manusianya lemah potensi yang ada di Daerah tersebut tidak akan

dikelola dengan baik untuk mendapatkan pemasukkan bagi wilayahnya. Oleh

sebab itu yang harus diperhatikan adalah sumber daya manusia sehingga dapat

mengelola potensi yang ada disuatu wilayah tersebut menjadi sumber pendapatan

yang melimpa dan dapat mensejahterakan masyarakat, serta wilayahnya dapat

dibangun dengan baik tanpa menunggu bantuan dari Pemerintah Pusat atau

Daerah lainya.

Page 96: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xcvi

Hal ini menjadi tanggungjawab Pemerintah dalam hal ini Kepala Kampung

sebagaimana seorang yang dipercaya untuk dapat memberikan kontribusi bagi

masyarakatnya. Mulai dari pembentukan pejabat publik yang mampu mengelola

administrasi Kampung dengan baik, mampu melihat potensi yang ada di

Kampung dan mampu memberdayakan masyarakat serta menciptakan suasana

yang aman dan tentram juga merupakan bagian dari tugas seorang Kepala

Kampung. Berdasarkan pemahaman dan pengamatan peneliti dilapangan kepala

Kampung mempunyai peran yang sangat signifikan dalam melihat para

pembantunya untuk meningkatkan skill dan pengetahuan mereka dibidang-bidang

tertentu. Namun sejauh ini belum ada pelatihan yang diikuti oleh para Kaur

seperti diungkapkan oleh salah satu informan peneliti berikut ini;

“Sejauh ini belum ada pengembangan bagi sumber daya aparatur yang ada.

Mungkin karena pemerintahannya masih baru berjalan. Namun sedang

dalam proses untuk pelatihan komputer dan pengembangan pengetahuan

setiap Kaur baik yang ada dengan melihat peluang yang ada yang biasanya

sering dilakukan oleh Pemerintah Distrik Manokwari Timur tahun-tahun

sebelumnya. (sumber : wawancara 29 desember 2015 bersama Bapak

Septinus Yewun Kaur Umum)”

Dari pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa sejauh ini, pemerintahan

di Kampung Mansinam belum benar-benar mewujudkan suatu tata kelola

pemerintahan yang baik. Hal itu dilihat dari hasil wawancara bersama salah satu

Kaur yang berada di Kampung Mansinam. Sebagaimana diucapkan bahwa

mungkin pemerintahan masih baru dan masih dalam tahap perencanaan sesuai

dengan program kerja dari Distrik. Hal ini semakin membuat peneliti menarik

sebuah kesimpulan bahwa Kepala Kampung Mansinam terpilih belum

mengutamakan pengetahuan dan skill dari aparatnya sehingga dapat

menyebabkan proses administrasi di Kampung menjadi lamban dan tidak efektif

serta efisien.

Page 97: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xcvii

c) Pertanggungjawaban Pemerintah dalam upaya peningkatan sarana dan prasarana

Desa/Kampung,

Tujuan dari desentralisasi adalah penyerahan urusan-urusan pemerintahan

yang sebelumnya menjadi urusan Pemerintah Pusat kepada Daerah dengan alasan

Daerahlah yang tahu bentuk, kondisi geografis yang ada dengan berbagai konsep

yang sesuai dengan Daerah masing-masing. Dalam rangka pelaksanaan Asas

Desentralisasi pada dasarnya menjadi wewenang dan tanggung jawab Daerah

sepenuhnya dalam hal ini prakarsa sepenunnya diserahkan kepada Daerah baik

yang menyangkut segi-segi pembiayaan. Demikian pula Perangkat pelaksanaan

adalah Perangkat Daerah itu sendiri yaitu terutama Dinas-Dinas Daerah termasuk

Kaur-Kaur dalam Pemerintahan kampung.

Semua itu harus ada untuk memenuhi kebutuhan dalam Daerah baik

menyangkut masalah Pembangunan, masalah Kesehatan, Pendidikan dan

Pemberdayaan. Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

terkait dengan tanggungjawab Pemerintah dalam menyiapkan sarana dan

prasarana, sesuai dengan cita-cita Desentralisasi, ketika peneliti mewawancarai

salah satu Aparatur Kampung Mansinam dalam hal ini Kaur Umum Bapak

Septinus Yewun, Beliau menyatakan;

“Sampai saat ini, kami sudah melakukan banyak hal, mulai dari jalan desa,

Tambatan Perahu, Jamban, dan air bersih serta mencobah memberi bantuan

Kepada Sekolah yang ada di Kampung ini baik dari Paud, TK, SD, dan

SMP. Selain Sekolah kami juga memberikan bantuan kepada Puskesmas di

Kampung berupa Dana untuk membantu mengoperasionalkan Puskesmas

dan Pustu. Semua itu dilakukan dengan beberapa sumber Dana baik

Program Mandiri Respek, Dana Otsus dan Alokasi Dana Kampung (ADK)

serta bantuan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam

membangunan Situs Bersejarah di Kampung ini. (Sumber : wawancara 29

desember 2015 bersama Bapak Septinus Yewun, kaur Umum)”.

