Inheritxsolutionscompanyprofile 13257690630349-phpapp01-120105072219-phpapp01
loadflow1-140323140230-phpapp01
-
Upload
ariesfranandapanjaitan -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
Transcript of loadflow1-140323140230-phpapp01
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
1/74
Materi sistem tenaga listrik
Suparman,ST
Department of Electrical Engineering,
University of Brawijaya
Malang
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
2/74
BAGIAN I (BAHAN MID SEMESTER) A. REPRESENTASI SISTEM TENAGA
Model Generator
Model Line
Model TransformerModel Load
Model Single line diagram
Sistem Perunit
B. MODEL RANGKAIAN STL
Matriks Ybus
Matriks Zbus Persamaan aliran daya
Persamaan umum aliran daya
-Rectangular form
-Polar form
-Hybrid form
C. LOAD FLOW ANALYSIS
Daya real dan daya reaktif
The load flow problem
Gauss-Seidel
Newton Raphson
Fast decoupled
BAGIAN II (BAHAN FINAL SEMESTER)
GANGGUAN TIGA FASA SIMETRIKOMPONEN ASIMETRI
GANGGUAN ASIMETRI
BUKU:1. JJ. GREIGER ‘POWER SYSTEM ANALYSIS’
2. HADI SAADAT ‘POWER SYSTEM ANALYSIS’ 3. NAGRATH ‘POWER SYSTEM ANALYSIS’
4. W.STEVENSON ‘‘POWER SYSTEM ANALYSIS’(VERSI INDONESIA)
5. CEKMAS CEKDIN ‘‘POWER SYSTEM ANALYSIS_
(WITH MATLAB)
6. OTHERS …..
PENILAIAN:
Mid semester :35%
Final semester :35%
Tugas+Kuis :30%
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
3/74
Komponen utama sistem tenaga listrik
1. Generator Serempak
2. Saluran transmisi
3. Transformator
4. Beban
Digunakan rangkaian pengganti dari komponen-komponen
utama dalam menganalisis sistem tenaga listrik.
Rangkaian pengganti yang digunakan adalah rangkaianpengganti satu fasa yaitu nilai phasa-netral sistem
dengan asumsi sistem tiga phasa yang dianalisis dalam
keadaan seimbang pada kondisi operasi normal.
PENDAHULUAN
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
4/74
MODEL RANGKAIAN MESIN SINKRON (SEREMPAK)
Gambar 1 Model generator sinkron(D.F.Warne)
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
5/74
1. MODEL RANGKAIAN MESIN SINKRON (SEREMPAK)
Pada analisis sistem tenaga (sistem dalam keadaan steady state),
karakteristik generator dengan kutub menonjol mendekati
karakteristik generator dengan kutub bulat. Sehingga dalam
analisis ini, semua generator diasumsikan mempunyai rotor
bulat.
Gambar 2 generator sinkron (a) Nonsalient pole (b) Salient pole
SEMUA GENERATOR DIASUMSIKAN MEMPUNYAI ROTOR BULAT
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
6/74
Rotor yang dicatu oleh sumber arus searah menghasilkan
medan magnet yang berasal dari arus yang mengalir pada
belitan rotor.
Rotor tersebut diputar oleh prime mover (turbin) sehingga
medan magnet yang dihasilkan rotor tersebut memotong
kumparan-kumparan pada stator, sehingga tegangan
diinduksikan (dibangkitkan) pada kumparan tersebut.
Frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan oleh stator adalah
Dengan
p= jumlah kutub-kutub rotor
n=kecepatan rotor (rpm).
2 60
p n f Hz
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
7/74
Tegangan yang dibangkitkan pada kumparan stator tersebut
adalah merupakan tegangan beban nol. Generator 3 fasa
dengan belitan stator 3 fasa membangkitkan tegangan 3 fasa
yang seimbang.
Bila suatu beban 3 fasa dihubungkan ke generator, maka akan
mengalir arus 3 fasa seimbang pada belitan-belitan stator 3
fasanya(belitan jangkar).
Arus tersebut menimbulkan mmf yang disebut mmf dari reaksi
jangkar, sehingga medan magnet yang berada dalam air gap
merupakan resultan dari mmf yang dihasilkan oleh rotor dan
reaksi jangkar tersebut.
Mmf resultan tersebut membangkitkan tegangan pada tiap-tiap
phasa dari kumparan stator.
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
8/74
Фaf
Фf Фr
Ia
Er
Ef
Eaf
90o
Gambar 3. diagram phasor antara fluks dan tegangan pada kumparan fase a
ar a ar E jI X
r f ar E E E
r f a ar E E jI X t f a ar a t V E jI X jI X
ar l s X X X
( )t f a sV E jI X ( )t f a a sV E jI R X
Ef = tegangan pada saat beban nol
JIaXar =tegangan akibat reaksi jangkar
jIaXl=tegangan akibat reaksi reaktansi leakage
Xs = reaktansi sinkron
R a = tahanan jangkar
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
9/74
Xar XlRa
Ef
Ia
Er
Gambar 4. Rangkaian pengganti 1 fasa generator sinkron
Vt
Xs
Xs
Ef
Gambar 5. Rangkaian pengganti 1 fasa generator sinkron hasil penyederhanaan
Ia
Ef
Ia Xs
Vt
Ia
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
10/74
2. MODEL SALURAN TRANSMISI
Parameter Saluran transmisi terdistribusi sepanjang saluran
L Ω/km self and mutual inductance R Ω/km conduction losses
C F/km capacitance between phases
Gambar 6 Saluran transmisi
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
11/74
Model Saluran transmisi
< 80 km Saluran transmisi pendek 80 – 240 km Saluran transmisi menengah
> 240 Saluran transmisi panjang
L R
G/2 G/2B/2 B/2
Gambar 5 Rangkaian Pengganti Saluran transmisi
Voltage Level
High voltage transmission
•Large equipment
•Lines have X/R ≥ 10, low losses
Medium voltage for industries
Low voltage indoor for households
•Compact equipment
•Lines have X/R
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
12/74
X=ωL RIs IR
Vs VR
Gambar 6 Rangkaian Pengganti Saluran transmisi Pendek
X=ω
L R
Is IR
Vs VRYc/2 Yc/2Yc=1/Xc
Gambar 7 Rangkaian Pengganti Saluran transmisi menengah
Dalam analisis sistem tenaga listrik hanya digunakan rangkaian
pengganti saluran transmisi pendek dan menengah.
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
13/74
3. MODEL TRANSFORMATOR
Gambar 8 20 MVA, 13.2 kV three phase transformers (James H. Harlow)
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
14/74
N1>N2
Step-down
N195%• Rating up to 750 MVA in SwedenDifferent type
• Two windings (most common)
• three windings (has two secondary)
• tap changing for voltage control
Single phase transformer model
Gambar 9 Transformator berdasarkan jumlah belitan
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
15/74
a2x2 a
2r 2x1r 1
GBV1 aV2
I1
IE I2/a
Gambar 10 a Rangkaian pengganti transformator ( besaran dinyatakan terhadap sisi primer)b Rangkaian ekivalen transformator jika arus pemagnetan diabaikan
Xeq Req
V1 V2
I1
(a) (b)
Ekivalen Circuit
Req(12) =r 1 + a2r 2 Req(21) =r 2 + r 1/ a2 Xeq(12) =x1 + a2x2 Xeq(21) =x2 + x1/ a
2
Rangkaian ekivalen transformator yang dinyatakan terhadap sisi
primer dan sisi sekunder, arus magnet diabaikan.
