Manajemen Strategi
-
Upload
teger-mayer -
Category
Documents
-
view
116 -
download
1
description
Transcript of Manajemen Strategi
TUGAS MANAJEMEN STRATEGI
Kelompok :
Zahrina Zihni (115060700111076)
Hanna Notopramono (115060700111081)
Dessy Nurvitarini (115060705111001)
Mershanita Firdhayanti (115060707111058)
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
VISI & MISI
1. Wendy’s International
Our guiding mission is to deliver superior quality products and services for our
customers and communities through leadership, innovation and partnerships. Our vision is
to be the quality leader in everything we do. Our organization has a strategic vision focused
on these core values: Quality: Freshly-made products and superior service are our passion;
consistent excellence is our goal. Integrity: We keep our promises. All actions are guided by
absolute honesty, fairness and respect for every individual. Leadership: We lead by example
and encourage leadership qualities at all levels. Everyone has a role to play. People Focus:
We believe our people are key to our success. We value all members of our diverse family
for their individual contributions and their team achievements. Customer Satisfaction:
Satisfying internal and external customers is the focus of everything we do. Continuous
Improvement: Continuous improvement is how we think; innovative change provides
competitive opportunities. Community Involvement: Giving back is our heritage. We actively
participate and invest in the communities where we do business. Commitment to
Stakeholders: We serve all stakeholders and, through balancing our responsibilities to all, we
maximize value to each of them.
2. Adidas
Vision Statement
To enhance social and environmental performance in the company and the supply
chain, thereby improving the lives of the perople making our products.
Mission Statement
Adidas’ mission is to be the leading sports brand in the world. One major lever to
achieve this is the brand’s broad and unique product portfolio spanning from apparel and
footwear for professional athletes to premium fashion. It allows adidas to address multiple
consumer needs, exploit market opportunities from various angles as well as be less affected
by one-dimensional market risks. Adidas’ commitment to product innovation and its rich
heritage differentiates the brand from competitors and provides a solid platform for future
growth.
Hasil analisa kelengkapan 9 elemen pada misi kedua perusahaan:
Tabel Kelengkapan Elemen Visi dan Misi
ElementsFirms
Wendy’s International AdidasCustomers Yes YesProduct / Service No YesMarkets No YesTechnology No NoSurvival, Growth, Profitability Yes NoPhilosophy Yes YesSelf-concept Yes YesConcern for Public Images No NoConcern for Employees Yes No
Dari hasil tabel diatas, dapat disimpulkan kekurangan elemen pada kedua perusahaan.
1. Wendy’s
Product/Service
Memberikan pelayanan yang bagus dengan menyediakan makanan yang berkualitas.
Markets
Dengan makanan yang berkualitas, Wendy’s bisa memperluas jangkauan pasarannya di
semua kalangan.
Technology
Pembuatan makanan yang berkualitas didukung dengan teknologi terbaru, cepat, dan
higienis.
Concern for public images
Kita dapat mengurangi masalahan kesehatan masyarakat yang diakibatkan oleh makanan
yang kurang higienis.
2. Adidas
Technology
Dalam pembuatan produk olahraga, Adidas menggunakan teknologi yang memiliki
keakuratan tinggi serta dapat menghasilkan barang yang berkualitas tinggi.
Concern for public images
Adidas mendukung berbagai macam kegiatan olahraga untuk memotivas hidup yang
sehat.
Concern for employees
Melibatkan seluruh elemen dalam perusahaan untuk meningkatkan produk yang
berkualitas tinggi.
THE EXTERNAL ASSESSMENT
Wendy’s International External Factors
Menurut pembagian macam-macam faktor eksternal dapat dikelompokkan menjadi:
1. Social, Cultural, Demographic, & Environmental Forces
Jutaan pelanggan makanan cepat saji menyukai pilihan menu tradisi lama Wendy’s.
Brand awareness (kesadaran merek) yang luas, di mana konsumen menyadari keberadaan
merek Wendy’s sebagai restoran cepat saji.
Wendy’s terpilih sebagai juara 1 dalam uji cita rasa konsumen dan kesadaran merek.
Pemboikitan oleh kaum homo dan lesbi.
Pembunuhan keji yang tragis di Wendy’s.
Tuntutan penipuan yang diajukan oleh seorang pelanggan.
2. Competitive Forces
McDonald’s gagal dengan roti laspis ayam pedas, dimana Wendy’s sukses dengan roti lapis
buatan mereka.
Pesaingnya cenderung masih menggunakan minyak lemak jenuh dalam pembuatan
makanannya, di mana Wendy’s menggunakan minyak yang sehat.
Wendy’s memiliki laba per saham, laba bersih, dan jumlah karyawan yang paling rendah dari
pesaingnya (McDonald’s, BKC, dan YUM).
YUM Brands menawarkan lebih dari satu merek, di mana setiap merek terbaiknya
mendominasi segmen tersebut.
Menurut peluang dan ancamannya, faktor eksternal Wendy’s dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Opportunities:
McDonald’s gagal dengan roti laspis ayam pedas, dimana Wendy’s sukses dengan roti lapis
buatan mereka. (Competitors weakness)
Jutaan pelanggan makanan cepat saji menyukai pilihan menu tradisi lama Wendy’s.
(Consumers custom interest)
Brand awareness (kesadaran merek) yang luas, di mana konsumen menyadari keberadaan
merek Wendy’s sebagai restoran cepat saji.
Wendy’s terpilih sebagai juara 1 dalam uji cita rasa konsumen dan kesadaran merek.
(Consumers attitude towards product quality)
Pesaingnya cenderung masih menggunakan minyak lemak jenuh dalam pembuatan
makanannya, di mana Wendy’s menggunakan minyak yang sehat. (Quality of products
relative to competitors)
2. Threat:
Pemboikitan oleh kaum homo dan lesbi. (Social of interest groups)
Pembunuhan keji yang tragis di Wendy’s. (Ethical concerns)
Tuntutan penipuan yang diajukan oleh seorang pelanggan. (Consumers trust)
Wendy’s memiliki laba per saham, laba bersih, dan jumlah karyawan yang paling rendah dari
pesaingnya (McDonald’s, BKC, dan YUM). (Wendy’s sales and profit positioning relative to
competitors)
YUM Brands menawarkan lebih dari satu merek, di mana setiap merek terbaiknya
mendominasi segmen tersebut. (Wendy’s product relative to competitors)
External Factor Evaluation (EFE) Matrix
External Factor Evaluation adalah alat manajemen strategis yang sering digunakan untuk
penilaian kondisi bisnis saat ini di mana untuk memvisualisasikan dan memprioritaskan peluang dan
ancaman yang dihadapi bisnis dan kemampuan sebuah perusahaan dalam memanfaatkan peluang
serta menghindari ancaman.