Pernyataan informan diatas sangat jelas adanya bahwa tanggungjawab

Pemerintah Kampung dalam hal menyiapkan sarana dan prasarana sudah cukup

Page 98: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xcviii

baik, hal itu dapat ditemui ditengah masyarakat. seperti Jamban, Jalan Desa, dan

bantuan operasional Pustu dan Puskesmas berupa obat-obatan. Dalam hal

pendidikan secara resmi peneliti melihatnya di lapangan sudah ada berupa

bantuan Kaos Olahraga yang diberikan oleh Pemerintah Kampung kepada Paud

dan TK.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti

di lapangan dapat di simpulkan bahwa pemerintah Kampung Mansinam sudah

menjawab harapan dari pada Negara untuk memberikan segala urusan-urusan dari

Pusat kepada Daerah untuk membangun Daerahnya sendiri. Dalam artian segala

urusan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat sudah benar-benar dijalankan oleh

Pemerintah Kampung seperti membangun Jamban yang dibutuhkan oleh

masyarakat, Membangun jalan dan tambatan perahu agar proses perekonomian di

Kampung semakin membaik, membantu masyarakat dalam pelayanan kesehatan

dengan cara menyediakan obat-obatan agar masyarakat selalu terjaga

kesehatannya serta membantu masyarakat dalam berbagai program

pemberdayaan lainya. Ini merupakan bagian dari tanggungjawab Pemerintah

dalam hal menyiapkan sarana dan membangun sumber daya manusia ke arah

yang lebih baik.

d) Akuntabiltas Pemerintah Desa/Kampung dalam perlindungan hak ulayat

Desa/Kampung,

Akuntabilitas Pemerintah dalam suatu Daerah harus benar-benar dijalankan

sesuai prinsip good governance. dimana setiap Daerah yang diberikan mandat

untuk menjalankan rodah Pemerintah baik dari bidang ekonomi, politik, sosial,

budaya dan peningkatan sumber daya manusia serta sumber daya alam yang

berada disuatu Daerah tertentu harus dikelola sebaik mungkin agar masyarakat

Page 99: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

xcix

mendapatkan kesejahteraan dan hidup makmur di Daerah tersebut sehingga

potensi konflik sosial tidak sering terjadi ditengah masyarakat. Dalam konteks ini,

sebagai pemerintahan yang diberikan mandat perlu ada pertanggungjawaban dari

Kepala Kampung terhadap perlindungan Hak ulayat, dan potensi-potensi yang

ada di Kampung sehingga tidak disalagunakan oleh masyarakat setempat dan

masyarakat yang bermukim disekitar pesisir Pantai Kabupaten Manokwari.

Beberapa penjelasan diatas dapat berjalan jika ada dukungan dari kepala

wilayah sehingga harapan dari Desentralisasi itu dapat tercapai. Sebagaimana

pada hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap Kepala Kampung

Mansinam Bapak Zakeus Rumsayor, Beliau menyatakan;

“Saat ini, belum ada, karena kami masih tetap berpegang kepada adat-

istiadat dan budaya yang sudah menjadi tradisi dalam hidup keseharian

kami di kampung ini. tetapi semua itu akan kami lakukan saya juga sebagai

Kepala Kampung terpilih sudah mendapatkan berbagai masukkan dari

masyarakat kampung ini, juga Tokoh Masyarakat yang ada jadi akan cobah

saya buatkan peraturannya. (sumber : wawancara 28 desember 2015

bersama Bapak Zakeus Rumasayor, kepala Kampung Mansinam)”

Pernyataan beliau ini, dikutip pada tanggal 28 Desember 2015 di Kampung

Mansinam menunjukkan bahwa sebagai Kepala Kampung yang mempunyai tugas

belum berbuat sesuatu demi melindungi potensi yang ada di Kampung seperti

perlindungan terhadap laut yang mempunyai sumber kekayaan, dihutan yang

mempunyai berbagai bentuk pohon sebagai bahan konsumsi masyarakat seperti

membuat kayu balok, kayu bakar (api), dan berbagai potensi lainnya yang berada

dalam hak ulayat Kampung Mansinam. Sebagaimana pernyataan beliau tersebut

dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan Kampung selama ini

masih berada dibawah tangan orang-orang tertentu seperti Tokoh Masyarakat dan

orang yang mempunyai hak sepenuhnya atas “tanah” dalam hal ini Kampung

Mansinam.

Page 100: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

c

Artinya masyarakat ataupun pemerintahan di Kampung Mansinam masih

berada dibawah pengaruh adat-istiadat setempat dan nilai-nilai kesukuan, dimana

segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan Pemerintah Kampung harus

mendapat “Restu dari Pemilik tanah”/pemilik wilayah.

e) Akuntabilitas Pemerintah Desa/Kampung dalam mengelola potensi

Desa/Kampung.

Dewasa ini, dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan telah terjadi

pergeseran paradigma dari Goverment ke Governance. Istilah Governance

menunjukkan suatu proses dimana rakyat bisa mengatur ekonominya, institusi

dan sumber-sumber sosial dan politiknya tidak hanya dipergunakan untuk

pembangunan, tetapi juga untuk menciptakan kepercayaan timbal balik antara

Pemerintah dan masyarakat. akuntabilitas akan meningkatkan tanggungjawab dan

tanggung gugat para pengambil keputusan dalam segala bidang yang menyangkut

kepentingan masyarakat luas.

Seluruh pembuat kebijakan pada tingkatan harus memahami bahwa mereka

harus mempertanggungjawabkan hasil kepada masyarakat. Dari penjelasan diatas,

peneliti kemudian mewawancara Kepala Kampung dalam hal ini Bapak Zakeus

Rumsayor dan Beliau menyatakan;

“Sejauh ini yang sedang kami upayakan adalah mencobah untuk

mengelolah Situs Pekabaran Injil yang berada di Kampung ini karena kami

melihat potensinya sangat besar untuk pendapatan asli Kampung. Kami

melihatnya sejak Situs ini dibangun dan diresmikan oleh Bapak Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono Pada agustus 2014 lalu, hampir rata-rata per

hari jumlah pengunjung berkisar 15 sampai dengan 30 orang. Oleh sebab itu

kami sedang berupaya melobih dengan Pemerintah Daerah dan Pihak

Gereja untuk bersama-sama mencari solusi demi pengelolaan Situs

Pekabaran Injil ini ke depan. Selain Situs, kami juga memliki laut dan darat

yang sama-sama mempunyai potensi oleh sebab itu kami sedang merancang

peraturan kampung untuk melindugi potensi yang ada di kampung ini dan

juga memanfaatkan bagi masayarakat. (sumber: wawancara 28 desember

2015 Bersama Bapak Zakeus Rumsayor, Kepala Kampung Mansinam)”.

Page 101: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

ci

Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa Pemerintah Kampung

sedang berupaya mengelola potensi yang ada di Kampung Mansinam. Baik Situs

Pekabaran Injil yang bisa dijadikan suatu kawasan Wisata Religi bagi masyarakat

Papua khususnya dan masyarakat dari luar Papua. Selain situs ada laut yang

sebenarnya dapat dikelola hasilnya demi memperkaya potensi yang ada di

Kampung, sampai dengan hutan di Kampung yang dapat dikelola untuk

mensejahterakan masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti

dapat ditegaskan bahwa pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Kepala

Kampung dalam hal ini Bapak Zakeus Rumsayor, sesuai dengan pengamatan

peneliti dimana setiap harinya pengunjung yang berkunjung ke Kampung

Mansinam untuk melihat Patung Kristus dan jejak kedua missionaris Carl W.

Ottow dan Jhon G. Geisler dari Jerman semakin banyak. Begitu juga dengan

potensi di laut disekitar perairan Kampung Mansinam dan huntan yang berada di

Kampung Mansinam semua itu memiliki potensi yang sangat baik ketika

dikelolah secara baik oleh Pemerintah setempat.

