mie rumput laut.docx

15
VISI (2011) 19 (2) 539-547 IbM PEMBERDAYAAN KAUM PEREMPUAN DI DESA TAPIAN NAULI I MELALUI APLIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT Hotman Manurung, Rosnawyta Simanjuntak ABSTRACT Tapian nauli I located around 15 km from Sibolga city is one of Coremap Villages with seaweed culture devolopment. Mort population of Tapian Nauli I is fisherman and more than 75% of woman are as household. One level of income in Tapian nauli is about 600.000 – 900.000 (IDR) per month. Tapian nauli has poteney within producing seaweed Approximetley 5 ton every month. However, anay sell seaweed with raw materials due to puy still have each of skill and knowledge for processing. Technology, pherefore, the community service sastitution of HKBP Nommensen university. Carried one the training of seaweed procesing for is woman in Tapian Nauli I village. Through training woman get involved in that training could produce noodle, pudding and healht beverage of seaweed. Erenteally they can get profit 30.000 (IDR) per perton in every day. ---------------- Key word: Technology, seaweed., noodle, pudding, drink health I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Desa Tapian Nauli I termasuk salah satu desa binaan COREMAP II (Coral Reef Rehabilitation and Management Program), terletak sekitar 15 Km dari kota Sibolga. Saat ini telah berhasil membudidayakan rumput laut jenis Echeuma cottonii, dan telah menjual produk rumput laut kering . Perairan di Tapian Nauli relatif tenang dan bening sehingga rumput laut dapat tumbuh dengan baik (DKP Tapteng, 2008), oleh karena itu Desa Tapian Nauli I dapat dijadikan salah satu sentra produksi rumput laut di wilayah pantai barat Tapanuli Tengah. 539 ______________ ISSN 0853-0203

Transcript of mie rumput laut.docx

Page 1: mie rumput laut.docx

VISI (2011) 19 (2) 539-547

IbM PEMBERDAYAAN KAUM PEREMPUAN DI DESA TAPIAN NAULI I MELALUI APLIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT

Hotman Manurung, Rosnawyta Simanjuntak

ABSTRACT

Tapian nauli I located around 15 km from Sibolga city is one of Coremap Villages with seaweed culture devolopment. Mort population of Tapian Nauli I is fisherman and more than 75% of woman are as household. One level of income in Tapian nauli is about 600.000 – 900.000 (IDR) per month. Tapian nauli has poteney within producing seaweed Approximetley 5 ton every month. However, anay sell seaweed with raw materials due to puy still have each of skill and knowledge for processing. Technology, pherefore, the community service sastitution of HKBP Nommensen university. Carried one the training of seaweed procesing for is woman in Tapian Nauli I village. Through training woman get involved in that training could produce noodle, pudding and healht beverage of seaweed. Erenteally they can get profit 30.000 (IDR) per perton in every day. ---------------- Key word: Technology, seaweed., noodle, pudding, drink health

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakangDesa Tapian Nauli I termasuk salah satu desa binaan COREMAP II (Coral

Reef Rehabilitation and Management Program), terletak sekitar 15 Km dari kota Sibolga. Saat ini telah berhasil membudidayakan rumput laut jenis Echeuma cottonii, dan telah menjual produk rumput laut kering . Perairan di Tapian Nauli relatif tenang dan bening sehingga rumput laut dapat tumbuh dengan baik (DKP Tapteng, 2008), oleh karena itu Desa Tapian Nauli I dapat dijadikan salah satu sentra produksi rumput laut di wilayah pantai barat Tapanuli Tengah.

Penduduk Tapian Nauli I berjumlah 5.010 jiwa yang terdiri dari 1.200 kepala keluarga dengan jumlah laki-laki 51.1% dan perempuan 48,9%. Mata pencaharian utama adalah nelayan ikan tangkap di laut . Rata-rata tingkat pendapatan masyarakat sangat rendah yaitu Rp 600.000 – Rp 900.000 per bulan (Purba, 2007). Masyarakat pesisir identik dengan kemiskinan, tempat tinggal yang kumuh, dan padat. Menurut Sapta ( 2008) tingkat kemiskinan masyarakat pesisir mencapai indeks 0,3214 (artinya kemiskinan masyarakat pesisir 3 kali kemiskinan nasional).

