Manajemen Sarana Dan Prasarana

download Manajemen Sarana Dan Prasarana

of 21

Transcript of Manajemen Sarana Dan Prasarana

26 Maret 2010

Pengertian Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan IslamPengertian Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Islam Manajemen Sebagaimana dicatat dalam Encyclopedia Americana manajemen merupakan the art of coordinating the ele-ments of factors of production towards the achievement of the purposes of an organization, yaitu suatu seni untuk mengkoordinir sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi (www.bpkpenabur.or.id). Sumber daya organisasi tersebut meliputi manusia(men), bahan baku(ma-terials) dan mesin machines). Koordinasi dimaksudkan agar tujuan organisasi bisa dicapai dengan efisien sehingga dapat memenuhi harapan berbagai pihak (stake-holders) yang mempunyai kepentingan terhadap organisasi. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, manajemen diartikan sebagai proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran (Depdikbud, 1988). Disisi lain manajemen sering dikatakan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang penegetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melaui cara-cara dengan mengatur orang lain menjaalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer dan para profesional dituntun oleh suatu kode etik (Fattah, 2003: 1). Sarana Dan Prasarana Pendidikan Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususunya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman, sekolah islam, jalan menuju sekolah islam, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah islamuntuk pengajaran biologi, halaman sekolah islam, sebagai sekaligus lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan (Mulyasa, 2007: 49) Menurut (buku) pedoman penjaminan mutu akademik Universitas Indonesia, prasarana pendidikan adalah perangkat penunjang utama suatu proses atau usaha pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai. Sedangkan sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat/media dalam mencapai maksud atau tujuan. Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Dari beberapa uraian diatas, manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. ( bafadal,2003). Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di sekolah perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting di sekolah, karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran di sekolah. Dalam mengelola sarana dan prasarana di sekolah dibutuhkan suatu proses sebagaimana terdapat dalam manajemen yang ada pada umumnya, yaitu : mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pemeliharaan dan pengawasan. Apa yang dibutuhkan oleh sekolah perlu direncanakan dengan cermat

berkaitan dengan sarana dan prasarana yang mendukung semua proses pembelajaran. Sarana pendidikan ini berkaitan erat dengan semua perangkat, peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan prasarana pendidikan berkaitan dengan semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah seperti ; ruang, perpustakaan, kantor sekolah, UKS, ruang osis, tempat parkir, ruang laboratorium, dll. Tujuan Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Islam Tujuan daripada pengelolaan sarana dan prasarana sekolah ini adalah untuk memberikan layanan secara profesional berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan agar proses pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien. Berkaitan dengan hal ini. Bafadal (2003) menjelaskan secara rinci tentang tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan sebagai berikut : 1. Untuk mengupayakan pengadaan saraan dan prasarana sekolah melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sehingga sekolah memiliki sarana dan prasana yang baik, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien. 2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien. 3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasana pendidikan, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap dperlukan oleh semua pihak sekolah. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah/ sekolah islam yang bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun untuk berada di sekolah islam. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Islam Dalam Mengelola Sarana dan prasarana sekolah, terdapat sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan agar tujuan bisa tercapai dengan maksimal. Prinsip-prinsip tersebut menurut Bafadal (2003) adalah : 1. Prinsip pencapaian tujuan, yaitu sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai apabila akan didayagunakan oleh personel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses pembelajaran di sekolah. 2. Prinsip efisiensi, yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus di lakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik dengan harga yang murah. Demikian juga pemakaiannya harus dengan hati-hati sehingga mengurangi pemborosan. 3. Prinsip administratif, yaitu manajemen sarana dan prasana pendidikan di sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, intruksi, dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh pihak yang berwenang. 4. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus di delegasikan kepda personel sekolah yang mampu bertanggung jawab, apabila melibatkan banyak personel sekolah dalam manajemennya, maka perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk setiapa personel sekolah. 5. Prinsip kekohesifan, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak. Proses Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Islam Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas pengadaan, pendistribusian, penggunaan dan pemeliharaan, inventarisasi, serta penghapusan sarana dan

prasarana pendidikan islam. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya suatu proses dan keahlian di dalam mengelolanya. Dan tindakan prefentif yang tepat akan sangat berguna bagi instansi terkait. Proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan islam yang akan dibahas disini berkaitan erat dengan : 1. perencanaan sarana dan prasarana pendidikan islam. 2. pengadaan sarana dan prasarana pendidikan islam. 3. inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan islam. 4. pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan islam. 5. pengahapusan sarana dan prasarana sekolah. Perencanaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Islam Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan islam merupakan suatu proses analisis dan penetapan kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran sehingga muncullah istilah kebutuhan yang diperlukan (primer) dan kebutuhan yang menunjang. Dalam proses perencanaan ini harus dilakukan dengan cermat dan teliti baik berkaitan dengan karakteristik sarana dan prasarana yang dibutuhkan, jumlahnya, jenisnya dan kendalanya (manfaat yang didapatkan), beserta harganya. Berkaiatan dengan ini Jones (1969) menjelaskan bahwa perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah harus diawali dengan analisis jenis pengalaman pendidikan yang diprogaramkan di sekolah menurut Sukarna (1987) adalah sebagai berikut : 1. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan oleh setiap unit kerja dan atau mengiventarisasi kekurangan perlengkapan sekolah. 2. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu, misalnya untuk satu triwulan atau satau ajaran. 3. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang tersedia sebelumya. 4. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia. Dalam hal ini, jika dana yang tersedia tidak mencukupi untuk pengadaan semua kebutuhan yang diperlukan, maka perlu diadakan seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan denagn melihat urgensi setiap perlengkapan yang diperlukan. Semua perlengkapan yang urgen didaftar dan didahulukan pengadaannya. 5. Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan dana atau anggaran yang tersedia, maka perlu diadakan seleksi lagi dengan melihat skala prioritas. 6. Penetapan rencana pengadaan akhir. Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Sekolah Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah pada hakekatnya adalah kelanjutan dari program perencanaan yang telah disusun oleh sekolah sebelumnya. Sistem pengadaan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain adalah : 1. Dropping dari pemerintah, hal ini merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada sekolah. Bantuan ini sifatnya terbatas sehingga pengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah tetap harus mengusahakan denagn cara lain. 2. Pengadaan sarana dan prasarana sekola dengan cara membeli baik secara langsung maupun melalui pemesanan terlebih dahulu. 3. meminta sumbangan dari wali murid atau mengjukan proposal bantuan pengadaan sarana dan prasarana sekolah ke lembaga-lembaga sosial yang tidak mengikat. 4. pengadaan perlengkapan dengan cara menyewa atau meminjam ke tempat lain. 5. pengadaan perlengkapan sekolah denag cara tukar menukar barang yang dimiliki dengan barang lainyang dibutuhkan sekolah. Memilih sarana dan prasana pendidikan islam bukanlah berupa resep yang lengkapa dengan petunjukpetunjuknya, lalu pendidik menerima resep itu begitu saja. Sarana pembelajaran hendakanya direncanakan, dipilih dan diadakan dengan teliti sesuai dengan kebutuhan sehingga penggunaannya

berjalan dengan wajar. Untuk itu pendidik hendaknya menyesuaikan dengan sarana pembelajaran dengan faktor-faktor yang dihadapi, yaitu tujuan apakah yang hendak dicapai, media apa yang tersedia, pendidik mana yang akan mempergunakannya, dan yang peserta didik mana yang di hadapi. Faktor lain yag hendaknya dipertimbangkan dalam pemilihan sarana pembelajaran adalah kesesuaian dengan ruang dan waktu. Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan barang-barang melik negara secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan taau pedoman-pedoman yang berlaku. Hal ini sesuai dengan keputusan menteri keuangan RI Nomor Kep. 225/MK/V/4/1971 bahwa barang milik negara beruapa semua barang yang berasal atau dibeli dengan dana yang bersumber baik secara keseluruhan atau bagian sebagainya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ataupun dana lainnya yang barang-barang dibawah penguasaan kantor departemen dan kebudayaan, baik yang berada di dalam maupun luar negeri. Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah menurut Bafadal (2003) meliputi : 1. Pencatatan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan didalam buku penerimaan barang, buku bukan inventaris, buku (kartu) stok barang. 2. Pembuatan kode khusus untuk perlengkapan yang tergolong barang inventaris. Caranya dengan membuat kode barang dan menempelkannya atau menuliskannya pada badan barang perlengkapan yang tergolong sebagai barang inventaris. Tujuannya adalah untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali semua perlengkapan pendidikan di sekolah baik ditinjau dari kepemilikan, penanggung jawab, maupun jenis golongannya. Biasanya kode barang itu berbentuk angka atau numerik yang menunjukkan departemen, lokasi, sekolah, dan barang. 3. Semua perlengkapan pendidikan di sekolah yang tergolong barang inventaris harus dilaporkan. Laporan tersebut sering disebut dengan istilah laporan mutasi barang. Pelaporan dilakukan daalm periode tertentu, sekali dalam satu triwulan. Dalam satu tahun ajaran misalnya, pelaporan dapat dilakukan pada bulan juli, oktober, januari, dan april tahun berikutnya. Pengawasan Dan Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Sekolah Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilaksanakan oleh pimpinan organisasi. Berkaitan denagn sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, perlu adanya kontrol baik dalam pemeliharaan atau pemberdayaan. Pengawasan (control) terhadap sarana dan prasarana pendidikan di sekolah merupakan usaha yang ditempuh oleh pimpinan dalam membantu personel sekolah untuk menjaga atau memelihara, dan memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah dengan sebaik mungkin demi keberhasilan proses pembelakarandi sekolah. Pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan di sekolah merupakan aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga agar perlengkapan yang dibutuhkan oleh persnel sekolah dalam kondisi siap pakai. Kondisi sia pakai ini akan sangat membantu terhadap kelancaran proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Oleh karena itu, semua perlengkapan yang ada di sekolah membutuhkan perawatan, pemeliharaan, dan pengawasan agar dapat diperdayakan dengan sebaik mungkin. Dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah jika ditinjau dari sifat maupun waktunya terdapat beberapa macam, yaitu : 1. ditinjau dari sifatnya, yaitu : pemeliharaan yang bersifat pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan dan perbaikan berat, 2. ditinjau dari waktu pemeliharaannya, yaitu : pemeliharaan sehari-hari (membersihkan ruang dan perlengkapannya), dan pemeliharaan berkala seperti pengecetan dinding, pemeriksaan bangku, genteng, dan perabotan lainnya. Pengahapusan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Sekolah Pengahapusan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik

lembaga ( bisa juga milik negara) dari daftar inventaris denagn cara berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai salah satu aktivitas dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan, penghapusan bertujuan untuk : 1. mencegah dan membatasi kerugian yang lebih besar sebagai akibat pengeluaran dana untuk perbaikan yang perlengkapan yang rusak. 2. mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan yang tidak berguna lagi. 3. membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan pengamanan. 4. meringankan beban inventaris. Kepala sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusan terhadap perlengkapan sekolah. Namun perlengkapan yang akan dihapus harus memenuhi persyaratan-persyaratan penghapusan. Demikian pula prosedurnya harus mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku. Barang-barang yang memenuhi syarat untuk dihapus adalah: 1. Barang-barang dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi. 2. Barang-barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan. 3. Barang-barang kuno yang penggunaannya sudah tidak efisien lagi. 4. Barang-barang yang terkena larangan. 5. Barang-barang yang mengalami penyusustan di luar kekuasaaan pengurus barang. 6. Barang-barang yang pemeliharaannya tidak seimbang dengan kegunaannya. 7. Barang-barang yang berlebihan dan tidak digunakan lagi. 8. Barang-barang yang dicuri. 9. Barang-barang yang diselewengkan. 10. Barang-barang yang terbakar dan musnah akibat bencana alam. Dalam penghapusan barang ini, kepala sekolah beserta stafnya hendaknya mengelompokkan dan mendata barang-barang yang akan dihapus, kemudian mengajukan usulan penghapusan beserta lampiran jenis barang yang akan dihapus ke Diknas/Depag. Setelah SK dari kantor pusat tentang penghapusan barang sesuai berita acara yang ada. Penghapusan barang ini dapat dilakukan dengan cara pemusnahan atau pelelangan. Lain-Lain Masalah lain yang perlu diperhatikan ialah perusakan yang sering dilakukan leh siswa gatal tangan. Perilaku ini banyak penyebabnya, antara lain adanya rasa kurang aman, frustasi, balas dendam karena mersakan ketidak adilan, dan perkelahian antar kelompok. Upaya yang dapat dilakukan antara lain : 1. Bangkitkan rasa bangga akan keindahan, keunikan sekolah. Ini harus dicontohkan oleh kepala sekolah, guru, dan aparat lainnya. Ajaran agama tentang kebersihan dapat membantu disini. 2. Siapkan bangunan dalam kondisi prima padsa tahun ajaran baru. Itu dilakukan dalam liburan sekolah. Dinding dibersihkan, bangku dan lain-lain demikian juga. Anak-anak yang masuk pada hari-hari pertama tidak lagi melihat coret-coretan pada dinding atau pada bangkunya. Ini akan ada pengaruhnya. 3. Ketertiban di kelas harus terkendali. Hal-hal kecil jangan di biarkan. Kadang-kadang tanpa diketahui hal kecil itu berkembang menjadi persoalan besar. 4. Jangan mengatakan bahwa anak-anak itu nakal hanya karena membuat coretan pada dinding. Lebih bijak memanggilnya, dan guru menghapus coretan itu bersama anak itu tadi. Boleh dinasehati agar tidak membuat coretan lagi. Dalam hal menggulangi kenakalan pelajaran, fungsi guru agama diperkirakan cukup besar. Kerja sama guru agama dengan seleruh aparat sekolah perlu dicatat. Pemeliharaan sarana dan prasarana sebenarnya memerlukan dana yang cukup besar, ini tidak bisa dihindari. Tujuannya antara lain supaya sarana dan prasarana tidak cepat rusak, disebabkan pengaruhnya besar pada kesuksesan Pendidikan Islam. Sumber : http://savitrigita.wordpress.com/2009/03/17/manajemen-sarana-dan-prasarana/

manajemen sarana danprasarana adalah suatu usaha yang di arahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan dan kelengkapan sarana yang ada

3. Manajemen Sarana dan Prasaranaa. Konsep Manajemen Sarana dan Prasarana Gorton (1976) berpendapat, bahwa the Phisical environment inwhich we workcan and does influence what we do how we feel, yang berartibahwa pembinaan kemampuan guru itu memang diperlukan dalam rangkapeningkatan mutu pendidikan di sekolah. Namun dalam rangka itu pula disekolah perlu adanya layanan profesional di bidang sarana prasarana kerja bagiguru dalam menerapkan kemampuannya secara maksimal.Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah pada dasarnyamerupakan salah satu bidang kajian manajemen sekolah (school manager) atauadministrasi pendidikan (educational administration) dan sekaligus menjaditugas pokok manajer sekolah atau kepala sekolah. Secara sederhanamanajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat di definisikan sebagaiproses kerjasama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikansecara efektif dan efesien (Bafadal, 2003;86). Secara umum tujuan manajemen sarana prasarana pendidikan disekolahadalah untuk memberikan layanan secara profesioanl dibidang sarana danprasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secaraefektif dan efesien. Secara rinci tujuan manajemen sarana prasarana pendidikandi sekolah adalah sebagai berikut:1) Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah melaluisistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sehinggasekolah memiliki sarana dan parasarana yang baik, sesuai dengankebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efesien.2) Untuk mengupayakan pengunaan sarana dan parasarana sekolah secaratepat dan efesien3) Untuk mengupayakan perawatan sarana dan parasarana pendidikan,sehingga keberadaannya selalu dalam keadaan siap pakai.(Bafadal,2003;87).

1. Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Pengadaan sarana dan prasarana sekolah dilakukan untuk memenuhikebutuhan sesuai dengan perkembangan program sekolah, menggantikanbarang-barang yang rusak, hilang, dihapuskan, atau sebab lain yang dapatdipertanggung jawabkan. Berkenaan dengan pengadaan sarana dan prasaranapendidikan di sekolah ada tiga hal yang perlu dipahami. Pertama,

bahawapengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus melaluiperencanaan yang hati-hati. Kedua, bahwa banyakk cara dalam pengadaansarana dan parasarana pendidikan di sekolah. Ketiga, bahwa pengadaan saranadan prasarana pendidikan di sekolah harus di administrasikan denga tertib,sehingga semua pengeluaran keuangan dat dipertanggung jawabkan baik kepada pemerintah, yayasan, dan masyarakat. a) Perencanaan Sarana dan Prasarana sekolah Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah harus direncanakandengan hati, sehingga semua pengadaannya sesuai dengan kebutuhan.Soekarno (1987) mendiskripsikan langkahlangkah perencanaan pengadaanperlengkapan pendidikan di sekolah sebagai berikut:(1) Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yangdiajukan oleh setiap unit kerja dan atau mengiventarisasi kuranganperlenglapan sekolah(2) Penyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk perodetertentu, misalnya ubtuk satu triwulan atau satu tahun ajaran (3) Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapanyang tersedia sebelumnya(4) Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolahyang tersedia, apalgi uang yang ada tidak mencukupi untuk pengadaansemua kebutuhan itu, maka perlu melakukan seleksi terhadap semuakebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan denganmempertimbangkan yang lebih urgen di butuhkan.(5) Penetapan rencana keputusan akhir .b) Cara Pengadaan Sarana dan Prasana Sekolah Pengadaan sarana dan prasarana pendidikanpada hakikatnyamerupakan upaya merealisasikan rencana pengadaan yang telah disusunsebelumya. Ada beberapa cara yang ditempuh untuk mendapatkanperlengkapan yang dibutuhkan di sekolah, yaitu sebagai berikut:(1) Pengadaan perlengkapan dengan cara membeli langsung ataumemesan terlebih dahhulu(2) Pengadaan perlengkapan dengan cara mendapatkan hadiah artaumeminta sumbangan kepada orang tua murid, lembaga sosial tertentuyang tidak mengikat.(3) Pendapatlan perlengkapan denag cara tukar menukar barang lebih yangdimiliki sekolah dengan barang lain yang belum dimiliki sekolah(4)

Pengadan perlengkapan dengan meminjan /menyiwa.

c) Administrasi Sarana dan Prasarana Perlengkapan Setiap sarana dan prasana perlu di administrasikan dengan sebaik-baiknya sejak mengadaannya. Istilah lazimnya iventarisasi sarana anprasarana. Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor Kep 225/MK/ V / 4 / 1971barang milik negara berupa semua barang yang berasal atau dibeli dengan dana yang bersumber baik secara keseluruhan atau sebagiannyadari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) atau dana lainnyayang barangbarangnya di bawah penguasan Kantor DepartemenPendidikan dan Kebudayaan (sekarang DIKNAS) baik yang berada di dalamnegeri atau luar negeri.Kegiatan iventarisasi sarana dan prasarana pendidikan meliputiduakegiatan, yaitu:1). Pencatatan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan di dalam:(a) Buku Penerimaan Barang(b) Buku Pembelian Barang(c) Buku Induk Inventaris(d) Buku Golongn Inventris(e) Buku Bukan Inventaris(f) Buku (Kartu) Stok Barang2). Pembuatan kode khusus pada barang inventaris. Caranya denganmenemp;kan atau menuliskannya pada badan barang inventaris. Kodeyersebut sebagai tanda kepemilikan, kode tersebut dituliskan pada barangyang sekiranya mudah di baca dan dilihat.

