October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru....

20
indonesian ministry fellowship of evangelical students /πιστός /faithful/ October 2019 | MCI (P) 077/08/2019

Transcript of October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru....

Page 1: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

indonesian ministryfellowship of evangelical students

indonesian ministry

/πιστός /faithful/

/πιστός /faithful/

Fellowship of Evangelical Students

October 2019 | MCI (P) 077/08/2019

Page 2: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

2

I began my journey as the General Secretary of FES almost a decade ago. I had many dreams and wishes then. In my inauguration service, I remember that I laid out three strategic priorities for FES ministry and community: pioneering, integration, and engagement. Since then, numerous efforts and initiatives have been carried out.

New Christian Fellowships (CF) in private campuses. Embarking on ministry among the postgraduate students and faculties. Reaching out to the rising number of international students. Promoting a mission that is integral and wholistic. Better alignment between ministry sections. Closer partnership with the Graduates’ Christian Fellowship

(GCF). Exploring novel approaches to Scripture engagement. Engaging the whole campus for Christ.

There are indeed incalculable reasons for me to give praise and thanksgiving to the Lord for His providence and sustenance. And the same praise and thanksgiving I offer, with much heartfelt gratitude, to my staff team, student leaders, and volunteers who have been together working tirelessly.

At the same time, I, together with the FES council and staff team, still have plenty of exciting dreams and visions of what student ministry would look like in the future, especially having since recognized the immense and hastening shift in the profiles and needs of our students today.

He who loves his dream of a community more than the Christian community itself becomes a destroyer of the latter, even though his personal intentions may be ever so honest and earnest and sacrificial (Life Together – The Classic Exploration of Faith in Community, p.27, Dietrich Bonhoeffer)

PAYING ATTENTION TO

WHAT THE LORD HAS DONE

GS Desk

Page 3: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

3

PS. Since end July, FES has been present at the social media. Our official account name (both at Facebook and Instagram): @fesfellowship. Feel free to follow, comment, and share!

Plenty has been done, and still much more needs to be carried out. We always hope that we could have executed plans sooner and get them realized quicker. Without much realization, the above drive has gradually increased my restlessness and made me lose sight on one critical aspect of the ministry.

In God’s mercy, I came across an article titled “Bonhoeffer Convinced Me to Abandon My Dream” in Christianity Today earlier this month. It was written by Chase Replogle, the founding pastor of Bent Oak Church, USA. In the article, Replogle quoted the words of Bonhoeffer which I have put at the beginning of this letter.

This simple truth from Bonhoeffer struck me. It got me to reflect and examine myself deeply. While I attempt to execute all the necessary programs and initiatives for FES, do I still genuinely love my students and my staff team – the communities that I am in? Or do I love my dreams (or to make it more justifiable – our collective dreams) of the future FES ministry more? Do I really want God’s work to be done in FES out of love for God and His people? Or do I labour just for the sake of the work to be done and for changes to happen?

Bonhoeffer’s reprimand is apt – that even if my intent were “honest, earnest, and sacrificial” in fulfilling plans and dreams for FES, I would still be prone to destroy FES and the student community, if love for God

and His people was no longer in the equation.

I am thankful to Replogle, who offers a radical answer when asked about the future of his ministry.

So, I would like to offer a dramatically reinterpreted concept of pastoral vision: True visionary leadership is being first to recognize what God has already formed. “What’s your vision for the church?” I used to try to articulate some coherent response. Now, I usually respond, “I don’t really have one.” I’m just trying to pay attention to God, pay attention to my people, and give voice to what I see.

Hence, the above has become my prayer lately: “My Lord, help me to pay more attention to what You have done in FES, pay attention to my students and staff team, and only then give voice to what I see!”•

LISMAN KOMALADIFES General Secretary

Page 4: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

4

CHRISTIAN COMMUNITY

Selamat datang dan selamat memulai kembali aktivitas di sekolah (atau internship)!

Ada baiknya ketika memulai kembali aktivitas kita di sekolah, kita merenungkan apa yang sudah kita pelajari sebelumnya, baik di periode sekolah sebelumnya, maupun pada saat liburan, untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

pergi ke Filipina selama 20 hari untuk mengikuti camp mahasiswa di sana. Saya begitu bersyukur akan pengalaman saya mengikuti camp di sana karena saya bisa berinteraksi dengan mahasiswa dan staff di IVCF Philippines (pelayanan mahasiswa di Filipina yang terafiliasi di bawah IFES). Satu hal yang begitu berkesan buat saya adalah ketika melihat komunitas di sana, saya merasakan sense of community yang begitu kuat. Di artikel ini, saya akan memberikan analisa singkat dari yang saya lihat dan alami selama 20 hari di sana.

