METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN BEKISTING ALUMUNIUM LANTAI …
Transcript of METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN BEKISTING ALUMUNIUM LANTAI …
1
METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN BEKISTING ALUMUNIUM
LANTAI 9 TOWER A
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN WISMAYA RESIDENCE
BEKASI
Wike Wedya Lastin, ST., MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma
ABSTRACT
Wismaya Residence Apartment Construction Project is located in Jl. Moh.
Hasibuan no. 52 Margahayu, East Bekasi. This building was built on 10.904 m2 area, it has 2 towers consist of 38 floors. The owner and the main contractor of this projet is PT. Langgeng Makmur Perkasa. Type of used contract is Lump Sump Fix Price. This project has 1010 days of construction and 365 days of maintenance period. Building construction needs to use alumunium formwork as a temporary structure stiffner before being able to form and harden. Alumunium formwork application must be watched carefully so concrete cast will become neat and no mistake will occur. Alumunium formwork application starts with a survey then sets formworks from the column, façade and stairs by tightening each other with support then continues with beam and slab panel setting, and continues with panel kicker setting.
Keyword: Setting Method, Kicker Panel, Aluminium Formwork, Panel
ABSTRAK
Proyek Apartemen Wismaya Residence berlokasi di Jl. Moh. Hasibuan no. 52
Margahayu Bekasi Timur. Gedung ini dibangun di atas tanah seluas 10.904 m2,
memiliki 2 tower setinggi 38 lantai. Owner dan kontraktor utama pada proyek ini adalah PT. Langgeng Makmur Perkasa. Jenis kontrak yang digunakan adalah Lump Sump Fix Price. Proyek ini memiliki masa pelaksanaan selama 1010 hari kalender serta masa pemeliharaan 365 hari kalender. Pembangunan gedung membutuhkan penggunaan bekisting alumunium sebagai pengaku sementara struktur sebelum bisa terbentuk dan mengeras. Pelaksanaan pemasangan bekisting alumunium harus dipehatikan agar cetakan beton rapi dan tidak terjadi kesalahan. Pekerjaan pemasangan bekisting alumunium dimulai dengan survey, kemudian pemasangan bekisting pada bagian kolom, fasade dan tangga dengan menyatukan panel bekisting, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan bekisting pada bagian balok dan slab kemudian dilanjutkan dengan pemasangan kicker panel
2
Kata kunci: Metode Pelaksanaan, Kicker Panel, Bekisting Alumunium, Panel
PENDAHULUAN
Sistem bekisting didefinisikan
sebagai sistem pendukung yang total
untuk menempatkan beton segar
termasuk cetakan atau bidang yang
kontak dengan beton beserta dengan
bagian pendukung cetakannya,
sementara itu definisi bekisting adalah
sebagai suatu struktur sementara dengan
tujuan untuk mendukung dan melindungi
beton segar sampai dapat mendukung diri
sendiri sehingga bentuk, ukuran beton,
posisi dan letak bangun sesuai dengan
yang diinginkan (Hanna, 1999).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan
adalah metode observasi secara langsung
pada Proyek Pembangunan Apartemen
Wismaya Residence Bekasi. Waktu
penelitian yaitu selama 60 hari. Objek
penelitian yang diamati adalah tersebut
yaitu bekisting alumunium sebagai
elemen pendukung sementara. Metode
penelitian ini digunakan untuk
membahas metode pelaksanaan
pemasangan bekisting alumunium pada
zona yang ditinjau, lantai 9 tower A.
PEMBAHASAN
Menurut Blake (1975), ada
beberapa aspek yang harus diperhatikan
pada pemakaian bekisting dalam suatu
pekerjaan konstruksi beton, yaitu:
1. Aspek pertama adalah kualitas
bekisting yang akan digunakan
harus tepat dan layak serta
sesuai dengan bentuk
pekerjaan struktur yang akan
dikerjakan. Permukaan
bekisting yang akan digunakan
harus rata sehingga hasil
permukaan beton baik.