Xeq
V1 V2'
I1=I2'
I1=I2' Xeq(12) =X1 + a2X2
Xeq(21) =X2 +X1 /a2
Gambar 11 Rangkaian ekivalen transformator dengan mengabaikan Req
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
16/74
Transformator tiga fasa
Transformator tiga fasa, dapat diperoleh dengan menggabungkan 3 trafo
1 fasa, atau menggunakan trafo 3 fase dalam 1 tank. Berdasarkan
bentuknya, dapat dibagi menjadi core-form (tipe inti) dan shell-form (tipecangkang).
Skema bentuk hubungan trafo tiga fasa
a
n
c
b
a'
n'
c'
b'
a
c
b
a'
c'
b'
Gambar trafo hubungan Y-Y
Gambar trafo hubungan delta-delta
a
cb
Gambar trafo hubungan delta-Y
a'
n'
c'
b'
Gambar 12 Skema bentuk hubungan trafo tiga fasa
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
17/74
Analisis per fase
•Buat representasi tiga fasa hubungan Y dengan netral
•Bagi semua impedansi yang terhubung delta dengan 3 untuk mendapatkan
ekivalen satu fasa.•Membagi semua tegangan line to line dengan untuk mendapatkan
rangkaian ekivalen tegangan line to netral3
Trafo tiga belitan
I1
I2
I3V1
V2
V3
X1 R1 X2 R2
X3 R3
V2
V3
V1
I1 I2
I3
IM
XM RM
V1
V2
V3
X1 R1 X2 R2
X3 R3
V2
V3
V1
I1 I2
I3
Ф
I1
I2
I3
Gambar 13 Rangkaian pengganti trafo 3 fasa 3 belitan
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
18/74
1
( )
tan ( / )
P jQ I I
V
V V
Q P
2V V Z
I P jQ
2
I P jQY
V V
Beban terdiri dari motor-motor induksi, pemanas dan penerangan serta
motor-motor singkron. Untuk tujuan analisis, ada 3 cara untukmerepresentasikan beban:
• Representasi beban dengan daya tetap
Daya aktif (MW) dan daya reaktif (MVAR) mempunyai harga yang tetap
• Representasi beban dengan impedansi tetap Impedansi:
Admitansi:
Impedansi:
4. MODEL BEBAN
• Representasi beban dengan arus tetap
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
19/74
Dengan menganggap bahwa sistem 3 fasa dalam keadaan seimbang.
Penyelesaian/analisis dapat dikerjakan dengan menggunakan
rangkaian 1 fasa dengan saluran netral sebagai saluran kembali.
Untuk merepresentasikan suatu sistem tenaga listrik 3 fasa, cukup
menggunakan diagram 1 fasa yang digambarkan dengan memakaisimbol-simbol dan saluran netral diabaikan.
Diagram tersebut disebut sebagai diagram segaris. Diagram segaris
biasanya dilengkapi dengan data dari masing-masing komponen
sistem tenaga listrik.
5. DIAGRAM SEGARIS
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
20/74
(see STL William Stevenson Jr page: ………)
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
21/74
1
2
3
Load A
Load B
T1 T2
Generator 1: 20000 KVA, 6,6KV, X=0,655 ohmGenerator 2: 10000 KVA, 6,6KV, X=1,31 ohm
Generator 3: 20000 KVA, 3,81KV, X=0,1452 ohm
T1 dan T2 : masing-masing tediri dari tiga trafo fasa 10000 KVA,
3.81-38.1 KV, X=14,52 ohm dinyatakan terhadap sisi tegangan tinggi.
Saluran transmisi: x=17,4 ohm
Beban A= 15.000KW, 6,6KV, power factor: 0.9 lag
Beban B= 30.000KW, 3,81KV, power factor: 0.9 lag
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
22/74
6. DIAGRAM IMPEDANSI
Dengan menggunakan rangkaian pengganti masing-masingkomponen dan dari data yang diketahui diperoleh, maka akan
didapatkan diagram ipedansi
E2E1 E3
Neutral bus
+
_
+
_
+
_
XLXT1 XT2
XG1XG2
XG3L o a d A
L o a d B
Nilai-nilai setiap komponen diperoleh setelah melakukan normalisasi
PER-UNIT (DIJELASKAN KEMUDIAN)
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
23/74
Normalisasi dilakukan pada nilai nominal
Contoh:
11 KV pada base 10 KV:
Vpu= Vsebenarnya/Vbase = 11KV/10KV = 1,1 pu
• Nilai perunit menunjukkan keadaan saat normal• Level tegangan dapat diperbandingkan
• Perhitungan dilakukan lebih sedarhana
Dalam sistem tenaga listrik terdapat 4 besaran:
I (Arus – Ampere)V (tegangan – Volt)
S (Daya – Voltampere)
Z (Impedansi – ohm)
7. NORMALISASI PERUNIT
Dengan menentukan besaran dasar (base), besaran persatuan (per-UNIT)
dapat dihitung.
Besaran besaran tersebut adalah besaran 1 fasa (Fasa-Netral).
Nilai actual Nilai per UNIT Nilai base
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
24/74
( ) ( )( )
( ) ( )actual
base B
I Ampere I Ampere I pu
I Ampere I Ampere
( ) ( )( )
( ) ( )actual
base B
V Volt V Volt V pu
V Volt V Volt
( ) ( )( )
( ) ( )
actual
base B
S VA S VAS pu
S VA S VA
( ) ( )( )
( ) ( )actual
base B
Z Z Z pu
Z Z
Dengan mengetahui base dari dua kuantitas (S, V, I dan Z), makanilai base lainnya dapat diketahui.
Pada prakteknya, biasanya yang diketahui adalah MVA base, dan
satu base tegangan.
Perbandingan belitan trafo menyebabkan base tegangan pada
sistem berbeda-beda.
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
25/74
1base Base
baseLN
KVA I
KV
2
1
2
1
( ) 1000
( )
baseLN Base
base
baseLN Base
base
KV x Z
KVA
KV Z
MVA
3
3
base Base
baseLL
KVA I
KV
2
3
2
3
( ) 1000
( )
baseLL Base
base
baseLL Base
base
KV x Z
KVA
KV Z
MVA
Dengan menggunakan data 1 fasa:
Dengan menggunakan data 3 fasa:
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
26/74
Contoh:
2
1
3
Load A
Load B
T1 T2
Generator 1: 20.000 KVA, 6,6KV, X=0,655 ohm
Generator 2: 10.000 KVA, 6,6KV, X=1,31 ohm
Generator 3: 30.000 KVA, 3,81KV, X=0,1452 ohm
T1 dan T2 : masing-masing tediri dari tiga trafo 1 fasa 10000 KVA,
3.81- 38.1 KV, X=14,52 ohm dinyatakan terhadap sisi tegangan tinggiSaluran transmisi: x=17,4 ohm
Beban A=15.000KW, 6,6KV, power factor: 0.9 lag
Beban B=30.000KW, 3,81KV, power factor: 0.9 lag
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
27/74
Perhitungan dalam peunit dapat dilakukan sebagai berikut:
2
1
3
Load ALoad B
T1 T2
Perhitungan base teganganPerhitungan base tegangan (dimulai dari rangkaian generator 1:
Base tegangan pada rangkaian generator 1= = 6,6 KV (SEBAGAI AWAL)
Base tegangan saluran transmisi=
Base tegangan generator 3=
3 3,81/ 3 38,1 6,6/ 66 ; 30 x x KV kV MVA
3 38,1/ 3,81 66/ 3,81 30 x KV kV MVA
3 3,81 x
6,6/ 3 3,81 3 38,1 66 x x x KV KV 66/ 3 38,1 3,81 3,81 x x KV KV
6,6 KV66 KV
3,81 KV
( 1) ( ) ( 3)
30.000 30.000 30.0002, 624 0, 26243 4,546
3 6,6 3 66 3 3,81 B gen B line B gen I kA I kA I kA
x x x
Rating 3Φ trafo T1 =
Rating 3Φ trafo T2 =
Perhitungan base arus
Perhitungan base Impedansi
2 2 2
( 1) ( ) ( 3)
6,6 66 3,811,452 145,2 0,48387
30 30 30 B gen B line B gen Z Z Z
6,6/66kV 66/3,81kV
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
28/74
Dengan menggunakan base V, S, I dan Z, maka nilai-nilai aktual dapat
diubah menjadi kuantitas dalam perunit :
E2E1 E3
Neutral bus
+
_
+
_
+
_
j0,10 j0,1198
j0,30 j0,45 j0,009
j0,10
XG1 XG2XG3
XLXT1 XT2
Perhitungan dalam pe-unit:
Reaktansi Generator:
1 2 30,655 1,31 0,14520,451 0,00902 0,31,452 145,2 0,48387
G G G X pu X pu X pu
Reaktansi saluran:
17,40,1198
145,2line X pu
Reaktansi transformator
1 2
14,52 14,520,1 0,1
145,2 145,2T T X pu X pu
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
29/74
MENGUBAH BASE DARI BESARAN PERSATUAN
Untuk mengubah kuantitas dengan base baru, dapat menggunakan rumus:
2
( ) ( )
BO Bn
n pu o pu Bn Bo
KV KVA Z Z
KV KVA
Zn = Impedansi (pu) dengan base baru
Zo = Impedansi (pu) dengan base lama
KVBN = Tegangan base (KV) baru
KVBo = Tegangan base (KV) lamaKVABN = Daya base(KVA) baru
KVABo = Daya base(KVA) lama
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
30/74
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
31/74
Reaktansi bocor terhadap sisi tegangan tinggi:
2
1221 2
1100,06 0,96
440
X X
a
Impedansi base sisi tegangan tinggi:
2
2
0,440 100077,5
2,5 B
x Z
Reaktansi bocor terhadap sisi tegangan tinggi:
21
0,960,012
77,5 X pu
Jadi X12 = X21
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
32/74
Impedansi (pu) trafo 3 belitan
Dari hasil test hubung singkat, dapat diperoleh tiga impedansi sebagai berikut:
•Z12 = impdansi bocor diukur pada primer dengan sekunder short dan tersier open
•Z13
= impdansi bocor diukur pada primer dengan tersier short dan sekunder open
•Z23 = impdansi bocor diukur pada sekunder dengan tersier short dan primer open
Z1 Z2
Z3
1 2
3
Z12 = Z1 + Z2
Z13 = Z1 + Z3
Z23 = Z2 + Z3
1 12 13 23
2 12 13 23
3 12 23 13
1
21
2
1
2
Z Z Z Z
Z Z Z Z
Z Z Z Z
Semua impedansi dalam perunit
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
33/74
Contoh 2
T1 T2
M1
M2
G k l m n
p
r
Data:
Generator G : 300 MVA, 20 KV, X’’=20%
Motor M1 : 200 MVA (input), 13,2 KV, X’’=20% Motor M2 : 100 MVA (input), 13,2 KV, X’’=20%
Transmisi : 64 km, 0,5 ohm/km
Trafo T1 : 350 MVA, 230Y -20∆ KV, X=10%
Trafo T2 : Terdiri dari 3 trafo single phase: 100MVA, 127-13,2KV, X=10%
Gambarkan diagram reaktansi dalam pu dengan menggunakan base
300 MVA dan 20 kV pada rangkaian generator
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
34/74
T1 T2
M1
M2
Gk l m n
p
r
Trafo T2 : Terdiri dari 3 trafo single phase: 100MVA, 127-13,2KV, X=10%
Trafo T2(3Ф)=300MVA, 127 - 13,2KV= X=10%3
Perhitungan dalam pu dengan menggunakan dasar 300 MVA, 20KV(pada generator)
Perhitungan dasar tegangan:
Dasar Tegangan generator: 20 KV (ditentukan dari awal-sbg base point)
Dasar Tegangan Line : 20 KV(230/20) =230 KV
Dasar Tegangan Motor: 230kV(13,2 / 127 ) =13,8kV
Perhitungan dasar Impedansi:
Perhitungan dasar Arus:
3
2 2 220 230 13,81,333 176,33 0,6348
300 300 300 gen Line Motor Z Z Z
300000 300000 30000010,606 753,065 12,551
3 20 3 230 3 13,8 gen Line Motor I kA I A I kA
x x x
20kV 230kV
13,8kV
Penyelesaian
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
35/74
Perhitungan Impedansi (pu):
22
2
2
22
1 1
20 300000 3 127 3000000, 2 0, 2 0,1 0, 0915
20 300000 230 300000
20 300000 13, 20,1 0, 0857 0, 2
20 350000 13,8
( ) ( ) o nn o
T
o
g T
M
n
KV KVA Z pu Z pu
KV KV
x X j pu X j pu
X
A
j pu X
2
2
3000000,274
200000
0,5 64 13, 2 3000000,1815 0, 2 0,549
176, 33 13,8 100000 L M
j pu
x Z j pu X j pu
Eg1 EM2EM1
Neutral bus
+
_
+
_
+
_
j0,0857 j0,1815
j0,274 j0,20
j0,0915
XM2
Xg1XM1
XLXT1 XT2k
m n
j0,549
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
36/74
TUGAS 1:
KERJAKANLAH SOAL NO. 6.15 HALAMAN 155 ANALISIS
SISTEM TENAGA LISTRIK, WILLIAM D. STEVENSON,Jr
