Learning Issue 17a

download Learning Issue 17a

of 11

Transcript of Learning Issue 17a

  • 8/18/2019 Learning Issue 17a

    1/11

    LEARNING ISSUE

    A. Ikterus Obstruktif 

    Ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau jaringan lainnya

    (membran mukosa) yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang

    meningkat konsentrasinya dalam sirkulasi darah. Bilirubin dibentuk sebagai akibat

     pemecahan cincin hem, biasanya sebagai akibat metabolisme sel darah merah. Kata

    ikterus (jaundice) berasal dari kata Perancis yaitu jaune yang berarti kuning. Ikterus

    sebaiknya diperiksa di bawah cahaya terang siang hari, dengan melihat sklera mata.

    Ikterus dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu ikterus hemolitik dan ikterus

    obstruktif.

    Ikterus obstruktif, disebabkan oleh obstruksi duktus biliaris (yang sering ter

     jadi bila sebuah batu empedu atau kanker menutupi duktus koledokus) atau kerusakan

    sel hati (yang terjadi pada hepatitis), kecepatan pembentukan bilirubin adalah normal,

    tapi bilirubin yang dibentuk tidak dapat lewat dari darah ke dalam usus.

    Ikterus obstruktif atau bisa juga disebut kolestasis dibagi menjadi ! yaitu

    kolestasis intrahepatik dan ekstrahepatik. Penyebab paling sering kolestatik 

    intrahepatik adalah hepatitis, keracunan obat, penyakit hati karena alkohol dan

     penyakit hepatitis autoimun sedangkan penyebab paling sering pada kolestasis

    ekstrahepatik adalah batu duktus koledokus dan kanker pankreas.

    B. Epidemiologi

    Ikterus obstruktif dapat ditemukan pada semua kelompok umur, tetapi bayi

     baru lahir dan anakanak lebih rentan mengalami ikterus obstruktif karena struktur 

    hepar yang masih immatur. Bayibayi yang lahir prematur, BB"#, dan riwayat sepsis,

    serta riwayat mendapat nutrisi parenteral dalam waktu lama meningkatkan resiko

    terjadinya ikterus obstruktif. $dapun angka kejadian ikterus obstruksi kausa $tresia

    Bilier ($B) di %&$ sekitar ' '.*** kelahiran, dan dominasi oleh pasien berjenis

    kelamin wanita. +idunia angka kejadian atresia bilier tertinggi di $sia, dengan

     perbandingan bayibayi di negara ina lebih banyak dibandingkan Bayi di -egara

    epang.

    +ari segi gender, $tresia bilier lebih sering ditemukan pada anak perempuan.

    +an dari segi usia, lebih sering ditemukan pada bayibayi baru lahir dengan rentang

    usia kurang dari / minggu. Insiden tinggi juga ditemukan pada pasien dengan ras kulit

    hitam yang dapat mencapai ! kali lipatinsiden bayi ras kulit putih.

  • 8/18/2019 Learning Issue 17a

    2/11

    +i Kings ollege 0ospital 1ngland antara tahun '23*'22*, atresia bilier 433

    (45,36), 0epatitis -eonatal 44' (4*,6), 7' antitripsin defisiensi '/2 ('3,56),

    hepatitis lain 25 (/,36), sindroma $lagille 8' (,86), kista duktus koledokus 45

    (4,'6).

    +i Instalasi #awat Inap $nak #&% +r. &utomo &urabaya antarra tahun '222

    !**5 penderita rawat inap, didapat 28 penderita dengan neonatal kolestasis. -eonatasl

    hepatitis 8/ (3*,/6), atresia bilier 2 (2,56), kista duktus koledukus (,!6), kista

    hati ' (',*56) dan sindroma inspissatedbie ' (',*56).

    C. Etiologi

    $liran empedu dapat terganggu pada tingkat mana saja dari mulai sel hati

    (kanalikulus), sampai ampula 9ateri, sehingga ikterus obstruktif berdasarkan lokasiobstruksinya dibedakan atas ikterus obstruktif intrahepatik dan ekstrahepatik.

