Laporan Tahunan PT Wijaya Karya (Persero) · PDF fileDireksi 157 StatementoftheBoardof...

54
Mengayunkan Langkah Emas Menjadi Yang Terbaik Dalam Era Infrastruktur Laporan Tahunan Annual Report PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

Transcript of Laporan Tahunan PT Wijaya Karya (Persero) · PDF fileDireksi 157 StatementoftheBoardof...

Mengayunkan Langkah Emas Menjadi Yang Terbaik

Dalam Era Infrastruktur

Laporan Tahunan

Annual Report

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

Daftar Isi Contents

Nilai Nilai WIKA 2 WIKA’s Values

Ikhtisar Keuangan 8 Financial Highlights

Penghargaan dan Serti�kasi 13 Awards and Certi�cation

Peristiwa Penting 14 Signi�cant Events

Laporan Dewan Komisaris 18 The Board of Commissioner’s Report

Laporan Direksi 26 The Board of Director’s Report

Pro�l Perusahaan 38 Company Pro�le

Analisis dan Pembahasan Manajemen 72 Management’s Discussion and

Analysis

Tata Kelola Perusahaan 96 Good Corporate Governance

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 152 Corporate Social Responsibility

Pernyataan Dewan Komisaris dan

Direksi

157 Statement of the Board of

Commissioners and the Board of

Directors

Laporan Keuangan 159 Financial Statement

Mengayunkan Langkah Emas

Di penghujung tahun 2009, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA/

Perseroan) semakin memantapkan posisinya sebagai salah satu

perusahaan terkemuka di bidang enjiniring, pengadaan dan

konstruksi di Indonesia dan di Asia Tenggara, dengan membukukan

hasil usaha memuaskan di tahun 2009, setahun menjelang usia

emas yang ke 50 tahun, pada tahun 2010.

Upaya untuk mencapai kinerja excellent dilakukan oleh seluruh

jajaran WIKA secara terintegrasi dan sinergis, baik antar unit kerja

maupun antara Perusahaan Induk dengan Anak Perusahaan.

Segenap upaya ini didasari oleh keyakinan dan semakin

terwujudnya nilai-nilai Perseroan ke dalam perilaku segenap insan

WIKA, serta berperannya para pimpinan Perseroan sebagai panutan

atau role model. Dari tujuh nilai-nilai Perusahaan, yaitu CIBERTI

(Commitment, Integrity, Balance, Excellence, Relationship, Teamwork

dan Innovation) dapat disarikan ke dalam 2 nilai yang terus

menerus didorong untuk menjadi motor penggerak pertumbuhan

perusahaan yang sehat dan berkelanjutan, yaitu : Integritas dan

Inovasi. Integritas dikawal melalui implementasi Good Corporate

Governance (GCG), sementara Inovasi terus ditumbuhkan dan

digalakkan melalui pengelolaan Knowledge Management.

A Golden Step

At the close of 2009, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA/

the Company) solidified its position as one of the premier

engineering, procurement and construction companies in

Indonesia and in South East Asia, by achieving significant

results of operations for financial year 2009, a year prior to its

golden 50 years of age in 2010.

Efforts to excell in performance are carried out by the rank-

and-file of WIKA through integration and synergy, whether

among working units or between the holding company and

its subsidiaries. All of these efforts are grounded upon the core

beliefs and values of the Company, inherent within each and

every WIKA individual, and manifested in the leadeship of the

Company as role models. From the seven core values of the

Company, CIBERTI, which stands for Commitment, Integrity,

Balance, Excellence, Relationship, Teamwork and Innovation

- two overriding values sum up the main engine that propel

the sound and sustainable growth of the Company, namely:

Integrity and Innovation. Integrity is ushered in through Good

Corporate Governance (GCG), whereas Innovation isº nurtured

and grown continuously through Knowledge Management.

2 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pembangkit Listrik Tenaga Gas & Uap Muara Karang 740 MW

740 MW Muara Karang Gas Fired Combine Cycle Power Plant

Untuk memastikan pencapaian kinerja excellence Perseroan, maka

sasaran usaha pada enam perspektif sesuai Malcolm Baldrige

Criteria for Performance Excellence, diterjemahkan ke dalam Key

Performance Indicator (KPI) dan diturunkan ke setiap unit kerja. Hasil

pencapaian pada setiap unit kerja sampai dengan integrasinya

di perusahaan induk, dipantau setiap bulan. Sehingga bilamana

terjadi penyimpangan, tindak lanjut segera dapat diupayakan agar

sasaran tetap bisa dicapai.

Memasuki tahun 2010 berarti berhadapan dengan lingkungan

usaha yang berubah dengan tantangan yang tidak lebih ringan.

Untuk itu, WIKA telah menyiapkan Visi yang baru, yaitu Visi 2020

untuk menjadi salah satu Perusahaan EPC dan Investasi terintegrasi

yang terbaik di Asia Tenggara. Visi ini diyakini akan dapat memberi

arah kepada segenap jajaran WIKA untuk mencapai pertumbuhan

yang lebih optimal, sehat dan berkelanjutan.

To ensure excellence in performance, the Company’s business

objectives, as viewed through the six different perspectives

of the Malcolm Baldrige criteria, are transformed into Key

Performance Indicators (KPIs) and attached to each working

unit. The performance outcome of each operating unit, along

with it integration with the holding company, is observed on

a monthly basis. Thus, whenever a deviation occurs, counter

measures are taken to get us back on track, in sight of our goals.

As we enter 2010 in the face of ever-increasing challenges

and changing landscapes, WIKA has set it sights upon a more

ambitious goal and a new vision: The 2020 Vison of becoming

one of the best Integrated EPC and Investment Companies in

South East Asia. WIKA believes that its vision provides a clear

goal and direction for every WIKA business to aspire to, while

achieving more sound, optimum and sustainable growth..

12009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

“One of the best” Menjadi salah satu perusahaan yang terbaik di Asia Tenggara di bidang EPC & Investasi

“Integrated” WIKA memiliki lini bisnis yang terdiversifikasi, dengan tetap fokus pada bisnis yang berkaitan dengan core business WIKA melalui strategi integrasi vertikal (backward & forward integration), sehingga dapat memberikan total solution dalam bisnis.

VISI 2020Menjadi salah satu perusahaan terbaik di bidang Engineering Procurement dan Construction (EPC) dan Investasi terintegrasi di Asia Tenggara

MISIMenyediakan Produk-produk Energi, Industri & Infrastruktur Terpadu yang UnggulMemenuhi Harapan Pemangku Kepentingan Utama Menjalankan Praktik Etika Bisnis untuk Menjadi Warga Usaha yang Baik dan memelihara Keberlanjutan PerusahaanEkspansi Strategis ke Luar NegeriMengimplementasikan “Best Practices” dalam Sistem Manajemen Terpadu

Integrated, adalah bahwa perusahaan memiliki a.kemampuan untuk memberikan jasa secara total (total solution), mulai dari perancangan (engineering), pengadaan (procurement), konstruksi (construction), pengoperasian & pemeliharaan (operation & maintenance) termasuk pendanaan (financing) melalui sinergi WIKA Group.

Excellent Product, yaitu WIKA memberikan b.jaminan bahwa produk yang diserahkan kepada pelanggan adalah memenuhi kinerja dan persyaratan sesuai kesepakatan.

Key Stakeholders, adalah Pelanggan, c.Pemegang Saham, Karyawan dan Mitra Kerja

Business Ethics, adalah WIKA mengaplikasikan d.Etika Bisnis sesuai prinsip dan norma GCG, yaitu fairness, transparency dan accountability

Best Practice, adalah WIKA mengaplikasikan e.sistem manajemen yang sudah teruji dan diakui keandalannya, seperti misalnya ISO 9001 & 14001 untuk system pengendalian mutu dan Lingkungan, OHSAS 18001 untuk sistem keselamatan dan kesehatan kerja.

Strategic Overseas Expansion, yaitu f.pengembangan pasar luar negeri dilakukan secara bertahap, dimulai dengan pasar strategis yang memberikan comparative advantage dibandingkan dengan negara lain

Integrated Management System, yaitu g.WIKA mengaplikasikan sistem manajemen WIKA yang terdiri atas sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, sistem manajemen risiko, sistem manajemen mutu, sistem manajemen pengamanan dan sistem manajemen lingkungan secara terintegrasi.

2 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

“One of the best” To be one of the best companies in Southeast Asia engaged in EPC & Investment.

“Integrated” WIKA has diversified lines of business, which focus on activities that are related to the core business of WIKA through a vertically integrated strategy (backward & forward integration), providing total solutions in business.

Vision 2020 To be one of the best integrated Engineering, Procurement and Construction (EPC) and Investment Companies in South East Asia

MISSIONProviding Excellent Integrated Product in Energy, Industry & Infrastructure Fulfil Key Stakeholders Expectation Implementing Business Ethics to promote Good Corporate Citizen and Company SustainabilityStrategic overseas expansionImplementing “Best Practice” Integrated Management System

Integrated, means the Company has the a.ability to provide total solution in its services, from engineering design to procurement, construction, operation & maintenance, and including financing through the synergy of theWIKA Group.

Excellent Product, means that WIKA assures b.that the products it delivers to customers are those that meet the expected performance and requirement.

Key Stakeholders, are Customers, c.Shareholders, Employees and Business Partners

Business Ethics, means that WIKA applies d.businss ethics in accordance the principles and norms of GCG, including fairness, transparency and accountability

Best Practice, means that WIKA applies a e.management system that is time tested and validated for reliability, such as ISO 9001 & 14001 for quality assurance system and environmental management, OHSAS 18001 for occupational health and safety system.

Strategic Overseas Expansion, is penetration f.of international markets that is undertaken in stages, starting from the strategic market that offers comparative advantage over other countries.

Integrated Management System, means WIKA g.applies management systems that comprise of occupational health and safety management system, risk management sytem, quality assurance system, security management system and environmental management system that are integrated.

32009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Nilai-Nilai WIKA

CommitmentBerbuat sesuai kesepakatan dan janji

InnovationSelalu mencari sesuatu yang lebih baik

BalanceMenjaga keseimbangan semua aspek

ExcellenceMemberikan hasil lebih baik

RelationshipHubungan kemitraan yang baik untuk para pihak

Team WorkSinergi, kerja sama intra dan lintas unit kerja

IntegrityKeutuhan dan ketulusan yang meliputi keadilan, tanggung jawab, transparansi, dan kejujuran

WIKA’s Values

CommitmentDelivering the promise

InnovationBringing new things forward

BalanceMaintaining balance in every aspect

ExcellenceGiving the best result

RelationshipPartnership that benefits all

Team WorkSynergy and collaboration between business units

IntegrityIntegrity and sincerity consisting of fairness, responsibility, transparency, and honesty

4 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Kebijakan Sistem Manajemen WIKAPimpinan dan seluruh karyawan WIKA berkomitmen untuk menerapkan dan mengembangkan:

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pencegahan dan penanggulangan 1.terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.Sistem Manajemen Risiko2.Sistem Manajemen Mutu3.Sistem Manajemen Pengamanan4.Sistem Manajemen Lingkungan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan pencemaran 5.lingkungan

Dalam mencapai pertumbuhan laba dan usaha yang sehat dengan menghasilkan produk jasa enjiniring, procurement dan konstruksi yang ekselen, berdaya saing dan memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan dan semua pihak yang berkepentingan.

Kebijakan tersebut akan ditingkatkan secara berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berlaku.

Management Policies of WIKA

Management and staff of WIKA commit to implement and develop:

Health and Safety Management System in order to prevent accidents and diseases as a result of 1.workRisk Management System2.Quality Management System3.Security Management System4.Environmental Management System, in order to prevent and recover the environment as a result to 5.pollution.

To achieve profit and healthy growth and produce excellent Engineering and Construction services, competent and fulfil the expectation and satisfaction of the customers and all parties having interest.

The policy shall be continually improved based on the principles of Good Corporate Governance (GCG), laws and other regulation.

Paradigma Bisnis WIKAPerubahan adalah tuntutan

Pasar mendasari pengembangan bisnis

WIKA

Pelanggan adalah sumber penghasilan

Kepemimpinan mendorong kinerja

ekselen

Pengetahuan dan kompetensi adalah

aset andalan WIKA

Setiap aktivitas wajib memberikan nilai

tambah

Kecepatan sangat esensial

Teknologi menjadi pendorong

produktivitas

WIKA’s Business ParadigmChange is a rule

Market drives WIKA business

development

Customers are sources of revenue

Leadership encourages excellence

performance

Knowledge and competencies are WIKA’s

assets

All activities shall yield added value

Speed is very essential

Technology boosts productivity

52009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Towards

National EPC Company

WIKA

2002

WIKA 2002Road Map to WIKA 2010 disusun pada tahun 2002, berupa

pandangan ke depan dimana setiap periode memiliki

tahap-tahap pencapaian tersendiri, dan merupakan

tonggak sejarah (milestone) Perseroan. Pada tahun 2002,

Perseoan mengawali Road Map to WIKA 2010 sebagai

perusahaan dengan bisnis inti konstruksi skala nasional

dan memiliki anak-anak perusahaan yaitu: PT Wijaya Karya

Beton, PT Wijaya Karya Realty, dan PT Wijaya Karya Intrade

serta perusahaan afiliasi PT WIKA-NGK Insulator, dan

mencanangkan bisnis EPC untuk jangka pendeknya.

WIKA 2002

The Road Map to WIKA 2010 was drawn in 2002, a forward

vison in which each period represents stages of development

and milestones for the Company. In 2002, the Company

embarked on the Road Map to 2010 as a national-scale

company with a core business of construction, and a host of

subsidiary companies, namely: PT Wijaya Karya Beton, PT

Wijaya Karya Realty and PT Wijaya Karya Intrade as well as an

affiliate company, PT WIKA-NGK Insulator; and set a target to

become an EPC company over the short term.

WIKA 2004Construction

EPC

Sub

sidiaries

National Construction

CompanyConstr

uction

Road Map to WIKA 2010

WIKA 2003-2004Periode 2003-2004, merupakan tonggak sejarah kedua yang

ditandai dengan perolehan proyek Petrochemical TPPI di

Tuban. Pada periode ini WIKA mulai melakukan transformasi

bisnis dari sebuah perusahaan kontraktor nasional menuju

perusahaan EPC, dengan semakin mengandalkan sinergi

antara Perseroan dengan Anak Perusahaan. Pada tahap ini

dicanangkan ruang lingkup bisnis merambah ke luar negeri.

WIKA 2003-2004

The 2003-2004 period, became the second milestone that was

marked by winning the TPPI Petrochemicals project in Tuban,

During this period WIKA began its transformation from a

national construction company towards an EPC company that

relies increasingly on the synergies between the Company and

its Subsidiaries. At this stage, plans are drawn to broaden the

scope of business to international markets.

Subsidia

ries

const 60%

const 40%

EPC 20%

Sub 40%

6 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Go International

WIKA

2005

- 20

07

EPC

Su

bsid

iarie

sIntern

ational

Constru

ction

WIKA 2005-2007

The third milestone took place in the 2005-2007 period, in

which WIKA undertook a business restructuring through an

Intial Public Offering of 35 per cent of its shares. In line with its

activities as a publicly listed company, WIKA continued to move

forward and entered the international construction market

by working on several projects overseas, in the United Arab

Emirates (Dubai) and Algeria. Combining the strength of WIKA’s

competent human resources and the Company’s improved

financial performance had made WIKA more confident to step

forward. Following the success of its IPO, the next step was to

enter into the investment business in order to strengthen both

sales revenue and profitability.

WIKA 2008-2010

During the fourth milestone in the period of 2008-2010,

which was the last stage of the Road Map to WIKA 2010, as

virtually all of WIKA’s construction businesses were aimed at

the activities of an EPC company, whether in public works

construction, building construction, or mechanical works.

Meanwhile, unfolding new prospects in the construction

business that relies on Public Private Partnership for the

EPC contractor, Design and Build and Turnkey Project have

become an opportunity for WIKA to sharpen and accelarate its

business transformation into being an investment-based EPC

contractor. At this stage of its evolution, WIKA has entered into

the investment business by investing in a toll road and a power

plant (IPP). The initiatives emboldened WIKA to prepare for the

continuing vision of the Company, Vision 2020, to become one

of the best EPC and Investment companies in South East Asia.

WIKA 2005-2007Tonggak sejarah ketiga terjadi pada periode tahun 2005-

2007, saat itu WIKA melakukan restrukturisasi usaha dengan

menawarkan 35 persen saham kepada publik melalui Initial

Public Offering (IPO). Seiring dengan kegiatannya sebagai

perusahaan terbuka, WIKA terus melangkah menembus

pasar konstruksi internasional dengan mengerjakan

berbagai proyek di luar negeri, di Uni Emirat Arab (Dubai)

dan Aljazair. Kekuatan kompetensi sumber daya manusia

WIKA dipadu dengan perbaikan kinerja keuangan

Perseroan membuat WIKA semakin mantap melangkah ke

depan. Setelah berhasi IPO langkah strategis selanjutnya

adalah memasuki bisnis investasi untuk memperkuat sisi

pendapatan dan laba.