Mengenai upaya Pemerintah dalam mengelola potensi Wisata Religi sejauh

ini jika dilihat dari kaca mata peneliti sudah ada kemajuan. Dimana pemerintah

Kampung sedang berupaya bertemu dengan Pemerintah Daerah Kabupaten

Manokwari, Provinsi serta Gereja untuk bersama-sama merumuskan konsep

dalam mengelola potensi tersebut. Soal potensi kelautan dan kehutanan yang ada

di Kampung Mansinam sejauh ini peneliti belum menemukan upaya dari

Pemerintah untuk bertanggungjawab melindungi. Seperti dilaut misalnya, Daerah

pesisir yang seharusnya bisa dilestarikan terumbuh karangnya sebagai potensi

Wisata bawah laut masih dihancurkan masyarakat dengan menggunakan obat

Page 102: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

cii

“Lanete” (obat racun ikan yang bisa menyebabkan terumbuh karang menjadi

rusak).

Selain obat racun ikan, ada juga alat peledak yang dapat mematikan ikan

dan menghacurkan terumbu karang. Hal-hal seperti ini yang mestinya

diperhitungkan oleh Pemerintah Kampung dalam melindungi potensi yang ada di

Kampung Mansinam tersebut sehingga segala potensi tersebut baik yang di laut

dan di hutan dapat bermanfaat bagi masyarakat Kampung Mansinam. Secara

umum dan menggunakan bahasa yang sederhana, peneliti dapat mengambil

sebuah kesimpulan bahwa didalam sistem penyelenggaraan pemerintahan

Kampung, Pemerintah Kampung masih belum begitu mampu dalam membaca

situasi dan kondisi yang ada dengan melihat banyak peluang di Kampung

Mansinam demi meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan nilai perekonomian di

Kampung tersebut menjadi semakin baik.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif

kualitatif, peneliti mendapat hilir informasi yang sangat beragam dari informan

berkaitan dengan Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance di Desa/Kampung

Mansinam, Distrik Manokwari Timur, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.

Data yang diperoleh peneliti melalui proses penelitian berlangsung dalam

jangka waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan informasi dan diselaraskan dengan

Page 103: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

ciii

teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara dan dokumentasi dalam

penelitian ini dijelaskan apa adanya sesuai dengan data yang diperoleh dari informan

serta dengan teknik analisis yang digunakan dalam metode ini terhadap tiga

pendekatan yang digunakan dalam menganalisis penyimpangan – penyimpangan

Pemerintahan dalam hal partisipasi masyarakat, Transparansi dari Pemerintah

terhadap masyarakat dan pertanggungjawaban Pemerintah juga terhadap masyarakat.

Berikut ini peneliti akan menarik kesimpulan berdasarkan indikator yang

digunakan dan selanjutnya menyimpulkan secara general atau umum tentang

bagaimana Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance di Desa/Kampung Mansinam

dalam berbagai batasan penelitian sebagai berikut :

1. Partisipasi masyarakat bersama Pemerintah Kampung sudah cukup baik

dalam menjalankan tata kelola pemerintahan (Good Governance)

walaupun masih sederhana berdasarkan nilai lokal dengan keadaan

objektif di Kampung Mansinam. Disamping itu, Pemerintah Kampung saat

ini bisa dikatakan sebagai agen Perubahan pembangunan dan

pemberdayaan dari Pemerintah diatasnya seperti Pemerintah Kabupaten,

Provinsi maupun Pusat dengan berbagai program sederhana yang

dilakukan oleh Pemerintah Kampung. Kedua, Masyarakat dan Pemerintah

secara bersama-sama menjadi agen perubahan yang saling mengikat

sehingga setiap proses yang terjadi di Kampung baik proses perencanaan

pembangunan dan ketertibatan masyarakat dalam lingkungan selalu terjaga

dengan baik meskipun ada sedikit masih terdapat penyimpangan

didalamnya.

2. Transparansi dari Pemerintah Kampung Mansinam selama ini untuk

melakukan tugasnya sudah semakin membaik. Namun yang menjadi

Page 104: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

civ

masalah ditengah masyarakat adalah sarana dan prasarana pendukung

untuk menyebarluaskan informasi masih kurang (belum ada). Disamping

itu, cenderung masih ada pihak-pihak yang menggunakan hak ulayatnya

sebagai pejabat penentu dalam mengambil sebuah keputusan yang dapat

mengakibatkan menurunya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Hal ini, dapat mengakibatkan Pemerintah Kampung bersama masyarakat

tidak mempunyai taring yang kuat dalam mengunjuk giginya diranah

publik. Inovsi yang ditemukan ini perlu ada perubahan untuk lebih baik

lagi demi kepentingan Kampung selanjutnya.