    Penyebab Ikterus :bstruktif Intrahepatik '. ;irus 0epatitis, peradangan intrahepatik mengganggu transport bilirubin

    terkonyugasi dan menyebabkan ikterus. 0epatitis $ merupakan penyakit self

    limited dan dimanifestasikan dengan adanya ikterus yang timbul secara akut.

    0epatitis B dan akut sering tidak menimbulkan pada tahap awal (akut),tetapi

     bisa berjalan kronik dan menahun dan mengakibatkan gejala hepatitis menahun

    atau bahkan sudah menjadi sirosis hati.!. $lkohol, bisa mempengaruhi gangguan pengambilan empedu dan sekresinya,dan

    mengakibatkan kolestasis. Pemakaian alkohol secara terus menerus bisa

    menimbulkan perlemakan (steatosis), hepatitis, dan sirosis dengan berbagai

    tingkat ikterus. 0epatitis karena alkohol biasanya memberi gejala ikterus sering

    timbul akut dan dengan keluhan dan gejala yang lebih berat. ika ada nekrosis sel

    hati ditandai dengan peningkatan transaminase yang tinggi.4. Infeksi bakteri 1ntamoeba histolitica, terjadi reaksi radang dan akhirnya terjadi

    nekrosis jaringan hepar.5. $danya tumor hati maupun tumor yang telah menyebar ke hati dari bagian tubuh

    lain.

    Penyebab Ikterus :bstruktif 1kstrahepatik

    '. $tresia bilier, ditandai dengan penghapusan atau diskontinuitas dari sistem bilier 

    ekstrahepatik, sehingga obstruksi aliran empedu. $tresia bilier merupakan

     penyebab kolestasis ekstrahepatik tersering pada bayi baru lahir.

  • 8/18/2019 Learning Issue 17a

    3/11

     pembedahan, akan bermanifestasi menjadi sirosis bilier sekunder. Pasien dengan

    atresia bilier dapat dibagi lagi menjadi ! kelompok yang berbeda mereka dengan

    atresia bilier terisolasi (bentuk postnatal), yang menyumbang 82*6 kasus, dan

     pasien dengan asosiasi &itus in9ersus atau polysplenia = asplenia dengan atau

    tanpa kelainan kongenital lain (janin = embrio bentuk), yang terdiri dari '*46

    kasus.

    !. Kolelitiasis, Kolelitiasis (kalkuli=kalkulus,batu empedu) merupakan suatu keadaan

    dimana terdapatnya batu empedu di dalam kandung empedu (9esika felea) yang

    memiliki ukuran,bentuk dan komposisi yang ber9ariasi. Kolelitiasis jarang pada

    anakanak, lebih sering dijumpai pada indi9idu berusia diatas 5* tahun terutama

     pada wanita dikarenakan memiliki faktor resiko,yaitu obesitas, usia lanjut, diet

    tinggi lemak dan genetik.4. Kolesistitis, adalah peradangan dari dinding kandung empedu, biasanya

    merupakan akibat dari adanya batu empedu didalam duktus sistikus, yang secara

    tibatiba menyebabkan serangan nyeri yang luar biasa.

    5. Kista duktus kholedokus, koledukus adalah dilatasi kongenital pada duktus

    empedu yang dapat menyebabkan obstruksi bilier progresif dan sirosis bilier.

    Kista silinder dan bulat dari duktus ekstrahepatik adalah jenis yang paling sering.

    &ekitar 36 kasus munculselama masa anakanak.

