Makalah Corneal Wound Healing
-
Upload
endah-setyaningsih -
Category
Documents
-
view
251 -
download
0
Transcript of Makalah Corneal Wound Healing
-
8/18/2019 Makalah Corneal Wound Healing
1/14
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan kornea manusia dimulai sekitar minggu kelima dari usia kehamilan
berupa lapisan ektoderm yang membungkus lensa. Lapisan epitel terbentuk pada minggu
ketujuh dari usia kehamilan dan terpisah dari lensa, mengikuti neural crest- sel mesenchymal
bermigrasi ke endotel kornea. Pada fase migrasi diikuti oleh neural crest – sel mesenchymal
lalu mengisi lapisan antara epitel dan endotel. Akhirnya sel-sel ini menjadi stromal
keratocytes. (1
!ornea, bersama-sama dengan sklera, merupakan lapisan paling luar bola mata,
sehingga kornea rentan terhadap berbagai agen kimia dan biologi serta trauma fisik dari luar.
"leh karena itu, kornea dilengkapi dengan sistem pertahanan yang aktif yang bertanggung
ja#ab terhadap perbaruan epitel kornea dan penyembuhan luka kornea. ($,%,&
Penyembuhan luka kornea ( Corneal wound healing ) merupakan salah satu bagian
dari tubuh yang merupakan hasil akhir dari berbagai proses yang dipengaruhi oleh banyak
faktor. 'erbagai hal yang dapat timbul akibat dari penyembuhan luka kornea dapat berupaepitelisasi sempurna, sikatrik dll. (%,
)alam makalah ini penulis mencoba menjelaskan mengenai anatomi kornea secara
umum, mekanisme penyembuhan luka kornea, baik penyembuhan luka kornea normal,
maupun patologis.
1
-
8/18/2019 Makalah Corneal Wound Healing
2/14
BAB II
ANATOMI KORNEA
*ika dilihat dari depan , kornea berbentuk elips. Anterior kornea adalah asferis
karena adanya perluasan kedepan dari struktur sclera dibagian superior dan inferior. +kuran
diameter kornea horiontal 11-1$ mm dan diameter ertical 1-11mm. )an ketebalan kornea
disentral kira-kira ,$ mm dan ,/ mm diperifer. !elengkungan permukaan posterior
kornea /, mm (/,-0, mm dan kelengkungan permukaan anterior 0, mm (/,-, mm.
!ekuatan refraksi kornea adalah &-&& ) dan merupakan $2% dari kekuatan refraksi total
mata. ($,%,/
3b.1 Lapisan kornea(0
2
-
8/18/2019 Makalah Corneal Wound Healing
3/14
a. Epitel
Permukaan anterior kornea ditutupi oleh epitel gepeng bertingkat tidak
bertanduk. 4ebalnya lebih kurang 5m dan merupakan 16 dari seluruh
ketebalan kornea. 7pitel kornea terdiri dari -/ lapisan yaitu ($,
• $-% lapis sel skuamos superfisial
• $-% lapis sel #ing poligonal
• 1 lapis sel basal kolumnar
8el superfisial bentuk pipih dan poligonal dengan diameter %-& 5m.
Pada permukaan ditutupi oleh mikrofili. 8truktur ini meningkatkan
pengambilan oksigen dan nutrisi dari tear film. Pada permukaan epitel
superfisial terdapat suatu membran yang disebut glikokaliks. 3likokaliks ini
berinteraksi dengan lapisan musin air mata dan membantu mempertahankan
struktur tear film. 8el superfisial epitel kornea dihubungkan oleh desmosom
dan tight jungtions yang mencegah masuknya at melalui ruang interseluler.
3angguan pada kontinuitas epitel kornea menyebabkan cairan menembus
kornea.($
)iba#ah sel superfisial epitel kornea terdapat $-% lapis sel #ing. 8el
#ing merupakan diferensiasi intermediet antara sel basal dan sel superfisial.
Lapisan tunggal sel basal kuboid berada pada membrana basal. )iantara
berbagai jenis sel epitel kornea hanya sel basal yang menunjukkan aktiitas
mitosis. 8el basal epitel kornea ini melekat pada lamina basal oleh
hemidesmosom. Perlengketan ini meluas ke membrana 'o#man dan
anchoring fibril (kolagen tipe 9:: dan berakhir di anchoring plaque.
Anchoring fibril di membrane 'o#man membentuk suatu komplek jaringan
yang mengandung kolagen tipe :. !omplek inilah yang melekatkan epitel dan
membran 'o#man ke stroma. ($
7pitel kornea seperti epitel skuamos bertingkat lainnya, mempunyai
kemampuan beregenerasi.;aktu yang dibutuhkan sel basal untuk bermigrasi
ke anterior menjadi sel permukaan kira-kira -0 hari. 8el epitel bagian dalam
3
-
8/18/2019 Makalah Corneal Wound Healing
4/14
(basal melekat erat satu sama lain oleh desmosom tapi dapat bergerak secara
kontiniu dari basal ke permukaan. ($,,
-
8/18/2019 Makalah Corneal Wound Healing
5/14
8troma kornea terdiri dari matriks ekstra seluler, keratosit (fibrolas
kornea dan serat saraf. !omponen seluler $-%6 dari olume total kornea.
=atriks ekstra seluler terdiri dari kolagen dan glikosaminoglikan. !olagen
membentuk lebih dari 06 dari berat kornea. !olagen tipe : adalah kolagen
utama yang ada di stroma dan diproduksi oleh keratosit. 8elain itu juga
terdapat kolagen tipe :::, 9 dan 9: dalam jumlah yang sedikit. ($,0,
-
8/18/2019 Makalah Corneal Wound Healing
6/14
3b.% Lapisan kornea-8troma kornea
!. Memban Descemet
=embran Descemet merupakan lapisan yang terletak antara endotel
dan posterior stroma. =erupakan membran basal dari endotel kornea.
!etebalannya bertambah sesuai umur. 8aat baru lahir tebalnya %-& 5m dan
saat de#asa menjadi 1-1$ 5m. =embran Descemet banyak mengandung
kolagen tipe :9. 'agian anterior bergabung dengan kolagen stroma. =embran
ini sangat elastis dan bertahan terhadap aksi enim proteolitik, yang sering kali
masih intak #alaupun epitel dan stroma rusak. ($,0,
e. En!otel
7ndotel kornea adalah satu lapis sel yang terletak posterior dari membran
descemet dan terdiri dari sel heksagonal dengan diameter $ 5m, dengan
kepadatan sel lebih kurang % sel 2 mm$. *umlah sel berkurang sesuai dengan
proses penuaan, dengan perubahan pada penyebaran dan penipisan sel, hal ini
disebabkan karena mitosis dari sel endotel tidak ada. 8el endotel muda
mempunyai nukleus yang besar dan mitokondria yang banyak. 4ranspor aktif ion
pada sel ini penting untuk transfer air dari stroma kornea dan penting untuk
deturgensi dan transparansi kornea. ($,,
-
8/18/2019 Makalah Corneal Wound Healing
7/14
BAB III
PEN"EMBUHAN LUKA KORNEA NORMAL
'erdasarkan lapisan 2 lokasi anatomi kornea, proses penyembuhan luka kornea dapat
dibagi atas % bagian yaitu@
#.$ Pen%emb&'an L&(a Epitel
Proses penyembuhan luka epitel terbagi % yaitu migrasi sel, proliferasi dan adhesi sel.
A. Mi)asi sel epitel
$. *ase Laten
Pada saat terjadi luka Polymorphonuclear (P= masuk melalui tear film dan
terjadilah proses pembuangan debris. 8ekitar / jam setelah luka, luka pada epitel akan
menutup secara alami melalui sliding menuju daerah defek sekitar ,052menit. 4erjadilah
pergerakan sel basal ke atas secara mitosis. 8aat luka tertutup, terjadilah hambatan
pergerakan sel dan perubahan konfigurasi sel. 4erjadinya proliferasi epitel dengan luka
mengalami puncaknya antara $&-& jam setelah luka, dimana terbentuk epitelial plug dan sel
P= hilang. )alam %-& hari setelah luka, terjadi regresi dari epitelial plug dengan luka.
8etelah itu baru muncul epitel yang baru menggantikan epitel yang lama. (,1$,1%,1&
)alam &-/ jam pertama setelah defek epitel, terjadi penurunan ukuran luka. ?al ini
terjadi karena sel mengalami nekrotik dan retraksi di tepi luka. ?al ini disebut sebagai fase
laten. 8elama fase ini, sintesis intraseluler dari struktur protein meningkat dan filamen aktin
terpolimerisasi dan terorganisasi dari apikal ke daerah sel basal. 8el basal dan sel skuamosa
di sekitar luka menjadi menebal dan terpisah. Percobaan pada kelinci telah mengungkapkan
bah#a dalam #aktu $ jam saat luka, seluruh hemidesmosomal menempel antara sel-sel basaldan membran basement serta menghilang di sepanjang area sekitar -0 5m dari tepi luka
dan secara signifikan berkurang hingga $ 5m dari tepi luka.(1&,1,1/
)eskuamasi sel superfisial dan hilangnya kolumnar dari sel basal menyebabkan
penipisan epitel secara progresif di tepi luka selama fase laten. 4epi luka berkurang menjadi
$-% lapisan sel yang akhirnya menjadi 1 lapisan sel pada bagian atas tepi luka. 8el epitel
gepeng melipat dari membran plasma di dekat tepi luka dan membentuk seperti jari-jari
(filopodia) atau lebih luas seperti karang (lamellipodia) yang meluas pada permukaan luka.
7
-
8/18/2019 Makalah Corneal Wound Healing
8/14
!onsentrasi dari fibronektin, fibrinogen dan fibrin meningkat pada permukaan luka selama 1-
jam.(1/
+. *ase Pen%emb&'an Linie
Base laten diikuti oleh fase penyembuhan linear dimana sel-sel epitel menjadi rata,
menyebar, dan bergerak menutupi defek. Proses ini memerlukan energi independen dari
proliferasi sel yang juga terjadi selama proses migrasi yang dikaitkan dengan peningkatan
sintesis protein dan glikoprotein. ?al ini juga melibatkan metabolisme glikogen yang
merupakan sumber energi.(1,1/
B. Poli,easi
7pitel kornea merupakan jaringan yang terus menerus mengalami pembaruan. 8el apikal
yang mati akan berdiferensiasi dan digantikan oleh proliferasi sel-sel yang unik yang dikenal
sebagai sel induk (stem cells). =enurut ?all dan ;att, stem cells memiliki % (tiga
karakteristik yang penting. Pertama, sel induk memiliki kemampuan untu memperbarui
dirinya sendiri dalam batas yang tidak ditentukan. !edua, sel induk memiliki kemampuan
untuk berdiferensiasi. !etiga, sekali berdiferensiasi sel induk bersifat irreersibel.(1,11,1$,1%
8tem sel dari manapun sumbernya, memiliki kemampuan untuk beregenerasi ribuan
kali. 8tem sel berproliferasi membentuk sel anak dengan potensial yang berkurang yang
disebut dengan Transient Amplifying Cell s atau 4AC (sel progenitor. Transient Amplifying
Cells akan berubah menjadi Postmitotic Cells atau PMC , selanjutnya Postmitotic Cells
menjadi Terminally Differentiated Cells atau TDC (sel prekursor ), sel ini akan menjadi cikal
bakal sel matang.(1,1%,1&,1
4eori tentang mekanisme pemeliharaan epitel kornea diperkenalkan oleh 4hoft melalui
teori DEF. Proses proliferasi dan migrasi dihasilkan oleh % mekanisme independen. 9ektor
D menghadirkan migrasi sel dari basal ke superfisial. 9ektor E menghadirkan migrasi sel
secara sentripetal ke sentral kornea. 9ektor F menghadirkan kombinasi ektor D dan E, yaitu
migrasi sel dari basal perifer ke sentral superfisial. !eseimbangan ektor ini yang
mempertahankan epitel kornea dalam keadaan stabil melalui deskuamasi sel yang terjadi
dalam 0-1& hari.(1,1,1/
8
-
8/18/2019 Makalah Corneal Wound Healing
9/14
3b.% Pergerakan stem sel dalam pola D,E,F (1/
9
-
8/18/2019 Makalah Corneal Wound Healing
10/14
3b.& Penyembuhan luka epitel (
-. A!'esi sel
10
-
8/18/2019 Makalah Corneal Wound Healing
11/14
Gegenerasi sel epitel baru sangat lemah dan mudah terlepas. )engan adanya perlekatan
yang permanen hemidesmsomal mengakibatkam membran basement intak pada saat
penyembuhan. Hemidesmosomal melekat pada anchoring firil pada membran basement.(1/
#.+ Pen%emb&'an L&(a Stomal
Penyembuhan luka stroma sangat lambat dibandingkan jaringan penghubung lainnya
mungkin karena daerah tersebut aaskular. )alam #aktu % hari setelah luka, !eratocytes
menjadi aktif mencapai puncak luka secara paralel dengan tepi luka serta menghasilkan
kolagen tipe ::, glycosaminoglycan" !eratan sulfate. 8etelah luka menembus stroma,
penyembuhannya terjadi dalam beberapa fase. Pada fase pertama, !eratocytes yang
berdekatan dengan pinggir luka mengalami apoptosis, menyebabkan daerah defek segera
terisi oleh gumpalan fibrin. eutrofil sampai ke daerah luka dalam $ jam untuk proteolisis
dari sel-sel nekrotik dan debris ekstraselular. Base kedua, keratosit yang berdekatan dengan
daerah sel-sel yang mati tersebut berproliferasi. Proliferasi ini terjadi $&-& jam setelah
trauma, lalu stromal lamellae menjadi edema. !eratosit mengalami transformasi fenotip
(disebut firolast dan bermigrasi kedaerah luka. =igrasi ini membutuhkan #aktu 1 minggu.
Base ketiga meliputi transformasi firolast menjadi myofirolast . )engan meningkatnya
jumlah kolagen, kekuatan regangan luka lambat laun semakin bertambah. !ekuatan luka
terus meningkat dalam %-/ bulan. Base terakhir dari penyembuhan luka stroma adalah
remodeling dari stroma. Pada fase remodelling ini diatur oleh beberapa matrik
metalloproteinase seperti kolagen, stromelysin dan gelatinase. )alam hal ini terjadi
pembuangan serat kolagen yang rusak diatur oleh polymorphonuclear, matriks ekstraseluler,
gro#th factor yang jg berperan dalam penyembuhan luka epitel. 8etelah $-% tahun, bentuk
kolagen kembali ke bentuk semula namun kolagen lamella yg terbentuk lebih pendek. 8erta
kekuatan jaringan parut kornea tidak akan pernah kembali sekuat jaringan semula.
(1&,1,1/,10
11
-
8/18/2019 Makalah Corneal Wound Healing
12/14
3b. Penyembuhan luka stromal (ertikal (1$
#.# Pen%emb&'an L&(a En!otel
!erusakan endotel kornea dapat diakibatkan oleh berbagai jenis trauma tergantung
dari derajat dan besarnya luka. :ntegritas endotel penting dalam menjaga transparansi stroma.
8troma kornea dapat menyerap sejumlah besar cairan, untuk menjaga dalam keadaan normal,
yang dilakukan oleh aktifitas transpor endotel dan fungsi bariernya. 8el endotel mempunyai
jumlah yang sedikit serta tidak mempunyai kemampuan bermitosis. "leh karena itu
penyembuhan luka pada kornea sebagian besar tergantung pada besarnya luka dan
kemampuan gerakan di sekitar sel untuk menutupi luka.
Perbaikan luka endotelial dapat tercapai karena adanya kemampuan sliding o#er sel
endotelial stroma. +paya penyembuhan hanya terjadi melalui pengurangan jumlah sel,
pembesaran, dan penipisan. 4ergantung ukuran luka, defek dapat ditutupi dalam 1 minggu
atau lebih. (10,1,1
-
8/18/2019 Makalah Corneal Wound Healing
13/14
BAB I
KESIMPULAN
1. !ornea merupakan lapisan paling luar bola mata, sehingga kornea rentan terhadap
berbagai agen kimia dan biologi serta trauma fisik dari luar.
$. !ornea terdiri atas lima lapisan yang berbeda fungsi satu dan yang lainnya. Lapisan
terluar kornea yaitu epitel, dan laisan yang paling dalam yaitu lapisan endotel.
%. Penyembuhan luka kornea ( Corneal wound healing ) merupakan salah satu bagian
dari tubuh yang merupakan hasil akhir dari berbagai proses yang dipengaruhi oleh
banyak faktor.
&. Proses penyembuhan luka kornea dapat dibagi atas % bagian yaitu@ penyembuhan
luka epitel, penyembuhan luka stromal, penyembuhan luka endotel
. Lapisan yang paling cepat mengalami penyembuhan pada kornea yaitu lapisan
epitel yang memakan #aktu &-/ jam.
/. )engan mengetahui proses penyembuhan pada kornea sangat penting dalam
prognosis penglihatan pasien.
13
-
8/18/2019 Makalah Corneal Wound Healing
14/14
DA*TAR PUSTAKA
1. 3agen.Cellular and =olecular =echanisms of Corneal :nflammation and ;ound?ealing.College of "ptometry +niersity of ?oustonH$11.
$. 8kuta 3L,Cantor L',;eiss *8.4he 7ye.:n Bundamental and Principles of
"phthalmology. +8A@ AA"H $1$.
%. !hurana A!. )iseases of the Cornea. :n Comprehensie "phthalmology. Bourth
7dition. e# )elhi@ e# Age PublisherH $0.
&. Gick GP, !ha# P4. Practical Anatomy and Physiology of the 7ye and "rbit. :n A
4eItbook of Clinical "phthalmology. 4hird 7dition. 8ingapore@ ;orld 8cientific
PublishingH $%.
. 8teele Chris.Corneal ;ound ?ealing.?ead of "ptometry.8underland 7ye
:nfirmary.p$
/. 7hlers , ?jortdal *. 4he Cornea. 7pithelium and 8troma. :n 'iology of the 7ye.
9olume 1.
0. =oilanen *.Corneal recoery after uncomplicated and complicated PG! and
LA8:!.?elsinki,Binlandia.p1-1H$
. 3ipson :!, *oyce C, Fieske *). 4he Anatomy and Cell 'iology of the ?uman
Cornea, Limbus, Conjunctia, and AdneIa. :n 8molin and 4hoftJs. 4he Cornea.
8cientific Boundations and Clinical Practice.