Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun...

24
351 Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015 Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al-Mujtahid Fathurrahman Azhari Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Antasari The sixth period of the historical development of Islamic law has been known as taqlid period—a period preceded by the collapse of Baghdad at the hands of Holagu in the year of 656 AH. In the midst of a fanatical mahzab, a muslim scholar, Ibn Rusyd, emerged as the auther of a fiqh book entitled Bidayah al-Mujtahid, also as a jurist of anti-taqlid. There are some methods he used in performing ‘law istinbath’, yet there is no book has explained the method. This study identifyed the methods used by Ibn Rusyd in performing the ‘law istinbath’ contained in the fiqh book Bidayah al’Mujtahid. Some findings an it are as follows: the method of ‘law istinbath’ Ibn Rusyd used has been conducted by seeing the various opinions, propositions, methods from various ‘imam mahzab’. Then, those opinions, propositions and methods are compared and the most suitable one is chosen to be applied. Ibn Rusyd law istinbath method is actually an ijtihad intiqa’i that is practiced with conducting mahzab comparison method. In resolving conflict between the propositions used, Ibn Rusyd has used the following method: Giving priority to Al-Jam’u wal al-Taufiq rather than tarjih. If choosing to perform the tarjih, some important things need to be noted: 1) The Sunnah with some narrators is given priority over the sunnah with few narrators, 2) The Sunnah whose narrators are proficient in law is prioritized overthe sunnah whose narrators are less proficient, 3) The Sunnah which is supported by other propositions is preferred over the sunnah which has no supporting propositions, 4) The authentic Sunnah Ahad would take precedence over the propositions of al-khitab and qiyas. 5) Dalalah manthuq is preferred over dalalah mafhum. 6) A specific proposition would take precedence over the proposition of a general nature, and 7) The verse of a general nature is preferred over qiyas. Keywords: Method, Istinbath, Law Periode keenam dalam sejarah perkembangan hukum Islam di kenal dengan masa taklid, yang dimulai ketika runtuhnya Baghdad di tangan Holagu pada tahun 656 Hijriyah sampai sekarang. Di tengah-tengah fanatik mazhab yang berlebihan inilah lahir Ibn Rusyd yang muncul menulis kitab fikih Bidayah al-Mujtahid, juga sebagai seorang fakih yang anti taklid. Ada beberapa dari metode yang dia digunakan Ibn Rusyd dalam ber- istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi metode-metode yang digunakan oleh Ibn Rusyd dalam beristinbath hukum yang termuat dalam kitab fikih Bidayah al-Mujtahid. Temuan-temuannya adalah sebagai berikut : Metode istinbath hukumnya adalah dengan cara melihat berbagai pendapat para imam mazhab beserta dalil dan metode yang digunakan mereka, kemudian membandingkan dan memilih salah satu di antaranya yang lebih kuat dan lebih sesuai untuk diaplikasikan. Metode istinbath hukum Ibn Rusyd juga merupakan ijtihad intiqa’i dengan menggunakan metode perbandingan mazhab. Dalam menyelesaikan pertentangan antara dalil yang digunakan, Ibn Rusyd menggunakan metode sebagai berikut: Al-Jam’u wal al-Taufiq lebih di dahulukan dari pada tarjih. Apabila melakukan tarjih maka; 1) Sunnah yang perawinya lebih banyak didahulukan dari pada sunnah yang perawinya sedikit. 2) Sunnah yang perawinya lebih ‘alim dalam bidang hukum di dahulukan dari pada sunnah yang perawinya kurang kealimannya dalam bidang tersebut. 3) Sunnah yang didukung oleh dalil lain di dahulukan dari pada sunnah yang tidak ada dalil pendukungnya. 4) Sunnah ahad yang shahih lebih di dahulukan dari pada dalil al-khithab dan qiyas. 5) Dalalah manthuq di dahulukan dari pada dalalah mafhum. 6) Dalil yang bersifat khusus di dahulukan dari dalil yang bersifat umum. 7) Ayat yang bersifat umum di dahulukan dari pada qiyas. Katakunci : Metode, Istinbath, Hukum.

Transcript of Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun...

Page 1: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

351Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam KitabBidayah al-Mujtahid

Fathurrahman Azhari

Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Antasari

The sixth period of the historical development of Islamic law has been known as taqlid period—a periodpreceded by the collapse of Baghdad at the hands of Holagu in the year of 656 AH. In the midst of a fanaticalmahzab, a muslim scholar, Ibn Rusyd, emerged as the auther of a fiqh book entitled Bidayah al-Mujtahid, alsoas a jurist of anti-taqlid. There are some methods he used in performing ‘law istinbath’, yet there is no book hasexplained the method. This study identifyed the methods used by Ibn Rusyd in performing the ‘law istinbath’contained in the fiqh book Bidayah al’Mujtahid. Some findings an it are as follows: the method of ‘lawistinbath’ Ibn Rusyd used has been conducted by seeing the various opinions, propositions, methods fromvarious ‘imam mahzab’. Then, those opinions, propositions and methods are compared and the most suitableone is chosen to be applied. Ibn Rusyd law istinbath method is actually an ijtihad intiqa’i that is practiced withconducting mahzab comparison method. In resolving conflict between the propositions used, Ibn Rusyd hasused the following method: Giving priority to Al-Jam’u wal al-Taufiq rather than tarjih. If choosing to performthe tarjih, some important things need to be noted: 1) The Sunnah with some narrators is given priority over thesunnah with few narrators, 2) The Sunnah whose narrators are proficient in law is prioritized overthe sunnahwhose narrators are less proficient, 3) The Sunnah which is supported by other propositions is preferred over thesunnah which has no supporting propositions, 4) The authentic Sunnah Ahad would take precedence over thepropositions of al-khitab and qiyas. 5) Dalalah manthuq is preferred over dalalah mafhum. 6) A specificproposition would take precedence over the proposition of a general nature, and 7) The verse of a general natureis preferred over qiyas.

Keywords: Method, Istinbath, Law

Periode keenam dalam sejarah perkembangan hukum Islam di kenal dengan masa taklid, yang dimulai ketikaruntuhnya Baghdad di tangan Holagu pada tahun 656 Hijriyah sampai sekarang. Di tengah-tengah fanatikmazhab yang berlebihan inilah lahir Ibn Rusyd yang muncul menulis kitab fikih Bidayah al-Mujtahid, jugasebagai seorang fakih yang anti taklid. Ada beberapa dari metode yang dia digunakan Ibn Rusyd dalam ber-istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusahauntuk mengidentifikasi metode-metode yang digunakan oleh Ibn Rusyd dalam beristinbath hukum yangtermuat dalam kitab fikih Bidayah al-Mujtahid. Temuan-temuannya adalah sebagai berikut : Metode istinbathhukumnya adalah dengan cara melihat berbagai pendapat para imam mazhab beserta dalil dan metode yangdigunakan mereka, kemudian membandingkan dan memilih salah satu di antaranya yang lebih kuat dan lebihsesuai untuk diaplikasikan. Metode istinbath hukum Ibn Rusyd juga merupakan ijtihad intiqa’i denganmenggunakan metode perbandingan mazhab. Dalam menyelesaikan pertentangan antara dalil yang digunakan,Ibn Rusyd menggunakan metode sebagai berikut: Al-Jam’u wal al-Taufiq lebih di dahulukan dari pada tarjih.Apabila melakukan tarjih maka; 1) Sunnah yang perawinya lebih banyak didahulukan dari pada sunnahyang perawinya sedikit. 2) Sunnah yang perawinya lebih ‘alim dalam bidang hukum di dahulukan dari padasunnah yang perawinya kurang kealimannya dalam bidang tersebut. 3) Sunnah yang didukung oleh dalillain di dahulukan dari pada sunnah yang tidak ada dalil pendukungnya. 4) Sunnah ahad yang shahih lebihdi dahulukan dari pada dalil al-khithab dan qiyas. 5) Dalalah manthuq di dahulukan dari pada dalalahmafhum. 6) Dalil yang bersifat khusus di dahulukan dari dalil yang bersifat umum. 7) Ayat yang bersifatumum di dahulukan dari pada qiyas.

Katakunci : Metode, Istinbath, Hukum.

Page 2: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

352 Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

A. PendahuluanDalam catatan sejarah, pertumbuhan

dan perkembangan hukum Islammengalami pasang surut, Muhammad al-Khudary Bek membagi menjadi enamperiode.1 Periode Pertama, dimulai sejakterutusnya Rasulullah Muhammad SAW.sampai beliau wafat. Pada periode inisepenuhnya berada di tangan RasulullahSAW. atas dasar wahyu. Meskipun padakenyataannya terkadang beliau berijtihaddalam menetapkan suatu hukum, namunpada hakikatnya ijtihad tersebut merupakanwahyu juga.2

Meskipun istinbath hukum terhadapsuatu masalah seluruhnya kembali kepadawahyu, namun Rasulullah SAW. masa itutelah memberi isyarat kepada para sahabatakan kebolehan melakukan ijtihad.Kebolehanmelakukan ijtihad lebih jelas lagisebagaimana yang dialami oleh “Amr bin‘Ash yang diperintahkan Rasulullah SAW.untuk memutuskan suatu peristiwahukum, sementara Rasulullah SAW. hadirdi situ. Maka ketika itu ‘Amr bin ‘Ashbertanya kepada Rasulullah SAW. Apakahaku akan berijtihad sementara RasulullahSAW. ada di sini?. Maka Rasulullah SAW.bersabda: Jika seorang hakim memutuskan(suatu perkara) dengan berijtihad kemudian(ijtihadnya) itu benar maka dia mendapat duapahala, dan jika seorang hakim memutuskan(suatu perkara) dengan berijtihad kemudian(ijtihadnya) keliru maka dia mendapat satupahala.3 Isyarat dari Rasulullah SAW. inilahyang kemudian dikembangkan oleh parasahabat dan ushuliyyyin (ulama ushul fikih)pada periode-periode berikutnya.

Pada masa al-Khulafa al-Rasyidin sejaktahun 11 Hijriyah sampai dengan 40Hijriyah. Pada periode ini para sahabatmulai mengembangkan ijtihad dalam

istinbath hukum. Mereka melakukan ijtihadjika tidak dijumpai nash dalam al-Qur’anmaupun Hadis. Cara yang mereka tempuhadalah dengan jalan musyawarah (ijma’) ataudengan menggunakan penalaran ‘illathukum (qiyas). Misalnya tentang penetapanhukum had bagi peminum khamr. Dalamhal ini sahabat Umar bin Khattab meng-undang para sahabat untuk bermusyawarahmengenai masalah tersebut. Ketika itu Alibin Abi Thalib mengemukakan pendapat-nya bahwa had peminum khamr adalah 80kali pukul. Dia mengqiyaskan hal itudengan had penuduh zina. Menurutnya,orang yang mabuk akan berkata tanpakontrol yang akhirnya berkata dusta. Jadipeminum khamr akhirnya berdusta samadengan penuduh zina. Pendapat Ali bin AbiThalib itu disepakati oleh para sahabat (ijma’sahabat)4 Model ijtihad yang dilakukan olehpara sahabat ini semakin berkembang padaperiode selanjutnya, yaitu seiring dengansemakin luasnya daerah kekuasaan Islam.

Pada masa pembukuan fikih yangberlangsung sejak awal abad kedua sampaipertengahan abad keempat Hijriah,merupakan puncak kejayaan umat islamyang ditandai dengan kemajuan berbagaibidang ilmu termasuk hukum Islam. Ijtihadpara ulama pada periode ini sampai padapuncaknya. Pada bidang fikih muncullahimam-imam mazhab antara lain; ImamHanafi (w. 150 H), Imam Malik (w. 179 H),Imam Syafi’i (w. 204 H), dan Imam Ahmadbin Hanbal (w. 241 H).5

Setelah masa tersebut di atas, karenaistinbath hukum hasil dari ijtihad sudahdianggap lengkap mencakup semua aspekkehidupan, bahkan sampai kepadamasalah-masalah yang belum terjadi puntelah ditetapkan hukumnya, maka paraulama berikutnya merasa cukup denganhasil ijtihad yang ada. Dan hal ini merupakan

1 Muhammad al-Khusdary Bek, Tarikh al-Tasyri’ al-Islami, Surabaya, Muhammad ibn Ahmad ibnNabhan wa Awladahu, t.th. h. 4-5.

