Model Model Pembelajaran
-
Upload
nizwa-ayuni -
Category
Documents
-
view
14 -
download
0
description
Transcript of Model Model Pembelajaran
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
Makalah:
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Mata Kuliah:
BELAJAR dan PEMBELAJARAN 1
Disusun oleh:
Mahasiswa Program Studi Matematika
FKIP UNRAM
Angkatan 2011
2
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI MODEL PEMBELAJARAN
Menurut Isjoni (dalam Anonim: 2011:1), model pembelajaran adalah strategi yang
digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, sikap beajar di kalangan
siswa, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial dan pencapaian hasil
pembelajaran yang lebih optimal. Menurut Didang (dalam Rahmi, 2011:1), model
pembelajaran adalah sebagai suatu disain yang menggambakan proses rincian dan
penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan pada diri siswa. Jadi, model pembelajaran adalah
serangkaian kegiatan pembelajaran yang secara khas disajikan oleh guru guna
menciptakan iklim belajar yang lebih kondusif untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Lebih lanjut Ismail (dalam Widdiharto, 2006: 3) menyebutkan bahwa istilah
model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu:
- rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya,
- tujuan pembelajaran yang hendak dicapai,
- tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut berhasil,
- lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai.
2. MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN
Berikut adalah macam-macam model pembelajaran
1. Model pembelajaran langsung
2. Model pembelajaran kooperatif
2.1. Model pembelajaran kooperatif tipe Make and Match
2.2. Model pembelajaran kooperatif tipe Bertukar pasangan
2.3. Model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-bereempat
3
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
2.4. Model pembelajaran kooperatif tipe berkirim salam dan soal
2.5. Model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor
2.6. Model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor berstruktur
2.7. Model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu
2.8. Model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelompok
2.9. Model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing
2.10. Model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelas
2.11. Model pembelajaran kooperatif tipe lingkaran kecil lingkaran besar
2.12. Model pembelajaran kooperatif tipe tari bambu
2.13. Model pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan
2.14. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
2.15. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
2.16. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share
3. Model pembelajaran missouri mathematics project (MMP)
4. Model pembelajaran penemuan terbimbing
5. Model pembelajaran berdasarkan masalah
6. Model pembelajaran problem posing
7. Model pembelajaran TGT
8. Model pembelajaran problem solving
9. Model pembelajaran kontekstual
10. Model pembelajaran example non example4
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
11. Model pembelajaran role playing
12. Model pembelajaran group investigation
13. Model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC)
3. LANGKAH-LANGKAH PADA MODEL PEMBELAJARAN
Tiap model pembelajaran memiliki sintaksnya masing-masing. Sintaks (pola urutan)
dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-
tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan
pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu
menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau
siswa.
1. Model pembelajaran langsung
Sintaknya:
No. Langkah-langkah Peran Guru
1. Menjelaskan tujuan
pembelajaran dan
mempersiapkan siswa
Guru menjelaskan TPK, informasi latar
belakang pembelajaran, pentingnya pelajaran
dan memotivasi siswa
2. Mendemonstrasikan
pengetahuan atau
keterampilan
Guru mendemonstrasikan keterampilan
dengan benar, atau memberi informasi tahap
demi tahap
3. Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberi bimbingan
pelatihan awal
4. Menelaah pemahaman dan
memberikan umpan balik
Guru mengecek apakah siswa telah berhasil
melakukan tugas dengan baik dan
memberikan umpan balik
5. Memberikan kesempatan Guru mempersiapkan kesempatan melakukan
5
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
untuk pelatihan dan
penerapan
pelatihan lanjutan, khusus penerapan pada
situasi kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
2. Model pembelajaran kooperatif
No Langkah-langkah Peran Guru
1. Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan cara demonstrasikan atau lewat bahan
bacaan
2. Mengorganisasikan siswa
dalam kelompok-
kelompok
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien
3. Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok belajar pada saat
mereka mengerjakan tugas-tugas
4. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang dipelajari dan juga terhadap
presentasi hasil kerja masing-masing kelompok
5. Memberi penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai
upaya atau hasil belajar individu maupun
kelompok
2.1.Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
No Langkah-langkah Peran Guru
1 Langkah 1 Guru menyampaikan materi pembelajaran ke
siswa secara klasikal (paling sering
6
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
menggunakan model pembelajaran langsung,
2 Langkah 2 Guru membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok (setiap kelompok terdiri dari 4 – 6
siswa yang heterogen, baik dari segi
kemampuan, agama, jenis kelamin, atau
lainnya).
