MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …
Transcript of MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …
i
MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL
BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN
BERPARTISIPASI DALAM KOMUNITAS MEREK
(Study Kasus Pada Komunitas Vespa)
Oleh:
DANIS AYU WIDIASTUTIK
NIM : 212011009
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
ii
iii
iv
HALAMAN MOTTO
I Can Do All Things Through CHRIST Who Strenghtens
Me
(Philippians 4 : 13)
v
ABSTRACT
Brand community means to bring together people who have similar interests. The
presence of brand community creates a sense of identification in a community which
underlies a person's motivation to participate in a community. This study aimed to determine
the effect of personal motive and social motive on the decision to participate in a brand
community. The research method in this study is based on the implementation of quantitative
survey research design. Judgemental sampling which falls into nonprobability sampling
category is used to obtain information from specific target groups. The data used were
obtained by administering questionnaires to 100 respondents who joined Vespa brand
communities in Solo and Salatiga, Central Java. The multiple regression analysis was used to
analyze the data. The findings showed that both personal motive and social motive positively
influenced the decision to participate in a brand community.
Keyword: personal motive, social motive, decision to participate, brand community
vi
SARIPATI
Komunitas merek merupakan suatu sarana untuk mempertemukan orang-orang yang
memiliki minat yang sama. Adanya komunitas merek menimbulkan suatu rasa identifikasi
dalam anggotanya yang merupakan dasar dari motivasi seseorang untuk berpartisipasi disuatu
komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motif personal terhadap
keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek dan pengaruh motif sosial terhadap
keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden yang bergabung dalam
komunitas merek vespa dengan menggunakan teknik non probability sampling yaitu
judgmental sampling. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian survey dengan teknik
pengumpulan data melalui kuisioner. Teknik analisis dalam penelitian ini yaitu menggunakan
uji regresi berganda. Dari pengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa motif personal
berpengaruh positif terhadap keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek dan motif
sosial berpengaruh positif terhadap keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek
Kata Kunci : motif personal, motif sosial, keputusan berpartisipasi, komunitas merek.
vii
KATA PENGANTAR
Komunitas merek merupakan suatu sarana untuk mempertemukan orang-
orang yang memiliki minat yang sama. Adanya komunitas merek menimbulkan
suatu rasa identifikasi dalam anggotanya yang merupakan dasar dari motivasi
seseorang untuk berpartisipasi disuatu komunitas. Terdapat dua motivasi yang
mempengaruhi seseorang untuk bergabung dalam komunitas merek, yaitu terdiri
dari motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi dan motivasi yang timbul dari
lingkungan sekitar. Dalam kertas kerja ini penulis mengangkat judul “Pengaruh
Motif Personal dan Motif Sosial Terhadap Keputusan Berpartisipasi dalam
Komunitas Merek (Studi Kasus pada Komunitas Vespa)”.
Akhir kata penulis menyadari bahwa ada banyak kekurangan dan
kelemahan dalam penulisan kertas kerja ini. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran, kritik, dan koreksi yang konstruktif guna perbaikan
penulisan di masa yang akan datang. Selain itu, penulis mengharapkan karya
ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang
membutuhkan.
Salatiga, 6 January 2015
Penulis
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur atas berkat Tuhan Yesus Kristus pelindungku yang tiada
hentinya melimpahkan berkat atas diri penulis, sehingga akhinya kertas kerja ini
dapat selesai dengan baik. Penulis sadar akan keterbatasan yang dimiliki dalam
proses penyusunan kertas kerja ini sehingga tanpa campur tangan Tuhan Yesus
Kristus dan peran berbagai pihak semua ini tidk akan terjadi. Penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang selama ini turut serta
memberikan bantuan, motivasi, dan memberikan dukungan hingga terselesainya
skripsi ini :
1. Keluarga terkasih, Ibu, Mas Roni, Mas Wawan, Mbak Rina, Mbak Ayu,
Kak Ria, Justine dan Derron terima kasih telah mendukung moril maupun
material dan mencintai Danis hingga mampu menyelesaikan kertas kerja
ini dengan baik.
2. Bapak Hari Sunarto, SE., MBA. PhD selaku Dekan Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
3. Ibu Roos Kities Andadari, SE., MBA., Ph.D selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana.
4. Ibu Eristia Lidia Paramita, SE, MM, S.Pd selaku pembimbing utama, atas
segala bimbingan, dukungan, saran, kesabaran dan waktu yang telah
diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
ix
5. Ibu Dr Sri Sulandjari, SE, M.Sie selaku wali studi yang memberikan
pengarahan dalam menjalani kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
6. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomika dan Bisnis atas pengetahuan
dan bantuan yang diberikan selama masa kuliah.
7. Keluarga di Salatiga Bapak Supat, Bulik Tari, Budhe Bambang, Bunda
Shinta, Kak Pipit, Tante Kosya, Kiki, Tata, Oline, Bunga terima kasih
telah membantu Danis selama di Salatiga hingga mampu menyelesaikan
kertas kerja ini dengan baik.
8. Komunitas Vespa “Surakarta MODS SQUAD” dan “ISSO” yang
dengan sukarela membantu mengisi kuisioner sehingga kertas kerja ini
dapat diselesaikan, terimakasih atas bantuannya.
9. Mas Adi Tunggul yang membantu Danis menyebarkan kuisioner pada
komunitas vespa di Salatiga, terima kasih atas bantuannya.
10. Sahabat-sahabat saya yang ada di Solo yaitu Yuliana, Caesariana, Yovita,
Fenty, Ennya, Danna, dan Shela. Terimakasih telah mendukung,
membantu, dan mendengarkan keluh kesah Danis selama ini hingga
sekarang mampu menyelesaikan kertas kerja ini. Terima kasih sahabat.
11. Teman-teman di Salatiga yang selalu mendukung saya dan teman
seperjuangan juga Yanuar, Otha, Puput, Adit, Jevina, Marcella, Faleria,
SaraLin, Robby dan semua teman-teman angkatan 2011 terima kasih atas
semuanya.
12. Teman-teman Korps Asisten Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................... i
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Tulis .............................................................. ii
Halaman Persetujuan/Pengesahaan ........................................................................ iii
Halaman Motto ...................................................................................................... iv
Abstract .................................................................................................................. v
Saripati ................................................................................................................... vi
Kata Pengantar .......................................................................................................vii
Ucapan Terima Kasih ........................................................................................... viii
Daftar Isi .................................................................................................................. x
Daftar Tabel ...........................................................................................................xii
Daftar Lampiran.................................................................................................... xiii
BAB 1 - Pendahuluan .............................................................................................. 1
BAB 2 – Landasan Teori........................................................................................... 5
Komunitas Merek ..................................................................................... 5
Motivasi ................................................................................................... 7
Keputusan Berpartisipasi dalam Komunitas Merek ................................... 8
xi
Kaitan Antar Konsep ................................................................................. 9
Model Penelitian ..................................................................................... 10
BAB 3 – Metode Penelitian .................................................................................... 11
Populasi dan Sampel ............................................................................... 11
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 12
Teknik Analisis ....................................................................................... 12
Pengukuran Variabel ............................................................................... 15
BAB 4 – Hasil dan Pembahasan ............................................................................. 16
BAB 5 – Penutup .................................................................................................... 27
Kesimpulan ............................................................................................. 27
Keterbatasan dan Saran ............................................................................ 28
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 29
Lampiran-Lampiran
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pengukuran Variabel ................................................................................ 15
Tabel 2. Karakteristik Responden ........................................................................... 17
Tabel 3. Statistik Deskriptif .................................................................................... 19
Tabel 4. Hasil Analisis Regresi ............................................................................... 20
Tabel 5. Koefisien Determinasi ............................................................................... 21
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
Lampiran 2. Foto Komunitas Vespa
Lampiran 3. Data Diolah (2014) (Output)
1
PENDAHULUAN
Konsumen merupakan individu yang selalu memiliki kebutuhan dan
keinginan untuk selalu terdorong dalam mencapai kepuasan (Suandewi, 2010).
Keinginan mencapai kepuasan itulah yang menyebabkan seorang konsumen akan
berperilaku selektif dalam setiap pengambilan keputusan pembeliannya (Fatharani
et al, 2009).
Menganalisis perilaku konsumen merupakan sesuatu yang sangat
kompleks karena banyaknya variabel yang mempengaruhi dan saling berinteraksi
(Latief, 2011). Kartikasari, et al (2013) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa
pemasar yang mempelajari variabel-variabel perilaku konsumen dapat membentuk
strategi untuk mengembangkan produknya dan memperoleh penjualan maksimal.
Melihat hal tersebut perusahaan harus mampu untuk menganalisis dan memahami
pola perilaku konsumen supaya sukses dalam menghadapi persaingan bisnis yang
semakin ketat (Suandewi, 2010).
Agar bisa bertahan dalam persaingan tersebut maka perusahaan dituntut
untuk lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen terutama pada
strategi untuk mempertahankan loyalitas konsumennya (Budiman, 2012).
Loyalitas konsumen dapat dibentuk dengan cara membentuk wadah untuk
mengikat para konsumen agar mereka merasa turut memiliki merek perusahaan
(Pudyastomoi, 2011). Wadah tersebut dapat menjadikan merek sebagai sarana
untuk bertemu dengan orang lain, membangun relationships, dan menemukan
orang-orang yang memiliki minat yang sama (Yuswohady, 2004). Wadah itu
dinamakan komunitas merek (brand community). Brand Community dapat
membantu perusahaan untuk menarik individu dan untuk memperkuat hubungan
dengan pelanggan, sehingga dapat membentuk hubungan jangka panjang.
Hubungan dengan pelanggan dalam jangka panjang membuat perusahaan lebih
kompetitif sehingga mampu meningkatkan produktivitas pemasarannya. Palupi
(2011) dalam penelitiannya mengatakan bahwa komunitas merek dapat
memberikan identitas kepada para konsumen, selain itu juga dapat menjadi ajang
2
kampanye gratis tentang produk perusahaan yang akhirnya dapat meningkatkan
citra perusahaan dan citra merek sendiri.
