mcq

5
105. Best drug for assaultive behavior is… a. Diazepam injection b. Chlorpromazine injection c. Oral neuroleptic d. Oral benzodiazepine 106. Best drug for agitasi, panic in emergency a. Clobazepam tablet b. Diazepam tablet c. Chlordiazepine tablet d. Diazepam injection 107. Cause underlying kesurupan a. Schizophrenic disorder b. Paranoid disorder c. Affective disorder d. Personality disorder 108. Not recommended long time use for a. Diazepam b. Alprazolam c. Lorazepam d. Nitrazepam 109. Immediate help for hospitalization a. Drug withdrawal b. Anxiety neurosia c. Neurotic depression d. Impulseive personality 110. Factor resiko di bawah ini berperan pada reaksi simpang obat a. Pasien asma mendapat obat betabloker b. Bayi c. Pasien mendapat obat topical kortikosteroid d. Pasien dengan kandidosis kutis 111. Pertolongan pertama yang harus dilakukan pada pasien dengan SJS/TEN a. Perawatan kulit

description

mcq

Transcript of mcq

Page 1: mcq

105. Best drug for assaultive behavior is…a. Diazepam injectionb. Chlorpromazine injectionc. Oral neurolepticd. Oral benzodiazepine

106. Best drug for agitasi, panic in emergencya. Clobazepam tabletb. Diazepam tabletc. Chlordiazepine tabletd. Diazepam injection

107. Cause underlying kesurupana. Schizophrenic disorderb. Paranoid disorderc. Affective disorderd. Personality disorder

108. Not recommended long time use for a. Diazepamb. Alprazolamc. Lorazepamd. Nitrazepam

109. Immediate help for hospitalizationa. Drug withdrawalb. Anxiety neurosiac. Neurotic depressiond. Impulseive personality

110. Factor resiko di bawah ini berperan pada reaksi simpang obata. Pasien asma mendapat obat betablokerb. Bayic. Pasien mendapat obat topical kortikosteroidd. Pasien dengan kandidosis kutis

111. Pertolongan pertama yang harus dilakukan pada pasien dengan SJS/TENa. Perawatan kulitb. Perbaikan/pemberian cairan dan elektrolitc. Pemberian antibioticd. Perbaikan keadaan umum

112. Obat yang mempunyai factor resiko menyebabkan SJS/TENa. Eritromisinb. Ketokonazolc. Carbamazepined. Paracetamol

113. DD SJS

Page 2: mcq

a. Impetigo vesikobulosab. Generalized bullous fixed drug eruptionc. Dermatitis herpetiformd. Kandidosis kutis generalisata

114. Pathogenesis TENa. Peningkatan apoptosis karena peranan Fas dan FasIb. Reaksi hipersensitivitas tipe lambatc. Hipersensitivitas tipe cepatd. Reaksi imun…

115. Dalam menentukan prognosis system SCORTEN menilaia. Menderita asmab. Menyerang perempuanc. Lab.serum, bikarbonat, glukosad. Menderita LES

116. Pengobatan spesifik SJS/TENa. Kortikosteroid sistemikb. Thalidomidec. Cyclosporine Ad. Intravenous immunoglobulin (IVIG)

117. Managemen penurunan risiko infeksi pada SJS/TENa. Kultur bakteri, jamur dari kulit dan darah secara kontinyub. Deberidement epidermis nekrosisc. Pemberian antibiotika profilaksisd. Pemberian nutrisi optimal

118. Komplikasi SJS/TEN paling seringa. Sepsisb. Striktura analc. Dyspareuni vaginad. Post traumatic stress

119. Pencegahan paling penting pasien SJS/TENa. Profilaksis AB topicalb. Mencegah pajanan sinar mataharic. Membuat allergy cardd. Pemberian vitamin

120. Laki-laki berkendara motor jatuh dada terbentur stir nyeri dada. Pemeriksaan fisik: krepitasi hemitoraks kanna dan vesikuler kanan lebih lemaha. Ruptur trakeab. Rupture bronkusc. Robekan pleura viscerald. Robekan pleura parietal

121. Fraktur sternum trauma tumpul thoraks

Page 3: mcq

a. Foto thoraks APb. Foto thoraks lateralc. Foto thoraks PAd. Foto sternum AP

122. Pada kasus trauma tumpul yang mencederai jantung. Pemeriksaan fisiknyaa. Ada jejas, ditemukan obstruksi jalan napasb. Ada jejas, sura jantung menjauh, hipotensi, JVP meningkatc. Tidak ada jejas ditemukan fraktur iga dan sternumd. Fraktur iga multiple dan TRIAS Beck

123. Pada perkelahian antar pelajar, ditemukan korban yang cukuo banyak. Seorang dokter emergensia. Memeriksa semua penderitab. Melayani penderita yang mengalami kesakitan dan berteriakc. Meninggalkan penderita yang bias bicarad. Member pertolongan kepada pasien yang patah tungkai bawah

124. Luka tusuk dada sesak napas dan luka terbuka dada kanan 10 cma. Mengetahui mekanisme, organ yang terkena, sign & symptomb. Tindakan langsungc. Wawancara keluargad. Langsung foto thoraks dan WSD

125. The most important initial step to manage comatouse patient caused by head injurya. Secure airwayb. Skull x-rayc. CT scan kepalad. GCS

126. Dibawah ini yang termasuk alat-alat bukti sah berdasarkan pasal 184 KUHP, kecualia. Keterangan saksib. Keterangan ahlic. Keterangan keluargad. Surat

127. Berdasarkan KUHP pasal 222, seseorang dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat forensic, diancam pidana penjara paling lamaa. 1 bulanb. 4 bulanc. 6 buland. 9 bulan

128. Berdasarkan pasal 224 KUHP, barang siapa dipanggil sebagain saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang-undang dengan sengaja tidka memenuhi kewajiban

Page 4: mcq

berdasarkan undang-undang yang harus dipenuhiya, dalam perkara pidana diancam penjaraa. 1 bulanb. 4 bulanc. 6 buland. 9 bulan

129. Laporan tertulis yang dibuat oleh dokter yang telah disumpah, atas permintaan oenyidik terhadap apa yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti yang diperiksa, berdasarkan keilmuan yang sebik-baiknya untuk proses peradilan aalaha. Visum et repertumb. Surat keterangan dokterc. Semua salahd. Semua benar

130. Di bawah ini yang termasuk macam-macam visum et repertum kecualia. Ver jenazahb. Ver psikiatric. Ver kejahatan seksuald. Ver pembunuhan

131. Visum et repertum terdiri atasa. Pendahuluan-pemeriksaan-kesimpulan-pronjustitia-penutupb. Pemeriksaan-kesimpulan-projustitia-pendahuluan-penutupc. Projustitia-pendahuluan-pemeriksaan-kesimpulan-penutupd. Pendahuluan-projustitia-pemeriksaan-kesimpulan-penutup