Untuk menentukan EFE weight, maka digunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process).
AHP merupakan sistem pembuat keputusan dengan menggunakan model matematis, di mana dapat
membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan analisa
perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria.
Berikut merupakan tabel tingkat prioritas beserta nilainya:
Tabel Tingkat Prioritas EFE MatrixNilai Tingkat Prioritas
1 Sama pentingnya dengan yang lain3 Moderat pentingnya dibanding yang lain5 Kuat pentingnya dibanding yang lain7 Sangat kuat pentingnya dibanding yang lain9 Ekstrim pentingnya dibanding yang lain
2,4,6,8 Nilai diantara dua penilaian yang berdekatan
Berikut merupakan perbandingan kriteria dengan metode AHP:
Tabel AHP 1 - Faktor EksternalEXTERNAL FACTORS A B C D E F G H I J
Competitors weakness (A) 1 1/2 1/5 1/2 1 1/2 3 1/5 1/3 1/2Brand awareness (B) 2 1 1/5 1/3 1 1 2 1/5 1/5 1/3Consumers attitude towards product quality (C) 5 5 1 4 3 3 5 1/2 1/2 3
Quality of product relative to competitors (D)
2 3 1/4 1 3 3 3 1/4 1 3
Consumers custom interest (E)
1 1 1/3 1/3 1 1/2 1/2 1/6 1/3 2
Social interest groups (F) 2 1 1/3 1/3 2 1 1/2 1/6 1/3 1/3Ethical concerns (G) 1/3 1/2 1/5 1/3 2 2 1 1/2 1/3 1/3Consumers trust (H) 5 5 2 4 6 6 2 1 2 3Wendy’s sale and profit positioning relative to competitors (I)
3 5 2 1 3 3 3 1/2 1 1
Wendy’s product relative to competitors (J) 2 3 1/3 1/3 1/2 3 3 1/3 1 1
TOTAL 23.33 25.00 6.85 12.17 22.50 23.00 23.00 3.82 7.03 14.50
Dengan perbandingan kriteria di atas, dapat dikembangan preferensi dalam kriteria sebagai
berikut:
Tabel AHP 2 – Faktor Eksternal
EXTERNAL FACTORS A B C D E F G H I J RATA-RATA
Competitors weakness (A) 0.04 0.02 0.03 0.04 0.04 0.02 0.13 0.05 0.05 0.03 0.046
Brand awareness (B) 0.09 0.04 0.03 0.03 0.04 0.04 0.09 0.05 0.03 0.02 0.046Consumers attitude towards product quality (C)
0.21 0.20 0.15 0.33 0.13 0.13 0.22 0.13 0.07 0.21 0.178
Quality of product relative to competitors (D)
0.09 0.12 0.04 0.08 0.13 0.13 0.13 0.07 0.14 0.21 0.113
Consumers custom interest (E) 0.04 0.04 0.05 0.03 0.04 0.02 0.02 0.04 0.05 0.14 0.048
Social interest groups (F)
0.09 0.04 0.05 0.03 0.09 0.04 0.02 0.04 0.05 0.02 0.047
Ethical concerns (G) 0.01 0.02 0.03 0.03 0.09 0.09 0.04 0.13 0.05 0.02 0.051Consumers trust (H) 0.21 0.20 0.29 0.33 0.27 0.26 0.09 0.26 0.28 0.21 0.240Wendy’s sale and profit positioning relative to competitors (I)
0.13 0.20 0.29 0.08 0.13 0.13 0.13 0.13 0.14 0.07 0.144
Wendy’s product relative to competitors (J)
0.09 0.12 0.05 0.03 0.02 0.13 0.13 0.09 0.14 0.07 0.086
TOTAL 1.000
Sehingga rata-rata yang di dapat dari metode AHP tersebut dapat dimasukkan pada nilai
‘weight’ pada tabel EFE berikut:
Tabel External Factor Evaluation Matrix
UST – Key External Factors Weight RatingWeighted
ScoreOpportunitiesCompetitors weakness 0.046 2 0.092Brand awareness 0.046 3 0.138Consumers attitude towards product quality 0.178 3 0.534Quality of product relative to competitors 0.113 2 0.226Consumers custom interest 0.048 2 0.096ThreatsSocial interest groups 0.047 1 0.047Ethical concerns 0.051 1 0.051Consumers trust 0.241 2 0.482Wendy’s sale and profit positioning relative to competitors 0.144 1 0.144
Wendy’s product relative to competitors 0.086 2 0.172TOTAL 1.00 1.982
Dari hasil UST total weight scored pada tabel EFE dapat disimpulkan bahwa Wendy’s
International (1.982) berada di bawah rata-rata (2.5) dalam usahanya menerapkan strategi yang baik
untuk memanfaatkan peluang eksternal dan menghindari ancaman. Sehingga dapat dikatakan
bahwa strategi yang digunakan belom optimal dan Wendy’s belom mengimplementasikan
strateginya dengan baik.
Competitive Profile Matrix (CPM)
Competitive Profile Matrix (CPM) adalah sebuah alat manajemen strategis yang penting
untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pesaing utama dalam hubungannya dengan posisi
strategis perusahaan. CPM menunjukkan gambaran yang jelas tentang titik kuat dan titik lemah
relatif perusahaan terhadap pesaing mereka. Penilaian CPM diukur berdasarkan faktor penentu
keberhasilan, dimana setiap faktor yang diukur dalam skala yang sama untuk setiap perusahaan,
namun dengan rating bervariasi sehingga memudahkan untuk dilakukan analisis komparatif. Dalam
CPM, analisa dilakukan secara keseluruhan, baik itu faktor eksternal maupun faktor internal.
Dalam hal ini akan membandingkan beberapa perusahaan fast food dari berbagai faktor
eksternal dan internalnya. Perusahaan tersebut ialah Wendy’s International, McDonald’s, Burger
King (BKC), dan YUM Brands.