Melihat hal tersebut maka mulai muncul kesadaran perusahaan terhadap
pentingnya komunitas. Hal ini ditunjukkan dengan adanya program program
keanggotaan klub yang dibentuk oleh perusahaan untuk meningkatkan hubungan
mereka dengan konsumen (Kartajaya, 2008). Pendirian keanggotaan komunitas
oleh perusahaan ada yang bersifat laba maupun nirlaba dimana masing-masing
memiliki motif pendirian yang berbeda beda. Bersifat laba apabila komunitas
dimanfaatkan untuk memasarkan produk perusahaan sehingga penjualan dapat
meningkat. Sedangkan apabila bersifat nirlaba perusahaan memanfaatkan
komunitas merek untuk meningkatkan citra perusahaan dan citra merek produk,
seperti melalui kegiatan penggalangan dana untuk kegiatan sosial. Oleh karena itu
pendirian komunitas sangat beragam, ada yang diawali oleh para pemilik otomotif
dengan merek yang sama, dan ada juga yang dibentuk secara sengaja oleh ATPM
(Agen Tunggal Pemegang Merek) (Berlian, 2012).
Adanya komunitas merek menimbulkan suatu rasa identifikasi dalam
anggotanya yang merupakan dasar dari motivasi seseorang berpartisipasi di suatu
komunitas (Muniz & O'Guinn, 2001). Berdasarkan teori Herzberg (1966), ada dua
jenis faktor motivasi yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai
kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor tersebut adalah
factor higiene (motivasi dari luar) dan faktor motivator (motivasi dari dalam).
Dholakia et al (2004) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa ada dua
motivasi seseorang untuk berpartisipasi dalam komunitas merek yaitu motivasi
dari diri sendiri dan motivasi sosial. Konsumen yang memutuskan untuk
berpartisipasi dalam suatu komunitas merek memiliki tujuan yang berbeda beda,
contohnya karena konsumen memiliki loyalitas dengan brand yang diusung dalam
komunitas tersebut (Weman, 2011). Hal ini sebagaimana terjadi di dalam
komunitas scooter (vespa) Solo dan komunitas scooter (Vespa) Salatiga dimana
sebagian besar anggotanya terbentuk karena ada minat yang sama dibidang
otomotif motor vespa. Dalam penelitian ini terdapat dua komunitas vespa Solo
3
dan satu komunitas vespa Salatiga yang dijadikan objek dalam penelitian.
Komunitas tersebut bernama ISSO, MODS Squad, dan PAVESA. Komunitas ini
kebanyakan berisi kendaraan vespa yang diproduksi tahun 90an (jaman dulu) dan
hanya beberapa yang kendaraan vespa nya baru, hal ini dikarenakan harga motor
vespa yang baru cukup mahal.
Penelitian ini merupakan adopsi dari penelitian Sukoco dan Wu (2010),
dimana dalam penelitian ini penulis hanya mengambil beberapa variabel yang
telah diteliti. Tujuan penulis mengadopsi penelitian ini adalah untuk melihat
apakah variabel yang diteliti hasilnya sama apabila diterapkan dalam lingkup
objek penelitian yang lebih kecil. Selain itu penulis juga lebih mengeksplorasi
motivasi apa lagi yang timbul dari dimensi personal dan sosial untuk bergabung
dalam komunitas merek. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sukoco dan Wu
(2010) disebutkan bahwa motivasi personal mengacu pada ketertarikan pribadi
anggota untuk memperoleh pengetahuan, kesenangan, dan penghargaan.
Sedangkan motivasi sosial mengacu pada ketertarikan anggota memperoleh suatu
status sosial dan afiliasi dengan anggota lain dalam suatu komunitas. Pada
penelitian ini penulis menambah dimensi ketertarikan terhadap brand untuk motif
personal dan untuk motif sosial penulis menambahkan dimensi inovasi.
Masalah Penelitian
Dengan melihat latar belakang yang ada maka peneliti ingin menganalisis
pengaruh motif personal dan sosial terhadap keputusan untuk berpartisipasi dalam
brand community (study kasus pada Komunitas Scooter (Vespa) wilayah Solo dan
Salatiga)
Persoalan Penelitian
Adapun persoalan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini
adalah
1. Apakah motif personal berpengaruh positif terhadap keputusan
berpartisipasi dalam komunitas merek?
4
2. Apakah motif sosial berpengaruh positif terhadap keputusan
berpatisipasi dalam komunitas merek?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1. Mengetahui pengaruh motif personal terhadap keputusan untuk
berpartisipasi dalam komunitas merek
2. Mengetahui pengaruh motif sosial terhadap keputusan untuk
berpartisipasi dalam komunitas merek
Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para peneliti
selanjutnya sebagai aplikasi teori ke dalam suatu penelitian mengenai
motivasi untuk berpartisipasi dalam suatu komunitas. Selain itu
diharapkan penelitian selanjutnya mampu memperbaiki dan
menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan karena
peneliti mampu menerapkan teori-teori yang didapat dalam bangku
kuliah dengan dunia kerja yang sesungguhnya dalam suatu perusahaan
khususnya pada konsentrasi pemasaran.
3. Bagi Komunitas
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi anggota komunitas
untuk lebih memahami mengenai motivasi seseorang untuk
berpartisipasi dalam komunitas
4. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk lebih
memperhatikan komunitas sehingga nantinya dapat meningkatkan
penjualan produk dan citra perusahaan.
5
LANDASAN TEORI
Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa,
termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swastha & Handoko, 2008). Keller dan
Kottler (2009) menyebutkan perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana
individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan
bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka. Dari dua definisi itu Latief (2011), menyimpulkan bahwa
dalam perilaku konsumen ada tiga elemen penting yaitu proses pengambilan
keputusan, perilaku baik dari individu atau organisasi, dan semua kegiatan fisik
yang menyangkut menilai, mendapatkan,dan mempergunakan barang dan jasa
Menurut Sunarto (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen antara lain faktor budaya, faktor sosial, dan faktor psikologis. Selain
ketiga hal tersebut perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor pribadi yang
memuat mengenai unsur usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri (Kartikasari et al, 2012).
Faktor-faktor tersebut menggambarkan aktivitas-aktivitas konsumen yang
diyakini konsumen dalam mengambil suatu keputusan (Latief, 2011).
Komunitas merek (Brand Community)
Komunitas merek merupakan customer centric, keberadaan dan arti dari
komunitas tidak terpisahkan dari pengalaman konsumen daripada merek tersebut
(McAlexander et al, 2002). Komunitas merek juga tidak terlepas dari interaksi
antar anggotanya agar memperkuat solidaritas komunitas merek (Basalamah,
2010). Komunitas konsumen terbentuk karena adanya kebutuhan untuk bertukar
pengetahuan dan berbagi pengalaman mengenai produk dan merek yang sama
sehingga dapat memberi konstribusi kepada perusahaan (Hasto, 2007). Anggota
dari komunitas merek menentukan agenda dan kegiatan komunitas tertentu
dengan ketertarikan antara anggota yang memiliki loyalitas yang sama, dan saat
6
mereka saling bertukar informasi mengenai suatu merek (Muniz & Schau, 2005).
Hubungan antara sikap dari komunitas dan kebutuhan konsumen menurut Resnick
(2001) ada beberapa kebutuhan konsumen yang dapat terpenuhi didalam suatu
komunitas, diataranya yaitu
a. Informasi
Konsumen diberikan kebebasan untuk membagikan informasi mengenai
pengalaman mereka bersama produk yang mereka miliki, sehingga dapat
membantu dalam menetukan produk yang akan digunakan.
b. Komunikasi
Bukti nyata dari suatu komunitas adalah adanya komunikasi dari setiap
anggotanya. Komunikasi dapat menjadi media informasi bagi konsumen
untuk mengetahui lebih banyak mengenai produk.
c. Entertainment
Dalam komunitas biasanya disediakan hiburan sehingga para anggota
dapat menikmati hiburan tersebut dengan mengikuti segala kegiatan yang
diadakan oleh komunitas.
d. Productivity
Melalui komunitas, konsumen dapat meningkatkan produktivitas mereka
dalam memberikan masukan dalam kemajuan produk atau perusahaan.
Komunitas menyediakan akses bagi anggota konsumen untuk
menyalurkan berbagai macam informasi yang berguna bagi perusahaan
atau pihak lain yang berhubungan.
e. Feedback
Anggota konsumen menggunakan fasilitas berbagi informasi di dalam
komunitas untuk memberikan timbal balik (feedback) kepada perusahaan
mengenai kesukaan dan ketidaksukaan mereka pada produk yang telah
dikonsumsi.
Terbentuknya komunitas konsumen akan berdampak baik bagi perusahaan
karena dapat menjadi saluran pemasaran yang terbaik karena anggota komunitas
merupakan pengguna langsung yang bisa saling mempengaruhi dan
7
merekomendasikan kepada orang lain (Joko, 2007). Namun dalam pembentukan
komunitas tidaklah mudah, dibutuhkan kemampuan marketing untuk
mengumpulkan individu yang mempunyai tujuan loyalitas yang sama untuk
menikmati produk perusahaan ditengah kompetisi yang sengit (Carlson, 2005).
Terdapat dua bentuk komunitas merek antara lain komunitas secara langsung
bertatap muka dan komunitas yang dibentuk secara virtual melalui sosial-sosial
media (Kuzgun, 2012).