2. Aspek kedua adalah keamanan
bagi pekerja konstruksi
tersebut, maka bekisting harus
cukup kuat menahan beton
agar beton tidak runtuh dan
mendaangkan bahaya bagi
pekerja sekitarnya
3. Aspek yang ketiga adalah biaya
pemakaian bekisting yang
harus direncanakan
seekonomis mungkin
Konstruksi bekisting harus
memungkinkan untuk dapat melakukan
pemasangan tulangan, pengecoran
sekaligus pemadatan adukan dan
pelepasan bekisting sehingga beton tidak
2
rusak. Bekisting terbagi menjadi
beberapa jenis, yaitu:
1. Bekisting konvensional
Bekisting ini sangat mudah
untuk diproduksi tetapi
memakan waktu untuk struktur
yang lebih besar, dan triplek
yang digunakan memiliki umur
yang relatif singkat
dikarenakan penyusutan yang
besar. Ini mengharuskan
pembelian material berulang
kali, selain itu dalam
pengerjaannya harus dipasang
dan dibongkar atau dibuat pada
setiap elemen struktur yang
membutuhkan tenaga kerja
yang kurang terampil sehingga
pengerjaan dengan metode ini
memerlukan waktu dan biaya
pengerjaan yang cukup besar.
Bekisting ini digunakan secara
luas di mana biaya tenaga kerja
lebih rendah daripada biaya
untuk pengadaan bekisting
yang dapat digunakan kembali
(reusable). Ini juga merupakan
jenis bekisting yang paling
fleksibel, karena dapat
diterapkan pada bentuk
konstruksi yang rumit.
Gambar 1 Bekisting konvensional
2. Bekisting rekayasa
Bekisting ini dibangun dari
modul prefabrikasi dengan
bingkai logam (baja atau
aluminium) dan ditutup pada
aplikasi (beton). Dua
keuntungan utama dari sistem
bekisting ini dibandingkan
dengan bekisting kayu
tradisional, adalah kecepatan
konstruksi dan menurunkan
biaya penggunaan kembali
karena bekisting jenis ini
hampir tidak bisa dihancurkan,
sementara jika terbuat dari
kayu, mungkin harus diganti
3
setelah beberapa kali atau
beberapa lusin penggunaan.
Bekisting rekayasa dengan baja
atau aluminium dapat
digunakan hingga ratusan
bahkan ribuan kali terganung
penyimpanan dan perawatan.
Gambar 2 Bekisting Rekayasa
3. Bekisting fiberglass
Bekisting ini terbuat dari serat
kaca dan memiliki banyak
keunggulan dibanding dengan
bekisting kayu baik dari sisi
mutu, biaya, dan waktu.
Bekisting fiberglass ini sangat
bermanfaat karena akan
menurunkan biaya proyek,
mempercepat pelaksanaan
pekerjaan dan ramah
lingkungan karena mengurangi
penggunaan kayu.
Gambar 3 Bekisting Fiberglass
4. Bekisting permanen terisolasi
(insulated)
Bekisting ini dirakit di tempat,
biasanya untuk isolasi bentuk
beton atau insulating concrete
forms (ICF). Bekisting tetap di
tempat setelah beton telah
diawetkan (cured), dan dapat
memberikan keuntungan
dalam hal kecepatan,
kekuatan,isolasi termal dan
akustik yang superior, ruang
untuk menjalankan utilitas
dalam lapisan EPS, dan jalur
terintegrasi untuk pemasangan
cladding.
4
Gambar 4 Bekisting Insulated
5. Bekisting struktural stay-in-
place
Bekisting jenis ini dirakit di
tempat, biasanya keluar dari
prefabrikasi dengan diperkuat
serat berbahan plastik dan
tersedia dalam bentuk tabung
berongga. Bekisting jenisi ini
biasanya digunakan untuk
kolom dan dermaga. Bekisting
tetap di tempat setelah beton
telah awet (cured) dan
bertindak sebagai penguat
aksial dan geser, serta
melayani untuk membatasi
beton dan mencegah terhadap
dampak lingkungan, seperti
korosi dan siklus beku.
Gambar 5 Bekisting Struktural
Stay-In-Place
Pemasangan bekisting
memiliki persyaratan teknis untuk
masing-masing bahan pembuatannya dan
berbeda antara satu dan lainnya.
Bekisting yang digunakan untuk
pembahasan masalah khusus adalah
bekising alumunium yang termasuk jenis
bekisting rekayasa. Berikut adalah
persyaratan teknik dalam pemasangan
bekisting alumunium pada proyek
apartemen Wismaya Residence:
a. Kelurusan vertikal
bekisting kolom dan
dinding diberi toleransi di
bawah ≤ 5 mm, begitu juga
dengan kelurusan
horizontal diberi toleransi
di bawah ≤ 5 mm.
b. Kelurusan vertikal dan
horizonal balok dan lantai
5
diberi toleransi di bawah ≤
6 mm
c. Pergeseran kolom dan
dinding dari garis as diberi
toleransi di bawah ≤ 4 mm
d. Gap (celah) antara
alumformwork diberi
toleransi agar tidak lebih ≤
2 mm
e. Perbedaan antara titik
tertinggi dan terendah
pada permukaan slab atau
lantai diberi toleransi di
bawah ≤ 6 mm
f. Kualitas beton untuk
pengecoran setiap struktur
tergantung kontrak dari
kontraktor
g. Merangkai bekisting
dimulai dari pemasangan
dinding, tangga, balok dan
lantai.
1. Alat
a. Wall Bracket
b. Twin Waller
c. Tierod
d. Trowel
e. Flat Tie dan PVC
f. Shoring Base dan Shoring
U-Head
g. Bracing dan Pipe Support
h. Transfer Box
i. Formwork Remover
j. Panel Bekisting
k. Panel Kicker
Metode Pelaksanaan Pemasangan
Bekisting Alumunium
Pekerjaan pemasangan bekisting
dilakukan setelah fabrikasi tulangan besi
dan pemasangan komponen listrik dan
pipa telah dilakukan. Pekerjaan
pemasangan bekisting alumunium dibuat
dalam bentuk diagram kerja dari awal
proses pemasangan hingga akhir proses
pemasangan.
Gambar 6 Diagram Kerja
Pemasangan Bekisting Alumunium
Berikut adalah proses
pelaksanaan bekisting alumunium pada
proyek apartemen Wismaya Residence:
6
1. Pengukuran dan
pembuatan garis marking
a. Tahap awal
yang dilakukan adalah
membuat garis marking
dan membuat garis bantu
atau garis pinjaman
dengan jarak 30 cm dari
garis marking kolom dan
dinding.
Gambar 7
Menentukan garis marking dan garis
bantu
Gambar 8 Pengukurangaris bantu dari
garis as kolom
b. Membuat garis
marking pada
bekisting kolom dan
dinding dengan
ketinggian 1 m dari
lantai untuk dijadikan
acuan survey
Gambar 9 Garis marking pada panel
bekisting
c. Membuat garis
marking pada besi
tulangan setinggi 50
cm untuk memeriksa
tulangan beton.
Gambar 10 Garis marking pada
tulangan kolom
7
d. Mengatur letak posisi
kabel elektrikal dan
pipa-pipa agar sudah
sesuai dengan posisi
Gambar 11 Pemasangan komponen
elektrik dan pipa
2. Cek Garis Marking
a. Pengecekan garis
marking dilakukan oleh
surveyor agar tidak terjadi
kesalahan pada pembuatan
garis marking.
Gambar 12 Pengecekan Garis Marking
3. Pemotongan dan
Pengelasan Besi Stek
a. Memotong besi stek
sesuai dengan tebal
dinding dan kolom,
dan mengelas besi
stek di sudut siku-
siku garis marking.
Usahakan agar besi
stek ada di dalam
zona garis marking
Gambar 13 Pemasangan Besi Stek
4. Setting Panel Fasade dan
Kolom
a. Membersihkan
serpihan beton yang
ada di daerah kolom
dan dinding
kemudian
memberikan karbon
pada bagian coran
beton dinding dan
kolom yang telah
kering di lantai
sebelumnya.