    . >umor Pankreas, &ekitar 26 tumor yang bersifat kanker (malignant ) pada

     pankreas adalah adenocarcinoma. $denocarcinoma biasanya berasal dari sel

    kelenjar yang melapisi saluran pankreas. Kebanyakan adenocarcinoma terjadi di

    dalam kepala pankreas, bagian yang paling dekat bagian pertama usus kecil

    (duodenum)

    D. Ptofisiologi, kolesterol dan garam empedu dalam serum.

  • 8/18/2019 Learning Issue 17a

    4/11

    Kadar garam empedu yang meningkat dalam darah menimbulkan gatalgatal pada

    ikterus.

    Ikterus akibat hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning

    dibandingkan akibat hiperbilirubinemia tak terkonjugasi. Perubahan warna berkisar 

    dari orangekuning muda atau tua sampai kuninghijau muda atau tua bila terjadi

    obstruksi total saluran empedu. Perubahan ini merupakan bukti adanya icterus

    kolestatik, yang merupakan nama lain icterus obstruktif. Kolestasis dapat bersifat

    intrahepatik ( mengenai sel hati, kanalikuli, atau kolangiola) atau ekstrahepatik 

    ( mengenai saluran empedu diluar hati). Pada kedua keadaan ini terdapat gangguan

     biokimia yang serupa.

    Penyebab tersering kolestasis intrahepatic adalah penyakit hepatoseluler 

    dengan kerusakan sel parenkim hati akibat hepatitis 9irus atau berbagai jenis sirosis.Pada penyakit ini, pembengkakan dan disorganisasi sel hati dapat menekan dan

    menghambat kanalikuli atau kolangiola. Penyakit hepatoseluler biasanya mengganggu

    semua fase metabolism bilirubinambilan, konjugasi, dan ekskresitetapi eksresi

     biasanya paling terganggu, sehingga yang paling menonjol adalah hiperbilirubinemia

    terkonjugasi. Penyebab kolestasis intra hepatic yang lebih jarang adalah pemakaian

    obatobat tertentu, dan gangguan herediter +ubin honson serta sindrom #otor 

    ( jarang terjadi). Pada keadaan ini, terjadi gangguan transfer bilirubin melalui

    membran hepatosit yang menyebabkan terjadinya retensi bilirubin dalam sel. :bat

    yang sering mencetuskan gangguan ini adalah halotan ( anastetik) kontrasepsi oral,

    estrogen, steroid anabolic, isonia?id, dan chlorproma?ine.

    Penyebab tersering kolestatis ekstrahepatik adalah sumbatan batu empedu,

     biasanya pada ujung bawah duktus koledokus@ karsinoma kaput pancreas

    menyebabkan tekanan pada duktus koledokus dari luar@ demikian juga dengan

    karsinoma ampula 9ateri. Penyebab yang lebih jarang adalah striktur pasca

     peradangan atau setelah operasi, dan pembesaran kelenjar limfe pada porta hepatis.

    "esi intra hepatic seperti hepatoma kadangkadang dapat menyumbat duktu hepatikus

    kanan atau kiri.

    E. !"ifestsi #li"ik 

    a. Ikterus obstruktif intrahepatik 

    >erdapat tiga fase

    ')Aase praikterik 

    Periode dimana infekti9itas paling besar.

  • 8/18/2019 Learning Issue 17a

    5/11

    konstipasi, penurunan berat badan, malaise, sakit kepala, demam ringan, sakit sendi,

    ruam kulit.

    !) Aase ikterikjaundice (temuan paling menonjol).

    %rine gelap berkabut (disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin), hepatomegali

    dengan nyeri tekan, pembesaran nodus limfa, pruritus (akibat akumulasi garam

    empedu pada kulit)@ gejala fase praikterik berkurang sesuai menonjolnya gejala.

    4) Aase pasca ikterik.

  • 8/18/2019 Learning Issue 17a

    6/11

    5) Perubahan warna urine dan feses

    1kskresi pigmen empedu oleh ginjal akan membuat urine berwarna sangat gelap. Aeses

    yang tidak lagi diwarnai oleh pigmen empedu akan tampak kelabu dan biasanya pekat

    yang disebut claycoloredC

    ) +efisiensi ;itamin

    :bstruksi aliran empedu juga mengganggu abosorpsi 9itamin $,+,1 dan K yang larut

    lemak. Karena itu pasien dapat memperlihatkan gejala defisiensi 9itamin9itamn ini

     jika obstruksi bilier berjalan lama. +efisiensi 9itamin $ dapat menggangu pembekuan

    darah yang normal.