2 Lihat al-Qur’an surah al-Najm ayat 3-4.3 Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-

Bukhari, juz 6. Beirut, Dar Ibnu Katsir al-Yamamah,1987/1407, h. 2676.

4 Manna al-Qaththan, al-Tasyri wa al-Fiqh fi al-Islam,t.tp. Dar al-Ma’arif, 1989, h. 117-118.

5 Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, SejarahPemikiran dan Gerakan, Jakarta, Bulan Bintang, 1982,h. 13.

Page 3: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

353Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

faktor kemunduran semangat berijtihaddalam istinbath hukum pada periodeberikutnya.

Pada masa kemunduran, yakni masamundurnya semangat ijtihad yang ber-langsung sejak pertengahan abad keempatsampai runtuhnya pemerintahan BaniAbbas tahun 656 Hijriyah. Pada periode iniruh taklid menimpa ulama secara umum.Mereka tidak lagi mengkaji al-Qur’an danHadis sebagai sumber hukum, akan tetapihasil ijtihad para imam mazhab sebelumnyayang mereka kaji. Karena merekamenganggap telah final terhadap hasilijtihad yang ada. Sebagaimana perkataanAbu Hasan al-Karkhi (w. 340 H) ulamaHanafiyah: “Tiap-tiapnash al-Qur’an atauHadisyang bertentangan dengan apa yangdipegangi oleh sahabat-sahabat kita makaharus dita’wilkan atau di nashakh.6. Makatidak heran jika pada masa ini tersiar beritabahwa pintu ijtihad telah tertutup.7

Maka pada masa berikutnyaadalahmasa taklid semata yang dimulai ketikaruntuhnya Baghdad di tangan Holagu padatahun 656 Hijriyah sampai sekarang. Jikapada masa sebelumnya masih ada kegiatanpara ulama untuk mensyarah dan mentarjih,maka pada periode ini kegiatan tersebuttidak nampak lagi, mereka mencukupkandengan kitab-kitab yang ada. Namun Abdal-Wahhab Khallaf berpendapat bahwa padaparuh kedua dari periode ini ada tanda-tanda kebangkitan dalam pembentukanhukum Islam. Hal ini dimulai pada akhirabad ke tiga belas Hijriyah ketikapemerintahan Usmaniyah menyusunMajallah al-Ahkam al-Adiyyah.8

Di tengah-tengah panatik mazhabinilah lahir Ibn Rusyd dan muncul denganpemikiran cemerlang.9 Muhammad binAhmad bin Muhammad Ibn Rusyd,gelarnya Abdul Walied dengan panggilan

namanya Ibn Rusdy lahir pada tahun 520H. (1126 M) di Kota Andalusia, wilayah Is-lam di ujung barat benua Eropa.10 SekalipunIbn Rusd dikenal sebagai ulama yang hidupdalam lingkungan mazhab Malik, namunpendapat-pendapatnya yang ia munculkanjustru banyak yang tidak sejalan denganmazhab Malik. Ditengah-tengah kondisitaklid Ibn Rusyd muncul sebagai seorangfakih yang anti taklid.

Perlunya di adakan penelitian terhadapmetode istinbath hukum Ibn Rusyd, karena:Ibn Rusyd menulis kitab Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid, yaitukitab fikih sebagai hasil ijtihadnya, tetapitidak ditemukan kitab ushul fikihnya yangmenjelaskan metode yang dipakai olehnyadalam merumuskan hukum-hukum Islam.Pada hal dalam menulis kitab fikih sebagaihasil ijtihadnya tentu ada metode yangdiperpegangi atau dipakai.

Hal tersebut di atas yang melatar-belakangi untuk medorong diadakannyapenelitian ini. Disamping itu mengingatfenomena yang dialami Ibn Rusyd saat itujuga dialami oleh sebagian besar umat Is-lam dewasa ini, sehingga ketokohan IbnRusyd khususnya dalam beristinbath perludilakukan penelitian dengan judul” MetodeIstinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam KitabBidayaj al-Mujtahid”.

Berdasarkan latar belakang masalahyang diuraikan di atas, maka masalah pokokyang diteliti adalah metode istinbath hukumIbn Rusyd dalam kitab Bidayah al-Mujtahid,dengan rumusan masalah; Bagaimanametode istinbath hukum Ibn Rusyd dalamkitab fikihnya Bidayah al-MujtahidwaNihayah al-Muqtashid ?

Beranjak dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:Untuk mengetahui bagaimana metodeistinbath hukum Ibn Rusyd dalam kitabfikihnya Bidayah al-Mujtahid wa al-Nihayahal-Muqtashid.6 Abd al-Wahhab Khallaf, op.cit. h. 96.

7 Ibnu Abidin, Al-Radd al-Mukhtar ‘ala al-Durr al-Mukhtar, j. I, Beirut, Dar al-Fikr, t.th. h. 55.

8 Abd al-Wahhab Khallaf, op.cit. h. 103.9 Muhammad al-Khudari Bek, op.cit. h. 354.

1 0 Zainal Abidin Ahmad, Riwayat Hidup Ibnu Rusyd,Jakarta, Bulan Bintang, 1975, h. 26.

Page 4: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

354 Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

Hasil penelitian ini diharapkan ber-manfaat baik pada tataran teoritis maupunpraktis. Pada tataran teoritis diharapkanmenjadi bahan pustaka untuk menambahkhazanah perpustakaan keislaman terutamadalam bidang ushul fiqh. Juga menjadibahan referensi bagi peneliti yang akanmeneliti masalah ini dari aspek yangberbeda. Pada tataran praktis diharapkansebagai bahan masukan atau referensi bagipara ahli fikih dewasa ini , khususnyamereka yang aktif dalam lembaga-lembagakeagamaan, seperti Nahdhatul Ulama,Muhammadiyah dan lainnya. Begitu pulaterhadap lembaga pendidikan tinggi Islam,seperti IAIN dan Fakultas Syariah khusus-nya. Bahan studi ilmiah dalam disiplinhukum Islam.

B. Metode PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian

hukum normatif, yaitu mengkaji bahanpustaka yang berkaitan dengan metodeistinbath hukum Ibn Rusyd dalam KitabBidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid. Sedangkan sifat penelitian iniadalah deskriptif, yaitu menggambarkanserta mengkaji hal-hal yang berkaitandengan metode istinbath hukum Ibn Rusyddalam Kitab Bidayah al-Mujtahid waNihayah al-Muqtashid.

Adapun tipe penelitian yang digunakanadalah tipe penelitian yuridis normatif,yakni penelitian yang difokuskan untukmengkaji metode istinbath hukum yangdirumuskan oleh Ibn Rusyd dalam kibatfikih Bidayah al-Mujtahid dengan pendekat-an konseptual, pendekatan hukum, danpendekatan historis.

Sedangkan yang menjadi bahanpenelitian ini adalah bahan hukum primeryakni bahan hukum pokok yang terdiri darikitab,Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid karya Ibn Rusyd.Bahan hukumskunder, yakni bahan hukum yangmemberi penjelasan mengenai bahanhukum primer, yaitu bahan hukum yangterdapat dalam literatur hukum berupakitab-kitab/buku ushul al-Fikih dan fikih,

yang terkait dengan metode istinbathhukum. Dan bahan hukum tertier, yaknibahan-bahan yang memberi petunjukmaupun penjelasan terhadap bahan hukumprimer dan skunder, seperti kamus hukum,kamus bahasa Arab, dan kamus bahasa In-donesia.

Teknik Pengumpulan bahan hukumpada penelitian ini adalah buku yangberkaitan dengan Istinbath hukum, dannorma hukum dikumpulkan dengan tekniksurvey kepustakaan dengan sistem kartu,yaitu peneliti mengunjungi perpustakaan,untuk mencari bahan hukum yang relevandengan permasalahan yang dikaji,kemudianmelakukan inventarisasi terhadap bahanhukum yang berkaitan dengan metodeistinbath hukum Ibn Rusyd dan metodeistinbath hukum para ulama yang laindengan menggunakan sistem kartu.

Adapun pengolahan bahan hukumadalah metode istinbath hukum yangdiperoleh dalam kitab kemudian diolahberdasarkan langkah-langkah normatif,yaitu memberi kode atau tanda pada bagian-bagian tertentu, dari kitab yang menjadisumber bahan hukum yang akan dikutipsebagai bahan hukum pokok. Selanjutnyamendeskripsikan atau memaparkan apaadanya bahan hukum yang ditemukan darisumber bahan hukum tersebut.

Hasil dari pengolahan bahan hukumtersebut di atas kemudian dikaji dengan carametode istinbath hukum dengan meng-gunakan conten analysis, yaitu analisis isidengan mengkajinya berdasarkan metodeistinbath hukum. Juga menggunakanpemikiran komparatif (perbandingan)selanjut ditarik suatu kesimpulan denganpemikiran induktif.Digunakannya kajiantersebut adalah agar kajian ini dapatmemberikan jawaban atas permasalahanyang ada dalam penelitian ini.

Temuan Hasil Penelitian dan Analisis

C. Biografi Ibn RusydTidak seorangpun ulama yang nama-

nya lebih dikenal di kalangan non muslim

Page 5: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

355Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

dibandingkan dengan ulama lainnya,sebagaimana halnya Ibnu Rusyd. Di Baratnamanya dikenal dengan sebutanAverrooes, nama lengkapnya adalahMuhammad ibn Ahmad ibn Muhammadibn Ahmad ibn Ahmad ibn Rusyd. GelarnyaAbu al-Walid. Ia dilahirkan di kota Cordovaibukota Andalusia pada tahun 1126 M/520H. Dia seorang ahli filsafat, matematika,kedokteran dan fikih. Kakeknya seorangfukaha mazhab Maliki mufti dan KetuaMahkamah Agung, sedangkan ayahnyaseorang fukaha yang diangkat menjadiHakim Agung pada pemerintahan Islam diAndalusia. 11

Hal yang sangat mengagumkan dariibnu Rusyd adalah semenjak dia sudahmulai berakal ( masa baligh ) hampir semuahidupnya ia pergunakan untuk belajar danmembaca. Tak pernah dia melewatkanwaktunya selain untuk berpikir danmembaca, kecuali pada malam ayahnyameninggal dan ketika malam pernikahan-nya. Dengan keadaan seperti ini, membuatpemikirannya semakin tajam dan kuat dariwaktu ke waktu. Dari ayahnya ia belajarilmu fikih, ushul fikih, bahasa Arab, kalam,dan sastera. kitab al-Muwattha, karanganimam Malik yang menjadi anutan umat Is-lam Andalusia di hafalnya. Sedangkan dalamilmu kalam (Tauhid) ia berpegang teguhkepada faham Asy’ariyah. Ia juga mem-pelajari ilmu-ilmu umum sepertimatematika, kedokteran dan filsafat kepadapara ahli, terutama kepada Abi Ja’far binHarun Terjany yang memiliki ilmu sangatluas dalam bidang filsafat. Maka tidak heranjika akhirnya ia menjadi seorang tokohyang dihormati dan dikagumi karenakemahirannya dalam berbagai disiplinilmu, termasuk ilmu fikih.12

Kemahiran Ibn Rusyd dalam bidangilmu fikih, disamping dari jasa orang tuanyayang sekaligus merupakan guru pertama-nya dalam bidang ilmu tersebut,penguasaan ilmu fikih ini juga diperoleh dariAbu Muhammad ibn Rizq, Abu al-Qasim,Ibn Busykual, Abu Marwan, Ibnu Musarrah,Abu Bakar Ibn Samhun, Abu Ja’far ibn Abdal-Aziz dan Abdullah al-Ma’zari.13

Dalam perjalanan hidupnya, para ahlisejarah menulis bahwa Ibn Rusyd termasukorang yang dekat dengan penguasa saat itu.Pada tahun 1153 M/548 H. ia dipanggil olehKhalifah Abd al-Mu’min14 ke Marakisy(Ibukota Dinasti Muwahhidin) denganmaksud untuk meminta petunjuk dan sum-bangan pemikiran pada sekolah-sekolahdan lembaga-lembaga keilmuan yangsedang dibangun di sana. Tetapi pada tahunitu pula ia kembali ke Cordova dan memberikuliah selama 10 tahun di berbagai fakultas.