WIKA 2008-2010Pada tonggak sejarah keempat di periode 2008-2010

yang merupakan tahapan terakhir dari Road Map WIKA

2010, hampir seluruh bidang usaha konstruksi WIKA telah

mengarah kepada kegiatan perusahaan EPC, baik di bidang

konstruksi sipil umum, bangunan gedung, maupun di

bidang mekanikal. Prospek usaha di bidang konstruksi

dengan pola Public Private Partnership sebagai kontraktor

EPC, Design and Build dan Turnkey Project menjadi peluang

bagi WIKA untuk mempertajam dan memantapkan

transformasi bisnisnya sebagai kontraktor EPC yang

berbasis investasi. Pada tahap ini WIKA telah masuk

pada bisnis investasi di jalan tol dan pembangkit listrik

(IPP). Hal ini memberikan keyakinan kepada WIKA untuk

mempersiapkan visi lanjutan Perseroan yaitu VISI 2020

untuk menjadi salah satu perusahaan EPC dan Investasi

terbaik di Asia Tenggara.

Towards

EPC and Investment Company

WIKA 2008- 2

01

0

Inve

stm

ent/

Sub

sid

iari

es

Intern

ation

al

Co

nstru

ction

EPC

Construction

Construction

const 30%

EPC 20%

Sub 40%

intl 10%

const 20%

EPC 30%

Inv 40%

intl 10%

72009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Operasi Internasional

International Operation

Open Traffic East-West Motorway Project, Algeria

Pabrik WIKA Beton, Algeria

WIKA Beton Factory, Algeria

Peresmian Open Traffic, Aljazair

Open Traffic Ceremony, Algeria

Peresmian Open Traffic, Aljazair

Open Traffic Ceremony, Algeria

8 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

WIKA’s Achievement in Algeria

In its never ending efforts to advance and evolve, the Company expanded its

operations overseas. In the development of the 1,200-kilometer East West Motorway

project in Algeria, North Africa, WIKA was appointed as a subcontractor by the

Japanese consortium of contractors (COJAAL) led by Kajima Corporation. WIKA

deployed no less than 1000 Indonesian workers for the project.

Prestasi WIKA di Aljazair

Dalam upayanya untuk terus maju dan berkembang, Perseroan memperluas

jangkauan operasinya ke manca negara. Dalam pembangunan Proyek East West

Motorway sepanjang 1.200 kilometer di Aljazair, Afrika Utara, WIKA berperan

sebagai subkontraktor dalam suatu konsorsium kontraktor Jepang (COJAAL)

yang dipimpin oleh Kajima Corporation. WIKA mengirimkan tidak kurang dari

1.000 pekerja Indonesia untuk proyek ini.

92009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

(in Million Rupiah)

Necara Keuangan 2005 2006 2007 2008 2009 Balance Sheet

Aset Lancar 1,700,320 2,246,164 3,687,320 5,229,930 4,962,530 Current Assets

Investasi pada Perusahaan

Asosiasi

2,023 1,708 1,708 19,709 121,509 Investment in Associates

Aset Tetap 213,729 232,092 245,501 335,878 332,207 Fixed Assets

Aset Tidak Lancar Lainnya 181,859 175,178 198,535 185,907 284,367 Other Non Current Assets

Total Aset 2,097,931 2,655,142 4,133,064 5,771,424 5,700,613 Total Assets

Kewajiban Lancar 1,331,080 1,850,445 2,231,957 3,620,587 3,435,525 Current Liabilities

Kewajiban Tidak Lancar 387,140 347,434 544,947 683,440 629,374 Non Current Liabilities

Total Kewajiban 1,718,220 2,197,879 2,776,904 4,304,026 4,064,899 Total Liabilities

Hak Kepemilikan Minoritas 50,328 55,005 64,947 82,756 102,774 Minority Interest

Ekuitas 329,383 402,258 1,291,212 1,384,641 1,532,941 Equity

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 2,097,931 2,655,142 4,133,064 5,771,424 5,700,613 Total Liabilities and Equity

LAPORAN LABA RUGI INCOME STATEMENT

Penjualan Bersih 2,601,509 3,049,427 4,284,581 6,559,077 6,590,857 Net Sales

Beban Pokok Penjualan (2,396,359) (2,803,582) (3,925,624) (6,113,047) (5,967,732) Cost of Sales

Laba Kotor Sebelum Bagian Laba

Proyek KSO

205,150 245,845 358,957 446,031 623,126 Gross Pro�t Before Income

Portion From JO Project

Laba (Rugi) Proyek KSO 29,344 (7,606) 17,349 (3,099) 22,608 Pro�t (Loss) JO Project

Laba Kotor Setelah Bagian Laba

Proyek KSO

234,494 238,240 376,306 442,932 645,733 Gross Pro�t After Income Por-

tion From JO Project

Beban Usaha (99,305) (114,475) (135,694) (155,001) (160,782) Operating Expenses

Laba Usaha 135,189 123,765 240,612 287,930 484,951 Operating Income

Beban Bunga (58,407) (53,376) (51,044) (44,024) (51,764) Interest Expenses

Pendapatan/Beban lain-lain 19,180 64,827 (1,620) 12,509 (85,076) Other Income (Expenses)

Laba Sebelum

Pajak Penghasilan

95,962 135,215 187,948 256,415 348,111 Pro�t Before Income Tax

Pajak Kini (18,145) (33,216) (40,352) (72,727) (37,459) Current Tax

Pajak Final Jasa Konstruksi 0 0 0 0 (123,866) Final Tax

Pajak Tangguhan 475 3,494 (3,973) (9,035) 19,740 Deferred Tax

Laba Bersih Sebelum

Hak Minoritas Anak Perusahaan

78,292 105,494 143,623 174,654 206,526 Net Income Before

Minority Interest

Hak Minoritas Atas Laba

Anak Perusahaan

(9,910) (11,596) (14,484) (18,619) (17,302) Minority Interest In Net Income

of Subsidiaries

Laba Bersih 68,382 93,897 129,139 156,034 189,222 Net Income

Laba Bersih Per Saham Dasar 983.588 1,350.595 45.09 26.75 33.38 Earning per share ( in rupiah)

Dalam Juta Rupiah

Ikhtisar Keuangan

Financial Highlights

10 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Ikhtisar Keuangan

Financial Highlights

Rasio Keuangan 2005 2006 2007 2008 2009 Financial Ratio

Profitabilitas Pro�tability

Imbal Hasil Terhadap Ekuitas 20.76 23.34 10.00 11.27 12.34 Return on Equity

Imbal Investasi 7.36 7.10 5.78 5.21 7.19 Return on Investment

Imbal Hasil Terhadap Total Assets 3.26 3.54 3.12 2.70 3.32 Return on Assets

Likuiditas Liquidity

Rasio Kas 14.62 18.50 61.15 29.04 35.25 Cash Ratio

Rasio Lancar 127.74 121.39 165.21 144.45 144.45 Current Ratio

Rasio Cepat 100.35 103.90 144.40 107.16 114.05 Quick Ratio

Aktivitas Activity

Perputaran Piutang 49.84 59.74 51.05 57.82 48.30 Collection Period

Perputaran Asset 1.24 1.15 1.04 1.14 1.16 Total Assets Turn Over

Struktur Modal Kerja Capital Structure

Rasio Total Kewajiban

Terhadap Ekuitas

521.65 546.39 215.06 310.84 265.17 Debt To Equity Ratio

Rasio Total Kewajiban

Terhadap Aktiva

81.90 82.78 67.19 74.57 71.31 Debt To Total Assets

Rasio Modal Sendiri Terhadap Total

Aktiva

17.70 15.15 31.24 23.99 26.89 Total Equity to Total Assets

Marjin Margin

Margin Laba Kotor 9.01 7.81 8.78 6.75 9.80 Gross Income Margin

Margin Laba Usaha 5.20 4.06 5.62 4.39 7.36 Operating Income Margin

Margin Laba Bersih 2.63 3.08 3.01 2.38 2.87 Net Income Margin

PERTUMBUHAN GROWTH

Penjualan 5.06 17.22 40.50 53.09 0.48 Sales

Laba Usaha 2.61 (8.45) 94.41 19.67 68.43 Operating Income

Laba Bersih (4.66) 37.31 37.53 20.83 21.27 Net Income

Ekuitas 12.67 22.12 220.99 7.24 10.71 Equity

Total Aktiva 8.63 26.56 55.66 39.64 (1.23) Total Assets

6,590,857

Penjualan Bersih/Net Sales

2005 2006 2007 2008 2009

4,284,581

6,559,077

3,049,4272,601,509

(dalam juta Rupiah/in million Rupiah)

(in Percentage)Dalam Persentase

Laba Usaha/Operating Income

2005 2006 2007 2008 2009

240,612

287,930

484,951

123,765135,189

(dalam juta Rupiah/in million Rupiah)

112009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Ekuitas/Equity

2005 2006 2007 2008 2009

402,258

12,91,2121,384,641

1,532,941

329,383

(dalam juta Rupiah/in million Rupiah)

Total Kewajiban /Total Liability

2005 2006 2007 2008 2009

2,197,879

2,776,904

4,304,026 4,064,899

1,718,220

(dalam juta Rupiah/in million Rupiah)

Laba Bersih /Net Income

2005 2006 2007 2008 2009

129,139

156,034

189,222

93,897

68,382

(dalam juta Rupiah/in million Rupiah)

Kewajiban Terhadap Ekuitas/Debt Equity Ratio

2005 2006 2007 2008 2009

521.55 546.39

215.06

310.84

265.17

(dalam persentase/in percentage)

Total Aset/Total Assets

2005 2006 2007 2008 2009

2,655,142

4,133,064

5,771,424 5,700,613

2,097,931

(dalam juta Rupiah/in million Rupiah)

Imbal Hasil Terhadap Ekuitas/Return on Equity

2005 2006 2007 2008 2009

23.34

10.0011.27

12.34

20.76

(dalam persentase/in percentage)

12 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Kinerja Saham

Sepanjang tahun 2009, harga saham Perseroan tertinggi

adalah Rp380 dan terendah Rp200. Sejak IPO hingga

laporan ini dibuat, Perseroan telah melakukan corporate

action, berupa pembelian kembali saham (share buyback).

Pembelian kembali saham tersebut dilakukan sesuai

Peraturan Bapepam-LK KEP-401/BL/2008 Peraturan No.XI.B.3

tanggal 9 Oktober 2009 tentang pembelian kembali saham

emiten atau perusahaan publik dalam kondisi pasar yang

berpotensi krisis. Sesuai dengan peraturan tersebut, maka

pembelian saham kembali dilakukan paling lama tiga bulan.

Pembelian kembali saham ini dilakukan dalam dua tahap

atau dalam kurun waktu enam bulan dari tanggal 13

Oktober 2008 sampai 22 Mei 2009. Tahap I dimulai pada 13

Oktober 2008 dan berakhir pada 13 Januari 2009. Setelah itu

Tahap II dimulai dari 23 Pebruari 2009 dan berakhir pada 22

Mei 2009.

PeriodeTertinggi

Highest

Terendah

Lowest

Penutupan

Closing

Volume Transaksi

Transaction VolumePeriod

2008 2008

Triwulan I 570 360 400 14.090.255 1st Quarter

Triwulan II 400 315 355 15.366.613 2nd Quarter

Triwulan III 385 265 265 14.226.706 3rd Quarter

Triwulan IV 220 163 220 33.342.237 4th Quarter

2009 2009

Triwulan I 230 200 220 11.750.797 1st Quarter

Triwulan II 365 220 335 36.188.855 2nd Quarter

Triwulan III 380 335 350 15.876.958 3rd Quarter

Triwulan IV 350 305 325 5.654.951 4th Quarter

Harga Saham Perseroan tahun 2008 dan 2009

Stock Performance

Throughout 2009, the highest share price of the Company

reached Rp380 and the lowest was Rp200. Since the IPO up to

the publication of this report, the Company had undertaken the

corporate action of a share buyback.

The share buyback was undertaken in accordance with the

regulation of Bapepam-LK KEP-401/BL/2008 Regulation

No.XI.B.3 dated 9 October 2009 regarding share buyback of

listed companies under market conditions that face a potential

crisis. According to the regulation, the share buyback could be

undertaken over interval periods of three months.

The share buyback was competed in two phases over a six-

month period from 13 October 2008 to 22 May 2009. The first

phase began in 13 October 2008 and ended in 13 January 2009.

Then the second phase started in 23 February 2009 and ended

in 22 May 2009.

600

500

400

300

200

100

0

250,000,000

200,000,000

150,000,000

100,000,000

50,000,000

0

Pergerakan Harga dan Volume Saham 2008 dan 2009

Share Price and Trading Volume Movement in 2008 and 2009

Harga/Price

Volume/Volume

Jan

Feb

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

c

Jan

Feb

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

c

Company Share Price During 2008 and 2009

132009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Komposisi Kepemilikan Saham/Shareholder’s Composition

Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2009 berdasarkan catatan yang dibuat oleh biro administrasi efek PT

Datindo Entrycom, sesuai surat No. DE/I/10-0147 tanggal 8 Januari 2010, adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham Jumlah Saham

Number of shares

Kepemilikan (%)

Ownerships (%)

Shareholders

Investor Domestik Domestic Investor

Pemerintah Republik Indonesia 4.000.000.000 68,42855 Government of the Republic of

Indonesia

Perorangan Indonesia 843.606.500 14,42958 Indonesian Individuals

Karyawan Lokal 173.971.000 2,97571 Local Employee

Koperasi 19.436.500 0,33245 Cooperatives

Yayasan 22.949.500 0,39254 Non-Pro�t Organization

Dana Pensiun 179.914.500 3,07737 Pension Funds

Asuransi 70.262.500 1,20181 Insurance Companies

Bank 230.000 0,00393 Banks

Perseroan Terbatas 256.939.500 4,39486 Limited Liability Companies

Reksadana 175.124.500 2,99544 Mutual Funds

Subtotal 5.742.434.500 98,22224 Subtotal

Investor Asing Foreign Investors

Perorangan Asing 3.790.000 0,06483 Foreign Individuals

Badan Usaha Asing 100.143.000 1.71291 Foreign Businesses

Subtotal 103.933.000 1,77774 Subtotal

Total 5.846.367.500 100,00000 Total

Komposisi Kepemilikan Saham Komisaris dan Direksi Share Ownership Composition of the Board of Commissioners and Directors

Pemegang Saham/ ShareholdersJumlah Saham

Number of Shares

Kepemilikan

Ownership (%)

Dewan Komisaris

Board of Commissioners

Jabatan

Position

Agoes Widjanarko Komisaris Utama/ President Commissioner 1.013.500 0,02

Amanah Abdulkadir Komisaris Independen/ Independent Commissioner - -

Dadi Pratjipto Komisaris Independen/ Independent Commissioner - -

Soepomo Komisaris/ Commissioner 912.000 0.02

Pontas Tambunan Komisaris/ Commissioner 1.865.000 0,03

Direksi

Board of Directors

Bintang Perbowo Direktur Utama/ President Director - -

Ganda Kusuma Direktur Keuangan/ Director of Finance 793.000 0,01

Budi Harto Direktur Operasi I/ Director of Operation I 904.000 0,02

Slamet Maryono Direktur Operasi II/ Director of Operation II 4.742.000 0,08

Tonny Warsono Direktur SDM dan Pengembangan/ Director of Human

Resources and Development4.742.000 0,08

Pemegang Saham/Shareholders

Pemegang Saham/Shareholders Jumlah (Lembar)/Number of shares Persentase/Percentage

Class A Dwi Warna 1 0.0%

Class B Dwi Warna 3,999,999,999 68.4%

Publik/Public 1,846,367,500 31.6%

14 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Penghargaan dan Sertifikasi

Awards and Certifications

BNSP Competency Award (BNSP-CA) 2009

Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), 22 December

2009

Nominee of Investment Award 2009

BKPM & Business Indonesia, 9 December 2009

Best of The Best for Portal Management of State

Owned Enterprise Ministry

Ministry of State Owned Enterprise , 7 October 2009

The Best Management of Public Portal

Ministry of State Owned Enterprise, 7 October 2009

The 3rd Best management of EIS Portal

Ministry of State Owned Enterprise, 7 October 2009

Parson Infrastructure & Technology Certi�cate

Association

Safety implementation in Aceh Road project USAID, 4

October 2009

Corporate Technology Achievement Award

The First Rank (Gold) PII, 28 July 2009

SNI ISO 9001:2008

Qulity Management System SUCOFINDO, 28 May 2009

ISO 14001:2004/SNI 19-14001: 2005 -

Enviromental Management System SUCOFINDO, 28

May 2009

OHSAS 18001:2007

Occupational Health & Safety Management System

SUCOFINDO, 28 May 2009

Investor Award 2009

The first Rank for Property and Construction

Chategory Investor Magazine, 29 April 2009

152009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

13 Januari 2009

Kunjungan Menteri Pekerjaan Umum Aljazair,

DR. Amar Ghoul ke PT Wijaya Karya Beton.

Turut hadir Duta Besar Republik Aljazair

untuk Indonesia H.E. Mr. Hamza Yahia Cherif,

didampingi Direktur Utama WIKA Bintang

Perbowo, Direktur Sumber Daya Manusia &

Pengembangan WIKA Tonny Warsono, dan

Direktur Pemasaran PT Wijaya Karya Beton

Bambang Legowo.

Januari

January

Februari

February

Maret

March

17 Februari 2009

Sosialisasi GCG terhadap karyawan WIKA,

bersama Badan Pengawas Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi

DKI Jakarta I

23 Februari 2009

Program lanjutan pembelian kembali

saham atau stock buyback Tahap II dengan

menggunakan dana alokasi buyback yang

tersisa sebesar Rp112,3 miliar

27 Februari 2009

WIKA dan Chengda Engineering Corporation

of China melakukan ground breaking untuk

pembangunan PLTU Kalimantan Selatan

2x65 MW senilai Rp1,2 triliun milik PT PLN

di Desa Asam-Asam, Kecamatan Jorong,

Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

Kegiatan tersebut diresmikan oleh Gubernur

Kalimantan Selatan, Rudy Ariffin.

7 Maret 2009

Presiden Republik Indonesia

Susilo Bambang Yudhono meresmikan

Terminal Bandara Adi Soemarmo, Solo yang

dikerjakan WIKA. Terminal Bandara senilai

Rp68 miliar tersebut dibangun di lahan

seluas 13.000m2.

13 January 2009

A visit by the Minister of Public Works,

Algeria, DR. Amar Ghoul, to PT Wijaya Karya

Beton. Also attending the event was the

Ambassador of Algeria to Indonesia, H.E. Mr.

Hamza Yahia Cherif, accompanied by WIKA

President Director, Bintang Perbowo, WIKA

Director of HR and Development, Tonny

Warsono, and Director of Marketing of PT

Wijaya Karya Beton, Bambang Legowo.

17 February 2009

GCG socialisation to WIKA employees,

with Financial Supervisory Board and

Development (BPKP) DKI Jakarta I

Representative

23 February 2009

Share buyback phase II, using the remaining

amount of the allocated funds for the

buyback program of Rp112.3 billion.

27 February 2009

WIKA and Chengda Engineering

Corporation of China held a groundbreaking

ceremony for the Rp1.2 trillion construction

of the 2x56MW steam-�red power plant

in the Asam-Asam Village, Jorong District,

Tanah Laut Regent, South Kalimantan,

o�ciated by the Governor, Rudy Ari�n.

7 March 2009

The President of the Republic of Indonesia,

Susilo Bambang Yudhono, inaugurating the

new Adi Soemarno Airport Terminal, Solo,

developed by WIKA. The project, valued at

Rp68 billion, was built over 13.000 m2 of

land.

Peristiwa Penting 2009

2009 Signi�cant Events

16 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

April

April

Mei

May

Juni

June

Kejadian Penting 2009

Significant Events 2009

2 April 2009

WIKA melakukan pemasangan segmen

terakhir bentang tengah Suramadu,

merupakan segmen tersebut berupa Steel

Box Girder yang merupakan rangkaian

tersulit pada proyek Jembatan Nasional

Suramadu.

14 April 2009

WIKA menyelenggarakan Analyst Meeting

untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja

WIKA selama periode tahun 2008 serta

pandangan ke depan di tahun 2009.

30 April 2009

WIKA mendapat penghargaan Investor

Award 2009 di Jakarta, dengan predikat

terbaik pertama untuk kategori properti dan

konstruksi.

22 Mei 2009

Berakhirnya program stock buyback Tahap II

dengan jumlah saham yang dibeli kembali

sebanyak 33.407.500 saham dengan harga

beli rata-rata Rp217,84 per saham.

28 Mei 2009

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

(RUPST) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.,

menetapkan dividen sebesar 30 persen dari

laba bersih Perseroan atau sebesar Rp45,52

miliar atau Rp8,03 per lembar saham.

24 Juni 2009

WIKA memperoleh proyek pembangunan

fasilitas pensuplaian bahan bakar pesawat

atau Depot Pengisian Pesawat Udara

(DPPU) di Bandara Internasional Kuala

Namu Medan, dengan nilai kontrak sebesar

Rp197,39 miliar dan USD24.492.000.

26 Juni 2009

WIKA Gedung menerima 3 sertifikasi dari

PT Sucofindo yang diserahkan langsung

oleh Direktur Utama Sucofindo, Arif Safari

kepada Direktur Utama WIKA Gedung Budi

Saddewa, di Gedung WIKA Jakarta.

2 April 2009

WIKA installed the last central span segment

of the Suramadu Bridge, the construction of

the central Steel Box Girder, regarded as the

most challenging part in the entire bridge

construction.

14 April 2009

WIKA held an Analyst Meeting to evaluate

WIKA’s performance in 2008, and future

outlook for 2009.

30 April 2009

WIKA received the Investor Award 2009 in

Jakarta, for being First in the category for

Best in Property and Construction.

22 May 2009

The culmination of the share buyback

program, phase II, upon which the entire

shares that were reacquired amounted to

a total of 33,407,500 shares at an average

price of Rp217.84 per share.

28 May 2009

The Annual General Meeting of Shareholders

(AGMS) of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.,

approved dividends amounting to 30 per

cent of the Company’s net pro�t, or a total

of Rp45,52 billion at Rp8,03 per share.

24 June 2009

WIKA was awarded the development project

for the airplane fuel supply depot facility

of the Kuala Namu International Airport,

Medan, with a contract worth Rp197.395

billion or USD24,492,000.

26 June 2009

WIKA Gedung received three certi�cations

from PT Suco�ndo presented by the

President Director of Suco�ndo, Arif Safari,

to the President Director of WIKA Gedung,

Budi Saddewa, at Gedung WIKA Jakarta.

172009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

22 Juli 2009

WIKA mendirikan anak perusahaan

PT Wijaya Karya Jabar Power, sebuah

perusahaan Independent Power Purchaser

(IPP) tenaga panas bumi, dengan modal

dasar Rp36 miliar serta modal ditempatkan

dan disetor Rp9 miliar.

29 Juli 2009

WIKA menerima tiga penghargaan sekaligus

dalam ajang Persatuan Insinyur Indonesia

(PII) Award 2009 di Jakarta. Penghargaan

tersebut adalah juara pertama Corporate

Technology Achievement Award, juara

ketiga Adhikara Rekayasa dan juara pertama

Adhicipta Pratama.

13 Agustus 2009

WIKA mendapat penghargaan sebagai 42

perusahaan paling dikagumi di Indonesia,

untuk kategori konstruksi, dalam ajang

Indonesia’s Most Admired Company (IMAC)

IX yang diselenggarakan oleh Frontier

Consulting Group bersama Majalah Business

Week Indonesia.

4 September 2009

Program Corporate Social Responsibility,

WIKA Peduli, memberikan bantuan kepada

korban gempa Tasikmalaya di daerah Negla

Sari, Tasikmalaya dan Padepokan, Garut

Selatan.

9 September 2009

WIKA meraih kontrak proyek PLTD Marine

Fuel Oil (MFO) berkapasitas (Daya Mampu

Netto) 40-50 MW senilai Rp557 miliar, dari

PT Indonesia Power (IP) di Pesanggaran

Bali. Proyek ini merupakan proyek investasi

pertama WIKA (sebesar 70%) di bidang

pembangkit tenaga listrik.

22 July 2009

WIKA established a subsidiary company,

PT WIjaya Karya Jabar Power, a geothermal

company, with an authorized capital of Rp36

billion and paid-in capital of Rp9 billion.

29 July 2009

WIKA received three awards during the

Indonesian Engineers Association Award

2009 in Jakarta. The awards were 1st in

Corporate Technology Achievement Award,

3rd in Adhikara Rekayasa and 1st in Adhicipta

Pratama.

13 Agustus 2009

WIKA was recogniozed as the 42nd most

admired company in Indonesia, in the

construction industry category, in the

Indonesia’s Most Admired Company (IMAC) IX

organized by Frontier Consulting Group and

Business Week Indonesia magazine.

4 September 2009

The WIKA Peduli CSR program, providing

relief to the victims of the earthquake striking

Tasikmalaya at Negla Sari area, Tasikmalaya

and Padepokan, South of Garut.

9 September 2009

WIKA was awarded the 40-50 MW fuel-fired

power plant project using Marine Fuel Oil

(MFO), with a contract value of Rp557 billion,

by PT Indonesia Power (IP) at Pesanggaran,

Bali. The project reprented WIKA’s first

investment project (reaching 70% ownership)

in the field of power generation.

Juli

July

Agustus

August

September

September

18 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

3 Oktober 2009

WIKA mengirim bantuan untuk korban

gempa di Padang, Sumatera Barat,

melalui unit Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan.

5 Oktober 2009

WIKA mengadakan acara seminar

“Workshop Manajemen Risiko & Sosialisasi

Sistem Manajemen WIKA,” di Jakarta,

Surabaya dan Medan.

8 Oktober 2009

WIKA mendapat penghargaan sebagai

Best of The Best BUMN untuk kategori

pemuktahiran data di portal kementerian

BUMN, dan predikat terbaik I untuk web

presence paling aktif untuk portal publik

dan terbaik III dalam pengelolaan portal

Executive Information System. Penghargaan

ini diserahkan oleh Menteri Negara BUMN

di Jakarta.

5 Nopember 2009

Duta Besar Lybia H.E. Mr. Sanusi dan

Wartawan Libya Mohammmad Gahlous

meninjau Kawasan Industri WIKA, sebagai

perkenalan bisnis Perseroan dalam

membangun infrastruktur di dalam dan luar

negeri.

3 Desember 2009

WIKA memperoleh penghargaan Karya

Konstruksi 2009, kategori Teknologi Tepat

Guna dari Kementerian Pekerjaan Umum,

untuk proyek pembangunan jalan/jembatan

di Ruas Banda Aceh Lamno.

17 Desember 2009

WIKA menyelenggarakan Vendor Gathering

dengan tema “Sosialisasi Fasilitas Kredit

Modal Kerja Subkon/supplier/mandor”, yang

dihadiri oleh lebih dari 100 vendor.

22 Desember 2009

WIKA menerima penghargaan sebagai

perusahaan terbaik dalam BNSP

Competency Award 2009, untuk kategori

industri konstruksi, diserahkan oleh Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin

Iskandar di Jakarta.

3 October 2009

WIKA provided relief for earthquake victims

in Padang, West Sumatra, through the

Partnership Program and Community

Development (PKBL) initiative.

5 October 2009

WIKA held the “Workshop on Risk

Management & WIKA Management System

Sosialisation,” in Jakarta, Surabaya and

Medan.

8 October 2009

WIKA was awarded Best of the Best State

Enterprises for most updated State Enterprise

portal, and most active web presence in public

portal, and 3rd best in Executive Information

System portal management, by the Minister of

State Enterprises in Jakarta.

5 November 2009

The Ambassador of Lybia, H.E. Mr. Sanusi and

a Lybian journalist, Mohammmad Gahlous,

made a site visit to WIKA Industrial Estate, as

an introduction to the Company’s business in

dveloping infarstuctures at home and abroad.

3 Desember 2009

WIKA received the Construction Creative 2009

Award, for the Best Implemented Technology

by the Ministry of Public Works, for road and

bridge development projects in Ruas Banda

Aceh Lamno.

17 Desember 2009

WIKA held a Vendor Gathering event themed

“Working Capital Credit Facility Socialization

for Sub-contractors/supplier/foremen”,

attended by more than 100 vendors.

22 Desember 2009

WIKA received best company award by BNSP

Competency Award 2009, in the construction

industry category, presented by the Minister

of Manpower and Transmigration, Muhaimin

Iskandar, in Jakarta.

Kejadian Penting 2009

Significant Events 2009

Oktober

October

November

November

Desember

December

192009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Laporan Dewan Komisaris

Board of Commissioners’ Report

Ir. Agoes Widjanarko, MIP Presiden Komisaris

President Commissioner

Laba bersih Perseroan meningkat sebesar 21,3 persen menjadi Rp189,22

miliar dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp156 ,03 miliar.

The net profit of the Company increased by 21.3 per cent, reaching Rp189.22 billion, compared to Rp156.03 billion in 2008.

20 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pemegang Saham yang Terhormat,

Pada awal tahun 2009, krisis keuangan global yang terjadi

di triwulan IV tahun 2008 masih memberikan pengaruh

yang signifikan bagi Perseroan kami, terutama dalam

perencanaan target dan kinerja Perseroan yang akan dicapai

pada tahun 2009. Meskipun demikian, hal tersebut tidak

menurunkan optimisme kami untuk mampu mencapai

target dan kinerja yang telah ditetapkan.

Sesuai dengan peran dan fungsi kami untuk melakukan

pengawasan terhadap kinerja Perseroan guna mampu

mencapai visi Perseroan yaitu: ”to be one of the best

integrated engineering, procurement and construction

(EPC) and investment companies in Southeast Asia”, Dewan

Komisaris terus berupaya untuk selalu mendorong dan

melakukan pengawasan secara intensif agar Direksi secara

Dear Shareholders,

In early 2009, the global financial crisis that transpired in the

fourth quarter of 2008 had influenced the Comopany to a

significant extent, especially in the planning and budgeting of

the Company’s performance targets for 2009. Nevertheless, this

had not dampen our optimism for achieving the performance

and targets that we had set out for in 2009. the year. our the

goals set in the beginning of the year.

In line with the role to supervise the performance of the

Company in achieving its vison: “To be one of the best

integrated Engineering, Procurement and Construction (EPC)

and Investment Companies in Southeast Asia,” the Board of

Commissioners continues to propagate and and perform

intensive oversight to enable the Board of Directors to carry out

continuous improvements in order to achieve the targetted

212009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

terus menerus melakukan continuous improvement guna

mencapai kinerja yang telah ditargetkan, dan juga sebagai

syarat dari suatu Perseroan yang memiliki keinginan dan

motivasi yang kuat untuk terus bertumbuh dalam rangka

meningkatkan value dari Perseroan itu sendiri.

Upaya continuous improvement tersebut salah satunya

diterapkan melalui perbaikan indikator kinerja dalam

Kontrak Manajemen yang pada tahun 2009 ini lebih

difokuskan pada perbaikan proses bisnis internal serta

mengedepankan pemenuhan harapan pelanggan.

Dewan Komisaris berpendapat bahwa perbaikan proses

bisnis internal dan kepuasan pelanggan harus menjadi

strategi utama dan kunci keberhasilan Perseroan guna

menjaga positioning Perseroan selama tahun 2009.

Salah satu bagian dari perbaikan proses bisnis internal

tersebut ditunjukkan dengan upaya perbaikan secara

berkelanjutan terhadap proses procurement yang berlaku

di Perseroan, peningkatan awareness seluruh lini Perseroan

terhadap fungsi manajemen risiko dalam setiap kegiatan

usaha Perusahaan, serta peningkatan kompetensi dan

kemampuan SDM.

Strategi ini telah menunjukkan suatu keberhasilan

Perseroan yang ditandai dengan peningkatan kemampuan

perolehan laba bersih perusahaan pada tahun 2009 sebesar

21,3% menjadi Rp 189,22 miliar dibandingkan dengan

tahun 2008 yang hanya mencatat perolehan laba bersih

sebesar Rp 156,03 miliar. Atas pencapaian dan kinerja yang

telah dihasilkan ini, Dewan Komisaris memberikan apresiasi

yang setinggi-tingginya kepada Direksi dan juga seluruh

jajarannya, serta tentunya tetap berpesan agar Direksi dan

seluruh jajarannya dapat terus menjaga dan meningkatkan

performance guna mewujudkan Visi Perusahaan.

Selain itu, kemampuan Perusahaan dalam mencapai target

yang telah ditetapkan tersebut juga tidak terlepas dari

penguatan fungsi pengawasan Dewan Komisaris yang

didukung pula dengan peningkatan implementasi tata

kelola Perusahaan yang baik yang dilaksanakan secara

berkelanjutan antara lain melalui pemberdayaan fungsi

komite-komite dibawah Dewan Komisaris yang terdiri dari

Komite Audit, Komite Good Corporate Governance (GCG),

Komite Perencanaan Keuangan dan Resiko Usaha, Komite

Nominasi dan Remunerasi. Komite-komite yang berada

dibawah Dewan Komisaris terus berupaya menjalankan

fungsi dan tugasnya dalam rangka membantu tugas Dewan

Komisaris.

Komite audit menjalankan tugas dalam rangka mengawasi

proses auditing baik internal maupun eksternal, serta

mereview laporan keuangan dan perkembangan proyek

secara berkala. Komte Perencanaan Keuangan dan Resiko

performance of the Company, and also as a prerequisite of a

Company that has the strong desire and motivation to sustain

its growth and thereby increase the value of the Company itself.

.

One of the continuous improvement efforts that has been

implemented is the enhanced performance indicators that

are used in the Management Contract that in 2009 were more

focused towards improving the internal business process while

also placing an emphasis on fulfilling customer expectation.

The Board of Commissioners is of the opinion that internal

business processes and customer satisfaction should be

the central strategy and key to success for the Company

to safeguard its positioning in 2009. A part of the internal

business process improvement is evident from the way the

Company constantly strives to improve its procurment process,

the increased awareness among all lines of the Company in

the function of risk management in all business activities,

and the enhancement of competence and capabilities of the

Company’s human capital.

The strategy has paid off handsomely for the Company,

underscored by its ability to post a higher net profit that grew

by 21.3 per cent to Rp189.22 billion in 2009, compared to

Rp156.03 billion in 2008. For such an achievement and results

of operations, the Board of Commissioners expresses its highest

appreciation to the Board of Directors and employees of the

Company, and implores Management to sustain and continue

to improve their performances futher in order to realize the

Company’s Vision.

Moreover, the ability of the Company to achieve its targets

cannot be separated from the intensive oversight of the

Board of Commissioners that is strengthened further by the

improved implementation of Good Corporate Governance that

is undertaken consistently among other things empowering

the functions of Committees working under the Board of

Commissioners that comprises of the Audit Committee, the

Good Corporate Governance (GCG) Committee, Financial

Planning and Business Risk Committee, and the Nomination

and Remuneration Committee. These committees continuously

strive to fulfill their functions and duties in assisting the Board of

Commissioners.

The Audit Committee performs its duty in overseeing both

the internal and external audit processes, and the periodical

reviews on the Company’s financial statements and project

developments. The Financial Planning and Business Risks

22 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Usaha membantu Dewan Komisaris dalam setiap tindakan

perencanaan keuangan dan menganalisa resiko usaha

Perusahaan. Komite GCG membantu Dewan Komisaris

dalam hal pemantauan pelaksanaan GCG Perusahaan, dan

Komite Nominasi dan Remunerasi memberikan saran dalam

kebijakan promosi dan mutasi pejabat Perusahaan.

Sejalan dengan program Pemerintah Kabinet Indonesia

Bersatu II yang terus memberikan perhatian tinggi

terhadap pentingnya pengembangan infrastruktur bagi

peningkatan investasi dalam rangka pembangunan

nasional yang berkesinambungan, serta sesuai dengan

hasil kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN tahun

2009 yang mencanangkan pembangunan infrastruktur

sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan sebagai

stimulus untuk penanggulangan resesi ekonomi, Dewan

Komisaris berkeyakinan bahwa WIKA siap memanfaatkan

peluang tersebut untuk mendorong pertumbuhan

Perusahaan menjadi Perusahaan terkemuka dalam bidang

konstruksi dan enjiniring di Asia Tenggara dengan dibekali

pengalaman Perusahaan selama lima dasawarsa dalam

pembangunan infrastruktur.

Oleh karena itu, pada tahun 2010 dan juga dalam rangka

peringatan hari ulang tahun WIKA yang ke-50, Dewan

Komisaris menyampaikan selamat kepada Direksi dan

seluruh jajaran WIKA yang akan merayakan tahun emas

pada tahun 2010, semoga seluruh pengalaman yang

didapat dan keberhasilan yang telah dicapai di tahun 2009

dapat terus ditingkatkan di masa yang akan datang.

Akhir kata, Dewan Komisaris juga mengucapkan terima

kasih kepada Pemegang Saham Perseroan atas kepercayaan

yang telah diberikan guna mengemban tugas dan fungsi

melakukan pengawasan terhadap jalannya Perseroan

sehingga kami dapat mengoptimalkan investasi yang telah

diberikan oleh Pemegang Saham untuk membangun dan

mengembangkan Perseroan.

Atas nama Dewan Komisaris,

Ir. Agoes Widjanarko, MIP

Komisaris Utama/Chaiman

Committee assists the Commissioners in every act of financial

planning and analyses of the Company’s business risks.

The GCG Committee assists the Board of Commissioners in

monitoring the Company’s implementation of GCG, and the

Nomination and Remuneration Committee recommends

policies on the promotion and rotation of Company executives.

Pursuant to the program of the current administration of

the Indonesian government that continues to place a strong

emphasis on infrastructure development in order to facilitate

greater investment in support of a sustainable national

development, and in line with the consensus reached at the

2009 ASEAN Summit that heralded infrastructure development

as the locomotion of economic growth and as stimulus against

economic recession, the Board of Commissioner believes that

WIKA is strategically positioned to capitalize on its growth

opportunities to become a leading company in construction

and engineering in Southeast Asia, anchored upon five decades

of experience in infrastructure development.

Therefore, in 2010, on the ocassion of the 50th anniversary

of WIKA, it gives me great pleasure to convey on behalf of

the Board of Commissioners our best wishes to the Board of

Directors and the entire WIKA family in celebrating their golden

anniversary. May the experiences and achievements of 2009

guide us all to scale and achieve greater heights in the years to

come.

In closing, the Board of Commissioners expresses its gratitude

and appreciation to the Shareholders of the Company, for their

trust and belief in the Board’s ability to undertake its oversight

responsibilities over the management of the Company, such

that we are able to maximise the investments placed by the

Shareholders to build and develop the Company.

On behalf of the Board of Commissioners,

Laporan Dewan Komisaris

Board of Commissioners’ Report

232009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pro�l Dewan Komisaris

Commissioners’ Pro�les

Dari kiri ke kanan/from left to right:

Brigjend TNI (Purn.) Dadi Pratjipto, SE, Dr. Amanah Abdulkadir, MA,

Ir. Agoes Widjanarko, MIP, Pontas Tambunan, SH, MM, Soepomo, SH, Sp.N, LL.M

24 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 9 Agustus 1954

(56 tahun) di Jombang. Meraih gelar Pasca Sarjana (S2) dalam

bidang Infrastructure Planning dari University of Stuttgart Jerman

tahun 1987 dan gelar sarjana (S1) Teknik Sipil bidang Konstruksi

dari Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, tahun 1979.

Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tanggal 21

September 2007 hingga sekarang. Saat ini menjabat sebagai

Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum RI sejak

tahun 2008. Jabatan sebelumnya antara lain sebagai: Direktur

Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum RI (2005-

2008), Staf Ahli Menteri, Menteri Kimpraswil Bidang Sosbud dan

Peran Masyarakat (2003-2005), Direktur Pembiayaan Perumahan

Direktorat Jenderal Perumahan & Pemukiman (2001-2003),

Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata

Pedesaan Departemen Kimpraswil (2001-2001).

Ir. Agoes Widjanarko, MIPKomisaris Utama

President Commissioner

Indonesia citizen, born on 9 August 1954 (56 years) in Jombang.

Obtained his Master’s degree in Infrastructure Planning from

University of Stuttgart, Germany in 1987 and his Bachelor’s degree in

Construction Civil Engineering from Surabaya Technological Institute

(ITS), Surabaya in 1979. Appointed as President Commissioner of

WIKA on 21 September 2007 to date. He has been, concurrently,

the Secretary General of the Ministry of Public Works since 2008.

His previous positions include: Cipta Karya General Director at the

Ministry of Public Works (2005-2008); Expert Staff in the field of

Socio-Culture and Sociaty Role for the Ministry of Settlement and

Infrastructure (2003-2005); Director of Housing Financing at the

Directorate General of Housing & Settlement (2001-2003); Director

of Technical Management at the Directorate General of City and

Rural Area Design Plan at the Ministry of Settlement and Regional

Infrastructure (2001-2001).

Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 13 Februari

1961 (49 tahun) di Cirebon. Meraih gelar Doctor of Philosophy

dari Oklahoma State University di Stillwater, Oklahoma, AS pada

tahun 1998, gelar Magister of Arts bidang Busines Administration,

Ekonomi Internasional dan Politik Internasional dari University

of Oregon, Eugene, AS, pada tahun 1990 dan Sarjana S1

dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia bidang Studi

Pembangunan pada tahun 1986. Menjabat sebagai Komisaris

Independen di Perseroan sejak 21 September 2007 sampai

sekarang. Dosen di Universitas Indonesia dan di beberapa

universitas lainnya. Jabatan sebelumnya antara lain adalah:

Anggota Tim Ekonomi dari Menteri Negara Badan Usaha Milik

Negara (2007–2008), Dekan STIMA KOSGORO (2004–2009)

dan Economic Officer di Indonesia Resident Mission–Asian

Development Bank (2002–2007). Sebelum bergabung dengan

ADB, menjadi peneliti di Lembaga Penelitian Ekonomi dan

Masyarakat (LPEM-UI).

Dr. Amanah Abdulkadir, MAKomisaris Independen

Independent Commissioner

Indonesian citizen, born on 13 February 1961 (49 years) in Cirebon.

Obtained her Doctorate of Philosophy from Oklahoma State

University, Stillwater, USA, in 1998; her Master’s degree in Business

Administration, Economics and International Studies from the

University of Oregon, Eugene, USA, in 1990; and her Bachelor’s

degree in Development Studies from the Faculty of Economics,

University of Indonesia, Jakarta, 1986. Appointed as an Independent

Commissioner of the Company since 21 September 2007 to date.

She is concurrently Professor at the University of Indonesia. Her

previous positions include: A member of the Economic Team of the

Ministry of State Enterprises (2007–2008); Dean of STIMA KOSGORO

Management institute (2004–2009); Economic Officer, Asian

Development Bank/Indonesia Resident Mission (2002–2007). Prior

to joining ADB, she was a Researcher at the University of Indonesia’s

Research Institute for Economics and Communities (LPEM-UI).

252009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Soepomo, SH, Sp.N, LL.M Komisaris

Commissioner

Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 13 April

tahun 1955 (55 tahun) di Jakarta. Meraih gelar Spesialis Notariat

dari Universitas Indonesia tahun 2000, meraih gelar Pasca

Sarjana bidang Hukum Umum dari Tulane University, New

Orleans - Louisiana, AS tahun 1992, dan gelar Sarjana Hukum

bidang Pidana dari Universitas Diponegoro, Semarang tahun

1983. Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tanggal 21

September 2007. Saat ini menjabat sebagai Direktur Kekayaan

Negara Lain-lain, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara,

Departemen Keuangan RI sejak tahun 2006. Jabatan sebelumnya

antara lain adalah: Direktur Piutang Negara Perbankan, Direktorat

PNP DJPLN, Departemen Keuangan RI (2003-2006), Kepala Kantor

Wilayah I DJPLN Medan (2002), Kepala Kantor Wilayah Badan

Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) (2000), Kepala Bagian

Biro PNP BUPLN (1998) dan Kepala Kantor Pelayanan pengurusan

Piutang Negara Jakarta I (1997).

Indonesian citizen, born on 13 April 1955 (55 years) in Jakarta.

Obtained a Notarial Specialist degree from the University of

Indonesia in 2000, a Master’s degree in Law from Tulane University,

New Orleans, Louisiana, USA in 1992; and a Bachelor’s degree in

Criminal Law from the University of Diponegoro, Semarang, in 1983.

Appointed as Commissioner of the Company since 21 September

2007 to date. He is concurrently Director of Other State Assets,

Directorate General of State Assets at the Indonesian Ministry of

Finance since 2006. His previous positions include: Director of State

Receivables at the Directorate General of Banking Sector, State

Receivables and Auction (PNP DJPLN) (2003-2006); Head of Regional

Office IDJPLN Medan (2002-2003); Head of Regional Office BUPLN

(2000), Head of PNP BUPLN Bereau, Jakarta (1997).

Brigjend TNI (Purn.) Dadi Pratjipto, SEKomisaris Independen

Independent Commissioner

Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 1 Juli 1947 (63

tahun) di Juwana. Meraih gelar Sarjana Ekonomi Manajemen

STIE Jagakarsa, Jakarta tahun 1991, dan lulus dari Akademi

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) tahun 1970.

Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tanggal

21 September 2007. Jabatan sebelumnya antara lain sebagai:

Direktur Zeni TNI Angkatan Darat (1999), Wakil Direktur Zeni

TNI Angkatan Darat (1998), Paban IV/Faskon Staf Logistik TNI

Angkatan Darat (1998), Direktur Pembina Bangunan Militer

Direktorat Zeni Angkatan Darat (1995) dan Kepala Zeni Kodam

IX/Udayana (1993).

Indonesian citizen, born on 1 July 1947 (63 years) in Juwana.

Obtained his Bachelor’s degree in Economics from STIE Jagakarsa,

Jakarta in 1991, and graduated from the Indonesian Armed Forces

Academy in 1970. Appointed as an Independent Commissioner of

the Company since 21 September 2007 to date. His previous positions

include: Director of Zeni of the Indonesian Army (1999); Vice President

of Zeni of the Indonesian Army (1998); Paban IV/Faskon Logistics

Staff of the Indonesian Army (1998); Director of Military Building

Guidance, Directorate of Zeni of the Indonesian Army (1995); and

Commander of the Military Regional Command IX/Udayana (1993).

26 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Profil Dewan Komisaris

Commissioners’ Profiles

Pontas Tambunan, SH, MM Komisaris

Commissioner

Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 16 Februari

1961 (49 tahun) di Jakarta. Meraih gelar Magister Manajemen

bidang keuangan dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, tahun

2006, dan gelar Sarjana Hukum dari Universitas Tarumanagara,

Jakarta tahun 1986. Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak

tanggal 21 September 2007. Saat ini menjabat sebagai Asisten

Deputi Urusan Usaha Prasarana Angkutan Kementerian BUMN

dari tahun 2006. Jabatan sebelumnya antara lain adalah: Kepala

Bidang Usaha Jasa Konstruksi Kementerian BUMN (2002-2006),

Kepala Sub-Direktorat Konstruksi Bangunan, Direktorat Persero

Kawasan Industri, Jasa Konstruksi dan Konsultan Konstruksi

Kantor Menteri Negara Pembinaan BUMN (2001-2002), Kepala

Sub-Direktorat di Kantor Menteri Negara Pembinaan BUMN

(2000), Kepala Seksi di Kantor Menteri Negara Pembinaan BUMN

(1998-2000).

Indonesian citizen, born on 16 February 1961 (49 years) in Jakarta.

Obtained a Master’s degree in Finance from the Universitas Gajah

Mada, Yogyakarta, in 2006, and a Bachelor’s degree in Law from

the Universitas Tarumanagara, Jakarta, in 1986. Appointed as

Commissioner of the Company since 21 September 2007 to date. He

is concurrently Assistant to the Deputy of Transportation Facilities

Business Affairs at the Ministry of State-Owned Enterprises (2006).

His previous positions include: Head of Construction Business Section

at the State Ministry of State-Owned Enterprises (2002-2006); Head

of Building Construction Sub-Directorate at the Industrial Area,

Construction Service and Construction Consultant Directorate

at the State Minister Office for the Management of State-Owned

Enterprises (2001-2002); Head of the Sub-Directorate at the State

Ministry of State-Owned Enterprises’(2000); Section Head at the State

Ministry of State-Owned Enterprises (1998-2000).

272009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Bintang Perbowo, SE, MMDirektur Utama

President Director

Laba usaha kami sebesar Rp484,95 miliar untuk tahun yang berakhir

31 Desember 2009, meningkat 68,4 persen dari Rp287,93 miliar pada

tahun 2008.

Our operating income reached Rp484.95 billion for the year ended in 31 December 2009, increasing by 68.4 per cent from Rp287.93 billion in 2008.

Laporan Direksi

The Board of Director’s Report

28 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pemegang Saham yang Terhormat,

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan

Yang Maha Esa, perkenankan kami atas nama Direksi

menyampaikan beberapa ikhtisar penting mengenai hasil-

hasil usaha WIKA untuk tahun yang berakhir 31 Desember

2009.

Tahun 2009 merupakan tahun yang penuh tantangan

akibat dari krisis pasar uang dan pasar modal global yang

memuncak di penghujung tahun 2008. Berawal dari krisis

pasar sub-prime mortgage di Amerika Serikat yang mulai

merebak pada pertengahan tahun 2008, dan disertai oleh

rontoknya harga-harga saham dan harga-harga komoditas

utama dunia sepanjang paruh kedua tahun tersebut,

mengakibatkan banyak lembaga keuangan terkemuka

di benua Amerika Utara dan Eropa mengalami kesulitan

likuiditas, bahkan tidak sedikit yang terpaksa menutup

usahanya setelah ratusan tahun berkiprah di bidangnya.

Valued Shareholders,

With the grace of God Almighty, on behalf of the Board of

Directors, I am pleased to present some of the highlights of the

results of operations of WIKA for the year ending 31 December

2009.

The year 2009 was fraught with challenges as a result of the

global banking and capital market crises that had peaked

at the end of 2008. Beginning with the sub-prime mortgage

crisis in the United States that reared its ugly head in mid-2008,

and followed by the collapse of global equity and commodity

markets throughout the second half of the year, and leading to

a severe liquidity crunch that affected leading global financial

institutions, not a few of which had had to close down their

businesses after centuries of service.

292009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Krisis tersebut berdampak ke sebagian besar penjuru dunia,

terutama dari segi pengetatan likuiditas sektor perbankan

dan pembiayaan secara umum, serta dampak resesi

ekonomi global yang timbul akibat menurunnya daya beli

masyarakat serta pasar ekspor global.

Memasuki tahun 2009 yang dibayang-bayangi oleh resesi

ekonomi global tersebut, para pelaku usaha di Indonesia

pada umumnya mengambil sikap hati-hati dan berancang-

ancang untuk menghadapi kemungkinan yang terburuk.

Pemerintah pun mengambil langkah antisipatif serta

menerapkan kebijakan yang mengarah pada upaya

mempertahankan kestabilan moneter, sehingga mampu

meredam dampak gejolak krisis perbankan dunia terhadap

kestabilan perkonomian nasional. Hal ini tercermin antara

lain dari penguatan nilai mata uang Rupiah, menurunnya

tingkat bunga bank, serta terkendalikannya tingkat inflasi

sepanjang tahun 2009.

Selain ditunjang oleh fundamental perekonomian yang

relatif kokoh, Indonesia juga beruntung memiliki pasar

domestik yang besar dan sehat, sehingga terhindar dari

jeratan resesi ekonomi global. Penurunan ekspor akibat

lesunya pasar dunia tidak terlalu berdampak pada neraca

pembayaran nasional dan pertumbuhan Produk Domestik

Bruto Indonesia, yang mencatat tingkat pertumbuhan yang

cukup menggembirakan pada tahun 2009.

Tidak kalah pentingnya adalah pelaksanaan Pemilihan

Umum baik Legislatif maupun Eksekutif yang aman

dan damai pada pertengahan tahun, sehingga berhasil

mengangkat citra Indonesia di mata dunia sebagai negara

demokrasi terbesar ketiga setelah India dan Amerika

Serikat. Hal ini berpengaruh positif terhadap pandangan

dunia internasional atas peluang investasi di Indonesia.

Dampaknya adalah meningkatnya arus modal asing ke

Indonesia yang antara lain tercermin dari kinerja Bursa Efek

Indonesia yang mencatat tingkat pertumbuhan nilai indeks

gabungan tertinggi kedua di Asia Pasifik di tahun 2009,

setelah Bursa Efek Shenzen di Cina.

Strategi yang Terarah

Menghadapi tantangan krisis keuangan berskala

global di awal tahun 2009 tersebut, WIKA mengambil

langkah-langkah antisipatif yang pada intinya bertujuan

mengamankan tingkat likuiditas Perseroan, sekaligus

menjaga keberlanjutan proyek-proyek yang sedang

ditangani oleh Perseroan.

The crisis wreaked havoc on many parts of the world, especially

with respect to a tightening of liquidity in the banking and

financial sector in general, and the global economic recession

that arose from lower consumer purchasing power and

declning global export markets.

Entering the year 2009 with the global economic recession

looming over it, businesses in Indonesia were generally taking

cautious and anticipative stance against the worst possible

outcome.

The government also took anticipative measures as well as

implemented policies geared toward maintaining monetary

stability, enabling it to dampen the impact of the global

banking crisis on the stability the nation’s economy. This was

reflected among others by the strengthening of the rupiah

currency, the decreasing interest rates, and also the inflation

rate that was under control throughout 2009.

In addition to being supported by relatively sturdy economic

fundamentals, Indonesia was also fortunate to have had a

large and healthy domestic market, thus sparing the country

from the effects of global economic recession. Falling exports

due to the weak global demand did not dealt a significant blow

to either the national balance of payment or to Indonesia’s GDP

growth, which posted relatively encouraging growth for 2009.

No less important was the secure and peaceful holding of

the Legislative and Executive general elections in mid-year,

which succeeded in elevating Indonesia’s image as the world’s

third largest democracies after India and the United States of

America. This had a positive effect on how the international

community views investment opportunities in Indonesia. As

a result, Indonesia experienced an increased inflow of foreign

capital as reflected by the performance of the Indonesia Stock

Exchange that posted the second highest composite index

growth in the Asia Pacific region in 2009, after China’s Shenzen

Stock Exchange.

Goal-oriented Strategy

In facing the challenges of the global financial crisis in early

2009, WIKA took anticipative steps that essentially were aimed

at securing the Company’s liquidity, and at the same time

safeguarding the sustainability of projects undertaken by the

Company.

30 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

WIKA menetapkan tiga langkah utama bagi kebijakan

antisipatif tersebut, yaitu (i) menjaga likuiditas Perseroan, (ii)

fokus pada pasar yang memberikan kepastian pembayaran,

dan (iii) mengupayakan efisiensi di segala bidang.

Di saat menipisnya sumber-sumber pembiayaan akibat

krisis keuangan yang mendunia, likuiditas keuangan

perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi

Perseroan untuk mengamankan keberlanjutan usahanya.

Oleh karenanya, pemilihan proyek-proyek yang telah

memiliki sumber pendanaan yang pasti dengan sendirinya

juga menjadi hal yang patut memperoleh prioritas

utama. Sementara itu, pengelolaan operasional Perseroan

dan setiap anak perusahaan perlu diupayakan seefisien

mungkin, antara lain melalui penerapan anggaran kerja

secara disiplin dan ketat.

Kinerja yang Meningkat

Kebijakan tiga langkah antisipatif tersebut di atas mampu

membawa WIKA mencatat hasil-hasil usaha yang

menggembirakan di tahun 2009, meningkat dibandingkan

dengan pencapaian tahun 2008.

WIKA meraih laba usaha sebesar Rp484,95 miliar untuk

tahun yang berakhir 31 Desember 2009, meningkat sebesar

68,4 persen dari Rp287,93 miliar di tahun 2008. Laba bersih

mencapai Rp189,22 miliar pada tahun 2009, meningkat

sebesar 21,3 persen dari Rp156,03 miliar di tahun 2008.

Pencapaian kedua pos tersebut melampaui sasaran RKAP

2009 yaitu sebesar Rp346,39 miliar untuk laba usaha dan

Rp175,03 miliar untuk laba bersih.

Peningkatan laba bersih dicapai berkat kemampuan

pengendalian beban pokok penjualan melalui penerapan

strategi sentralisasi pengadaan dan keuangan sehingga

dicapai efisiensi yang maksimal.

Penjualan Bersih meningkat sebesar 0,5 persen menjadi

Rp6,59 triliun, sementara jumlah realisasi kontrak baru

selama tahun 2009 mencapai Rp10,25 triliun, meningkat

sebesar 14,8 persen dibandingkan dengan kontrak baru

yang terealisasikan selama tahun 2008 sebesar Rp8,98

triliun.

Di lain pihak, biaya penjualan menurun sebesar 6,50

persen menjadi Rp2,42 triliun, sedangkan biaya umum dan

administrasi juga menurun yaitu sebesar 3,9 persen menjadi

Rp158,36 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh

upaya penghematan biaya yang dilakukan secara luas dan

merata, sebagai hasil optimalisasi efisiensi di segala bidang

sesuai kebijakan antisipatif yang dianut WIKA sepanjang

tahun 2009.

WIKA defined three principal steps for the anticipatory policy,

namely (i) maintain the liquidity of the Company, (ii) focus on

markets with certainty of payment, and (iii) strive for efficiency

in all areas.

In times of depleting financing sources as a result of a global

financial crisis, the Company’s financial liquidity becomes

increasingly vital for the Company in order to secure the

sustainability of its operations. Consequently, the choice of

projects with definitive financing sources by itself should

deserve the utmost priority. Meanwhile, the operational

management of the Company and each subsidiary need to be

executed as efficiently as possible, among others through the

implementation of a disciplined and tight operational budget.

Improving Performance

The three-step anticipatory policy mentioned above enabled

WIKA to post reasonable resultsin 2009, which improved over

2008 results.

WIKA gained an operating profit of Rp484.95 billion for the

year ending 31 December 2009, up 68.4 per cent from Rp287.93

billion in 2008. Net profit reached Rp189.22 billion in 2009, up

21.3 per cent from Rp156.03 billion in 2008. Both achievements

surpassed the target set in the Compan’s y Business Plan and

Budget (RKAP) for 2009, namely Rp346.39 billion for operating

profit and Rp175.03 billion for net profit.

The increased net profit was the result of increased sales by

the Company followed by decreasing cost of sales as well

as operating costs in virtually all aspects of the Company’s

activities.

Net Sales went up by 0.5 per cent to Rp6.59 trillion, whereas

the realization of new contracts during 2009 reached Rp10.25

trillion, an increase of 14.8 per cent compared to the number of

realized new contracts in 2008 totalling Rp8.98 trillion.

On the other hand, cost of sales decreased 6.50 per cent to

Rp2.42 trillion, while general and administrative expenses also

decreased by 3.9 per cent to Rp158.36 billion. This decrease was

primarily caused by the cost-cutting efforts that were widely

and evenly implemented, as a result of optimal efficiencies in

all areas in accordance with the anticipatory policy adopted by

WIKA throughout 2009.

Laporan Direksi

The Board of Director’s Report

312009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Sebagai contoh, WIKA mengubah cara pembayaran

pengadaan barang dan jasa yang tadinya tersebar di

kantor-kantor proyek Perseroan di berbagai propinsi,

kini dikumpulkan dan dilakukan di kantor pusat. Dengan

demikian, pola pembayaran menjadi lebih terkendali.

Berbagai langkah lain yang mungkin terkesan sederhana,

dengan penghematan yang sepertinya tidak seberapa,

namun bila dilakukan secara konsisten dan berulang

kali sepanjang tahun, ternyata mampu menghasilkan

penghematan biaya dan tenaga yang tidak kecil jumlahnya.

Berbagai langkah penghematan tersebut turut berperan

dalam penurunan beban pokok penjualan Rp6,11 triliun

pada tahun 2008 menjadi Rp5,97 triliun pada tahun 2009.

Pencapaian laba bersih Perseroan memberikan imbal hasil

atas aktiva (ROA) sebesar 3,3 persen dan imbal hasil atas

ekuitas (ROE) sebesar 12,3 persen di tahun 2009, meningkat

dibandingkan dengan masing-masing ROA dan ROE

sebesar 2,7 persen dan 11,3 persen di tahun 2008.

Pijakan Pertumbuhan yang Lebih Solid

Dalam kurun waktu satu dasawarsa terakhir, WIKA berhasil

membangun landasan bisnis yang berpijak pada strategi

integrasi serta kekuatan sinergis yang dimiliki Perseroan

dengan semua anak perusahaan yang dikuasai secara

mayoritas.

Jaringan Kelompok Usaha WIKA kini mencakup PT Wijaya

Karya Beton yang telah lama menguasai pasar beton

pracetak di Indonesia; PT Wijaya Karya Realty yang mulai

membangun kawasan hunian apartemen di lokasi-

lokasi utama; PT Wijaya Karya Gedung yang fokus pada

pembangunan high rise building; PT Wijaya Karya Intrade

yang menjadi trading arm WIKA selain juga memproduksi

pemanas air bertenaga surya dengan penguasaan pangsa

pasar sekitar 40 persen serta PT Wijaya Karya Insan Pertiwi

yang menangani jasa handling equipment dan mekanikal-

elektrikal dalam berbagai proyek pembangunan WIKA,

khususnya untuk proyek pembangunan pembangkit

tenaga listrik dimana WIKA terlibat dalam sekitar 30 persen

dari seluruh jumlah proyek percepatan pembangunan

pembangkit listrik 10.000 MW yang telah digulirkan

Pemerintah.

For example, WIKA changed the way payments were made for

the provisions of goods and services that were previously spread

at project offices in various provinces to the way it is done now,

collected and paid at the head office. The result: payment

schedules have become much more managable.

Various seemingly modest steps, with savings that appear

insignificant, but when implemented consistently and

repeatedly throughout the year, are apparently able to result in

savings in cost and efforts that are by no means small. Those

various cost-cutting steps also played a role in reducing the

Company’s project and operating expenses from Rp 6.11 trillion

in 2008 to Rp5.97 trillion in 2009.

The net profit of the Company resulted in a Return on Assets

(ROA) of 3.3 percent and a Return on Equity (ROE) of 12.3

percent in 2009, an improvement over the ROA and ROE of

2008, at 2.7 percent and 11.3 percent, respectively.

More Solid Foundation for Growth

Within the last decade, WIKA has succeeded in building a

business foundation that is grounded on the integrated

strategy as well as synergetic strength inherent in the Company

and all the subsidiaries that it has majority interests in.

The WIKA Group network now includes PT Wijaya Karya Beton

that has long dominated the concrete market in Indonesia;

PT Wijaya Karya Realty which has recently begun developing

residential apartments in major locations; PT Wijaya Karya

Gedung which focuses on developing high-rise buildings; PT

Wijaya Karya Intrade, which has become the trading arm of

WIKA in addition to producing solar-powered water heaters

with approximately 40 per cent market domination; and also

PT Wijaya Karya Insan Pertiwi which provides equipment and

mechanical handling services in various WIKA development

projects, especially in power plant development projects in

which WIKA is now involved in around 30 per cent of the

government’s accelerated development of 10.000 MW power

plants that is now in progress.

32 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Kelompok usaha WIKA yang berhasil dibangun secara

terpadu dan sinergitis ini tidak saja memberikan daya saing

yang tinggi bagi WIKA, namun juga dapat menyumbangkan

penghasilan tetap yang lebih stabil dan berkesinambungan.

Pada tahun 2009, seluruh anak perusahaan WIKA

menyumbangkan pendapatan usaha sebesar Rp3,00 triliun,

meningkat sebesar 26,1 persen dari tahun 2008 sebesar

Rp2,38 triliun.

Pijakan Untuk Mengembangkan Pasar yang

Seluas-luasnya.

Peranan integrasi dan sinergi diantara kelompok usaha

WIKA juga dirasakan, pada saat Perseroan memperluas

jangkauan operasinya ke mancanegara seperti yang

kini dikerjakan untuk proyek pembangunan jalan bebas

hambatan East West Motorway sepanjang 1.200 kilometer

di Aljazair, Afrika Utara. WIKA berperan sebagai sub-

kontraktor dalam suatu konsorsium kontraktor Jepang

(COJAAL) yang dipimpin oleh perusahaan kontraktor

terkemuka dunia dari Jepang, Kajima Corporation. WIKA

turut ambil bagian dalam pengerjaan proyek jalan tersebut,

sepanjang kurang lebih sepanjang 102 kilometer.

Kontrak WIKA termasuk mendesain, mendirikan dan

mengoperasikan pabrik beton untuk memproduksi balok

pracetak dan pipa beton sendiri dalam mengerjakan ruas

jalan yang menjadi bagian WIKA. Berkat pengalaman PT

Wijaya Karya Beton, pabrik beton WIKA di proyek Aljazair

tersebut memiliki tingkat produktivitas hampir dua kali lipat

dibandingkan dengan produktivitas pabrik beton serupa

yang dikelola oleh kontraktor Eropa dalam membangun

ruas jalan lainnya.

Kenyataan ini, dan ditunjang oleh pelaksanaan proyek

yang prima oleh tenaga-tenaga ahli dari WIKA dan kurang

lebih seribu pekerja berpengalaman dari Indonesia, telah

membuka mata pemerintah Aljazair akan kemampuan

putera-puteri Indonesia di bidang konstruksi dan enjiniring.

Hal ini berujung pada tawaran pemerintah Aljazair kepada

WIKA untuk mengerjakan proyek infrastruktur sebagai

kontraktor utama.

Pengalaman di Aljazair menjadi modal utama WIKA dalam

upayanya merealisasi visi Perseroan untuk menjadi pelaku

yang terpandang di sektor industri konstruksi dan enjiniring,

baik secara regional maupun global.

The WIKA Group that was successfully established with

integration and synergy not only gave WIKA a high competitive

advantage, but is also able to contribute to a regular income for

the Company that is more stable and sustainable.

In 2009, WIKA subsidiaries contributed to an operating income

of Rp3.00 trillion, up by 26.1 percent from to Rp2.38 trillion in

2008.

Foundation for the Broadest Possible Market

Development.

The role of integration and synergy within the WIKA Group

has also been felt, when the Company extends its operations

internationally such as is the case with the construction project

of the 1,200-kilometre East West Motor Way in Algiers, North

Africa, that is currently underway. Acting as a sub-contractor

in a consortium of Japanese contractors (COJAAL) led by

world-renowned Japanese construction company, Kajima

Corporation. WIKA is participating in the execution of a section

of the freeway project, approximately 102 kilometres long.

WIKA’s contract includes designing, establishing and operating

a concrete factory to produce its own prefabricated concrete

girders and conduits for the construction of the length of road

apportioned to WIKA. Thanks to the experience of PT Wijaya

Karya Beton, the concrete factory at the Algiers project has a

level of productivity almost two-folds that of similar concrete

factories managed by European contractors working on other

parts of the freeway.

This fact, and supported by the prime execution of project by

experts from WIKA and around one thousand experienced

workers from Indonesia, has opened the eyes of the Algiers

government to the ability of the men and women of Indonesia

in the fields of construction and engineering. This has led

to the Algiers government offering WIKA to undertake an

infrastructure project as principal contractor.

The Algiers experience became WIKA’s primary selling point in

the effort to realize the Company’s vision to become a respected

player in the construction and engineering industry, not only in

the region but also the world.

Laporan Direksi

The Board of Director’s Report

332009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Peningkatan Tata Kelola Perusahaan

Keberhasilan WIKA menangani proyek di luar negeri,

dengan standar maupun pencapaian kerja yang dapat

menandingi perusahaan-perusahaan kelas dunia, tidak

lepas dari penerapan pola serta etos kerja yang ditopang

oleh tata kelola perusahaan yang baik dan benar (Good

Corporate Governance atau GCG).

Tahun 2009 mencatat beberapa peningkatan di bidang

GCG, diantaranya adalah peranan yang semakin meningkat

oleh komite-komite Dewan Komisaris yang kini telah

mencakup Komite Audit, Komite GCG, Komite Nominasi

dan Remunerasi, serta Komite Perencanaan Keuangan dan

Risiko Usaha.

Penerapan GCG juga semakin terasa di tingkat operasional

Perseroan dengan peranan Unit Kerja GCG yang aktif

melakukan sosialisasi GCG ke seluruh jajaran WIKA serta

membantu Komite GCG dalam memantau kepatuhan

perilaku kerja terhadap buku panduan kode etik (code of

conduct) Perseroan.

Sebagai bagian dari penerapan GCG secara menyeluruh,

Perseroan juga telah berhasil meraih berbagai standarisasi

kerja, baik tingkat nasional maupun internasional, seperti

misalnya standar proses manajemen ISO 9001:2000, standar

proses manajemen lingkungan ISO 14001:2004 dan standar

kesehatan dan keamanan kerja OHSAS 18001:2007.

Pada tahun 2009, hasil assessment penerapan GCG yang

dilakukan oleh BPKP diperoleh skor ____, membaik dari

tahun sebelumnya sebesar 85,56. Perbaikan skor GCG ini

menunjukkan keberhasilan Perseroan dalam meningkatkan

penerapan prinsip-prinsip GCG di seluruh bidang kegiatan

dan operasinya.

Memastikan Pertumbuhan yang

Berkesinambungan ke Depan

Keberhasilan WIKA di dalam maupun di luar negeri

sepanjang tahun 2009 merupakan bukti keandalan

kebijakan serta langkah Perseroan yang dirumuskan dan

diterapkan secara cermat, berhati-hati dan konsisten.

Mengayunkan langkah emas untuk menjadi yang terbaik

dalam era infrastruktur telah menjadi tema dan semangat

WIKA pada tahun 2010, saat mana WIKA merayakan ulang

tahunnya yang ke-50. Sebuah perjalanan panjang telah

ditempuh oleh WIKA, dengan berbagai pasang surutnya,

serta menempatkan WIKA di tahun 2010 ini pada pijakan

yang kokoh untuk menuai pertumbuhan yang lebih besar

lagi di masa mendatang.

Improvement of Corporate Governance

WIKA’s success in handling projects abroad, with standards and

achievements that are at par with world-class companies, was

in doubt due to the implementation of work systems and ethics

that are supported by Good Corporate Governance (GCG).

The year 2009 saw a number of improvements in the area of

GCG, among which is the increasing role of the committees

under the Board of Commissioners which to date include

the Audit Committee, the GCG Committee, Nomination and

Remuneration Committee, and the Financial Planning and

Business Risks Committee.

The implementation of GCG is also much more felt at the

operational level of the Company with role of GCG Work Unit

that actively socialize GCG to all levels within WIKA and also

assist the GCG Committee in monitoring the compliance of

work conduct with the Company’s guidebook on code of

conduct.

As part of the implementation of GCG as a whole, the

Company has also succeeded in attaining a number of

job standardisations, not only at a national level but also

international, for example the management process standard

of ISO 9001:2000, the environmental management process

standard of ISO14001 and the health and security work

standard of OHSAS 18001.

In 2009, an assessment of the implementation of GCG

conducted by BPKP resulted in a score of _____, an

improvement over the previous year’s 85.56. This improved

GCG score shows the Company’s success in improving the

implementation of GCG principals at all area of its activities

and operations.

Ensuring Continuous Growth in the Future

The success of WIKA in Indonesia as well as abroad during the

year 2009 is proof of the reliability of the Company’s policies as

well as initiatives that were carefully, prudently, and consistently

formulated and implemented.

Striding in the gilded path to becoming the best in the era of

infrastructure has become the theme and spirit of WIKA in 2010,

when WIKA celebrates its 50th anniversary. The journey has

been long for WIKA, filled with trials and tribulations, but it has

placed WIKA on sturdier ground this 2010 to reap an even larger

growth in the coming years.

34 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Namun demikian, sebagaimana diingatkan oleh Dewan

Komisaris, kiranya keberhasilan ini tidak menjadikan WIKA

lengah apalagi besar kepala. Masih banyak pekerjaan

rumah yang harus diselesaikan, pola kerja yang dapat lebih

disempurnakan, serta daya saing Perseroan yang harus

terus ditingkatkan.

Hanya melalui upaya terus menerus serta jerih payah yang

tidak mengenal lelah, maka WIKA akan mampu mengatasi

segala rintangan, meraih cita-citanya, dan tetap tumbuh

dalam kondisi yang paling sulit sekalipun.

Ke depan, WIKA akan senantiasa menjaga likuiditas untuk

mengamankan modal kerja dan solvabilitasnya. Perseroan

juga akan tetap memprioritaskan proyek-proyek baik di

sektor publik maupun swasta yang telah pasti sumber

pendanaannya.

Kami pun optimistis bahwa prospek usaha di bidang

infrastruktur akan tetap cerah mengingat rencana anggaran

belanja negara maupun daerah yang diperkirakan akan

terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sesuai dengan

komitmen pemerintah dalam mempercepat pembangunan

infrastruktur, antara lain pembangkit tenaga listrik, sarana

dan prasarana transportasi, pengadaan air bersih dan lain

sebagainya.

Perseroan akan melanjutkan efisiensi biaya di berbagai

bidang kegiatan yang telah terbukti mampu menangulangi

tekanan biaya yang meningkat akibat krisis moneter global.

Kami yakin bahwa efisiensi tersebut akan lebih bermanfaat

lagi bila diterapkan di saat perekonomian tumbuh dengan

sehat.

Akhir kata Direksi mengucapkan terima kasih sebesar-

besarnya kepada para pemegang saham, Dewan Komisaris

dan seluruh jajaran karyawan Perseroan atas kepercayaan

dan dukungan yang diberikan. Dengan dukungan dan

kepercayaan ini, WIKA siap merealisasikan VISI WIKA 2020,

yaitu menjadikan WIKA sebagai salah satu perusahaan EPC

dan Investasi terpadu terbaik di Asia Tenggara.

Atas nama Direksi,

Bintang Perbowo, SE, MM

Direktur Utama/President Director

Nevertheless, as cautioned by the Board of Commissioners, this

success must not render WIKA complacent much less feeling

self-important. There is still much left to be done, working

systems which can be more perfected, as well as the Company’s

competitive advantage which must continue to be improved.

Only through continuous and untiring efforts, will WIKA be

able to surmount all obstacles, reach its goals, and continue

growing even in the most difficult conditions.

Looking ahead, WIKA will continue to maintain its liquidity in

order to secure its working capital and solvency. The Company

will also continue to prioritize projects, whether in the public

sector or the private sector, which have definite sources of

financing.

We are optimistic too that prospects in the infrastructure sector

will remain bright bearing in mind that state and regional

budgeted spendings are estimated to continue increasing

from year to year. This is in accordance with the government’s

commitment to accelerate infrastructure development, among

others power plants, transportation facilities and infrastructure,

clean water provision and others.

The Company will continue to implement cost-efficiencies

in various areas of activity that have proven capable of

surmounting the pressure of spiralling costs as result of the

global monetary crisis. We are confident that the efficiencies

will be even more beneficial if applied when the economy is

growing robustly.

In closing, the Board of Directors would like to express its utmost

gratitude to the shareholders, the Board of Commissioners

and all employees of the Company for their confidence and

support. With this confidence and support, WIKA is set to realize

its WIKA VISION 2020, namely to turn WIKA into one of the best

integrated EPC and Investment companies in South-East Asia.

On Behalf of the Board of Directors,

Laporan Direksi

The Board of Director’s Report

352009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pro�l Direksi

Board of Directors Pro�les

Dari kiri ke kanan/from left to right: Ir. Tonny Warsono, MM, Ir. Budi Harto, MM, Ir. Slamet Maryono, Drs. Ganda Kusuma, MBA

Duduk/seated: Bintang Perbowo, SE, MM

36 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 15 Februari

1954 (56 tahun) di Jakarta. Meraih gelar Magister Manajemen

Internasional dari Sekolah Tinggi Manajemen Prasetya Mulya

tahun 1997 dan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas

Krisnadwipayana, Jakarta tahun 1990. Menjabat sebagai Direktur

Utama sejak 28 Mei 2008 hingga saat ini. Jabatan sebelumnya

antara lain sebagai: Direktur Keuangan PT Pembangunan

Perumahan (Persero) (1999-2008). Selama berkarir di PT

Pembangunan Perumahan (Persero), pernah menduduki

berbagai jabatan penting. Meraih penghargaan Lencana Satya

Jasa Perunggu pada tahun 1988 dan Lencana Satya Jasa Perak

pada tahun 1998.

Bintang Perbowo, SE, MMDirektur Utama

President Director

Indonesian citizen, born on 15 Februari 1954 (56 years) in Jakarta.

Obtained his Master’s degree in International Management from

the Prasetya Mulya Management School in 1997 dan his Bachelor’s

degree in Economy from the Krisnadwipayana University, Jakarta in

1990. Serving as President Director since 28 May 2008. His previous

positions include: Finance Director at PT Pembangunan Perumahan

(Persero) (1999-2008). During his career at PT Pembangunan

Perumahan (Persero), he has held several important positions. He has

received awards of the Lencana Satya Jasa Perunggu in 1988 and the

Lencana Satya Jasa Perak in 1998.

Indonesian citizen, born on 9 September 1961 (49 years) in

Pontianak. Obtained his MBA from the Institute of Management

Newport Indonesia-Jakarta in 1993 and his Bachelor’s degree in

Economy from the Nusantara Islamic University, Bandung, in 1985.

Serving as Finance Director since 2008, and as Commissioner of

PT Wijaya Karya Realty since 2007. His previous positions include:

President Commissioner of PT Wijaya Karya Gedung (2008-2009);

Vice President of PT Sinar Wijaya Ekapratista (a joint venture

company of WIKA with PT Duta Pertiwi) (2004-2005); Commissioner’s

Secretary of PT Wijaya Karya Beton (2002-2008); and General

Manager of Finance of WIKA.

Drs. Ganda Kusuma, MBADirektur Keuangan

Finance Director

Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 9 September

tahun 1961 (49 tahun) di Pontianak. Meraih gelar MBA dari

Institut Management Newport Indonesia-Jakarta tahun 1993 dan

gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Islam Nusantara, Bandung

tahun 1985. Menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak tahun

2008, dan sebagai Komisaris PT Wijaya Karya Realty sejak tahun

2007. Jabatan sebelumnya antara lain sebagai: Komisaris Utama

PT Wijaya Karya Gedung (2008-2009), Wakil Direktur Utama PT

Sinar Wijaya Ekapratista (usaha patungan WIKA dengan PT Duta

Pertiwi) (2004-2005), Sekretaris Komisaris PT Wijaya Karya Beton

(2002-2008), dan General Manager Keuangan WIKA.

372009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Ir. Slamet MaryonoDirektur Operasi II

Operation Director II

Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 16 Maret 1952

(58 tahun) di Bojonegoro. Meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari

Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya tahun 1977.

Saat ini menjabat sebagai Direktur Operasi II sejak Juli 2002,

dan sebagai Komisaris Utama PT Marga Nujyasumo Agung

sejak 2009. Jabatan sebelumnya antara lain sebagai: Komisaris

PT Wijaya Karya Realty (2007-2009), Direktur Keuangan (2002–

2007), Manajer Operasi (2001-2002), Manajer Divisi Prasarana

Perhubungan(1997-2000) dan Manajer Produksi Divisi Prasarana

Perhubungan (1996-1997).

Indonesian citizen, born on 16 March 1952 (58 years) in Bojonegoro.

Obtained his Bachelor’s degree in Civil Engineering from the

November 10 Institute of Technology, Surabaya in 1977. Serving

as Director of Operations II since July 2002, and as President

Commissioner of PT Marga Nujyasumo Agung since 2009. His

previous positions include: Commissioner of PT Wijaya Karya

Realty (2007-2009); Director of Finance (2002–2007); Manager

of Operations (2001-2002); General Civil Division Manager/

Transportation Infrastructure Division (1997-2000); and

Transportation Infrastructure Division Production Manager (1996-

1997).

Indonesian citizen, born on 11 September 1959 (51 years) in Boyolali.

Obtained his Master of Management degree from University of

Gadjah Mada in 1997 and his Bachelor’s degree in Civil Engineering

from the March 11 University, Surakarta in 1983. Serving as Director

of Operation I since May 2008, and as President Commissioner of

PT Wijaya Karya Gedung since 2009. His previous positions include:

Commissioner of PT Wijaya Karya Intrade (2008-2009); General

Manager of General Civil Division (January 2008–May 2008); General

Manager of operation I (2006-2007); Manager of General Civil

Division II at WIKA-DSU II (2002-2005); and Commercial Manager at

WIKA-DSU II (2002-2002).

Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 11 September

1959 (51 tahun) di Boyolali. Mendapat gelar Magister Manajemen

dari Universitas Gadjah Mada tahun 1997 dan gelar Sarjana

Teknik Sipil dari Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta tahun

1983. Menjabat sebagai Direktur Operasi I sejak Mei 2008, dan

sebagai Komisaris Utama PT Wijaya Karya Gedung sejak tahun

2009. Jabatan sebelumnya antara lain sebagai: Komisaris PT

Wijaya Karya Intrade (2008-2009), General Manager Sipil Umum

(Januari 2008–Mei 2008), General Manager Operasi I (2006-2007),

Manajer Divisi Sipil Umum II di WIKA-DSU II (2002-2005) dan

Manajer Komersial di WIKA-DSU II (2002-2002).

Ir. Budi Harto, MMDirektur Operasi I

Operation Director I

38 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Ir. Tonny Warsono, MMDirektur SDM dan Pengembangan

Human Capital and Development Director

Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 24 November

1956 di Semarang. Meraih gelar Magister Manajemen dari

Sekolah Tinggi PPM, Jakarta tahun 1995 dan gelar Sarjana

Teknik Sipil dari Universitas Parahyangan, Bandung tahun

1981. Menjabat sebagai Direktur SDM & Pengembangan sejak

Desember 2002, dan sebagai Komisaris Utama PT Wijaya Karya

Intrade sejak tahun 2007. Jabatan sebelumnya antara lain

sebagai: Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia (Juli

2002–Desember 2002), Direktur Utama PT Wijaya Karya Intrade

(2000–2002), Manajer Operasi dan Manajemen Mutu WIKA

(1998–1999), dan sebagai Manajer Pengembangan Manajemen

Mutu (1996–1998).

Indonesian citizen, born on 24 November 1956 in Semarang.

Obtained his Master’s degree in Management from the Management

Institute PPM, Jakarta in 1995 dan his Bachelor’s degree in Civil

Engineering from the Parahyangan University, Bandung in 1981.

Serving as Director of Human Capital and Development since

December 2002, and asPresident Commissioner of PT Wijaya Karya

Intrade since 2007. His previous positions include: Director of Finance

and Human Resources (July 2002–December 2002); President

Director of PT Wijaya Karya Intrade (2000–2002); Manager of

Operations and Quality Management of WIKA (1998–1999); and as

Manager of Quality Management Development (1996–1998).

Profil Direksi

Board of Directors Profiles

392009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pro�l PerusahaanCompany Profile

SejarahHistory

Unit Bisnis dan StrategiCore Bussiness

Konstruksi SipilCivil Construction

Konstruksi Bangunan GedungBuilding Construction

Industrial Plant, Minyak dan GasIndustrial Plant, Oil and Gas

EnergiEnergy

A. Riwayat Singkat

Belanda bernama Naamloze Vennotschap Technische

Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co. atau NV Vis

en Co. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1960

dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga

Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, WIKA dibentuk

dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja

Karja. Kegiatan usaha WIKA pada saat itu adalah pekerjaan

instalasi listrik dan pipa air. Pada awal dasawarsa 1960-an,

WIKA turut berperan serta dalam proyek pembangunan

Gelanggang Olah Raga Bung Karno dalam rangka

penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces

(GANEFO) dan Asian Games ke-4 di Jakarta.

A. Brief History

WIKA was born out of the nationalization process

of a Dutch company bearing the name Naamloze

Vennotschap Technische Handel Maatschappij en

Bouwbedijf Vis en Co. or NV Vis en Co. Pursuant To

Government Regulation No. 2 / 1960 and Minister of

Public Works and Electric Power (PUTL) Decree No. 5

dated 11 March 1960, WIKA was established with the

name of Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja.

WIKA’s line of business at the time was electrical and

water pipe installation works. In the early 1960s, WIKA

took part in the construction project of Gelanggang

Olah Raga Bung Karno on the occasion of the Games of

the New Emerging Forces (GANEFO) and the 4th Asian

Games in Jakarta.

Sejarah Perseroan

Company History

42 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Profil Perusahaan

Corporate Profile

With the passing of time, various improvements were

made in order to continue growing as well as contribute

to nation-building by providing construction services

throughout the country.

The first significant growth occurred in 1972, when the

name Perusahaan Negara Widjaja Karja was changed

to PT Wijaya Karya. WIKA then developed into a

construction contractor by handling various important

projects such as the installation of electricity grids at

Asahan and the Jatiluhur irrigation project.

Seiring berjalannya waktu, berbagai tahap pengembangan

kerap kali dilakukan untuk terus tumbuh serta menjadi

bagian dari pengabdian WIKA bagi perkembangan bangsa

melalui jasa-jasa konstruksi yang tersebar di berbagai

penjuru negeri.

Perkembangan signifikan pertama adalah di tahun 1972,

dimana pada saat itu nama Perusahaan Negara Bangunan

Widjaja Karja berubah menjadi PT Wijaya Karya. WIKA

kemudian berkembang menjadi sebuah kontraktor

konstruksi dengan menangani berbagai proyek penting

seperti pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek

irigasi Jatiluhur.

PLTU Indramayu 3x330 MW, Jawa Barat

Indramayu 3x330 MW Combine Cycle, West Java

432009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Satu dekade kemudian, pada tahun 1982, WIKA melakukan

perluasan divisi dengan dibentuknya beberapa divisi baru,

yaitu Divisi Perdagangan, Divisi Sipil Umum, Divisi Bangunan

Gedung, Divisi Sarana Papan, Divisi Produk Beton dan

Metal, Divisi Konstruksi Industri, dan Divisi Perdagangan.

Proyek yang ditangani saat itu diantaranya adalah Gedung

LIPI, Gedung Bukopin, dan Proyek Bangunan dan Irigasi.

Selain itu, semakin berkembangnya anak-anak perusahaan

di sektor industri konstruksi membuat WIKA menjadi

perusahaan infrastruktur yang terintegrasi dan bersinergi.

Keterampilan para personel WIKA dalam industri konstruksi

telah mendorong Perseroan untuk memperdalam berbagai

bidang yang digelutinya dengan mengembangkan

beberapa anak perusahaan guna dapat berdiri sendiri

sebagai usaha yang spesialis dalam menciptakan produknya

masing-masing. Pada tahun 1997, WIKA mendirikan anak

perusahaannya yang pertama, yaitu PT Wijaya Karya Beton,

mencerminkan pesatnya perkembangan Divisi Produk

Beton WIKA saat itu.

Kegiatan PT Wijaya Karya Beton saat itu diantaranya

adalah pengadaan bantalan jalan rel kereta api untuk

pembangunan jalur double-track Manggarai, Jakarta,

dan pembangunan PLTGU Grati serta Jembatan Cable

Stayed Barelang di Batam. Langkah PT Wijaya Karya Beton

kemudian diikuti dengan pendirian PT Wijaya Karya

Realty pada tahun 2000 sebagai pengembangan Divisi

Realty. Pada tahun yang sama didirikan pula PT Wijaya

Karya Intrade sebagai pengembangan Divisi Industri dan

Perdagangan.

Semakin berkembangnya Perseroan, semakin tinggi pula

tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan

Perseroan. Hal ini tercermin dari keberhasilan WIKA

melakukan penawaran saham perdana (Initial Public

Offering/IPO) pada tanggal 27 Oktober 2007 di Bursa Efek

Indonesia (saat itu bernama Bursa Efek Jakarta). Pada IPO

tersebut, WIKA melepas 28,46 persen sahamnya ke publik,

sehingga pemerintah Republik Indonesia memegang 68,42

persen saham, sedangkan sisanya dimiliki oleh masyarakat,

termasuk karyawan, melalui Employee/Management Stock

Option Program (E/MSOP), dan Employee Stock Allocation

(ESA).

Sementara itu, langkah pengembangan Divisi menjadi anak

perusahaan yang berdiri di atas kaki sendiri terus dilakukan.

Pada tahun 2008 WIKA mendirikan anak perusahaan PT

Wijaya Karya Gedung yang memiliki spesialisasi dalam

bidang usaha pembangunan high rise building. WIKA juga

mengakuisisi 70,08 persen saham PT Catur Insan Pertiwi

A decade later, in 1982, WIKA underwent expansion with the

establishment of several new divisions, namely the Commerce

Division, Product Division, Public Civil Division, Building

Division, Housing Facilities Division, Concrete and Metal

Products Division, Industrial Construction Division, and the

Energy Division. The projects handled at the time included

among others the LIPI Building, the Bukopin Building, and the

Building and Irrigation Project. Moreover, with the progressive

growth of its subsidiaries in the industrial sector WIKA was

transformed into an integrated and synergetic infrastructure

company.

The skills of WIKA personnel in the construction industry

have pushed the Company to further explore the various

areas in which it does business in by establishing a number

of subsidiaries in order that they can become independent

as business ventures that specializes in creating their own

respective products. In 1997, WIKA founded its first subsidiary

company, namely PT Wijaya Karya Beton, a reflection of how

fast the Concrete Division was growing in Wika at the time.

PT Wijaya Karya Beton’s activity at the time included, among

others, the provision of rail tracks for the construction of the

Manggarai double-track lane in Jakarta, the construction of

the Grati Steam-powered Power Station (PLTGU) and also the

Barelang Bridge in Batam. The PT Wijaya Karya Beton measure

was then followed by the establishment of PT Wijaya Karya

Realty in 2000 as a natural progression of the Realty Division.

Subsequently in the same year PT Wijaya Karya Intrade was

also established as the progression of the Industrial and

Commercial Division.

As the Company developed more and more, so too did the

public’s confidence in the Company’s capability. This was

reflected in WIKA’s success in launching its Initial Public

Offering/IPO on 27 October 2007 at the Indonesia Stock

Exchange (known at the time as the Jakarta Stock Exchange).

During the IPO, WIKA released 28.46 percent of its shares

to the public, so that the government of the Republic of

Indonesia held 68.42 percent, while the rest was owned by the

public, including WIKA employees, through the Employee/

Management of Stock of Option Program (E/Msop), and

Employee Stock Allocation (ESA).

Meanwhile, the measure of developing Divisions into self-

sufficient subsidiary companies continued to be taken. In 2008

WIKA established subsidiary company PT Wijaya Karya Gedung

that specializes in the development of high rise buildings.

WIKA also acquired 70.08 percent shares of PT Catur Insan

Pertiwi that specializes in the field of mechanical-electrical.

44 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Profil Perusahaan

Corporate Profile

yang bergerak di bidang mechanical-electrical. Kemudian

nama PT Catur Insan Pertiwi dirubah menjadi PT Wijaya

Karya Insan Pertiwi. Pada tahun 2009, bersama dengan

PT Jasa Sarana dan RMI, mendirikan PT Wijaya Karya Jabar

Power yang bergerak dalam pembangunan Pembangkit

Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP).

Di pertengahan tahun 2009, WIKA bersama perusahaan

lain berhasil menyelesaikan Jembatan Suramadu, sebuah

proyek prestisius yang menghubungkan pulau Jawa

dengan pulau Madura. Kini proyek tersebut telah dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat luas.

Memasuki tahun 2010, WIKA berhadapan dengan

lingkungan usaha yang berubah dengan tantangan lebih

besar. Untuk itu, WIKA telah menyiapkan Visi baru, yaitu

VISI 2020 untuk menjadi salah satu perusahaan EPC dan

Investasi terintegrasi yang terbaik di Asia Tenggara. Visi ini

diyakini dapat memberi arah ke segenap jajaran WIKA untuk

mencapai pertumbuhan yang lebih optimal, sehat dan

berkelanjutan.

B. Bidang Dan Kegiatan Usaha Perusahan Induk atau disebut juga WIKA saat ini memiliki

sejumlah Strategic Business Unit (SBU) di bidang infrastruktur,

meliputi konstruksi sipil, energi, industrial plant, minyak dan

gas. Ke depan akan lebih terintegrasi sebagai perusahaan

Engineering Procurement Construction (EPC).

WIKA juga memiliki Sistem Manajemen WIKA (SMW) yang

telah diterapkan di seluruh kegiatan operasi Perseroan

meliputi: Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000,

Sistem Manajemen K3 OHSAS 18000:2007 dan Sistem

Manajemen ISO 14000:2004 Disamping SMW, WIKA telah

mengimplementasi Sistem Informasi Manajemen yang

berbasis aplikasi Information Technology (IT) di bidang

keuangan, pengadaan, sumber daya manusia, pemasaran,

proyek dan knowledge management untuk mendukung

setiap kegiatan usahanya.

SBU Konstruksi Sipil

SBU Konstruksi Sipil adalah sub bidang usaha yang

terdiri dari: jalan dan jembatan, pengairan, prasarana

perhubungan dan ketenagaan. Saat ini kegiatan usaha SBU

Konstruksi Sipil tersebut tidak murni merupakan kontraktor,

melainkan dengan dukungan dari Tim Enjiniring yang

cukup memadai telah melakukan pekerjaan Rancang

Bangun (Design and Build) mulai dari proses perencanaan

sampai proses konstruksi. Beberapa proyek yang telah

dikerjakan adalah: Jetty Batubara PLTU Cilacap, Jetty

Wood Chip Pulau Laut, Removable Trashrack Banjir Kanal

Manggarai.

Then PT Catur Insan Pertiwi was renamed into PT Wijaya Karya

Insan Pertiwi. In 2009, togehter with PT Jasa Sarana and RMI,

established PT Wijaya Karya Jabar Power specializes in the in

the development of geothermal power station (PLTP) projects.

In the mid of 2009, WIKA together with other companies have

succeded in completing the he Suramadu Bridge, a prestigious

project that connects Java and Madura islands. Currently the

project have been enjoyed by the community at large.

Entering 2010, WIKA is faced with a changing business

environment with greater challenges. Thus, WIKA has defined a

new vision which is the Vision 2020, to become one of the best

integrated EPC and Investment Companies in South East Asia.

The vision is believed to provide direction to every WIKA’s line of

business to achieve optimum growth, healthy and sustainable.

B. Business Lines and ActivitiesThe holding company or also stated as WIKA is currently hold

several Strategic Business units (SBU) in infrastructure, covering

civil construction, energy, industrial plant, oil and gas. Ahead

the Company will be more integrated as an Engineering

Procurement & Construction (EPC).

WIKA also holds the WIKA Management System (SMW) which

are applied on all operational activities of the Company

covering: Quality Management System ISO 9001:2000,

Health and Safety Management System OHSAS 18001, and

Management System ISO 14000. In addition to SMW, WIKA

has implemented Information Management System based on

Information Technology (IT) applications in the field of finance,

procurement, human resources, marketing, projects and

knowledge management to support its every business activities.

Civil Construction SBU

The civil construction SBU consists of: road and bridge,

irrigation, transportation infrastructure, and manpower.

Currently, the Civil Construction SBU is not purely a contractor,

but an adequate support Engineering Team that have

carried out Design and Built starting from planning process to

construction. Several projects that has been completed were:

Jetty Coal Fueled Power Station (PLTU) Cilacap, Jetty Wood

Chip Laut Island, Removable Trashack Banjir Kanal Manggarai.

Powered

452009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Sub Bidang Usaha Jalan, Jalan Tol dan Jembatan

Sub Bidang Usaha Jasa Konstruksi Jalan, Jalan Tol dan

Jembatan meliputi: pekerjaan jalan raya, jalan tol maupun

jalan rel kereta api, jembatan layang/fly overs dan

terowongan/underpass. Dalam bidang usaha ini, WIKA

berhasil menyelesaikan berbagai proyek berskala besar dan

berteknologi tinggi diantaranya adalah:

Jembatan Layang Sudirman pada tahun 1993 dan

KS Tubun pada tahun 1996 dengan menggunakan

teknologi Increamental Launching Method (ILM)

Jembatan Layang Pasupati Bandung yang merupakan

jembatan layang terpanjang di Indonesia pada tahun

2005 dengan teknologi Cable Stayed

Jembatan Layang Cikubang-Tol Cipularang Jawa Barat

yang merupakan jembatan dengan pilar tertinggi di

Indonesia pada tahun 2005.

Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu)

Jalan dan Jembatan Tol JORR E2, JORR W1 dan

Cengkareng FO

Jalan dan Jembatan proyek USAID, Aceh Nanggore

Darussalam

Amplas Fly Over di Medan

Jalan dan Jembatan Tol Waru-Juanda di Surabaya

Sub Bidang Usaha Pengairan

Sub Bidang Usaha Jasa Konstruksi Pengairan meliputi:

pembangunan prasarana dan sarana dasar bidang

pengairan antara lain bendungan/dam, saluran irigasi,

penyediaan air baku, instalasi pengolahan air bersih dan

penanggulangan banjir. Pada bidang usaha ini WIKA

berhasil merampungkan sejumlah proyek antara lain:

Bendung Gerak Klambu Barrage pada tahun 1991 dan

Bendung Gerak Serayu pada tahun 1995 di propinsi

Jawa Tengah, serta Waduk Wonorejo pada tahun 1998

di Tulungagung Jawa Timur

Pada tahun 2009 ini WIKA telah dan sedang

mengerjakan sejumlah proyek, antara lain: Banjir

Kanal Timur, Normalisasi Sungai Ciliwung-Cisadane,

Jakarta, Normalisasi Sungai Bengawan Solo, Bendung

Gonggang, Bendung Kedung Brubus, Bendung Lodan,

Jawa Tengah, Bendung Amandit di Kalimantan Selatan,

Bangun Pengendali Banjir di Balikpapan, Kalimantan

Timur, dan Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat.

Sub Bidang Usaha Prasarana Perhubungan

Sub Bidang Usaha Prasarana Perhubungan meliputi jasa

konstruksi prasarana perhubungan darat, laut dan udara,

seperti bandara, pelabuhan laut, termasuk jetty dan terminal

peti kemas, dan stasiun kereta api. Proyek yang telah

berhasil diselesaikan adalah:

Pelabuhan Peti Kemas dan Car Terminal Tanjung Priok

Depo Kereta Api Depok dan Double Track Yogyakarta-

Kroya

Road, Toll Road and Bridge Sub-Business

The road, toll road and bridge construction sub-business line

covers: the constructions of roads, toll roads and railways,

including the construction of flyovers and underpasses. In this

business line, WIKA completed various large-scale and high

technology projects, which include:

Sudirman Flyover in 1993 and KS Tubun in 1996 by using

Increamental Launching Method (ILM)

Pasupati Bandung Fly Over, the longgest flyover in

Indonesia in 2005 by using Cable Stayed

Cikubang-Tol Cipularang West Java Fly Over, having the

tallest pillar in Indonesia in 2005

Surabaya-Madura (Suramadu) bridge

Road and Bridge Toll JORR E2, JORR W1 and Cengkareng

FO

Road and Bridge project of USAID, Aceh Nanggore

Darussalam

Amplas Fly Over in Medan

Road and Bridge of Tol Waru-Juanda in Surabaya

Irrigation Sub-Business

The irrigation sub-business covers: the construction of basic

irrigation infrastructure and facilities, which include dams,

irrigation channels, provision of water supplies, clear water

processing facilities, and flood control infrastructure. WIKA

successfully completed some projects in this sector, including:

The Klambu Barrage of the Central Java Province in

1991 and the Bendung Gerak Serayu of the Central Java

Province in 1995, and Wonorejo Reservoir in 1998 in

Tulungagung East Java.

In 2009, WIKA have and are carrying out several projects

including: Banjir Kanal Timur, Normalisation of Ciliwung-

Cisadane River, Jakarta, Normalisation of Bengawan Solo

River, Gonggang Dam, Kedung Brubus Dam, Lodan Dam,

Central Java, Amandit Dam in South Kalimantan, Floor

Control Developemnt in Balikpapan, East Kalimantan,

and Jatigede Dam in Sumedang, West Java.

Transportation Infrastructure Sub-Business

The transportation infrastructure sub business, covers various

services to construct the land, sea and air transportation

infrastructures, such as airport, seaport, including jetty and

container terminals, and train stations. Some projects that have

been successfully completed include:

Container Terminal and Car Treminal in Tanjung Priok

The constructions of the Yogyakarta-Kroya Double Tract,

and the Depok Train Depot.

46 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Profil Perusahaan

Corporate Profile

SBU Konstruksi Bangunan Gedung

SBU Konstruksi Bangunan Gedung secara legal telah

menjadi anak perusahaan tersendiri, tetapi pada

pelaksanaannya terkait dengan pengakuan pengalaman

pekerjaan perusahaan, masih dalam masa transisi dibawah

administrasi perusahaan induk WIKA. SBU konstruksi

bangunan gedung di WIKA meliputi Sub Bidang Usaha

Bangunan Hunian dan Bangunan Fasilitas, yang pada saat

ini dengan didukungan kemampuan di bidang enjiniring

telah melakukan pekerjaan rancang bangun atau design and

build, yaitu melakukan pekerjaan sejak proses perencanaan

sampai proses konstruksi.

Sub Bidang Usaha Bangunan Hunian

Sub Bidang Usaha jasa konstruksi bangunan hunian,

meliputi pembangunan apartemen, kondominium, hotel,

rumah susun dan komplek perumahan. Sejumlah proyek

yang telah berhasil diselesaikan antara lain:

Bangunan Apartemen:

Apartemen Permata Berlian dan Apartemen

Belezza-Jakarta, Apartemen Adhi Wangsa-Surabaya,

Apartemen Paragon-Solo

Bangunan Hotel:

Hotel Paragon City, Semarang.

Sub Bidang Usaha Bangunan Fasilitas

Sub Bidang Usaha Bangunan Fasilitas menggarap

bangunan fasilitas seperti rumah sakit, terminal penumpang

bandara dan stasiun, sarana pendidikan, sarana olahraga,

perkantoran,mal dan sarana rekreasi lainnya. Sejumlah

proyek yang telah berhasil diselesaikan antara lain:

Bangunan Rumah Sakit:

Rumah Sakit Sahid Sahirman, Jakarta

Bangunan Terminal:

Terminal Bandar Udara Adi Soemarmo, Solo.

Bangunan Mal:

Mal Lucky Square-Bandung, Mal Adhiwangsa-

Surabaya, Mal Solo Paragon-Solo, Plaza Balikpapan

Bangunan Perkantoran:

Kantor Pemprov Riau, Soho Group

SBU Industrial Plant, Minyak dan Gas

SBU Industrial Plant, Minyak dan Gas terdiri dari sub-sub

bidang usaha jasa konstruksi mekanikal dan elektrikal yang

meliputi sub bidang usaha minyak dan gas, sarana industri

dan pabrikasi baja.

Building Construction SBU

The Building Construction SBU is legally a subsidiary of its own,

however, in implementation is related with the Company’s

working experience, which is still in transition period under

the company administration of WIKA holding. The Building

Construction SBU covers supported by the Engineering Bureau

in carrying out the Residential Sub-Business and Facility

Building Construction Sub-Business, currently being supported

for its engineering skills, and have carried out design and

build, by undertaking such works from planning process to

construction.

Residential Sub-Business

The Residential Sub-Business construction services, include the

construction of apartments, condominiums, hotels, flats, and

residential areas. Some projects successfully completed include:

Apartment Buildings:

The Permata Berlian Apartment and the Belezza

Apartment-Jakarta, Adhi Wangsa-Surabaya Apartment,

Paragon-Solo Apartment

Hotel Buildings:

Paragon City Hotel, Semarang

Facility Building Construction Sub-Business

The Facility Building Construction Sub-Business develops

hospitals, airports, stations, educational facilities, sport facilities,

offices, shops and shopping malls, and recreation facilities.

Some of the Company’s successful projects include;

Hospital Building:

Sahid Sahirman Hospital, Jakarta

Terminal Building:

Adi Soemarmo Airport Terminal, Solo.

Mall Building:

Lucky Square Mall-Bandung Mall, Adhiwangsa Mall-

Surabaya, Solo Paragon Mall-Solo, Plaza Balikpapan

Office Building:

Riau Province Office, Soho Group

Industrial Plant, Oil and Gas SUB

The Industrial Plant, Oil and Gas SUB consists of sub units of

mechanical-electrical construction services which include the

constructions of oil and gas facilities, industrial infrastructure

construction and steel fabrication.

472009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Sub Bidang Usaha Minyak dan Gas

Sub Bidang Usaha Minyak dan Gas meliputi jasa konstruksi

mekanikal dan elektrikal di sektor hulu, hilir dan distribusi

dari kegiatan operasional di sektor minyak dan gas. Di sektor

hulu terkait dengan pekerjaan platform rig offshore, crude

oil & gas pipeline distribution, di sektor hilir terkait dengan

pekerjaan konstruksi baja kilang minyak, CO2 removal

(amine plant), LPG plant, tangki kilang dan pipanisasi,

sedangkan di sektor distribusi yang terkait dengan

pemasaran meliputi pekerjaan jasa konstruksi jaringan pipa

dan tangki/terminal minyak dan gas. Sejumlah proyek yang

berhasil diselesaikan WIKA antara lain:

Proyek pipanisasi jaringan distribusi gas Jawa Barat

Paket 14 Cilamaya

Proyek pipanisasi distribusi bahan bakar minyak

Balongan-Jakarta.

LPG Terminal 4 x 2500 MT di Tanjung Sekong

Avtur terminal & filling point Bandara Kualanamu dan

Bandara Soekarno Hatta

Sub Bidang Usaha Sarana Industri

Sub Budang Usaha Sarana Industri meliputi jasa konstruksi

di bidang bangunan industri pabrik seperti pabrik

pengolahan kelapa sawit, pabrik biofuels, pabrik granulasi

pupuk NPK, pabrik semen, pabrik farmasi, instalasi

pengolahan air bersih dan limbah. Sejumlah proyek yang

telah berhasil diselesaikan WIKA antara lain:

Raw Water Clarification (RWC) Pertamina Plaju

Pabrik pengolahan kelapa sawit (crude palm oil mill)

Pabrik granulasi pupuk NPK, RFO, Petrokimia Gresik

Konstruksi pabrik biodiesel Ciliandra Perkasa Dumai

Rekondisi pabrik semen (cement mill) Indocement.

Sedangkan sejumlah proyek yang sedang berjalan antara

lain pabrik CPO di Malingping, Jawa Barat dan Palimanan

Cement Mill di Cirebon.

Oil and Gas Sub-Business

The Oil and Gas Sub-Business covers the construction of

mechanical and electrical of the upstream and downstream

sector and distribution of the oil and gas sector operational

activities. In the upstream sector, works are related with the

platform rig offshore, crude oil & gas pipeline distribution, in the

downstream sector, it is related with the steel construction of oil

refinery, CO2 removal (amine plant), LPG plant, refinery tanks

and pipelines, while in the distribution sector, it is related with

marketing covering construction works of oil and gas pipeline

and tanks/terminal. Several projects succeeded to complete by

WIKA include:

Gas distribution network pipeline project, West Java,

Package 14 Cilamaya

Fuel distribution pipeline project Balongan-Jakarta

LPG Terminal 4 x 2500 MT in Tanjung Sekong

Avtur terminal & filling point Kualanamu Airport and

Soekarno Hatta Airport

Industrial Facilities Sub-Business

The Industrial Facility Sub-Business covers the construction of

industrial estates and industrial building construction, such

as crude palm oil plant, bio-diesel and bio-ethanol plant, the

drinking water processing plant and waste processing plant

construction and factory and power plant installation. Some

projects completed by WIKA include:

Raw Water Clarification (RWC) Pertamina Plaju

Crude palm oil processing mill

Granulation of NPK, RFO, fertilizer, Petrochemical Gresik

Biodiesel factory construction Ciliandra Perkasa Dumai

Recondition of cement mill, Indocement.

While several projects are being carried out such as CPO in

Malingping, West Java and Palimanan Cement Mill in Cirebon.

Pabrik NPK Granulasi II, Jawa Timur

NPK Granulasi II Factory, East JavaTangki Bio Diesel, Dumai

Bio Diesel Tank, Dumai

48 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Profil Perusahaan

Corporate Profile

Sub Bidang Usaha Pabrikasi Baja

Sub Bidang Usaha Pabrikasi Baja pada awalnya merupakan

sarana pabrikasi pendukung, tetapi sejak tahun 2009

telah ditingkatkan menjadi Sub Bidang Usaha yang dapat

mengelola sendiri usahanya mulai dari pemasaran, produksi

dan distribusi dengan rentang produk yang besar dalam

menghasilkan produk konstruksi baja seperti struktur

rangka baja, menara telekomunikasi, tower transmisi listrik,

jembatan baja, tangki baja, silo, hopper baja, pressure

vessel, welded beam dan steel plate work lainnya. Saat ini

selain memproduksi produk-produk di atas, sedang dijajaki

produk-produk baja terkait dengan industri perminyakan

dengan target pasar kontraktor KKKS seperti pekerjaan steel

platform onshore.

SBU Energi

SBU Energi menjalankan usaha dalam bidang konstruksi

berbasis EPC yang terintegrasi dengan lingkup pekerjaan

mulai dari pekerjaan rekayasa dasar (basic engineering

design), rekayasa process (process engineering design),

rekayasa detil (detail engineering design), procurement

terkait dengan pengadaan equipment dan construction

atau pelaksanaan konstruksi dari proyek-proyek yang telah

direncanakan, pada saat ini masih terbatas pada EPC Power

Plant, baik yang terkait dengan konstruksi sipil maupun EPC

dari Power Plant. Beberapa proyek yang telah dan sedang

dikerjakan terkait power plant antara lain :

Kontruksi Sipil Power Plant:

PLTU Labuhan Angin, PLTU Labuan, PLTU, Pelabuhan

Ratu, PLTG Muara Karang, PLTGU Tanjung Priok dan

PLTU Pacitan

EPC Power Plant:

PLTU Amurang 2x25 MW, IPP PLTD Bali 50 MW, IPP

Pembangkit Listrik Geothermal 50 MW, PLTU Asam-

Asam 2x65 MW Kalimantan Selatan

Steel Fabrication Sub-Business

The steel fabrication Sub-Bbusiness was initially a supporting

fabrication facility, but since 2009, it was upgraded into a sub

business unit that manages its own business, starting from

marketing, production and distribution with a large product

range in producing steel construction products such as steel

framed structure, telecommunication towers, electricity

transmission tower, steel bridge, steel tanks, silo, steel hopper,

pressure vessel, welded beam and other steel plate works.

Currently, aside from the production of the above products,

steel related products are also on progress with the oil industry

aimed to KKKS contractor markets such as steel platform

onshore.

Energy SBU

The Energy SBU carry out business in the field of EPC based

construction which are integrated with the scope of work

starting from basic engineering dsign, process engineering

design, procurement related to equipment and construction

or construction application from projects that were initially

planned, currently, it is still limited ti EPC Power Plant, both

related to civil construction as well as EPC from Power Plant.

Several projects that have been and are being worked out are

related to power plant include:

Power Plant Civil Construction:

PLTU Labuhan Angin, PLTU Labuan, PLTU, Pelabuhan

Ratu, PLTG Muara Karang, PLTGU Tanjung Priok and PLTU

Pacitan

EPC Power Plant:

PLTU Amurang 2x25 MW, IPP PLTD Bali 50 MW, IPP

Geothermal Electricity Generator 50 MW, PLTU Asam-

Asam 2x65 MW South Kalimantan

PLTU Cilacap 2x300 MW Jawa Tengah

Cilacap Power Plant 2x300 MW, Central Java

PLTU 2 Labuan 2X300 MW, Banten

Labuan Power Plant II 2x300 MW, Banten

492009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

C. Pembangunan Manusia WIKA Yang Andal

Pengembangan Berkesinambungan

Manusia WIKA Yang Potensial

Setelah di tahun 2008 SDM WIKA yang kompeten, inovatif

dan berkomitmen tinggi untuk perusahaan dibangun

dan dibentuk menjadi manusia-manusia yang GIGIH,

PEMBELAJAR dan ADAPTABEL. Di tahun 2009 untuk

lebih terlibat ke dalam pasar internasional. Sumber

daya manusia WIKA dikembangkan untuk menjadi

pemain-pemain internasional (global player) dengan

meningkatkan sinergi antara WIKA Induk dan anak

perusahaan melalui fleksibilitas penempatan personil yang

diselaraskan dengan kompetensi yang dimiliki. Sehingga

kontribusi keberhasilan WIKA akan merupakan hasil

kontribusi personil WIKA Induk maupun anak perusahaan.

Pencapaian kinerja Departemen Human Capital di tahun

2009 secara umum tercapai sesuai dengan target, yaitu:

ketersediaan pegawai untuk beberapa posisi dimana

jabatan struktural setingkat manajer bidang keatas sudah

terpenuhi 98 persen, pemenuhan kebutuhan pegawai

dan penjaringan beasiswa untuk mahasiswa-mahasiswa

berprestasi dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri sudah

terlaksana.

Jajaran General Manager WIKA

WIKA’s General Managers

C. Developing a Reliable WIKA Personnel

Sustainable Development of

the Potential WIKA Personnel

After the year 2008, WIKA’s human resources which are

competent, innovative and fully committed to the Company

was developed and formed to become humans that are

PERSISTENT, LEARNING and ADAPTABLE individuals in 2009,

to be more involved in the international market. WIKA’s

Human Resources are developed to become global players by

increasing synergy between WIKA holding and its subsidiaries,

through flexible personnel allocation, in line with the

competency each posses. Thus, WIKA’s contribution to success

are are the results of individual contribution of WIKA holding as

well as its subsidiaries.

The achievements of the Human Capital Department in 2009

were in general on-target, namely: the availability of personnel

to fill a number of positions where in structural positions

at the managerial-level and up were 98 percent fulfilled,

personnel requirements were met and the scholarship selection

for achieving students from various National Universities

completed.

50 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Profil Perusahaan

Corporate Profile

Sementara itu, program coaching, Mentoring, counseling

(cMc) yang dilakukan berkesinambungan tetap berjalan,

pelaksanaan sertifikasi nasional/internasional dan

pelaksanaan pendidikan lanjutan di luar negeri sudah

dipersiapkan untuk menjawab tantangan WIKA ke depan.

Hal ini didukung oleh pola pengharkatan yang atraktif,

pemanfaatan biaya usaha human capital yang optimal, dan

employee engagement yang meningkat dari tahun ke tahun.

Hasil work load analysis yang telah dilakukan di beberapa

proyek memberikan pembelajaran Departemen Human

Capital untuk menyusun Man Power Planning dengan lebih

baik lagi. Program suksesi sudah disiapkan sampai dengan

tiga jabatan di bawah Direksi, melalui program asesmen

talenta yang dilakukan diperoleh portofolio dan rencana

pengembangan individu setiap calon suksesor.

Di sisi lain konsistensi perusahaan untuk memberikan

reward dan punishment berdampak positif dari pegawai

yang sudah melihat penerapan nilai-nilai WIKA dalam

memberikan pengharkatan yang ’fair’.

ERROR: rangecheckOFFENDING COMMAND: .buildshading2

STACK:

-dictionary- -dictionary- -savelevel-