New Media Cultures

24
NEW MEDIA CULTURES Aulia Nastiti | Budi Utomo | David Tinambunan Pengantar Media dan Kajian Budaya

description

This presentation aim to give brief explanation about implication of new media in our culture understanding.

Transcript of New Media Cultures

Page 1: New Media Cultures

NEW MEDIA CULTURESAulia Nastiti | Budi Utomo | David TinambunanPengantar Media dan Kajian Budaya

Page 2: New Media Cultures

culture, technology, and communication

Page 3: New Media Cultures

introduction• Media elektronik dan digital memperluas proses diskursif manusia

melampaui batas fisik interpersonal maupun teknologi cetak

• Teknologi & media tertanam dlm budaya (idologi, diskursus, pemaknaan)

• Perspektif ‘Technological Determinism’ : eksistensi teknologi akan

menciptakan peradaban dan efek historis

• Technological Determinism memposisikan diri sebagai ‘futurist’ yang

mem-forecast perkembangan kehidupan dalam proses ‘revolusi

komunikasi’

• Futurist : McLuhan’s Global Village (1964, 1969)

• Kajian Budaya : mengeksplorasi praktik budaya dan pembentukan makna

yang mengalir dalam konteks teknologi media

Page 4: New Media Cultures
Page 5: New Media Cultures

overview

Communication & Technology

Electronic Democracy

Digital Democracy

Postmodern Computer Politics

Cyber Sex and Electronic Eros

Page 6: New Media Cultures

COMMUNICATION AND TECHNOLOGY

Oral Culture

Writing and Print Culture

Telegraphy

Broadcast Culture

• Cultural Determistic vs Technological Deterministic

• Teknologi media membentuk budaya yang semakin komunikatif

• Di sisi lain, teknologi media baru dikontruksikan dalam

serangkaian proses kultural yang kompleks

Proses Perkembangan Budaya Komunikasi

Page 7: New Media Cultures

Oral culture

1. Fixed in time and space. Informasi yang diterima tidak bisa di-record.

2. Jumlah komunikator terbatasi oleh rentang spoken voice

3. Komunikator dengan segera memiliki relasi dengan dunia di sekitarnya

4. Informasi harus disampaikan dengan segera karena hanya

mengandalkan praktik ritual memori

5. Memori sifatnya tidak sempurna dan cenderung mendistorsi informasi

6. Ritual, totem, & simbol digunakan untuk melengkapi keterbatasan

pengetahuan, tubuh, dan meori manusia

7. Pengalaman satu masa mewarnai tubuh sejarah sepanjang masa

8. Mitologi menjadi saluran untuk mengukuhkan sejarah masa lampau

Page 8: New Media Cultures

Writing and print culture

• Budaya tulisan terimplementasi dlm differensiasi status

sosial & ideologi

• Budaya tulisan : membutuhkan kemampuan literasi

• Budaya tulisan menjadi alat kaum elit untuk memproduksi

idelogi, justifikasi privilese, dan kontrol politik.

• Karakteristik budaya tulis-cetak :

economy

authorship

reason & individualis

m

public-private divide

Page 9: New Media Cultures

telegraphy

• Bentuk komunikasi jarak jauh yang terwujud dalam bentuk simbol-

simbol, dikirim melalui kawat elektronik

• Cikal bakal jaringan komputer dan media elektronik

• Melahirkan efek kontradiktif karena memperbesar kesempatan

terjadinya homogenisasi budaya, identitas, dan idelogi

• Carey (1989) : telegrafi memproduksi ideologi dan kesadaran

tertentu

• Efek yang ditmbulkan oleh budaya telegraphy :

- Proliferasi surat kabar ke berbagai belahan dunia melalui

jaringan kawat

- Masifnya produksi berita. Di sisi lain, produksi tersebut

tersentralisasi di beberapa sumber sehingga turut menciptakan

hegemoni imperalisme kultural

Page 10: New Media Cultures

broAdcast culture

• Perkembangan dari telegraph yang didorong oleh kondisi

Perang Dunia

• Wujudnya berkembang dari radio sampai ke televisi

• Media yang efektif untuk propaganda & hegemoni budaya

• Horkheimer & Adorno (1972) : sistem penyiaran didesain

untuk mengkontrol citizens melalui intrumen rasional

tertentu

• Teknologi dan konten penyiaran : representasi dari ideologi

penguasa

• Keberadaan teknologi penyiaran mulai memperkental

‘gendered-media’

