PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

23
PROFIL PENDUDUK INDONESIA MENJEIANG ERA TINGGAL LANDAS IdaBagoes Mantra * Abstract The most important factor of population development during the Second Long-Term Development {PJP 77) is the development of human resources, which is, in turn, one of the most essential element of development next to natural resources and technology. Before the development of human resources is carried out, the conditions of the human resources themselves should be first detected and indentified. Taking notes of the 1990 population data, it has been concluded that the profile of the population of Indonesia has improved substantially. The population structure of the younger age group has been gradually left behind in accordance with the decline of the population growth rate. Both birth and mortality rates have dropped as the result of the significant improvement of the family planning and community - health programs. Spontaneous migration among regions of Indonesia has also increased inaccordance with the development progress, the transport infrastructure, and the population mobility from rural to urban areas. The value of human quality, even though has experienced some increase, is still considered low so far. The characteristics of populationdemography need serioues considerations to be able to improve the efforts to promote the human wuality of the country. Pendahuluan Sebentar lagi kita akan sampai pada akhir Pembangunan Jangka Panjang I (PJPI) dan bersiap untuk memasuki era tinggal landas pada Pembangunan Jangka Panjang II. Di bidang kependudukan pada PJP II yang akan datang titik beratnya adalah pada pembangunan sumber daya manusia baik kuantitas maupun kualitas. Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur pembangunan yang penting di samping sumber daya alam dan tehnologi. Menurut Sofian Effendi (1989) pesatnyapembangunan ekonomi di Jepang dan Eropa Barat yang mengalami kehancuran pada Perang Dunia II terutama disebabkan negara- negara tersebut telah memiliki sumber daya manusia yang memadai. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, di dalam merencanakan pembangunan di suatu wilayah atau negara perlu diketahui lebih dahulu keadaan sumber daya manusia yang ada di wilayah tersebut. Makin lengkap dan tepat data mengenai sumber daya manusia yang tersedia, makin mudah dan tepat rencana pembangunan itu dibuat. Informasi mengenai sumber daya manusia yang dibutuhkan tidak hanya mengenai jumlah yang tersedia, tetapi juga mengenai kualitasnya. Menurut Menteri Tenaga Kerja RI (1989) Pengembangan Sumber Daya Prof. Dr. Ida Bagoes Mantra adalah dosen Fakultas Geografi UGM dan Staff Pusat Penelitian Kependudukan UGM. 37

Transcript of PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

Page 1: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

PROFILPENDUDUKINDONESIAMENJEIANG ERA TINGGAL LANDAS

IdaBagoesMantra*

Abstract

The most important factor of population development during the SecondLong-Term Development {PJP 77) is the development of human resources, which is,inturn, one of the most essential element of development next to natural resourcesand technology. Before the development of human resources is carried out, theconditions of the human resources themselves should be first detected andindentified.

Takingnotesof the 1990populationdata, it hasbeen concluded that theprofileof the populationof Indonesiahas improved substantially. The populationstructure

of the younger age group has been gradually left behind in accordance with thedecline of the populationgrowth rate. Bothbirthand mortality rates have droppedas the result of the significant improvement of the family planning and community -health programs. Spontaneous migration among regions of Indonesia has alsoincreased inaccordancewiththe development progress, the transport infrastructure,and the populationmobility from rural to urban areas. The value of human quality,even though has experienced some increase, is still considered lowso far.

The characteristicsofpopulationdemographyneedserioues considerationstobeable to improve the efforts to promote the humanwuality of the country.

Pendahuluan

Sebentar lagi kita akan sampai padaakhir Pembangunan Jangka Panjang I(PJPI) dan bersiap untuk memasuki eratinggal landas pada PembangunanJangka Panjang II. Di bidangkependudukan pada PJP IIyang akandatang titik beratnya adalah padapembangunan sumber daya manusiabaik kuantitas maupunkualitas. Sumberdaya manusia merupakan salah satu

unsur pembangunan yang penting disamping sumber daya alam dantehnologi. Menurut Sofian Effendi(1989) pesatnyapembangunanekonomidi Jepang dan Eropa Barat yangmengalami kehancuran pada PerangDunia II terutama disebabkan negara-

negara tersebut telah memiliki sumberdaya manusia yang memadai.Sehubungandenganhaltersebutdiatas,di dalam merencanakan pembangunandi suatu wilayah atau negara perludiketahui lebih dahulu keadaan sumberdaya manusia yang ada di wilayahtersebut. Makin lengkap dan tepat datamengenai sumber daya manusia yangtersedia, makin mudah dan tepatrencana pembangunan itu dibuat.Informasi mengenai sumber dayamanusia yang dibutuhkan tidak hanyamengenai jumlah yang tersedia, tetapijuga mengenai kualitasnya.

Menurut Menteri Tenaga Kerja RI(1989) Pengembangan Sumber Daya

Prof. Dr. Ida Bagoes Mantra adalah dosen Fakultas Geografi UGM dan Staff Pusat

PenelitianKependudukanUGM.

37

Page 2: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

POPULASI, 1(2), 1991

Manusia (PSDM) secara konsepsionaltelah diterima sebagai strategipembangunan jangka panjang bagibanyak negara, terutama baginegara-negara berkembang sepertiIndonesia. Bahkan Komisi SosialEkonomi untuk Negara-negaraAsia-Pasifik (ESCAP) dalam sidangnyatahun 1988 telah merumuskanlangkah-langkah yang harus segeradiambil oleh negara-negara anggotauntuk Pembangunan Sumber DayaManusia. Langkah-langkah tersebutmeliputi tiga bidang pokok, yaitu:perluasan lapangan kerja, penguasaanilmu dan tehnologi, serta peningkatanmutu kehidupan (Cosmas Batubara,1989).

Sumber daya manusia adalahseluruh pendudukyangberadadi suatu

wilayah beserta karakteristikdemografis, sosial, dan ekonominya.Profit demografis suatu negaramerupakan aspek kuantitatif sumberdaya manusia yang potensial maupunaktual, dan investasi diperlukan buatpengembangannya. Pengembangansumber daya manusia haruslahdilakukan dengan penuh perencanaandanmemperhatikankebutuhanstruktursosial, sumber daya alam, dan tehnologisuatu wilayah. Apabila hal itu tidakdilaksanakan akan terjadiketidakseimbangan antara permintaandan penawaran sumber daya manusiayang menyebabkan penganggurantenaga terdidik. Dengan demikian,menurut Sofian Effendi (1989) akanterjadi pemborosan yang besar karenasumber dayamanusiaterdidikyangtelahdihasilkan dengan investasi mahal tidakdapat dimanfaatkan tenaga dankeahliannya.

Dalamusahapengembangansumberdaya manusia perlu diketahui lebihdahulu kondisi sumber daya alam,

tehnologi yang dipergunakan, besertakuantitas dan kualitasnya. Bertitik tolakdari hal-hal tersebut di atas tulisan inimenguraikan aspek demografi sumberdaya manusia beserta mobilitaspenduduknya.

Karakteristik Demografis

Ilmu yang mempelajari jumlah,persebaran teritorial dan komposisipenduduk beserta perubahan-perubahannya dan perubahan tersebutdisebabkan faktor kelahiran, kematiandangerak penduduk disebut demografi.Studi demografi dapat juga dibagimenjadi dua yaitu struktur penduduk(jumlah, persebaran, dan komposisipenduduk) dan proses penduduk(kelahiran, kematian, dan gerakpenduduk yang sering disebut denganmobilitas penduduk). Karakteristikdemografis penduduk Indonesia yangdiuraikan dalam makalah ini meliputistruktur dan proses penduduk selamadasawarsa terakhir.

Jumlah dan Persebaran Penduduk

Sensus Penduduk tahun 1990menunjukkan bahwa jumlah pendudukIndonesiasebesar 179juta jiwa, sedangmenurut hasil Survai Penduduk AntarSensus 1985 (SUPAS) jumlah pendudukIndonesia telah mencapai 164 juta jiwa(BPS, 1986). Diperkirakan pada tahun2000 penduduk Indonesia berjumlah222 juta jiwa. Jumlah penduduk sebesarini menempatkan Indonesia padaurutan kelima dalam jajaran negara-negara berpenduduk besar sesudahRepublik Rakyat Cina, India, Rusia, danAmerika Serikat.

Di samping jumlah penduduk yangbesar, persebarannyajuga tidak merata.Lebih dari 60 persen pendudukIndonesiamengelompokdikeduapulautersebut, yang luasnyahanya6,9 persen

38

Page 3: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

POPULASI, 1(2), 1991

dari luas seluruh daratan Indonesia.Padatahun 1980jumlah pendudukyangbertempat tinggal diPulauJawasebesar61,91 persen, dari seluruh pendudukIndonesia. Pada tahun 1990 angkatersebut menurunmenjadi59,99persen(BPS, 1990). KalaudiPulauJawa terjadipenurunan persentase jumlahpenduduk.antara 1980 dan 1990, makadi pulau-pulau lainterjadi peningkatan.Sebagai contoh pada tahun 1980persentase penduduk yang bertempattinggaldiSumatrasebesar 19,85 persen,pada tahun 1990 meningkat menjadi20,3 persen. Untuk Maluku dan IrianJaya pada tahun 1980 jumlahpenduduknya sebesar 1,82 persen daripenduduk Indonesia, pada tahun 1990angka tersebut menjadi 2 persen.

Di antara pulau-pulau besar diIndonesia, Pulau Jawa mempunyaiangka kepadatan penduduk palingtinggi. Pada tahun 1990 angkakepadatan penduduknya sebesar 814orang per km2 dan angka ini hampir 9kali angka kepadatan Indonesia yangbesarnya93 orangperkm2. Pulau-pulaulain pada tahun 1990 kepadatanpenduduknya lebih rendah daripadakepadatan penduduk Pulau Jawa,misalnya Sumatra 77, Kalimantan 17,Sulawesi 66, Maluku dan Irian Jayabesarnya 7 orangper km2.

Masaiah penduduk yang lain ialah,lebihdari 65 persenpenduduk berdiamdi daerah pedesaan dengan mata

pencaharian utamadibidangpertanian.Tidak semua penduduk memiliki lahanpertanian dan bagi yang memilikinya,umumnya luas lahannya sangat sempit.Berdasarkan hasil-hasil penelitian yangdiadakan di beberapa desa di Jawa(Penny dan Singarimbun 1973, Stoler1975, Suharso et al 1976 dan Mkntra1978) diperkirakan sekitar 50 persenpenduduk di daerah pedesaan di Jawa

tidak memiliki lahan sawah, sedangbagipetani pemilik sebagian besar luaslahannya kurang dari 0,2 ha.

Di samping makin menyempitnyapemilikan lahan pertanian akibattingginya laju pertumbuhan pendudukdan terbatasnya lahan pertanian,beberapa dari lahan pertaniandigunakan untuk keperluannon-pertanian. Hal ini terutama terjadidi daerah perkotaan dan di kawasanindustri. Sebagai contoh di LombokBarat, pembangunanyangpesat banyakmenggunakan lahan pertanian yangsubur. Juga pembangunan beberapabendunganmenyebabkantergenangnyalembah sungai yang umumnyamerupakan daerah pertanian yangsubur.

Masih tingginya angka pertumbuhanpenduduk dan berkurangnya lahanpertanianyang subur karena digunakanuntuk keperluan sektor nonpertanian,telah mengurangi rata-rata luas lahanpetani secara drastis. Menurut SensusPenduduk 1980, jumlah petani yangtidak mempunyai lahan di Indonesianaik dari kira-kira 500 ribu kepalakeluarga pada tahun 1973 menjadi 2,6juta kepala keluarga pada tahun 1980.Petaniyang berlahan kurangdari 0,5 hanaik dari 6,5 juta kepala keluarga padatahun 1973 menjadi 11 juta kepalakeluarga pada tahun 1980(Soemarwoto, 1984).

Masalah utama yang dihadapipenduduk dewasa ini adalah tekananpenduduk terhadap lahan pertanian,yang telah menyebabkan kerusakanhutan dan vegetasi lain. Akibatnyaterjadi erosi tanah serta kerusakan tata

air. Masalah ini muncul, yaitu terus

meningkatnya jumlah penduduk daritahun ke tahun.

Ada kecenderungan penurunanpersentase penduduk yang bertempat

39

Page 4: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

POPUIASI, 1(2), 1991

tinggal di pedesaan. Sebagai contohpada tahun 1971 lebih dari 80 persenpenduduk bertempat tinggal dipedesaan, dan pada tahun 1985 dan1990 persentase tersebut menurunmenjadi 73,8 dan 69,1persen.

Kalau persentase penduduk yangbermukim di pedesaan menurun,sebaliknya persentase penduduk yangbermukimdiperkotaanmeningkat. Padatahun 1971 dari 119 juta pendudukIndonesia sebesar 20,8 juta atau 17,5persen berada di perkotaan. Untuktahun-tahun selanjutnya persentasetersebut mengalami peningkatan yaitu22,4 persen pada tahun 1980 dan padatahun 1990persentase tersebut menjadi30,9 persen. Kalau dilihat angka-angkaper propinsi, pada tahun 1990 kecualiDKI Jakarta, propinsi-propinsi yangsudah tergolong tinggi persentasependuduk kotanya atau dapat disebuttingkat urbanisasinyaadalah KalimantanTimur 48,82persen,DIYogyakarta 44,44persen,SumatraUtara35,5 persen,JawaBarat 34,51 persen, dan Riau 31,74persen. Propinsi-propinsi lainnyamasihberada di bawah angka nasional.Diperkirakan bahwa pada masa-masamendatangtingkat urbanisasiakanterus

meningkat.Gambaran makin meningkatnya

persentase penduduk Indonesia yangtinggaldidaerahkotajuga dikemukakandalamWorldDevelopmentReporttahun1990. Persentase penduduk Indonesiayang tinggal didaerah kotadiperkirakantelah meningkat dari 16 persen dalamtahun 1965 menjadi 27 persen padatahun 1988.

Meningkatnya perbandinganpenduduk perkotaan dan pedesaanantara lain disebabkan adanyapertumbuhan pusat-pusat perkotaanbaru, reklasifikasi daerah bukan kotamenjadi kota dan perluasan batas

wilayah kota. Banyak kota-kota diIndonesia yang dalam kurun waktu1980-1990 telah diperluas wilayahnyadengan menambahkan beberapa desa,bahkan kecamatan dari kawasanhinterland kabupaten di sekitarnya.Aldbatnya, kota-kota tersebut terekamseolah-olah mengalami lonjakanpertambahan penduduk sebagaimanadicerminkan dengan laju pertumbuhanyang tinggi. Sebaliknya kabupaten-kabupaten yang harus memberikansebagian wilayahnya dengan perluasankotamadya itu, akan terlihatpertumbuhan penduduknya sangatrendah. Beberapacontohdari kota-kotayang mengalami perluasan wilayahadalah Aceh (9,9 persen), Padang (2,7persen), Palembang (3,79 persen),Bengkulu (10,15 persen), BandarLampung (8,40 persen), Bandung (3,48persen), dan Pekalongan (6,25 persen)(BPS, 1990).

