LAPORAN TRIWULAN I WHISTLE BLOWING SYSTEM...

26
LAPORAN TRIWULAN I WHISTLE BLOWING SYSTEM DAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI TAHUN 2020

Transcript of LAPORAN TRIWULAN I WHISTLE BLOWING SYSTEM...

  • LAPORAN TRIWULAN I WHISTLE BLOWING SYSTEM DAN PENGADUAN MASYARAKAT DI

    LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN

    PERDESAAN

    DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

    KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

    TAHUN 2020

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Direktorat Jenderal

    Pembangunan Kawasan Perdesaan sudah dilakukan sejak Tahun 2015 diawal

    Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

    berdiri, sesuai amanah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81

    Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.

    Sasaran Utama Reformasi Birokrasi adalah :

    1. Birokrasi yang bersih dan akuntabel;

    2. Birokrasi yang efektif dan efisien;

    3. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.

    Oleh karena itu, dalam upaya untuk mewujudkan Pemerintahan yang bersih

    dan akuntabel, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan telah

    melaksanakan hal-hal yang dianggap perlu dalam Area Penguatan

    Pengawasan di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

    Perdesaan sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 30 Tahun

    2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

    Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman

    Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah.

    Direktorat Pembangunan Kawasan Perdesaan telah secara

    berkesinambungan dan terus berusaha untuk mengoptimalkan penguatan

    pengawasan dan meningkatkan kualitas pelayan publik, dan terus

    berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal melalui Inspektorat V dalam

    upaya-upaya mewujudkan Pemerintahan yang bersih (clean goverment) dan

    Pemerintahan yang baik (good goverment) dengan berpedoman pada

    Peraturan Perundang-Undangan yang telah ditetapkan.

    B. Dasar Hukum

    1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

    yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

    2. Undang-Undang 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

    Korupsi;

    3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

    Publik;

    4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

    5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang

    Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

  • 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang

    Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang

    Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012 -2014;

    7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

    Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas

    Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan

    Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah;

    8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

    Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pedoman

    Penanganan Pengaduan di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan

    Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi;

    9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

    Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pelayanan

    Informasi Publik dan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian

    Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi;

    10. Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

    Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penetapan Satuan Kerja

    sebagai Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah

    Birokrasi Bersih dan Melayani pada Kementerian Desa, Pembangunan

    Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

    11. Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Desa Pembangunan Daerah

    Tertinggal Nomor 109 Tahun 2019 tentang Mekanisme Pengaduan

    Masyarakat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

    Transmigrasi.

    C. Maksud dan Tujuan

    Maksud penyusunan Laporan Triwulan I Pelaksanaan Whistle Blowing

    System dan Pengaduan Masyarakat adalah untuk memberikan gambaran dan

    kondisi yang ada sehingga menjadi bahan evaluasi kebijakan bagi pimpinan

    terhadap pelaksanaan Whistle Blowing System dan penanganan penagaduan

    masyarakat di lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

    Perdesaan.

    Tujuan penyusunan Laporan Triwulan I Pelaksanaan Whistle Blowing

    System dan Pengaduan Masyarakat adalah menentukan langkah-langkah

    tindak lanjut terkait dengan pelaksanaan Whistle Blowing System dan

    penanganan penagaduan masyarakat di lingkungan Direktorat Jenderal

    Pembangunan Kawasan Perdesaan.

  • BAB II

    PELAKSANAAN WHISTLE BLOWING SYSTEM DAN PENGADUAN

    MASYARAKAT

    A. Pelaksanaan Whistle Blowing System

    Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi juga telah memiliki WBS yang

    dapat diakses pada website http://www.wbs.kemendesa.go.id. WBS

    Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi berdasarkan pada Peraturan Menteri

    Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia

    Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan di

    Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan

    Transmigrasi.

    WBS pada Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi merupakan aplikasi

    pengaduan online yang disediakan oleh Kementerian Desa, Pembangunan

    Daerah Tertinggal dan Transmigrasi bagi pegawai yang memiliki informasi dan

    ingin melaporkan suatu perbuatan berindikasi pelanggaran yang terjadi di

    lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

    Transmigrasi. Pelapor pada Whistle Blowing System terjamin untuk dijaga

    kerahasiaan identitasnya.

    Tujuan dilakukannya Whistle Blowing System dan Pengaduan Masyarakat

    di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan adalah :

    1. Mewujudkan komunikasi dua arah yang harmonis antara penyedia

    informasi dengan pemohon dan pengguna informasi Desa, Pembangunan

    Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

    2. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan

    publik dan pengelolaan informasi Kementerian Desa, Pembangunan

    Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang baik;

    3. Terwujudnya penanganan koordinasi dan penanganan pengaduan

    masyarakat yang cepat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan; dan

    4. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan,

    efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan.