• Perkembangan saat ini menuju kepada digitalisasi dan

konvergensi (perlu dikaji lebih dalam dampak kulturalnya)

Page 11: New Media Cultures

Electronic democracy

Modern Technology and

Politics

Television Politics

Page 12: New Media Cultures

Modern technology and politics• Masyarakat modern tidak dapat berkembang tanpa sistem pengetahuan

memungkinkan recording memori dan distribusi informasi

• Sistem politik tidak dapat berfungsi tanpa sistem teknologi modern

• Ex : Pemilu, konstitusi, hukum, administratif, decision making –

difasilitasi teknologi

• Point utama : kebebasan individu & pemerintah yang menjadi dasar

lembaga sosial politik yang efektif

• Thomas Carlyle (1967) : media sebagai fourth estate dari demokrasi

karena dapat menginformasi masyarakat dan menyediakan perdebatan

dalam ruang publik.

• John Hartley (1996) : impartialitas, rasionalitas, objektivitas berita

modern berlebihan

• Faktanya, segala diskursus dikonstruksi dan diposisikan secara politik

dan ideologi.

Page 13: New Media Cultures

Televisual politics

• Mediasi politik melalui representasi TV mengisyaratkan

demokrasi dengan kehadiran & kepribadian budaya baru

• Politik menjadi face of politics dan forum politik menjadi

iconographed politisi (leadership) dalam TV

• Demokrasi dimediasi tidak sebanyak kampanye dan

wawancara politisi, tindakan politik daripada hal terperinci,

kepribadian politisi daripada kebijakan, dan konflik

daripada pertimbangan

• Munculnya teknologi elektronik memperluas budaya politik

• Politisi berupaya mengendalikan diskursus yang kompleks

dengan memelihara integrasi & konsistensi

Page 14: New Media Cultures

Televisual politics

• Dalam politik TV, politisi memainkan model persuasi untuk

menanamkan pandangan partai melalui berbagai konstruksi

naratif dan kepribadian politisi

• Komodifikasi selebriti politik dalam storytelling media

• Tetapi, terdapat pertanyaan kebenaran dalam politik TV

karena politisi tidak hanya mengatakan kebohongan secara

langsung, juga dapat mengelak ataupun mengaburkan

kebenaran

• Kebenaran pada umumnya dikonstruksi oleh suatu

kepentingan sosial yang memiliki power. Misalnya, The Gulf

War dan The 11th September

Page 15: New Media Cultures

Digital democracy

• Permasalahan sebelumnya shared values and truth serta

kepentingan individu dan masyarakat minoritas.

• CNC (Computer Networked Comm.), jawaban atas diversitas

individu (power) dan media (fragmentation).

• memungkinkan user memproduksi informasi melintasi teritori

global

• memungkinkan transmisi informasi ke berbagai target luas

• memungkinkan konsumsi informasi dan interaktif

• Budaya politik demokrasi menekankan dimensi kebebasan dalam

sistem media interaktif.

• Nicholas Negroponte (1955) menyatakan media baru berperan

dalam proses transformasi sosial, budaya, & politik.

Page 16: New Media Cultures

Digital democracy

• Dalam efesiensi ekonomi, industrialisasi informasi dapat diganti

dengan media baru yang cepat & non-polusi

• Media konvensional dikatakan outmoded karena tidak praktis &

fleksibel bagi liberalisasi ataupun perubahan

• The harmonizing effect menekankan sifat efek digital (akses,

mobilitas, kemampuan perubahan) dan juga berkolaborasi satu

dengan yang lain, bukan berkompetisi

• Visi Negroponte adalah suatu bahasa global yang menyeluruh

seperti cita-cita Descartes’s Enlightenment

• Demokrasi dapat digerakkan melalui informasi (pemberdayaan &

penyadaran demokrasi ideal) untuk semua orang tanpa batasan

ruang dan waktu

Page 17: New Media Cultures

Postmodern computer politics

1. Hypertext Writing

• computer based writing, email, chat rooms, internet

pages.