Sebaliknya ada kotamadya atau

metropolis yang perubahan wilayahnyaterjadi pada dekade sebelumnya(1971-1980), akibatnya pada dekade1980-1990 pertumbuhan penduduknyamenjadi kelihatan "reda", tidak setinggidekade sebelumnya. Beberapa contohkota-kota yang mengalami perluasanwilayah pada dekade 1971-1980 adalahDKI Jakarta, Surabaya, Medan, UjungPandang, dan Semarang. Di sampingperedaan tingkat pertumbuhanpenduduk karenaselesainya perubahanbatas wilayah, juga di kawasan sekitarmetropolis itumenjadicepat urbanized,akibat pertumbuhankawasanperkotaanyang sangat pesat (BPS, 1990). Luberankawasan perkotaan menghasilkanfenomena konurbasi yang melampauibatas wilayah, yang beradadi luar batasadministrasi pusat metropolis. Hal initercermin dengan "redaH-nya tingkatpertumbuhan penduduk DKI Jakarta

40

Page 5: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

POPULASI, 1(2), 1991

(2,4 persen), diikuti melonjaknyapertumbuhan penduduk di KabupatenBogor (4,13 persen), Tangerang (6,10persen), dan Bekasi (6,21 persen).Begitu juga Surabaya (2,06 persen)kalah tinggi tingkat pertumbuhannyadengan Kabupaten Sidoarjo (3,18persen).

Berkembangnyaarealdanpendudukkota metropolitan menyebabkanmeningkatnya tekanan penduduk padalingkungan hidup, seperti kebutuhanakan perumahan dan prasaranapengangkutan Jumlah angkatan kerjayang belum dapat diserap dalamkesempatankerjaproduktifmasihbesar,timbul pemukiman kumuh, serta timbultekanan-tekanan sosial psikologis.

Pertumbuhan Penduduk

Berbeda dengan trend jumlahpenduduk Indonesia yang masih terusmembesar, laju pertumbuhanpenduduk per tahun terus menurun.Kalau pada periode tahun 1971-1980laju pertumbuhan penduduk per tahunsebesar 2,3 persen, pada periode tahun1980-1990 turun menjadi 1,97 persen.Diperkirakan angka pertumbuhanpenduduk ini akan terus menurunkarena adanya penurunan angkakelahiran.

Pertumbuhan penduduk padapropinsidiPulauJawasangat bervariasi.DI Yogyakarta pada peride 1980-1990rata-rata laju pertumbuhan pendudukper tahun sebesar 0,57 persen, JawaTimur 1,08 persen, Jawa Tengah 1,18persen, sedangkanDKIJakarta danJawaBarat masing-masing tumbuh dengan2,41persendan2,57 persen. Rendahnyatingkat pertumbuhan penduduk bukansemata-mata karena telah tercapaitingkat kelahiran yang rendah, tetapijuga karena adanya migrasi keluar

daerah propinsi pada kurun waktusepuluh tahun terakhir.

Daerah-daerah tujuanmigrasidi luarJawa dewasa inimakintersebar. Sebagaicontoh, tiga propinsi pada periode1980-1990 laju pertumbuhanpenduduknya di atas 4 persen setahun,yaitu: Kalimantan Timur 4,42 persen,Bengkulu 4,38 persen, dan Riau 4,31persen. Sementara Jambi, SumatraSelatan, Timor Timur, KalimantanTengah, Sulawesi Tenggara, dan IrianJaya tumbuh dengan rata-rataper tahundi atas 3 persen (Tabel 1).

Propinsi-propinsi dengan lajupertumbuhan penduduk yang tinggi iniselain merupakan daerah penerimatransmigran, juga sedang giat-giatnyamelaksanakan pembangunan. Aktivitasini banyak menyerap tenaga kerja.Falsafah "ada gula ada semut" berlakudalam arah gerak penduduk. Gerakpenduduk akan menuju ke daerah-daerah di mana telah terdapat pasarankerja.

Kebijaksanaan penyebaranpenduduk dengan landasan falsafah diatas, dapat diartikan pada penyebarandan pendayagunaan tenaga kerja yangjumlahnya terus meningkat.Kebijaksanaan semacam ini perlu terusdikembangkan dan ditingkatkandenganmempertimbangkankeseimbanganyanglebih mantap pada antarsektor (Mantra,1989). Untuk itu perlu makindisempurnakan sistem informasiketenagakerjaan yang mencakuppenyediaan, permintaan tenaga kerjaantardaerah dengan menggunakanmekanisme yang tepat.

Pertumbuhan penduduk di suatu

wilayah dipengaruhi oleh besarnyajumlah kelahiran, kematian, migranmasuk, dan migran keluar. Jumlahkelahiran dan migran masukmenyebabkan jumlah penduduk

41

Page 6: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

POPULASI, 1(2), 1991

TABEL1RATA-RATALAJUPERTUMBUHANPENDUDUK PER TAHUN

MENURUTPROPINSIANTARA TAHUN 1980DAN 1990.

Kode Propinsi Penduduk Penduduk LajuHasilSensus Hasil Sensus Pertumbuhan

Penduduk 1980 Penduduk 1990 Penduduk (r)*

(1) (2) (3) (4) (5)

11. Daerah IstimewaAceh 2 610 528 3 415 393 2.7212. Sumatra Utara 8 350 950 10252 311 2.0713. Sumatra Barat 3 406 132 3 998 677 1.6214. Riau 2 463 896 3 281 046 4.2515. Jambi 1141476 2 014 054 3.3816. Sumatra Selatan 4 627 719 6 275 945 3 0917. Bcngkulu 767 988 1178951 4.3818. Lampung 4 624 238 6 004 109 2.65

31. DKIJakarta 6 480 654 8 222 515 2.4132. Jawa Barat 27 449 840 35 378 483 2.5733. Jawa Tengah 25 361 344 28 516 786 1.1834. DIYogyakarta 2 750 128 2 912 611 0.5835. Jawa Timur 29 169 004 32 487 568 1.08

51. Bali 2 469 724 2 777 356 1.1852. Nusa Tenggara Barat 2 723 678 3 368 699 2.1553. Nusa Tenggara Timur 2 736 988 3 267 919 1.7954. Timor Timur 555 350 . 747 557 3.02

61. Kalimantan Barat 2 484 891 3 235 366 2.6762. KalimantanTengah 954 176 1395 861 3.8863. Kalimantan Selatan 2 063 227 2 596 647 2.3364. KalimantanTimur 1214 602 1875 032 4.44

71. Sulawesi Utara 2 114 822 2 477 946 1.6072. Sulawesi Tengah 1284 528 1703 330 2.8673. Sulawesi Selatan 6 059 564 6 980 589 1.4374. Sulawesi Tenggara 941634 1349 298 366

81. Maluku 1408 451 1851087 2.7782. IrianJaya 1107 291 1629 087 3.94

INDONESIA 147 331 823 179 194 223 1.98

Catatatan: Tidak termasuk penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap (tunawisma, awak kapal, penghuni perahu/rumah apung, dan masyarakatterpencil) yang berjumlah 121418 orang.

