Lada

12

Click here to load reader

description

Pengaruh Pemberian Urin Sapi Pada Bibit Stek Lada

Transcript of Lada

Page 1: Lada

65

PENGARUH KENCING SAPI DAN AIR KELAPA

MUDA PADA PERTUMBUHAN STEK LADA

(Piper nigrum L)

THE EFFECT OF COW URINE AND COCONUT

WATER ON BLACKPEPPER STOCK GROWTH

M Adri Budi S¹, Idiek Donowarti¹, Dianto¹ ¹) Wisnuwardhana University, Malang, East Java

Abstract: The aim of research have known the influence of reaction and

substances within cow’s urine and coconut water for supporting black pepper

stock growth. The research has conducted in UNIDHA’s Integrated Agriculture

Laboratory, on January – March 2011, which method used Randomized

Completely Design (RCD). Furthermore, All treatments have arranged with

factorial model, such as: the first factor was active substance and nutrition within

cow’s urine or coconut water and the second factor was dipping time. The first

factor had two levels (K1 and K2), meanwhile the second factor had four levels

(W1, W2, W3, and W4), that total treatments have obtained 8 combinations, that

three times replications. The results of research are: (1) coconut water and cow’s

urine have given positive respond to support black pepper stock growth, (2)

black pepper stock have dip in coconut water during in the first day until the last

day before transplanted, which given the most breaker’s bud and the biggest

diametric of bud stem, and (3) dipping in cow’s urine during 10 and 15 minutes

given the quickest root and bud growth.

Keyword: cow’s urine, coconut water, black pepper stock

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh reaksi dan

substansi kencing sapi dan air kelapa muda pada pertumbuhan stek lada.

Penelitian dilakukan di Laboratorium Terpadu Pertanian mulai Januari –Maret

2011 dengan menggunakan rancangan dasar acak lengkap (RAL), sedangkan

bibit lada diperoleh dari Kebun Pembibitan Lada di Sumber Manjing, Malang.

Perlakuan dalam RAL disusun secara percobaan faktorial, yang terdiri dari faktor

pertama jenis substansi dan nutrisi serta faktor kedua waktu perendaman. Faktor

pertama terdiri dari 2 taraf (K) dan faktor kedua terdiri dari 4 taraf (W),

selanjutnya diperoleh 8 kombinasi perlakuan dan kombinasi perlakuan diulang 3

kali. Hasil penelitian diperoleh yaitu: (a) air kelapa muda dan air kencing sapi

memberikan respon positif terhadap pertumbuhan stek lada, (b) stek lada yang

direndam air kelapa muda sampai waktu transplantasi memberikan pertumbuhan

jumlah pecah tunas terbanyak dan diameter batang tunas terbesar, dan (c) air

kencing sapi dengan lama perendaman 10 dan 15 menit memberikan respon

tercepat pada pertumbuhan akar dan tunas.

Kata kunci: Kencing Sapi, Air Kelapa Muda, Stek Lada

Page 2: Lada

PRIMORDIA VOLUME 8, NOMOR 1, APRIL 2012

66

Tanaman Lada (Piper nigrum Lin.) merupakan jenis tanaman yang dikenal

masyarakat di berbagai wilayah Indonesia dan Eropa, tanaman ini berasal dari

Ghat Barat, India. Introduksi tanaman Lada di Indonesia kali pertama

dilakukan oleh Bangsa Portugis sekitar abad XVI, dan sampai sekarang

tanaman lada yang telah dibudidayakan petani telah menyebar hampir seluruh

daerah di Indonesia (Carianet, 2009).

Keunggulan tanaman lada dibandingkan dengan tanaman lain terletak

pada nilai ekonomi penjualan hasil lada yang selalu mengikuti nilai kurs jual

beli dengan harga satuan CPO, sehingga lada dikenal sebagai The King of

Spice. Selain itu, lada juga digunakan sebagai ramuan jamu tradisional jawa

dan sebagai obat-obatan, seperti obat asma, obat rematik dan minyaknya

sebagai campuran bahan parfum (Nazaruddin, 2008)

Lada (Bhs. Jawa: merica) merupakan komoditas unggulan, karena

memiliki banyak manfaat sebagai bumbu, pengawet dan campuran obat-

obatan. Keunggulan diversifikasi lada hitam yang telah diolah menjadi lada

putih menjadi produk berkualitas tinggi, antara lain: saus lada putih (white

piper sauce), lada putih tanah, tahu lada (piper beancurd) dan teh lada (piper

tea). Apabila lada tidak diolah akan tetap menjadi lada hitam yang sebagian

besar fungsinya sebagai campuran obat-obatan dan wewangian (Badrudin,

2008).

Problem utama pembibitan lada adalah (a) membutuhkan waktu cukup

lama sekitar 5-6 bulan untuk bibit yang siap ditransplantasikan ke lahan, (b)

tingkat kematian bibit pada saat fase pembibitan cukup tinggi, apabila tidak

dikelola dengan baik, dan (c) ketidakseragaman tumbuh bibit yang berasal dari

stek lada. Alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan

kerugian dalam penyiapan stek lada saat pembibitan adalah: dengan

menggunakan tambahan nutrisi dan pemberian ZPT alami. Kedua hal tersebut

sering ditemukan dalam bahan organik yang berasal dari tamanan dan hewan,

misalnya limbah kencing sapi, tunas dan buah muda, air kelapa muda, biji

jagung muda, batang dalam pisang, dan sebagainya.

Limbah hewan berupa air kencing sapi atau kotoran padatnya,

seringkali diabaikan sebagian besar pemerhati bidang pertanian, karena nutrisi

tanaman telah tergantikan oleh sarana produksi pertanian anorganik yang

tersedia secara melimpah dan siap pakai di pasaran. Pemanfaatan kencing sapi

sebagai limbah buangan dapat dijadikan pupuk alternatif ramah lingkungan,

didalamnya terkandung nutrisi dan zat pengatur tumbuh. Selain itu, kencing

Page 3: Lada

Budi S, MA., Donowarti I dan Dianto., Pengaruh Kencing Sapi dan Air Kelapa Muda Pada……..

67

sapi dapat digunakan sebagai bahan pestisida organik (Aji, 2010). Sebelumnya,

telah dilakukan telaah ilmiah oleh Atmojo (2007) disimpulkan penggunaan

pupuk organik baik pupuk cair mupun padat dapat menjamin kesuburan tanah

secara berkelanjutan, disebabkan pupuk organik berfungsi sebagai sumber

nutrisi bagi mikroba tanah. Kegiatan mikroba tanah inilah yang membantu

memperbaiki kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah, sehingga pertumbuhan

serta perkembangan tanaman budidaya akan lebih baik, dan akhirnya diperoleh

tanaman sehat. Produk organik lain yang luput dari perhatian peneliti bidang

pertanian adalah air kelapa muda. Menurut Kurnia (2008) bahwa pemanfaatan

air kelapa muda belum optimal, fakta selama ini konsumsi air kelapa muda

hanya bermanfaat bagi penghilang rasa haus, padahal di dalam air kelapa

banyak ditemukan unsur penting seperti potasium, mineral, protein, unsur

makro dan mikro lainnya, vitamin B kompleks (thiamin dan riboflavin), serta

sitokinin sebagai salah satu zat pengatur tumbuh (ZPT) alami. Informasi lebih

rinci diperoleh dari USDA nutrient database, setiap 100 g air kelapa memiliki

komponen: energi (79 kJ), karbohidrat (3,71 g), gula (2,61 g), serat (1,1 g),

lemak (0,2 g), protein (0,72 g), air (94,99 g), thiamine (0,03 mg),riboflavin

(0,057 mg), niacin (0,08 mg), asam pantotenat (0,043 mg), vitamin B6 (0,032

mg), folat (3 ug). Vitamin C (2,4 mg), Ca (0,24 mg), Fe (0,29 mg), Mg (0,025

g), P (0,02 g), K (0,25 g), Zn (0,1 mg), di samping itu terdapat zat antioksidan

lain dan sitokinin yang berperan sebagai ZPT

(www.en.wikipedia.org/wiki/coconut_water).

Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh

kencing sapi dan air kelapa muda pada pertumbuhan vetegatif stek lada.

