Pekerjaan Jalan

26
© 2003 Digitized by USU digital library 1 PENGGUNAAN SISTEM LAPIS PNDASI JALAN TANPA PENUTUP UNTUK JALAN DI PEDESAAN Ir.JONI HARIANTO Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Uraian Umum Sistim pondasi jalan tanpa penutup adalah merupakan sistim konstruksi perkerasan jalan yang tidak menggunakan lapisanan permukaan/lapis penutup seperti Aspal Beton, Penetrasi Macadam dll, tetapi hanya menggunakan agregat (kerikil/pasir) pada lapisan permukaanya, direncanakan sedemikian rupa dengan memperhitungkan ketebalan dan sistim pengaliran airnya sehingga konstruksi ini akan mampu memikul beban serta tahan terhadap pengaruh cuaca. Untuk pelaksanaan pembuatan jenis konstruksi ini sangat mudah dan tidak membutuhkan peralatan yang rumit maupun penggunaan alat-alat berat. Penggunaan sistim lapis pondasi jalan tanpa penutup ini dianjurkan untuk kondisi lalu lintas ringan, sehingga penggunaan sistim ini adalah merupakan suatu altematif pilihan untuk pembanguanan jalan dengan biaya murah tetapi relatif tahan terhadap cuaca sehingga sangat sesuai untuk pembuatan jaringan jalan di pedesaan. 1.2. Latar Belakang Kelancaran arus lalu lintas sangat tergantung dari kondisi jalan yang ada, semakin baik kondisi jalan maka akan semakin lancar arus lalu lintas, baik arus pergerakan barang maupun manusia. Khusus didaerah pedesaan masih banyak yang belum menyadari akan pentingnya kondisi dari permukaan jalan ini terbukti karena masih banyaknya jalan-jalan didaerah pedesaan yang kondisinya rusak berat seperti adanya lobang-lobang dan amblas pada permukaan jalan tersebut terutama diwaktu musim hujan. Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena pada umumnya permukaan jalan tersebut tidak diberi lapisan permukaan yang mampu

description

PTM

Transcript of Pekerjaan Jalan

Page 1: Pekerjaan Jalan

© 2003 Digitized by USU digital library 1PENGGUNAAN SISTEM LAPIS PNDASI JALAN TANPA PENUTUP UNTUKJALAN DI PEDESAANIr.JONI HARIANTOJurusan Teknik SipilFakultas TeknikUniversitas Sumatera UtaraBAB IPENDAHULUAN1.1. Uraian UmumSistim pondasi jalan tanpa penutup adalah merupakan sistim konstruksiperkerasan jalan yang tidak menggunakan lapisanan permukaan/lapis penutupseperti Aspal Beton, Penetrasi Macadam dll, tetapi hanya menggunakan agregat(kerikil/pasir) pada lapisan permukaanya, direncanakan sedemikian rupa denganmemperhitungkan ketebalan dan sistim pengaliran airnya sehingga konstruksi iniakan mampu memikul beban serta tahan terhadap pengaruh cuaca. Untukpelaksanaan pembuatan jenis konstruksi ini sangat mudah dan tidakmembutuhkan peralatan yang rumit maupun penggunaan alat-alat berat.Penggunaan sistim lapis pondasi jalan tanpa penutup ini dianjurkan untuk kondisilalu lintas ringan, sehingga penggunaan sistim ini adalah merupakan suatualtematif pilihan untuk pembanguanan jalan dengan biaya murah tetapi relatiftahan terhadap cuaca sehingga sangat sesuai untuk pembuatan jaringan jalan dipedesaan.1.2. Latar BelakangKelancaran arus lalu lintas sangat tergantung dari kondisi jalan yang ada,semakin baik kondisi jalan maka akan semakin lancar arus lalu lintas, baik aruspergerakan barang maupun manusia. Khusus didaerah pedesaan masih banyakyang belum menyadari akan pentingnya kondisi dari permukaan jalan ini terbuktikarena masih banyaknya jalan-jalan didaerah pedesaan yang kondisinya rusakberat seperti adanya lobang-lobang dan amblas pada permukaan jalan tersebutterutama diwaktu musim hujan. Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena padaumumnya permukaan jalan tersebut tidak diberi lapisan permukaan yang mampumemperkecil pengaruh air terhadap badan jalan. Untuk membuat suatu lapispermukaan/penutup seperti Aspal Beton atau yang lainnya akan membutuhkanbiaya yang relatif mahal sehingga hal ini tidak dapat dilaksanakan karena padaumumnya dana untuk pembangunan jalan pedesaan terbatas.1.3. Maksud danTujuanMaksud dan tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengupas masalahpemakaian sistim lapis pondasi jalan tanpa penutup pada jalan dipedesaankarena untuk pembangunan jalan dengan menggunakan jenis konstruksi ini tidakmembutuhkan biaya yang mahal karena bahan yang akan dipergunakanumumnya dapat menggunakan bahan setempat seperti pasir dan kerikil.Jenis konstruksi ini juga cukup mampu untuk memikul beban kenderaanserta menghindarkan kerusakan badan jalan yang diakibatkan oleh pengaruh airterutama diwaktu musim hujan.1 .4. PermasalahanLapis pondasi tanpa penutup termasuk dalam sistim perkerasan lentursehingga untuk pembahasannya terdapat banyak masalah, permasalahanpermasalahantersebut antara lain:© 2003 Digitized by USU digital library 2- Perhitungan tebal lapis pondasi- Proses pembuatan rencana campuran kerja (job mix formula ).- Proses pemeriksaan mutu bahan yang akan digunakan.- Proses pemadatan.

Page 2: Pekerjaan Jalan

- Pengendalian mutu ( Quality control ).- hal -hal yang berkaiatan dengan peralatan yang akan digunakan dalampelaksanaan pekerjaan.- Keadaan lokasi/medan yang akan dikerjakan.- analisa biaya yang akan digunakan dalam perhitungan biaya bahan serta biayapelaksanaan pekerjaan.1.5. Pembatasan MasalahDari beberapa permasalahan seperti yang telah diuraikan diatas makapenulis akan menyederhanakannya yaitu dengan mengadakan pembatasanmasalah, jadi dalam hal ini penulis hanya akan membahas topik masalahmengenai pemakaian sistim lapis pondasi jalan tanpa penutup yang meliputikeuntungan-keuntungan penggunaan sistim pondasi tersebut, macam-macamlapis pondasi tanpa penutup yang ada, masalah persyaratan/spesifikasi bahandan metode pelaksanaan I cara kerja dilapangan.1.6. MetodologiMetode yang dipergunakan didalam penulisan ini adalah metode studiliteratur, yaitu mencari bahan-bahan masukan dari buku-buku yang berkaitandengan masalah sistim lapis pondasi jalan tanpa penutup.BAB IILAPISAN-LAPISAN PADA SISTIM PERKERASAN LENTUR(FLEXIBLE PAVEMENT)II .1. Uraian UmumPerkerasan lentur (Flexible Pavement) adalah sistim perkerasan dimanakonstruksinya terdiri dari beberapa lapisan. Tiap-tiap lapisan perkerasan padaumumnya menggunakan bahan maupun persyaratan yang berbeda sesuaidengan fungsinya yaitu, untuk menyebarkan beban roda kenderaan sedemikianrupa sehingga dapat ditahan oleh tanah dasar dalam batas daya dukungnya.Umumnya bagian-bagian lapisan perkerasan tersebut terdiri dari:1. Tanah dasar (Subgrade)2. Lapisan pondasi bawah ( Subbase Course)3. Lapisan pondasi atas ( Base Course)4. Lapisan permukaan ( Surface Course)Adapun tiap-tiap lapisan tersebut diatas dapat digambarkan sbb:Gambar 2.1. Lapisan-lapisan Pada Perkerasan lentur© 2003 Digitized by USU digital library 3II.2. Lapisan tanah dasar (Subgrade)Tanah dasar (subgrade) adalah merupakan permukaan dasar untukperletakan bagian-bagian perkerasan lainnya. Kekuatan dan keawetan maupuntebal dari lapisan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifatdan daya dukung tanah dasar ini.Tanah dasar ini dapat terbentuk dari tanah asli yang dipadatkan (pada daerahgalian) ataupun tanah timbun yang dipadatkan (pada daerah urugan). Mengenaipersyaratan teknik untuk material tanah sebagai pembentuk tanah dasar iniadalah sebagai berikut:Bukan tanah OrganisSebaiknya tidak termasuk tanah yang plastisitasnya tinggi yangdiklafisikasikan sebagai A-7-6 dari persyaratan Klafisikasi MSHTO atausebagai CH dalam sitim klasifikasi unified.Bahan yang mempunyai plastisitas tinggi hanya boleh digunakan padadaerah/lapisan dibawah 80 cm dari tanah dasar ataupun pada bagian dasardari urugan. Ataupun urugan kembali yang tidak memerlukan daya dukungyang tinggi.Memiliki harga CBR tidak kurang dari 6 % setelah perendaman 4 hari dandipadatkan 100 % dari kepadatan kering maximum.Persyaratan kepadatan;

Page 3: Pekerjaan Jalan

Harus dipadatkan sampai dengan 95 % dari kepadatan kering maximumpada lapisan 30 cm ke bawah dari subgrade (Proctor standard).30 cm keatas harus dipadatkan 100 % dari kepadatan kering maximum( Proctor standard ).Penggunaan tanah sebagai bahan untuk pembuatan jalan umumnya hanyaterbatas pada penyiapan badan jalan yaitu untuk membentuk lapisan pendasar(subgrade) pada daerah timbunan ataupun pada daerah yang kondisi tanahaslinya tidak memenuhi spesifikasi sehingga memerlukan penggantian tanah.II.3. Lapisan pondasi bawahLapis pondasi bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasidan tanah dasar. Fungsi dari lapis pondasi bawah ini antara lain yaitu:1. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda.2. Mencapai effisiensi penggunaan material yang relatip murah agar lapisanlapisanselebihnya dapat dikurangi tebalnya (penghematan biaya konstruksi).3. Untuk mencegah tanah dasar masuk kedalam lapis pondasi.4. Sebagai lapisan peresapan (drainage blanket sheet) agar air tanah tidakmengumpul dipondasi maupun ditanah dasar.5. Sebagai lapisan pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancar. Hal inisehubungan terlalu lemahnya daya dukung tanah dasar terhadap roda-rodaalat berat atau karena kondisi lapangan yang memaksa harus segeramenutup tanah dasar dari pengaruh cuaca.Material yang umum digunakan untuk lapisan pondasi bawah sesuaidengan jenis konstruksinya adalah:- Batu belah dengan balas pasir (sistim telford)- Tanah campur semen (soil cement base)- Aggregat klas B (sistim podasi aggregate)II.4. Lapisan pondasi atasLapis pondasi atas adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapispondasi bawah dan lapisan permukaan. Fungsi dari lapis pondasi atas ini antaralain yaitu:1. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya lintang daribeban roda.2. Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah.3. Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan.© 2003 Digitized by USU digital library 4Bahan yang akan digunakan untuk lapisan pondasi atas adalah jenis bahanyang cukup kuat. Untuk lapisan pondasi atas tanpa bahan pengikat umumnyamenggunakan material dengan nilai CBR > 50 % dan plastisitas Index ( PI ) < 4%. Bahan-bahan alam seperti batu pecah, kerikil pecah, stabilitas tanah dengansemen (soil cement base) dapat digunakan sebagai lapis pondasi atas. Materialyang umum digunakan dilndonesia untuk lapisan pondasi atas sesuai denganjenis konstruksinya adalah:- Tanah campur semen (soil cement base)- Aggregat klas A (sistim podasi aggregate)- kerikil (Pondasi Macadam)Sifat Agregat Klas A Agregrat BAbrasi Agregat kasar(AASHTO T 96-74)0 – 40% 0 – 50%Index Plastisitas (PI)(AASHTO T 90 -70)0 – 6 4 – 10Batas Cair(AASHTO T 89-68)0 – 35 -

Page 4: Pekerjaan Jalan

Bagian yang lunak(AASHTO T 112-78)0 – 5 -CBR (AASHTO T193) 80 min 35 minRongga dalam agregatmineral pada kepadatan max14 min 10 minTabel 2.1 : Persyaratan lapis pondasi agregatMacam ayakan Persen berat lolos(mm) Agregat klas A Agregat klas B63,0 (2 ½ ‘) 100 10037,5 (1 ½ ‘) 100 67 – 10019,0 (½ ‘) 65 – 81 40 – 1009,5 42 – 60 25 – 804,75 27 – 45 16 – 662,36 18 – 33 10 – 551,18 11 – 25 6 – 450,425 6 – 16 3 – 330,075 0 – 8 0 – 20Tabel 2.2 : Persyaratan gradasi lapis pondasi agregatII.5. Lapis resap pengikat / lapis perekat (prime coat/tackcoat)Prime coat adalah laburan aspal pada permukaan yang belum beraspalberfungsi untuk memberi ikatan antara permukaan tersebut dengan lapisanperkerasan diatasnya. Sedangkan tackcoat adalah laburan aspal pada permukaanyang sudah beraspal, berfungsi untuk memberi ikatan antara permukaan tsbdengan lapisan perkerasan diatasnya .Bahan yang digunakanBahan yang digunakan untuk primecoat adalah :- AC 10 ( penetrasi 80-100 ), AC 20 ( penetrasi 60-70 ) diencerkan denganminyak tanah 80 PPh ( 80 bagian minyak dengan 100 bagian aspal ) ataudisesuaikan kebutuhan dilapangan.- MC 30 ( aspal cair / Cutback Asphalt)- Aspal emulsi (1 bagian air: 1 bagian pengemulsi )Bahan yang digunakan untuk Tackcoat adalah :- AC 10 (penetrasi 80-100), AC 20 (penetrasi 60-70) diencerkan denganminyak tanah 25 sid 30 PPh (25/30 bagian minyak dengan 100 bagianaspal) atau disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan- Aspal emulsi (1 bagian air: 1 bagian pengemulsi )© 2003 Digitized by USU digital library 5Takaran Pemakaiana. Untuk prime coat- Untuk lapisan pondasi agregat 0,4 -1,3 l/m2- Untuk lapisan pondasi tanah semen 0,2 -1,0 l/m2b. untuk tackcoatJenis bahan Permukaan baru,permukaan tua/licinPermukaan tua/lapukCut back 25 pph 0,15 l/m2 0,15 – 0,35 l/m2Aspal emulsi 0, 41 l/m2 0,40 – 1,00 l/m2Suhu PenyemprotanJenis Bahan Pengikat Batas Suhu PenyemprotanCutback 25 pph 110 +/- 10 *CCutback 50 pph (MC 70) 75 +/- 10 *CCutback 75 pph (MC 30) 45 +/- 10 *CCutback 100 pph 30 +/- 10 *C

Page 5: Pekerjaan Jalan

Tabel 2.4: Persyaratan Suhu PenyemprotanII .6. Lapisan permukaanLapis permukaan adalah bagian perkerasan terletak paling atas. Lapispermukaan ini berfungsi antara lain:1. Sebagai bagian perkerasan untuk menahan gaya lintang dari beban rodakenderaan2. Sebagai lapisan kedap air untuk melindungi badan jalan dari kerusakan akibatcuaca.3. Sebagai lapisan aus (wearing course)Bahan yang umum digunakan untuk lapis permukaan (surface Course) ini al:- Aspal campuran panas ( Hot Mix) dengan jenis A TB, A TS8, HRS, HRSS IAC- Aspal campuran dingin (Cold Mix) dengan jenis Slurry seal,DGEM, OGEMdan Macadam emulsion- Lapisan Penetrasi Macadam (Lapen)- Labur Aspal satu lapis (Burtu)- Labur aspal dua lapis (Burda)- Laburan Aspal (Buras)- Lapisan tipis as buton murni (Latasbum)- Lapisan as buton agregat (Lasbutag)- Lapisan tipis aspal pasir (Latasir)BAB IIIPEMADATANIII.1. Uraian UmumPemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanahdikeluarkan dengan salah satu cara mekanis (menggilas/memukul/mengolah).Tanah yang dipakai untuk pembuatan tanah dasar pada jalan,tanggul/bendungan , tanahnya harus dipadatkan, hal ini dilakukan untukmemperolehMenaikan kekuatannya.Memperkecil daya rembesan airnya.Memperkecil pengaruh air terhadap tanah tersebut.III .2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KepadatanFaktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemadatan adalahsebagaiberikut :© 2003 Digitized by USU digital library 6a. Tebal lapisan yang dipadatkan.Untuk mendapatkan suatu kepadatan tertentu makin teballapisan yang akandipadatkan, maka diperlukan alat pemadat yang makin berat. Untuk mencapaikepadatan tertentu maka pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapisbergantung dari jenis tanah dan alat pemadat yang dipakai, misalnya untuktanah lempung tebal lapisan 15 cm, sedangkan pasir dapat mencapai 40 cm.b. Kadar Air Tanah.Bila kadar air tanah rendah, tanah tersebut sukar dipadatkan, jika kadar airdinaikkan dengan menambah air, air tersebut seolah-olah sebagai pelumasantara butiran tanah sehingga mudah dipadatkan tetapi bila kadar air terlalutinggi kepadatannya akan menurun. Jadi untuk memperoleh kepadatanmaximum; diperlukan kadar air yang optimum. Untuk mengetahui kadar airoptimum dan kepadatan kering maximum diadakan percobaan pemadatandilaboratorium yang dikenal dengan :Standard Proctor Compaction Test; danModified Compaction Testc. Alat PemadatPemilihan alat pemadat disesuaikan dengan kepadatan yang akan dicapai.

Page 6: Pekerjaan Jalan

Pada pelaksanaan dilapangan; tenaga pemadat tersebut diukur dalam jumlahlintasan alat pemadat dan berat alat pemadat itu sendiri. Alat pemadatmaupun tanah yang akan dipadatkan bermacam-macan jenisnya; untuk itupemilihan alat pemadat harus disesuaikan dengan jenis tanah yang akandipadatkan agar tujuan Pemadatan dapat tercapai.III.3. Peralatan PemadatMacam-macam peralatan yang dipergunakan sehubungan denganpekerjaan pemadatan lapis pondasi jalan umumnya ada dua jenis yaitu yangdilaksanakan secara mekanik darl manual dimana keduanya diuraikan sbb:1. Peralatan MekanikJenis peralatan ini digerakkan oleh tenaga mesin sehingga pekerjaanpemadatan dapat dilaksanakan lebih cepat dan lebih baik. Adapun jenis-jenisperalatan yang umum digunakan antara lain:a. Penggilas Getar ( Vibration Roller)Alat pemadat ini mempunyai effesiensi pemadatan yang baik. Alat inimemungkinkan digunakan secara luas dalam tiap jenis pekerjaan pemadatan.Effek yang diakibatkan oleh penggilas getar ini adalah gaya dinamis terhadaptanah; butir-butir tanah cederung mengisi bagian-bagian kosong yangterdapat diantara butiran-butirannya, sehingga akibat getaran ini tanahmenjadi padat dan dengan susunan yang lebih kompak.b. Penggilas Besi Berpermukaan Halus (Smooth Steel Roller).Roda pemadat ini adalah silinder baja yang berpermukaan rata (halus). Alatini cocok digunakan untuk pekerjaan penggilasan akhir pada tanahpasir/lempung. Penggilasan dengan memakai alat dari type ini tidakdianjurkan untuk pekerjaan yang menginginkan tingkat pemadatan yangtinggi pada lapisan yang tebal.Adapun macam-macam/type dari alat ini adalah sebagai berikut :1. Three Wheel Roller.Penggilas type ini juga sering disebut penggilas Mac Adam, karena jenis inisering dipergunakan dalam usaha-usaha pemadatan material berbutir kasar.Pemadat ini mempunyai 3 buah silinder baja, untuk menambah bobot daripemadat jenis ini maka roda silinder dapat diisi dengan zat cair (minyak/air)ataupun pasir. Pada umunya berat penggilas ini berkisar antara 6 s/d 12 ton.© 2003 Digitized by USU digital library 7sGambar 3.1. Three Wheeled Roller2. Tandem RollerPenggunaan dari alat ini umumnya untuk mendapatkan permukaan yangagak halus. Alat ini mempunyai 2 buah roda silinder baja dengan bobot 8 s/d 14ton. Penambahan bobot dapat dilakukan dengan menambahkan zat cair.Gambar 3.2. Tandem Roller4. Pneumatik Tired Roller ( PTR ).Roda-roda penggilas ini terdiri dari roda-roda ban karet. Susunan dari rodamuka dan belakang berselang-seling sehingga bagian dari roda yang tidaktergilas oleh roda bagian muka akan tergilas oleh roda bagian belakang. Tekananyang diberikan roda terhadap permukaan tanah dapat diatur dengan caramengubah tekanan ban.PTR ini sesuai digunakan untuk pekerjaan penggilasan bahan yanggranular; juga baik digunakan pada tanah lempung dan pasir.© 2003 Digitized by USU digital library 8Gambar 3.3. Pneumatic Tired Roller (PTR)2. Peralatan ManualJenis peralatan ini digerakkan dengan tenaga manusia/hewan sehinggapekerjaan pemadatan ditaksanakan lebih lambat dan hasil pemadatan kurangmemuaskan tetapi sangat berguna untuk pelaksanaan pemadatan didaerahterpencil/pedesaan dimana sulit untuk mendatangkan peralatan pemadat

Page 7: Pekerjaan Jalan

mekanik karena biaya yang mahal.Adapun jenis-jenis peralatan yang umum digunakan antara lain:a. Alat pemadat tanganAlat pemadat ini dibuat dari beton cor yangdiberi tangkai untuk menumbukkan bebantersebut ke tanah yang akan dipadatkan.Gambar 3.4 Alat Pemadat Tanganb. Alat pemadat silinder betonAlat ini berupa roda yang berbentuk silinder terbuat dari beton cor. Caramelakukan pemadatannya adalah ditarik dengan hewan seperti kerbau ataulembu dan dapat juga mempergunakan kenderaan bermotor sebagai penariknya.© 2003 Digitized by USU digital library 9DITARIK OLEH HEWAN/KENDERAANGambar 3.5 Alat Pemadat Silinder BetonBAB IVSISTIM LAPIS PONDASI JALAN TANPA PENUTUPIV.1. Uraian UmumSeperti diketahui bahwa kondisi permukaan jalan adalah sangat rentanterhadap pengaruh adanya air. Permukaan jalan tanah misalnya, akan sangatkeras bila musim panas dan sanggup menahan kenderaan berat seperti truckdengan beban yang berat sekalipun tanpa terjadi amblas. Tetapi bila terjadi hujandan air hujan tersebut telah meresap kedalam tanah maka permukaan jalan yangtadinya keras, akan berubah menjadi lunak sehingga tidak dapat lagi menahanberat kenderaan, apabila kenderaan dipaksakan melewatinya maka rodakenderaan akan amblas masuk kedalam tanah sehingga lambat laun jalan akanrusak.Dengan berkembangnya teknologi konstruksi jalan maka untukmenghindarkan hal tersebut, permukaan jalan pada umumnya diberi lapispenutup/lapis permukaan, dimana fungsinya selain untuk memberikankenyamanan tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah untuk menghindaripengaruh air terutama diwaktu musim hujan. Bahan konsrtuksi lapisanpenutup/lapisan permukaan tersebut dapat terdiri dari Aspal Beton campurandingin (Cold MIx) ataupun Aspal Beton campuran panas (hot mix) yang padaumumnya telah kita kenai secara luas, selain itu ada juga Penetrasi Makadam,lapisan tipis aspal pasir (latasir) dan As Buton. Biaya konstruksi untuk pembuatanlapis penutup tersebut umumnya relatif mahal dan memerlukan peralatanperalatanmekanik seperti alat pencampur aspal (Asphalt Mixing Plant), AsphaltFinisher (alat penggelar aspal) dan alat-alat pemadat mekanik. Untukpembuatan jalan dipedesaan maka penggunaan lapisan penutup tersebut sulituntuk dilaksanakan karena umumnya dana dan peralatannya terbatas.Sehubungan dengan hal tersebut maka penggunaan sistim lapis pondasi jalantanpa penutup adalah merupakan pilihan untuk pembangunan jalan dengan biayamurah tetapi relatif tahan terhadap cuaca.Sistim pondasi jalan tanpa penutup termasuk jenis perkerasan lenturdimana konstruksi perkerasan jalan yang ada tidak menggunakan lapisanpenutup seperti yang telah diuraikan diatas tetapi hanya menggunakan agregat(kerikil/pasir) pada lapisan permukaanya, direncanakan sedemikian rupa denganmemperhitungkan ketebalan dan sistim pengaliran airnya sehingga konstruksi iniakan mampu memikul beban serta tahan terhadap pengaruh cuaca. Untuk© 2003 Digitized by USU digital library 10pelaksanaan pembuatan jenis konstruksi ini sangat mudah dan tidakmembutuhkan peralatan yang rumit maupun penggunaan alat alat berat.Penggunaan sistim lapis pondasi jalan tanpa penutup ini adalah untuk kondisi lalulintas ringan sehingga sangat sesuai untuk pembuatan jaringan jalan dipedesaan. Ada dua jenis sistim lapis pondasi jalan tanpa penutup ini yaitu lapis

Page 8: Pekerjaan Jalan

pondasi jalan tanpa penutup Klas 'C' dan Waterbound Macadam.IV. 2. Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Klas 'C'a. PengertianLapis pondasi jalan tanpa penutup Klas C adalah jenis lapis pondasi yangdipakai sebagai pondasi jalan dimana permukaannya tidak akan ditutup denganaspal untuk waktu yang relatip lama, jenis pondasi ini dipakai pada ruas-ruasjalan yang volume lalu lintasnya masih rendah sehingga jenis ini sangat sesuaidigunakan pada jalan -jalan di pedesaan.Gambar IV.1. Potongan Melintang dengan Lapis Pondasi Klas Cb. FungsiLapis pondasi jalan tanpa penutup Klas C ini berfungsi antara lain:untuk menghindari pengaruh air terhadap permukaan jalanmemikul beban lalu lintasmenyebarkan beban roda kelapisan dibawahnyasebagai lapis peresapanc. BahanBahan yang dipergunakan untuk membuat jenis lapis pondasi ini adalahsbb:Kerikil pecahPadas pecahKerikil alam bulatd. Persyaratan BahanPersyaratan bahan yang harus dipenuhi supaya hasil pekerjaanmemuaskan adalah sbb:Bahan harus bebas dari gumpalan lempung (tanah liat)Bahan harus betas dari material organik (humus/ tumbuhan membusuk)Batas Cair Max 40 %Index Plastisitas ( pr ) 6 % sId 20 %Susunan Gradasi sbb:© 2003 Digitized by USU digital library 11No.Ayakan (mm) Persen Berat lolos# 19,000 mm 100# 4,750 mm 51 – 74# 0,425 mm 18 – 36# 0,075 mm 10 – 22Tabel 4.1. Persyaratan Gradasie. PelaksanaanProses pelaksanaan pembuatan lapis pondasi tanpa penutup klas C dapatdiuraikan sbb:- Tanah dasar/badan jalan dipersiapkan terlebih dahulu yaitu denganmembuang rumput-rumput dan jenis tanah humus yang ada dipermukaanjalan, setelah itu permukaan jalan tersebut diratakan dengan cangkul dandibentuk dengan memperhatikan kemiringan sehubungan untuk pengaliranair. Apabila permukaan tersebut sudah rata maka dapat dilanjutkan denganproses pemadatan .- Bahan lapis pondasi (kerikil/padas) dapat digelarkan/dihamparkan pada tanahdasar/badan jalan apabila permukaanya telah benar-benar padat, rata dantelah terbentuk dengan baik. Tebal lapisan yang dihamparkan kira kira 18 cm.Penghamparan dapat dilakukan dengan pengki sedangkan untuk perataannyadapat dilakukan dengan plat papan perata.- Apabila bahan lapis pondasi telah selesai dihampar den diratakan serta telahmempunyai nilai ketebalan sesuai dengan yang ditentukan maka pekerjaanpemadatan dapat dilakukan pada bahan tersebut. Yang perlu diperhatikansewaktu pemadatan adalah penambahan air pada permukaan pondasisehingga pemadatan dapat dilakukan dengan optimum sehingga hasilnya

Page 9: Pekerjaan Jalan

akan memuaskan.IV. 3. Water Bound Macadam (Makadam Ikat Basah )a. PengertianLapis pondasi jalan tanpa penutup Waterbound Macadam adalah jenispondasi yang dipakai sebagai pondasi jalan dimana permukaan jalan tersebuttidak akan ditutup dengan aspal untuk waktu yang relatip lama, jenis pondasi inidipakai pada ruas-ruas jalan yang volume lalu lintasnya masih rendah sehinggajenis ini sangat sesuai digunakan pada jalan-jalan di pedesaan.Gambar IV.2. Potongan Melintang Jalan dengan lapis Water Bound Macadam© 2003 Digitized by USU digital library 12b. FungsiLapis pondasi jalan tanpa penutup Waterbound Macadam ini berfungsiantara lain:untuk menghindari pengaruh air terhadap permukaan jalanmemikul beban lalu lintasmenyebarkan beban roda kelapisan dibawahnyasebagai lapis peresapanc. BahanBahan yang dipergunakan untuk membuat jenis lapis pondasi ini adalahsbb:Kerikil pecahBatu pecahpasird. Persyaratan BahanPersyaratan bahan yang harus dipenuhi supaya hasil pekerjaanmemuaskan adalah sbb:Bahan harus bebas dari gumpalan lempung (tanah liat)Bahan harus be bas dari material organik (humus/tumbuhan membusuk)Nilai Abrasi Maksimum 40 %Indek Plastis 4% sId 12 %Batas Cair Maksimum 35 %Susunan GradasiA. Agregat kasarNo.Ayakan (mm) Persen Berat Lolos# 75 mm 100# 63 mm 95 – 100# 50 mm 35 – 70# 35.5 mm 0 – 15# 25 mm 0 – 5Tabel 4.2. Persyaratan Gradasi Agregat KasarB. Agregat HalusNo.Ayakan (mm) Persen Berat Lolos# 9,5 mm 100# 4,750 mm 70 – 95# 2 mm 45 – 65# 1 mm 33 – 60# 0,425 mm 22 – 45# 0,075 mm 10 - 28Tabel 4.3. Persyaratan Gradasi Agregat Haluse. PelaksanaanProses pelaksanaan pembuatan lapis pondasi tanpa penutup WaterboundMacadam dapat diuraikan sbb:- Tanah dasar/badan jalan dipersiapkan terlebih dahulu yaitu dengan membuangrumput-rumput dan jenis tanah humus yang ada dipermukaan jalan, setelah itupermukaan jalan tersebut diratakan dengan cangkul dan dibentuk dengan

Page 10: Pekerjaan Jalan

memperhatikan kemiringan sehubungan untuk pengaliran air. Apabilapermukaan tersebut sudah rata maka dapat dilanjutkan dengan prosespemadatan .- Bahan agregat kasar (kerikil pecah I batu pecah) dapat digelarkan/dihamparkanpada tanah dasar/badan jalan apabila permukaanya telah benar-benar padat,rata dan telah terbentuk dengan baik. Tebal lapisan yang dihamparkan kira kira© 2003 Digitized by USU digital library 137 s/d 10 cm. Penghamparan dapat dilakukan dengan pengki. Apabila bahanagregat kasar telah selesai dihampar dan diratakan serta telah mempunyai nilaiketebalan sesuai dengan yang ditentukan maka pekerjaan pemadatan dapatdilakukan.- Bahan agregat halus (pasir) dapat digelarkan/dihamparkan diatas lapisanagregat kasar yang telah selesai dipadatkan. Tebal lapisan yang dihamparkankira-kira 5 s/d 7 cm. Penghamparan dapat dilakukan dengan pengki. Apabilabahan agregat halus telah selesai dihampar maka dilakukan penyiraman airsehingga material agregat halus tersebut akan masuk ke celah-celah agregatkasar kemudian sambil dipadatkan.BAB VKESIMPULANDari uraian mengenai pemakaian Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutuptersebut diatas dapat disimpulkan sbb:1. Bahan konsrtuksi untuk lapisan penutup/lapisan permukaan yang umumdikenal adalah Aspal Beton campuran dingin (Cold Mix), Aspal Betoncampuran panas (hot mix), Penetrasi Makadam, lapisan tipis aspal pasir(latasir) As Buton dll.2. Sistim pondasi jalan tanpa penutup adalah merupakan sistim konstruksiperkerasan jalan yang tidak menggunakan lapisan penutup seperti diatastetapi hanya menggunakan agregat (kerikil/pasir) pada lapisan permukaanya,direncanakan sedemikian rupa dengan memperhitungkan ketebalan dansistim pengaliran airnya sehingga konstruksi ini akan mampu memikul bebanserta tahan terhadap pengaruh cuaca3. Biaya untuk pembangunan sistim lapis pondasi jalan tanpa penutup cukupmurah bila dibandingkan bila menggunakan lapis penutup seperti aspal betondll hanya saja tidak dapat memikul lalu lintas berat sehingga sangat sesuaiuntuk digunakan pada pembuatan jalan dipedesaan.DAFTAR PUSTAKA1. " Petunjuk Pelaksanaan Pekerjaan Jalan “, Ditjen Bina Marga.2. "Mix Design Method For Asphalt Concrete and Other Hotmix Type",Asphallnstitute College Park, Maryland.ss3. " Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton ( LASTON )", Ditjen Bina Marga.4. " Bitumenous Material in Road Construction" , Departement of scientific andIndustrial research, Road Research Laboratory, London, 19625. " Spesifikasi Umum", Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal BinaMarga6. Yoder, E.J And Witczak, MW " Principles Of Pavement Design ", A WilleyInterscience Publication, Newyork-Chichester-brisbane- Toronto, 1975.7. Soedarsono, D.U "Konstruksi Jalan Raya" , Badan Penerbit Pekerjaan Umum,1979.s

Page 11: Pekerjaan Jalan

ALAT – ALAT BERAT ( PTM )

2.1 Loader

Loader adalah alat yang umum dipakai didalam proyek konstruksi untuk pekerjaan

pemuatan material hasil penggalian ke dalam truck atau memuat timbunan material.

Loader berfungsi sebagai :

Untuk memuat, membawa serta membongkar tanah atau material granular

Alat-alat berat yang dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil adalah alat yang digunakan untuk

Page 12: Pekerjaan Jalan

membatu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Alat berat

merupakan factor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi dengan

skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia

dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan

lebih mudah pada waktu yang relative lebih singkat. Alat berat yang umum dipakai di

dalam proyek konstruksi antara lain dozer, alat gali (excavator) seperti backhoe, front

shovel, clamshell; alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt; alat pemadat

tanah seperti roller dan compactor; dan lain-lain.

Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktorakan memilih alat berat yang akan

digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah

satu faktorpenting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat

sehingga proyek berjalan lancer. Kesalahan di dalam pemilihan alat berat dapat

mengakibatkan proyek menjadi tidak lancer. Dengan demikian keterlambatan

penyelesaian proyek dapat terjadi yang menyebabkan biaya akan mebengkak.

Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat lain

yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar.

B. PENGKLASIFIKASIAN ALAT.

Alat berat dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi tersebut adalah

klasifikasi fungsional alat berat dan klasifikasi operasional alat. Berat.

1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat

Page 13: Pekerjaan Jalan

Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut

berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi atas

berikut ini.

a. Alat Pengolah Lahan

Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus

dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak

atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer.

Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk

pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader.

b. Alat Penggali

Jenis alat ini dikenal jgua dengan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan untuk

menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini adalah front shovel,

backhoe, dragline, dan clamshell.

c. Alat Pengangkut Material

Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat

mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal

pada jarak jangkau yang relative kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose

material) dengan jarak tempuh yang relative jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt,

truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke

dalamnya.

Page 14: Pekerjaan Jalan

d. Alat Pemindahan Material.

Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat

transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat kea lat yang lain.

Loader dan dozer adalah alat pemindahan material.

e. Alat Pemadat

Jika pada suatu lahan dilakukan pembunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan

pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik tu jalan tanah dan

jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat

pemadat adalah tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor, dan lain-lain.

f. Alat Pemroses Material

Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan

ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen,

beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah crusher. Alat yang dapat

mencampur material-material di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material

seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant.

g. Alat Penempatan Akhir Material

Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan material

pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi ini material disebarkan secara

merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Yang termasuk di

Page 15: Pekerjaan Jalan

dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat

pemadat.

2. Klasifikasi operasional Alat Berat

Alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat

lain atau tidak dapat digerakan atau statis. Jadi klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya

dapat dibagi atas berikut ini.

a. Alat dengan Penggerak

Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin

menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban

karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt.

b. Alat Statis

Yang termasuk dalam kategori ini adalah towercrane, batching plant, baik untuk beton

maupun untuk aspal serta crusher plant.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN ALAT BERAT

Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan, dimana jenis, jumlah, dan

kapasitasalat merupakan factor-faktor penentu. Tidak setiap alat berat dapat dipakai

untuk setiap proyek konstruksi, oleh karena itu pemilihan alat berat yang tepat sangatlah

diperlukan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi

Page 16: Pekerjaan Jalan

keterlambatan di dalam pelaksanaan, biaya proyek yang membengkak, dan hasil yang

tidak sesuai dengan rencana.

Didalam pemilihan alat berat, ada beberapa factor yang harus diperhatikan sehingga

kesalahan dalam pemilihan alat dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai

berikut :

1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya,

seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan lain – lain.

2. Kapasitas peralatn. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat

material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus

sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

3. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertical) dan

jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain.

4. Pembaasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan alat

berat antara lain peraturan lau lintas, biaya dan pembongkaran. Selain itu metode

konsruksi yang dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat berubah.

5. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan

pemeliharaan merupakan factor penting di dalam pemilihan alat berat.

6. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat.

Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan,

irigasi, pembukaan hutan, dam, dan sebagainya.

Page 17: Pekerjaan Jalan

7. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan dalam

pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan

alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek di dataran rendah.

8. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan

dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam

kondisi padat, lepas, keras, atau lembek.

9. Kondisi lapangan. Kondisi engan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan

factor lain yang mempengaruhi pemilihan alat – berat.

D. ALAT BERAT PADA MACAM-MACAM PROYEK KONSTRUKSI

Pada setiap proyek ada keunikan dimana tidak semua alat berat perlu dipakai di proyek

tersebut. Jenis-jenis proyek yang pada umumnya menggunakan alat berat adalah proyek

gedung, pelabuhan, jalan dam, irigasi, dan lain-lain.

1. Proyek Gedung

Alat berat yang umum dipakai di dalam proyek gedung adalah alat pemancang tiang

fondasi (pile driving), alat penggali (backhoe) yang digunakan untuk penggalian

basement, crane untuk pemindahan vertical, truck untuk pengangkutan horizontal,

concrete mixer, dan lain-lain. Concrete mixer digunakan sebagai pencampur adukan

beton dan concrete mixer truck sebagai pengangkut campuran beton. Alat pemadat juga

sering digunakan untuk memadatkan tanah di sekitar basement.

2. Proyek Jalan

Page 18: Pekerjaan Jalan

Proyek jalan pada umumnya menggunakan alat gali, truck, dozer, grader, alat pemadat,

loader, dan lain-lain. Alat gali digunakan untuk menggali saluran di sekitar badan jalan.

Buldozer berfungsi untuk mengupas tanah dan grader untuk membentuk permukaan

tanah. Loader digunakan sebagai pemuat tanah ke dalam truck. Untuk jalan dengan

perkerasan lentur digunakan asphalt mixing plant yang berfungsi untuk mencampurkan

bahan campuran aspal yang kemudian disebarkan, diratakan, dan dipadatkan dengan

menggunakan asphalt finisher. Sedangkan untuk perkerasa kaku beton dioleh dengan

menggunakan concrete batching plant yang kemudian dipindahkan dengan menggunakan

truck mixer.

3. Proyek Jembatan

Alat yang digunakan untuk proyek jembaan antara lain adalah alat pemancang tiang

fondasi, alat penggali, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat

pemadat, dan lain-lain.

4. Proyek Dam

Proyek dam pada umumnya menggunakan alat penggali tanah, crane, truck, concrete

mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat tanah, loader, bulldozer, grader. Alat

penggali tanah yang umumnya dipakai untuk proyek dam berupa backhoe atau front

shovel. Concrete mixer digunakan untuk mencampurkan bahan pembuaan beton yang

dipakai untuk pembuatan dinding penahan tanah.