Sumber: BPS, 1990*) Dihitungdengan rumus: Pt = Po (1 + r ) n

42

Page 7: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

POPULASI, 1(2), 1991

bertambah,jumlah kematiandanmigrankeluar menyebabkan jumlah pendudukberkurang. Untuk wilayah-wilayah diIndonesia, apakah penduduknyabertambahatauberkurangantara tahunyang satu dengan yang lain tergantungdari faktor-faktor dominandari keempatfaktor tersebut. Untuk tingkat nasionalpertumbuhan penduduk hanyadipengaruhi oleh faktor kelahiran dankematian. Migran masuk dan keluardianggap nolkarenatidak banyak orangluar negeri yang menetap di Indonesia,begitu juga orang Indonesia yangmenetap di luar negeri.

Migrasi penduduk antarwilayah diIndonesia telah lama terjadi, ada yangspontan, ada juga yang disponsori olehpemerintah. Program pemindahanpenduduk dariJawa ke luarJawa sudahterjadi sejak 86 tahun yang lalu. Padawaktu itu program tersebut bernamakolonisasi. Hingga akhir tahun 1941jumlah penduduk yang mampudipindahkan dengan program inisebesar 229.959 orang. Darisejumlah inisebesar 173.959 orang (76 persen)berada di proyek-proyek kolonisasi diLampung, yang lainnya berada diproyek-proyek kolonisasi lain, misalnyaSumatra Selatan, Bengkulu, Kalimantan,dan Sulawesi (Pelzer, 1945; Hardjono,1977).

Setelah kemerdekaan, programpemindahanpendudukdariJawakeluarJawa tetap dilaksanakan, bahkandaerahpengirimnya ditambah dengan PulauBali dan Nusa Tenggara Barat. Adaperbedaan tujuan antara programkolonisasi dengan programtransmigrasi. Padamasa kolonial tujuanprogram kolonisasi bersifat demografisyaitu mengurangi tekanan penduduk diJawa, dan mencukupi tenaga kerjayangsangat dibutuhkan oleh perkebunan-perkebunan di luar Jawa. Program

transmigrasi bertujuan untukmengirimkan tenaga manusia sebagaitenaga pembangunan di luar Jawa. Disamping itu kebijaksanaan transmigrasidiarahkan. pada kemakmuran paratransmigran. Para transmigran akandibimbing dalam membangunpenghidupan agar dalam waktu singkatpara transmigran dapat mencapai tarafhidupyang layak di daerah baru (AmralSjamsu, 1985).

Bagi transmigran yang berhasil,mereka mengabarkan keberhasilanmereka kepada sanak saudara danmasyarakat daerahasal, danhalinidapatmerangsang penduduk daerah asaluntuk bermigrasike daerah tersebut. Disamping memberikan informasimengenai daerah tujuan, paratransmigran juga membantu migranyang baru datang di daerah tujuan(Mantra, 1989).

Proses seperti ini juga berlaku bagimigrasi spontan. Mabogunje (1971)melihat kontribusi migran terdahulu didaerah tujuan sangat besar dalammembantu migran baru yang berasaldari desa atau daerahyang sama denganmereka. Hal ini terutama terjadi padatahap-tahap awal mekanismepenyesuaian diri di daerah tujuan. Paramigranbarutidak sekedar ditampungdirumah migran lama, tetapi jugakebutuhanmakandicukupidandibantu•untuk mendapatkan pekerjaan sesuaidengan kemampuan dan relasi yangdimiliki. Keadaan semacam inimenyebabkan lapangan pekerjaantertentudisuatukotaataudaerahseringdidominasi oleh migran yang berasaldari desa atau daerah tertentu pula,karena proses mencari pekerjaanbiasanya terjadi pada antarrelasi migransedaerah asal.

Sejalan dengan program redistribusipenduduk di atas, pemerintah juga

43

Page 8: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

I

POPULASI, 1(2), 1991

meningkatkan pembangunannya disegala bidang. Pusat-pusat pendidikan,perdagangan, industri, dan lain-lainnyadibangun di propinsi-propinsi lain diluarjawa. Prasaranatranspot baik darat,laut, maupun udara yangmenghubungkan daerah-daerah diseluruh Indonesia telah ditingkatkan.Kesemuanya ini meningkatkan arusmigran spontan antarwilayah diIndonesia (Mantra, 1989).

Apabila dilihat jumlah migransemasahidup (life time migrant) pada tahun1971, 1980 dan 1985 terlihat adakenaikan. Pada tahun 1971 besarnya2.914 ribu orang, tahun 1980 besarnya5.428 ribu orang, dan pada tahun 1985meningkat menjadi 5 745 191 orang.Jadi selama 5 tahun terakhir terjadikenaikan sebesar 5,8 persen. Darijumlah ini lebih dari 50 persen dariseluruh migran, pulau tempatkelahirannya adalah Pulau Jawa(Mantra, 1987).

Hasil SUPAS 1985 menunjukkanbahwa hampir di seluruh wilayah diIndonesia dijumpai penduduk yangtempat kelahirannya bukan di wilayahtempat mereka dicacah. Walaupun telahterjadi migrasi penduduk antarwilayahdi Indonesia, tetapi migrasi penduduktersebut masih didominasi oleh arusmigrasi antar PulauJawa dan Sumatra.Arus migrasi penduduk yang deras diantarakeduapulauinidipengaruhi olehtiga faktor. Pertama, kedua pulautersebut letaknya berdekatan; kedua,sarana transpot baik, dan ketiga adaprogram kolonisasi pemerintah(pemindahan penduduk dari Jawa keSumatra Selatan) yang dilaksanakansejak tahun 1905.

Arah dan arus migrasi penduduksangat dipengaruhi oleh beberapafaktor diantaranya adalah sebagaiberikut. Pertama, pasang surutnya

pembangunan di propinsi tujuan;kedua, tersedianya pasaran kerja dipropinsi tersebut, dan ketiga, propinsiini merupakan daerah penerimatransmigrasi. Dengan memperhatikanhal- hal di atas, maka arah dari arusmigrasi penduduk yang didapat darihasil sensus satu dengan yang lainberbeda. Kalaupadatahun 1971migranmasuk tersebut pada tiga propinsiyaituDKI Jakarta, Lampung, dan Irian Jaya,maka pada tahun 1980 persebarannyabertambah luas, yaitu menuju kePropinsi DKI Jakarta, Lampung, Riau,Jambi, dan Kalimantan Timur. Padaperiode ini pembangunan fisik di tigapropinsiterakhir inimajupesat sehinggabanyak menarik paramigran. Walaupundemikian DKI Jakarta dan Lampungtetap merupakan propinsi penerimamigran terbesar.

Pada tahun 1985 arahmigran sedikitberubah, persentase migran menujuRiaumenurun,Jambi tetap seperti tahun1980 dan Kalimantan Timur meningkat.Walaupun DKI Jakarta dan Lampungmengalami penurunan, tetapi tetapmenjadi tujuan utama migran. Namundemikian secara keseluruhan, arahmigran pada tahun 1985 tidak jauhberbeda dengan tahun 1980 (Tabel 2).Kalau tadi dibicarakan arus dan arahmigrasi penduduk di Indonesia, makasekarang akan dibicarakan determinanpertumbuhan penduduk yang pertamadankeduayaitukelahirandankematian.Selisih antara kelahiran dan kematiantersebut dengan pertumbuhanpenduduk alami.

