KONVERSI ENERGI PAKAN DOMBA EKOR TIPIS YANG · PDF fileAmpas tahu yang akan diberikan sebagai...

12
KONVERSI ENERGI PAKAN DOMBA EKOR TIPIS YANG DIBERI PAKAN AMPAS TAHU KERING PADA ARAS YANG BERBEDA Sugiyono, S. Bulu, H. Cahyanto, M. Arifin, E. Rianto dan A. Purnomoadi (Fakultas Peternakan UNDARIS Ungaran) ABSTRACT This experiment was conducted to evaluate the effect of different level of dry soybean dregs to sheep on average daily gain (ADG), dry mater intake (DMI), gross energy intake (GEI), feed coversion and energi males Javanese thin-tail sheep of male given by dry soybean dregs. Completely randomized design with 3 treatment and 4 replication Javanese thin-tail sheep of male, aged 9-12 months with body wight 200,95 kg Treatment [of] T1= 150 g ( 20% dry soybean dregs from dry mater consumption at wight early), T2= 300 g ( 40% dry soybean dregs from dry mater consumption at wight early), T3= 450 g ( 60% dry soybean dregs from dry mater consumption at wight early) and all treatment given rumput Gajah ad libitum. Data were analysed with using analysis of variance and orthogonal polynomial, continued by Duncan multiple test. The increase of soybean dregs in the significantly (P<0,01) increased the average daily gain (ADG) (41,50; 65,75 and 96,25 g), significantly (P<0,01) increased dry mater intake (DMI) (702,07; 779,33; 835,29 g/h), significantly (P<0,01) increased gross energy intake (GEI) (12,682; 14,441 and 15,813 MJ/h). The other result efficiency of feed coversion not significantly (P>0,05), but the tendency increased (13, 05; 12,04 and 8,81) and efficiency energy conversion not significantly (P>0,05) but the tendency increased (0,472; 0,223 and 0,167 MJ/g). It was concluded that the increase of soybean dregs caused increased ADG, DMI, GEI, efficiency of feed conversion and energy conversion. Keyword: Javanese thin-tail sheep, dry soybean dregs, efficiency of freed coversion and energy conversion. ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengevaluasi efek dari tingkat ampas tahu kering yang berbeda terhadap pertambahan bobot badan harian (PBBH), konsumsi bahan kering (BK), konsumsi energi, efisiensi BK pakan dan efisiensi energi pakan pada domba lokal ekor tipis jantan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Domba lokal ekor tipis jantan sebanyak 12 ekor berumur 9-12 bulan dengan bobot badan 20±0,95 kg, sedangkan perlakuan pakan yang diberikan adalah AT150= 150 g (20% ampas tahu kering dari konsumsi bahan kering pada bobot awal), AT300= 300 g (40% ampas tahu kering dari konsumsi bahan kering pada bobot awal) AT450= 450 g (60% ampas tahu kering dari konsumsi bahan kering pada bobot awal) dan semua perlakuan diberikan pakan basal rumput Gajah

Transcript of KONVERSI ENERGI PAKAN DOMBA EKOR TIPIS YANG · PDF fileAmpas tahu yang akan diberikan sebagai...

Page 1: KONVERSI ENERGI PAKAN DOMBA EKOR TIPIS YANG · PDF fileAmpas tahu yang akan diberikan sebagai pakan ternak sebaiknya dijemur dan digiling terlebih dahulu untuk mendapatkan daya simpan

KONVERSI ENERGI PAKAN DOMBA EKOR TIPIS YANG DIBERI PAKAN

AMPAS TAHU KERING PADA ARAS YANG BERBEDA

Sugiyono, S. Bulu, H. Cahyanto, M. Arifin, E. Rianto dan A. Purnomoadi

(Fakultas Peternakan UNDARIS Ungaran)

ABSTRACT

This experiment was conducted to evaluate the effect of different level of dry

soybean dregs to sheep on average daily gain (ADG), dry mater intake (DMI), gross

energy intake (GEI), feed coversion and energi males Javanese thin-tail sheep of male

given by dry soybean dregs. Completely randomized design with 3 treatment and 4

replication Javanese thin-tail sheep of male, aged 9-12 months with body wight

200,95 kg Treatment [of] T1= 150 g ( 20% dry soybean dregs from dry mater

consumption at wight early), T2= 300 g ( 40% dry soybean dregs from dry mater

consumption at wight early), T3= 450 g ( 60% dry soybean dregs from dry mater

consumption at wight early) and all treatment given rumput Gajah ad libitum. Data

were analysed with using analysis of variance and orthogonal polynomial, continued by

Duncan multiple test. The increase of soybean dregs in the significantly (P<0,01)

increased the average daily gain (ADG) (41,50; 65,75 and 96,25 g), significantly

(P<0,01) increased dry mater intake (DMI) (702,07; 779,33; 835,29 g/h), significantly

(P<0,01) increased gross energy intake (GEI) (12,682; 14,441 and 15,813 MJ/h). The

other result efficiency of feed coversion not significantly (P>0,05), but the tendency

increased (13, 05; 12,04 and 8,81) and efficiency energy conversion not significantly

(P>0,05) but the tendency increased (0,472; 0,223 and 0,167 MJ/g). It was concluded

that the increase of soybean dregs caused increased ADG, DMI, GEI, efficiency of feed

conversion and energy conversion.

Keyword: Javanese thin-tail sheep, dry soybean dregs, efficiency of freed coversion and

energy conversion.

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengevaluasi efek dari tingkat ampas tahu

kering yang berbeda terhadap pertambahan bobot badan harian (PBBH), konsumsi

bahan kering (BK), konsumsi energi, efisiensi BK pakan dan efisiensi energi pakan

pada domba lokal ekor tipis jantan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Domba lokal ekor tipis jantan sebanyak 12

ekor berumur 9-12 bulan dengan bobot badan 20±0,95 kg, sedangkan perlakuan pakan

yang diberikan adalah AT150= 150 g (20% ampas tahu kering dari konsumsi bahan

kering pada bobot awal), AT300= 300 g (40% ampas tahu kering dari konsumsi bahan

kering pada bobot awal) AT450= 450 g (60% ampas tahu kering dari konsumsi bahan

kering pada bobot awal) dan semua perlakuan diberikan pakan basal rumput Gajah

Page 2: KONVERSI ENERGI PAKAN DOMBA EKOR TIPIS YANG · PDF fileAmpas tahu yang akan diberikan sebagai pakan ternak sebaiknya dijemur dan digiling terlebih dahulu untuk mendapatkan daya simpan

secara ad libitum. Data dianalisis dengan analisis kovarians, polynomial orthogonal,

dan dilanjutkan dengan uji Wilayah Ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa peningkatan ampas tahu kering sangat nyata (P<0,01) meningkatkan PBBH,

konsumsi BK dan konsumsi energi, sedangkan efisiensi konversi BK pakan dan energi

pakan tidak berbeda nyata (P>0,05). Pertambahan bobot badan harian (PBBH) pada

AT450 sebesar 96,25 g sangat nyata (P<0,01) lebih besar daripada AT300 sebesar

65,75 g dan AT150 sebesar 41,50 g. Konsumsi BK pada AT450 sebesar 835,286 g/h

sangat nyata (P<0,01) lebih besar daripada AT300 sebesar 779,333 g/h dan AT150

sebesar 702,070 g/h. Konsumsi energi (GEI) pada perlakuan AT450 sebesar 15,813

MJ/h sangat nyata (P<0,01) lebih besar daripada AT300 sebesar 14,441 MJ/h dan

AT150 sebesar 12,682 MJ/h, sedangkan konsumsi energi pada AT300 sangat nyata

(P<0,01) lebih besar daripada AT150. Efisiensi konversi BK pakan pada AT150;

AT300 dan AT450 sebesar 13,05: 12,04 dan 8,81. Efisiensi konversi energi pakan pada

AT150; AT300 dan AT450 sebesar 0,471 MJ/g; 0,233 MJ/g dan 0,167 MJ/g.

Kesimpulan dar hasil penelitian adalah peningkatan pemberian ampas tahu kering

sampai dengan 450 g akan meningkatan PBBH, konsumsi BK pakan dann konsumsi

energi pakan secara linier (P<0,05), sedangkan efisiensi konversi BK pakan dan energi

pakan terjadi kenderungan peningkatan.

Kata kunci: Ampas tahu kering, Domba lokal ekor tipis, PBBH, konsumsi BK pakan,

konsumsi energi pakan efisiensi BK dan energi pakan.

