OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari...

64
OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR (LINEAR PROGRAMMING) DI SALURAN TARUM BARAT SKRIPSI Oleh : RISMA NURMAWALI F14062259 2010 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Transcript of OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari...

Page 1: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN

PROGRAM LINEAR (LINEAR PROGRAMMING)

DI SALURAN TARUM BARAT

SKRIPSI

Oleh :

RISMA NURMAWALI

F14062259

2010

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 2: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

ABSTRACT

Risma Nurmawali1

Optimization of Water Management With

Linear Programming at West Tarum Canal

Roh Santoso Budi Waspodo2

The problems of water resources is fluctuation where there is drought in the

dry season and floods during the rainy season. One effort to optimize the utilization of limited water resources while the community needs for water has increased is the management of water in the main channel with the method of linear programming (LP) that can distribute water at its optimum. So needed formulate mathematical models and optimize the water demand for agricultural, domestic and industry in West Tarum Canal.

The data required in this study are the data of agricultural land area, population and industry that utilizes water from the West Tarum Canal. Water needs in agricultural research is set to 0,86 liters/sec/ha, the domestic equivalent to 120 liters/person/day or 3,6 m3/month and the industry of 350 m3/day or 10.500 m3/month. Debit is included in this optimization is the monthly average discharge West Tarum Canal.

Optimization is done by determining the proportion of the allocation of water resources, that is for domestic 26,3%, agriculture 71%, and the rest of the industry at 2,7%. Based on the results of the optimization of agricultural land area, population, and the industry is 12.486 ha, 6.560.099 peoples, and 231 industries and with revenues amounting to IDR 295.714.500,00.

Keyword :optimization, water resources

1Student of Agricultural Engineering Departement, Faculty of Agricultural Technology – Bogor Agricultural University 2Lecture of Civil and Environment Engineering Departement, Faculty of Agricultural Technology – Bogor Agricultural University

Page 3: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

Risma Nurmawali. F14062259. Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Air Dengan Program Linear di Saluran Tarum Barat. Di bawah bimbingan : Dr. Ir. Roh Santoso Budi Waspodo, M.T.

RINGKASAN

Air merupakan sumberdaya alam terbaharui, tetapi ketersediaannya tidak selalu sejalan dengan kebutuhan yang selalu meningkat. Sebagai sumber daya alam yang diperlukan untuk kehidupan menusia, air membutuhkan perencanaan yang baik dalam pengelolaan dan pemanfaatannya agar tetap terjaga kelestarian sumber daya alam tersebut.Permasalahan yang terjadi saat ini adalah sumberdaya air yang jumlahnya fluktuatif dimana terjadi kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan. Salah satu upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya air yang terbatas sedangkan kebutuhan masyarakat akan air semakin meningkat adalah pengelolaan air pada saluran utama dengan metode linear programming (LP) yang dapat mendistribusikan air secara optimum.

Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan model matematik dan mengoptimalkan kebutuhan air untuk keperluan pertanian, domestik dan industri di Saluran Tarum Barat. Model matematis diperoleh dengan mengidentifikasikan dan menganalisis kebutuhan dari tiap sektor seperti pertanian, domestik, dan industri.

Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data luas areal lahan pertanian, jumlah penduduk dan industri yang memanfaatkan air dari Saluran Tarum Barat.Selain itu diperlukan data iklim. Kebutuhan air pada penelitian ini ditetapkan untuk pertanian sebesar 0,86 liter/detik/ha, domestik sebesar 120 liter/orang/hari atau 3,6 m3/bulan dan industri sebesar 350 m3/hari atau 10500 m3/bulan. Debit yang dimasukan dalam optimasi ini adalah debit rata-rata bulanan Saluran Tarum Barat.

Ketersediaan air pada Saluran Tarum Barat berasal dari Bendung Curug dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan oleh Perum Jasa Tirta II. Besarnya air yang dikeluarkan oleh Bendungan Ir. H. Djuanda berdasarkan dari kebutuhan air irigasi, sehingga debit air pada Saluran Tarum Barat berubah sesuai kebutuhan dari irigasi.

Optimasi dilakukan dengn menentukan proporsi pengalokasian sumberdaya air, yaitu untuk domestik (PAM/PDAM) sebesar 26,3%, pertanian 71%, dan sisanya industri sebesar 2,7%. Berdasarkan hasil optimasi luas lahan pertanian, jumlah penduduk, dan industri adalah 12.486 ha, 6.560.099 orang, dan 231 buah industri dan dengan pendapatannya sebesar Rp 295.714.500.

Page 4: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

i

OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA AIR DENGAN

PROGRAM LINEAR (LINEAR PROGRAMMING)

DI SALURAN TARUM BARAT

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Teknologi Pertanian

Departemen Teknik Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

RISMA NURMAWALI

F14062259

2010

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 5: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

ii

JudulSkripsi : Optimasi Pemanfaatan Air Dengan Program Linear di Saluran

Tarum Barat

Nama : Risma Nurmawali

NIM : F14062259

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Akademik

Dr. Ir. Roh Santoso Budi Waspodo, M.T.

NIP: 19620714 198703 1 004

Mengetahui :

Ketua Departemen,

Dr. Ir. Desrial, M.Eng.

NIP : 19661201 199103 1 004

Tanggal lulus :

Page 6: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, pada tanggal 16 Januari

1988 dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari

pasangan orang tua dengan nama Bapak Moh Yunus dan Ibu

Isoh Kholisoh.

Pada tahun 2000, penulis menyelesaikan pendidikan di

SDN Empang 2 Bogor. Kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 1 Kota Bogor dan lulus tahun 2003.

Tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Kota Bogor dan lulus pada tahun 2006.

Pada tahun 2006, penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian

Bogor melalui program SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Pada tahun

kedua di IPB penulis masuk Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi

Pertanian.

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif menjadi Pengurus Himateta

periode 2007-2008. Pada tahun 2009 penulis melakukan kegiatan Praktek

Lapangan di Perum Jasa Tirta II, Purwakarta, Jawa Barat dengan topik

“Manajemen Operasi Sistem Irigasi di Daerah Irigasi Jatiluhur, Purwakarta, Jawa

Barat”. Selanjutnya penulis melakukan penelitian dengan judul “Optimasi

Sumberdaya Air Dengan Program Linear di Saluran Induk Tarum Barat” di bawah

bimbingan Dr. Ir. Roh Santoso Budi Waspodo, M.T.

Page 7: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberika

rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini

dengan baik. Laporan ini ditulis berdasarkan kegiatan penelitian yang

dilaksanakan di Saluran Induk Tarum Barat) Citarum, Jawa Barat. Mulai Maret

sampai dengan Mei 2010.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada

pihak-pihak yang telah banyak memberikan bantuan berupa masukan, saran dan

kritikan terhadap penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

1. Dr. Ir. Roh Santoso Budi Waspodo, M.T. selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis.

2. Dr. Ir. Emi Darmawati, M.Si. dan Dr. Ir. Yuli Suharnoto, M.Eng sebagai

dosen penguji.

3. Ibu, Bapak, adikku dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa dan

dukungan secara moril dan materil selama ini.

4. Bapak Andri Sewoko, STP, M.P atas bantuannya memberikan masukan, saran

serta kesediaannya membantu penulis dalam pengambilan data-data mengenai

DAS Citarum di Perum Jasa Tirta II Purwakarta, Jawa Barat.

5. Teman-teman pondok Al Ghuroba yang selalu memberikan semangat dan

dukungan serta memberikan warna selama kuliah.

6. Teman-teman seperjuangan Teknik Pertanian Angkatan 43, terima kasih atas

bantuan dan semangatnya selama kuliah, penelitian dan penyusunan laporan

ini.

7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang telah

membantu terlaksananya penelitian hingga tersusunnya laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kesalahan dan

kekurangan, Oleh karena itu, penulis menerima berbagai saran dan kritik dari

semua pihak demi kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap laporan ini dapat

bermanfaat bagi penulis pribadi maupun semua pihak yang memerlukannya.

Bogor, September 2010 Penulis

Page 8: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

v

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3

A. Siklus Hidrologi .................................................................................. 3

1. Curah Hujan ................................................................................... 4

2. Evapotranspirasi ............................................................................. 6

3. Limpasan ........................................................................................ 8

4. Infiltrasi .......................................................................................... 9

5. Perkolasi ......................................................................................... 9

B. Irigasi .................................................................................................. 10

1. Pengertian ....................................................................................... 10

2. Peranan Irigasi ................................................................................ 11

C. Kebutuhan Sumberdaya Air ................................................................. 11

1. Kebutuhan Air Domestik ................................................................. 12

2. Kebutuhan Air Industri .................................................................... 13

3. Kebutuhan Air Pertanian.................................................................. 13

D. Ketersediaan Sumberdaya Air ............................................................. 19

E. Linear Programming ............................................................................ 19

1. Bentuk Umum Model Linear Programming (LP) ............................ 20

2. Penyelesaian Grafik Model LP ........................................................ 21

3. Penyelesaian LP dengan Model Simplek .......................................... 21

III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 22

A. Bahan Dan Alat ................................................................................... 22

B. Tempat Dan Waktu.............................................................................. 22

Page 9: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

vi

C. Metode Penelitian ................................................................................ 22

1. Identifikasi Kebutuhan Air............................................................... 22

2. Sistem dan Teknik Optimasi ............................................................ 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 27

A. Keadaan Umum Daerah....................................................................... 27

1. Lokasi Penelitian ............................................................................. 27

2. Curah Hujan .................................................................................... 27

3. Kondisi Hidrologi ............................................................................ 28

4. Topografi ......................................................................................... 28

5. Tanah .............................................................................................. 29

B. Saluran Tarum Barat ............................................................................ 30

C. Ketersediaan Air .................................................................................. 32

D. Kebutuhan Air ..................................................................................... 33

1. Penduduk ......................................................................................... 33

2. Industri ............................................................................................ 34

3. Pertanian ......................................................................................... 34

E. Optimasi Sumberdaya Air ................................................................... 36

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 44

A. Kesimpulan ......................................................................................... 44

B. Saran ................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 46

Page 10: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kc sesuai fase pertumbuhan tanaman ................................................... 7

Tabel 2. Standar Kebutuhan Air Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Kota

dan Jumlah Penduduk ........................................................................... 13

Tabel 3. Banyaknya air yang dibutuhkan pada budidaya padi sawah per hektar .. 15

Tabel 4. Kebutuhan air pengolahan tanah pada berbagai tekstur tanah ................ 18

Tabel 5. Laju perkolasi sesuai tekstur tanah........................................................ 24

Tabel 6. Curah hujan di stasiun hujan Purwakarta, Perum Jasa Tirta II ............... 28

Tabel 7. Evapotranspirasi Potensial Bulanan ..................................................... 35

Tabel 8. Curah hujan efektif ............................................................................... 35

Tabel 9. Debit Rata-rata Bulanan Saluran Tarum Barat ...................................... 37

Tabel 10. Hasil Optimasi dengan Program Lingo 8.0 ......................................... 42

Page 11: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Hidrologi ............................................................................... 3

Gambar 2. Hulu Sungai Citarum di Gunung Wayang ......................................... 29

Gambar 3. Skema Pembagian Air di Bendung Curug ......................................... 31

Gambar 4. Kolam yang dibangun di tepian Saluran Induk Tarum Barat ............. 31

Gambar 5. Bendungan Ir. H. Djuanda ................................................................ 33

Gambar 6. Perkembangan Luas Sawah yang Diairi Saluran Tarum Barat ........... 36

Page 12: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

1

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Air sebagai sumber daya alam yang diperlukan untuk kehidupan menusia

membutuhkan perencanaan yang baik dalam pengelolaan dan pemanfaatannya

agar tetap terjaga kelestarian sumber daya alam tersebut.