    Terkait dengan pelaksanaan Whistle Blowing System (WBS), Direktorat

    Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan telah melakukan beberapa hal

    sebagai berikut:

    1. Berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal terkait yang menjadi Admin

    WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk megetahui update

    pengaduan yang masuk ke Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

    Perdesaan melalui WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi;

    http://www.wbs.kemendesa.go.id/

  • 2. Berdasarkan hasil koordinasi dengan Admin WBS Kementerian Desa, PDT

    dan Transmigrasi, tidak ada pengaduan yang masuk ke Direktorat

    Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan pada periode Januari – Maret

    Tahun 2020;

    3. Melakukan evaluasi atas tidak adanya pengaduan yang masuk melalui WBS

    Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi kepada Direktorat Jenderal

    Pembangunan Kawasan Perdesaan karena belum disosialisasikannya WBS

    Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi kepada seluruh pegawai;

    4. Menyusun Matriks Jadwal Sosialisasi pada Subbagian Advokasi Hukum

    Tahun 2020 yang berisi tema sosialisasi, jadwal kegiatan, media sosialisasi,

    sasaran dan sasaran yang akan dicapai (terlampir);

    5. Berdasarkan jadwal sosialisasi yang telah disusun, pada periode Januari –

    Maret 2020, kami telah melakukan sosialisasi yaitu menempatkan brosur

    WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi yang merupakan cetakan

    asli dari Inspektorat Jenderal pada lemari majalah lantai 4 dan kotak

    brosur pada meja resepsionist lantai 3 dan 4 Direktorat Jenderal

    Pembangunan Kawasan Perdesaan.

    B. Penanganan Pengaduan Masyarakat

    Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan

    Kawasan Perdesaan dapat dilakukan melalui :

    1. Bersurat secara langsung kepada Kementerian Desa, Pembangunan

    Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi atau langsung kepada Direktorat

    Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan;

    2. Kotak Saran;

    3. Telepon/Call Center : 1500040;

    4. SMS Center :

    Telkomsel : 081288990040

    XL : 087788990040

    5. Facebook : Kemendesa.1

    6. Twitter : @kemendesa, @DitjenPKP

    7. Website http://sipemandu.kemendesa.go.id

    Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi saat ini fokus pada peralihan

    sistem pengaduan secara online yang terintegrasi dalam satu pintu yaitu

    SIPEMANDU Desa. Alur pelaporan dan penanganan pengaduan masyarakat

    melalui SIPEMANDU Desa dapat digambarkan sebagai berikut :

    1. Pengaduan masyarakat yang diterima oleh Tim Penanganan Pengaduan

    pada Unit Kerja Eselon I yang berasal dari organisasi masyarakat, partai

    http://sipemandu.kemendesa.go.id/

  • politik, perorangan atau penerusan pengaduan oleh

    Kementerian/Lembaga/Komisi Negara dalam bentuk pesan suara, surat,

    faksmile, email, sms, atau pesan singkat media sosial dicatat dalam

    agenda surat masuk secara manual atau menggunakan aplikasi Sistem

    Informasi Publik dan Penanganan Pengaduan Masyarakat (SIPEMANDU)

    Desa sesuai dengan prosedur pengadministrasian/tata persuratan yang

    berlaku. Pengaduan yang disampaikan secara lisan agar dituangkan ke

    dalam formulir yang disediakan;

    2. Pencatatan oleh Tim Penanganan Pengaduan tersebut sekurang-

    kurangnya memuat informasi tentang nomor dan tanggal surat

    pengaduan, tanggal diterima, identitas pengadu, identitas terlapor dan inti

    pengaduan;

    3. Pengaduan yang alamatnya jelas, segera ditanggapi secara tertulis dalam

    waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak surat pengaduan diterima

    dan akan diselesaikan paling lama 60 (enam puluh) hari kerja;

    4. Pengaduan yang berupa Pengawasan akan ditindak lanjuti oleh Unit Kerja

    Eselon I yang bersangkutan dan akan dikirimkan melalui Tim Penanganan

    Pengaduan masing-masing UKE I. Untuk PIC SIPEMANDU Desa pada

    Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan adalah Bagian

    Perencanaan;

    5. Pengawasan yang telah di klarifikasi apabila terbukti maka perlu

    penanganan lebih lanjut dengan waktu sesuai dengan tingkat kesulitan

    aduan;

    6. Hasil penanganan pengaduan dilaporkan kembali melalui aplikasi

    SIPEMANDU oleh PIC SIPEMANDU Desa.

    Dari berbagai kanal pengaduan yang dimiliki Kementerian Desa,

    Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, pada periode Januari –

    Maret Tahun 2020 terdapat 3 (tiga) pengaduan yang masuk dan ditujukan

    kepada Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan. Uraian

    permasalahan pengaduan dan penanganannya dituangkan dalam Matriks

    Permasalahan Hukum Litigasi dan Non Litigasi Direktorat Jenderal

    Pembangunan Kawasan Perdesaan Periode Januari – Maret Tahun 2020 yang

    akan dijelaskan selanjutnya.

  • MATRIKS DATA PERMASALAHAN HUKUM LITIGASI DAN NON LITIGASI

    DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

    PERIODE JANUARI - MARET

    TAHUN 2020

    NO TGL LOKASI URAIAN MASALAH TINDAK LANJUT KET STATUS

    1. Surat

    Permohonan

    Audiensi: 11

    November

    2019

    Diterima

    Ditjen PKP:

    12

    November

    2019

    Muna Barat,

    Sulawesi

    Tenggara

    Adanya permohonan

    audiensi dari Bupati Muna

    Barat membahas

    permintaan untuk

    mengakomodir

    Kabupaten Muna Barat

    dalam RPJMN 2020-2024

    ataupun Renstra

    Kementerian Desa PDTT

    2020-2024

    1. Dit. PEKP telah menanggapi

    bahwa penentuan KPPN bukan

    merupakan kewenangan

    Kementerian Desa PDTT,

    melainkan kewenangan dari

    Kemenko PMK dan Kementerian

    BAPPENAS

    2. Pada tanggal 27 Januari 2020,

    dilakukan rapat audiensi dengan

    berbagai K/L terkait yang salah

    satu hasilnya adalah Kabupaten

    Muna Barat dijadikan sebagai

    Prioritas Kementerian Desa, PDT

    dan Transmigrasi (khusunya

    Direktorat Jenderal PKP)

    1. Perkara Non

    Litigasi

    Pengaduan melalui

    Surat

    Telah

    selesai

    2. Surat Desa Laporan untuk meninjau 1. Telah ada tanggapan dari Admin 1. Perkara Non Telah

  • Pengaduan:

    25

    Desember

    2019

    Diterima

    Ditjen PKP:

    25

    Desember

    2019

    Tanjungsari, Kec.

    Agrabinta, Kab.

    Cianjur, Jawa

    Barat

    dan memperhatikan

    kebutuhan renovasi

    jembatan penghubung

    Kabupaten Cisalak

    dengan Kabupaten

    Lugina yang kondisinya

    sudah sangat

    memprihatinkan.

    Diharapkan adanya

    pembangunan jembatan

    secara permanen dan

    layak dengan bantuan

    dana desa dari

    pemerintah pusat.

    Humas yang menjelaskan bahwa

    masukan pada pemerintah desa

    untuk menganggarkan dana desa

    tahun 2020 untuk pembangunan

    jembatan antar desa sesuai

    dengan Peraturan Menteri Desa,

    PDT dan Transmigrasi Nomor 11

    Tahun 2019 Tentang Prioritas

    Penggunaan Dana Desa Tahun

    Anggaran 2020;

    2. Bagian Hukum Ortala telah

    menanggapi bahwa persoalan

    dana desa merupakan tupoksi

    Ditjen PPMD yaitu pengelolaan

    dana desa (disampaikan kepada

    PIC SIPEMANDU UKE I);

    3. PIC SIPEMANDU UKE I telah

    menyampaikan tanggapan pada

    angka (2) kepada Admin Humas

    Litigasi

    2. Pengaduan

    melalui

    SIPEMANDU

    Desa

    selesai

    3. Surat Panggilan Saksi: 4

    Maret 2020 Diterima

    Ditjen PKP:

    Desa Air Itam,

    Kkec. Penukal

    Abab Lematan

    Ilir Pali,

    Sumatera Selatan

    Pemanggilan saksi untuk

    proses penyidikan atas

    dugaan tindak pidana

    korupsi dalam

    pembangunan pasar

    Kawasan perdesaan

    1. Melakukan persiapan pendampingan proses penyidikan yang kemudian ditindaklanjuti

    dengan Tim Advokasi melakukan perjalanan dinas ke Kejaksaan Negeri PALI;

    2. Pemeriksaan saksi atas nama Ibu Sri Estiningsih (Pejabat

    1. Perkara Litigasi 3. Panggilan saksi

    disampaikan

    melalui Surat

    Sedang diproses

    (menunggu

    proses

    penyiidikan

    lebih

    lanjut)

  • 9 Maret

    2020

    Penandatangan SPM TA 2016 tanggal 17 Maret 2020;

    3. Melaporkan hasil pendampingan proses penyidikan dengan Nota Dinas Nomor: 86/HK/III/2020

    perihal Pemenuhan Panggilan Saksi dari Kejaksaan PALI sebagai laporan kepada Direktur

    4. Melakukan koordinasi dengan PPK yang bersangkutan untuk meminta kelengkapan dokumen

    yang diminta Kejaksaan PALI; 5. Mengirimkan sebagian dokumen

    yang diperoleh kepada Kejaksaan Negeri PALI.

    TOTAL PENGADUAN 3

    BELUM DITINDAKLANJUTI -

    SEDANG DIPROSES 2

    TELAH SELESAI 1

  • Matriks Data Permasalahan Hukum Litigasi Dan Non Litigasi Direktorat

    Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Periode Januari – Maret Tahun

    2020 dapat dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut:

    1. Permohonan Penetapan Kabupaten Muna Barat sebagai KPPN

    (Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara)

    Surat dari Bupati Muna Barat Nomor: 130/2186/2019 perihal

    Permohonan Audiensi tanggal 11 November 2019 yang pada intinya

    memohon untuk menerima audiensi terkait pengembangan KPPN

    Kabupaten Muna Barat dan arah kebijakan Direktorat Jenderal PKP Tahun

    2020-2024 ataupun RENSTRA Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.

    Surat tersebut diterima Direktorat Jenderal PKP pada tanggal 12 November

    2019.

    Menanggapi permintaan audiensi tersebut, Dit. PEKP telah

    menyapaikan bahwa penentuan KPPN bukan merupakan kewenangan

    Kementerian Desa PDTT, melainkan kewenangan dari Kemenko PMK dan

    Kementerian BAPPENAS. Selanjutnya, pada tanggal 27 Januari 2020,

    dilakukan rapat audiensi dengan berbagai K/L terkait yang salah satu

    hasilnya adalah Kabupaten Muna Barat dijadikan sebagai Prioritas

    Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi (khusunya Direktorat Jenderal

    PKP).

    2. Kerusakan Jembatan Penghubung Antar Desa di Desa Tanjungsari,

    Kec. Agrabinta, Kab. Cianjur, Jawa Barat

    Pengaduan merupakan pengaduan dalam ranah non litigasi yang masuk

    melalui Aplikasi SIPEMANDU Desa dengan rincian pengaduan sebagai

    berikut:

    a. Identitas Pelapor

    Nama : Rupendi

    Alamat : Desa Tanjungsari, Kec. Agrabinta, Kab. Cianjur, Jawa

    Barat

    No. Telepon : 081573972196

    b. Nomor dan Tanggal Laporan

    No. Tiket : Bbcf3a50

    Tgl Laporan : 25 Desember 2019

    c. Isi Laporan

    1) Meminta Direktorat Terkait pada Kementerin Desa, PDT dan

    Transmigrasi untuk meninjau dan memperhatikan kebutuhan

    renovasi jembatan penghubung Kabupaten Cisalak dengan

    Kabupaten Lugina yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan

    karena hanya terbuat dari kayu dan bambu swadaya masyarakat;

  • 2) Mengingat jembatan tersebut adalah satu-satunya akses warga dan

    anak-anak untuk menuju ke sekolah, maka diharapkan adanya

    pembangunan jembatan secara permanen dan layak dengan

    bantuan dana desa dari pemerintah pusat.

    d. Tanggapan Admin Humas

    1) Alokasi penggunaan dana desa berdasarkan hasil putusan

    musyawarah desa berdasarkan prioritas dana desa sesuai dengan

    Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 16 Tahun

    2018 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019;

    2) Melihat penggunaan dana desa Tanjung Sari sampai saat ini laporan

    penggunaan dana desa tahap 2 dialokasikan pemerintah desa untuk

    pembangunan jalan tani, jalan desa dan operasional PAUD atau

    sejenisnya;

    3) Oleh karena itu, sebaiknya diberikan masukan pada pemerintah desa

    untuk menganggarkan dana desa tahun 2020 untuk pembangunan

    jembatan antar desa sesuai dengan Peraturan Menteri Desa, PDT

    dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Prioritas

    Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran 2020. Untuk altenatif lain

    yaitu pengajuan bantuan kepada Kabupaten Cianjur untuk

    dimintakan bantuan kepada pemerintah pusat;

    4) Laporan ini akan disampaikan kepada Direktorat terkait untuk

    ditindaklanjuti.

    Atas pengaduan tersebut, Bagian Hukum, Organisasi dan Tata Laksana

    melakukan analisis dan telaah yang disampaikan kepada Plt. Sekretaris

    Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan dengan menyusun

    Nota Dinas Nomor: 143/HK.11/VI/2020 perihal Laporan Permintaan

    Peninjauan Kembali Pembangunan Jembatan di Kab. Cianjur yang isinya

    menyampaikan bahwa Kabupaten Cianjur tidak merupakan satu kawasan

    perdesaan dan apabila pokok permasalahannya mengenai penggunaan

    dana desa maka lebih tepat apabila laporan pengaduan ini disampaikan

    kepada Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

    Desa yang mempunyai tugas dan fungsi dalam pengelolaan dana desa.

    Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan dilakukan koordinasi dengan

    Admin Humas. Selanjutnya, Bagian Hukum, Organisasi dan Tata Laksana

    telah menyampaikan tanggapan tersebut kepada PIC UKE I Direktorat

    Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan bahwa pengaduan mengenai

    dana desa seharusnya ditujukan kepada Direktorat Jenderal PPMD.

    3. Pemanggilan saksi dalam proses penyidikan di Kejaksaan Negeri

    PALI

    Pemanggilan saksi untuk proses penyidikan dugaan tindak pidana

    korupsi atas Proyek Pembangunan Pasar Kawasan Perdesaan di Desa Air

    Itam, Kec. Penukal Abab Lematan Ilir (Pali), Prov. Sumatera Selatan Tahun

    2016 dengan nilai pekerjaan Rp1.108.122.000.- (satu miliar seratus delapan

  • juta seratus dua puluh dua ribu rupiah). Surat panggilan saksi dari

    Kejaksaan Negeri PALI tanggal 4 Maret 2020 ditujukan kepada Ibu Sri

    Estiningsih selaku Pejabat Penandatangan SPM TA 2016 pada proyek

    dimaksud. Menindaklanjuti surat panggilan tersebut, Tim Advokasi

    melakukan pengawalan dan pendampingan pada proses penyidikan Ibu Sri

    Estiningsih pada pemeriksaan tanggal 17 Maret 2020.

    Hasil pendampingan proses penyidikan dilaporkan kepada Plt.

    Sekretaris Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan dengan

    Nota Dinas Nomor: 86/HK/III/2020 perihal Pemenuhan Panggilan Saksi dari

    Kejaksaan PALI yang hasilnya sebagai berikut:

    1) Judul kegiatan adalah Pembangunan Pasar Kawasan Perdesaan di

    Kabupaten PALI Tahun Anggaran 2016;

    2) Berdasarkan Berita Acara Hasil Penelitian Pelaksanaan Hibah Barang

    Milik Negara Satuan Kerja Direktorat Jenderal PKP Nomor: 112/BAHPP-

    BMN/DPKP.3/12/2017, jumlah anggaran yang dialokasikan sebesar

    Rp1.108.122.000,- (satu milyar seratus delapan juta seratus dua puluh

    dua ribu rupiah);

    3) Anggaran yang telah di cairkan adalah sebesar Rp1.024.694.000,- (satu

    milyar dua puluh empat juta enam ratus sembilan puluh empat ribu

    rupiah) untuk PT. Azevedopratama Konsultan melalui 3 (tiga) termin

    pembayaran yaitu uang muka, pembayaran tahap 1 dan tahap 2,

    dibuktikan dengan:

    a) Dokumen Pencairan Konsultan Pengawas Surat Perintah Membayar

    Nomor: 30284/SPM/PPK.3-DITJENPKP/KDPDTT/XII/2016 Tanggal 8

    November 2016;

    b) Dokumen Pencairan Konsultan Pengawas Surat Perintah Membayar

    Nomor: 30405/SPM/PPK.3-DITJENPKP/KDPDTT/XII/2016 Tanggal 23

    Desember 2016;

    c) Dokumen Pencairan Konsultan Pengawas Surat Perintah Membayar

    Nomor: 30452/SPM/PPK.3-DITJENPKP/KDPDTT/XII/2016 Tanggal 23

    Desember 2016.

    4) Saksi telah melengkapi dokumen Surat Perintah Membayar (SPM) yang

    dicairkan kepada PT. Azevedopratama Konsultan dan telah dilegalisir. 4.

    Penyidik telah menetapkan 3 (tiga) orang tersangka sebagai berikut:

    a) Pejabat Pembuat Komitmen (Bapak Asih Prasetia, S.E.);

    b) Direktur Utama PT. Azevedopratama (Bapak Ir. Yono Maryono

    sebagai Konsultan Pengawas);

    c) Direktur PT. Bersinar Jesstive Mandiri (Bapak Bilson Marbun sebagai

    Penyedia).

    5) Tindak Lanjut Pemeriksaan

  • a) Kejaksaan Negeri PALI secara lisan meminta dokumen terkait proyek

    dimaksud agar dilegalisir untuk selanjutnya dikirimkan kembali

    kepada Kejaksaan Negeri PALI;

    b) Daftar permintaan dokumen yang perlu dilegalisir tersebut telah

    disampaikan kepada Bapak Asih Prasetya untuk ditindaklanjuti

    sebagai pemenuhan permintaan dokumen oleh Kejaksaan Negeri

    PALI.

    Terkait dengan pengaduan masyarakat, Direktorat Jenderal Pembangunan

    Kawasan Perdesaan sudah melakukan beberapa hal sebagai berikut:

    1. Penanganan pengaduan dilakukan dengan mengacu pada kententuan

    yang diatur dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

    Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016

    tentang Pedoman Penanganan Pengaduan di Lingkungan Kementerian

    Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi dan Keputusan

    Sekretaris Jenderal Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal

    Nomor 109 Tahun 2019 tentang Mekanisme Pengaduan Masyarakat

    Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;

    2. Peraturan dimaksud pada angka 1 telah ditindaklanjuti dengan menyusun

    dan memberlakukan SOP Penanganan Pengaduan dan Informasi Publik

    Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Nomor:

    53/SOP/11/2019 yang disahkan oleh Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal

    Pembangunan Kawasan Perdesaan mulai 1 Januari 2020 (terlampir);

    3. Telah ada pengusulan nama PIC SIPEMANDU Direktorat Jenderal

    Pembangunan Kawasan Perdesaan (terlampir);

    4. Menyusun Matriks Jadwal Sosialisasi pada Subbagian Advokasi Hukum

    Tahun 2020 yang berisi tema sosialisasi, jadwal kegiatan, media

    sosialisasi, sasaran dan sasaran yang akan dicapai (terlampir);

    5. Berdasarkan jadwal sosialisasi yang telah disusun, pada periode Januari –

    Maret 2020, kami telah menempatkan kotak saran sebanyak 2 (dua) buah

    yang masing-masing berada di lantai 3 dan lantai 4 Direktorat Jenderal

    Pembangunan Kawasan Perdesan.

  • BAB III

    PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI

    A. Monitoring dan Evaluasi

    1. Pelaksanaan WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

    a. Belum adanya SOP Pelaporan Pengaduan Melalui WBS yang dibuat oleh

    Inspektorat Jenderal sehingga masih ada kebingungan dalam prosedur

    pelaporan dan penangannya pada Direktorat Jenderal Pembangunan

    Kawasan Perdesaan;

    b. Belum adanya sosialisasi lebih lanjut mengenai WBS Kementerian Desa,

    PDT dan Transmigrasi yang berdampak pada minimnya informasi untuk

    disosialisasikan kepada para pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal

    Pembangunan Kawasan Perdesaan.

    2. Penanganan Pengaduan Masyarakat

    Mengacu pada hasil monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan,

    terdapat beberapa kendala sebagai berikut:

    a. Bahwa belum adanya ketentuan SOP yang mengakomodir apabila ada

    permintaan dihapusnya aduan yang salah disposisi dari Biro Humas dan

    Kerjasama sehingga prosesnya panjang yaitu dilakukan dengan

    melaporkan melalui PIC SIPEMANDU UKE I dan juga bersurat kepada

    Kepala Biro Humas dan Kerjasama;

    b. Bahwa penyelesaian pengaduan membutuhkan jangka waktu yang lebih

    panjang dari ketentuan yang ditetapkan dalam SOP Penanganan

    Pengaduan dan Informasi Publik yaitu maksimal 14 (empat belas) hari

    kerja, sedangkan untuk proses persidangan dapat melebihi jangka

    waktu tersebut.