Sebagai latar belakang, acara yang saya ikuti adalah leadership training untuk student leaders yang melayani di seluruh Filipina. Training itu berlangsung selama 15 hari buat mahasiswa dan tentu saja memerlukan biaya registrasi yang begitu besar. Banyak sekali peserta training yang berasal dari keluarga kurang mampu, sehingga mengadakan fundraising demi bisa membayar biaya pendaftaran untuk training tersebut adalah hal yang biasa.

in Singaporein Singapore

Jerry with participants and staffworkers at Kawayan Camp

Page 5: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

5

Yang membuat semuanya berkesan bagi saya adalah karena usaha fundraising yang mereka kerjakan adalah usaha komunal dari seluruh persekutuan yang dikerjakan sepanjang tahun. Mindset yang mereka miliki ketika fundraising ini adalah bahwa mereka sedang mengutus pemimpin mereka untuk dilatih sehingga mereka memiliki kesatuan hati di dalam menggalang dana supaya pemimpin mereka bisa pergi mengikuti training ini. Tiap orang memiliki peranan masing-masing, tetapi semuanya mau mencapai tujuan yang sama, yaitu untuk menghasilkan lebih banyak lagi saksi Kristus di tengah-tengah kampus. Ini menjadi salah satu faktor yang signifikan dalam menguatkan sense of community mereka.

Ketika merefleksikan hal ini, saya teringat beberapa bagian dari Alkitab. Salah satu yang sangat terkenal dan tidak akan saya elaborasi lebih lanjut adalah dari 1 Korintus 12, mengenai banyak anggota tetapi satu tubuh; punya karunia dan peranan yang berbeda-beda, tetapi sama-sama tubuh Kristus. Bagian lain adalah di dalam Kisah Para rasul 15, ketika Paulus kembali ke Yerusalem setelah mengadakan perjalanan misionaris pertamanya dengan Barnabas. Seluruh sidang di Yerusalem merayakan, sekaligus memikirkan bersama isu-isu yang dihadapi oleh Paulus dan Barnabas di dalam pelayanan mereka. Suatu kesatuan hati yang begitu indah yang dimiliki oleh komunitas gereja mula-mula. Kisah lain yang muncul di kepala saya adalah bagaimana jemaat di Makedonia, dalam kesulitan dan kemiskinan mereka, begitu merindukan

untuk bisa “mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.” (2 Korintus 8:4, baca dari 2 Kor 8:1-5). Ada sense of community yang begitu kuat di dalam komunitas Makedonia yang melampaui batasan geografis sehingga mereka bisa bersatu hati untuk memberikan harta mereka, di dalam kemiskinan mereka, untuk kepentingan orang-orang kudus.

Ketika memikirkan tentang komunitas di Singapura, saya menemukan ada tantangan yang dihadapi dalam membangun sense of community di Singapura. Negara Singapura menekankan menjadi negara maju dan memfasilitasi semua penduduknya dengan sistem dan teknologi yang sangat baik dan canggih, dibandingkan dengan mengkampanyekan supaya rakyatnya saling tolong menolong. Ini ide yang baik, hanya bisa berakibat buruk karena ini akan semakin mendorong manusia untuk hidup sendiri (individualistic) dan bergantung dengan teknologi saja, dibandingkan dengan manusia lain. Ini menjadi tantangan yang sangat besar dalam menumbuhkan sense of community di Singapura.

Sebagai contoh, ide smart nation, yang sedang digembar-gemborkan saat ini, merupakan usaha besar untuk mendorong individualistic culture dengan reliance on technology yang begitu tinggi. Kita diberikan mimpi untuk bisa meninggalkan elderly dengan aman di rumah karena seluruh sistem di rumah tersebut bisa mendeteksi jikalau elderly tiba-tiba terjatuh, atau mengalami

Page 6: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

6

sakit, dan akan langsung memberikan pemberitahuan kepada kita sehingga kita bisa langsung memverifikasi dan menolong mereka. Bandingkan dengan ketika kita di Indonesia, kita selalu berusaha supaya ada manusia, baik tetangga, atau keluarga, atau separah-parahnya pembantu untuk menemani elderly di rumah kita.

