Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

21
“THE MODEL IMPLEMENTATION AND DEVELOPMENT OF BMT IN INDONESIA IN ACCORDANCE WITH SYARIAH’S PRINCIPLE” “Model Penerapan dan Pengembangan BMT di Indonesia Sesuai dengan Prinsip Syariah” “Model Pengembangan Human Resources Bmt Indonesia” Nama : Rika Ramlawati Lembaga/Afiliasi : Universitas Muhammadiyah Parepare Alamat : Sidrap- Sulawesi Selatan e-mail : [email protected] No. hanphone : +6285256412088 Abstark dan Kata Kunci ……………………………………………………………….

Transcript of Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

Page 1: Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

“THE MODEL IMPLEMENTATION AND DEVELOPMENT OF BMT IN

INDONESIA IN ACCORDANCE WITH SYARIAH’S PRINCIPLE”

“Model Penerapan dan Pengembangan BMT di Indonesia Sesuai

dengan Prinsip Syariah”

“Model Pengembangan Human Resources Bmt Indonesia”

Nama : Rika Ramlawati

Lembaga/Afiliasi : Universitas Muhammadiyah Parepare

Alamat : Sidrap- Sulawesi Selatan

e-mail : [email protected]

No. hanphone: +6285256412088

Abstark dan Kata Kunci

……………………………………………………………….

Page 2: Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi

dalam perekonomian Indonesia, karena itu pemerintah selalu

melaksanakan pembangunan disegala bidang. Agar lebih mudah

menjalankan kegiatan-kegiatan pembangunan ekonomi dan stabilitas

ekonomi harus tercapai. Sebagaiman yang kita ketahui, sistem ekonomi

yang ada di Indonesia adalah ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam.

Ekonomi konvensional yang merupakan pola berekonomi masyarakat

sangat dipengaruhi oleh dua kelompok besar yang saling bertolak

belakang dan tarik ulur dalam melihat dan memfungsikan indikator dan

variabel Ekonomi, yaitu kapitalis dan sosialis.

Masalah perekonomian di Indonesia yang terjadi sekarang ini bukan

hanya masalah deflasi dan inflasi. Banyaknya jumlah penduduk di

Indonesia dan masih minimnya lowongan pekerjaan, sehingga

menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran yang terjadi dan

meningkatnya jumlah kemiskinan.

Sektor ekonomi riil, seperti industri rumah tangga, pangan, maupun

jasa, pun terkadang masih mengalami hambatan hingga saat ini masalah

perekonomian yang ada di Indonesia belum tuntas sepenuhnya.

Jika kita mau menghubungkan masalah ekonomi indonesia dengan

pengangguran dan kemiskinan, tentu kondisi Ekonomi Indonesia masih

jauh disebut stabil. Karena, yang menjadi kendala adalah banyaknya

Masyarakat yang ingin membuka usaha kecil-kecilan misalnya tapi jadi

terhambat karena tidak adanya modal. Tapi hal yang patut kita syukuri

adalah, bahwa jumlah kemiskinan di Indonesia dari tahun ke tahun

menurun. Penurunan jumlah kemiskinan dapat kita lihat pada data yang

diperoleh dibawah ini:

Page 3: Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

Tabel 1

Garis kemiskinan, jumlah dan persentase Penduduk Miskin

Menurut Daerah Maret 2014- September 2014

Daerah/Tahun

Garis Kemiskinan (Rp/kapita/bln

Jumlah Pendud

uk Miskin(juta

orang)

Persentase

Penduduk Miskin

Makanan

(GKM)

Bukan Makana

n(GKBM)

Total(GK)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)PerkotaanMaret 2014

223 091 95 423318 514

10,51 8,34

September 2014

228 543 98 319326 953

10,36 8,16

PedesaanMaret 2014

221 379 64 718286 097

17,77 14,17

September 2014

229 391 67 290296 681

17,37 13,76

Perkotaan+PedesaanMaret 2014

222 628 80 107302 735

28,28 11,25

September 2014

229 469 82 859312 328

27,73 10,96

Dari data diatas dapat kita lihat, bahwa jumlah penduduk miskin di

Indonesia pada tahun 2014 menurun baik di daerah Perkotaan maupun

Pedesaan.

Page 4: Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

Namun, Dalam perekonomian di Indonesia pada saat ini masih ada

beberapa masalah yang dihadapi, yaitu kita bisa lihat dari sektor usaha

mikro dan jalur distribusinya:

1. Usaha mikro

Masalah perekonomian di indonesia salah satunya adalah mengenai

uasaha mikro. Banyaknya masyarakat kecil yang ingin membuka usaha

mikro tapi lagi-lagi terhambat oleh modal.