Berdasarkan UU No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, air adalah

semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah,

termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut

yang berada di darat. Pengelolaan sumberdaya air didefinisiskan sebagai aplikasi

dari cara struktural dan non-struktural untuk mengendalikan sistem sumber daya

air alam dan buatan manusia untuk kepentingan/manfaat manusia dan tujuan-

tujuan lingkungan.

Sumber daya air merupakan bagian dari sumber daya yang mempunyai

sifat yang sangat berbeda dengan sumber daya alam lainnya. Air adalah sumber

daya yang terbarui, bersifat dinamis mengikuti siklus hidrologi yang secara

alamiah berpindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat.

Tergantung dari waktu dan lokasinya, air dapat berupa zat padat sebagai es dan

salju, dapat berupa air yang mengalir serta air permukaan. Berada dalam tanah

sebagai air tanah, berada di udara sebagai air hujan, berada di laut sebagai air laut,

dan bahkan berupa uap air yang didefinisi sebagai air udara.

Salah satu cara yang harus diperhatikan dalam pengelolaan air adalah

pengelolaan yang berdasarkan pada ‘watershed’ (Daerah Aliran Sungai/DAS).

Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan

dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,

menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau laut

secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut

sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Dengan

pengelolaan air berdasarkan DAS maka diharapkan akan tercipta kesinambungan

sumber daya air karena air tidak bisa dilihat satu bagian wilayah saja.

Oleh karena itu pelaksanaan pengelolaan air merupakan suatu hal yang

mutlak dilakukan, agar dalam pengelolaan air didapatkan nilai yang optimal dan

Page 13: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

2

efisien. Dalam pelaksanaanya perlu dilakukan secara bertahap, mulai dari

perencanaan, pelaksanaan hingga tahap evaluasi dan pengawasan.

B. TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah mengoptimalkan kebutuhan

air di Saluran Induk Tarum Barat.

Page 14: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. SIKLUS HIDROLOGI

Siklus Hidrologi didefinisikan sebagai suksesi tahapan-tahapan yang dilalui

air dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer (Seyhan, 1990).Sumber

tenaga dari siklus ini adalah matahari. Dalam daur hidrologi, energi panas

matahari dan faktor-faktor iklim lainnya menyebabkan terjadinya proses evaporasi

pada permukaan vegetasi dan tanah, di laut atau badan-badan air lainnya.

Uap air sebagai hasil proses evaporasi akan terbawa oleh angin melintasi

daratan yang bergunung maupun datar, dan apabila keadaan atmosfer

memungkinkan, sebagian dari uap air tersebut akan terkondensasi dan turun

sebagai air hujan.

Gambar 1. Siklus Hidrologi

Hujan yang jatuh ke bumi menyebar dengan cara dan arah yang berbeda-

beda. Sebagian besar dari hujan untuk sementara tertahan pada tajuk tanaman

yang pada akhirnya dikembalikan lagi ke atmosfer oleh penguapan yang

merupakan intersepsi selama dan sesudah berlangsungnya hujan.Sebagian lagi

mengalir melalui permukaan dan tanah menuju sungai, sementara lainnya

menembus tanah (infiltrasi dan perkolasi) menjadi air tanah (ground water).Di

bawah pengaruh gravitasi, baik aliran permukaan maupun air tanah bergerak

Page 15: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

4

menuju tempat yang lebih rendah dan akhirnya mengalir ke laut. Namun, selama

pengaliran sebagian besar air permukaan dan bawah tanah dikembalikan ke

atmosfer oleh penguapan (evaporasi) dan transpirasi sebelum ke laut (Linsley, et

al.,1990).

Komponen siklus hidrologi dalam DAS berdasarkan siklus di atas terdiri dari

hujan, evaporasi, intersepsi, transpirasi, infiltrasi, perkolasi, aliran permukaan dan

aliran bawah permukaan serta total aliran yang terjadi di sungai (outlet).

1. Curah Hujan

Curah hujan adalah faktor utama yang mengendalikan daur hidrolgi di

suatu DAS.Terbentuknya ekologi, geografi dan tataguna lahan di suatu

daerah sebagian besar ditentukan atau tergantung pada fungsi daur

hidrologi, dengan demikian curah hujan merupakan kendala sekaligus

kesempatan dalam usaha pengelolaan sumberdaya tanah dan air.Oleh

karenanya, para perencana pengelolaan DAS diharapkan memahami

bagaimana caranya melakukan analisis dan menentukan karakteristik

curah hujan, melakukan pengukuran dan perhitungan-perhitungan

besarnya curah hujan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

sebagai berikut:

a. Distribusi Curah Hujan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan

pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan

rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada

suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan

wilayah/daerah dan dinyatakan dalam mm.

Curah hujan daerah harus diperkirakan dari beberapa titik

pengamatan curah hujan. Adapun cara-cara perhitungan curah hujan

daerah di beberapa titik adalah sebagai berikut (Sosrodarsono dan

Takeda, 2003):

1) Metode Rata-rata aritmatika

Metode ini merupakan metode yang paling sederhana, dan

cocok diterapkan bila jumlah stasiun banyak dan tersebar merata.

Metode ini memberikan bobot yang sama untuk tiap stasiun, yaitu

Page 16: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

5

dengan menjumlahkan angka pengukuran di tiap stasiun dan

membaginya dengan jumlah stasiun penakar, seperti rumus berikut:

푃 =푃푖푛

Dimana: 푃 = curah hujan daerah

Pi = curah hujan pada stasiun ke-i

n = jumlah stasiun penakar

2) Metode polygon Thiessen

Metode ini merupakan metode yang didasarkan pada

pemberian bobot bagi tiap stasiun terhadap luas daerah yang

diwakili. Luas daerah ditentukan dengan menarik garis-garis yang

menghubungkan stasiun yang satu dengan yang lain, sehingga

terbentuk polygon yang merupakan perpotongan garis-garis bagi

tersebut, dimana di dalam setiap polygon tersebut terdapat sebuah

stasiun yang mewakili daerah tersebut.

Perhitungan curah hujan dengan metode ini menggunakan

rumus sebagai berikut:

푃 = ∑( )∑

= ∑푊푖 퐴푖

Dimana: 푃 = curah hujan daerah (mm)

Pi = curah hujan pada stasiun ke-i (mm)

Ai = luas poligona ke-i

Penerapan metode ini memberikan hasil yang konsisten, tetapi

apabila letak stasiun berubah maka bobot stasiun juga ikut berubah.

3) Metode Isohyet

Metode ini merupakan metode penentu curah hujan daerah

dengan menggunakan peta isohyet, yaitu peta yang mempunyai

garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai

curah hujan yang sama. Peta ini dibuat dengan memperhatikan efek

Page 17: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

6

topografi dan asal datangnya hujan. Penentuan curah hujan daerah

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

푃 =∑(푃푖 + 푃푖)퐴푖 /2

∑퐴푖

Dimana: 푃 = curah hujan daerah (mm)

Pi = curah hujan pada stasiun ke-i (mm)

Ai = luas poligon ke-i

Penerapan metode ini biasanya untuk daerah yang luas dengan

jaringan stasiun yang tidak terlalu padat.Hasilnya bersifat subyektif

dan banyak ditentukan oleh ketelitian pembuat peta.

b. Frekuensi curah hujan

Cara perkiraan untuk mendapatkan frekuensi kejadian curah

hujan dengan intensitas tertentu yang digunakan dalam perhitungan

pengendalian banjir, rancangan drainase dan lain-lain adalah dengan

menggunakan data pengamatan yang lalu. Perhitungan frekuensi sama

seperti cara yang digunakan di Amerika Serikat, yakni cara tahun

stasiun yang menjumlahkan banyaknya titik-titik pengamatan. Cara ini

memperkirakan frekuensi dengan menjumlahkan banyaknya tahun

pengamatan pada titik-titik pengamatan. Cara ini adalah cara yang

paling sederhana, tanpa penyelesaian secara statistik. Penerapan cara

ini dapat diadakan untuk daerah yang mempunyai kondisi meteorologi

yang sama, bukan seperti daerah pegunungan

2. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi adalah keseluruhan jumlah air yang berasal dari

permukaan tanah, air, dan vegetasi yang diuapkan kembali ke atmosfer.

Dengan kata lain, besarnya evapotranspirasi adalah jumlah antara

evaporasi (penguapan air dari permukaan tanah), intersepsi (penguapan

kembali air hujan dari permukaan tajuk vegetasi), dan transpirasi

(penguapan air tanah ke atmosfer melalui vegetasi). Beda antara intersepsi

Page 18: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

7

dan transpirasi adalah bahwa pada proses intersepsi air yang diuapkan

kembali ke atmosfer tersebut adalah air hujan yang tertampung sementara

pada permukaan tajuk dan bagian lain dari suatu vegetasi sedangkan

transpirasi adalah penguapan air yang berasal dari dalam tanah melalui

tajuk vegetasi sebagai hasil proses fisiologi vegetasi.

Unsur iklim yang mempengaruhi laju evaporasi adalah radiasi surya,

suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin. Pada permukaan air

yang tenang tidak bergelombang, laju penguapan akan tergantung pada

suhu dan tekanan uap air diatas permukaan air. Suhu air menentukan

tekanan uap air pada permukaan air, dan laju evaporasi sebanding dengan

perbedaan tekanan uap air antara permukaan air dan udara di

atasnya.Gabungan evaporasi dan transpirasi dengan persediaan air yang

tidak terbatas disebut evaporasi potensial (PE).

Menurut Doorenbos dan Pruittn (1977) untuk mengetahui

evapotranspirasi tanaman dapat diduga dari evapotranspirasi acuan yang

berasal dari data klimatologi setempat. Perhitungan evapotranspirasi

tanaman melalui tiga tahapan, yaitu:

a. Menentukan evapotranspirasi acuan (ETo) dengan menggunakan

metode Blaney-Criddle, Radiasi, Penman, atau Panci evaporasi.

b. Menentukan koefisien tanaman (Kc), dari hasil penelitian Hargreaves

dapat dilihat pada Table 1 di bawah ini

Nilai koefisien tanaman (Kc) sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman

menurut Hargreaves (dalam Hariyanto, 1987)

Tabel 1. Kc sesuai fase pertumbuhan tanaman

Tanaman Usia tanam (hari)

0 20 40 60 80 100

Padi 0.80 1.05 1.20 1.30 1.10 0.50

Kedelei 0.15 0.25 0.45 0.70 0.70 0.50

Jagung 0.20 0.50 0.80 0.90 0.75 0.50

Kacang tanah 0.15 0.35 0.55 0.65 0.60 0.30

Page 19: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

8

c. Menghitung evapotranspoirasi tanaman. Hubungan antara

evapotranspirasi tanaman dan evapotranspirasi acuan adalah:

Etc = ETo x Kc

Dimana : Etc : Evapotranspirasi tanaman (mm/hari)

ETo : Evapotranspirasi acuan

Kc : Koefisien tanaman (tergantung pada jenis tanaman,

tahap pertumbuhan).