3. Akuntabilitas dalam Pemerintah Kampung Mansinam masih terdapat

kendala dimana Pemerintah Kampung masih lemah dalam menciptakan

regulasi-regulasi Kampung yang diharapkan dapat membantu masyarakat

untuk lebih mensejahterakan masyarakat dan meningkatkan perekonomian

kampung lebih baik lagi. Selain itu, dalam sistem penyelenggaraan

pemerintahan kampung, penyimpangan yang paling mempengaruhi gerak

lajunya pertumbuhan dan perkembangan kampung adalah penyimpangan

yang didasarkan pada etnisitas sehingga pendekatan ini berdampak

langsung juga pada tidak berjalannya prinsip Good Governance dalam tata

kelola pemerintahan.

B. Saran

Berdasarkan beberapa permasalahan dan kesimpulan yang telah diuraikan

sebelumnya, maka pada sub bab ini peneliti ingin mengajukan beberapa saran yang

diharapkan bisa menjadi rekomendasi ilmiah yang bersifat konkrit dan operasional

bagi perbaikan sejumlah kelemahan dalam Penerapan Prinsip-Prinsip Good

Governance di Desa/Kampung Mansinam yang mempengaruhi perilaku masyarakat

Page 105: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

cv

dan aparatur Pemerintah Kampung sehingga menimbulkan penyimpangan-

penyimpangan dalam tata kelola pemerintahan di Kampung. Adapun beberapa saran

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah Kampung Mansinam harus selalu mengedepankan kepentingan

masyarakat miskin dan tidak mengutamakan keberadaan Ketua Adat,

Tokoh Masyarakat serta Kepala Suku yang ada di Kampung sehingga

berbagai program yang dirancang dalam Kampung demi kesejahteraan

masyarakat itu benar-benar dari masyarakat demi peningkatan

perekonomian masyarakat dan kesejahteraan masyarakat dapat terjamin

dalam Kampung Mansinam. Disamping itu, kepada Pemerintah agar

supaya ruang partisipasi bagi masyarakat benar-benar ada untuk

keseluruan masyarakat baik yang berdomisili dan masyarakat lokal proses

pembangunan Kampung dapat menjadi lebih baik.

2. Sarana dan prasarana dalam Kampung menjadi sesuatu yang sangat

penting terutama sarana informasi sehingga menjadi kewajiban Pemerintah

Kampung untuk melengkapi sarana prasarana agar masyarakat tidak

ketertinggalan informasi ketika ada program atau kegiatan didalam

Kampung Mansinam.

3. Pemeritah Kampung Mansinam harus membuat regulasi demi

perlindungan dan pemanfaatan potensi yang berada dalam Kampung

Mansinam. Sehingga dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan

Kampung ke depan dan terlebih kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Bouman. 1971, Sosiologic Begrippen en Problemen (diterjemahkan oleh sugito

sujitno). Yayasan Kanisius, Yogyakarta.

Page 106: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

cvi

Fukuyama, F. (2005), Memperkuat Negara: Tata Pemerintahan Dan Tata Abad 21,

Jakarta : Gramedia.

Goran Hyiden, 1992, Governance And Politics In Africa, Boulder Colorado, Lynne

Rienner.

Guba, Egon G. & Yvonna S. Lincoln. 1981, Efective Evaluation, San Fransisco:

Jossey-Bass Publishers.

Jon Piere dan Guy peters. 2000, Governance, Politics and State, London: Mac millan

Press.

J Maleong, M.A. 2014, Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Kirk, Jarome & Marc L. Miller. 1986, Reliability and Validity in Qualitative Reserch,

Vol. 1, Beverly Hills : Sage Publication.

Mohammad Adib, MA. 2010, Filsafat Ilmu; Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan

Logika Ilmu Pengetahuan, Edisi ke 2, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Nisjar S, Karhi. 1997. Beberapa catatan tentang good governance. Jurnal administrasi

dan pembangunan, Vol. 1 No. 2, 119

Putnam, r. (1993) Making Demokracy Work: Civil Traditions In Modem Italy,

Princeton, NJ: Princeton University press

R Bintarto. 1968, Buku penuntun Geografi Sosial. UP Spring: Yogyakarta.

Sedarmayanti. 2004, Good Governance, pemerintahan yang baik, Bagian Dua, Mandar

Maju, Bandung.

Sjamsuddin, Sjamsiar. 2007. Etika Birokrasi & Akuntabilitas Sektor Publik. Malang:

Agritek YPN Malang Kerjasama dengan CV. SOFA Mandiri dan Indonesia

Print.

S Nasution, M.A. 2007, Metode Risearch (Penelitian Ilmiah). Bumi Aksara. Jakarta.

