M.A anveg

download M.A anveg

of 17

Transcript of M.A anveg

LAPORAN PRAKTIKUM MENEJEMEN AGROEKOSISTEM

ANALISIS VEGETASI

Disusun oleh : Ratri Kusuma Devi Redha Qadiani Ariyono Rizky Puji Ronny Pamuji Ryant Putra N.H Siti Laelatul Tantra Septa Tommy Marmadion Tosan Abirowo 0910480135 0910480136 0910480142 0910480144 0910480147 0910480154 0910480156 0910480158 0910480159

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisa vegetasi merupakan studi untunk mengetahui komposisi struktur dan bentuk lahan yang ada.kegiatan analisa vegetasi pada dasarnya ada 2 macam metoe dengan petak atau tanpa petak.Salah satu metode yang menggunakan petak adalah metode yang sering digunkan dalam menganilisa analisa vegetasi dan merupakan kombinasi metode jalur dan garis petak yang ada. Dalam kegiatan kegiatan yang ada,terdapat 2 jenis /tipe dalam pengukuran analisa vegetasi yang ada untuk mendapatkan informasi dan data yang diingimkan.pengambilan informasi dan data pengukuran yang dimaksut antara lain pengukuran yang bersifat tidak merusak (non destruktive measure) dan pengukuran yang merusak(destruktive measure).Agar data yang didapat atau diteliti dapat berjalan dengan baik sebaiknya penggunaan saampling /contoh anlisa pengamatan yang ada,penentuan metode sampling umumnya diadakan dalam bentuk jumlah ,ukuran dan bentuk pengamatan yang ada,semuanya apabila dijalankan dalam keadaan yang benar maka,data yang valid dapat didapat.Pemilihan bentuk sampling yang akan digunakan berperan penting terhadap morfologi dan bentuk fisiografi ,jenis tumbuhan dan perolehan data tumbuhan. Berdasarkan data yang diambil menurut contoh dapat diketahui jenis tumbuhan atau kerapatan tumbuhan,frekuensi dominan dan kodominan tumbuhan,pola asosiasi,nilai keragaman jenis,dan atribut kesergaman tumbuhan yang diinginkan dalam kondisi lahan yang ada.

1.2 Tujuan Untuk mengetahui teknik pengumpulan data. Untuk mengetahui parameter analisa vegetasi tanaman. Untuk mengetahui kerapatan vegetasi tanaman. Untuk mengetahui frekuensi,frekuensi relatif tanaman. Untuk mengetahui dominsai ,dominasi relatif tanaman.

BAB II METODOLOGI 2.1 Alat dan Bahan 2.1.1 Alat Meteran, digunakan untuk mengukur petakan. Tali raffia, digunakan untuk memberi tanda pada garis/ukuran petak. Pasak, digunakan untuk menandai batas ukuran pada petak. Buku flora, digunakan untuk mengidentifikasi flora atau spesies tanaman yang didapatkan dalam petak. Plastik, untuk wadah sample hama atau tanaman yang akan di identifikasi. Alat tulis, untuk mencatat hasil dari identifikasi maupun hasil analisis. Yellow trap. digunakan untuk merangkap hama. 2.1.2Bahan yang digunakan yakni: Larutan seperti petrogenol(perangsang hama), digunakan untuk merangkap hama pada yellow trap. Vegetasi, sebagai objek identifikasi analisis vegetasi. Hama, sebagai objek identifikasi analisis hama.

2.2 Cara Kerja (seperti pada desain/transek) 5m 5m

1

2

2,2 m

Keterangan: Petak 1 berukuran 5 m x 2,2 m Petak 2 berukuran 5 m x 2,2 m

Cara kerja: 1. 2. 3. 4. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Memilih petak yang ada vegetasinya (seperti pohon). Mengukur petak sebesar 10 m x 2,2m, dan pakai tali raffia sebagai garis ukur. Membagi petak menjadi 2 bagian dengan masing-masing ukuran yang telah ditentukan. 5. 6. 7. Mengamati vegetasi dan hama pada masing-masing petak. Mengidentifikasi vegetasi dan hama. Mencatat dan memasukkan hasil identifikasi pada table.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil a. Tabel Pengamatan dan Perhitungan Vegetasi Tabel Pengamatan Tanggal pengamatan Lokasi Regu Ukuran petak Nama Jenis Lokal Paku Pedang : 9 April 2011 : Gazebo FK UB : C2 : 10 x 2,2 m Jumlah Individu Azimuth No.petak Ukuran : :1 : 5 m x 2,2 m

No. 1.

Nama Jenis Nephrolepis biserrata

Keterangan

36

2.

Palem phenix

Phoenix roebelinii

1

3.

Rumput

Pennisetum pupureum 100

4.

liliparis 16

Tanggal pengamatan Lokasi Regu Ukuran petak Nama Jenis Lokal Paku Pedang

: 9 April 2011 : Gazebo FK UB : C2 : 10 x 2,2 m

Azimuth No.petak Ukuran

: :2 : 1,25 x 0,625 m

No. 1.

Nama Jenis Nephrolepis biserrata

Jumlah Individu

Keterangan

25

2.

Palem phenix

Phoenix roebelinii

1

3.

Rumput

Pennisetum pupureum 100

4.

liliparis 16

Perhitungan VegetasiKerapatan Relatif 0,67 10,84 67,79 20,67 100 Frekuensi Relatif 25 25 25 25 100 Dominansi Mutla Relatif k 2601,8 99,169 21,68 0,144 0,0014 2623,6 0,826 0,00548 0,00005 100

No 1 2 3 4

NamaSpesies Palem Lili Paris Rumput Paku Pedang Jumlah total

Mutlak

Mutlak

INP 124,839 26,666 92,79 45,67

SDR 41,61 3 12,22 30,93 15,22 99,98

1 16 100 30,5 147,5

1 1 1 1 4

a. Kerapatan Kerapatan Mutlak Palem Lili Paris Rumput Paku = = = =

Kerapatan Relatif Palem Lili Paris Rumput Paku = = = =

b. Frekuensi Frekuensi Mutlak Palem Lili Paris Rumput Paku = = = =

Frekuensi Relatif Palem =

Lili Paris Rumput Paku c. LBA Palem Lili Paris Rumput Paku

= = = = = = = = = 28620 =238,5 = 1,59 = 0,0159

d. Dominansi Dominansi Mutlak Palem Lili Paris Rumput Paku = = = =

Dominansi Relatif Palem Lili Paris Rumput Paku = = = =

e. INP Palem Lili Rumput Paku = 0,67 + 25 + 99,169 = 124, 839 = 10,84 + 25 + 0,826 = 36,666 = 67,79 + 25 + 0,00548 = 92,79 = 20,67 + 25 + 0,00005 = 45,67

f. SDR Palem Lili Rumput Paku = = = = x 100 % = 41,613 % x 100 % = 12,22 % x 100 % = 30,93 % x 100 % = 15,22 %

b. Identifikasi Serangga dan Makrovertebrata Lain Siang hari No 1 Nama Jenis Lokal Belalang Nama Jenis Oxya chinensis Jumlah Individu 3 Ket

Ordo = Orthoptera 2 Laba-laba Lycosa sp 2

Ordo = Araneae 3 Semut kecil item

Ordo = Hymenoptera 4 Semut item besar 1

Ordo = Hymenoptera 5 Belalang kayu Valanga nigricornis 2

Ordo = Orthoptera

Malam hari No. 1 Nama Jenis Lokal Semut besar item Nama Jenis Jumlah Individu 3 Ket

Ordo = Hymenoptera 2 Laba-laba 1 Lycosa sp 3

Ordo = Araneae 3 Laba-laba 2 Lycosa sp 1

Ordo = Araneae 4 Cacing 1

Ordo = Pulmota 5 Kaki seribu Trigoniulus corallines 1

Ordo= Spirobolida 6 Kumbang 1 193

Ordo=Coleoptera

7

Belalang batu

1

Ordo=Orthoptera No. Spesies Serangga Siang hari 1 Belalang (Oxya chinensis) 2 Laba-laba (Lycosa sp) 3 Semut kecil item 4 Semut item besar 5 Belalang kayu (Valanga nigricornis) Malam hari 1 Semut besar item 2 Laba-laba 1 (Lycosa sp) 3 Laba-laba 2 4 Cacing 5 Kaki seribu (Trigoniulus corallinus) 6 Kumbang 1 7 Belalang batu 3.2 Pembahasan a. Analisis tabel pengamatan Vegetasi (bandingkan antar tumbuhan satu dengan yang lain dalam satu plot/transek) Dalam praktikum ini kami menggunakan dua Plot dikarenakan tempat pengamatan yang merupakan border jalan, plot tersebut berukuran 5 x 2,2 m. Dalam pengamatan anveg yang dilaksanakan pada plot 1 ditemukan 4 spesies, yaitu liliparis sebanyak 16, palem 1, Paku pedang 36 dan rumput taman 100 buah. Sedangkan dalam plot 2 juga ditemukan 4 spesies tanaman yaitu, liliparis sebanyak 16, Palem 1, Paku pedang 25 dan rumput taman 100. Berdasarkan dari hasil perhitungan SDR didapatkan bahwa tanaman dengan SDR tertiggi adalah tanaman palem 41,613 %, disini tanaman palem mendominasi dari 3 spesies lainnya baik dalam persaingan unsur hara, air bahkan cahaya/ sinar matahari. Sedangkan untuk SDR terendah dalam artian spesies yang tidak kalah atau Ordo Orthoptera Araneae Hymenoptera Hymenoptera Orthoptera Peran dalam Ekosistem Hama Predator Predator Predator Hama