Setelah Khalifah Abd. al-Mu’min wafattahun 1185 M/558 H. dan digantikan olehputeranya Yusuf (Abu Ya’kub) ibn Abd al-Mu’min, ia diperkenalkan oleh Ibn Tufail (w.1185 M/581 M.) kepada penguasan ketigadari Dinasti Muwahhidin tersebut.KarenaIbn Tufail adalah orang yang dekat denganpenguasa, maka Ibn Rusyd segera mendapatkepercayaan dan sekaligus dipersiapkansebagai pengganti Ibn Tufail. KepercayaanKhalifah Yusuf ini terbukti denganpengangkatan Ibn Rusyd sebagai hakim diSevilla pada tahun 1169 M/565 M. Namundua tahun kemudian Ibn Rusyd diangkatmenjadi hakim di kota kelahirannyaKordova. Ketika itulah Ibn Rusyd dapatmenyelesaikan kitab-kitab karangannya,antara lain kitab-kitab mengenai ilmu kalamdan penafsiran buku-buku Aristotelis. Padatahun 1184 M/580 H. Ibn Tufail ketika itu

1 1 Abbas Mahmud al-Aqqad, Ibn Rusyd, (Mesir: Daral-Ma’arif, t.th.), h. 18. Lihat. Zainal Abidin Ahmad,Riwayat Hidup Ibnu Rusyd (Averroes) Filosuf IslamTerbesar di Barat), (Jakarta: Bulan Bintang, 1975),h.26-27.

1 2 Kamil Muhammad Muhammad Uraidhah, IbnRusyd al-Andalusi, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,1993), h. 25. Bandingkan Zainal Abidin Ahmad,

Lihat. Zainal Abidin Ahmad, Riwayat Hidup IbnuRusyd (Averroes) Filosuf Islam Terbesar di Barat),(Jakarta: Bulan Bintang, 1975),h. 33-34

1 3 Muhammad Athif, al-Nuzu’ah al-Aqliyyah fi FalsafahIbn Rusyd, (Mesir: Dar al-Ma’arif, t.th.) h. 24.

1 4 Abd al-Mu’min adalah penguasa kedua padaDinasti al-Muwahhidin. Lihat Zainal AbidinAhmad, Op.cit. h. 53.

Page 6: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

356 Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

sebagai dokter istana umurnya telah lanjut,maka Khalifah Yusuf memanggil Ibn Rusyduntuk mendampingi Ibn Tufail sebagaidokter istana. Sejak itu Ibn Rusyd resmisebagai dokter pribadi Khalifah. Setelah ituKhalifah Yusuf memerintahkan Ibn Rusyduntuk kembali ke Kordova untuk memang-ku jabatan sebagai Ketua Mahkamah Agung(Qadhi al-Qudhah) di kota tersebut.

Tidak lama setelah pengangkatan IbnRusyd sebagai Ketua Mahkamah Agung,Khalifah Yusuf wafat (1184 M/580 H) dandigantikan oleh puteranya Yya’qub al-Manshur Billah. Kedudukan Ibn Rusyd disisi Khalifah ke empat Dinasti Muwahhidinini semakin tinggi, sehingga menimbulkankecemburuan dari pihak lian, terutama parafukaha. Kondisi ini yang akhirnya mem-bawa fitnah terhadap Ibn Rusyd, sehinggaia disingkirkan ke Lusena pada tahun 1195M/593 H.

Mengenai sebab-sebab terjadinyahukuman pengasingan Ibn Rusyd olehKhalifah Ya’qub al-Manshur ini, sebagai-mana dikemukakan oleh Zainal AbidinAhmad15

1. Ibn Rusyd menulis kitab-kitab filsafatdan falak, serta menafsirkan buku-bukuAristotelis dan membuat ringkasan.Kitab-kitab tulisan Ibn Rusyd inidianggap bertentangan dengan syariatIslam oleh para fukaha pada saat itu,sehingga mereka menuduh Ibn Rusydsebagai orang kafir.

2. Ibn Rusyd dituduh tidak mempercayaikeberadaan kaum d dan tidak percayapula bahwa mereka ditumpas denganangin topan, jika seperti itu, berarti IbnRusyd dituduh mengingkari al-Quran.

3. Ibn Rusyd menulis kitab “al-Hayawan”dan menyebut jenis-jenis binatang.Ketika menulis jerapah dia berkata

(aku melihat Jerapahdi dekat raja Barbar). Ketika tulisan itudilihat oleh Khalifah Ya’qub al-Manshurdia terdsinggung, kemudian di-

konfirmasikan kepada Ibn Rusyd.Dalam hal ini Ibn Rusyd meluruskanbahwa tulisan itu bukan tetapi

(raja dua deratan), kesalahan adapada pihak pembaca. Meskipundemikian, pembelaan Ibn Rusyd initidak merubah keputusan Khalifahuntuk menghukumnya.

4. Ibn Rusyd memanggil Khalifah dengansebutan “Ya akhy”. Sebutan itu suatuperkataan yang sama sekali tidakmengandung penghormatan kepadakhalifah, bahkan sebaliknya bertendensimenganggap enteng kepada khalifah.

Terlepas dari sebab-sebab diasingkan-nya Ibn Rusyd sebagaimana di atas, makamenurut Kamil Muhammad (ahli sejarahberkebangsaan Mesir) yang merupakanpenyebab utama adalah pertentanganantara pendapat para fukaha konservatifdengan tulisan Ibn Rusyd. Para fukahamengklaim bahwa ajaran filsafat adalahsesat, sementara tulisan Ibn Rusyd justerumembela filsafat. Jika demikian halnyaberarti keputusan pengasingan terhadapIbn Rusyd dilakukan oleh Khalifah Ya’Qubal-Manshur buka karena merasa benci,tetapi semata-mata untuk meredam gejolakpara fukaha yang melontarkan sebutan kafirkepada filusuf dan mengutuk mereka.16

Pengasingan kepada Ibn Rusydberlangsung tidak lama hanya satu tahun.yakni setelah para ulama dan cendekiawanmuslim meminta kepada Khalifah Ya’qubal-Manshur untuk melepas kembali IbnRusyd, dan atas penyesalan Khalifah Ya’qubal-Manshur itu sendiri memutus untukmengasingkannya, maka pada tahun 1197M/594 H. maka Ibn Rusyd dilepaskan daripengasingan. Khalifah Ya’qub al-Manshurmemanggil kepada Ibn Rusyd kembali keMarakisy untuk memperbaiki kredibilitasnamanya yang telah tercemar karenahukuman pengasingan itu. Hanya saja IbnRusyd berada di Marakisy untuk terakhir

1 5 Zainal Abidin Ahmad, Op.cit, h. 73-771 6 Kamil Muhammad Uraidh, Op.cit. h. 28 Zainal

Abidin Ahmad, Op.cit, h. 73-77.

Page 7: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

357Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

ini tidak berlangsung lama, karena padatahun tahun 1198 M/595 H. di kota Marakisyibukota Marokko. Usia Ibn Rusyd 72tahun menurut hitungan tahun masehi,atau 72 tahun menurut hitungan hijriyah.

Ibn Rusyd adalah seorang ulama besar,penulis yang produktif, dan komentatoryang dalam terhadap filsafat Aristoteles.Kegemarannya terhadap ilmu sukar dicaribandingannya, karena menururut riwayat-nya, sejak kecil ia tidak pernah terputusmembaca dan mempelajari kitab-kitab,kecuali pada malam ayahnya meninggal danmalam perkawinannya. Karya-karya ilmiahIbn Rusyd meliputi berbagai ilmu, seperti;fikih, bahasa, kedokteran, falak, politik,akhlak, dan filsafat. Tidak kurang dari10.000 lembar yang telah ditulisnya selamahidupnya.

Kitab-kitabnya ada kalanya merupakantulisan sendiri, atau ulasan, atau ringkasan.Salah satu kelebihan karya tulisnya ialahgaya penuturan yang mencakup komentar,koreksi dan opini sehingga karyanya hidupdan tidak sekedar deskripsi belaka, namunkarangannya sulit ditemukan. Karenasangat tinggi penghargaanya terhadapAristoteles, maka tidak mengherankankalau ia memberikan perhatian yang besaruntuk mengulaskan dan meringkas filsafatAristoteles, sehingga ia disebut komentatorAristoteles. Buku-buku yang telah diulasnyaialah buku-buku karangan Plato, IskandarAphrodisis, Galinus, al-Farabi, Ibn Sina, al-Ghazali, dan Ibn Bajjah.17

Ernast Renan, seorang peneliti dansarjana Prancis telah berusaha mencaribuku-buku karya Ibn Rusyd diberbagaiperpustakaan di Eropa. Di perpustakaanEskuirial di Madrid Spaanyol. Renanmenemukan buku-buku Ibn Rusydsebanyak 78 buah, diklasifikasikan sebagaiberikut; 28 buah dalam bidang filsafat, 20buah dibidang kedokteran, 8 dibidanghukum Islam/ fiqih, 5 dibidang ilmu kalam,4buah dibidang ilmu bintang/ astronomi, 2

buah dibidang sastra Arab, dan 11 buahtidak disebutkan mungkin dibidang ber-bagai ilmu pengetahuan. Renan menemu-kan karya Ibn Rusyd sebagian besar dalambahasa Latin dan Ibrani. Hanya 10 buahyang masih bisa dijumpai dengan bahasaaslinya, yaitu bahasa Arab. Diantaranya, 2buah bidang filsafat, 3 buah bidangkedokteran, 3 buah bidang fiqih, dan 2 buahdalam bidang ilmu kalam.18

Dalam pengantar kitab “Tahafut al-Tahafut” Sulaiman Dunya menyebut jumlahkitab Ibn Rusyd sebanyak 47 buah. Dalamkitab “al-Nuz’ah al-Aqliyyah fi Falsafah IbnRusyd” Muhammad Athif al-Iraqi menyebutsebanyak 22 buah. Dalam kitab “Maushu’ahal-Falsafah, Abd al-Rahman al-Badawimenyebut sebanyak 23 buah. Dalam kitab“Dairah al-Ma’arif al-Islamiyyah” disebut-kan 10 buah. Dan dalam kitab “Ibn Rusydal-Andalusi”Karnil Muhammad menyebutsebanyak 22 buah.

Buku-buku yang paling penting danyang sampai kepada kita ada empat yaitu:1) Fashl al-Maqal fi ma Bain al-Hikmah waal-Syari’ah min al- Ittishol (ilmu kalam).Buku ini dimaksudkan untuk menunjuk-kan adanya persesuaian antara filsafat dansyari’at. Dan sudah pernahditerjemahkankedalam bahasa Jerman pada tahun 1859 MolehMuler, orientalis asal Jerman. buku initelah diterbitkan oleh Joseph Muller diJerman pada tahun 1859 M bersama kitabManahij al-Adillah dan Dhamimah liMas’alah al-Ilm al-Qadim, dengan judul“Falsafah Ibn Rusyd. Kemudian diterbitkandi Kairo pada tahun 1895 M. 2) Al-Kasyf’anManahij al-Adillah fi Aqaidi Ahl al-Millah(ilmu kalam). Buku ini menguraikantentang pendirian aliran-aliran ilmu kalamdan kelemahan-kelemahannya. Dan sudahpernah diterjemahkan ke dalam bahasaJerman juga oleh Muler, pada tahun 1859.3) Tahafut al-Tahafut. Suatu buku yangterkenal dalam lapangan filsafat dan ilmukalam, dan dimaksudkan untuk membela

1 7 Ahamd Hanafi,Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta:Bulan Bintang, 1996), h. 165

1 8 Fuad Mahbub Siraj, Ibn Rusyd, Cahaya Islam di Barat,(Jakarta: Dian Rakyat, 2012), h. 19

Page 8: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

358 Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

filsafat dari serangan al-Ghazali dalambukunya Tahafut al-Falasifah karya KhaujahZadah . Kitab ini dicetak di al-Mathba’ah al-Alamiyyah Kairo pada tahun 1885 bersamakitab Tahafut al-Falasifah karya al-Ghazalidan Tahafut karya Zadah. Buku Tahafut al-Tahafut berkali-kali diterjemahkan kedalambahasa Jerman, dan terjemahannya kedalam bahasa Inggris oleh Van Den Bergterbit pada tahun 1952 M.19 4) Bidayatul al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtashid. Buku inibernilai tinggi, karena berisi perbandinganmazhab (aliran-aliran) dalam fiqih denganmenyebutkan alasannya masing-masing.buku ini telah dicetak berulang kali diIstanbul pada tahun 1915 M, di Kairo padatahun 1950, bahkan di Indonesia dicetak danditerbitkan oleh PT. Usaha KeluargaSemarang

Adapun situasi politik pada masa IbnRusyd pemerintahan Andalusia di pimpinoleh Dinasti Muwahhidun. MunculnyaDinasti Muwahhidun sebagaimanakemunculan Dinasti Murabitun, yaituDinasti sebelum Muwahhidun, yangmuncul bermula dari gerakan keagamaanyang akhirnya berubah menjadi politik.Untuk memperoleh kekuasaan politik,Dinasti tersebut harus menghadapikekuatan militer baik dari kalangan sesamamuslim maupun umat Kristen.

Ketika Yusuf ibn Tasyfin meninggaldunia, ia mewariskan kepada anaknya; Aliibn Yusuf wilayah kekuasaan yang sangatluas termasuk Andalus. Untuk mem-pertahankan dan mengembangkan wilayah-wilayah kekuasaannnya, Ali ibn Yusuf tidakjarang memimpin pasukannya berjihadmelawan kaum Kristen, dan berhasilmemperoleh kemenangan terhadap anakAlfonso VI pada tahun 1108M/501 H.Setelah itu Ali ibn Yususf mengalamikekalahan pada pertempuran di Cuherapada tahun 1129 M/522 H. Akhirnya DinastiMurabithun ini tidak dapat bertahan ketikaberhadapan dengan al-Muwahhidun yang

dipimpin oleh Abd al-Mu’min pada tahun1147 M/541 H.20

Setelah berhasil menjatuhkan DinastiMurabithun, Abd. al-Mu’min berambisimemperluas wilayah kekuasaannya kewilayah Timur. Pada tahun 1152 M/552 H.Al-Jazair dapat direbut, kemudian padatahun 1158 M/553 H. giliran Tunisia, dandua tahun kemudian setelah itu Tripoli jugadapat dikuasainnya. Sementara wilayahkekuasaan kaum Kristen dari Murabithunjuga dapat ditaklukkan oleh Muwahhidundi bawah pimpinan Aabd al-Mu’min.Setelah meraih sukses besar dalam karirpolitiknya, akhirnya Abd al-Mu’minmeninggal dunia pada tahun 1162 M/558H. dan menyerahkan kekuasaan kepadaanaknya Yusuf ibn Abd al-Mu’min.

Sebagaimana ayahnya, Yusuf jugaberambisi memperluas baik kesebalah Baratmaupun ke Timur. Pada masa pe-merintahannya, Dinasti Muwahhidun duakali menyerang wilayah Andalus yangdikuasai kaum Kristen. Pertama, terjadi padatahun 1169 M/565 H. yang berhasil merebutToleda. Kedua, terjadi pada tahun 1184 M/580 H. yang berhasil menaklukkan Syanfuriserta berhasil menghancurkan tentaraKristen di daerah Lisabon. Ketika merebutwilayah Lisabon inilah Yusuf ibn Abd al-Mu’min wafat.21

Dinasti Muwahhidun dilanjutkan olehputera Yusuf ibn Mu’min, yaitu Ya’qub al-Manshur yang memerintah sejak tahun1184-1199 M/580-595 H. Pada pertamakekuasaannya terjadi pemberontakan olehkaum Kristen yang berusaha merebutwilayah-wilayah kekuasaan Islam diAndalusia, akan tetapi pemberontakan itubisa dipatahkan, bahkan raja Alfonsobertekuk lutut dengan menerima konsensiterhadap Dinasti Muwahhidun. Kekalahanraja Alfonso ini berakibat adanya rasadendam yang mendalam dan akhirnya padatahun 1199 M/591 H. bala tentara Kristenmemberontak lagi ke wilayah Andalusia

1 9 Ahmad Hanafi, op. cit., h. 166 2 0 Philip K. Hitti, Op.cit. h. 541.

Page 9: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

359Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

untuk merebut kekuasaan Islam. Akantetapi pemberontakan kaum Kristen yangkedua kali ini juga dapat dipatahkan olehtentara Muwahhidun, bahkan tentaraKristen ditawan sebanyak 2000 orang.Disamping kemenangan yang diperolehDinasti Muwahhidun di bawah ke-pemimpinan Ya’qub al-Manshur jugamampu membantu Salahuddin al-Ayyubidengan mengirim 180 unit kapal peranguntuk melawan tentara Kristen pada perangSalib.22 Setelah mencapai puncaknya dibidang politik, maka Ya’qub al-Manshurmwninggal dunia pada tahun 1198 M/595H. bersamaan dengan wafatnya Ibn Rusyd.

Para penguasa Dinasti Muwahhidunsetelah Ya’qub al-Manshur pada umumnyalemah, sehingga membawa kemunduranpada Dinasti tersebut. Dinasti Muwahhiduntelah diusir dari Andalus pada tahun 1232M.629 H. dan pada tahun 1269 M/667 H.Dinasti ini mengalami kehancuran.

Dari uraian tersebut di atas, dapatdiketahui bahwa pada masa kehidupan IbnRusyd, negara selalu dalam peperanganuntuk melawan orang-orang Kristen,disamping juga peperangan antar umat Is-lam sendiri.

Dilihat dari sosial kemasyarakatan,masyarakat Andalusia adalah masyarakatheterogen, terdiri dari bermacam-macamsuku bangsa. Secara garis besar wargaAndalusia di masa kehidupan Ibn Rusydadalah terdiri dari suku bangsa Arab, Barbardan Spanyol asli.23 D isisi lain, Andalusmemiliki sumber daya alam yang sangatpotensial, yakni terdapat tambang emas,perak, besi dan timah yang melimpah.24

Heterogen warga Andalusia dankekayaan alam yang dimiliki ini merupakanmodal dasar dalam membangun bangsa,sehingga mereka mempunyai peradaban

yang tinggi pada masyarakat yang lainmasih berada dalam kegelapan.

Pada masa pemerintahan DinastiMuwahhidun pembangunan merupakankelanjutan dari Dinasti Murabithun.Pembangunan di Andalusia semakinnampak kemajuannya. Selain pembangun-an beberapa kantor dan masjid, pada masapertengahan abad VI hijriyah di Andalusiatelah didirikan pabrik kertas tulis. Industriinilah yang kemudian berkembang sampaike Eropah. 25

Adapun perkembangan ilmu pe-ngetahuan dan fikih pada masapemerintahan Dinasti Muwahhidun, ilmupengetahuan di Andalusia mengalamikemajuan yang sangat pesat. UniversitasCordova yang didirikan oleh al-Hikam II(961-976 M/350-366 H) merupakan pusatpengembangan ilmu pengatahuan, baik dikalangan kaum muslimin maupun kaumKristen. Ketika Abd al-Mu’min sebagaikhalifah, Ibn Rusyd dipanggil secara khususuntuk menangani masalah pendidikan diMarakisy. Ini membuktikan bahwa Abd al-Mu’min gemar terhadap ilmu pe-ngetahuan.26

Begitu pula pengganti Abd al-Mu’min,Yusuf ibn Abd al-Mu’min mempunyai sikapyang sama. Bahkan khalifah ini memilikisemangat yang tinggi dibandingkan denganayahnya. Ia mengumpulkan buku-bukudari berbagai wilayah Andalusia, ia jugamengundang para ulama, khususnya ulamayang menguasai bidang nalar. Sedangkanulama yang berada di sisinya mencapaijumlah yang belum pernah terjadi padapreode khalifah sebelumnya.27

Situasi dan kondisi pada masaMuwahhidun ini mencapai puncaknyakemajuannya, sehingga orang awampunberlomba-lomba untuk mengumpulkankitab-kitab, dan merupakan kebanggaan

2 1 Kafrawi Ridwan, Ensklopedi Islam, (Jakarta: IchtiarBaru Van Hoeve, 1993), h, 321.

2 2 Kamil Muhammad ‘Uraidh, Op.cit. h. 29.2 3 Abd al-Halim Uwais, Ibn Hazm al-Andalusi, (Kairo:

Dar al-I’tisham, t.th.), h.43.2 4 Hilmi Ali Sya’ban, Fath al-Andalus, Op.cit, h. 27.

2 5 Philip, K. Hitti, Op.cit., h 564.2 6 Abd al-Rahman Badawi, Mausu’ah al-Falsafah,

(Beirut: al-Muassasah al-Arabiyyah, 1984), h. 146-147

2 7 Kamil Muhammad ‘Uraidh, Op.cit. h. 25-26.

Page 10: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

360 Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

jika memiliki koleksi kitab yang lebihbanyak.28

Adapun para ulama/ilmuan yangmuncul pada masa pemerintahanMuwahhidun ini antara lain: 1) Abu Ja’farAhmad ibn Muhammad al-Gafiqi, iamenguasai bidang ilmu obat-obatan dengankitabnya al-Adwiyyah al-Mufradah. 2) IbnTufail, ia seorang ahli filsafat dan kedokteran,kitabnya yang terkenal adalah Hayy ibnYaqzhan. 3) Muhammad al-Mizani, iaseorang ahli geografi yang terkenal. 4)Jabiribn Aflah ibn Muhammad, ia penulis kitabal-Hai’a yang memuat angka-angkatrigonometeri yang masih digunakan sampaisekarang 5) Ibn Rusyd, ia mempunyaikeahlian dari berbagai disiplin ilmu, antaralain; filsafat, kedokteran dan fikih. 6) IbnArabi, ia seorang sufi yang terkenal denganwihdah al-wujud. karya kitabnya antara lain:al-Futuhah al-Makkiyyah. 29

Sedangkan dalam bidang fikih,pemerintahan Muwahhidun sebagaimanapada masa pemerintahan Dinasti Mu-rabithun, yaitu bermazhab Maliki, karenakondisi masyarakat dalam bermazhab tidakmengalami perubahan, hanya saja dikalangan petinggi dan elit penguasanampaknya mempunyai sikap yangberbeda. Hal ini dapat diketahui bahwa Abdal-Mu’min pernah berguru kepada IbnHazm al-Zhahiri. Begitu pula Ya’qub al-Manshur yang bermazhab Syafi’i.30

Maka dapat diketahui bahwa IbnRusyd hidup pada masa masyarakatAndalusia umumnya bertaklid padamazhab Maliki, namun para elit penguasamemberikan kesempatan kepadamasyarakat untuk bermazhab selain Maliki.Kondisi ini tentunya berpengaruh kepadapemkiran istinbath hukum Ibn Rusyd padabidang fikih.