2. Jalur distribusi

Distribusi adalah masalah peekonomian di indonesia yang juga perlu

dibenahi. Distribusi merupakan bagian penting dari sebuah kegiatan

ekonomi. Lancar atau tidaknya jalur distribusi akan berpengaruh terhadap

pasar dan kekuatan ekonomi masyarakat. Terkadang, jalur distribusi yang

harus dilewati seseorang begitu panjang sehingga memakan banyak biaya

sehingga menjadikannya sebagai masalah perekonomian yang ada di

Indonesia yang sudah mentradisi.

Dengan mengetahui kondisi perekonomian tersebut dan kondisi

masyarakat, maka salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan

menjalankan berbagai Lembaga keuangan secara sistematis.

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) sepanjang tahun senantiasa

menunjukkan kinerja yang cukup besar dari aspek kuantitas, konstribusi

dalam penyerapan tenaga kerja sehingga strategi pemberdayaan

masyarakat melalui penumbuhkembangan keswadayaan dan

kelembagaan sosial ekonomi yang dapat menjangkau dan melayani lebih

banyak unit usaha masyarakat yang tidak mungkin dijangkau langsung

oleh perbankan umum maupun perbankan syariah. Oleh karenanya, hal

ini semestinya dikembangkan secara sistematis simultan.

Baitul māl wa Tamwil atau disingkat BMT termasuk salah satu dari

LKS yang sedang berkembang di kalangan masyarakat menengah ke

bawah bahkan pada golongan masyarakat  menengah ke atas. Baitul mal

wat tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri yang tepadu yang isinya

berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan

usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas

kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain

Page 5: Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan

ekonominya. Soemitra (2009:452).

Layanan/jasa BMT seringkali digunakan dan banyak diakses oleh

masyarakat kecil yang membutuhkan dana untuk menjalankan suatu

usaha (modal kerja), di mana BMT berperan sebagai mitra usaha dengan

pembagian bagi-hasil atau margin yang proporsional. Selain itu Kegiatan

BMT juga mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam

meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dengan

cara mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan

kegiatan ekonominya. BMT juga bisa menerima titipan zakat, infak dan

sedekah, serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.

Keberadaan BMT di Indonesia yang berjumlah begitu banyak

merupakan potensi yang dapat dijadikan penggerak Ekonomi yang cukup

signifikan karena secara konseptual BMT diarahkan untuk membina usaha

kecil di kalangan masyarakat bawah dan memberantas kemiskinan,

terutama masyarakat Pedesaan. Hal ini seiring dengan diterapkannya

gagasan dan konsep sistem Bank untuk masyarakat Pedesaan(rural

banking system). Pada saat itu konsep ini sengaja dibuat sebagai koreksi

atas kebijakan Ekonomi”kapitalis” dengan istilah tricel down effect-nya,

yang ternyata tidak membuahkan pemerataan, bahkan menimbulkan

kesenjangan Ekonomi yang cukup jauh dan berakhir pada krisis Ekonomi

yang sangat parah yang diharapkan.

Tapi, yang penting untuk kita ketahui bahwa Kehadiran BMT hingga

kini belum dapat memberikan sumbangan yang signifikan bagi

pertumbuhan Ekonomi kelas bawah dan pertumbuhan usaha kecil

sebagaimana yang diharapkan.

Perkembangan BMT saat ini tidak diikuti dengan pengelolaan BMT

secara profesional. Faktanya saat ini tidak sedikit BMT yang melakukan

praktik jauh dari nilai-nilai Syari’ah. Pelaporan keuangan BMT juga masih

banyak yang merujuk pada standar akuntansi konvensional. Pembinaan

BMT tidak dilakukan oleh Bank Indonesia, sebagaimana yang terjadi pada

Perbankan, dikarenakan termasuk dalam katagori Koperasi yang dinaungi

oleh Departemen Koperasi yang kurang mendapat perhatian terutama

Page 6: Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

dari aspek akuntabilitasnya. Legalitas BMT yang beroperasi masih banyak

yang belum bahkan tanpa badan hukum yang jelas.

Selain tidak diikutinya dengan pengelolaan BMT secara profesional dan

sistem pengoperasiannya yang masih jauh dari sistem syariah, BMT juga

memiliki kelemahan lain, yaitu lemahnya SDM,

management( menyangkut SDM dan kemampuan mengembangkan

budaya dan jiwa wirausaha(enterpreneurship) yang relatif lemah),

financial( permodalan yang masih kecil dan terbatas),

trustment(kepercayaan umat Islam masih rendah(untrust), accountability(

eksistensi BMT dimaknai sebagai gejala sosial dan Ekonomi di tengah

persaiangan lembaga-lembaga Ekonomi lainnya, belum mampu

menjadikan BMT sebagai lembaga yang memiliki infrastruktur yang kokoh

dan tangguh), limited links( pengembangan jaringan yang masih terbatas

dan belum mampu menyejajarkan diri dengan lembaga keuangan

konvensional yang memiliki jaringan lebih luas, dan kurangnya jaringan

tersebut menghambat perkembangan antara BMT-BMT berkenaan dengan

penempatan dana antarbank dalam mengatasi likiuditas. Inilah yang

menjadikan BMT asing dan tidak mampu bersaing.

Agar pembahasan dapat fokus dan mencapai apa yang diharapkan,

maka penulis membatasi permasalahan hanya pada Pengembangan

Sumber Daya Manusia BMT di Indonesia supaya bisa menciptakan SDM

yang terdidik dan menumbuhkan sikap Profesionalisme dan Berdasarkan

fakta-fakta dan masalah tersebut penulis juga tertarik untuk meneliti

kajian tentang isu terkait permasalahan dan pengembangan BMT dengan

judul penelitian “Model Pengembangan Sumber Daya Manusia Bmt

Indonesia”

Teori tentang pengembangan dan pengelolaan SDM di BMT

Pengembangan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyiapkan

karyawan yang akan memegang tanggung jawab pekerjaan dimasa yang

akan datang. Penembangan mempunyai ruang lingkup yang lebih luas

dalam upaya meningkatkan pengetahuan, kemampuan, siap dan

kepribadian yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas

seorang karyawan di masa yang akan datang.

Page 7: Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

Pengembangan biasanya dilakukan kepada karyawan melalui jalur

selektif untuk dipersiapkan mengisi formasi-formasi jabatan yang kosong,

baik karena pensiun atau mutasi, atau juga untuk mempersiapkan

karyawan yang akan dipromosikan untuk menduduki posisi(jabatan) yang

sudah dipersiapkan berdasarkan sistem karir yang berlaku di organisasi

atau perusahaan masing-masing. (M. Ma’ruf Abdullah: 2014, 161).

1.1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana Model SDM BMT Di Indonesia Saat Ini?

2. Apa Saja Problematika Yang Dihadapi BMT Di Indonesia?

3. Bagaimana Cara Menciptakan SDM BMT Yang Baik Sehingga Dapat

Menjalankan Tugasnya Dengan Baik Berdasarkan Syari’ah?

4. Cara mengembangkan atau memberdayakan SDM sehingga bisa

Meningkatkan Sikap Profesionalisme dalam mencapai Tujuan BMT?

1.1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Model SDM BMT Di Indonnesia Saat Ini.

2. Untuk Mengetahui Problematika SDM BMT Di Indonesia.

3. Untuk Mengetahui Cara Menciptakan SDM BMT Yang Baik Sehingga

Dapat Menjalankan Tugasnya Dengan Baik Berdasarkan Prinsip

Syari’ah.

4. Untuk Mengetahui Cara Meningkatkan Sikap Profesionalisme SDM BMT

Di Indonesia Sehingga Tercapai Tujuan BMT.

2.1 Metode Penelitian

Metode penelitian, yaitu dengan menggunakan metode sampling

karena penelitiannya dengan cara meneliti hanya sebagian kecil dari

seluruh populasi dan cara kasus, yaitu cara metode yang digunakan hanya

memiliki atau bersifat khusus dan tertentu saja seperti garis kemiskinan,

jumlah persentase penduduk miskin menurut Daerah saja.

Penelitian adalah seluruh proses kegiatan yang digunakan untuk

memecahkan suatu masalah.

2.1.1 Jenis Data

Page 8: Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

Jenis penelitian yang digunakan menurut sumber pengambilannya

adalah data sekunder karena diperoleh dari berbagai literatur baik buku

maupun dari internet, bps, ojk dan lembaga lain dan menurut sifatnya

adalah Data Kuantitatif, yaitu data yang berbentuk bilangan.

2.1.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu metode

pengamatan(observasi) dimana alat pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala

yang diselidiki. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara

melakukan pengumpulan data yang berasal dari tulisan.

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data studi pustaka

(library reseach). Adapun metode studi pustaka adalah suatu kegiatan

untuk mencari data yang berkaitan dengan penelitian dengan cara

membaca, menyimak dan memahami literatur-literatur yang ada. Baik

berupa pustaka cetak maupun elektronik (data-data internet)

2.1.3Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif. Dari data-

data yang diperoleh kemudian disusun berdasarkan aturan dan analisis

sehingga mempermudah pembahasan masalah-masalah yang ada.

2.2.1

2.2.2

3. Hasil dan pembahasan

3.1 Teori-Teori Tentang BMT

Bait Mal wal Tanwil (BMT) merupakan salah satu lembaga ekonomi

dan keuangan yang dikenal luas pada masa-masa awal.Muhammad

(2007:55)

Baitul Mal Wa Tamwil (BMT)adalah balai usaha mandiri terpadu yang

isinya berintikan bayt al-mal wa-tamwil dengan kegiatan mngembangkan

usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas

kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan mendorong

kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.

Ridwan (2013:23)

Page 9: Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

Baitul maal wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal

dan baitut tamwil.Bitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha

pengumpulan dan penyaluran dana yang non-profit, seperti; zakat,infaq

dan shadaqoh.Sedangkan baitut tamwil sebagai usaha pengumpulandan

penyaliran dan komersial.Sudarsono (2008:103)

Baitul mal wat tamwil (BMT) adalah balai usaha usaha mandiri yang

tepadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan

mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam

meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil

dngan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang

pembiayaan kegiatan ekonominya.Soemitra (2009:452).

Badan hukum tentang BMT yaitu UU No.7/1992 dan PP No.72/1992.

3.1.1 Model SDM BMT di Indonesia

3.1.2 Problematika Yang Dihadapi BMT Di Indonesia

Seperti yang telah kita ketahui bahwa, salah satu kelemahan atau

problematika yang dihadapi oleh BMT yaitu karena sulitnya menumbuhkan

kepercayaan masyarakat luas (public trust) terhadap jasa dan pelayanan

yang dapat diberikan BMT. Selain itu BMT juga dihadapkan pada modal

kepercayaannya pada sentimen masyarakat tentang isu-isu syariah,

seperti keharaman riba dan sistem bunga dan kewajiban menjalankan

sistem ekonomi berdasarkan syariah Islam, apalagi dengan semakin

berkembangnya bank umum syariah dan beralihnya bank-bank

konvensional pada sistem syariah, serta berkembangnya BPRS dengan

segala fasilitas dan permodalannya yang semakin kuat.

Dengan demikian masih sulit ditemukan pihak-pihak yang secara real

dan sungguh-sungguh berusaha memberikan solusi atau way out tentang

kelemahan BMT. Oleh karena itu, yang paling penting yang harus kita

lakukan sekarang adalah bagaimana cara menumbuhkan kepercayaan

masyarakat Indonesia khususnya supaya mereka percaya dengan sistem

operasi BMT itu sendiri. Nah, dengan pertanyaan tadi itu maka hal yang

harus kita perhatikan dan yang harus kita lakukan adalah menjalankan

sistem operasional BMT dengan prinsip syariah denga ection yang nyata

sesuai dengan tujuan BMT itu sendiri bukan hanya sekedar gagasan dan

Page 10: Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

BMT

Sebagai lembaga

keuangan mikro

Sebagai fasilitator penggerak ekonomi

sektor real

Membangun jaringan(networking) sesama BMT

konsep-konsep saja sehingga kesadara masyarakat untuk meminjam

maupun menabung di BMT itu ada. Karena masyarakat sudah melihat

secara jelas secara nyata pengoperasian BMT itu.

Dengan problematika tersebut kita bisa memberikan solusi kepada

pengembangan atau pemberdayaan BMT dengan langkah-langkah konkret

yang perlu segera dilakukan. Solusi yang perlu dilakukan tersebut seperti

gambar berikut:

Gambar 1

Dari gambar diatas kita bisa memberikan penjelasan sebagai

berikut:

1. Menjadikan BMT sebagai lembaga keuangan mikro rakyat yang

profesional dan dapat dipercaya sehingga dapat dijadikan tempat

bagi proses akumulasi modal dari kalangan masyarakat bawah.

Dalam hal ini small but professional penting dijadikan sebagai dasar

pijakan.

