NIRMANA MODE by Danuwidi
-
Author
danu-widiantoro -
Category
Education
-
view
159 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of NIRMANA MODE by Danuwidi

Danu Widiantoro, M.Sn
NIRMANA MODE
WORKSHOP PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESI BIDANG TATA BUSANA
SMK Koperasi YogyakartaKamis – Sabtu, 5 – 7 November 2015

Teori Gestalt Continuity Proximity
Similarity Closure

COLOR/WARNA
M
B K
OU
H
Warna Primer : Merah-Biru-KuningWarna Skunder :
Ungu- Oranye-Hijau
Warna Komplemen :Warna berhadapanM – H , U – K , O - B
Warna Analogous :Warna BerdampinganM – OM – OO – OK – Kdst.

PRINSIP DESAIN Unity
Harmony Variasi
Emphasis Proportion Balance Rhythm

Unity/kesatuanJika prinsip kesatuan dalam desain busana diaplikasikan dengan baik, maka busana atau asesoris busana akan terlihat baik secara keseluruhan. Dalam menerapkan prinsip kesatuan yang efektif, setiap elemen desain yang ada dapat meningkatkan ‘nilai’ elemen yang lain, namun dapat pula mengacaukan desain.

Unity + Variety = Harmony
Harmony/keselarasanUnity – Setiap elemen bekerja bersama-sama.
Harmony dalam pakaian menghubungkan seluruh tampilan pakaian: yang mana pakaian yang dikenakan, tata rambut, asesoris-asesoris, semua membuat/menciptakan tampilan secara keseluruhan.

Prinsip Harmony / Keselarasan Siluet/bayangan busana sebaiknya berada dalam
hubungan yang baik terhadap bentuk tubuh . Gaya garis sebaiknya konsisten dalam setiap area
busana. Seluruh bagian busana sebaiknya
menggambarkan bentuk yang sama (satu tema) sehingga kontinunitas desain tidak pecah/buyar.
Kesatuan dalam kombinasi warna sebaiknya untuk memberikan harmonisasi pada tampilan busana.
Penambahan asesoris sebaiknya memperhatikan fungsi sebagai penunjang desain dan jangan terlalu mendominasi sehingga mengaburkan tujuan/konsep busana dibuat.

VariasiVariasi desain digunakan agar tampilan tidak membosankan.
Variasi dapat berfungsi pula sebagai elemen yang digunakan untuk meraih perhatian penonton (eye catching).

EmphasisEmphasis merupakan ‘focal point’ dari suatu karya desain. Emphasis digunakan untuk memberikan tekanan pada keistimewaan (keunikan) desain yang kita buat dan menutup perhatian orang terhadap permasalahan tubuh pemakai.
Emphasis dapat dilakukan melalui warna, garis, tekstur, detail, potongan dan asesoris.
Emphasis memberikan sudut pandang personal terhadap suatu desain.
/penekanan

Setiap busana memiliki tempat emphasis sebagai pusat daya tarik busana.
Emphasis dapat dijangkau melalui: Warna kontras. Keberanian menampilkan
bentuk yang tidak biasa. Bentuk pola yang ‘eye
catching.’ Tekstur yang kompleks. Detail desain yang
atraktif. (asesoris, detail busana, dll)
Potongan yang menarik perhatian.

Proportion / proporsiProporsi berkaitan erat
dengan perbandingan ukuran, dimensi, atau jumlah.
Dalam desain mode, proporsi sering berkaitan dengan ukuran dan variasi elemen yang ada dalam busana.Proporsi busana membutuhkan sinkronisasi antara motif, penempatan motif, dan keinginan busana yang akan dikenakan.

Seseorang dengan tubuh yang kecil sebaiknya menghindari pemakaian pola motif kain atau aseseoris yang besar-besar.
Seseorang dengan tubuh yang sedang akan lebih mudah memilih berbagai jenis busana dan asesorisnya.
Seseorang dengan tubuh yang besar dapat menggunakan busana dengan motif-motif kecil sebagai aksentuasi bentuk tubuh orang tersebut.

BALANCE
Keseimbangan akan terjadi bila elemen-elemen ditempatkan dan disusun dengan
rasa serasi atau sepadan. Dengan kata lain bila bobot elemen-elemen itu setelah
disusun memberi kesan mantap dan tepat pada tempatnya.
Keseimbangan dipengaruhi berbagai faktor, antara lain faktor tempat posisi suatu
elemen, perpaduan antar elemen, besar kecilnya elemen, dan kehadiran elemen
pada luasnya bidang.
keseimbangan

BALANCESYMMETRIC
ALBentuk keseimbangan yang sederhana adalah
keseimbangan simetris yang
terkesan resmi atau formal.Ruang (elemen) di
sisi kiri atau kanan dari garis tengah imajiner busana
terlihat sama seperti pencerminan.
BALANCE ASYMMETRIC
ALRuang (elemen) di sisi kiri atau kanan dari
garis tengah imajiner busana tidak sama
namun masih terlihat berimbang.
Keseimbangan asimetris terkesan informal dan lebih
dinamis.

Rhythm / IramaIrama (ritme) dapat kita rasakan. Ritme terjadi karena adanya pengulangan pada bidang/ruang yang menyebabkan kita dapat merasakan adanya perakan, getaran, atau perpindahan dari unsur satu ke unsur lain. Gerak dan pengulangan tersebut mengajak mata mengikuti arah gerakan yang terjadi pada sebuah karya.

TERIMAKASIH