Motivasi
Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan (Sardiman, 2009). Selain itu menurut (Siswanto, 2003) mengartikan
motivasi sebagai keadaan kejiwaan yang menggerakan, menyalurkan, atau
mengarahkan perilaku kearah pencapaian kebutuhan yang memberi kepuasaan
atau mengurangi ketidakseimbangan. Berdasarkan teori Herzberg (1966) yang
dikenal dengan teori dua faktor, terdapat dua faktor motivasi yang mendorong
seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari
ketidakpuasan. Dua faktor tersebut adalah factor higiene (motivasi dari luar) dan
faktor motivator (motivasi dari dalam). Menurut Gunarsa (2003), terdapat dua
motif dasar yang menggerakan perilaku seseorang, yaitu motif biologis yang
berhubungan dengan kebutuhan untuk mempertahankan hidup dan motif sosial
yang berhubungan dengan kebutuhan sosial. Dalam konteks komunitas merek,
motivasi didefinisikan sebagai minat pelanggan (Celsi & Olson, 1998) untuk
berinteraksi dengan anggota lain dalam komunitas. Menurut Weman (2011)
seseorang bergabung dalam komunitas memiliki beberapa motivasi yang
mendasari antara lain memperoleh keuntungan secara praktek, keuntungan sosial,
hiburan, keutungan ekonomi, dan rasa loyalitas dengan produk. Sedangkan
menurut Sukoco dan Wu (2010) terdapat dua motivasi bagi konsumen untuk
bergabung dalam komunitas merek yaitu motivasi terkait diri sendiri dan sosial.
Motivasi terkait diri mengacu pada ketertarikan pribadi anggota untuk menikamti
pengalaman, meningkatkan kemampuan personal mengenai penggunaan merek
8
dan memelihara harga diri personal mereka. Sedangkan motivasi terkait sosial
mengacu pada ketertarikan anggota komunitas untuk memperoleh afiliasi dan
status sosial dalam komunitas merek. Motivasi seseorang untuk berpartisipasi
dalam komunitas muncul ketika mereka merasa puas dan diperhatikan (Casalo, et
al, 2008) hal inilah yang harus diperhatikan perusahaan.
Keputusan Berpartisipasi dalam Komunitas Merek
Partisipasi merupakan suatu bentuk tindakan seseorang untuk terlibat pada
aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam suatu komunitas tertentu (Shang et al,
2006). Sebelum melakukan partisipasi seseorang pasti awalnya memiliki suatu
niat yang datang baik dari diri sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya.
Menurut Ouwersloot dan Schroder (2007) seseorang memutuskan untuk
berpartisipasi dalam suatu komunitas merek dipengaruhi beberapa faktor, antara
lain :
1. Adanya kebutuhan untuk mendapatkan informasi mengenai produk yang
diinginkan dan untuk bertukar pengalaman dengan anggota lain.
2. Untuk menunjukan atau mengekspresikan keterlibatan dengan produk
bermerek tersebut.
3. Adanya kesempatan untuk mengonsumsi secara bersama sama produk
bermerek tersebut dengan anggota lain
4. Adanya fungsi simbolis dari merek tersebut.
Sedangkan menurut Pentina et al (2008) seseorang memutuskan untuk
berpartisipasi dalam komunitas memiliki tiga tujuan yaitu untuk memenuhi
kebutuhan sosial, untuk memperoleh informasi dan untuk bertemu dengan orang
lain. Seseorang berpartisipasi dalam komunitas merek sebenarnya memiliki
motivasi tersendiri yaitu untuk membedakan antara kebutuhan kognitif yang
berhubungan dengan kebutuhan memperoleh informasi dan kebutuhan affektif
yang berhubungan dengan keinginan untuk bereksperimen (Gupta & Kim, 2007).
Menurut Perugini dan Bagozzi (2001) menyatakan bahwa seseorang yang
memutuskan bergabung dalam komunitas merek memiliki suatu sikap yang
9
berfungsi sebagai dasar bagi keinginan individu untuk membentuk komitmen
untuk bertindak. Salah satu sikap yang mendukung seseorang untuk bergabung
dalam komunitas merek adalah Anticipated emotions. Anticipated emotions
merupakan sikap emosi dan ketertarikan yang di tunjukkan oleh individu diluar
komunitas pada produk yang digunakan oleh komunitas merek (Sukoco 2011).
Kaitan Antar Konsep
Partisipasi anggota dalam kegiatan komunitas adalah karena kebutuhan
untuk peningkatan diri, melalui motivasi dari dalam diri pribadi atau personal
(Tajfel & Turner, 1985). Sukoco dan Wu (2010) mengatakan ada tiga dasar motif
yang mengarahkan anggota dalam mengintegrasikan diri ke dalam komunitas
yaitu pengetahuan, kesenangan, dan penghargaan. Pertama, dimensi pengetahuan
mengacu kepada keinginan konsumen untuk belajar dan mengerti lebih banyak
mengenai cara memanfaatkan produk merek tersebut. Adanya keinginan untuk
mengetahui manfaat produk menyebabkan anggota dalam komunitas berbagi
informasi yang dimiliki dengan sesama anggota lainnya sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan kolektif anggotanya (Brown & Duguid, 2000).
Kedua, dimensi kesenangan mengarah kepada perasaan senang yang merangsang
dan mempengaruhi seseorang untuk berpartisipasi dalam komunitas merk (Wann,
Schrader, & Wilson, 1999). Schouten et al (2007) dalam penelitiannya
mengatakan konsumen yang berpartisipasi dalam komunitas merek akan
mengalami aliran perasaan senang, yang merangsang mereka untuk berpartisipasi
dalam kegiatan dimasa datang. Ketiga, dimensi penghargaan mengacu kepada
minat konsumen untuk menciptakan dan mempertahankan konsep diri yang
positif dengan berpartisipasi dalam kegiatan komunitas merek (Sukoco & Wu,
2010). Selain tiga dimensi diatas penulis menambahkan satu dimensi motivasi
yang muncul dari dalam diri yaitu dimensi ketertarikan. Konsumen akan tertarik
untuk berpartisipasi dalam komunitas merek tertentu apabila komunitas tersebut
menyediakan kegiatan yang dapat menarik perhatian konsumen (Ryan & Deci,
2000). Dengan demikian, dari penjelasan konsep diatas maka penulis menarik
hipotesis :
10
H1 : Motif personal berpengaruh positif terhadap keputusan berpartisipasi dalam
komunitas merek
Pada motif sosial, berdasarkan penelitian Sukoco dan Wu (2010) ada dua
dimensi yang mendasari anggota untuk berpartisipasi dalam komunitas, yaitu
dimensi afiliasi dan status sosial. Keinginan untuk memiliki hubungan dengan
orang lain merupakan dasar kebutuhan manusia misalnya dinyatakan dalam
bentuk persahabatan (Ainsworth et al 1978). Ketika masing-masing anggota
memiliki ketertarikan yang kuat pada satu merek maka akan menciptakan satu
kerjasama yang solid (Muniz & O'Guinn, 2001). Kedua, dimensi status sosial
diberikan berdasarkan pada penerimaan dan persetujuan anggota lain dari
kontribusi yang diberikan individu tertentu pada komunitas (Baumeister, 1998).
Muniz dan Schau (2005) menyatakan bahwa anggota menikmati status sosial yang
mereka dapatkan dalam komunitasnya (Bagozzi & Dholakia, 2006). Selain dua
dimensi yang telah dikemukakan, penulis menambahkan satu dimensi yaitu
dimensi inovasi untuk motif sosial. Seseorang yang berpartisipasi dalam
komunitas merek karena motivasi dari lingkungannya akan berpikir maju kedepan
dengan melakukan berbagai inovasi untuk menunjukkan prestasi yang diraih pada
lingkungannya (McClelland, 1987). Dengan demikian, dari penjelasan konsep
diatas maka penulis menarik hipotesis :
H2 : Motif sosial berpengaruh positif terhadap keputusan berpartisipasi dalam
komunitas merek
MODEL PENELITIAN
H1
H2
Gambar Model Penelitian
Motif Personal
Keputusan
Berpartisipasi dalam
komunitas merek
Motif Sosial
11
METODE PENELITIAN
Metode penelitian menunjuk pada prosedur dan cara yang digunakan
untuk mengumpulkan serta menganalisis data (Supramono & Haryanto, 2005).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain
penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data pokok (Singarimbun &
Effendi, 1995)
Berdasarkan dimensi waktunya penelitian ini merupakan penelitian Cross
Sectional. Penelitian cross sectional merupakan penelitian yang dilakukan pada
satu waktu tertentu yaitu pada saat melakukan praktek penelitian di lapangan
(Prasetya, 2005). Berdasarkan teknik pengumpulan data penelitian ini merupakan
jenis penelitian survey, dimana data dikumpulkan melalui kuisioner yang diisi
oleh responden. Peneliti langsung mendatangi komunitas merek vespa di wilayah
Solo dan Salatiga untuk mengumpulkan data yaitu dengan menjelaskan tujuan
penelitian, membagikan kuisioner penelitian dan meminta responden mengisinya.
Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah Komunitas Scooter (Vespa) wilayah
Solo atau Salatiga. Jumlah pengamatan (ukuran sampel) paling sedikit harus
empat atau lima kali jumlah variabel (Malhotra, 2004) sehingga sampel yang
digunakan pada penelitian ini sebanyak 100 responden. Teknik sampling yang
digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan teknik non probability
sampling yaitu judgmental sampling. Judgmental sampling yaitu teknik
pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria berupa suatu
pertimbangan tertentu (Jogiyanto, 2008) yang diharapkan memiliki informasi
akurat (Supramono & Haryanto, 2005). Pada penelitian ini kriteria yang
digunakan yaitu responden tergabung dalam komunitas scooter (vespa) di kota
Solo atau Salatiga dan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh komunitas.
12
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer. Data primer
merupakan data yang diperoleh dari penelitian lapangan dan pengolahan sendiri
(Supramono & Utami, 2003).
Data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik kuisioner
yaitu teknik pengumpulan data dengan mengirim daftar pertanyaan untuk diisi
oleh responden yang telah ditentukan oleh peneliti. Responden yang dipakai
dalam penelitian ini sebanyak 100 responden. Pemilihan responden ini didasarkan
pada kriteria-kriteria yang telah peneliti tentukan sebelumnya.
Teknik Analisis
Teknik analisis merupakan alat bantu yang digunakan untuk menyajikan
data dalam bentuk yang lebih ringkas (Supramono & Utami, 2003). Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif
statistik dan teknik penjelasan (explanation research). Teknik analisis deskriptif
statistik digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai jawaban responden
secara deskriptif baik dalam bentuk tulisan, gambar dan grafik. Sedangkan teknik
penjelasan (explanation research) merupakan teknik analisis data dimana peneliti
menjelaskan hubungan kausal antar variabel-variabel melalui pengujian hipotesis
yaitu menguji hipotesis-hipotesis berdasarkan teori yang telah dirumuskan
sebelumnya dan kemudian data yang diperoleh dihitung lebih lanjut melalui
pendekatan kuantitatif (Sugiyono, 2011). Berikut adalah langkah-langkah dalam
menganalisis :
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Melakukan uji validitas bertujuan untuk mengukur ketepatan indikator
empiris dalam menjelaskan variabel-variabel yang ada. Alat statistik
yang digunakan dalam uji validitas ini adalah item to total correlation.
Angka pada kolom correted item total correlation menunjukkan nilai r
hasil. Dasar pengambilan keputusan adalah (Santoso, 2001) :
13
Jika r Alpha positif dan r Alpha >r tabel, maka variabel tersebut valid
Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r tabel, maka variabel tersebut
tidak valid.
Pada penelitian ini ditentukan 0,361 untuk r tabel pretest dan 0,195
untuk r tabel penelitian aktual. Sedangkan untuk uji reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan alat statistik yang disebut cronbach alpha test,
dimana variabel yang memiliki nilai cronbach alpha test lebih dari 0,6
berarti variabel tersebut reliabel.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui apakah
suatu model berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan
uji sample kolmogorov-smirnov dimana pengujian dilakukan pada level
signifikansi asimetri 5% dengan kriteria jika p-value < 0,05 berarti data
berdistribusi tidak normal (Ghozali, 2006)
3. Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk
menganalisis derajat multikolinieritas dengan mengevaluasi nilai
tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Regresi yang bebas
multikolineritas ditandai dengan nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan
nilai VIF kurang dari 10 (Hair et al, 1998)
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah variabel
pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas
mempunyai suatu keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan lain berbeda (Ghozali, 2006). Pengujian kali ini
menggunakan Uji Park yaitu dengan meregresikan nilai residual (Lnei2)
dengan masing-masing variabel dependen (LnX1 dan LnX2).
14
5. Analisa Regresi
Hipotesis dapat dikatakan berpengaruh signifikan jika signifikansinya
lebih kecil dari α (5%)
Perumusan Hipotesis Statistik
Persamaan : Y = a + bX1 + bX2 + e
Y = Variabel dependen yaitu Keputusan Berpartisipasi.
X1 = Variabel independen yaitu Motif Personal.
X2 = Variabel independen yaitu Motif Sosial.
e = Error / Residual
15
Tabel 1 Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional Sumber
Motif
Personal
Tindakan yang
muncul akibat
adanya ketertarikan
yang muncul dari
diri pribadi untuk
menikmati
pengalaman,
meningkatkan
pengetahuan dan
memperoleh harga
diri personal
(Sukoco & Wu, 2010)
Motivasi karena rasa ketertarikan
Motivasi untuk belajar
pengetahuan baru
Motivasi karena hobi
Motivasi untuk mempertahankan
harga diri
Motivasi karena membutuhkan
pengalaman
Motivasi untuk memperluas
wawasan
Motivasi untuk bertukar pengetahuan dengan anggota lain
Dholakia et
al. (2004);
(Sukoco &
Wu, 2010)
Motif Sosial motif-motif yang
aktif dan berfungsi
karena
adanya perangsang
atau pengaruh dari
orang lain sehingga
seseorang
berbuat sesuatu
(Djamarah, 2002)
Motivasi konsumen untuk
memiliki hubungan dengan orang
lain
Motivasi untuk membentuk
hubungan persahabatan dengan
anggota lain
Motivasi untuk memperoleh status
sosial
Motivasi untuk ingin berpengaruh
terhadap orang lain
Motivasi untuk membuat orang lain terkesan
Motivasi untuk menciptakan
sesuatu yang baru dalam
komunitas
Motivasi timbul karena ajakan
teman
Dholakia et
al. (2004);
(Sukoco &
Wu, 2010)
Keputusan
berpartisipasi
bentuk keterlibatan
seseorang pada
aktivitas-aktivitas
yang dilakukan
dalam suatu
komunitas tertentu (Shang, Chen, &
Liao, 2006).
Tindakan untuk memperoleh
informasi dalam komunitas
Tindakan untuk ingin
mengonsumsi produk dalam
komunitas
Tindakan karena tertarik dengan kegiatan yang diadakan komunitas
Mengikuti kegiatan-kegiatan yang
diadakan oleh komunitas
Tindakan untuk menyalurkan
bakat yang dimiliki
Tindakan karena produk yang
mensponsori komunitas
(Bergami &
Bagozzi,
2000)
16
HASIL dan PEMBAHASAN
Penelitian pendahuluan telah dilakukan dengan membagikan kuisioner
kepada 30 responden yang tergabung dalam komunitas vespa di Solo, untuk
melihat validitas dan reliabilitas dari masing-masing indikator yang akan
digunakan sebagai pernyataan dalam kuisioner. Menurut Hair et al (1998), suatu
indikator dinyatakan valid jika nilai corrected item-total correlation ≥ 0,361 dan
dinyatakan reliabel apabila nilai cronbach’s alpha > 0,6.
Berdasarkan output yang telah dihasilkan, nilai cronbach’s alpha untuk
variabel motif personal yaitu 0,925 lebih dari 0,6 , dan nilai corrected item-total
correlation untuk tujuh indikator variabel motif personal lebih dari sama dengan
0,361 maka dapat dikatakan bahwa variabel motif personal dinyatakan reliabel
dan valid (output dilampiran 3).
Berdasarkan output yang telah dihasilkan, nilai cronbach’s alpha untuk
variabel motif sosial yaitu 0,787 lebih dari 0,6 maka dapat dikatakan bahwa
variabel motif sosial dinyatakan reliabel, namun untuk nilai corrected item-total
correlation dari tujuh indikator variabel motif sosial ada satu indikator yang
nilainya kurang dari sama dengan 0,361 maka indikator tersebut direduksi dan
tidak digunakan pada penelitian yang aktual. Indikator yang direduksi adalah
indikator yang tidak valid yaitu indikator dari pernyataan “ Mengikuti komunitas
merek vespa karena ajakan dari teman” (output dilampiran 3).
Berdasarkan output yang telah dihasilkan, nilai cronbach’s alpha untuk
variabel keputusan berpartisipasi yaitu 0,894 lebih dari 0,6 , dan nilai corrected
item-total correlation untuk enam indikator variabel keputusan berpartisipasi
lebih dari sama dengan 0,361 maka dapat dikatakan bahwa variabel keputusan
berpartisipasi dinyatakan reliabel dan valid (output dilampiran 3).
17
Karakteristik Responden
Tabel 2 Karakteristik Responden
No Kategori Sub Kategori F %
1 Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
<20 tahun
20-40 tahun
>40 tahun
Pelajar
Mahasiswa Swasta
Pengusaha
Lain-lain Solo
Salatiga
Rp 500.000-Rp750.000
Rp 750.000- Rp 1.000.000 >Rp 1.000.000
< 5 tahun 5 – 10 tahun
>10 tahun
97%
3%
17
78
5
10
29 41
6
14 69
31
27
33 40
57 35
8
97%
3%
17%
78%
5%
10%
29% 41%
6%
14% 69%
31%
27%
33% 40%
57% 35%
8%
2.
3.
4.
Usia
Pekerjaan
Domisili
5 Penghasilan per bulan
6. Lama bergabung
Sumber : Data Primer Diolah (2014)
Dari 100 responden yang diteliti dan bergabung dalam komunitas vespa di
kota Solo dan Salatiga terdapat 97 responden berjenis kelamin laki-laki sedangkan
sisanya berjenis kelamin perempuan hal ini menunjukan bahwa komunitas motor
dalam hal ini motor vespa lebih banyak diminati oleh kaum laki-laki. Dari segi
usia, dari 100 responden yang diteliti dan bergabung dalam komunitas vespa usia
yang mendominasi adalah usia sekitar 20-40 tahun yaitu 78 responden. Untuk
pekerjaan dari 100 responden terdapat 10 responden berprofesi sebagai pelajar, 29
responden sebagai mahasiswa, 41 responden sebagai pegawai swasta, 6 responden
memiliki usaha sendiri, dan sisanya sebanyak 14 responden memiliki pekerjaan
diluar yang telah disebutkan tadi.
18
Sedangkan untuk daerah pengambilan sampel lebih banyak didominasi oleh
daerah Solo daripada Salatiga yaitu sebesar 69 responden, Dari 100 responden
diketahui bahwa lebih didominasi oleh anggota yang berpenghasilan lebih dari 1
juta rupiah yaitu sebesar 40 responden, dan dari 100 responden tersebut
kebanyakan dari mereka bergabung dalam komunias vespa kurang dari 5 tahun.
