PEMBANGUNAN TALENT MANAGEMENT SYSTEM YANG ...repository.ub.ac.id/3641/1/Aditya Bayu Wardhana.pdfin...
Transcript of PEMBANGUNAN TALENT MANAGEMENT SYSTEM YANG ...repository.ub.ac.id/3641/1/Aditya Bayu Wardhana.pdfin...
i
PEMBANGUNAN TALENT MANAGEMENT SYSTEM YANG TERINTEGRASI DENGAN SAP NETWEAVER (STUDI KASUS: PT KERETA API INDONESIA)
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Komputer
Disusun oleh:
Aditya Bayu Wardhana
NIM: 135150201111130
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
ii
PENGESAHAN
PEMBANGUNAN TALENT MANAGEMENT SYSTEM YANG TERINTEGRASI DENGAN SAP NETWEAVER
(STUDI KASUS: PT KERETA API INDONESIA)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komputer
Disusun Oleh:
Aditya Bayu Wardhana NIM: 135150201111130
Skripsi ini telah diuji dan dinyatakan lulus pada
14 Agustus 2017 Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Dosen Pembimbing I
Denny Sagita R., S.Kom, M.Kom NIP: 19851124 201504 1 001
Dosen Pembimbing II
Tri Astoto Kurniawan, S.T.,M.T.,Ph.D NIP: 19710518 200312 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Informatika
Tri Astoto Kurniawan, S.T.,M.T.,Ph.D NIP: 19710518 200312 1 001
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan
saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan
oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis disitasi dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-
unsur plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah
saya peroleh (sarjana) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan
Pasal 70).
Malang, 14 Agustus 2017
Aditya Bayu Wardhana
NIM: 135150201111130
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
baik. Adapun skripsi yang saya buat ini yaitu berjudul “PEMBANGUNAN TALENT
MANAGEMENT SYSTEM YANG TERINTEGRASI DENGAN SAP NETWEAVER (STUDI
KASUS: PT KERETA API INDONESIA)”. Melalui pengantar ini, penulis hendak
mengucapkan terimakasih karena dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah
mendapat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan
ini penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua saya yang selalu mendukung saya dalam hal apapun,
termasuk membiayai kuliah saya.
2. Bapak Denny Sagita R., S.Kom, M.Kom, dan Bapak Tri Astoto Kurniawan,
S.T.,M.T.,Ph.d selaku Dosen Pembimbing skripsi, yang dengan sabar
mengarahkan, membina, dan membimbing saya sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Didik Wardoyo S.E selaku Manager ERP HR PT. KAI Kantor Pusat,
yang mengarahkan dan membantu dalam penelitian skripsi ini.
4. PT. KAI Kantor Pusat Kota Bandung, yang telah menerima saya untuk
melakukan penelitian di tempatnya.
5. Rekan-rekan BCC (Basic Computing Community) yang telah memberikan
ilmu-ilmu baru selama perkuliahan.
6. Rekan-rekan BEM(Badan Eksekutif Mahasiswa) Fakultas Ilmu Komputer
2016/2017 yang telah mendukung saya dan memberikan ilmu-ilmu
organisasi kepada saya.
7. Rekan-rekan Kepanitiaan selama kuliah di Universitas Brawijaya Malang,
yang juga memberikan sebuah pengalaman berharga tentang sebuah
organisasi.
v
8. Saudara Anggit Surya Gumilang dan Lilis Damayanti yang membantu, dan
menemani saya selama KKN di PT KAI dan akhirnya dapat melakukan
penelitian skripsi ini.
9. Teman-teman kontrakan Padepokan yang telah mendukung saya dalam
mengerjakan skripsi ini
Demi kesempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Dan harapan kami, skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Malang, 14 Agustus 2017
Penulis
vi
ABSTRAK
Salah satu strategi yang diterapkan PT KAI dalam melakukan manajemen karyawan yaitu dengan melakukan penilaian terhadap kinerja karyawannya. Penilaian kinerja karyawan ini penting untuk mengetahui hasil pencapaian kinerja yang telah dilakukan karyawan, sehingga diperoleh arah pengembangan karyawan yang jelas. PT KAI sudah memiliki sistem yang dapat menilai kinerja karyawannya, yaitu Performance Management System. Namun sistem tersebut masih dirasa belum mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada. Permasalahan tersebut yaitu kesulitan dalam mempertahankan orang-orang terbaik dalam perusahaan. Serta akan kesulitan dalam proses rekrutmen calon karyawan yang berpotensi dan memiliki kemampuan yang tinggi. Hal ini diakibatkan oleh meningkatnya kompetisi antar perusahaan dan persediaan calon yang terbatas. Sehingga diperlukan suatu sistem yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, yaitu Talent Management System. PT KAI memiliki suatu aplikasi yang mendukung proses talent Management yaitu aplikasi SAP Netweaver (System Applications and Products). Hanya saja PT KAI belum menerapkannya pada aplikasi SAP yang digunakan. Hal ini disebabkan oleh proses bisnis yang berbeda dan diperlukan biaya yang banyak untuk melakukan pengembangan lanjut pada aplikasi SAP Netweaver. Dalam mengembangkan Talent Management System dibutuhkan beberapa metode, diantaranya adalah Balanced Scorecard (BSC), Metode 360 Derajat, dan Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). Serta dibutuhkan cara dalam mengintegrasikan data antara Talent Management System dengan aplikasi SAP Netweaver, yaitu dengan menggunakan SAP RFC (Remote Function Call). Sistem ini telah berhasil diuji dengan menggunakan metode white box testing pada pengujian unit dan pengujian integrasi serta black box testing pada pengujian validasi. Kata kunci: Talent Management System, BSC, Metode 360 Derajat, MBTI, SAP RFC
vii
ABSTRACT
One of the strategies applied by PT KAI to manage the employee is to assess
their performances. This assessment is important to know the results of their
achievements, such that each employee gets a clear direction of his/her career
development. PT KAI already has a system that can assess the performance of their
employees, it is called Performance Management System. However the system still
has not been able to overcome the existing problems. These problems, the difficulty
in retain the best people in the company and also difficulties in the recruitment of
new high quality employee. This is caused by the increasing competition of
intercompany and limited supplies of the talent. So we need system which can
overcome these problems, that is Talent Management System. PT KAI has an
application that supports Talent Management process, that is SAP Netweaver
(System Applications and Products). PT KAI has not applied it to such SAP
application. This is due to different business processes and requires high cost to do
further development on the SAP Netweaver application. Developing Talent
Management System requires several methods, including the Balanced Scorecard
(BSC), 360 Degree Assessment, and Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). As well as
the required way to integrating data between Talent Management System with
SAP Netweaver application, that is by using SAP RFC (Remote Function Call). This
system has been successfully tested using white box testing technique for unit and
integration testings, and black box testing technique for validation testing.
Keywords: : Talent Management System, BSC, 360 Degree Assessment, MBTI, SAP
RFC
viii
DAFTAR ISI
PENGESAHAN ........................................................................................................... ii PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................................... iv ABSTRAK .................................................................................................................. vi ABSTRACT ............................................................................................................... vii DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xv BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3 1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 3 1.4 Tujuan ....................................................................................................... 3 1.5 Manfaat .................................................................................................... 3 1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 4
BAB 2 LANDASAN KEPUSTAKAAN ............................................................................ 5 2.1 Kajian Pustaka........................................................................................... 5 2.2 Talent Management System .................................................................... 9
2.2.1 Balanced scorecard (BSC) ................................................................ 10 2.2.2 Metode 360 Derajat ........................................................................ 11 2.2.3 Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) ............................................... 12
2.3 Pengembangan Perangkat Lunak ........................................................... 13 2.3.1 Model Pengembangan Perangkat Lunak ........................................ 13 2.3.2 Model Waterfall .............................................................................. 13 2.3.3 Pendekatan Berorientasi Objek ...................................................... 17 2.3.4 Pemodelan Berorientasi Objek ....................................................... 18
2.4 Teknologi Pengembangan Sistem .......................................................... 19 2.4.1 SAP (System Application and Product) ............................................ 19 2.4.2 SAP RFC (Remote Function Call) ...................................................... 20 2.4.3 Codeigniter ...................................................................................... 21
BAB 3 METODE PENELITIAN ...................................................................................23 3.1 Studi Literatur ......................................................................................... 23 3.2 Analisis Kebutuhan Sistem ..................................................................... 24 3.3 Perancangan Sistem ............................................................................... 25 3.4 Implementasi Sistem .............................................................................. 25 3.5 Pengujian Sistem .................................................................................... 26 3.6 Penarikan Kesimpulan ............................................................................ 27
BAB 4 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM ....................................................................28 4.1 Gambaran Umum Sistem ....................................................................... 28 4.2 Identifikasi Aktor .................................................................................... 28 4.3 Daftar Kebutuhan Fungsional ................................................................. 30 4.4 Pemodelan Kebutuhan ........................................................................... 40
ix
4.4.1 Use case diagram ............................................................................ 40 4.4.2 Use Case Scenario ........................................................................... 42
4.5 Pembahasan Hasil Analisis Kebutuhan ................................................... 60 BAB 5 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM ............................................61
5.1 Perancangan Sistem ............................................................................... 61 5.1.1 Pemodelan Sequence diagram ....................................................... 61 5.1.2 Pemodelan Class diagram ............................................................... 72 5.1.3 Perancangan Komponen ................................................................. 76 5.1.4 Perancangan Data ........................................................................... 83 5.1.5 Perancangan Antarmuka ................................................................. 90 5.1.6 Pembahasan Hasil Perancangan ................................................... 100
5.2 Implementasi Sistem ............................................................................ 100 5.2.1 Spesifikasi Sistem .......................................................................... 100 5.2.2 Batasan Implementasi ................................................................... 101 5.2.3 Implementasi Database ................................................................ 102 5.2.4 Implementasi Antarmuka ............................................................. 103 5.2.5 Pembahasan Hasil Implementasi .................................................. 107
BAB 6 PENGUJIAN SISTEM ...................................................................................108 6.1 Pengujian Unit ...................................................................................... 108
6.1.1 Pengujian Unit Klas Metode360 Untuk Operasi IsiKuesioner() .... 108 6.1.2 Pengujian Unit Klas BSC Untuk Operasi Assign_KPI() ................... 110 6.1.3 Pengujian Unit Klas Talentpoolmodel Untuk Operasi Update_Tpindex() ........................................................................................ 112
6.2 Pengujian Integrasi ............................................................................... 115 6.2.1 Operasi Synchronize_Employee_To_SAP() ................................... 116 6.2.2 Operasi Add_data_test() ............................................................... 123 6.2.3 Operasi Login() .............................................................................. 126
6.3 Pengujian Validasi ................................................................................. 128 6.3.1 Pengujian Validasi Login ................................................................ 129 6.3.2 Pengujian Validasi Logout ............................................................. 130 6.3.3 Pengujian Validasi Melihat profil .................................................. 130 6.3.4 Pengujian Validasi Melihat Grafik Talent pool pribadi .................. 131 6.3.5 Pengujian Validasi Ganti Password ............................................... 131 6.3.6 Pengujian Validasi Melihat Penilaian Kompetensi Pribadi ........... 133 6.3.7 Pengujian Validasi Melihat Penilaian Kompetensi Seluruh Karyawan 133 6.3.8 Pengujian Validasi Menghapus Data Penilaian Kompetensi ......... 133 6.3.9 Pengujian Validasi Melihat data Kuesioner kompetensi .............. 134 6.3.10 Pengujian Validasi mengubah data kuesioner kompetensi .......... 134 6.3.11 Pengujian Validasi Mengisi Kuesioner Kompetensi ...................... 134 6.3.12 Pengujian Validasi Menilai Kompetensi ........................................ 135 6.3.13 Pengujian Validasi memasukkan nilai KPI ..................................... 135 6.3.14 Pengujian Validasi Menetapkan Nilai KPI ..................................... 136 6.3.15 Pengujian Validasi Membatalkan Penetapan Nilai KPI ................. 136 6.3.16 Pengujian Validasi Menetapkan Target Nilai KPI .......................... 137
x
6.3.17 Pengujian Validasi Menyetujui KPI ................................................ 137 6.3.18 Pengujian Validasi Membatalkan Persetujuan KPI ....................... 138 6.3.19 Pengujian Validasi Menyimpan Persetujuan KPI Sementara ........ 138 6.3.20 Pengujian Validasi Membuat KPI Individu .................................... 139 6.3.21 Pengujian Validasi Melihat Daftar KPI Individu ............................. 139 6.3.22 Pengujian Validasi Mengubah KPI Individu ................................... 139 6.3.23 Pengujian Validasi Menghapus KPI Individu ................................. 140 6.3.24 Pengujian Validasi Membuat KPI Unit .......................................... 140 6.3.25 Pengujian Validasi Melihat Daftar KPI Unit ................................... 141 6.3.26 Pengujian Validasi Mengubah KPI Unit ......................................... 141 6.3.27 Pengujian Validasi Menghapus KPI Unit ....................................... 142 6.3.28 Pengujian Validasi Melihat Data Penilaian Kinerja Seluruh Karyawan 142 6.3.29 Pengujian Validasi Menghapus Data Penilaian Kinerja Karyawan 143 6.3.30 Pengujian Validasi Melihat Data Penilaian Kinerja Diri Sendiri .... 143 6.3.31 Pengujian Validasi Melihat Pertanyaan Tes Psikologi MBTI ......... 143 6.3.32 Pengujian Validasi mengubah Pertanyaan Tes Psikologi MBTI .... 144 6.3.33 Pengujian Validasi Melihat Hasil Tes Psikologi MBTI .................... 144 6.3.34 Pengujian Validasi Menghapus Hasil Tes Psikologi MBTI ............. 145 6.3.35 Pengujian Validasi Melihat Hasil Tes Psikologi MBTI Diri Sendiri . 145 6.3.36 Pengujian Validasi Melakukan Tes Psikologi MBTI ....................... 145 6.3.37 Pengujian Validasi Menilai Hasil Tes Psikologi MBTI .................... 146 6.3.38 Pengujian Validasi Melihat Data Pada Master Data ..................... 147 6.3.39 Pengujian Validasi Menambah Data Pada Master Data ............... 147 6.3.40 Pengujian Validasi Mengubah Data Pada Master Data ................ 147 6.3.41 Pengujian Validasi Menghapus Data Pada Master Data ............... 148 6.3.42 Pengujian Validasi Sinkron Data ke SAP ........................................ 148 6.3.43 Pengujian Validasi Sinkron Data dari SAP ..................................... 149 6.3.44 Pengujian Validasi Melihat Grafik Talent Pool Seluruh Karyawan 151 6.3.45 Pengujian Validasi Melihat Tabel Seluruh Penilaian ..................... 151 6.3.46 Pengujian Validasi Melihat Dashboard ......................................... 151 6.3.47 Pengujian Validasi Mengubah Previlege User ............................... 152
6.4 Pembahasan Hasil Pengujian................................................................ 152 BAB 7 PENUTUP ...................................................................................................153
7.1 Kesimpulan ........................................................................................... 153 7.2 Saran ..................................................................................................... 153
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................155 LAMPIRAN A HASIL WAWANCARA.......................................................................157
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kajian Pustaka ......................................................................................... 7
Tabel 4.1 Identifikasi Aktor ................................................................................... 29
Tabel 4.2 Spesifikasi Kebutuhan Fungsional dan Pemetaan Nama Use Case ....... 30
Tabel 4.3 Use Case Scenario Login ........................................................................ 43
Tabel 4.4 Use Case Scenario Logout...................................................................... 43
Tabel 4.5 Use Case Scenario Melihat Profil ........................................................... 43
Tabel 4.6 Use Case Scenario Melihat Grafik Talent Pool Pribadi .......................... 44
Tabel 4.7 Use Case Scenario Ganti Password........................................................ 44
Tabel 4.8 Use Case Scenario Melihat Data Penilaian Kompetensi Pribadi ........... 44
Tabel 4.9 Use Case Scenario Melihat Data Penilaian Kompetensi Seluruh
Karyawan ............................................................................................................... 45
Tabel 4.10 Use Case Scenario Melihat Data Penilaian Kompetensi ...................... 45
Tabel 4.11 Use Case Scenario Melihat Data Kuesioner Kompetensi .................... 45
Tabel 4.12 Use Case Scenario Mengubah Data Kuesioner Kompetensi ............... 46
Tabel 4.13 Use Case Scenario Mengisi Kuesioner Kompetensi ............................ 46
Tabel 4.14 Use Case Scenario Menilai Kompetensi .............................................. 47
Tabel 4.15 Use Case Scenario Memasukkan Nilai KPI ........................................... 47
Tabel 4.16 Use Case Scenario Menetapkan KPI .................................................... 47
Tabel 4.17 Use Case Scenario Membatalkan Penetapan KPI ................................ 48
Tabel 4.18 Use Case Scenario Menetapkan Target KPI ......................................... 48
Tabel 4.19 Use Case Scenario Menyetujui KPI ...................................................... 49
Tabel 4.20 Use Case Scenario Membatalkan Persetujuan KPI .............................. 49
Tabel 4.21 Use Case Scenario Menyimpan Persetujuan Sementara KPI .............. 50
Tabel 4.22 Use Case Scenario Membuat KPI Individu ........................................... 50
Tabel 4.23 Use Case Scenario Melihat Daftar KPI Individu ................................... 51
Tabel 4.24 Use Case Scenario Mengubah KPI Individu ......................................... 51
Tabel 4.25 Use Case Scenario Menghapus KPI Individu........................................ 51
Tabel 4.26 Use Case Scenario Membuat KPI Unit ................................................. 52
Tabel 4.27 Use Case Scenario Melihat Data KPI Unit ............................................ 52
Tabel 4.28 Use Case Scenario Mengubah KPI Unit ............................................... 52
Tabel 4.29 Use Case Scenario Menghapus KPI Unit .............................................. 53
Tabel 4.30 Use Case Scenario Melihat Data Penilaian Kinerja Seluruh Karyawan 53
Tabel 4.31 Use Case Scenario Menghapus Data Penilaian Kinerja Karyawan ...... 53
Tabel 4.32 Use Case Scenario Melihat Data Penilaian Kinerja Pribadi ................. 54
Tabel 4.33 Use Case Scenario Melihat Pertanyaan Tes Psikologi MBTI ................ 54
Tabel 4.34 Use Case Scenario Mengubah Pertanyaan Tes Psikologi MBTI ........... 54
Tabel 4.35 Use Case Scenario Melihat Hasil Tes Psikologi MBTI .......................... 55
Tabel 4.36 Use Case Scenario Menghapus Hasil Tes Psikologi MBTI .................... 55
Tabel 4.37 Use Case Scenario Melihat Hasil Tes Psikologi MBTI Diri Sendiri ........ 56
xii
Tabel 4.38 Use Case Scenario Melakukan Tes Psikologi MBTI .............................. 56
Tabel 4.39 Use Case Scenario Menilai Hasil Tes MBTI .......................................... 56
Tabel 4.40 Use Case Scenario Melihat Data Pada Master Data ............................ 57
Tabel 4.41 Use Case Scenario Menambahkan Data Pada Master Data ................ 57
Tabel 4.42 Use Case Scenario Mengubah Data Pada Master Data ....................... 57
Tabel 4.43 Use Case Scenario Menghapus Data Pada Master Data ..................... 58
Tabel 4.44 Use Case Scenario Sinkron Data ke SAP .............................................. 58
Tabel 4.45 Use Case Scenario Sinkron Data ke SAP .............................................. 58
Tabel 4.46 Use Case Scenario Melihat Grafik Talent Pool Seluruh Karyawan ...... 59
Tabel 4.47 Use Case Scenario Melihat Tabel Penilaian Seluruh Karyawan .......... 59
Tabel 4.48 Use Case Scenario Melihat Dashboard................................................ 59
Tabel 4.49 Use Case Scenario Mengubah Previlege User ..................................... 60
Tabel 5.1 Struktur Tabel Hrm_Employee .............................................................. 86
Tabel 5.2 Struktur Tabel Hrm_Competency ......................................................... 86
Tabel 5.3 Struktur Tabel Hrm_Performancy ......................................................... 87
Tabel 5.4 Struktur Tabel Hrm_Talentpool ............................................................ 87
Tabel 5.5 Struktur Tabel Mbti_Test ...................................................................... 87
Tabel 5.6 Penjelasan Antarmuka Profil Karyawan ................................................ 90
Tabel 5.7 Penjelasan Antarmuka Dashboard Grafik Talentpool Seluruh Karyawan
............................................................................................................................... 92
Tabel 5.8 Penjelasan Antarmuka Master Data Admin .......................................... 94
Tabel 5.9 Penjelasan Antarmuka Penilaian Kompetensi ...................................... 95
Tabel 5.10 Penjelasan Antarmuka Tes Psikologi MBTI ......................................... 97
Tabel 5.11 Penjelasan Antarmuka Penetapan KPI ................................................ 98
Tabel 5.12 Spesifikasi Perangkat Keras ............................................................... 100
Tabel 5.13 Spesifikasi Perangkat Lunak .............................................................. 101
Tabel 5.14 Spesifikasi Sistem Operasi ................................................................. 101
Tabel 6.1 Hasil Pengujian Unit Klas Metode360 Untuk Operasi Isikuesioner() .. 109
Tabel 6.2 Hasil Pengujian Unit Klas BSC Untuk Operasi Assign_KPI() ................. 111
Tabel 6.3 Hasil Pengujian Unit Klas Talentpoolmodel Untuk Operasi
Update_Tpindex() ............................................................................................... 114
Tabel 6.4 Hasil Pengujian Integrasi Klas Masterdata Dengan Klas Sapconnection
Pada Operasi Synchronize_Employee_To_Sap() ................................................ 119
Tabel 6.5 Hasil Pengujian Integrasi Klas Mbti Dengan Klas Mbtimodel Pada
Operasi Add_Data_Test() .................................................................................... 125
Tabel 6.6 Hasil Pengujian Integrasi Klas Web Dengan Klas Employeemodel Pada
Operasi Login() .................................................................................................... 127
Tabel 6.7 Kasus Uji Berhasil Login Sebagai Admin .............................................. 129
Tabel 6.8 Kasus Uji Berhasil Login Sebagai Hr ..................................................... 129
Tabel 6.9 Kasus Uji Berhasil Login Sebagai Karyawan......................................... 129
Tabel 6.10 Kasus Uji Gagal Login ......................................................................... 130
Tabel 6.11 Kasus Uji Logout ................................................................................ 130
xiii
Tabel 6.12 Kasus Uji Melihat Profil Admin Dan Hr .............................................. 131
Tabel 6.13 Kasus Uji Melihat Grafik Talent Pool Pribadi ..................................... 131
Tabel 6.14 Kasus Uji Berhasil Ganti Password .................................................... 131
Tabel 6.15 Kasus Uji Gagal Ganti Password - 1 ................................................... 132
Tabel 6.16 Kasus Uji Gagal Ganti Password - 2 ................................................... 132
Tabel 6.17 Kasus Uji Melihat Penilain Kompetensi Pribadi ................................ 133
Tabel 6.18 Kasus Uji Melihat Penilain Kompetensi Seluruh Karyawan .............. 133
Tabel 6.19 Kasus Uji Menghapus Data Penilaian Kompetensi ............................ 133
Tabel 6.20 Kasus Uji Melihat Data Kuesioner Kompetensi ................................. 134
Tabel 6.21 Kasus Uji Mengubah Data Kuesioner Kompetensi ............................ 134
Tabel 6.22 Kasus Uji Mengisi Kuesioner Kompetensi ......................................... 135
Tabel 6.23 Kasus Uji Menilai Kompetensi ........................................................... 135
Tabel 6.24 Kasus Uji Memasukkan Nilai KPI ....................................................... 135
Tabel 6.25 Kasus Uji Menetapkan Nilai KPI ......................................................... 136
Tabel 6.26 Kasus Uji Membatalkan Penetapan Nilai KPI .................................... 136
Tabel 6.27 Kasus Uji Menetapkan Target Nilai KPI ............................................. 137
Tabel 6.28 Kasus Uji Menyetujui KPI ................................................................... 137
Tabel 6.29 Kasus Uji Membatalkan Persetujuan KPI .......................................... 138
Tabel 6.30 Kasus Uji Menyimpan Persetujuan KPI Sementara ........................... 138
Tabel 6.31 Kasus Uji Membuat KPI Individu ....................................................... 139
Tabel 6.32 Kasus Uji Melihat Daftar KPI Individu ................................................ 139
Tabel 6.33 Kasus Uji Mengubah KPI Individu ...................................................... 140
Tabel 6.34 Kasus Uji Menghapus KPI Individu .................................................... 140
Tabel 6.35 Kasus Uji Membuat KPI Unit.............................................................. 140
Tabel 6.36 Kasus Uji Melihat Daftar kpi unit ....................................................... 141
Tabel 6.37 Kasus Uji Mengubah KPI Unit ............................................................ 141
Tabel 6.38 Kasus Uji Menghapus KPI Unit .......................................................... 142
Tabel 6.39 Kasus Uji Melihat Data Penilaian Kinerja Seluruh Karyawan ............ 142
Tabel 6.40 Kasus Uji Menghapus Data Penilaian Kinerja Karyawan ................... 143
Tabel 6.41 Kasus Uji Melihat Data Penilaian Kinerja Diri Sendiri........................ 143
Tabel 6.42 Kasus Uji Melihat Pertanyaan Tes Psikologi MBTI ............................ 143
Tabel 6.43 Kasus Uji Mengubah Pertanyaan Tes Psikologi MBTI ....................... 144
Tabel 6.44 Kasus Uji Melihat Hasil Tes Psikologi MBTI ....................................... 144
Tabel 6.45 Kasus Uji Menghapus Hasil Tes Psikologi MBTI................................. 145
Tabel 6.46 Kasus uji melihat hasil tes psikologi MBTI diri sendiri ....................... 145
Tabel 6.47 Kasus Uji Berhasil Melakukan Tes Psikologi MBTI............................. 145
Tabel 6.48 Kasus Uji Gagal Melakukan Tes Psikologi MBTI ................................ 146
Tabel 6.49 Kasus Uji Berhasil Menilai Hasil Tes Psikologi MBTI Sebelum Waktu
Habis .................................................................................................................... 146
Tabel 6.50 Kasus Uji Berhasil Menilai Hasil Tes Psikologi MBTI Saat Waktu Habis
............................................................................................................................. 146
Tabel 6.51 Kasus Uji Melihat Data Pada Master Data ........................................ 147
xiv
Tabel 6.52 Kasus Uji Menambah Data Pada Master Data .................................. 147
Tabel 6.53 Kasus Uji Mengubah Data Pada Master Data ................................... 148
Tabel 6.54 Kasus Uji Menghapus Data Pada Master Data .................................. 148
Tabel 6.55 Kasus Uji Berhasil Sinkron Data Ke Sap Secara Manual .................... 148
Tabel 6.56 Kasus Uji Berhasil Sinkron Data Ke Sap Secara Otomatis ................. 149
Tabel 6.57 Kasus Uji Gagal Sinkron Data Ke SAP ................................................ 149
Tabel 6.58 Kasus Uji Berhasil Sinkron Data Dari SAP Secara Manual ................. 150
Tabel 6.59 Kasus Uji Berhasil Sinkron Data Dari SAP Secara Otomatis .............. 150
Tabel 6.60 Kasus Uji Gagal Sinkron Data Dari SAP .............................................. 150
Tabel 6.61 Kasus Uji Melihat Grafik Talent Pool Seluruh Karyawan ................... 151
Tabel 6.62 Kasus Uji Melihat Tabel Seluruh Penilian .......................................... 151
Tabel 6.63 Kasus Uji Melihat Dashboard ............................................................ 151
Tabel 6.64 Kasus Uji Mengubah Previlege User .................................................. 152
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Waterfall Model ................................................................................ 14
Gambar 2.2 Kolaborasi Komponen MVC .............................................................. 22
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian .................................................. 23
Gambar 4.1 Use Case Diagram Pada Aktor Karyawan .......................................... 41
Gambar 4.2 Use Case Diagram Pada Aktor Manajemen SDM Dan Admin .......... 42
Gambar 5.1 Sequence Diagram Melihat Profil ..................................................... 61
Gambar 5.2 Sequence Diagram Menilai Kompetensi ........................................... 62
Gambar 5.3 Sequence Diagram Memasukkan Nilai Kpi........................................ 63
Gambar 5.4 Sequence Diagram Menetapkan Kpi ................................................. 64
Gambar 5.5 Sequence Diagram Menetapkan Target Kpi ..................................... 65
Gambar 5.6 Sequence Diagram Menyetujui KPI ................................................... 66
Gambar 5.7 Sequence Diagram Menyimpan Persetujuan Sementara KPI ........... 67
Gambar 5.8 Sequence Diagram Menilai Hasil Tes MBTI ....................................... 68
Gambar 5.9 Sequence Diagram Membuat KPI Unit .............................................. 69
Gambar 5.10 Sequence Diagram Sinkron Data ke SAP ......................................... 70
Gambar 5.11 Sequence Diagram Mengubah Previlege User ................................ 71
Gambar 5.12 Sequence Diagram Melihat Dashboard .......................................... 72
Gambar 5.13 Class Diagram Perancangan Umum ................................................ 73
Gambar 5.14 Class Diagram Pada Controller ........................................................ 74
Gambar 5.15 Class Diagram Pada Model ............................................................. 75
Gambar 5.16 Class Diagram Pada Library SAP RFC .............................................. 76
Gambar 5.17 Perancangan ERD Bagian 1 ............................................................. 83
Gambar 5.18 Perancangan ERD Bagian 2 ............................................................. 83
Gambar 5.19 Perancangan ERD Bagian 3 ............................................................. 84
Gambar 5.20 Perancangan ERD Bagian 4 ............................................................. 84
Gambar 5.21 Perancangan Physical Data Model (PDM) ...................................... 85
Gambar 5.22 Perancangan Antarmuka Profil Karyawan ...................................... 90
Gambar 5.23 Perancangan Antarmuka Dashboard Grafik Talentpool Seluruh
Karyawan ............................................................................................................... 92
Gambar 5.24 Perancangan Antarmuka Master Data Admin ................................ 93
Gambar 5.25 Perancangan Antarmuka Penilaian Kompetensi ............................. 95
Gambar 5.26 Perancangan Antarmuka Tes Psikologi MBTI .................................. 97
Gambar 5.27 Perancangan Antarmuka Penetapan KPI ........................................ 98
Gambar 5.28 Implementasi Database ................................................................ 102
Gambar 5.29 Implementasi Antarmuka Profil Karyawan ................................... 103
Gambar 5.30 Implemetasi Antarmuka Dashboard Grafik Talentpool Seluruh
Karyawan ............................................................................................................. 104
Gambar 5.31 Implemetasi Antarmuka Master Data Admin .............................. 105
Gambar 5.32 Implementasi Antarmuka Tes Psikologi MBTI............................... 105
xvi
Gambar 5.33 Implementasi Antarmuka Penilaian Kompetensi.......................... 106
Gambar 5.34 Implemetasi Antarmuka Penetapan KPI ....................................... 107
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tiap perusahaan memiliki strategi-strategi yang berbeda dalam melakukan manajemen karyawannya, tidak terkecuali pada PT Kereta Api Indonesia (KAI). Salah satu strategi yang diterapkan PT KAI dalam melakukan manajemen karyawannya yaitu dengan melakukan penilaian terhadap kinerja karyawannya. Penilaian kinerja karyawan ini penting untuk mengetahui hasil pencapaian kinerja yang telah dilakukan oleh karyawan, sehingga diperoleh arah pengembangan karyawan yang jelas. PT KAI sudah mempunyai sistem dalam melakukan penilaian kinerja karyawannya. Sistem tersebut sudah menerapkan metode Balanced Scorecard (BSC). Sistemnya dinamakan Performance Management System. Hanya saja sistem tersebut masih menggunakan aplikasi pihak ketiga yaitu smartsheet google. Dimana sistem tersebut masih mempunyai kekurangan seperti integrasi data antar aplikasi.
Dari sistem yang sudah ada tersebut masih dirasa belum mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada. Dari hasil wawancara dengan pihak PT KAI (Lampiran A), PT KAI memprediksi akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan orang-orang terbaiknya. Serta akan kesulitan dalam proses rekrutmen calon karyawan yang berpotensi dan memiliki kemampuan yang tinggi. Hal ini diakibatkan oleh meningkatnya kompetisi antar perusahaan dan persediaan calon yang terbatas. Sehingga diperlukan suatu sistem yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Sistem tersebut dinamakan Talent Management System.
Menurut Pella (2011), Talent Management merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memastikan bahwa posisi-posisi kunci dalam perusahaan dapat diisi oleh karyawan internal terlebih dahulu. Selain itu, memantapkan suatu kelompok pusat pengembangan talenta yang terdiri atas sekumpulan sumber daya manusia (SDM) perusahaaan yang memiliki keterampilan tinggi dan berkualifikasi. Karyawan yang berkualifikasi dan berketerampilan tinggi tersebut dipilih dan dimasukkan ke dalam suatu program pengembangan talenta yaitu talent pool. Talent pool ini bertujuan untuk memastikan karyawan yang berpotensi diberikan perlakuan berupa pendidikan, pelatihan, dan eksposur pengalaman kerja yang sesuai.
PT KAI memiliki suatu aplikasi yang digunakan untuk menjalankan proses bisnisnya, yaitu aplikasi SAP Netweaver (System Applications and Products). Aplikasi SAP Netweaver sendiri terdapat beberapa komponen yang mendukung dalam proses Talent Management yang terletak pada SAP ERP HCM (Human Capital Management) (Haßmann, 2010). Komponen-komponen tersebut diantaranya adalah E-Recruiting, SAP Learning Solution, Appraisal and Objectives, Talent Development, dan Enterprise Compensation Management. Hanya saja PT KAI belum menerapkan komponen-komponen tersebut pada aplikasi SAP yang digunakan. Hal ini disebabkan oleh proses bisnis yang berbeda dan diperlukan
2
biaya yang banyak untuk melakukan pengembangan lanjut pada aplikasi SAP Netweaver. Dalam pembangunan Talent Management System yang berfokus pada penilaian karyawan termasuk ke dalam salah satu komponen dari proses Talent Management yang dimaksud, yaitu Appraisal and Objectives. Proses ini memungkinkan membuat suatu penilaian terhadap karyawan perusahaan yang dapat dirancang secara fleksibel (Haßmann, 2010).
Dalam mengembangkan Talent Management System, diperlukan metode-metode yang bisa menjadi acuan penilaian dalam talent pool. Salah satu metodenya harus menggunakan metode yang sudah ada saat ini yaitu BSC. Metode ini digunakan untuk menilai kinerja karyawan itu sendiri. Metode BSC digunakan karena BSC merupakan sarana komunikasi yang tepat dalam menjelaskan visi, misi, dan strategi perusahaan yang diterjemahkan dari tingkat manajemen puncak sampai level bawah perusahaan. Kemudian digunakan metode 360 derajat yang digunakan untuk menilai kompetensi karyawan. Metode ini digunakan karena metode ini lebih objektif dalam menilai kemampuan seorang karyawan. Selain itu metode 360 derajat juga digunakan untuk memperoleh talenta yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang mampu menjawab tantangan di masa mendatang (Ratnaningsih, 2011). Selain dua metode tersebut digunakan juga tes psikologi MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) yang digunakan untuk mengetahui kendala-kendala yang di alami oleh karyawan.
Selain memerlukan metode-metode diatas, juga diperlukan suatu cara dalam mengintegrasikan Talent Management System dengan aplikasi SAP Netweaver. Integrasi ini bertujuan untuk menghubungkan dan menyelaraskan data antar kedua aplikasi. Karena data yang digunakan untuk Talent Management System bersumber dari aplikasi SAP. Dalam mengintegrasikannya dibutuhkan sebuah penghubung antara keduanya. Penghubung yang akan digunakan yaitu SAP RFC (Remote Function Call). SAP RFC merupakan interface protocol yang disediakan oleh SAP untuk melakukan proses komunikasi, pengiriman parameter, dan penanganan error untuk mempermudah programmer dalam melakukan pengkodean antar sistem(Cao, 2010). RFC akan terhubung dengan SAP ABAP (Advance Business Application Programming) serta software pihak ketiga dalam hal ini bisa dibuat melalui bahasa pemrograman lain seperti PHP, Java, C, C++, dll. Data-data yang ada pada basis data SAP akan diintegrasikan dengan cara membuat function module pada SAP yang akan dipanggil oleh SAP RFC.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, peneliti mengambil judul “Pembangunan Talent Management System Yang Terintegrasi Dengan SAP Netweaver (Studi Kasus: PT Kereta Api Indonesia)”. Dari penelitian ini diharapkan Talent Management System pada PT Kereta Api Indonesia yang dibuat dapat mengetahui hasil dari pencapaian kinerja dan kompetensi, serta kendala-kendala yang dimiliki karyawan. Selain itu juga dapat membantu perusahaan dalam mengambil tindakan-tidakan untuk melakukan pengembangan karyawan secara tepat.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka didapat rumusan masalah yang meliputi: 1. Apa saja kebutuhan dalam mengembangkan Talent Management System
yang terintegrasi dengan SAP NetWeaver? 2. Bagaimana perancangan dan implementasi Talent Management System yang
terintegrasi dengan aplikasi SAP NetWeaver berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya?
3. Bagaimana pengujian berhasil menjawab dan memenuhi kebutuhan dan perancangan sistem yang dibangun?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah pada pembangunan Talent Management System PT KAI yang terintegrasi SAP Netweaver ini adalah sebagai berikut:
1. Studi kasus yang diambil adalah berasal dari sistem yang sudah ada di PT. Kereta Api Indonesia, yaitu performance Management system yang masih menggunakan aplikasi smartsheet Google.
2. Pengelolaan data karyawan hanya berupa sampel atau bukan seluruh data karyawan PT KAI karena jumlahnya yang sangat banyak dan bersifat rahasia bagi PT KAI.
3. Dalam proses pengembangan Talent Management System, server aplikasi SAP Netweaver yang digunakan adalah aplikasi SAP IDES (International Demo and Education System) karena sangat cocok digunakan dalam proses pembelajaran dan training. SAP sendiri merupakan aplikasi berbayar dan untuk membuat user di SAP juga diharuskan membayarkan biaya.
4. Sistem yang dibangun ini menggunakan bahasa pemrograman PHP, ABAP JavaScript, dan Framework Codeigniter.
5. Sistem menggunakan database MySQL dan Table Builder SAP (kode: SE11) 6. Pembangunan sistem dilakukan dari analisis kebutuhan, perancangan,
implementasi, hingga pengujian.
1.4 Tujuan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah sebelumnya, maka tujuan dari Pembangunan Talent Management System yang terintegrasi dengan SAP Netweaver adalah untuk membuat sistem yang dapat mengetahui hasil dari pencapaian kinerja dan kompetensi, serta kendala-kendala yang dimiliki karyawan. Selain itu juga dapat membantu pihak perusahaan dalam mengambil tindakan-tidakan untuk melakukan pengembangan karyawan secara tepat.
1.5 Manfaat
Manfaat Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membantu untuk memudahkan dalam melakukan penilaian karyawan
4
2. Membantu dalam mengintegrasikan data Talent Management System dengan SAP Netweaver
3. Menjadi referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya dalam hal penilaian karyawan selanjutnya.
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penyusunan proposal skripsi ini terdiri atas:
BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang dalam membangun aplikasi Talent Management System yang terintegrasi dengan SAP Netweaver, rumusan masalah penelitian, batasan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan proposal. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang penjelasan teori-teori sebagai referensi dalam pembuatan aplikasi seperti Talent Management System, BSC, metode 360 derajat, MBTI, model pengembangan perangkat lunak waterfall, pendekatan berorientasi objek, SAP, SAP RFC, dan framework Codeigniter. BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas tentang susunan penelitian untuk menganalisis kebutuhan, merancang, dan membangun aplikasi Talent Management System yang Terintegrasi dengan SAP serta langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam penulisan skripsi. BAB 4 : ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM Bab ini membahas tentang proses analisis kebutuhan dan perancangan sistem yang akan diterapkan dalam aplikasi Talent Management System yang Terintegrasi dengan SAP. Seperti identifikasi aktor, kebutuhan fungsional, dan pemodelan kebutuhan BAB 5 : PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini membahas tentang proses perancangan dan menjelaskan hasil implementasi sistem yang akan diterapkan dalam aplikasi Talent Management System Terintegrasi dengan SAP Netweaver. Dalam proses perancangan sistem terdapat pemodelan sequence diagram, pemodelan class diagram, perancangan komponen, perancangan data, dan perancangan antarmuka. Sedangkan implementasi sistem terdapat spesifikasi sistem, implementasi data, dan implementasi antarmuka. BAB 6 : PENGUJIAN SISTEM Bab ini menjelaskan proses pengujian unit, pengujian integrasi, dan pengujian validasi pada sistem yang dibangun. BAB 7 : PENUTUP Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini sesuai dengan analisis kebutuhan sistem, perancangan dan implementasi sistem, dan pengujian sistem, serta saran yang bisa digunakan untuk pengembangan yang lebih lanjut.
5
BAB 2 LANDASAN KEPUSTAKAAN
Landasan kepustakaan terdiri dari kajian pustaka dan dasar teori. Kajian pustaka adalah pembahasan tentang penelitian yang sudah dilakukan dan yang akan diusulkan. Dasar teori adalah pembahasan tentang teori yang diperlukan untuk perencanaan aplikasi. Dasar Teori yang dibahas diantaranya adalah Talent Management System beserta metode yang digunakan di dalamnya seperti BSC, 360 derajat,MBTI. Kemudian teori tentang pengembangan perangkat lunak, seperti model pengembangan waterfall, dan pendekatan berorientasi objek. Setelah itu membahas mengenai teknologi dalam mengembangkan sistem ini yaitu SAP, SAP RFC, framework CodeIgniter.
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini memuat penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dipaparkan mengenai penggunaan Talent Management. Penelitian yang pertama dilakukan oleh Ratnaningsih, Ika Zenita (2011) yang berjudul “Metode Umpan Balik 360 Derajat Untuk Mengembangkan Kepemimpinan Dalam Talent Management System”. Penelitian ini fokus terhadap metode umpan balik 360 derajat dalam rangka pengembangan kemampuan kepemimpinan dalam talent Management. Umpan balik 360 derajat dapat digunakan untuk tujuan pengembangan, penilaian, seleksi dan memfasilitasi perubahan organisasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa program pengembangan talenta dapat memanfaatkan metode ini pada tahapan pengembangan dan pembelajaran. Sehingga pada akhir program akan diperoleh talenta yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang mampu menjawab tantangan di masa mendatang.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Rachmawati, Meida (2012) yang berjudul “Strategi Untuk Menerapkan Talent Management (Manajemen Talenta) Dalam Perusahaan”. Penelitian ini berfokus pada perusahaan software dalam menghadapi persaingan talenta. Penelitian ini mengacu pada survei dari 112 perusahaan untuk mencari tahu bagaimana strategi manajemen talenta dapat mempengaruhi performa perusahaan. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data menggunakan metode kuisioner yang berkaitan dengan manajemen talenta dan isu-isu di dalamnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan manajemen talenta di perusahaan software menjadikan keuntungan nonfinansial menjadi meningkat, seperti daya tarik perusahaan dan motivasi kinerja karyawan yang meningkat pesat.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Sukoco & Fadillah (2016) yang berjudul “The Analysis of Talent Management Strategy Using Organizational Competency Approach In PT Pindad (Persero) Bandung City”. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana memenangkan perang talenta (talent war) dalam dunia manajemen. Salah satu untuk memenangkan talent war ini adalah dengan
6
manajemen talenta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan perusahaan telah mampu menyelaraskan strategi manajemen talenta dengan strategi bisnis, menciptakan assessment 360o, mengembangkan talent mindset, namun pendekatan kompetensi generasional belum dilakukan secara terstruktur dan cenderung masih bersifat parsial.
Penelitian keempat dilakukan oleh Nisa, Ridha C. et al. (2016) yang berjudul “Pengaruh Manajemen Talenta Dan Manajemen Pengetahuan Terhadap Kinerja Karyawan” yang studi kasusnya adalah pada Karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi penerapan manajemen talenta, manajemen pengetahuan, dan kinerja karyawan, serta menganalisis dan menjelaskan pengaruh antar variabel secara bersama-sama maupun secara parsial. Penelitian ini termasuk jenis explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah pengambilan sampel yang menggunakan teknik proportional random sampling, dengan instrumen penelitian berupa kuesioner dan dokumentasi. Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan terhadap variabel kinerja karyawan ketika diuji secara bersama-sama, namun berpengaruh tidak signifikan ketika diuji secara parsial. Penelitian ini juga menghasilkan kesimpulan bahwa penerapan manajemen talenta dan manajemen pengetahuan pada perusahaan tersebut telah berjalan dengan sangat baik.
Dari beberapa penelitian Talent Management System tersebut, ada beberapa persamaan dan perbedaan dengan Talent Management System yang akan dibangun kali ini. Persamaan-persamaannya antara lain manajemen talenta sebagai penilaian kinerja dan kompetensi karyawan, penggunaan metode 360 derajat, dan latar belakang untuk membangun Talent Management System agar karyawan dapat bersaing dengan karyawan dari perusahaan lain. Sedangkan perbedaannya adalah metode yang digunakan pada Talent Management System yang akan dibangun seperti BSC untuk peniaian kinerja dan MBTI untuk membantu mengetahui kendala-kendala yang dialami oleh karyawan. Hal inilah yang tidak ada dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Selain itu ada perbedaan lainnya yang belum ada dari penelitian-penelitian tersebut yaitu penggunaan SAP dalam melakukan integrasi data Talent Management System perusahaan.
7
Tabel 2.1 Kajian Pustaka
No. Judul Objek (Input) Metode (Proses) Hasil
1 Metode Umpan Balik 360 Derajat Untuk Mengembangkan Kepemimpinan Dalam Talent Management System. (Ratnaningsih, 2011)
Penerapan Metode 360 derajat
Studi kualitatif mengenai metode umpan balik 360 derajat dalam talent Management
Penelitian ini menyimpulkan bahwa program pengembangan talenta dapat memanfaatkan metode 360 derajat pada tahapan pengembangan dan pembelajaran. Sehingga pada akhir program akan diperoleh talenta yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang mampu menjawab tantangan di masa mendatang.
2 Strategi Untuk Menerapkan Talent Management (Manajemen Talenta) Dalam Perusahaan. (Rachmawati, 2012)
Perusahaan software dalam menghadapi persaingan talenta
Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data menggunakan metode kuisioner yang berkaitan dengan manajemen talenta dan isu-isu di dalamnya
Penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan manajemen talenta di perusahaan software menjadikan keuntungan non-finansial menjadi meningkat, seperti daya tarik perusahaan dan motivasi kinerja karyawan yang meningkat pesat
3 The Analysis of Talent Management Strategy Using Organizational
Talent War dalam dunia manajemen dengan menggunakan manajemen talenta
Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Dan teknik pengumpulan data
Hasil penelitian menunjukkan perusahaan telah mampu menyelaraskan strategi manajemen talenta dengan
8
No. Judul Objek (Input) Metode (Proses) Hasil
Competency Approach In PT Pindad (Persero) Bandung City. (Sukoco, 2016)
yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
strategi bisnis, menciptakan assessment 360o , mengembangkan talent mindset, namun pendekatan kompetensi generasional belum dilakukan secara terstruktur dan cenderung masih bersifat parsial.
4 Pengaruh Manajemen Talenta Dan Manajemen Pengetahuan Terhadap Kinerja Karyawan (Nisa, 2016)
Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) dalam manajemen talenta dan manajemen pengetahuan.
Penelitian ini termasuk jenis explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah pengambilan sampel yang menggunakan teknik proportional random sampling, dengan instrumen penelitian berupa kuesioner dan dokumentasi.
Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan terhadap variabel kinerja karyawan ketika diuji secara bersama-sama, namun berpengaruh tidak signifikan ketika diuji secara parsial. Penelitian ini juga menghasilkan kesimpulan bahwa penerapan manajemen talenta dan manajemen pengetahuan pada perusahaan tersebut telah berjalan dengan sangat baik.
9
2.2 Talent Management System
Talent Management merupakan suatu objek dan Informasi yang dimiliki oleh manajemen organisasi dalam melakukan pengelolaan talenta. Talent Management menentukan suatu pembelajaran dan pelatihan yang tepat yang dibutuhkan oleh seorang karyawan melalui kualifikasi-kualifikasi yang sesuai dengan karyawan tersebut. Kualifikasi tersebut digunakan sebagai dasar untuk penilaian karyawan dan evaluasi posisi kerja (Haßmann et al, 2010). Talent Management atau Manajemen Talenta merupakan sebuah proses manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) yang muncul pada tahun 1990-an dan sudah diadopsi oleh banyak perusahaan. Talenta dan keterampilan karyawan sangat berperan untuk mendorong bisnis perusahaan. Pengertian talenta sendiri adalah manusia-manusia yang ingin dipelihara perusahaan karena kelebihannya. Talenta juga dapat diartikan karyawan yang diidentifikasi memiliki potensi menjadi pemimpin masa depan perusahaan.
Arti lain Talent Management adalah suatu proses yang dilakukan untuk memastikan bahwa posisi-posisi kunci dalam perusahaan dapat diisi oleh karyawan internal terlebih dahulu, memantapkan suatu kelompok pusat pengembangan talenta yang terdiri atas sekumpulan SDM perusahaaan yang memiliki keterampilan tinggi dan berkualifikasi. Karyawan yang berkualifikasi dan berketerampilan tinggi tersebut dipilih dan dimasukkan ke dalam suatu program pengembangan talenta (talent pool). Talent pool ini bertujuan untuk memastikan karyawan yang berpotensial tersebut diberikan perlakuan berupa pendidikan, pelatihan, dan eksposur pengalaman kerja yang sesuai (Pella, 2011).
Menurut Haßmann et al. (2010), Pada SAP ERP HCM (Human Capital Management) terdiri dari beberapa komponen yang mendukung dalam proses manajemen talenta diantaranya:
1. E-Recruiting Menyediakan pilihan dalam melakukan proses rekrutmen secara online serta memanajemen talenta pada pelamar dengan menggunakan talent pool.
2. SAP Learning Solution Menyediakan banyak pilihan dalam mempromosikan pembelajaran kepada karyawan serta mencatat dan mengevaluasi kemampuan belajar.
3. Appraisal and Objectives Komponen ini memungkinkan proses penilaian yang dirancang secara fleksibel.
4. Talent Development Menerapkan proses pengembangan dalam manajemen talenta
5. Enterprise Compensation Management merencanakan dan melaksanakan kebijakan kompensasi untuk mempertahankan karyawan dalam perusahaan dan secara bersamaan mengendalikan biaya yang terkait.
10
PT KAI memprediksi perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan orang-orang terbaiknya, dan akan kesulitan dalam proses rekrutmen calon karyawan yang mempunyai potensi dan kemampuan yang tinggi. Hal ini diakibatkan oleh meningkatnya kompetisi antar perusahaan dan persediaan calon yang terbatas. Hal inilah yang menjadi dasar PT KAI dalam menerapkan Talent Management System. Dalam pengembangan Talent Management System, PT KAI saat ini menggunakan penilaian kinerja dan penilaian kompetensi karyawannya untuk membentuk sebuah talent pool. Talent pool inilah yang bisa digunakan dalam mengambil tindakan yang tepat untuk mengembangkan dan mempertahankan karyawan. Contoh tindakan yang bisa digunakan adalah coaching, konseling, mentoring dan training. Dengan adanya Talent Management System tersebut PT KAI bisa mengembangkan dan memperkuat karyawan baru pada proses pertama kali masuk perusahaan (onboarding). Selain itu dapat memelihara dan mengembangkan pegawai yang sudah ada di perusahaan. Dan menarik sebanyak mungkin karyawan yang memiliki kompetensi, komitmen dan karakter bekerja pada perusahaan. Dalam pengembangan Talent Management System yang mendukung proses appraisal and objectives ini digunakan beberapa metode yaitu BSC, metode 360 derajat, dan MBTI. Penjelasan-penjelasan mengenai metode tersebut dijelaskan pada sub-sub bab dibawah ini.
2.2.1 Balanced scorecard (BSC) BSC adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengukur kinerja suatu
perusahaan dengan menerjemahkan visi dan misi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh dan memberi sebuah framework bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis (Anza, 2010). Penerapan BSC mempunyai keuntungan dalam perusahaan yaitu terjadinya keseimbangan antara pencapaian tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari segi financial dan non financial. Pendefinisian BSC ini pada akhirnya akan menghasilkan sebuah Strategy Map (Kaplan, 1996).
BSC memiliki Empat perspektif, yaitu Learning and Growth, Internal Business Processes, Customer Perspective dan Financial Perspective (Kaplan, 1996). Financial Perspective memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi, dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada keuntungan perusahaan. Dalam Customer Perspective, Manajemen harus dapat mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar dimana unit bisnis tersebut akan bersaing. Dalam Internal Business Processes Perspective memiliki tujuan dan ukuran yang diterjemahkan dari strategi dan ditujukan untuk memenuhi harapan para pemegang saham serta pelanggan. Dan Learning and Growth Perspective mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang (Kaplan, 1996).
PT KAI menerapkan Balance Scorecard pada Talent Management System karena metode ini merupakan sarana komunikasi yang dapat menjelaskan visi, misi, dan strategi perusahaan. Visi, misi, dan startegi perusahaan ini yang akan di terjemahkan dalam pelaksanaan pada tingkat manajemen puncak sampai level
11
bawah perusahaan. BSC sudah digunakan dalam menilai kinerja atau performa karyawan dalam sistem penilaian kinerja karyawan PT KAI. Pada penerapan tersebuut, perspektif-perspektif BSC ini dijabarkan menjadi indikator-indikator kinerja atau yang disebut juga key performance indicator (KPI) . Masing-masing karyawan atau individu akan membuat KPI dengan cara mengalir dari KPI unitnya dengan melihat dari tugas pokok dan fungsi dari organisasi. Dalam penetapan target dari KPI tersebut, karyawan dan atasan membahas secara langsung dengan pembobotan berdasarkan skala prioritas dan dituangkan dalam form kontrak kerja yang di tanda tangani kedua belah pihak. Siklus penilain kinerja yang menggunakan BSC yang diterapkan KAI meliputi:
1. Identifikasi & formulasi KPI 2. Kontrak kinerja 3. Monitoring pencapaian hasil kinerja 4. Evaluasi pencapaian kinerja
2.2.2 Metode 360 Derajat Menurut Rowe (1995), pendekatan penilaian kinerja dengan metode 360
derajat merupakan bentuk pendekatan yang diharapkan dapat mengurangi bias dan subjektivitas dari penilaian kinerja dengan pendekatan atas-bawah. Ada empat elemen yang mendasari sistem penilaian kinerja 360 derajat:
1. Upward appraisal Penilaian yang dilakukan bawahan terhadap hasil dan pencapaian atasan.
2. Downward appraisal Merupakan format penilaian dimana atasan menilai bawahan.
3. Peer appraisal Penilaian yang diberikan oleh teman atau rekan kerja.
4. Self appraisal Penilaian yang diberikan oleh pribadi tiap karyawan mengenai hasil pencapaiannya sekarang dan rencana jangka panjang.
Dalam pelaksanaan metode 360 derajat memiliki kelebihan apabila dikelola dan diintegrasikan dengan sangat baik. Diantaranya yang pertama yaitu karyawan akan mendapatkan umpan balik dari berbagai sumber, yang tentu akan lebih objektif jika dibandingkan dengan hanya berasal dari diri sendiri. Yang kedua, meningkatkan kesadaran mengenai kemampuan yang dimiliki karyawan yang menerima umpan balik. Yang ketiga, dapat menciptakan suasana dialog yang membangun semangat bekerja. Yang keempat meningkatkan penggunaan umpan balik secara formal dan informal. Yang Kelima meningkatkan pembelajaran organisasi. Yang Keenam mendorong pencapaian tujuan dan pengembangan keterampilan. Dan yang terakhir adalah meningkatkan efektivitas dan perilaku manajerial serta mendorong terciptanya perubahan (Atwater, 2005).
Metode 360 derajat yang akan diterapkan pada Talent Management System PT KAI berasal dari penilaian atasan, bawahan, rekan kerja, dan diri sendiri. Dengan penilaian yang berasal dari berbagai sumber tersebut, tentu penilaiannya akan menjadi lebih objektif. Meskipun pada prinsipnya manusia itu berpikir secara
12
subjektif, tetapi berpikir bersama mampu mengubah sikap subjektif itu menjadi mendekati objektif. Metode 360 derajat memberikan kesempatan orang lain untuk menilai kinerja kita, termasuk keterampilan dan perilaku yang kita miliki. Metode ini bermanfaat untuk meningkatkan kinerja dan dapat juga untuk memperbaiki komunikasi dengan orang lain. Penilaian kinerja dengan metode 360 derajat sendiri digunakan dalam menilai kompetensi karyawan pada Talent Management System. Penilaian ini dinilai efektif dalam menilai karyawan untuk memperoleh talenta yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang mampu menjawab tantangan di masa mendatang (Ratnaningsih, 2011).
2.2.3 Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) MBTI dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya yang
bernama Isabel Briggs Myers berdasarkan teori kepribadian dari Carl Gustav Jung. Empat Skala Kecenderungan MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan. Walaupun berlawanan sebetulnya diri kita memiliki semuanya hanya saja kita lebih cenderung atau nyaman pada salah satu arah tertentu. Berikut empat skala kecenderungan MBTI (Yoo , 2014): 1. Attitudes (Extroversion and Introversion)
Extrovert merupakan tipe kepribadian yang lebih menyukai dunia luar. Mereka senang bersosialisasi, berinteraksi dengan orang lain, serta mereka menemukan kebahagiaan mereka pada dunia luar. Sedangkan introvert lebih menyukai dunia mereka sendiri. Introvert senang menyendiri, tidak begitu suka bersosialisasi atau berinteraksi dengan banyak orang.
2. Perception (Sensing and Intuition) Tipe sensing memproses data berdasar pendekatan realistis yang mereka percaya berdasarkan pengalaman yang mereka alami dan lebih memperhatikan fakta-fakta yang ada. Sementara tipe intuition memproses data dengan melihat berbagai kemungkinan yang terjadi dari pemahaman dan wawasannya.
3. Judgement (Thinking and Feeling) Thinking adalah mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan. Tipe thinking menerapkan prinsip dengan konsisten. Sementara feeling adalah mereka yang mempertimbangkan perasaan dan emosi sementara ketika akan mengambil keputusan. Mereka berorientasi pada hubungan kesukaan dan ketidaksukaan.
4. Orientation (Judging and Perceiving) Judging diartikan sebagai tipe orang yang memiliki jenis penilaian kepribadian yang lebih terstruktur dan berorientasi pada tujuan. Mereka fokus kepada keinginan mereka yang kuat untuk mendapatkan suatu hal tersebut dengan cara yang terorganisir. Sementara tipe perceiving lebih mengadopsi pendekatan yang tentatif, fleksibel, spontan, adaptif, dan bertindak secara acak untuk melihat beragam peluang yang muncul. Orang dengan dimensi perceiving bagus dalam menghadapi perubahan dan situasi mendadak.
13
Metode MBTI digunakan PT KAI dalam Talent Management System untuk mengetahui kendala-kendala yang di alami oleh karyawannya. Tetapi saat ini metode ini belum diterapkan pada Talent Management System PT KAI. Dengan metode MBTI ini diharapkan Manajemen SDM dapat mengetahui kekurangan dan kendala yang dialami karyawannya. Selain itu juga agar Manajemen SDM bisa melakukan tindakan yang tepat terhadap karyawannya dengan memperhatikan kekurangan dan kendala tersebut.
2.3 Pengembangan Perangkat Lunak
Terdapat beberapa pembahasan mengenai pengembangan perangkat
lunak, diantaranya adalah model pengembangan perangkat lunak, model
waterfall, pendekatan berorientasi objek, dan pemodelan berorientasi objek.
2.3.1 Model Pengembangan Perangkat Lunak Ada banyak jenis model proses pengembangan perangkat lunak yang
mencakup metodologi konvensional dan inovatif seperti waterfall, prototyping, iterative and incremental development, spiral development, rapid application development, dan extreme programming. Jenis metodologi terbagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut (Caytiles,2014): 1. Tahap Analisis 2. Tahap Kebutuhan 3. Tahap Desain 4. Tahap Implementasi (coding) 5. Pengujian 6. Deployment 7. Pemeliharaan dan perbaikan bug
2.3.2 Model Waterfall Untuk memilih proses pengembangan perangkat lunak terbaik selalu
tergantung pada hasil analisis masalah yang dihadapi. Pada penelitian ini digunakan model waterfall dalam membangun sistem. Model waterfall digunakan karena kebutuhan pada sistem yang akan dibangun sudah ditetapkan diawal. Dimana syarat model waterfall adalah semua kebutuhan sudah terdefinisi dengan jelas pada tahap analisis kebutuhan(Pressman,2011). Pada pelaksanaannya model waterfall dilakukan secara bertahap dan tidak tumpang tindih. Pengembangan dengan pendekatan waterfall dilakukan dengan cara menyelesaikan satu fase dan kemudian pindah ke fase berikutnya. Model waterfall terdiri dari proses requirement, design, implementation, verification, dan maintenance (Pressman, 2010). Proses pengembangan sistem dengan model waterfall dejelaskan pada Gambar 2.1.
14
Gambar 2.1 Waterfall Model
Sumber: Bindal (2015)
1. Requirement Requirement atau requirement analysis atau analisis kebutuhan merupakan tahap awal dalam proses pengembangan perangkat lunak pada model waterfall. Tujuan dari tahap ini adalah memahami kebutuhan klien dan membuat dokumen secara benar. Penekanan dalam analisis kebutuhan adalah mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan oleh sistem. Output dari requirement analysis adalah Software Requirement Specification (SRS)(Kumar, 2013). Dalam analisis kebutuhan terdapat beberapa proses diantaranya adalah sebagai berikut (Sommerville, 2011): a. Proses elisitasi kebutuhan .
Proses ini bertujuan untuk menggali domain aplikasi, layanan-layanan sistem yang harus disediakan, unjuk kerja sistem yang diperlukan, batasan-batasan perangkat keras dan sejenisnya.
b. Proses spesifikasi kebutuhan Proses ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan pengguna dan sistem. Tujuannya adalah agar kebutuhan tersebut jelas, tidak ambigu, mudah dimengerti, lengkap dan konsisten.
c. Proses Validasi Kebutuhan Proses ini merupakan proses pemeriksaan apakah kebutuhan yang sudah didefinisikan sistem sudah sesuai dengan yang customer inginkan.
d. Proses Manajemen Kebutuhan Manajemen Kebutuhan penting karena kebutuhan dalam suatu sistem selalu berubah. Salah satu alasannya adalah sistem biasanya dikembangkan untuk mengatasi masalah-masalah “jahat” yang tidak bisa sepenuhnya didefinisikan.
2. Design Design atau Perancangan merupakan langkah selanjutnya untuk berpindah dari domain masalah ke dalam domain solusi. Output dari tahap ini adalah Software Design Document (SDD) (Kumar, 2013). Menurut Pressman (2010) terdapat beberapa model perancangan, diantaranya adalah:
15
a. Perancangan data Mentransformasikan model domain informasi dari hasil analisis menjadi struktur data yang dibutuhkan dalam implementasi perangkat lunak. Pada tingkat aplikasi, terjemahan dari model data diubah ke dalam bentuk database yang penting untuk mencapai tujuan bisnis dari sistem.
b. Perancangan arsitektural Mendefinisikan elemen-elemen utama atau sub-sistem dan relasinya dari struktur perangkat lunak. Model arsitektur berasal dari tiga sumber diantaranya adalah informasi tentang domain aplikasi perangkat lunak yang dibangun, model kebutuhan yang spesifik seperti diagram class termasuk relasi-relasinya, dan ketersediaan gaya arsitektur.
c. Perancangan antarmuka Menjelaskan bagaimana perangkat lunak bisa berkomunikasi di dalam perangkat lunak itu sendiri maupun dengan sistem lain yang berinteraksi atau dengan manusia sebagai penggunanya
d. Perancangan komponen Menggambarkan rincian sub-sistem dari setiap komponen perangkat lunak. Untuk mencapai hal ini, perancangan komponen harus mendefinisikan struktur data untuk semua objek data lokal dan rincian algoritme untuk semua proses yang terjadi di dalam komponen.
3. Implementation/Coding Dalam fase ini SDD diubah ke dalam kode dengan menggunakan beberapa bahasa pemrograman. Ini adalah fase logika dari proses pengembangan perangkat lunak. Output dari tahap ini adalah kode program (Kumar, 2013).
4. Verification Tahap yang juga sering disebut testing atau pengujian ini adalah tahap yang paling penting. Pengujian yang efektif akan memberikan kontribusi dalam pembangunan produk perangkat lunak berkualitas tinggi, kepuasan pengguna, biaya pemeliharaan yang lebih rendah, dan hasil yang lebih akurat dan dapat diandalkan (Kumar, 2013). Strategi pengujian mempunyai beberapa tahapan yang harus dilakukan seperti yang diungkapkan oleh Pressman (2010) sebagai berikut: a. Pengujian Unit
Pengujian ini berkonsentrasi pada setiap unit (misalnya: komponen, klas, atau objek) dari perangkat lunak yang diterapkan.
b. Pengujian Integration Pengujian ini berfokus pada desain dan konstruksi dari arsitektur perangkat lunak. Metode dalam pengujian integration ini memiliki dua cara yaitu: i. Top down integration
Merupakan pendekatan inkremental untuk penyusunan struktur program. Modul sistem dipadukan dengan pergerakan ke bawah melalui kontrol hirarki dimulai dari modul utama
ii. Buttom up integration
16
Pengujian buttom up dinyatakan dengan penyusunan yang dimulai dan diuji cobakan dengan atomic modul (modul tingkat paling bawah pada struktur program)
c. Pengujian Validation Pengujian ini dilakukan ketika kebutuhan yang sudah ditetapkan sebagai bagian dari pemodelan kebutuhan divalidasi terhadap perangkat lunak yang telah dibangun. Pengujian validasi dikatakan berhasil apabila fungsi yang ada pada perangkat lunak sesuai dengan yangg diharapkan.
Dalam proses pegujian sistem biasanya akan menggunakan dua teknik pengujian, yaitu sebagai berikut: a. White box testing
Menurut Pressman (2010) white box testing merupakan metode perancangan test case yang menggunakan struktur kontrol dari perancangan prosedural untuk mendapatkan test case. Dengan menggunakan metode white box, maka dapat diperoleh test case yang:
i. Menjamin seluruh independent path di dalam modul yang dikerjakan sekurang-kurangnya sekali
ii. Mengerjakan seluruh keputusan logika iii. Mengeksekusi seluruh perulangan yang sesuai dengan batasannya iv. Mengerjakan struktur data internal yang menjamin validitas.
Salah satu metode/teknik yang digunakan dalam pengujian white box pada sistem yang akan dibangun ini menggunakan teknik pengujian basis path. Metode ini memungkinkan perancang test case mendapatkan ukuran kompleksitas logika dari perancangan prosedural dan menggunakan ukuran ini sebagai petunjuk untuk mendefinisikan basis set dari jalur pengerjaan.Test case yang diperoleh digunakan untuk mengerjakan basis set yang menjamin pengerjaan setiap perintah minimal satu kali selama uji coba. Langkah-langkah dalam pembuatan test case pada basis path testing adalah sebagai berikut:
i. Pembuatan diagram alir dari perancangan komponen ii. Menentukan cyclomatic complexcity dari diagram alir
iii. Menentukan independent path dari diagram alir
b. Black box testing Menurut Pressman (2010), Black box testing adalah pengujian tingkah laku (behavoiur testing) yang lebih berfokus pada kebutuhan fungsional dari perangkat lunak, black box testing memungkinkan pembuat perangkat lunak untuk memperoleh kondisi yang terjadi untuk suatu masukan yang akan menjalankan semua kebutuhan. Jadi dapat disimpulkan bahwa black box testing dilakukan melalui antarmuka perangkat lunak untuk mengetahui apakah kondisi input dan output sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Black box testing diperlukan untuk menemukan kesalahan dalam kategori berikut:
i. Fungsi yang tidak benar atau hilang
17
ii. Kesalahan antarmuka iii. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal iv. Kesalahan perilaku atau kinerja v. Kesalahan inisialisasi dan pemutusan
5. Maintenance Maintenance dilakukan ketika terjadi kesalahan atau modifikasi yang diperlukan pada sistem yang diterapkan (Kumar, 2013). perubahan sistem kemungkinan terjadi ketika ada masukan yang tak terduga ke dalam sistem. Perubahan dalam sistem dapat mempengaruhi operasi perangkat lunak. Setiap model pengembangan perangkat lunak pasti mempunyai kekurangan
dan kelebihan, dan kapan bisa menggunakan model tersebut. Berikut Kelebihan penggunaan model waterfall (Arora, 2016): 1. Sederhana dan mudah digunakan. 2. Fase tidak tumpang tindih karena manajemennya sangat efisien 3. Bekerja sangat baik untuk proyek-proyek dimana kebutuhan sistem sudah
dipahami dengan baik. Kekurangan dari model waterfall: 1. Tidak bisa meminta persetujuan dari pengguna sampai akhir. 2. Keberhasilan projek belum ditentukan sampai akhir. Kapan bisa menggunakan metode waterfall: 1. Model ini sangat cocok bila semua kebutuhan yang jelas, tetap dan sangat
baik. 2. Definisi produk dan teknologi dipahami dengan baik. 3. Tidak ada kebutuhan yang ambigu. 4. Masa proyek yang singkat.
2.3.3 Pendekatan Berorientasi Objek Pendekatan berorientasi objek atau Object Oriented (OO) merupakan salah
satu pendekatan dalam pengembangan perangkat lunak. Proses pembangunan
perangkat lunak menggunakan OO dimulai dari analisis kebutuhan atau yang
disebut Object Oriented Analysist(OOA) untuk mengidentifikasi kebutuhan-
kebutuhan sistem, objek-objek, dan klas-klas yang didapat dari domain masalah.
Selanjutnya adalah perancangan atau Object Oriented Design (OOD) yang
berdasarkan hasil dari analisis kebutuhan. Proses perancangan ini terdiri dari
perancangan arsitektur, komponen, data, dan antarmuka. Proses selanjutnya
adalah mengubah hasil perancangan yang sudah dilakukan menjadi bentuk kode
yang dapat dibaca mesin menggunakan bahasa pemrograman berorientasi objek.
Proses tersebut disebut juga dengan Object Oriented Programming (OOP) Dan
proses terakhir adalah pengujian atau Object Oriented Testing (OOT), dimana di
dalam proses ini menguji hasil perancangan arsitektur, antarmuka, dan komponen
(Pressman, 2010) .
Pendekatan OO membagi domain masalah menjadi sebuah objek nyata
dimana objek tersebut memiliki atribut dan perilaku. Pada Pendekatan ini objek
18
yang sudah didefinisikan nantinya akan menjadi klas-klas atau sub klas. Setiap klas
memiliki atribut dan sekumpulan operasi yang mendeskripsikan perilaku dari klas
tersebut. Terdapat beberapa konsep dalam pendekatan OO yaitu encapsulation,
inheritance, dan polymorphism. Encapsulation merupakan suatu prinsip dimana
setiap komponen program harus disimpan/disembunyikan agar tidak bisa diaskses
secara sembarangan. Inheritance atau pewarisan merupakan suatu hubungan
dimana anak klas dapat memiliki atribut dan operasi yang sama dari induk klasnya.
Polymorphism mempunyai karakteristik yang memungkinkan setiap klas memiliki
atribut atau operasi yang dapat berubah dalam berbagai bentuk dalam
implementasinya (Pressman, 2010).
2.3.4 Pemodelan Berorientasi Objek Pada OOA dan OOD dapat dimodelkan menggunakan diagram yang terdapat
pada UML(Unified Modelling Language) (Pressman, 2010). UML adalah sebuah
"bahasa" yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang
dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak (Rumbaugh, 2005). UML
menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem yang
menggunakan pendekatan berorientasi objek. Terdapat tiga diagram UML yang
akan di gunakan dalam pembangunan sistem ini, yaitu (Rumbaugh, 2005):
1. Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan perilaku dari sistem, subsistem, klas, atau
komponen yang tampak dari luar yang merupakan bagian dari suatu fungsional
sistem. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor
dengan sistem.
2. Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di
sekitar sistem berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence
diagram terdiri atas dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-
objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan
skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari
sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.
3. Class Diagram
Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi klas, package dan objek
beserta hubungan satu sama lain seperti pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Klas
adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah
objek dan merupakan inti dari pengembangan dan perancangan berorientasi
objek. Klas menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus
menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi).
19
2.4 Teknologi Pengembangan Sistem
Terdapat beberapa teknologi dalam mengembangkan aplikasi Talent
Management System terintegrasi dengan SAP NetWeaver, yaitu SAP, SAP RFC, dan
framework Codeigniter.
2.4.1 SAP (System Application and Product) SAP merupakan salah satu aplikasi Enterprise Resources Planning (ERP)
yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan skala besar. ERP merupakan sebuah sistem yang mengintegrasikan proses bisnis perusahaan. Sistem ini bermanfaat dalam merampingkan aktivitas perusahaan, memfasilitasi interaksi antar unit bisnis, dan memberikan kemudahan untuk mengakses informasi secara real-time (Themistocleous, 2001). Menurut Williams (2008), SAP adalah produk peranti lunak ERP yang yang secara baik mengintegrasikan fungsi-fungsi bisnis seperti, penjualan, persediaan, sumber daya manusia, dan produksi dalam organisasi. SAP dikembangkan untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya secara lebih efisien dan efektif. SAP ini diharapkan akan mampu membuat perusahaan menyelesaikan masalah-masalah dalam perusahaan serta diharapkan dapat meningkatkan produktivitas atau kinerja karyawan dan mempercepat proses kegiatan administrasi kekaryawanan.
SAP memiliki sejumlah modul yang mempunyai kemampuan mendukung semua transaksi yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan dan tiap modul dapat bekerja secara berkaitan satu sama lain. Menurut Monk dan Wagner (2008), modul-modul fungsional di dalam sistem SAP ERP, juga dikenal SAP ECC 6.0 (Enterprise Central Component 6.0) terdiri dari:
1. Modul Human Resources (HR) mengelola perekrutan pekerja, penempatan kerja, pelatihan karyawan, penggajian dan pemberian tunjangan karyawan.
2. Modul Material Management (MM) mengelola akuisisi bahan baku yang berkelanjutan, dari penyimpanan barang yang belum jadi sampai menjadi barang yang siap dipasarkan.
3. Modul Sales and Distribution(SD) mengelola pemesanan penjualan dan pengiriman, serta Informasi tentang customer.
4. Modul Production Planning (PP) megelola informasi produksi. Dimodul inilah aktifitas produksi direncanakan, dicatat, dan dijadwalkan
5. Modul Quality Management (QM) mengelola perencanaan dan mencatat aktivitas dalam mengontrol suatu kualitas produk.
6. Modul Financial Accounting (FI) mengelola transaksi keuangan perusahaan yang menghasilkan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan eksternal.
7. Modul Controlling (CO) biasanya dilakukan untuk lingkungan manajemen internal.
8. Modul Asset Management (AM) mengelola pembelian aset tetap yang dimiliki perusahaan.
20
9. Modul Plant Maintenance (PM) mengelola perawatan sumber daya seperti mesin-mesin dan perlengkapan yang ada di pabrik untuk menghindari terjadinya kerusakan.
10. Modul Project System (PS) mengelola perencanaan dan pengendalian proyek Research and Development (R&D), konstruksi, dan pemasaran.
11. Modul Workflow(WF) mengotomatisasi setiap aktivitas seperti melakukan analisis alur kerja (task flow analysis) dan mengingatkan karyawan (melalui email).
12. Modul Industry Solution (IS) merupakan suatu pengaturan konfigurasi R/3 untuk industri tertentu yang menyederhanakan implementasi R/3 dan membiarkan pembeli untuk mengambil keuntungan dari pengalaman industri yang dimiliki oleh SAP
Dengan adanya suatu produk perangkat lunak maka karyawan tidak akan kesulitan dan lama dalam mengolah data-data yang berhubungan dengan kepegawaian ataupun yang lainnya. SAP memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah:
1. SAP terdiri dari sejumlah modul/aplikasi yang mempunyai kemampuan mendukung semua transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara berkaitan satu dengan yang lainnya.
2. SAP mempunyai netweaver platform, yang mendukung development dan software logistic.
3. SAP mempunyai ABAP atau programmer, yang mempermudah developer untuk implementasi business logic.
4. Mendukung integrasi proses bisnis perusahaanperusahaan besar 5. Semua informasi yang tersimpan di dalam SAP dapat diakses oleh bagian
organisasi yang membutuhkan pada saat dibutuhkan (Qomariyah,2015). Pada PT KAI sendiri sudah beralih menggunakan SAP mulai dari tahun 2011.
Beberapa modul-modul fungsional pun telah diterapkan, seperti modul Human Resources (HR), modul Financial Accounting (FI), modul Controlling (CO), dll. Pada Talent Management System yang akan dikembangkan di PT KAI ini termasuk ke dalam modul SAP Human Resources (HR). Dengan adanya sistem SAP ini, perusahaan mampu mendukung dan menyelesaikan masalah yang terjadi pada penggunaan sistem sebelumnya atau ketika belum menggunakan SAP. Selain itu juga mampu mempercepat pengolahan dan penyajian data yang lebih akurat dan tepat sehingga pegawai tidak perlu membuka berkas-berkas lagi. Penerapan SAP ini juga membantu perusahaan dalam mencapai tujuan dan target perusahaan kedepannya yang senantiasa mengembangkan dan memperbaharui sistem yang digunakan agar aktivitas dan kinerja karyawan semakin baik.
2.4.2 SAP RFC (Remote Function Call) Menurut Cao et al. (2010), RFC merupakan suatu interface protocol yang
disediakan oleh SAP untuk melakukan proses komunikasi, pengiriman parameter, dan penanganan error untuk mempermudah programmer dalam melakukan pengkodean antar sistem. Dari definisi tersebut, RFC akan berhubungan dengan SAP ABAP (Advanced Business Application Programming) serta software pihak
21
ketiga dalam hal ini bisa dibuat melalui bahasa pemrograman lain PHP, Java, C, C++. Adapun prosedur di dalam RFC secara singkat digambarkan sebagai berikut:
1. Memanggil interface untuk Program ABAP
2. Setiap Program ABAP bisa memanggil remote function module dengan menggunakan command “CALL FUNCTION”
3. Function module RFC pada SAP harus merupakan function module yang benar dan tidak mengandung error.
4. RFC juga menyediakan interface untuk program yang tidak menggunakan bahasa ABAP.
SAP RFC mempunyai beberapa klas yang nantinya bisa diintegrasikan dengan aplikasi pihak ketiga. Klas-klas ini adalah SAP, SAP Connection, SAPFunction, dan SAPTable. Klas SAPConnection, SAPFunction, dan SAPTable merupakan klas turunan dari klas SAP. Dalam melakukan autentikasi dengan SAP Netweaver, harus dibuat sebuah file konfigurasi yang berisi nama user di SAP, password, nomor klien, alamat server host, dan port-nya. File konfigurasi ini harus dipanggil oleh kelas SAPConnection pada operasi connect().
Pada aplikasi-aplikasi yang digunakan PT KAI, ada beberapa aplikasi yang memanfaatkan teknologi ini. Seperti aplikasi E-Office KAI yang berbasis web yang dapat digunakan karyawan dalam membantu kerjanya. Aplikasi E-Office tersebut sudah terhubung dengan aplikasi SAP untuk mengintegrasikan data-data yang diperlukannya. Hal inilah merupakan manfaat dari SAP RFC. Data-data yang ada pada SAP dapat ditransmisikan ke dalam aplikasi E-Office KAI, begitu juga sebaliknya.
2.4.3 Codeigniter CodeIgniter adalah sebuah framework aplikasi web yang bersifat open
source. CodeIgniter digunakan untuk membangun aplikasi dengan bahasa pemrograman PHP. Tujuan utamanya adalah untuk membangun atau mengembangkan suatu aplikasi lebih cepat dari pada harus menulis kode dari awal. Framework CodeIgniter ini menggunakan pola Model-View-Controller (MVC) sehingga struktur kode yang dihasilkan lebih terstruktur dan memiliki standar yang jelas. MVC memberikan solusi pemisahan yang diharapkan dapat meningkatkan fleksibilitas dan usabilitas aplikasi (Hustinawati, 2014). Berikut dibawah ini penjelasan tiga objek MVC (Caytiles, 2014):
1. Model menangkap perilaku aplikasi dalam domain masalah dan independen dari antarmuka pengguna. Hal ini menandakan informasi atau data dari aplikasi digunakan untuk memanipulasi data dalam arti lain mengelola data, logika data dan aturan aplikasi.
2. View merepresentasikan output apapun dari informasi atau elemen antarmuka pengguna seperti teks, checkbox, grafik atau diagram, dan sebagainya. Hal ini dimungkinkan untuk memiliki beberapa tampilan dari informasi yang sama.
22
3. Controller menerima input dan mengkonversikannya ke dalam perintah untuk model atau view. Controller mengatur komunikasi data dan aturan bisnis yang digunakan untuk memanipulasi data secara bolak-balik antara objek model dan view. Dalam arti kata lain controller bertindak sebagai jembatan penghubung antara model dan view. Controller juga melakukan semua tugas-tugas tertentu dari aplikasi, seperti pengolahan input pengguna atau memuat data konfigurasi
Konsep MVC digambarkan pada Gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2 Kolaborasi Komponen MVC
Sumber: Caytiles (2014)
23
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian menjelaskan metode yang digunakan dalam pambangunan Talent Management System yang Terintegrasi dengan SAP Netweaver. Dalam Tahapan metodologi penelitian ini menggunakan model waterfall dalam proses pembangunan perangkat lunaknya. Dimana model waterfall tersebut mulai dilakukan pada proses analisis kebutuhaan sistem sampai dengan pengujian sistem. Metodologi penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian
3.1 Studi Literatur
Pada penelitian ini memerlukan studi literatur dari dasar teori yang telah dibahas pada Bab 2. Dasar Teori disusun berdasarkan referensi yang diperoleh dari artikel, buku, jurnal, e-book, konferensi, serta penelitian penelitian yang terkait baik nasional maupun internasional. Berikut beberapa bidang ilmu yang
Mulai
Studi literatur
Analisis Kebutuhan
Sistem
Perancangan Sistem
Selesai
Penarikan Kesimpulan
implementasi Sistem
Pengujian Sistem
24
berhubungan dengan pembangunan aplikasi Talent Management System yang terintegrasi dengan SAP:
1. Talent Management System 2. BSC 3. 360 derajat 4. MBTI 5. Rekayasa Perangkat Lunak 6. SAP 7. SAP RFC 8. Framework CodeIgniter.
3.2 Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan sistem dilakukan dengan menentukan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan untuk membangun aplikasi. Sehingga pencapaian kebutuhan sistem mencukupi untuk mendukung berjalannya penelitian yang diharapkan karena kesalahan pada tahap analisis sistem akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Dengan adanya proses analisis ini dapat menentukan sejauh mana aplikasi yang dibangun dapat mencapai target yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan sistem. Dari proses ini akan menghasilkan suatu gambaran sistem yang dapat memberikan kemudahan dalam memahami sistem yang dibuat serta proses-proses selanjutnya. Proses analisis kebutuhan aplikasi Talent Management System yang terintegrasi dengan SAP ini meliputi:
1. Proses elisitasi kebutuhan Di dalam proses elisitasi kebutuhan ini dilakukan proses wawancara untuk mengetahui secara rinci sistem yang akan dibangun. Wawancara akan dilakukan kepada Manager ERP HR PT. KAI yaitu Bapak Didik Wardoyo, SE. Selain itu dilakukan juga pengamatan pada sistem yang sudah ada dan dari dasar teori yang telah didapatkan.
2. Proses spesifikasi kebutuhan Proses ini mendefiniskan kebutuhan hingga menjadi kebutuhan yang spesifik. Dalam proses ini juga dilakukan identifikasi kebutuhan fungsional dan nonfungsional untuk mengetahui secara rinci aktifitas apa saja yang bisa dilakukan oleh pengguna maupun sistem dan batasan-batasannya. Serta dilakukan pemodelan kebutuhan yang meliputi use case diagram dan use case scenario.
3. Proses Validasi Kebutuhan Dalam proses ini dilakukan pengecekan terhadap pernyataan kebutuhan yang telah didefinisikan dan dispesifikasikan dengan menanyakan kembali mengenai kebutuhan tersebut kepada pihak PT KAI.
4. Proses Manajemen Kebutuhan Dalam proses ini dilakukan kontrol terhadap kebutuhan yang sedang maupun telah didefinisikan seperti melakukan pengkodean dalam menulis kebutuhan sistem.
25
3.3 Perancangan Sistem
Perancangan sistem dibuat sebagai acuan dalam implementasi dan pengujian perangkat lunak. Perancangan sistem ini merupakan rancangan langkah kerja dari keseluruhan sistem, baik dari segi model maupun dari segi arsitektur sistem. Proses perancangan sistem yang akan dibangun ini meliputi: 1. Perancangan Arsitektur
Dalam perancangan arsitektur ini akan dilakukan pemodelan dengan menggunakan diagram UML seperti sequence diagram dan class diagram .
2. Perancangan Komponen Dalam perancangan komponen ini akan dituliskan beberapa sampel algoritme-algoritme utama yang diambil dari setiap klas pada controller. Algoritme ini akan ditulis dalam bentuk pseudocode.
3. Perancangan Data Dalam perancangan data memuat rancangan tabel database yang menjelaskan proses normalisasi dari ERD (Entity Reational Diagram) hingga menjadi PDM (Physical Data Model). Perancangan data ini akan menjadi dasar dalam implementasi database pada sistem.
4. Perancangan Antarmuka Perancangan antarmuka dari sistem yang akan dibangun ini terdiri dari tata letak komponen yang harus disediakan oleh sistem berdasarkan kebutuhan sistem. Dalam perancangan antarmuka ini akan dituliskan beberapa sampel antarmuka utama berdasarkan level pengguna. Perancangan antarmuka ini akan menjadi dasar dari implementasi antarmuka sistem.
3.4 Implementasi Sistem
Implementasi sistem adalah fase pembangunan sistem yang mengacu pada perancangan sistem. Dalam implementasi sistem ini diterapkan SAP RFC dalam mengintegrasikan aplikasi yang dibangun menggunakan framework CodeIgniter dengan aplikasi SAP. Proses yang ada dalam implementasi sistem ini antara lain:
1. Implementasi database, acuan dari implementasi ini adalah perancangan data pada Perancangan Sistem. Implementasi database menggunakan Table Builder dengan T-Code SE11 pada aplikasi SAP Netweaver. Implementasi database yang sama juga diterapkan pada DBMS MySQL yang diakses melalui Phpmyadmin yang bertujuan untuk memudahkan melakukan manipulasi dan menyimpan data.
2. Implementasi logika program mengacu pada perancangan komponen yang memuat algoritme-algoritme pada perancangan sistem. Logika-logika program tersebut diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman PHP yang menggunakan framework codeigniter. Logika program ini akan diterapkan pada layer controller dan juga bisa diterapkan pada layer model. Selain itu juga digunakan bahasa ABAP untuk memanipulasi data dari database SAP yang diterapkan di function module (T-Code SE37). Untuk
26
melakukan integrasi antara aplikasi yang dibangun dengan aplikasi SAP digunakan sebuah interface protocol yang bisa menghubungkan antara keduanya dengan menggunakan SAP RFC. SAP RFC akan memanggil function module yang ada di SAP sesuai dengan logika yang diminta.
3. Implementasi antarmuka, Implementasi ini dibuat berdasarkan perancangan antarmuka pada perancangan sistem. Implementasi ini menggunakan bahasa pemrograman PHP, CSS, Javascript yang pada framework codeigniter akan diterapkan pada layer View.
3.5 Pengujian Sistem
Pengujian sistem bertujuan untuk mengetahui apakah sistem telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dan meminimalisir bahkan menghilangkan masalah-masalah yang ada di dalam sistem yang sudah dibuat. Strategi pengujian sistem yang akan dibangun ini mempunyai beberapa tahapan yang harus dilakukan seperti yang diungkapkan oleh Pressman (2010) sebagai berikut:
1. Pengujian Unit Pengujian ini akan digunakan untuk menguji setiap unit (misalnya: komponen, klas, atau objek) dari perangkat lunak yang telah didefinisikan pada perancangan. Teknik pengujian yang digunakan dalam pengujian unit ini adalah white box testing dengan jenis pengujian basis path. Pengujian basis path menguji kode program berdasarkan algoritme yang ada pada masing-masing metode pada setiap klas. Pengujian unit akan dilakukan pada tiga sampel uji.
2. Pengujian Integrasi Pengujian integrasi digunakan untuk menguji klas-klas yang saling berhubungan. pada sistem yang akan dibangun ini akan menggunakan cara buttom up integration yang dilakukan dari modul tingkat paling bawah pada struktur program. Teknik pengujian yang digunakan dalam pengujian unit ini adalah white box testing dengan jenis pengujian basis path. Pengujian basis path menguji kode program berdasarkan algoritme yang ada pada masing-masing metode pada setiap klas. Pengujian integrasi akan dilakukan pada tiga sampel uji.
3. Pengujian Validasi Pengujian ini digunakan untuk menguji kebutuhan sistem yang telah ditetapkan. Teknik yang digunakan dalam pengujian validasi ini menggunakan black box testing dengan menggunakan jenis pengujian equivalence partitioning testing. Dengan teknik tersebut, kebutuhan yang sudah ditetapkan pada analisis kebutuhan akan diuji dari kondisi masukan yang diberikan dan keluaran yang dihasilkan oleh sistem apakah sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Dan dalam menguji kebutuhan fungsional yang membutuhkan koneksi SAP Netweaver akan digunakan SAP IDES untuk mengetahui keluaran yang dihasilkan dalam proses pengujian.
27
3.6 Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dilakukan setelah semua tahapan mulai dari studi literatur, analisis kebutuhan, perancangan, implementasi dan pengujian yang diterapkan sudah selesai dilakukan. Selanjutnya dapat diperoleh kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. Kesimpulan dapat diperoleh secara valid berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap pengujian perangkat lunak. Sehingga dapat diperoleh penarikan kesimpulan untuk mendapatkan inti dari hasil keseluruhan
proses penelitian. Serta memberi saran masukan dan pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
28
BAB 4 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM
Analisis kebutuhan merupakan tahapan pertama yang dilakukan dalam pengembangan sebuah sistem. Tahap ini merupakan tahapan untuk menentukan kebutuhan apa saja yang harus ada pada sistem. Kebutuhan yang didapat berasal dari permasalahan yang ada, yaitu mengembangkan Talent Management System yang dapat menilai kinerja dengan metode BSC, menilai kompetensi dengan metode 360 derajat, dan mengetahui kendala-kendala karyawan dengan menggunakan tes psikologi MBTI, serta dapat diintegrasikan dengan SAP Netweaver. Pada analisis kebutuhan ini juga menjelaskan siapa saja yang dapat mengakses sistem. Selain itu pada analisis kebutuhan juga dibuat suatu pemodelan-pemodelan kebutuhan seperti use case diagram dan use case scenario yang berguna untuk membantu memahami kebutuhan-kebutuhan yang ada.
4.1 Gambaran Umum Sistem
Berdasarkan permasalahan yang ada pada latar belakang, sistem ini harus bisa digunakan oleh User, Karyawan, Manajemen SDM selaku pengelola Talent Management System, serta Administrator/Admin. User, Karyawan, Manajemen SDM, dan Admin dapat menggunakan sistem dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Karyawan dapat melakukan penilaian kinerja yang meliputi membuat KPI individu, memasukkan nilai KPI, menetapkan KPI kepada bawahan, menetapkan target yang harus dicapai oleh bawahan dan melakukan persetujuan KPI yang sudah dicapai bawahan. Selain itu, karyawan juga dapat menilai kompetensi atasan, bawahan, rekan kerja, dan diri sendiri, serta melakukan tes psikologi MBTI. Manajemen SDM dapat melakukan apa yang dilakukan karyawan tersebut, karena pada dasarnya Manajemen SDM juga termasuk karyawan. Yang bisa dilakukan Manajemen SDM selain yang bisa dilakukan karyawan tersebut adalah mengelola data pada penilaian-penilaian yag ada seperti penilaian kinerja, kompetensi, dan tes psikologi MBTI. Admin dapat mengelola seluruh data pada sistem. Yang dimaksud mengelola disini adalah seperti melakukan perubahan, penambahan dan penghapusan data. Admin juga dapat melakukan penyelarasan data dari aplikasi Talent Management System ke aplikasi SAP Netweaver, begitu juga sebaliknya.
4.2 Identifikasi Aktor
Terdapat dua kategori aktor dalam sistem ini, yaitu primary actor dan secondary actor. Primary actor adalah aktor yang memegang peran sebagai proaktif dan yang memulai aksi dalam sistem. Sedangkan secondary actor adalah aktor yang terlibat dalam use case dengan menerima output dan memberikan input. Primary actor dalam sistem ini terdiri dari User, Karyawan, Manajemen SDM, dan Admin. Sedangkan yang menjadi secondary actor yaitu Timer dan SAP. Identifikasi aktor ini bertujuan untuk mengidentifikasi aktor-aktor yang nantinya akan berinteraksi dengan sistem. Pada Tabel 4.1 menjelaskan secara detail aktor-
29
aktor yang terlibat dalam sistem dan menjelaskan aktifitas-aktifitas yang bisa dilakukan oleh aktor tersebut. Tabel 4.1 Identifikasi Aktor
Aktor Deskripsi
User User merupakan aktor yang dapat melakukan aktifitas login untuk masuk ke dalam sistem.
Karyawan Karyawan merupakan aktor yang dapat melakukan aktifitas memasukkan nilai KPI, menetapkan KPI, membatalkan penetapan KPI, menetapkan target nilai KPI, menyetujui KPI, membatalkan persetujuan KPI, menyimpan KPI sementara, membuat KPI individu, mengisi kuesioner kompetensi, menilai kompetensi, melihat data hasil tes psikologi MBTI pribadi, melakukan tes psikologi MBTI, dan menilai hasil tes MBTI. Selain itu, Karyawan juga dapat melakukan aktifitas logout, melihat profil, melihat grafik talent pool pribadi, ganti password, melihat data penilaian pribadi.
Manajemen SDM
Manajemen SDM mempunyai hubungan generalisasi dengan Karyawan karena Manajemen SDM juga termasuk karyawan. Jadi Manajemen SDM dapat melakukan aktifitas apa saja yang dilakukan karyawan. Manajemen SDM bertugas melakukan pengelolaan data pada penilaian-penilaian yang ada, seperti penilaian kinerja, kompetensi, dan tes psikologi MBTI. Aktifitas pengelolaan tersebut antara lain: melihat data penilaian kompetensi seluruh karyawan, menghapus data penilaian kompetensi, melihat data kuesioner kompetensi, mengubah data kuesioner kompetensi, melihat daftar KPI individu, mengubah KPI individu, menghapus KPI individu ,membuat KPI unit, melihat data KPI unit,mengubah KPI unit ,menghapus KPI unit, melihat data penilaian kinerja seluruh karyawan, menghapus data penilaian kinerja karyawan, melihat pertanyaan tes psikologi MBTI, mengubah pertanyaan tes psikologi MBTI, melihat data hasil tes psikologi MBTI, menghapus hasil tes psikologi MBTI. Selain melakukan pengelolaan tersebut, Manajemen SDM juga bisa melakukan aktifitas seperti melihat Dashboard, melihat grafik talent pool seluruh karyawan, dan melihat tabel seluruh penilaian
Admin Admin mempunyai hubungan generalisasi dengan karyawan karena admin juga termasuk karyawan. Jadi Admin dapat melakukan aktifitas apa saja yang dilakukan karyawan. Admin bertugas dalam pengelolaan master data. Aktifitas pengelolaan tersebut antara lain: melakukan aktifitas melihat data pada master data, menambahkan data pada master data, mengubah data pada master data, menghapus data pada master data,
30
menyelaraskan data ke SAP, menyelaraskan data dari SAP, dan mengubah previlege user.
Timer Timer merupakan secondary actor yang terlibat dalam sistem ini. Timer dapat melakukan beberapa aktivitas seperti melakukan sinkronisasi data dari atau ke SAP Netweaver pada waktu tertentu dan melakukan perhitungan waktu ketika melakukan tes psikologi MBTI
SAP SAP merupakan secondary actor yang terlibat dalam sistem ini. SAP dapat melakukan melakukan sinkronisasi data dari atau ke SAP Netweaver.
4.3 Daftar Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional merupakan suatu kebutuhan yang harus disediakan oleh sistem. Spesifikasi kebutuhan fungsional ditunjukkan pada Tabel 4.2. Setiap Kebutuhan akan diberikan kode TMS_XXYY. TMS merupakan singkatan dari Talent Management System, XX menunjukkan nomor dari definisi kebutuhan utama dan YY menunjukkan nomor spesifikasi dari definisi kebutuhan utama.
Tabel 4.2 Spesifikasi Kebutuhan Fungsional dan Pemetaan Nama Use Case
No Kebutuhan Sistem Kode Use Case Actor
1 Sistem harus menyediakan fungsi login untuk mengizinkan pengguna mengakses sistem sesuai dengan otoritasnya dengan cara memasukkan username dan password
TMS_0100 Login User
2 Sistem harus menyediakan menu logout agar pengguna bisa yang sudah masuk ke dalam sistem dapat keluar dari sistem dengan benar
TMS_0200 Logout Karyawan
3 Sistem harus dapat menampilkan profil agar pengguna bisa melihat data pribadinya.
TMS_0300
Melihat profil Karyawan 3.1 Sistem menyediakan informasi seperti nilai kompetensi, nilai kinerja, nilai index talent pool, dan hasil tes MBTI, serta data pribadi pengguna tersebut.
TMS_0301
31
No Kebutuhan Sistem Kode Use Case Actor
4 Sistem harus dapat menampilkan Grafik Talent pool 9-Box untuk mengetahui letak posisi index talent pool pribadi
TMS_0400
Melihat grafik talent pool pribadi
Karyawan
4.1 Sistem berupa grafik chart tipe scatter plot dengan sumbu x sebagai nilai competency dan sumbu y sebagai nilai performance
TMS_0401
4.2 Dalam grafik chart talent pool, plot bisa menampilkan nama karyawan, index talent pool, hasil tes MBTI, nilai competency dan nilai performance
TMS_0402
5 Sistem dapat melakukan perubahan password pengguna.
TMS_0500
Ganti password
Karyawan 5.1 Sistem menyediakan form berupa password lama, password baru, dan tulis ulang password baru.
TMS_0501
6 Sistem harus dapat menampilkan seluruh data penilaian kompetensi yang sudah dinilai pribadi
TMS_0600
Melihat data penilaian kompetensi pribadi
Karyawan
7 Sistem harus dapat menampilkan seluruh data penilaian kompetensi yang sudah dinilai seluruh pengguna yang hanya bisa diakses oleh Manajemen SDM
TMS_0700
Melihat data penilaian Kompetensi seluruh karyawan
Manajemen SDM
8 Sistem harus dapat menghapus data penilaian kompetensi yang sudah dinilai yang hanya bisa diakses oleh Manajemen SDM
TMS_0800
Menghapus data penilaian kompetensi
Manajemen SDM
32
No Kebutuhan Sistem Kode Use Case Actor
8.1 Sistem harus menyediakan tombol hapus untuk melakukan penghapusan data penilaian kompetensi yang sudah dinilai
TMS_0801
9 Sistem harus dapat menampilkan data kuesioner yang hanya bisa diakses oleh Manajemen SDM
TMS_0900 Melihat data kuesioner kompetensi
Manajemen SDM
10 Sistem harus dapat mengubah data kuesioner kompetensi yang hanya bisa diakses oleh Manajemen SDM
TMS_1000 Mengubah data kuesioner kompetensi
Manajemen SDM
10.1 Sistem harus dapat menyediakan form untuk mengubah data kuesioner kompetensi
TMS_1001
11 Sistem harus dapat menampilkan kuesioner untuk menilai kompetensi karyawan.
TMS_1100
Mengisi kuesioner kompetensi
Karyawan
11.1 Sistem menyediakan kuesioner untuk menilai atasan, bawahan, peer, dan diri sendiri.
TMS_1101
11.2 Kuesioner berupa pertanyaan/pernyataan dan jawaban yang bisa dipilih salah satu.
TMS_1102
12 Sistem harus dapat menilai kompetensi berdasarkan kuesioner yang telah diisi dan level karyawan yang dinilai (atasan, bawahan, peer, dan diri sendiri)
TMS_1200 Menilai kompetensi
Karyawan
12.1 Sistem dapat mendeteksi karyawan yang mempunyai bawahan atau tidak untuk
TMS_1201
33
No Kebutuhan Sistem Kode Use Case Actor
menentukan nilai bobot dari masing-masing level penilai
13 Sistem harus dapat memasukkan nilai KPI yang telah dicapai dirinya sendiri
TMS_1300
Memasukkan nilai KPI
Karyawan 13.1 Sistem menyediakan form untuk memasukkan nilai yang sudah dicapai dan komentar terhadap pencapaian tersebut
TMS_1301
14 Sistem harus dapat melakukan penetapan KPI kepada bawahan
TMS_1400
Menetapkan KPI
Karyawan
14.1 Karyawan yang mempunyai bawahan dapat menetapkan KPI yang harus dikerjakan oleh bawahannya
TMS_1401
14.2 Sistem menyediakan form untuk memilih bawahan yang akan ditetapkan KPI nya
TMS_1402
15 Sistem harus dapat melakukan pembatalan penetapan KPI kepada bawahan
TMS_1500
Membatalkan penetapan KPI
Karyawan 15.1 Sistem menyediakan form
untuk memilih bawahan yang akan dibatalkan penetapan KPI nya
TMS_1501
16 Sistem harus dapat melakukan penetapan target nilai KPI yang harus dicapai oleh bawahan
TMS_1600
Menetapkan target nilai KPI
Karyawan 16.1 Karyawan yang mempunyai
bawahan dapat menetapkan target yang harus dicapai bawahanya
TMS_1601
34
No Kebutuhan Sistem Kode Use Case Actor
16.2 Sistem menyediakan form untuk memasukkan nilai target yang dicapai
TMS_1602
17 Sistem harus dapat melakukan persetujuan KPI yang sudah dicapai oleh bawahan
TMS_1700
Menyetujui KPI
Karyawan
17.1 Karyawan yang mempunyai bawahan dapat menyetujui nilai KPI yang sudah dicapai bawahannya tersebut
TMS_1701
17.2 Sistem menyediakan form untuk memasukkan nilai yang akan disetujui dan komentar terhadap persetujuan tersebut
TMS_1702
18 Sistem harus dapat melakukan pembatalan persetujuan KPI yang sudah dicapai oleh bawahan
TMS_1800 Membatalkan persetujuan KPI
Karyawan
19 Sistem harus dapat menyimpan persetujuan KPI sementara yang sewaktu-waktu bisa diubah sebelum dilakukan persetujuan KPI
TMS_1900
Menyimpan persetujuan KPI sementara
Karyawan 19.1 Sistem menyediakan form
untuk memasukkan nilai dan tombol untuk menyimpan persetujuan KPI sementara
TMS_1901
20 Sistem harus dapat membuat KPI individu baru termasuk tanggal berakhirnya KPI tersebut
TMS_2000
Membuat KPI individu
Karyawan 20.1 Sistem menyediakan form yang harus memasukkan data KPI unitnya, nama KPI, serta memasukkan tanggal berakhir KPI
TMS_2001
35
No Kebutuhan Sistem Kode Use Case Actor
21 Sistem dapat menampilkan daftar KPI individu yang hanya bisa diakses oleh Manajemen SDM
TMS_2100 Melihat daftar KPI individu
Manajemen SDM
22 Sistem harus dapat mengubah KPI individu yang hanya bisa diakses oleh Manajemen SDM
TMS_2200
Mengubah KPI individu
Manajemen SDM 22.1 Sistem menyediakan form
KPI yang akan diubah berupa id, nama KPI, KPI unit, serta tanggal berakhir
TMS_2201
23 Sistem harus dapat menghapus KPI individu yang hanya bisa diakses oleh Manajemen SDM
TMS_2300
Menghapus KPI individu
Manajemen SDM 23.1 Sistem menyediakan tombol
hapus untuk melakukan penghapusan data KPI tersebut
TMS_2301
24 Sistem harus dapat membuat KPI unit baru yang hanya bisa diakses oleh Manajemen SDM
TMS_2400
Membuat KPI unit
Manajemen SDM 24.1 Sistem menyediakan form
berupa ID KPI unit baru, Strategy target, Perspektif BSC, serta nama KPI
TMS_2401
25 Sistem harus dapat menampilkan data KPI unit yang hanya bisa diakses oleh Manajemen SDM
TMS_2500 Melihat data KPI unit
Manajemen SDM
26 Sistem harus dapat melakukan perubahan KPI unit yang hanya bisa diakses oleh Manajemen SDM
TMS_2600 Mengubah KPI unit
Manajemen SDM
26.1 Sistem menyediakan form KPI Unit yang akan diubah berupa id KPI unit, Strategy
TMS_2601
36
No Kebutuhan Sistem Kode Use Case Actor
target, Perspektif BSC, serta nama KPI
27 Sistem harus dapat menghapus KPI unit yang hanya bisa diakses oleh Manajemen SDM
TMS_2700
Menghapus KPI unit
Manajemen SDM 27.1 Sistem menyediakan tombol
hapus untuk melakukan penghapusan data KPI Unit tersebut
TMS_2701
28 Sistem harus dapat menampilkan data penilaian KPI seluruh karyawan yang hanya bisa diakses oleh Manajemen SDM
TMS_2800
Melihat data penilaian kinerja seluruh karyawan
Manajemen SDM
29 Sistem harus dapat menghapus data penilaian KPI karyawan yang hanya bisa diakses oleh Manajemen SDM
TMS_2900 Menghapus data penilaian kinerja karyawan
Manajemen SDM
29.1 Sistem menyediakan tombol hapus untuk melakukan penghapusan data KPI tersebut
TMS_2901
30 Sistem harus dapat menampilkan data penilaian KPI diri sendiri
TMS_3000
Melihat data penilaian kinerja diri sendiri
Karyawan
31 Sistem harus dapat menampilkan data pertanyaan tes psikologi MBTI yang hanya bisa diakses oleh Manajemen SDM
TMS_3100
Melihat pertanyaan tes psikologi MBTI
Manajemen SDM
32 Sistem harus dapat mengubah pertanyaan tes psikologi MBTI yang hanya bisa diakses oleh Manajemen SDM
TMS_3200
Mengubah pertanyaan tes psikologi MBTI
Manajemen SDM
37
No Kebutuhan Sistem Kode Use Case Actor
32.1 Sistem menyediakan form untuk melakukan pengeditan data pertanyaan jika ada kesalahan kalimat/kata pada pertanyaan tes psikologi tersebut atau kesalalahan pada tipe jawaban.
TMS_3201
33 Sistem harus dapat menampilkan data hasil tes psikologi MBTI dari seluruh pengguna yang hanya bisa diakses oleh Manajemen SDM
TMS_3300 Melihat hasil tes psikologi MBTI
Manajemen SDM
34 Sistem harus dapat menghapus hasil tes psikologi MBTI yang hanya bisa diakses oleh Manajemen SDM
TMS_3400
Menghapus hasil tes psikologi MBTI
Manajemen SDM 34.1 Sistem harus menyediakan
tombol hapus untuk melakukan penghapusan hasil tes psikologi MBTI tiap karyawan
TMS_3401
35 Sistem harus dapat menampilkan data hasil tes psikologi MBTI pribadi
TMS_3500
Melihat hasil tes psikologi MBTI diri sendiri
Karyawan
36 Sistem harus dapat menampilkan tes psikologi MBTI yang dapat dikerjakan dengan waktu maksimal 1,5 jam
TMS_3600
Melakukan tes psikologi MBTI
Karyawan 36.1 Waktu akan dimulai ketika pengguna pertama kali masuk ke dalam halaman tes
TMS_3601
36.2 Jika waktu sudah 1,5 jam maka sistem akan
TMS_3602
38
No Kebutuhan Sistem Kode Use Case Actor
melakukan submit jawaban tes secara langsung.
37 Sistem harus dapat menilai hasil tes MBTI dari form tes MBTI yang telah diisi pengguna
TMS_3700
Menilai hasil tes psikologi MBTI
Karyawan 37.1 Sistem dapat menilai secara
otomatis dengan membedakan tiap tipe yang ada.
TMS_3701
37.2 Sistem akan menilai secara otomatis berdasarkan waktu yang telah ditentukan.
TMS_3702 Timer
38 Sistem harus dapat menampilkan daftar data pada master data
TMS_3800
Melihat data pada master data
Admin
38.1 Daftar data pada master data yang ditampilkan adalah data keryawan, data personnel area, data organiztion unit, data job, data plans, dan data pangkat.
TMS_3801
39 Sistem harus dapat melakukan penambahan data pada master data
TMS_3900
Menambahkan data pada master data
Admin
39.1 Daftar data pada master data yang dapat ditambah adalah data karyawan, data personnel area, data organiztion unit, data job, data plans, dan data pangkat.
TMS_3901
40 Sistem harus dapat melakukan perubahan data pada master data
TMS_4100 Mengubah data pada master data
Admin 40.1 Daftar data pada master
data yang dapat diubah adalah data karyawan, data personnel area, data
TMS_4001
39
No Kebutuhan Sistem Kode Use Case Actor
organiztion unit, data job, data plans, dan data pangkat.
41 Sistem harus dapat melakukan penghapusan data pada master data
TMS_4100 Menghapus data pada master data
Admin
41.1 Daftar data pada master data yang dapat dihapus adalah data karyawan, data personnel area, data organiztion unit, data job, data plans, dan data pangkat.
TMS_4101
42 Sistem harus dapat melakukan sinkronisasi data dari aplikasi TMS ke aplikasi SAP
TMS_4200
Sinkron data ke sap
Admin, SAP
42.1 Sistem harus dapat melakukan sinkronisasi data secara otomatis berdasarkan waktu yang telah ditentukan
TMS_4201 Timer
43 Sistem harus dapat melakukan sinkronisasi data dari aplikasi SAP ke aplikasi TMS
TMS_4300
Sinkron data dari sap
Admin, SAP
43.1 Sistem harus dapat melakukan sinkronisasi data secara otomatis berdasarkan waktu yang telah ditentukan
TMS_4301 Timer
44 Sistem harus dapat menampilkan Grafik Talent pool 9-Box untuk mengetahui letak posisi index talent pool
TMS_4400 Melihat grafik talent pool seluruh karyawan
Manajemen SDM
44.1 Sistem berupa grafik chart tipe scatter plot dengan sumbu x sebagai nilai
TMS_4401
40
No Kebutuhan Sistem Kode Use Case Actor
competency dan sumbu y sebagai nilai performance
44.2 Dalam grafik chart talent pool, plot bisa menampilkan nama karyawan, index talent pool, hasil tes MBTI, nilai competency dan nilai performance
TMS_4402
45 Sistem harus dapat menampilkan data penilaian kompetensi, kinerja, hasil tes MBTI, dan posisi index Talent pool
TMS_4500 Melihat tabel seluruh penilaian
Manajemen SDM
45.1 Data penilaian disajikan dalam bentuk tabel
TMS_4501
46 Sistem dapat menampilkan halaman Dashboard
TMS_4600
Melihat Dashboard
Manajemen SDM
46.1 Sistem menyediakan informasi berupa grafik talent pool, tabel penilaian, dan menu-menu untuk melakukan sinkron data
TMS_4601
47 Sistem dapat mengubah previlege user
TMS_4700
Mengubah previlege user
Admin 47.1 Mengubah previlege user
dapat dilakukan oleh Admin TMS_4701
47.2 Sistem menyediakan form untuk mengubah previlege user
TMS_4702
4.4 Pemodelan Kebutuhan
Dalam pemodelan kebutuhan, kebutuhan fungsional yang telah terdefinisi
akan diubah menjadi use case diagram dan use case scenario.
4.4.1 Use case diagram
Use case diagram adalah diagram yang digunakan untuk memodelkan
perilaku sistem. Use case diagram ini merupakan gambaran dari seluruh
kebutuhan fungsional sistem yang dibuat. Tujuannya agar siapapun yang melihat
diagram ini mengerti dan memahami sistem yang akan dibangun. Use case
41
diagram sistem ini dibuat berdasarkan kebutuhan fungsional yang telah dibuat.
Karena kebutuhan fungsional pada sistem ini sangat banyak yang jumlahnya 47
kebutuhan fungsional, maka pemodelan use case diagram dibagi menjadi 2
bagian. Use case diagram pertama menggambarkan use case diagram dari aktor
User dan Karyawan, yang ditunjukkan pada Gambar 4.1. Use case diagram kedua
menggambarkan use case diagram dari aktor Manajemen SDM dan Admin, yang
ditunjukkan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.1 Use Case Diagram Pada Aktor User dan Karyawan
42
Gambar 4.2 Use Case Diagram Pada Aktor Manajemen SDM Dan Admin
4.4.2 Use Case Scenario
Usecase Scenario merupakan urutan alur dari use case yang sudah
didefinisikan. Usecase scenario terdiri dari Actor, Objective, Pre-Condition, Main
Flow, Alternative Flow, dan Post-Condition. Setiap Use Case Scenario menggambar
setiap use case yang sudah dibuat. Sehingga diperoleh 47 Use Case Scenario.
Namun hanya 12 Use Case Scenario yang akan ditampilkan sebagai sampel pada
sub bab Use Case Scenario ini. 12 Use Case Scenario tersebut diantaranya adalah
melihat profil, menilai kompetensi, memasukkan nilai KPI, menetapkan KPI,
Menetapkan Target KPI, Menyetujui KPI, Menyimpan persetujuan KPI sementara,
menilai hasil tes MBTI, melihat Dashboard, membuat KPI Unit, Sinkron Data ke
SAP, dan mengubah previlege User.
43
4.4.2.1 Use Case Scenario Login
Tabel 4.3 Use Case Scenario Login
Flow of Events untuk Login
Objective Use case ini berguna untuk masuk ke dalam sistem
Actor User
Pre-condition User masuk ke halaman login
Main Flow o User memasukkan username atau ID pegawai o User memasukkan password o User menekan tombol sign in
Alternatif Flow - Jika username atau password salah, maka akan kembali ke halaman login.
Post-condition User berhasil masuk ke dalam sistem sesuai dengan statusnya
4.4.2.2 Use Case Scenario Logout
Tabel 4.4 Use Case Scenario Logout
Flow of Events untuk logout
Objective Use case ini berguna untuk keluar dari sistem
Actor User
Pre-condition User sudah masuk kedalam sistem
Main Flow o User menekan menu logout
Alternatif Flow -
Post-condition User berhasil keluar dari sistem.
4.4.2.3 Use Case Scenario Melihat Profil
Tabel 4.5 Use Case Scenario Melihat Profil
Flow of Events untuk Melihat Profil
Objective Use case ini berguna untuk melihat profil pribadinya yang meliputi melihat grafik talent pool dan hasil penilaiannya pribadi
Actor Karyawan
Pre-condition Karyawan sudah melakukan login
Main Flow o Karyawan memilih menu profile
Alternatif Flow -
Post-condition Karyawan masuk ke dalam halaman profilnya
44
4.4.2.4 Use Case Scenario Melihat Grafik Talent Pool Pribadi
Tabel 4.6 Use Case Scenario Melihat Grafik Talent Pool Pribadi
Flow of Events untuk melihat grafik talent pool pribadi
Objective Use case ini berguna untuk melihat grafik indeks talent pool pribadi yang telah dicapai
Actor Karyawan
Pre-condition Karyawan sudah melakukan login Main Flow o Karyawan memilih menu profile
o Karyawan memilih menu data grafik
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem menampilkan grafik indeks talent pool yang telah dicapai
4.4.2.5 Use Case Scenario Ganti Password
Tabel 4.7 Use Case Scenario Ganti Password
Flow of Events untuk ganti password
Objective Use case ini berguna untuk mengganti password dari akun yang dimiliki karyawan
Actor Karyawan
Pre-condition Karyawan sudah melakukan login Main Flow o Karyawan memilih menu profile
o Karyawan memilih menu ganti password o Karyawan memasukkan password lama o Karyawan memasukkan password baru o Karyawan mengulangi memasukkan password baru o Karyawan mennekan tombol simpan password
Alternatif Flow - Jika password lama salah, maka akan muncul peringatan “password lama salah”
- Jika password baru tidak sama dengan pasword yang di ulangi, maka akan muncul peringatan “password baru salah”
Post-condition Sistem berhasil menyimpan password baru karyawan
4.4.2.6 Use Case Scenario Melihat Data Penilaian Kompetensi Pribadi
Tabel 4.8 Use Case Scenario Melihat Data Penilaian Kompetensi Pribadi
Flow of Events untuk melihat data penilaian kompetensi pribadi Objective Use case ini berguna untuk mengetahui nilai kompetensi
yang telah dicapai karyawan Actor Karyawan
Pre-condition Karyawan sudah melakukan login
Main Flow o Karyawan memilih menu competency appraisal
45
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem menampilkan nilai kompetensi yang telah dicapai oleh karyawan
4.4.2.7 Use Case Scenario Melihat Data Penilaian Kompetensi Seluruh Karyawan
Tabel 4.9 Use Case Scenario Melihat Data Penilaian Kompetensi Seluruh Karyawan
Flow of Events untuk melihat data penilaian kompetensi seluruh karyawan
Objective Use case ini berguna untuk mengetahui nilai kompetensi yang telah dicapai oleh seluruh karyawan
Actor Manajemen SDM
Pre-condition Manajemen SDM masuk ke dalam halaman competency appraisal
Main Flow o Manajemen SDM memilih menu All Test Data
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem menampilkan nilai kompetensi yang telah dicapai oleh seluruh karyawan
4.4.2.8 Use Case Scenario Menghapus Data Penilaian Kompetensi
Tabel 4.10 Use Case Scenario Melihat Data Penilaian Kompetensi
Flow of Events untuk menghapus data penilaian kompetensi
Objective Use case ini berguna untuk menghapus data penilaian kompetensi yang telah dilakukan oleh karyawan
Actor Manajemen SDM Pre-condition Manajemen SDM masuk ke dalam menu All Test Data
pada halaman competency appraisal Main Flow o Manajemen SDM memilih tombol hapus pada data
yang dipilih o Sistem menampilkan peringatan konfirmasi hapus o Manajemen SDM mengkonfirmasi untuk menghapus
dengan menekan tombol OK
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem berhasil menghapus data penilaian kompetensi yang dipilih
4.4.2.9 Use Case Scenario Melihat Data Kuesioner Kompetensi
Tabel 4.11 Use Case Scenario Melihat Data Kuesioner Kompetensi
Flow of Events untuk melihat data kuesioner kompetensi Objective Use case ini berguna untuk menampilkan data kuesioner
penilaian kompetensi
46
Actor Manajemen SDM Pre-condition Manajemen SDM masuk ke dalam halaman competency
appraisal Main Flow o Manajemen SDM memilih menu Question Data
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem menampilkan data kuesioner penilaian kompetensi
4.4.2.10 Use Case Scenario Mengubah Data Kuesioner Kompetensi
Tabel 4.12 Use Case Scenario Mengubah Data Kuesioner Kompetensi
Flow of Events untuk mengubah data kuesioner kompetensi Objective Use case ini berguna untuk mengubah data kuesioner
penilaian kompetensi
Actor Manajemen SDM
Pre-condition Manajemen SDM masuk ke dalam menu Question Data penilaian kompetensi
Main Flow o Manajemen SDM memilih tombol edit pada data kuesioner yang dipilih
o Sistem menampilkan form perubahan data o Manajemen SDM mengubah data yang diperlukan o Manajemen SDM menekan tombol simpan data
pada form
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem berhasil menyimpan data kuesioner yang berubah
4.4.2.11 Use Case Scenario Mengisi Kuesioner Kompetensi
Tabel 4.13 Use Case Scenario Mengisi Kuesioner Kompetensi
Flow of Events untuk mengisi kuesioner kompetensi Objective Use case ini berguna untuk melakukan pengisian data
kuesioner kompetensi dari karyawan yang meliputi atasan, bawahan, peer, dan diri sendiri
Actor Karyawan Pre-condition Karyawan masuk ke dalam halaman competency appraisal
Main Flow o Karyawan memilih menu isi kuesioner o Karyawan memilih orang yang akan dinilainya
Alternatif Flow
Post-condition Sistem menampilkan form kuesioner dari orang yang akan dinilainya
4.4.2.12 Use Case Scenario Menilai Kompetensi
Tabel 4.14 Use Case Scenario Menilai Kompetensi
Flow of Events untuk Menilai Kompetensi
47
Objective Use case ini berguna untuk melakukan penilaian terhadap kompetensi dari karyawan yang meliputi atasan, bawahan, peer, dan diri sendiri
Actor Karyawan
Pre-condition Karyawan masuk ke dalam halaman pengisian kuesioner
Main Flow o Karyawan melakukan pengisian kuesioner o Karyawan men-submit kuesioner yang telah diisi
Alternatif Flow Jika ada kuesioner ada yang belum diisi maka sistem akan memberikan peringatan dan tidak bisa di submit
Post-condition Nilai hasil kuesioner disimpan dan dihitung untuk mendapatkan hasil tesnya
4.4.2.13 Use Case Scenario Memasukkan Nilai KPI
Tabel 4.15 Use Case Scenario Memasukkan Nilai KPI
Flow of Events untuk Memasukkan Nilai KPI
Objective Use case ini berguna untuk memasukkan nilai KPI yang sudah dicapai berdasarkan KPI yang sudah ditetapkan dan ditentukan targetnya
Actor Karyawan
Pre-condition Karyawan masuk ke dalam halaman performance appraisal
Main Flow o Karyawan memilih menu entry KPI o Karyawan memasukkan nilai KPI yang telah
dicapainya dan bisa memasukkan komentar terhadap pencapaian tersebut
o Karyawan menyimpan nilai KPI yang telah diisi
Alternatif Flow Jika KPI sudah melewati batas tanggal penyelesaian maka KPI tersebut tidak bisa diisi lagi.
Post-condition Nilai KPI tersebut disimpan untuk dilakukan persetujuan oleh atasan
4.4.2.14 Use Case Scenario Menetapkan KPI
Tabel 4.16 Use Case Scenario Menetapkan KPI
Flow of Events untuk Menetapkan KPI
Objective Use case ini berguna untuk menetapkan KPI kepada bawahan untuk dikerjakan atau dilaksanakan.