2. Menjadikan BMT sebagai fasilitator dan ujung tombak penggerak

ekonomi sektor real dengan menumbuhkan dan mengembangkan

usaha kecil masyarakat bawah melalui perannya sebagai sumber

permodalan yang mudah dan murah.

3. Harus Membangun jaringan(networking), baik secara horizontal

dengan sesama BMT dan lembaga-lembaga perekonomian lain

maupun secara vertikal dengan menjalin hubungan

kemitraan(partnership) dengan LKS-LKS yang lebih besar dan lebih

mapan, sebagai alternatif bagi pembinaan permodalan, menajemen

dan SDM sekaligus berdasarkan prinsip kerja sama saling

menguntungkan.

Page 11: Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

3.2Menciptakan SDM BMT Yang Baik Sehingga Dapat

Menjalankan Tugasnya Dengan Baik Berdasarkan Syari’ah

3.2.1Cara mengembangkan atau memberdayakan SDM sehingga

bisa Meningkatkan Sikap Profesionalisme dalam mencapai

Tujuan BMT

Setelah kita memberikan solusi pengembangan dan pemberdayaan

BMT hal yang terpenting yang harus juga kita lakukan adalah

pengembangan dan pemberdayaan SDMnya

Seperti yang telah diketahui bahwa sumber daya yang paling penting

bagi organisasi adalah SDM, karena hanya SDM yang kompeten, kreatif

dan semangatlah yang akan membawa suatu organisasi berhasil

mencapai tujuannya. Untuk itu pengelolaan SDM dalam organisasi

merupakan suatu hal yang penting begitupun juga di BMT. Dalam

prakteknya pengelolaan SDM dalam organisasi sering kali menghadapi

kendala atau permasalahan, yang tentu saja masing-masing organisasi

akan berbeda kendala atau permasalahan yang dihadapi.

Salah satu Faktor yang menjadi kendala operasionalisasi dalam BMT

adalah Sumber Daya Manusia dimana BMT rata-rata memiliki SDM yang

produktifitasnya rendah karena disebabkan oleh beberapa hal sebagai

berikut:

1. Tingkat pendidikan yang masih rendah

2. Tidak adanya standar dalam sistem rekruitmen

3. Jenjang karir yang tidak jelas

4. Sistem penggajian dan bonus yang tidak memadai, dan

5. Kurangnya upaya peningkatan kemampuan melalui kegiatan pelatihan

dan pendidikan.

Sehingga hal-hal tersebut bisa menyebabkan pengelola BMT kurang

profesional dalam bekerja.

Nah, tentu saja yang harus dilakukan dilakukan untuk menciptakan

Sumber Daya Manusia BMT yang baik adalah dengan cara:

1. Memilih karyawan yang pendidikannya tinggi, dalam hal ini selain

berpendidikan tinggi tapi juga Dia memiliki keahlian dalam bidang-

bidang tertentu.

Page 12: Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

2. Memberikan pekerjaan sesuai dengan skillnya sebagaiman dalam

prinsip Manajemen yaitu the right man on the right place. Karena

dengan begitu maka karyawan tersebut enjoy dengan pekerjaannya

tanpa ada kesulitan karena Dia memang sudah mengetahui apa yang

harus dilakukan.

3. Memperbaiki sistem rekruitmentnya(penarikan karyawan), dimana

dalam hal ini dalam rekruitmen tersebut betul-betul harus sesuai

dengan Etika. Maksudnya kita semua pasti sering mendengar istilah

sistem keluarga dalam proses seleksi atau penarikan karyawan.

Masalah ini memang merupakan tantangan bagi departemen

personalia. Keputusan-keputusan seleksi sangat dipengaruhi oleh etika

penyelenggaraan seleksi dan pimpinan perusahaan.

Penerimaan karyawan baru karena adanya hubungan keluarga dalam

merekrut karyawan di BMT haruslah dihindari. Sebab apabila dalam

suatu perusahaan atau lembaga keuangan seperti BMT memakai

sistem kekelurgaan dalam merekrut karyawan yakinlah bahwa

perusahaan atau lembaga tersebut tidak akan stabil. Bukan hanya

adanya hubungan kekeluargaan yang harus dihindari, tapi pemberian

komisi atau suap ini semuanya harus dihindari. Karena, apabila hal

tersebut dilakukan karyawan yang diterimamungkin saja dipilih secara

tidak tepat, karena harus mendahulukan keluarga, atau orang yang

memberi komisi, dan yang memberi suap. Padahal mungkin saja nilai

atau hasil tesnya belum tentu lulus.

Kalau hal ini dilakukan dalam merekrut karyawan, maka pimpinan

perusahaan atau suatu lembaga telah melanggar prinsip manajemen

“the right man on the right place”. Ini adalah perbuatan yang sangat

terpuji , dan Nabi Muhammad SAW mengingatkan dalam salah satu

hadisnya:

“… ketika suatu pekerjaan diserahkan kepada orang yang bukan

ahlinya, maka tunggulah kehancurannya” (HR. Bukhari)

4. Memperhatikan gaji karyawan

Gaji seorang karyawan haruslah sesuai dengan pekerjaannya.

Sehingga karyawan bisa semangat dan rajin bekerja.

Page 13: Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

5. Melakukan kegiatan pelatihan(training) dan pendidikan tehadap

karyawan

Melakukan pelatihan sangatlah penting bagi karyawan, diman

pelatihan itu dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan

berbagai keterampilan dan teknik pekerjaan tertentu, rinci dan

bersifat rutin.

3.2.2

4. Kesimpulan

4.1

4.1.1

4.1.2

4.2

4.2.1

4.2.2

Page 14: Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

Daftar pustaka

Muhammad, 2007. Lembaga Ekonomi Syari’ah.Yogyakarta:Graha

Ilmu.

Sudarsono, 2008. Badan dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi

dan Ilustrasi. Yogyakarta:Ekonisa

Soemitra,M.A., 2009. Bank dan Lembaga Keuangan

Syariah.Jakarta:Kencana

Ridwan,M.Ag. 2013. Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil.Bandung:CV

Pustaka Setia

Page 15: Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

Pendahuluan

(Bagian pertama)

Kondisi umum objek yang diteliti,

- (Gambaran umum perekonomian Indonesia)

- (Gambaran umum tentang BMT)

Masalah yang akan dikaji (masalah pada sumber daya manusia pada

BMT)

Kajian yang dilakukan karya ilmiah ini termasuk tema yang akan

dipilih dan alasan mengapa tema ini dipilih (pembahasan mengenai

pola pengembangan sumber daya manusia pada BMT dan alasan

mengapa tema ini ini dipilih)

Uraian pentingnya tema ini

Identifikasi area spesifik yang dikaji, dan batasan penelitian.

(Sumber Daya Manusia Pada BMT)

(Bagian Kedua)

Review secara singkat teori-teori yang umum dipakai,

(Teori tentang pengembangan dan pengelolaan SDM di BMT)

(Teori SDM)

Formula-formula umum yang ada

(Pola-pola pengembangan SDM BMT)

Riset-riset yang pernah dilakukan

(Penelitian Terdahulu)

Pendapat para ahli yang reputasinya sudah dikenal baik

(Bagian ketiga)

Riset utama yang menjadi dasar pemikiran makalah ini

(Model Pengembangan dan Pengelolaan SDM BMT di Indonesia)

(Bagian keempat)

Deskripsi singkat dan padat tentang tujuan dari kontribusi makalah ini

dalam ilmu pengetahuan

(Bagian Kelima)

Definisi yang tidak lazim diketahui publik dan bersifat spesifik

Metodologi

Page 16: Menata_Sistem_Keuangan_Syariah_Yang_Kokoh.docx

Bagaimana penelitian secara keseluruhan dilakukan

Jenis penelitian

Metode pengumpulan data

Metode analisisnya

Hasil dan Pembahasan

(Bagian Pertama)

(hasil atau temuan menngungkap apa yang ditemukan)

Sajian data secara sistematik dalam teks

tabel, gambar (seperti grafik dan diagram), dilengkapi dengan sumber

rujukan

(Bagian Kedua)

Interpretasi maksud dari data (hasil) yang diperoleh, (4 s.d 8 butir

keluaran riset) dimulai dengan ringkasan dari luaran utama, dan harus

dihindari pengulangan repetisi

(penafsiran data lebih dari sekedar mengungkapkan hasil melainkan

memberi arti dari data, menghubungkan fenomena (data) satu dengan

yang lain dengan argumen yang didukung dengan literatur (terutama

teori)

(Bagian ketiga)

Pembahasan dilakukan dengan analisis yang dalam (dan harus lebih

dominan)

Simpulan

Menjawab tujuan

Menjawab pertanyaan yang mungkin muncul

Simpulan harus lebih mengarah ke pencetusan teori baru daripada ke arah

saran

Menjelaskan dimana temuan dapat diaplikasikan (implikasi apa yang

dapat disampaikan dari hasil yang diperoleh)