makalah B5
-
Upload
hidayahzulkefli -
Category
Documents
-
view
256 -
download
10
description
Transcript of makalah B5
Struktur Extremetas Atas serta Mekanisme dan Metabolisme Otot Rangka
Nur Hidayah binti Zulkefli
10-2014-231 D6
Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Alamat korespondensi: Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Email: [email protected]
Abstract
Bone and muscle is a tissue that fills most of the human body. Bone is the body tissue
serves to support the body and its parts. Muscle serves to move the body parts.
Muscle is a unique system for primates. Nerve and muscle control has bioelectrical
activities to perform its function for body motion. In addition, muscle function is also
to maintain posture, withstand the pressure exerted on the body, producing heat and
role in the regulation of body temperature. To conduct contractions, muscles need
energy source ATP through cellular respiration aerobic or anaerobic respiration that
is glycolysis and the Kreb’s cycle. Muscle contraction consists of binding and release
in cycle myosin globular head with F-actin filaments which involves the hydrolysis of
ATP by the enzyme ATP-ase.
Key words: Aerobic, anaerobic, myosin, filament
Abstrak
Tulang dan otot merupakan jaringan yang paling banyak mengisi tubuh manusia.
Tulang merupakan jaringan tubuh yang berfungsi untuk menopang tubuh dan bagian-
bagiannya. Otot berfungsi untuk menggerakan bagian-bagian tubuh. Otot merupakan
sistem yang unik bagi makhluk primata. Otot dikendalikan saraf dan mempunyai
kegiatan biolistrik untuk menjalankan fungsinya sebagai alat gerak pada tubuh. Selain
itu, fungsi otot juga untuk mempertahankan postur tubuh, menahan tekanan yang
diberikan pada tubuh, menghasilkan panas dan berperan dalam pengaturan suhu
tubuh. Untuk melakukan kontraksi, otot memerlukan sumber energi yaitu ATP
melalui respirasi seluler samada respirasi aerobik atau anaerobik yaitu proses
glikolisis dan Kreb siklus. Kontraksi otot terdiri atas pengikatan dan pelepasan secara
siklus bagian kepala globuler miosin dengan filamen F-aktin yang melibatkan
hidrolisis ATP oleh enzim ATP-ase.
Kata kunci: Aerobik, anaerobik, miosin, filamen
Pendahuluan
Pergerakan dan mobilitas amat penting untuk manusia bisa melakukan
aktivitas seharian dengan normal. Salah satu sistem tubuh yang berperan terhadap
fungsi pergerakan manusia adalah sistem muskuloskeletal. Komponen penunjang
yang paling dominan pada sistem ini adalah tulang dan otot. Otot, ligamen, rawan
sendi dan tulang saling bekerjasama dibawah kendali sistem saraf agar fungsi tersebut
dapat berlangsung dengan sempurna. Otot juga bisa bergerak karena dengan
kehadiran sumber energi dalam bentuk ATP yang dihasilkan melalui banyak cara dan
antara yang utama adalah respirasi seluler yaitu respirasi anaerobik dan diikuti dengan
respirasi aerobik.1
Setelah kasus ini dibahas dan didiskusi, terdapat 1 istilah yang tidak diketahui
yaitu dislokasi. Dislokasi bermaksud perpindahan bagian, lebih khusus untuk tulang.2
Rumusan masalah bagi kasus ini ialah seorang laki-laki 25 tahun tidak bisa
menggerakkan lengan kirinya. Analisis masalah dirumuskan dalam bentuk mindmap
untuk memudahkan diskusi kasus:
Rumusan
Masalah
Extremitas superior
otot
ligamen
articulatio
Otot rangka
Mekanisme kerja otot
Metabolisme kontraksi & relaksasi
Hipotesis bagi skenario ini adalah extremetas atas mempunyai berbagai otot,
articulatio dan ligamen dan harus bekerja dengan kontraksi dan relaksasi
menggunakan ATP. Sasaran pembelajarannya pula adalah secara anatomi
makroskopiknya melibatkan struktur tulang dan otot serta secara mikroskopik
berkaitan dengan histologi otot rangka. Dari segi fisiologi dan biokomia pula dibahas
mengenai mekanisme kerja otot dan metabolisme kontraksi dan relaksasi.