Sebagian besar kaum perempuan di desa Tapian Nauli terutama kaum ibu tidak mempunyai pekerjaan tetap selain mengurus rumah tangga. Setiap hari kaum

539______________ISSN 0853-0203

Page 2: mie rumput laut.docx

VISI (2011) 19 (2) 539-547

perempuan terutama ibu-ibu hanya mengerjakan pekerjaan rumah dan selebihnya digunakan untuk berkumpul dengan ibu lainnya sambil menunggu suami pulang dari laut.

Untuk memberdayakan kaum perempuan di desa Tapian Nauli I perlu diciptakan kegiatan yang produktif dengan memanfaatkan potensi desa baik potensi sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya. Salah satu sumber daya alam yang sangat potensial adalah rumput laut yang saat ini telah dibudidayakan masyarakat di perairan disekitar daerah tersebut. Pengolahan rumput laut menjadi produk olahan pangan oleh kaum perempuan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan keluarga.

1.2. Tujuan a. Agar masyarakat mengetahui manfaat rumput laut sebagai bahan pangan b Agar masyarakat mampu mengolah rumput laut menjadi produk olahan

pangan mi. Puding, dan minuman sehat rumput laut c. Agar masyarakat mempunyai mata pencaharian alternatif.

1.3 Manfaat a. Memberdayakan kaum perempuan dalam upaya meningkatkan pendapatan

keluarga b. Mewujudkan tridharma perguruan tinggi melalui pengabdian kepada

masyarakat. c. Membangun industri pengolahan rumput laut di pedesaan dalam skala

home industri

II. METODOLOGI PELAKSANAAN IPTEK

2.1 Tempat, waktu dan sumber dana Ipteks dilaksanakan di Balai pertemuan Coremap Desa Tapian Nauli I pada bulan Oktober sampai bulan Nopember 2010. Sumber dana berasal dari DP2M Dikti melalui program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) tahun anggaran 2009/2010

2.2 Bahan dan Alat Bahan baku yang digunakan adalah rumput laut kering yang diperoleh dari masyarakat setempat. Sedangkan bahan lainnya misalnya tepung terigu, telur, sodaki, dan esense diperoleh dari pasar tradisionil di Sibolga. Peralatan yang digunakan adalah: ampia, blender, baskom, kompor, kuali, dan alat dapur lainnya dibeli di Sibolga.Penjelasan tentang bahan dan alat dapat dilihat pada prosedur pengolahan rumput laut. Peralatan ini diserahkan dan menjadi milik peserta pelatihan.

2.3 Kegiatan yang dilaksanakan

540______________ISSN 0853-0203

Page 3: mie rumput laut.docx

VISI (2011) 19 (2) 539-547

Mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan potensi desa Pembentukan kelompok yang akan dibina Memberi penyadaran kepada masyarakat melalui pertemuan secara

terjadual akan potensi alam (rumput laut) di daerah sasaran dan prospek rumput laut sebagai mata pencaharian alternatif.

Survey kepada masyarakat sekitar dan kota Sibolga untuk mengetahui jenis produk yang disukai dan dikaitkan dengan sumberdaya mitra baik dari segi ketrampilan maupun dari segi pendanaan.

Memberi pelatihan cara membuat minuman sehat rumput laut, puding rumput laut, dan mi rumput laut serta cara pegemasan yang eksotik.

Membantu mitra dalam memasarkan produk yang dihasilkan.

2.4 Materi Pelatihan Materi pelatihan meliputi pembuatan mi rumput laut, minuman sehat dan pudding, masing-masing cara pembuatannya dijelaskan pada uraian berikut.

Pembuatan Mi Rumput Laut

Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam pembuatan mi basah adalah: rumput laut kering jenis Eucheuma cottonii,tepung terigu cap cakra kembar,telur,bahan pengenyal,air Alat yang digunakan adalah: blender,pengaduk,baskom,timbangan,cetakan mi, saringan,kompor,kukusan,serbetProses Pembuatan Mi

Proses pembuatan mi rumput laut adalah sebagai berikut.a. Sebanyak 2 kg rumput laut yang telah direndam selama 2 malam, dipotong-