    $. DIAGNOSIS

    a. Ikterus :bstruktif Intrahepatik 

    ') >es fungsi hati $bnormal (5'* kali dari normal). atatan Derupakan batasan

    nilai untuk membedakan hepatitis 9irus dari non 9irus.

    !) $&> (&)=$">(&

    ) $walnya meningkat. +apat meningkat dalam '!

    minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.

    4) +arah lengkap &+D menurun sehubungan dengan penurunan hidup &+D

    (gangguan en?im hati) atau mengakibatkan perdarahan.

    5) "eukopenia >rombositopenia mungkin ada (splenomegali).

    ) +iferensial darah lengkap "eukositosis, monositosis, limfosit atipikal, dan sel

     plasma.

    8) $lkali fosfatase $gak meningkat (kecuali ada kolestasis berat).

    3) Aeces Earna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati).

    /) $lbumin serum Denurun.

    2)

  • 8/18/2019 Learning Issue 17a

    7/11

    '') 0bs$< +apat positif (tipe B) atau negatif (tipe $).

    '!) Dasa protrombin Dungkin memanjang (disfungsi hati).

    '4) Bilirubin serum +iatas !, mg='** ml (bila diatas !** mg=ml, prognosis buruk

    mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler).

    '5) Biopsi hati Denunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis

    ') &kan hati Dembantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim.

    '8) %rinalisa Peninggian kadar bilirubin@ protein=hematuri dapat terjadi.

     b. Ikterus :bstruktif 1strahepatik 

    ') Aoto polos abdomen.

    Pada pemeriksaan ini diharapkan dapat melihat batu dikandung empedu atau di

    duktus koledokus. Kadangkadang pemeriksaan ini dipakai untuk skrening, melihat

    keadaan secara keseluruhan dalam rongga abdomen.

    !) %ltrasonografi (%&

  • 8/18/2019 Learning Issue 17a

    8/11

     pesawat D#I. +engan memakai hea9ily >!E acGuisition untuk memaksimalkan

    signal dari cairan yang menetap pada duktus biliaris dan duktus pankreatikus.

    ) Percutaneus >ranshepatik holangiography (P>)

    P> merupakan sarana diagnosis in9asif untuk membedakan ikterus obstruktif ekstra

    dan intra hepatik serta menentukan lokasi sumbatan dan juga pada kebanyakan kasus

    etiologi dari pada obstruksi lainnya.

    tidak hanya memberikan informasi mengenai saluran empedu tetapi juga

    mempermudah menduga penyebabnya, sehingga dapat menjadi pedoman bagi ahli

     bedah dalam perencanaan operasinya.

    8) Percutaneus >ranshepatic Billiary +rainage (P>B+)>eknik sama dengan P> hanya di sini kateter masuk sampai melampaui obstruksi

    dan bisa sampai duodenum. "ebih ke arah terapi, karena flow dan cairan empedu

    masuk ke dalam side holeC dari kateter.

    3) >&can

    Pemeriksaan > &can mengenai tractus biliaris banyak dilakukan untuk melengkapi

    data suatu pemeriksaan sonografi yang telah dilakukan sebelumnya. &ecara khusus

    > &can dilakukan guna menegaskan tingkat atau penyebab yang tepat adanya

    obstruksi=kelainan pada saluran empedu. +alam hal ini > &can dinilai untuk

    membedakan antara ikterus obstruktif, apakah intra atau ekstra hepatik dengan

    memperhatikan adanya dilatasi dari duktus biliaris.

    /) Pemerisaan "aboratorium.

    a) Peningkatan le9el bilirubin direk (terkonjugasi) (H *,5 mg=ml), -ormal *,'*,4

    mg=ml. b) Peningkatan le9el bilirubin indirek (tak terkonjugasi) (H *,/ mg=ml), -ormal *,!

    *,/ mg=ml.

    c) >idak adanya bilirubin dalam urin atau peningkatan bilirubin urin (konsentrasi

    tinggi dalam darah).

    d) Peningkatan urobilinogen (H 5 mg=!5 jam) tergantung pada kemampuan hati untuk 

    mengabsorbsi urobilinogen dari sistem portal, -ormal *5 mg=hari.

    e) Denurunnya urobilinogen fekal (J 5* mg=!5 jam), -ormal 5*!/* mg=hari,

    karena tidak mencapai usus.

  • 8/18/2019 Learning Issue 17a

    9/11

    f) Peningkatan alkalin fosfat dan le9el kolesterol karena tidak dapat diekskresi ke

    kandung empedu secara normal.

    g) Pada kasus penyakit hati yang sudah parah, penurunan le9el kolesterol

    mengindikasikan ketidakmampuan hati untuk mensintesisnya.

    h) Peningkatan garam empedu yang menyebabkan deposisi di kulit, sehingga

    menimbulkan pruritus.

    i) Pemanjangan waktu P>> (Prothrombin >ime) (H 5* detik) dikarenakan penurunan

    absorbsi 9itamin K.

    G. %A%ALA#SANA

    a. Ikterus :bstruktif Intrahepatik 

    >idak terdapat terapi spesifik untuk hepetitis 9irus akut. >irah baring selama fase

    akut penting dilakukan, dan diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat umumnya

    merupakan makanan yang paling dapat dimakan oleh penderita. Pemberian

    makanan secara intra9ena mungkin perlu diberikan selama fase akut bila pasien

    terus menerus muntah. $ktifitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala mereda

    dan tes fungsi hati kembali normal.

     b. Ikterus :bstruktif 1kstrahepatik 

    :perasi pengangkatan kandung empedu melalui pembedahan tradisional dianggap

    sebagai cara pendekatan yang baku dalam penatalaksanaan penyakit ini. -amun

    demikian, perubahan dramatis telah terjadi dalam penatalaksanaan bedah dan

    nonbedah terhadap penatalaksanaan kandung empedu.

    ') Penatalaksanaan -onbedah

    a) Penatalaksanaan Pendukung dan +iet

    +iet yang diterapkan segera setelah suatu serangan yang akut biasanya dibatasi

     pada makanan cair rendah lemak. &uplemen bubuk tinggi protein dan karbohidrat

    dapat diaduk ke dalam susu skim. Dakanan berikut ini ditambahkan jika pasien

    dapat menerimanya buah yang dimasak, nasi atau ketela, daging tanpa lemak,

    kentang yang dilumatkan, sayuran yang tidak membentuk gas, roti, kopi atau teh.

    Penatalaksanaan diet merupakan bentuk terapi utama pada pasien yang hanya

    mengalami intoleransi terhadap makanan berlemak dan mengeluhkan gejala

    gastrointestinal ringan.

     b) Aarmakoterapi

  • 8/18/2019 Learning Issue 17a

    10/11

    $sam ursodeoksikolat (urdafalk) dan kenodeoksikolat (chenodiol, chenofalk)

    telah digunakan untuk melarutkan batu empedu radiolusen yang berukuran kecil

    dan terutama tersusun dari kolesterol. $sam ursodeoksikolat dibandingkan dengan

    asam kenodeoksikolat jarang menimbulkan efek samping dan dapat diberikan

    dengan dosis yang lebih kecil untuk mendapatkan efek yang sama. Dekanisme

    kerjanya adalah menghambat sintesis kolesterol dalam hati dan sekresinya

    sehingga terjadi desaturasi getah empedu.

    c) Pelarutan Batu 1mpedu

    Beberapa metode telah digunakan untuk melarutkan batu empedu dengan

    menginfuskan suatu bahan pelarut (Donooktanion atau Detal >ertier Butil 1ter

    (D>B1) ke dalam kandung empedu. Pelarut tersebut dapat diinfuskan melalui

     jalur berikut ini melalui selang atau kateter yang dipasang perkutan langsung ke

    dalam kandung empedu@ melaui selang atau drain yang dimasukan melalui saluran

    >tube untuk melarutkan batu yang belum dikeluarkan pada saat pembedahan@

    melalui endoskop 1#P (1ndoscopic #etrograde holangiopancreatography)@

    atau kateter bilier transnalas.

    d) Pengangkatan -onbedah

    Beberapa metode nonbedah digunakan untuk mengeluarkan batu yang belum

    terangkat pada saat cholesistektomy atau yang terjepit dalam duktus koledokus.

    &ebuah kateter dan alat disertai jaring yang terpasang padanya disisipkan lewat

    saluran >tube atau lewat fistule yang terbentuk pada saat insersi >tube, jaring

    digunakan untuk memegang dan menarik keluar batu yang terjepit dalam duktus

    koledokus.

    e) 1Ftracorporeal &hockEafe "ithotripsy (1&E")

    Prosedur litotripsi atau 1&E" ini telah berhasil memecah batu empedu tanpa

     pembedahan. Prosedur nonin9asif ini menggunakan gelombang kejut berulang

    (repeated shock wa9es) kepada batu empedu di dalam kandung empedu atau

    duktus koledokus.

    f) "itotripsi Intrakorporeal

    Pada litotripsi intrakorporeal, batu yang ada dalam kandung empedu atau duktus

    koledokus dapat dipecah dengan menggunakan gelombang ultrasound, laser

     berpulsa atau litotripsi hidrolik yang dipasang pada endoskop, dan diarahkan

    langsung pada batu. Kemudian fragmen batu atau debris dikeluarkan dengan cara

    irigasi dan aspirasi.

  • 8/18/2019 Learning Issue 17a

    11/11

    !) Penatalaksanaan Bedah

    Penanganan bedah pada penyakit kandung empedu dan batu empedu dilaksanakan

    untuk mengurangi gejala yang sudah berlangsung lama, untuk menghilangkan

     penyebab kolik bilier dan untuk mengatasi kolesistitis akut. Pembedahan dapat

    efektif kalau gejala yang dirasakan klien sudah mereda atau bisa dikerjakan

    sebagai suatu prosedur darurat bilamana kondisi pasien mengharuskannya.

    a) Kolesistektomi

    Kolesistektomi merupakan salah satu prosedur yang paling sering dilakukan, di

    $merika lebih dari 8**.*** orang menjalani pembedahan ini setiap tahunnya.

    +alam prosedur ini, kandung empedu diangkat setelah arteri dan duktus sistikus

    diligasi.

     b) Dinikolesistektomi

    Dinikolesistektomi merupakan prosedur bedah untuk mengeluarkan kandung

    empedu lewat insisi selebar 5 cm.

    c) Kolesistektomi "aparoskopik (atau endoskopik)

    Prosedur ini dilakukan lewat luka insisi yang kecil atau luka tusukan melalui

    dinding abdomen pada umbilikus. Pada prosedur kolesistektomi endoskopik,

    rongga abdomen ditiup dengan gas karbon dioksida (pneumoperitoneum) untuk

    membantu pemasangan endoskop dan menolong dokter bedah melihat struktur

    abdomen.

    d) Koledokostomi

    +alam koledokostomi, insisi dilakukan pada duktus koledokus untuk

    mengeluarkan batu.

    e) Bedah Kolesistostomi

    Kolesistostomi dikerjakan bila kondisi pasien tidak memungkinkan untuk

    dilakukan operasi yang lebih luas atau bila reaksi infalamasi yang akut membuat

    system bilier tidak jelas.