Perbahasan
1.0 Extrimitas atas
1.1 Tulang dan articulatio
Humerus adalah tulang panjang dengan caput dan corpus. Caput atau ujung
atas hampir berbentuk setengah lingkaran dan berartikulasi dengan cavitas glenoidalis
scapula. Collum anatomicum adalah alur dangkal yang terletak tepat dibawah caput.
Tuberculum majus yang ada di depan dan tuberculum minus yang ada di belakang
merupakan dua tonjolan tempat melekatnya otot. Collum chirurgicum merupakan
ujung atas corpus tepat di bawah tuberculum.3,4
Radius adalah tulang pada bagian luar lengan bawah. Di bahagian ujung atas
tulang ini mempunyai pertama, caput yang berartikulasi dengan capitulum humerus
disebut sebagai sendi radius-humeral, kedua, collum dan ketiga tuberositas tempat
melekatnya tendon muskulus biceps dan terakhir adalah corpus yaitu tempat
melekatnya berbagai otot fleksor dan ekstensor lengan bawah. Pada bagian ujung
bawah, terdapat prosessus styloideus yang tajam dan permukaan sendi untuk beberapa
tulang pergelangan tulang dan permukaaan sendi untuk ujung bawah ulna. 3,4
Ulna adalah tulang panjang pada bagian dalam lengan bawah. Tulang ini
mempunyai ujung atas dengan olecranon dengan penonjolan yang terletak di bagian
belakang ujung bawah humerus. Sendi diantara ulna dan humerus disebut sendi ulna-
humeral. Kedua, procesus coronoideus yaitu penonjolan di bagian depan dan juga
terdapat permukaan sendi pada processus tersebut untuk ujung bawah humerus dan
sisi luar caput radii. Terdapat dua sendi antara ulna dan radius. Articulatio
radioulnaris proximal yang diperkuat oleh ligament anulare radii dan articulatio
radioulnaris distalis yang diperkuat dengan discus articularis. Kedua-dua sendi
berfungsi untuk pronasi dan supinasi pergelangan tangan. 3,4
Scapula adalah tulang pipih berbentuk segitiga yang membentuk sebagian
gelang bahu. Tulang ini mempunyai dua permukaan yaitu anterior dan posterior serta
mempunyai tiga patas yaitu superior, lateral dan medial. Permukaan posterior dibagi
menjadi dua daerah oleh spina scapulae, rigi tulang, yang teraba melalui kulit,
berjalan melintasi lebar scapula berujung di sebelah lateral sebagai acromion, bagian
tulang yang tebal yang terletak tepat diatas sendi bahu. Acromion berartikulasi dengan
ujung lateral clavikula dan dinamakan sendi acromioclavicula. Processus coracoideus
yang berujung kecil dan tajam mengarah ke depan dari batas atas scapula, menonjol
tepat di bawah clavikula. Cavitas glenoidale, pada ujung atas batas luar scapula
berartikulasi dengan caput humeri membentuk sendi glenohumeral. Scapula
dihubungkan dengan kepala, badan, dan lengan oleh sejumlah otot dan terletak
mendatar pada dinding dada. 3,4
Clavikula adalah tulang panjang berbentuk S yang ujung medialnya melekat
pada manubrium sterni dan ujung lateralnya pada acromion scapulae. Ujung sternal
clavikula dengan manubrium sterni dinamakan atriculatio sternoclavicularis.
Keberadaan dan posisinya memungkinkan lengan menggantung dari tubuh dan
memberikan rentang gerak yang luas pada sendi bahu. 3,4
Corpus merupakan bagian tulang berbentuk silinder. Tuberositas deltoidea
merupakan rigi berbentuk V pada aspek lateral di pertengahan bawah untuk insersi
musculus deltoideus. Sulcus spiralis merupakan alur pada bagian belakang bawah
corpus tempat berjalan nervus radialis. Otot melekat pada seluruh corpus. 3,4
Corpus yang makin mengecil merupakan tempat perlekatan otot fleksor dan
ekstensor lengan bawah dan tangan. Pada ujung bawah ulna pula terdapat processus
styloideus kecil, permukaan sendi untuk ujung bawah radius, permukaan sendi yang
dipisahkan dari tulang pergelangan tangan oleh bantalan tulang rawan. 3,4
Seterusnya terdapat membrana interossea yang merupakan selapis jaringan
fibrosa, yang melekat pada tepi yang berdekatan dari radius dan ulna dan mengisi
ruang di antara tulang-tulang tersebut. Membran ini merupakan tempat perlekatan otot
di bagian depan dan belakang. 3,4
Ossa carpalia terdiri dari delapan tulang kecil iregular yang tersusun dalam
dua lajur yaitu lajur proksimal yang terdiri dari os scaphoideum, os lunatum, os
triquetrum, os pisiforme dan lajur distal yang terdiri os trapezium, os trapezoideum,
os capitatum, os hamatum. Tulang-tulang pergelangan tangan berartikulasi ke atas
pada radius (sendi radio-carpal) dan ulna dan ke bawah dengan metacarpal. 3,4
Ossa metacarpalia terdiri dari lima tulang tangan. Tulang ini memiliki basis
yang berartikulasi dengan carpal, corpus, dan caput yaitu ujung membulat yang
berartikulasi dengan phalanges I pada jari yang sesuai. Metacarpal ibu jari bersifat
pendek dan kuat. 3,4
Ibu jari mempunyai dua phalanges, sedangkan jari-jari memiliki tiga
phalanges. Semakin ke ujung ukurannya makin kecil. Pada phalanx distal terdapat
daerah yang kasar pada bantalan jari. Bagian-bagian phalanges adalah phalanges
distal, phalanges medial dan phalanges proximal. 3,4 Gambar 1 menunjukkan
tulang-tulang di extremitas atas.5
Gambar 1: Tulang Anggota Gerak Atas
Sumber http://masteringbiology.blogspot.com/
1.2 Otot Ekstremitas Atas
Trapezius adalah otot pipih yang melebar dari os occipitale dan ke arah bawah
ke vertebra cervicalis dan thoracica dan ke acromion dan spina scapulae. Otot ini
berfungsi untuk rotasi scapula ketika lengan diangkat ke atas dan mengontrol
penurunan lengan, untuk menstabilkan bahu di bagian belakang dan mengangkatnya
saat mengedikkan bahu. 3,4
Serratus anterior keluar sebagai digitasi dari permukaan luar bagian atas costae
kedelapan atau kesembilan dan berjalan ke belakang di antara dinding dada dan di
bagian depan scapula berinsersi pada margo medialis scapula. Otot ini terlibat dalam
mendorong, meninju dan mengangkat lengan ke atas kepala. Deltoideus adalah otot
tebal di atas bahu. Seratnya keluar dari sepertiga lateral clavicula dan dari processus
acromion scapula, dan berinsersi pada tuberositas deltoidea, daerah kasar pada
pertengahan corpus humeri. 3,4 Gambar 2 dan 3 menunjukkan otot yang
berperan untuk pergerakan gelang bahu dan lengan atas.6,7
Gambar 2: Otot Intrinsik Bahu
Sumber http://www.slideshare.net/
Gambar 3: Otot Ekstrinsik Bahu
Sumber http://www.studyblue.com/
Biceps brachii memiliki dua caput yaitu yang satu dari processus coracoideus
scapulae dan yang lain dari scapula tepat di atas fossa glenoidale. Kedua caput bersatu
menjadi satu otot, yang berjalan ke bawah ke bagian depan siku, berinsersi pada
tuberculum biceps pada ujung atau radius. Coracobrachialis berjalan dari processus
coracoideus scapulae ke bawah ke pertengahan corpus humeri. Brachialis berjalan
dari pertengahan bawah corpus humeri ke processus coronoideus ulnae, terletak di
bawah biceps dan tepat di depan sendi siku. Fungsi otot-otot ini mencakup fleksi siku
dan supinasi lengan bawah. 3,4
Triceps brachii memiliki tiga caput dari scapula dan bagian belakang corpus
humeri dan berjalan ke bawah di bagian belakang dan berinsersi pada olecranon
ulnae. Otot ini merupakan ekstensor siku. 3,4 Gambar 4 dan 5 menunjukkan
otot-otot fleksor dan ekstensor lengan bawah.8,9
Gambar 4: Otot lengan Bahagian Anterior
Sumber http://www.britannica.com/
Gambar 5: Otot Lengan Bahagian Posterior
Sumber http://www.studyblue.com/
Otot-otot utama di bagian depan lengan bawah adalah flexor digitorum
superficialis dan profundus, flexor pollicis dan otot-otot yang bekerja pada tulang
pergelangan tangan. Sebelum memasuki tangan, otot-otot berlanjut sebagai tendon.
Fleksor jari-jari dan ibu jari berinsersi pada phalanges. Di dalam tangan, mereka
tertutup di dalam selaput sinovial dari sana ibu jari dan kelingking berekstensi ke atas
pergelangan tangan. 3,4
Otot tenar adalah otot kecil yang bekerja pada ibu jari dan membentuk
eminentia thenaris. Otot hipotenar adalah otot yang bekerja pada kelingking dan
membentuk eminentia hypothenaris. Lumbricales dan interossei adalah otot kecil pada
telapak tangan yang bekerja pada hari-hari. 3,4
2.0 Jaringan otot rangka
Otot rangka terdiri atas serat-serat otot, berkas serat dan inti yang banyak.
Bentuk serat otot skelet ialah silindris panjang dan ujung tumpul.
Berdiameter 10-100μm. Rata-rata panjang berkas serat otot ini ialah
3cm. Tetapi ada yang lebih panjang kira-kira 15-30cm. Serat yang
paling panjang ialah pada m. Sartorius. Mempunyai inti gepeng yang
umumnya terletak pada tepi sel di pinggir sel. Lokasi yang khas ini membantu dalam
membedakan otot rangka dari otot jantung dan otot polos yang keduanya memiliki inti
di tengah. Otot ini ditemukan di lidah, diafragma, dinding pangkal esophagus, dan
sebagian otot wajah.10
Sebagian besar dari sel otot rangka yang berbentuk serabut membentuk
berkas-berkas yang digabungkan oleh jaringan pengikat. Jaringan pengikat tipis yang
melapisi setiap serabut otot melanjutkan diri sebagai pembungkus berkas yang terdiri
atas beberapa serabut otot mengandung pembuluh darah kecil. Selubung jaringan
pengikat tersebut dinamakan endomisium. Berkas otot tersebut digabungkan lagi
menjadi berkas yang lebih besar oleh jaringan pengikat yang lebih tebal dinamakan
perimisium. Berkas-berkas tingkat kedua tersebut digabungkan lagi menjadi berkas
yang lebih besar oleh jaringan pengikat dinamakan epimisium.1 Gambar 6
menunjukkan susunan miroskopik otot rangka.11
Gambar 6: Potongan Melintang dari Otot Rangka
Sumber http://faculty.etsu.edu/
Garis-garis melintang yang khas di otot rangka ialah sarkomer. Garis itu
disebabkan perbedaan indeks bias dari berbagai bagian serat otot. Bagian-bagian dari
garis-garis melintang dikenali dengan huruf. Pita I yang terang dibagi boleh sebuah
garis gelap Z, dan pita A yang gelap mempunyai daerah H yang lebih terang pada
tengahnya. Tampak pula garis M yang letak transversal pada tengahnya jalur. Garis M
ini ditambah daerah sempit yang terang pada kedua tepinya kadang-kadang
dinamakan daerah pseudo-H. Daerah setengah pita I ditambah pita A dan ditambah
lagi setengah daerah pita I yang berdekatan dinamakan satu sarkomer. 10 Gambar 7
menenjukkan garis-garis yang terdapat pada sarkomer.12
Gambar 7: Struktur Sarkomer
Sumber http://classes.midlandstech.edu/
Filamen tebal merupakan barisan yang membentuk pita A, sedangkan susunan
filamen tipis membentuk pita I yang kurang padat. Daerah H yang lebih terang pada
pusat pita A merupakan daerah dimana, bila otot relaksasi, filamen tipis tidak
menutupi filamen tebal. Garis Z memotong fibril-fibril dan berhubungan dengan
filamen tipis. Bila potongan melintang melalui pita A diperiksa di bawah mikroskop
elektron, masing-masing filamen tebal ditemukan dikelilingi oleh 6 filamen tipis
dalam bentuk heksagonal yang teratur. 10,13
Molekul-molekul miosin pada otot adalah asimetris. Kepala globuler miosin
mengandung tempat pengikatan aktin dan tempat katalitik yang menghidrolisis ATP.
Molekul-molekul tersusun dan ikatan melintang terdapat antara kepala globuler
myosin dan molekul aktin. Molekul myosin tersusun secara simetrik pada kedua sisi
dari pertengahan sarkomer dan susunan inilah yang menimbulkan jalur-jalur pada
daerah H. Garis M disebabkan kerana tonjolan di pertengahan tiap-tiap filament kasar.
Pada titik ini terdapat hubungan melintang yang halus yang mempertahankan filament
tebal dalam susunan yang tepat. Pada tiap-tiap segmen tebal terdapat beberapa ratus
molekul miosin. 10,13
3.0 Mekanisme kerja otot rangka
Otot dalam badan kita perlu bekerja untuk menggerakkan tulang-tulang badan.
Jadi otot kita selalu melakukan kontraksi dan relaksasi bagi membolehkan kita
melakukan pergerakan tubuh. Selama kontraksi, panjang miofilamen aktin dan miosin
tetap sama tetapi saling bersilangan sehingga memperbesar jumlah tumpang tindih
antara filamen. Filamen aktin kemudian akan menyusup untuk memanjang ke dalam
pita A, mempersempitkan dan menghalangi pita H. Panjang sarkomer memendek saat
kontraksi dan pemendekan sarkomer akan memperpendek serabut otot individual dan
keseluruhan otot. 10,14
Molekul miosin mempunyai bentuk yang tertentu. Bagian ekor rantai yang
berta berpilin satu sama lain dengan dua kepala protein globular atau crossbridge,
menonjol di salah satu ujungnya. Crossbridge ini menghubungkan filamen tebal ke
filamen tipis. Setiap crossbridge memiliki sisi pengikat aktin, sisi pengikat ATP dan
aktivitas ATPase yaitu enzim yang menghidrolisis aktivitas ATP. 10,14
Pada molekul aktin pula tersusun dari tiga protein yaitu pertama F-aktin
fibrosa yang terbentuk dari dua rantai globular G-aktin yang berpilin antara satu sama
lain. Kedua adalah molekul tropomiosin membentuk filamen yang memanjang
melebihi subunit aktin dan melapisi sisi yang berikatan dengan crossbridge miosin.
Protein yang ketiga adalah molekul troponin yang berikatan dengan molekul
tropomiosin dan menstabilkan posisi penghalang pada molekul tropomiosin.10,14
Troponin adalah satu kompleks yang tersusun dari satu polipeptida yang
mengikat tropomiosin, satu polipeptida yang mengikat aktin dan satu polipeptida yang
mengikat ion-ion kalsium. Jika ion kalsium (Ca2+) tidak ada, tropomiosin dan troponin
mencegah terjadinya ikatan antara aktin dan miosin. Jika adanya kalsium, maka
reorganisasi troponin-tropomiosin memungkinkan terjadinya hubungan antara aktin
dan miosin. 10,14 Gambar 8 menunjukkan tropomiosin pada waktu relaksasi dan
kontraksi.15
Gambar 8: Troponin dan Tropomiosin
Sumber http://lookfordiagnisis.com
Inisiasi dan eksekusi kontraksi otot berlangsung dalam tahap-tahap beurutan.
Tahap pertama adalah tahap dimana potensial aksi menjalar di sepanjang suatu saraf
motorik hingga ke ujungnya di serat otot dan saraf tersebut mengeluarkan sejumlah
kecil bahan neurotransmitter asetilkolin. Asetilkolin bekerja pada suatu daerah di
membran otot untuk membuka saluran bergerbang-asetilkolin yang memungkinkan
ion natrium mengalir ke dalam serat otot. 10,14 Gambar 9 menunjukkan pengeluaran
asetilkolin dan pergerakannya.16
Gambar 9: Asetilkolin dari Terminal Sinaptik ke Reseptor Protein Pada Serat Otot
Sumber http://slideplayer.com/
Potensial aksi berjalan di sepanjang membran serat otot menyebabkan
retikulum sarkoplasma membebaskan ion kalsium yang telah tersimpan di retikulum
ke dalam miofibril. Ion kalsium memicu gaya-gaya tarik antara filamen aktin dan
miosin menyebabkan keduanya saling bergeser. Proses ini dinamakan kontraksi.
Setelah sepersekian detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum
sarkoplasma, tempat ion-ion ini disimpan sampai datang potensial aksi otot.
Pengeluaran ion kalsium dari miofibril ini menyebabkan kontraksi otot berhenti yang
mana berlangsungnya relaksasi. 10,14
4.0 Metabolisme kontraksi dan relaksasi otot rangka
4.1 Tipe serat otot
Setiap serat otot dipersarafi oleh saraf motorik. Setiap saraf
motorik mengsarafi ratusan serat otot. Saraf motorik ini akan
menentukan tipe serat otot tersebut. Berdasarkan kelajuan
kontraksi dan metabolism, terdapat dua tipe utama serat otot skelet
yaitu Tipe I dan Tipe II. Tipe I ialah serat oksidatif lambat. Tipe II
terbahagi kepada dua yaitu Tipe IIa; serat oksidatif glikolitik cepat
dan Tipe IIb; serat glikolitik cepat. 1,17
Tipe I kelihatan merah karena adanya myoglobin, sejenis
protein pengikat oksigen. Serat in tahan terhadap kelelahan dan
bergantung pada metabolisme oksidatif untuk mendapatkan
tenaga. Jadi serat ini mengandung banyak mitokondria dan enzim
oksidatif tetapi hanya sedikit kadar glikogen dan aktivitas enzim
glikolitik.1
Serat tipe IIa serat berkongsi beberapa karakteristik dengan
serat Tipe I karena mereka tahan lelah, bergantung pada
metabolisme oksidatif, dan mengandung myoglobin (otot kelihatan
merah). Namun, berbeda sedikit dengan tipe I, serabut otot tipe IIa
mengandung banyak glikogen dan lebih banyak mitokondria.
Karakteristik ini khusus memastikan produksi ATP yang cukup untuk
mengimbangi kadar peningkatan hidrolisis ATP serat tersebut.1
Serat Tipe IIb hanya bergantung pada energi yang tersimpan
dalam glikogen dan fosfokreatin. Karena itu serat ini mengandung
mitokondria lebih sedikit, memiliki mioglobin (otot kelihatan putih)
dan kadar enzim oksidatif yang rendah, dan dibenamkan oleh
jaringan kapiler kurang padat. Akibatnya, serat-serat otot tipe Ilb
lebih mudah lelah. Contoh otot ini ialah otot yang menggerakkan
tendo Achilles.1,17
4.2 Metabolisme kontraksi otot
Otot skelet mampu menggunakan sehingga habis bekalan ATP
yang ada jika ATP itu tidak diganti. Serat otot skelet mampu
menjalani proses metabolik mengganti ATP setara dengan kadar
penurunan ATP untuk menghindari atau meminimalkan penurunan
konsenterasi ATP. Konsentrasi ini sangat dipertahankan oleh jalur
metabolism karena penurunan konsentrasi ATP yang terlampau
banyak akan mengganggu muatan energi dan tidak sesuai untuk sel
hidup. Apabila otot menjadi aktif, terdapat tiga prinsip reaksi yang
memerlukan ATP. Reaksi ini dikatalisi oleh enzim ATPase.14
Tiap kali serat otot diaktifkan, potensi aksi akan dihantar ke
sarkolema dan ke T-tubules tanpa menggunakan ATP. Aksi potensi
ini menyebabkan pengeluaran Ca2+ dari cisternae terminal. Aksi-aksi
tersebut telah mengganggu gradient konsentrasi Na dan K di
sarkolemma dan Ca2+ yang terletak di antara retikulum sartoplasmic
sarkoplasma. ATP diperlukan untuk mencapai konsentrasi gardien
yang asal dengan cara transport aktif (pompa ion). 10,14
Otot harus mampu memperbaharui bekalan ATP nya. Jadi
serat otot berbeda dengan sel lain karena mempunyai bekalan
energy yang berterusan dalam bentuk fosfokreatin. Miosin
mempunyai aktivitas ATPase. Jadi saat ATP di hidrolisis di myosin
maka terhasil ADP + Pi. ADP + Pi mengikat F-aktin lalu terbentuk
kompleks Pi-ADP-Miosin-F aktin. Interaksi tersebut melepaskan ADP
+ Pi + energi. Energi tersebut berperanan untuk perubahan
komformasi myosin, merubah tempat ikatan miosin-aktin dan
penggeseran filamen tebal menjadi nipis. Pengeseran ini
menunjukkan kontraksi. Saat molekul ATP ada, aktin terlepas dari
miosin dan relaksasi terjadi. Siklus biokimia kontraksi dan relaksasi
otot oleh ATPase.10,14
Pengaturan kontraksi dan relaksasi otot juga disebabkan
retikulum sarkoplasma yang mengatur kadar intraselluler ion Ca2+
dalam otot skeletal. Pada sarkoplasma otot yang istirahat,
konsentrasi ion Ca2+ rendah (10-8–10-7 mol/L). Bila sarkomer
dirangsang, Ca2+ dilepaskan ke sarkoplasma dan Ca2+ meningkat.
TpC mengikat 4 Ca2+. Terjadi interaksi di TpT dan tropomiosin lalu
miosin terikat dengan aktin. 10,14
Kesimpulan
Otot merupakan organ penting dalam sistem muskoletal agar bisa
menggerakkan tubuh. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak
digerakan oleh otot. Otot mampu menggerakan tulang karena mempunyai
kemampuan berkontraksi dan dinamakan otot skeletal atau otot lurik. Otot juga bisa
bergerak karena dengan kehadiran sumber energi dalam bentuk ATP yang dihasilkan
melalui banyak cara dan antara yang utama adalah respirasi seluler yaitu respirasi
anaerobik dan diikuti dengan respirasi aerobik. Produk bagi respirasi anaerobik yaitu
proses glikolisis adalah asam piruvat dan ATP yang kemudiannya akan bergerak ke
mitokondria untuk respirasi aerobik. Kontraksi otot terjadi akibat impuls saraf yang
menyebabkan terjadinya depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar keseluruh sel
otot, sehingga timbul kontraksi. Kontraksi otot terdiri atas pengikatan dan pelepasan
secara siklus bagian kepala globuler miosin dengan filamen F-aktin yang melibatkan
hidrolisis ATP oleh enzim ATP-ase.
Daftar pustaka
1. Korthuis RJ. Skeletal muscle circulation. United States: Morgan &
Claypool Life Sciences; 2011.h.3-117
2. Dorland’s illustrated medical dictionary. 32nd ed. United States:
Elsevier Saunders; 2012.h.547
3. Rohen JW, Yokochi C, Lutjen-Drecoll E. Color atlas of anatomy. 7th
ed. Stuttgart: Wolters Kluwer Health; 2011.h.368-430
4. Spalteholtz W. Atlas berwarna anatomi kedokteran, buku 1.
Tangerang Selatan: Binapura Aksara; 2013.h.223-89
5. Di unduh dari http://masteringbiology.blogspot.com/2010_11_01_archive.html
pada 24 Maret 2015
6. Di unduh dari http://www.slideshare.net/emanshrydeh/muscles-32506054 pada 24
Maret 2015
7. Di unduh dari https://www.studyblue.com/notes/note/n/intro-and-muscles-that-
move-the-pectoral-girdle-and-upper-limbs/deck/3165475 pada 24 Maret 2015
8. Di unduh dari http://www.britannica.com/EBchecked/topic/1346474/human-
muscle-system/322754/The-wrist pada 24 Maret 2015
9. Di unduh dari https://www.studyblue.com/notes/note/n/antphy-ii-study-guide-
2011-12-ana/deck/9732141 pada 24 Maret 2015
10. Rhoades RA, Bell DR. Medical Physiology: principles for clinical
medicine. 3rd ed. China: Wolters Kluwer Health; 2009.h.140
11. Di unduh dari http://faculty.etsu.edu/forsman/histologyofmuscleforweb.htm pada
24 Maret 2015
12. Di unduh dari
http://classes.midlandstech.edu/carterp/Courses/bio210/chap09/lecture1.html pada 24
Maret 2015
13. Lauralee S. Human physiology from cells to system. 7th ed. Canada: Brooks/Cole
Cengage Learning; 2010.h.257-78
14. MacIntosh BR, Gardiner PF, McComas AJ. Skeletal muscle: form
and function. 2nd ed. United States: Human Kinetics; 2006.h.208
15. Di unduh dari http://www.lookfordiagnosis.com/mesh_info.php?
term=Tropomyosin&lang=1 pada 24 Maret 2015
16. Di unduh dari http://player.slideplayer.com/1/273822/data/images/img41.jpg pada
24 Maret 2015
17. Abernethy B, Vaughan K, Hanrahan SJ, Pandy MG, McManus AM,
Mackinnon L. Biophysical foundations of human movement. 3rd ed.
United States: Human Kinetics; 2013.h.160-77