Apakah kencing sapi dan air kelapa muda dapat mempercepat pertumbuhan

stek lada atau sebaliknya tidak berpengaruh sama sekali

METODE PENELITIAN

Penelitian tahap pertama dilaksanakan dalam Laboratorium Pertanian Terpadu

dan hasilnya dimasukkan dalam tahap kedua yaitu penanaman stek di polybag

dalam Green House Universitas Wisnuwardhana Malang, pada awal Bulan

Januari s.d. Maret 2011. Pengambilan stek lada diperoleh dari Kebun

Penelitian Sumber Manjing, Malang. Percobaan ini menggunakan rancangan

dasar RAL (Rancangan Acak Lengkap) yang disusun dengan menggunakan

percobaan faktorial 2 faktor, yaitu:

Faktor I: jenis sumber nutrisi dan ZPT alami dengan level (K)

K1 : Air Kelapa (1 ppm)

K2 : Kencing Sapi (1 ppm)

Page 4: Lada

PRIMORDIA VOLUME 8, NOMOR 1, APRIL 2012

68

Faktor II: lama perendaman pada sumber nutrisi dan ZPT alami (W)

W1 : Waktu perendaman 5 menit

W2 : Waktu perendaman 10 menit

W3 : waktu perendaman 15 menit

W4 : Waktu perendaman dalam larutan 1 ppm sampai dipindahkan di

polybag

Aplikasi penggunaan kontrol yang berisi: air murni, air kelapa murni dan

kencing sapi murni tidak dilakukan dalam penelitian ini, karena dalam

penelitian pendahuluan diperoleh hasil semua stek lada mati mengering dan

tidak terdapat pertumbuhan tunas atau akar (untuk lebih jelasnya dilihat dalam

penelitian pendahuluan). Dengan tidak adanya perlakukan kontrol, maka total

kombinasi perlakukan sebanyak 8 kombinasi perlakuan yang disusun secara

acak, seperti terlihat dalam denah di bawah ini. Setiap kombinasi perlakuan

tersebut diulang 3 kali dan disiapkan 2 set ulangan tambahan apabila sebagai

bahan penyulam.

Penelitian Pendahuluan

Penentuan kadar pengenceran air kelapa muda dan kencing sapi secara

bervariasi, hal ini bertujuan untuk mendapatkan kadar pengenceran yang tepat

yang digunakan sebagai media perendaman stek bougenville. Stek tanaman

bougenville memiliki struktur batang yang hampir mirip dengan stek lada, hal

ini dilakukan untuk mengurangi biaya penelitian awal. Pengenceran di uji

pendahuluan mulai dari kadar 100% (100.000 ppm), 50% (50.000 ppm), 25%

(25.000 ppm), 1000 ppm, 100 ppm, 50 ppm, 10 ppm, 1 ppm dan 0 ppm

(kontrol dengan air biasa). Sebagian besar stek bougenville mengalami

kematian dalam konsentrasi tersebut, kecuali dalam konsentrasi 1 ppm,

sehingga konsentrasi 1 ppm ditetapkan media perlakuan. Penetapan waktu

perendaman, mulai dari 5 menit, 10 menit, 15 menit, dan direndam sampai

bibit bougenville dipindahkan ke polybag, hasilnya semua stek dalam

konsentrasi 1 ppm dalam keadaan hidup, maka waktu perendaman digunakan

dalam perlakuan ini. Selanjutnya dilakukan uji pendahuluan dengan

menggunakan stek lada, dengan perlakukan konsentrasi dan waktu perendaman

yang sama dan hasilnya tidak berbeda dengan penggunaan stek bougenville.

Akhirnya semua perlakukan awal ini digunakan untuk bahan dasar melakukan

percobaan.

Page 5: Lada

Budi S, MA., Donowarti I dan Dianto., Pengaruh Kencing Sapi dan Air Kelapa Muda Pada……..

69

Pelaksanaan Penelitian Pembibitan Tanaman Lada

Implementasi penelitian pembibitan stek lada, beberapa langkah yang

dilakukan adalah:

a. Penyiapan kencing sapi untuk perlakuan, yaitu kencing sapi yang diambil

saat pagi hari diendapkan selama 2 x 24 jam, kemudian bagian yang

berwarna jernih disimpan dalam botol berwarna gelap (kalau bisa tidak

terlalu lama menyimpannya).

b. Kriteria pemilihan induk tanaman lada yang digunakan sebgai bahan stek,

yaitu tanaman sehat, tanpa terserang penyakit, produksi bagus, telah

berumur lebih dari 2 tahun

c. Pemotongan stek lada sekitar 10 cm yang terdapat 2-3 ruas dan disimpan

dalam batang pisang serta dimasukkan dalam karung goni lembab untuk

dibawa ke tempat percobaan.

d. Pelaksanaan perlakuan yaitu bahan stek lada direndam dalam kencing sapi

dan air kelapa muda 1 ppm sesuai dengan perlakuan. Stek terendam dalam

larutan setinggi diantara 1-2 ruas dan kemudian dimasukkan dalam gelas

air mineral yang telah terisi dengan air biasa, kecuali untuk perlakuan W4.

Pengamatan yang dilakukan di laboratorium untuk beberapa variabel yang

terdiri dari: (a) saat awal tunas baru (hari), (b) awal kemunculan tunas, (c)

Jumlah tunas (buah), (d) awal tumbuh akar nafas (hari), (e) panjang akar (cm),

dan (g) jumlah daun saat dipindahkan. Untuk pengamatan di greenhouse,

terdiri dari (a) diameter batang tunas stek (cm) dan (b) jumlah cabang.

Selanjutnya, data di analisa dengan menggunakan Uji Friedman dan BNT 5%.

HASIL DAN PEMBASAN

Hasil Penelitian di Laboratorium

Rata-rata stek lada mampu bertunas lebih awal diberi perlakuan kencing sapi

dengan preendaman 10 dan 15 menit, dibandingkan dengan direndam air

kelapa muda selama 15 menit memerlukan waktu sampai 22 hari. Pertumbuhan

tercepat pada perlakuan K2W2 dan K2W3, hal ini membuktikan bahwa terjadi

reaksi pada kencing sapi sehingga memacu pertumbuhan tunas stek lada.

Pertumbuhan terlama terdapat pada perlakuan air kelapa dengan lama

perendaman 15 menit. Analisa menggunakan Uji Friedman dan dilanjutkan

dengan uji beda nyata terkecil (BNT 5%).

Page 6: Lada

PRIMORDIA VOLUME 8, NOMOR 1, APRIL 2012

70

Tabel 1 Rata-rata awal tumbuh tunas pada stek lada

Perlakuan Rata-rata awal tumbuh tunas (hari)

K1W1 16 ab

K1W2 16 ab

K1W3 22 b

K1W4 16 ab

K2W1 17 ab

K2W2 13 a

K2W3 15 a

K2W4 19 ab

BNT 5% 6,774

Ket: angka dalam kolom yang sama dan diikuti notasi huruf yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata dalam uji BNT 5%

Hasil pengamatan awal tumbuh akar nafas menunjukkan perlakuan air

kelapa dengan perendaman 15 menit (K1W3) menghasilkan rata-rata awal

tumbuh akar nafas lebih cepat yaitu 32 hari, namun tidak berbeda nyata dengan

lama perendaman air kelapa 10 menit (K1W2) dan sampai waktu transplantasi

(K1W4), serta lama perendaman kencing sapi 5 menit (K2W1) dan sampai

waktu transplantasi (K2W4).

Tabel 3 Rata-rata awal tumbuh akar nafas

Perlakuan Rata-rata awal tumbuh akar nafas (hari)

K1W1 49,67 bc

K1W2 44,67 ab

K1W3 32,00 a

K1W4 40,00 ab

K2W1 33,00 ab

K2W2 56,00 C

K2W3 57,00 C

K2W4 41,33 Ab

BNT 5% 17,66

Ket: angka dalam kolom yang sama dan diikuti notasi huruf yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata dalam uji BNT 5%

Page 7: Lada

Budi S, MA., Donowarti I dan Dianto., Pengaruh Kencing Sapi dan Air Kelapa Muda Pada……..

71

Hasil pengamatan yang dilakukan pada panjang akar stek lada

menunjukkan pertumbuhan akar terpanjang terdapat pada perlakuan K2W2

(lama perendaman dalam air kencing sapi 10 menit), yaitu 3,6 mm dan

sebaliknya dalam perlakuan K1W2 (lama perendaman dalam air kelapa 15

menit) menghasilkan panjang akar terpendek sebesar 1,49 mm.

Tabel 4 Rata-rata Panjang akar stek lada

Perlakuan Rata-rata panjang akar (mm)

K1W1 2,70 b

K1W2 1,52 a

K1W3 1,49 a

K1W4 3,49 d

K2W1 3,57 e

K2W2 3,66 f

K2W3 2,90 c

K2W4 3,59 e

BNT 5% 0,05

Ket: angka dalam kolom yang sama dan diikuti notasi huruf

yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dalam uji BNT

5%

Hasil pengamatan pada jumlah daun stek lada sebelum ditransplantasikan

ke lahan menunjukkan pengaruh yang hampir sama dari kedua perlakuan lama

perendaman, seperti terlihat dalam Tabel 5. Perlakuan air kencing sapi dan air

kelapa muda dengan berbagai lama perendaman tidak berpengaruh nyata

secara statistik.

Page 8: Lada

PRIMORDIA VOLUME 8, NOMOR 1, APRIL 2012

72

Tabel 5. Rata-rata jumlah daun stek lada

Perlakuan Rata-rata jumlah daun (lembar)

K1W1 0,67 a

K1W2 1,00 a

K1W3 1,67 a

K1W4 1,00 a

K2W1 0,67 a

K2W2 0,67 a

K2W3 1,00 a

K2W4 1,00 a

BNT 5% 0,51

Ket: angka dalam kolom yang sama dan diikuti notasi huruf

yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dalam uji BNT

5%

Hasil Penelitian di Greenhouse

Hasil pengamatan pada perkembangan diameter batang tunas

menunjukkan terdapat pengaruh lama perendaman dalam air kencing sapi dan

air kelapa muda. Perkembangan diameter tunas terbesar pada perlakuan K1W4

(lama perendaman dalam air kelapa sampai saat transplanting), hal ini

membuktikan kandungan nitrogen dan kalium serta unsur mikro lainnya dapat

memacu perkembangan sel pada stek lada, sehingga pertumbuhan batang tunas

lebih maksimal. Sebaliknya, perkembangan diameter tunas terendah terdapat

dalam perlakuan K2W1 (lama perendaman dalam air kencing sapi 5 menit), hal

ini disebabkan pengaruh beberapa unsur yang terdapat di dalamnya seperti C

(karbon) yang berlebihan dapat menyebabkan perkembangan diameter tunas

kurang maksimal. Hasil rata-rata diameter batang tunas terlihat dalam Tabel 6.

Page 9: Lada

Budi S, MA., Donowarti I dan Dianto., Pengaruh Kencing Sapi dan Air Kelapa Muda Pada……..

73

Tabel 6 Rata-rata diameter batang tunas

Perlakuan Rata-rata diameter batang tunas (mm)

K1W1 2,19 c

K1W2 2,42 d

K1W3 2,19 b

K1W4 2,61 f

K2W1 0,12 a

K2W2 2,54 e

K2W3 2,51 e

K2W4 2,52 e

BNT 5% 0,05

Ket: angka dalam kolom yang sama dan diikuti notasi huruf yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata dalam uji BNT 5%

Hasil pengamatan pada variabel jumlah cabang menunjukkan

pertumbuhan jumlah cabang hampir merata, sehingga secara statistik tidak

berbeda nyata antar perlakuan. Namun, secara matematis terdapat perbedaan

antar perlakuan, hal ini menunjukkan air kencing sapi dan air kelapa muda

memiliki kemampuan untuk merangsang pertumbuhan cabang. Rata-rata

jumlah cabang dapat dilihat dalam Tabel 7.