3). Semua barang perlengkapan inventaris di sekolah harus dilaporkan(laporan mutasi barang), pelaporan dilakukan pda priode tertentu pada tahunberikutnya 2. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Idealnya semua sarana dan prasarana sekolah, sepeti perabot, peralatankantor, dan sarana belajar selau dalam keadaan siap pakai pada setiap saatdiperlukan, selau tertata, enak dipandang, tidak cepat rusak.Ada beberapa macam pemeliharaan sarana dan prasaranapendidikan disekolah ditinjau dari sifat maupun waktunya.a) Ditinjau dari sifatnya ada empat macam pemeliharaan sarana danprasarana pendidikan di sekolah. Empat macam pemeliharaan tersebutcocok untuk perawatan mesin:(1) Pemeliharaan perlengkapan yang bersifat pengecekan(2) Pemeliharaan yang bersifat pencegahan(3) Pemeliharan yang bersifat perbaiakan ringan(4) Perabaikan beratb) Ditinjau dari waktu pemeliharaannya ada dua macam pemeliharaansarana dan prasarana pendidikandi sekolah(1) Pemeliharaansehari-hari, seperti mnyapu, mengepel lantai, dll(2) Pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting, mengapurantembok.

3.Penghapuasan Sarana dan Prasarana Sekolah Selama mengelola saran adan prasarana pendidikan di sekolah tentukadang-kadang ditemukan barang atau perlenkapan sekolah yang rusak berat.Barang itu tidak dapat dipakai lagi, dan seandainya kalau diperbaiki biayanyaakan lebih besar sehingga lebih baik membeli yang baru. Dan begitu puladengan barang-kuno yang tidak lagi sesuai dengan situasi, dan apabila barangtersebut tetep disimpan, maka antara biaya pemeliharaannya deangapemenfaatannya secara teknis adan ekonomis tidak seimbang, oleh karena ituperlu diadakan penghapusan.Adapun tujuan dari penghapusan adalah Untuk:1) mencagah ataumembatasi kerugian yang lebh besar, 2) mencagah terjadainya pemborosanbiaya, 3) membebaskan lembaga dari tanggung jawab pengamanan, 4)meringankan beben iventarisasi.Kepala sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusanterhdap perlengkapan sekolah. Namaun demikian penghapusan barang

harusmemenuhi syarat-syarat penghapusan, dan melalui prosedur perundang-undanganyang berlaku. Adapun syarat-syarat penghapusan yaitu:(a) Barang-barang dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat digunakanlagi(b) Barang yang tidak sesuai denag kebutuhan(c) Barang-barang kuno yang penggunaannya tidak efesien lagi.(d) Barang-barang yang terkena larangan(e) Barang-barang yang mengalami penyusutan di luarkekuasaan pengurusbarang (f) Barang barang yang pemeliharaannya tidak seimbang dengankegunaanya(g) Barang-barang yang berlebihan dan tidak digunakan lagi(h) Barang-barang yang dicuri(i) Barang-barang yang disewakan(j) Barang-barang yang terbakar atau musnah akibat adanya bencana alamAdapun prosedur penghapusan barang-barang yang memenuhi syarat adalahsebagai berikut(a) Kepala sekolah mengelompokkan barang-barang yang akan dihapusdengan meletakkan di tempat yang aman namun tetap dilingkungansekolah(b) Menginventarisasi barang yangnakan dihapus dengan cara mencatat jenis,dantahun pembuatan barang tersebut(c) Kepala sekolah mengajukan usulan penghapusan dan membentuk panitiapenghapusan, yang dilampiri dengan data barang yang akan dihapaus keKantor Dinas Pendidikan(d) Setelah SK penghapusan terbit, panitia memeriksa kembali barang yangakan di hapus dengan membuta berita cara pmeriksaan(e) Begitu selesai dalam melakukan pemeriksaan, maka panitia mengusulkanpenghapusan barangbarang yang terdaftar di dalam berita acarapemeriksaan. Dalm rangka itu biasanya perlu adanya pengantar dari kepalasekolahnya, lalu diteruskan ke Kantor Pusat (f)

Akhirnya begitu surat keputusan penghapusan dari Kantor Pusat , biasanyasegera dilakukan penghapusan barang-barang tersebut, dengan dua carapenghapusan yaitu dimusnahkan,atau dileleng .

Manajemen Sarana Prasarana

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Sekolah merupakan sebuah sistem yang memiliki tujuan. Berkaitan dengan upaya mewujudkan tujuan tersebut, seringkalian masalah dapat muncul. Masalah-masalah itu dapat di kelompokan sesuai dengan tugas-tugas administratif yang menjadi tanggung jawab administrator sekolah, sehingga merupakan substansi tugas-tugas administratif kepala sekolah selaku administrator. Di antaranya adalah tugas yang di kelompokan menjadi substansi perlengkapan sekolah. Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu didukung kemampuan manajerial Kepala Sekolah. Kepala Sekolah hendaknya berupaya untuk mendayagunakan sumber-sumber, baik personal maupun material, secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah secara optimal. Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan commitment (tanggung jawab terhadap tugas) tenaga kependidikan yang handal, dan kesemuanya itu di dukung sarana-prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu hal diatas tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah kurang optimal. Dengan demikian harus ada keseimbangan antara komponen-komponen di atas. Untuk mencapai keseimbangan tersebut, di perlukan pengelola yang mengerti dan memahami prinsipprinsip dalam pegelolaan sarana prasarana sekolah untuk tercapainya tujuan pendidikan tertentu. RUMUSAN MASALAH Apa yang di maksud dengan manajemen sarana prasarana / fasilitas pendidikan ? Apa saja ruang lingkup dalam pelaksanaan pemenuhan sarana prasarana pendidikan tersebut ? Bagaimana prinsip- prinsip manajemen sarana prasarana pendidikan ?

