Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
-
Upload
novi-kemala-sari -
Category
Documents
-
view
243 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 1/31
1
LAPORAN PLENO TUTORIAL
ANGKATAN 2010
BLOK XX“ KEGAWATDARURATAN MEDIK DAN TRAUMATOLOGI”
SKENARIO C
Kelompok Tutorial 1:
Tutor : dr. H. Rizal Ambiar, Sp.THT
NAMA NIM
1. Wika Hindria R (702009001)
2. Widia Warmi (702010002)
3. Shofwatul Ulya (702010004)
4. Maulana Iskandardinata (702010008)
5. Anin Kalma Perdani (702010009)
6. Ghita Novita (702010010)
7. Ike Yuni Pratiwi (702010013)
8. Ajeng Dwinta Lestari (702010014)
9.
Rosyidta Janah (702010031)10. Sigit Octariando (702010040)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2013

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 2/31
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul
“ Laporan Tutorial Kasus Skenario C BLOK XX „‟ sebagai tugas kompetensi
kelompok. Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi
besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya
sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat
bantuan, bimbingan dan saran, dengan demikian kami mengucapkan rasa hormat
dan terimakasih atas kerja samanya.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan
tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga
kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Palembang, Oktober 2013
Penulis

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 3/31
3
DAFTAR ISI
Halaman Cover .…………………………………………………………………....... i
Kata Pengantar …………………………………………………………………….... ii
Daftar Isi ..………………………………………………………………………. iii
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ………………………………………………....... 1
1.2 Maksud dan Tujuan .…………………………………………...... 1
BAB II : Pembahasan
2.1 Data Tutorial ………………………………………………........... 2
2.2 Skenario ….…………………………………………………......... 2
2.3 Seven Jump Step ………………………………………………… 4
2.3.1 Klarifikasi Istilah-Istilah ……………………………......... 4
2.3.2 Identifikasi Permasalahan ……………………………...... 4
2.3.3 Analisis Permasalahan ..…………….................................. 6
2.3.4 Hipotesis ….…………………………………………......... 26
2.3.5 Learning Issue ...................................................................... 26
2.3.6 Sintesis ................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 4/31
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Kegawatdaruratan Medik dan Traumatologi adalah blok keduapuluh
pada semester VII dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan
ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario C yang memaparkan kasus syok
hipovolemik.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 5/31
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Laporan Tutorial 1
Skenario C
Tutor : dr. H. Rizal Ambiar, Sp. THT
Moderator : Ghita Novita
Sekretaris meja : Shofwatul Ulya
Sekretaris Papan : : Ike Yuni Pratiwi
Waktu : Selasa, 7 Oktober 2013
Kamis, 9 Oktober 2013
Rule tutorial :
1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam
2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman
3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat
4. Izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan
2.2 Skenario C
Rizka, bayi perempuan, berusia 3 tahun dengan berat badan 15 kg dibawa
ibunya ke Puskesmas Plaju karna kaki tangannya dingin seperti es, tampak lesu
dan mata cekung. Rizka sudah tidak BAK sejak 12 jam yang lalu. Sejak 3 hari
lalu Rizka BAB cair frekuensi 7-10x/hari dengan jumlah ¼ - ½ gelas belimbing
dalam 1 kali BAB, konsistensi cair, darah dan lendir tidak ada dan dibaa ibunya
berobat ke bidan tapi tidak ada perubahan.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : kesadaran apatis, nadi filiformis, frekuensi napas: 40x/menit,
capillary refilled time > 3 detik
Keadaan spesifik:
Kulit : kutis marmorata, teraba dingin dan turgor kembali sangat lambat

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 6/31
6
Kepala : mata cekung, mukosa bibir dan mulut kering
Dari hasil pemeriksaan Dokter Puskesmas tersebut akan melakukan tindakan
pertolonga pertama yaitu memposisikan anak dalam posisi hirup kemudian saat
akan memberikan cairan resusitasi, akses vena sulit didapat.
2.3 Klarifikasi Istilah
1. Mata cekung : Salah satu gejala yang terjadi pada dehidrasi derajat sedang-
berat
2. BAB cair : Pengeluaran feses berair berkali-kali yang tidak normal
3. Kutis marmorata : Bercak-bercak kemerahan yang menyerupai lingkaran
atau bulat kemerahan pada badan, tangan dan kaki secara simetris
4. Turgor : Keadaan menjadi turgid (kesempurnaan yang normal atau yang
lain)
5. Capillary Refilled Time : Tes yang dilakukan cepat pada daerah kuku
untuk memonitor dehidrasi dan jumlah cairan darah ke jaringan atau
perfusi
6. Apatis : Keadaan dimana seseorang acuh tak acuh dengan nilai GCS 11-12
7. Nadi filiformis : Pembuluh darah yang berbentuk benang-benang kecil
karena kurangnya aliran darah perifer
2.4 Identifikasi Masalah
1. Rizka, bayi perempuan, berusia 3 tahun dengan berat badan 15 kg dibawa
ibunya ke Puskesmas Plaju karna kaki tangannyadingin seperti es, tampak
lesu dan mata cekung.
2.
Rizka sudah tidak BAK sejak 12 jam yang lalu. Sejak 3 hari lalu RizkaBAB cair frekuensi 7-10x/hari dengan jumlah ¼ - ½ gelas belimbing
dalam 1 kali BAB, konsistensi cair, darah dan lendir tidak ada dan dibaa
ibunya berobat ke bidan tapi tidak ada perubahan.
3. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : kesadaran apatis, nadi filiformis, frekuensi napas:
40x/menit, capillary refilled time > 3 detik
4. Keadaan spesifik:

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 7/31
7
Kulit : kutis marmorata, teraba dingin dan turgor kembali sangat lambat
Kepala : mata cekung, mukosa bibir dan mulut kering
5. Dari hasil pemeriksaan Dokter Puskesmas tersebut akan melakukan
tindakan pertolonga pertama yaitu memposisikan anak dalam posisi hirup
kemudian saat akan memberikan cairan resusitasi, akses vena sulit didapat.
2.5 Analisis dan Sintesis
1. a. Apa makna kaki tangan dingin seperti es, tampak lesu, mata cekung dan
tidak BAK selama 12 jam?
Kaki tangan dingin seperti es, tampak lesu dan tidak BAK selama 12 jam
menunjukkan bahwa sudah masuk ke fase syok.
Keadaan syok akan melalui tiga tahapan mulai dari tahap kompensasi
(masih dapat ditangani oleh tubuh), dekompensasi (sudah tidak dapat
ditangani oleh tubuh), dan ireversibel (tidak dapat pulih).
Fase I : Kompensasi
Pada fase ini fungsi-fungsi organ vital masih dapat dipertahankan
melalui mekanisme kompensasi tubuh dengan meningkatkan reflek
simpatis, yaitu meningkatnya resistensi sistemik dimana terjadi distribusi
selektif aliran darah dari organ perifer non vital ke organ vital seperti
jantung, paru dan otak. Tekanan darah sistolik tetap normal sedangkan
tekanan darah sistolik meningkat akibat peninggian resistensi arteriol
sistemik (tekanan nadi menyempit).
Manifestasi klinis yang tampak berupa takikardia, gaduh gelisah, kulit
pucat dan dingin dengan pengisian kapiler (capillary refilling) yang
melambat > 2 detik.
Fase II : Dekompensasi.
Pada fase ini mekanisme kompensasi mulai gagal mempertahankan
curah jantung yang adekuat dan system sirkulasi menjadi tidak efisien lagi.
Jaringan dengan perfusi yang buruk tidak lagi mendapat oksigen yang
cukup, sehingga metabolisme berlangsung secara anaerobic yang tidak
efisien. Alur anaerobic menimbulkan penumpukan asam laktat dan asam-

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 8/31
8
asam lainnya yang berakhir dengan asidosis. Asidosis akan bertambah berat
dengan terbentuknya asam karbonat intra selular akibat ketidak mampuan
sirkulasi membuang CO2.
Pada syok juga terjadi pelepasan mediator-vaskular antara lain
histamin, serotonin, sitokin (terutama TNF=tumor necrosis factor dan
interleukin 1), xanthin, oxydase yang dapat membentuk oksigen radikal
serta PAF (platelets agregatin factor). Pelepasan mediator oleh makrofag
merupakan adaptasi normal pada awal keadaan stress atau injury, pada
keadan syok yang berlanjut justru dapat memperburuk keadaan karena
terjadi vasodilatasi arteriol dan peningkatan permeabilitas kapiler dengan
akibat volume intravaskular yang kembali kejantung (venous return)
semakin berkuarang diserai timbulnya depresi miokard.
Manifestasi klinis yang dijumpai berupa takikardia yang bertambah,
tekanan darah mulai turun, perfusi perifer memburuk (kulit dingin dan
mottled, capillary refilling bertambah lama), oliguria dan asidosis (laju nafas
bertambah cepat dan dalam) dengan depresi susunan syaraf pusat
(penurunan kesadaran).
Fase III : Irreversible
Kegagalan mekanisme kompensasi tubuh menyebabkan syok terus
berlanjut, sehingga terjadi kerusakan/kematian sel dan disfungsi system
multi organ lainnya. Cadangan fosfat berenergi tinggi (ATP) akan habis
terutama di jantung dan hepar, sintesa ATP yang baru hanya 2% / jam
dengan demikian tubuh akan kehabisan energi. Kematian akan terjadi
walaupun system sirkulasi dapat dipulihkan kembali. Manifestasi klinis berupa tekanan darah tidak terukur, nadi tak teraba, penurunan kesadaran
semakin dalam (sopor-koma), anuria dan tanda-tanda kegagalan system
organ lain.
b. Apa penyebab kaki tangan dingin seperti es, tampak lesu, mata cekung dan
tidak BAK selama 12 jam?
Intake kurang atau output kelebihan Translokasi cairan

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 9/31
9
1. Dehidrasi disebabkan:
Intake yang kurang (minum kurang, anoreksia,
hipodipsi karena hipotalamus terganggu.
Output meningkat:
- keringat banyak/insensible loss menigkat
(hiperventilasi, panas tinggi)
- osmotic dieresis (diabetes insipidus,
defisiensi A.D.H, penyakit ginjal kronis)
- kehilangan Na (Na loss nepropathy,
pemakaian diuretic)
- kehilangan melalui saluran percernaan
(diare, ileostomi, muntah, fistula
2. Kehilangan darah
trauma
perdarahan gastrointestinal
perdarahan intracranial
3. Kehilangan plasma
luka bakar
peritonitis
- intraintestinal (ileus
paralitik,
hirschprung)
- asites dan edema
(sindroma nefrotik)
Penyebab Syok
Adapun penyebab terjadinya syok berdasarkan klasifikasinya:
Jenis Syok Penyebab
Hipovolemik 1. Perdarahan
2. Kehilangan plasma (misal pada luka bakar)
3. Dehidrasi, misal karena puasa lama, diare,
muntah, obstruksi usus dan lain-lain
Kardiogenik 1. Aritmia
Bradikardi / takikardi
2. Gangguan fungsi miokard
Infark miokard akut, terutama infark ventrikel kanan

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 10/31
10
Penyakit jantung arteriosklerotik
Miokardiopati
3. Gangguan mekanis
Regurgitasi mitral/aorta
Rupture septum interventrikular
Aneurisma ventrikel massif
Obstruksi:
Out flow : stenosis atrium
Inflow : stenosis mitral, miksoma atrium kiri/thrombus
Obstruktif Tension Pneumothorax
Tamponade jantung
Emboli Paru
Septik 1.Infeksi bakteri gram negative,
misalnya:
eschericia coli, klibselia pneumonia, enterobacter,
serratia,proteus,danprovidential.
2. Kokus gram positif,
misal:
stafilokokus, enterokokus, dan streptokokus
Neurogenik Disfungsi saraf simpatis, disebabkan oleh trauma tulang
belakang dan spinal syok (trauma medulla spinalis
dengan quadriflegia atau para flegia)
Rangsangan hebat yang tidak menyenangkan, misal nyeri
hebat
Rangsangan pada medulla spinalis, misalnya penggunaan
obat anestesi
Anafilaksis Antibiotic (Penisilin, sofalosporin, kloramfenikol,
polimixin, ampoterisin B)
Biologis (Serum, antitoksin, peptide, toksoid tetanus, dan
gamma globulin)
Makanan (Telur, susu, dan udang/kepiting)

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 11/31
11
Lain-lain (Gigitan binatang, anestesi local)
c. Bagaimana mekanisme kaki tangan dingin seperti es, tampak lesu, mata
cekung dan tidak BAK selama 12 jam?
Diare
Pengeluaran cairan dan
elektrolit berlebihan
Perfusi O2 ke
perifer menurun
Perubahan
metabolisme menjadi
anaerob
Penyediaan O2 ke jaringan
menurun
Volume sekuncup dan
curah jantung menurun
Gagal menahan pengeluaran
air dan natrium
Dehidrasi berat
Preload menurun
Pengaktifan sistem renin-
angiotensin dan aldosteron
Tidak BAK selama
12 jam
Volume intravaskular
menurun
Mata cekung
Tampak lesu
VasokonstriksiATP menurun
Kaki dan tangan
dingin

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 12/31
12
d. Berapa nilai normal BAK untuk bayi berusia 3 tahun?
Umur Jumlah Urine/24 jam
Hari ke-1 – 2
Hari ke 3 – 10
Hari ke 10 – 2 bulan
bulan – 1 tahun
1 - 3 tahun
3 - 5 tahun
5 - 8 tahun
8 - 14 tahun
30 – 60 mL
100 – 300 mL
250 – 450 mL
400 – 500 mL
500 – 600 mL
600 – 700 mL
650 – 700 mL
800 – 1400 mL
2. a. Apa makna sejak 3 hari yang lalu Rizka BAB cair dengan frekuensi 7-10x/
hari dengan jumlah ¼ - ½ gelas belimbing dalam 1x BAB, konsistensi cair,
darah dan lendir tidak ada?
BAB sejak tiga hari : Diare akut
BAB 7-10x/hari dengan jumlah ¼ - ½ gelas belimbing 1x BAB : berarti
telah terjadi diare karena diperkirakan cairan yang keluar sekitar 300-400
ml (dengan asumsi ½ gelas = 100 ml).
Konsistensi cair : diare
Tidak ada lendir : berarti tidak ada iritasi/inflamasi pada lumen usus
Tidak ada darah : berarti tidak adanya gangguan pada saluran pencernaan
(jika feses seperti tar / darah yang hitam sekali menandakan terjadi ulkus
pada lambung, jika feses masih berdarah segar berarti gangguan pada
colon hingga anus, bisa ulkus, perforasi, hemorroid maupun keganasan)
b. Apa penyebab dari BAB cair?
Menurut faktor penyebab :
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak.
Infeksi enternal ini meliputi :

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 13/31
13
Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigella,
Camylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.
Infeksi virus : Enteroovirus (Virus ECHO, Coxsackie,
Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.
Infestasi parasit : Cacing (Acaris, Triciuris, Oxyuris,
Strongyoides), Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardica
lamblia, Trichomonas hominis), Jamur (Candida albicans)
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti Otitis media akut, Tonsilofaringitis,
Bronkopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya. Keluhan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa,
dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan
galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah
intoleransi laktosa.
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat
menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar
Sumber : Suraatmaja, Sudaryat. 2010. Kapita Selekta Gastoenterologi
Anak. Sagung Seto : Jakarta
c. Bagaimana patofisiologi dari BAB cair?
Patogen Masuk ke dalam
tractus intestinalis
Inflamasi
Mukosa usus teriritasi
dan kerusakan villi
Berkembang
biak
Hiperperistaltik
dinding usus
meningkat
Reabsorbsi air
dan mineral di
usus halus
Berak yang
banyak air
daripadaampas

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 14/31
14
Virus / bakteri masuk kedalam tubuh salah satunya bersama makanan dan
minuman → Virus sampai kedalam sel epitel usus halus → inflamasi vili
usus halus → Sel-sel epitel usus halus yang rusak → diganti oleh enterosit
yang baru yang berbentuk kuboid atau sel epitel gepeng yang belum matang
(fungsinya masih belum baik) → Villi-villi mengalami atrofi → tidak dapat
mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik → Cairan makanan yang
tidak terserap dan tercerna → ↑ tekanan koloid osmotik usus → Terjadi
hiperperistaltik usus → cairan beserta makanan yang tidak terserap
terdorong keluar usus melalui anus → diare
d. Mengapa Rizka setelah dibawa ke bidan tidak ada perubahan?
Pengobatan bidan tidak adekuat, hanya mengobati gejala tanpa mengobati
penyebab
3. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik?
Keadaan umum : apatis (abnormal) terjadi penurunan kesadaran
akibat ↓ perfusi darah ke otak.
Nadi filiformis : (abnormal) volume darah di fokuskan pada organ
vital perfusi ke perifer ↓ sehingga nadi halus dan tidak teraba
Frekuensi nafas : 40x/menit (takipnea) volume darah ↓ dan O2 ↓
sehingga tubuh berkompensasi dengan ↑RR untuk memenuhi kebutuhan
O2 tubuh.
normal, anak 3 tahun : 20 – 30x/menit
Frekuensi pernafasan normal (per menit)
Umur Rentangan Rata-rata frek. Pernafasan
waktu tidur
Waktu lahir
1 bulan – 1 tahun
1 tahun – 2 tahun
3 tahun – 5 tahun
5 tahun – 9 tahun
10 tahun - dewasa
30 – 60
30 – 60
25 – 50
20 – 30
15 – 30
15 - 30
35
30
25
22
18
15

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 15/31
15
Sumber : Sastroasmoro. Sudigdo. Bambang. Madiyono. 1994. Buku
Ajar Kardiologi Anak. Jakarta : Binarupa Aksara
Capillary refilled time : > 3 detik Menurunnya perfusi jaringan akibat
berkurangnya volume darah sirkulasi dan merupakan tanda renjatan/syok
pengisian ke jaringan lama
4. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari keadaan spesifik?
Cutis Marmorata adalah bercak-bercak kemerahan yang berbentuk
menyerupai lingkaran (bulat-bulat kemerahan) pada badan, tangan dan
kaki abnormal.
Penyebab cutis marmorata adalah respon pembuluh darah terhadap suhu
udara/lingkungan yang dingin dan biasanya akan menghilang setelah
bayi dihangatkan. Cutis marmorata bisa juga terjadi karena keadaan
trombositopenia.
Kutis marmorata: Syok penurunan perfusi jaringan penurunan
aliran darah ke perifer pengisian darah di kapiler perifer tidak rata
kutis marmorata
Teraba dingin dan capillary time >3 detik kompensasi tubuh akibat
gangguan hemodinamik dan metabolik yang di tandai dengan kegagalan
sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ2
vital tubuh
Turgor kembali sangat lambat : normalnya ≤ 2 detik, menunjukkan
penurunan tekanan turgor pada kulit yang menandakan dehidrasi,
elastisitas kulit dipengaruhi oleh jumlah cairan semakin sedikit maka
elastisitas akan semakin berkurang.
Kepala
Mata cekung Interpretasi : abnormal
Jaringan di bawah mata sebagian besar terdiri dari jaringan ikat
longgar terdir dari substansi cairan, sehingga pada saat seseorang
mengalami dehidrasi makan jumlah cairan dalam tubuh akan

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 16/31
16
berkurang, tidak terkecuali cairan yang terkandung pada jaringan
ikat longgar ini. Ketika substansi cairan berkurang maka kelopak
mata akan telihat lebih cekung
Mukosa bibir dan kulit kering Interpretasi : abnormal
Dalam keadaan dehidrasi cairan tubuh akan berkurang
mempengaruhi sekresi ludah oleh kelenjar ludah (menurun) di
lamina propria mukosa mulut tampak kering.
5. a. Bagaimana tindakan pertolongan pertama yang harus dilakukan dokter
puskesmas?
Sebaiknya diberikan cairan kristaloid yang isotonis atau yang sedikit
hipertonis. Cairan yang dapat dipakai: Ringer Laktat (RL); Glukose 5%
dalam half strength NaCl 0,9%; RL-D5, dibuat dengan menambahkan 6,25
cc RL dengan 6,25 cc D40%; atau NaCl 0,9% : D10% ditambahkan natrium
bikarbonas 7,5% sebanyak 2 cc/kgBB.
Plasma/plasma ekspander. Diperlukan pada penderita renjatan berat
atau bila tidak segera mengalami perbaikan dengan cairan kristaloid diatas.
Bila dapat cepat disiapkan, diberikan sebagai pengganti cairan pertama lalu
setelah itu cairan pertama dilanjutkan lagi. Bila setelah pemberian cairan
pertama nilai hematokrit masih tinggi dan hitung trombosit masih rendah.
Dosis 10-20 cc/kgBB dalam 1-2 jam. Bila nadi/tekanan darah masih jelek
atau Ht masih tinggi, dapat ditambahkan plasma 10 cc/kgBB setiap jam
sampai total 40 cc/kgBB. Yang digunakan seperti Plasbumin (human
albumin 25%), Plasmanate ( plasma protein fraction 5%), plasmafuchsin,
Dekstran L 40.Dosis/kecepatan pemberian cairan kristaloid. Dosis yang biasa
diberikan ialah 20-40 cc/kgBB diberikan secepat mungkin dalam 1-2 jam.
Untuk renjatan yang tidak berat, cairan diberikan dengan kecepatan 20
cc/kgBB/jam dan dapat diulang hingga 2 kali, bahkan bila vena kolaps
dimana pemberian yang diharapkan tidak dapat dicapai, maka dapat
diberikan dengan semprit secara cepat sebanyak 100-200 cc. Untuk
menentukan guyur tidaknya pemberian cairan, maka dilakukan pengukuran

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 17/31
17
central venous pressure (CVP/JVP) dengan pemasangan kateter vena
sentralis biasanya pada v. Basilica lengan kiri atau kanan, apabila nilai
kurang dari 5 maka cairan diguyur sampai nilai=5 dan dipertahankan antara
5-8 cm H20.
b. Apa tindakan yang harus dilakukan apabila akses vena sulit didapatkan?
Akses vena sulit didapat memberikan makna bahwa vena perifer dalam
keadaan kolaps sehingga diperlukan cara akses lain untuk memberikan
cairan yaitu vena section atau intraosseus.
a) Vena seksi
Vena seksi merupakan prosedur pembedahan gawat darurat untuk
mendapatkan akses pembuluh darah vena pada resusitasi penderita syok
hipovolemik.
Indikasi operasi: Penderita syok hipovolemik yang dengan cara non
pembedahan (perkutaneus) tidak bisa didapatkan akses vena untuk
resusitasi cairan.
Kontra indikasi operasi: Trombosis vena, koagulopati (PT atau PTT >
1.5 x kontrol)
Lokasi untuk akses vena pada anak:
Melalui kulit: vena perifer (dua kali pemasangan percobaan)
Melalui tulang (pada anak < 6 tahun)
Penyayatan vena (vena saphena pada pergelangan kaki)
Vena femoralis
Vena subclavia
Vena jugularis eksternal
Vena jugularis internal
b) Infus Intraosseus
Berdasarkan data penelitian pemasangan infus intravena perifer
membutuhkan waktu tercepat (rata-rata 3 menit). Akan tetapi angka
kesuksesan pemasangan infus intravena perifer hanya 17%,
dibandingkan dengan metode intraosseous angka keberhasilannya 83%,
metode venous cutdown (vena seksi) angka keberhasilan 81%, dan 77%

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 18/31
18
untuk akses vena central. Waktu yang dibutuhkan untuk memasang
intraosseous line 4,7 menit, bandingkan dengan vena central yang 8,4
menit dan 12,7 menit pada vena seksi. Penelitian pemasangan infus
intraoseous menunjukkan bahwa infus intraoseous aman dan efektif.
Infus intraoseous cepat, amam, dan efektif pada compromised neonates.
Tindakan ini dapat dilakukan juga pada pasien lebih besar yang
dilakukan resusitasi dimana akses vaskuler tidak bisa dilakukan.
Lokasi
o Tibia Proximal
o Distal Tibia
o Distal Femur

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 19/31
19
c. Bagaimana cara penilaian kegawatdaruratan pada anak?
Tanda kegawatdaruratan
Bila terdapat tanda kegawatdaruratan berikan tindakan segera, panggil
bantuan, ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium kegawatdaruratan
(hemoglobin, leukosit, hematokrit, hitung jenis, gula darah, malaria untuk
daerah endemis)
Penilaian

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 20/31
20
Airway dan breathing (jalan nafas dan pernafasan)
Obstruksi jalan nafas
Sianosis
Sesak nafas berat
Circulation (Sirkulasi)
Akral dingin dengan capillary refill > 3 detik
Nadi cepat dan lemah
Dehydration (severe) [Dehidrasi Berat]
(Khusus untuk anak dengan diare)
Diare + 2 dari tanda di bawah ini:
- lemah
- mata cekung
- turgor sangat menurun
6. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ini?
Menegakkan diagnosis Diare:
Anamesis merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien /
keluarganya / orang yang mempunyai hubungan dekat dengan pasien
dengan memperhatikan petunjuk- petunjuk verbal dan non verbal mengenai
riwayat penyakit pasien, meliputi :
Anamnesis
Data anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting:
1. Lamanya sakit diare (sudah berapa jam, hari?)
2. Frekuensinya (berapa kali sehari?)
3. Banyaknya/volumenya (berapa banyak setiap defekasi)
4. Warnanya (biasa, kuning berlendir, berdarah, seperti air cuciam nasi,
dsb)
5. Baunya (amis, asam, busuk)
6. Buang air kecil (banyaknya, warnanya, kapan terakhir kencing, dsb)
7. Ada tidaknya batuk, demam, pilek dan kejang sebelum, selama, dan
setelah diare

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 21/31
21
8. Jenis, bentuk dan banyaknya makanan dan minuman yang diberikan
sebelum, selama dan setelah diare
9. Penderita diare sekitar rumah
10. Berat badan sebelum sakit (bila diketahui)
Pemeriksaan :
Pemeriksaan fisik :
a) Tanda-tanda vital
Suhu badan mengalami peningkatan, nadi menjadi cepat dan lemah,
tekanan darah menurun
b) Antropometri
Pemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan,
Lingkaran kepala, lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan
diare mengalami penurunan berat badan
c) Pencernaan
Ditemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering,
peristaltik usus meningkat, anoreksia, BAB lebih 3 x dengan
konsistensi encer
d) Integumen
lecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek, mata
cekung.
Pemeriksaan laboratorium :
Pemeriksaan Tinja : makroskopik dan mikroskopik, biakan kuman, tes
resistensi terhadap berbagai antibiotika, pH dan gula darah (jika didugaadanya intoleransi laktosa)
Pemeriksaan darah : darah lengkap, pemeriksaan elektrolit, pH dan
cadangan alkali (jika dengan pemberian RL i.v masih terdapat asidosis),
kadar ureum (untuk mengetahui adanya gangguan faal ginjal).
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam
darahPemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal
ginjal.

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 22/31
22
Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan
fosfor dalam serum.
Klasifikasi diare:
Diare akut: <7 hari
Diare persisten: 7-14 hr
Diare kronik: >14 hari

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 23/31
23
Program P2 diare
PENILAIAN A B C
1 Lihat
- Keadaan umum baik, sadar *gelisah, rewel *lesu, lunglai atau
tidak sadar
- Mata Normal Cekung sangat cekung
atau kering
- Air mata Ada tidak ada tidak ada
- Mulut dan lidah Basah Kering sangat kering
- Rasa haus minum biasa,
tidak haus
*haus, ingin minum
banyak
*malas minum
atau tidak bisa
minum
2. Periksa
- Turgor kulit kembali cepat *kembali lambat *kembali sangat
lambat
3. Derajat dehidrasi tanpa dehidrasi dehidrasi ringan-
sedang
Bila ada 1 tanda*
ditambah 1 atau
lebih tanda lain
dehidrasi berat
Bila ada 1 tanda*
ditambah 1 atau
lebih tanda lain

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 24/31
24
Menilai tanda-tanda syok
Syok adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang
menyebabkan ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan
akibat gangguan mekanisme homeostasis.
Bagaimana mengenali Berbagai macam jenis dari syok Infromasi
Diagnostic
Hipovolemik Kardiogenik Neurogenik Septik
(Hyperdynamic
State)
Gejala dan
tanda
Pucat; kulit
dingin,
Basah;
takikardi;
Oliguri,
hipotensi;
peningkatan
resistensi
perifer
Kulit basah,
dingin; taki-
dan
bradiaritmia;
oliguri;
hipotensi;
peningkatan
resistensi
perifer
Kulit hangat,
denyut jantung
normal/rendah,
normo/oliguri,
hipotensi,
penurunan
resistensi
perifer
Demam, kulit
teraba hangat,
takikardi,
oliguri,
hipotensi,
penurunan
resistensi
perifer.
Data
laboratorium
Hematokrit
rendah ( fase
Enzim jantung,
EKG
Normal Hitung
neutrofil,

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 25/31
25
akhir) pengecatan
gram, kultur
Patofisiologi syok
Faktor-faktor yang dapat mempertahankan tekanan darah normal:
1. Pompa jantung. Jantung harus berkontraksi secara efisien.
2. Volume sirkulasi darah. Darah akan dipompa oleh jantung ke dalam arteri
dan kapiler-kapiler jaringan. Setelah oksigen dan zat nutrisi diambil oleh
jaringan, sistem vena akan mengumpulkan darah dari jaringan dan
mengalirkan kembali ke jantung. Apabila volume sirkulasi berkurang
maka dapat terjadi syok.
3. Tahanan pembuluh darah perifer. Yang dimaksud adalah pembuluh darah
kecil, yaitu arteriole-arteriole dan kapiler-kapiler. Bila tahanan pembuluh
darah perifer meningkat, artinya terjadi vasokonstriksi pembuluh darah
kecil. Bila tahanan pembuluh darah perifer rendah, berarti terjadi
vasodilatasi. Rendahnya tahanan pembuluh darah perifer dapat
mengakibatkan penurunan tekanan darah. Darah akan berkumpul pada
pembuluh darah yang mengalami dilatasi sehingga aliran darah balik ke
jantung menjadi berkurang dan tekanan darah akan turun.

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 26/31
26
Tanda Syok
1. Keadaan bahaya, ditandai tubuh sangat lemah, letargis, kehilangan
kesadaran, tangan dan kaki dingin serta nadi yang cepat dan lemah
2. Penyebab tersering : diare + dehidrasi, perdarahan, sepsis.
3. Bila nadi sulit diukur, gunakan capilary refill tekan kuku ibu jari tangan 2
detik sampai warna kuku putih lepaskan tekanan hingga warna kuku
seperti semula
Bila perubahan warna putih merah kembali > 3 detik, maka
capilary refi ll dianggap lambat tanda RENJATAN
Sumber :
Latief Azis. 2005. Kuliah Renjatan Hipovolemi Pada Anak
(Hypovolemic Shock in Children) dalam Naskah Lengkap Continuing
Education Ilmu Kesehatan Anak XXXV Kapita Selekta Ilmu

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 27/31
27
Kesehatan Anak IV “Hot Topic in Pediatrics”. FK Unair RSU Dr.
Soetomo : Surabaya
Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi Dokter
Indonesia. Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia
7. Apa kemungkinan diagnosis pasti pada kasus ini?
Syok hipovolemik ec diare akut dengan dehidrasi berat
8. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ?
Tatalaksana diare dengan dehidrasi :
WHO menganjurkan empat hal utama yang efektif dalam menangani anak-
anak yang menderita diare akut, yaitu:
1. Penggantian cairan (rehidrasi), cairan yang diberikan secara oral untuk
mencegah dehidrasi dan mengatasi dehidrasi yang sudah terjadi
2. Pemberian makanan terutama asi, selama diare dan pada masa
penyembuhan diteruskan
3. Tidak menggunakan obat antidiare
Antibiotika hanya diberikan pada kasus kolera dan disentri yang disebabkan
oleh shigella, sedangkan metronodazole diberikan pada kasus giardiasis dan
amebiasis
4. Petunjuk yang efektif bagi ibu serta pengasuh tentang:
Bagaimana merawat anak yang sakit di rumah, terutama tentang
bagaimana membuat oralit dan cara memberikannya
Tanda-tanda yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk membawa
anak kembali berobat dan mendapat pengawasan medik yang baik
Metoda yang efektif untuk mencegah kejadian diare.
Petunjuk pengobatan rehidrasi intravena pada penderita dehidrasi berat :
Kelompok
umur
Jenis cairan /
cara
pemberian
Jumlah cairan
per kb.bb
Waktu pemberian
Anak > 2 tahun RL intravena 100 mL 3 jam

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 28/31
28
(pasien dengan renjatan
berikan secepat ,ungkin sampai
nadi teraba cukup kuat)
Jumlah cairan:
= 30 cc/kgBB x (berat badan anak)
= 30 cc/kgBB x 15 kg
= 450 cc
Catatan:
1 cc = 20 tetes
20 tetes x 450 cc = 9000 cc / 60 menit = 150 tetes/menit
Tatalaksana :

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 29/31
29
Sumber :
Suraatmaja, Sudaryat. 2010. Kapita Selekta Gastoenterologi Anak.
Sagung Seto : Jakarta
A. Latief Azis. 2005. Kuliah Renjatan Hipovolemi Pada Anak
(Hypovolemic Shock in Children) dalam Naskah Lengkap Continuing
Education Ilmu Kesehatan Anak XXXV Kapita Selekta Ilmu
Kesehatan Anak IV “Hot Topic in Pediatrics”. FK Unair RSU Dr.
Soetomo : Surabaya
10. Bagaimana peluang sembuh pada kasus ini ?
Dubia ad bonam
11. Apa saja komplikasi dari kasus ini jika tidak ditangani secara komprehensif?
Syok Hipovolemik (Syok irreversibel dan kematian)
Diare (Hipernatremia; Hipontremia; Demam; Edema/ overdehidrasi;
Asidosis; Hipokalemia; Ileus paralitikus; Kejang; Intoleransi glukosa;
Malabsorbsi glukosa; Muntah; Gagal ginjal)
12. Bagaimana Kompetensi Dokter Umum pada kasus ini ?
Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan
awal, dan Merujuk
3B. Gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau
mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 30/31
30
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan
secara mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
Sumber : Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi
Dokter Indonesia. Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia
13. Bagaimana Pandangan Islam terhadap kasus ini ?
2.6 Kesimpulan
Rizka, anak perempuan usia 3 tahun mengalami syok hipovolemik et causa diare
2.7 Kerangka Konsep
Mata cekung, capillary refill > 3 detik,
turgor lambat, apatis, mukosa, mulut
kering, cutis marmorata, tidak BAK lebih dari 12 jam
Diare
Kaki tangan dingin
seperti es, tampak lesu
Syok Hipovolemik
Kehilangan Cairan
(dehidrasi)

7/27/2019 Laporan Pleno Tutorial Sken Ccccc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pleno-tutorial-sken-ccccc 31/31
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Kliegman Nelson & Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak (Edisi 15,
Volume 2). Jakarta: EGC
Dorlan. 1998. Kamus Saku Kedokteran. Jakarta: EGC
Junaidi, Purnawan. 1982. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: EGC
Lalani, Amina dan Suzan Schneeweiss. 2011. Kegawatdaruratan Pediatri.
Jakarta: EGC
Latief Azis. 2005. Kuliah Renjatan Hipovolemi Pada Anak (Hypovolemic Shock
in Children) dalam Naskah Lengkap Continuing Education Ilmu Kesehatan
Anak XXXV Kapita Selekta Ilmu Kesehatan Anak IV “Hot Topic in
Pediatrics”. FK Unair RSU Dr. Soetomo : Surabaya
Sastroasmoro. Sudigdo. Bambang. Madiyono. 1994. Buku Ajar Kardiologi Anak.
Jakarta : Binarupa Aksara
Suraatmaja, Sudaryat. 2010. Kapita Selekta Gastoenterologi Anak . Sagung Seto :Jakarta
Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi Dokter Indonesia.
Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia
____________. “Keseimbangan Cairan, Elektrolit dan Asam-Basa” dalam Buku
Ajar Nefrologi Anak, Ed. 2, Jakarta: IDAI, 2002, 29-50.