Data:
Generator G : 300 MVA, 20 KV, X’’=20%
Motor M1 : 200 MVA (input), 13,2 KV, X’’=20% Motor M2 : 100 MVA (input), 13,2 KV, X’’=20%
Transmisi : 64 km, 0,5 ohm/km
Trafo T1 : Terdiri dari 3 trafo single phase:150 MVA, 132,79Y-20∆ KV, X=10%
Trafo T2 :
Terdiri dari 3 trafo single phase: 100MVA, 127-13,2KV, X=10%
Gambarkan diagram reaktansi dalam pu dengan menggunakan MVA base 20
MVA dan tegangan 20 KV pada rangkaian generator
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
37/74
1. MATRIKS Ybus
2. MATRIKS Zbus
3. PERSAMAAN ALIRAN DAYA4. PERSAMAAN UMUM ALIRAN DAYA
5. RECTANGULAR FORM
6. POLAR FORM
7. HYBRID FORM
B. MODEL RANGKAIAN SISTEMTENAGA LISTRIK
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
38/74
1. MATRIKS Ybus
1
2 3 4
1
2 3 4
I2
I1
I3
I4
y12
y23
y34
y13
y10
y20 y30y40
Diagram admitansi
y10=yc12/2 + yc13/2
Diagram segaris
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
39/74
Persamaan
I1 = V1 y10 +(V1-V2)y12 + (V1-V3)y13
I2= V2 y20 +(V2-V1)y12 + (V2-V3)y23
I3= V3 y30 +(V3-V1)y13 + (V3-V2)y23 + (V3-V4)y34
I4= V4 y40 +(V4-V3)y34
Dengan menjabarkan persamaan-persamaan diatas, diperoleh:
I1 = V1 (y10 + y12+ y13) -V2 y12 -V3 y13 + 0 V4
I2= -V1 y12 +V2 (y20+y12+y23) -V3 y23 + 0 V4
I3= -V1 y13 -V2 y23 +V3 (y30+ y13+ y23+ y34) - V4 y34
I4
= 0 V1
+0 V2
-V3
y34
+ V4
(y40
+y34
)
I1 = Y11V1 + Y12 V2 + Y13V3 + 0 V4
I2= Y12V1 + Y22V2 + Y 23V3 + 0 V4
I3= Y13V1 + Y 23V2 + Y33V3 - Y34V4
I4= 0 V1 + 0V2 + Y34V3 + Y44V4
Dalam bentuk matriks dapat dituliskandalam bentuk:
11 12 13 141 1
21 22 23 242 2
31 32 33 343 3
41 42 43 444 4
Y Y Y Y I V
Y Y Y Y I V
Y Y Y Y I V
Y Y Y Y I V
1
2 3 4
I2
I1
I3
I4
y12
y23
y34
y13
y10
y20 y30y40
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
40/74
bus bus bus I Y V
11 12 13 141 1
21 22 23 242 2
31 32 33 343 3
41 42 43 444 4
, ,bus bus bus
Y Y Y Y I V
Y Y Y Y I V I Y V
Y Y Y Y I V
Y Y Y Y I V
Atau secara umum dapat dituliskan:
Ibus = arus masuk bus,
Vbus = tegangan bus(L-N),
Ybus = matriks Ybus
Elemen diagonal Yii adalah semua admitansi yang terhubung pada bus i:
Y11= y10 + y12+ y13
Y22= y20+y12+y23
Y33= y30+ y13+ y23+ y34
Y44= y40 +y34
Tegangan bus(fasa-tanah)Matriks Ybus Arus masuk bus
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
41/74
1bus bus Z Y 11 12 13 14
21 22 23 24
31 32 33 34
41 42 43 44
bus
Z Z Z Z
Z Z Z Z Z
Z Z Z Z
Z Z Z Z
2. MATRIKS Zbus
Matriks impedansi bus, Zbus adalah merupakan invers dari matriks Ybus.
Nilai admitansi = 0, bila bus I dan j tidak terhubung
Elemen off diagonal Yij adalah negatif dari admitansi antara bus i dan bus j:
Y12= Y21=- y12
Y13= Y31=- y13
Y23= Y32=- y23 Y34= Y43=- y34
Y14= Y41=0
Y24= Y42=0
3 PERSAMAAN ALIRAN DAYA
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
42/74
bus
P + jQ P + jQ
G
1
2 3 4
3. PERSAMAAN ALIRAN DAYA
Aliran daya masuk bus = Aliran daya keluar bus
Persaamaan aliran daya pada bus 2:
P2+ jQ2 = (P21 + jQ21 + (P23 + jQ23)= V2 I
*21 + V2 I
*23
= V2 I*21 + V2 I
*23
= V2 I*2
(P2+ jQ2)* = (V2 I
*2)
*
P2- jQ2 = V2* I2
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
43/74
Dengan menggunakan Ybus
11 12 13 141 1
21 22 23 242 2
31 32 33 343 3
41 42 43 444 4
Y Y Y Y I V
Y Y Y Y I V
Y Y Y Y I V
Y Y Y Y I V
Diperoleh:
I2= Y21V1 + Y22V2 + Y 23V3 + Y24V4
4
2 2
1
j j
j
I V Y
Persamaan umum aliran daya pada bus 2:
4*
2 2 2 21
j j
j P jQ V V Y
Persamaan umum aliran daya untuk bus i:
*
1
N
i i i j ij
j
P jQ V V Y
*
* * * * * *S V I S VI S V I P jQ V I
4 PERSAMAAN UMUM ALIRAN DAYA
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
44/74
*
1
n
i i i j ij
j
P jQ V V Y
i i i ij ij ijV e jf Y G jB
4. PERSAMAAN UMUM ALIRAN DAYA
Bentuk rectangular:
1 1
1 1
( ) ( )
( ) ( )
n n
i i ij j ij i i ij j ij j
j j
n n
i i ij j ij i i ij j ij j
j j
P e G e B f f G f B e
Q f G e B f e G f B e
1
1
s( )
( )
n
i i ij j i j ij
j
n
i i ij j i j ij
j
P V Y V Co
Q V Y V Sin
Bentuk polar
i i i ij ij ijV V Y Y
1
1
s( ) ( )
( ) ( )
n
i i j ij i j ij i j
j
n
i i j ij i j ij i j
j
P V V G Co B Sin
Q V V G Sin B Cos
Bentuk hybrid
i i i ij ij ijV V Y G B
dengan
dengan
dengan
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
45/74
1. Daya real dan daya reaktif
2. The load flow problem3. Gauss-Seidel
4. Newton Raphson
5. Fast decoupled
C. LOAD FLOW ANALYSIS
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
46/74
Z
R
XV S
P
Qx I x I
φ φ φ
Daya real dan daya reaktif
Z=R+jX
R=Zcosφ
R=ZSinφ
Cos φ= powerfactor
φ >0 induktif/lagging
φ
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
47/74
Pada analisis aliran daya dihitung:
•Tegangan dan sudut tegangan tiap-tiap bus
•Aliran daya pada setiap saluran
Aliran daya pada setiap saluran i-j ditentukan sebagai berikut:
Load flow problem
*
*
ij i ij
i j
ij i
ij
S V I
V V S V
Z
Zij=Impedansi saluran i-j
Kesetimbangan daya pada setiap bus
To the rest system
PGK+jQGK
Load
PLK+jQLK
K K V
Bus K
Persamaan kesetimbangan pada bus k:
Pin – Pout =0
Qin – Qout =0
Pin dan Qin adalah merupakan pembangkitan dikurangi dengan load
Pout dan Qout adalah line transfer ke bus i≠j, tergantung pada Vi dan θi.
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
48/74
Terdapat tiga type bus:
Swing atau SLACK BUS, merupakan bus referensi, dimana V
dan θ diketahui
Terhubung dengan generator V dan θ (referensi) dari generator diketahui dan tetap.
P dan Q dihitung
Mencatu rugi-rugi daya dari beban yang tidak dapat disupply
oleh generator lain.
PV bus atau generator busTerhubung dengan generator
P dan V dari generator diketahui dan tetap
Q dan θ dari generator dihitung
PQ bus atau load bus, V dan θ tidak diketahui.
Terhubung dengan beban
P, Q dari beban diketahui dan tetap
V dan θ tegangan dihitung
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
49/74
Metode Gauss Seidel
ANALISIS ALIRAN DAYA (load flow analisis).
Dalam penyelesaian load flow metode Gauss Saidel dapat dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Tegangan pada Swing Bus diabaikan dari penyelelesaian iterasi tegangan-
tegangan Bus yang lain, karena besar dan sudut tegangan pada Swing Bus telah
DITENTUKAN/DITETAPKAN.
2. Untuk keseluruhan n buah Bus, tegangan dihitung untuk setiap Bus k (kecuali
Swing Bus) dimana Pk dan Qk diberikan adalah:
N
n
nkn
k
k k
kk
k V Y
V
jQ P
Y V
1
.*
1
dimana n kNilai-nilai untuk tegangan pada ruas kanan persamaan itu adalah nilai-nilaihitungan terbaru untuk Bus yang bersesuaian atau tegangan perkiraan jika belum
dilakukan iterasi pada suatu Bus. Persamaan (1) hanya berlaku untuk Bus dimana
daya nyata (P) dan reaktif (Q) telah ditentukan (Load Bus).
…(1)
3 P d t G t B di b t t l h dit t k
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
50/74
3. Pada suatu Generator Bus dimana besar tegangannya telah ditentukan,
perhitungan hanya dilakukan pada komponen reaktif (Q). Nilai tegangan setiap
iterasi diperoleh dengan menghitung nilai daya reaktifnya dengan menggunakan
persamaan (2) berikut:
*..1
k
N
n
nknk kk V V Y V Y
*
1
N
k k k kn n
n
P jQ V Y V
1
Im * . N
k k kn n
n
Q V Y V
dimana n k .Jika dibuat n sama dengan k
…(2)
…(3)
…(4)
Daya reaktif Qk didapat dari persamaan (4) dan untuk mendapatkan suatu nilai Vk
yang baru menggunakan nilai-nilai tegangan sebelumnya yang terdapat pada Bus-
bus tersebut dan nilai Qk ini dimasukkan ke persamaan (1). Hasilnya merupakan
tegangan kompleks yang telah dibetulkan untuk besar yang telah ditentukan.
Proses iterasi berhenti apabila V bernilai kecil atau nilai tegangan sama dengannilai tegangan iterasi sebelumnya (mendekati nilai toleransi yang diberikan
biasanya 10-4).
Proses iterasi dapat dipercepat dengan cara memberikan faktor percepatan yaitu pada umumnya bernilai 1,6.
( 1) ( ) ( 1) ( ) ( ) ( )
( ) .k k k k k k
i accelerated i i i i iV V V V V V
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
51/74
CONTOH
Penggunaan Metode GAUSS SEIDEL
1
5
2
3
4
white
Yellow
Red
Green
Black
Saluran R X
1-2 0,10 0,40
1-4 0,15 0,60
1-5 0,05 0,20
2-3 0,05 0,20
2-4 0,10 0,403-5 0,05 0,20
Data Line
Bus P (pu) Q (pu) V (pu) Keterangan
1 … … Swing/slack bus
2 -0,6 -0,3 Load bus
3 1,0 … Generator bus
4 -0,4 -0,1 Load bus
5 -0,6 -0,2 Load bus
1,02 0o
1,00 0o
1,04 0o
1,00 0o
1,00 0o
Data Bus
Penyelesaian
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
52/74
12 21
12 12
1 10,588225 2,3529
0.10 0,40 y y j
R jX j
12 21 12 0,588225 2,3529Y Y y j
Penyelesaian
Saluran G B
1-2 0,588235 -2,352941
1-4 0,392157 -1,568627
1-5 1,176471 -4,705882 2-3 1,176471 -4,705882
2-4 0,588235 -2,352941
3-5 1,176471 -4,705882
2,1569 8, 6275 0,5882 2,3539 0 0,3922 1,5686 1,1765 4, 7059
0, 5882 2, 3539 2,3529 9, 4118 1,1765 4, 7059 0, 5882 2, 3539 0
0 1,1765 4, 7059 2,3529 9, 4118 0 1,1765 4, 7059
0,3922 1,5686 0,5882 2,353
bus
j j j j
j j j j
Y j j j
j j
9 0 0,9804 3,9216 0
1,1765 4, 7059 0 1,1765 4,7059 0 2,3529 9, 4118
j
j j j
Matriks Y bus adalah:
Admitansi saluran
OFF DIAGONAL
Y12=-y12
Saluran R X
1-2 0,10 0,40
1-4 0,15 0,60
1-5 0,05 0,202-3 0,05 0,20
2-4 0,10 0,40
3-5 0,05 0,20
Data Line
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
53/74
Bus 1 adalah slack bus (umumnya bus 1 atau bus yang mempunyai daya
pembangkitan yang paling besar dianggap sebagai slack bus), dimana slack bus,
tegangan dan sudut diketahui. Untuk analisis aliran daya, perhitungan dilakukan
langsung pada bus 2:
Iterasi I
*
1
n
i i i j ij
j
P jQ V V Y
*2 2 2 2
1
*
2 21 1 22 2 23 3 24 4
n
j j
j
P jQ V V Y
V Y V Y V Y V Y V
2 22 21 1 23 3 24 4*22 2
1 P jQV Y V Y V Y V
Y V
Y21= -0,588235 + j2,352941
Y22= 2,352941 – j9,411764
Y23= -1,176471+j4,705882
Y24= -0,588235+ j2,352941
Y25= 0 – j0,0
Tegangan pada bus 2 (Load bus)
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
54/74
(1) 2 22 21 1 23 3 24 4*22 2
1 P jQV Y V Y V Y V
Y V
(1)
2
(1)2
1 0, 6 0,3
((-0,588235 + j2,352941)(1,02)2,352941-j9,411764 1,0 0,0
(-1,176471+j4,705882)(1,04) (-0,588235+ j2,352941)(1, 0))
1 0, 6 0,32,411764 - j9,647058
2,352941-j9,411764 1,0 0,0
j
V j
jV
j
(1)2 0,98000 0, 052500 jV
Koreksi
(1) 2 22 21 1 23 3 24 4*22 2
1 P jQV Y V Y V Y V
Y V
(1)
2 0,98000 0,05
1 0,6 0,3
2,411764 - j9,6470582,352941-j9,41176 25004
j
jV
(1)
2 0,976351 0,050965V j pu
ΔV2 = (V2(1) – V2
(0)) = (0,976351 - j0,052500) – (1,0 + j0,0) = -0,02365 – j0,050965
ΔV2 = 0,0561857 0,0001V2
(1) = V2(0) + ΔV2 = (1,0 + j0,0) + 1,6 (-0,02365-j0,050965) = 0,96216 – j0,081544
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
55/74
Tegangan pada bus 3 (bus generator)
(1) 3 33 32 2 35 5*33 3
1 P jQV Y V Y V
Y V
(1)
3
(1)
3
(1)
3
1 1,0((-1,176471+j4,705882)
2,352941 +j9,411764 1,04 0,0
(0,976351 0,050965) (-1,176471+j4,705882)(1,0)1
0,961538 0,4277801 2,085285 0,3603342,352941-j9,411
0,444
764
0,304 2
913
68 3
V x j
j
j
V j j
V
9,788135
1,054984 0,0599792,352941-j9,411764
j j pu
*
3 3 3 3
1
*
3 32 2 33 3 35 5
n
j j
j
P jQ V V Y
V Y V Y V Y V
*3 3 32 2 33 3 35 5ImQ V Y V Y V Y V
3
3
Im 1,04 -1,176471+j4,705882 0,976351 0,050965
2,352941 +j9,411764 1,04 -1,176471+j4,705882
0,444913
1,0
Q j
Q pu
Y32= -1,176471+j4,705882
Y33= 2,352941 +j9,411764
Y35= -1,176471+j4,705882
Koreksi
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
56/74
(1)31,04
1,054984 0,059979 1,038322 0,05901,056688
32V j j
(1)
3 1, 056688V
V ΔV3
(1) = (V3(1) – V3
(0)) = (1,038322 + j 0,059032) - (1,04 + j0,0)
= -0,001678 + j0,059032 pu
ΔV3 = 0,0591 0,0001V3
(1) = V3(0) + ΔV3
= 1,04 + 1,6(-0,001678 + j0,059032) = 1,0373152 + j0,0944
Y41 = -0,392157 + j1,568627 = 1,61690104 Y42 = -0,588235 + j2,352941 = 2,43160104 Y43 = -0,0 + j0,0 pu
Y44 = 0,392157 + 0,588235 -j1,568627 - j2,352941
= 0,9804 – j3,921568 = 4,0423-75,964
Tegangan pada bus 4 (load bus)
4 44 41 1 42 2
44 4
1 P jQV Y V Y V
Y V
10,4 0,1 -0,392157 + j1,568627 1,0 + (-0,588235 + j2,352941)(0,98000 - j0,052500)
0,9804 j3,921568 j
0,374107 3,8118725
0,9804 30,937295
,92153 0,1389284
68 j
j
j
Koreksi
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
57/74
(1)4
0,9372953 0,13
1 0.4 0,10,7741 3,9118725
0,9804 3,921568 89284 j
jV
j
0,949111 0,15031434 j
ΔV4(1)
= (V4(1)
– V4(0)
) = (0,949111 – j0,15031434) – 1 = -0,050889 – j0,15301434 ΔV4 = 0,1586 0,0001 V4
(1) = V4(0) + ΔV4 = 1 + 1,6(-0,05088 – j0,15031434) = 0,9185776 – j0,240503
Tegangan pada bus 5 (load bus)
Y51 = -1,176471 + j4,705882 = 4,85071104 Y52 = - 0,0 + j0,0 puY53 = 1,176471 + j4,705882 pu
Y55 = 1,176471 + 1,176471 - j4,705882 -j4,705882 = = 2,3524942 – j9,411764
353151(1)
5
55
55
(1)
5 VYVY
V
jQP
Y
1V
1 0,6 j0, 2
1,17641 j4,705882 1,022,352942- j9,411764 1
-1,76471 j4,70588 1,037352 0,0944512 j
1 0.6 0,2 2,8648899 9,57053452,352942- j9,411764
j j
0,993675755 0,0077745 j
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
58/74
(1)5
1 0,6 0,22,86488 9,5705345
2,3529442 9,411764 0,9936755 0,0077745
jV j
j j
= 0,993888184 – j0,0083967
Koreksi
ΔV5(1) = (V5
(1) – V5(0)) = -0,006111815 – j0,0083967
ΔV5 = 0,01038 0,0001V5
(1) = V5(0) + ΔV5 = (1 + j0,0) + 1,6(-0,006111815 – j0,0083967)
= 0,990221095 – j0,013434708
Iterasi 0 Iterasi 1 ΔV Koreksi
(a = 1,6)
V1(0) = 1,02+j0,0 V1
(1) = 1,02+j0,0 ΔV1=V1(1)-V1(0) V1(1) = 1,02+j0,0
V2(0) = 1,00+j0,0 V2
(1) = 0,97635+j0,050965 ΔV2=V2(1)-V2(0) 0,0561857
V2(1) = V2
(0)+aΔV2 =
0,96216 – j0,081544
V3(0)
= 1,04+j0,0V3
(1) = 1,038322 + j0,059032 ΔV3=V3(1)-V3(0) 0,0591
V3(1) = optional =
1,0373152 + j0,0944
V4(0) = 1,00+j0,0 V4
(1) = 0,949111-j0,1503143 ΔV4=V4(1)-V4(0) 0,1586
V4(1) = V4
(0)+aΔV4
0,9185776 – j0,240503
V5(0) = 1,00+j0,0 V5
(1) = 0,9938881 – j0,00839 ΔV5=V5(1)-V5(0) 0,01038
V5(1) = V5
(0)+aΔV5
0,9902211 – j0,0134347
Hasil iterasi 1 secara lengkap adalah:
If |ΔV| < toleransi iterasi stop, toleransi biasanya 0,0001
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
59/74
Tugas 2:
Lanjutkan PROSES iterasi sampai iterasi ke-4 untuk contoh soal tersebut
diatas dengan menggunakan Methode Gauss Seidel
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
60/74
Metode Newton Raphson
Menentukan harga x untuk f(x) =0 dengan metode Newton-Raphson
Fungsi dengan 1 variabel
f(x) = 0
Dengan menggunakan deret TAYLOR
2
2
( ( )) ( ( )) ( ( ))1 1 1( ) ( ) ( ) .....
1! 2! !
no o o
o o n
d f x d f x d f x f x f x x x
dx dx n dx
Dengan pendekatan linier
( ( ))1( ) ( ) ( ) 0
1!
o
o o
d f x f x f x x x
dx
ΔFo ΔF1
ΔF2
ΔX1 ΔX2
F(x)
Xo X1 X2
SEHINGGA DIPEROLEH
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
61/74
dx xdf
x f x x
/0
001
ATAU DAPAT DITULISKAN SBB
dx xdf x f
x x /0
001
0 x
1 x
RUMUS UNTUK ITERASI KE ( K+1 )
1
/
x
k k
k
f x x x
df x dx
CONTOH PENERAPAN METODE NEWTON-RAPHSON
643 x x f Fungsi dengan satu variabel
2 0' 3 ; 5 f x x x
nnn
x x x 1
3
2
64
' 3
n n
nn n
f x x x
f x x
3
2
64 125 640,8133
3 75
o
o
o
x x
x
1 5 0.8133 4.1867o o x x x
33
11 22
1
4.18676464 0.1785
3 3 4.1867
x x
x
2 4.1867 0.1785 4.0082 x DAN SETERUSNYA
= Harga pada Iterasi Ke 1
= Harga Awal
( ( ))1( ) ( ) ( ) 0o
d f xf x f x x x
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
62/74
Fungsi dengan dua variabel:
f 1(x1,x2)=0
f 2(x1,x2)=0
Persamaan yang digunakan pada setiap iterasi:
1 1
1 2 1 1
2 22 2
1 2
df df
dx dx x f
x f df df
dx dx
( ) ( ) ( ) 01!
o o f x f x x x
dx
( ( ))( ) ( ) ( )o
o o
d f x x x f x f x
dx
( ( ))o
d f x x f
dx Fungsi dengan satu variabel:
( )df x
x f
dx
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
63/74
Jika dipilih bentuk Hybrid dalam penerapan metode Newton-Raphson pada
penyelesaian persamaan aliran beban maka mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Menentukan nilai-nilai Pi k dan Q j
k yang mengalir ke dalam sistem pada setiap
Bus untuk nilai yang ditentukan atau perkiraan dari besar dan sudut tegangan
untuk iterasi pertama atau tegangan yang ditentukan paling akhir untuk iterasi
berikutnya.
i j
i i i iV V e V
1
[ cos( ) sin( )]n
i i j ij i j ij i j
j
P V V G B
1 [ sin( ) cos( )]
n
i i j ij i j ij i j jQ V V G B
ij ij ijY = G + j B
2. Menentukan Pi k dan Qi
k dari persamaan berikut
Pi k = Pi ,spec - Pi
k ..... (3)
Qi k = Qi, spec – Qi
k
..... (2)
..... (1)
dimana subskrip spec berarti “yang ditetapkan”.
Analisis load flow dengan menggunakan Metode Newton Raphson
3. Menghitung nilai-nilai untuk jacobian dengan menggunakan nilai-nilai perkiraan
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
64/74
atau yang ditentukan dari besar dan sudut tegangan dalam persamaan untuk
turunan parsial yang ditentukan dengan diferensasi persamaan berikut :
n
n
n
nn
n
nn
nn
n
nn
n
nn
nn
n
n
V
V
V
Q
V
QQQ
V
Q
V
QQQ
V
P
V
P P P
V
P
V
P P P
Q
Q
P
P
...
...
.
......
..................
......
......
...............
......
...
...
1
1
11
1
1
11
1
1
111
1
1
11
1
1
1
1
V
V
L J
N H
Q
P .
dimana koefisien matrik jacobian adalah
4. Menentukan invers Matrik Jacobian dan hitung koreksi-koreksi sudut dan tegangan
pada setiap Bus.5. Menghitung nilai baru dari dan dengan menambahkan dan
pada nilai sebelumnya.
)1( k i
)1( k
iV i iV
6. Kembali ke langkah 1 dan mengulangi proses itu dengan menggunakan nilai untuk
besar dan sudut tegangan yang ditentukan paling akhir sehingga semua nilai
dan lebih kecil dari suatu indeks ketepatan (error) yang telah ditentukan.
i
i
V
..... (4)
..... (5)
Contoh
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
65/74
Contoh
load flow dengan menggunakan Metode Newton Raphson
4 5 0 0 4 5
0 0 4 10 4 10
4 5 4 10 8 15
j j j
Ybus j j j
j j j
Diketahui:
P2(0)
= 1.7 P3(0)
= 2.0 V1(0)
= 1.0 0 θ1(0) = 0 |V2|
(0) = 1.1249 Q3(0) = 1.
θ2(0) = 0 θ3
(0) = 0
Y11 = 4-j5 Y12 = Y21 = 0
Y22 = 4-j10 Y13 = Y31 = -4+j5
Y33 = 8-j15 Y23 = Y32 = -4+j10
G11 = 4 G12 = G21 = 0
G22 = 4 G13 = G31 = -4
G33 = 8 G23 = G32 = -4
B11 = -5 B12 = B21 = 0
B22 = -10 B13 = B31 = 5
B33
= -15 B23
= B32
=10
Matriks Ybus
~ ~
Bus
Generator 2 1
3
Slacky23=4-j10 y13=4 - j5
P2=1,70
|V2|=1,1249 P3=2,0
Q3=1,0
1 1,0 0oV
Load bus
1
[ cos( ) sin( )]n
i i j ij i j ij i j
j
P V V G B
1
[ sin( ) cos( )]n
i i j ij i j ij i j
j
Q V V G B
Untuk hybrid sistem berlaku:
i j
i i i iV V e V
ij ij ijY = G + j B
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
66/74
2 2 2 22 2 2 22 2 2 2 3 23 2 3 23 2 3cos( ) sin( ) cos( ) sin( ) P V V G B V V G B
Persamaan non linier yang digunakan
1 1 1 11 1 1 11 1 1 1 3 13 1 3 13 1 3cos( ) sin( ) cos( ) sin( ) P V V G B V V G B
1 1 1 11 1 1 11 1 1 1 3 13 1 3 13 1 3sin( ) cos( ) sin( ) cos( )Q V V G B V V G B
2 2 2 22 2 2 22 2 2 2 3 23 2 3 23 2 3sin( ) cos( ) sin( ) cos( )Q V V G B V V G B
3 3 3 33 3 3 33 3 3 3 1 31 3 1 31 3 1 3 2 32 3 2 32 3 2cos( ) sin( ) cos( ) sin( ) cos( ) sin( ) P V V G B V V G B V V G B 3 3 3 33 3 1 31 3 1 31 3 1 3 2 32 3 2 32 3 2sin( ) cos( ) sin( ) cos( )Q V V B V V G B V V G B
1 1 1 11 1 3 13 1 3 13 1 3cos( ) sin( ) P V V G V V G B
1 1 1 11 1 3 13 1 3 13 1 3cos( ) sin( )Q V V B V V G B
2 2 2 22 2 3 23 2 3 23 2 3cos( ) sin( ) P V V G V V G B
2 2 2 22 2 3 23 2 3 23 2 3sin( ) cos( )Q V V B V V G B
Persamaan tersebut merupakan fungsi dari |V| dan θ pada tiap tiap
busPersamaan tersebut digunakan untuk menghitung |V| dan θ dari
tiap-tiap bus
~ ~
Bus
Generator 2 1
3
Slacky23=4-j10 y13=4 - j5
P2=1,70
|V2|=1,1249 P3=2,0
Q3=1,0
1 1,0 0
oV
Load bus
Persamaan yang digunakan pada setiap iterasi adalah:
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
67/74
1 1 1 1 1 1
1 1 2 2 3 3
1 1 1 1 1 1
1 1 2 2 3 3
2 2 2 2 2 2
1 1 2 2 3 3
2 2 2 2 2 2
1 1 2 2 3 3
3 3 3 3 3 3
1 1 2 2 3 3
3 3 3
1 1 2
P P P P P P
V V V
Q Q Q Q Q Q
V V V
P P P P P P V V V
Q Q Q Q Q Q
V V V
P P P P P P
V V V
Q Q Q Q
V
1 1
1 1
2 2
2 2
3 3
3 3
3 3 3
2 3 3
P
V Q P
V Q
P
V Q
Q Q
V V
Penyederhanaan1 1 1 1 1 1
1 1 2 2 3 3
1 1 1 1 1 1
1 1 2 2 3 3
2 2 2 2 2 2
1 1 2 2 3 3
2 2 2 2 2 2
1 1 2 2 3 3
3 3 3 3 3 3
1 1 2 2 3 3
3 3 3
1 1 2
P P P P P P
V V V
Q Q Q Q Q Q
V V V
P P P P P P V V V
Q Q Q Q Q Q
V V V
P P P P P P
V V V
Q Q Q Q
V
1 1
1 1
2 2
2 2
3 3
3 3
3 3 3
2 3 3
P
V Q P
V Q
P
V Q
Q Q
V V
1. SLACK BUS (θ & V TETAP), ∆θ1∆V1, ∆P1 ∆Q1 SAMA DENGAN NOL
2. GENERATOR BUS
(V & P TETAP), V2, P2
3. LOAD BUS
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
68/74
2
2
3
3
222 22 23 23 2
22 22 23 23 2
32 32 33 33 33
32 32 33 33 3
.
V
V
V
V
H N H N P
J L J L Q
H N H N P J L J L Q
2 2 2
2 3 3
2 2
3 3 33 3
2 3 3
3 33 3 3
2 3 3
P P P
V P
P P P P
V
V QQ Q Q
V
2 2 23
2 3 3
2 2
3 3 33 3 3
2 3 3
33
3 3 33 3
2 3 3
P P P V
V P
P P P V P V
QV Q Q Q
V V V
Jacobian matriks
i
ij j
P
H
i
ij j
j
P
N V V
i
ij
j
Q J
iij j
j
Q L V
V
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
69/74
Nilai Perkiraan awal:
(0)2 (dihitung)1
P = cos( ) sin( )n
i j ij i j ij i j
j
V V G B
= |V2||V1|{G21 cos (θ 2 – θ 1) + B21 sin(θ 2 – θ 1)}+ |V2||V2|{G22 cos (θ 2 – θ 2) +
B22 sin(θ 2 – θ 2)}+ |V2||V3|{G23 cos (θ 2 – θ 3) + B23 sin(θ 2 – θ 3)}
= |V2||V1|G21+ |V2||V2|G22 + |V2||V3|G23
= |1,1249||1,0|(0) + |1,1249|1,1249(4) + |1,1240||1,0|(-4)
= 0,562
P3(0) = P3
(0)(diketahui) – P3
(0) (dihitung)
(0)
3 (dihitung)
1P = cos( ) sin( )
n
i j ij i j ij i j
jV V G B
= |V3||V1|{G31 cos (θ3 – θ1) + B31 sin(θ3 – θ1)}+ |V3||V3|{G32 cos (θ3 – θ2) + B32 sin(θ3 – θ2)}
+ |V3||V3|{G33 cos (θ3 – θ3) + B33 sin(θ3 – θ3)}
= |V3||V1|G31+ |V3||V2|G32 + |V3||V3|G33
= |1,0||1,0|(-4) + |1,0|1,1249(-4) + |1,0||1,0|(8) = -0,4996
P2(0) = P2
(0)(diketahui) – P2
(0)(dihitung)
P2(0) = 1,7 – 0,562 = 1,138
P2
(0) = P2
(0)
(diketahui) – P
2
(0)
(dihitung)
P3(0) = -2 + 0,4996 = -1,5004
Iterasi 1:
Q3(0) = Q3
(0)(diketahui) – Q3
(0) (dihitung)
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
70/74
( ) ( g)
(0)3 (dihitung)1
Q = sin( ) cos( )n
i j ij i j ij i j
j
V V G B
= |V3||V1|{G31 sin (θ3 – θ1) - B31 cos(θ3 – θ1)}+ |V3||V2|{G32 sin (θ3 – θ2) - B32 cos(θ3 – θ2)}+
|V3||V3|{G33 sin (θ3 – θ3) - B33 cos(θ3 – θ3)}
= -|V3||V1|B31- |V3||V2|B32 - |V3||V3|B33 = -|1,0||1,0|(5) + |1,0|1,1249(10) + |1,0||1,0|(-15) = -1,249
Q3(0) = -1 + 1.1249 = 0.1249
222 2 2 22 2 2 22 2 2 2 3 23 2 3 23 2 3
2 2
2 2 22 2 3 23 2 3 23 2 3
2
2 3 23 2 3 23 2 3
H = cos( ) sin( ) cos( ) sin( )
cos( ) sin( )
sin( ) cos( )
|1.1249||1.0|[(0) + 10] =11.249
P V V G B V V G B
V V G V V G B
V V G B
2
23 2 2 22 2 2 22 2 2 2 3 23 2 3 23 2 33 3
2 3 23 2 3 23 2 3
3
2 3 23 2 3 23 2 3
H = cos( ) sin( ) cos( ) sin( )
cos( ) sin( )
sin( ) cos( )
|1.1249| |1.0| [(0) - 10]=-11.249
P
V V G B V V G B
V V G B
V V G B
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
71/74
223 2 2 22 2 2 22 2 2 2 3 23 2 3 23 2 3
3 3
2 3 23 2 3 23 2 3
3
2 23 2 3 23 2 3
N = cos( ) sin( ) cos( ) sin( )
cos( ) sin( )
cos( ) sin( )
|1.1249|[- 4 +(0)] = - 4.4996
P V V G B V V G B
V V
V V G BV
V G B
332 3 1 31 3 1 31 3 1 3 2 32 3 2 32 3 2 3 3 33 3 3 33 3 3
2 2
3 2 32 3 2 32 3 2
2
3 2 32 3 2 32 3 2
H cos( ) sin( ) cos( ) sin( ) cos( ) sin( )
cos( ) sin( )
sin( ) cos( )|1.0||1.1249| [(0) -
P V V G B V V G B V V G B
V V G B
V V G B
10] = -11.249
333 3 1 31 3 1 31 3 1 3 2 32 3 2 32 3 2 3 3 33 3 3 33 3 3
3 3
3 1 31 3 1 31 3 1 3 2 32 3 2 32 3 2
3 1 31 3 2 32
H = cos( ) sin( ) cos( ) sin( ) cos( ) sin( )
sin( ) cos( ) sin( ) cos( )
|1.0||1
P V V G B V V G B V V G B
V V G B V V G B
V V B V V B
.0| [5]+|1.0| |1.1249|[10] =16.249
333 3 1 31 3 1 31 3 1 3 2 32 3 2 32 3 2 3 3 33 3 3 33 3 3
3 3
1 31 2 32 3 33
N = cos( ) sin( ) cos( ) sin( ) cos( ) sin( )
2
|1.0|[-4] +|1.1249|[-4] +2[8] =7.5004
P V V G B V V G B V V G B
V V
V G V G V G
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
72/74
Persamaan Matriks untuk mendapatkan nilai-nilai iterasi 1 adalah:
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
73/74
3
3
1
2
3
11.249 11.249 4.496 1.138
11.249 16.249 7.5004 1.5004
4.4996 8.4996 13.751 0.249V
V
3
3
2
3
0.2844 0.1911 0.0112 1.138
0.1866 0.1733 0.0334 1.5004
0.0223 0.0446 0.0557 0.249V V
θ2 = 0.0341 θ2 = 0.0341 × (180/3.14) = 1.955 θ3 = -0.056 θ3 = -0,056 × (180/3.14) = -3.21
3
3
0.0277V
V
|V3| = -0.0277 × 1.0 = -0.0277
θ2 (1) = θ2(0) + θ2 = 0 +1.955 = 1.955 θ3
(1) = θ3(0) + θ3 = 0 +(-3.21) = -3.21
V3(1) = V3
(0) + V3 = 1 + (-0.0277) = -0.9723 pu
Nilai ini digunakan pd iterasi
berikutnya
-
8/18/2019 loadflow1-140323140230-phpapp01
74/74
MID
SEMESTER