Berdasarkan data yang telah diolah berikut adalah hasil dari uji validitas
dan reliabilitas, asumsi klasik, dan uji hipotesis :
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data Penelitian Aktual
Berdasarkan output yang telah dihasilkan, nilai cronbach’s alpha untuk
variabel motif personal yaitu 0,875 lebih dari 0,6 , dan nilai corrected item-total
correlation untuk tujuh indikator variabel motif personal lebih dari sama dengan
0,195 maka dapat dikatakan bahwa variabel motif personal dinyatakan reliabel
dan valid (output dilampiran 3)
Berdasarkan output yang telah dihasilkan, nilai cronbach’s alpha untuk
variabel motif sosial yaitu 0,804 lebih dari 0,6 , dan nilai corrected item-total
correlation untuk tujuh indikator variabel motif sosial lebih dari sama dengan
0,195 maka dapat dikatakan bahwa variabel motif sosial dinyatakan reliabel dan
valid (output dilampiran 3)
Berdasarkan output yang telah dihasilkan, nilai cronbach’s alpha untuk
variabel keputusan berpartisipasi yaitu 0,860 lebih dari 0,6 , dan nilai corrected
item-total correlation untuk tujuh indikator variabel keputusan berpartisipasi lebih
dari sama dengan 0,195 maka dapat dikatakan bahwa variabel keputusan
berpartisipasi dinyatakan reliabel dan valid (output dilampiran 3)
Hasil Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini telah melakukan uji asumsi klasik yaitu pertama dengan
melakukan uji normalitas yang mendapatkan hasil nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
Kolmogorov-Smirnov yaitu 0,299 karena sig. (2-tailed ) maka nilainya adalah
0,1495 lebih dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa lolos dalam kategori uji
19
normalitas. Selanjutnya melakukan uji heteroskedastisitas yang diketahui bahwa
nilai t hitung kedua variabel independen yaitu -2,620 dan 1,536 yang berarti lebih
kecil dari t tabel yaitu sebesar 1,984. Maka demikian dapat disimpulkan bahwa
tidak ada masalah heteroskedastisitas pada penelitian ini. Setelah itu dilakukan uji
multikolinieritas yang mendapatkan hasil nilai tolerance yaitu sebesar 0,845 yang
lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,184 yang berarti VIF<10 maka dari
kedua hasil tersebut dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas pada
persamaan regresi penelitian ini (output dilampiran 3)
Statistik Deskriptif
Tabel 3 Statistik Deskriptif
Sumber : Data Primer Diolah (2014)
Dilakukan pengujian statistik deskriptif untuk jumlah sampel pada penelitian
ini sebanyak 100 responden yang bergabung dalam komunitas merek motor
vespa. Tabel diatas menunjukkan rata-rata, nilai minimum, dan nilai maksimum
dari indikator-indikator dari tiap variabel yang diteliti. Pada variabel motif
Indikator
Empirik Mean Minimum Maximum
Motif Personal :
MP1
MP2
MP3
MP4
MP5
MP6
MP7
Motif Sosial : MS1
MS2
MS3
MS4
MS5
MS6
Keputusan
Berpartisipasi :
KB1
KB2
KB3 KB4
KB5
KB6
4,49
4,33
4,43
2,73
4,23
4,46
4,55
4,30
4,47
2,71
2,70
2,42
3,80
4,09
4,24
4,20 4,16
4,12
4,32
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
1
1
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5 5
5
5
20
personal indikator MP7 mengenai “Ingin bertukar pengetahuan dan informasi
dengan anggota komunitas” memiliki rata-rata tertinggi yaitu sebesar 4,55. Pada
variabel motif sosial indikator MS2 mengenai “Adanya keinginan untuk
membentuk hubungan persahabatan dengan anggota lain dalam komunitas”
memiliki rata-rata tertinggi yaitu sebesar 4,47. Sedangkan pada variabel
keputusan berpartisipasi indikator KB6 mengenai “Berpartisipasi karena motor
yang digunakan adalah vespa” memiliki rata-rata tertinggi yaitu 4,32.
Analisa Regresi
Pengaruh Motif Personal terhadap Keputusan Berpatisipasi dalam
Komunitas Merek
Tabel 4 Hasil Analisis Regresi
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .929 .299 3.107 .002
Motif_Personal .601 .072 .613 8.336 .000
Motif_Sosial .223 .066 .248 3.366 .001
a. Dependent Variable: Keputusan_Berpartisipasi
Sumber : Data Primer Diolah (2014)
Tabel koefisien regresi diatas menampilkan angka-angka yang dapat
membentuk persamaan regresi seperti dibawah ini :
Keputusan Berpartisipasi = 0,929 + 0,601Motif Personal + 0,223Motif Sosial
Dari hasil analisis regresi yang ditujukan pada tabel dan persamaan regresi
diatas maka dapat dijelaskan bahwa motif personal memiliki koefisien regresi
sebesar 0,601 dengan t hitung sebesar 8,336 atau tingkat signifikansi 0,000 (lebih
kecil dari batas toleransi 0,05). Hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan bahwa
motif personal berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan
berpartisipasi dalam komunitas merek vespa. Hal ini berarti hipotesis 1 yang
menyatakan bahwa motif personal berpengaruh positif terhadap keputusan
21
berpartisipasi dalam komunitas merek vespa terbukti benar karena didukung oleh
fakta. Sehingga apabila terdapat kenaikan 1 satuan untuk variabel motif personal
maka akan menaikkan keputusan konsumen untuk berpartisipasi dalam komunitas
merek vespa sebesar 0,601.
Dari tabel dan persamaan regresi diatas juga dapat dijelaskan bahwa motif
sosial memiliki koefisien regresi sebesar 0,223 dengan t hitung sebesar 3,366 atau
tingkat signifikansi 0,001 (lebih kecil dari batas toleransi 0,05). Hasil uji
hipotesis tersebut menunjukkan bahwa motif sosial berpengaruh signifikan dan
positif terhadap keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek vespa. Hal ini
berarti hipotesis 2 yang menyatakan bahwa motif sosial berpengaruh positif
terhadap keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek vespa terbukti benar
karena didukung oleh fakta. Sehingga apabila terdapat kenaikan 1 satuan untuk
variabel motif sosial maka akan menaikkan keputusan konsumen untuk
berpartisipasi dalam komunitas merek vespa sebesar 0,223.
Tabel 5 Koefisien Determinasi
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .746a .557 .548 .43977
a. Predictors: (Constant), Motif_Sosial, Motif_Personal
Sumber : Data Primer Diolah (2014)
Tabel diatas menunjukkan baik atau tidak nya model regresi yang
digunakan, dimana semakin besar nilai Adjusted R Square maka semakin baik
model regresinya. Model penelitian ini dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat
melalui Adjusted R Square yang menunjukkan angka sebesar 0,548. Dimana
perubahan variabel motivasi, baik personal maupun sosial, mampu menjelaskan
54,8 persen perubahan variabel keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek
vespa. Hal ini memperkuat penelitian Tsai et al (2011) yang menyatakan ketika
bergabung dalam komunitas seseorang akan selalu aktif dalam kegiatan yang
diadakan oleh komunitas.
22
Pembahasan
Pengaruh Motif Personal terhadap Keputusan Berpartisipasi dalam
Komunitas Merek
Motif personal muncul dari ketertarikan pribadi seseorang untuk
bergabung dalam komunitas, yang mana memiliki tujuan yang berbeda beda
seperti ingin memperoleh pengetahuan baru dengan bertukar informasi dengan
sesama anggota, ataupun menyalurkan hobi. Selain hal itu ada pula seseorang
yang bergabung dalam komunitas bertujuan untuk mempertahankan harga dirinya
di depan masyarakat. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa motif personal
berpengaruh secara positif terhadap keputusan berpartisipasi dalam komunitas
merek vespa yang dibuktikan sesuai dengan tabel 1 dimana motif personal
memiliki koefisien regresi sebesar 0,601 dengan t hitung sebesar 8,336 dan
signifikansi 0,000 yang kurang dari α (0,05). Hal ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Weman (2011) yang menyebutkan bahwa
motivasi personal berpengaruh positif terhadap keputusan berpartisipasi.
Pada penelitian ini motif personal memiliki pengaruh yang lebih dominan
dibanding motif sosial untuk berpartisipasi dalam komunitas merek vespa. Hal ini
seturut dengan penelitian Weman (2011) yang menyebutkan bahwa ketertarikan
yang muncul dari dalam diri seseorang akan lebih memotivasi seseorang untuk
bergabung dalam komunitas merek dan akan merekomendasikan ke orang lain.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Kartikasari et al (2012) yang
menyebutkan bahwa perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor pribadi
yang memuat mengenai unsur usia, gaya hidup dan kepribadian. Maka
membuktikan bahwa motivasi dari diri sendiri lebih banyak muncul ketika
seseorang tertarik dengan sesuatu produk.
Apabila dilihat dari usia di karakteristik responden, tidak heran apabila
motif personal anggota komunitas vespa lebih mendominasi daripada motif
sosialnya. Hal ini terlihat dari 100 responden terdapat 78 persen responden berusia
20-40 tahun, dimana menurut Quester et al (2007) responden tersebut merupakan
23
anggota dari generasi Y yang merupakan generasi inovatif dan suka
mengekspresikan diri mereka secara emosional dan intelektual. Generasi Y juga
merupakan generasi yang open minded dan mempunyai keinginan yang tinggi
untuk belajar hal baru. Namun apabila dilihat dari lamanya anggota bergabung
dalam komunitas merek vespa, dari 100 responden ternyata 57 persen anggota
bergabung kurang dari 5 tahun dan apabila dicocokan dengan segi usia mereka
rata-rata bergabung saat umur 20 tahun dan saat mereka tidak tertarik lagi banyak
dari mereka yang tidak meneruskan partisipasi mereka dalam komunitas merek
vespa. Hal ini sesuai dengan pernyataan McAlexander et al. (2002) bahwa
konsumen akan merasa puas dengan keanggotaanya didalam komunitas apabila
menerima sesuatu yang unik dan menyenangkan dari komunitas tersebut. Melihat
hal tersebut pengorganisasian kegiatan yang menyenangkan dalam komunitas
vespa perlu diperhatikan karena dapat menarik seseorang untuk bergabung dan
para anggota senior menjadi lebih betah dan akan untuk melanjutkan
keanggotaanya dalam komunitas scooter (vespa) tersebut.
Selain dilihat dari karakteristik responden, pengaruh motif personal
terhadap keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek vespa dapat juga dilihat
dari deskriptif tiap indikatornya. Dapat dilihat pada tabel 3 apabila dirata-rata
hampir semua indikator memiliki nilai diatas 4,174 dan hanya satu indikator yang
memiliki nilai dibawah rata-rata yaitu indikator MP4 mengenai “Adanya motivasi
untuk mempertahankan harga diri” dan dilihat dari sebaran jawaban responden
untuk indikator tersebut jawaban tidak setuju lebih mendominasi daripada
jawaban setuju. Hal ini tidak sejalan dengan analisis pada penelitian Sukoco dan
Wu (2011) yang menyebutkan bahwa motivasi terkait diri mengacu pada
ketertarikan pribadi anggota untuk menikmati pengalaman, meningkatkan
kemampuan personal mengenai penggunaan merek, dan memelihara harga diri
personal.
Dilihat dari statistik deskriptif indikator yang memiliki nilai rata-rata
tertinggi pada variabel motif personal adalah indikator MP7 mengenai : “Ingin
bertukar pengetahuan dan informasi dengan anggota lain dalam komunitas” dan
24
indikator yang memiliki nilai rata-rata tertinggi kedua adalah indikator MP1
mengenai “Motivasi karena rasa ketertarikan”. Hal ini membuktikan bahwa rasa
ketertarikan dengan produk dan informasi seputar motor vespa akan lebih
mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam komunitas merek vespa
dibanding mendapatkan penghargaan diri dalam komunitas tersebut. Pernyataan
ini seturut dengan penelitian Ouwersloot dan Schroder (2007) dan Pentina et al
(2008) yang menyebutkan bahwa orang yang berpartisipasi dalam komunitas
merek dipengaruhi oleh kebutuhan untuk mendapatkan informasi mengenai
produk yang diinginkan dan sedang digunakan. Hal ini menjadikan sesuatu yang
positif bagi perusahaan yaitu ketika anggota saling berbagi informasi mengenai
produk yang digunakan di dalam komunitas maka akan memberikan feedback
bagi perusahaan mengenai produk yang seperti apa yang disukai maupun tidak
disukai, sehingga dapat memberikan masukan ke perusahaan produk seperti apa
yang harus diciptakan untuk memenuhi keinginan konsumen.
Pengaruh Motif Sosial terhadap Keputusan Berpartisipasi dalam Komunitas
Merek
Motif sosial merupakan salah satu faktor yang memiliki peranan penting
untuk mengarahkan seseorang untuk bergabung dalam komunitas merek. Hasil
dari penelitian ini menyatakan bahwa motif sosial berpengaruh secara positif
terhadap keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek vespa yang dibuktikan
sesuai dengan tabel 1 dimana motif sosial memiliki koefisien regresi sebesar
0,223 dengan t hitung sebesar 3,366 dan signifikansi 0,001 yang kurang dari α
(0.05). Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Tsai et al (2011) dan Sukoco
dan Wu yang menyatakan bahwa motif sosial berpengaruh positif terhadap
keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek.
Keinginan untuk bertemu dengan orang yang memiliki minat yang sama
merupakan faktor pendukung dari luar seseorang untuk bergabung dalam
komunitas merek. Pada penelitian ini apabila dilihat dari pekerjaan yang digeluti
oleh 100 responden yang tergabung dalam komunitas vespa, terdapat 41 persen
25
bekerja sebagai swasta, 39 persen masih sebagai pelajar dan mahasiswa dan
sisanya memiliki pekerjaan diluar dua hal tersebut. Apabila dicocokkan dengan
segi usia yang lebih didominasi umur 20-40 tahun yaitu sebesar 78 persen, maka
banyak dari responden yang mengikuti komunitas vespa ini tidak melanjutkan
pendidikan ke jenjang perkuliahan dan langsung bekerja setelah lulus SMA.
Melihat fenomena tersebut maka kemungkinan mereka mengikuti komunitas
vespa ini memiliki tujuan untuk memperoleh teman dengan minat yang sama
diluar pekerjaan mereka yang mungkin hanya terbatas. Hal ini juga didukung oleh
nilai rata-rata pada indikator empirik variabel motif sosial. Dapat dilihat pada
tabel 3 apabila dirata-rata motif sosial memiiki nilai rata-rata sebesar 3,4 dan
indikator MS2 mengenai “Motivasi untuk membentuk hubungan persahabatan
dengan anggota lain”, memiliki rata-rata tertinggi dari indikator lain yaitu sebesar
4,47. Maka penelitian ini seturut dengan penelitian Pentina et al (2008) yang
menyatakan bahwa seseorang mengikuti komunitas adalah untuk mengadakan
pertemuan dengan orang lain yang memiliki minat yang sama. Muniz dan
O’Guinn (2001) juga menyatakan para anggota perlu berafiliasi dengan pemilik
merek yang sama sehingga dapat mengatur kegiatan rutin bagi anggota dalam
komunitas untuk mengalami perasaan persahabatan yang mendalam. Selain untuk
bertemu dengan seseorang yang memiliki minat yang sama, motif lain yang
menyebabkan seseorang berpartisipasi dalam komunitas merek adalah untuk
menciptakan sesuatu yang baru dalam komunitas tersebut. Mzoughi et al (2010)
menyatakan ketika seseorang bergabung tanpa paksaan maka akan ada take action
untuk membuat dirinya dan orang disekitarnya merasa nyaman berada dalam
komunitas tersebut. Pada penelitian ini beberapa responden telah mengadakan
beberapa kegiatan yang mendukung komunitas vespa ini agar berjalan. Kegiatan
itu antara lain touring, menghadiri event tertentu untuk memamerkan produk,
serta melakukan kegiatan sosial seperti penggalangan dana untuk membantu
sesama yang membutuhkan. Kegiatan ini responden lakukan agar komunitas
vespa ini tetap hidup dan dapat menarik masyarakat untuk berpartisipasi. Hal ini
dilakukan karena menurut responden, anggota komunitas vespa baik di Solo
maupun Salatiga semakin berkurang dan banyak yang vakum dari keanggotaan.
26
Hal lain yang mendukung seseorang bergabung dalam komunitas yaitu ada
sebagian orang yang memiliki kebutuhan untuk memperoleh status sosial dalam
komunitas yang diikuti. Pada penelitian yang dilakukan Leigh, et al (2006) dan
Sukoco & Wu (2011) menyatakan bahwa pengadaan status sosial dalam
komunitas memiliki peranan penting dalam kelanjutan partisipasi seseorang dalam
kegiatan di komunitas. Sama halnya dalam penelitian ini dimana sebagian dari
responden menginginkan untuk memperoleh status sosial dalam komunitas vespa
ini. Hal ini ditunjukkan oleh sebaran jawaban responden mengenai indikator MS3
mengenai “Motivasi untuk memperoleh status sosial”, yaitu dari 100 responden
menunjukkan bahwa sebagian dari anggota dalam komunitas vespa menginginkan
memperoleh status sosial ketika berpartisipasi dalam komunitas merek, walaupun
indikator ini memiliki nilai dibawah rata-rata yaitu sebesar 2,7. Melihat hal
tersebut maka membentuk status formal ataupun informal oleh perusahaan
sangatlah dibutuhkan karena akan mendorong seseorang untuk berpartisipasi dan
meneruskan keanggotannya dalam komunitas, sehingga dapat meningkatkan
hubungan personal perusahaan dengan konsumen.
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa pada variabel motif sosial terdapat
satu indikator yang nilai rata-ratanya paling rendah yaitu indikator MS5 mengenai
“Motivasi untuk membuat orang lain terkesan” , dan dilihat dari sebaran jawaban
responden dari 100 responden dari indikator tersebut jawaban menolak atau tidak
setuju lebih mendominasi daripada jawaban menerima atau setuju. Hal-hal
tersebut membuktikan bahwa bergabung dalam komunitas merek vespa, tidak
didasari dengan rasa ingin membuat orang lain terkesan namun didasari oleh
keinginan untuk bertemu dan berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki
minat yang sama dan keinginan untuk memperoleh informasi dari anggota lain
mengenai seluk beluk seputar motor vespa.
27
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis hasil penelitan dan pembahasan yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Motif personal berpengaruh positif terhadap keputusan berpartisipasi
dalam komunitas merek vespa.
2. Motif sosial berpengaruh positif terhadap keputusan berpartisipasi
dalam komunitas merek vespa.
Implikasi Teoritis
Penelitian ini menemukan motif personal berpengaruh positif terhadap
keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian Weman (2011) yang menyatakan motivasi yang timbul dari dalam diri
akan menarik anggota untuk berpartisipasi dalam komunitas merek dan bersedia
merekomendasikan ke orang lain untuk ikut berpartisipasi dalam komunitas
merek. Motif personal lebih berkaitan dengan ketertarikan pribadi seseorang
untuk berpartisipasi dalam komunitas merek yang mana meliputi motivasi untuk
memenuhi kebutuhan informasi, kesenangan, dan komunikasi. Pada penelitian ini
juga ditemukan bahwa motif sosial berpengaruh positif terhadap keputusan
berpartisipasi dalam komunitas merek. Hal ini dapat menjadikan masukan bagi
perusahaan untuk memahami adanya motivasi terkait sosial dari anggota, seperti
penelitian yang dilakukan Muniz dan O’Guinn (2001) yang menyatakan para
anggota perlu berafiliasi dengan pemilik merek yang sama sehingga dapat
mengatur kegiatan rutin bagi anggota dalam komunitas merek untuk mengalami
perasaan persahabatan yang mendalam.
Implikasi Terapan
Melihat hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa motivasi yang
timbul dari diri seseorang dan dari lingkungan sekitarnya sangat mempengaruhi
keputusan seseorang untuk berpatisipasi dalam suatu komunitas. Maka dari itu
28
untuk komunitas merek khususnya komunitas scooter (vespa) harus dapat
memiliki kegiatan-kegiatan unik dan positif yang menarik perhatian konsumen
seperti kegiatan amal ataupun kegiatan touring yang dapat dilakukan secara rutin.
Hal ini bertujuan agar anggota dalam komunitas terus bertambah dan tidak
meninggalkan komunitas begitu saja yang akhirnya komunitas menjadi tidak aktif
lagi.
Selain itu bagi perusahaan vespa harus dapat mendukung kegiatan-
kegiatan yang diadakan oleh komunitas scooter (vespa). Hal ini bertujuan agar
anggota komunitas lebih bersemangat lagi dalam mengelola komunitas merek ini
sehingga akan lebih banyak konsumen yang mengikuti komunitas vespa yang
artinya akan banyak orang menggunakan sepeda motor vespa.
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut:
a. Responden yang dipakai dalam penelitian ini tidak terfokus pada satu
daerah, melainkan harus terpecah menjadi dua daerah yaitu Solo dan
Salatiga karena minimnya responden yang masih aktif mengikuti
komunitas vespa.
b. Penelitian ini membatasi untuk meneliti responden yang berinteraksi
di komunitas merek secara offline.
Saran
Saran untuk penelitian yang akan datang sebaiknya dapat mencari
komunitas merek dengan ukuran anggota yang lebih besar dan dapat terfokus
pada satu daerah, sehingga perlu dilakukan survey yang lebih mendalam. Selain
itu untuk penelitian selanjutnya juga dapat mengitegrasikan komunitas merek
yang berinteraksi secara offline dan komunitas merek yang berinteaksi secara
virtual, sehingga dapat memberi gambaran bagaimana orang memutuskan untuk
bergabung dalam komunitas merek secara virtual.
29
Daftar Pustaka
Ainsworth, M. D., Blehar, M. C., Waters, E., & Wall, S. (1978). Patterns of
Attachment: a Psychological Study of The Strange Situation. Hillsdale:
Erlbaum.
Asnawi, N., & Masyhuri. (2009). Metodologi Riset Manajemen Pemasaran.
Malang: Malang Press.
Bagozzi, R. P., & Dholakia, U. M. (2006). Antecedents and Purchase
Consequences of Customer Paticipation in Small Group Brand
Communities. International Journal of Research in Marketing , Vol 23,
page 45-61.
Basalamah, F. M. (2010). Pengaruh Komunitas Merek terhadap Word of Mouth.
Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi , Vol 17.
Baumeister, R. F. (1998). Handbook of Social Psychology. New York: McGraw-
Hill.
Bergami, M., & Bagozzi, R. (2000). Self Categorization, Affective Commitment,
and Group Self-Esteem as Distinct Aspects of Social Identity in the
Organization. Br J Soc Psychol .
Berlian, A. V. (2012). Pengaruh Brand Community Affect dan Brand Community
Trust Pada Customer Loyalty dengan Brand CommunityCommitment
sebagai Variabel Pemediasi. Jurnal Universitas Sebelas Maret Surakarta .
Brown, J. S., & Duguid, P. (2000). The Social Life of Information. Boston:
Harvard Business School Press.
Budiman, A. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Konsumen
pada Komunitas Merek Toyota Yaris Club Indonesia dengan Interaksi
Prefensi Sebagai Variabel Moderasi. Tesis Universitas Gadjah Mada .
Carlson, B. D. (2005). Brand-Based Community: The Role of Identification in
Developing a Sense of Community Among Brand Users. Journal of
Oklahoma State University .
Casalo, L. V., Flavian, C., & Guinaliu, M. (2008). Promoting Consumer
Motivation in Virtual Brand Community. Journal of Marketing
Communication , Vol. 14.
Celsi, R. L., & Olson, J. C. (1998). The Role of Involvement in Attention an
Comprehension Processes. Journal Of Consumer Research , Vol. 15 page
210-224.
30
Dholakia, U. M., Bagozzi, R. P., & Pearo, L. K. (2004). A Social Influence Model
of Consumer Participation in Network- and Small-Group-Based Virtual
Communities. International Journal of Research in Marketing , Vol. 15.
page 241-263.
Fatharani, A., Lubis, N., & Dewi, R. S. (2009). Pengaruh Gaya Hidup (Life
Style), Harga (Price), dan Kelompok Referensi (Reference Group) terhadap
Keputusan Pembelian Telepon Seluler Blackberry. Jurnal Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro .
Ghozali. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Gunarsa, S. (2003). Psikologi Perkembangan. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Gupta, S. H., & Kim, H. W. (2007). Developing the Commitment to Virtual
Community: The Balanced Effects of Cognition and Affect. Information
Resources Management Journal , Vol. 20, No. 1, pp. 28–45.
Hair, J. F., JR, R. E., Ronald L, T., & Black W, L. (1998). Multivariate Data
Analysis. Upper Saddler River, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Hasto, P. D. (2007). Survei Konsumunitas 2007: Potensi dan Ekspresi Komunitas
Konsumen Indonesia. Majalah SWA 24/XXIII/8.
Jogiyanto. (2008). Metodologi Penelitian sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Joko, S. (2007). Seni Membidani dan Mengendarai Komunitas. Dipetik Juni 14,
2014, dari http://www.swa.co.id.
Kartajaya, H. (2008, September 26). Peran Komunitas Online. Dipetik Juni 14,
2014, dari The 3CS to Win the Mind Share, Kompas: http://web.bisnis.com
Kartikasari, D., Arifin, Z., & Hidayat, K. (2012). Pengaruh Perilaku Konsumen
dalam Keputusan Pembelian. Jurnal Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya .
Keller, K. L., & Kotler, P. (2009). Manajemen Pemasaran Edisi 13. Jakarta:
Erlangga.
Kuzgun, E. (2012). Customer Engagement in Virtual Brand Communities. Thesis
of Copenhagen Business School .
Latief, W. A. (2011). Analisis Faktor Psikologis Konsumen dan Pengaruhnya
Terhadap Keputusan Beli. Jurnal Administrasi Indonesia , volume 1 No 1.
Leigh, T., Peters, C., & Shelton, J. (2006). The Consumer Quest For Authenticity:
The Multiplicity of Meanings Within The MG Subculture of Consumption.
J. Acad. Mark. Sci .
31
Malhotra, N. K. (2004). Marketing Research: An Applied Orientation. New
Jersey: Pearson Education Inc.
McAlexander, J. H., Schouten, J. W., & Koeing, H. F. (2002). Building Brand
Community. Journal of Marketing , Vol. 66.
McAlexander, J., Schouten, J., & Koenig, H. (2002). Building brand community.
Journal Mark , Vol 66(1): 38-55.
McClelland, D. C. (1987). Human Motivation. New York: Cambridge Univ.
Press.
Muniz, A. M., & O'Guinn, T. O. (2001). Brand Community. Journal of Consumer
Research , Vol. 27 page 412-432.
Muniz, A. M., & Schau, H. J. (2005). Religiosity in The Abandoned Apple
Newton Brand Community. Journal of Consumer Research , Vol 31 No 4,
pp 37-47.
Mzoughi, P. N., Ahmed, R. B., & Ayed, H. (2010). Explaining The Participation
in A Small Group Brand Community: An Extended TRA. Journal of
Business & Economics Research , Volume 8:8.
Ouwersloot, H., & Schroder. (2007). Who's Who in Brand Communities and
Why? European Journal of Marketing , Vol 42. Page 571-585.
Palupi, D. H. (2011, Desember). Community marketing 2011 : Menuju Aliansi
Komunitas dan Perusahaan. Majalah SWA , hal. 32-40.
Pentina, I., Prybutok, V. R., & Zhang, X. (2008). The Role of Virtual
Communities as Shopping Reference Groups. Journal of Electronic
Commerce Research , Vol. 9, No. 2, pp. 114-123.
Perugini, M., & Bagozzi, P. (2001). The Role of Desires and Anticipated
Emotions in Goal-Directed Behaviours: Broadening and Deepening The
Theory of Planned Behaviour. Br J Soc Psychol. , 79-98.
Prasetya, B. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Pudyastomoi, Y. A. (2011). pengaruh keterlibatan konsumen dan brand trust
(kepercayaan konsumen) terhadap brand loyalty pada kamera DSLR Sony
Alpha. Jurnal Universitas Atma Jaya .
Quester, P., Neal, C., Pettigrew, S., Grimmer, M., Davis, T., & Hawkins, D.
(2007). Consumer Behaviour: Implications for Marketing Strategy. Sydney:
McGraw-Hill .
Resnick, E. (2001). Defining engagement. Journal of International Affairs ,
54(2):551–66.
32
Ryan, R. M., & Deci, E. (2000). Intrinsic and Extrinsic Motivations: Classic
Definitions and New Directions. Journal Contemporary Educational
Psychology University of Rochester , Vol. 25. page 54-67.
Santoso, S. (2001). SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional.
Sardiman, A. M. (2009). Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Schouten, J. W., McAlexander, J. H., & Koenig, H. F. (2007). Transcendent
Customer Experience and Brand Community. Journal of the Academy of
Marketing Science , vol. 35. page 357-368.
Shang, R. A., Chen, Y. C., & Liao, H.-J. (2006). The Value of Participation in
Virtual Consumer Communities on Brand Loyalty. Internet Research .
Singarimbun, M., & Effendi, S. (1995). Metode Penelitian Survey. Jakarta:
LP3ES.
Siswanto, S. (2003). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Suandewi, I. A. (2010). Kontribus Perilaku Konsumen dalam Membentuk Citra
Merek “Batik Jember” Rumah Batik Rolla. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Jember .
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi. .
Bandung: ALFABETA.
Sukoco, B. M. (2011). Individual Differences in Participations of a Brand
Community : A Validation of the Goal-Directed Behavior Model. South
East Asian Journal of Management , Vol 5 : 119-134.
Sukoco, B. M., & Wu, W. Y. (2010). The Personal and Social Motivation of
Customer Participation in Brand Community. African Journal of Business
Management , Vol. 4. page 614-622.
Sunarto. (2004). Prinsip-Prinsip Pemasaran edisi 2. Yogyakarta: AMUS, UST
Press dan Mahenoko Total Design Yogyakarta.
Supramono, & Haryanto, J. O. (2005). Desain Proposal Penelitian Studi
Pemasaran.
Supramono, & Utami, I. (2003). Desain Proposal Penelitian Studi Akuntansi dan
Keuangan. Salatiga: Fakultas Ekonomi.
Swastha, D. B., & Handoko, H. (2008). Manajemen Pemasaran (Analisis
Perilaku Konsumen). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Tajfel, H., & Turner, J. C. (1985). The Social Identity Theory of Group Behavior.
Psychology of Intergroup Relations , Vol. 2.
33
Tsai, H.-T., Huang, H.-C., & Chiu, Y.-L. (2011). Brand Community Participation
in Taiwan: Examining the Roles of Individual, Group, and Relationship-
Level Antecedents. Journal of Business Research , 9.
Wann, D. L., Schrader, M. P., & Wilson, A. M. (1999). Sport Fan Motivation :
Questionnare Validation, Comparisons by Sport and Relationship to
Athletic Motivation. Journal Sport Bahavior , Vol. 22. page 114-139.
Weman, E. (2011). Consumer Motivations to Join a Brand Community on
Facebook. Thesis Hanken School of Economics Helsinki. Tidak
dipublikasikan .
Yuswohady. (2004). Great Community Marketing. Jakarta: Warta Ekonomi.
34
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
Responden yang terhormat, saya Danis Ayu W (212011009) mahasiswi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga,
memohon kesediaan saudara/i responden untuk berpartisipasi mengisi kuisioner
ini. Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan tugas akhir dan sebagai
salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi saya. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis bagaimana “Pengaruh Motif Personal dan Sosial Terhadap
Keputusan untuk Berpartisipasi dalam Brand Community (Studi Kasus :
komunitas vespa ).”
Jawaban yang anda berikan tidak dinilai benar atau salah, tetapi saya sangat
mengharapkan kejujuran dan keikhlasan saudara/i responden dalam menjawab
setiap pertanyaan kuisioner yang disediakan. Demi kepentingan penelitian,
peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas responden. Saya mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarmya atas partisipasi dan kerjasama anda dalam
mensukseskan penelitian ini
Hormat Saya,
Danis Ayu W
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia saat ini :
Pekerjaan saat ini :
Domisili :
Penghasilan per bulan : (pilih salah satu dibawah ini)
35
a. < Rp 500 ribu c. ≥ Rp 750 ribu – Rp
1 juta
b. ≥ Rp 500 ribu – Rp 750 ribu d. ≥ Rp 1 juta
Sudah berapa lama bergabung dalam komunitas Vespa :
PERNYATAAN
Petunjuk Pengisian
Silahkan Anda pilih jawaban yang menurut Anda paling sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya anda pilih dengan memberikan tanda () pada pilihan jawaban
yang tersedia.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
N : Netral
Motif Personal
NO. PERNYATAAN
JAWABAN
STS
( 1 )
TS
( 2 )
N
( 3 )
S
( 4 )
SS
( 5 )
1. Bergabung dalam komunitas didasarkan
karena rasa ketertarikan dengan motor
vespa
2. Bergabung karena ada motivasi untuk
belajar pengetahuan baru mengenai hal
otomotif terkhusus motor vespa
3. Bergabung karena hobi
4. Bergabung karena adanya motivasi
untuk mempertahankan harga diri
5. Bergabung karena ingin mendapatkan
pengalaman dalam komunitas
6. Bergabung karena adanya motivasi
untuk memperluas wawasan mengenai
motor vespa
36
7. Bergabung karena ingin bertukar
pengetahuan dan informasi dengan
anggota lain
Motif Sosial
NO. PERNYATAAN
JAWABAN
STS
( 1 )
TS
( 2 )
N
( 3 )
S
( 4 )
SS
( 5 )
1. Bergabung karena adanya motivasi
untuk memiliki kenalan dengan orang
lain yang punya hobi sama
2. Bergabung karena adanya keinginan
untuk membentuk hubungan
persahabatan dengan anggota lain dalam
komunitas
3. Bergabung karena ada keinginan untuk
memperoleh status sosial
4. Bergabung karena ada motivasi untuk
ingin berpengaruh terhadap orang lain
5. Bergabung karena ada motivasi untuk
membuat orang lain terkesan
6. Bergabung karena ada motivasi untuk
menciptakan sesuatu yang baru dalam
komunitas
37
Keputusan berpartisipasi
NO. PERNYATAAN
JAWABAN
STS
( 1 )
TS
( 2 )
N
( 3 )
S
( 4 )
SS
( 5 )
1. Berpartisipasi karena ingin memperoleh
informasi mengenai vespa
2. Berpartisipasi karena menggunakan
vespa dalam kehidupan sehari hari
3. Berpartisipasi karena tertarik dengan
kegiatan yang diadakan komunitas
4. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang
diadakan oleh komunitas
5. Berpartisipasi untuk menyalurkan bakat
otomotif yang dimiliki
6 Berpartisipasi karena motor yang
digunakan adalah vespa
38
Lampiran 2
FOTO-FOTO KOMUNITAS VESPA
39
Lampiran 3
Data Primer Diolah (2014) (Output)
Validitas dan Reliabilitas (Pre-Test)
1. Motif Personal
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.919 .925 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
MP1 21.57 34.392 .807 .764 .904
MP2 21.37 36.723 .852 .813 .896
MP3 21.23 36.599 .863 .853 .895
MP4 22.40 42.248 .463 .358 .936
MP5 21.53 39.499 .718 .619 .910
MP6 21.27 39.789 .870 .776 .899
MP7 21.03 40.309 .788 .673 .905
2. Motif Sosial
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
40
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.784 .787 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
MS1 16.90 17.610 .537 .779 .755
MS2 16.67 19.678 .433 .717 .774
MS3 18.37 20.861 .511 .563 .759
MS4 18.07 18.478 .658 .781 .728
MS5 18.27 17.720 .780 .770 .704
MS6 17.17 18.626 .646 .601 .731
MS7 17.77 23.978 .082 .322 .826
3. Keputusan Berpartisipasi dalam Komunitas Merek
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.898 .894 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
KB1 18.90 18.369 .898 .880 .851
KB2 18.73 19.168 .819 .810 .865
KB3 18.53 24.602 .474 .610 .912
KB4 18.70 21.459 .693 .680 .885
KB5 18.77 20.875 .723 .659 .880
KB6 18.53 20.051 .738 .733 .878
41
Validitas dan Reliabilitas (Aktual)
1. Motif Personal
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.875 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
MP1 24.73 16.361 .728 .848
MP2 24.89 16.685 .740 .847
MP3 24.79 16.875 .719 .849
MP4 26.49 18.454 .386 .896
MP5 24.99 15.990 .700 .852
MP6 24.76 17.376 .758 .847
MP7 24.67 18.163 .651 .860
2. Motif Sosial
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.804 6
42
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
MS1 16.10 14.616 .519 .783
MS2 15.93 15.419 .464 .794
MS3 17.69 12.337 .641 .753
MS4 17.70 12.818 .576 .770
MS5 17.98 12.525 .636 .755
MS6 16.60 13.818 .543 .777
3. Keputusan Berpartisipasi Dalam Komunitas Merek
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.860 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
KB1 21.04 10.806 .686 .829
KB2 20.89 10.018 .726 .822
KB3 20.93 12.571 .472 .864
KB4 20.97 11.161 .656 .835
KB5 21.01 10.798 .685 .829
KB6 20.81 10.559 .678 .831
43
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .43530425
Most Extreme Differences Absolute .097
Positive .063
Negative -.097
Kolmogorov-Smirnov Z .974
Asymp. Sig. (2-tailed) .299
a. Test distribution is Normal.
Uji Heterokedastisitas
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.408 1.690 2.016 .047
LN_MP -3.323 1.268 -.286 -2.620 .010
LN_MS 1.615 1.052 .168 1.536 .128
a. Dependent Variable: LN_RES1_Kuadrat
Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .929 .299 3.107 .002
Motif_Personal
.601 .072 .613 8.336 .000 .845 1.184
Motif_Sosial .223 .066 .248 3.366 .001 .845 1.184
44
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .929 .299 3.107 .002
Motif_Personal
.601 .072 .613 8.336 .000 .845 1.184
Motif_Sosial .223 .066 .248 3.366 .001 .845 1.184
a. Dependent Variable: Keputusan_Berpartisipasi
Deskriptif Statistik
Motif Personal
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Statistic
MP1 100 1 5 4,49 0,095 0,948
MP2 100 1 5 4,33 0,089 0,888
MP3 100 1 5 4,43 0,088 0,879
MP4 100 1 4 2,73 0,101 1,014
MP5 100 1 5 4,23 0,103 1,033
MP6 100 1 5 4,46 0,077 0,771
MP7 100 2 5 4,55 0,074 0,744
Valid N (listwise)
100
rata-rata
4,17428
Motif Sosial
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Statistic
MS1 100 1 5 4,3 0,087 0,87
MS2 100 1 5 4,47 0,077 0,771
45
MS3 100 1 5 2,71 0,115 1,149
MS4 100 1 5 2,7 0,114 1,142
MS5 100 1 5 2,42 0,112 1,121
MS6 100 1 5 3,8 0,099 0,995
Valid N (listwise)
100
rata-rata
3,4
Keputusan Berpartisipasi dalam Komunitas Merek
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Statistic
KB1 100 1 5 4,09 0,085 0,854
KB2 100 1 5 4,24 0,097 0,965
KB3 100 1 5 4,2 0,07 0,696
KB4 100 1 5 4,16 0,081 0,813
KB5 100 1 5 4,12 0,086 0,856
KB6 100 1 5 4,32 0,091 0,909
Valid N (listwise)
100
rata-rata
4,18833
Hasil Regresi
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .929 .299 3.107 .002
Motif_Personal .601 .072 .613 8.336 .000
Motif_Sosial .223 .066 .248 3.366 .001
a. Dependent Variable: Keputusan_Berpartisipasi