Actor Karyawan
Pre-condition Karyawan masuk ke dalam halaman performance appraisal
Main Flow o Karyawan memilih menu Assign KPI o Karyawan memilih bawahan yang akan ditetapkan
KPI-nya
48
o Karyawan memilih KPI yang akan ditetapkan o Karyawan men-submit KPI yang akan ditetapkan
kepada bawahan
Alternatif Flow Jika terdapat KPI yang sama maka sistem akan memberikan peringatan untuk memilih KPI yang lain
Post-condition KPI sudah ditetapkan kepada bawahan
4.4.2.15 Use Case Scenario Membatalkan Penetapan KPI
Tabel 4.17 Use Case Scenario Membatalkan Penetapan KPI
Flow of Events untuk Membatalkan Penetapan KPI Objective Use case ini berguna untuk membatalkan KPI yang telah
ditetapkan kepada bawahan
Actor Karyawan
Pre-condition Karyawan masuk ke dalam menu Assign KPI
Main Flow o Karyawan memilih bawahan yang akan ditetapkan KPI-nya
o Sistem menampilkan KPI yang telah ditetapkan o Karyawan memilih tombol hapus pada KPI yang
dipilih o Sistem menampilkan peringatan konfirmasi hapus o Karyawan mengkonfirmasi untuk menghapus KPI
dengan menekan tombol OK
Alternatif Flow -
Post-condition Penetapan KPI berhasil dibatalkan
4.4.2.16 Use Case Scenario Menetapkan Target KPI
Tabel 4.18 Use Case Scenario Menetapkan Target KPI
Flow of Events untuk Menetapkan target KPI
Objective Use case ini berguna untuk menetapkan target KPI kepada bawahan berdasarkan kontrak kerja yang sudah disepakati dua belah pihak
Actor Karyawan
Pre-condition Karyawan masuk ke dalam halaman performance appraisal
Main Flow o Karyawan memilih menu Target KPI o Karyawan memilih bawahan yang akan ditetapkan
target KPI-nya o Karyawan memasukkan nilai target KPI yang akan
ditetapkan o Karyawan men-submit nilai target KPI yang akan
ditetapkan kepada bawahan
49
Alternatif Flow -
Post-condition Target KPI sudah ditetapkan kepada bawahan
4.4.2.17 Use Case Scenario Menyetujui KPI
Tabel 4.19 Use Case Scenario Menyetujui KPI
Flow of Events untuk Menyetujui KPI
Objective Use case ini berguna untuk menyetujui pencapaian KPI yang sudah dikerjakan bawahan untuk dilakukan penilaian kinerjanya
Actor Karyawan
Pre-condition Karyawan masuk ke dalam halaman Approve KPI
Main Flow o Karyawan memilih bawahan yang akan disetujui KPI-nya
o Karyawan memasukkan nilai yang akan di setujui terhadap KPI yang sudah dicapai oleh bawahan
o Karyawan bisa memasukkan komentar terhadap nilai persetujuan tersebut
o Karyawan melakukan approve terhadap nilai KPI yang disetujui
Alternatif Flow Jika terjadi kesalahan memasukkan nilai persetujuan atau komentar, maka bisa dilakukan pembatalan persetujuan
Post-condition KPI yang sudah disetujui akan dihitung untuk memperoleh nilai kinerja terhadap bawahhnya
4.4.2.18 Use Case Scenario Membatalkan Persetujuan KPI
Tabel 4.20 Use Case Scenario Membatalkan Persetujuan KPI
Flow of Events untuk Membatalkan Persetujuan KPI
Objective Use case ini berguna untuk membatalkan persetujuan KPI yang telah dicapai bawahan sehingga bisa dilakukan persetujuan pencapaian KPI lagi
Actor Karyawan
Pre-condition Karyawan masuk ke dalam halaman Approve KPI
Main Flow o Karyawan memilih bawahan yang akan dibatalkan persetujuan KPI-nya pada menu Approved KPI
o Karyawan memilih tombol hapus pada KPI yang dipilih
o Sistem menampilkan peringatan konfirmasi hapus o Karyawan mengkonfirmasi untuk menghapus
pencapaian KPI dengan menekan tombol OK
Alternatif Flow -
Post-condition Persetujuan KPI berhasil dibatalkan
50
4.4.2.19 Use Case Scenario Menyimpan Persetujuan Sementara KPI
Tabel 4.21 Use Case Scenario Menyimpan Persetujuan Sementara KPI
Flow of Events untuk Menyetujui KPI
Objective Use case ini berguna untuk menyetujui pencapaian KPI yang sudah dikerjakan bawahan namun hanya disimpan secara sementara dan tidak dihitung nilai kinerjanya
Actor Karyawan
Pre-condition Karyawan masuk ke dalam halaman Approve KPI
Main Flow o Karyawan memilih bawahan yang akan disetujui KPI-nya
o Karyawan memasukkan nilai yang akan di setujui terhadap KPI yang sudah dicapai oleh bawahan
o Karyawan bisa memasukkan komentar terhadap nilai persetujuan tersebut
o Karyawan melakukan penyimpanan terhadap nilai KPI yang akan disetujui
Alternatif Flow -
Post-condition Nilai persetujuan KPI tersebut sudah disimpan untuk sementara menunggu untuk disetujui
4.4.2.20 Use Case Scenario Membuat KPI Individu
Tabel 4.22 Use Case Scenario Membuat KPI Individu
Flow of Events untuk Membuat KPI Individu
Objective Use case ini berguna untuk melakukan penambahan KPI Individu
Actor Karyawan
Pre-condition Karaywan masuk ke dalam halaman performance appraisal
Main Flow o karyawan memilih menu create KPI individu o Sistem menampilkan form pembuatan KPI individu o Karyawan masukkan nama KPI, tipe KPI, parent KPI
unit, dan tanggal selesainya KPI o Karyawan menekan tombol create
Alternatif Flow -
Post-condition KPI individu berhasil tersimpan dalam database dan siap untuk dilakukan penetapan KPI kepada bawahan
4.4.2.21 Use Case Scenario Melihat Daftar KPI Individu
Tabel 4.23 Use Case Scenario Melihat Daftar KPI Individu
Flow of Events untuk Melihat Daftar KPI Individu
51
Objective Use case ini berguna untuk melihat daftar KPI individu dari seluruh karyawan
Actor Manajemen SDM Pre-condition Manajemen SDM masuk ke dalam halaman performance
appraisal
Main Flow o Manajemen SDM memilih menu KPI Individu
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem menampilkan data dari KPI individu seluruh karyawan
4.4.2.22 Use Case Scenario Mengubah KPI Individu
Tabel 4.24 Use Case Scenario Mengubah KPI Individu
Flow of Events untuk Mengubah KPI Individu
Objective Use case ini berguna untuk mengubah data KPI individu karyawan
Actor Manajemen SDM Pre-condition Manajemen SDM masuk ke dalam halaman KPI individu
Main Flow o Manajemen SDM memilih menu ubah pada data yang dipilih
o Sistem menampilkan form perubahan data o Manajemen SDM melakukan perubahan data yang
diperlukan o Manajemen SDM menyimpan data perubahan
dengan menekan tombol simpan
Alternatif Flow -
Post-condition Data KPI individu karyawan yang dipilih berhasil diubah
4.4.2.23 Use Case Scenario Menghapus KPI Individu
Tabel 4.25 Use Case Scenario Menghapus KPI Individu
Flow of Events untuk Menghapus KPI Individu
Objective Use case ini berguna untuk menghapus KPI individu karyawan
Actor Manajemen SDM
Pre-condition Manajemen SDM masuk ke dalam halaman KPI individu
Main Flow o Manajemen SDM memilih menu hapus pada data yang dipilih
o Sistem menampilkan peringatan konfirmasi hapus o Manajemen SDM mengkonfirmasi untuk menghapus
KPI individu karyawan dengan menekan tombol OK
Alternatif Flow -
Post-condition Data KPI individu karyawan yang dipilih berhasil dihapus
52
4.4.2.24 Use Case Scenario Membuat KPI Unit
Tabel 4.26 Use Case Scenario Membuat KPI Unit
Flow of Events untuk Membuat KPI Unit
Objective Use case ini berguna untuk melakukan penambahan KPI unit
Actor Manajemen SDM
Pre-condition Manajemen SDM masuk ke dalam halaman performance appraisal
Main Flow o Manajemen SDM memilih menu create KPI Unit o Manajemen SDM memilih jenis perspektif BSC o Manajemen SDM memasukkan penjelesan strategy
target o Manajemen SDM memasukkan nama dari KPI unit o Manajemen SDM men-submit KPI unit tersebut
Alternatif Flow -
Post-condition KPI unit tersimpan dalam database dan siap untuk dilakukan pembuatan KPI individu berdasarkan KPI unit yang sudah dibuat
4.4.2.25 Use Case Scenario Melihat Data KPI Unit
Tabel 4.27 Use Case Scenario Melihat Data KPI Unit
Flow of Events untuk Melihat Data KPI Unit Objective Use case ini berguna untuk melihat daftar KPI unit yang
ada pada penilaian kinerja Actor Manajemen SDM
Pre-condition Manajemen SDM masuk ke dalam halaman performance appraisal
Main Flow o Manajemen SDM memilih menu KPI Unit
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem menampilkan data dari KPI unit pada penilaian kinerja
4.4.2.26 Use Case Scenario Mengubah KPI Unit
Tabel 4.28 Use Case Scenario Mengubah KPI Unit
Flow of Events untuk Mengubah KPI Unit Objective Use case ini berguna untuk mengubah data KPI unit yang
sudah dibuat
Actor Manajemen SDM
Pre-condition Manajemen SDM masuk ke dalam halaman KPI unit
Main Flow o Manajemen SDM memilih menu ubah pada data yang dipilih
53
o Sistem menampilkan form perubahan data o Manajemen SDM melakukan perubahan data yang
diperlukan o Manajemen SDM menyimpan data perubahan
dengan menekan tombol simpan
Alternatif Flow -
Post-condition Data KPI unit penilaian kinerja yang dipilih berhasil diubah
4.4.2.27 Use Case Scenario Menghapus KPI Unit
Tabel 4.29 Use Case Scenario Menghapus KPI Unit
Flow of Events untuk Menghapus KPI Unit
Objective Use case ini berguna untuk menghapus KPI unit yang telah dibuat
Actor Manajemen SDM Pre-condition Manajemen SDM masuk ke dalam halaman KPI unit
Main Flow o Manajemen SDM memilih menu hapus pada data yang dipilih
o Sistem menampilkan peringatan konfirmasi hapus o Manajemen SDM mengkonfirmasi untuk menghapus
KPI unit dengan menekan tombol OK
Alternatif Flow -
Post-condition Data KPI unit penilain kinerja yang dipilih berhasil dihapus
4.4.2.28 Use Case Scenario Melihat Data Penilaian Kinerja Seluruh Karyawan
Tabel 4.30 Use Case Scenario Melihat Data Penilaian Kinerja Seluruh Karyawan
Flow of Events untuk Melihat Data Penilaian Kinerja Seluruh Karyawan
Objective Use case ini berguna untuk melihat melihat data penilaian kinerja seluruh karyawan
Actor Manajemen SDM
Pre-condition Manajemen SDM masuk ke dalam halaman performance appraisal
Main Flow o Manajemen SDM memilih menu All Appraisal
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem menampilkan penilaian kinerja seluruh karyawan
4.4.2.29 Use Case Scenario Menghapus Data Penilaian Kinerja Karyawan
Tabel 4.31 Use Case Scenario Menghapus Data Penilaian Kinerja Karyawan
Flow of Events untuk Menghapus Data Penilaian Kinerja Karyawan
Objective Use case ini berguna untuk menghapus melihat data penilaian kinerja karyawan
Actor Manajemen SDM
54
Pre-condition Manajemen SDM masuk ke dalam halaman All Appraisal Main Flow o Manajemen SDM memilih menu hapus pada data
yang dipilih o Sistem menampilkan peringatan konfirmasi hapus o Manajemen SDM mengkonfirmasi untuk menghapus
penilaian kinerja yang dipilih dengan menekan tombol OK
Alternatif Flow -
Post-condition Data penilain kinerja dari karyawan yang dipilih berhasil dihapus
4.4.2.30 Use Case Scenario Melihat Data Penilaian Kinerja Pribadi
Tabel 4.32 Use Case Scenario Melihat Data Penilaian Kinerja Pribadi
Flow of Events untuk Melihat Data Penilaian Kinerja Seluruh Pribadi
Objective Use case ini berguna untuk melihat melihat data penilaian kinerja diri sendiri
Actor Karyawan
Pre-condition Karyawan masuk ke dalam halaman performance appraisal
Main Flow o Manajemen SDM memilih menu My Appraisal
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem menampilkan penilaian kinerja diri sendiri
4.4.2.31 Use Case Scenario Melihat Pertanyaan Tes Psikologi MBTI
Tabel 4.33 Use Case Scenario Melihat Pertanyaan Tes Psikologi MBTI
Flow of Events untuk Melihat Pertanyaan Tes Psikologi MBTI
Objective Use case ini berguna untuk melihat pertanyaan tes psikologi MBTI
Actor Manajemen SDM Pre-condition Manajemen SDM sudah melakukan login
Main Flow o Manajemen SDM memilih menu MBTI o Manajemen SDM memilih menu Question Data
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem menampilkan pertanyaan tes psikologi MBTI
4.4.2.32 Use Case Scenario Mengubah Pertanyaan Tes Psikologi MBTI
Tabel 4.34 Use Case Scenario Mengubah Pertanyaan Tes Psikologi MBTI
Flow of Events untuk Mengubah Pertanyaan Tes Psikologi MBTI
Objective Use case ini berguna untuk mengubah pertanyaan tes psikologi MBTI jika ada penulisan pertanyaan yang salah
Actor Manajemen SDM
55
Pre-condition Manajemen SDM masuk ke dalam halaman Question Data MBTI
Main Flow o Manajemen SDM memilih menu ubah pada data yang dipilih
o Sistem menampilkan form perubahan data o Manajemen SDM melakukan perubahan data yang
diperlukan o Manajemen SDM menyimpan data perubahan
dengan menekan tombol simpan
Alternatif Flow -
Post-condition Data pertanyaan tes psikologi berhasil diubah
4.4.2.33 Use Case Scenario Melihat Hasil Tes Psikologi MBTI
Tabel 4.35 Use Case Scenario Melihat Hasil Tes Psikologi MBTI
Flow of Events untuk Melihat Hasil Tes Psikologi MBTI
Objective Use case ini berguna untuk melihat hasil tes psikologi MBTI seluruh karyawan
Actor Manajemen SDM
Pre-condition Manajemen SDM sudah melakukan login
Main Flow o Manajemen SDM memilih menu MBTI o Manajemen SDM memilih menu Test Data
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem menampilkan hasil tes psikologi MBTI dari seluruh karyawan yang telah melakukan tes
4.4.2.34 Use Case Scenario Menghapus Hasil Tes Psikologi MBTI
Tabel 4.36 Use Case Scenario Menghapus Hasil Tes Psikologi MBTI
Flow of Events untuk Menghapus Hasil Tes Psikologi MBTI
Objective Use case ini berguna untuk menghapus hasil tes psikologi MBTI karyawan
Actor Manajemen SDM
Pre-condition Manajemen SDM masuk ke dalam halaman Test Data MBTI
Main Flow o Manajemen SDM memilih menu hapus pada data yang dipilih
o Sistem menampilkan peringatan konfirmasi hapus o Manajemen SDM melngkonfirmasi untuk melakukan
penghapusan data dengan menekan tombol OK
Alternatif Flow -
Post-condition Data hasil tes psikologi dari karyawan yang dipilih berhasil dihapus
56
4.4.2.35 Use Case Scenario Melihat Hasil Tes Psikologi MBTI Diri Sendiri
Tabel 4.37 Use Case Scenario Melihat Hasil Tes Psikologi MBTI Diri Sendiri
Flow of Events untuk Melihat Hasil Tes Psikologi MBTI Diri Sendiri
Objective Use case ini berguna untuk melihat hasil tes psikologi MBTI diri sendiri
Actor Karyawan
Pre-condition Karyawan sudah melakukan login Main Flow o Karyawan memilih menu MBTI
o Karyawan memilih menu My Test Data
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem menampilkan hasil tes psikologi MBTI dari karyawan itu sendiri
4.4.2.36 Use Case Scenario Melakukan Tes Psikologi MBTI
Tabel 4.38 Use Case Scenario Melakukan Tes Psikologi MBTI
Flow of Events untuk Melakukan Tes Psikologi MBTI
Objective Use case ini berguna untuk melakukan tes psikologi dari masing-masing karyawan
Actor Karyawan
Pre-condition Karyawan masuk ke dalam halaman MBTI Main Flow o Karyawan memilih menu mulai tes
Alternatif Flow - Jika sudah melakukan tes makan menu mulai tes tidak bisa di klik
Post-condition Sistem akan menampilkan soal tes psikologi MBTI
4.4.2.37 Use Case Scenario Menilai Hasil Tes MBTI
Tabel 4.39 Use Case Scenario Menilai Hasil Tes MBTI
Flow of Events untuk Menilai Hasil Tes MBTI
Objective Use case ini berguna untuk melakukan penilaian terhadap tes psikologi yang dilakukan karyawan
Actor Karyawan
Pre-condition Karyawan masuk ke dalam halaman tes MBTI
Main Flow o Karyawan melakukan pengisian soal dengan waktu 1,5 jam
o Karyawan men-submit tes yang telah dikerjakan
Alternatif Flow Jika melewati waktu yang telah ditentukan maka sistem akan men-submit tes secara otomatis
Post-condition Nilai hasil tes akan disimpan dan dihitung untuk mendapatkan hasil tesnya
57
4.4.2.38 Use Case Scenario Melihat Data Pada Master Data
Tabel 4.40 Use Case Scenario Melihat Data Pada Master Data
Flow of Events untuk Melihat Data Pada Master Data
Objective Use case ini berguna untuk melihat data yang ada pada master data
Actor Admin
Pre-condition Admin sudah melakukan login Main Flow o Admin memilih menu master data
o Admin memilih kategori master data yang akan dilihat
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem menampilakan master data yang dipilih
4.4.2.39 Use Case Scenario Menambahkan Data Pada Master Data
Tabel 4.41 Use Case Scenario Menambahkan Data Pada Master Data
Flow of Events untuk Menambahkan Data Pada Master Data
Objective Use case ini berguna untuk menambahkan data yang ada pada master data
Actor Admin
Pre-condition Admin sudah masuk kedalam halaman kategori master data yang dipilih
Main Flow o Admin memilih menu Add Data o Sistem menampilkan form penambahan data o Admin mengisi data yang diperlukan o Admin menyimpan data penambahan dengan
menekan tombol simpan
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem menyimpan data yang telah dimasukkan oleh Admin ke dalam database
4.4.2.40 Use Case Scenario Mengubah Data Pada Master Data
Tabel 4.42 Use Case Scenario Mengubah Data Pada Master Data
Flow of Events untuk Mengubah Data Pada Master Data
Objective Use case ini berguna untuk mengubah data yang ada pada master data
Actor Admin Pre-condition Admin sudah masuk kedalam halaman kategori master
data yang dipilih Main Flow o Admin memilih menu ubah pada data yang dipilih
o Sistem menampilkan form perubahan data o Admin mengubah data yang diperlukan
58
o Admin menyimpan data perubahan dengan menekan tombol simpan
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem menyimpan data yang telah diubah oleh Admin ke dalam database
4.4.2.41 Use Case Scenario Menghapus Data Pada Master Data
Tabel 4.43 Use Case Scenario Menghapus Data Pada Master Data
Flow of Events untuk Menghapus Data Pada Master Data
Objective Use case ini berguna untuk menghapus data yang ada pada master data
Actor Admin
Pre-condition Admin sudah masuk kedalam halaman kategori master data yang dipilih
Main Flow o Admin memilih menu hapus pada data yang dipilih o Sistem menampilkan peringatan konfirmasi hapus o Admin mengkonfirmasi penghapusan data dengan
menekan tombol OK
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem mneghapus data yang telah dihapus oleh Admin dari database
4.4.2.42 Use Case Scenario Sinkron Data dari SAP
Tabel 4.44 Use Case Scenario Sinkron Data ke SAP
Flow of Events untuk Sinkron Data dari SAP
Objective Use case ini berguna untuk melakukan sinkron data dari database aplikasi SAP ke aplikasi Talent Management System
Actor Admin
Pre-condition Admin masuk ke dalam jenis menu master data yang dipilih
Main Flow o Admin memilih menu Sync Data from SAP
Alternatif Flow Jika terjadi kesalahan pada sistem SAP maka sistem akan memunculkan pesan status kesalahan
Post-condition Data pada master data yang dipilih sudah tersinkron dari SAP
4.4.2.43 Use Case Scenario Sinkron Data ke SAP
Tabel 4.45 Use Case Scenario Sinkron Data ke SAP
Flow of Events untuk Sinkron Data ke SAP
59
Objective Use case ini berguna untuk melakukan sinkron data dari database aplikasi Talent Management System ke aplikasi SAP.
Actor Admin
Pre-condition Admin masuk ke dalam jenis menu master data yang dipilih
Main Flow o Admin memilih menu Sync Data to SAP
Alternatif Flow Jika terjadi kesalahan pada sistem SAP maka sistem akan memunculkan pesan status kesalahan
Post-condition Data pada master data yang dipilih sudah tersinkron ke SAP
4.4.2.44 Use Case Scenario Melihat Grafik Talent Pool Seluruh Karyawan
Tabel 4.46 Use Case Scenario Melihat Grafik Talent Pool Seluruh Karyawan
Flow of Events untuk melihat grafik talent pool seluruh karyawan
Objective Use case ini berguna untuk melihat grafik indeks talent pool seluruh karyawan yang telah dicapai
Actor Manajemen SDM
Pre-condition Manajemen SDM sudah melakukan login
Main Flow o Manajemen SDM memilih menu dashboard o Karyawan memilih menu data grafik
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem menampilkan grafik indeks talent pool yang telah dicapai seluruh karyawan
4.4.2.45 Use Case Scenario Melihat Tabel Penilaian Seluruh Karyawan
Tabel 4.47 Use Case Scenario Melihat Tabel Penilaian Seluruh Karyawan
Flow of Events untuk melihat Tabel Penilaian Seluruh Karyawan
Objective Use case ini berguna untuk melihat Tabel Penilaian seluruh karyawan yang telah dicapai
Actor Manajemen SDM
Pre-condition Manajemen SDM sudah melakukan login
Main Flow o Manajemen SDM memilih menu dashboard o Karyawan memilih menu data tabel
Alternatif Flow -
Post-condition Sistem menampilkan tabel penilaian yang telah dicapai seluruh karyawan
4.4.2.46 Use Case Scenario Melihat Dashboard
Tabel 4.48 Use Case Scenario Melihat Dashboard
Flow of Events untuk melihat dashboard
60
Objective Use case ini berguna untuk melihat hasil tes seluruh karyawan termasuk grafik talent pool seluruh karyawan
Actor Manajemen SDM Pre-condition Manajemen SDM sudah melakukan login
Main Flow o Manajemen SDM atau Admin memilih menu Dashboard
Alternatif Flow -
Post-condition Manajemen SDM atau Admin masuk ke dalam halaman Dashboard
4.4.2.47 Use Case Scenario Mengubah Previlege User
Tabel 4.49 Use Case Scenario Mengubah Previlege User
Flow of Events untuk Memasukkan Nilai KPI
Objective Use case ini berguna untuk mengubah previlege yang ada pada sistem seperti karyawan, Manajemen SDM, dan Admin
Actor Admin
Pre-condition Admin masuk ke dalam halaman setting previlege
Main Flow o Admin memilih karyawan yang ada o Admin mengubah jenis previlege sebelumnya
dengan yang baru o Admin men-submit previlege baru karyawan yang
dipilih
Alternatif Flow -
Post-condition Jenis Previlege User sudah berubah
4.5 Pembahasan Hasil Analisis Kebutuhan
Dari analisis kebutuhan yang dilakukan, sistem ini menghasilkan 47 kebutuhan yang dapat membantu mengelola manajemen talenta karyawan pada PT KAI. Dari 47 kebutuhan, didapat kebutuhan yang dapat dilakukan oleh karyawan, Manajemen SDM, Admin, dan Timer. Kebutuhan-kebutuhan tersebut sudah mencakup metode-metode yang digunakan untuk memberikan solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada. Kebutuhan-kebutuhan tersebut diantaranya adalah melakukan penilaian dengan metode BSC dan Metode 360 Derajat, serta penilaian hasil tes psikologi MBTI. Selain itu juga kebutuhan dalam mengintegrasikan data dengan aplikasi SAP Netweaver dengan melakukakan sinkronisasi.
61
BAB 5 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Perancangan Sistem
Setelah proses analisis kebutuhan selesai dilakukan, tahap berikutnya
adalah perancangan. Perancangan dilakukan berdasarkan hasil dari analisis
kebutuhan yang telah dilakukan. Proses perancangan Talent Management System
yang terintegrasi dengan SAP Netweaver ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu
melakukan pemodelan sequence diagram, pemodelan class diagram,
perancangan komponen, perancangan data, dan perancangan antarmuka.
5.1.1 Pemodelan Sequence diagram
Pada pemodelan sequence diagram menjelaskan urutan proses yang
terjadi untuk mencapai suatu kebutuhan sistem. Objek-objek pada sequence
diagram merupakan hasil identifikasi dari spesifikasi kebutuhan dan use case
scenario yang ada pada tahap analisis kebutuhan. Setiap sequence diagram
menggambarkan setiap use case yang ada. Sehingga diperoleh 47 sequence
diagram yang harus dibuat. Namun hanya 12 sequence diagram yang akan
ditampilkan sebagai sampel. Pemodelan sequence diagram tersebut dijelaskan
pada sub-sub bab dibawah ini.
5.1.1.1 Sequence diagram Melihat Profil
Gambar 5.1 Sequence Diagram Melihat Profil
62
Dalam Sequence diagram melihat profil, karyawan cukup memilih menu
profil. Setelah karyawan memilih menu profil maka sistem akan memanggil fungsi
akun() pada controller employee. Kemudian controller employee meminta data
penilaian pribadinya menggunakan fungsi getMyAppraisal() pada Entity
Talentpoolmodel yang hasilnya dikembalikan langsung ke controller. Kemudian
Sistem akan meminta beberapa data seperti nilai kinerja, kompetensi, talentpool,
dan hasil tes MBTI pribadi ke entity EmployeeModel yang hasilnya akan
dikembalikan ke controller. Kemudian controller memanggil boundary bg_profile
untuk menampilkan data-data yang telah diminta controller di halaman profil.
5.1.1.2 Sequence diagram Menilai Kompetensi
Gambar 5.2 Sequence Diagram Menilai Kompetensi
Dalam sequence diagram menilai kompetensi, karyawan harus masuk
terlebih dahulu ke dalam halaman competency appraisal. Kemudian memilih
menu isi kuesioner pada halaman tersebut. Setelah memilih menu tersebut,
karyawan akan diarahkan ke halaman isi kuesioner yang menampilkan data
karyawan yang bisa dinilai, yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu, atasan,
63
bawahan, peer, dan diri sendiri. Kemudian karyawan bisa mengisi kuesionernya
pada tiap karyawan yang dipilihnya. Setelah menjawab kuesionernya, maka
karyawan bisa melakukan submit pada kuesiner tersebut. Pada saat melakukan
submit, maka sistem akan memangil fungsi add_data_test() pada contoller
metode360 untuk dilakukan penambahan data tes dengan memanggil fungsi
save() pada entity Metodo360model. Setelah itu dilakukan perhitungan tes
dengan memanggil fungsi hitung_tes() pada controller. Setalah dilakukan
penghitungan tes, sistem akan mengarahkan kembali ke halaman isi kuesioner
5.1.1.3 Sequence diagram Memasukkan Nilai KPI
Gambar 5.3 Sequence Diagram Memasukkan Nilai Kpi
Dalam sequence diagram memasukkan nilai KPI , karyawan harus masuk
terlebih dahulu ke dalam halaman performance appraisal. Kemudian memilih
menu Entry KPI pada halaman tersebut. Setelah memilih menu tersebut,
karyawan akan diarahkan ke halaman entry KPI yang menampilkan KPI yang harus
64
dikerjakan dan dinilai. Setelah dilakukan pengisian nilai KPI oleh karyawan yang
bersangkutan, maka nilai tersebut bisa disimpan. Dalam proses penyimpanan ini
boundary akan memanggil fungsi kpi_entry() pada controller BSC. Kemudian data
nilai akan diperbarui ke database dengan memanggil fungsi update() pada entity
Bscmodel. Setelah itu diarahkan ke fungsi index() untuk menampilkan halaman
performance appraisal kembali.
5.1.1.4 Sequence diagram Menetapkan KPI
Gambar 5.4 Sequence Diagram Menetapkan Kpi
Dalam sequence diagram menetapkan Nilai KPI , karyawan harus masuk
terlebih dahulu ke dalam halaman performance appraisal. Kemudian memilih
menu assign KPI pada halaman tersebut. Setelah memilih menu tersebut,
karyawan akan diarahkan ke halaman assign KPI. Karyawan harus memilih
bawahan terlebih dahulu untuk dilakukan penetapan KPI. Setelah memilih
65
bawahan maka akan boundary akan menampilkan data KPI yang sudah diberikan
ke bawahan dan daftar KPI yang akan di tetapkan ke bawahan. Karyawan harus
memilih KPI yang akan ditetapkan setelah itu baru bisa men-submit KPI yang telah
dipilih. Dalam proses penetapan KPI ini boundary akan memanggil fungsi
kpi_assign() pada controller BSC. Selanjutnya data akan disimpan ke database
dengan memanggil fungsi save() pada entity Bscmodel. Setelah itu diarahkan ke
fungsi index() untuk menampilkan halaman performance appraisal kembali.
5.1.1.5 Sequence diagram Menetapkan Target KPI
Gambar 5.5 Sequence Diagram Menetapkan Target Kpi
Dalam sequence diagram menetapkan target KPI , karyawan harus masuk
terlebih dahulu ke dalam halaman performance appraisal. Kemudian memilih
menu Target KPI pada halaman tersebut. Setelah memilih menu tersebut,
karyawan akan diarahkan ke halaman Target KPI yang menampilkan KPI yang
harus dikerjakan oleh bawahan. Karyawan bisa mengisi nilai target pada masing-
masing KPI yang ada. Nilai target ini merupakan nilai yang sudah disepakati oleh
kedua belah pihak yang bersangkutan. Setelah dilakukan pengisian target KPI,
66
maka nilai tersebut bisa disimpan. Dalam proses penyimpanan ini boundary akan
memanggil fungsi kpi_save_target() pada controller BSC. Selanjutnya data target
KPI akan diperbarui ke database dengan memanggil fungsi update() pada entity
Bscmodel. Setelah itu diarahkan ke fungsi index() untuk menampilkan halaman
performance appraisal kembali.
5.1.1.6 Sequence diagram Menyetujui KPI
Gambar 5.6 Sequence Diagram Menyetujui KPI
Dalam sequence diagram menyetujui KPI , karyawan harus masuk terlebih
dahulu ke dalam halaman performance appraisal. Kemudian memilih menu
Approve KPI pada halaman tersebut. Setelah memilih menu tersebut, karyawan
akan diarahkan ke halaman Approve KPI yang menampilkan KPI yang sudah
dikerjakan oleh bawahannya. Pada proses ini Karyawan bisa memilih untuk
menyetujui nilai KPI yang sudah dicapai bawahannya dengan memasukkan nilai
yang disetujui dan komentar terhadap nilai persetujuan tersebut. Setelah
67
dilakukan pengisian tersebut, maka bisa dilakukan persetujuan terhadap KPI
tersebut. Dalam proses persetujuan ini boundary akan memanggil fungsi
kpi_approve() pada controller BSC. Selanjutnya data nilai akan diperbarui ke
database dengan memanggil fungsi update() pada entity Bscmodel. Setelah itu
diarahkan ke fungsi index() untuk menampilkan halaman performance appraisal
kembali.
5.1.1.7 Sequence diagram Menyimpan Persetujuan Sementara KPI
Gambar 5.7 Sequence Diagram Menyimpan Persetujuan Sementara KPI
Dalam sequence diagram menyimpan persetujuan sementara KPI, tidak
banyak berbeda dengan sequence diagram menyetujui KPI. Hanya saja karyawan
hanya memilih menu simpan pada halaman approve KPI.
68
5.1.1.8 Sequence diagram Menilai Hasil Tes MBTI
Gambar 5.8 Sequence Diagram Menilai Hasil Tes MBTI
Dalam sequence diagram menilai hasil tes MBTI, karyawan harus masuk
terlebih dahulu ke dalam halaman utama MBTI, setelah itu bisa memilih menu
mulai tes. Selanjtnya karyawan akan diarahkan kehalaman tes. Dengan
menampilkan soal-soal yang harus dijawab. Setelah melakukan pengisian jawaban
tes, maka karyawan bisa men-submit tes tersebut. Kemudian boundary akan
memanggil fungsi Add_data_test() pada controller MBTI untuk dilakukan
perhitungan tes psikologi MBTI. Setelah itu dilakukan penyimpanan ke dalam
database dengan memanggil fungsi save() pada entity Mbtimodel. Kemudian
memanggil fungsi index() untuk masuk kembali kehalaman utama MBTI
69
5.1.1.9 Sequence diagram Membuat KPI Unit
Gambar 5.9 Sequence Diagram Membuat KPI Unit
Dalam sequence diagram membuat KPI unit, Manajemen SDM harus
masuk terlebih dahulu ke dalam halaman performance appraisal. Kemudian
memilih menu create KPI Unit pada halaman tersebut. Setelah memilih menu
tersebut , Manajemen SDM akan diarahkan ke halaman create KPI unit. Disini
Manajemen SDM harus memilih jenis perspektif BSC yang akan dibuat KPI-nya.
Setelah memilih maka boundary akan menampilkan form berupa target stratefy
dan nama KPI yang harus diisi. Setelah form tersebut diisi maka bisa men-submit
KPI unit yang telah dibuat. Disini boundary akan memanggil fungsi kpiunit_save()
pada contoller Bsc. Kemudian data disimpan dengan memanggil fungsi save pada
entity Bscmodel. Dan yang terakhir controller akan memanggil fungsi index() untuk
menampilkan kembali halaman performance appraisal
70
5.1.1.10 Sequence diagram Sinkron Data ke SAP
Gambar 5.10 Sequence Diagram Sinkron Data ke SAP
Dalam sequence diagram sinkron data ke SAP, Admin harus masuk terlebih
dahulu ke dalam halaman master data, setelah itu bisa memilih menu sinkron data
ke SAP. Dalam menu tersebut tersedia jenis data yang bisa disinkron ke SAP. Salah
satunya adalah data employee atau karyawan. Pada tahap ini boundary akan
memanggil fungsi synchronize_employee_to_SAP(). Yang kemudian akan
memanggil seluruh data ke dalam entity EmployeeModel untuk dilakukan
pengecekan dengan data SAP dengan menggunakan fungsi ZTM_GETDATA pada
entity SAP. Jika datanya kosong maka dilakukan penambahan data dengan
memanggil fungsi ZTM_INSERTDATA_EMP pada entity SAP. Kemudian data akan
di import menggunakan fungsi ImportVars() dan Call(). Setalah itu controller
memanggil fungsi viewEmployee untuk menampikan kembali halaman master
data employee. Jika data yang dicek tadi tidak kosong maka fungsi yang dipanggil
ke entity SAP adalah ZTM_UPDATEDATA_EMP.
71
5.1.1.11 Sequence diagram Mengubah Previlege User
Gambar 5.11 Sequence Diagram Mengubah Previlege User
Dalam sequence diagram mengubah previlege user, Admin harus masuk terlebih
dahulu ke halaman setting previlege. Setelah itu memilih karyawan yang akan
diganti previlege-nya. Setelah memilih karyawan yang sudah diganti previlegenya,
Admin harus menyimpan perubahan tersebut. Pada tahap ini boundary akan
memanggil fungsi simpan_previlege() pada controller Admin. Yang kemudian data
perubahan tersebut di update dengan memenggil fungsi update() pada entity
EmployeeModel. Setelah itu controller memanggil fungsi ViewPrevilegeUser()
untuk menampilkan kembali halaman setting previlege.
72
5.1.1.12 Sequence diagram Melihat Dashboard
Gambar 5.12 Sequence Diagram Melihat Dashboard
Dalam Sequence diagram melihat Dashboard, Manajemen SDM cukup memilih menu Dashboard atau logo nama aplikasi. Setelah memilih menu tersebut maka sistem akan memanggil fungsi index() pada controller HR. Kemudian meminta data penilaian sluruh karyawan menggunakan fungsi getAllAppraisal() pada Entity Talentpoolmodel yang hasilnya dikembalikan langsung ke controller. Kemudian controller memanggil boundary bg_home untuk menampilkan data-data yang telah diminta controller di halaman Dashboard.
5.1.2 Pemodelan Class diagram
Pemodelan class diagram dilakukan untuk menggambarkan objek-objek
yang terbentuk dan relasi antara objek-objek tersebut. Class diagram pada
perancangan ini dibagi menjadi dua sub bab yaitu perancangan umum dan
perancangan detail. Pada perancangan umum menjelaskan relasi antar klas.
Sedangkan pada perancangan detail akan menjelaskan class diagram pada
controller dan model dengan menunjukkan atribut dan operasinya.
5.1.2.1 Perancangan Umum
Perancangan umum dilakukan untuk mendeskripsikan objek-objek yang
terbentuk beserta relasi-relasinya. Pemodelan klas diagram pada perancangan
umum digambarkan melalui Gambar 5.13.
73
Gambar 5.13 Class Diagram Perancangan Umum
Dalam class diagram pada Gambar 5.13, terdapat 2 klas induk yaitu klas
CI_Controller dan CI_Model. Masing-masing mempunyai klas turunan yang
berjumlah 8 untuk klas CI_Controller dan 6 untuk klas CI_Model. Klas turunan pada
CI_Controller mempunyai hubungan asosiasi terhadap klas turunan CI_Model.
Dan klas turunan CI_Controller juga mempunyai hubungan asosiasi dengan klas-
klas boundary/view. Klas MasterData mempunyai hubungan asosiasi dengan klas
SAPConnection. Klas tersebut merupakan klas turunan dari klas SAP. Selain itu klas
SAP juga memiliki klas turunan lain yaitu SAPFunction dan SAPTable.
5.1.2.2 Perancangan Detail
Pada perancangan detail menjelaskan class diagram pada klas-klas controller,
klas-klas model, dan klas SAP RFC. Class diagram pada contoller mempunyai 8 klas
yang meng-extends klas CI_Controller. Klas-klas tersebut diantaranya adalah
Admin, Hr, Employee, MasterData, Metode360, BSC, Mbti, dan Web. Class
diagram pada klas-klas controller ini digambarkan pada Gambar 5.14.
74
Gambar 5.14 Class Diagram Pada Controller
Class diagram pada model mempunyai 6 klas yang meng-extends klas
CI_Model. Klas-klas tersebut diantaranya adalah EmployeeModel,
TalentPoolModel, BscModel, MbtiModel, Metode360Model, dan
MasterDataModel. Pada class diagram model terdapat klas-klas yang mempunyai
hubungan asosiasi, yaitu klas MasterData dengan klas EmployeeModel, klas
EmployeeModel dengan klas TalentpoolModel, dan klas Talentpoolmodel dengan
klas-klas Bscmodel, Metode360model, dan Mbtimodel . Class diagram pada klas-
klas model ini digambarkan pada Gambar 5.15.
75
Gambar 5.15 Class Diagram Pada Model
Pada Class diagram SAP RFC mempunyai beberapa klas yang diantaranya
adalah SAP, SAPTable, SAPFunction, dan SAPConnection. SAPTable, SAPFunction,
dan SAPConnection merupakan klas turunan dari klas SAP. Class diagram SAP RFC
ini merupakan susunan klas yang terdapat pada library SAP RFC. Klas-klas SAP RFC
ini akan digunakan apabila sistem yang dibuat membutuhkan koneksi terhadap
aplikasi SAP NetWeaver untuk melakukan manipulasi data. Class diagram SAP RFC
ini digambarkan pada Gambar 5.16
76
Gambar 5.16 Class Diagram Pada Library SAP RFC
5.1.3 Perancangan Komponen
Perancangan komponen menggambarkan rincian sub-sistem dari setiap komponen perangkat lunak. Untuk mencapai hal ini, perancangan komponen harus mendefinisikan struktur data untuk semua objek data lokal dan rincian algoritme untuk proses yang terjadi di dalam komponen. Dalam perancangan komponen ini dipilih satu algoritme dari setiap klas pada controller.
5.1.3.1 Perancangan Komponen Klas Admin
Nama Operasi : Simpan_akun()
Algoritme :
inisialisasi variabel cek = session [logged_in]
inisialisasi variabel stts = session [stts]
if ( cek not empty and stts = “admin”) then
inisialisasi username, pass_lama, pass_baru, ulangi_pass
inisialisasi data[pernr] = username
inisialisasi data[password] = pass_lama
77
inisialisasi cek = ambil data user dari database berdasarkan array data
if (cek > 0 ) then
if(pass_baru = ulangi_pass) then
inisialisasi simpan[password] = pass_baru
simpan password ke database user dimana pernr = Data[pernr]
set flashdata “Berhasil Ganti Password”
menampilkan halaman profil else
set flashdata “Password Baru Tidak Sama”
menampilkan halaman profil
endif
else
set flashdata “Password Baru Tidak Sama”
menampilkan halaman profil
endif
else
menampilkan halaman login
endif
5.1.3.2 Perancangan Komponen Klas Hr
Nama Operasi : index()
Algoritme :
inisialisasi variabel cek = session [logged_in]
inisialisasi variabel stts = session [stts]
if ( cek not empty && stts= “hr”) then
inisialisasi session
bc[tp] = ambil data semua penilaian
menampilkan halaman dashboard
else
menampilkan halaman login
endif
5.1.3.3 Perancangan Komponen Klas Employee
Nama Operasi : akun()
78
Algoritme :
inisialisasi variabel cek = session [logged_in]
inisialisasi variabel stts = session [stts]
if ( cek not empty && stts= “employee”) then
inisialisasi session
bc[empdata] = ambil data employee pribadi
bc[tp] = ambil data penilaian pribadi
bc[performance] = ambil data nilai performance pribadi
bc[competency] = ambil data nilai competency pribadi
bc[talentpool'] = ambil data talent pool index pribadi
bc[hasilpribadi'] = ambil data hasil tes MBTI pribadi
menampilkan halaman profil dan data bc
else
menampilkan halaman login
endif
5.1.3.4 Perancangan Komponen Klas Metode360
Nama Operasi : isikuisioner()
Algoritme :
Inisialisisi variabel cek, stts, pernr, atasan ;
Inisialisasi variabel penilai 1 = get atasan
Inisialisasi variabel penilai 2 = get peer
Inisialisasi variabel penilai 3 = get bawahan
Inisialisasi variabel penilai 4 = get dirisendiri
if(cek not empty and stts = “admin”)then
getData(kuesioner)
menampilkan halaman kuesioner admin
elseif(cek not empty and stts = “hr”)then
getData(kuesioner)
menampilkan halaman kuesioner hr
elseif(cek not empty and stts = “employee”)then
getData(kuesioner)
79
menampilkan halaman kuesioner employee
else
menampilkan halaman login
endif
5.1.3.5 Perancangan Komponen Klas BSC
Nama Operasi : kpi_assign()
Algoritme :
simpan[PERNR] = post[pernr];
simpan[KPI_ID] = post[kpi_id];
kpiuser=ambil data BSC_kpi_user yang sama dengan simpan[]
if(kpiuser==0) then
insert = simpan data ke tabel BSC_kpi_user, tabel BSC_kpientry, tabel BSC_kpitarget
set flashdata “berhasil input target!”
menampilkan halaman BSC
else
set flashdata “KPI sudah ada, pilih KPI yang berbeda”
menampilkan halaman BSC
endif
5.1.3.6 Perancangan Komponen Klas MBTI
Nama Operasi : add_data_test()
Algoritme :
For count =1 to 60
soal[count]= post[opsino+count]
End for
val = implode("", soal)
i = substr_count(val, "1")
e = substr_count(val, "2")
s = substr_count(val, "3")
n = substr_count(val, "4")
t = substr_count(val, "5")
80
f = substr_count(val, "6")
j = substr_count(val, "7")
p = substr_count(val, "8")
if (i > e) then
hasil1 = "I"
else
hasil1 = "E"
endif
if (s > n) then
hasil2 = "S"
else
hasil2 = "N"
endif
if (t > f) then
hasil3 = "T"
else
hasil3 = "F"
endif
if (j > p) then
hasil4 = "J"
else
hasil4 = "P"
endif
file=array[ data jawaban dari soal 1 – 60 dan TIPE = hasil1+hasil2+hasil3+hasil4 ]
data[hasil]= simpan file ke tabel mbti test
menampilkan halaman mbti
5.1.3.7 Perancangan Komponen Klas MasterData
Nama Operasi : synchronize_employee_to _SAP()
Algoritme :
inisialisasi variabel cek = session [logged_in]
81
inisialisasi variabel stts = session [stts]
if ( cek not empty and stts= “admin”) then
load library sap
instansiasi SAP conncection
Connect()
if (GetStatus() == SAPRFC_OK ) then
Open ()
endif
if (GetStatus() != SAPRFC_OK ) then
PrintStatus()
exit
endif
call getAllDataEmployee()
inisialisasi seluruh data employee
instansiasi variabel fcek dengan memanggil fungsi ZTM_GETDATA
if (fcek == false ) then
PrintStatus()
exit
endif
inisialisai variable GD_PERNR;
memnggil fungsi Call()
if (GetStatus() == SAPRFC_OK) then
if (COUNTEMP == 0) then
instansiasi variabel fcei dengan memanggil fungsi ZTM_INSERTDATA
if (fcei == false ) then
PrintStatus();
exit;
endif
inisialisasi seluruh variabel SAP
memanggil fungsi ImportVars()
memanggil fungsi Call()
Else
82
instansiasi variabel fceu dengan memanggil fungsi ZTM_UPDATEDATA
if (fceu == false ) then
PrintStatus();
exit;
endif
inisialisasi seluruh variabel SAP
memanggil fungsi ImportVars()
memnggil fungsi Call()
Endif
Endif
Set flashdata “Data Synchronized!”
Menampilkan halaman masterdata employee
else
Menampilkan halaman login
endif
5.1.3.8 Perancangan Komponen Klas Web
Nama Operasi : index()
Algoritme :
cek = session[logged_in]
if(empty(cek))then
d[judul] = "Login | TMS"
menampilkan halaman login
else
st = session[stts]
if(st=='employee')then
menampilkan halaman employee else if(st=='hr')then
menampilkan halaman hr
else if(st=='admin')
menampilkan halaman admin
Endif
Endif
83
5.1.4 Perancangan Data
Pada perancangan data akan dilakukakan menggunakan Entity Relational Diagram (ERD) dan Physical Data Model (PDM). Pada perancangan ERD dibagi menjadi 4 bagian gambar. Hal ini disebabkan karena jumlah tabel yang banyak dan tidak mencukupi untuk dibuat dalam satu gambar. Berikut perancangan ERD yang akan dijelaskan pada Gambar 5.17 sampai Gambar 5.20.
Gambar 5.17 Perancangan ERD Bagian 1
Gambar 5.18 Perancangan ERD Bagian 2
84
Gambar 5.19 Perancangan ERD Bagian 3
Gambar 5.20 Perancangan ERD Bagian 4
Setelah dilakukan perancangan ERD, langkah berikutnya adalah membuat
perancangan PDM. Jumlah tabel yang akan dibuat sama dengan jumlah entitas
yang telah didefinisikan pada ERD. Perancangan PDM akan dijelaskan pada
Gambar 5.21.
85
Gambar 5.21 Perancangan Physical Data Model (PDM)
Dari perancangan data menggunakan Physical Data Model (PDM) pada
Gambar 5.21, maka dapat dijelaskan struktur dari tabel-tabel tersebut. Berikut
penjelasan dari beberapa struktur tabel yang terbentuk pada perancangan PDM.
Tabel-tabel tersebut diantaranya adalah tabel hrm_employee, hrm_competency,
hrm_performancy, hrm_talentpool, dan mbti_test.
86
Tabel 5.1 Struktur Tabel Hrm_Employee
Nama Kolom Tipe Keterangan
pernr int(8) ID karyawan, digunakan untuk masuk pada
sistem ini
name varchar(80) Nama karyawan
gelar varchar(30) Gelar yang dimiliki karyawan (S.KOM, S.T, dll)
birthdate date Tanggal lahir karyawan
birthplace varchar(40) Tempat Lahir Karyawan
persaid varchar(4) ID Personnel Area karyawan
orguid varchar(8) ID Organization Unit karyawan
jobid varchar(8) ID Job Kerja karyawan
plans varchar(8) ID Jabatan Karyawan
pangkat varchar(5) ID Pangkat karyawan
atasan int(10) ID atasan dari karyawan
tmt_kerja date Tanggal pertama kali kerja
tmt_mutasi date Tanggal terakhir kali mutasi
tmt_pensiun date Tanggal Pensiun
gender_key char(1) ID Jenis kelamin(L/P)
gender_text varchar(15) Jenis Kelamin
lastupdate timestamp Terakhir dilakukan perubahan data.
Tabel 5.2 Struktur Tabel Hrm_Competency
Nama Kolom Tipe Keterangan
idcomp int(8) ID Nilai Kompetensi, menggunakan fungsi auto
increment
pernr int(8) ID Karyawan
competency double Nilai Kompetensi yang diperoleh
87
Tabel 5.3 Struktur Tabel Hrm_Performancy
Nama Kolom Tipe Keterangan
idperf int(8) ID Nilai Kinerja, menggunakan fungsi auto
increment
pernr int(8) ID Karyawan
performance double Nilai kinerja yang diperoleh
Tabel 5.4 Struktur Tabel Hrm_Talentpool
Nama Kolom Tipe Keterangan
tpid int(10) ID index/box posisi talent pool menggunakan
fungsi auto increment
pernr int(8) ID karyawan
tpindex varchar(10) Posisi Index /box posisi talent pool
Tabel 5.5 Struktur Tabel Mbti_Test
Nama Kolom Tipe Keterangan
ID_TEST int(10) ID saat melakukan tes , menggunakan fungsi
auto increment
pernr int(8) ID karyawan
Soal1 double Jawaban dari Soal No 1
Soal2 double Jawaban dari Soal No 2
Soal3 double Jawaban dari Soal No 3
Soal4 double Jawaban dari Soal No 4
Soal5 double Jawaban dari Soal No 5
Soal6 double Jawaban dari Soal No 6
Soal7 double Jawaban dari Soal No 7
Soal8 double Jawaban dari Soal No 8
Soal9 double Jawaban dari Soal No 9
Soal10 double Jawaban dari Soal No 10
Soal11 double Jawaban dari Soal No 11
88
Soal12 double Jawaban dari Soal No 12
Soal13 double Jawaban dari Soal No 13
Soal14 double Jawaban dari Soal No 14
Soal15 double Jawaban dari Soal No 15
Soal16 double Jawaban dari Soal No 16
Soal17 double Jawaban dari Soal No 17
Soal18 double Jawaban dari Soal No 18
Soal19 double Jawaban dari Soal No 19
Soal20 double Jawaban dari Soal No 20
Soal21 double Jawaban dari Soal No 21
Soal22 double Jawaban dari Soal No 22
Soal23 double Jawaban dari Soal No 23
Soal24 double Jawaban dari Soal No 24
Soal25 double Jawaban dari Soal No 25
Soal26 double Jawaban dari Soal No 26
Soal27 double Jawaban dari Soal No 27
Soal28 double Jawaban dari Soal No 28
Soal29 double Jawaban dari Soal No 29
Soal30 double Jawaban dari Soal No 30
Soal31 double Jawaban dari Soal No 31
Soal32 double Jawaban dari Soal No 32
Soal33 double Jawaban dari Soal No 33
Soal34 double Jawaban dari Soal No 34
Soal35 double Jawaban dari Soal No 35
Soal36 double Jawaban dari Soal No 36
Soal37 double Jawaban dari Soal No 37
Soal38 double Jawaban dari Soal No 38
89
Soal39 double Jawaban dari Soal No 39
Soal40 double Jawaban dari Soal No 40
Soal41 double Jawaban dari Soal No 41
Soal42 double Jawaban dari Soal No 42
Soal43 double Jawaban dari Soal No 43
Soal44 double Jawaban dari Soal No 44
Soal45 double Jawaban dari Soal No 45
Soal46 double Jawaban dari Soal No 46
Soal47 double Jawaban dari Soal No 47
Soal48 double Jawaban dari Soal No 48
Soal49 double Jawaban dari Soal No 49
Soal50 double Jawaban dari Soal No 50
Soal51 double Jawaban dari Soal No 51
Soal52 double Jawaban dari Soal No 52
Soal53 double Jawaban dari Soal No 53
Soal54 double Jawaban dari Soal No 54
Soal55 double Jawaban dari Soal No 55
Soal56 double Jawaban dari Soal No 56
Soal57 double Jawaban dari Soal No 57
Soal58 double Jawaban dari Soal No 58
Soal59 double Jawaban dari Soal No 59
Soal60 double Jawaban dari Soal No 60
Tipe varchar(30) Hasil dari tes MBTI , yaitu berupa tipe MBTI
Status int(1) Status sudah melakukan tes
90
5.1.5 Perancangan Antarmuka
Perancangan antarmuka merupakan perancangan tampilan dari sistem yang akan dibuat. Dalam perancangan antarmuka ini akan ditunjukkan beberapa sampel antarmuka seperti antarmuka profil Karyawan, antarmuka Dashboard grafik talentpool seluruh karyawan, antarmuka master data admin, antarmuka pengisian kuesioner kompetensi, antarmuka tes psikologi MBTI dan antarmuka penetapan KPI.
5.1.5.1 Perancangan Antarmuka Profil Karyawan
Perancangan antarmuka profil karyawan akan dijelaskan pada Gambar
5.22, dan Penjelasan Detail dari perancangan antarmuka tersebut dijelaskan pada
Tabel 5.6.
Gambar 5.22 Perancangan Antarmuka Profil Karyawan
Tabel 5.6 Penjelasan Antarmuka Profil Karyawan
No Nama Objek Tipe Keterangan
1 Judul Aplikasi Logo Button Menampilkan judul aplikasi yang berupa logo
2 Profile Navigation menu Menu untuk menampilkan halaman profil
3 Appraisal Navigation menu dropdown
Menu untuk melakukan penilaian BSC, metode360, dan MBTI
1 4 5 2 3
16
11
15
7 8 9 6
10 14
12
13
17
91
4 Clock Text Informasi mengenai waktu terkini
5 Nama Pengguna Menu dropdown Menu untuk menampilkan informasi singkat akun dan menu logout
6 MBTI widget Menampilkan hasil tes psikologi MBTI
7 Talent pool Index Value
widget Menampilkan index talentpool yang dicapai
8 Competency Value widget Menampilkan nilai kompetensi yang telah dicapai
9 Performance Value widget Menampilkan nilai kinerja yang telah dicapai
10 Nama pengguna Widget Area, Text
Menampilkan nama pribadi karyawan
11 Data chart Menu tab Untuk menampilkan menu Chart Talent pool
12 Data table Menu tab Untuk menampilkan menu tabel pribadi karyawan
13 Change Password Menu tab Untuk menampilkan menu change password
14 Title Menu Header menampilkan menu yang sedang aktif
15 Talent pool Content Chart menampikan grafik talent pool
16 Footer Footer Menampilkan informasi berupa nama aplikasi, pencipta, dan versi
17 Header Navigation Bar Menampilkan header aplikasi
5.1.5.2 Perancangan Antarmuka Dashboard Grafik Talent pool Seluruh
Karyawan
Perancangan antarmuka Dashboard grafik talent pool seluruh karyawan
akan dijelaskan pada Gambar 5.23, dan Penjelasan Detail dari perancangan
antarmuka tersebut dijelaskan pada Tabel 5.7.
92
Gambar 5.23 Perancangan Antarmuka Dashboard Grafik Talentpool Seluruh
Karyawan
Tabel 5.7 Penjelasan Antarmuka Dashboard Grafik Talentpool Seluruh
Karyawan
No Nama Objek Tipe Keterangan
1 Judul Aplikasi Logo Button Menampilkan judul aplikasi yang berupa logo
2 Dashboard Navigation menu Menu untuk menampilkan halaman Dashboard
3 Profile Navigation menu Menu untuk menampilkan halaman profil
4 Appraisal Navigation menu dropdown
Menu untuk melakukan penilaian BSC, metode360, dan MBTI
5 Header Navigation Bar Menampilkan header aplikasi
6 Clock Text Informasi mengenai waktu terkini
7 Nama Pengguna Menu dropdown Menu untuk menampilkan informasi singkat akun dan menu logout
2 6 7 3 4
21
11
8
12
13
14
15
16
17
18
19
20
9 10
1 5
93
8 Data chart Menu tab Untuk menampilkan menu Chart Talent pool
9 Data table Menu tab Untuk menampilkan menu tabel pribadi karyawan
10 Talent pool Tab header
Tab bar Menampilkan tab menu disertai informasi Judul Tab
11 Talent pool Content Chart menampikan grafik talent pool
12-20 Talent pool Index info
button Menmpilkan informasi kriteria tiap index talent pool
21 Footer Footer Menampilkan informasi berupa nama aplikasi, pencipta, dan versi
5.1.5.3 Perancangan Antarmuka Master Data Admin
Perancangan antarmuka master data admin akan dijelaskan pada Gambar
5.24, dan Penjelasan detail dari perancangan antarmuka tersebut dijelaskan pada
Tabel 5.8.
Gambar 5.24 Perancangan Antarmuka Master Data Admin
4 5 2
19
13 14 15
1 3
18
16 17
6
7
8
9
10
11
12
94
Tabel 5.8 Penjelasan Antarmuka Master Data Admin
No Nama Objek Tipe Keterangan
1 Judul Aplikasi Logo Button Menampilkan judul aplikasi yang berupa logo
2 Menu Bars Button Menampilkan dan menyembunyikan sidebar menu
3 Header Navigation Bar Menampilkan header aplikasi
4 Clock Text Informasi mengenai waktu terkini
5 Nama Pengguna Menu dropdown Menu untuk menampilkan informasi singkat akun dan menu logout
6 Dashboard Sidebar menu Menu untuk menampilkan halaman Dashboard
7 Profile Sidebar menu Menu untuk menampilkan halaman profil
8 Master Data Sidebar menu dropdown
Untuk menampilkan menu kategori master data yang akan dipilih
9 Menu Master Data Sidebar menu Menampilkan master data yang dipilih
10 Competency Appraisal
Sidebar menu Menu untuk menampilkan penilaian kompetensi
11 Performance Appraisal
Sidebar menu Menu untuk menampilkan penilaian kinerja
12 MBTI Sidebar menu Menu untuk menampilkan penilaian hasil tes MBTI
13 Data table Menu tab Untuk menampilkan menu tabel master data
14 Add data Menu tab Untuk menampilkan menu tambah data
15 Master Data Tab header
Tab bar Menampilkan tab menu disertai informasi Judul Tab
16 Order dropdown Melakukan order pada tabel
17 Search Form text Melakukan pencarian data pada tabel
18 Table Content Table Menampilkan Tabel
95
19 Footer Footer Menampilkan informasi berupa nama aplikasi, pencipta, dan versi
5.1.5.4 Perancangan Antarmuka Penilaian kompetensi
Perancangan antarmuka penilaian kompetensi akan dijelaskan pada
Gambar 5.25, dan Penjelasan Detail dari perancangan antarmuka tersebut
dijelaskan pada Tabel 5.9.
Gambar 5.25 Perancangan Antarmuka Penilaian Kompetensi
Tabel 5.9 Penjelasan Antarmuka Penilaian Kompetensi
No Nama Objek Tipe Keterangan
1 Judul Aplikasi Logo Button Menampilkan judul aplikasi yang berupa logo
2 Profile Navigation menu Menu untuk menampilkan halaman profil
3 Appraisal Navigation menu dropdown
Menu untuk melakukan penilaian BSC, metode360, dan MBTI
4 Header Navigation Bar Menampilkan header aplikasi
5 Clock Text Informasi mengenai waktu terkini
5 6 2 3
16
14
7 8 11
1 4
9 10
12 13
15
96
6 Nama Pengguna Menu dropdown Menu untuk menampilkan informasi singkat akun dan menu logout
7 Atasan Menu tab Untuk menampilkan menu kuesioner atasan
8 Bawahan Menu tab Untuk menampilkan menu kuesioner bawahan
9 Peer Tab bar Untuk menampilkan menu kuesioner peer
10 Diri Sendiri Chart Untuk menampilkan menu kuesioner diri sendiri
11 Tab header Tab bar Menampilkan tab menu disertai informasi Judul Tab
12 ID dan Nama Box header Menampilkan ID dan name
13 Box Collapse button Menmpilkan dan menyembunyikan kuesioner
14 Kuesioner Form Tempat mengisi kuesinoer
15 submit button Melakukan penyimpanan dan penilaian kompetensi dari kuesioner
16 Footer Footer Menampilkan informasi berupa nama aplikasi, pencipta, dan versi
5.1.5.5 Perancangan Antarmuka Tes Psikologi MBTI
Perancangan antarmuka tes psikologi MBTI akan dijelaskan pada Gambar
5.26, dan Penjelasan Detail dari perancangan antarmuka tersebut dijelaskan pada
Tabel 5.10.
97
Gambar 5.26 Perancangan Antarmuka Tes Psikologi MBTI
Tabel 5.10 Penjelasan Antarmuka Tes Psikologi MBTI
No Nama Objek Tipe Keterangan
1 Judul Aplikasi Logo Button Menampilkan judul aplikasi yang berupa logo
2 Profile Navigation menu Menu untuk menampilkan halaman profil
3 Appraisal Navigation menu dropdown
Menu untuk melakukan penilaian BSC, metode360, dan MBTI
4 Header Navigation Bar Menampilkan header aplikasi
5 Clock Text Informasi mengenai waktu terkini
6 Nama Pengguna Menu dropdown Menu untuk menampilkan informasi singkat akun dan menu logout
7 Tab header Tab bar Menampilkan tab menu disertai informasi Judul Tab
8 Tes Form Tempat mengisi tes psikologi MBTI
5 6 2 3
10
8
7
1 4
9
98
9 submit button Melakukan penyimpanan dan penilaian Hasil Tes MBTI
16 Waktu Tes Footer Menampilkan informasi berupa waktu yang akan berakhir
5.1.5.6 Perancangan Antarmuka Penetapan KPI
Perancangan antarmuka penetapan KPI akan dijelaskan pada Gambar 5.27,
dan Penjelasan Detail dari perancangan antarmuka tersebut dijelaskan pada Tabel
5.11.
Gambar 5.27 Perancangan Antarmuka Penetapan KPI
Tabel 5.11 Penjelasan Antarmuka Penetapan KPI
No Nama Objek Tipe Keterangan
1 Judul Aplikasi Logo Button Menampilkan judul aplikasi yang berupa logo
2 Profile Navigation menu Menu untuk menampilkan halaman profil
3 Appraisal Navigation menu dropdown
Menu untuk melakukan penilaian BSC, metode360, dan MBTI
4 Header Navigation Bar Menampilkan header aplikasi
517 65 22 3
21
16
14
13 4
1915
18
20
17
15
7
8
9
10
11
12
13
99
5 Clock Text Informasi mengenai waktu terkini
6 Nama Pengguna Menu dropdown Menu untuk menampilkan informasi singkat akun dan menu logout
7 Performance Value Widget Menampilkan informasi nilai kinerja yang telah dicapai
8 Create KPI Menu Menu untuk menampilkan pembuatan KPI baru
9 Entry KPI Button Tab menu Menu untuk menampilkan pengisian KPI yang telah dicapai
10 Assign KPI Button Tab menu Menu untuk menampilkan penetapan KPI kepada bawahan
11 Target KPI Button Tab menu Menu untuk menampilkan kontrak target yang harus dicapai
12 Approve KPI Button Tab menu Menu untuk menampilkan persetujuan KPI yang telah dicapai bawahan
13 My value Button Tab menu Menu untuk menampilkan hasil KPI yang telah dicapai pribadi
14 Header Menu Header Menampilkan tab menu disertai informasi Judul Menu
15 Pilih Bawahan Text Label Menampilkan label Pilih Bawahan
16 Pilih Bawahan Select Form Menampilkan pilihan bawahan yang akan dilakukan penetapan KPI
17 Pilih KPI Text Label Menampilkan label Pilih KPI
18 Pilih KPI Select Form Menampilkan KPI yang akan ditetapkan kepada bawahan
19 Submit/Assign KPI button Melakukan penyimpanan penetapan KPI
20 Data KPI Table Melihat daftar KPI yang sudah dijalankan bawahan
21 Footer Footer Menampilkan informasi berupa nama aplikasi, pencipta, dan versi
Dalam perancangan antarmuka Talent Management System menggunakan bantuan library Highcharts.js dan Datatables.js. Dengan library highchart.js sistem dapat menampilkan data dalam bentuk chart sesuai dengan tipe yang ditentukan.
100
Jenis chart yang dipilih adalah scatter plot untuk menentukan suatu titik antara sumbu x dan sumbu y. Dan untuk library Datatables.js, sistem dapat menampilkan tabel secara dinamis, seperti melakukan order, searching, dan sorting. Kedua library tersebut cukup dipanggil pada tag script pada file boundary/view. Library ini juga dapat melakukan perubahan tampilan sesuai dengan kebutuhan.
5.1.6 Pembahasan Hasil Perancangan
Dari tahap perancangan sistem yang telah dilakukan menghasilkan rancangan sequence diagram, rancangan class diagram, algoritme-algoritme, model data, dan rancangan antarmuka yang digunakan dalam membangun Talent Management System. Klas-klas yang terbentuk pada class digaram merupakan cetakan dari objek-objek yang teridentifikasi pada sequence diagram. Dan detail-detail klas ini terbentuk oleh aliran/message antar objek pada sequence diagram. Klas-klas dan algoritme yang dibuat nantinya harus diimplementasikan ke dalam struktur kode program sehingga dapat membentuk Talent Management System yang dapat terintegrasi dengan aplikasi SAP Netweaver. Pada perancangan data, ERD dan PDM akan dijadikan sebagai acuan dalam membuat database. Dan pada perancangan antarmuka akan dijadikan sebagai acuan dalam membuat tampilan web.
5.2 Implementasi Sistem
Implementasi sistem dilakukan setelah melakukan perancangan.
Implementasi dilakukan berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis kebutuhan
dan perancangan. Setiap kebutuhan yang ada akan diimplementasikan pada
sistem. Implementasi harus membuat struktur dan kode program berdasarkan
klas-klas dan algoritme yang sudah dibuat pada perancangan. Pada tahap
implementasi ini akan menjelaskan mengenai spesifikasi sistem yang telah
diimplementasikan, batasan implementasi, implementasi database, dan
implementasi antarmuka.
5.2.1 Spesifikasi Sistem
Spesifikasi sistem yang digunakan untuk membangun sistem ini meliputi spesifikasi perangkat keras, perangkat lunak, dan sistem operasi.
5.2.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras
Pembuatan Talent Management System terintegrasi dengan SAP
Netweaver menggunakan perangkat keras berupa komputer dengan spesifikasi
yang dijelaskan pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12 Spesifikasi Perangkat Keras
Nama Komponen Spesifikasi System Model Lenovo G40
101
Processor Intel Core Intel® Celeron® CPU N2830 @2.16GHz
Memory 4,00 GB
Display Intel® HD Graphic
Hard Disk ST500LT012-1DG142 500 GB
Keyboard Keyboard standard PS/2
Mouse/Touchpad touchpad Lenovo pointing device
5.2.1.2 Spesifikasi Perangkat Lunak Pembuatan Talent Management System terintegrasi dengan SAP
Netweaver menggunakan perangkat lunak dengan spesifikasi yang dijelaskan pada
Tabel 5.13.
Tabel 5.13 Spesifikasi Perangkat Lunak
Nama Komponen Spesifikasi
Editor Perancangan Enterprise Architect, Mysql Workbench
Editor Pemrograman Sublime Text 3, SAP Netweaver ABAP T-Code SE37 (Function Module Builder)
Framework dan Bahasa Pemrograman
PHP, CSS, JavaScript, ABAP, codeigniter
DBMS MySQL Aplikasi Pendukung Sistem
XAMPP, SAP IDES, Microsoft Loopback Adapter, Microsoft Virtual PC 2007
Browser Google Chrome
Database Server Phpmyadmin
5.2.1.3 Spesifikasi Sistem Operasi Pembuatan Talent Management System terintegrasi dengan SAP
Netweaver menggunakan sistem operasi dengan spesifikasi yang dijelaskan pada
Tabel 5.14.
Tabel 5.14 Spesifikasi Sistem Operasi
Nama Komponen Spesifikasi Sistem Operasi Windows 7 Professional 64 Bit
Sistem Operasi Server Windows XP
5.2.2 Batasan Implementasi
Terdapat batasan-batasan pada proses implementasi sistem ini yaitu sebagai berikut:
1. Sistem yang dibangun ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan JavaScript yang di implementasikan pada Framework Codeigniter. Serta bahasa pemrograman ABAP pada SAP
102
2. Sistem menggunakan database MySQL dan Table Builder SAP (kode: SE11) 3. Pembuatan antarmuka sistem menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript.
5.2.3 Implementasi Database
Implemetasi database dibuat berdasarkan perancangan data yang telah
dibuat. Implementasi database dijelaskan pada Gambar 5.16.
Gambar 5.28 Implementasi Database
Dari implementasi data yang dijelaskan pada Gambar 5.16, diperoleh tabel-
tabel dari database yang digunakan dalam membangun sistem. Tabel-tabel
tersebut diperoleh dari hasil perancangan physical data model. Pada tabel-tabel
103
tersebut dapat dilihat bahwa ada beberapa tabel yang saling berhubungan satu
sama lain, dan ada pula yang tidak. Tabel-tabel yang saling berhubungan tersebut
menghasilkan foreign key. Contoh tabel-tabel yang saling berhubungan adalah
hrm_empersa yang berhubungan dengan tabel hrm_employee dan menghasilkan
foreign key “persaid” pada tabel hrm_employee. Dari hubungan tersebut
menjelaskan bahwa satu field pada tabel hrm_empersa bisa dimiliki oleh banyak
field pada tabel hrm_employee. Beberapa tabel yang tidak berhubungan antara
lain metode360_kuisioner, metode360_bobot, dan mbti_soal. Tabel yang tidak
berhubunga tersebut tidak mempunyai foreign key.
5.2.4 Implementasi Antarmuka
Implementasi antarmuka ini dilakukan berdasarkan perancangan antarmuka yang dibuat pada Bab Perancangan. Berikut adalah halaman antarmuka Talent Management System yang terintegrasi dengan SAP Netweaver.
5.2.4.1 Implementasi Antarmuka Profil Karyawan
Gambar 5.29 Implementasi Antarmuka Profil Karyawan
Pada Implementasi antarmuka profil karyawan seperti yang digambarkan pada
Gambar 5.30 menjelaskan bahwa dalam profil karyawan tidak hanya dapat
melihat nama karyawan dan jabatannya saja, tetapi juga dapat melihat hasil
penilaian kinerja , kompetensi, index talent pool, dan hasil tes MBTI. Selain itu
juga akan ditampilkan grafik talent pool pribadi secara default pada halaman profil
tersebut.
104
5.2.4.2 Implementasi Antarmuka Dashboard Grafik Talent pool Seluruh
Karyawan
Gambar 5.30 Implemetasi Antarmuka Dashboard Grafik Talentpool Seluruh
Karyawan
Pada Implementasi Dashboard Grafik Talent pool Seluruh karyawan seperti yang
digambarkan pada Gambar 5.31 menjelaskan bahwa terdapat grafik talent pool
yang terdiri dari beberapa warna yang menggambarkan masing-masing index
talent pool. Tidak hanya warna saja dalam membedakan index talent pool
tersebut, tetapi pada setiap kotak index juga diberi nomor index untuk membantu
dalam mengenali posisi index. Dalam grafik tersebut juga menampilkan titik-titik
sebagai letak posisi index dari semua karyawan. Dalam Dashboard ini juga berisi
mengenai penjelasan tentang masing masing index dengan memilih daftar index
pada samping kanan halaman. Selain melihat grafik, Dashboard juga dapat melihat
tabel seluruh penilaian karyawan dengan memilih tab data table.
105
5.2.4.3 Implementasi Antarmuka Master Data Admin
Gambar 5.31 Implemetasi Antarmuka Master Data Admin
Dalam Gambar 5.32, terdapat beberapa komponen yang diantaranya adalah tabel
yang memuat data yang dipilih, sidebar admin, dan navigation bar admin. Di dalam
tabel terdapat form search yang digunakan untuk mencari data, form order pada
nama kolom. Selain itu terdapat tab Add Data yang digunakan untuk menampilkan
form tambah data. Di dalam sidebar admin terdapat menu-menu yang dapat
digunakan admin. Pada sidebar terdapat menu master data yang memuat
kategori-kategori data.
5.2.4.4 Implementasi Antarmuka Tes Psikologi MBTI
Gambar 5.32 Implementasi Antarmuka Tes Psikologi MBTI
Dalam Gambar 5.33, terdapat beberapa komponen diantaranya adalah tabel yang
memuat jawaban-jawaban MBTI, dan footer sisa waktu. Dalam soal-soal MBTI
terdapat radio button yang digunakan untuk memilih jawaban bisa dipilih. Dalam
footer sisa waktu akan menampilkan sisa waktu yang akan ditempuh ketika
mengikuti tes.
106
5.2.4.5 Implementasi Antarmuka Penilaian kompetensi
Gambar 5.33 Implementasi Antarmuka Penilaian Kompetensi
Dalam Gambar 5.34 dijelaskan bahwa dalam menilai kompetensi karyawan,
terdapat beberapa katogori karyawan akan dinilai, yaitu atasan, peer, bawahan,
dan diri sendiri. Kategori ini bisa dipilih dengan memilih tab yang ada. Saat ketika
memilih tab yang dipilih, maka akan menampilkan karyawan-karyawan yang bisa
dinilai. Karyawan dapat menilai dengan mengisi kuesioner dari masing-masing
karyawan yang dapat dinilai. Terdapat 5 kategori jawaban dalam kuesioner yang
memiliki nilai yang berbeda. Kategori tersebut adalah outstanding, very good,
good, fair,dan poor.
107
5.2.4.6 Implementasi Antarmuka Penetapan KPI
Gambar 5.34 Implemetasi Antarmuka Penetapan KPI
Dalam Gambar 5.35 terdapat beberapa menu yang bisa digunakan dalam penilaian kinerja, yaitu entry KPI, assign KPI, target KPI, approve KPI, serta create. Dalam tampilan penetapan KPI/assign KPI terdapat form untuk memilih bawahan yang akan dinilai, KPI yang akan ditetapkan, dan tombol untuk menetapkan KPI. Selain itu terdapat tabel yang digunakan untuk melihat KPI yang telah ditetapkan kepada bawahan yang dipilih. Dalam halaman ini juga terdapat hasil nilai kinerja yang telah dicapai yang terletak pada bagian bawah navigation bar
5.2.5 Pembahasan Hasil Implementasi
Pada tahap implementasi sistem yang telah dilakukan menghasilkan
spesifikasi sistem, batasan implementasi, database, dan antarmuka. Pada
spesifikasi sistem menghasilkan spesifikasi berupa spesifikasi perangkat lunak,
perangkat keras, sistem operasi, dan arsitektur sistem. Spesifikasi tersebut
merupakan spesifikasi yang digunakan dalam membangun sistem. Pada
implementasi data diperoleh struktur database dari aplikasi yang dibangun. Dan
pada implemetasi antarmuka diperoleh tampilan web yang digunakan untuk
interaksi antara sistem dan pengguna sistem.
108
BAB 6 PENGUJIAN SISTEM
Tahap pengujian dilakukan setelah sudah melakukan implementasi.
Pengujian ini bertujuan untuk memeriksa apakah hasil implementasi sudah sesuai
dengan analisis kebutuhan dan perancangan sistem atau tidak. Tahap pengujian
yang akan dilakukan adalah pengujian unit, pengujian integrasi, dan pengujian
validasi.
6.1 Pengujian Unit
Pengujian unit ini digunakan untuk menguji unit (misalnya: komponen, klas, atau objek) dari perancangan yang telah dibuat. Pada pengujian unit ini menggunakan metode white box testing dengan jenis pengujian basis path. Pengujian unit akan dilakukan pada tiga sampel uji yaitu pada klas Metode360, dan BSC, dan Talentpoolmodel.
6.1.1 Pengujian Unit Klas Metode360 Untuk Operasi IsiKuesioner() 1. Pseudocode
Inisialisisi variabel cek, stts, pernr, atasan
Inisialisasi variabel penilai 1 = get atasan
Inisialisasi variabel penilai 2 = get peer
Inisialisasi variabel penilai 3 = get bawahan
Inisialisasi variabel penilai 4 = get dirisendiri
if(cek not empty and stts = “admin”)then
getData(kuesioner)
cetak kuesioner admin
elseif(cek not empty and stts = “hr”)then
getData(kuesioner)
cetak kuesioner hr
elseif(cek not empty and stts = “employee”)then
getData(kuesioner)
cetak kuesioner employee
else
Sesi habis, kembali ke halaman login
endif
4
5
3
2
1
8
9
6
7
109
2. Basis Path Testing a. Flow Graph
b. Cyclomatic Complexity
V(G) = 4, ada 4 region R1, R2, R3, R4
V(G) = 11 edges – 9 nodes + 2 = 4
V(G) = 3 predicate nodes + 1 = 4
c. Independent Path
Jalur 1 = 1 – 2 – 3 – 9
Jalur 2 = 1 – 2 – 4 – 5 – 9
Jalur 3 = 1 – 2 – 4 – 6 – 7 – 9
Jalur 4 = 1 – 2 – 4 – 5 – 7 – 8 – 9
Test case dan hasil akan dijelaskan pada Tabel 6.1 dibawah ini.
Tabel 6.1 Hasil Pengujian Unit Klas Metode360 Untuk Operasi Isikuesioner()
No No.
Jalur
Prosedur Uji Expected Result Result Status
1. 1 Memanggil
operasi
isikuesioner()
dengan status cek
session =
“logged_in” dan
status session =
“admin”
berhasil
mencetak isi
kuesioner untuk
admin
berhasil
mencetak isi
kuesioner untuk
admin
Valid
1
1
3 4
5
6
7
8
2
R1
R2
R3
R4
9
110
2. 2 Memanggil
operasi
isikuesioner()
dengan status cek
session =
“logged_in” dan
status session =
“hr”
berhasil
mencetak isi
kuesioner untuk
HR
berhasil
mencetak isi
kuesioner untuk
HR
Valid
3. 3 Memanggil
operasi
isikuesioner()
dengan status cek
session =
“logged_in” dan
status session =
“admin”
berhasil
mencetak isi
kuesioner untuk
karyawan
berhasil
mencetak isi
kuesioner untuk
karyawan
Valid
4. 4 Memanggil
operasi
isikuesioner()
dengan status cek
session = empty
dan status session
= null
Waktu sesi login
habis, pengguna
harus login lagi
Waktu sesi login
habis, pengguna
harus login lagi
Valid
6.1.2 Pengujian Unit Klas BSC Untuk Operasi Assign_KPI() 1. Pseudocode
simpan[PERNR] = post[pernr];
simpan[KPI_ID] = post[kpi_id];
kpiuser=ambil data BSC_kpi_user yang sama dengan simpan[]
if(kpiuser==0) then
insert = simpan data ke tabel BSC_kpi_user, BSC_kpientry, BSC_kpitarget
set flashdata “berhasil input target!”
menampilkan halaman BSC
else
set flashdata “KPI sudah ada, pilih KPI yang berbeda”
1
3
2
4
111
menampilkan halaman BSC
endif
2. Basis Path Testing a. Flow Graph
b. Cyclomatic Complexity
V(G) = 2, ada 2 region R1, R2
V(G) = 5 edges –5 nodes + 2 = 2
V(G) = 1 predicate nodes + 1 = 2
c. Independent Path
Jalur 1 = 1 – 2 – 3 – 5
Jalur 2 = 1 – 2 – 4 – 5
Test case dan hasil akan dijelaskan pada Tabel 6.2 dibawah ini.
Tabel 6.2 Hasil Pengujian Unit Klas BSC Untuk Operasi Assign_KPI()
No No.
Jalur
Prosedur Uji Expected Result Result Status
1. 1 Memanggil
operasi
assign_KPI()
dengan cek KPI
bawahan = 0
Berhasil assign/
menetapkan KPI
kepada bawahan
Berhasil assign/
menetapkan KPI
kepada
bawahan
Valid
2. 2 Memanggil
operasi
assign_KPI()
dengan cek KPI
bawahan = 1
Gagal assign/
menetapkan KPI
kepada bawahan
Gagal assign/
menetapkan KPI
kepada
bawahan
Valid
1
2
3
5
4
R1
R2
4
5
112
6.1.3 Pengujian Unit Klas Talentpoolmodel Untuk Operasi Update_Tpindex()
1. Pseudocode
Inisialisasi array tp = ambil semua data dengan memanggil operasi getAllAppraisal()
inisialisasi variabel pernr = array tp[pernr]
inisialisasi variabel comp = array tp[comp]
inisialisasi variabel perf = array tp[perf]
if(comp <=33.33 && perf<=33.33) then
array val [tpindex] = "Index 1"
update tabel hrm_talentpool
elseif(comp<=33.33 && perf<=66.67) then
array val [tpindex] = "Index 2"
update tabel hrm_talentpool
elseif(comp<=33.33 && perf<=100) then
array val [tpindex] = "Index 3"
update tabel hrm_talentpool
elseif(comp<=66.67 && perf<=33.33) then
array val [tpindex] = "Index 4"
update tabel hrm_talentpool
elseif(comp<=66.67 && perf<=66.67) then
array val [tpindex] = "Index 5"
update tabel hrm_talentpool
elseif(comp<=66.67 && perf<=100) then
array val [tpindex] = "Index 6"
update tabel hrm_talentpool
elseif(comp<=100 && perf<=33.33) then
array val [tpindex] = "Index 7"
update tabel hrm_talentpool
elseif(comp<=100 &&perf<=66.67) then
4
5
3
2
1
8
9
6
7
10
11
12
13
14
15
16
1
113
array val [tpindex] = "Index 8"
update tabel hrm_talentpool
else
array val [tpindex] = "Index 9"
update tabel hrm_talentpool
endif
2. Basis Path Testing a. Flow Graph
b. Cyclomatic Complexity
V(G) = 10, ada 10 region R1, R2, R3, R4 , R5, R6, R7, R8, R9
V(G) = 26 edges – 19 nodes + 2 = 9
1
3 4
5 6
7 8
9
2
R1
R2
R3
R4
10
12
14
16
18
19
11
13
15
17
R5
R6
R7
R8
R9
17
18
19
114
V(G) = 8 predicate nodes + 1 = 10
c. Independent Path
Jalur 1 = 1 – 2 – 3 – 19
Jalur 2 = 1 – 2 – 4 – 5 – 19
Jalur 3 = 1 – 2 – 4 – 6 – 7 – 19
Jalur 4 = 1 – 2 – 4 – 6 – 8 – 9 – 19
Jalur 5 = 1 – 2 – 4 – 6 – 8 – 10 – 11 – 19
Jalur 6 = 1 – 2 – 4 – 6 – 8 – 10 – 12 – 13 – 19
Jalur 7 = 1 – 2 – 4 – 6 – 8 – 10 – 12 – 14 – 15 – 19
Jalur 8 = 1 – 2 – 4 – 6 – 8 – 10 – 12 – 14 – 16 – 17 – 19
Jalur 9 = 1 – 2 – 4 – 6 – 8 – 10 – 12 – 14 – 16 – 18 – 19
Test case dan hasil akan dijelaskan pada Tabel 6.3 dibawah ini.
Tabel 6.3 Hasil Pengujian Unit Klas Talentpoolmodel Untuk Operasi
Update_Tpindex()
No No.
Jalur
Prosedur Uji Expected
Result
Result Status
1. 1 Memanggil operasi
gettp() dengan
kondisi comp
<=33,33 &&
perf<=33,33
Menghasilkan
index 1
Menghasilkan
index 1
Valid
2. 2 Memanggil operasi
gettp() dengan
kondisi comp
<=33,33 &&
perf<=66,67
Menghasilkan
index 2
Menghasilkan
index 2
Valid
3. 3 Memanggil operasi
gettp() dengan
kondisi comp
<=33,33 &&
perf<=100
Menghasilkan
index 3
Menghasilkan
index 3
Valid
4. 4 Memanggil operasi
gettp() dengan
kondisi comp
Menghasilkan
index 4
Menghasilkan
index 4
Valid
115
<=66,67 &&
perf<=33,33
5 5 Memanggil operasi
gettp() dengan
kondisi comp
<=66,67 &&
perf<=66,67
Menghasilkan
index 5
Menghasilkan
index 5
Valid
6 6 Memanggil operasi
gettp() dengan
kondisi comp
<=66,67 &&
perf<=100
Menghasilkan
index 6
Menghasilkan
index 6
Valid
7 7 Memanggil operasi
gettp() dengan
kondisi comp <=100
&& perf<=33,33
Menghasilkan
index 7
Menghasilkan
index 7
Valid
8 8 Memanggil operasi
gettp() dengan
kondisi comp <=100
&& perf<=66,67
Menghasilkan
index 8
Menghasilkan
index 8
Valid
9 9 Memanggil operasi
gettp() dengan
kondisi yang tidak
sama dengan
kondisi di jalur lain
Menghasilkan
index 9
Menghasilkan
index 9
Valid
6.2 Pengujian Integrasi
Pengujian ini berfokus pada desain dan konstruksi dari arsitektur perangkat lunak.
Pengujian integrasi digunakan untuk menguji klas-klas yang saling berhubungan.
Pengujian integrasi dilakukan dengan menggunakan white box testing dengan
teknik basis path testing. Terdapat tiga sampel pengujian integrasi yang dilakukan.
Pengujian yang pertama akan dilakukan pada operasi
synchronize_employee_to_sap() pada klas MasterData sebagai operasi yang
memanggil operasi Connect(), Open(), dan NewFunction() pada klas
SAPConnection. Pengujian yang kedua akan dilakukan pada operasi
add_data_test() pada klas Mbti sebagai operasi yang memanggil operasi save()
pada klas Mbtimodel. Pengujian yang ketiga akan dilakukan pada operasi login()
116
pada klas web sebagai operasi yang memanggil operasi getMydataEmployee()
pada klas EmployeeModel.
6.2.1 Operasi Synchronize_Employee_To_SAP() 1. Pseudocode
inisialisasi variabel cek = session [logged_in]
inisialisasi variabel stts = session [stts]
if ( cek not empty and stts= “admin”) then
load library sap
instansiasi SAP conncection
Connect()
if (GetStatus() == SAPRFC_OK ) then
memanggil operasi Open ()
endif
if (GetStatus() != SAPRFC_OK ) then
PrintStatus()
exit
endif
call getAllDataEmployee()
inisialisasi seluruh data employee
instansiasi variabel fcek dengan memanggil operasi newFunction dengan parameter function module SAP ZTM_GETDATA
if (fcek == false ) then
PrintStatus()
exit
endif
inisialisai variable GD_PERNR;
memnggil operasi Call()
if (GetStatus() == SAPRFC_OK) then
if (COUNTEMP == 0) then
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
117
instansiasi variabel fcei dengan memanggil newFunction dengan parameter function module ZTM_INSERTDATA
if (fcei == false ) then
PrintStatus();
exit;
endif
inisialisasi seluruh variabel SAP
memanggil operasi ImportVars()
memanggil operasi Call()
Else
instansiasi variabel fceu dengan memanggil newFunction dengan parameter function module ZTM_UPDATEDATA
if (fceu == false ) then
PrintStatus();
exit;
endif
inisialisasi seluruh variabel SAP
memanggil fungsi ImportVars()
memnggil fungsi Call()
Endif
Endif
Set flashdata “Data Synchronized!”
Menampilkan halaman masterdata employee
else
Menampilkan halaman login
endif
2. Basis Path Testing a. Flow Graph
17
19
20
21
22
23
24
2
5
26
27
28
29
30
31
18
25
118
b. Cyclomatic Complexity
V(G) = 9, ada 9 region R1, R2, R3, R4, R5, R6, R7, R8, R9
V(G) = 38 edges – 31 nodes + 2 = 9
V(G) = 8 predicate nodess + 1 = 9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
R1
R2
R3
R4
R5
R6
R7
R8 R9
119
c. Independent Path
Jalur 1 = 1 – 2 – 3 – 4 – 6 – 7 – 9 – 10 – 11 – 13 – 14 – 15 – 16 – 17 – 19 – 20 – 21 – 27 – 28 – 29 – 31
Jalur 2 = 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 9 – 10 – 11 – 13 – 14 – 15 – 16 – 17 – 19 – 20 – 21 – 27 – 28 – 29 – 31
Jalur 3 = 1 – 2 – 3 – 4 – 6 – 7 – 8 – 9 – 10 – 11 – 13 – 14 – 15 – 16 – 17 – 19 – 20 – 21 – 27 – 28 – 29 – 31
Jalur 4 = 1 – 2 – 3 – 4 – 6 – 7 – 9 – 10 – 11 – 12 – 13 – 14 – 15 – 16 – 17 – 19 – 20 – 21 – 27 – 28 – 29 – 31
Jalur 5 = 1 – 2 – 3 – 4 – 6 – 7 – 9 – 10 – 11 – 13 – 14 – 15 – 16 – 17 – 18 – 19 – 20 – 21 – 27 – 28 – 29 – 31
Jalur 6 = 1 – 2 – 3 – 4 – 6 – 7 – 9 – 10 – 11 – 13 – 14 – 15 – 16 – 22 – 23 – 24 – 25 – 26 – 27 – 28 – 29 – 31
Jalur 7 = 1 – 2 – 3 – 4 – 6 – 7 – 9 – 10 – 11 – 13 – 14 – 15 – 16 – 22 – 23 – 25 – 26 – 27 – 28 – 29 – 31
Jalur 8 = 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8 – 9 – 10 – 11 – 12 – 13 – 14 – 15 – 28 – 29 – 31
Jalur 9 = 1 – 2 – 30 – 31
Test case dan hasil akan dijelaskan pada Tabel 6.4 dibawah ini.
Tabel 6.4 Hasil Pengujian Integrasi Klas Masterdata Dengan Klas Sapconnection
Pada Operasi Synchronize_Employee_To_Sap()
No No.
Jalur
Prosedur Uji Expected
Result
Result Status
1. 1 Memanggil operasi
synchronize_employe
e_to_sap(), status
login= “admin”, SAP
RFC tidak aktif /tidak
ada status
Menampilkan
print status
error
Menampilkan
print status
error
Valid
2. 2 Memanggil operasi
synchronize_employe
e_to_sap(), status
login= “admin”,
Status SAP RFC =
SAPRFC_OK,
newFunction
(ZTM_GETDATA) =
Berhasil
sinkron data
Berhasil
sinkron data
Valid
120
true, Status SAPRFC
newFunction
(ZTM_GETDATA) =
SAPRFC_OK,
COUNTPERSA = 0,
Status operasi
newFunction
(ZTM_INSERTDATA) =
true
3 3 Memanggil operasi
synchronize_employe
e_to_sap(),status
login= “admin”,
Status SAP RFC !=
SAPRFC_OK,
newFunction
(ZTM_GETDATA) =
true, Status SAPRFC
newFunction
(ZTM_GETDATA) =
SAPRFC_OK,
COUNTPERSA = 0,
Status operasi
newFunction
(ZTM_INSERTDATA) =
true
Menampilkan
print status
error
Menampilkan
print status
error
Valid
4 4 Memanggil operasi
synchronize_employe
e_to_sap(),status
login= “admin”,
Status SAP RFC =
SAPRFC_OK,
newFunction
(ZTM_GETDATA) =
false, Status SAPRFC
newFunction
(ZTM_GETDATA) =
SAPRFC_OK,
COUNTPERSA = 0,
Status operasi
newFunction
Menampilkan
print status
error
Menampilkan
print status
error
Valid
121
(ZTM_INSERTDATA) =
true
5 5 Memanggil operasi
synchronize_employe
e_to_sap(),status
login= “admin”,
Status SAP RFC =
SAPRFC_OK,
newFunction
(ZTM_GETDATA) =
true, Status SAPRFC
newFunction
(ZTM_GETDATA) =
SAPRFC_OK,
COUNTPERSA = 0,
Status operasi
newFunction
(ZTM_INSERTDATA) =
false
Menampilkan
print status
error
Menampilkan
print status
error
Valid
6 6 Memanggil operasi
synchronize_employe
e_to_sap(),status
login= “admin”,
Status SAP RFC !=
SAPRFC_OK,
newFunction
(ZTM_GETDATA) =
true, Status SAPRFC
newFunction
(ZTM_GETDATA) =
SAPRFC_OK,
COUNTPERSA = 1,
Status operasi
newFunction
(ZTM_UPDATEDATA)
= false
Menampilkan
print status
error
Menampilkan
print status
error
Valid
7 7 Memanggil operasi
synchronize_employe
e_to_sap(),status
login= “admin”,
berhasil
sinkron data
berhasil
sinkron data
Valid
122
Status SAP RFC !=
SAPRFC_OK,
newFunction
(ZTM_GETDATA) =
true, Status SAPRFC
newFunction
(ZTM_GETDATA) =
SAPRFC_OK,
COUNTPERSA = 1,
Status operasi
newFunction
(ZTM_UPDATEDATA)
= true
8 8 Memanggil operasi
synchronize_employe
e_to_sap(),status
login= “admin”,
Status SAP RFC !=
SAPRFC_OK,
newFunction
(ZTM_GETDATA) =
true, Status SAPRFC
newFunction
(ZTM_GETDATA) !=
SAPRFC_OK,
COUNTPERSA = 1,
Status operasi
newFunction
(ZTM_UPDATEDATA)
= true
Menampilkan
print status
error
Menampilkan
print status
error
Valid
9 9 Memanggil operasi
synchronize_employe
e_to_sap(), status
login != admin
Waktu sesi
login habis,
pengguna
harus login lagi
Waktu sesi
login habis,
pengguna
harus login lagi
Valid
123
6.2.2 Operasi Add_data_test() 1. Pseudocode
For count=1 to 60
soal[count]= post[opsino+count]
End for
inisialisasi seluruh variabel tipe MBTI
if (i > e) then
hasil1 = "I"
else
hasil1 = "E"
endif
if (s > n) then
hasil2 = "S"
else
hasil2 = "N"
endif
if (t > f) then
hasil3 = "T"
else
hasil3 = "F"
endif
if (j > p) then
hasil4 = "J"
else
hasil4 = "P"
endif
file=array[ data jawaban dari soal 1 – 60 dan TIPE = hasil1+hasil2+hasil3+hasil4 ]
data[hasil]= simpan file dengan memanggil operasi save()
menampilkan halaman mbti
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
19
20
21
9
16
17
18
124
2. Basis Path Testing a. Flow Graph
b. Cyclomatic Complexity
V(G) = 6, ada 6 region R1, R2, R3, R4, R5, R6
V(G) = 25 edges – 21 nodes + 2 = 6
V(G) = 5 predicate nodes + 1 = 2
c. Independent Path
Jalur 1 = 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 8 – 9 – 10 – 12 – 13 – 14 – 16 – 17 – 18 – 20 – 21
Jalur 2 = 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 7 – 8 – 9 – 10 – 12 – 13 – 14 – 16 – 17 – 18 – 20 – 21
Jalur 3 = 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6– 8 – 9 – 11 – 12 – 13 – 14 – 16 – 17 – 18 – 20 – 21
Jalur 4 = 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 8 – 9 – 10 – 12 – 13 – 15 – 16 – 17 – 18 – 20 – 21
Jalur 5 = 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 8 – 9 – 10 – 12 – 13 – 14 – 16 – 17 – 19– 20 – 21
1
2
3
5 4
R2
7 6
8 9
11 10
12 13
15 14
16
17
19 18
20
21
R5
R3
R4 R6
125
Jalur 6 = 1 – 4 – 5 – 6 – 8 – 9 – 10 – 12 – 13 – 14 – 16 – 17 – 18 – 20 – 21
Test case dan hasil akan dijelaskan pada Tabel 6.5 dibawah ini.
Tabel 6.5 Hasil Pengujian Integrasi Klas Mbti Dengan Klas Mbtimodel Pada
Operasi Add_Data_Test()
No No.
Jalur
Prosedur Uji Expected Result Result Status
1. 1 Memanggil
operasi
add_data_test()
jika input i > e
Menampilkan
hasil perhitungan
tes psikologi
MBTI dengan tipe
“I”
Menampilkan
hasil perhitungan
tes psikologi
MBTI dengan tipe
“I”
Valid
2. 2 Memanggil
operasi
add_data_test()
jika input i < e
Menampilkan
hasil perhitungan
tes psikologi
MBTI dengan tipe
“E”
Menampilkan
hasil perhitungan
tes psikologi
MBTI dengan tipe
“E”
Valid
3 3 Memanggil
operasi
add_data_test()
jika input s < n
Menampilkan
hasil perhitungan
tes psikologi
MBTI dengan tipe
“N”
Menampilkan
hasil perhitungan
tes psikologi
MBTI dengan tipe
“N”
Valid
4 4 Memanggil
operasi
add_data_test()
jika input f < t
Menampilkan
hasil perhitungan
tes psikologi
MBTI dengan tipe
“T”
Menampilkan
hasil perhitungan
tes psikologi
MBTI dengan tipe
“T”
Valid
5 5 Memanggil
operasi
add_data_test()
jika input p < j
Menampilkan
hasil perhitungan
tes psikologi
MBTI dengan tipe
“J”
Menampilkan
hasil perhitungan
tes psikologi
MBTI dengan tipe
“J”
Valid
6 6 Memanggil
operasi
add_data_test()
jika kondisi for
tidak 1 - 60
Berhenti
menghitung tes
psikologi MBTI
Berhenti
menghitung tes
psikologi MBTI
Valid
126
6.2.3 Operasi Login() 1. Pseudocode
Inisialisasi variabel judul = "Login - Talent Management System"
Inisialisasi variabel usr = post[pernr]
Inisialisasi variabel psw = post[password]
Inisialisasi variabel u = escape_string(usr, TRUE);
Inisialisasi variabel p = escape_string($psw, TRUE));
q_cek_login = Select from user where pernr = u and password = p
if(count(q_cek_login > 0) then
if(stts=='employee') then
inisialisasi array q_ambil_data = ambil data dengan memanggil operasi getMyDataEmployee(u)
inisialisasi array dengan status login = “employee”
set_userdata(sess_data)
tampilkan halaman employee
else if(stts=='hr') then
inisialisasi array q_ambil_data = ambil data dengan memanggil operasi getMyDataEmployee(u)
inisialisasi array dengan status login = “hr”
set_userdata(sess_data)
tampilkan halaman hr
else
inisialisasi array q_ambil_data = ambil data dengan memanggil operasi getMyDataEmployee(u)
inisialisasi array dengan status login = “admin”
set_userdata(sess_data)
tampilkan halaman admin
endif
else
3
2
1
4
8
9
6
7
127
tampilkan halaman login dengan pesan “Periksa kembali Username dan Password”
endif
2. Basis Path Testing
a. Flow Graph
b. Cyclomatic Complexity
V(G) = 10, ada 10 region R1, R2, R3, R4
V(G) = 12 edges – 10 nodes + 2 = 4
V(G) = 3 predicate nodes + 1 = 4
c. Independent Path
Jalur 1 = 1 – 2 – 9 – 10
Jalur 2 = 1 – 2 – 3 – 4 – 8 – 10
Jalur 3 = 1 – 2 – 3 – 5 – 6 – 8 – 10
Jalur 4 = 1 – 2 – 3 – 5 – 7 – 8 – 10
Test case dan hasil akan dijelaskan pada Tabel 6.6 dibawah ini.
Tabel 6.6 Hasil Pengujian Integrasi Klas Web Dengan Klas Employeemodel Pada
Operasi Login()
No No.
Jalur
Prosedur Uji Expected Result Result Status
1
3
4 5
6 7
8
2
R1
R2
R3
R4
10
9
5
10
128
1. 1 Memanggil
operasi login()
dengan
username/pernr
= 808 dan
password = halo
Menampilkan
pesan “periksa
kembali
username dan
password”
Menampilkan
pesan “periksa
kembali
username dan
password”
Valid
2. 2 Memanggil
operasi login()
dengan
username/pernr
= 10000015 dan
password =
10000015
Berhasil Login
sebagai karyawan
Berhasil Login
sebagai
karyawan
Valid
3. 3 Memanggil
operasi login()
dengan
username/pernr
= 10000002 dan
password =
10000002
Berhasil Login
sebagai HR
Berhasil Login
sebagai HR
Valid
4. 4 Memanggil
operasi login()
dengan
username/pernr
= 10000014 dan
password =
10000014
Berhasil Login
sebagai Admin
Berhasil Login
sebagai Admin
Valid
6.3 Pengujian Validasi
Pengujian validasi digunakan untuk mengetahui apakah sistem yang telah
dibangun sudah sesuai dengan seluruh kebutuhan yang telah ditetapkan
berdasarkan hasil proses analisis kebutuhan atau tidak. Pengujian validasi
dilakukan dengan cara memeriksa apakah sistem sudah berjalan dengan baik dan
tidak ada kesalahan yang terjadi. Pada pengujian validasi ini digunakan metode
black box testing. Dengan black box testing memungkinkan pembuat perangkat
lunak untuk memperoleh kondisi yang terjadi untuk suatu masukan yang akan
menjalankan semua kebutuhan.
129
6.3.1 Pengujian Validasi Login a. Kasus uji berhasil login sebagai admin
Tabel 6.7 Kasus Uji Berhasil Login Sebagai Admin
Nama Kasus Uji Kasus Uji berhasil login sebagai Admin
Prosedur 1. Membuka halaman awal Talent Management
System
2. Memasukkan username/nomor id = 10000014
dan password = 10000014
3. Menekan tombol sign in
Hasil yang diharapkan Sistem akan menampilkan halaman Dashboard
Admin
Hasil Sistem menampilkan halaman Dashboard Admin
Status valid
b. Kasus uji berhasil login sebagai hr
Tabel 6.8 Kasus Uji Berhasil Login Sebagai Hr
Nama Kasus Uji Kasus Uji berhasil login sebagai HR
Prosedur 1. Membuka halaman awal Talent Management
System
2. Memasukkan username/nomor id karyawan=
10000002 dan password = 10000002
3. Menekan tombol sign in
Hasil yang diharapkan Sistem akan menampilkan halaman Dashboard HR
Hasil Sistem menampilkan halaman Dashboard HR
Status valid
c. Kasus uji berhasil login sebagai karyawan
Tabel 6.9 Kasus Uji Berhasil Login Sebagai Karyawan
Nama Kasus Uji Kasus Uji berhasil login sebagai Karyawan
Prosedur 1. Membuka halaman awal Talent Management
System
2. Memasukkan username/nomor id karyawan =
10000012 dan password = 10000012
3. Menekan tombol sign in
130
Hasil yang diharapkan Sistem akan menampilkan halaman profil karyawan
Hasil Sistem menampilkan halaman profil karyawan
Status valid
d. Kasus uji gagal login
Tabel 6.10 Kasus Uji Gagal Login
Nama Kasus Uji Kasus Uji gagal login
Prosedur 1. Membuka halaman awal Talent Management
System
2. Memasukkan username/nomor id karyawan
= 10000001 dan password = xxx
3. Menekan tombol sign in
Hasil yang diharapkan Sistem tetap menampilkan halaman awal talent
Management system yaitu halaman login
Hasil Sistem tetap menampilkan halaman awal talent
Management system yaitu halaman login
Status valid
6.3.2 Pengujian Validasi Logout a. Kasus uji logout
Tabel 6.11 Kasus Uji Logout
Nama Kasus Uji Kasus Uji Logout
Prosedur 1. Sudah berada dalam kondisi Logon
2. Menekan tombol Logout pada menu dropdown
profil
Hasil yang diharapkan Keluar dari kondisi Logon dan menampilkan halaman
awal talent Management system yaitu halaman login
Hasil Keluar dari kondisi Logon dan menampilkan halaman
awal talent Management system yaitu halaman login
Status valid
6.3.3 Pengujian Validasi Melihat profil a. Kasus uji melihat profil
131
Tabel 6.12 Kasus Uji Melihat Profil Admin Dan Hr
Nama Kasus Uji Kasus Uji Melihat Profil
Prosedur 1. Sudah berada dalam kondisi Logon
2. Menekan menu profile
Hasil yang diharapkan Menampilkan halaman profil
Hasil Menampilkan halaman profil
Status valid
6.3.4 Pengujian Validasi Melihat Grafik Talent pool pribadi a. Kasus uji melihat grafik talent pool pribadi
Tabel 6.13 Kasus Uji Melihat Grafik Talent Pool Pribadi
Nama Kasus Uji Kasus Uji Melihat Grafik Talent pool Pribadi
Prosedur 1. Sudah berada dalam kondisi Logon
2. Masuk ke halaman profil
3. Pilih menu data chart
Hasil yang diharapkan Menampilkan grafik talent pool pribadinya
Hasil Menampilkan grafik talent pool pribadinya
Status valid
6.3.5 Pengujian Validasi Ganti Password a. Kasus uji berhasil ganti password
Tabel 6.14 Kasus Uji Berhasil Ganti Password
Nama Kasus Uji Kasus Uji berhasil ganti password
Prosedur 1. Sudah masuk ke dalam sistem dengan
username/Nomor ID Karyawan = 10000012 dan
password = 10000012
2. Mengisi password lama dengan = 10000012
3. Mengisi password baru dengan = password
4. Mengisi ulangi password baru dengan =
password
Hasil yang diharapkan Password terganti dan menampilkan pesan berhasil
ganti password
132
Hasil Password terganti dan menampilkan pesan berhasil
ganti password
Status valid
b. Kasus uji gagal ganti password - 1
Tabel 6.15 Kasus Uji Gagal Ganti Password - 1
Nama Kasus Uji Kasus Uji gagal ganti password -1
Prosedur 1. Sudah masuk ke dalam sistem dengan
username/nomor ID karyawan = 10000012 dan
password = 10000012
2. Mengisi password lama dengan = 10000012
3. Mengisi password baru dengan = password
4. Mengisi ulangi password baru dengan = tes
Hasil yang diharapkan Gagal ganti password dan menampilkan pesan
password baru tidak sama
Hasil Gagal ganti password dan menampilkan pesan
password baru tidak sama
Status valid
c. Kasus uji gagal ganti password - 2
Tabel 6.16 Kasus Uji Gagal Ganti Password - 2
Nama Kasus Uji Kasus Uji gagal ganti password -2
Prosedur 1. Sudah masuk ke dalam sistem dengan
username/nomor ID karyawan = 10000012 dan
password = 10000012
2. Mengisi password lama dengan = tes
3. Mengisi password baru dengan = password
4. Mengisi ulangi password baru dengan = password
Hasil yang diharapkan Gagal ganti password dan menampilkan pesan
password lama salah
Hasil Gagal ganti password dan menampilkan pesan
password lama salah
Status valid
133
6.3.6 Pengujian Validasi Melihat Penilaian Kompetensi Pribadi a. Kasus uji melihat penilaian kompetensi pribadi
Tabel 6.17 Kasus Uji Melihat Penilain Kompetensi Pribadi
Nama Kasus Uji Kasus uji melihat data penilaian pribadi
Prosedur 1. Sudah dalam kondisi Logon
2. Memilih menu competency appraisal
Hasil yang diharapkan Menampilkan halaman penilaian kompetensi pribadi
Hasil Menampilkan halaman penilaian kompetensi pribadi
Status valid
6.3.7 Pengujian Validasi Melihat Penilaian Kompetensi Seluruh Karyawan
a. Kasus uji melihat penilaian kompetensi seluruh karyawan
Tabel 6.18 Kasus Uji Melihat Penilain Kompetensi Seluruh Karyawan
Nama Kasus Uji Kasus uji melihat data penilaian Seluruh Karyawan
Prosedur 1. Sudah dalam kondisi Logon sebagai HR
2. Memilih menu competency appraisal
3. Memilih menu all test data
Hasil yang diharapkan Menampilkan halaman penilaian kompetensi
seluruh karyawan
Hasil Menampilkan halaman penilaian kompetensi
seluruh karyawan
Status valid
6.3.8 Pengujian Validasi Menghapus Data Penilaian Kompetensi a. Kasus uji menghapus data penilaian kompetensi
Tabel 6.19 Kasus Uji Menghapus Data Penilaian Kompetensi
Nama Kasus Uji Kasus uji menghapus data penilaian kompetensi
Prosedur 1. Sudah dalam kondisi Logon
2. Masuk ke dalam halaman penilaian kompetensi
3. Menekan menu hapus
134
Hasil yang diharapkan Data berhasil terhapus
Hasil Data berhasil terhapus
Status valid
6.3.9 Pengujian Validasi Melihat data Kuesioner kompetensi a. Kasus uji melihat data kuesioner kompetensi
Tabel 6.20 Kasus Uji Melihat Data Kuesioner Kompetensi
Nama Kasus Uji Kasus uji melihat data kuesioner kompetensi
Prosedur 1. Sudah dalam kondisi Logon sebagai HR
2. Masuk ke dalam halaman penilaian kompetensi
3. Memilih menu Question data
Hasil yang diharapkan Menampilkan data kuesioner kompetensi
Hasil Menampilkan data kuesioner kompetensi
Status valid
6.3.10 Pengujian Validasi mengubah data kuesioner kompetensi a. Kasus uji mengubah data kuesioner kompetensi
Tabel 6.21 Kasus Uji Mengubah Data Kuesioner Kompetensi
Nama Kasus Uji Kasus uji mengubah data kuesioner kompetensi
Prosedur 1. Sudah dalam kondisi Logon sebagai HR
2. Masuk ke dalam halaman penilaian kompetensi
3. Memilih menu Question data
4. Memilih menu edit/ubah
5. Mengganti data pada form modal
6. Menekan tombol save
Hasil yang diharapkan Data berhasil diubah
Hasil Data berhasil diubah
Status valid
6.3.11 Pengujian Validasi Mengisi Kuesioner Kompetensi a. Kasus uji mengisi kuesioner kompetensi
135
Tabel 6.22 Kasus Uji Mengisi Kuesioner Kompetensi
Nama Kasus Uji Kasus uji mengisi kuesioner kompetensi
Prosedur 1. Sudah dalam kondisi Logon
2. Masuk ke dalam halaman penilaian kompetensi
3. Memilih menu mengisi kuesioner
4. Memilih nama karyawan yang akan dinilai
5. Menampilkan form penilaian
Hasil yang diharapkan User dapat mengisi form penilaian kompetensi
Hasil User dapat mengisi form penilaian kompetensi
Status valid
6.3.12 Pengujian Validasi Menilai Kompetensi a. Kasus uji menilai kompetensi
Tabel 6.23 Kasus Uji Menilai Kompetensi
Nama Kasus Uji Kasus uji mengisi kuesioner kompetensi
Prosedur 1. User sudah mengisi seluruh form kuesioner
2. User mensubmit jawaban kuesioner
Hasil yang diharapkan Berhasil menilai kompetensi karyawan
Hasil Berhasil menilai kompetensi karyawan
Status valid
6.3.13 Pengujian Validasi memasukkan nilai KPI a. Kasus uji memasukkan nilai KPI
Tabel 6.24 Kasus Uji Memasukkan Nilai KPI
Nama Kasus Uji Kasus uji memasukkan nilai KPI
Prosedur 1. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
2. Memilih menu entry KPI
3. Memasukkan form data pencapaian KPI
4. Menekan tombol save
Hasil yang diharapkan Berhasil menyimpan dan memasukkan nilai
pencapaian KPI
136
Hasil Berhasil menyimpan dan memasukkan nilai
pencapaian KPI
Status valid
6.3.14 Pengujian Validasi Menetapkan Nilai KPI a. Kasus uji menetapkan nilai KPI
Tabel 6.25 Kasus Uji Menetapkan Nilai KPI
Nama Kasus Uji Kasus uji menetapkan nilai KPI
Prosedur 1. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
2. Memilih menu assign KPI
3. Memilih bawahan yang akan ditetapkan KPI-nya
4. Memilih KPI yang telah dibuat
5. Menekan tombol Assign KPI
Hasil yang diharapkan Berhasil menyimpan dan menetapkan KPI kepada
bawahan
Hasil Berhasil menyimpan dan menetapkan KPI kepada
bawahan
Status valid
6.3.15 Pengujian Validasi Membatalkan Penetapan Nilai KPI a. Kasus uji membatalkan penetapan nilai KPI
Tabel 6.26 Kasus Uji Membatalkan Penetapan Nilai KPI
Nama Kasus Uji Kasus uji membatalkan penetapan nilai KPI
Prosedur 1. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
2. Memilih menu assign KPI
3. Memilih bawahan yang akan di batalkan KPI-nya
4. Menampilkan KPI bawahan
5. Menghapus KPI yang akan dibatalkan dengan
menekan tombol hapus
Hasil yang diharapkan Berhasil menghapus KPI yang sudah ditetapkan
kepada bawahan
137
Hasil Berhasil menghapus KPI yang sudah ditetapkan
kepada bawahan
Status valid
6.3.16 Pengujian Validasi Menetapkan Target Nilai KPI a. Kasus uji menetapkan target nilai KPI
Tabel 6.27 Kasus Uji Menetapkan Target Nilai KPI
Nama Kasus Uji Kasus uji menetapkan target nilai KPI
Prosedur 1. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
2. Memilih menu target KPI
3. Memilih bawahan yang akan di isi target nilai
KPI-nya
4. Mengisi nilai target yang sudah disepakati
diawal
5. Menyimpan nilai target dengan menekan
tombol save
Hasil yang diharapkan Berhasil menyimpan target nilai KPI kepada
bawahan
Hasil Berhasil menyimpan target nilai KPI kepada
bawahan
Status valid
6.3.17 Pengujian Validasi Menyetujui KPI a. Kasus uji menyetujui KPI
Tabel 6.28 Kasus Uji Menyetujui KPI
Nama Kasus Uji Kasus uji menyetujui KPI
Prosedur 1. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
2. Memilih menu approve KPI
3. Memilih bawahan yang akan disetujui KPI-nya
4. Mengisi nilai yang akan disetujui
5. Menyetujui KPI dengan menekan tombol
approve
138
Hasil yang diharapkan Berhasil menyetujui KPI bawahan dan menghitung
nilai kinerjanya
Hasil Berhasil menyetujui KPI bawahan dan menghitung
nilai kinerjanya
Status valid
6.3.18 Pengujian Validasi Membatalkan Persetujuan KPI a. Kasus uji membatalkan persetujuan KPI
Tabel 6.29 Kasus Uji Membatalkan Persetujuan KPI
Nama Kasus Uji Kasus uji membatalkan persetujuan KPI
Prosedur 1. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
2. Memilih menu approve KPI
3. Memilih bawahan yang akan dibatalkan
persetujuan KPI-nya pada menu approved KPI
4. Membatalkan persetujuan KPI dengan menekan
tombol cancel
Hasil yang diharapkan Berhasil membatalkan persetujuan KPI bawahan
Hasil Berhasil membatalkan persetujuan KPI bawahan
Status valid
6.3.19 Pengujian Validasi Menyimpan Persetujuan KPI Sementara a. Kasus uji menyimpan persetujuan KPI sementara
Tabel 6.30 Kasus Uji Menyimpan Persetujuan KPI Sementara
Nama Kasus Uji Kasus uji menyetujui KPI
Prosedur 1. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
2. Memilih menu approve KPI
3. Memilih bawahan yang akan disetujui KPI-nya
4. Mengisi nilai yang akan disetujui
5. Menyimpan persetujuan KPI sementara dengan
menekan tombol save
Hasil yang diharapkan Berhasil menyimpan persetujuan KPI sementara
139
Hasil Berhasil menyimpan persetujuan KPI sementara
Status valid
6.3.20 Pengujian Validasi Membuat KPI Individu a. Kasus uji membuat KPI individu
Tabel 6.31 Kasus Uji Membuat KPI Individu
Nama Kasus Uji Kasus uji membuat KPI Individu
Prosedur 1. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
2. Memilih menu create KPI individu
3. Mengisi form pembuatan KPI Individu
4. Menyimpan KPI individu dengan menekan
tombol create
Hasil yang diharapkan Berhasil membuat dan menyimpan KPI individu
Hasil Berhasil membuat dan menyimpan KPI individu
Status Valid
6.3.21 Pengujian Validasi Melihat Daftar KPI Individu a. Kasus uji melihat daftar KPI indivdu
Tabel 6.32 Kasus Uji Melihat Daftar KPI Individu
Nama Kasus Uji Kasus uji melihat daftar KPI inividu
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai HR
2. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
3. Memilih menu KPI individu
Hasil yang diharapkan Berhasil menampilkan daftar KPI individu
Hasil Berhasil menampilkan daftar KPI individu
Status valid
6.3.22 Pengujian Validasi Mengubah KPI Individu a. Kasus uji mengubah KPI Individu
140
Tabel 6.33 Kasus Uji Mengubah KPI Individu
Nama Kasus Uji Kasus uji mengubah KPI individu
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai HR
2. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
3. Memilih menu KPI individu
4. Memilih menu edit
5. Mengubah data pada form edit KPI individu
6. Menyimpan hasil perubahan dengan memilih
tombol save
Hasil yang diharapkan Berhasil mengubah KPI individu
Hasil Berhasil mengubah KPI individu
Status valid
6.3.23 Pengujian Validasi Menghapus KPI Individu a. Kasus uji menghapus KPI Individu
Tabel 6.34 Kasus Uji Menghapus KPI Individu
Nama Kasus Uji Kasus uji menghapus KPI individu
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai HR
2. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
3. Memilih menu KPI individu
4. Memilih menu hapus
5. Menekan tombol delete pada modal hapus data
Hasil yang diharapkan Berhasil menghapus KPI individu
Hasil Berhasil menghapus KPI individu
Status valid
6.3.24 Pengujian Validasi Membuat KPI Unit a. Kasus uji membuat KPI unit
Tabel 6.35 Kasus Uji Membuat KPI Unit
Nama Kasus Uji Kasus uji membuat KPI Unit
Prosedur 1. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
141
2. Memilih menu create KPI unit
3. Memilih perspektif BSC
4. Mengisi form pembuatan KPI Unit
5. Menyimpan KPI unit dengan menekan tombol
create
Hasil yang diharapkan Berhasil membuat dan menyimpan KPI unit
Hasil Berhasil membuat dan menyimpan KPI unit
Status Valid
6.3.25 Pengujian Validasi Melihat Daftar KPI Unit a. Kasus uji melihat daftar KPI indivdu
Tabel 6.36 Kasus Uji Melihat Daftar kpi unit
Nama Kasus Uji Kasus uji melihat daftar KPI inividu
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai HR
2. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
3. Memilih menu KPI unit
Hasil yang diharapkan Berhasil menampilkan daftar KPI unit
Hasil Berhasil menampilkan daftar KPI unit
Status valid
6.3.26 Pengujian Validasi Mengubah KPI Unit a. Kasus uji mengubah KPI Unit
Tabel 6.37 Kasus Uji Mengubah KPI Unit
Nama Kasus Uji Kasus uji mengubah KPI unit
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai HR
2. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
3. Memilih menu KPI unit
4. Memilih menu edit
5. Mengubah data pada form edit KPI unit
6. Menyimpan hasil perubahan dengan memilih
tombol sve
142
Hasil yang diharapkan Berhasil mengubah KPI unit
Hasil Berhasil mengubah KPI unit
Status valid
6.3.27 Pengujian Validasi Menghapus KPI Unit a. Kasus uji menghapus KPI Unit
Tabel 6.38 Kasus Uji Menghapus KPI Unit
Nama Kasus Uji Kasus uji menghapus KPI unit
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai HR
2. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
3. Memilih menu KPI unit
4. Memilih menu hapus
5. Menekan tombol delete pada modal hapus data
Hasil yang diharapkan Berhasil menghapus KPI unit
Hasil Berhasil menghapus KPI unit
Status valid
6.3.28 Pengujian Validasi Melihat Data Penilaian Kinerja Seluruh Karyawan
a. Kasus uji melihat data penilaian kinerja seluruh karyawan
Tabel 6.39 Kasus Uji Melihat Data Penilaian Kinerja Seluruh Karyawan
Nama Kasus Uji Kasus uji melihat data penilaian kinerja seluruh
karyawan
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai HR
2. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
3. Memilih menu all value
Hasil yang diharapkan Berhasil melihat data penilaian kinerja seluruh
karyawan
Hasil Berhasil melihat data penilaian kinerja seluruh
karyawan
Status valid
143
6.3.29 Pengujian Validasi Menghapus Data Penilaian Kinerja Karyawan
a. Kasus uji menghapus data penilaian kinerja karyawan
Tabel 6.40 Kasus Uji Menghapus Data Penilaian Kinerja Karyawan
Nama Kasus Uji Kasus uji melihat data penilaian kinerja seluruh
karyawan
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai HR
2. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
3. Memilih menu all value
4. Memilih menu hapus
Hasil yang diharapkan Berhasil menghapus data penilaian kinerja karyawan
Hasil Berhasil menghapus data penilaian kinerja karyawan
Status valid
6.3.30 Pengujian Validasi Melihat Data Penilaian Kinerja Diri Sendiri a. Kasus uji melihat data penilaian kinerja diri sendiri
Tabel 6.41 Kasus Uji Melihat Data Penilaian Kinerja Diri Sendiri
Nama Kasus Uji Kasus uji melihat data penilaian kinerja diri sendiri
Prosedur 1. Masuk ke dalam halaman performance
appraisal
2. Memilih menu my value
Hasil yang diharapkan Berhasil melihat data penilaian kinerja diri sendiri
Hasil Berhasil melihat data penilaian kinerja diri sendiri
Status valid
6.3.31 Pengujian Validasi Melihat Pertanyaan Tes Psikologi MBTI a. Kasus uji melihat pertanyaan tes psikologi MBTI
Tabel 6.42 Kasus Uji Melihat Pertanyaan Tes Psikologi MBTI
Nama Kasus Uji Kasus uji melihat pertanyaan tes psikologi MBTI
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai HR
2. Masuk ke dalam halaman MBTI
144
3. Memilih menu question data
Hasil yang diharapkan Menampilkan pertanyaan tes psikologi MBTI
Hasil Menampilkan pertanyaan tes psikologi MBTI
Status valid
6.3.32 Pengujian Validasi mengubah Pertanyaan Tes Psikologi MBTI a. Kasus uji mengubah pertanyaan tes psikologi MBTI
Tabel 6.43 Kasus Uji Mengubah Pertanyaan Tes Psikologi MBTI
Nama Kasus Uji Kasus uji mengubah pertanyaan tes psikologi MBTI
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai HR
2. Masuk ke dalam halaman MBTI
3. Memilih menu question data
4. Menekan tombol edit
5. Melakukan perubahan data pada form edit
6. Meyimpan perubahan dengan menekan tombol
save
Hasil yang diharapkan Data pertanyaan berhasil diubah
Hasil Data pertanyaan berhasil diubah
Status valid
6.3.33 Pengujian Validasi Melihat Hasil Tes Psikologi MBTI a. Kasus uji melihat hasil tes psikologi MBTI
Tabel 6.44 Kasus Uji Melihat Hasil Tes Psikologi MBTI
Nama Kasus Uji Kasus uji melihat hasil tes psikologi MBTI
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai HR
2. Masuk ke dalam halaman MBTI
3. Memilih menu test data
Hasil yang diharapkan Menampilkan data hasil tes psikologi MBTI semua
karyawan yang sudah melakukan tes
Hasil Menampilkan data hasil tes psikologi MBTI semua
karyawan yang sudah melakukan tes
Status valid
145
6.3.34 Pengujian Validasi Menghapus Hasil Tes Psikologi MBTI a. Kasus uji menghapus hasil tes psikologi MBTI
Tabel 6.45 Kasus Uji Menghapus Hasil Tes Psikologi MBTI
Nama Kasus Uji Kasus uji melihat hasil tes psikologi MBTI
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai HR
2. Masuk ke dalam halaman MBTI
3. Memilih menu test data
4. Menekan tombol hapus pada data yang akan
dihapus
Hasil yang diharapkan Data tes psikologi MBTI yang dipilih berhasil dihapus
Hasil Data tes psikologi MBTI yang dipilih berhasil dihapus
Status valid
6.3.35 Pengujian Validasi Melihat Hasil Tes Psikologi MBTI Diri Sendiri
a. Kasus uji melihat hasil tes psikologi MBTI diri sendiri
Tabel 6.46 Kasus uji melihat hasil tes psikologi MBTI diri sendiri
Nama Kasus Uji Kasus uji melihat hasil tes psikologi MBTI diri sendiri
Prosedur 1. Masuk ke dalam halaman MBTI
2. Memilih menu my test data
Hasil yang diharapkan Menampilkan data hasil tes psikologi MBTI diri
sendiri
Hasil Menampilkan data hasil tes psikologi MBTI diri
sendiri
Status valid
6.3.36 Pengujian Validasi Melakukan Tes Psikologi MBTI a. Kasus uji berhasil melakukan tes psikologi MBTI
Tabel 6.47 Kasus Uji Berhasil Melakukan Tes Psikologi MBTI
Nama Kasus Uji Kasus uji berhasil melakukan tes psikologi MBTI
Prosedur 1. Masuk ke dalam halaman MBTI
2. Memilih menu mulai tes
146
Hasil yang diharapkan Karyawan berhasil memulai untuk mengisi tes
psikologi MBTI
Hasil Karyawan berhasil memulai untuk mengisi tes
psikologi MBTI
Status valid
b. Kasus uji gagal melakukan tes psikologi MBTI
Tabel 6.48 Kasus Uji Gagal Melakukan Tes Psikologi MBTI
Nama Kasus Uji Kasus uji gagal melakukan tes psikologi MBTI
Prosedur 1. Masuk ke dalam halaman MBTI
2. Memilih menu mulai tes
Hasil yang diharapkan Tidak bisa masuk ke halaman tes
Hasil Tidak bisa masuk ke halaman tes
Status valid
6.3.37 Pengujian Validasi Menilai Hasil Tes Psikologi MBTI a. Kasus uji berhasil menilai hasil tes psikologi MBTI sebelum waktu habis
Tabel 6.49 Kasus Uji Berhasil Menilai Hasil Tes Psikologi MBTI Sebelum Waktu
Habis
Nama Kasus Uji Kasus uji berhasil menilai hasil tes psikologi MBTI
sebelum waktu habis
Prosedur 1. Karyawan mengisi semua soal tes
2. Karyawan mensubmit tes
Hasil yang diharapkan Menampilkan hasil tes yang telah dilakukan
Hasil Menampilkan hasil tes yang telah dilakukan
Status valid
b. Kasus uji berhasil menilai hasil tes psikologi MBTI saat waktu habis
Tabel 6.50 Kasus Uji Berhasil Menilai Hasil Tes Psikologi MBTI Saat Waktu Habis
Nama Kasus Uji Kasus uji berhasil menilai hasil tes psikologi MBTI
saat waktu habis
Prosedur 1. Karyawan mengisi semua soal tes
2. Timer mensubmit hasil tes yang telah dikerjakan
saat waktu berakhir
147
Hasil yang diharapkan Menampilkan hasil tes yang telah dilakukan
Hasil Menampilkan hasil tes yang telah dilakukan
Status valid
6.3.38 Pengujian Validasi Melihat Data Pada Master Data a. Kasus uji melihat data pada maser data
Tabel 6.51 Kasus Uji Melihat Data Pada Master Data
Nama Kasus Uji Kasus uji melihat data pada master data
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai Admin
2. Memilih menu master data
3. Memilih menu jenis master data yang dipilih
Hasil yang diharapkan Menampilkan data pada master data yang dipilih
Hasil Menampilkan data pada master data yang dipilih
Status valid
6.3.39 Pengujian Validasi Menambah Data Pada Master Data a. Kasus uji menambah data pada maser data
Tabel 6.52 Kasus Uji Menambah Data Pada Master Data
Nama Kasus Uji Kasus uji menambah data pada master data
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai Admin
2. Memilih menu master data
3. Memilih menu jenis master data yang dipilih
4. Memilih menu tambah data untuk
menampilkan form tambah data
5. Mengisi form
6. Menekan tombol simpan data
Hasil yang diharapkan Data berhasil ditambah
Hasil Data berhasil ditambah
Status valid
6.3.40 Pengujian Validasi Mengubah Data Pada Master Data a. Kasus uji mengubah data pada maser data
148
Tabel 6.53 Kasus Uji Mengubah Data Pada Master Data
Nama Kasus Uji Kasus uji mengubah data pada master data
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai Admin
2. Memilih menu master data
3. Memilih menu jenis master data yang dipilih
4. Menekan tombol edit pada data yang dipilih
5. Mengubah isi pada form edit
6. Menekan tombol save
Hasil yang diharapkan Data berhasil diubah
Hasil Data berhasil diubah
Status valid
6.3.41 Pengujian Validasi Menghapus Data Pada Master Data a. Kasus uji menghapus data pada maser data
Tabel 6.54 Kasus Uji Menghapus Data Pada Master Data
Nama Kasus Uji Kasus uji menghapus data pada master data
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai Admin
2. Memilih menu master data
3. Memilih menu jenis master data yang dipilih
4. Menekan tombol hapus pada data yang dipilih
5. Menekan tombol delete pada form peringatan
hapus
Hasil yang diharapkan Data berhasil dihapus
Hasil Data berhasil dihapus
Status valid
6.3.42 Pengujian Validasi Sinkron Data ke SAP a. Kasus uji berhasil sinkron data ke SAP secara manual
Tabel 6.55 Kasus Uji Berhasil Sinkron Data Ke Sap Secara Manual
Nama Kasus Uji Kasus uji berhasil sinkron data ke SAP secara manual
Prosedur 1. Terhubung dengan server SAP IDES
2. Dalam kondisi logon sebagai Admin
3. Memilih menu master data
149
4. Memilih menu jenis master data yang dipilih
5. Memilih menu sinkron data ke SAP
Hasil yang diharapkan Data berhasil di sinkronisasi
Hasil Data berhasil di sinkronisasi
Status valid
b. Kasus uji berhasil sinkron data ke SAP secara otomatis
Tabel 6.56 Kasus Uji Berhasil Sinkron Data Ke Sap Secara Otomatis
Nama Kasus Uji Kasus uji berhasil sinkron data ke SAP secara
otomatis
Prosedur 1. Terhubung dengan server SAP IDES
2. Set Timer pada pukul 18.00
3. Timer akan mengupdate seluruh data ke SAP
pada waktu yang telah ditentukan
Hasil yang diharapkan Data berhasil di sinkronisasi
Hasil Data berhasil di sinkronisasi
Status valid
c. Kasus uji gagal sinkron data ke SAP
Tabel 6.57 Kasus Uji Gagal Sinkron Data Ke SAP
Nama Kasus Uji Kasus uji berhasil sinkron data ke SAP secara
otomatis
Prosedur 1. Server SAP IDES tidak dinyalakan
2. memilih menu sinkron secara manual atau
Timer sudah menunjukkan waktu untuk
melakukan sinkron data ke SAP secara otomatis.
Hasil yang diharapkan Memunculkan pesan status error
Hasil Memunculkan pesan status error
Status valid
6.3.43 Pengujian Validasi Sinkron Data dari SAP a. Kasus uji berhasil sinkron data dari SAP secara manual
150
Tabel 6.58 Kasus Uji Berhasil Sinkron Data Dari SAP Secara Manual
Nama Kasus Uji Kasus uji berhasil sinkron data ke SAP secara manual
Prosedur 1. Terhubung dengan server SAP IDES
2. Dalam kondisi logon sebagai Admin
3. Memilih menu master data
4. Memilih menu jenis master data yang dipilih
5. Memilih menu sinkron data dari SAP
Hasil yang diharapkan Data berhasil di sinkronisasi
Hasil Data berhasil di sinkronisasi
Status valid
b. Kasus uji berhasil sinkron data data SAP secara otomatis
Tabel 6.59 Kasus Uji Berhasil Sinkron Data Dari SAP Secara Otomatis
Nama Kasus Uji Kasus uji berhasil sinkron data ke SAP secara
otomatis
Prosedur 1. Terhubung dengan server SAP IDES
2. Set Timer pada pukul 06.00
3. Timer akan mengupdate seluruh data dari SAP
pada waktu yang telah ditentukan
Hasil yang diharapkan Data berhasil di sinkronisasi
Hasil Data berhasil di sinkronisasi
Status valid
c. Kasus uji gagal sinkron data dari SAP
Tabel 6.60 Kasus Uji Gagal Sinkron Data Dari SAP
Nama Kasus Uji Kasus uji berhasil sinkron data ke SAP secara
otomatis
Prosedur 1. Server SAP IDES tidak dinyalakan
2. memilih menu sinkron secara manual atau
Timer sudah menunjukkan waktu untuk
melakukan sinkron data dari SAP secara
otomatis.
Hasil yang diharapkan Memunculkan pesan status error
Hasil Memunculkan pesan status error
151
Status valid
6.3.44 Pengujian Validasi Melihat Grafik Talent Pool Seluruh Karyawan
a. Kasus uji melihat grafik talent pool seluruh karyawan
Tabel 6.61 Kasus Uji Melihat Grafik Talent Pool Seluruh Karyawan
Nama Kasus Uji Kasus uji melihat grafik talent pool seluruh karyawan
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai HR
2. Memilih menu Dashboard
3. Memilih menu data grafik
Hasil yang diharapkan Menampilkan grafik talent pool seluruh karyawan
Hasil Menampilkan grafik talent pool seluruh karyawan
Status Valid
6.3.45 Pengujian Validasi Melihat Tabel Seluruh Penilaian a. Kasus uji melihat tabel seluruh penilaian
Tabel 6.62 Kasus Uji Melihat Tabel Seluruh Penilian
Nama Kasus Uji Kasus uji melihat tabel seluruh penilaian
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai HR
2. Memilih menu Dashboard
3. Memilih menu data tabel
Hasil yang diharapkan Menampilkan tabel seluruh penilaian
Hasil Menampilkan tabel seluruh penilaian
Status valid
6.3.46 Pengujian Validasi Melihat Dashboard a. Kasus uji melihat Dashboard
Tabel 6.63 Kasus Uji Melihat Dashboard
Nama Kasus Uji Kasus uji melihat Dashboard
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai HR
2. Memilih menu Dashboard
152
Hasil yang diharapkan Menampilkan Dashboard
Hasil Menampilkan Dashboard
Status valid
6.3.47 Pengujian Validasi Mengubah Previlege User a. Kasus uji mengubah previlege user
Tabel 6.64 Kasus Uji Mengubah Previlege User
Nama Kasus Uji Kasus uji mengubah previlege user
Prosedur 1. Dalam kondisi logon sebagai Admin
2. Masuk ke halaman setting previlege
3. Memilih user/karyawan yang akan diubah
4. Ganti status previlege
5. Menekan tombol change
Hasil yang diharapkan Previlege user yang di pilih berubah
Hasil Previlege user yang di pilih berubah
Status valid
6.4 Pembahasan Hasil Pengujian
Dalam pengujian ini menggunakan beberapa jenis pengujian, yaitu
pengujian unit, integrasi, dan validasi. Pada pengujian unit dan integrasi dilakukan
dengan menggunakan metode white box testing, sedangkan pengujian validasi
dilakukan dengan menggunakan metode black box testing. Dari seluruh hasil
pengujian yang telah dilakukan menyatakan hasil yang valid atau tidak terdapat
kesalahan dalam sistem. Hal ini membuktikan bahwa sistem ini dapat digunakan
untuk manajemen talenta karyawan PT KAI
153
BAB 7 PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, perancangan, implementasi, dan
pengujian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, Talent Management System yang
terintegrasi dengan SAP Netweaver ini menghasilkan 47 kebutuhan
fungsional. Kebutuhan fungsional yang didapat telah mencakup dari
permasalahan yang ada yaitu, kebutuhan fungsional dalam menilai
kompetensi karyawan yang menggunakan metode 360 derajat, kebutuhan
fungsional yang menilai kinerja karyawan menggunakan metode BSC,
sinkronisasi data dari dan ke SAP Netweaver, dan kebutuhan fungsional dalam
menilai hasil tes psikologi MBTI, serta kebutuhan fungsional yang lainnya.
Yang dimana kebutuhan-kebutuhan fungsional tersebut nantinya dapat
memberikan solusi dalam manajemen talenta karyawan.
2. Berdasarkan hasil perancangan yang telah dilakukan menghasilkan rancangan
klas-klas yang terdiri dari 3 jenis klas yaitu controller, model, dan
view/boundary. Selain itu juga menghasilkan rancangan Physical Data Model
(PDM), algoritme, dan gambaran dari antarmuka sistem yang akan digunakan
sebagai acuan untuk membangun sistem. Dan hasil implemetasi sistem yang
telah dilakukan, sistem ini menghasilkan fitur yang dapat digunakan oleh
pengguna sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sistem yang ada. Fitur-fitur
yang didapat tersebut diimplementasikan dalam bentuk kode program,
struktur database, dan antarmuka web.
3. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, pengujian ini menggunakan metode white box testing untuk pengujian unit dan pengujian integrasi, dan metode black box testing untuk pengujian validasi. Dari seluruh hasil pengujian yang telah dilakukan menyatakan hasil yang valid atau tidak terdapat kesalahan dalam sistem. Hal ini membuktikan bahwa sistem ini dapat digunakan untuk manajemen talenta karyawan PT KAI.
7.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk pengembangan Talent Management System yang terintegrasi SAP Netweaver ini selanjutnya antara lain: 1. Sistem dapat menggunakan algoritme-algoritme klasifikasi untuk
memperoleh hasil tes psikologi MBTI yang lebih akurat. 2. Dilakukan pengembangan lanjut pada sistem dengan menerapkan
komponen-komponen Talent Management System yang lain seperti E-Recruiting dan Talent Development.
154
3. Sistem dapat dikembangkan dengan menggunakan fitur cloud dari SAP Solution Center, dengan begitu aplikasi ini dapat dibangun dengan menggunakan platform mobile, seperti android dan iOS.
155
DAFTAR PUSTAKA
Anza, Natassya Amalia et al., 2016. Analisis dan Implementasi Aplikasi Penilaian Kinerja Karyawan pada PT. Sangkuriang Internasional Menggunakan Pendekatan Metode Balanced Scorecard. S1. Universitas Telkom.
Atwater, L., dan Brett, J., 2005. Antecedents and consequences of reactions to developmental 360 degree feedback. Journal of Vocational Behavior, 66, 532-548.
Arora, Ritika and Arora, Neha., 2016. Analysis of SDLC Models. International Journal of Current Engineering and Technology.
Bindal, Nancy and Mehta, Aanchal., 2015. Survey On Software Development Processing Models. International Journal of Exploring Emerging Trends in Engineering (IJEETE).
Cao, Zhibin et al., 2010. Performance Evaluation for SOAP and RFC in SAP Netweaver Platform. 2010 IEEE 20th International Conference on Web Services.
Caytiles, Ronnie D. dan Lee, Sunguk., 2014. A Review of an MVC Framework based Software Development.
Haßmann, Richard et al., 2010. Personnel Planning and Development Using SAP ERP HCM.
Hustinawati et al., 2014. Performance Analysis Framework Codeigniter and CakePHP in Website Creation
Kaplan, Robert S. and Norton, David P., 1996. The Balanced Score:Translating Strategy Into Action. Harvad Business Press.
Kumar, Naresh et. al., 2013. Evolving a New Software Development Life Cycle Model SDLC-2013 with Client Satisfaction. International Journal of Soft Computing and Engineering (IJSCE), Vol. 3
Monk, Ellen F. dan Wagner, Bret J., 2008. Concept in Enterprise Resource Planning. 3rd Edition
Nisa, Ridha C. et al., 2016. Pengaruh Manajemen Talenta Dan Manajemen Pengetahuan Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 39
Pella, Darmin A. dan Inayati, Afifah., 2011. Talent Management: mengembangkan SDM untuk mencapai Pertumbuhan dan Kinerja Prima. Tersedia di: Google Books <http://booksgoogle.com> [Diakses 24 September 2016]
Pressman, Roger S., 2010. Software Engineering A Practitioner’s Approach. 7th Ed. New York: McGraw-Hill.
Qomariyah, Ayu Laely dan Puspasari, Durinta., 2015. Penerapan System Application And Product (SAP) Pada Administrasi Kekaryawanan Di PT KAI (Persero) DAOP 8 Surabaya. S1. Universitas Negeri Surabaya
Rachmawati, Meida., 2012. Journal Review: Strategi Untuk Menerapkan Talent Management (Manajemen Talenta) Dalam Perusahaan.
156
Ratnaningsih, Ika Zenita., 2011. Metode Umpan Balik 360 Derajat Untuk Mengembangkan Kepemimpinan Dalam Talent Management System
Rowe, Christopher., 1995. Introducing 360-Degree Feedback: The Benefits and Pitfalls. Executive Development, Vol. 8 Iss 7 pp. 14 - 20
Rumbaugh, J., Jacobson, I. & Booch, G., 2005. The Unified Modeling Language reference manual. 2nd ed. Boston: Addison-Wesley.
Sommerville, Ian., 2011. Software engineering. 9th ed. London: Addison-Wesley.
Sukoco, Iwan dan Fadhillah, Ashar R., 2016. The Analysis Of Talent Management Strategy Using Organizational Competency Approach In PT Pindad (Persero) Bandung City. Jurnal AdBispreneur Vol. 1, No. 1.
Themistocleous M et al. 2001. ERP Problems and Application Integration Issues: An Empirical Survey. Proceeding of the 34th Hawaii International Conference on System Sciences
Williams, Glynn C., 2008. Implementing SAP ERP Sales and Distribution. McGraw-Hill.
Yoo, boonghee et al., 2013. Personality Type Preferences of Asian Managers: A Cross-Country Analysis Using the MBTI Instrument