Hymenoptera Araneae Araneae Pulmota Spirobolida Coleoptera Orthoptera

Predator Predator Predator Dekomposer Predator Hama Hama

tidak berpengaruh secara dominan dalam area tersebut adalah lili paris dengan SDR 12,22 %. Didalam aplikasi di area lili ditemukan hanya sebagai tanaman border untuk mengelilingi palem, untuk palem sangat mendominasi dengan lebar kanopi dan tinggi pohonnya mampu menaungi 3 spesies lain dalam pendistribusian cahaya matahari, untuk perakarannya sangat dalam sehingga mampu mnyerap unsur hara dan air yang tinggi dibanding dengan 3 spesies lain. b. Interaksi tumbuhan satu dengan yang lain (termasuk epifit) Hubungan masing-masing tanaman baik di plot 1 dan plot 2, memiliki dan kesamaaan dikarenakan dalam plot 1 dan 2 ditemukan spesies yang sama. Hubungan masing-masing tanaman dihubungkan oleh interaksi yang saling mendukung untuk menciptakan suatu kondisi lingkungan makro yang seimbang. Hubungan antara tumbuhan dengan spesies sama Hubungan tanaman spesies sama cenderung kepada hubungan kompetisi, Sebagai contoh adalah rumput taman yang terdapat sangat banyak pada setiap plot. Hal ini dikarenakan meskipun rumput taman ini terdapat dalam petak yang sama sehingga rumput taman ini berada dalam jarak yang saling berdekatan. Interaksi antar tumbuhan tidak selalu menguntungkan. Dalam hal ini, interaksi antar rumput taman dapat dikategorikan sebagai interaksi yang tidak terlalu menguntungkan. Karena tanaman yang sejenis dalam jarak yang cukup dekat dapat menyebabkan persaingan dalam hal pemenuhan kebutuhan akan nutrisi hara. Karena tanaman sejenis akan membutuhkan pemenuhan hara yang sama sehingga akan terjadi kompetisi antar tanaman tersebut. Hubungan antara tumbuhan beda spesies Hubungan tanaman paku dengan palem merupakan interaksi simbiosis komentalisme dimana tumbuhan paku hidup di pohon palem yang telah kering, dalam siklus hidupnya tanaman paku pedang dapat memproduksi makanan sendiri (fotosintesis), paku pedang hanya menumpang media tumbuh pada batang palem dengan tidak mengganggu proses methabolisme dari palem, jadi tanaman palem tidak dirugikan dengan tumbuhnya paku pedang. Hubungan tanaman palem dengan liliparis dan rumput taman, hubungan dari ketiga spesies tersebut merupakan suatu kompetisi dimana liliparis dan rumput taman memiliki kekerabatan yang dekat, dalam suatu jenis kekerabatan yang dekat

persaingan akan unsur hara sangat tinggi, persaingan ini terjadi antara liliparis dan rumput taman, sedangkan untuk tanaman palem interraksi kompetisi yang terjadi ialah kompetisi perebutan air dan sinar matahari. Semua tanaman memerlukan sinar matahari untuk proses fotosintesis. Dengan lebar kanopi dan tinggi tanaman palem, sinar matahari terhalang untuk sampai di tanah. Sedangkan untuk kompetisi ketersediaan air palem dengan perakaran yang dalam dan lebar sangat mendominasi. Namun untuk kenyataannya dengan kondisi di lapang, kompetisi ini tidak terlalu berpengaruh, tanaman rumput dan tanaman liliparis membutuhkan air dan dan cahaya dalam jumlah yang sedikit demikian air dan cahaya sudah cukup. Berdasarkan literatur didapatkan hasil bahwa semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup lainnya. Tiap individu akan selalu berhubungan denagn individu lainnya yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasi atau dari populasi yang berbeda. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Antara populasi yang satu dengan populasi yang lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya. c. Interaksi tumbuhan dengan serangga serta makro invertebrata lain Hubungan tumbuhan dengan serangga dan hewan lain dapat dikatakan sebagai siklus rantai makanan, dimana tumbuhan menjadi pihak pertama (produsen), selanjutnya hama sebagai konsumen kedua dan predator sebagai konsumen ketiga. Untuk interaksi hewan didalam tanah juga demikian siklus ini terus berhubungan misalkan antara hewan penghuni tanah merupkan dekomposer unsur hara sehingga tanaman dapat memanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman. Berdasarkan hasil praktikum serangga yang ditemukan dari masing-masing plot yaitu serangga yang berperan sebagai hama dan predator. Setelah di identifikasi, serangga yang ditemukan sebagai hama hyaitu belalang hijau (oxya sinensis), Belalang kayu, Belalang batu dan Kumbang sedangkan prredator ditemukan laba-laba, semut, dan kaki seribu. Hubungan interaksi antara tumbuhan dan serangga hama bersifat merugikan. Hama berupa belalang dan Kumbang merusak tanaman, sedangkan hubungan predator dengan ekosistem yang ada membantu pemberantasan hama secara alami. Keadaan interaksi tanaman, hama dan predator dalam area petak contoh bisa dikatakan seimbang dikarenakan jumlah dari masing-masing hama dan predator berbanding seimbang dengan jumlah tanamannya. Hama dan tanaman masih belum

merugikan secara ekonomis ataupun dari nilai estetikanya, hama masih dalam kondisi aman dengan predator yang ada.

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA