Operation Fundamental Exercise 1 - Scotts
-
Upload
yessi-setiawan-santoso -
Category
Documents
-
view
220 -
download
8
description
Transcript of Operation Fundamental Exercise 1 - Scotts
![Page 1: Operation Fundamental Exercise 1 - Scotts](https://reader035.fdocuments.in/reader035/viewer/2022072002/563db9c5550346aa9a9fc453/html5/thumbnails/1.jpg)
Differences in market maturity and sophistication between US-Europe-Asia
Dalam bahan bacaan kita dapat menyimpulkan bahwa salah satu permasalahan yang
terjadi disebabkan karena adanya perbedaan di tingkat kedewasaan pasar dan
pengalamannya. Permasalahan terjadi ketika PT. Scott yang telah lama berkecimpung di
dunia industri pembuatan sabun cair dan dispenser sabun di Amerika hendak menawarkan
produk-produk unggulannya kepada Jepang. Pada saat itu Scott memang merupakan salah
satu perusahaan yang menguasai dunia persabunan didunia, dan tidaklah mengherankan
apabila Scott ingin melebarkan sayapnya ke Jepang. Namun dalam prosesnya Scott
menemukan berbagai macam permasalahan yang berhubungan dengan perbedaan tingkat
kedewasaan pasar dan pengalamannya. Amerika merupakan suatu negara maju yang sangat
memperhatikan kesehatan para penduduknya, sehingga ketika ditemukan jenis sabun baru
berbentuk cairan yang lebih praktis digunakan, hal tersebut menjadi sangat populer dan
mendapatkan banyak perhatian masyarakat. Sebaliknya di Jepang, sabun cair masih
merupakan hal yang baru sehingga terlalu mendapatkan banyak perhatian dari masyarakat.
Bahkan ketika Duskin, distributor Jepang yang pertama kali memberikan ide untuk
memperkenalkan dispenser sabun ke masyarakat Jepang. Duskin pun memandang Scott
sebagai perusahaan newbie yang sedang berkembang yang menjual produk yang tidak terlalu
memberikan manfaat.
Dengan adanya 2 pandangan yang berbeda tersebut, tentunya akan memberikan suatu
permasalahan yang nyata bagi kedua belah pihak. Sehingga dalam kasus ini Scott sebagai
produsen barang yang memproduksi barang-barang permintaan dari Jepang haruslah
menemukan suatu cara penyelesaian yang dapat mempertemukan kedua belah pihak.
Elizabeth Jackson yang bekerja sebagai Marketing Development Manager Scott memilih
untuk melakukan suatu upaya globalisasi marketing dengan mengevaluasi berbagai pendapat
dari berbagai negara didunia mengenai dispenser sabun cair milik Scott “Mini-500”. Salah
satu pendapat yang mempengaruhi Elizabeth berasal dari Kathryn Elmer, dimana Elizabeth
mendapatkan pertimbangan untuk membuat mesin dispenser berdasarkan ukuran kebutuhan
rata2x seseorang dalam memakai sabun. Selain itu Kathryn Elmer juga mengajarkan
mengenai prinsip Low-Cost, Low-End Fixture yang berhasil membuat Scott menjadi lebih
kompetitif dalam menjual produk-produknya.
![Page 2: Operation Fundamental Exercise 1 - Scotts](https://reader035.fdocuments.in/reader035/viewer/2022072002/563db9c5550346aa9a9fc453/html5/thumbnails/2.jpg)
The varying demand for product features US-Europe-Asia
Ketika Scott pertama kali menawarkan produk mesin dispenser sabun kepada Jepang,
Scott menawarkan produknya yang terbaik pada masa itu yaitu The-800ml dan TwinPak. Di
Amerika kedua produk tersebut merupakan mesin dispenser yang paling laku dan banyak
dipakai oleh institusi-institusi seperti rumah sakit, industri publik, daerah industri,
perkantoran, dll. Namun selera masyarakat Jepang berbeda dengan Amerika. Masyarakat
Jepang meminta dispenser sabun tersebut dibuat dalam ukuran yang lebih kecil dan dapat
dicustomized agar sesuai dengan selera masyarakat lokal.
Kepopuleran mesin dispenser The-800ml maupun TwinPak di Amerika dikarenakan
oleh sifat dari budaya Amerika yang selalu mengedepankan suatu inovasi dan development
dari produk itu sendiri. Hal ini tidak sesuai dengan budaya Jepang yang lebih senang apabila
benda-benda yang digunakannya itu kecil / compact dengan adanya unsur-unsur estetika yang
dapat memikat para penggunannya. Berbeda lagi dengan budaya dari negara-negara di Eropa
yang banyak menggunakan prinsip Cost Effectiveness / Low-Cost, Low-End Fixture.
Pada mulanya Duskin meminta agar Scott dapat membuat mesin dispenser dalam
ukuran 300ml. Hal ini tentu membuat Scott mau tidak mau harus membuat ulang produk nya
dari awal sesuai dengan permintaan Jepang, yang berarti akan memakan biaya, waktu dan
tenaga kerja ekstra bagi kedua pihak untuk dapat mewujudkannya. Setelah Scott memberikan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh duskin untuk mulai memproduksi mesin dispenser
sabun yang sesuai dengan permintaannya, ternyata Duskin dan Kirkpatrick tidak mampu
memenuhi persyaratan tersebut dan menolak untuk berkomitmen dalam menjalaninya.
Sehingga hal ini mengakibatkan tertundanya proyek selama 18 bulan, dan diakhiri dengan
penolakan produk oleh Duskin dimana produk yang diterima tidak sesuai dengan
permintaannya. Setelah adanya peristiwa ini mengakibatkan retaknya hubungan dan
timbulnya sikap permusuhan antara Scott dengan Duskin. Namun untungnya hal ini tidak
terlalu mempengaruhi penjualan produk-produk Scott di Jepang yang dipasarkan melalui
distributor lainnya.