Laporan PBL L5

28
Skenario Mr. X, male, 53 years old, came to the ENT (Ear, Nose, Throat) of Dr.Mohammad Husin Hospital (RSMH), with dizziness since the last three months.There was also tinnitus, reduce of hearing, nausea and vomit sometime. He has experienced reduce of hearing on both ears since a year agothat worsened lately. He had been diagnosed for Chronic Supurative Otitis Media on both ears a few years ago, but it has not exacerbated since the last two years. He has also a diabetes mellitus history. On physical examination, there was tympanic membrane perforation appearance of the right ear. The avaluation result for tympanic membrane of the left ear, nose, and oropahrynx were normal. I. Klarifikasi Istilah 1. Dizziness : Perasaan hubungan dengan ruangan yang terganggu; sensasi tidak kokoh dengan perasaan kepala berpuar-putar. 2. Tinnitus : Suara bising di telinga, seperti deringan, dengung, raungan atau bunyi klik. Biasanya bertipe subjektif. 3. Reduce of hearing: Penurunan kemampuan pendengaran 4. Nausea: Suatu sensasi tidak menyenangkan yang secara samar dialihkan ke epigastrium dan abdomen, serta sering memuncak dengan muntah-muntah. 5. Vomit:

description

SIndrom Meniere, Presbiakusis

Transcript of Laporan PBL L5

Page 1: Laporan PBL L5

Skenario

Mr. X, male, 53 years old, came to the ENT (Ear, Nose, Throat) of Dr.Mohammad

Husin Hospital (RSMH), with dizziness since the last three months.There was also tinnitus,

reduce of hearing, nausea and vomit sometime. He has experienced reduce of hearing on both

ears since a year agothat worsened lately.

He had been diagnosed for Chronic Supurative Otitis Media on both ears a few years

ago, but it has not exacerbated since the last two years. He has also a diabetes mellitus history.

On physical examination, there was tympanic membrane perforation appearance of the

right ear. The avaluation result for tympanic membrane of the left ear, nose, and oropahrynx

were normal.

I.Klarifikasi Istilah

1. Dizziness :

Perasaan hubungan dengan ruangan yang terganggu; sensasi tidak kokoh dengan

perasaan kepala berpuar-putar.

2. Tinnitus :

Suara bising di telinga, seperti deringan, dengung, raungan atau bunyi klik. Biasanya

bertipe subjektif.

3. Reduce of hearing:

Penurunan kemampuan pendengaran

4. Nausea:

Suatu sensasi tidak menyenangkan yang secara samar dialihkan ke epigastrium dan

abdomen, serta sering memuncak dengan muntah-muntah.

5. Vomit:

Mengeluarkan isi lambung dengan mulut.

6. Chronic Supurative Otitis Media:

Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membrane timpani dan secret yang

keluar dari telinga terus menerus atau hilang timbul.

7. Diabetes mellitus:

Suatu sindrom kronik gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak akibat

ketidakcukupan sekresi insulin atau resistensi insulin pada jaringan yang dituju.

8. Tympanic membrane perforation:

Perforasi membrane timpani

Page 2: Laporan PBL L5

9. Exacerbated :

Keadaan penyakit yang bertambah parah

10. Oropharynx :

Bagian faring yang terletak antara palatum mole dan bagian atas epiglotis

II. Identifikasi Masalah

1. Mr.X, laki-laki 53 tahun dating ke klinik THT dengan dizziness sejak 3 bulan terakhir.

2. dia juga mengalami tinnitus, penurunan pendengaran, nausea, vomitte yang kadang-

kadang

3. dia juga punya riwayat penurunan pendengaran pada kedua telinga sejak satu tahun yang

lalu yang semakin memburuk akhir-akhir ini

4. Ia juga di diagnosis Chronic Supurative Otitis Media pada kedua telinganya beberapa

tahun yang lalu, tetapi tidak mengalami eksaserbasi sejak 2 tahun terakhir dan dia juga

punya riwayat penyakit diabetes mellitus

5. Pada pemeriksaan fisik, terdapat perforasi membrane timpani pada telinga kanan

sedangkan pada telinga kiri, hidung dan oropharinx normal.

III. Analisis Masalah

1. a. Bagaimana anatomi, fisiologi, da histologi telinga?

b. Apakah penyebab pusing pada kasus

c. Bagaimana mekanismenya ?

2. a. Apakah penyebab dari tinitus, menurunnya pendengaran, mual, dan muntah ?

b. Bagaimana mekanismenya?

c. Bagaimana hunbungannya dengan keluhan dan usia ?

3. a. Mengapa penurunan pendengaran semakin memburuk?

b.Bagaimana hubungan penurunan pendengaran yang semakin memburuk dengan dizzines?

4. a. Bagaimana hubungan OMKS dengan keluhan utama?

b. Apakah penyebab, faktor risiko, komplikasi, dan mekanisme terjadinya OMKS ?

c. Bagaimana hubungan DM dengan penyakit yang dialami Mr.X ?

5. a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik?

b. Bagaimana mekanisme pemeriksaan fisik ?

c. Mengapa hanya terjadi di telinga kanan ?

6. Bagaimana penegakkan diagnosis ?

7. Apa saja Diagnosis bandingnya?

Page 3: Laporan PBL L5

8. Bagaimana cara penegakkan dignosisnya?

9. Bagaimana penatalaksanaannya?

10. Bagaimana prognosisnya?

11. Apa saja komplikasinya?

12. Kompetensi Dokter Umum ?

IV. Hipotesis

Mr. X mengalami Penyakit Meniere disertai dengan presbiakusis

Page 4: Laporan PBL L5

V. Sintesis

1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pendengaran

Anatomi

Telinga Luar, terdiri dari :

1. Auricula/daun telinga/pinna, untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk,

mendeteksi dan mencari arah suara.teriri dari tulang rawan elastin dan kulit.

2. Liang telinga (Meatus Akustikus Eksternus), Pada 1/3 bagian awalnya dihasilkan cairan

serumen.

Telinga tengah, terdiri dari :

1. Membran timpani/gendang telinga, penghubung antara teinga luar dan telingah dalam.

Bentuknya bundar dan cekung. Bagian atas disebut pars flaksida dan bagian bawah disebut

pars tensa.

2. Osikulus auditorius. Tulang-tulang pendengaran maleus, inkus dan stapes. Maleus melekat

pada membran timpani, maleus melekat pada inkus, dan inkus melekat pada stapes. Stapes

terletak pada foraen ovale yang berhubungan dengan koklea.

3. Tuba eustachius, saluran penghubung telinga tengah dan nasoparing.

Yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara dalam cavum tymphani.

Bagian lateral berupa dinding dari tulang dan selalu terbuka, sedangkan di dinding medial

tersusun dari tulang rawan yang biasanya menutup kecuali bila menelan, mengunyah atau

menguap.

Page 5: Laporan PBL L5

Telinga dalam, terdiri dari :

Labirin (telinga dalam) mengandung organ pendengaran dan keseimbangan, terletak pada pars

petrosa os temporal. Labirin terdiri dari :

Labirin bagian tulang, terdiri dari : kanalis semisirkularis, vestibulum, dan koklea.

Labirin bagian membran, yang terletak didalam labirin bagian tulang, terdiri dari: kanalis

semisirkularis, utrikulus, sakulus, sakus dan duktus endolimfatikus serta koklea.

Antara labirin bagian tulang dan membran terdapat suatu ruangan yang berisi cairan perilimfe

yang berasal dari cairan serebrospinalis dan filtrasi dari darah. Didalam labirin bagian

membran terdapat cairan endolimfe yang diproduksi oleh stria vaskularis dan diresorbsi pada

sakkus endolimfatikus.

Page 6: Laporan PBL L5

Vestibulum

Vestibulum adalah suatu ruangan kecil yang berbentuk oval, memisahkan koklea

dari kanalis semisirkularis. Pada dinding lateral terdapat foramen ovale ( fenestra

vestibuli ) dimana footplate dari stapes melekat disana. Sedangkan foramen rotundum

terdapat pada lateral bawah. Pada dinding medial bagian anterior terdapat lekukan

berbentuk spheris yang berisi makula sakkuli dan terdapat lubang kecil yang berisi

serabut saraf vestibular inferior. Makula utrikuli terletak disebelah belakang atas

daerah ini. Pada dinding posterior terdapat muara dari kanalis semisirkularis dan

bagian anterior berhubungan dengan skala vestibuli koklea.

Kanalis Semisirkularis

Terdapat 3 buah kanalis semisirkularis : superior, posterior dan lateral yang

membentuk sudut siku sempurna satu sama lain. Pada vestibulum terdapat 5 muara

kanalis semisirkularis dimana kanalis superior dan posterior bersatu membentuk krus

kommune sebelum memasuki vestibulum.

Koklea

Terletak didepan vestibulum menyerupai rumah siput dengan panjang. Koklea

memiliki sumbu yang disebut modiolus yang berisi berkas saraf dan suplai darah dari

arteri vertebralis. Kemudian serabut saraf ini berjalan ke lamina spiralis ossea untuk

mencapai sel-sel sensorik organ Corti.

Koklea bagian tulang dibagi dua oleh suatu sekat. Bagian dalam sekat ini adalah

lamina spiralis ossea dan bagian luarnya adalah lamina spiralis membranasea, sehingga

ruang yang mengandung perilimfe terbagi dua yaitu skala vestibuli dan skala timpani.

Kedua skala ini bertemu pada ujung koklea yang disebut helikotrema. Skala vestibuli

berawal pada foramen ovale dan skala timpani berakhir pada foramen rotundum.

Pertemuan antara lamina spiralis ossea dan membranasea kearah perifer membentuk

suatu membran yang tipis yang disebut membran Reissner yang memisahkan skala

vestibuli dengan skala media (duktus koklearis).

Duktus koklearis berbentuk segitiga, dihubungkan dengan labirin tulang oleh

jaringan ikat penyambung periosteal dan mengandung end organ dari N. koklearis dan

organ Corti. Duktus koklearis berhubungan dengan sakkulus dengan perantaraan

duktus Reuniens. Organ Corti terletak diatas membran basilaris yang mengandung

organel-organel penting untuk mekanisme saraf perifer pendengaran. Organ Corti

Page 7: Laporan PBL L5

terdiri dari satu baris sel rambut dalam yang berisi kira-kira 3000 sel dan 3 baris sel

rambut luar yang berisi kira-kira 12.000 sel. Sel-sel ini menggantung lewat lubang-

lubang lengan horizontal dari suatu jungkat-jungkit yang dibentuk oleh sel-sel

penyokong. Ujung saraf aferen dan eferen menempel pada ujung bawah sel rambut.

Pada permukaan sel rambut terdapat strereosilia yang melekat pada suatu selubung

yang cenderung datar yang dikenal sebagai membran tektoria. Membran tektoria

disekresi dan disokong oleh limbus.

Sakulus dan utrikulus

Terletak didalam vestibulum yang dilapisi oleh perilimfe kecuali tempat masuknya

saraf didaerah makula. Sakulus jauh lebih kecil dari utrikulus tetapi strukturnya sama.

Sakulus dan utrikulus ini berhubungan satu sama lain dengan perantaraan duktus

utrikulo-sakkularis yang bercabang menjadi duktus endolimfatikus dan berakhir pada

suatu lipatan dari duramater pada bagian belakang os piramidalis yang disebut sakkus

endolimfatikus, saluran ini buntu. Sel-sel persepsi disini sebagai sel-sel rambut yang

dikelilingi oleh sel-sel penunjang yang terletak pada makula. Pada sakulus terdapat

makula sakuli dan pada utrikulus terdapat makula utrikuli.

Perdarahan

Telinga dalam memperoleh perdarahan dari a. auditori interna (a. labirintin) yang berasal

dari a.serebelli inferior anterior atau langsung dari a. basilaris yang merupakan suatu end arteri

dan tidak mempunyai pembuluh darah anastomosis.

Setelah memasuki meatus akustikus internus, arteri ini bercabang 3 yaitu :

1. Arteri vestibularis anterior yang mendarahi makula utrikuli, sebagian makula sakuli,

krista ampularis, kanalis semisirkularis superior dan lateral serta sebagian dari

utrikulus dan sakulus.

2. Arteri vestibulokoklearis, mendarahi makula sakuli, kanalis semisirkularis posterior,

bagian inferior utrikulus dan sakulus serta putaran basal dari koklea.

3. Arteri koklearis yang memasuki modiolus dan menjadi pembuluh-pembuluh arteri

spiral yang mendarahi organ Corti, skala vestibuli, skala timpani sebelum berakhir

pada stria vaskularis.

Aliran vena pada telinga dalam melalui 3 jalur utama. Vena auditori interna mendarahi

putaran tengah dan apikal koklea. Vena akuaduktus koklearis mendarahi putaran basiler

koklea, sakulus dan utrikulus dan berakhir pada sinus petrosus inferior. Vena akuaduktus

Page 8: Laporan PBL L5

vestibularis mendarahi kanalis semisirkularis sampai utrikulus. Vena ini mengikuti duktus

endolimfatikus dan masuk ke sinus sigmoid.

Persarafan

N. akustikus bersama N. fasialis masuk ke dalam porus dari meatus akustikus internus dan

bercabang dua sebagai N. vestibularis dan N. koklearis. Pada dasar meatus akustikus internus

terletak ganglion vestibulare dan pada modiolus terletak ganglion spirale.

Fisiologi

1. Fungsi Pendengaran

Gelombang suara memasuki telinga luar. Gelombang suara ini akan di vibrasi saat

lewat dan membentur dinding MAE dan akhirnya pressure gelombang ini akan

memvibrasi membrane tymphani. Vibrasi berlanjut ke maleus lalu ke inkus kemudian ke

stapes yang keluar-masuk jendela oval mengakibatkan vibrasi perilymphe di skala

vestibule. Vibrasi ini akan ditransmisikan menyeberang menuju endolymphe di skala

media dan perilymphe di skala timpani. Akibatnya akan timbul pergerakan relative antara

membrane basilar dan menbaran tektoria. Proses ini merupakan ransangan mekanik yang

menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan

terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Timbullah depolarisasi sel rambut

yang menyebabkan pelepasan neurotransmitter ke sinapsis dan menimbulkan potensial

aksi pada saraf auditorius lalu menuju pusat yang lebih tinggi lagi di lobus temporalis

cerebrum.

2. Fungsi vestibuler (Fungsi Keseimbangan)

Sistem keseimbangan tubuh kita dibagi menjadi 2 yaitu sistem vestibular (pusat dan

perifer) serta non vestibular (visual [retina, otot bola mata], dan somatokinetik [kulit, sendi,

otot]).

Sistem vestibular sentral terletak pada batang otak, serebelum dan serebrum.

Sebaliknya, sistem vestibular perifer meliputi labirin dan saraf vestibular. Labirin tersusun

dari 3 kanalis semisirkularis dan otolit (sakulus dan utrikulus) yang berperan sebagai

reseptor sensori keseimbangan, serta koklea sebagai reseptor sensori pendengaran.

Sementara itu, krista pada kanalis semisirkularis mengatur akselerasi angular, seperti

gerakan berputar, sedangkan makula pada otolit mengatur akselerasi linear.

Page 9: Laporan PBL L5

Segala input yang diterima oleh sistem vestibular akan diolah. Kemudian, diteruskan

ke sistem visual dan somatokinetik untuk merespon informasi tersebut.

Kanalis semisirkularis merupakan alat keseimbangan dinamik dan terangsang oleh

gerakan yang melingkar, sehingga kemana saja arah kepala, asal gerakan itu membentuk

putaran, maka gerakan itu akan tertangkap oleh salah satu, dua atau ketiga kanalis

semisirkularis bersama-sama. Pada manusia, kanalis semisirkularis horizontal yang

mempunyai peran dominan oleh karena manusia banyak bergerak secara horizontal.

Utrikulus dan sakulus merupakan alat keseimbangan statik, yang terangsang oleh

gerak percepatan atau perlambatan yang lurus arahnya, dan juga oleh gravitasi. Utrikulus

terangsang oleh gerakan percepatan lurus dalam bidang mendatar, sedangkan sakulus

terangsang oleh gerakan percepatan lurus dalam bidang vertikal.

Dalam keadaan diam, gravitasi berpengaruh terhadap utrikulus maupun sakulus.

Hubungan sistem vestibuler dengan otot-otot mata erat sekali, sehingga semua gerakan

endolimfe selalu diikuti oleh gerakan bola mata. Sistem vestibuler berhubungan dengan

sistem tubuh yang lain, sehingga kelainan sistem vestibuler bisa menimbulkan gejala pada

sistem tubuh yang bersangkutan.

Page 10: Laporan PBL L5

2. Dizzines

a. Definisi : Dalam kasus: vertigo

b. Penyebab

Dalam kasus: penyakit meniere

Vertigo dikeluhkan pada 30% dari penderita presbiakusis. Apakah ini berasal dari labirin

atau bukan tak bisa dipastikan. Hanya didapatkan 60% dari penderita mempunyai reaksi

kalori yang tidak normal. Mungkin vertigo ini pada usia lanjut berasal dari brain stem atau

perubahan pembuluh darah di sentral

c. Keadaan patologis yang bisa menyebabkan dizzines

1) Penyebab pusing non-vestibuler

o Hiperventilasi

o Hipoglikemia

o Penyebab vaskular

o Vertigo servikalis

Terdapat gangguan kesadaran atau merasa akan pingsan. Dapat juga disertai

perubahan-perubahan visual tak lazim seperti penglihatan ganda, skotoma, dan bintik

buta.

2) Vertigo dengan dasar vestibuler

o Vertigo posisional benigna

o Vestibular neuritis

o Labirintitis

o Penyakit meniere

menimbulkan sensasi berputar baik pada pasien sendiri atau lingkungannya. Biasanya

disertai gejala somatik seperti mual dan terkadang muntah saat serangan pusing.

Pasien juga seringkali mengeluh mengaburnya penglihatan atau kesulitan

memfokuskan penglihatan pada objek tertentu.

d. Mekanisme

Perasaan berputar dapat timbul saat kita bergerak atau memutar yang cepat lalu

berhenti tiba-tiba. Dikarenakan adaanya momen inertia, maka cairan endolimfe tetap

bergerak-gerak dan melawan arah sebelumnya. Hal tersebut mengakibatkan stimulasi yang

sinambung terhadap sel-sel rambut. Walaupun anda sadar bahwasanya anda telah berhenti,

tetapi sinyal yang sinambung tersebut membuat anda merasa kalau anda masih bergerak

tetapi dalam arah yang berlawanan.

Page 11: Laporan PBL L5

Pada kasus, perasaan berputar berawal dari berlebihnya cairan endolimfe dan

dilatasi labirin. Akibatnya membran basillar dan sel-sel rambut selalu terdistorsi relatif

sehingga menimbulkan persepsi posisi yang tidak biasa dan menyebabkan vertigo. Cairan

endolimfe yang berlebihan juga berdampak pada peningkatan tekanan pada duktus

semisirkularis dan mengakibatkan semakin buruknya fungsi keseimbangan.

3. Tinitus, Berkurangnya pendengaran, Mual dan Muntah

Dua jenis tinitus

> Tinnitus objektif( Kelainan vascular, Penyakit sendi temporomandibular, dll)

> Tinnitus subjektif (Proses iritatif/ perubahan degenerative traktus auditorius)

Penyebab umum :

Kotoran telinga berlebihan

Infeksi telinga

Cedera kepala

Penyakit kardiovaskular

Penyakit menierre

Degenerasi tulang di telinga tengah

Paparan bising

Penyebab lain :

Idiopatik

Hearing loss (tuli)

Presbyacusis

Tuli saraf

Obat-obatan

Lesi pembuluh darah intracranial

Penyebab menurunnya pendengaran:

Proses penuaan (degenerasi)

Penyakit menierre

Infeksi telinga tengah

Penyebab mual dan muntah:

Vertigo

Rangsangan iritasi traktus gastrointestinal

Page 12: Laporan PBL L5

Mekanisme Tinnitus:

Mekanisme Menurunnya Pendengaran:

Timbul perasaan adanya bunyi (berdengung, bergemuruh dll)

Timbul impuls saraf abnormal

Penyakit menierre

Dikirim ke area auditorius

Hidrops endolimfa (koklea)

Keabnormalan Defleksi stereosilia sel-sel rambut

Keabnormalan komposisi cairan endolimfe dan prelimfa

rupture membrane Reissner sehingga endolimfe tercampur dengan perilimfe

Pembengkakan pada kompartemen endolimfatik (hidrops) pada koklea dan vestibulum

Penurunan pendengaran

Penyerapan endolimfa dalam skala media oleh stria vaskularis terhambat

Usia tua (degenerasi organ pendengaran)

Kerusakan organ telinga bagian

tengah

OSMK DM

Page 13: Laporan PBL L5

Mekanisme Mual dan Muntah:

Keempat gejala tersebut merupakan akibat dari hidrops endolimfa pada

vestibulum(pusing dan mual muntah) dan pada koklea (tinnitus dan menurunnya pendengaran).

Pada pria, apalagi berumur 53 th cenderung terjadi perubahan degenerative traktus

auditorius akibat proses penuaan. Hal ini akan berdampak tinnitus. Usia yang berlanjut

umumnya disertai oleh jumlah tertentu dari perburukan syaraf pendengaran, dan sebagai

konsekwensi tinnitus.

Menurunnya pendengaran (gangguan pendengaran) pada kasus ini bisa disebabkan

OMSK maupun proses degenerasinya. Pada usia tua terjadi degenerasi pada telinga luar dan

tengah yang meliputi berkurangnya elastisitas dan bertambah besarnya ukuran pinna daun

telinga, atrofi dan bertambah kakunya liang telinga, penumpukan serumen, memmbran timpani

bertambah tebal dan kaku, kekakuan sendi tulang-tulang pendengaran. Selain itu struktur telinga

bagian dalam juga mengalami perubahan pada usia lanjut. Komponen telinga dalam baik berupa

bagian sensor, saraf, pembuluh darah, jaringan penunjang maupun sinaps saraf sangat rentan

terhadap perubahan akibat proses degenerasi. Proses degenerasi yang terjadi pada sel-sel rambut

luar di bagian basal koklea, sangat besar pengaruhnya dalam penurunan ambang pendengaran

pada usia lanjut.

Medulla oblongata

Aktivasi sistem vagal

Perangsangan saraf parasimpatis

vertigo

Penyakit menierre

Mual dan muntah

Page 14: Laporan PBL L5

Sedangkan penyebab keadaan kedua telinga memburuk adalah sebagai berikut:

Pada telinga kanan:

Pada awal penyakit OMSKnya dapat terjadi tuli konduktif karena kerusakan yang terjadi baru

berawal di telinga tengah (merusak jaringan lunak dan tulang). Seiring dengan perjalanan

penyakitnya, DM, dan faktor usia tua (degenerasi organ di dalam telinga bagian luar, tengah

maupun dalam) bisa menyebabkan kerusakan telinga bagian dalam yang berdampak pada tuli

sensorineural. Sehingga tuli yang dihasilkan berupa tuli campuran (konduktif dan

sensorineural). Hal ini jelas akan membuat penurunan pendengarannya semakin memburuk.

Pada telinga kiri:

Pada pemeriksaan, telinga kiri tidak terjadi perforasi pada membran timpaninya, tetapi belum

diketahui apakah tidak ada kerusakan lain pada telinga bagian tengahnya. Ditambah lagi dengan

adanya faktor DM dan usia tua, hal ini jelas akan membuat penurunan pendengarannya semakin

memburuk.

Pusing yang dialaminya merupakan suatu manifestasi adanya gangguan ataupun

kerusakan pada struktur telinganya, terutama telinga bagian dalam yang dalam hal ini adanya

hidrops endolimfa. Secara langsung memang tidak ada hubungan antara pusing dengan

menurunnya pendengaran. Namun secara tidak langsung terdapat hubungan antara keduanya.

Adanya hidrops endolimpa pada vestibulum akan berdampak pada perasaan pusing akibat

terganggunya fungsi keseimbangan. Sedangkan adanya hidrops endolimfa pada koklea akan

menyebabkan rupture membrane Reissner yang berdampak bercampurnya cairan endolimfe dan

perilimfe. Hal ini akan menyebabkan perubahan komposisi kedua cairan tersebut sehingga

menimbulkan gangguan pendengaran.

Page 15: Laporan PBL L5

4. Otitis Media Supuratif Kronis dan Diabetes Melitus Pada Kasus

Pengaruh Diabetes Melitus:

a. Terhadap Presbikusis: Perubahan morfologi stria vaskularis.

b. Terhadap penyakit Menier: Penurunan sistem imun, terjadi fenomena imun ke arah meniere

Pengaruh DM yang lain :

a. Pada penderita DM, pH serumen yang meningkat sehingga telinga lebih mudah terinfeksi

sampai menyebabkan otitis eksterna. Keadaan imun yang buruk pada pasien DM dan tua

memperparah keadaan. Mempermudah infeksi, misalnya oleh pseudomonas aeruginosa.

b. Diabetes mempercepat proses terjadinya ateorsklerosis yang akan mengganggu oksigenisasi

dan perfusi ke koklea.

c. Diabetes mengakibatkan hipertrofi dinding endotel intima dari pembuluh darah yang

mempengaruhi perfusi ke koklea.

Pengaruh OMSK:

Otitis media supuratif kronis (OMSK) pada kasus terkait dengan perkembangan otitis

media stadium akut hingga stadium resolusi dimana perforasi membran timpani menetap

(dibuktikan dari otoskopi) dengan sekret yang keluar terus atau hilang timbul. Dikatakan

kronis apabila otitis media supuratif sudak lebih dari dua terjadi.

Beberapa factor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah: terapi tidak

adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (pada kondisi DM, dll) atau

hygiene buruk.

Letak perforasi di membrane timpani penting untuk menentukan tipe atau jenis

OMSK. Perforasi dapat ditemukan di daerah : sentral, marginal, atau atik. Penentuan letak

perforasi ini penting dalam meramalkan prognosis dan kemungkinan komplikasi yang

mungkin timbul dari OMSK, sebagai contoh :

Pada kasus OMSK tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya jika tidak

terinfeksi kuman virulen. Tidak ada komplikasi kolesteatoma. Tidak terjadi eksaserbasi.

Pada kasus OMSK tipe malignant merupakan tipe berbahaya yang sering disertai dengan

komplikasi kolesteatoma. Terjadi perforasi marginal atau atik.

Pada kasus tidak terjadi eksaserbasi selama dua tahun terakhir, berarti OMSK tipe aman.

Mengenai adanya komplikasi; pengenalan yang baik terhadap perkembangan suatu

penyakit merupakan prasyarat untuk mengetahui timbulnya komplikasi. Pada kasus Mr. X,

komplikasi dapat dikenali bila sekret berhenti keluar, hal ini menandakan adanya sekret

Page 16: Laporan PBL L5

purulen yang terbendung (pada pemeriksaan otoskop). Tanda-tanda akut juga mungkin

timbul, seperti demam, sakit kepala, malaise, somnolen, mual dan muntah, dll.

Beberapa komplikasi CSOM:

o Paralisis nervus fasialis

o Fistula labirin

o Labirintitis

o Labirintitis supuratif

o Petrositis

o Tromboflebitis sinus lateral

o Abses ekstradural

o Abses subdural

o Meningitis

o Abses otak

o Hidrosefalus otitis

Page 17: Laporan PBL L5

a. Komplikasi ke telinga tengah: tuli konduktif

b. Komplikasi ke telingan dalam: labirinitis (gangguan system vestibular:

vertigo, mual muntah, dan tuli saraf).

c. Komplikasi ke ekstradural

d. Komplikasi ke susunan saraf pusat

Mengenai efek samping pengobatannya; efek samping pengobatan

dengan antibiotika topical yang diteteskan ke telinga penderita otitis media

kronik supuratif menimbulkan perubahan struktur anatomi pada telinga dalam.

Kerusakan telinga dalam seperti degenerasi stria vaskularis, epitel sensoris, sel-

sel ganglion telinga dalam.

5. Penegakan Diagnosis

Anamnesis

Keluhan yang terjadi, seperti :

- vertigo yang hilang timbul

- fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli saraf

- tinitus

- mual dan muntah

Riwayat penyakit sebelumnya, seperti :

- OMSK

- Diabetes mellitus

Pemeriksaan Fisik, seperti :

- memeriksa apakah tuli konduksi atau tuli sensorineural

- memeriksa adanya hidrops endolimfa dengan tes gliserin

Pemeriksaan Penunjang, seperti :

- histopatologi akan didapatkan pelebaran dan perubahan morofologi

membran Reissner pada tulang temporal, terdapat penonjolan ke dalam

skala vestibuli terutama di daerah apeks koklea Helikotrema.

- eletronistagmografi akan didapatkan hasil bahwa penderita penyakit

Meniere mengalami penurunan keseimbangan.

- elektrokokleografi akan didapatkan adanya peningkatan akumulasi

cairan dan tekanan pada telinga dalam.

Page 18: Laporan PBL L5

Differential Diagnosis:

Gejala Penyakit meniere Presbikusis OMSK Tumor N VIII Obat ototoksik

Dizziness + - -, (+ jika terjadi

komplikasi)

+ +

Tinnitus +, tinitus nada

rendah

Tinnitus nada tinggi - + + (bernada tinggi)

↓ hearing bilateral + Perlahan &

progressive,simetris

bilateral

+ + (unilateral) + (tuli sensorineural

bilateral)

↓ hearing bilateral + Perlahan &

progressive,simetris

bilateral

+ + (unilateral) + (tuli sensorineural

bilateral)

Nausea & vomit + - - - -

Riwayat CSOM - - +

Riwayat DM + + -/+ - -

Perforasi membrana

timpani

-/+ - + - -

Diagnosis Kerja: Penyakit Meniere

Pengertian

Merupakan suatu kumpulan gejala (sindroma) antara lain penurunan pendengaran

(hearing loss), tekanan di dalam telinga, tinitus, kehilangan keseimbangan, dan

juga vertigo. Namun, infeksi pada telinga dalam dapat juga memberikan

keluhan yang sama.

Etiologi

- idiopatik,

- penambahan volume cairan endolmifa karena adanya gangguan

biokimia,

- gangguan klinik pada membran labirin.

Page 19: Laporan PBL L5

Patofisiologi

Manifestasi Klinis

Terdapat trias Meniere yaitu :

- Vertigo

Serangan vertigo biasanya sangat berat pada awal kemunculannya, bisa

sampai disertai muntah dan mual. Khas untuk penyakit Meniere,

vertigonya periodik yang makin mereda pada serangan-serangan

berikutnya.

- Tinitus

Tinitus biasanya dihubungkan dengan tuli sensorineural dan juga tuli

konduksi. Dapat terjadi karena adanya aktivitas elektrik pada area

auditorius yang menimbulkan perasaan ada bunyi.

Page 20: Laporan PBL L5

- Tuli Sensorineural

Dikarenakan adanya pelebaran skala media dimulai dari apeks koklea,

kemudian meluas mengenai bagian tengah dan basal koklea sehingga

mengakibatkan penurunan pendengaran. Khas untuk penyakit Meniere,

tuli sensorineural dapat mengalami perbaikan.

Tatalaksana

Medikamentosa

- Simtomatik, bisa diberikan sedatif dan anti muntah.

- Vasodilator perifer untuk mengurangi tekanan hidrops limfa.

- Obat-obat antiiskemia.

- Obat neurotonik untuk menguatkan sarafnya.

Fisioterapi

- Latihan untuk sistem vestibuler agar vertigo dapat

diatasi dengan baik sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.

Kuratif

- Dilakukan pembuatan shunt untuk menyalurkan cairan endolimfa agar

tekanannya dapat berkurang. Namun, sebelum tindakan operasi

dilakukan, pastikan terlebih dahulu terdapat hidrops dengan

menggunakan tes gliserin.

Komplikasi

Kehilangan pendengaran yang progressive

Kecelakaan akibat gangguan keseimbangan

Eksaserbasi OMSK

Prognosis

Dubia ad bonam dengan terapi yang adekuat, masalah penurunan kemampuan

pendengaran dapat diperbaiki dengan penggunaan alat bantu pendengaran.

Tindakan pembedahan dapat dilakukan dengan indikasi.

Page 21: Laporan PBL L5

Kompetensi Dokter Umum

4 untuk penyakit menierre

3A untuk presbiakusis