Sutoro Eko. 2014. Desa Membangun Indonesia. Forum pengembangan pembaharuan

desa (FPPD); Yogyakarta

Unang Soenardjo. 1984, Tinjauan Singkat: Pemerintahan Desa dan Kelurahan.

Tarsito, Bandung.

Widodo, Joko. 2001, Good Governance (Telaah dari Dimensi: Akuntabilitas dan

Kontrol Birokrasi pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah), Insan

Cendekia, Surabaya.

Wiyoto, Budi. 2005. Mengembangkan Riset Strategik Implementasi Kebijakan Publik

Perspektif Good Governance. Malang: Bucetid.

Zamroni, 2011. Pendidikan Demokrasi Pada Masyarakat Multikultural. Surya sarana

grafika; Yogyakarta

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Page 107: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

cvii

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 Tentang

Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi

Khusus Papua

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Paparan Dirjen PDTu Kemendesa- Rakornas Kominfo 2015, Progran Pengembangan

Desa dan Daerah Tertinggal 2015-2019.

Peraturan Daerah Kabupaten Manokwari Nomor 31 Tahun 2003 Tentang Pedoman

Organisasi Pemerintahan Kampung.

Page 108: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

cviii

DOKUMENTASI

PENELITIAN

Gambar. 1

Bentuk-bentuk partisipasi yang sering dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah kampung

Sumber : Dokumentasi 19 Desember ketika pemerintah kampung melalui KPPS melakukan

pemungutan suara dalam rangka pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Manokwari

Gambar. 2

Rapat dan kegiatan lomba serta pembersihan lingkungan di dalam pemerintah Kampunng

Mansinam

Page 109: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

cix

(Sumber : Dokumentasi ketika pemerintah dan masyarakat sedang melakukan rapat

pembentukan panitia Lokal Perayaan Hari Masuknya Injil di Tanah Papua tepatnya di

Kampung Mansinam.)

(Sumber : Dokumentasi ketika Masyarakat sedang berpartisipasi dalam lombah jalan santai

yang dilakukan oleh pemerintah Kampung beserta Kerja Bakti atau dengan kata lain

pembersihan lingkungan sekitar Perumahan Kampung Mansinam)

Gambar. 3

Menara Informasi Gereja

(Sumber : Hasil Dokumentasi 18 Desember 2015, menara yang sering di Gunakan Oleh

Gereja dan Pemerintah Kampung untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat)

Gambar. 4

Tambatan Perahu

Page 110: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

cx

Sumber : Hasil Dokumentasi Peneliti 1 Desember 2015, jembatan yang di bangun pemerintah

kampung untuk melayani masyarakat dari kapung mansinam ke kabupaten Manokwari begitu

juga sebaliknya.

Gambar.5

Gambar Wilayah Kampung Mansinam

Sumber : Denah Kampung Mansinam 2015

Gambar.6

Potensi Kehutanan Ikan dan Terumbuh Karang di Kampung Mansinam

Page 111: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

cxi

(Sumber : Hasil dokumentasi peneliti dari Kantor Kampung mansinam 2015)

Gambar.7

Kujungan Wisatawan saat merayakan Hari Masuknya Injil di Kampung Mansinam 2016

(Sumber : Hasil Peneliti Dokumentasi 5 Februari2016)

Gambar. 8

Kantor Kampung Mansinam

Page 112: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

cxii

(Sumber : Hasil Dokumentasi Peneliti 20 Januari 2016)

Gambar.8

Sarana Air Bersih

(sumber: Dokumentasi Peneliti dari Kantor Kampung Mansinam 2015)

Gamabar.9

Jalan yang di Bangun Oleh Pemerintah Kampung dengan menggunakan Dana Respek

Page 113: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

cxiii

(Sumber: Hasil Dokumentasi peneliti 27 November 2015)

Gamabar. 10

Jamban yang dibuat oleh Pemerintah Kampung

(sumber : Dokumentasi peneliti 2015)

Page 114: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

cxiv

Gambar.11

Tempat yang sering digunakan Pemerintah Kampung untuk melakukan kegiatan “Pendopo”.

(Sumbe: Dokumentasi Peneliti 2015)

Gambar.12

Kepala Kampung Mansinam

(Sumber : Hasil Dokumentasi Peneliti 28 Desember 2015)

Page 115: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI …repo.apmd.ac.id/94/1/420-IP-IV-2016-YAN HANRY SAMBER... · 2018. 2. 7. · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI DESA/KAMPUNG

cxv