3 Langkah 3 Dilanjutkan diskusi kelompok untuk penguatan
materi (saling bantu membantu untuk
memperdalam materi yang sudah diberikan)
4 Langkah 4 Guru memberikan tes individual, masing-masing
mengerjakan tes tanpa boleh saling bantu
membantu diantara anggota kelompok.
5 Langkah 5 Guru memberi penghargaan pada kelompok
berdasarkan perolehan nilai peningkatan
individual dari skor dasar ke skor kuis (cara
penilaian akan dijelaskan di akhir bab ini)
2.2. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (disebut dengan kelompok
asal, setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang
heterogen). Setiap anggota kelompok nantinya diberi tugas untuk memilih
dan mempelajari materi yang telah disiapkan oleh guru (misal ada 5
materi/topik).
7
- Misal 1 kelas: 40 anak
- Ada 5 topik yang akan dipelajari
Kelompok Asal
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
Di kelompok asal, setelah masing-masing siswa menentukan pilihannya ,
mereka langsung membentuk kelompok ahli berdasarkan materi yang dipilih.
Ilustrasinya adalah sebagai berikut:
Setelah setiap kelompok ahli mempelajari (berdiskusi) tentang materinya masing-
masing, setiap anggota dalam kelompok ahli kembali lagi ke kelompok asal untuk
menjelaskan/menularkan apa-apa yang telah mereka pelajari/diskusikan di
kelompok ahli. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:
Dalam tipe ini peran guru lebih banyak sebagai fasilitator, yaitu memfasilitasi
agar pelaksanaan kegiatan diskusi dalam kelompok ahli maupun penularan
dalam kelompok asal berjalan secara efektif dan optimal.
8
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
Materi A Materi B Materi C Materi D Materi E
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
Materi A Materi B Materi C Materi D Materi E
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
Setelah masing-masing anggota dalam kelompok asal selesai menyampaikan
apa yang dipelajari sewaktu dalam kelompok ahli, guru memberikan soal/kuis
pada seluruh siswa. Soal harus dikerjakan secara individual.
Nilai dari pengerjaan kuis individual digunakan sebagai dasar pemberian nilai
penghargaan untuk masing-masing kelompok. Teknik penilaian/penghargaan
akan dijelaskan tersendiri di akhir bab pembelajaran kooperatif ini.
2.3.Model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share
Guru mengajarkan materi seperti biasa, alat peraga disarankan .
Dengan tanya jawab, guru memberikan contoh soal.
Guru memberikan soal yang dikerjakan siswa berdasar persyaratan soal
sebagai problem.
Siswa dipandu guru menyelesaikan soal.
Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya
Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa
Guru memberi kesimpulan
Penutup
2.4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make and Match
Dikembangkan oleh Lama Curran (1994)
Siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam
suasana yang meyenangkan
Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak
didik
9
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
Sintaknya:
a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa topik yang mungkin cocok
untuk sesi review (persiapan menjelang tes ujian).
b) Setiap siswa mendapatkan satu kartu.
c) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.
Misalkan, pemegang kartu yang bertuliskan “SBY” berpasangan dengan pemegang
kartu yang bertuliskan “PRESIDEN RI”.
d) Siswa bisa juga bergabung dengan 2 atau 3 siswa lain yang memegang kartu yang
cocok. Misalnya, pemegang kartu 3+3 membentuk kelompok dengan pemegang
kartu 2x4 dan 1x5 (Turmuzi, 2012: 125).
2.5. Model pembelajaran kooperatif tipe Bertukar pasangan
Memberi kesempatan siswa untuk bekerja sama dengan orang lain
Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak
didik
Sintaknya:
a. Setiap siswa mendapatkan satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau
siswa melakukan prosedur MAKE AND MATCH).
b. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
c. Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
d. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan. Masing-masing pasangan yang baru ini
kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.
e. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada
pasangan semula (Turmuzi: 2012:125-126)
2.6. Model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-bereempat
Dikembangkan oleh Frank Lyman dan Spencer Kagan sebagai struktur kegiatan
pembelajaran gotong royong.
Memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang
lain.
10
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
Optimalisasi partisispasi siswa.
Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan
membagikan hasilnya untuk seluruh kelas.
Memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa
untuk dikenai dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.
Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak
didik.
Sintaknya:
a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada
semua kelompok.
b. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri.
c. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan
pasangannya.
d. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai
kemampuan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat.
2.7. Model pembelajaran kooperatif tipe berkirim salam dan soal
Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk melatih pengetahuan dan
keterampilannya.
Siswa membuat pertanyaan sendiri, sehingga akan merasa lebih terdorong untuk
belajar dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya.
Cocok untuk persiapan menjelang ujian dan tes.
Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia anak didik.
Sintaknya:
a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan setiap kelompok ditugaskan
untuk menulis beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok yang lain. Guru
bisa mengawasi dan membantu memilih soal-soal yang cocok.
b. Kemudian, masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan yang akan
menyampaikan salam dan soal dari kelompoknya (Salam kelompok bisa berupa
sorak kelompok seperti yang dijelaskan).
11
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
c. Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain.
d. Setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokkan dengan jawaban
kelompok yang membuat soal.
2.8. Model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor
Dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk salaing membagikan ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
Mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka.
Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak
didik.
Sintaknya:
a. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapatkan
nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan
semua anggota kelompok mengetahui jawabannya.
d. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan
hasil kerja sama mereka.
2.9. Model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor berstruktur
Teknik belajar ini merupakan pengembangan dari teknik Kepala Bernomor.
Memudahkan pemberian tugas
Memudahkan siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling
keterkaitan dengan rekan sekelompoknya.
Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak
didik.
Sintaknya:
a. Siswa dibagi dalam kellompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapatkan
nomor.
12
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
b. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya.
Misalnya: Siwa nomor 1 bertugas membaca soal dengan benar dan mengumpukan data yang mungkin berhubungan dengan penyelesaian soal. Siswa nomor 2 mencari penyelesaian soal. Siwa nomr 3 mencatat dan melaporkan hasil kerja kelompok.
c. Jika perlu (untuk tugas-tugas yang lebih sulit), guru juga bisa mengadakan kerja sama
antar kelompok. Siswa bisa diminta keluar dari kelompoknya dan bergabung
bersama beberapa siswa yang bernomor sama dari kelompok lain. Dalam
kesempatan ini, siswa-siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau
mencocokkan hasil kerja mereka.
Catatan: Untuk efisiensi pembentukan kelompok dan penstrukturan tugas, Teknik
Kepala Benomor ini bisa dipakai dalam kelompok dan nomornya sepanjang semester.
Supaya ada pemerataan tanggung jawab, penugasan berdasarkan nomor bisa diubah-
ubah. Misalny siswa nomor 1 bertugas mengumpulkan data kali ini, tapi akan bertugas
melaporkan pada kesempatan lain.
Untuk Variasi: Struktur Kepala Bernomor ini juga bisa dilanjutkna untuk mengubah
komposisi kelompok dengan cara yang efisien, pada saat-saat tertentu, siswa bisa
keluar dari kelopok biasanya dan bergabung dengan siswa-siswa lain yang bernomor
sama dari kelompok lain. Cara ini bisa digunakan untuk mengurangi kebosanan jika guru
mengelompokkan secara permanen.
2.10. Model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu
Dikembangkan Spencer Kagan (1992).
Dapat diguanan bersama dengan Teknik Kepala Bernomor.
Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak
didik.
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi
kepada kelompok lain.
Sintaknya
a. Siwa bekerja sama dengan kelompok seperti biasa.
b. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan
kelompoknya danmasing-masing bertamu ke dua kelompok.
13
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
c. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan
informasi mereka ke tamu mereka.
d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan
mereka dari kelompok lain.
e. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.