D. Metode Istinbath Hukum IbnRusyd Dalam Kitab Bidayah al-MujtahidKitab fikih Bidayah al-Mujtahid, secara

lengkap namanya adalah Bidah al-Mujtahidwa Nihayah al-Muqtashid yang berarti“Tingkat pemula bagi seorang ahli hukumdan tingkat akhir bagi seorang yang ilmunyasederana”. Dari nama ini dapat dipahamibahwa Ibn Rusyd menulis kitab tersebutsebagai persiapan awal bagi seorang yanghendak melakukan ijtihad dan sebagaipegangan utama bagi orang-orang yangilmunya sederhana (selain mujtahid). IbnRusyd menulis kitab tersebut yang dalampembahasannya mengemukakan bagian-bagiannya yaitu; Bagian ibadah 77 masalah,akhwal syakhshiyyah 20 masalah,muamalah madaniyyah 36 masalah, jinayah6 masalah dan peradilan 4 masalah.

Pada penelitian ini bagian ibadah yangditeliti ada tiga masalah, yaitu; masalahbatasan khuff yang disapu, Batasan WaktuBolehnya Mengusap Sepatu (Khuff), danhukum berwudhu karena bersentuhandengan wanita yang bukan mahram. Padabagian akhwal al-Syakhshiyyah 2 masalah;yaitu persetujuan perkawinan bagi gadisdewasa, dan perkawinan bagi orang yangsedang melakukan ihram. Pada bagianmuamalah madaniyyah 2 masalah; yaitumenjual pohon kurma dengan buahnya,dan pewarisan antar pemeluk agama nonmuslim. Pada bagian jinayah 1 masalah;yaitu pembunuhan sengaja oleh orangmerdeka terhadap hamba sahaya. Dan padabagian murafa’at 1 masalah; yaitu jumlahsaksi pada selain kasus zina.

Bagian IbadahPada bagian ibadah ada beberapa per-

masalahan yang Ibn Rusdy mengemukakanpendapatnya antara lain:1. Batasan Sepatu (Khuff)Yang Disapu

Tentang batasan khuff yang disapu,fukaha berbeda pendapat dalam halbatasan khuff yang wajib disapu. Dalamhal ini Malik dan Syafi’i berpendapatbahwa yang wajib disapu hanya bagian

2 8 Abbas Mahmud Aqqad, Op.cit. h. 6.2 9 Philip Kitti, Op.cit. h. 181-184.3 0 Abbas Mahmud Aqqad, Op.cit. h. 9

Page 11: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

361Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

atas (luar)nya saja, sedangkan menyapubagian dalam Hanifah berpendapatbahwa yang wajib disapu hanyalahbagian luarnya saja, dan tidakdihukumkan sunnat untuk menyapubagian dalamnya. Sedangkan Ibnu Nafi’berpendapat wajib menyapu bagian luardan dalam. Perbedaan pendapat karenaadanya sunnah yang bervariasi, yaitu:a. Riwayat Ibnu Majah dari Mughirah

ra.:

Dari Mughirah bin Syu’bah ra.Sesungguhnya Rasulullah SAW.menyapu khuff pada bagian atas danbawahnya.

b. Riwayat Abu Dawud dari Ali ra.:

Dari Ali ra. dia berkata: Seandainyaagama hanya menggunakan pikiran,sudah tentu bagian bawah khuff lebihutama disapu dibandingkan atasnya.Sungguh aku pernah melihatRasulullah SAW. menyapu khuff dibagian luarnya.

Malik dan Syafi’i menetapkanmasalah tersebut dengan mengambil al-jam’u.33yaitu menggabungkan riwayatsunnah Mughirah ra. dan Ali ra. Berbedadengan Abu Hanifah yang mengguna-kan metode tarjih dengan memilihsunnah riwayat Ali ra. karena meng-

anggap sanadnya lebih kuat. SedangkanNafi’ men-tarjih dengan menguatkansunnah Mughirah ra. karena mengqiyas-kan antara menyapu dengan membasuh.

Pada permasalahan ini Ibn Rusydlebih mendahulukan al-jam’u sebagai-mana Malik dan Syafi’i, ia meng-kompromikan dua sunnah di atas.Metode ini berbeda dengan metodeyang digunakan oleh Hanafi yangmendahulukan Tarjih dari pada al-Jam’u. Dalam hal ini Ibn Rusyd ber-pegang kepada prinsip yang diketengah-kan oleh jumhur ushuliyyin, yaitu lebihmendahulukan al-Jam’u dari pada tarjih.

Dengan metode al-jam’u ini makaIbn Rusyd mengkompromikan duabuah sunnah di atas, dengan meng-artikan bahwa sunnah yang diriwayat-kan oleh Ali ra. sebagai hal yang wajib,sedangkan sunnah yang diriwayatkanoleh Mughirah ra. sebagai hal yangsunnah.

Dengan uraian di atas, maka dapatdiketahui bahwa Ibn Rusyd sependapatdengan Malik dan Syafi’i yangmenggunakan metode al-jam’u denganmempertemukan hadis riwayat Ali ra.dan Mughirah ra. dan berbeda denganHanafi yang mendahulukan Tarjih

2. Batas Waktu Bolehnya Mengusap Sepatu(Khuff)

Pada masalah batas waktu bolehnyamengusaf khuff fukaha berbedapendapat. Malik berpendapat bahwamenyapu khuff tidak dibatasi waktu,selama pemakai tidak melepaskannyadan belum jinabah, ia tetap bolehmengusapnya. Tetapi Abu Hanifah danSyafi’i berpendapat bahwa menyapukhuff dibatasi waktu. Perbedaanpendapat disebabkan riwayat sunnah :a. Riwayat Muslim dari Ali ra.:

3 1 Muhammad ibn Yazid Ibnu Majah al-Quzwini,Sunan Ibnu Majah, Kairo, Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyyah, t.th. h. 182-183.

3 2 Abu Dawud al-Jisistani, Sunan Abu Dawud,Bandung, Maktabah Dahlan, t.th. jilid 1, h. 42.

3 3 Ibnu Rusyd, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid, Semarang, Usaha Keluarga, t.th. Jilid1, h. 13-14.

Page 12: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

362 Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

Dari Syuraih bin Hani, dia berkata:Saya mendatangi Aisyah dan bertanyadalam hal mengusap dua khuff, kemu-dian ia menjawab, datanglah kepadaAli ibn Abi Thalib dan tanyakankepadanya, karena sesungguhnya diatelah bepergian bersama RasulullahSAW. Kemudian kami bertanya kepadaAli, dan dia menjawab bahwaRasulullah SAW, membatasi tiga hartiga malam bagi musafir dan satu harisatu malam untuk mukim.

b. Riwayat Abu Dawud dari Ubay ibnImarah:

Sesungguhnya dia bertanya: WahaiRasulullah! Apakah boleh aku meng-usap kedua khuff ? Boleh, jawab RasulSAW. Ubay menanyakan lagi. Dalamsatu SAW. Tanya Ubay, tiga hari?Boleh, jawab Rasul SAW. Tanya Ubay,tujuh hari? Jawab Rasul SAW selanjut-nya, boleh, usaplah sekehendakmu.

c. Riwayat Turmudzi dari Shafwan binAssal ra.:

Dari Shafwan bin ‘Assal dia berkata:Rasulullah SAW. memerintahkan kamiketika dalam bepergian untuk tidakmelepas khuff kami selama tiga haritiga malam, kecuali lantaran janabat,tetapi (tidak diperintahkan melepas)lantaran kencing, buang air besar dantidur.

Dalam masalah tersebut di atas,Malik mengambil jalan tarjih denganmenguatkan sunnah yang diriwayatkanUbay ibn Imarah. Sedangkan AbuHanifah dan Syafi’i menguatkan riwayatAli ra. dan Shafwan ibn ‘Assal.

Menanggapi dalam masalah di atasIbn Rusyd mengatakan bahwa yangharus diperpegangi adalah sunnahriwayat Ali ra. dan Shafwan ibn Assal,karena kedua sunnah riwayat itulahyang lebih kuat dibandingkan dengansunnah yang diriwayatkan oleh UbayIbn Imarah.37 Karena menurut keten-tuan tarjih bahwa sunnah yangdiriwayatkan oleh perawi yang jumlah-nya lebih banyak harus diutamakan darisunnah yang perawinya lebih sedikit.Disamping itu, kemampuan perawidalam bidang hukum merupakanpertimbangan yang sangat pentingdalam men-tarjih sebuah sunnah.Dalam men-tarjih perawi yang lebihmengetahui tentang hukum harusdidahulukan riwayatnya dari padaperawi yang memiliki kemampuan dibawahnya. Dalam kasus ini Ibn Rusydmemandang bahwa kemampuan Ali ra.lebih tinggi dibanding kemampuanUbay, sehingga Ibn Rusyd lebihmenguatkan sunnah yang diriwayatkanAli ra. dari pada sunnah yangdiriwayatkan oleh Ubay.

Dari uraian di atas dapat diketahuibahwa Ibn Rusyd lebih berpihak kepadapendapat Hanafi dan Syafi’i melakukantarjih dengan menguatkan sunnah yangdiriwayatkan oleh Ali ra. dan Shafwan,

3 4 Muslim bin Hajjaj al-Qusyairi, Shahih Muslim, Juz 1,Beirut, Dar al-Jail, t.th. h. 159.

3 5 Abu Dawud, Op.cit. h. 40-41.3 6 Abu Isa Muhammad bin Isa al-Turmudzi, Sunan

al-Turmudzi, juz 1, Beirut, Dar Ihya al-Turats al-Araby, t.th. h. 159. 3 7 Ibn Rusyd, Op.cit. h. 1-15.

Page 13: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

363Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

yang berbeda dengan Malik yangberpegang dengan sunnah yangdiriwayatkan oleh Ubay.

3. Hukum Berwudhu Karena BersentuhanDengan Wanita Yang bukan Mahram

Fukaha berbeda pendapat dalammenetapkan masalah hukum berwudhukarena bersentukan dengan wanita yangbukan mahram. Malik dan Syafi’iberpendapat bahwa sentuhan denganwanita yang bukan mahram adalahmembatalkan wudhu. Sementara itu,Hanafi mengatakan bahwa sentuhantersebut tidak membatalkan wudhu.Perbedaan pendapat itu karena adanyaperbedaan pendapat terhadap lafaz“ “ pada surah al-Maidah ayat 6sebagai berikut:

dan jika kamu sakit atau dalam perjalananatau kembali dari tempat buang air(kakus) atau menyentuh perempuan, lalukamu tidak memperoleh air, makabertayamumlah dengan tanah yang baik(bersih);

Dalam bahasa Arab lafaz bisadiartikan secara hakiki, yaitu“menyentuh” bisa pula diartikan secaramajazi yaitu “bersetubuh”. Malik danSyafi’i menggunakan arti hakiki makaia menganggap batalnya wudhu karenasentuhan. Karena jika suatu lafaz bisadiartikan secara hakiki dan majazi makayang harus diutamakan adalah maknahakiki, kecuali ada indikasi bahwapemakaian majazi itu lebih utama.

Sedangkan Hanafi menggunakanarti majazi, maka ia menganggap tidakbatalnya wudhu, karena ia berpegangkepada kaidah “jika suatu lafazpengertiannya banyak dipakai secaramajazi, maka pengertian majazi itu lebih

diutamakan dibanding pengertianhakiki.

Menurut Ibn Rusyd lafaz dalam persoalan ini lebih tepat diartikansecara majazi. Karena Allah meng-gunakan kinayah terhadap makna ber-setubuh dengan dan yangkeduanya termasuk dalam pengertian

.38 Dengan metode ini Ibn Rusydmenetapkan bahwa sentuhan seoranglaki-laki dengan wanita bukan mahramtidak membatalkan wudhu.

Dari uraian tersebut di atas, dapatdiketahui bahwa metode yang di-gunakan oleh Ibn Rusyd adalah metodeyang digunakan oleh Hanafi denganmenta’wilkan makna hakiki kepadamakna majazi.

Bagian Akhwal al-Syakhsyiyyah (Keluarga)Bagian akhwal al-syakhsyiyyah

(keluarga) beberapa permasalahan yangdiketengahkan oleh Ibn Rusyd, antara lain:1. Persetujuan Perkawinan bagi Gadis

DewasaPara fukaha berbeda pendapat

dalam menetapkan masalah persetujuanperkawinan bagi wanita gadis dewasayang ada ayahnya. Malik dan Syafi’imengatakan bahwa gadis dewasa yangmempunyai ayah tidak perlu dimintaipersetujuannya dalam melangsungkanperkawinan dan cukup persetujuanayahnya. Sedangkan Hanafi, Auza’i danAbu Tsaur berpendapat bahwa gadistersebut harus dimintai persetujuannya.

Perbedaan pendapat itu dikarena-kan adanya pertentangan antara dalilal-khithab dengan ketentuan umumtentang masalah di atas. Dalilal-khithabyang dimaksud adalah pemahaman darisunnah riwayat Abu Dawud dari AbuHurairah ra.:

3 8 Ibn Rusyd, Op.cit. jld.1 h. 28.

Page 14: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

364 Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

Dari Abu Hurairah ra. dia berkata,Rasulullah SAW. bersabda: Gadis yatimdimintai persetujuan tentang dirinya,apabila ia diam berarti setuju, dan apabiladia menolak maka tidak bolehmengawininya (HR. Abu Dawud).

Dalilal-khithab sunnah di atasmemberi paham bahwa gadis yangberayah tidak perlu dimintai per-setujuannya dalam melangsungkanperkawinan. Dalil inilah yang di-perpegangi oleh Malik dan Syafi’i.

Sedangkan dalil yang menunjuk-kan ketentuan umum tentang per-setujuan wanita gadis atas perkawinan-nya dari sunnah yang diriwayatkan olehMuslim Sufyan:

Sufyan menceritakan kepada kami,sesungguhnya Nabi SAW. bersabda: Gadisitu dimintai persetujuan tentang dirinyaoleh ayahnya dan diamnya adalahizinnya. (HR. Muslim)

Sunnah ini merupakan ketentuanumum yaitu lafaz yang berlakuuntuk semua gadis. Ketentuan inilahyang diperpegangi oleh Hanafi, Auza’idan Abu Tsaur. Dalam menanggapipersoalan ini Ibn Rusyd berpendapatbahwa ketentuan umum lebih kuatuntuk diperpegangi dari pada dalilal-khithab.41 Hal ini dikarenakan bahwaketentuan umum dalam sunnah

tersebut jika dilihat dari segi dilalahlafalnya termasuk kategori manthuq,sedangkan dalilal-khithab termasukkategori mafhum. Dalam ketentuantarjih bahwa apabila terjadi pertentang-an antara dalil manthuq dengan mafhum,maka didahulukan manthuq.

Dengan metode inilah Ibn Rusydberkesimpulan bahwa wanita gadis yangdewasa harus dimintai persetjuannyauntuk melangsungkan perkawinan. IbnRusyd sama dengan pendapat Hanafi,Auza’i dan Abu Tsaur.

2. Perkawinan Bagi Orang Yang SedangMelakukan Ihram

Para fukaha berbeda pendapatdalam hal perkawinan orang yangsedang berihram. Malik, Syafi’i danAhmad bin Hanbal berpandanganbahwa orang yang sedang berihramtidak boleh melakukan kawin danmengawinkan. Sedangkan Hanafimengatakan bahwa orang yang sedangmelakukan ihram boleh kawin danmengawinkan. Perbedaan pendapatpara fukaha di tersebnut, karena adanyapertentangan antara riwayat-riwayatsunnah berikut:a. Sunnah riwayat Ibnu Abbas ra.

Dari Ibn Abbas ra. SesungguhnyaRasulullah SAW menikahi Maimunah,padahal beliau sedang berihram (HR.Abu Dawud)

b. Sunnah riwayat Maimunah ra.

3 9 Abu Dawud, Op.cit. jld. 2, h.2314 0 Muslim, Op.cit. jld. 2, h, 594.4 1 Ibn Rysud, op.cit. jld. 2, h. 4

4 2 Abu Dawud, Op.cit, jld. 2, h. 169.4 3 Ibid.

Page 15: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

365Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

Dari Maimunah ra. dia berkata:Rasulullah SAW. mengawini aku,sedangkan kami dalam keadaan tidakberihram. (HR Abu Dawud)

c. Sunnah riwayat Utsman bin Affan ra.

Dari Utsman bin Affan ra. beliauberkata,sesungguhnya RasulullahSAW. telah bersabda:”orang yangsedang ihram tidak diperbolehkankawin dan mengawinkan (HR. AbuDawud)

Malik, Syafi’i dan Ahmad binHanbal menggunakan jalan tarjihdengan menguatkan sunnah riwayatMaimunah ra. dan Utsman bin Affanyang tidak membolehkan (haram)kawin atau mengawinkan pada ketikaberihram. Sementara itu Hanafi men-tarjih dengan menguatkan sunnah yangdiriwayatkan oleh Ibn Abbas denganlarangan yang makruh terhadap kawinatau mengawinkan ketika berihram.

Dalam menanggapi hal tersebutmaka Ibn Rusyd dengan menempuhjalan jam’u wa al-taufiq. yaitu meng-gabungkan antara dalil yang melarangdengan dalil yang menghalalkan,dengan kesimpulan hukum bahwakawin atau mengawinkan ketika sedangmelakukan ihram hukumnya boleh.

Dari uraian di atas, dapat diketahuibahwa Ibn Rusyd, dalam menetapkanhukum masalah kawin ataumengawinkan ketika berihram, dia tidakmenggunakan cara yang dilakukan olehpara fukaha, baik Malik, Syafi’i, Ahmad,maupun Hanafi. ia menempuh carasendiri dengan jam’u wa al-taufiq.

Bagian Muamalah MadaniyyahPada bagian muamalah madaniyyah

Ibn Rusyd mengetangahkan pendapatnyamengenai beberapa masalah, antara lain :1. Menjual Pohon Kurma Dengan Buahnya

Para fukaha berbeda pendapatterhadap penjualan pohon kurma yangberbuah, apakah buahnya untuk penjualataukah untuk pembeli. Jumhur ulamaberpendapat bahwa jika seseorangmenjual pohon kurma yang waktuterjadi transaksi belum terjadipenyerbukan, maka buahnya untukpembeli. Namun jika jual beli itu terjadisetelah penyerbukan, maka buahnyauntuk penjual, kecuali jika pembelimensyaratkan untuknya.

Sedangkan Hanafi mengatakan, jikaterjadi transaksi jual beli seperti tersebutdi atas, maka buahnya untuk penjual,baik sebelum maupun sesudahnyaterjadi penyerbukan. Sedangkanpendapat Ibn Abi Layla, dalam masalahini adalah, jika terjadi transaksisebagaimana tersebut di atas, makabuhanya untuk pembeli, baik sebelumatau setelah terjadi penyerbukan.

Perbedaan pendapat itu dikarena-kan adanya silang pendapat dalammemahami sunnah (menurut dalilal-khithab atau fahwa al-khithab) danpertentangannya dengan qiyas.

Sunnah yang dimaksud adalahriwayat dari Ibn Umar sebagai berikut:

Dari Abdullah ibn Umar ra.SesungguhnyaRasulullahSAW. bersabda:Barangsiapa menjual pohon kurma yangtelah dilakukan penyerbukan, maka buah-

4 4 Ibid, h.196.4 5 Bukhari, Shahih Bukhari, (Bandung: PT al-Ma’arif,

t.th.), jld. 2, h. 24.

Page 16: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

366 Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

nya untuk penjual kecuali jika pembelimensyaratkan buahnya. (HR. Bukhari).

Sunnah di atas menjadi peganganbagi jumhur ulama dengan memakaidalil al-khithab. Mereka mengatakanbahwa penetapan buah kurma setelahterjadi penyerbukan untuk penjual itudapat dipahami bahwa, jika waktutransaksi, kurma tersebut belum terjadipenyerbukan maka buahnya untukpembeli. Sedangkan Hanafi dalammemahami sunnah di atas meng-gunakan fahwa al-khithab. Diamengatakan jika buah tersebut harusdiberikan kepada penjual sesudahpenyerbukan, maka terlebih lagi harusdiberikan kepadanya sebelum terjadipenyerbukan.

Sementara itu Ibn Abi Layla dalammenetapkan masalah ini denganmemakai qiyas, ia meninggalkanriwayat hadis Ibn Umar tersebut.Menurutnya, buah merupakan bagiandari pohon yang dijual.

Dalam menanggapi masalah ini, IbnRusyd lebih menguatkan pendapatjumhur ulama dengan menggunakandalil al-khithab.46 Dia menolak metodeyang digunakan oleh Hanafi karenadinilainya menggunakan fahwa al-khithab sebagai dalil yang lemah. Begitupula ia menolak cara yang dilakukanoleh ibn Abi Layla dengan meningalkansunnah shahih dan berpegang kepadaqiyas. Karena menurut Ibn Rusyd,kedudukan sunnah shahih lebih kuatdibandingkan dengan qiyas.

Dari data di atas, maka dapatdiketahui bahwa pendapat ibn Rusydadalah penjualan pohon kurma yang jualbelinya terjadi sebelum penyerbukanmaka buahnya untuk pembeli, akantetapi jika jual beli itu terjadi setelahpenyerbukan maka buahnya untuk

penjual, kecuali jika ada perysaratanuntuknya.

Dengan demikian, metode IbnRusyd sama dengan metode yangdilakukan oleh jumhur ulama, yaitumenggunakan dalil al-khithab darisunnah tersebut di atas.

2. Pewarisan Antar Pemeluk Agama NonMuslim

Para ulama silang pendapatmengenai pewarisan antar pemelukagama di luar Islam. Malik dan Ahmadbin Hanbal berpendapat bahwa merekapemeluk agama di luar Islam yangberbeda-beda tidak bisa saling mewarisi.Sedangkan Syafi’i mengatakan bahwaorang-orang yang bukan beragama Is-lam mereka bisa saling mewarisi.

Perbedaan pendapat itu dikarena-kan adanya perlawanan antara sunnahdengan dalil al-khithab. Sunnah yangdimaksud adalah riwayat dari AbdullahIbn Amr ra.:

Dari Abdullah ibn Amr ra. ia berkata:Rasulullah SAW. bersabda : Para pemelukdua agama yang berbeda tidak bisa salingmewarisi. (HR. Abu Dawud).

Sunnah tersebut dijadikan daliloleh Malik dan Ahmad dalammenetapkan masalah di atas. AdapunSyafi’i berpegang kepada dalil al-khithab dengan memahami sunnahyang diriwayatkan oleh Usamah ibnZaid ra. sebagai berikut:

4 6 Ibn Rusyd, Op.cit, h. 143.4 7 Abu Dawud, Op.cit. jld. 3. h. 125 4 8 Al-Bukhari, Op.cit. jld. 4, h. 170.

Page 17: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

367Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

Dari Usamah ibn Zaid ra. SesungguhnyaNabi SAW. bersabda: Orang Islam tidakmewarisi orang kafir, dan orang kafir tidakmewarisi orang Islam (HR. Bukhari).