    NO URAIANTANGGAL SURAT

    PENGADUAN

    TANGGAL

    DITERIMA DITJEN

    PKP

    KOORDINASI KASUS DENGAN

    UNIT TERKAIT

    JAWABAN DARI UNIT TERKAIT

    KE PELAPOR

    TELAAH PENGADUAN

    DISAMPAIKAN KE PIMPINAN

    EVALUASI TERHADAP KASUS

    PENGADUAN

    TINDAK LANJUT TERHADAP

    EVALUASI PENGADUANKETERANGAN

    1 Adanya permohonan audiensi dari Bupati

    Muna Barat membahas permintaan untuk

    mengakomodir Kabupaten Muna Barat dalam

    RPJMN 2020-2024 ataupun Renstra

    Kementerian Desa PDTT 2020-2024 (Muna

    Barat, Sulawesi Tenggara)

    11 November 2019 12 November 2019 Koordinasi klarifikasi dan taggapan

    yang akan disampaikan

    Pada audiensi tanggal 27 Januari

    2020, telah disampaikan bahwa

    kewenangan penetapan KPPN tidak

    ada pada Kemendesa PDTT,

    melainkan merupakan wewenang

    dari Kemenko PMK bersama dengan

    Bappenas

    Telah dilakukan diskusi dan

    koordinasi dengan Kemenko PMK

    tentang penetapan Kabupaten Muna

    Barat sebagai Wilayah Prioritas

    Kementerian Desa, PDT dan

    Transmigrasi

    Penetapan KPPN Nasional bukan

    merupakan kewenangan dari

    Kementerian Desa, PDT dan

    Transmigrasi, melainkan merupakan

    kewenangan dari Kemenko PMK dan

    Kementerian Bappenas

    Kabupaten Muna Barat dijadikan

    sebagai Wilayah Prioritas

    Kementerian Desa, PDT dan

    Transmigrasi (khususnya Direktorat

    Jenderal Pembangunan Kawasan

    Perdesaan)

    2 Permintaan peninjauan kembali dan renovasi

    jembatan penghubung di Kab. Cisalak

    dengan Lugina dengan alokasi dana desa

    (Desa Tanjungsari, Kec. Agrabinta,

    Kab. Cianjur, Jawa Barat)

    25 Desember 2019 25 Desember 2019 Telah berdiskusi bahwa penggunaan

    dana desa bukan merupakan tupoksi

    Ditjen PKP

    Jawaban disampaikan kepada PIC

    SIPEMANDU UKE I bahwa desa

    tanjungsari bukan merupakan satu

    kawasan perdesaan dan mengenai

    dana desa merupakan tupoksi dari

    Ditjen PPMD

    1. Penyampaian Nota Dinas Nomor:

    143/HK.11/VI/2020 perihal Laporan

    Permintaan Peninjauan Kembali

    Pembangunan Jembatan di Kab.

    Cianjur

    2. Penyampaian tanggapan kepada

    PIC SIPEMANDU UKE I bahwa desa

    tanjungsari bukan merupakan satu

    kawasan perdesaan dan mengenai

    dana desa merupakan tupoksi dari

    Ditjen PPMD

    Penyampaian Surat dari Plt.

    Sesditjen PKP kepada Kabiro

    Humasker Nomor:

    712/HK/10/VI/2020 perihal

    Penyampaian Laporan Permintaan

    Penggunaan Dana Desa dan

    Peninjauan Kembali atas Bangunan

    Jembatan yang Rusak di Kabupaten

    Cianjur tanggal 17 Juni 2020 bahwa

    pengaduan mengenai dana desa

    seharusnya ditujukan kepada Ditjen

    PPMD

    1. Dihapusnya disposisi pengaduan

    dari Akun SIPEMANDU Ditjen PKP;

    2. Admin Humas telah

    mendisposisikan kembali kepada

    Ditjen PPMD

    Pengaduan melalui

    SIPEMANDU Desa

    3 Proses pemanggilan saksi atas dugaan

    tindak pidana korupsi dalam Pembangunan

    Pasar Kawasan Perdesaan (Desa Air Itam,

    Kec Penukal Abab Lematan Ilir (PALI),

    Sumatera Utara)

    4 Maret 2020 9 Maret 2020 Persiapan dan penyelarasan jawaban

    yang akan disampaikan kepada

    penyidik

    Penyampaian keterangan secara

    lisan oleh Pejabat Penandatangan

    SPM TA 2016 kepada Penyidik

    bahwa berdasarkan Berita Acara

    Hasil Penelitian Hibah BMN jumlah

    anggaran yang dialokasikan kepada

    Rp1.108.122.000 dan anggaran

    yang telah dicairkan

    Rp1.024.694.000 kepada Pelaksana

    melalui 3 termin pembayaran. Saksi

    telah melengkapi dokumen SPM dan

    telah dilegalisir

    1. Nota Dinas Nomor:

    86/HK/III/2020 perihal Pemenuhan

    Panggilan Saksi dari Kejaksaan PALI

    sebagai laporan kepada Direktur

    2. Nota Dinas Nomor:

    393/HK.10/IV/2020 perihal Laporan

    Pendampingan Proses Hukum di

    Kejaksaan PALI tanggal 14 April

    2020 kepada Dirjen PKP bahwa Tim

    Advokasi telah melakukan

    pendampingan pada proses

    penyidikan atas pemanggilan Pejabat

    Penandatangan SPM TA 2016, Ibu

    Sri Estningsih

    1. Mengikuti proses penyidikan

    dengan baik dan kooperatif

    2. Mempersiapkan dokumen-

    dokumen proyek dan peraturan yang

    diminta oleh Kejaksaan PALI

    1. Melakukan perjalanan dinas ke

    Kejaksaan PALI untuk melakukan

    pendampingan penyidikan saksi dari

    Ditjen PKP

    2. Mengirimkan sebagian dokumen

    proyek dan peraturan kepada

    Kejaksaan PALI

    MATRIK MONITORING DAN EVALUASI PERMASALAHAN HUKUM LITIGASI DAN NON LITIGASI

    DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

    TAHUN 2020

  • B. Rencana Aksi

    1. Pelaksanaan WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

    a. Berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal yang menangani WBS untuk

    mendapatkan update terbaru mengenai rencana penyusunan SOP

    tersebut;

    b. Berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal untuk meminta brosur atau

    video tutorial pelaporan pengaduan melalui WBS terbaru untuk

    digunakan sebagai prior knowledge bagi pegawai di Kementerian Desa,

    PDT dan Transmigrasi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

    Perdesaan.

    2. Penanganan Pengaduan Masyarakat

    a. Berkoordinasi dengan Admin pada Biro Humas dan Kerjasama untuk

    mengklarifikasi apakah terdapat prosedur baku mengenai penghapusan

    disposisi aduan;

    b. Penyesuaian jangka waktu dalam SOP Penanganan Pengaduan dan

    Informasi Publik dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan dari

    aduan yang ditangani.

  • BAB IV

    PENUTUP

    Dari apa yang sudah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pembangunan

    Kawasan Perdesaan dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean

    goverment) dan pemerintahan yang baik (good goverment), maka pelaksanaan

    Whistle Blowing System dan Pengaduan Masyarakat sudah dilaksanakan sesuai

    peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Pelaksanaan WBS dan Pengaduan Masyarakat dirasakan kurang maksimal

    karena terdapat beberapa kendala yang muncul. Kendala yang dihadapi adalah

    kurangnya sosialisasi WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dan

    koordinasi penanganan pengaduan yang membutuhkan waktu lebih panjang.

    Namun, telah disusun upaya penyelesaian yang akan dilakukan pada triwulan

    selanjutnya untuk memperbaiki kekurangan yang ada.

    Laporan Triwulan I WBS dan Pengaduan Masyarakat ini disusun dengan

    harapan mampu memenuhi fungsinya sebagai sarana akuntabilitas sesuai amanah

    yang telah diemban dan menjadi sarana umpan balik bagi peningkatan

    Pengawasan dan perbaikan kualitas pelayanan publik di Lingkungan Direktorat

    Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan. Laporan ini kami buat secara ringkas

    sebagai wujud pertanggungjawaban kami terhadap WBS dan Pengaduan

    Masyarakat di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan.

    Jakarta, 7 April 2020

    Kepala Bagian Hukum,

    Organisasi dan Tata Laksana,

    Fince D. Hasibuan

    NIP. 19771202 199612 2 001

  • Lampiran

    Matriks Jadwal Sosialisasi pada Subbagian

    Advokasi Hukum Tahun 2020

  • Lampiran

    SOP Penanganan Pengaduan dan Informasi

    Publik Direktorat Jenderal Pembangunan

    Kawasan Perdesaan Nomor: 53/SOP/11/2019

    yang disahkan oleh Plt. Sekretaris Direktorat

    Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

  • Lasmpiran

    Nota Dinas Penetapan PIC Layanan

    Pengaduan dan Aplikasi SIPEMANDU

    Direktorat Jenderal PKP