3. Limpasan

Limpasan dapat diartikan sebagai bagian curah hujan yang membuat

aliran ke saluran-saluran, sungai, danau, atau laut sebagai aliran

permukaan (Schwab.Et al, 1968). Menurut Arsyad (1983), limpasan atau

run-off adalah bagian dari curah hujan yang mengalir keluar dari suatu

daerah pengaliran di atas dan di bawah permukaan tanah. Air yang

mengalir di permukaan tanah disebut limpasan permukaan sedangkan air

yang mengalir di bawah permukaan tanah disebut limpasan dalam.

Sosrodarsono dan Takeda (2003) menyatakan air limpasan permukaan

adalah air yang mencapai sungai sebelum mencapai permukaan air tanah,

yakni curah hujan dikurangi oleh infiltrasi, air yang tertahan, dan besarnya

genangan.Limpasan air permukaan ini merupakan bagian yang penting

dari puncak banjir.

a. Komponen-komponen limpasan

Sumber-sumber air sungai adalah curah hujan atau salju yang

mencair. Sosrodarsono dan Takeda (2003) menyatakan air untuk

mencapai sungai melalui tiga jalan sebagai berikut:

1) Curah hujan di saluran (Channel Precipitaion), yaitu curah hujan

yang jatuh langsung pada permukaan air di sungai utama dan

anak-anak sungainya yang umumnya termasuk dalam limpasan air

permukaan dan tidak dipisahkan sebagai komponen dari hidrograf.

Curah hujan yang langsung jatuh ke sungai merupakan bagian

yang sangat kecil dari curah hujan itu sendiri.

Page 20: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

9

2) Limpasan permukaan, yaitu air yang mencapai sungai tanpa

mencapai permukaan air tanah. Limpasan permukaan merupakan

curah hujan yang dikurangi oleh besarnya infiltrasi, besarnya air

yang tertahan dan besarnya genangan.

3) Aliran air tanah, yaitu air yang terinfiltrasi ke dalam tanah, air ini

akan mencapai permukaan air tanah dan bergerak menuju sungai

dalam beberapa hari, beberapa minggu atau lebih. Aliran ini

disebut juga debit aliran dasar yang hanya berubah sedikit selama

musim kering dan basah sepanjang tahun.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi limpasan

Aliran sangai tergantung dari beberapa faktor secara

bersamaan.Faktor-faktor yang mempengaruhi limpasan dibagi ke

dalam dua kelompok, yaitu elemen-elemen meteorologi yang diwakili

oleh curah hujan dan elemen-elemen daerah pengaliran yang

menyatakan sifat-sifat fisik daerah pengaliran.

4. Infiltrasi dan perkolasi

Infiltrasi adalah proses berlangsungnya air masuk ke dalam profil

tanah melalui permukaan tanah (ground surface). Jika pada saat pertama

terjadi hujan, maka yang terjadi adalah proses infiltrasi, dimana air masuk

ke dalam tanah yang awalnya kering menjadi basah hingga menjadi jenuh.

Sedangkan perkolasi adalah pergerakan air di dalam tanah yang

bergerak ke bawah dari profil tanah secara vertikal, melalui lapisan air di

dalam tanah (soil water) dan masuk ke lapisan aquifer karena pengaruh

gravitasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi dan perkolasi:

a. Sifat tanah

b. Kadar kejenuhan air

c. Sifat hujan

d. Jenis vegetasi

Page 21: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

10

B. IRIGASI

1. Pengertian

Irigasi adalah upaya pemberian air dalam bentuk lengas (kelembaban)

tanah sebanyak keperluan untuk tumbuh dan berkembang bagi tanaman

(Najiyati : 1987). Pengertian lain dari irigasi adalah penambahan kekurangan

kadar air tanah secara buatan yakni dengan memberikan air secara sistematis

pada tanah yang diolah. Kebutuhan air irigasi untuk pertumbuhan tergantung

pada banyaknya atau tingkat pemakaian dan efiensi jaringan irigasi yang ada

(Kartasaputra, 1991: 45). Jaringan irigasi merupakan prasarana irigasi yang

terdiri atas bangunan dan saluran air beserta perlengkapnya. Sistem jaringan

irigasi dapat dibedakan antara jaringan irigasi utama dan jaringan irigasi

tersier. Jaringan irigasi utama meliputi bangunan – bangunan utama yang

dilengkapi dengan saluran pembawa, saluran pembuang. dan banguan

pengukur. Jaringan irigasi tersier merupakan jaringan irigasi di petak tersier,

beserta bangunan pelengkap lainnya yang terdapat di petak tersier

(Kartasapoetra, 1990: 30 – 31).

Berdasarkan letak dan fungsinya saluran irigasi teknis dibedakan

menjadi:

a. Saluran Primer (Saluran Induk) yaitu saluran yang lansung

berhubungandengan saluran bendungan yang fungsinya untuk

menyalurkan air dari waduk ke saluran lebih kecil.

b. Saluran Sekunder yaitu cabang dari saluran primer yang membagi saluran

induk kedalam saluran yang lebih kecil (tersier).

c. Saluran Tersier yaitu cabang dari saluran sekunder yang langsung

berhubungan dengan lahan atau menyalurkan air ke saluran – saluran

kwarter.

d. Saluran kwarter yaitu cabang dari saluran tersier dan berhubungan

langsung dengan lahan pertanian (Najiyati, 1993: 35 – 36).

Irigasi merupakan bangunan air yang berupa saluran dan berfungsi

menyalurkan air dari Bendung ke petak secara periodik, guna mencukupi

kebutuhan air bagi tanaman di petak sawah.

Page 22: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

11

2. Peranan Irigasi

Peranan irigasi dalam memenuhi kebutuhan air untuk tanaman padi dapat

di ketahui melalui suatu kajian yang cermat pada masalah – masalah tentang

irigasi, dengan memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi

pengelolaan kegiatan penyediaan dan pemberian air secara efektif dan efisien.

Peranan irigasi bagi suatu lahan dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Menambah air ke dalam tanah untuk menyediakan cairan yang

diperlukanu ntuk pertumbuhan tanaman.

b. Menyediakan jaminan panen pada musim kemarau yang pendek.

c. Mendinginkan tanah dan atmosfer, sehingga menimbulkan lingkungan

yang baik untuk pertumbuhan tanaman.

d. Mengurangi bahaya pembekuan.

e. Mencuci atau mengurangi garam dalam tanah.

f. Mengurangi bahaya erosi.

g. Melunakan pembajakan dan pengumpalan tanah.

h. Memperlambat pembentukan tunas dengan perbandingan karena

penguapan (Hansen, 1986: 4).

Berkaitan dengan perkembangan teknologi budidaya dan produksi

pangan, peranan irigasi berkembang menjadi :

a. Penyedia air untuk tanaman dan dapat digunakan untuk mengatur

kelembaban tanah.

b. Membantu menyuburkan tanah melalui bahan – bahan pangan

kandunganyang di bawa oleh air.

c. Memungkinkan penggunaan obat – obatan dalam dosis.

d. Menekan pertumbuhan gulma.

e. Menekan perkembangan hama tertentu.

f. Memudahkan pengolahan tanah (Pasandaran, 1991: 141).

C. KEBUTUHAN SUMBERDAYA AIR

Air digunakan manusia untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri,

pembangkit energi (tenaga listrik), transportasi, dan untuk keperluan lainnya.

Ditinjau dari fungsi air/wilayah perairan, dapat dibagi menjadi 3 golongan:

Page 23: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

12

a. Air sebagai faktor produksi,

b. Air sebagai komponen ekosistem, dan

c. Air sebagai sumber kenyamanan (amenity resource) (Nasoetion, 1991

dalam Ananda, R. D., 2003)

Di Indonesia, khususnya sebagai Negara agraris, sektor pertanian adalah

sektor yang banyak menggunakan air, penggunaannya meliputi untuk tanaman,

perikanan, dan peternakan. Penggunaan untuk rumah tangga/domestik terdiri atas

penggunaan untuk air minum, memasak, mencuci, mandi dan lain sebagainya.

Penggunaan untuk industri di antaranya sebagai bahan mentah, pendingin,

penggelontor kotoran serta penggunaan lainnya dalam proses industri. Sedangkan

infrastruktur menggunakan air untuk pembangkit tenaga listrik, rekreasi,

transportasi, dan lain sebagainya.

Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan air untuk rumah

tangga akan meningkat. Di sisi lain dengan meningkatnya taraf hidup manusia

yang berarti memicu industrialisasi maka berarti juga perlu sumberdaya air dalam

proses produksinya, dengan demikian kebutuhan sumberdaya air makin hari

semakin meningkat sejalan dengan tingkat pertumbuhan penduduk, tingkat

kenaikan taraf hidup serta peningkatan proses industrialisasi.

1. Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air domestik atau rumah tangga adalah kebutuhan air

untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi masing-masing orang. Kebutuhan

tiap orang tidak sama dan sangat tergantung pada beberapa faktor

diantaranya tingkat sosial, tingkat pendidikan, kebiasaan penduduk, letak

geografis, dan lain-lain. Kebutuhan dasar air bersih tiap individu

digunakan untuk memenuhi keperluan minum, masak, mencuci dan lain-

lain.

Page 24: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

13

Tabel 2. Standar Kebutuhan Air Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Kota

dan Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk Jenis Kota Jumlah Kebutuhan

>2.000.000 Metropolitan >210

1.000.000-2.000.000 Metropolitan 150-210

500.000-1.000.000 Besar 120-150

100.000-500.000 Besar 100-120

20.000-100.000 Sedang 90-100

3.000-20.000 Kecil 60-100

Dan berdasarkan standar dari Direktorat Jendral Cipta Karya

besarnya kebutuhan dalam Pawitan, H., et. Al. (2008) air setiap orang per

hari adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan untuk penduduk kota besar sebesar 120 liter/kapita/hari.

b. Kebutuhan untuk penduduk kota kecil sebesar 80 liter/kapita/hari.

c. Kebutuhan untuk penduduk pedesaan sebesar 60 liter/kapita/hari.

2. Kebutuhan Air Industri

Kebutuhan air industri adalah kebutuhan air untuk proses industri,

termasuk bahan baku, kebutuhan air pekerja industri dan pendukung

kegiatan industri. Tetapi besarnya kebutuhan air industri ditentukan oleh

kebutuhan air untuk diproses, bahan baku industri dan kebutuhan air

untuk produktifitas industri. Oleh karena itu, kebutuhan air untuk industri

disesuaikan dengan klasifikasi jenis industri.Untuk industri kecil berkisar

5 – 50 m3/hari, industri sedang berkisar 51 – 150 m3/hari, dan industri

besar 151 – 350 m3/hari (Purwanto, 1995).

3. Kebutuhan Air Pertanian

a. Kebutuhan Air Tanaman

Kebutuhan air tanaman adalah jumlah air per satuan waktu yang

dibutuhkan untuk mencukupi evapotranspirasi, biasanya dinyatakan

Page 25: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

14

dalam mm/hari.Evapotranspirasi merupakan gabungan dari evaporasi

dan transpirasi.

Doorenbos dan Pruitt (1977) menjelaskan bahwa kebutuhan air

tanaman merupakan perkalian antara evapotranspirasi potensial

tanaman acuan (ETo) dengan koefisien tanaman (Kc) yang nilainya

tergantung pada jenis dan umur tanaman. Sedangkan yang dimaksud

dengan evapotranspirasi potensial tanman acuan (ETo) menurut

Suranto (1989) adalah transpirasi dari tanaman rumput yang tumbuh

seragam dan sepenuhnya menutup tanah, tumbuh subur dan tidak

kekurangan air serta dipangkas setinggi 8 – 15 cm.