Bagaimana proses yang harus di lakukan dalam manajemen serana prasarana pendidikan ? Bagaimana hubungan sarana prasarana dengan program pengajaran ? Bagaimana tanggung jawab kepala sekolah dan kaitannya dengan pengurusan dan prosedur sarana prasarana ? Bagaimana prosedur pengadaan dan pendistribusian sarana prasarana sekolah ?

TUJUAN Secara umum, tujuan manajemen sarana prasarana pendidikan adalah memberi layanan secara profesional di bidang sarana prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci tujuannya adalah sebagai berikut : Untuk mengupayakan pengadaan serana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Dengan perkataan ini, melalui manajemen perlengkapan pendidikan di harapkan semua perlengkapan yang di dapatkan oleh sekolah adalah serana dan serana pendidikan yang berkualitas tnggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien. Untuk mengupayakan pemakaian sarana prasarana sekolah secara tepat dan efisien. Untuk menupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga keberadaannya selalu dan kondisi siap pakai setiap di perlukan oleh semua personel sekolah. BAB II PEMBAHASAN PENGERTIAN Dalam rangka melaksanakan tugas-tugas yang di kelompokkan sebagai substansi perlengkapan sekolah itu, di gunakan suatu pendekatan administratif tertentu yang disebut juga manajemen, yang merupakan istilah yang cukup populer. Manajemen merupakan proses pendayagunaan semua sumber daya dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pendayagunaan melalui tahapan proses

yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan disebut manajemen (Sergiovanni, 1987 ). Berdasarkan uraian singkat di atas dapat dikatakan bahwa manajemen perlengkapan sekolah merupakan salah satu bagian kejian dalam administrasi sekolah ( school administation ), atau administrasi pendidikan (educational administration). Secara sederhana, manajemen sarana prasarana sekolah dapat didefinisikan sebagai proses kerja pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien. Perlengkapan sekolah, atau juga sering disebut dengan fasilitas sekolah, dapat dapat di kelompokan menjadi sarana pendidikan dan prasarana pendidikan Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah. Dalam pendidikan misalnnya lokasi atau tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, ruang dan sebagainya. Sedangkan sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, seperti: ruang , buku, perpustakaan, labolatarium dan sebagainya. Sedangkan menurut keputusan menteri P dan K No.079/1975, sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu: Bangunan dan perabut sekolah Alat pelajaran yang terdiri dari pembukauan dan alat-alat peraga dan labolatarium Media pendidikan yang dapat dikelompokan menjadi audiovisual yang menguanakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat penampil. RUANG LINGKUP ADMINISTRASI SARANA PRASARANA Agar tujuan-tujuan manajemen perlengkapan bisa tercapai ada beberapa prinsip yang perlu di perhatikan dalam mengelola perlengkapan di sekolah, prinsipprinsip yang dimaksud adalah : Prinsip pencapaian tujuan Prinsip efisiensi Prinsip administratif Prinsip kejelasan tanggung jawab Prinsip kekohesifan Prinsip Pencapaian Tujuan

Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah di lakukan dengan maksud agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai. Oleh sebab itu, manajemen perlengkapan sekolah dapat di katakan berhasil bilaman fasilitas sekolah itu selalu siap pakai setiap saat, pada setiap seorang personel sekolah akan menggunakannya. Prinsip Efisiensi Dengan prinsip efisiensi semua kegiatan pengadaan sarana dan prasarana sekolah di lakukan dengan perencanaan yang hati, sehingga bisa memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah. Dengan prinsip efisiensi berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan. Maka perlengkapan sekolah hendaknya di lengkapi dengan petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya. Petunjuk teknis tersebut di komunikasikan kepada semua personil sekolah yang di perkirakan akan menggunakannya. Selanjutnya, bilaman di pandang perlu, di lakukan pembinaan terhadap semua personel. Prinsif administratif Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan sarana dan prarana pendidikan sebagai contoh adalah peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan perlengkapan milik negara. Dengan prinsip administratif berarti semua perilaku pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi, dan pedoman yang telah di berlakukan oleh pemerintah. Sebagai upaya penerapannya, setiap penanggung jawab pengelolaan perlengkapan pendidikan hendaknya memahami semua peraturan perundang-undangan tersebut dan menginformasikan kepada semua personel sekolah yang di perkirakan akan berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab Di Indonesia tidak sedikit adanya kelembagaan pendidikan yang sangat besar dan maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya sangat banyak sehingga manajemennya melibatkan banyak orang. Bilaman hal itu terjadi maka perlu adanya pengorganisasian kerja pengelolaan perlengkapan pendidikan. Dalam pengorganisasiannya, semua tugas dan tanggung jawab semua orang yang terlibat itu perlu di deskripsikan dengan jelas Prinsip Kekohesfan