potong agar mudah diblender. b). Bubur rumput laut yang telah dibelender dicampur dengan tepung terigu, telur, garam, soda abu, dan bahan lainya misalnya phosmi. Penambahan tepung terigu harus sedikit demi sedikit sambil diulen. c). Semua bahan dicampur hingga rata dan terbentuk adonan yang kalis. Agar diperoleh adonan yang kalis kadangkala adonan dibanting atau dilempar ke lantai. Adonan yang kalis ditandai dengan adonan kompak dan tidak lengket ditangan. Adonan dibiarkan selama 15 menit dan ditutup dengan plastik. d). Dilakukan pembentukan lembaran-lembaran tipis dengan mengunakan botol atau benda lain, kemudian dibiarkan selama 15 menit. Setiap lembaran ditaburi tepung agar tidak lengket satu dengan yang lain. e). Lembaran-lembaran tersebut dicetak menjadi mi dengan menggunakan alat pencetak mi. f). Mie yang telah dibentuk direbus dalam air mendidih selama 1-2 menit, kemudian diangkat dan dicelupkan kedalam air dingin. g). Ditiriskan sampai tidak ada lagi air yang menetes, siap untuk dipasarkan atau digoreng.

Pembuatan Pudding Rumput Laut

Bahan dan Peralatan

541______________ISSN 0853-0203

Page 4: mie rumput laut.docx

VISI (2011) 19 (2) 539-547

Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan pudding rumput laut adalah: - Rumput laut 100 %- Air 50 %- Gula pasir 25%- Susu kental 25 %- Garam 5 %- Vanili 1 %- Pewarna 1 %

Peralatan yang digunakan adalah:- Kompor masak- Kuali- Baskom- Sendok kecil dan sendok besar- Cetakan- Blender

Proses Pembuatan Pudding Rumput LautPembuatan pudding rumput laut ini dengan menggunakan rumput laut

yang direndam sebanyak 1 kg. Cara pembuatan pudding rumput laut adalah sebagai berikut:

a). Rumput laut yang telah direndan 1-2 hari dipotong-potong/diiris-iris untuk mempermudah pemblenderan. b). Rumput laut diblender sampai halus (berbentuk bubur). Pada saat pemblenderan dilakukan penambahan air hingga jumlah air yang ditambahkan adalah 50 % dari berat/jumlah rumput laut yang diblender. c).Ke dalam bubur rumput laut ditambahkan susu kental 250 ml, gula 250 gram, garam 50 gram, vanili dan pewarna masing-masing 10 gram, dan air air sisa yang belum terpakai pada proses pemblenderan. d). Campuran bubur rumput laut dan bahan tambahan dimasak dengan menggunakan api yang kecil sambil diaduk hingga mendidih. e). Setelah mengental, lalu dituang kedalam cetakan. f).Dibiarkan sampai padat seperti tekstur tahu. Boleh juga dimasukkan ke dalam kulkas agar cepat memadat.

Pembuatan Minuman SegarBahan Baku : Rumput laut kering jenis Euchema CottoniiBahan Tambahan : Gula pasir, air cucian beras/jeruk nipis, vanilli, pewarna

alami, sirup.

Proses pembuatan minuman sehar rumput laut sebagai berikut :a). Rumput laut kering dicuci sampai bersih, lalu direndam dalam air bersih dengan volume air 10 kali berat rumput laut selama 2–3 hari. Setiap 12 jam sekali air tawar diganti. Lama perendaman telah cukup bila rumput laut dapat dipotog/dipatahkan dengan kuku jari tangan. b). Rumput laut direndam kembali dalam air kapur sirih 1% selama satu jam untuk menghilangkan bau

542______________ISSN 0853-0203

Page 5: mie rumput laut.docx

VISI (2011) 19 (2) 539-547

amis. c). Lalu rumput laut dicuci dan ditiriskan. Kemudian dipotong-potong dengan ukuran 2 – 3 cm. d). Pada waktu pemotongan, disiapkan larutan gula dengan perbandingan gula dengan air 1 : 1. Agar gula larut semua maka perlu pemanasan. e). Setelah gula semua larut, maka larutan gula tersebut didinginkan. f).Kedalam larutan gula yang telah dingin dimaksukkan potongan-potongan rumput laut dan bumbu/esense yang diperlukan. Asam sitrat 0,5% , sodium benzoat, 0,1 – 012%, Pandan/pewarna 1%. g). Tambahkan es batu secukupnya untuk meningkatkan accetability pada saat diminum. h). Bila mau dipasarkan, masukkan ke dalam cup aqua, kemudia disealer dan diberi label.

III. TINJAUAN PUSTAKAIndonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau 17.504 buah dan

panjang pantai 81 ribu kilo meter-negara nomor dua memiliki pantai terpanjang- dengan luas perairan 5,8 juta km per segi untuk budidaya rumput laut dapat menjadi penghasil rumput laut nomor satu di dunia ( Numberi, 2008). Rumput laut mempunyai multi fungsi, baik sebagai bahan baku industri pangan maupun industri non pangan. Rumput laut berkhasiat sebagai anti kanker, mencegah kardiovaskular, dan mencegah obesitas (Sutomo, 2005). Menurut H. Sasmoyo S. Boesari di dalam Meilaka (2008) bahwa pada tahun 1995 produk turunan rumput laut hanya 40 macam, namun pada tahun 2008 sudah berkembang menjadi 500 macam produk turunan. Peningkatan penggunaan rumput laut disebabkan kandungan zat gizi dan komponen kimia lainnya yang sangat dibutuhkan manusia, serta jenis rumput laut yang jumlahnya mencapai 555 jenis dengan komposisi kimia yang berbeda. Komposisi kimia rumput laut Jenis Eucheuma cottonii dapat dilihat pada Tabel 1.

Jenis olahan pangan rumput laut antara lain; dodol, puding, fermen, endol, minuman sehat, mi, kue, dan lai-lain (Hambali, Suryani dan Wadli , 2004). Pengolahan rumput laut menjadi produk olahan pangan sangat sederhana karena tidak membutuhkan teknologi tinggi, dan sumberdaya manusia yang yang berkualitas. Pengolahan rumput laut sangat sesuai diterapkan pada kelompok masyarakat (Poncomulyo, Maryani, dan Kristiani., 2006).

Tabel-1. Komposisi Kimia Rumput Laut Jenis Eucheuma cottoniiKomposisi NilaiAir (%) 13,90Protein (%) 2,69Lemak (%) 0,37Abu (%) 17,09Serat kasar (%) 0,95Mineral Ca (ppm) 22,39Mineral Cu (ppm) 2,763Riboflavin (mg/100 g) 2,7Vitamin C (mg/100 g) 12Karagenan (%) 61,52

543______________ISSN 0853-0203

Page 6: mie rumput laut.docx

VISI (2011) 19 (2) 539-547

Sumber: Istini et al., (1986 ) di dalam Hambali et.all., (2004)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan Iptek pengolahan rumput laut menjadi minuman sehat rumput laut, pudding, dan mi rumput laut secara umum telah berlangsung dengan baik. Beberapa tujuan penerapan Iptek telah dicapai yaitu: 1) Masyarakat telah mengetahui manfaat rumput laut sebagai bahan pangan; 2) Masyarakat telah mampu mengolah rumput laut menjadi produk olahan pangan mi. Puding, dan minuman sehat rumput laut; dan 3) Masyarakat telah mempunyai mata pencaharian alternatif. Hasil olahan pruduk yang dihasilkan adalah mi, puding, dan minuman sehat rumput laut seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Produk olahan rumput laut

Pencapaian tujuan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : 1) Jenis produk yang akan diolah yaitu mi, pudding, dan minuman sehat rumput laut didasarkan kepada kebutuhan masyarakat, bukan karena arahan atau keinginan dari pihak tertentu; 2) Menggunakan sumberdaya local rumput laut dan sumberdaya manusia yaitu kaum prempuan dari dusun Tapian Nauli I; 3) Produk yang dihasilkan dapat dijual di sekitar desa Tapian Nauli I. Latama, G. et all (2002) mengatakan bahwa pemberdayaan masyarakat harus :1) berbasis lokal; 2) berorientasi pada peningkatan kesejahteraan; dan 3) berbasis kemitraan.

544______________ISSN 0853-0203

Page 7: mie rumput laut.docx

VISI (2011) 19 (2) 539-547

Gambar-2. Beberapa aktifitas dalam pelaksanaan IbM di desa Tapian Nauli IProduk olahan rumput laut mi dan minuman sehat telah dipasarkan di pasar lokal, dan hasil analisis ekonomi sebagai berikut:1. Mi rumput laut

- Rumput laut 100 gram Rp 3500,-- Tepung terigu 1000 gram Rp 6000,-- Telur 2 butir Rp 2000,-- Air abu 2 sendok Rp 100,-- Gluten 3 sendok Rp 1000,-- Minyak makan 0,25 gram Rp 3500,-- Minyak tanah Rp 6000,-- Sayur-sayuran Rp 2000,-- Kecap manis Rp 2000,-- Bumbu-bumbu Rp 5000,-

Total Rp 31.500,-Untuk setiap 1 kg tepung terigu dapat menghasilkan 2 kg mi basah rumput laut, yang setara dengan 5 piring mi dengan harga Rp 5000,- per piring. Sehingga harga penjualan Rp 50.000,-. Harga jual dikurangi harga produksi adalah Rp 50.000,- - Rp. 31.500,- = Rp. 18.900,-Rata-rata jumlah tepung terigu yang digunakan per hari 5 kg, dengan demikian keuntungan menjadi 3 x Rp. 18.900,-= Rp. 56.700,-2. Minuman segar rumput laut

- Rumput laut 1 ons Rp 3.500,-- Gula 0,5 kg Rp 6.000,-- Pewarna Rp 1.000,-

Total Rp 10.500,-

545______________ISSN 0853-0203

Page 8: mie rumput laut.docx

VISI (2011) 19 (2) 539-547

Hasil penjualan sebesar Rp 20.000,- sehingga diperoleh keuntungan sebesar Rp 9.500,-. Rata-rata jumlah rumput laut yang digunakan 5 ons (1/2 kg), sehingga keuntungan dari minuman sehat sebesar Rp 47.500,- Rata-rata keuntungan yang diperoleh dari penjualan mi dan minuman sehat rumput laut setelah upah tenaga kerja dikurangi mencapai Rp. 30,000,- per hari. Dengan demikian dalam satu bulan (25 hari kerja) pendapatan mencapai Rp. 750.000,-.

Sementara itu puding ternyata belum diminati masyarakat untuk dikonsumsi sehari-hari. Hal ini menunjukkan pada masyarakat pedesaan, puding sebagai makanan pembuka atau penutup belum terbiasa. Namun pada acara tertentu, misalnya saat pesta pernikahan, dan pesta ulang tahun puding rumput laut telah diminati masyarakat.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan a. Masyarakat telah mengetahui manfaat rumput laut dan telah mampu

mengolahnya menjadi produk olahan pangan mi, puding, dan minuman sehat rumput laut.

b. Pengolahan rumput laut telah menjadi mata pencaharian alternatif, dan mampu meningkatkan pendapatan keluarga.

546______________ISSN 0853-0203

Page 9: mie rumput laut.docx

VISI (2011) 19 (2) 539-547

5.2 Saran a. Perlu bantuan peralatan atau modal untuk meningkatkan produksi olahan

sehingga pemasaran dapat menjangkau masyarakat kota Sibolga. b.Perlu pelatihan lebih lanjut dibidang sanitasi dan higienes pengolahan

pangan c. Perlu pelatihan tentang manajemen usaha

DAFTAR PUSTAKA

DKP Tapteng. 2008. Mengintip si umbai, Coremap II. LIPI, Jakarta.

Hambali. E., A. Suryani dan Wadli., 2004. Membuat Aneka Olahan Rumput Laut. Swadaya.

Latama, G., et all. 2002. Pengembangan wilayah Pesisir berbasis Masyarakat. Tugas Kelompok Pasca sajana IPB, Bogor.

Meilaka, P. 2008. Menunggu Klaster Beroperasi. Samudra edisi 61,Thn. VI

Numberi, F. 2008. Indonesia Berpotensi Kembangkan Rumput Laut. http://www.papua.go.id/ddpperik. [20 Januari 2011]

Poncomulyo. T., H. Maryani dan L. Kristiani., 2006. Budi Daya dan Pengolahan Rumput Laut. PT. AgroMedia Pustaka

Purba, R. 2007. Profil Desa Tapian Nauli I. LPSTK, Tapian Nauli I, Tapanuli Tengah

Sapta, G. 2008. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. [ tanggal 13 Nopember 2009]

Sutomo, B.2005. Manfaat Rumput Laut, Cegah Kanker dan Anti Oksidan. Www. rumputlaut.org. [Juni 2007]

547______________ISSN 0853-0203

Page 10: mie rumput laut.docx

VISI (2011) 19 (2) 539-547

Riwayat Hidup

1. Ir. Hotman Manurung,MS/ Penara, 24 Nopember 1960. Dosen Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Univ.HKBP Nommensen Medan. Tahun 1985. Sarjana Pertanian (Ir) Teknologi Hasil Pertanian . Universitas Sumatera Utara. Tahun 1991. Magister Sains (MS) Ilmu Pangan . Institut Pertanian Bogor.

2. Ir. Rosnawyta Simanjuntak, MP/ Taput, 30 November 1968. Dosen di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen. Tahun 1991. Sarjana Pertanian Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan. Tahun 2005. Magister Pertanian (MP) Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

548______________ISSN 0853-0203