2.11. Model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelompok
Teknik ini biasa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan
usia.
Dalam kegiatan keliling kelompok, masing-masing anggota kelompok mendapatkan
kesempatan untuk memberikan kontribusu mereka dan mendenganrkan pandangan
dan pemikiran anggota lain.
Sintaknya:a. Salah satu siswa masing-masing kelompok memulai dengan memberikan pandangan
dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan.
b. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya.
c. Demikian, seterusnya, giliran bicara bisa dilaksanakan menurut arah perputan jarun
jam atau dari kiri ke kanan.
2.12. Model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing
Dikembangakan oleh Spencer Kagan (1992)
Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak
didik.
Dalam kegiatan Kancing Gemerincing, masing-masing anggota kelompom
mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan
mendenganrkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain.
Teknik ini dapat digunakan untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan
yang sering mewarnai kerja kelompok.
Dalam banyak kelompok, sering ada anak yang terlalu dominan dan banyak bicara.
Sebaliknya ada juga anak yang pasrah saja pada rekannya yang lebih dominan.
Dalam situai seperti ini, pemerataan tanggung jawab dalam kelompok bisa tidak
tercapau karena ank pasif terlalu menggantungkan diri kepada rekannya yang lebih
dominan.
14
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
Teknik ini memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta.
Sintaknya:a. Guru menyiapkan satu kotak kecil berisi kancing-kancing (atau benda kecil lainnya).
b. Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa masing-masing kelompok
mendapatkan 2 atau 3 buah kancing (jumlah kancing tergantun pada sukarnya
tidaknya tugas yang diberikan).
c. Setiap siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus menyerahkan salah
satu kancingnya dan meletakkannya di tengah-tengah.
d. Jiak kancing yang dimiliki siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua
rekannya juga menghabiskan kancingnya.
e. Jiak semua kancing sudah habis padahal tugas belum selesai, kelompok boleh
mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi kancing lagi dan mengulang
prosedurnya kembali.
2.13. Model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelas
Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan
usia anak didik.
Bila teknik ini digunakan anak-anak tingkat dasar, maka perlu disetai dengan
manajemen kelas yang baik supaya tidak terjadi kegaduhan.
Measing-masing kelompok mendapatkan kesempatan untuk memamerkan hasil
kerjanya dan melihat hasil kerja kelompok lain.
Sintaknya:
a. Siswa bekerja sama dalam kelompok seperti biasa.
b. Setelah selesai, masing-masing kelompok memamerkan hasil kerja kelompoknya.
Hasil-hasil ini bisa dipajang di beberapa bagian kelas jika berupa poster atau gambar-
gambar.
c. Masing-masing kelompok berjalan keliling kelas dan mengamati hasil karya
kelompok lain.
2.14. Model pembelajaran kooperatif tipe lingkaran kecil lingkaran besar
Dikembangkan oleh Spencer Kagan.
15
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
Untuk memberikan kesempatan pada siswa agar saling berbagi informasipada saat
yang bersaman.
Pendekatan ini bisa digunakan dlam beberapa mata pelajaran seperti ilmu sosial,
agama, bahasa, matematika. bahan pelajaran yang paling cocok digunakan untuk
teknik ini adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran dan informasi antar
siswa.
Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur yang jelas dan
memungkinkan siswa utnuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat
dan teratur.
Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dlaam suasana gotong royong dan
mempunyai banyak kesempatan untuk megolah informasi dan
meningkatkanketerampilan berkomunikasi.
Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak
didik.
Sintaknya:
LINGKARAN INDIVIDU
a. Separuh kelas (atau seperempat jika jumlahnya terlalu banyak) berdiri membentuk
lingkaran kecil. Mereka berdiri melingkar menghadap keluar.
b. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran ayang pertama. Artinya
mereka berpasangan dengan siswa yang berada di lingkaran dalam.
c. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil yang memulai. Pertukaran informasi
ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dlam waktu yang bersamaan.
d. Kemudian siswa yang beradadi lingkaran kecil dian di tempat, sementara siswa
berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah perputaran jarum
jam. Dengan cara in, masing-masing siswa mendapatkan pasangan yang baru untuk
berbagi.
e. Sekrang giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang membagikan informasi.
Demikian seterusnya.
LINGKARAN KELOMPOK
a. Satu kelompok berdiri di lingkaran kecil mengahadap keluar. Kelompok lain berdiri di
lingkaran besar.
16
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
b. Kelompok berputar seperti prosedur lingkaran individu yang dijelaskan di atas dan
saling berbagi.
2.15. Model pembelajaran kooperatif tipe tari bambu
Teknik ini dikembangkan dari teknit Lingkaran Besar dan Lingkaran Kecil.
Di banyak kelas, dalam Lingkaran Besar dan Lingkaran Kecil sering tidak dapat
dipenuhi karena kondisi penataan ruang kelas tidak menunjang. Tidak ada cukur
ruang di dalam kelas untuk membentuk lingkaran dan tidak selalu memungkinkan
untuk membawa siswa keluar dari ruang kelas dan belajar di luar empat dinding
ruang kelas. Kebanyakan ruang kelas di Indonesia memang ditata dengan model
kalsikal/tradisional. Bahkana banyak penataan tradisiolan ini bersifat permanen,
yaitu kusri dan meja sulit dipindahkan.
Teknik ini diberu nama Tari Bambu karena siswa berjajar dan saling berhadapan
dengan model yang mirip seperti dua potong bambu yang digunakan dalam Tari
Bambu Filipina yang jugapopuler di beberapa daerah di Indonesia.
Dalam kegiatan belajar mengajar teknik ini, siswa saling berbagi informasi pada saat
yang bersamaan.
Pendekatan ini bisa digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti IPS, agama,
matematika, dan bahasa.
Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dalam teknik ini adalah bahan ynag
membutuhkan pertukaran pengalaman, pikiran, dan informasi antarsiswa.
Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur yang jelas dan
memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat
dan teratur.
Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan
mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan
keterampilan berkomunikasi.
Tari Bambu bisa digunakan pada semua tingkat usia anak didik
Sintaknya:
Tari bambu individu
17
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
a. Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak) berdiri berjajar.
Jika ada cukup ruang, mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah
siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan
pembentukan kelompok karena diperlukan waktu yang relatif singkat.
b. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran pertama.
c. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi.
d. Kemudian, satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke
ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini, masing-
masing siswa mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa
dilakuakn terus sesuai kebutuhan.
Tari bambu kelompok
a. Satu kelompok berdiri di satu jajaran berhadapan dengan kelompok lain.
b. Kelompok bergeser seperti prosedur Tari Bambu Individu di tas dan saling berbagi.
2.16. Model pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan
Teknik ini bisa digunakan dalam pembelajaran membaca, menulis, mendengarkan
atau berbicara.
Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan
berbicara.
Pendekatan ini bisa pula digunakna dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu
pengetahuan sosial, agama dan bahasa.
Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan denga teknik ini adalah bahan yang
bersifat naratif dan deskriptif.
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skema atau latar belakang pengalaman siswa
dan membantu siswa mengaktifkan skema ini agar kegiatan pembelajaran lebih
bermakna.
Dalam kegiatan ini, siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikin
dan berimajinasi, buah pemikiran mereka akan dihargai, sehingga siswa merasa
makin terdorong untuk belajar.
Teknik ini bisa digunakan untuk semua tingkatan usia peserta didik.
18
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
Sintaknya:
a. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi dua bagian.
b. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai
topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa
menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai
topik tersebut. Kegiata brainstorming ini dimaksudkan untukmengaktifkan skema
siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru. Dalam kegiatan ini,
pengajar pelu menekankan bahwa memberikan tebakan yang benar buaknalah
tujuannya. Yang lebih penting adalah kesiapan mereka dalam mengantisipasi bahan
pelajaran yang akan diberikan hari itu.
c. Siswa dipasangkan.
d. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama. Sedangkan siswa yang
kedua menerima bagian yang kedua.
e. Kemudian siswa diminta untuk membaca atau mendenganrkan (dalam pelajran di
laboratorium).
f. Sambil membaca/mendengarkan, siswa diminta untuk mencatat dan mendaftar
bebrapa kata ata frasa kunci yang ada dalam bagian masing-masing. Jumlah kata
atau frase biasa disesuaikan dengan panjangnya teks bacaan.
g. Setelah selesai membaca, siswa saling menukar daftar kata atau frase kunci dengan
pasangan masing-masing.
h. Sambil mengingat bagian yang telah dibaca sendiri, masing-masing siswa berusaha
untuk mengarang bagian lain yang belum dibaca atau didengarkan berdasarkan kata
atau frase yang diberikan pasangannya. Siswa yang mendapatkan materi pertama
berusaha menuliskan apa yang akan terjadi selanjutnya sedangkan siswa yang
mendapat materi kedua berusaha menuliskan apa yang terjadi sebelumnya.
i. Tentu saja, versi karangan sendiri tidak harus sama dengan aslinya. Tujuan kegiatan
ini bukan untuk mendapatkan jawaban yang benar tetapi untuk meningkatkan
partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Setelah selesai menulis, bebrapa
siswa diberikan kesempatan untuk membacakan hasil karangan mereka.
j. Kemudian pengajar membagikan bagian cerita yang belu terbaca kepada masing-
masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut.
19
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
k. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari
itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.
3. Model pembelajaran missouri mathematics project (MMP)
Sintaknya menurut Widdiharto (2006:30):
Langkah pertama : Review
dengan cara mengulah ulang mata pelajaran yang lalu,
membahas tugas yang diberikan /pekerjaan rumah.
Langkah kedua : Pengembangan
penyajian ide baru atau perluasan konsep matematika yang
terdahulu
penjelasan tentang diskusi, demonstrasi, dengan contoh kongkret
yang sifatnya piktoral dan simbolik.
Langkah ketiga : Latihan Terkontrol
siswa merespon soal
guru mengamati
belajarnya kooperatif
Langkah keempat : Seatwork
siswa bekerja sendiri untuk latihan atau perluasan konsep
Langkah kelima : Pekerjaan Rumah
Tugas membuat pekerjaan rumah.
4. Model pembelajaran penemuan terbimbing
20
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
Langkah yang ditempuh oleh guru dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
Merumuskan masalah yang diberikan kepada siswa dengan data secukupnya.
Perumusan harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir
sehingga arah yang di tempuh siswa tidak salah.
Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan
menganalisis data tersebut. Bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang di
perlukan. Bimbingan sebaiknya mengarah siswa untuk melangkah ke arah yang
hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau lembar kerja siswa (work
sheet).
Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasi analisis yang dilakukan
Konjektur yang telah dibuat siswa, diperiksa oleh guru. Hal ini digunakan untuk
meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang
hendak dicapai.
Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur teresbut, maka
verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan kepada siswa untuk menyusunnya.
Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal
latihan atau soal tambahan.
5. Model pembelajaran berdasarkan masalah
No. Indikator Kegiatan Guru
1 Orientasi siswa
kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat aktif
dan kreatif dalam aktivitas pemecahan masalah yang
dipilihnya
2 Mengorganisasik
an siswa untuk
belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut
21
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
3 Membimbing
penyelidikan
individual
maupun
kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
4 Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video,
dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya
5 Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-
proses yang mereka gunakan
6. Model pembelajaran problem posing
Prinsipnya:mewajibkn siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal secarr
mandiri.
Sintaknya adalah sebagai berikut:
a.guru menjelaskan materi pelajaran, alat peraga disarankan,
b.memberikan latihan soal secukupnya,
c. siswa mengajukan soal yang menantang dan dapat menyelesaikan. Bisa secara
kelompok,
d.pertemuan berikutnya, guru menyuruh siswa menyajikan soal temuan di depan
kelas,
e.guru memberikan tugas rumah secara individual.
22
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
7. Model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)
a. Beri informasi secara klasikal
b. Bentuk kelompok beranggotakan 4-5 siswa (kemampuan siswa heterogen)
c. Diskusi kelompok untuk penguatan pemahaman materi yang dikaitkan dengan
kuis/latihan yang telah diberikan (mempelajari kembali)
d. Permainan/turnamen (dalam setiap kelompok diwakili satu orang)
e. Beri soal untuk dilombakan
f. Beri penghargaan pada kelompok yang wakilnya dapat maju terus sampai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
8. Model pembelajaran problem solving
Syarat (siswa)
a. Memlki prasyarat untuk mngerjakan soal tersebut.
b. Belum tahu cara pemecahan soal tersebut.
c. Soal terjangkau
d. Siswa mau dan berkehendak untuk menyelesaikan soal tersebut
Langkah guru
a. Guru mengajarkan materi seperti biasa, alat peraga disarankan .
b. Dengan tanya jawab, guru memberikan contoh soal.
c. Guru memberikan soal yang dikerjakan siswa brdsar persyaratan soal sebagai
problem.
d. Siswa di pandu guru menyelesaikan soal.
9. Model pembelajaran kontekstual
23
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
Konstruktivisme
o Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar
pada pengetahuan awal
o Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan
menerima pengetahuan
Inquiri (menemukan)
o Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman
o Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis
Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir
siswa
o Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang
berbasis inquiry
Learning Community (masyarakat belajar)
o Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar
o Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri
o Tukar pengalaman
o Berbagi ide
Modeling (pemodelan)
o Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan
belajar
o Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya
Authentic Assesment (penilaian yang sebenarnya)
o Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa
o Penilaian produk (kinerja)
24
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
o Tugas-tugas yang relevan dan kontekstual
o Reflection (refleksi)
o Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari
o Mencatat apa yang telah dipelajari
o Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok
10. Model pembelajaran example non example
CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD
Langkah-langkah :
i. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
ii. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP.
iii. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar.
iv. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar
tersebut dicatat pada kertas.
v. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
vi. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai.
vii. Kesimpulan.
11. Model pembelajaran role playing
Langkah-langkah :
Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
25
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm
Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang
sudah dipersiapkan
Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai
lembar kerja untuk membahas
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
Guru memberikan kesimpulan secara umum
Evaluasi
Penutup
12. Model pembelajaran group investigation
Langkah-langkah :
Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok
mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif
berisi penemuan
26
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
Evaluasi
Penutup
13. Model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC)
Langkah-langkah :
Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
Guru membuat kesimpulan bersama
Penutup
27
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
a. Model pembelajaran adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang secara khas
disajikan oleh guru guna menciptakan iklim belajar yang lebih kondusif untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
b. Macam-macam model pembelajaran yaitu: Model pembelajaran langsung,
kooperatif, missouri mathematics project (MMP), penemuan terbimbing,
pembelajaran kontekstual, model pembelajaran example non example, role playing,
group investigation dan cooperative integrated reading and composition (CIRC).
c. Model pembelajaran kooperatif juga memiliki beberapa tipe yaitu tipe Make and
Match, tipe bertukar pasangan, tipe berpikir-berpasangan-bereempat, tipe berkirim
salam dan soal, tipe kepala bernomor, tipe kepala bernomor berstruktur, tipe dua
tinggal dua tamu, tipe keliling kelompok, tipe kancing gemerincing, tipe keliling kelas,
tipe lingkaran kecil lingkaran besar, tipe tari bambu, tipe bercerita berpasangan, tipe
STAD, tipe jigsaw, dan tipe think pair and share.
28
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Produktif Multimedia Siswa Kelas X
SMKN 1 Cerme Gresik. http://blog.tp.ac.id/penerapan-model-pembelajaran-
kooperatif-tipe-group-investigation-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-mata-
pelajaran-produktif-multimedia-siswa-kelas-x-smkn-1-cerme-gresik (diakses 2 April
2013)
Ismail. 2003. Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran), Modul Diklat Terintegrasi
Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Direktorat PLP
Rahmadi Widdiharto. (2006). Model-model Pembelajaran Matematika. Makalah Diklat Guru
Pengembang Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Rahmi, Ulfia. 2011. Model-Model Sistem Pembelajaran. http://tepenr06.wordpress.com/
2011/09/07/model-model-sistem-pembelajaran/ (Diakses 2 April 2013)
Turmuzi, Muhammad. 2012. Strategi Pembelajaran Matematika. Mataram : Fakultas
Keguruan dan Imu Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas
Mataram
29