Dengan prinsip kekohesfan berarti manajemen perlengkapan pendidikan di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak. Oleh kerena itu, walaupun semua orang yang terlibat dalam pengelolaan perlengkapan itu telah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, namun antara satu dengan yang lainnya harus selalu bekerja sama dengan baik. PROSES- PROSES MANAJEMEN SARANA PRASARANA Sebelum telah di tegaskan bahwa manajemen sarana prasarana sekolah merupakan proses kerjasama pendayagunaan semua perlengkapan sekolah secara efektif dan efisien. Satu hal yang perlu di pertegas dalam definisi tersebut adalah bahwa manajemen yang sarana prasarana sekolah merupakan media suatu proses seperti dan pendayagunaan perlengkapan sasarannya adalah perlengkapan pendidikan,

sekolah,

perlengkapan

perpustakaan,

pengajaran,

perlengkapan lainnya, manajeman perlengkapan sekolah itu terwujud sebagai suatu proses yang terdiri atas langkah-langkah tertentu secara sistematis. Akhir- akhir ini banyak sekali uraian tentang langkah-langkah manajemen sarana prasarana sekolah sebagaimana pendidikan. di kemukakan dan oleh para (1967) teoritisi pernah penggelolaan perlengkapan Stoops Johnson

menggungkapkan bahwa langkah-langkah manajemen sarana prasarana pendidikan itu meliputi analisis kebutuhan, analisis anggaran, seleksi, penetapan kebutuhan, pembelian, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemakaian, inventarisasi dan pemeliharaan. Sementara pakar manajemen pendidikan lainnya menyimpulkan bahwa manajemen sarana prasarana pendidikan disekolah itu meliputi analisis dan penyusunan kebutuhan, pengadaan, penyaluran, pemakaian dan pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan. Kegiatan seperti analisis dan penyusunan kebutuhan, pembelian, penerimaan perlengkapan sekolah yang pada dasarnya dilakukan oleh pengelola perlengkapan pendidikan sebagai perencanaan pengadaan perlengkapan. Oleh karena itu, semua kegiatan tersebut dapat dikategorikan dengan pengadaan perlengkapan pendidikan. Begitu perlengkapan sekolah yang diadakan itu diterima, lalu semuanya disimpan untuk di distribusikan kepada unit-unit yang akan memakainya. Semantara dipakai, semua perlengkapan sekolah hendaknya selalu dipelihara, sehingga secara keseluruhan dalam keadaan siap pakai. Selanjutnya secara periodik semua perlengkapan sekolah tersebut di inventarisasikan. Apabila dalam inventarisasinya ternyata ada sejumlah perlengkapan yang sudah tidak layak pakai maka perlu

dilakukan penghapusan. Pada gilirannya nanti, semua hasil inventarisasi dan penghapusan tersebut dijadikan analisis kebutuhan untuk pengadaan perlengkapan sekolah pada masa berikutnya. Dengan demikian, proses manajemen perlengkapan sekolah dapat di tampilkan sebagaimana pada gambar 1.1 di bawah ini HUBUNGAN SARANA PRASARANA DENGAN PROGRAM PENGAJARAN Jenis peralatan dan perlengkapan yang di sediakan di sekolah dan cara-cara pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap program mengajar belajar. Persediaan yang kurang dan tidak memadai akan menghambat proses belajar-mengajar. Demikian pula administrasinya yang jelek akan menurangi kegunaan alat-alat dan perlengkapan tersebut, sekalipun peralatan dan perlengkapan pengajaran itu keadaannya istimewa. Titik berat dalam hal ini adalah kepada belajar yang di kaitkan dengan masalahmasalah dan kebutuhan serta kegunaan hasil belajar nanti di dalam kehidupannya. Karena penyediaan saran pendidikan di suatu sekolah haruslah di sesuaikan dengan kebutuhan anak didik serta kegunaan hasilnya di masa-masa mendatang. TANGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH DAN KAITANNYA PENGURUSAN DAN PROSEDURS SARANA-PRASARANA Sekolah merupakan sistem yang memiliki tujuan. Berkaitan dengan upaya mewujudkan tujuan tersebut, serangkaian masalah dapat muncul. Masalah-masalah itu dapat dikelompokkan sesuai dengan tugas-tugas administratif yang menjadi tanggung jawab administrator sekolah, sehingga merupakan substansi tugas- tugas administratif kepala sekolah selaku administrator. Di antaranya adalah tugas yang dikelompokkan menjadi substansi perlengkapan sekolah. Salah satu tugas utama utama kepala sekolah dalam pengadministrasian sarana prasarana ialah bersama-sama dengan staf menyusun daftar kebutuhan mereka akan alat-alat sarana tersebut dan mempersiapkan perkiraan tahunan untuk di usahakan penyediaannya. Kemudian menyimpan dan memelihara serta mendistribusikan kepada guru-guru yang bersangkutan, dan menginventarisasi alat-alat atau sarana tersebut pada akhir tahun pelajaran. Mempersiapkan perkiraan tahunan Biasanya kepala sekolah membuat daftar alat-alat yang diperlukan di sekolahnya sesuai dengan kebutuhannya dengan daftar alat yang standadisasi. Sedangkan untuk alat-alat yang belum di standardisasi,

