PAGE 2 DARUL HIKAM INTEGRATED SCHOOL-PRIMARY · karakter yang menguntungkan anak 10 ... secara...

12

Transcript of PAGE 2 DARUL HIKAM INTEGRATED SCHOOL-PRIMARY · karakter yang menguntungkan anak 10 ... secara...

Page 1: PAGE 2 DARUL HIKAM INTEGRATED SCHOOL-PRIMARY · karakter yang menguntungkan anak 10 ... secara sadar dan mendorong anak ... tidak dapat memberikan contoh atas perkataannya.
Page 2: PAGE 2 DARUL HIKAM INTEGRATED SCHOOL-PRIMARY · karakter yang menguntungkan anak 10 ... secara sadar dan mendorong anak ... tidak dapat memberikan contoh atas perkataannya.

PAG E 2 DAR U L H I K AM I NT E GR AT E D SC H OOL - PR I M AR Y

Student’s Achievements

No Name Result Competition Date Organized by Category Level

1

Wushu Team A (P1-P3)

Wushu Team B (P1-P3)

Iruna Aya Sofia

2nd Winner

Lower

3rd Winner

Lower

3rd Winner

Eco Bambu

Wushu Compe-

tition

24th March

2018 Eco Bambu

Lower

Lower

Girl Grade 1-3

Regional

2 Audrey Nasya Aurellya 1st Winner

Shinkkenjuku

Olimpiade

Matematika

18th March

2018 Shinkenjuku Grade 4 Ragional

3 Era Nadine Gloria

Pradana Bronze SASMO

7th April

2018 MISC Grade 5 International

4

A. Raka Nur Fadil &

Fauzi Syaefuloh

B. Raka Nur Fadil &

Fauzi Syaefuloh

2nd Winner

3rd Winner

Cianjur Robotic

Games

25th April

2018 MyRobo Lower Level Ragional

5

M. Zaki Ardiansyah

Fergie Anwar Gunawan

Almira Hasna Andanis

Kirani Rizky Aulia

Khairunissa

1st Winner

1st Winner

2nd Winner

3rd Winner

DISEC 4th May

2018

DHIS Sec-

ondary

Spelling Bee

Upper Level

Spelling Bee

Lower Level

Story Telling

Story Telling

Regional

THE BEST READER OF FINAL SEMESTER TWO P1A : Denisha Kayla Nadira Irawadi P1B : Archel Shaquille Alkafi P2A : Beynakila Tanisha Basuni P2B : Muhammad Wahbi Kusumah P3A : Malkya Dzikriansyah P3B : Muhammad Alvin Akbar Darmawan P4 : Kirani Rizky Aulia Khairunissa P5A : Era Nadine Gloria Pradana P5B : Abdul Rahman P6A : Muhammad Badru Tamam P6B : Raizel Edelia Hariadi

THE BEST READER OF THE YEAR

P1 Armavandana Isham Mulya

P2

Beynakila Tanisha Basuni

P3 Almira Hasna Andanis

P4

Kirani Rizky Aulia Khairunissa

P5 Era Nadine Gloria Pradana

P6

Benita Junila Mugopal

Page 3: PAGE 2 DARUL HIKAM INTEGRATED SCHOOL-PRIMARY · karakter yang menguntungkan anak 10 ... secara sadar dan mendorong anak ... tidak dapat memberikan contoh atas perkataannya.

PE R I OD:

APR I L—J UNE 2018 PAGE 3

Student’s Drawing

STUDENT OF THE MONTH— MAY 2018 P1A : Sangganara Niskala Wastukancana P1B : Rizki Malik Ibrahim P2A : Nadhif Hazzawafi Annafis P2B : Rashadel Alvaro Pratama Sagala P3A : Zaidan Al Fathin Ibrohim P3B : Raka Nur Fadil P4 : Meisya Renata Ratu Adiva P5A : Davian Chesta Adabi Irawadi P5B : Jasmine Nurul Izza Bachtiar P6A : Belicia Zalika Putri Al Isnaeni P6B : Mochamad Atsmara Tamma

By Alifia Keona M. (P6A)

Page 4: PAGE 2 DARUL HIKAM INTEGRATED SCHOOL-PRIMARY · karakter yang menguntungkan anak 10 ... secara sadar dan mendorong anak ... tidak dapat memberikan contoh atas perkataannya.

Teacher’s Essay

IS THERE ANY DIFFERENCES IN OUR BEHAVIOUR, OH LEARNERS?

By Ayyuna Zulfa Zahidah, S.Pd.

There are some fundamental questions; “Is there any differences in our be-

haviour, oh learners?”, “Can we find tranquility in our soul?”, “Are the words spo-

ken by us getting more meaningful?”, “Is our character getting better?”, “Is our

faith and fear getting firmer?”.

Or, as the time goes by, times that we have spent are only series of clock-

ticking or the increase of our knowledge is nothing more than the increase of the

number of literatures we have read. It does not change us at all.

We need to know, we are looking for knowledge because we need to

change. We are looking for knowledge to distinguish the haq and batil. We are

looking for knowledge in order to live on the right path according to Allah’s com-

mand and sunnah. We are looking for knowledge to achieve husnul khotimah at

the end of our life. We are looking for knowledge because we want to be placed

in His Jannah. This is the essential thing of learning: to get a change in ourselves.

Syaikh Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Qassim an-Najdi said, “Charity

is the fruit of knowledge. Knowledge are seek to reach another thing. Knowledge

is like a tree, and the charity of applying them is the fruit.” Therefore, if someone

has known about something, then apply them. By applying our knowledge and

act based on our knowledge, there is indeed a change in ourselves.

Syaikh Utsaimin once delivered an advice to his students at Islamic Univer-

sity of Madinah, that knowledge will only give us two choices, it (the knowledge)

is going to be our defender, or it is going to harm us in akhirah if they are not ap-

plied. Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam also said, “Will not move the foot of a

servant on the day of judgment until he is asked about five things.” One of them

is “He will be asked about his knowledge, what has been practiced from his

knowledge.”

Knowledge is only a tool, it is not a goal from the sight of Islam, it is merely

a tool or a medium for good deeds. When the knowledge has come to someone,

no need more time to apply it. By applying knowledge, Allah will raise someone’s

degree.

Page 5: PAGE 2 DARUL HIKAM INTEGRATED SCHOOL-PRIMARY · karakter yang menguntungkan anak 10 ... secara sadar dan mendorong anak ... tidak dapat memberikan contoh atas perkataannya.

STUDENTS’ ACTIVITIES Academic Year 2017-2018

Eco Bambu Wushu Competition

Story Telling Competition

Page 6: PAGE 2 DARUL HIKAM INTEGRATED SCHOOL-PRIMARY · karakter yang menguntungkan anak 10 ... secara sadar dan mendorong anak ... tidak dapat memberikan contoh atas perkataannya.

PAGE 6 DAR UL HI K AM I NT E GR AT E D SC HOOL - PR I M AR Y

Swimming Competition

Dancing Performance-Merak Dance

Sosialisasi Kesehatan dari Puskesmas Neglasari

Page 7: PAGE 2 DARUL HIKAM INTEGRATED SCHOOL-PRIMARY · karakter yang menguntungkan anak 10 ... secara sadar dan mendorong anak ... tidak dapat memberikan contoh atas perkataannya.

DAR UL HI K AM I NT E GR AT E D SC HOOL - PR I M AR Y PAGE 7

Barbequa Preparation

P5 Checkpoint Refreshing Day

Dancing Performance-Piring Dance

1st Winner of

Cupcake Competition

Page 8: PAGE 2 DARUL HIKAM INTEGRATED SCHOOL-PRIMARY · karakter yang menguntungkan anak 10 ... secara sadar dan mendorong anak ... tidak dapat memberikan contoh atas perkataannya.

CREATION

Extracurricular Performance

Cooking Competition Recycling Competition

Extracurricular Performance

Page 9: PAGE 2 DARUL HIKAM INTEGRATED SCHOOL-PRIMARY · karakter yang menguntungkan anak 10 ... secara sadar dan mendorong anak ... tidak dapat memberikan contoh atas perkataannya.

USWAH BULLETIN

Empati benar-benar hasil dari belajar yang dil-akukan individu dalam proses kehidupannya. Ke-untungannya, anak-anak yang memiliki empati yang lebih baik memiliki ke-cenderungan untuk lebih berhasil di sekolah, dalam situasi sosial, dan dalam perjalanan karier saat de-wasa. Anak-anak maupun remaja yang memiliki em-pati yang lebih baik juga memiliki peluang untuk di-jadikan pemimpin dalam kelompok di lingkungan sosialnya.

Pada balita, terka-dang menunjukkan per-ilaku empati yang berkai-tan dengan situasi yang membuat anak terhubung dengan perasaan orang lain di sekitarnya. Ketika anak berusia 2 tahun melihat ibunya menangis, anak dapat menawarkan mainan atau kue yang su-dah digigit kepada Ibunya. Anak tersebut melakukannya, karena bi-asanya saat dirinya me-nangis karena menginginkan mainan atau kue, Ibunya akan mem-berikannya, dan itu mem-buat perasaan dirinya menjadi lebih baik. Tidak

tergambar jelas, apakah anak benar-benar memahami perasaan Ibunya atau hanya mengikuti apa yang pernah dil-akukan Ibunya padanya.

Seorang anak berusia 4 tahun, su-dah mulai dapat memahami perasaan orang lain. Saat ada seorang anak lain yang mengalami sakit perut, anak itu mungkin datang dan menghiburnya. Re-spon anak lainnya mungkin juga akan me-rasa bingung dan melapor pada orang tua atau guru. Secara umum, anak yang sehat akan menunjukkan empatinya pada teman yang sedang sakit.

Meskipun upaya untuk menum-buhkan empati anak memang sebaiknya dimulai sejak bayi, namun tidak ada kata terlambat untuk memulai. Bayi ataupun anak-anak akan belajar paling banyak me-lalui cara orang tua memperlakukan anak ketika anak sedang marah, atau takut, misalnya. Saat anak mulai memasuki pra-sekolah, orang tua dapat lebih banyak mengajak anak mengobrol mengenai perasaan orang lain di sekitar kehidupan anak.

Menumbuhkan Karakter Empati Anak (Part II)

DARUL HIKAM INTEGRATED SCHOOL—PRIMARY May 2018

Volume XXXVI, Menumbuhkan Karakter Empati Anak (Part II)

Empati adalah karakter yang menguntungkan anak

10

Beberapa cara me-nanamkan perasaan empati pada anak

10-12

Inside this issue:

Special points of in-terest:

“… Dan tolong-

menolonglah kamu

dalam

(mengerjakan) ke-

bajikan dan takwa,

dan jangan tolong-

menolong dalam

berbuat dosa dan

permusuhan. Ber-

takwalah kepada

Allah, sungguh, Al-

lah sangat berat

siksa-Nya.” (QS. Al

Ma’idah [5]: 2)

Page 10: PAGE 2 DARUL HIKAM INTEGRATED SCHOOL-PRIMARY · karakter yang menguntungkan anak 10 ... secara sadar dan mendorong anak ... tidak dapat memberikan contoh atas perkataannya.

Setiap orang tua pastinya menginginkan anaknya memiliki berbagai karakter positif, termasuk mampu menjadi pribadi yang berempati atas situasi orang lain. Orang tua tentunya dapat menanamkan karakter tersebut, dengan cara melatihnya sejak dini, untuk membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kepedulian yang tinggi ter-hadap orang lain.

Empati adalah salah satu karakter positif yang kedepannya akan membantu anak untuk dapat tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan dan berpeluang untuk banyak disukai oleh orang di sekelilingnya. Saat seorang anak memiliki kemampuan empati, maka tentu saja akan belajar untuk menempatkan dirinya pada situasi orang lain. Kemampuan ini merupakan landasan penting dalam mem-bangun kepedualian anak terhadap orang lain.

Dr. Bruce D. Perry M.D Ph.D seorang anggota senior di Child Trauma Academy mengatakan, “Empati bisa jadi merupakan anugerah yang paling bermutu bagi individu. In-dividu tidak akan bisa bertahan hidup tanpa menciptakan hubungan dengan kelompok yang bisa berfungsi secara bersamaan.” Christine Carter, Ph.D seorang pakar Sosiologi dan Kebahagiaan di Universitas California menambahkan, “Empati adalah cara individu mengembangkan perasaan bersyukur, harapan, dan juga kepedulian.”

Salah satu studi di Universitas California menemukan

bahwa, anak usia 18 bulan sudah bisa menguasai komponen kunci dari empati, yakni kemampuan me-mahami perasaan orang lain. Pada usia 4 tahun, anak berubah dari membuat gerakan fisik yang me-nandakan anak peduli, dan mulai berpikir tentang perasaan orang lain yang terhubung dengan perasaan anak sendiri. Kebanyakan proses tersebut terjadi secara alami, na-mun orang tua juga bisa mengu-sahakan agar proses itu terjadi secara sadar dan mendorong anak memiliki pengalaman empati yang lebih banyak.

pengamat pasif dari perilaku orang tua. Contohnya, saat ada teman yang sakit, orang tua bisa mengajak anak un-tuk menengok, dan juga mendiskusikan bagaimana rasanya jika anak sakit dan tidak ada yang menengok. Melalui cara itu, anak akan secara sadar akan mulai membangun kepedulian pada orang lain, karena anak akan membayangkan menempatkan dirinya pada posisi orang yang sakit. 2. Mengucapkan terimakasih

Membiasakan anak untuk mengucapkan terima-kasih pada orang lain saat mendapatkan sesuatu, juga bisa mendidik anak untuk memiliki sikap empati. Anak akan mensyukuri setiap hal kecil yang diterima dari orang lain. Selain sopan, mengucapkan kata terimakasih juga bisa membuat orang lain merasa dihargai. Tanamkan pembiasaan ini sejak dini, agar anak tahu pentingnya berterimakasih untuk setiap hal yang telah diterima di dunia ini.

1. Orang tua mencontohkan empati Orang tua adalah tempat per-

tama anak mempelajari segalanya, ka-rena itu saat orang tua bersikap kasar atau tidak memikirkan perasaan orang lain, anak cenderung akan menirunya. Oleh sebab itu, demi menanamkan si-kap baik pada anak, orang tuapun ha-rus memberi teladan yang baik. Tun-jukkan sikap peduli pada orang lain, atau bahkan mendiskusikan kepedu-lian tersebut bersama anak, agar anak bisa terlibat aktif, tidak hanya menjadi

Empati adalah karakter yang menguntungkan

Beberapa cara menanamkan perasaan empati pada anak

Page 10 USWAH BULLETIN Volume XXXVI, Menumbuhkan Karakter Empati Anak (Part I I)

Demi menanamkan sikap baik pada anak, orang

tuapun harus memberi teladan yang baik.

Page 11: PAGE 2 DARUL HIKAM INTEGRATED SCHOOL-PRIMARY · karakter yang menguntungkan anak 10 ... secara sadar dan mendorong anak ... tidak dapat memberikan contoh atas perkataannya.

3. Menjadi orang tua yang konsisten Orang tua memang umumnya menetapkan aturan

yang baik dan tidak baik bagi anak, namun terkadang orang tua lupa bahwa anak juga melihat apa yang dilakukan oleh orang tua, sebagai tolak ukur hal yang baik dan tidak baik. Apabila orang tua menginginkan agar anak mempertim-bangkan perkataannya agar tak menyinggung orang lain, maka orang tua juga harus mencontohkan perilaku tersebut. Agar anak tidak bingung saat melihat orang tuanya tak men-erapkan apa yang diajarkannya. Contoh sederhananya, apa-bila orang tua mengajarkan peduli pada orang yang kurang beruntung, namun menolak memberikan bantuan pada orang yang kesusahan di jalan, maka anak akan mendapatkan kesan bahwa orang tuanya tidak menepati kata-kata mereka sendiri. Hal serupa juga berlaku di rumah. Apabila orang tua mengajarkan anak-anak untuk memaafkan, namun Ibu misal-nya malah mendiamkan Ayah yang tidak menepati janji, maka tentu saja anak akan menganggap bahwa orang tua tidak dapat memberikan contoh atas perkataannya. Oleh ka-rena itu, usahakanlah agar selalu konsisten antara ucapan dan perilaku orang tau di depan anak. 4. Membantu anak memahami kosakata emosi

Anak yang masih kecil belum memiliki banyak kosa-kata mengenai apa yang sedang dirasakan, maka orang tua harus membantu anak untuk menamai berbagai emosi yang dimilikinya, untuk mempermudah anak memahami perasaannya sendiri. Anak tentu saja akan kesulitan untuk mengembangkan perasaan empati saat anak kebingungan dengan perasaannya sendiri. Bantuan dari orang tua, ten-tunya akan menolong anak untuk mengatasi masalah ini. Orang tua juga dapat mengajari anak untuk memahami perasaan orang lain dengan membaca ekspresi di wajah seseorang. Misalnya dengan membuat semacam kartu emo-si, yang berisi gambar ekspresi wajah orang, dengan nama emosi yang tergambar dalam ekspresi tersebut, seperti, sedih, marah, dan senang. Saat usia anak bertambah, orang tua dapat menambah kosakata emosi yang dimiliki, seperti malu, bingung, tersinggung, misalnya. Orang tua juga dapat menambahkan dengan gerakan tubuh, atau ekspresi wajah orang tua sendiri untuk memberi gambaran yang jelas pada anak. 5. Selalu bersyukur dan memuji hasil kerja orang lain

Orang tua sebaiknya mengajarkan anak untuk memuji hasil kerja orang lain, dan bersyukur setiap harinya. Misalnya, memuji masakan Ibu saat makan, memuji Ayah yang pulang tepat waktu agar bisa makan bersama. Biarkan anak memikirkan sendiri apa

yang akan disyukuri dan siapa yang ingin dipuji. Hal ini akan membuat anak bisa berpikir sendiri tentang hal-hal yang patut anak syukuri dalam kehidupan ini. 6. Mengenali kebaikan

Saat anak berbuat ke-baikan, ada baiknya orang tua memujinya dan mengatakan bah-wa hal itu adalah hal yang baik. Misalnya, saat anak membantu memungut buku temannya yang jatuh, atau berbagi mainan dan makanan saat sedang berkumpul bersama teman. Hal ini akan mem-buat anak berpikir bahwa apa yang anak lakukan adalah kebaikan dan disetujui oleh orang tua, sahingga anak akan terus melakukannya. 7. Jangan berlebihan

Memuji kebaikan yang dil-akukan anak memang penting, na-mun jangan berlebihan, karena bisa mengalihkan perhatian anak dari tujuan orang tua untuk me-nanamkan empati pada anak. Apa-bila anak memuji seorang supir taksi karena kebaikannya mengantarkan pulang, padahal itu memang pekerjaannya, maka itu sudah dianggap berlebihan. Men-gucapkan terimakasih sudah cukup dan tidak perlu memuji. Pol-ly Young Eisendrath, Ph.D menga-takan, “Ketika anak mengharapkan pujian pada setiap hal kecil yang dilakukan, maka ini akan meng-hambat pola pikir anak tentang mementingkan kebutuhan orang lain.”

Page 11 USWAH BULLETIN Volume XXXVI, Menumbuhkan Karakter Empati Anak (Part I I)

Page 12: PAGE 2 DARUL HIKAM INTEGRATED SCHOOL-PRIMARY · karakter yang menguntungkan anak 10 ... secara sadar dan mendorong anak ... tidak dapat memberikan contoh atas perkataannya.

Akhlaq & Prestigious

DA RU L HI KA M

INTE G RAT ED

S CHO OL —P RI MA RY

USWAH BULLETIN

DARUL HIKAM INTEGRATED

SCHOOL—PRIMARY

Jl. Brigjen Katamso No.7

Phone: (022) 2531 676

E-mail: [email protected]

COMPILERS: PSYCHOLOGIST

YEMIMA IRWANTI, Psi.

&

GC TEACHER DEWI ROSANTI, S.Pd. Referensi:

Buku-buku psikologi perkembangan

serta berbagai sumber situs dan

artikel online, setelah melalui proses

pengolahan konten oleh tim Psikolog

& BK DHIS Primary.

STUDENT OF THE MONTH — APRIL 2018

P1A : Nabil Karimi P1B : Armavandana Isham Mulya P2A : Nadhif Hazzawafi Annafis P2B : Franchesca Mikayla P3A : Fauzi Saefulloh P3B : Hafsah Farhunnisa Zahirah P4 : Audrey Nasya Aurellya P5A : Cayla Tasya Dzakira P5B : Mohamad Zaki Ardiansyah P6A : Nasywa Widiya Tsani P6B : Arcelli Heba Prima

Psychologist’s Schedule:

Monday, Tuesday & Friday

8 am until 2 pm

8. Memahami apa yang dirasakan anak Setelah pulang sekolah, anak tentu sa-

ja akan merasakan lelah. Ada baiknya orang tua mengatakan pada anak bahwa dirinya boleh istirahat setelah berkegiatan di sekolah. Hal ini akan menunjukkan pada anak dengan cara yang lemah lembut dan penuh kasih sa-yang, bahwa orang tua mengerti dan me-mahami apa yang anak rasakan. 9. Mendorong anak ikut aktivitas kepedu-

lian sosial Pada anak usia di atas 10 tahun, orang

tua dapat memperkenalkan anak untuk ikut terlibat membantu saudara yang terkena bencana alam misalnya. Anak dapat dilibatkan saat mengumpulkan barang-barang yang akan disumbangkan, dan ikut orang tua untuk mengantarkannya langsung, serta melihat situasi korban bencana di lokasi pengungsian. Hal ini tentu saja tetap disesuaikan dengan keamanan dan kenyamanan anak. 10. Ajari anak untuk menghargai perbedaan

Anak akan memiliki banyak teman yang mungkin berasal dari budaya yang berbeda, atau teman dengan keterbatasan fisik. Pa-hamkan anak tentang pentingnya menjaga perasaan orang lain yang berbeda dengan dirinya, secara fisik, maupun kebiasaan-kebiasaan dalam berperilaku sehari-hari.

Cara menunjukkan empati pada anak

Cara orang tua berempati lebih penting da-ripada apapun yang orang tua katakan. Ketika anak berusia 3 tahun berseru pada temannya, “kamu ko pelit sih, masa tidak mau ikut menyumbang”, dan orang tua menegur anak agar tidak mempermalukan temannya, maka sebenarnya orang tua sedang men-jelaskan konsep yang rumit bagi anak. Sebaiknya, orang tua menjelaskan dengan lembut dan perlahan, bahwa apa yang anak ucapkan mungkin akan mem-buat temannya itu merasa tidak nyaman. Tanyakan, apakah anak pernah merasa tidak nyaman karena ucapan orang lain. Meskipun tetap saja, bagi bebera-pa anak usia 3 tahun, masih akan sedikit kesulitan untuk memahami apa yang orang tuanya katakan.

Orang tua dapat menggunakan beberapa jenis pertanyaan seperti, “bagaimana perasaan kamu ketika temanmu mengejek kamu?” atau “bagaimana perasaan kamu saat mainan kamu diambil oleh te-man kamu?”. Pada saat seorang anak memasuki usia 8 tahun, anak akan mulai memiliki pertimbangan moral yang lebih kompleks, di mana anak harus mu-lai menyadari bahwa mungkin temannya memiliki perasaan yang berbeda dengan dirinya, meskipun mengalami hal yang sama, misalnya.