Berdasarkan dalil al-khithab sunnahdi atas dapat dipahami bahwa orang Islmitu mewarisi sesama muslim, dan orangkafir mewarisi sesama kafir. Dalil inilahyang dipegang oleh Syafi’i.

Terhadap masalah di atas, Ibn Rusydberpegang kepada sunnah sebagaimaMalik dan Ahmad dan meninggalkandalil al-khithab49yang dipegang olehimam Syafi’i. Karena sunnah yangdipegang oleh imam Malik dan Ahmaddilihat dari segi dilalah lafazhnyatermasuk dalam kategori manthuq,sedangkan dalil al-khithab termasukmafhum. Sebagaimana diketengahkanpada bab terdahulu, apabila terjadipertentangan antara manthuq danmafhum, maka manthuq harus lebihdidahulukan dari mafhum. Prinsip inilahyang diperpegangi oleh Ibn Rusyd,sehingga ia meninggalkan dalil al-khithab dan perpegang dengan bunyisunnah. Dengan metode ini, maka IbnRusyd menetapkan hukumnya bahwapemeluk agama yang bukan beragamaIslam yang berbeda-beda tidak salingmewarisi.

Bagian JinayahDi antara pendapat yang diketengah-

kan Ibn Rusyd pada bagian jinayah adalahmengenai pembunuhan sengaja oleh orangmerdeka terhadap hamba sahaya. Parafukaha berbeda pendapat mengenai qishashorang merdeka yang membunuh dengansengaja terhadap hamba sahaya.

Malik, Syafi’i, al-Laits dan Abu Tsaurmengatakan bahwa orang merdeka tidakdikenai qishash karena membunuh hambasahaya. Sementara pendapat al-Nakha’ibahwa orang merdeka yang membunuhhamba sahaya wajib dikenakan qishash.

Perbedaan pendapat tersebut dikarena kanadanya pertentangan antara dalil al-khithabdari al-Qur’an dengan dalil umum sunnahdan qiyas. Dalil al-khithab dari ayat al-Qur’an pada surah al-Baqarah ayat 178,yaitu:

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkanatas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka denganorang merdeka, hamba dengan hamba ..

Berdasarkan dalil al-khithab dari ayatdapat dipahamkan bahwa orang merdekayang membunuh hamba sahaya tidak diqishash. Dalil inilah yang dipegang olehMalik, Syafi’i al-Laits dan Abu Tsaur.

Sementara itu dalil umum sunnahyang terkait dengan masalah di atas, yaitusunnah riwayat dari Amr ibn Syu’aib ra.:

Dari Amr ibn Syu’aib dari ayahnya darikakeknya, dia berkata, Rasulullah SAW.bersabda: Orang-orang Islam itu sepadanjiwanya, dan orang yang lebih rendah darimereka menanggung janji kepada yang lebihtinggi, yang lebih tinggi menolong yang lebihrendah. Dan mereka adalah satu tangandalam menghadapi orang-orang selainmereka... (HR. Abu Dawud).

Sunnah tersebut secara umum adalahmemberi pengertian bahwa jiwa sesamamuslim tidak perlu dibedakan, baik yangmerdeka maupun hamba sahaya.Sedangkan qiyas yang terkait dalammasalah tersebut di atas, adalah penyamaan

4 9 Ibn Rusyd, Op.cit. h. 265. 5 0 Abu Dawud, Op.cit. jld. 3, h. 80-82.

Page 18: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

368 Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

qishash membunuh hamba sahaya denganqishash membunuh orang meredeka.Karena pembunuhan terhadap hambasahaya adalah haram sebagaimanaharamnya pembunuhan terhadap orangmerdeka. Baik dalil sunnah maupun qiyastersebut menjadi dasar al-Laits dalammenetapkan hukum pada kasus tersebut diatas.

Menanggapi kasus di atas, maka IbnRusyd menganggap lemah dalil yangdikemukakan oleh Malik, Syafi’i, al-Laitsdan Abu Tsaur, ia menganggap lemahterhadap pendapat yang membeda-bedakan antara pembunuhan hambasahaya dengan orang merdeka dalam halqishash51Dengan demikian, Ibn Rusydberarti menguatkan pendapat al-Laits yangtidak membeda-bedakan pembunuhan or-ang merdeka dengan hamba sahaya dalamhal qishash.

Ibn Rusyd berpegang kepada dalilumum sunnah yang didukung oleh qiyasdan meninggalkan dalil khitatb dari ayatal-Qur’an. Hal ini dikarenakan bahwa dalilumum sunnah apabila dilihat dari dilalahlafazhnya adalah manthuq, sedangkan dalilkhithab termasuk mafhum. Apabila terjadipertentangan antara manthuq dan mafhum,maka yang dimenangkan adalah manthuq.Ketentuan inilah yang dipegang oleh IbnRusyd, sehingga ia berkesimpulanhukumnya dengan berpegang kepada dalilumum sunnah yang didukung oleh qiyas.

Bagian Murafa’at (Peradilan).Diantara hukum yang diketengahkan

oleh Ibn Rusyd pada masalah peradilan iniadalah mengenai saksi. Para fukaha sepakatbahwa perbuatan zina tidak dapatditetapkan dengan bilangan saksi yangkurang dari empat orang laki-laki yang adil.Tetapi mereka berbeda pendapat mengenaikasus-kasus selain zina.

Jumhur ulama berpendapat bahwasemua hak selain zina dapat ditetapkan

hukumnya dengan dua orang saksi laki-lakiyang adil. Sedangkan pendapat al-Hasan al-Bashri bahwa bilangan saksi tersebut tetapempat orang saksi.

Silang pendapat itu dikarena adanyaperbedaan metode dalam menetapanhukum terhadap kasus di atas. Jumhurulama berpegang kepada al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 282:

...Dan persaksikanlah dengan dua orang saksidari orang-orang lelaki diantara kamu...

Ayat tersebut, memberikan pengertianbahwa persaksian secara umum yang terdiridari dua orang saksi laki-laki. Tetapi Hasanal-Bashri dalam menetapkan hukum di atasberpegng dengan qiyas, yang menyamakansemua persaksian dengan kasus zina.

Terhadap kasus di atas, Ibn Rusyd lebihmenguatkan pendapat jumhur ulama yangmendahulukan al-Qur’an secara umum daripada qiyas.52 Karena kehujjahan al-Qur’ansecara umum tersebut lebih kuat dari padaqiyas. Dengan metode tersebut, Ibn Rusydmenetapkan bahwa bilangan saksi selainperkara zina adalah dua orang saksi laki-lakiyang adil.

Dari uraian tersebut di atas, makadiketahui bahwa Ibn Rusyd dalammenetapkan masalah di atas menggunakanmetode yang sama dengan kelompokjumhur, yaitu dengan mendahulukan al-Qur’an yang bersifat umum dibandingqiyas.

5 1 Ibn Rusyd, Op.cit, jld. 2. h. 298. 5 2 Ibid, h. 348.

Page 19: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

369Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

Tabel 1Persamaan dan Perbedaan Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dengan Imam Mazhab

Dari tabel di atas diketahui bahwametode istinbath hukum yang digunakanoleh Ibn Rusyd dalam menetapkan hukumtidak selalu sama dengan metode salah satumazhab. Hal ini menunjukkan bahwametode istinbath hukum Ibn Rusyd tidakterikat dengan salah satu metode yangdigunakan oleh mazhab tertentu. Bahkandalam meng-istinbath-kan hukum, IbnRusyd selalu melakukan ijtihad (penelitian)terhadap pendapat-pendapat para fukahayang ada beserta dalil dan metode yangdigunakan, kemudian ia membandingkandan memilih salah satu di antaranya yanglebih kuat dan relevan untuk diaplikasikan.

Metode yang digunakan oleh IbnRusyd sebagaimana tertera dalam tabel diatas, adalaJam’u wal al-Taufiq SunnahMughirah dan Ali pada masalah BatasanSepatu (Khuff)Yang Disapu metode yangdigunakan oleh Ibn Rusyd sama denganmetode yang digunakan oleh Malik danSyafi’i, dan berbeda dengan Hanafi yangmenggunakan tarjih.

Tetapi pada masalah batasan waktubolehnya mengusap khuff ia melakukanTarjih sunnah Ali dan Syufyan sebagaimanayang dilakukan oleh Hanafi dan Syafi’i, halini berbeda dengan metode yang digunakan

Page 20: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

370 Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

Malik dengan tarjih menguatkan sunnahdari Ubay ibn Imarah.

Pada masalah hukum berwudhukarena bersentuh kulit dengan wanitabukan mahram Ibn Rusyd memakaimakna majazi sebagamana Hanafi, yangberbeda dengan Malik dan Syafi’i denganmemakai makna hakiki. Pada masalahpersetujuan kawin bagi gadis dewasa yangberayah, Ibn Rusyd menggunakan sunnahyang bersifat umum sebagaimana Hanafi,al-Auza’i dan Abu Tsaur, hal ini berbedadengan Malik dan Syafi’i dengan dalil al-khithab.

Pada masalah perkawinan waktuberihram Ibn Rusyd dengan menggunakanal-Jam’u wa al-Taufiq sebagaimana Malik,Syafi’i dan Ahmad (Tarjih), berbeda denganMalik, Syafi’i dan Ahmad dengan meng-gunakan Tarjih. Pada masalah menjualpohon kurma dengan buahnya ibn Rusydmenggunakan metode Dalil al-khithabsebagaimana Jumhur ulama (termasukimam Malik), berbeda dengan Hanafi(fahwa al-khithab) dan Abu Layla (qiyas).

Pada persoalan pewarisan antarpemeluk agama non muslim Ibn Rusydmenggunakan Nash sunnah (manthuq)sebagaimana Malik dan Ahmad bin Hanbal,hal ini berbeda dengan Imam Syafi’i ( dalilal-khitab/mafhum). Pada kasus pembunuh-an hamba sahaya oleh orang merdeka IbnRusyd menggnakan Sunnah yang bersifatumum dan qiyas sebagaimana al-Nakhai,berbeda dengan Malik, Syafi’i, al-Laits danAbu Tsaur (dalil al-khithab dari ayat al-Qur’an). Dan pada kasus bilangan saksiselain kasus zina Ibn Rusyd menggunakanayat yang bersifat umum Jumhur fukaha(termasuk Malik), hal ini berbeda denganHasan al-bashri dengan metode Qiyasdengan kasus zina.

Dari uraian di atas, maka metodeistinbath hukum Ibn Rusyd dalam kitabnyaBidayah al-Mujtahidwa Nihayah al-Muqtashid yaitu dengan cara melihatberbagai pendapat para imam mazhabbeserta dalil dan metode yang digunakan

mereka, kemudian membandingkan danmemilih salah satu di antaranya yang lebihkuat dan lebih sesuai untuk diaplikasikan.Metode istinbath hukum Ibn Rusydsebenarnya merupakan ijtihad intiqa’i yangber-istinbath dengan menggunakan metodeperbandingan mazhab.

Dalam menyelesaikan pertentanganantara dalil yang digunakan, Ibn Rusydmenggunakan metode sebagai berikut: Al-Jam’u wal al-Taufiq lebih di dahulukan daripada tarjih. Apabila melakukan tarjih makaIbn Rusyd memperhatikan, yaitu: Sunnahyang perawinya lebih banyak didahulukandari pada sunnah yang perawinya sedikit;Sunnah yang perawinya lebih ‘alim dalambidang hukum di dahulukan dari padasunnah yang perawinya kurang ke’aliman-nya dalam bidang tersebut; Sunnah yangdidukung oleh dalil lain di dahulukan daripada sunnah yang tidak ada dalilpendukungnya; Sunnah ahad yang shahihlebih di dahulukan dari pada dalil al-khithabdan qiyas; Dalalahmanthuq di dahulukandari pada dalalah mafhum;Dalil yangbersifat khusus di dahulukan dari dalil yangbersifat umum; Ayat yang bersifat umumdi dahulukan dari pada qiyas.

E. PenutupBerdasarkan data dan analisis yang

diuraikan tersebut di atas, maka metodeistinbath hukum Ibn Rusyd dalam kitabnyaBidayah al-Mujtahidwa Nihayah al-Muqtashid yaitu dengan cara melihatberbagai pendapat para imam mazhabbeserta dalil dan metode yang digunakanmereka, kemudian membandingkan danmemilih salah satu di antaranya yang lebihkuat dan lebih sesuai untuk diaplikasikan.Metode istinbath hukum Ibn Rusydmerupakan ijtihad intiqa’i yang ber-istinbathdengan menggunakan metode perbanding-an mazhab. Dalam menyelesaikanpertentangan antara dalil yang digunakan,Ibn Rusyd menggunakan metode sebagaiberikut: Al-Jam’u wal al-Taufiq lebih didahulukan dari pada tarjih. Apabilamelakukan tarjih maka: 1) Sunnah yang

Page 21: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

371Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

perawinya lebih banyak didahulukan daripada sunnah yang perawinya sedikit. 2)Sunnah yang perawinya lebih ‘alim dalambidang hukum di dahulukan dari padasunnah yang perawinya kurang ke’aliman-nya dalam bidang tersebut. 3) Sunnah yangdidukung oleh dalil lain di dahulukan daripada sunnah yang tidak ada dalilpendukungnya. 4) Sunnah ahad yang shahihlebih di dahulukan dari pada dalil al-khithabdan qiyas. 5) Dalalahmanthuq di dahulukandari pada dalalah mafhum. 6) Dalil yangbersifat khusus di dahulukan dari dalil yangbersifat umum. 7) Ayat yang bersifat umumdi dahulukan dari pada qiyas.

Berdasarkan hasil penelitian danpembahasan tersebut di atas, di-rekomendasikan pada penelitian ini; bahwaperkembangan fikih di Andalusia ketikakehidupan Ibn Rusyd tidak jauh berbedadengan kondisi umat Islam sekarang ini,yang sebagian besar umat Islam masihterikat kepada salah satu mazhab. Dalamkondisi seperti ini disarankan kepada umatIslam, khususnya mereka yang aktif dalamlembaga kajian hukum Islam untukmengembangkan metode istinbath hukumseperti yang dilakukan oleh Ibn Rusyd,yaitu metode perbandingan mazhab. Hal inidimaksudkan agar permasalahan-permasalahan hukum yang muncul dewasaini bisa diatasi secara fleksibel denganmemperhatikan semua pendapat besertadalil dan metode istinbath yang ada.Kemudian, jika permasalahan hukum yangtimbul belum dibicarakan oleh para fukahasebelumnya, hendaknya permasalahantersebut diselesaikan dengan menggunakanmetode istinbath hukum yang telahdigariskan oleh para fukaha terdahulu.

Referensi

Abadi, Abu Thayyib Muhammad Syams al-Haq al-‘Azhim. 1979,‘Aun al-Ma’budsyarh Sunan Abi Dawud. Juz. 12.Beirut, Dar al-Fikr.

Abd al-Rahman, Jalal al-Din. 2000,Ghayahal-Wushul ila Daqa’iq ‘Ilmi al-Ushul.tt, tp,

Abu Zahrah, Muhammad. 1958,Tarikh al-Mazahib al-Islamiyyah. Juz. 2 Tt, Daral-Fikr al-‘Arabi, tth

Abu Zahrah, Muhammad, Ushûl Fiqh,Qahirah, Darul Fikri.

Abu Daud Sulaiman bin ASy’ats, t.th. As,Sunan Abu Daud, Makkah, Darul Baz.

Ala al-Din Syams al-Nazhr Abu BakarMuhammad bin Ahmad al-Samrqandi. 1997, Mizan al-Ushul fiNata’ij al-‘Uqul.Qatar, al-Syu’uni al-Islamiyyah.

Ali Hasaballah, 1971, Ushul at-Tasyri’ al-Islamy, Mesir, Darul Ma’arif.

Amidi, Al, t.th.Al-Ihkam fi Ushûlil Ahkam,Qahirah, Muwassasah al-Halabi was-Syirkah lin-Nasyar wat-Tauzy’,

Anshari, Abu Yahya Zakariya.Al, t.th.Ghayah al-Wushul syarh Lubb al-Ushul. Surabaya, Syirkah MaktabahAhmad bin Sa’ad bin Nubhan,

Ashfahani, Syams al-Din Mahmud ‘Abd al-Rahman, Al, 1998, Syarh al-Minhaj lial-Baidhawi fi ‘Ilmi al-Ushul. Jilid. 1.Riyadh, Maktabah al-Rusydi.

Ash-Shiddieqy, T.M. Hasbi, 1971,SejarahPertumbuhan dan PerkembanganHukum Islam,Jakarta,Bulan Bintang, .

Azhari, Fathurrahman 2012. PemikiranIstinbath Hukum al-SyaukaniAplikasinya Dalam Hukum Islam,Jogjakarta, Pustaka Akademika.

Baihaqi, al-Hafizh Abu Bakar Ahmad binHusain bin Ali, Al, t,th,Sunan Kubra,Beirut, Darul Ma’arif,

Beik, Muhammad Khudhari, 1930.Ushûl al-Fiqh, Kairo, Mathba’ah Al-Istiqamah.

Bukhari, Imam Abi Abdillah Muhammadbin Ismail, t.th.al-Shahih al-Bukhari,Mesir, Darul Fikr lith-thabaah wannasyar wat-Tauzi’.

Page 22: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

372 Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

Dabusi, Abu Zaid ‘Ubaid Allah bin Umarbin Isa. Al, 2001.Taqwim al-Adillah fiUshul al-Fiqh. Beirut, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah,.

Darul Quthni, al-Hafizh Ali bin Umar, t.th.Sunan Darul Quthni, Beirut, DarulMa’arif,

Din, Zaki, al- 1965, Ushul Fiqh al-Islami,Mesir, Dar al-Ta’lif.

Ghazali, Muhammad bin Muhammad, Al,1983.Al-Mushtashfa min ‘Ilmi al-Ushûl, Beirut, Dar al-Kutub al-’Ilmiyah,

Hakim, Muhammad Taqi, Al, 1963.Al-Ushûlal-Ammah li al-Fiqh al-Muqarran,Beirut, Dar al-Andalus,

Hasballah, Ali, 1971. Ushûl at-Tasyri’ al-Islamy, Mesir, Darul Ma’arif,

Ibn Rusyd, 1995. Bidayatu al-Mujtahid waNihayah al-Maqtasid, Darul Fikr lith-Thabaah wan-nasyar wat-Tauzi’,

Ibnu Majah, al-Hafizh Abi AbdillahMuhammad bin Yazid al-Quzwini,1995.Sunan Ibnu Majah, Mesir, DarulFikr lith-Thabaah wan-nasyar wat-Tauzi’

Ibnu Hazm Al-Zhahiri, Abu Muhammad Aliibn Ahmad, t.th.Al-Ihkam fi Ushûl al-Ahkam, Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyah.

Ibnu Qudamah, t. th.Al-Mughni, Riyadh,Maktabah Riyadh al-Hadîtsah,

Ifriqi, Ibnu Manzhur, t.th.Lisan al-Arab,Beirut, Dar al-Fikr,

Isa, Abu Isa bin, t.th.Sunan At-Turmudzi, jilidIII, Beirut, Darul Ihya Atturuts Al-Arabi,

Jauziyah, Ibn Qayyim, Al- t.thA’lam al-Muwaqqi’in an Rabb al-‘Alamin,Beirut, Dar al-Kutub al-ilmiyah.

Jaziry, Abdurrahman, 1994 Al, Al-Fiqh ‘AlaMadzahibi al-Arba’ah, Juz II, Beirut,Darul Fikri,.

Jurjani, Muhammad, Al, t.th.Kitab al-Ta’rifat Singapore-Jeddah.

Khatib, Muhammad al-Syarbani, Al, Al-Iqna’ Darul Fikri , t.th.

Khallaf, Abd. Wahab, Al, 1402.Ilmu Ushûlal-Fiqh, Kuwait, Dar al-Qalam,

Khudari Bik, Muhammad.tth. tth.Tarikh al-Tasyri’ al-Islami. Tt, Dar al-Kutub al-Islamiyyah,

_________________1982.Ushûl al-Fiqh, Tj.Zaid H. Al-Hamid, Pekalongan, RajaMurah,

Mahmassani, Sobhi, 1981.Falsafatu al-Tasyri’ fi al-Islamy, Tj. AhmadSadjono, Bandung, PT. Ma’arif,

Mubarok, Jaih, 2000, Sejarah danPerkembangan Hukum Islam,Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,

Muhammad Ibn Ali Ibn al-Thaib, Abi al-Hasan, , t.th.Al-Mu’tamad fi ushûl al-Fiqh, Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah

Munziri, Al, , t,th.Mukhtasar Sunan AbiDaud Ma’limus Sunan, Kairo,Mathba’ah as-Sunnah al-Muhammadiyah

Muslim, al-Imam Abi Husain Muslim binHajjaj bin Muslim al-Qusyairi,1996.al-Shahih Muslim, Mesir, Darul Fikr lith-thabaah wan-nasyar wat-Tauzi’

Muzied, M. Abdul, 1994, Kamus IstilahFiqih, Jakarta, Pustaka Firdaus, ,

Qardhawi, Yusuf, Al, Tj. HusseinMuhammad, 1987.Dasar PemikiranHukum Islam (Taqlid Ijtihad), Yakarta,Pustaka Firdaus,

Qaththan, Manna, Al, 1989, al-Tasyri waal-Fiqh fi al-Islam, t.tp. Dar al-Ma’arif.

Razy, Fakhruddin, Al- 1999, Al-Mahshul fi‘Ilmi al-Ushûl, Beirut, Dar al-Kutubal’Ilmiyyah

Syaukani, Muhammad bin Ali binMuhammad, al. t.th, Irsyâdu al-Fuhûl

Page 23: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

373Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015

ila Tahqiq al-Haqq min ilmi al-Ushûl,Beirut, Dar al-Fikr.

Syafi’i, Muhammad bin Idris al-Syafi’i.tth.Al-Risalah. Beirut, Dar al-Fikr,

_________________ t.th., Al-Umm, Beirut,Darul Fikri,

Syatibi, Abu Ishaq Ibrahim ibn Musa al-,1975.Al-Muwafaqat fi Ushûl al-Syar’iyah, Beirut, Dar al-Ma’rifah,

Sajastani, Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy’asy. Al. 1994, Sunan Abi DawudJuz. 1 dan 4. Beirut, Dar al-Fikr,

Tirmidzi, Abi isa Muhammad bin Isa Surah,Al, 1988.Sunan at-Tirmidzi, Mesir,Darul Fikr lith-thabaah wan-nasyarwat-Tauzi’.

Wahab Khallaf, Abd al, Ilmu Ushûl al-Fiqh,Mesir, Maktabah Dakwah Islamiyah,1968.

Zaidan, Abd al-Karim 1977.al-Wajiz fi Ushulal-Fiqh, Baghdad, al-Dar al-Arabiyahli al-Tiba’ah.

Zuhaily, Wahbah, al, 2002.Al-Fiqh al-Islamywa Adillatuhu, Damsyiq. Dar al-Fikr,

_______________, 1406 H.Ushûl al-Fiqh al-Islami, Beirut, Dar al-Fikr,

Page 24: Metode Istinbath Hukum Ibn Rusyd Dalam Kitab Bidayah al ... · istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha ... dan perkembangan

374 Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015