Apabila diperhatikan trend daritingkat kelahiran dan kematian diIndonesia sejak periode tahun1961-1971hingga 1980-1985 terlihatlahbahwa kedua-duanya terjadipenurunan. Pada periode 1961-1971,tingkat kelahiran kasar per tahun

44

Page 9: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

TABEL 2MIGRAN SELAMA HIDUP MENURUT PROPINSITAHUN 1971, 1980,DAN 1985

No. PropinsiMigran masuk Migrankeluar Migran neto

1971 1980 1985 1971 1980 1985 1971 1980 1985

1. DIAceh 3,0 5,5 5,4 3,3 4,4 4,0 -0,3 1,0 . 1,42. Sumatra Utara 8,0 6,6 5,0 2,9 5,0 6,0 5,1 1,6 1,03. Sumatra Barat 3,1 3,9 3,7 11,6 16,4 15,1 -8,5 -12,6 -11,44. Riau 12,5 15,9 12,3 2,6 4,0 3,7 9,9 11,9 8,65. Jambi 15,6 20,4 19,6 2,7 3,3 2,9 12,9 17,1 16,76. Sumatra Selatan 9,5 13,2 10,7 5,8 7,2 6,9 3,7 6,0 3,87. Bengkulu 6,9 15,8 12,7 4,8 5,1 4,2 2,1 10,7 8,58. Lampung 36,1 38,6 31,5 1,1 1,2 1,9 35,0 37,4 29,49. DKIJakarta 39,7 39,8 38,9 2,9 6,2 7,5 36,8 33,6 31,4

10. Jawa Barat 1,7 3,5 4,4 5,5 5,4 5,4 -3,8 1,9 -1,011. Jawa Tengah 1,2 1,3 1,9 8,2 12,7 12,3 -7,0 -11,4 -10,412. DIYogyakarta 4,0 6,4 7,8 10,7 9,2 22,4 -6,7 -2,8 -14,613. Jawa Timur 1,1 1,5 1,8 2,9 5,5 5,8 -1,8 -4,0 -4,014. Bali 1,0 2,6 2,0 2,7 4,8 6,0 -1,7 -2,2 -4,015. NTB 1,5 1,9 2,0 0,6 1,6 1,4 0,9 0,3 0,6

*cn

Page 10: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

Aat

Lanjutan Tabel 2 1

No. PropinsiMigran masuk Migran keluar Migran neto

1971 1980 1985 1971 1980 1985 1971 1980 1985

16. NTT 0,4 1,3 1,4 1,1 1,7 1,9 -0,7 -0,5 -0,517. Timor Timur - - 2,9 - - 1,3 - - 1,618. KalimantanBarat 1,0 4,2 2,9 1,7 2,9 2,6 -0,7 1,3 0,319. Kalimantan Tengah 7,1 14,7 12,3 1,6 2,6 3,2 5,5 12,1 9,120. Kalimantan Selatan 3,9 6,9 8,0 5,0 8,2 8,6 -1,1 -1,3 -0,621. KalimantanTimur 5,4 24,1 25,3 3,2 2,8 3,2 2,2 21,3 22,122. Sulawesi Utara 2,8 4,2 3,2 3,5 5,7 6,5 -0,7 1,6 -3,323. Sulawesi Tengah 5,6 14,4 11,2 3,8 2,6 2,1 1,8 11,7 9,124. Sulawesi Selatan 1,3 1,8 1,9 4,7 8,5 8,2 -3,4 -6,7 -6,325. Sulawesi Tenggara 3,6 11,1 14,3 4,3 9,6 6,1 -0,7 1,6 8,226. Maluku 3,9 8,9 7,3 3,4 4,6 5,2 0,5 4,3 2,127. IrianJaya 22,3 8,4 11,3 4,3 1,4 1,9 18,0 7,0 9,4

Jumlah 4,8 6,8 7,0 4,8 6,8 7,0 0 0 0

$

Joÿo

Catatan:

Sumber:Persentase dihitung dari jumlah penduduk masing-masingpropinsiBPS (1984, 19 dan 25)BPS (1987, 29 30 dan 31)

Page 11: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

ARUS MIGRASIPENDUDUKANTAR PROPINSIBERDASARKANDATASENSUS PENDUDUK 1980

(HANYAUNTUKLEBIHDARI10.000MIGRAN)

1

250000 migron

50 000

35 000

25 000

17 500

Aeen

Maluku

Jambi

Jawa Jawatimur

barat timurborai Vogyakarto

A-sj

Sumber Hugo ct oi 19£7

Page 12: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

ARUS MIGRASIPENDUDUKANTAR PROPINSIBERDASARKANDATASUPAS 1985

JvaTLhiub

Page 13: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

POPULASI, 1(2),1991

besarnya 39,9 orang per seribupenduduk, pada periode 1980-1985besarnya 33,7 orang. Jadi selama duaperiode ini terjadi penurunan tingkatkelahiran kasar sebesar 21,5 persen. Dilain pihak pada periode tahun 1961-1970 tingkat kematian kasar besarnya18,7perseribupenduduk,padaperiodetahun 1980-1985 besarnya 11,8 orang,dan selama dua periode ini terjadipenurunan sebesar 37 persen.Penurunan tingkat kelahiran dankematian disebut dengan transisidemografi. Kini Indonesia sedangmengalami proses transisi demografi.Tingkat kematian yang semula tinggikarena beberapa penyakit belumdiketemukan obatnya, kini menurundengancepat karenaadaperkembangandi bidang medis dan di bidangpembangunan.Jadi tehnologikesehatanyang diambil, antara lainyang berwujudantibiotika dan imunisasi mampumenurunkanmortalitas secara drastis.

Revolusimortalitas inimenimbulkanberbagai kejutan. Menurut Aris Ananta(1989), masyarakat belum siapmenghadapi akibat yang ditimbulkan-nya. Ketidaksiapan tersebut disebabkanbahwasebagian besar anak mereka kinidapat bertahan hidup yangmengakibatkan jumlah pendudukmeningkat dengan cepat, terutama

terkonsentrasi pada usia muda danbelum produktif. Tadi telah disebutkanbahwa penurunan fertilitas tidaklahsecepat penurunan mortalitas. Untukmenurunkan fertilitas ada dua syaratyangdiperlukan,yaitu: pertama, adanyapersepsimasyarakat yangmenginginkanjumlah anak sedikit dengan mututinggi;kedua, tersedia alat pengatur kelahiranyang murah dan berdaya guna. Keduapersyaratan ini tidak cepat dapatdipenuhi di Indonesia.

Tiap-tiap negara ingin segeramengakhiri masa transisi demografinya.Apabila negara tersebut telahmengakhirinya, maka pencapaianpersentase transisi demografi sebesar100 persen. Pada saat ini nilai NetReproductionRate (NRR) besarnya = 1,dan pertumbuhan penduduknya stabilatau seimbang. Untuk menghitungberapa persen pencapaian transisidemografi telah dilampaui di suatuwilayah, dilaksanakan denganmemperbandingkan antara TotalFertility Rate (TFR) dengan GeneralFertility Rate (GFR) maksimum denganangka TFR atau GFR yang dialami olehwilayah tersebut pada saat dilakukanpengukuran. Bogue (1969)menggunakanangkafertilitas maksimumuntuk TFR sebesar 7500 dan untuk GFRsebesar 235, apabila proses transisidemografi telah dilampui maka angkaTFR dan GFR masing-masing menjadi2200 dan 60. Apabila digunakanangka-angka di atas maka menghitungtransisi demografi di suatu wilayahrumusnya sebagai berikut:

7500-TFR 235-GFRPPTD = 1/2 (-+-) x 100.

5300 175

Setelah dihitung berdasarkan data hasilSensus Penduduk 1980dan SUPAS 1985(BPS, 1982, 1986) maka angka PPTD(Persentase Pencapaian TransisiDemografi) tahun 1980 dan 1985 untukmasing-masing propinsi di Indonesiadapat dilihat dalam Tabel 3

Dari hasil perhitungan yangdidasarkan atas data Survei pendudukAntar Sensus (SUPAS) 1985, persentasepencapaian transisi demografi sebesar57,9 persen untuk daerah pedesaan,70,8 persen untuk daerah perkotaandan 61,6 persenuntuk daerah pedesaandan perkotaan. Dengan memperhatikanangka-angka ini, maka diperkirakan

49

Page 14: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

sTABEL3

POSISITRANSISI DEMOGRAFI INDONESIA

No. Propinsi1971 1980 1985

Desa Kota Desa +Kota

Desa Kota Desa +Kota

Desa Kota Desa +Kota

1. DIAceh 40,36 66 42,69 40 53,64 41 46 63,86 47,842. Sumatra Utara 10,6 34 17 21,5 52,5 44,5 34 60,5 42,53. Sumatra Barat 31,14 33,51 32 46,82 72,01 50,8 45,86 69,91 49,574. Riau 24,05 24,05 24,63 44,3 60,11 49,% 43,56 61,13 48,445. Jambi 24,73 23,87 26,14 50,89 53,65 50,81 49,73 52,28 49,746. Sumatra Selatan 29,5 52,4 35,8 53,1 75,95 33,8 41,5 60,5 46,87. Bengkulu 40,9 13,3 17 40,6 21,5 23,5 50,7 39,5 40,88. Lampung 16 19 16 28 42,5 30 45,5 54,5 479. DKIJakarta - 47 47 - 62 61 56 76 75

10. Jawa Barat 30,25 44,6 32,7 43,4 49,5 42,6 53,7 64,2 56,511. Jawa Tengah 46,5 60 48,5 56 65' 58 72 72,5 66,512. DIYogyakarta 55,03 69,95 58,06 75,39 79,93 76,54 80,61 91,12 87,7213. Jawa Timur 57,42 65,68 58,92 77,47 81,10 78,39 76,72 80,59 77,5914. Bali 50,42 30,54 27,72 73,83 75,07 65,30 66,29 78,90 79,8915. NTB 28,95 30,5 30,30 14,2 42,6 18,4 30,3 50,55 32,35

Page 15: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

Lanjutan Tabel 3

1971 1980 1985No. Propinsi

Kota Desa +Kota

Desa Kota Desa +Kota

Desa Kota Desa +Kota

Desa

16. NTT 29,1 31,3 29,4 37,8 57,25 39,35 44,65 55,5 45,617. KalimantanBarat 34,8 39,7 34,7 32,4 58,6 35,3 39,7 65,4 46,918. KalimantanTengah 16,77 19,75 17,58 25,91 44,48 27,95 43,15 65,60 46,9419. Kalimantan Selatan 41,85 38,42 41,08 49,59 62,17 52,22 62,88 82,82 67,4720. KalimantanTimur 32 35,5 32 37,5 51 42,5 48,5 67,5 5721. Sulawesi Utara 21,3 46,4 26,8 35,8 75 47,1 66,5 83,8 69,922. Sulawesi Tengah 18,8 40,2 20,6 25,4 56,9 27,9 43,1 71,2 45,823. Sulawesi Selatan 27,73 49,15 32,32 47,43 62,32 49,30 60,79 69,86 62,5724. Sulawesi Tenggara 4,15 61,5 9,84 29 36,5 29,5 30,5 47 32,2125. Maluku 12 34 15 22,5 50 25,5 27,5 72,0 33,526. IrianJaya - 35,84 36,61 45,23 50,92 46,58 44,04 51,49 45,74

P.Jawa 45,79 54,59 47,9 57 64 58,7 - - -P.Sumatra 14,50 26,12 16,20 27,62 37,36 22,76 78,90 66,29 79,89P. Kalimantan 33,74 36,34 56,11 37,38 55,86. 41,13 48,80 71,16 54,87P. Sulawesi 48,8 23,4 28,7 63,5 40,7 44,45 71,8 56 50,7

INDONESIA 39,52 50,85 41,98 48,14 60,65 50,89 57,90 70,83 61,64

cn

Page 16: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

POPULASI, 1(2), 1991

Indonesia akan mengalami masatransisinya pada tahun 2005- Pada saat

ini diperkirakan angka harapan hidupwaktu lahir sebesar 65,0 tahun untuklaki-laki dan 67,5 untuk perempuan.Tingkat kelahiran kasar sebesar 19,5orang per seribu penduduk, tingkatkematian kasar sebesar 7,6 orang perseribu penduduk dan tingkatpertumbuhan penduduk alami sebesar1,9 persen. Dengan kondisi seperti ini,pada tahun 2005 penduduk Indonesiaakanberjumlah223,18 juta (ArisAnanta,1990).

Perlu dijelaskan di sini bahwa angkapencapaian persentase transisidemografi di masing-masing propinsisangat bervariasi. Ada 9 propinsi yangangka pencapaian transisi demografinyadi atas angka nasional. DI Yogyakartamencapai angka tertinggi yaitu 87,7persen, dan yang terendah adalahPropinsi Sulawesi Tenggara. Propinsi-propinsi yang lain yang PPTDnya dibawah 40 persen adalah Nusa TenggaraBarat (32,37) danMaluku (33,70) (Tabel3).

Kualitas Penduduk

Setelah meninjau keadaan strukturdemografis dan tingkat pertumbuhanpenduduk Indonesia menjelang eratinggal landas, sekarang akan dilihatkeadaan kualitas penduduknya. Tolokukur yang paling umum dipakai untukmengukur kualitas penduduk adalahdengan PhysicalQuality ofLife Index(PQLI) yang menggunakan TingkatKematian bayi (IMR), Angka HarapanHidup (LE) dan Tingkat Melek Huruf.

Berdasarkan indeks PQLI di tahun1970-an, Indonesia memperoleh angka51. Hal ini berarti berada di tengah-tengah dalamperingkatnilai0-100. Padatahun ini Indonesia masih di atas Indiadengannilai41tetapidibawahThailand

dengan nilai 70 dan Srilangka dengannilai 83- Setelah tahun 1971 terjadikenaikan indeks PQLI di Indonesia.Pada tahun 1976 angka PQLI diIndonesia sebesar 55 dan pada tahun1980 mencapai 59 (BPS, 1986).Walaupun terjadi peningkatan indeksPQLI pada dasawarsa terakhir ini,namun kualitas penduduk Indonesiamasih tergolong rendah.

Perkiraan Tingkat Kematian Bayi(IMR) di Indonesia berdasarkan SUPAS1985 adalah sebesar 74 persenper 1000kelahiran hidup. Apabila dibandingkandengan hasil perhitungan IMR denganmenggunakan data hasil Sensuspenduduktahun 1971dan 1980,terlihatada penurunanyang berarti (IMR tahun1971dan 1980 masing-masing besarnya132 dan 112) (Tabel 4).

Menurut World Resources, padaperiode tahun 1985-1990 tercatatbahwa Indonesia mempunyai IMRsebesar 74 per 1000 kelahiran hidup.Angka inisamadenganyangdicapaiAsia,namun berada di atas IMR dunia yangbesarnya 71. Dibandingkan dengannegara ASEAN, Indonesia termasuknegara yang mempunyai IMR tertinggipada periode tersebut. IMR terendahdicapai oleh Singapura (9 per 1000kelahiran hidup). Keadaan ini jugatercermin pada tingkat kematian Balita,di mana Indonesia juga masihmempunyaiangkatertinggiyaitu 117per1000 kelahiran hidup. Hal inimenunjukkan bahwa kondisi kesehatanbayi di Indonesia masihmemprihatinkan dan perlu upayapeningkatan kesehatan yang lebih baik(Tabel 5).

Walaupun umumnya kondisikesehatan Indonesia yang ditunjukkanoleh indikator harapan hidupmenunjukkan perkembangan yangsemakin baik, yaitu dari 52 pada tahun

52

Page 17: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

IanjutanTabel 3

1971 1980 1985No. Propinsi

Desa Kota Desa +Kota

Desa Kota Desa +Kota

Desa Kota Desa +Kota

16. NTT 29,1 31,3 29,4 37,8 57,25 39,35 44,65 55,5 45,617. KalimantanBarat 34,8 39,7 34,7 32,4 58,6 35,3 39,7 65,4 46,918. KalimantanTengah 16,77 19,75 17,58 25,91 44,48 27,95 43,15 65,60 46,9419. Kalimantan Selatan 41,85 38,42 41,08 49,59 62,17 52,22 62,88 82,82 67,4720. KalimantanTimur 32 35,5 32 37,5 51 42,5 48,5 67,5 5721. Sulawesi Utara 21,3 46,4 26,8 35,8 75 47,1 66,5 83,8 69,922. Sulawesi Tengah 18,8 40,2 20,6 25,4 56,9 27,9 43,1 71,2 45,823. Sulawesi Selatan 27,73 49,15 32,32 47,43 62,32 49,30 60,79 69,86 62,5724. Sulawesi Tenggara 4,15 61,5 9,84 29 36,5 29,5 30,5 47 32,2125. Maluku 12 34 15 22,5 50 25,5 27,5 72,0 33,526. IrianJaya - 35,84 36,61 45,23 50,92 46,58 44,04 51,49 45,74

P.Jawa 45,79 54,59 47,9 57 64 58,7 - - -P. Sumatra 14,50 26,12 16,20 27,62 37,36 22,76 78,90 66,29 79,89P. Kalimantan 33,74 36,34 56,11 37,38 55,86 41,13 48,80 71,16 54,87P. Sulawesi 48,8 23,4 28,7 63,5 40,7 44,45 71,8 56 50,7

INDONESIA 39,52 50,85 41,98 48,14 60,65 50,89 57,90 70,83 61,64

in

Page 18: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

POPULASI, 1(2), 1991

Indonesia akan mengalami masatransisinya pada tahun 2005. Pada saat

ini diperkirakan angka harapan hidupwaktu lahir sebesar 65,0 tahun untuklaki-laki dan 67,5 untuk perempuan.Tingkat kelahiran kasar sebesar 19,5orang per seribu penduduk, tingkatkematian kasar sebesar 7,6 orang perseribu penduduk dan tingkatpertumbuhan penduduk alami sebesar1,9 persen. Dengan kondisi seperti ini,pada tahun 2005 penduduk Indonesiaakanberjumlah223,18 juta (ArisAnanta,1990).

Perlu dijelaskan di sini bahwa angkapencapaian persentase transisidemografi di masing-masing propinsisangat bervariasi. Ada 9 propinsi yangangka pencapaian transisi demografinyadi atas angka nasional. DI Yogyakartamencapai angka tertinggi yaitu 87,7persen, dan yang terendah adalahPropinsi Sulawesi Tenggara. Propinsi-propinsi yang lain yang PPTDnya dibawah 40 persen adalah Nusa TenggaraBarat (32,37) danMaluku(33,70) (Tabel3).

Kualitas Penduduk

Setelah meninjau keadaan strukturdemografis dan tingkat pertumbuhanpenduduk Indonesia menjelang eratinggal landas, sekarang akan dilihatkeadaan kualitas penduduknya. Tolokukur yang paling umum dipakai untukmengukur kualitas penduduk adalahdengan Physical Quality ofLife Index(PQLI) yang menggunakan TingkatKematian bayi (IMR), Angka HarapanHidup (LE) dan Tingkat Melek Huruf.

Berdasarkan indeks PQLI di tahun1970-an, Indonesia memperoleh angka51. Hal ini berarti berada di tengah-tengah dalam peringkatnilai0-100. Padatahun ini Indonesia masih di atas Indiadengannilai41tetapidibawahThailand

dengan nilai 70 dan Srilangka dengannilai 83. Setelah tahun 1971 terjadikenaikan indeks PQLI di Indonesia.Pada tahun 1976 angka PQLI diIndonesia sebesar 55 dan pada tahun1980 mencapai 59 (BPS, 1986).Walaupun terjadi peningkatan indeksPQLI pada dasawarsa terakhir ini,namun kualitas penduduk Indonesiamasih tergolong rendah.

Perkiraan Tingkat Kematian Bayi(IMR) di Indonesia berdasarkan SUPAS1985 adalah sebesar 74 persenper 1000kelahiran hidup. Apabila dibandingkandengan hasil perhitungan IMR denganmenggunakan data hasil Sensuspenduduktahun 1971dan 1980,terlihatada penurunanyang berarti (IMRtahun1971dan 1980 masing-masing besarnya132 dan 112) (Tabel 4).

Menurut World Resources, padaperiode tahun 1985-1990 tercatat

bahwa Indonesia mempunyai IMRsebesar 74 per 1000 kelahiran hidup.Angka inisamadenganyangdicapaiAsia,namun berada di atas IMR dunia yangbesarnya 71. Dibandingkan dengannegara ASEAN, Indonesia termasuknegara yang mempunyai IMR tertinggipada periode tersebut. IMR terendahdicapai oleh Singapura (9 per 1000kelahiran hidup). Keadaan ini jugatercermin pada tingkat kematian Balita,di mana Indonesia juga masihmempunyaiangkatertinggiyaitu 117per1000 kelahiran hidup. Hal inimenunjukkan bahwa kondisi kesehatanbayi di Indonesia masihmemprihatinkan dan perlu upayapeningkatan kesehatan yang lebih baik(Tabel 5).

Walaupun umumnya kondisikesehatan Indonesia yang ditunjukkanoleh indikator harapan hidupmenunjukkan perkembangan yangsemakin baik, yaitu dari 52 pada tahun

52

Page 19: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

POPULASI, 1(2), 1991

TABEL4PERKIRAANIMR DARIHASILSENSUS PENDUDUK 71, SENSUS PENDUDUK 80, DANSUPAS 85

PROPINSI 1971 1980 1985

(1) (2) (3) (4)

1. Daerah lstimewaAceh 140 91 562. Sumatra Utara 116 89 583. Sumatra Barat 157 126 784. Riau 139 113 675. Jambi 157 118 706. Sumatra Selatan 147 100 757. Bcngkulu 167 105 618. Lampung 148 98 58

9. DKIJakarta 122 81 3310. Jawa Barat 164 129 9111. Jawa Tengah 137 91 7312. DIYogyakarta 93 55 29

13. Jawa Timur 117 98 75

14. Bali 121 88 4815. Nusa Tenggara Barat 219 190 11216. NusaTenggara Timur 147 126 7417. Timor Timur - - 93

18. Kalimantan Barat 141 120 71

19. KalimantanTengah 123 104 6120. Kalimantan Selatan 168 126 8521. KalimantanTimur 100 98 50

22. Sulawesi Utara 111 96 5723. Sulawesi Tengah 112 134 10524. Sulawesi Selatan 160 107 7325. Sulawesi Tenggara 164 107 82

26. Maluku 168 125 8527. IrianJaya 111 107 74

INDONESIA 142 112 71

Sumber: BPS, 1988

53

Page 20: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

POPULASI, 1(2), 1991

TABELSTINGKAT KEMATIANBAY1(IMR),BAIJTADANUSIA HARAPAN HIDUP

BEBERAPANEGARA (1985-1990)

Negara IMS Tingkat UsiaKematian Harapan

Balita Hidup

Indonesia 74 117 61

Philipina 45 72 64

Thailand 39 49 64Malaysia 26 35 69Singapura 9 11 73Asia 74 108 61Dunia 71 106 61

Sumber: Kantor MenegKLH (1989)

1980 menjadi 60 pada tahun 1985,namun angka kematian penduduk yangpada tahun 1985 tercatat 7 jiwameninggal per 1000 pendudukdisebabkan oleh penyakit, dan dariangka ini 12 persen disebabkan olehdiare, 9 persen oleh tuberkolusis, dankecelakaan 5 persen (Kantor MenegKLH 1989). Hal ini mengungkapkanbahwa masalah fasilitas sanitasilingkungan dan kesadaran masyarakatakan kebersihan masih perluditingkatkan.

Kesimpulan

Dari data kependudukan besertaperkembangannya dapatlah disimpul-kan bahwa profit penduduk Indonesiasudah semakin membaik. Strukturpenduduk muda sudah berangsur-angsur ditinggalkan berkat kesuksesanBKKBN dalam usaha menurunkantingkat kelahiran. Masyarakatberangsur-angsur menerima gagasan"keluarga kecil" karena rendahnyatingkat kematian dan meningkatnyaangkaharapanhidupwaktulahir.Halini

dicapai berkat keberhasilan programkesehatanmasyarakat oleh DepartemenKesehatan. Tingkat pertumbuhanpenduduk per tahun yang diperkirakanmasih tetap di atas 2 persen setahunhingga tahun 2000 ternyata dapatditekan menjadi 1,97 persen padaperiode 1980-1990.Dengansistemkerjagotong royong di antara beberapadepartemen, instansi terkait danmasyarakat, diharapkan pada tahun2005 Indonesia telah dapat mengakhirimasa transisi demografinya.

Tingkat urbanisasi terus meningkatbegitu pula gerak penduduk antara

wilayah satu dengan wilayah lain yangberarti akan dapat memanfaatkanpotensi tenaga kerja untukpembangunan secara optimal. BagiIndonesia, gerak penduduk ini akanmeningkatkanfungsi danperananaspekkependudukan di bidangpembangunan, baik ditinjau dari sudutpembangunan daerah maupun darisudut pembangunan sektoral. Ditinjaudari aspek ideologi, gerak pendudukberfungsi untuk meningkatkan

54

Page 21: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

POPULAS1, 1(2), 1991

kesadaran berbangsa dan bernegara.Dari aspek politik, hal ini akanmerupakan alat penunjang pembauranetnis, mempersempit kesenjangan kelasmaupun wilayah, serta dapatmeningkatkan hubungan antar-

kelompok. Dari sudut ekonomi akantimbul integrasi ekonomi danpertumbuhan ekonomi, baik nasionalmaupun daerah. Dari aspek sosialbudaya akan dapat ditimbulkanintegrated plural society. Dari sudutmana pun kita memandang, gerakpenduduk antarwilayah ini mempunyainilaiyang penting.

Kualitas penduduk, walaupunnilainya mengalami peningkatan, masihtergolong rendah. Untuk menghadapiPJP II(PembangunanJangka PanjangII)Indonesia perlu mengembangkanstrategi pembinaan sumber dayamanusia yang tepat agar mampumenguasai tehnologi yang akanberkembang serta memanfaatkankesempatan pasaran dunia pada eratersebut (SofianEffendi, 1989).Didalamhubungannya dengan pembangunanyang berwawasan lingkungan atau

pembangunan berlanjut {sustainabledevelopment) dengan meningkatnyakualitas penduduk, diharapkan merekadapat mengatur penggunaan lahansecara proporsional agar dapatdiciptakan kualitas lingkungan hidupyang optimal.

Di dalam upaya memanfaatkansumber daya,yangharusdipegangteguhialah prinsip bahwa kebutuhan akanenergi harus benar-benar disesuaikandengan penyediaan sumber daya yangtersedia. Keseimbangan antara

keduanya harus benar-benardipertahankan sehingga tidak terjadipengurasan tanpa batas sumber dayatersebut.

Instrumen apa yang perludikembangkan dalam usahameningkatkan sumber daya manusiaperlu mempertimbangkan ciri-ciridemografis pendudukIndonesiasepertiyang telah diuraikan di atas.

DAFTAR PUSTAKA

Ananta, Aris. 1989. "Revolusi fertilitas diIndonesia; kapan?", WartaDemografi,19(12): 8-10.

Effendi, Sofian. 1989. "Pembangunansumber daya manusia pada Pelita Vdan tahap pembangunan jangkapanjang kedua," makalahdisampaikan pada Seminar Ilmiabdalam rangka Munas VI KAGAMA,Denpasar 26Juni - 1Juli 1989.

Hardjono, J.M. 1977. Transmigration inIndonesia. Kuala Lumpur: OxfordUniversity Press.

Indonesia. Biro Pusat Statistik. 1988.Perkiraan angka kelabiran dankematian.Jakarta.

--. 1991. Penduduk Indonesia basilSensus Penduduk 1990.Jakarta.

Indonesia. Kantor Menteri Negara KLH.1989. Kependudukan danlingkungan bidup suatu tinjauan.Jakarta.

Mantra, Ida Bagoes. 1987. MigrasipendudukdiIndonesiaberdasarkanbasilSurvei Penduduk antar Sensus1985ÿ Yogyakarta: Pusat PenelitianKependudukan, Universitas GadjahMada.

-. 1989. "Distribusi keruangan danmobilitas geografis pendudukIndonesia," disampaikan pada PidatoPengukuhan Jabatan Guru Besarpada Fakultas Geografi UGM. Tidakditerbitkan.

55

Page 22: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM

POPULASI, 1(2), 1991

Pelzer,KailJ. 1945.Pionersettlement intheAsiatic tropics, studies in landutilizationinSoutheasternAsia. NewYork: International SecretariatInstitute of Pacific Relation.

Penny, D.H. dan Masri Singarimbun. 1973.Population and poverty in ruralJava: some economic aritbemeticsfromSribarjo.NewYork: Departmentof Agricultural Economics, CornelUniversity.

Salim, Emil. 1979. lingkungan bidup danpembangunan.Jakarta: Mutiara.

Sjamsu, Amral. 1985- "Transmigrasi: gagalataukah berhasil?," dalam Sri EdiSwasono dan Masri Singarimbun(eds.), Transmigrasi di Indonesia1905-1985. Jakarta: UI Press, Hal.:324-329.

Soemarwoto, Otto. 1984. "Tekananterhadap lingkungan, khususnyalahan dan tanggung jawab duniausaha dan industri," MajalabManajemen, Maret -April.

Stoler, Anne. 1975. Garden use andhousehold concumptionpatterns ina Javanese village. Columbia:Department of Anthropology.University. Mimeograph

Suharso. 1976. Pola perpindabanpenduduk dan urbanisasi diJawatabun1968-1973- Ringkasandisertasipada Universitas GadjahMada. Tidakditerbitkan.

56

Page 23: PENDUDUK MENJEIANG LANDAS - UGM