Faktor/kriteria yang akan dibandingkan:
Product quality
Price competition
Market share
Global expansion
Service
Financial position
Brand
Variety of product
Advertising
Interest of customer
Berikut merupakan perbandingan faktor/kriteria dengan metode AHP:
Tabel AHP 1 - CPMFACTORS A B C D E F G H I J
Product Quality (A) 1 1/2 3 3 1/2 5 1/2 1/2 3 3Price Competition (B) 2 1 3 3 3 4 2 2 5 4Market Share (C) 1/3 1/3 1 3 1/3 4 1/3 2 4 3Global Expansion (D) 1/3 1/3 1/3 1 1/3 3 1/2 1/3 4 1/3Service (E) 2 1/3 3 3 1 4 2 1/2 4 2Financial Position (F) 1/5 1/4 1/4 1/3 1/4 1 1/4 1/3 1/2 1/4Brand (G) 2 1/2 3 2 1/2 4 1 2 3 2Variety of Product (H) 2 1/2 1/2 3 2 3 1/2 1 3 1Advertising (i) 1/3 1/5 1/4 1/4 1/4 2 1/3 1/3 1 1/2Interest of Customers (j) 1/3 1/4 1/3 3 1/2 4 1/2 1 2 1
TOTAL 10.53 4.20 14.67 21.5
8 8.67 34.00 7.92 10.00 29.50 17.08
Dengan perbandingan faktor/kriteria di atas, dapat dikembangan preferensi dalam kriteria
sebagai berikut:
Tabel AHP 2 - CPMFACTORS A B C D E F G H I J RATA-RATA
Product Quality (A) 0.09 0.12 0.20 0.14 0.06 0.15 0.06 0.05 0.10 0.18 0.115
Price Competition (B) 0.19 0.24 0.20 0.14 0.35 0.12 0.25 0.20 0.17 0.23 0.209
Market Share (C) 0.03 0.08 0.07 0.14 0.04 0.12 0.04 0.20 0.14 0.18 0.103
Global Expansion (D) 0.03 0.08 0.02 0.05 0.04 0.09 0.06 0.03 0.14 0.02 0.056
Service (E) 0.19 0.08 0.20 0.14 0.12 0.12 0.25 0.05 0.14 0.12 0.140
Financial Position (F) 0.02 0.06 0.02 0.02 0.03 0.03 0.03 0.03 0.02 0.01 0.027
Brand (G) 0.19 0.12 0.20 0.09 0.06 0.12 0.13 0.20 0.10 0.12 0.133
Variety of Product (H) 0.19 0.12 0.03 0.14 0.23 0.09 0.06 0.10 0.10 0.06 0.112
Advertising (i) 0.03 0.05 0.02 0.01 0.03 0.06 0.04 0.03 0.03 0.03 0.033Interest of Customers (j)
0.03 0.06 0.02 0.14 0.06 0.12 0.06 0.10 0.07 0.06 0.072
TOTAL 1.000
Sehingga rata-rata yang di dapat dari metode AHP diatas tersebut dapat dimasukkan pada
nilai ‘weight’ pada tabel Competitive Profile Matrix (CPM).
Berikut perupakan tabel CPM:
Tabel Competitive Profile MatrixCritical Success
FactorsWeight
Wendy’s McDonald’s BKC YUM Brands
Rating Score Rating Score Rating Score Rating Score
Product Quality 0.115 2 0.231 4 0.461 4 0.461 4 0.461
Price Competition 0.209 3 0.627 4 0.837 3 0.627 4 0.837
Market Share 0.103 1 0.103 4 0.411 3 0.308 4 0.411
Global Expansion 0.056 1 0.056 4 0.223 3 0.168 4 0.223
Service 0.140 2 0.280 3 0.420 3 0.420 4 0.560
Financial Position 0.027 1 0.027 4 0.106 3 0.080 3 0.080
Brand 0.133 2 0.265 4 0.531 3 0.398 4 0.531
Variety of Product 0.112 2 0.225 4 0.450 3 0.337 4 0.450
Advertising 0.033 1 0.033 4 0.134 3 0.100 4 0.134
Interest of Consumers 0.072 1 0.072 4 0.287 4 0.287 4 0.287
TOTAL 1.000 1.919 3.860 3.187 3.973
Dari hasil CPM diatas dapat disimpulkan bahwa diantara empat (4) perusahaan fast food
terkenal, Wendy’s International berada pada posisi terbawah (rating terendah) di setiap faktornya,
sehingga memiliki nilai kekuatan yang terendah juga, yaitu 1.919. Sedangkan McDonald’s dan YUM
Brands bersaing ketat dalam setiap faktornya dengan memiliki mayoritas rating tertinggi, dengan
total nilai McDonald’s 3.860 dan YUM Brands 3.973. Dapat dilihat dari rating BKC bahwa mereka
memiliki strategi yang cukup kuat pada faktor-faktor keberhasilan tersebut dengan total nilai 3.187.
THE INTERNAL ASSESSMENT
Wendy’s International Internal Factors
Faktor internal dalam suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai kekuatan (strength) atau
kelemahan (weakness). Dalam hal itu, kekuatan dan kelemahan setiap divisi dalam suatu perusahaan
berbeda-beda. Berikut merupakan kekuatan dan kelemahan Wendy’s menurut divisinya:
1. Manajemen
Menggunakan budaya yang didukung oleh kinerja
Struktur organisasi yang divisional berbasis geografis, namun tidak terdapat jabatan
‘presiden’ untuk setiap kepala divisinya
Pertumbuhan perusahaan lemah, atau bahkan menurun dilihat dari laba, jumlah karyawan
2. Marketing
Iklan
Penggunaan produk derivatif
Penutupan restoran perusahaan dan waralaba yang terus meningkat
3. Finance/Accounting
Lemahnya/menurunnya rasio profitabilitas
Wendy’s tidak memiliki investasi jangka pendek
Wendy’s tidak memliki investasi jangka panjang terhitung tahun 2006
4. Production/Operation
Wendy’s terkenal dan sukses dengan roti lapis ayamnya
Penggunaan minyak sehat dalam pengelolaan makanan-makanannya
Memperkenalkan kemudahan jendela “drive-through”
Berikut merupakan pembagian faktor internal menurut kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness):
Strength:
Wendy’s terkenal dan sukses dengan roti lapis ayamnya (Popular with it’s chicken
sandwiches)
Penggunaan minyak sehat dalam pengelolaan makanan-makanannya (Use healthier oils)
Memperkenalkan kemudahan jendela “drive-through” (Use drive through windows)
Iklan (Advertising)
Penggunaan produk derivatif (Use of derivative products)
Menggunakan budaya yang didukung oleh kinerja (Culture supported by performance)
Weakness
Penutupan restoran yang terus meningkat (Market positioning strategies)
Struktur organisasi yang divisional berbasis geografis, namun tidak terdapat jabatan
‘presiden’ untuk setiap kepala divisinya (Organizational structure without a president in
every division)
Lemahnya/menurunnya rasio profitabilitas (Profitability ratio decreases)
Wendy’s tidak memiliki investasi jangka pendek (No short-term investments)
Pertumbuhan perusahaan lemah, atau bahkan menurun dilihat dari laba, jumlah karyawan
(Company’s growth decreases)
Wendy’s tidak memliki investasi jangka panjang terhitung tahun 2006 (No long-term
investements since 2006)
Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal
perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan misalnya dari aspek manajemen,
keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi dan produksi/operasi.
Berikut merupakan perbandingan kriteria/faktor dengan menggunakan metode AHP:
Tabel AHP 1 – Faktor InternalFACTORS A B C D E F G H I J K
Popular with it's chicken sandwiches (A)
1 1/4 1/3 1/2 1/5 1/5 1/4 1/5 1/4 1/5 1/4
Use healthier oils (B)
4 1 3 2 2 2 2 1/4 1/3 1/4 1/3
Advertising (C) 3 1/3 1 1/2 1/2 1/3 1/2 1/4 1/3 1/5 1/3Use of derivative products (D)
2 1/2 2 1 1/2 1/2 1/2 1/4 1/2 1/4 1/2
Culture supported by performance (E)
5 1/2 2 2 1 1/2 2 1/4 1/2 1/4 1/2
Market positioning strategies (F) 5 1/2 3 2 2 1 3 1/3 1 1/3 1
Organizational structure (G) 4 1/2 2 2 1/2 1/3 1 1/4 1/2 1/4 1/2
Profitability ratio decreases (H) 5 4 4 4 4 3 4 1 3 2 3
No short-term investments (I)
4 3 3 2 2 1 2 1/3 1 1/3 1
Company growth decreases (J)
5 4 5 4 4 3 4 1/2 3 1 3
No long-term investments (K)
4 3 3 2 2 1 2 1/3 1 1/3 1
TOTAL 42.00 17.58 28.33 22.00 18.70 12.87 21.25 3.95 11.42 5.40 11.42
Dengan perbandingan kriteria di atas, dapat dikembangan preferensi dalam kriteria sebagai
berikut:
Tabel AHP 2 – Faktor Internal
FACTORS A B C D E F G H I J KRATA-RATA
Popular with it's chicken sandwiches (A)
0.02 0.01 0.01 0.02 0.01 0.02 0.01 0.05 0.02 0.04 0.02 0.022
Use healthier oils (B) 0.10 0.06 0.11 0.09 0.11 0.16 0.09 0.06 0.03 0.05 0.03 0.079Advertising (C) 0.07 0.02 0.04 0.02 0.03 0.03 0.02 0.06 0.03 0.04 0.03 0.035Use of derivative products (D) 0.05 0.03 0.07 0.05 0.03 0.04 0.02 0.06 0.04 0.05 0.04 0.043
Culture supported by performance (E)
0.12 0.03 0.07 0.09 0.05 0.04 0.09 0.06 0.04 0.05 0.04 0.063
Market positioning strategies (F) 0.12 0.03 0.11 0.09 0.11 0.08 0.14 0.08 0.09 0.06 0.09 0.090
Organizational structure (G)
0.10 0.03 0.07 0.09 0.03 0.03 0.05 0.06 0.04 0.05 0.04 0.053
Profitability ratio decreases (H) 0.12 0.23 0.14 0.18 0.21 0.23 0.19 0.25 0.26 0.37 0.26 0.223
No short-term investments (I) 0.10 0.17 0.11 0.09 0.11 0.08 0.09 0.08 0.09 0.06 0.09 0.097
Company growth decreases (J) 0.12 0.23 0.18 0.18 0.21 0.23 0.19 0.13 0.26 0.19 0.26 0.198
No long-term investments (K) 0.10 0.17 0.11 0.09 0.11 0.08 0.09 0.08 0.09 0.06 0.09 0.097
TOTAL 1.000
Sehingga rata-rata yang di dapat dari metode AHP tersebut dapat dimasukkan pada nilai
‘weight’ pada tabel IFE berikut:
Tabel Internal Factor EvaluationWendy's International Weigth Rating Score
Internal StrengthPopular with it’s chicken sandwiches (A) 0.022 4 0.088Use healthier oils (B) 0.079 3 0.238Advertising (C) 0.035 3 0.105Use of derivative products (D) 0.043 3 0.130Culture supported by performance (E) 0.063 3 0.189Internal WeaknessMarket positioning strategies (F) 0.090 2 0.180Organizational structure (G) 0.053 2 0.106Profitability ratio decreases (H) 0.223 1 0.223No short-term investments (I) 0.097 2 0.193Company growth decreases (J) 0.198 1 0.198No long-term investments (K) 0.097 2 0.193
TOTAL 1.000 1.844
Dari hasil total weight scored pada tabel IFE dapat disimpulkan bahwa Wendy’s International
(1.844) berada di bawah rata-rata (2.5) dalam usahanya menerapkan strategi yang baik untuk
memanfaatkan kekuatan dan menghadapi kelemahan sehingga dapat dirubah menjadi kekuatannya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa strategi yang digunakan belum optimal dan Wendy’s belum
mengimplementasikan strateginya dengan baik.
STRATEGY ANALYSIS AND CHOICE
Sebelum menentukan strategi yang akan digunakan oleh sebuah perusahaan, kita harus
menganalisis terlebih dahulu mengenai posisi dan kemampuan perusahaan yang didapat dari
informasi, baik secara eksternal maupun internal.
Strategy Formulation Analysis Framework:
1. Input Stage
Input stage merupakan tahapan pengumpulan informasi dari sisi internal dan eksternal pada
sebuah perusahaan, di mana informasi yang dikumpulkan harus objektif dan berdasarkan fakta
yang ada. Input stage ini yang nantinya akan di nilai pada tahap selanjutnya agar dapat diambil
keputusan mengenai penggunaan strategi yang paling optimal.
Input stage ini sudah dibahas pada bab sebelumnya (bab 2 dan bab 3). Pada bab tersebut
sudah disebutkan faktor-faktor internal dan faktor eksternal yang ada pada perusahaan Wendy’s
International. Selain itu juga sudah dijabarkan mengenai EFE, CPM, dan IFE.
2. Matching Stage
Matching stage merupakan tahapan penilaian atau perbandingan antara faktor internal
sebuah perusahaan dengan kesempatan atau resiko (faktor eksternal) yang dihadapi perusahaan
tersebut.
Pada matching stage ini dibagi dalam 5 cara perbandingan:
a. SWOT Matrix
SWOT Matrix membandingan strengths-weaknesses dengan threats-opportunities suatu
perusahaan. Dengan membandingkan keempat elemen tersebut, maka didapat 4 (empat)
macam tipe strategi:
SO (Stenghts-Opportunities) Strategies, yaitu memanfaatkan kekuatan internal perusahaan
untuk mengambil keuntungan dari kesempatan/peluang eksternal.
WO (Weaknesses-Opportunities) Strategies, yaitu memperbaiki kelemahan internal
perusahaan dengan mengambil keuntungan dari kesempatan/peluang eksternal.
ST (Stengths-Threats) Strategies, yaitu menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
menghindari atau meminimalisir dampak dari ancaman eksternal.
WT (Weaknesses-Threats) Strategies, yaitu menggunakan siasat untuk mengurangi
kelemahan internal perusahaan dan menghindari ancaman luar.
Tabel SWOT MatrixStrenghts (S)1. Popular with It’s Chicken
Sandwiches2. Use healthier oils3. Advertising4. Use of derivative products5. Culture supported by
performance
Weakness (W)1. Market positioning
strategies2. Organization structure3. Profitability ratio decreases4. No short-term investments5. Company growth decreases6. No long-term investments
Opportunities (O)1. Competitors weakness2. Brand awareness3. Consumers attitude towards
product quality4. Quality of product relative to
competitors5. Consumers custom interest
SO StrategiesS1-O1: Meningkatkan penjualan Chicken Sandwich (Horizontal Integrations)S3-O2: Meningkatkan promosi (Market development)S2-O3O4: Meningkatkan kualitas produknya (Product Development)
WO StrategiesW1-O2: Dengan brand awareness tinggi, akan berada pada posisi strategis di pasar (Market Development)W3-O5: Menyesuaikan permintaan pasar (Product Development)
Threats (T)1. Social interest groups2. Ethical concerns3. Consumers trust4. Wendy’s sale and profit
positioning relative to competitors
5. Wendy’s product relative to competitors
ST StrategiesS3-T4: Meningkatkan promosi agar sale dan profit ikut meningkat (Market Development)
WT StrategiesW3-T4: Meningkatkan marketing agar sale & profit lebih unggul dari kompetitor (Market Penetration)
Dari Matrix SWOT diatas, dapat disimpulkan bahwa Wendy’s sebaiknya menerapkan
strategi-strategi yang dapat meningkatkan market share serta penjualannya. Strategi yang
sebaiknya diterapkan meliputi horizontal integrations, market development, product
development, dan market penetration.
b. SPACE Matrix
Metode SPACE (Strategic Position and Action Evaluation) merupakan tahap kedua untuk
mencari strategi utama perusahaan atau Matching Stage. Metode matriks ini lebih
comprehensive dalam menilai sebuah perusahaan baik faktor internal maupun eksternal
dengan membagi kerangka kerja perusahaan ke dalam empat kategori yaitu: aggressive,
conservative, defensive dan competitive
Matriks ini berdasarkan empat elemen penting yang disebut Kuadran Matriks
SPACE. Keempat elemen tersebut dibagi ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama yaitu
dimensi internal di mana meliputi Financial Strenght (FS) dan Competitive Advantage (CA) dan
dimensi kedua yaitu dimensi external ameliputi Environtment Stability (ES) dan Industry
Strength (IS).
-1-2-3-4-5-6
-6 -5 -4 -3 -2 -1
+6+5+4+3+2+1
Quadran IAgressive
Quadran IVCompetitive
Quadran IIIDefensive
Quadran IIConservative
CA
FS
IS
ES
+1 +2 +3 +4 +5 +6
Matriks ini menunjukkan kecocokan atau kesesuaian strategi yang dipilih oleh sebuah
perusahaan yaitu apakah agressive, conservative, defensive, atau competitive. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat seperti grafik di bawah ini.
Quadran I (Financial Stability and Industry Strenght) → Agressive
Quadran II (Financial Stability and Industry Strength) → Conservative
Quadran III (Competitive Advantage and Enviromental Stability) → Defensive
Quadran IV (Industry Strenght and Enviromental Stability) → Competitive
Internal Dimension
1. Financial Strength (FS)
Return on Investment (ROI)
ROI= Lababersih setela h pajakTotal aktiva
x100%
Hasil ROI pada tahun 2005-2006:
2005= $224,067$3,197,544
x100%=7.01%
2006= $94,312$2,060,347
x100%=4.58%
ROI Wendy’s dari tahun 2005 sampai 2006 mengalami penurunan sebesar
2.43% atau 34.66% dari tahun sebelumnya.
Financial dan Operating Leverage
Leverage=Total KewajibanTotal Aktiva
x100%
Hasil ROI pada tahun 2005-2006:
2005=$1,481,855$3,197,544
x100%=46.34%
2006=$1,048,670$2,060,347
x100%=50.90%
Hasil leverage menunjukkan kenaikan sebesar 4.56% atau 9.84% dari tahun
sebelumnya.
Liquidity
Luquidity= AktivaLancarKewajiban Lancar
x 100%
Hasil dari liquidity pada tahun 2005-2006:
2005=$458,844$688,387
x 100%=67%
2006=$656,732$394,666
x100%=166%
Current ratio meningkat tajam sebanyak 99% atau 147.76% dari tahun
sebelumnya.
Working Capital
WorkingCapital=Aktiva Lancar−Kewajiban Jangka Pendek
Hasil Working Capital Wendy’s dari tahun 2005-2006:
2Januari2005=$ 458,844−$ 688,387=−$229,543
1Januari2006=$756,566−$583,352=$173,214
31Desember2006=$ 656,732−$394,666=$262,066
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa dari tahun 2005 sampai tahun 2006
awal Wendy’s mengalami kenaikan working capital sebesar $402,757 atau 175,46%
dari tahun 2005. Pada 31 Desember 2006 mengalami kenaikan sebesar $88,852
atau 51,29% dari tanggal 1 Januari 2006.
Cash Flow
Cash flow perusahaan Wendy’s International pada tahun 2005 ialah
$586.000.000 dan pada tahun 2006 sebesar $602.000.000. Mengalami kenaikan
Cash Flow perusahaan dari tahun sebelumnya sebesar $16,000,000 atau 2,73% dari
tahun sebelumnya.
Ease of Exit in Market
Wendy’s tidak memiliki investasi jangka panjang (long-term investments)
terhitung sejak tahun 2006. Dengan tidak memiliki investasi jangka panjang maka
akan mudah bagi sebuah perusahaan untuk keluar dari market atau pasar yang
sedang ditekuninya.
Risk Involved in Bussiness
Wendy’s kurang dapat menghindari ancaman terhadap kompetitor pada
industri makanan cepat saji, sehingga resiko yang diambil besar.
2. Competitive Advantage (CA)
Market Share
Wendy’s menguasai 12,8% market share makanan cepat saji pada tahun 2010
(menurut www.morningstar.com).
Product Quality
Kualitas produk Wendy’s dapat dikatakan baik dengan penggunaan bahan-
bahan dasar segar serta minyak yang sehat dalam mengolah sebagian besar
makanannya.
Product Life Cycle
Brand Wendy’s sangat kuat, karena Wendy’s berada pada stage maturity.
Customer Loyalty
Dengan memiliki brand awareness yang tinggi, kualitas makanan, produk
unggulan sandwiches, serta pilihan menu tradisi lama lainnya sehingga Wendy’s
memiliki daya tarik bagi pelanggan, khususnya pelanggan lama.
Competition Capacity Utilization
Dilihat dari market share, jumlah karyawa, jumlah restoran, dan pendapatan,
Wendy’s berada dibawah kompetitornya (McDonald’s, Burger King, dan YUM
Brands), namun tidak berada di posisi terbawah diantara seluruh kompetitor yang
ada di industri makanan cepat saji.
Technologyical Know-How
Wendy’s menggunakan Esri Technology dan data untuk meningkatkan
kemampuan analisis dan laporan mereka. Selain itu, mengintegrasikan analisis
lokasi ke dalam praktek bisnis untuk mendorong efisiensi yang baik dalam
pengambilan keputusan. (sumber: GISi Location Technology Corporation)
Control Over Suppliers & Distributors
Wendy’s bekerja sama dengan Quality Supply Chain Co-op, Inc yang
mengawasi rantai pasokan Wendy’s dan mengelola berbagai program pendukung
untuk memastikan bahwa semua restoran Wendy’s memiliki segala yang mereka
butuhkan. Selain itu, mereka juga memberikan harga yang lebih menguntungkan
dan pelayanan distribusi yang baik kepada Wendy’s. (sumber: Quality Supply Chain
Co-op, Inc.)
External Dimension
1. Environmental Stability (ES)
Technological Changes
Perkembangan teknologi di dunia semakin meningkat dan canggih, sehingga
setiap industri perlu mengupgrade teknologi yang dimilikinya agar tetap dapat
berkembang.
Rate of Inflation
Pada tahun 2006 inflasi dunia mengalami penurunan terhadap tahun 2005.
Demand Variability
Permintaan customer akan menu baru dan yang lebih inovatif meningkat.
Price Range of Competing Products
Wendy’s memiliki kisaran harga dari $0.99-$7, Burger King $1-$7, dan
McDonalds $0.99-$5. Sehingga dapat dikatakan bahwa Wendy’s sebenarnya
memiliki harga yang tidak berbeda jauh dengan kompetitornya.
Barriers to Entry
Komeptitor makanan cepat saji semakin banyak dan bervariasi, sehingga
menyusahkan Wendy’s dalam memasarkan produknya.
Competitive Pressure
Dengan berkembangnya kualitas dan produk kompetitor di pasar yang sama,
Wendy’s memiliki kesulitan untuk menguasai pasar yang sama.
Price Elasticity of Demand
Seorang customer akan selalu meminta harga yang lebih rendah dengan
kualitas yang sama bahkan lebih baik, namun untuk menyesuaikan harga dengan
permintaan akan sulit karena mahalnya harga bahan baku.
2. Industry Strength (IS)
Growth Potential
Dengan perkembangan industri makanan cepat saji, Wendy’s termasuk
perusahaan yang kurang berkembang. Hal tersebut dapat dilihat dari kalahnya
Wendy’s terhadap kompetitor lainnya seperti McDonalds dan Burger King yang
memiliki pendapat yang jauh lebih banyak daripada Wendy’s.
Profit Potential
Perkembangan industri makanan cepat saji dipicu oleh permintaan customer
yang menginginkan makanan enak namun cepat di dapat. Hal tersebut sebenarnya
dapat dimanfaatkan dengan pemasaran yang lebih besar, namun nyatanya
penjualan Wendy’s menurun sehingga menutup beberapa restorannya secara
kontinu.
Financial Stability
Finansial Wendy’s cenderung tidak stabil.
Technological Know-How
Industri yang semakin berkembang cenderung menggunakan mesin atau
perlatan yang lebih canggih pula sehingga dapat menopang produksi barang/jasa
yang lebih berkualitas.
Resource Utilization
Karena penutupan restoran Wendy’s yang secara kontinu, maka sumber daya
yang dibutuhkan juga semakin sedikit, yang artinya semakin mengoptimalkan
sumber daya yang ada.
Capital Intensify
Wendy’s kurang dapat memanfaatkan modal dengan baik, dilihat dari total
aset yang semakin menurun tiap tahunnya.
Ease of Entry Into Market
Wendy’s memiliki kompetitor yang lebih unggul, sehingga menyusahkan
untuk masuk dan menguasai market share.
Productivity, Capacity Utilization
Produktivitas Wendy’s semakin menurun seiring dengan ditutupnya restoran
perusahaan dan waralaba secara kontinu.
ES
CA IS
XY(-1,14;0.28)
-1-2
-3
-4
-5
-6
-6 -5 -4 -3 -2 -1
+6
+5
+4
+3
+2
+1
Quadran IAgressive
Quadran IVCompetitive
Quadran IIIDefensive
Quadran IIConservative
FS
+1 +2 +3 +4 +5 +6
Berikut merupakan penilaian internal & external dimension dari Wendy’s, dimana nilai
maksimal FS dan IS ialah +6 dan nilai maksimal ES dan CA ialah -1:
Tabel Penilaian Internal dan External DImensionInternal Dimension External Dimension
Financial Strenghts (FS) Score Environmental Stability (ES) ScoreTOTAL
(Y)
Return on Investment 2 Technological Changes -2Leverage 2 Rate of Inflation -2Liquidity 4 Demand Variability -2Working Capital 3 Price Range of Competing Products -2Cash Flow 2 Barriers to Entry -3Ease of Exit from Market 4 Competitive Presuure -3Risk Involved in Business 1 Price Elasticity of Demand -2
Average 2.57 Average -2.28 0.28Competitive Advantages (CA) Score Industry Strenght (IS) Score
TOTAL
(X)
Market Share -4 Growth Potential 2Product Quality -2 Profit Potential 2Product Life Cycle -3 Financial Stability 1Customer Loyalty -3 Technological Know-How 2Competition’s Capacity Utilization -5 Resource Utilization 2Technological Know-How -3 Capital Intensify 3Control Over Suppliers & Distributors -2 Ease of Entry Into Market 1
Productivity, Capital Utilization 3Average -3.14 Average 2 -1.14
Dari tabel diatas dapat dibuat SPACE Matrix dari Wendy’s International sebagai berikut:
Medium0
High1.0
Medium0.5
Low0.0
Low-20
High+20
Quadran IIStars
Quadran IVDogs
Quadran IIICash Cows
Quadran IQuestion Marks
Relative Market Share Position
Industry Sales Growth Rate
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa Wendy’s berada pada Quandran II yaitu
fase Conservative. Pada fase ini, Wendy’s International mengalami penurunan perkembangan
dalam penjualan produk terhadap kompetitornya. Dengan penurunan tersebut, Wendy’s
sebaiknya menerapkan strategi yang dapat meningkatkan market perusahaannya di industri
makanan cepat saji.
c. BCG Matrix
Boston Consulting Group (BCG) adalah perusahaan konsultan manajemen swasta yang
berbasis di Boston, ini merupakan pertumbuhan pangsa pasar yang dikembangkan dan
dipopulerkan oleh seorang manajemen konsultan terkemuka. Metode analisis Boston
Consulting Group (BCG) merupakan metode yang digunakan dalam menyusun suatu
perencanaan unit bisnis strategis dengan melakukan pengklasifikasian terhadap potensi
keuntungan perusahaan (Kotler, 2002).
Matriks BCG memungkinkan organisasi multidivisi untuk mengelola portofolio bisnisnya
dengan mempertimbangkan posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri dari
masing-masing divisi relatif terhadap divisi lain dalam organisasi. Posisi pangsa pasar relatif
(relative market share) didefinisikan sebagai rasio dari pangsa pasar satu divisi tertentu
terhadap pangsa pasar yang dimiliki oleh pesaing terbesar dalam industri tersebut. Pangsa
pasar relatif dapat ditentukan dengan semakin tinggi nilai pangsa pasar suatu perusahaan,
semakin besar proporsi pasar yang dikendalikannya.
Berikut merupakan contoh matrix BCG:
-4
0.12
Medium0
High1.0
Medium0.5
Low0.0
Low-20
High+20
Quadran IIStars
Quadran IVDogs
Quadran IIICash Cows
Quadran IQuestion Marks
Relative Market Share Position
Industry Sales Growth Rate
Dari data yang di dapat, Wendy’s International memiliki market share sebesar 12.8% di
pasar makanan cepat saji (menurut www.morningstar.com). Jika dilihat dari net income
Wendy’s pada tahun 2005 mengalami kenaikan dari $52,035 menjadi $224,067 pada tahun
2006 awal. Setelah itu mengalami penurunan menjadi $94,312 pada tahun 2006 akhir. Maka
dari itu Wendy’s cenderung memiliki income yang tidak stabil. Penilaian terhadap industry
sales growth rate ialah subjektif, sehingga diberi nilai -4.
Berikut merupakan BCG Matrix dari Wendy’s Internatiol:
d. IE Matrix
Pada bab sebelumnya, bab 2 (the external assessment) dan bab 3 (internal assessment),
sudah dibahas mengenai IE Matrix.
e. Grand Strategy Matrix
Grand Strategy Matrix merupakan tahapan pencocokan (matching stage) pada proses
formulasi strategi. Matrik ini didasarkan pada dua dimensi evaluasi yaitu posisi kompetitif
(Competititive position) dan pertumbuhan pasar (market growth). Strategi yang sesuai untuk
dipertimbangkan suatu organisasi terdapat pada urutan daya tariknya dalam masing-masing
kuadran dalam matriks.
Grand Strategy Matrix mempunyai empat kuadran yang mewakili keadaan suatu
perusahaan, kuadrannya ialah sebagai berikut:
Quadran I mewakili perusahaan dengan pertumbuhan pasar yang tinggi dan posisi
kompetitif yang kuat. Perusahaan pada kuadran ini mempunyai posisi yang sangat bagus.
Untuk perusahaan ini, terus berkonsentrasi pada pasar saat ini (penetrasi pasar dan
SLOW MARKET GROWTH
StrongCompetitive
Position
Weak Competitive
Position
Quadran IIMarket DevelopmentMarket PenetrationProduct DevelopmentHorizontal IntegrationDivestitureLiquidation
Quadran IMarket DevelopmentMarket PenetrationProduct DevelopmentForward IntegrationBackward IntegrationHorizontal IntegrationConcentric Diversification
Quadran IIIRetrenchmentConcentric DiversificationHorizontal DiversificationConglomerate DiversificationLiquidation
Quadran IVConcentric DiversificationHorizontal DiversificationConglomerate DiversificationJoint VenturesConcentric Diversification
RAPID MARKET GROWTH
pengembangan pasar) dan produk saat ini (pengembangan produk) adalah strategi yang
sesuai.
Quadran II perlu mengevaluasi pendekatan mereka saat ini terhadap pasar secara serius.
Walaupun industri mereka bertumbuh, mereka tidak mampu untuk bersaing secara efektif,
dan mereka perlu menentukan penyebab ketidak efektifan tersebut dan cara memperbaiki
daya saingnya.
Quadran III bersaing dalam industri yang tumbuh dengan lambat dan memiliki posisi
kompetitif yang lemah. Perusahaan-perusahaan ini harus membuat perubahan drastis
untuk menghindari penurunan yang lebih jauh dan kemungkinan likuidasi.
Quadran IV, perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat dalam industri yang tumbuh
lambat. Perusahaan ini memiliki kekuatan untuk memperkenalkan program yang
terdiverifikasi ke area yang pertumbuhannya menjanjikan. Perusahaan di Kuadran IV
memiliki tingkat arus kas yang tinggi dan kebutuhan untuk tumbuh secara internal yang
terbatas .
Pada matriks-matriks sebelumnya sudah dibahas bahwa Wendy’s sebaiknya
menerapkan beberapa strategi agar dapat meningkatkan daya saingnya di pasa makanan
cepat saji. Strategi-strategi tersebut yang akan dijadikan acuan pada Grand Strategy Matrix.
Berikut merupakan hasil dari Grand Strategy Matrix
Dari Grand Strategy Matrix diatas, dapat dilihat bahwa Wendy’s International berada
pada Quadran II dengan strategi sebagai berikut:
Market Development
Market Penetration
Product Development
Horizontal Integrations
Dengan strategi tersebut, Wendy’s seharusnya dapat mengevaluasi secara serius
bagaimana memperbaiki cara untuk meningkatkan daya saing dan implementasikan strategi
secara intensif agar dapat mengimbangi pertumbuhan pasar yang cepat.