8
Gambar 14 Pembersihan pada Zona
Garis Marking
b. Memberikan minyak
pelumar dari solar
pada bagian datar
panel bekisting agar
memudahkan saat
pembongkaran dan
pembersihan dari sisa
beton.
Gambar 15 Pemberian Minyak Panel
c. Memasang panel
dinding dan kolom
mengikuti garis
marking dan stek,
jaga panel agar tidak
terjatuh. Perkuat
antar panel dengan
memasang pin dan
baji
Gambar 16 Pemasangan Panel
Alumunium Kolom
d. Memasang panel
shear wall dan fasade
(dinding) dengan
memasang panel
pada dua sisi..
Meletakkan pipa
PVC dan
memasukkan flat tie
ke dalam pipa
diantara sambungan
panel satu per satu.
Menutupi sisi yang
lain dengan panel.
9
Gambar 17 Pemasangan Pipa PVC dan
Flat Tie pada Shear Wall
Gambar 18 Pemasangan Panel Sisi
Lain
e. Menyelesaikan
pemasangan panel
alumunium pada bagian
fasade dan memasang pin
dan baji pada lubang flat
tie yang terlhiat di sisi
panel kemudian
dilanjutkan dengan
memasang panel pada
bagian jendela.
Gambar 19 Pemasangan Panel untuk
Jendela
f. Memasang bekisting
tangga dan
menguatkan
sambungan antar
panel dengan pin dan
baji dan didukung
dengan penguat
dibawahnya.
Gambar 20 Pemasangan Panel
Bekisting Tangga
10
4. Setting Panel Balok
a. Memasang bottom
end panel dengan
menyambungkannya
dengan panel soffit
length dan diperkuat
dengan pin dan baji,
kemudian sambung
bottom panel yang
telah tersambung
hingga bertemu
dengan kolom.
Gambar 21 Pemasangan Bottom Beam
Panel
b. Memasang support
pipe dibawah bottom
panel dan
sambungkan support
pipe kepada u-head
yang dipasang di
bagian sisi bawah
bottom panel.
c. Memasang side panel
pada bottom panel
yang telah dipasang
Gambar 22 Pemasangan Side Panel
5. Setting Panel Slab
a. Memasang slab
length panel
disambung dengan
deck panel pada
dekat fasade untuk
pijakan
pemasangan panel
lantai yang melebar
dengan diperkuat
support pipe di
bawahnya.
11
Gambar 23 Pemasangan Slab Panel
b. Memasang slab panel
dan menyambungkan
slab panel dengan
beam panel dan
fasade kemudian
menyelesaikan
pemasangan seluruh
slab panel.
Gambar 24 Pemasangan Slab Panel
Disertai Perkuatan
Gambar 25 Slab Panel
c. Melakukan
pembesian tulangan
pada plat, balok dan
tangga
Gambar 26 Pembesian Tulangan
Diatas Slab Panel
d. Mengecek
pemasangan sekrup
untuk kicker, lubang
sekrupnya berbentuk
oval yang berada di
tengah kicker ,
12
adapun fungsi
lubangnya berbentuk
oval adalah agar bisa
dipakai untuk
menyetel ketinggian.
e. Memasang panel
kicker di atas fasade,
kolom dan shear
wall. Perkuat
sambungan panel
kicker dengan fasade
pada kolom , fasade,
dan shear wall
dengan pin dan baji.
Gambar 27 Pemasangan Panel Kicker
pada Fasade
Gambar 28 Pemasangan Panel Kicker
pada Kolom
Gambar 29 Pemasangan Panel Kicker
Pada Shear Wall
f. Memasang
horizontal soldier
dan tierod sebagai
perkuatan bagi kicker
pada fasade dan
shear wall agar
sekrup pada kicker
bisa tetap berada di
dalam balok.
13
Gambar 30 Pemasangan Horizontal
Soldier untuk Perkuatan Kicker
Gambar 31 Skrup Kicker pada Panel
Balok
g. Memasang
penggantung untuk
panel bekisting drop
wall dengan
mengecangkan
penguat pada dua
ujung sisinya
Gambar 32 Pengencang Penguat Drop
Wall
h. Memasang drop wall
lalu
mengencangkannya
dan memperkuatnya
dengan penggantung
panel drop wall agar
tetap kuat, kemudian
memasang
penggantung drop
wall di bagian sudut
siku-siku drop wall
untuk menjaga
kekakuan drop wall.
Memberikan jarak
ketinggian antara
panel drop wall
dengan permukaann
lantai sesuai dengan
tebal selimut beton
untuk lantai
14
Gambar 33 Pemasangan Drop Wall dan
Penguat
Gambar 34 Celah Antara Drop Wall
dengan Balok
5. Setting ME
a. Memasang rangkaian
instalansi komponen
listrik dan kabel
listrik pada slab.
Gambar 35 Instalansi Rangkaian Kabel
Listrik
6. Pengecekan Instalasi
Bekisting dan Komponen
a. Mengukur jarak
bekisting kolom dan
dinding dari garis as
dengan
memperhatikan
toleransi berdasarkan
syarat teknik.
b. Mengecek ketegakan
bekisting kolom dan
dinding dengan
menggunakan
untang-anting dan
nivo dengan mengacu
kepada toleransi
kesalahan pada
persyaratan teknik.
15
Gambar 36 Cek Ketegakkan Bekisting
c. Mengecek kelurusan
bekisting kolom dan
dinding dengan
melakukan
pengukuran dari garis
pinjaman ke
bekisting
menggunakan laser
level meter.
d. Mengecek elevasi
permukaan balok dan
slab mengacu kepada
garis pinjaman yang
telah dibuat pada
panel bekisting
kolom dengan
menggunakan rambu
ukur dan laser level
meter.
Gambar 37 Cek Elevasi
e. Mengecek kerapatan
antara panel dan
perkuatan pin dan
baji pada bekisting.
f. Mengecek kekuatan
twin waller, wall
bracket, diagonal
bracing, support
pipe, dan transfer
box.
g. Mengecek
pemasangan
komponen listrik dan
kabel listrik.
7. Pengecoran
a. Pengecoran
dilakukan sesuai
dengan jadwal
perencanaan. Uji
slump dilakukan
sebelum pengecoran
dengan nilai slump
mengacu kepada
RKS (Rencana Kerja
dan Syarat) untuk
16
setiap bagian
struktur. Pengecoran
dilakukan dengan
concrete pump dan
concrete bucket.
b. Menempatkan dua
pekerja di bagian
yang dicor untuk
mengecek perkuatan
bekisting agar tidak
mengendur karena
hentakan pada panel
akibat semburan
concrete dari bucket.
c. Pekerja
menggunakan
vibrator pada
concrete saat
pengecoran untuk
memadatkan
concrete dan
mengeluarkan
gelembung udara dari
concrete.
Gambar 38 Pengecoran
pada Fasade
Gambar 39 Pengecoran
pada Kolom
Gambar 40 Pengecoran
pada Slab dan Drop Wall
17
c. Memperkuat
perkuatan pada
bagian-bagian kolom,
balok fasade, tangga
dan kicker setelah
pengecoran
d. Memeriksa kelurusan
dan ketegakan pada
dinding dan kolom
setelah pengecoran
selesai sebelum
mengering.
e. Memeriksa elevasi
pada slab dan balok
setelah pengecoran
sebelum mengering.
7. Pembongkaran Bekisting
a. Melepas transfer box
setelah 6 hingga 8
jam.
b. Membongkar panel
pada kolom, fasade
dan balok di atas
fasade paling cepat
12 jam setelah
pengecoran.
c. Membongkar panel
untuk slab tapi tidak
melepaskan support
pipe dan U-head.
8. Pembongkaran Support
a. Melepas support pipe
untuk slab setelah 12
hari dan support pipe
untuk balok setelah
16 hari.
b. Mengecek horizontal
soldier dan kicker
agar tetap kuat lalu
memulai pemasangan
panel fasade dan
kolom di atas kicker
pada lantai
bawahnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pengalaman dan pengetahuan
didapatkan dari kerja praktek di proyek
pembanguna apartmen Wismaya
Residence. Berikut adalah kesimpulan
yang didapatkan setelah melaksanakan
kerja praktek:
1. Metode pelaksanaan
pemasangan bekisting
alumunium pada lantai 9
tower A dimulai dengan
pengukuran dilanjutkan
dengan pembuatan garis
marking dan garis bantu as
kolom, dilanjutkan dengan
pengecekan garis marking
dan pemasangan besi stek
pada as kolom, kemudian
dilanjutkan dengan
pemberian pelumas pada
panel bekisting
18
alumunium, kemudian
melakukan setting panel
bekisting dilanjutkan
pengecekan instalansi,
setelah itu dilakukan
pengecoran dengan
pembongkaran panel
sesuai aturan.
Saran
Saran yang bisa diberikan agar
pelaksanaan kerja praktik lebih baik
lagi kedepannya adalah sebagai
berikut:
1. Menanyakan pekerjaan
atau tugas-tugas yang
tidak sempat dilakukan
atau tidak bisa
disaksikan secara
langsung kepada salah
satu tenaga kerja yang
ahli dalam bidang yang
bersangkutan untuk
penjelasan dan hal-hal
penting yang perlu
diketahui, baik secara
umum ataupun rinci.
2. Mempelajari gambar
rencana dan shop
drawing struktur
bangunan yang tidak
sempat disaksikan
secara langsung
pembangunannya
kepada pembimbing di
proyek dan
menanyakan hal atau
keterangan gambar
yang tidak dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA
Lynch, Kevin, 1984, Site Planning,
Third Edition, The MIT Press,
Inggris.
Oxford, 1996, Oxford English
Dictionary, Fifth Edition, Oxford
University Press, New York.
PP No. 50 Tahun 2012, 2012,
Peraturan Pemerintah (PP)
tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja, Peraturan
Pemerintahan Republik
Indonesia, Jakarta.
Sudarsana, I.K, 2010 “Analisis
Pengaruh Konfigurasi Tulangan
Terhadap Kekuatan dan
Daktilitas Kolom Beton
Bertulang”, Vol.14, Hal. 57,
Denpasar.
Ujianto, Muhammad, 2006,
“Lendutan Dan Kekakuan Balok
Beton Bertulang Dengan Lubang
Segi Empat Di Badan”, Vol. 2,
No. 2, Hal. 52.
Xingfa Indonesia. 2017. Alumunium
Formwork. [online].
http://www.xingfaindonesia.com
19
/Product_2895_16/Alumunium-
Formwork/Aluminium-
Formwork.html, diakses tanggal
28 November 2019 pukul 22.25.
---------.2019. Kurva S Rencana
Wismaya Residence, PT.
Langgeng Makmur
Perkasa.
---------.2019. Rencana Kerja dan
Spesifikasi Teknis Wismaya
Residence
---------.2019. Struktur Organisasi
Proyek PT. Langgeng
Makmur Perkasa, Jakarta
Timur.
Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE
BUKTI UNGGAH DOKUMEN PENELITIANPERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA
Nomor Pengunggahan
SURAT KETERANGANNomor: 34/PERPUS/UG/2020
Surat ini menerangkan bahwa: Nama Penulis : Wike Wedya Lastin, S.T, M.TNomor Penulis : 140378Email Penulis : [email protected] Penulis : DEPOK, Jawa Barat
dengan penulis lainnya sebagai berikut:Penulis ke-2/Nomor/Email : Wike Wedya Lastin, S.T, M.T / 140378 / [email protected]
Telah menyerahkan hasil penelitian/ penulisan untuk disimpan dan dimanfaatkan di Perpustakaan Universitas Gunadarma,dengan rincian sebagai berikut : Nomor Induk : FTSP/TA/PENELITIAN/34/2020Judul Penelitian : METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN BEKISTING ALUMUNIUM LANTAI 9 TOWER A
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN WISMAYA RESIDENCE BEKASITanggal Penyerahan : 03 / 06 / 2020
Demikian surat ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya dilingkungan Universitas Gunadarma dan Kopertis Wilayah III.
Dicetak pada: 19/08/2020 15:53:45 PM, IP:120.188.39.92 Halaman 1/1