• terdapat diskursus publik dan upaya peyusunan kembali

komponen teks biasa (alfabet dan gambar).

• terdapat interaksi antara reader dan struktur tekstual

writing space, lebih demokratis dan liberal.

• beberapa sifatnya al: flexible, access for all, contact

across hierarchical border, inexpensive, expressive

modes, creativity without copyright, free flow ideas.

Page 18: New Media Cultures

Postmodern computer politics

2. Virtual Geography or Virtual Community

• Global village dikonstruksi secara sosial

• Shift the subject position, free

• Interests, values, cultural predispositions

• Without class, gender or racial discriminations

3. Virtual Reality & Brain Machines: Liberation of the Mind

• Electronic games mind altering and perceptual effect

4. Second Life

• Internet game-playing social space, fantasy

• Virtual reality community, experimental subjectivity

Page 19: New Media Cultures

Emo on myspace

• Musik Emo (Emo-tional) muncul di tengah fenomena punk

dan hardcore pada pertengahan 1980-an di Washington DC

• Beberapa komunitas remaja mengadopsi gaya dan ekspresi

mood emo, yang memperkuat anggapan umum mengenai

keterasingan 'remaja' dengan keadaan sinisme melankolis

dan sosial bersama

• Emo kemudian berkembang menjadi mainstream dan

memberikan komoditi lain untuk pasar media global

• Emo memberikan sebuah sumber sistem keyakinan utama

dan mode ekspresi, yang keduanya dibutuhkan dalam

pembentukan masyarakat.

Page 20: New Media Cultures

Emo on myspace

• Komunitas emo pada khususnya telah memperluas

dan membentuk dirinya melalui internet, terutama

MySpace.

• Di satu sisi, MySpace diakui sebagai sebuah situs

budaya yang ekspresif, yg mempertemukan orang yg

memiliki kesamaan minat di seluruh dunia

• Di sisi lain, MySpace diidentifikasi sebagai saluran

berbahaya terhadap fragmentasi, keputusasaan, dan

ketiadaan.

• Music Emo

Page 21: New Media Cultures

Hackers, crackers, jammers, bloggers• Hackers: pengguna komputer yang senang bermain

“kucing-kucingan” dengan keamanan yang ditugaskan

untuk melindungi sebuah sistem dari penetrasi luar.

• Crackers: hackers yang dianggap lebih kriminal, yang

tujuan utamanya pencurian, penipuan, dan perusakan

• Jammers: bertujuan mengacaukan jaringan perusahaan

atau pemerintah melalui strategi “menyumbat” sistem

komunikasi. (membanjiri email).

• Bloggers: sebuah “solusi” dari pengontrolan informasi dan

ideologi yang dibuat oleh major media corporation.

Page 22: New Media Cultures

• Di internet, situs yang menyediakan konten seksual semakin

berkembang.

• Situs-situs ini juga memfasilitasi berbagai tipe pengguna :

heteroseksual, juga gay, biseksual, lesbian, fetisis, penyandang

cacat, orang tua

• Internet menjadi area bebas untuk mengeksplorasi fantasi dan

hal-hal yang dilarang, baik untuk konsumsi maupun produksi dari

penggambaran seksual.

• Salah satu wujud dari cyber-sex adalah online dating atau email-

email romantis.

• Salah satu aspek penting : Anonimitas. Orang merasa lebih

“aman” dalam membagi hal-hal yang bersifat intim dari diri

mereka.

• Kualitas kekinian, anonimitas, privasi, dan intimasi, merupakan

“nyawa” dari sebuah roman di internet yang bergantung pada

faktor-faktor tersebut.

Cyber sex and electronic eros

Page 23: New Media Cultures

Cyber sex and electronic eros

Page 24: New Media Cultures

thank you ! :)