Besarnya kebutuhan air suatu tanaman dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu varietas tanaman, umur tanaman, keadaan tanah,

iklim serta cara pemberian air. Sedangkan evapotranspirasi

dipengaruhi temperatur, pelaksanaan pemberian air, panjangnya

musim tanam dan presipiasi.Jumlah air yang diuapkan oleh tanaman

tergantung pada temperatur, kelembaban udara, gerakan angin,

intensitas dan lamanya penyinaran, tahap perkembangan tanaman

serta jenis tanaman.

b. Kebutuhan Air Irigasi

Kebutuhan air irigasi atau pertanian adalah jumlah selain air

hujan yang ditambahkan untuk tanaman.Kebutuhan air untuk pada

sawah meliputi kebutuhan air untuk pengolahan tanah, pembibitan,

pertumbuhan sampai saat panen.Jumlah kebutuhan air untuk irigasi dan

pertanian pada umumnya dipengaruhi oleh jenis dan sifat tanah, jenis

tanaman, keadaan iklim setempat, keadaan topografi dan luas areal

persawahan.Kebutuhan air irigasi ditentukan oleh faktor-faktor

penyiapan lahan, penggunaan konsumtif, perkolasi, penggantian lapisan

air, curah hujan efektif serta efisiensi irigasi.

Page 26: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

15

Tabel 3. Banyaknya air yang dibutuhkan pada budidaya padi sawah per

hektar

Kegiatan Lama (hari) Jumlah Air Yang

Dibutuhkan

Penyiapan Lahan 2 170 mm

Evapotranspirasi

selama penyemaian 20

66 mm (MH)

130 mm (MK)

Perkolasi 140 (20 hari pembibitan

+ 120 hari umur masak

pertanaman padi

7 mm/hari atau 980

mm

Evapotranspirasi sejak

pemidah bibitan

sampai dengan panen 120

4,4 mm/hari atau 528

mm (MH)

5,5 mm/hari atau 660

mm (MK)

Sumber: Notohadiprawiro, T. (2006)

Dari tabel di atas didapatkan jumlah keperluan satu musim tanam

ialah 1744 mm atau 1,6 liter/detik/ha padi MH, sedangkan MK 1940

mm atau 1,8 liter/detik/ha. Sehingga rata-rata kebutuhan air selama satu

musim tanam adalah 1,7 liter/detik/ha.

Pada budidaya padi sawah, biasanya pemberian air dilakukan

pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Penyiapan lahan dilakukan dua hari sebelum menyemai benih,

b. Penyemaian bibit selama 20 hari,

c. Umur masak tanaman padi 120 hari sejak pemindahan bibit sampai

dengan panen, dan

d. Pembekalan air dihentikan 14 hari sebelum panen.

Dalam mengelola sumberdaya air untuk kepentingan irigasi,

curah hujan diperhitungkan sebagai tambahan air irigasi yang dapat

dimanfaatkan.Jumlah curah hujan yang jatuh selama periode

pertumbuhan tanaman dan curah hujan itu dapat dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan air tanaman disebut dengan curah hujan

Page 27: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

16

efektif.Kebutuhan air irigasi ditentukan oleh faktor-faktor penyiapan

lahan, penggunaan konsumtif, perkolasi, penggantian lapisan air, curah

hujan efektif serta efisiensi irigasi (Departemen PU, KP-01, 1986).

1. Penyiapan Lahan

Faktor-faktor penting yang menentukan besarnya kebutuhan air

untuk penyiapan lahan adalah (Departemen PU, KP-01, 1986):

a. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

pekerjaan penyiapan lahan.

b. Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan.

c. Kebutuhan air selama penyiapan lahan.

Kebutuhan air penyiapan lahan tanaman padi diambil 200

sampai 250 mm untuk jangka waktu penyiapan lahan 30 atau 45 hari

yang kemudian ditambah 50 mm setelah pemindahan bibit

sedangkan kebutuhan air penyiapan lahan tanaman palawija

ditentukan sebesar 50 sampai 100 mm.

2. Penggunaan Konsumtif

Besarnya penggunaan konsumtif bagi tanaman sebanding

dengan besarnya nilai evapotranspirasi (Linsley, et al., 1990).Nilai

evapotranspirasi untuk suatu daerah dipengaruhi iklim setempat

seperti temperatur, kecepatan angin, radiasi matahari dan

kelembaban udara.

3. Perkolasi

Perkolasi merupakan gerakan air di dalam tanah sebagai

kelanjutan dari proses infiltrasi. Dengan demikian air yang

mengalami infiltrasi pada suatu saat akan melampaui batas tanah

untuk menahan air, di mana pori-pori tanah telah terisi oleh air

sehingga air kelebihannya akan terus bergerak ke bawah berupa

perkolasi.

Perkolasi sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah antara lain

permeabilitas dan tekstur tanah, pengendapan-pengendapan lumpur,

Page 28: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

17

kedalaman muka air tanah (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1991 dalam

Pribadi, A. 2001). Laju perkolasi pada tanah bertekstur lempung

berat dengan pengolahan yang baik mencapai 1 – 3 mm, sedangkan

pada tanah-tanah lebih ringan laju perkolasinya lebih tinggi

(Departemen PU, KP-01, 1986).

4. Penggantian Lapisan Air

Penggantian air dilakukan sesuai jadwal dan kebutuhan bila

tidak ada penjadwalan, penggantian air dilakukan sebanyak 2 kali

masing-masing 50 mm (3.3 mm/hari selama setengah bulan) selama

sebulan dan dua bulan setelah pemindahan bibit (Departemen PU,

KP-01, 1986).

5. Curah Hujan Efektif

Curah hujan yang jatuh di suatu areal tidak semuanya dapat

dimanfaakan oleh tanaman karena sebagian akan hilang disebabkan

intersepsi, infiltrasi, penguapan, dan tampungan cekungan (Sri

Harto, 1993). Bagian dari air hujan yang dapat dimanfaatkan oleh

tanaman dinyatakan sebagai hujan efektif.

c. Kebutuhan Air Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah adalah suatu usaha menciptakan kondisi tanah

yang sedemikian rupa sehingga tanaman dapat berkecambah dan tumbuh

dengan baik. Kegiatan pengolahan tanah ini bertujuan untuk

membersihkan lahan dari gulma, memberantas hama dan penyakit dalam

tanah.

Kebutuhan air pengolahan tanah dipengarui oleh sifat fisik

tanah.Tanah pasir umumnya memerlukan banyak air untuk

pengolahannya, karena tidak lekas jenuh dengan air.Kebutuhan

pengolahan tanah untuk berbagai tekstur tanah disajikan dalam Tabel 5.

Page 29: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

18

Tabel 4. Kebutuhan air pengolahan tanah pada berbagai tekstur tanah

Tekstur tanah Kebutuhan air

(mm/hari)

Pasir 27

Lempung berpasir 23

Lempung 17

Lempung liat 14

Liat 10

Sumber : Rice irrigation in Japan. Otca, 1973 didalam Soedodo H,

1999.

Penentuan saat pengolahan tanah padi lahan kering tergantung dari

datangnya musim hujan, sehingga perencanaan pola tanam yang sesuai

akan membantu dalam tingkat keberhasilan sistem pola usaha tani di

daerah kering.

d. Pola Tanam

Pola tanam merupakan jenis tanaman yang ditanam pada suatu

lahan dalam kurun waktu tertentu, tujuannya supaya air irigasi yang

tersedia sangat terbatas masih dapat dimanfaatkan secara adil dan merata

untuk seluruh daerah irigasi.

Pengertian mengenai jenis tanaman dan kesesuaiannya dengan

lahan sangat penting untuk menentukan jenis atau urutan pertanaman

yang dapat dikembangkan, sehingga dengan pengaturan pola tanam dapat

diperoleh manfaat yang maksimal, efisen serta dapat meningkatkan

produktivitas lahan dan pendapatan petani. Penentuan jenis tanaman

terpilih haruslah mempertimbangkan beberapa faktor, di antaranya;

Tanaman tersebut dapat tumbuh dan menghasilkan produksi.

Tanaman tersebut merupakan tanaman yang disukai petani.

Tanaman tersebut mempunyai nilai ekonomi tinggi dan mudah untuk

dipasarkan.

Page 30: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

19

D. KETERSEDIAAN SUMBERDAYA AIR

Pengertian ketersediaan sumberdaya air adalah air yang dapat dimanfaatkan

oleh makhluk hidup dalam suatu wilayah dan waktu tertentu.Ketersediaan

sumberdaya air dapat berupa air hujan, air sungai, mata air dan air tanah, baik air

tanah dangkal (unconfined aquifer), maupun air tanah dalam (confined aquifer).

Air hujan diasumsikan sebagai masukan tunggal dalam sistem hidrologi DAS,

sedangkan air sungai, mata air dan air tanah adalah bentuk lain dari air hujan. Air

merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable) dan

keberadaannya mengikuti suatu kaidah atau sistem yang disebut daur hidrologi

(Linsley, et al. 1990).

Dalam mempelajari sistem hidrologi, Manan (1979) mengemukakan bahwa

model Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan model yang terbaik untuk

menelusuri sumberdaya air, karena dalam suatu DAS akan terjadi proses

masukan-keluaran air yang merupakan bagian dari sistem hidrologi. Dengan

demikian pengelolaan DAS secara umum dapat didefinisikan sebagai pengelolaan

sumberdaya alam pulih (seperti air, tanah dan vegetasi) dalam sebuah DAS

dengan tujuan untuk memperbaiki, memelihara dan melindungi keadaan DAS

agar secara kontinyu meningkatkan kuantitas air (water yield) untuk keperluan air

minum, industri, pertanian, tenaga listrik dan lain sebagainya.

Tinjauan umum sistem hidrologi DAS umumnya lebih menekankan pada

aliran air permukaan, sedangkan untuk air tanah mempunyai pendekatan agak

berbeda, sehingga dapat dikatakan bahwa wilayah suatu DAS tidak selalu identik

dengan wilayah cekungan air tanah sehingga pendekatan yang komprehensif

diharapkan akan lebih memadai tetapi juga akan lebih kompleks.

E. LINEAR PROGRAMMING

Linear Programming yang biasa disingkat LP merupakan salah satu teknik

operational research yang digunakan paling luas dan diketahui dengan

baik.Linear Programming digunakan untuk merubah suatu masalah ke dalam

model matematik dalam mengalokasikan sumberdaya yang langka untuk

mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan

biaya.

Page 31: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

20

Masalah keputusan yang sering dihadapi analis adalah alokasi optimum

sumberdaya yang langka. Sumberdaya sering berupa uang, tenaga kerja, bahan

mentah, kapasitas mesin, waktu, ruangan, teknologi, air dan masih banyak lagi

yang lain. Linear Programming digunakan untuk mencapai hasil terbaik yang

mungkin dengan keterbatasan sumberdaya, hasil yang diinginkan mungkin

ditunjukkan sebagai maksimisasi dari beberapa ukuran seperti profit, penjualan

dan kesejahteraan, atau minimisasi seperti biaya, waktu, dan jarak. Setelah

mengidentifikasi masalah maka dapat ditentukan tujuan yang akan dicapai dan

dapat dibuat suatu formula matematik yang meliputi tiga tahap sebagai berikut:

a. Tentukan variabel yang tak diketahui (variabel keputusan) dan nyatakan

dalam simbol matematik.

b. Membentuk fungsi tujuan yang ditunjukkan sebagai suatu hubungan linier

(bukan perkalian) dari variabel keputusan.

c. Menentukan semua kendala masalah tersebut dan mengekspresikan dalam

persamaan atau pertidaksamaan yang juga merupakan hubungan linier dari

variabel keputusan yang mencerminkan keterbatasan sumberdaya masalah.

Suatu permasalahan yang akan dipecahkan dengan Linear Programming

untuk menghasilkan suatu alokasi sumberdaya yang optimal, terlebih dahulu harus

menentukan variabel keputusan. Fungsi tujuan yang memuat tujuan yang akan

dicapai dan fungsi kendala dimana fungsi kendala ini merupakan masalah

keterbatasan sumberdaya yang harus dipecahkan untuk mencapai suatu yang

optimal. Setelah variabel keputusan, fungsi keputusan dan fungsi kendala

ditentukan maka suatu permasalahan tersebut dapat diringkas menjadi suatu

persamaan matematik. Solusi dari model matematik yang dihasilkan akan

memberikan berapa jumlah sumberdaya yang optimal untuk memaksimumkan

keuntungan atau meminimumkan biayaproduksi.

1. Bentuk Umum Model Linear Programming (LP)

Pada setiap masalah, ditentukan variabel keputusan, fungsi tujuan, dan

sistem kendala, yang bersama-sama membentuk suatu model matematik

dari dunia nyata. Bentuk umum model LP itu adalah

Maksimumkan atau minimumkan:

a. Fungsi tujuan : Z =c1 + x2 + c2x2 + … + cnxn

Page 32: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

21

b. Fungsi Kendala : a11 x11 + a12 x12 + … + an1 xn1 < b2 (= ; >)

a21x21 + a22 x22 + …+ an1 xn1 < b2 (= ; >)

………+ …….. + ….+ …….. < …

an1 xn1 + an2 xn2 + …+ anm xnm < b2 (= ; >)

c. Asumsi : x1, x2, …., xn > 0

Keterangan :

xn = Banyaknya kegiatan n, di mana n = 1, 2, …, m. Berarti di sini

terfapat m variabel keputusan.

z = Nilai fungsi tujuan.

cn = Sumbangan per unit kegiatan n. untuk masalah maksimisasi

cn menunjukkan keuntungan atau penerimaan per unit,

sementara dalam kasus minimisasi ini menunjukkn biaya per

unit.

bn = Jumlah sumberdaya ke-i (i = 1, 2, 3, … , m). Berarti terdapat

m jenis sumberdaya.

anm = Banyaknya sumberdaya n yang diperlukan untuk

menghasilkan suatu unit barang ke-m.

2. Penyelesaian Grafik Model LP

Masalah LP dapat diilustrasikan dan dipecahkan secara grafik jika ia

hanya memiliki dua variabel keputusan. Suatu cara sederhana untuk

menggambarkan masing-masing persaman garis adalah dengan

menetapkan salah satu variabel dalam suatu persamaan sama dengan nol

dan kemudian mencari nilai variabel yang lain.

3. Penyelesaian LP dengan Model Simplek

Penyelesaian LP dengan menggunakan metode simplek harus diubah

terlebih dahulu ke dalam bentuk umum yang dinamakan “bentuk baku

(standard form). Ciri-ciri bentuk baku LP adalah : semua kendala berupa

persamaan dengan sisi kanan non negatif, semua variabel non negatif dan

fungsi tujuan dapat maksimum maupun minimum.

Page 33: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

22

III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit computer yang

dilengkapi dengan perangkat lunak linear programming (LP) Lingo 8,

Crop Wat, dan Microsoft Excel dalam pengolahan data.

Adapun bahan yang digunakan dalam penlitian ini adalah:

1. Peta rupa bumi.

2. Data jumlah penduduk

3. Data inventaris luas sawah, diperoleh dari Perum Jasa Tirta II.

4. Data industri di DAS Citarum dari Perum Jasa Tirta II

5. Harga air untuk industri dan PAM dengan menggunakan standar harga

dasar air Balai Pengelolaan Sumber Daya Air, Propinsi Jawa Barat .

B. TEMPAT DAN WAKTU

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di Perum Jasa Tirta II.

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2010 sampai Agustus 2010.

C. METODE PENELITIAN

Dalam melaksanakan penelitian dilakukan tahap-tahap kegiatan sebagai

berikut:

1. Identifikasi Kebutuhan Air

Kebutuhan air secara umum dapat dibagi dalam dua kategori yaitu

keperluan irigasi dan non irigasi.Untuk kebutuhan non irigasi dibagi lagi

menjadi kebutuhan air untuk domestik dan non domestik, industri,

peternakan, perikanan, dan penggelontoran/perawatan sungai. Sedangkan

dalam penelitian ini, kebutuhan air dikategorikan menjadi kebutuhan tiga

sektor pengguna utama yaitu: domestik, industri, dan pertanian (irigasi).

Perkiraan kebutuhan air dihitung dengan perkalian jumlah pengguna

(penduduk, industri, dan luas lahan areal irigasi) dengan kebutuhan air

masing-masing.

Page 34: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

23

1.1 Kebutuhan Air Domestik

Besarnya debit air yang dibutuhkan penduduk dihitung

berdasarkan jumlah penduduk dan perkiraan besarnya kebutuhan air

penduduk per hari.

Berdasarkan stadar dari Direktorat Jenderal Cipta Karya,

besarnya kebutuhan air setiap orang per hari adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan untuk penduduk kota besar sebesar 120 liter/kapita/hari.

b. Kebutuhan untuk penduduk kota kecil sebesar 80 liter/kapita/hari.

c. Kebutuhan untuk penduduk pedesaan sebesar 60 liter/kapita/hari.

1.2 Kebutuhan Air Industri

Debit air yang dibutuhkan untuk keperluan industri dihitung

berdasarkan kebutuhan air untuk industri. Kebutuhan air industri

berdasarkan jenis industri secara umum menurut Purwanto tahun1995,

yaitu untuk industri besar berkisar 151-350 m3/hari, industri sedang

51-150 m3/hari, dan industri kecil 5-50 m3/hari.Dalam penelitian ini

digunakan besarnya kebutuhan air untuk industri besar, karena

sebagaimana kita ketahui bahwa Karawang serta Bekasi merupakan

kawasan industri dengan asumsi pemakaian air untuk industri rata-rata

sebesar 350 m3/hari.

1.3 Kebutuhan Air Pertanian

a. Evapotranspirasi Tanaman

Untuk menentukan nilai Evapotranspirasi tanaman, terlebih

dahulu menentukan evapotranspirasi acuan atau potensial (ETo)

dengan menggunakan metode Penman-Monteith yang diperoleh

dengan menggunakan program komputer Cropwat.

b. Penentuan Curah Hujan Efektif

Curah hujan efektif falam perhitungannya dengan

menggunakan metode US Bereau of Reclamation (USBR) dengan

Page 35: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

24

menggunakan bantuan program komputer Cropwat. Persamaan

yang digunakan adalah:

Peff = Pmean x (125 – 0.2 Pmean /125 ) Untuk P < 250 mm

Peff = 125 + 0.1 x Pmean Unrtuk P > 250 mm

c. Penentuan Perkolasi

Untuk mendapatkan nilai perkolasi digunakan pendekatan

nilai perkolasi. Untuk daerah Jawa laju perkolasi berkisar antara

2.0 – 3.0 mm./hari. Adapun nilai perkolasi berdasarkan jenis tanah

seperti pada tabel 6 berikut :

Tabel 5.Laju perkolasi sesuai tekstur tanah.

Tekstur tanah Kebutuhan air

(mm/hari)

Lempung berpasir 3 – 6

Lempung 2 – 3

Liat lempung 1 – 2

Sumber : Rice irrigation in Japan. Otca, 1973 didalam Soedodo H,

1999

d. Penentuan Kebutuhan Air Irigasi

Kebutuhan air untuk pertanian irigasi meliputi kebutuhan air

untuk pengolahan lahan, pembibitan, pertumbuhan tanaman hingga

panen.Selain itu faktor penggenangan berupa perkolasi ikut

diperhitungkan.Untuk tanaman palawija, nilai perkolasi tidak

diperhitungkan karena tidak membutuhkan penggenangan.

Persamaan kebutuhan air irigasi padi dan palawija adalah sebagai

berikut (Soedodo H, 1999) :

I padi = (ETcrop + P – Re) / Eff

I palawija = (ETcrop – Re) / Eff

Dimana :

ETc = Evapotranspirasi tanaman (mm/hari)

Page 36: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

25

Eff = Efisiensi penyaluran air irigasi (%)

Re = Curah hujan efektif (mm/hari)

P = Perkolasi (mm/hari)

I = Kebutuhan air irigasi (mm/hari)

pemenuhan air untuk lahan pertanian yang dilayani oleh suatu

sistem irigasi teknis, setengah teknis maupun sederhana.

Untuk mendapatkan nilai kebutuhan air pertanian harus

menentukan nilai evapotranspirasi tanaman.Perkiraan kebutuhan air

untuk irigasi yaitu dengan perkalian luas lahan dengan kebutuhan air

per satuan luas. Untuk menentukan banyaknya air yang diperlukan

oleh satu hektar lahan padi sawah ialah 1744 mm atau 1,6 liter/detik/ha

padi MH, sedangkan MK 1940 mm atau 1,8 liter/detik/ha. Sehingga

rata-rata kebutuhan air selama satu musim tanam adalah 1,7

liter/detik/ha (Tejoyuwono, 2006).

2. Sistem dan Teknik Optimasi

Menurut Hiller Lieberman (1974) menyebutkan bahwa teknik

program matematik yang banyak dipakai dala program optimasi

pengelolaan suatu sumberdaya terbatas adalah Linear

Programming.Linear Programming menggambarkan interaksi komponen-

komponen sebuah system yang harus memenuhi asumsi-asumsi tertentu

yaitu proposionalitas, additivitas, dan non-negativitas agar terbentuk suatu

Linear Programming (program linier).

Linear Programming (program linier) adalah teknik optimasi dari

suatu masalah. Masalah tersebut dapat dipecahkan dengan program linier

apabila memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Mempunyai tujuan yang dioptimumkan atau diminimumkan dan dapat

dinyatakan dalam fungsi linier.

2. Mempunyai keterbatasan dalam jumlah sumberdaya tertentu dan dapat

dinyatakan dalam persamaan ( = ) atau pertidaksamaan ( < ) atau ( > ).

Page 37: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

26

Untuk mendapatkan optimasi pemanfaatn sumberdaya air yang

tersedia, maka harus disusun poola penggunaan air untuk pertanian

(irigasi), domestik (penduduk) dan industri.Untuk domestik dan industri

jumlah penduduk dan industri yang dapat disuplai dari sumber air yang

tersedia. Teknik optimasi yang digunakan adalah keuntungan maksimum

yang diperoleh dengan menggunakan rumus :

Fungsi Tujuan :

Z =

n

iXiPi

1.

Di mana : Pi = Harga air untuk masing-masing sektor (Rp)

Xi = Jumlah penduduk optimum, jumlah industri optimum

atau luas lahan optimum yang dihasilkan

Faktor pembatasnya adalah terbatasnya sumberdaya air yang tersedia.

Optimasi yang dilakukan dengan menggunakan pembatas sebagai berikut :

3

1iCi .Xi <Qt

Di mana : Ci = Kebutuhan air masing-masing sektor

Xi = Jumlah pengguna air setiap sektor.

Qt = Ketersediaan debit air tiap bulan

Page 38: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KEADAAN UMUM DAERAH

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Saluran Tarum Barat di mana saluran ini

merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yang

merupakan DAS terbesar di Jawa Barat.

Wilayah DAS Citarumberada pada koordinat 106˚51’36”-107˚51’ BT

dan 7˚19’-6˚24’ LS. DAS Citarum seluas 12.000 km2, melayani kebutuhan

air di DAS Citarum terutama untuk pengairan (irigasi), termasuk

penyediaan air baku untuk air minum di wilayah DKI Jakarta melalui

instalasi air Pejompongan I dan II, Buaran, dan Pulogadung. Di sebelah

utara DAS citarum berbatasan dengan Laut Jawa, di sebelah barat

berbatasan dengan DAS Ciliwung, di sebelah timur berbatasan dengan

DAS Cimanuk dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut.

Saluran Tarum Baratsendiri secara administrasi berada di Kabupaten

Karawang, Kabupaten dan Kota Bekasi dan Propinsi DKI Jakarta.Saluran

Tarum Barat merupakan saluran yang berada dalam satu bagian dari proyek

serbaguna Jatiluhur.Persentase kebutuhan air di Saluran Tarum Barat

terbagi menjadi pertanian (irigasi) sebesar 71 %, domestik (air minum)

sebesar 26.3 % dan industri sebesar 2.7 %.

Tidak seperti DAS lainnya dimana pengelolaannya dikelola oleh

BPSDA Kementrian Pekerjaan Umum, DAS Citarum beserta saluran

irigasinya dan anak-anak sungainya dikelola oleh sebuah lembaga milik

pemerintah yang statusnya sebagai BUMN yaitu Perum Jasa Tirta II yang

berpusat di Jatiluhur, Purwakarta.

2. Curah Hujan

Curah hujan di salah satu bendung di Saluran Tarum Barat dengan

rata-rata curah hujan tahunan lebih dari 2000 mm.

Data curah hujan tersebut disajikan pada tabel 6. berikut.

Page 39: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

28

Tabel 6. Curah hujan di stasiun hujan Cibeet, Perum Jasa Tirta II.

Bulan Curah hujan (mm/bulan)

Januari 406 Februari 409 Maret 536 April 192 Mei 121 Juni 129 Juli 93 Agustus 40 September 16 Oktober 280 Nopember 215 Desember 105 Berdasarkan data di atas diketahui bahwa curah hujan terendah terjadi

pada bulan September serta curah hujan tertinggi terjadi pada bulan

Februari.

3. Kondisi Hidrologi

Kondisi hidrologi bertujuan untuk mengetahui siklus air (daur

hidrologi) di suatu daerah, serta meliputi proses-proses yang

mempengaruhinya, penekanan dalam hal ini diutamakan pada siklus air

yang dijumpai di daratan. Parameter-parameter dalam hidrologi ini

meliputi curah hujan sebagai komponen masukan, karakteristik sungai dan

debitnya, serta besarnya evapotranspirasi. Semua komponen itu sebagai

komponen utama yang akan dipergunakan dalam menghitung besaran

neraca air.

4. Topografi

Secara umum keadaan topografi di wilayah Saluran Taum Barat

adalah dataran rendah dan sebagian kecil dataran tinggi yang menjadi

daerah irigasi selatan Jatiluhur.

Untuk DAS Citarum Secara umumnya memiliki ketinggian berkisar

antara 400-600 m pada daerah kaki pegunungan, pada daerah perbukitan

Page 40: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

29

yang bergelombang memilki ketinggian berkisar antara 50 – 400 m, pada

tanah yang datar memilki ketinggian di bawah 50 m. Bendungan Jatiluhur

sendiri berada di daerah dataran rendah.

Gambar2. Hulu Sungai Citarum di Gunung Wayang

5. Tanah

Setiap jenis tanah memilki ketahanan terhadap erodibilitas yang

berbeda-beda, sedangkan jenis tanah ditentukan oleh batuan induk,

pembentukannya dan proses pembentukan tanah tersebut. Jenis yang

terdapat di wilayah DAS Citarum adalah Alluvial, Regosol, Latosol dan

Glei.

Setiap jenis tanah tersebut di atas, masing-masing mempunyai kriteria

sebagai berikut:

1) Tanah alluvial

Tanah alluvial adalah tanah-tanah yang dihasilkan oleh pengendapan

karena air. Tanah ini menempati daerah aliran yang berlereng, datar

sampai berombak (0 – 8 %). Bahan induknya tergantung dari bahan

asalnya, biasanya mempunyai kedalaman efektif tanah (solum) yang

dalam. Tanah ini berpotensi untuk pengembangan tanaman pertanian

(sawah) dan perikanan apabila tersedia air irigasi sepanjang tahun.

Page 41: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

30

2) Tanah regosol

Tanah ini terdapat di daerah pantai atau daerah lembah, bertekstur

kasar, bahan induknya berskala dari batuan vulkanik atau reduksial,

karena teksturnya kasar maka daya menyimpan air kecil.

3) Tanah latosol

Tanah ini memilki solum dangkal sampai dalam, warna tanah kuning

sampai coklat. Induk vulkan atau plutonik, bersifat intermidier sampai

basa. Kesuburannya pada umunya rendah sampai sedang sehingga tidak

mudah tererosi dan tidak mudah longsor.

4) Tanah glei

Tanah glei (aqueptsi) meliputi tanah alluvial yang berupa sub recent

deposit yang telah mengalami perkembangan profil yang lanjut

dibandingkan dengan tanah alluvial biasa yang diklasifikasikan sebagai

Glei Humik Rendah, Hidromorfik Kelabu dan Planosol. Pada daerah-

daerah yang mempunyai irigasi yang cukup maka tanah glei cocok

digunakan untuk padi sawah.

Biasanya jenis tanah ini bertekstur ringan di bagian atas dan berat

di bagian bawah, juga mempunyai kandungan besi dan mangan yang

menyertaiwarna glei. Pada lahan sawah, lapisan permukaan

berkonsentrasi kuat dengan kadar air pada bagian bawah lapisan bajak

membentuk profil, sedangkan prosentase kuarsa lebih tinggi pada

lapisan bajak.

B. SALURAN TARUM BARAT

Saluran Taum Barat adalah saluran irigasi sekaligus saluran air baku.

Saluran ini mengalirkan air Sungai Citarum yang berasal Waduk Jatiluhur.

Total panjang saluran ini adalah 68,3 km yang memanjang dari Bendung

Curug, Kabupaten Karawang hingga Pejompongan, Jakarta Timur. Saluran ini

memasok PDAM Kabupaten Karawang, Kabupaten/Kota Bekasi dan PAM

Jakarta.

Page 42: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

31

Gambar 3. Skema Pembagian Air di Bendung Curug

Terdapat dua saluran lainnya, yaitu Saluran Tarum Timur yang

memanjang hingga Patrol, Indramayu dan Saluran Tarum Utara yang mengairi

daerah irigasi di Karawang. Saluran Tarum Barat ini memiliki kapasitas desain

sebesar 82 m3/detik, namun kapasitas aktual yang ada adalah 60 m3/detik.

Penyebab adanya perbedaan antara kapasitas desain dengan kapasitas aktual

adalah besarnya sedimentasi di saluran ini seperti adanya kolam di tepian

saluran.

Gambar 4. Kolam yang dibangun di tepian Saluran Tarum Barat

Page 43: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

32

C. KETERSEDIAAN AIR

Air merupakan sumberdaya alam terbarukan, dan memegang peranan

penting sebagai sumber pasokan kebutuhan untuk berbagai

keperluan.Pemanfaatan sumberdaya air dan pengelolaannya merupakan faktor

penting dan mempunyai peranan yang menentukan dalam rangka peningkatan

produksi pertanian pada umumnya.Dalam hubungan ini disamping

pengembangan sumberdaya air perlu peningkatan pengelolaan dan efisiensi

penggunaannya untuk berbagai keperluan diantaranya domestik, industri dan

pertanian.

Ketersediaan air permukaan dihitung dari besarnya debit sungai yang

sangat dipengaruhi oleh besarnya curah hujan, sehingga ketersediaan air

sangat bervariasi tergantung musim. Pada musim penghujan air yang tersedia

sangat banyak dan berlimpah, sebaliknya pada musim kemarau debit aliran di

sungai kecil sehingga ketersediaan air akan sedikit. Berdasarkan data curah

hujan, musim hujan umumnya terjadi pada bulan September hingga Maret,

sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April hingga Agustus.

Ketersediaan air permukaan di DAS Citarum sangat melimpah, dengan

volume total + 12,95 milyar m3/tahun dari sungai Citarum itu sendiri sebesar 6

milyar m3/tahun dan suplesi dari anak sungai lainnya 6,95 milyar m3/tahun.

Dari semua air yang ada baru 59,07% atau 7,65 milyar m3/ tahun yang

termanfaatkan dari sungai 6 milyar m3/tahun dan sungai lain 1,65 milyar m3/th

dan 40.03 % atau 5,30 milyar m3/tahun sisanya belum termanfaatkan

(terbuang ke laut). Air yang termanfaatkan tersebut dimanfaatkan sebagai

irigasi sebesar 86,7 %, air baku PAM Jakarta 6,0 %, tak termanfaatkan 5%,

industri dan domestik 2% dan untuk pemerintahan 0,3%.

Air yang keluar dari Bendungan Ir.H.Djuanda akan menuju Bendung

Curug. Di Bendung Curug, air akan di bagikan ke tiga saluran utama yaitu

Saluran Tarum Timur dengan persentase 38,4%, kemudian Sungai Citarum

dan Saluran Tarum Utara dengan persentase 42,1%, dan Saluran Tarum Barat

dengan persentase 34,7%.

Pertanian beririgasi merupakan pengguna air terbesar. Pada umumnya

lebih 80% dari air yang ada dialirkan khusus untuk pertanian. Tetapi karena

Page 44: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

33

biasanya air disalurkan dengan gratis atau tidak dipungut biaya, maka kecil

sekali dorongan niatan dari pengguna air ini untuk menggunakan secara

efisien. Maka hasilnya adalah penggunaan yang sangat tidak efisien.

Gambar 5. Bendungan Ir. H. Djuanda

D. KEBUTUHAN AIR

1. Penduduk

Dari data BPS tahun 2009 jumlah penduduk daerah yang dilalaui

oleh Saluran Tarum Barat adalah sekitar 15,3 juta jiwa. Jumlah ini sangat

besar mengingat jumlah penduduk DKI Jakarta yang terhitung dalam

jumlah tersebut

Mata pencaharian penduduk adalah petani, pedagang, PNS/TNI,

buruh/swasta, dan lain-lain.Kebutuhan air penduduk meliputi kebutuhan

air minum yang bersih dan sehat, memasak dan mencuci. Besarnya debit

air yang dibutuhkan domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan

perkiraan besarnya kebutuhan air penduduk perhari.

Pertanian adalah sektor yang paling banyak memanfaatkan air dari

saluran ini. Kemudian dalam hal pemanfaatan air baku, PAM/PDAM

Page 45: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

34

adalah pihak yang memanfaatkan air baku yang terbesar. Air ini diolah dan

dimanfaatkan sebagai air baku untuk keperluan domestik (rumah tangga).