3. Dacision Stage
Setelah tahapan-tahapan terdahulu dibuat dan dianalisa, maka tahap selanjutnya disusunlah
daftar prioritas yang harus diimplementasikan. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
merupakan teknik yang secara objektif dapat menetapkan strategi alternatif yang diprioritaskan.
QSPM itu sendiri merupakan alat untuk menentukan/merekomendasikan pilihan strategi
atas dasar pendapat ahli atau praktisi (expert choice), juga melibatkan unsur intuisi (intuitive
judgement). QSPM didasari oleh Key Success Factors internal dan eksternal yang terpilih. Dari
hasil QSPM dapat menetapkan pilihan yang paling menarik/layak diterapkan atau secara
konseptual disebut sebagai upaya menetapkan relative attractiveness.
Critical success factors yang diambil pada penilaian berikut merupakan kriteria yang sama
dengan CPM pada bab 2 (The External Assessments). Berikut merupakan hasil QSPM pada Wendy’s
International:
Tabel Quantitative Strategic Planning Matrix
Critical Success Factors Weight
Market Development
Market Penetration
Product Development
Horizontal Integrations
Rating Score Rating Score Rating Score Rating Score
Product Quality 0.115 2 0.310 2 0.310 4 0.640 3 0.465
Price Competition 0.209 3 0.627 3 0.627 3 0.627 4 0.836
Market Share 0.103 4 0.412 3 0.309 4 0.412 4 0.412
Global Expansion 0.056 4 0.224 4 0.224 3 0.168 3 0.168
Service 0.140 2 0.280 3 0.420 2 0.280 2 0.280
Financial Position 0.027 3 0.081 3 0.081 2 0.054 3 0.081
Brand 0.133 4 0.532 3 0.399 2 0.266 3 0.399
Variety of Product 0.112 2 0.224 3 0.336 4 0.448 3 0.336
Advertising 0.033 4 0.132 4 0.132 2 0.066 2 0.066
Interest of Consumers 0.072 2 0.144 3 0.216 4 0.288 2 0.144
TOTAL 1.000 2.966 3.054 3.249 3.187
Dari hasil QSPM diatas dapat disimpulkan bahwa strategi product development memiliki nilai
tertinggi dari keempat strategi yang lainnya, sehingga strategi tersebut yang paling efektif untuk
diterapkan pada perusahaan Wendy’s International
STRATEGIES IN ACTION
Wendy’s International didirikan oleh Dave Thomas pada tahun 1969 telah berdiri selama
lebih dari 40 tahun. Selama masa operasinya tersebut tentunya sudah diterapkan strategi-strategi
yang dapat mengembangkan perusahaan. Berikut merupakan analisa mengenai strategi yang
diterapkan oleh Wendy’s International:
1. Horizontal Integration
Horizontal integration adalah strategi di mana sebuah perusahaan mengambil alih/kendali
terhadap kompetitornya dengan tujuan agar dapat memonopoli, bersaing dalam
perkembangan industri, dan tentunya meningkatkan keuntungan.
Fakta:
“McDonald’s gagal dengan roti lapis ayam pedas mereka, Wendy’s justru sangat sukses
dengan roti lapis buatan mereka.”
Dalam studi kasus ini, Wendy’s menerapkan strateginya dengan mengandalkan produk roti
lapis ayam (chicken sandwiches) yang sangat sukses dibandingkan dengan McDonald’s yang
gagal. Dengan begitu, Wendy’s menguasai McDonald’s dalam hal roti lapis.
2. Product Development
Product development adalah strategi untuk meningkatkan penjualan sebuah perusahaan
dengan cara mengembangkan/memperbaiki produk yang sudah ada atau mengembangkan
produk baru.
Menurut analisa studi kasus yang ada, Wendy’s menerapkan strategi tersebut sebanyak 2
(dua) kali selama masa operasinya dengan waktu penerapan yang berbeda jauh. Pertama saat
tahun 1970-1998 dengan mengembangkan Superbar, dan yang kedua pada tahun 2006 dengan
menggunakan minyak sehat dalam pengolahan makanannya.
Fakta:
“Wendy’s adalah yang pertama dalam industri ini yang memperkenalkan kemudahan
‘jendela drive-through’ pada 1970, ‘menu seharga 99 sen’ pada 1988, dan Superbar (bar salad
ambil sepuasnya dalam satu kali bayar pada akhir 1980-an.”
“Wendy’s juga menjadi yang pertama yang berkomitmen untuk menyediakan pilihan
makanan yang sehat pada Agustus 2006, ketika mengumumkan bahwa Wendy’s dengan
sukarela beralih menggunakan minyak yang sehat dalam mengolah sebagian besar dari
makanan-makanannya.”
3. Market Development
Market development merupakan strategi yang berusaha untuk memperkenalkan produk
atau jasa yang sudah ada pada daerah atau geografis baru, serta memperluas jaringan
distribusi.
Fakta:
“Wendy’s membuka lebih dari 3.500 restoran pada 1985. Per 31 Desember 2006 Wendy’s
beroperasi di Amerika Serikat serta 20 negara dan wilayah asing.”
“Pada tahun 2006 total 122 restoran dibuka, terutama di Amerika Utara. Wendy’s juga
berencana untuk memfokuskan perluasan dari operasi intinya di Amerika Utara dengan
membuka 80 sampai 110 restoran milik perusahaan dan waralaba pada 2007.”
4. Market Penetration
Market penetration adalah strategi yang bertujuan untuk meningkatkan atau mencari
market share yang lebih besar bagi suatu produk atau jasa melalui upaya pemasaran yang lebih
besar.
Fakta:
“Perusahaan menghabiskan total $134,1 juta untuk pemasaran dan periklanan pada 2006,
$99,5 juta pada 2005, dan $101,3 juta pada 2004.”
Berdasarkan fakta tersebut, Wendy’s meningkan upaya promosi produknya di pasaran agar
meningkatkan penjualan dan popularitasnya seperti pada tahun 1980-an, Wendy’s menuju
puncak popularitas dengan iklannya “Where’s the Beef?” dan “the Soviet Fashion Show”.
Dengan upaya pemasaran iklan yang lebih besar, Wendy’s mungkin mengharapkan
mendapatkan kembali popularitasnya sehingga meningkatkan penjualan.
Dilihat dari keempat strategi yang diterapkan Wendy’s International, dapat disimpulkan
bahwa perusahaan tersebut kurang dapat bertahan dipasar sehingga kalah saing dengan
kompetitornya dalam beberapa hal. Maka dari itu, diterapkanlah keempat strategi tersebut yang
dapat memperbaiki produk dan market sharenya di pasar makanan cepat saji.