Tabel 7 Rata-rata jumlah cabang

Perlakuan Rata-rata jumlah cabang (buah)

K1W1 0,67 a

K1W2 1,00 a

K1W3 0,67 a

K1W4 0,67 a

K2W1 1,00 a

K2W2 0,67 a

K2W3 1,00 a

K2W4 1,00 a

BNT 5% 0,51

Ket: angka dalam kolom yang sama dan diikuti notasi huruf yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata dalam uji BNT 5%

Page 10: Lada

PRIMORDIA VOLUME 8, NOMOR 1, APRIL 2012

74

Pembahasan

Hasil penelitian yang dilakukan pada awal mulai tanam sampai satu minggu

pertama tidak terjadi reaksi antara stek dan media yang ada, tetapi kondisi daun

dan batang tanaman masih dalam keadaan segar, hal ini menunjukkan bahwa

penyerapan nutrisi terjadi secara perlahan dan pengaruh sitokinin alami mulai

merangsang pertumbuhan stek lada. Saat stek lada menginjak 8-9 hari mulai

terlihat tanda kehidupan stek, yaitu batang stek mulai menumbuhkan bintil-

bintil tunas, sehingga dapat dipastikan media air kelapa muda dan air kencing

sapi mulai bereaksi terhadap stek lada sehingga dapat merangsang stek untuk

memunculkan bintil tunas.

Hasil penelitian pendahuluan lainnya, yaitu dengan menggunakan stek

tanaman bougenvill juga menunjukkan hasil yang serupa dengan hasil

perendaman air kencing sapi dan air kelapa muda pada pertumbuhan stek lada

yaitu dapat merangsang pertumbuhan tunas dan akar.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel utama adalah pengamatan tunas

dan akar stek tanaman lada, hal ini berguna untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh dari kedua macam media cair yang diberikan dalam merangsang

pertumbuhan tunas dan akar stek lada. Hasil menunjukkan bahwa: air kelapa

muda dan air kencing sapi berpengaruh memacu sel-sel stek lada yang

selanjutnya mendorong pertumbuhan tunas, pembesaran diameter batang dan

pertumbuhan akar stek lada.

Penggunaan pengenceran 1 ppm air kencing sapi dan air kelapa muda

secara efektif dapat membantu mempercepat pertumbuhan tunas dan akar

tanaman, tetapi apabila pemberian konsentrasi terlalu tinggi (25%, 50%, dan

100%) akan terjadi peristiwa plasmolisis sel stek lada, sehingga cairan sel akan

keluar dari sel setelah dinding sel mengalami pecah.

Pengamatan pada awal tumbuh tunas menunjukkan bahwa perlakuan

K2W2 dan K2W3 pada media cair kencing sapi dengan lama perendaman 10

menit dan 15 menit menunjukkan terceat yaitu 13 dan 15 hari, sementara

perlakuan K1W3 (air kelapa muda dengan lama perendaman 15 menit)

menunjukkan rata-rata pertumbuhan tunas paling lambat yaitu 22 hari.

Sementara jumlah rata-rata tertinggi adalah 2 buah pada perlakuan K1W4 dan

K2W4, sedangkan jumlah tunas terendah yaitu 1 buah terdapat dalam

perlakuan K1W1, K1W3, dan K2W2. Sedangkan, pengamatan pada awal

Page 11: Lada

Budi S, MA., Donowarti I dan Dianto., Pengaruh Kencing Sapi dan Air Kelapa Muda Pada……..

75

tumbuh akar napas, perlakuan air kelapa muda dan air kencing beragam,

dimana pertumbuhan akar tercepat terdapat pada perlakuan K1W3 (perlakuan

perendaman air kelapa muda dengan lama 15 menit) yaitu 32 hari, hal ini

menunjukkan bahwa larutan air kelapa bereaksi baik sehingga dapat memacu

pertumbuhan akar stek. Perlakuan K2W3 (perlakuan air kencing sapi dengan

lama perendaman 15 menit) memberikan respon waktu terlama, yaitu: 57 hari,

hal ini diduga terdapat reaksi kurang efektif untuk pertumbuhan akar nafas,

walaupun perlakuan tersebut memberikan hasil awal pertumbuhan tunas

hampir merata. Hasil pengamatan panjang akar menunjukkan perlakuan K2W2

(air kencing sapi dengan lama perendaman 10 menit) menghasilkan panjang

akar terpanjang, yaitu 3,67 mm, sedangkan panjang akar terpendek dalam

perlakuan K1W1 dan K1W3 yaitu: secara berurutan 1,49 mm dan 1,52 mm, hal

ini menunjukkan pemberian air kencing sapi memberikan respon lebih baik

dari pada pemberian air kelapa muda. Kandungan nitrogen, fosfor, kalium dan

unsur mikro lainnya, terjadi reaksi positif pada stek, sehingga merangsang

untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan akar yang dapat merangsang

perkembangan tunas baru yang lebih maksimal, karena semakin banyak

pertumbuhan akar akan mendorong jaringan stek tumbuh optimal.

Perlakuan K1W4 menghasilkan diameter batang tunas lebih besar daripada

dibandingkan perlakuan lainnya, hal ini diduga lama perendaman sampai

persiapan transplantasi telah memberikan nutrisi dan zat pengatur tumbuh yang

cukup selama penelitian di laboratorium.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan, antara lain:

1. Air kelapa muda dan air kencing sapi memberikan pengaruh pada

pertumbuhan stek lada.

2. Stek lada yang direndam air kelapa muda sampai waktu transplantasi

memberikan pertumbuhan jumlah tunas terbanyak dan diameter batang

tunas terbesar.

3. Air kencing sapi dengan lama perendaman 10 dan 15 menit memberikan

respon tercepat pada pertumbuhan akar dan tunas.

Saran

Dalam penelitian ini perlu dilakukan penelitian ulangan tentang cara

transplantasi yang tepat dari media air menuju media padat, karena

perkembangan setelah transplantasi kurang optimal.

Page 12: Lada

PRIMORDIA VOLUME 8, NOMOR 1, APRIL 2012

76

DAFTAR RUJUKAN

Anonimus. 1988. Pemupukan Tanaman Lada (Piper nigrum Lin.), Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor

Atmojo, W.S. 2007. Pertanian Organik, Integrasi Ternak dan Tanaman, Tiga

Serangkai, Solo

Aji, K. 2010. Pestisida Organik dari Urine Sapi, Bertani Mandiri, Kategori

Pestisida, Bulletin Balikabi, Malang

Bahrudin, 2008. Manfaat Lada Hitam Dalam Kesehatan Seksual, Departemen

Perindustrian, Jakarta

Balai Penelitian Pertanian. 1989. Budidaya Lada, BPTP Jawa Timur

Carianet, C. 2009. Budidaya Tanaman Lada, POSTRAD

Direktorat Jendral Perkebunan. 2000. Statistik Perkebunan Lada Indonesia

1998-2000, Dirjen. Perkebunan, Jakarta

Ghadi, P. 2007. Pengaruh Aplikasi IBA dan Sitokinin Terhadap Pertumbuhan

Stek Vanilli, Skripsi, UNIDHA, Malang

Hadi, S. 2004. Urine Sapi Bangkitkan Harapan Petani, Bogor

Kurnia, K. 2008. Air Kelapa Segar dan Sarat Khasiat, CeefourWED, Jakarta

Kemala, S. 1996. Prospek dan Pengusahaan Lada, Monograf Tanaman Lada,

Balai Pelatihan Tanaman Obat dan Rempah, Bogor

Kanisius. 1980. Bercocok Tanam Lada, Yogyakarta

Liza. 2009. Herbal, Republika Online

Nasaruddin. 2009. Sembuh Dengan Obat Alami, Jakarta Better Book, Jakarta

Pujiharti. 1995. Prospek Pengembangan Lada Perdu untuk Eksport Dalam

Meningkatkan Pendapatan Petani, Jurnal Litbang Pertanian XIV(4):79-

86.

Rismunandar. 2000. Lada Budidaya dan Tata Niaganya, Penebar Swadaya,

Jakarta.

Sugiyono. 2009. Statistik Non Parametrik Untuk Penelitian, Bandung

Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah, PT Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta

Wahid, P. 1981. Percobaan Stek Tanaman Lada, Pemberitaan Penelitian

Tanaman Industri, Bogor

Zaubin, R. 1981. Pengaruh Bahan Stek, Cara Tanam, dan Zat Tumbuh

Terhadap Akar Tanaman Lada, Pemberitaan Penelitian Tanaman

Industri, Bogor

-------------------- dan P. Wahid. 1996. Kebun Induk dan Kebun Perbanyakan,

Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah, Bogor