2. Industri

Terdapat macam-macam industri yang memanfaatkan air dari

Saluran Tarum Barat. Dari industri kecil sampai industri multi nasional.

Industri tersebut antara lain industri hiburan, tekstil, bahan bangunan,

makanan hingga industri otomotif. Besarnya kebutuhan air untuk industri

berdasarkan pada kriteria yang dijabarkan Purwanto, 1995 yaitu untuk

industri besar berkisar 151 – 350 m3/hari, industri sedang berkisar 51 –

150 m3/hari, dan industri kecil berkisar 5 – 50 m3/hari.

3. Pertanian

Wilayah Karawang dan Bekasi merupakan daerah pertanian yang

sangat luas. Daerah ini termasuk lumbung padi Jawa Barat dengan total

areal mendekati 60000 hektar.

Kebutuhan air irigasi ditentukan oleh beberapa faktor antara lain

luas tanam, jenis tanaman, keadaan iklim (curah hujan dan

evapotranspirasi), jenis tanah, pengolahan tanah dan penggantian lapisan

air, serta efisiensi irigasi.

a. Kebutuhan air tanaman

Penentuan evapotranspirasi tanaman dilakukan dengan pendugaan

dari evapotranspirasi acuan atau potensial potensial. Penentuan

evapotranspirasi potensial (Eto) dilakukan dengan menggunakan

metode Penman – Monteith. Penentuan evapotranspirasi potensial ini

dengan menggunakan bantuan perangkat lunak komputer Cropwat.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode Penman-

Monteith, besat evapotranspirasi potensial tiap bulan disajikan pada

Tabel 7.

Page 46: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

35

Tabel 7. Evapotranspirasi Potensial Bulanan.

No. Bulan Eto (mm/hari) 1. Januari 3.06 2. Februari 2.98 3. Maret 3.60 4. April 3.71 5. Mei 3.48 6. Juni 3.33 7. Juli 3.58 8. Agustus 3.91 9. September 4.13

10. Oktober 4.20 11. Nopember 3.02 12. Desember 3.07

Untuk menentukan Evapotranspirasi tanaman (Etc) digunakan nilai

koefisien tanaman (Kc) yang sesuai dengan tanaman

b. Penentuan Curah Hujan Efektif

Curah hujan efektif falam perhitungannya dengan menggunakan

metode US Bereau of Reclamation (USBR) dengan menggunakan bantuan

program komputer Cropwat.

Tabel 8. Curah hujan efektif

No. Bulan Curah hujan Efektif (mm / bulan)

1 Januari 165.6

2 Februari 165.9

3 Maret 178.6

4 April 133.0

5 Mei 97.6

6 Juni 102.4

7 Juli 79.2

8 Agustus 37.4

9 September 15.6

10 Oktober 153

11 Nopember 141.0

12 Desember 87.4

Page 47: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

36

c. Penentuan Kebutuhan air irigasi

Berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya, dapat disusun

kebutuhan air irigasi tiap hektar sawah yang perlu diairi dengn

menggunakan program Cropwat.

Gambar 6. Perkembangan Luas Sawah yang Diairi Saluran Tarum Barat

E. OPTIMASI SUMBERDAYA AIR

Debit air yang mengalir di sungai tidaklah sama setiap waktu,

adakalanya debit tersebut sangat kecil dan adakalanya debit sungai tersebut

sangat besar yang dapat mengakibatkan banjir di daerah hilir. Sehingga dalam

pemanfaatannya harus dilakukan sedemikian rupa agar semua kebutuhan dapat

terpenuhi.Keterbatasan sumberdaya menyebabkan kita melakukan pembagian

air secara tepat sesuai dengan proporsi kebutuhan masing-masing pengguna

dan seefisien mungkin agar air tidak terbuang atau terjadi kekurangan air.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka dalam penelitian ini dilakukan

perhitungan kebutuhan air untuk pertanian (irigasi), domestik (penduduk), dan

industri. Hasil perhitungan ini akan memberikan hasil luas, lahan jumlah

penduduk, dan jumlah industri yang dapat di suplai dari DAS Citarum.

Persamaan fungsi tujuan dari Program Linear ini adalah

memaksimumkan keuntungan dari alokasi sumberdaya air yang jumlahnya

terbatas agar dapat memebuhi kebutuhan air di setiap sektor dengan

54,000

56,000

58,000

60,000

62,000

64,000

66,000

68,000

Luas (Ha)

Page 48: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

37

memperhitungkan nilai uang.Dan fungsi kendala yang ada adalah ketersediaan

air yang terbatas dan fluktuatif di setiap bulannya.

Persentase untuk setiap sektor berbeda, dimana untuk pertanian

mendapatkan alokasi terbesar yaitu sebesar 71% dari total air, kemudian untuk

domestik sebesar 26,3 % dan untuk industri sebesar 2,7%. Asumsi yang

digunakan untuk harga jual air untuk semua keperluan adalah dengan

menggunakan harga yang ditetapkan oleh Perum Jasa Tirta II.harga air untuk

pertanian (irigasi) adalah sebesar Rp 40/m3, keperluan domestik

(PAM/PDAM) adalah sebesar Rp 45/m3, dan untuk industri sebesar Rp 50/m3.

Tabel 9. Debit Rata-rata Bulanan Saluran Tarum Barat

No. Bulan Debit (l/detik) Volume satu bulan (m3)

1. Januari 42072,20 109.051.142

2. Februari 34646,30 89.803.210

3. Maret 41860,30 108.501.898

4. April 68683,81 178.028.436

5. Mei 67332,40 174.525.581

6. Juni 64028,74 165.962.494

7. Juli 59149,60 153.315.763

8. Agustus 58164,80 150.763.162

9. September 46145,46 119.609.032

10. Oktober 46164,10 119.657.347

11. Nopember 46127,38 119.562.169

12. Desember 51129,30 132.527.146

Fungsi pembatas dalam persamaan ini adalah keterbatasan jumlah debit

air pada Saluran Tarum Barat yangbesarnya berubah sesuai dengan musim

yang terjadi dan adanya alokasi air untuk setiap sektor.

Dengan menggunakan standar yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Cipta Karya besarnyakebutuhanairuntuk kota besar sebesar 120liter/orang/hari,

atau 3,6 m3/bulan. Untuk kebutuhan industri sebesar350 m3/hari atau 10500

Page 49: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

38

m3/bulan. Sedangkan untuk pertanian diperoleh dari kebutuhan air dengan

perhitungan cropwat sebesar 0,86 liter/detik/ha atau 2229,12 m3/bulan/ha.

Pada bulan Februari, Juni, dan Oktober dilakukan awal musim tanam

dimana terjadi pengolahan tanah dengan kebutuhan airnya 17 mm/hari atau

sebesar 1,97 liter/detik/ha atau 5106,24 m3/bulan.

Dari data tersebut dapat dibuat suatu persamaan atau fungsi tujuan dan

fungsi kendala sebagai berikut :

Fungsi Tujuan (maksimisasi) :

Z =

3

1.

iXiPi

Z = 40X1 + 45X2 +50X3; atau

40X1 + 45X2 + 50X3< 0

Fungsi Kendala :

C1 X1 + C2 X2 + C3 X3< Qtotal i (bulanan);

C1 X1< Q1i;

C2 X2< Q2i;

C3 X3< Q3i;

Pt X1< Q (khusus pada awal musim tanam);

X1> 0;

X2> 0;

X3> 0;

C1> 0;

C2> 0;

C3> 0;

Q1 = 0,71 Qtotal;

Q2 = 0,263 Qtotal;

Q3 = 0,027 Qtotal;

Di mana:

P1 = Harga air untuk pertanian (irigasi).

P2 = Harga air untukdomestik (PAM/PDAM).

Page 50: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

39

P3 = Harga air untukindustri.

Qtotal = Besarnya volumet air yang mengalir pada saluran

Q1i = Besarnya volume air yang diperlukan oleh pertanian (irigasi) pada

bulan ke-i.

Q2i = Besarnya volume air yang diperlukan oleh domestik (PAM/PDAM)

pada bulan ke- i

Q3i = Besarnya volume air yang diperlukan oleh industri pada bulan i.

X1 = Luas areal pertanian (ha)

X2 = Jumlah penduduk

X3 = Jumlah industri

C1 = Kebutuhan air untuk pertanian (irigasi).

C2 = Kebutuhan air untuk domestik (PAM/PDAM).

C3 = Kebutuhan air untuk industri.

Pt = Kebutuhan air pada pengolahan tanah

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam program linear ini adalah :

1. Besar kebutuhan air domestik, industri dan pertanian dianggap konstan.

2. Besar volume air tersedia konstan

3. Harga air dianggap konstan

4. Nilai input dan output berharga positif

Adapun penjabaran dari persamaan fungsi tujuan dan fungsi kendala di

atas adalah sebagai berikut

Fungsi Tujuan;

max = 40*x1+45*x2+50*x3;

Fungsi Kendala:

1. Januari

0.71*2229,12*x1+0.263*3,6*x2+0.027*10500 *x3<=109051142;

2229,12*x1 <=77426311,1;

3,6*x2 <=28680450;

10500 *x3 <=2944380,84;

Page 51: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

40

2. Februari(awal musim tanam/ olah tanah)

0.71*5106,24*x1+0.263*3,6*x2+0.027*10500 *x3<=89803210;

5106,24*x1 <=63760278,82;

0,001389*x2 <=23618244;

4.05*x3 <=2424686,66;

3. Maret

0.71*2229,12*x1+0.263*3,6*x2+0.027*10500 *x3<=108501898;

2229,12*x1 <=77036347,3;

3,6*x2 <=28535999;

10500 *x3 <=2929551,24;

4. April

0.71*2229,12*x1+0.263*3,6*x2+0.027*10500 *x3<=178028436;

2229,12*x1 <=126400189,2;

3,6*x2 <=46821479;

10500 *x3 <=4806767,76;

5. Mei

0.71*2229,12*x1+0.263*3,6*x2+0.027*10500 *x3<=174525581;

2229,12*x1 <=123913162,4;

3,6*x2 <=45900228;

10500 *x3 <=4712190,68;

6. Juni (awal musim tanam/ olah tanah)

0.71*5106,24*x1+0.263*3,6*x2+0.027*10500 *x3<=165962494;

5106,24*x1 <=117833370,8;

0,001389*x2 <=43648136;

4.05*x3 <=4480987,34;

Page 52: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

41

7. Juli

0.71*2229,12*x1+0.263*3,6*x2+0.027*10500 *x3<=153315763;

2229,12*x1 <=108854191,9;

3,6*x2 <=40322046;

10500 *x3 <=4139525,61;

8. Agustus;

0.71*2229,12*x1+0.263*3,6*x2+0.027*10500 *x3<=150763162;

2229,12*x1 <=107041844,7;

3,6*x2 <=39650712;

10500 *x3 <=4070605,36;

9. September

0.71*2229,12*x1+0.263*3,6*x2+0.027*10500 *x3<=119609032;

2229,12*x1 <=84922412,95;

3,6*x2 <=31457176;

10500 *x3 <=3229443,87;

10. Oktober (awal musim tanam/ olah tanah)

0.71*5106,24*x1+0.263*3,6*x2+0.027*10500 *x3119657347;

5106,24*x1 <=84956716,51;

0,001389*x2 <=31469882;

4.05*x3 <=3230748,37;

11. Nopember;

0.71*2229,12*x1+0.263*3,6*x2+0.027*10500 *x3<=119562169;

2229,12*x1 <=84889139,96;

3,6*x2 <=31444850;

10500 *x3 <=3228178,56;

Page 53: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

42

12. Desember

0.71*2229,12*x1+0.263*3,6*x2+0.027*10500 *x3<=132527146;

2229,12*x1 <=94094273,38;

3,6*x2 <=34854639;

10500 *x3 <=3578232,93;

Syarat:

X1>=0;

X1>=0;

X3>=0;

C1>=0;

C2>=0;

C3>=0;

Awal musim tanam terjadi pada bulanFebruari, Juni, dan Oktober

dimana pada saat itu dilakukan olah tanah dengan kebutuhan air pada saat

olah tanah sebesar 5106,24 m3. Sedangkan untuk bulan Januari, Maret, April,

Mei, Juli, Agustus, September, November, dan Desember dilakukan

pengairan reguler sebesar 2229,12 m3.

Hasil optimasi dengan menggunakan program Lingo 8.0 disajikan

pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Optimasi dengan Program Lingo 8.0

No. Sektor Banyaknya

pemakai Satuan

Volume pemakaian

selama satu bulan (m3)

1 Pertanian 12.486,74 ha 27.834.442

2 Domestik 6.560.623 jiwa 23.618.243

3 Industri 279 Buah 2.929.500

4 Keuntungan 295.741.500,00 Rp

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program Lingo 8.0

diperoleh luas lahan pertanian yang dapat terairi adalah 12.486,74 ha, untuk

sektor domestik jumlah pemakaiadalah 6.560.623 orang, untuk sektor industri

Page 54: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

43

sebanyak 279 buah industri.Keuntungan yang didapat sebesar

Rp295.741.500.Dengan nilai pemakai yang banyak menunjukkan bahwa

Saluran Tarum Barat merupakan aset yang vital karena menyuplai kebutuhan

air untuk Propinsi DKI Jakarta. Selain untuk menyuplai PAM DKI Jakarta, air

dari saluran ini juga menyuplai kebutuhan air baku untuk industri di

Karawang, Bekasi dan Jakarta. Keuntungan yang didapatkan tidak besar, hal

ini disebabkan harga yang ditetapkan dari pemerintah juga cukup rendah untuk

setiap meter kubiknya sehingga menyebabkan pendapatan yang didapatkannya

pun turut rendah.

Page 55: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

44

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan seluruh serangkaian penelitian yang telah dilakukan, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. DAS Citarum adalah DAS terbesar di Propinsi Jawa Barat yang memiliki

debit aliran bulanan rata-rata 177,575 m3/detik.

2. Besar kecilnya debit pada DAS Citarum dipengaruhi oleh jumlah debit

air yang datang dari daerah hulu Sungai Citarum ditambah dengan air

yang berasal dari anak Sungai Citarum.

3. Selain untuk keperluan irigasi, Saluran Tarum Barat juga digunakan

sebagai pemasok air baku untuk PAM Jaya dan PDAM di Kabupaten

Karawang serta Kota/Kabupaten Bekasi.

4. Besarnya sedimentasi yang terjadi di Saluran Tarum Barat menyebabkan

kapasitas dari Saluran Tarum Barat mengalami penurunan.

5. Terdapat bangunan liar yang dibangun oleh masyarakat setempat

menyebabkan debit air yang mengalir semakin kecil.

6. Besarnya debit air yang dikeluarkan dari Bendungan Ir H. Djuanda

didasarkan oleh hasil perencanaan dari periode awal musim tanam yang

menetapkan jadwal tanam setiap golongan oleh Perum Jasa Tirta II.

7. Dengan adanya Bendungan Ir. H. Djuanda debit air yang mengalir pada

Saluran Tarum Barat dapat terjaga, sehingga tidak terjadi perubahan air

yang besar.

8. Optimasi yang dilakukan untuk menentukan kebutuhan air dengan

menggunakan program Lingo 8,0 diperolehluas lahan pertanian yang

dapat terairi adalah 12.486,74ha, jumlah penduduk pengguna air

sebanyak 6.560.623 orang, danuntuk sektor industri sebanyak 279 buah

yang dapat memanfaatkan air dari Saluran TarumBarat dengan

keuntungan sebesar Rp295.741.500,00

9. Banyaknya lahan irigasi yang mendapatkan pengairan berkurang setiap

tahunnya karena adanya konversi lahan dari lahan pertanian menjadi non

pertanian.

Page 56: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

45

10. Secara umum, kebutuhan air dari pengguna air yang memanfaatkan air

dari Saluran Tarum Barat ini dapat terpenuhi.

11. Perubahan kondisi daerah tangkapan dan resapan air dan iklim perlu

diwaspadai karena dapat mempengaruhi pada ketersediaan air di masa

mendatang.

B. SARAN

1. Pentingnya pemanfaatan air secara efisien oleh semua pengguna air

karena terbatasnya ketersediaan air.

2. Lebih menggiatkan upaya sosialisasi tentang hematnya dalam

menggunakan air, seperti tidak membuang air yang berlebihan.

3. Pentingnya konservasi di daerah hulu serta daerah bantaran sungai agar

terciptanya kondisi air yang tidak besar selisihnya antar musim hujan dan

kemarau.

4. Adanya aturan yang tegas dalam mengatur pemanfaatan dan pengelolaan

air serta pemeliharaan fasilitas air.

Page 57: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

46

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, R. D. 2003. Model Pendugaan Kebutuhan Air Kawasan Pemukina dan

Industri Di Cilegon, Banten. Skripsi. Departemen Teknik Pertanian, IPB,

Bogor

Arsyad, 1983. Pengawetan Tanah dan Air. IPB Press, Bogor.

Asdak, Chay. 1995. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta.

BPDAS Citarum-Ciliwung. 2005. Peta Penyebaran SUBDAS DAS Citarum .

Departemen Kehutanan

Chow, V.T. 1964. Handbook of Applied Hydrology. Mc Graw Hill. New York

Departemen PU,1986. Standar Perencanaan Irigasi (KP-01). Derektorat Jenderal

Pengairan Departemen PU. CV. Galang Persada, Jakarta.

Godjali, A. 2005. Pengalaman Perum Jasa Tirta II Dalam Pengelolaan Sumber

Daya Air Di Wilayah Sungai Citarum. Seminar pada Focus Group

Discussion (FGD) Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Dalam Rangka

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) Propinsi Jawa

Barat 2005 – 2025. Bandung.

Hariyanto, 1987. Penerapan Program Linear pada Air Irigasi Di Daerah Irigasi

Logung, Kab. Kudus Propinsi Jawa Tengah. Skripsi. Jurusan Mekanisasi

Pertanian, IPB, Bogor.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. CV. Akademika Presindo, Jakarta.

Harto, S. 1993. Analisis Hidrologi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Manan, S. 1979. Pengaruh Hutan dan Manajemen DAS. Fakultas Kehutanan, IPB,

Bogor.

Page 58: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

47

Miadah, 2006. Optimasi Pemanfaatan Air Baku dengan Menggunakan Linear

Programming (LP) di daerah Aliran Sungai Cidanau, Banten. Skripsi.

Departemen Teknik Pertanian, IPB, Bogor

Perrin, C. 2000. Towards an improvement of a lumped rainfall-runoff model

through a comparative approach (in French). Ph.D. thesis, Universite Joseph

Fourier, Grenoble.

Proyek Pembangunan Kelembagaan Perencanaan, 2004. Studi Prakarsa Strategis

Untuk Mengatasi Banjir dan Kekeringan Di Pulau Jawa, Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional, Jakarta

Puslitbang Fisika Terapan-LIPI. 1990. Manajemen Air. Balai Pengembangan

Teknologi Tepat Guna, Puslitbang Fisika Terapan - LIPI , Subang

Seyhan, E. 1990. Dasar-dasar Hidrologi. Terjemahan. Gajah Mada University

Press, Yogyakarta.

Sosiawan, H dan K. Subagyono, 2007. Pembagian Air Secara Proporsional Untuk

Keberlanjutan Pemanfaatan air. Jurnal Sumberdaya Lahan. Vol.1 No.4, p.

15-24

Page 59: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

48

LAMPIRAN

Page 60: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

49

Lampiran 1. Peta Tata Guna Lahan Saluran Tarum Barat

U

Skala 1 : 800.000

PETA TATA GUNA LAHAN

SALURAN TARUM BARAT

Kawasan yang

dioptimasi

Page 61: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

50

Lampiran 2. Skematik Saluran Tarum Barat

Page 62: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

51

Lampiran 3. Perkembangan Luas Sawah yang Diairi Saluran Tarum Barat

Tahun Seksi Jumlah

Cikarang Lemah Abang

1992 34.813 30.903 65.716

1993 34.813 30.903 65.716

1994 34.618 30.006 64.624

1995 32.487 28.671 61.158

1996 31.693 27.362 59.055

1997 30.671 27.525 58.196

1998 30.671 27.525 58.196

1999 30.671 27.525 58.196

2000 30.671 27.525 58.196

2001 30.671 27.525 58.196

2002 30.806 27.525 58.331

2003 30.732 27.525 58.257

2004 30.781 27.904 58.685

2005 30.626 27.516 58.142

Page 63: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

52

Lampiran 4. Tampilan Output Hasil Optimasi pada Program Lingo 8.0

Global optimal solution found at iteration: 3 Objective value: 0.2957415E+09 Variable Value Reduced Cost X1 12486.74 0.000000 X2 6560623. 0.000000 X3 279.0049 0.000000 Row Slack or Surplus Dual Price 1 0.2957415E+09 1.000000 2 0.8299800E+08 0.000000 3 0.4959187E+08 0.000000 4 5062206. 0.000000 5 14829.60 0.000000 6 0.3824272E+08 0.000000 7 0.000000 0.7833553E-02 8 0.000000 12.50000 9 2423557. 0.000000 10 0.8244875E+08 0.000000 11 0.4920191E+08 0.000000 12 4917755. 0.000000 13 0.000000 0.4761905E-02 14 0.1519753E+09 0.000000 15 0.9856575E+08 0.000000 16 0.2320324E+08 0.000000 17 1877217. 0.000000 18 0.1484724E+09 0.000000 19 0.9607873E+08 0.000000 20 0.2228198E+08 0.000000 21 1782639. 0.000000 22 0.1144020E+09 0.000000 23 0.5407309E+08 0.000000 24 0.4363902E+08 0.000000 25 4479857. 0.000000 26 0.1272626E+09 0.000000 27 0.8101976E+08 0.000000 28 0.1670380E+08 0.000000 29 1209974. 0.000000 30 0.1247100E+09 0.000000 31 0.7920741E+08 0.000000 32 0.1603247E+08 0.000000 33 1141054. 0.000000 34 0.9355589E+08 0.000000 35 0.5708798E+08 0.000000 36 7838932. 0.000000 37 299892.6 0.000000 38 0.6809685E+08 0.000000 39 0.2119644E+08 0.000000 40 7851638. 0.000000 41 3229618. 0.000000 42 0.9350902E+08 0.000000 43 0.5705470E+08 0.000000 44 7826606. 0.000000 45 298627.3 0.000000

Page 64: OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DENGAN PROGRAM LINEAR … · dimana air tersebut dikeluarkan dari Bendungan Ir. H. Djuanda yang di operasikan ... Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

53

Lampiran 4. (Lanjutan) 46 0.1064740E+09 0.000000 47 0.6625984E+08 0.000000 48 0.1123640E+08 0.000000 49 648681.7 0.00000