kepala sekolah bersama-sam menyusun daftar kebutuhan sekolah masing-masing. Menyimpan dan mendistribusikan Ada beberapa prinsip administrasi penyimpanan peralatan dan perlengkapan pengajaran sekolah, yaitu: Semua alat-alat dan perlengkapan harus di simpan di tempat-tempat yang bebas dari factor-faktor perusak seperti: panas, lembab,lapuk,dan serangga. Harus mudah dikerjakan baik untuk menyimpan maupun yang keluar alat. Mudah di dapat bila sewaktu-waktu di perlukan Semua penyimpanan haris di administrasikan menurut ketentuan bahwa persediaan lama harus lebih dulu di pergunakan Harus diadakan inventarisasi secara berkala Tanggungjawab untuk pelaksanaan yang tepat dari tiap-tiap penyimpanan harus di rumuskan secara terperinci dan di fahami dengan jelas oleh semua pihak yang berkepentingan. Pendistribusian peralatan dan perlengkapan pengajaran ini harus berada dalam tanggungjawab salah seorang anggota staf yang di tunjuk. Karena pelaksanaan tanggungjawab ini hanya bersifat ketatausahaan maka kurang tepat jika kepala sekolah atau sendiri yang langsung melaksanakannya. Yang paling tepat adalah pegawai tata usaha. Kebijaksanaan pendistribusian ini hendaklah di tekankan kepada prinsip efisien dan pleksibilitas, maksudnya bila di perlukan sewaktu-waktu segara dapat di sediakan. PENGADAAN DAN DAN PENDISTRIBUSIAN SARANA PRASARANA SEKOLAH Aktivitas pertama dalam manjemen sarana prasarana pendidikan adalah pengadaan sarana prasarana pendidikan. Pengadaan perlengkapan pendidikan biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan pendidikan di suatu sekolah menggantikan barang-barang yang rusak, hilang, di hapuskan, atau sebab-sebab lain yang dapat di pertanggung jawabkan sehingga memerlukan pergantian, dan untuk menjaga tingkat persediaan barang setiap tahun dan anggaran mendatang. Pengadaan perlengkapan pendidikan seharusnya di rencanakan dengan hati-hati sehingga semua pengadaan perlengkapan sekolah itu selalu sesuai dengan pemenuhan kebutuhan di sekolah.

Prosedur Perencanaan Perlengkapan Sekolah Akhir-akhir ini telah banyak teoritisi mendeskripsikan langkah-langkah perencanaan perlengkapan pendidikan di sakolah, antara lain adalah seorang teoritisi administrasi pendidikan, yaitu Jame J. Jones (1969). Janes menegaskan bahwa perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah di awali dengan menganalisis jenis pengalaman pendidikan yang di berikan di sekolah itu. Janes mendeskripsikan langkah-langkah perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah sebagai berikut : Menganalisis kebutuhan pendidikan suatu masyarakat dan menetapakan program untuk masa yang akan datang sebagai dasar untuk menevaluasi keberadaan fasilitas dan membuat model perencanaan perlengkapan yang akan datang. Melakuakan survey keseluruh unit sekolah untuk menyususn master plan untuk jangka waktu tertentu. Memilih kebutuhan utama berdasarkan hasil survei. Mengembangkan educational specification untuk setiap proyek yang terpisah-pisah dalam usaha master plan. Merancang setiap proyek yang terpisah-pisah sesuai dengan spesifikasi pendidikan yang diusulkan. Mengembangkan dan menguatkan tawaran atau kontrak dan melaksanakan sesuai dengan gambaran kerja ang diusulkan.

Melenkapi perlengkapan gedung dan meletakannya sehingga siap untuk digunakan. Berdasarkan uraian tentang prosedur perencanaan pengadaan di atas dapat di tegaskan bahwa perencanaan perencanaan perlengkapan sekolah tidaklah mudah. Perencanaan perlengkapan pendidikan bukan sekedar sebagai upaya mencari ilham, melainkan upaya memikirkan perlengkapan yang di perlukan di masa yang akan datang dan bagaimana pengadaannya secara sistematis, rinci, dan teliti berdasarkan informasi dan realistis tentang kondisi sekolah. Agar prisip-prinsip tersebut betul-betul terpenuhi, semua pihak yang di libatkan atau di tunjuk sebagai panitia perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah perlu mengetahui dan mempertimbangkan program pendidikan, perlengkapan yang sudah di miliki, dana yang tersedia, dan harga pasar. Dalam hubungannya dengan program pendidikan yang perlu di perhatikan adalah organisasi kurikulum sekolah, metode pengajaran, dan media pengajaran yang di perlukan. Ada beberapa karakteristik esensial perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah, yaitu sebagai berikut : Merupakan proses menetapkan dan memikirkan. Objek pikir dalam perencanaan perlengkapan sekolah adalah upaya memenuhi sarana prasarana pendidikan yang di butuhkan sekolah. Tujuan perencanaan perlengkapan sekolah adalah efektifitas dan efisiensi dalam pengadaan perlengkapan sekolah. Perencanaan perlengkapan sekolah seherusnya memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut