MODIFIED DISTAL SHOE APLLIANCE FOR PREMATURE LOSS …
Transcript of MODIFIED DISTAL SHOE APLLIANCE FOR PREMATURE LOSS …
i
MODIFIED DISTAL SHOE APLLIANCE FOR PREMATURE LOSS OF
MULTIPLE DECIDUOUS MOLARS : A CASE REPORT
drg. Putu Ika Anggaraeni, Sp.Ort
Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi
dan Profesi Dokter Gigi
Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
2018
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iii
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
BAB II LAPORAN KASUS ............................................................................ 3
BAB III DISKUSI ............................................................................................ 9
BAB IV KAITAN DENGAN TEORI ............................................................. 12
4.1 Indeks Demirjian .................................................................................. 12
4.2 Pengertian Space Maintainer ............................................................... 14
4.3 Fungsi Space Maintainer ...................................................................... 14
4.4 Indikasi dan Kontraindikasi Space Maintainer ................................. 14
4.5 Syarat-Syarat Space Maintainer ......................................................... 15
4.6 Klasifikasi Space Maintainer ............................................................... 17
4.7 Macam-Macam Penggunaan Space Maintainer Berdasarkan
Kehilangan Prematur Gigi Sulung 19
4.8 Kontrol dan Instruksi Pada Pasien 28
BAB V KESIMPULAN ................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 31
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Foto lengkung mandibula sebelum perawatan .......................... 3
Gambar 2. Radiografi IOPA radiolusensi periapikal dan furkasi besar ... 4
Gambar 3. Desain alat distal shoe distal shoe yang dimodifikasi ................. 4
Gambar 4. Modifikasi distal shoe langsung setelah insersi .......................... 5
Gambar 5. Radiografi IOPA modifikasi distal shoe setelah insersi............. 6
Gambar 6. Modifikasi distal shoe setelah 10 bulan ....................................... 6
Gambar 7. Radiografi IOPA modifikasi distal shoe setelah 10 bulan ......... 7
Gambar 8. Foto lengkung mandibula setelah 1,5 tahun perawatan ........... 7
Gambar 9. Tahap kalsifikasi gigi permanen menurut Dermijian ............... 13
Gambar 10. Space maintainer pada kehilangan gigi sulung molar pertama 22
Gambar 11. Radiografi pra ekstraksi gigi 85 dan distal shoe gigi 85 ......... 25
Gambar 12. Modifikasi space maintainer untuk erupsi gigi 11 ...................
Gambar 13. Nance palatal holding arch ......................................................... 28
Gambar 14. Lingual arch ................................................................................. 28
iv
ABSTRAK
Preservasi gigi sulung hingga waktu normal untuk eksfoliasi adalah salah satu
faktor terpenting yang terlibat dalam kedokteran gigi preservasi dan interseptif.
Kehilangan premature gigi sulung molar kedua sebelum gigi molar permanen pertama
erupsi dapat menciptakan perbedaan ukuran ruang / gigi yang signifikan. Distal shoe
space maintainer adalah bagian yang penting dari armamentarium kedokteran gigi anak
dalam kasus-kasus hilangnya gigi sulung molar kedua secara prematur dan untuk
membantu memandu gigi molar permanen pertama ke tempatnya. Desain konvensional
menimbulkan berbagai keterbatasan dalam kasus kehilangan premature beberapa gigi
sulung molar. Dengan demikian, perlu dilakukan modifikasi desain konvensional sesuai
dengan kebutuhan pasien. Laporan kasus ini mendeskripsikan modifikasi inovatif alat
distal shoe dalam kasus kehilangan premature beberapa gigi sulung molar. Dalam kasus
ini, modifikasi distal shoe space maintainer dianjurkan karena abutmen yang tidak
memadai akibat kehilangan beberapa gigi sulung molar. Desain bilateral distal shoe
direncanakan untuk kehilangan beberapa gigi sulung molar secara unilateral.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Gigi anak merupakan entitas dinamis, individu dan selalu berubah secara
alami. Gigi sulung memainkan peran yang sangat penting dalam memandu erupsi gigi
permanen dan juga dalam sistem pengunyahan, penampilan, pencegahan kebiasaan
buruk dan berbicara. Dalam kedokteran gigi preventif dan interseptif, preservasi gigi
sulung memainkan peran penting hingga waktu normalnya untuk eksfoliasi.
Kehilanga prematur gigi sulung atau sekelompok gigi sulung memiliki rentang
implikasi luas yaitu termasuk penurunan panjang lengkung rahang permanen,
overbite meningkat, crowding meningkat, gigi mengalami malposisi, impaksi,
lengkung rahang asimetris, oklusi tidak pas dan menggangu erupsi gigi permanen
(Dhull, dkk., 2014; Patil, dkk., 2015).
Gigi sulung hilang karena trauma, kelainan kongenital, dan karies gigi yang
dalam dapat muncul kemudian dengan masalah signifikan pada anak yang sedang
tumbuh. Gigi sulung molar kedua memainkan peran penting dalam mengarahkan
posisi dan erupsi yang tepat dari gigi permanen molar pertama. Permukaan distal gigi
ini berfungsi sebagai panduan erupsi gigi molar permanen. Kehilangan prematur gigi
sulung mengakibatkan perbedaan yang cukup besar pada ruang antara panjang
lengkung dan ukuran gigi (Patil, dkk., 2015).
Kehilangan prematur dari gigi sulung molar kedua sebelum erupsi molar
permanen pertama sering menyebabkan masalah yang menantang bagi dokter gigi
dalam mengelola pertumbuhan dan perkembangan gigi. Menjaga ruang untuk erupsi
gigi dan mencegah terjadinya impaksi merupakan hal yang penting. Pada kasus
kehilangan gigi sulung molar kedua, pergerakan gigi kearah mesial atau migrasi
mungkin terjadi sebelum atau selama erupsi gigi permanen molar sehingga
menyebabkan kekurangan ruang erupsi. Gigi yang sedang erupsi berdekatan dengan
area yang edentulous memiliki potensi yang lebih tinggi untuk kehilangan ruang
dibandingkan jika gigi sudah erupsi sepenuhnya, hal ini mengindikasikan perlunya
2
pertimbangan untuk intervensi klinis. Diindikasikan sebuah space maintainer yang
akan mengarahkan gigi molar pertama permanen ke posisi normalnya. Alat yang
umumnya disarankan sebagai pilihan perawatan adalah distal shoe space maintainer.
Pada student project ini akan dibahas mengenai penggunaan alat space maintainer
dalam bentuk case report. (Bhat, dkk., 2014; Dhull, dkk., 2014; Patil, dkk., 2015)
3
BAB II
LAPORAN KASUS
Seorang anak laki-laki berusia 4,5 tahun dilaporkan ke Departemen
Pedodonsia dan Kedokteran Gigi Pencegahan dengan keluhan utama nyeri di daerah
gigi belakang kanan bawah sejak satu minggu. Pemeriksaan klinis menunjukkan lesi
karies yang dalam dan radiografi IOPA (intraoral periapical) menunjukkan
keterlibatan pulpa dalam hubungannya dengan gigi sulung molar pertama dan kedua
pada kanan dan kiri bawah dan gigi sulung molar pertama kiri atas. Terapi pulpa
dilakukan pada gigi sulung molar pertama dan gigi sulung molar kedua kiri bawah
dan gigi sulung molar pertama kiri atas, diikuti dengan mahkota stainless steel.
Preparasi akses kavitas dilakukan pada gigi sulung molar pertama dan kedua kanan
bawah dan dilakukan dressing. Namun pasien tidak datang untuk perawatan lanjutan
dan dilaporkan kembali ke departemen enam bulan kemudian dengan pembengkakan
di daerah gigi belakang kanan bawah. Pemeriksaan klinis menunjukkan mobilitas
kelas 3 dalam kaitannya dengan gigi sulung molar pertama dan kedua kanan dengan
pembengkakan pada mukosa bukal dan lingual (Gambar-1). Radiografi IOPA
menunjukkan radiolusensi periapikal dan furkasi yang besar dengan berbagai tingkat
resorpsi akar eksternal (Gambar-2). Gigi permanen molar pertama kanan bawah
menunjukkan tahap perkembangan D (Demirjian's age assessment index).
Gambar 1. Menampilkan foto lengkung mandibula sebelum perawatan.
4
Gambar 2. Radiografi IOPA menunjukkan radiolusensi periapikal dan furkasi yang
besar dengan berbagai tingkat resorpsi akar eksternal pada gigi sulung molar pertama
dan kedua mandibula.
Tindakan yang akan dilakukan yaitu ekstraksi gigi sulung molar pertama dan
kedua. Distal shoe atau alat panduan erupsi intra-alveolar yang merupakan space
maintainer diindikasikan pada kasus ini. Modifikasi distal shoe space maintainer
dianjurkan karena gigi abutmen yang tidak adekuat akibat hilangnya beberapa gigi
sulung molar di regio kanan. Distal shoe dengan desain bilateral direncanakan untuk
kehilangan gigi sulung molar unilateral (Gambar-3). Prosedur ini dijelaskan kepada
orang tua pasien dan diberikan informed consent. Adaptasi band dibuat pada gigi
sulung molar kedua kiri bawah dan gigi kaninus kanan bawah.
Gambar 3. Menampilkan desain alat distal shoe yang dimodifikasi
5
Gigi sulung molar kedua berfungsi sebagai panduan pada model kerja untuk
menghitung panjang horisontal dari perluasan distal. Kedalaman vertikal dari
proyeksi intra-alveolar dihitung secara radiografi, dan potongan dibuat dalam
komponen cast dan kawat yang diadaptasi menggunakan kawat 19-gauge. Pada
bagian anterior komponen kawat dibuat seperti lingual holding arch dan pada bagian
posterior komponen kawat dibuat seperti distal shoe. Komponen kawat disolder pada
kedua sisi band . Solder dapat bergerak di antara kawat bukal dan lingual untuk
membuat pelat panduan di sisi posterior kanan komponen kawat.
Setelah ekstraksi dengan antibiotik, proyeksi intra-alveolar dari alat yang
dimodifikasi ditempatkan di soket sehingga menyentuh dan menjadi panduan jalur
erupsi vertikal dari gigi molar permanen pertama mandibula kanan permanen yang
belum erupsi (Gambar-4). Radiografi periapikal diambil untuk memeriksa kontak
pasif antara ujung mesial molar permanen pertama dan alat sebelum sementasi
(Gambar-5). Kunjungan untuk kontrol kembali direncanakan setelah setiap dua
bulan untuk memeriksa kondisi alat distal shoe yang dimodifikasi, gigi pendukung
dan status erupsi gigi insisivus bawah.
Gambar 4. Menampilkan modifikasi distal shoe langsung setelah insersi
6
Gambar 5. Radiografi IOPA menampilkan modifikasi distal shoe langsung setelah
insersi
Kontrol setelah 10 bulan menunjukkan erupsi gigi premolar pertama dan
kedua kanan bawah (Gambar-6). Molar permanen pertama kanan bawah
menunjukkan tanda-tanda erupsi dengan tonjolan pre erupsi di sekitarnya (Gambar-
7). Kemudian diputuskan untuk melepas alat distal shoe yang dimodifikasi dan pasien
dipantau secara ketat selama kontrol. Setelah satu tahun, molar permanen pertama
kanan bawah erupsi (Gambar-8).
Gambar 6. Menampilkan modifikasi distal shoe 10 bulan setelah insersi
7
Gambar 7. Radiografi IOPA menampilkan modifikasi distal shoe 10 bulan setelah
insersi
Gambar 8. Menampilkan foto setelah perawatan pada lengkung mandibula selama
1,5 tahun setelah insersi alat distal shoe yang dimodifikasi
Premolar pertama dan kedua kanan bawah mengalami hipoplasia berubah
menjadi kecoklatan pada lapisan email, pit yang parah dan bentuk mahkota yang
tidak beraturan dan hampir tidak menunjukkan perkembangan akar. Tidak ada
perawatan yang saat ini disarankan untuk hipoplasia email dan pasien sedang
melakukan follow up teratur untuk perawatan selanjutnya.
8
Space maintainer diterima dengan baik oleh anak dan orang tuanya dan
optimis untuk masa depan giginya. Karena adanya erupsi prematur premolar kanan
pertama dan kedua sebelum erupsi gigi permanen molar pertama kanan dan gigi
permanen molar pertama menunjukkan tanda-tanda erupsi, alat distal shoe yang
dimodifikasi dilepaskan sebelum gigi permanen molar pertama erupsi.
9
BAB III
DISKUSI
Karies gigi merupakan salah satu penyebab utama kehilangan prematur dari
gigi sulung. Kehilangan prematur dari gigi sulung molar kedua sebelum erupsi molar
permanen pertama sering menyebabkan masalah yang menantang bagi dokter gigi
dalam mengelola pertumbuhan dan perkembangan gigi. Menjaga ruang untuk erupsi
gigi dan mencegah terjadinya impaksi merupakan hal yang penting. Gigi yang sedang
erupsi berdekatan dengan area yang edentulous memiliki potensi yang lebih tinggi
untuk kehilangan ruang dibandingkan jika gigi sudah erupsi sepenuhnya, hal ini
mengindikasikan perlunya pertimbangan untuk intervensi klinis. Diindikasikan
sebuah space maintainer yang akan mengarahkan gigi molar pertama permanen ke
posisi normalnya. Alat yang umumnya disarankan sebagai pilihan perawatan adalah
distal shoe space maintainer. Distal shoe space maintainer masih menjadi perawatan
standar yang dapat diterima dengan ekstensi subgingiva ke daerah mesial dari gigi
molar permanen pertama yang belum erupsi. Ekstensi ini berfungsi sebagai pengarah
untuk gigi molar pertama yang sedang erupsi dan mencegah “drifting” atau
bergesernya gigi ke mesial.
Pada situasi klinis tertentu, desain konvensional tidak dapat digunakan dan
diperlukan modifikasi desain konvensional tersebut untuk memenuhi kebutuhan
pasien. Desain konvensional memiliki berbagai macam masalah dalam kasus
kehilangan beberapa gigi pada gigi sulung molar bawah dikarenakan erupsi dari gigi
molar permane pertama. Sehingga dibutuhkan modifikasi dari desain konvensional
untuk kenyamanan, kekooperatifan dan keberhasilan pada berbagai kasus anak-anak.
Desain konvensional dari distal shoe space maintainer tidak dianjurkan pada
kasus ini dikarenakan kehilangan beberapa gigi sulung molar bawah. Kestabilan dari
alat menjadi masalah utama pada kasus ini, sehingga kami menggunakan distal shoe
space maintainer dengan memasang band pada gigi kaninus. Jadi desain dari distal
10
shoe dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat menjaga dimensi ruang
mesiodistal tanpa menurunkan stabilitas atau kekooperatifan pasien. Namun pada
jenis desain ini memiliki beberapa kekurangan yaitu distal shoes merupakan jenis
space maintainer nonfungsional, terdapat kesulitan dalam proses pembuatannya dan
tidak dapat digunakan pada pasien yang tidak kooperatif.
Karena ini merupakan alat bilateral yang memungkinkan untuk menciptakan
penghalang pada jalur erupsi gigi permanen insisivus mandibula. Dengan demikian,
digunakan desain modifikasi bilateral jangka pendek dari alat distal shoe dengan
durasi penggunaannya subjektif terhadap hasil erupsi gigi insisivus permanen yang
dilihat baik secara radiografi maupun klinis. Alternaltif dari space maintainer adalah
alat saddle akrilik bilateral. Namun retensi yang buruk dan kepatuhan pasien adalah
kelemahan utama dengan alat ini. Alat distal shoe yang dimodifikasi menawarkan
beberapa keunggulan dibandingkan alat konvensional seperti peningkatan stabilitas
dan kekuatan, alat tetap, waktu pengerjaan yang lebih sedikit dan kerjasama yang
lebih sedikit dari pasien.
Pada tahap awal perkembangan akar, gigi dapat erupsi secara prematur ketika
terdapat infeksi periapikal pada gigi sulung, yang tidak menyebabkan adanya
kerusakan tulang yang luas. Dalam kasus ini dilaporkan, ada erupsi prematur
premolar pertama dan kedua kanan sebelum erupsi molar permanen pertama.
Sehingga alat berbentuk distal shoe yang dimodifikasi dilepas sebelum erupsi gigi
molar pertama permanen
Terlepas dari gangguan erupsi, kelainan lain yang mungkin timbul dari lesi
periapikal yang berhubungan dengan gigi sulung termasuk enamel hipoplasia
(Turners Hypoplasia); perpindahan dan rotasi gigi, penghentian pertumbuhan akar
yang parsial atau komplit dari gigi permanen berikutnya. Kasus ini menunjukkan
bahwa mahkota hipoplastik dengan berubah menjadi kecoklatan pada email, pit yang
11
parah dan mahkota yang tidak beraturan dalam kaitannya dengan premolar kedua
kanan.
Perkembangan gigi permanen yang terhambat telah dilaporkan sebagai
konsekuensi dari infeksi pulpa pada gigi sulung dengan karies. Kegagalan bakteri gigi
untuk berkembang sebagai sequelae untuk infeksi periapikal atau inter-radicular pada
gigi primer jarang terjadi tetapi telah dilaporkan. Dalam kasus ini, premolar pertama
dan kedua kanan menunjukkan hampir tidak ada perkembangan akar yang
menunjukkan tanda-tanda penghentian total perkembangan akar.
12
BAB IV
KAITAN DENGAN TEORI
4.1 Indeks Demirjian
Metode demirjian merupakan penilaian kualitatif mengenai bentuk dan
ukuran sebuah gigi. Metode ini telah luas digunakan sejak tahun 1973 karena
mudah hanya melibatkan 7 gigi permanen bawah yaitu gigi insisivus 1-2,
kaninus premolar 1-2, dan molar 1-2. Metode ini dapat menentukan usia
antara 3-16 tahun. Masalah yang sering menjadi kendala metode ini adalah
subjektivitas interpretasi gambaran rontgen dan penggunaannya di populasi
berbeda. Demirjian telah berupaya meminimalkan masalah tersebut dengan
penjelasan lebih detail definisi tiap tahapan perkembangan gigi dan
memberikan contoh gambaran radiografiknya tetapi hal tersebut masih
tergantung kesepahaman antar peneliti (Apriyono, 2016).
Metode ini didasarkan pada estimasi usia kronologis yang
disederhanakan dengan membatasi jumlah tahapan perkembangan gigi
menjadi delapan tahapan dan memberinya skor mulai dari “A” hingga “H”.
Delapan tahapan tersebut mewakili kalsifikasi masing-masing gigi mulai dari
kalsifikasi mahkota dan akar hinggaa penutupan apeks gigi (Apriyono, 2016).
Tahap mineralisasi menurut metode Demirjian adalah proses
kalsifikasi benih gigi tetap dari benih gigi tanpa kalsifikasi sampai selesainya
pembentukan akar gigi (Gambar 9) yaitu :
1. Tahap A: Kalsifikasi titik oklusal; tanpa disertai fusi dari kalsifikasi
bagian lain.
2. Tahap B: Fusi dari titik mineralisasi; kontur permukaan oklusal
sudah terlihat.
3. Tahap C: Kalsifikasi mahkota gigi telah selesai dan dimulai proses
disposisi dentin.
4. Tahap D: Pembentukan mahkota sudah selesai.
13
5. Tahap E: Panjang akar gigi lebih pendek daripada tinggi mahkotanya.
6. Tahap F: Panjang akar gigi melebihi tinggi mahkota.
7. Tahap G: Pembentukan akar sudah selesai, tetapi foramen apikalnya
masih terbuka.
8. Tahap H: Foramen apikal sudah tertutup.
Gambar 9. Tahap Kalsifikasi Gigi Permanen Menurut Demirjian (Sumber :
Apriyono, dkk., 2015)
14
4.2 Pengertian Space Maintainer
Space maintainer adalah suatu alat yang digunakan untuk menjaga dan
mempertahankan ruang untuk erupsi gigi permanen pengganti pada kasus
kehilangan dini gigi sulung. Indikasi penggunaan suatu space maintainer
adalah ketika gigi sulung molar pertama atau kedua tanggal sebelum erupsi
gigi permanen penggantinya. Selain itu, juga untuk mempertahankan leeway
space ketika terdapat semua gigi geligi sulung posterior, tetapi dengan kondisi
maloklusi ringan. Space maintainer merupakan pilihan perawatan gigi anak
yang umum, biasanya tebuat dari akrilik atau logam dan dapat disemen di
dalam mulut anak – anak. (Yulina, dkk., 2015).
4.3 Fungsi Space Maintainer
Fungsi dari space maintener adalah: (a) mencegah pergeseran dari gigi
ke ruang yang ada akibat pencabutan dini; (b) mencegah ekstrusi gigi
antagonis dari gigi yang dicabut dini; (c) memperbaiki fungsi pengunyahan
akibat pencabutan dini; dan (d) memperbaiki fungsi estetik dan bicara setelah
pencabutan dini (Yulina, dkk., 2015).
4.4 Indikasi dan Kontraindikasi Space Maintainer
4.4.1 Indikasi penggunaan alat space maintainer (McDonald dkk, 2004; Subekti
dkk,2012; Kupietzky dkk,2012) :
1. Gigi posterior atau anterior yang tanggal dini
Tanggalnya gigi kaninus dan gigi sulung molar dapat mengakibatkan
pergerakan gigi ke mesial atau distal dari gigi di sebelahnya ke ruang yang
ditinggalkan akibat tanggalnya gigi tersebut. Adanya pergerakan gigi
permanen molar pertama ke mesial memperkecil ruang yang diperlukan
untuk erupsi premolar, begitu juga dengan pergeseran insisivus permanen
ke distal dapat memperkecil ruang kaninus. Jika terjadi pergerakan ke arah
distal setelah tanggalnya gigi sulung secara unilateral maka pada waktu
15
bersamaan garis vertikal rahang atas dan garis tengah rahang bawah hilang
sehingga terjadi perubahan garis median.
2. Apabila saat dilakukan pengukuran dimensi ruang ditemukan tanda- tanda
penyempitan ruang dan ruang tersebut harus dipertahankan. Penyempitan
ruang dapat terjadi selama enam bulan pertama setelah hilangnya gigi
sulung dimana gigi permanen belum erupsi.
3. Kebersihan mulut atau oral hygiene baik.
4. Panjang lengkung rahang tidak mengalami pemendekan.
5. Hubungan antara rahang atas dan rahang bawah tidak dipengaruhi oleh
hilangnya gigi.
6. Jika ada kebiasaan buruk dari anak seperti menempelkan lidah di area gigi
yang hilang atau sering menghisap bibir maka dengan pemasangan space
maintainer sambil mempertahankan ruang yang ada juga dapat
menghilangkan kebiasaan buruk tersebut.
4.4.2 Kontra indikasi dari penggunaan space maintainer yaitu (Singh,2007;
Adinda, 2011) :
1. Kekurangan ruang untuk erupsi gigi permanen.
2. Terdapat ruang yang berlebihan untuk erupsi gigi permanen.
3. Gigi permanen penggantinya tidak ada (agenesis).
4. Kekurangan ruang yang banyak sehingga memerlukan tindakan pencabutan
dan perawatan ortodontik.
5. Pada anak yang usianya masih sangat muda sehingga sulit untuk
bekerjasama dalam melakukan perawatan dengan dokter gigi.
4.5 Syarat-Syarat Space Maintainer
Ada berbagai syarat yang harus terpenuhi dalam pembuatan maupun
pemasangan space maintainer. Alat space maintainer yang dibuat harus
sederhana dan nyaman dipakai sehingga tidak mengganggu jaringan sekitar
16
dan tidak membuat rongga mulut terasa sesak. Plat yang tebal dan besar akan
menyita ruang gerak lidah sehingga fungsi bicara maupun mastikasi
terganggu (McDonald dkk, 2004).
Semakin sederhana alat space maintainer maka semakin nyaman
digunakan. Hal ini disebabkan karena jaringan disekitar alat menjadi mudah
melakukan penyesuaian, selain itu juga sangat mudah dilakukan tindakan
pemeliharaan. Dalam pembuatan space maintainer, retensi harus benar- benar
baik agar alat tidak terlepas saat dipakai. Alat yang kecil ada kemungkinan
bisa tertelan dan dapat membahayakan pasien. Oleh karena itu, ada beberapa
syarat yang harus terpenuhi dalam pembuatan space maintainer diantaranya
yaitu (Adinda dkk, 2011; McDonald dkk, 2004) :
1. Alat space maintainer harus mampu mempertahankan proksimal dimensi
yang diperlukan, berarti alat ini harus mampu menahan desakan pada
bagian distal maupun mesial agar ukuran ruang dapat dipertahankan.
2. Alat ini tidak boleh mengganggu erupsi gigi antagonisnya sehingga tidak
boleh mengalami prematur kontak dengan gigi antagonis.
3. Tidak boleh mengganggu erupsi gigi permanen misalnya pada pembuatan
distal shoe, plat yang tertanam tidak boleh berada tepat diatas mahkota gigi
yang akan erupsi agar erupsinya tidak terhalang.
4. Tidak memberi tekanan abnormal pada gigi penyangga sehingga jaringan
periodonsium tetap sehat begitu juga dengan keadaan tulang alveolarnya.
5. Tidak mempengaruhi fungsi bicara, pengunyahan, dan fungsi pergerakan
sendi temporomandibular.
6. Tidak boleh ada komponen alat yang tajam yang bisa mengakibatkan iritasi
jaringan lunak disekitar alat.
7. Didesain sederhana, ekonomis, dan mudah dibersihkan.
8. Dapat dilakukan penyesuaian atau sedikit perbaikan bila diperlukan.
17
4.6 Klasifikasi Space maintainer (Singh, 2007)
1. Menurut Raymond C. Throw
a. Removable
b. Complete Arch
• Lingual arch
• Anchorage ekstraoral
c. Space maintainer gigi individual
2. Menurut Hitchcock
a. Removable, fixed atau semi-fixed
b. Menggunakan bands atau tidak
c. Fungsional atau nonfungsional
d. Aktif atau pasif
e. Kombinasi diatas
3. Menurut Heinrichsen
a. Fixed space maintainer :
• Kelas I I. Nonfungsional :
▪ Tipe Bar – tidak dipakai lagi
▪ Tipe Loop
II. Fungsional :
▪ Tipe Pontik
▪ Tipe Lingual arch
• Kelas II Tipe cantilever (distal shoe, band and loop)
b. Removable : space maintainer akrilik
4. Menurut Prof. Shoba Tandon : klasifikasi lebih disederhanakan dan lebih
banyak digunakan sekarang :
a. Removable (Lepasan) :
Space maintainer lepasan merupakan alat yang dapat dilepas dan
dipasang sendiri oleh pasien tanpa bantuan dari dokter, sehingga
18
mudah dibersihkan. Ada beberapa jenis space maintainer lepasan
yaitu :
• Partial cast atau wrought metal (logam tempa)
• Aktif atau pasif
❖ Aktif : alat yang didesain untuk memperoleh
pergerakan dari gigi (terutama tipping) dengan
menggunakan komponen aktif, misalnya pegas kawat dan
sekrup.
❖ Pasif : alat yang didesain untuk mempertahankan
gigi pada posisinya atau pada posisi yang diinginkan.
• Fungsional atau nonfungsional
❖ Fungsional : alat ini digunakan khusus bila gigi
hilang dalam satu kuadran atau lebih pada rahang atas
maupun rahang bawah. Alat ini dapat ditambahkan gigi
artifisial untuk mengembalikan fungsi estetik.
❖ Nonfungsional : alat ini memiliki fungsi yang sama
dengan space maintainer fungsional. Daerah edentulous
pada space maintainer tidak ditambahkan gigi artifisial
melainkan diisi dengan akrilik.
b. Fixed (Cekat) :
Space maintainer cekat merupakan alat yang tidak dapat dilepas atau
dipasang sendiri tanpa bantuan dokter gigi. Jenis alat ini jika didesain
dengan baik akan tidak begitu merusak jaringan rongga mulut
dibandingkan dengan space maintainer lepasan. Oleh karena itu, space
maintainer ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih
panjang. Jenis space maintainer cekat yaitu :
• Banded atau bonded
• Aktif atau pasif
19
❖ Aktif : alat yang melekat pada permukaan gigi dan
mampu menghasilkan kekuatan yang menyebabkan
pergerakan pada gigi.
❖ Pasif : alat yang tidak menghasilkan gaya tetapi
berfungsi untuk mempertahankan posisi yang yang dicapai
oleh gigi.
• Fungsional atau nonfungsional
❖ Fungsional : alat ini digunakan khusus bila gigi
hilang dalam satu kuadran atau lebih pada rahang atas
maupun rahang bawah. Alat ini dapat ditambahkan gigi
artifisial untuk mengembalikan fungsi estetik.
❖ Nonfungsional : alat ini memiliki fungsi yang sama
dengan space maintainer fungsional. Daerah edentulous
pada space maintainer tidak ditambahkan gigi artifisial
melainkan diisi dengan akrilik.
4.7 Macam-Macam Penggunaan Space Maintainer Berdasarkan Kehilangan
Prematur Gigi Sulung
4.7.1 Space maintainer pada kehilangan prematur gigi sulung molar pertama
Kondisi yang dapat terjadi yaitu (Singh, 2007):
1. Gigi sulung molar pertama hilang selama proses erupsi gigi permanen
molar pertama. Kehilangan prematur gigi sulung molar pertama
memungkinkan gigi sulung molar kedua untuk bergerak ke arah mesial
yang menyebabkan berkurangnya ruang bagi gigi permanen molar pertama
untuk tumbuh.
2. Kehilangan prematur gigi sulung molar pertama selama erupsi gigi
permanen insisivus lateral. Ruang yang terdapat pada distal gigi sulung
20
kaninus dapat mengakibatkan pergerakan garis tengah sehingga dapat
menyebabkan deep bite.
3. Pertumbuhan gigi permanen kaninus dapat terganggu akibat tidak adanya
ruang yang tersisa, sehingga penggunaan space maintainer dapat mencegah
terjadinya hal tersebut.
Pada kasus kehilangan prematur gigi sulung molar unilateral, space
maintainer yang digunakan yaitu band dan loop dan gigi sulung molar kedua
sebagai gigi penyangganya. Keuntungan penggunaan space maintainer jenis
ini yaitu (Singh, 2007):
1. Harga ekonomis
2. Membutuhkan waktu yang lebih singkat
3. Memungkinkan terjadinya perkembangan rahang.
Terdapat beberapa kerugian dari penggunaan band dan loop yaitu
(Singh, 2007):
1. Karena jenis ini merupakan space maintainer non functional sehingga tidak
dapat mengembalikan fungsi mastikasi.
2. Tidak dapat mencegah pertumbuhan berlebih pada gigi permanen pada sisi
yang berlawanan
3. Dapat menyebabkan sedikit kemiringan di mesial apabila loop tergelincir
dibawah area kontak, oleh karena itu diperlukan pemilihan bahan dan
adaptasi loop yang tepat.
Pada kasus kehilangan prematur gigi sulung molar bilateral, terdapat
beberapa jenis space maintainer yang dapat digunakan. Pada rahang atas atas
jenis yang digunakan yaitu Nance palatal holding arch, Trans palatal arch,
dan bilaterally placed band and loop. Pada rahang bawah jenis yang dapat
digunakan yaitu Lingual arch dan bilaterally placed band and loop (Singh,
2007).
21
a. Nance Palatal Holding Arch
Keuntungan dari penggunaan Nance Palatal Holding Arch yaitu (Singh,
2007):
1. Lebih ekonomis bila dibandingkan dengan menggunakan
bilaterally placed band and loop
2. Memungkinkan terjadinya pertumbuhan secara transversal pada
daerah inter kaninus
3. Apabila gigi sulung molar kedua yang digunakan sebagai gigi
penyangga, maka dapat memungkinkan pertumbuhan secara
transversal pada daerah inter molar gigi permanen.
Kerugian penggunaan jenis ini yaitu (Singh, 2007):
1. Membutuhkan keterampilan klinis yang lebih
2. Tombol pada daerah palatal dapat menyebabkan akumulasi sisa
makanan sehingga dapat berakibat inflamasi jaringan lunak pada
daerah tersebut
3. Apabila gigi penyangga yang digunakan yaitu gigi permanen
molar, maka tidak memungkinkan adanya pertumbuhan secara
transveral pada daerah inter-molar.
b. Transpalatal Arch
Keuntungan transpalatal arch yaitu (Singh, 2007):
1. Tidak terjadi inflamasi pada daerah palatal
2. Penggunaan jenis ini efektif pada kasus kehilangan prematur gigi
sulung molar pertama pada kedua sisi (bilateral).
Kerugian yang terjadi (Singh, 2007):
1. Beberapa pasien melaporkan terdapatnya debris sisa makanan yang
tersangkut diantara kawat transpalatal dan daerah palatal.
22
c. Lingual Arch
Keuntungan penggunaan lingual arch yaitu (Singh, 2007):
1. Lebih ekonomis bila dibandingkan dengan menggunakan
Bilaterally placed band and loop
2. Iritasi pada lidah lebih sedikit terjadi apabila dibuat dengan baik.
Kerugian yang terjadi (Singh, 2007):
1. Anak dapat merusak kawat dikarenakan berupaya membuang sisa
makanan yang terperangkan dengan jari.
Gambar 10. Space maintainer pada kehilangan gigi sulung molar pertama. a, Band
and loop space maintainer. b, Nance palatal holding arch. c, Transpalatal arch. d,
Lower lingual arch.
(Sumber: Singh, 2007)
a b
c d
23
4.7.2 Space maintainer pada kehilangan prematur gigi sulung molar kedua
Kondisi yang terjadi yaitu (Singh, 2007):
1. Kehilangan prematur gigi sulung molar kedua yang dapat menyebabkan
kemiringan gigi permanen molar pertama ke arah mesial, sehingga juga
dapat berdampak pada pertumbuhan gigi premolar kedua selama fase gigi
bercampur.
2. Kehilangan gigi molar kedua pada rahang atas dapat menyebabkan gigi
molar pertama rahang atas berputar kearah mesial atau terjadi malposisi
gigi molar pertama
3. Dapat menyebabkan perkembangan yang tidak teratur pada hubungan antar
molar.
4. Kehilangan ruangan umumnya lebih banyak terjadi pada rahang atas
dibandingkan rahang bawah
Pada kasus kehilangan prematur gigi sulung molar kedua unilateral,
jenis yang digunakan yaitu band and loop space maintainer. Pada kasus
kehilangan gigi molar kedua bilateral, jenis space maintainer yang dapat
digunakan pada rahang atas yaitu Nance palatal holding arch yang juga
diaplikasikan untuk mempertahankan leeway space dan bilateral band and
loops. Pada rahang bawah, jenis space maintainer yang digunakan yaitu
lingual arch (Singh, 2007).
4.7.3 Space maintainer pada kehilangan prematur gigi sulung molar kedua
sebelum erupsi gigi permanen molar pertama
Kehilangan prematur gigi sulung molar kedua sebelum erupsi gigi
permanen molar pertama merupakan salah satu masalah klinis yang paling
24
sulit untuk dilakukan perawatan, karena dapat menyebabkan gigi permanen
molar pertama miring (tilting) atau migrasi ke mesial (Singh, 2007).
Space maintainer yang digunakan pada kondisi tersebut berupa distal
shoe (intra-alveolar space maintainer/eruption guidance space maintainer)
yang diperkenalkan oleh Willets pada tahun 1932 dengan gingival extension
tipe bar dan kemudian dimodifikasi oleh Roche pada tahun 1942 dengan
gingival extension berbentuk ‘V’ (Singh, 2007).
Space maintainer distal shoe ini memiliki komponen horizontal dan
vertikal. Dimana komponen horizontal menjembatani bagian mesiodistal yang
terpisah karena kehilangan prematur dari gigi sulung molar kedua dan
komponen vertikal biasanya berada 1-1,5 mm dibawah mesial marginal ridge
dari gigi permanen molar pertama yang belum erupsi (Singh, 2007).
Kekurangan dari distal shoe (Singh, 2007):
1. Bercak warna logam pada daerah dimana komponen vertikal masuk ke
dalam gingiva.
2. Terdapat kontroversi mengenai penyembuhan pada daerah yang ditanam
komponen vertikal. Dimana secara klinis penyembuhan baik, namun secara
histologis dapat menyebabkan jaringan epithelial lining yang tidak lengkap
dan terdapat respon inflamasi kronis.
Kontraindikasi (Singh, 2007):
1. Jika terjadi kehilangan beberapa gigi pada kuadran yang sama karena dapat
menyebabkan gigi penyangga yang kurang adekuat.
2. Pada pasien dengan kelainan sistemik seperti:
i. Kelainan darah.
ii. Congenital heart defects.
iii. Riwayat rheumatic fever.
iv. Diabetes mellitus.
25
v. Kelumpuhan.
vi. Imuno-supresi
3. Oral hygiene yang buruk.
4. Kurangnya kooperasi pasien atau orang tua.
Pada pasien dengan kelainan sistemik, alternatif yang dapat digunakan
dapat berupa pressure appliance, dimana tekanan diaplikasikan pada daerah
mesial dari tonjolan pra-erupsi gigi permanen molar. Piranti ini juga berfungsi
berfungsi sebagai guidance plane (Singh, 2007).
Gambar 11. A) Radiografi gigi 85 pra-ekstraksi melibatkan furkasi dan
resorpsi tulang. B) Distal shoe pada gigi 85 setelah dilakukan ekstraksi
4.7.4 Space maintainer pada kehilangan prematur gigi sulung insisivus
Piranti yang dapat digunakan berupa (Singh, 2007):
1. Molar band atau stainless steel crown pada gigi-gigi molar dengan kawat
yang disolder pada bagian palatal dan dikombinasi dengan protesa akrilik.
2. Gigi tiruan sebagian lepasan
Keuntungan (Singh, 2007):
1. Membantu perkembangan bicara dan fonetik
2. Estetik yang baik
3. Menstimulasi daerah edentulous untuk erupsi gigi permanen insisivus
4. Mencegah pergeseran ke mesial
5. Mencegah pergeseran midline
A B
26
Kerugian (Singh, 2007):
1. Harus membuang akrilik di bagian gigi permanen insisivus yang akan
erupsi
2. Gigi tiruan sebagian lepasan harus dibuat ulang setiap 6 bulan sekali untuk
menyesuaikan pertumbuhan transversal.
Gambar 12. A) Kehilangan gigi anterior maksila. B) Tampak depan. C) Tampak
oklusal. D) Protesa akrilik. E) Space maintainer dimodifikasi untuk erupsi gigi 11
4.7.5 Space maintainer pada kehilangan prematur gigi sulung kaninus
Istilah prematur berarti sebelum waktunya, gigi sulung yang tanggal
prematur berarti gigi tersebut tanggal sebelum waktu tanggalnya secara
kronologis. Perawatan yang diperlukan akibat adanya gigi sulung tanggal
prematur tergantung pada jenis gigi yang tanggal, waktu tanggal dan berapa
banyak kekurangan tempat yang timbul akibat tanggalnya gigi sulung
tersebut.
Ruangan yang terjadi akibat gigi tanggal prematur perlu dipertahankan
sebelum gigi yang berdekatan bergeser ke diastema. Untuk mencegah agar
A B C
D E
27
ruangan tersebut tidak ditempati gigi – gigi yang berdekatan perlu dipasang
peranti yang di sebut space maintainer yang bersifat pasif. Untuk menentukan
apakah dibutuhkan pemasangan space maintainer perlu dilihat kekurangan
tempat secara keseluruhan dan posisi benih gigi pengganti apakah sudah akan
erupsi atau belum. Bila benih gigi sudah hampir erupsi tidak perlu dipasang
space maintainer. Salahs satu tanda bahwa benih gigi sudah akan erupsi yaitu
setengah sampai tiga perempat akar gigi sudah terbentuk. Space maintainer
dapat berupa peranti lepasan ataupun peranti cekat tetapi peranti cekat lebih
disukai karena tidak memerlukan kepatuhan pasien untuk memakai space
maintainer. Bila hanya terjadi gigi tanggal premature pada satu sisi lebih baik
digunakan peranti cekat unilateral tetapi bila terjadi tanggal premature dua sisi
dan insisivus lateral sudah erupsi maka lebih baik digunakan lingual arch
daripada peranti cekat pada masing – masing sisi.
Kondisi yang terjadi yaitu:
Tanggalnya gigi kaninus yang terlalu cepat dapat diikuti dengan
hilangnya ruang. Tanggalnya gigi kaninus secara dini terutama pada rahang
bawah, dapat menimbulkan resorpsi akar gigi insisivus lateralis permanent
yang crowded. Keadaan ini seringkali unilateral sehingga gigi insisivus yang
crowded tergeser ke sisi tersebut dengan disertai pergeseran garis tengah.
Keadaan ini merupakan akibat paling serius dari tanggalnya gigi kaninus
sulung karena dapat menyebabkan oklusi yang tidak simetris.
Kaninus sulung yang tanggal prematur pada satu sisi memerlukan
space maintainer atau perlu mencabut kaninus sulung kontralateral untuk
mencegah pergeseran garis median serta terjadinya asimetri lengkung geligi.
Adanya kaninus yang tanggal prematur pada satu sisi ditambah pencabutan
kaninus sulung pada sisi lainya akan menyebabkan insisivus bergerak ke
distal dan lingual sehingga lengkung geligi memendek. Untuk kasus inni
28
diperlukan lingual arch space maintainer agar lengkung geligi tidak
memendek.
Pada kasus kehilangan prematur gigi sulung kaninus unilateral, jenis
yang digunakan yaitu band and loop pada gigi sulung molar pertama sebagai
abutment. Pada kasus kehilangan gigi kaninus bilateral, jenis space
maintainer yang dapat digunakan pada maxilla yaitu Nance palatal holding
arch (Gambar 12). Pada mandibula, jenis space maintainer yang digunakan
yaitu lingual arch (Gambar 13) (Singh, 2007).
Gambar 13. Nance Palatal Holding Arch Gambar 14. Lingual Arch
4.8 Kontrol dan Instruksi pada Pasien
Perhatian khusus dari dokter gigi, pasien, maupun orang tua dari
pasien sangat diperlukan pada pemasangan space maintainer. Rencana
perawatan ditentukan sesuai dengan diagnosis. Setelah pasien diberikan
edukasi tentang perawatan yang akan dilakukan, dokter gigi segera melakukan
perawatan pada pasien. Dokter gigi juga melakukan pencetakan sebagai
pedoman untuk pembuatan alat. Pada kunjungan selanjutnya dilakukanlah
29
pemasangan alat. Pasien diinstruksikan untuk tidak makan atau minum selama
30 menit dan juga tidak makan makanan keras 1 kali 24 jam, pasien diminta
agar tidak memanipulasi space maintainer dengan lidah dll, Pasien
diinstruksikan untuk terus menjaga kebersihan mulutnya. Pasien diminta
untuk datang kontrol satu minggu kemudian. Setiap pasien datang kontrol
dilakukan pemeriksaan keutuhan space maintainer, kondisi gigi penyangga
dan gingivanya.
Perawatan yang dapat dilakukan saat kontrol antara lain:
1. Aplikasi florida topikal untuk mencegah karies dan dekalsifikasi gigi
2. Penyemenan ulang band molar dengan interval enam bulan
3. Pemeriksaan foto rontgen untuk melihat reaksi jaringan pada pemasangan
alat
4. Scaling dengan hati-hati pada gigi yang memiliki karang gigi
5. Pengangkatan debris dan pembersihan poket
Instruksi yang disampaikan pada pasien saat kontrol :
1. Penggunaan sikat gigi yang lunak untuk menghilangkan sisa-sisa makanan
dan dental plak
2. Kontrol rutin setiap empat bulan, setiap kontrol hal yang perlu diperhatikan
adalah keutuhan dari space maintainer, kondisi gigi penyangga dan
gingivanya, dan edukasi kepada pasien mengenai pentingnya kebersihan
rongga mulut selama penggunaan alat space maintainer.
30
BAB V
KESIMPULAN
Alat distal shoe yang dimodifikasi memiliki waktu yang efisien, lebih stabil,
lebih diterima oleh anak dan memenuhi semua kriteria untuk space maintainer yang
benar. Ini merupakan modal penting bagi dokter gigi anak yang dihadapkan dengan
keputusan bahwa gigi sulung molar pertama dan kedua harus diekstraksi sebelum
erupsi molar permanen pertama. Dalam kasus ini, beberapa keuntungan seperti
peningkatan stabilitas dan kekuatan, waktu di atas kursi berkurang dan kurangnya
kerjasama pasien ditunjukkan oleh alat distal shoe yang dimodifikasi melebihi alat
konvensional. Namun, diperlukan studi klinis lebih lanjut untuk menetapkan
kelayakan dan kegunaannya dalam kedokteran gigi anak.
31
DAFTAR PUSTAKA
Adinda C, Nuraini P, Pradopo S, 2011, Pilihan Perawatan Kehilangan Prematur
Molar Kedua Sulung Dengan Distal Shoe Appliance, Prosiding PIN IDGAI V,
Hal. 712-6.
Apriyono DK, 2016, Metode Penentuan Usia Melalui Gigi dalam Proses
Identifikasi Korban, CDK-236, 43(1) : 71-74.
Bhat PK., Navin HK., Idris M., Christopher P., Rai N., 2014, Modified Distal
Shoe Appliance for Premature Loss of Multiple Decidious Molars : A Case
Report, Journal of Clinical and Diagnostic Research, 8(8) : 43-45.
Dhull KS., Kalra A., Indira MD, Jain N., 2014, Distal Shoe Appliance for The
Loss Decidious Second Molar : A Case Report with A Two Year Follow Up,
IJOCR 2(4) : 82-84.
Kupietzky A, Tal E., 2012, The transpalatal arch: an alternative to the nance
appliance for space maintainer, Pediatri dentistry journal, 101(1): 2-3.
McDonald RE, Avery DR, Dean JA, 2004, Dentistry for the child and adolescent
8 ed. UK: Mosby, P. 415, 425-7.
Patil VH, Trasad V, Hugar SM, 2015, Distal Shoe : A Review of Literature,
Internasional Journal of Science and Research 4(6) : 2803-2806
Singh G., 2007, Texbook of orthodontics 2 ed. New Delhi: Jaypee Brothers, P,
38-42, 85-91.
Subekti A, Kuswandari S., 2012, The use of crown (SSC) and loop as space
maintainer in premature loss of mandibular second primary molar on children
aged 5 years. The Indonesians journal of dental research: 189-191
32
Yulina dkk 2015. Space maintainer tipe Crown and Loop: Suatu Perawatan Kasus
Tanggal Dini Gigi Sulung,
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ/article/download/10439/8217