Tanpa sadar, pengharapan yang terlalu besar kepada teknologi ini memberikan insentif besar untuk kita mengurangi interaksi dengan manusia, membawa manusia hanya terfokus kepada dirinya sendiri dan memikirkan bagaimana dirinya bisa menjadi semakin mandiri (independen). Dan akibatnya adalah isu loneliness dan depresi menjadi isu yang semakin nyata di tengah-tengah kita. Dengan adanya peer pressure di sekitar kita untuk membuat kita takut dan mendorong kita untuk bisa semandiri mungkin, kita pun menghadapi tantangan dalam membangun sense of community, termasuk di ISCF.

Saya rasa kebanyakan orang melihat kemajuan sains dan teknologi, individualistic culture, dan tingginya angka depresi sebagai 3 hal yang berbeda dan tidak saling berkaitan satu sama lain. Kita mudah sekali untuk terbawa ide yang ada lingkungan sekitar di Singapura dan melihat kemajuan sains dan teknologi sebagai hal yang sangat baik dan harus diperjuangkan, dan tanpa sadar, ide bahwa bergantung pada manusia itu lebih buruk daripada bergantung pada teknologi sudah masuk ke dalam pikiran kita. Saat ini, mungkin kita merasa online

lecture jauh lebih baik daripada physical lecture. Tanpa sadar itu membuat kita semakin individualistic dan mungkin semakin lama, kita pun bisa menuntut online sermon, online ISCF community, online PKTB training, dan semua yang sejenis itu. Relasi dengan sesama manusia digantikan dengan kenyamanan yang difasilitasi oleh teknologi.

Saya tidak bermaksud mengatakan untuk menolak semua teknologi, ataupun menubuatkan bahwa ke depannya akan ada banyak orang yang meminta online ISCF. Poin saya hanyalah untuk menyatakan bahwa jika kita masih meninggikan kenyamanan yang difasilitasi oleh teknologi, dan tidak pernah menguji ide itu secara kritis, hal itu berpotensi menjadi sangat berbahaya. Jikalau banyak orang yang belum menghargai peranan komunitas dan lebih menghargai peranan teknologi dan individualistic, maka tentu saja akan sulit untuk menguatkan sense of community.

Bagaimana kita bisa membangun sense of community yang lebih kuat di ISCF adalah isu yang sangat kompleks. Tetapi menurut saya, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kesadaran akan masalah individualistic culture ini kepada lebih banyak orang. Awareness akan hal ini menjadi langkah awal untuk kita bisa membenahi dan mulai berjalan bersama menguatkan sense of community di dalam persekutuan kita.•

JERRY HERMANTOFES Staffworker

Page 7: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

7

kepada Tuhan. Saya sadar, sebagai manusia, ada hal-hal yang tidak bisa saya kontrol sepenuhnya. Saya diingatkan kembali untuk menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Ya, berserah, dan bukan menyerah, di mana setiap kerja keras juga diiringi oleh doa. Dan ketika sudah bersungguh-sungguh, saya sadar bahwa Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik. Mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi, tapi mungkin juga menjadi jauh di atas ekspektasi kita yang kita pikir tidak mungkin. Itulah

WELCOME TEA

Freshie Keliling (Fresh n Kelin) adalah sebuah program welcome tea dari NTU-ISCF untuk menyambut freshie-freshie di NTU. Sesuai dengan namanya, di Fresh n Kelin, freshie diajak berkeliling NTU dan mencoba makanan khas NTU dengan ditemani oleh para senior. Dalam persiapannya, saya merasa bersyukur atas rekan-rekan komite yang bertanggung jawab dan memiliki hati melayani.

Melalui program ini, saya juga belajar untuk berserah

ELIORA VIOLAIN BUYAMINNTU, Bio Engineering, Year 2

Fresh n Kelinyang terjadi di Fresh n Kelin. Jumlah peserta sempat menjadi kendala. Sudah berbagai cara dilakukan, namun tidak ada penambahan peserta yang signifikan. Tetapi pada hari-H, Tuhan memberikan peserta yang bahkan melebihi ekspektasi kami. Praise God! •

Welcome Tea NTU ISCF 2019

Trust in the Lord with all your

heart and do not lean on your own understanding

Page 8: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

8

Aku memutuskan untuk pelayanan di Welcome Tea 2019 dengan kerendahan hati dan assurance that God will work through my weaknesses in leadership. Lalu Tuhan menyediakan satu team dan menaruh kerinduan pada kami untuk memuliakan Dia.

Kami memilih tema “From FOMO to FOMG” - Fear Of Missing Out to Fear Of Missing God - karena kami merasa, banyak students yang FOMO di uni, sehingga mereka menyibukkan diri dengan banyak CCA dan events tapi bisa banget miss waktu sama Tuhan, atau bahkan lupa dengan karya keselamatan dari Kristus. Padahal, hal-hal sekunder yang kelihatan ‘fun’ selama 4 tahun di uni ini adalah hal-hal yang temporary. Jadi lewat Welcome Tea, kami mau agar kita diingatkan lagi bahwa hidup kita ada tujuan yang jelas, untuk memuliakan Tuhan, and therefore affect how we should live out our

ISABELA DESITANUS, Civil Engineering, Year 2

uni life. Untuk freshies yang FOMO ikut temennya ke Welcome tea ISCF tapi belum mengenal Yesus, ini kesempatan baik untuk mereka mendengar mengenai Yesus.

Aku bersyukur karena on D-day, di ruangan yang sesak karena terlalu ramai, semua yang datang bisa kenalan satu sama lain, berbagi keseruan dalam fellowship yang ada di dalam kasih. Dan yang terpenting, mereka mendengar kebenaran firman tentang Tuhan Yesus. May the Holy Spirit works in our hearts, so that we may all be joined into one body of Christ in this life. Soli Deo Gloria! •

Fear of Missing God

Welcome Tea NUS ISCF 2019

Page 9: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

9

ENGAGING THE CAMPUSThe Bubble Project

RENATA DHARMASMU, School of Information Systems (Smart-City Management & Technology Major), Year 2

Borne from SMU’s PATH (Persekutuan Anak TuHan), The Bubble Project served as the very first project of SMU PATH. It was initialized as we (along with Ko Jerry) were discussing on a single project that would garner the interests of SMU’s enterprising students. We chose to target both non-Christians and Christians, so that we could get more people on board.

The Bubble Project focuses on abstaining from drinking Bubble Tea for a whole month, as a way of reminding ourselves not be distracted or lulled into our cravings, and extending it to the distractions and temptations in life. Instead, we should steer ourselves towards the Lord to satisfy ourselves. We should not live in decadence, and not by bread alone, but by His Word in the Bible. At the end of this project, the money we saved in place of buying bubble tea, will be donated to World Vision’s Clean Water Project. In this manner, we seek humility in denying our pleasures for the sake of those in need.

In my own abstinence, I have learnt to revel in connecting with God, apart from learning to save some money of course. While it has been challenging for bubble tea lovers like myself to not think of bubble tea, this project has certainly opened my mind on how I should tackle my distractions: by trusting that God will provide.

May this project continue to push us into living a life of humility, and one that is God-centred. Soli deo Gloria. •

Welcome Tea NUS ISCF 2019

Page 10: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

10

Building ConnectionDalam pelayanan ISCF di SIM, yang menjadi salah satu halangan adalah mencari member tetap untuk bertumbuh bersama; member yang selalu datang dan bukan hanya waktu event tertentu saja. Tapi hal ini memang susah diatasi karena hari dan waktu yang ditentukan seringkali bertabrakan dengan jadwal pelajar-pelajar, baik jadwal sekolah maupun kegiatan luar sekolah.

Untuk memperluas jumlah keluarga ISCF, kami selaku Executive Committees (Excos) aktif meng-approach pelajar melalui events di mana ada pelajar Indonesia di dalamnya, seperti orientation dan organisasi mahasiswa Indonesia. Kami juga aktif menjalin komunikasi dengan member-member yang sudah pernah datang untuk mempertahankan awareness mereka terhadap ISCF.

Di atas semuanya itu, bagi kami, yang paling penting dalam ISCF ini adalah memberikan rasa kekeluargaan di setiap fellowship yang ada, supaya mereka bisa merasa nyaman dan menganggap bahwa ISCF bukan hanya sekedar perkumpulan, melainkan sebuah keluarga untuk bisa saling berbagi kasih, saling melayani, dan tumbuh bersama-sama di dalam Kristus. •

AGNES ASHIANTISIM, UOL Finance and Accounting, Year 3

Exco SIM ISCF

and let us consider how we may spur one another on toward

love and good deeds, not giving up meeting

together, as some in the habit of doing,

but encouraging one another-and all the

more as you see the day approaching

Hebrews 10:24-25

Page 11: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

11

PERSEKUTUANBuilding Connection

Studying abroad is great but can be scary too, especially when this is my first time living away from my parents. When I feel like a minority in my new environment, it is so much more important to make sure that I have support, and Christian fellowship groups provide that!

Christian fellowship provides a special opportunity for me to bond together, to create amazing community and to feel like within a family. Joining this community makes me closer to God. Here, we discuss topics that are relatable with teenagers’ daily life, which might not be discussed in church. Having friends who are dedicated to their relationship with God while are also coping with all the exams can be a huge encouragement. Christian fellowship can also be a source of motivation and support, and it may come in the form of having a friend to pray for us before the final test or in sharing the relief of a holiday retreat with classmates in our fellowship. •

JOANNA GOENAWANSIM, UOL Finance and Accounting, Year 3

Welcome Tea SIM ISCF 19 Sept 2019

I Found a New Family

Page 12: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

12

I was raised in a Christian family. Before going to NUS, I regularly attended weekly services, but that’s about it. I did not read the Bible consistently nor have the curiosity to know God more. I am blessed to be able to join KTB in ISCF. KTB has helped me to be more consistent in my Bible reading and quiet time, thus helps in my relationship with God. More importantly, it also teaches me about love, to care for one another which I think is really important in a relatively competitive university where sometimes the love itself is gone.

Among the difficulties that we had in KTB is time management. We are quite busy with school commitments and thus, we sometimes did not prepare enough for KTB. In the end, we did not make effective use of the KTB time that God has given. Personally, I feel ashamed everytime I do not spend enough time, even 1-2 hours among the time God has given, to prepare for KTB. In the future, I hope that our KTB can really spend that little bit of time to prepare and have more burning passion to learn more about our Lord. But I believe, we are still growing and day by day God will guide us through our journey to be more Christ like. •

WILLIAM RYAN KUSNADINUS, Computer Scince, Year 2

Dari KTB yang aku jalani selama ini, tema yang paling mengena buat aku adalah tentang quiet time. Setelah mengisi buku KTB dan sama-sama bertukar jawaban, aku baru menyadari kalau aku jarang, bahkan tidak tertarik untuk ber-saat teduh. Aku bersyukur untuk pemimpin KTB kami, Selma yang mengingatkan kita dan meng-encourage kita untuk meluangkan waktu untuk quiet time. Aku pun jadi sadar kalau aku perlu ber-saat teduh. Sampai sekarang, aku terus mencari berbagai cara supaya aku bisa punya waktu personal bersama Tuhan, dari membaca mazmur berurutan sampai menyampaikan doa lewat tulisan di jurnal harian. Aku senang bisa share dan berbicara secara terbuka dan apa adanya di grup KTB. Relasi yang sudah kami jalin dan momen-momen yang memorable sangat precious buat aku. •

EUGENIA PRISCA TANIANAFA, Diploma in Music, Year 2

Growing Together as a Family

Page 13: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

13

If you ask me what are my struggles living my faith and reaching out in art campus, I can write a book.

Really, in a bigger picture, there is no single difference on how a Christian student struggles in an art campus compared to that of other students living in other campuses. I believe we, Christians, have the same challenge and vision wherever and whenever we go, and that is to follow Jesus and become his disciples. That entails bearing the cross, serving one another, leading, being questioned, and many more. Living in an art school just gives some sparkles on it.

Let me share some important questions we have on what does it mean to struggle with God in art campus context. We are like swans swimming. Can we dive and not get wet? Can we see the face of God in every people we meet in art school? Can our art bring peace and reconciliation in the world? And can we find a spot in our campus where Christian Artist gather and pray?•

SELMA AMADEA LIGINGraduated from Lasalle (Bachelor in Musical Theatre) in 2019

Halo semuanya!! Pertama-tama mau mengucapkan Congrats and Welcome to the uni family untuk Freshies yang baru memulai tahun ajaran barunya di Singapore, and also welcome back untuk seniors yang masih melanjutkan kuliahnya!!

Masa kuliah adalah masa di mana banyak pilihan baru menarik yang dapat dicoba. Tapi semakin banyak yang diambil, semakin banyak komitmen waktu yang harus diberikan serta banyak masalah baru yang harus dihadapi. The bad things happened to me. Aku struggled, di mana ada satu waktu aku mengambil komitmen cukup banyak di samping pelajaran banyak yang harus dikejar. Dan di hampir semuanya terdapat masalah. Dari sudut pandang murid biasa, it looks impossible and discouraging. Namun aku bersyukur karena ada teman – teman seiman yang tetap menguatkan dan mengingatkan aku kalau semua ini ada tujuannya dan pasti bisa dilewati kalau aku sepenuhnya berserah pada Tuhan. By God’s grace it ended well! So friends, use your time wisely and always rely on God in your university time! •

YEHEZKIEL SOERYANTOGraduated from NTU (Bachelor of Mechanical Engineering) in 2019

SHARING ALUMNI

Page 14: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

14

DarrylSaya sedikit apprehensive memasuki akhir kuartal di tahun 2019 ini. Bulan-bulan ke belakang dipenuhi dengan tanggung jawab dan hal-hal pelayanan yang perlu terus dikeep track, di samping juga hal-hal yang berkaitan dengan keluarga saya. Semuanya itu membuat waktu serasa berjalan begitu cepat, dan banyak dari hal di atas tersebut masih on-going sampai surat ini ditulis. Dalam menjalaninya, saya cenderung simply melakukan apa yang sudah disepakati dan harus dilakukan. Namun, di dalam satu meeting, saya

dipaksa untuk berhenti sejenak untuk memikirkan, “Apa pembelajaran mengenai Tuhan yang paling berkesan?” Dan menilik ke belakang, saya menyimpulkan pembelajaran saya, bahwa “God is there,” walau penyertaan-Nya tak jarang sangat subtle. Kesadaran akan hal itu menguatkan saya dan memberi semangat untuk mengerjakan hal-hal yang sudah dipercayakan kepada saya, seberapa banyak dan sulitnya hal-hal tersebut, knowing that He is there too.

Pokok doa saya:• Untuk hikmat dan kepekaan dalam

melihat dan memikirkan cara maupun arah pelayanan FES IM ke depannya.

• Untuk inisiatif-inisiatif FES dan FES IM dan mereka yang terlibat di dalamnya, agar diberi kekuatan ketika mereka juga juggle dengan komitmen mereka yang lain. Juga, agar dalam pelaksanaan dan planningnya, inisiatif-inisiatif ini bisa efektif tepat mencapai apa yang diharapkan dari inisiatif tersebut.•

SURAT DOA STAFF

Page 15: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

15

Salam kasih dan damai sejahtera dalam Tuhan kita Yesus Kristus! Setiap kali mengulas balik penyertaan dan berkat Tuhan bagi kami sekeluarga, tidak henti-hentinya kami mengucap syukur kepada Tuhan atas kecukupan bahkan kelimpahan yang Dia berikan. Pertama-tama saya bersyukur atas perjalanan ke Jepang dalam rangka EAGC (East Asia Graduate Conference) 2019 yang berjalan baik. Saya sempat mengalami gejala heatstroke ringan karena cuaca yang sangat panas, di mana pada satu hari terjadi heatwave dan suhu udara mencapai 42˚C. Namun Tuhan terus menjaga dan menguatkan kondisi tubuh saya sehingga dapat tetap sehat selama mengikuti EAGC. Di samping mengikuti EAGC, saya juga berlibur di Jepang bersama Cindy dan orang tuanya, suatu kesempatan langka bagi kedua orang tua Cindy yang sudah berumur untuk pergi berlibur di tempat yang cukup jauh dari Indonesia. Dalam hal ini, kami mohon dukungan rekan-rekan untuk orang tua kami berdua yang sudah mulai lanjut usia, kiranya Tuhan menopang kesehatan mereka.

Kami juga bersyukur karena sejak pertengahan bulan Agustus lalu Niel mulai masuk sekolah di jenjang Nursery-1 (N1). Entah karena usianya yang terlalu dini atau karena karakternya yang lebih tertutup dibandingkan Naiah, Niel mengalami kesulitan untuk mengikuti kelas secara mandiri (tanpa pendamping) sampai surat doa ini dituliskan (seminggu sejak mulai bersekolah). Kami mendapat penghiburan dengan mengetahui bahwa hal seperti ini

lumrah terjadi pada anak-anak usia dini, dan kami juga percaya bahwa cepat atau lambat Niel dapat beradaptasi dengan kehidupan bersekolah. Untuk itu, kami juga berdoa kiranya Tuhan menolong Niel maupun saya dan Cindy untuk diberikan kesabaran dan kekuatan dalam masa-masa transisi ini.

Terakhir, kami mohon dukungan doa dari rekan-rekan sekalian secara khusus untuk rencana saya melanjutkan kuliah theologia mulai tahun depan. Kiranya Tuhan membuka jalan ke mana saya bisa melanjutkan kuliah saya, jikalau itu memang sesuai dengan kehendak-Nya. Sekian update dan permohonan doa dari kami. Kiranya Tuhan yang menyertai dan memberkati kami sekeluarga juga terus memberkati rekan-rekan sekalian, baik dalam kehidupan keluarga dan juga pelayanan (termasuk pekerjaan sehari-hari). Bagi kemuliaan Tuhan di tengah bangsa-bangsa. •

Dalam anugerah-Nya, Michael, Cindy, Naiah dan Niel

Mike

Page 16: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

16

My prayer points:• Bunda Network is organising a cultural

event on 24 November 2019. We aim to attract more IDWs who have not joined Indonesian Fellowships at various churches. Please pray for the preparations for the event, for the committee to work together in one spirit, and also that God uses this event to bless many of the participants. Pray also for all the courses that will be conducted next year as the follow up of this event.

• On 5 to 9 September, Fonny and I will attend a conference in KL. Towards the end of September, I will attend another conference where I will give a short presentation about EN ministry. Pray that God blesses both conferences and that all participants will learn a lot and be encouraged to be more passionate in becoming a blessing to people whom God entrusts to us.

• Pray for several IDWs whom I have close relationship with; that God continue to work in their life journey, so that they will come to faith in Jesus. Pray for IDWs who are sick, that God gives healing and providence for all that they need. Pray for those who have gone back for good, for, generally, it is not easy for them to earn money there. Pray that they can continue to witness God’s goodness in their lives despite all the difficulties they face.•

Sangat bersyukur untuk kesempatan langka untuk saya bisa cuti Sabat selama 6 bulan. Setelah 14 tahun melayani, tidak pernah terpikirkan bahwa saya bisa menikmati cuti Sabat. Ini benar-benar bonus dari Tuhan. Bisa dikatakan, cuti Sabat saya cukup penuh warna dan bumpy road. Bersyukur untuk semua yang terjadi karena justru di tengah-tengah benturan dengan bumps itulah saya boleh diajar Tuhan untuk lebih mempercayai-Nya bahwa jalan kedaulatan-Nya yang terbaik dan waktu-Nya sempurna.

Salah satu bumps yang terjadi adalah ketika adik ipar saya keguguran secara sangat mendadak. Pertumbuhan janinnya baik sampai minggu ke-9 itu, tetapi tiba-tiba jantungnya berhenti berdenyut. Saya berdoa dan bertanya kepada Tuhan “Mengapa?” Tidak ada jawaban. Tetapi 2 bulan kemudian, adik ipar saya sudah kembali hamil 5 minggu. Itukah jawaban Tuhan? Bahwa waktu-Nya bukan waktu kita dan jalan-Nya bukan jalan kita.

Tolong doakan untuk penyesuaian saya kembali setelah balik cuti Sabat ini. Saya sudah mulai kebanjiran tugas-tugas. Biarlah Tuhan yang memampukan dan memberi kekuatan kepada saya dalam melakukannya. •

Rika Fonny

Page 17: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

17

Selama hampir 1 tahun melayani di FES IM, saya bersyukur bisa melihat berbagai macam pekerjaan Tuhan, baik di dalam maupun di luar FES. Hal ini membuat saya semakin semangat untuk melayani Tuhan, semakin yakin akan pentingnya pelayanan mahasiswa. Pada saat yang bersamaan, saya juga semakin menggumulkan peran pelayanan mahasiswa dan juga peran saya pribadi dalam pelayanan di dalam Kerajaan Allah, serta bagaimana saya bisa bersama-sama para mahasiswa melayani Tuhan dan memberi dampak bagi masyarakat.

Di dalam pelayanan ini, saya memohon doa dari teman-teman semuanya, khususnya di dalam beberapa hal:• Untuk bijaksana di dalam melayani

Tuhan di kampus yang saya layani, yaitu NTU dan SMU. Tolong doakan supaya saya bisa semakin mengerti pergumulan mahasiswa di setiap kampusnya dengan tepat dan bisa membawa mahasiswa

Jerry

semakin bertumbuh dan berakar di dalam Kristus

• Untuk bisa mengajak para mahasiswa sama-sama menggumulkan peran dan panggilan mereka di dalam Kerajaan Allah, sehingga mereka bisa menjadi pemimpin yang sungguh-sungguh mengerti panggilan Tuhan terhadap mereka, mengerti isi hati Tuhan bagi dunia ini, dan mau berbagian di dalamnya

• Kekuatan dari Tuhan untuk bisa terus semangat melayani Tuhan, dan hidup kudus dalam pengenalan pribadi akan Tuhan •

Continue steadfastly in prayer, being

watchful in it with thanksgiving. At the same time, pray also for us, that God may

open to us a door for the word, to

declare the mystery of Christ,. . .

Colossians 4:2,3

Page 18: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

18

LAPORAN KEUANGAN FES IM (JAN 2019 - AUG 2019)

“I lift up my eyes to the mountains—where does my help come from? My help comes from the Lord, the Maker of heaven and earth. He will not let your foot slip— he who watches over you will not slumber; indeed, he who watches over Israel will neither slumber nor sleep.” Psalm 121:1-4

Bersyukur kepada Tuhan untuk tahun 2019, di mana keuangan FES IM relatif stabil. Sampai kepada pertengahan tahun ini (bulan Agustus), rata-rata pemasukan keuangan FESIM per bulan adalah surplus $1,932.32, tanpa ada bulan dengan defisit yang signifikan. Total surplus sementara adalah $15,458.56.

Kondisi keuangan yang sementara surplus ini dikarenakan jumlah tim staff tahun ini yang sedikit lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya: Adrian Nugroho yang sedang mengambil unpaid leave selama 2019 untuk menyelesaikan kuliah teologianya di Trinity Theological College (TTC) dan Victor Wibowo

yang pindah menjadi Head of Administry, Resources & Training yang secara lansung di bawah FES dan tidak lagi menjadi staff lapangan IM sejak awal tahun ini. Berkaca dari hal-hal tersebut, keuangan FES IM tahun depan diprediksi tidak surplus, bahkan akan sedikit defisit.

Kendala lain yang dihadapi oleh divisi keuangan sekarang adalah anggota divisi keuangan yang didominasi oleh alumni-alumni lama, dan kurangnya partisipasi dari alumni muda. Hal tersebut menjadi kendala dalam menjangkau alumni-alumni yang baru. Oleh karena itu, kita berdoa agar Tuhan menggerakkan pelayan-pelayan dari alumni-alumni baru

Page 19: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

19

Pokok doa divisi keuangan:• Bersyukur untuk anugerah Tuhan

yang sampai di akhir tahun 2018.• Bersyukur untuk beberapa orang

yang Tuhan telah gerakkan untuk melayani dalam divisi keuangan, terutama untuk alumni baru.

• Berdoa agar Tuhan terus menggerakan donatur-donatur baik yang lama mau pun yang baru. •

untuk bergabung dalam divisi keuangan. Kita sepenuhnya beriman bahwa selama pelayanan ini masih Tuhan pakai, Tuhan akan mencukupkan oleh Tuhan baik secara finansial maupun manpower. Seperti isi dari doa Yesus: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. (Lukas 10:2)”, marilah kita berdoa agar Tuhan terus menggerakkan orang-orang, termasuk diri kita sendiri, untuk dapat dipakai dalam pelayannanNya.

Page 20: October 2019 | MCI (P) 077/08/2019 · untuk menjadi awal dari perjalanan kita di semester baru. Bagi saya sendiri, di dalam periode liburan kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk

Fellowship of Evangelical Students Indonesian MinistryAddress : 420 North Bridge Road#05-05 Singapore 188727Tel: 63383445 Fax: 63382054Website: www.fessingapore.org

FES IM AffiliatesNanyang Technology University Indonesian Students’ Christian Fellowship

National University of Singapore Indonesian Students’ Christian Fellowship

Singapore Institute of Management Indonesian Students’ Christian Fellowship

Pioneering Work atNanyang Academy of Fine Arts, LASALLE College of the Arts, Singapore Management University, PSB Academy

FES General SecretaryLisman Komaladi

FES IM Head of MinistryDarryl Andriyan Putra

Editorial TeamDarryl Andriyan Putra, Yanti Agustin (design)

Pistos terbit dua kali setiap tahunnya, dengan tujuan membagikan informasi terkini mengenai perkembangan pelayanan FES Indonesian Ministry dan mendorong pemikiran yang lebih mendalam dan luas mengenai berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kehidupan dan kesaksian orang Kristen.

FES is an interdenominational Christian organization that seeks to reach, nurture and equip tertiary students in Singapore to be a faithful evangelical witness on campus and in society, making and building disciples of Jesus Christ who will be effective salt and light in the world.