PENDAHULUAN

Domba lokal ekor tipis mempunyai keunggulan dan kelemahan. Keunggulannya

antara lain: disukai petani di pedesaan karena lebih tahan terhadap pakan yang kurang

berkualitas, lebih tahan terhadap penyakit dan dagingnya disukai masyarakat. Khusus

di Jawa Tengah domba lokal dapat menyumbangkan produksinya dalam bentuk karkas

sebesar 13.670.000 kg dan daging sebesar 5.018.093 kg dalam memenuhi kebutuhan

protein hewani (Statistik Peternakan Propinsi Jawa Tengah, 2002). Kelemahan

peternakan domba lokal ekor tipis yang ada di masyarakat petani pedesaan adalah,

domba dipelihara secara tradisional yang ditandai dengan jumlah pemelihaaran yang

sedikit, pemberian pakan kurang berkualitas dan pengendalian terhadap penyakit yang

masih terbatas.

Pakan merupakan faktor penting yang mempengaruhi produktivitas ternak

Kondisi pakan (kualitas dan kuantitas) yang tidak mencukupi kebutuhan, dapat

Page 3: KONVERSI ENERGI PAKAN DOMBA EKOR TIPIS YANG · PDF fileAmpas tahu yang akan diberikan sebagai pakan ternak sebaiknya dijemur dan digiling terlebih dahulu untuk mendapatkan daya simpan

menyebabkan produktivitas ternak rendah, antara lain ditunjukkan dengan pertambahan

bobot badan domba.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi guna mendukung

produktivitas ternak domba diantaranya dapat dilakukan melalui perbaikan manajemen

pemberian pakan. Pakan ternak yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat, karena

kedua bahan pakan dapat menghasilkan zat pakan dan energi yang lebih baik daripada

diberikan hijauan saja. Pakan yang berkualitas dalam jumlah yang cukup penting untuk

kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, produksi dan reproduksi ternak.

Ampas tahu merupakan limbah yang dihasilkan oleh industri pengolahan kedelai

menjadi tahu dengan kandungan zat pakan yang lengkap dan protein kasar sebesar

18,87% sehingga ampas tahu bisa digunakan sebagai bahan pakan ternak khususnya

ruminansia. Ampas tahu yang akan diberikan sebagai pakan ternak sebaiknya dijemur

dan digiling terlebih dahulu untuk mendapatkan daya simpan yang lebih lama dan lebih

mudah dalam penyajian pakannya (Masturi et al., 1992).

MATERI DAN METODE

Penelitian ini menggunakan domba ekor tipis jantan sebanyak 12 ekor, rata-rata

bobot badan awal 20±0,95 kg, berumur 9-12 bulan (gigi seri sudah tumbuh semua dan

belum ada yang poel).

Pakan yang diberikan terdiri dari hijauan rumput Gajah (Pennisetum purpureum)

yang dicacah dengan ukuran 3-5 cm dan konsentrat berupa ampas tahu kering.

Kandungan nutrisi rumput gajah adalah BK 21%; PK 6,55%; LK 1,84%; SK 35,38%;

BETN 35,33%; Ca 0,59%; P 0,43%; abu 12,71% dan 4178,3 kal/g. Ampas tahu yang

diberikan dalam bentuk kering diperoleh dari pengeringan sinar matahari dan

kandungan bahan keringnya sebesar 79%. Kandungan nutrisi ampas tahu kering adalah

Bk 74%; PK 19,45%; LK 6,55%; SK 21,65%; BETN 42,77%; Ca 0,88%; P 0,60%; abu

4,80% dan 4924,5 kal/g.

Peralatan yang digunakan antara lain: timbangan ternak, timbangan duduk,

kandang digesti, oven dan Methane analyzer. Timbangan ternak yang digunankan

Page 4: KONVERSI ENERGI PAKAN DOMBA EKOR TIPIS YANG · PDF fileAmpas tahu yang akan diberikan sebagai pakan ternak sebaiknya dijemur dan digiling terlebih dahulu untuk mendapatkan daya simpan

adalah merk “Protinal” kapasitas 300 kg dengan kepekaan 0,1 kg digunakan untuk

menimbang bobot badan ternak. Timbangan duduk merk “Five Goats” kapasitas 5 kg

dengan kepekaan 0,01 kg digunakan untuk menimbang konsentrat dan rumput Gajah.

Kandang digesti merupakan kandang individu yang dilengkapi dengan tempat

penampung feses yang terbuat dari kawat ram dengan ukuran 0,5 cm2 dan penampung

urin yang terbuat dari seng. Kandang digesti digunakan untuk menampung feses dan

urin selama periode koleksi. Oven “Memmert” buatan Jerman digunakan untuk

mengeringkan rumput Gajah, ampas tahu, feses dan urin.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancanagn Acak Lengkap (RAL)

dengan 3 perlakuan (T) dan 4 ulangan (r) berarti ada12 unit percobaan (n). Pengacakan

pertama dilakukan terhadap 12 materi domba ke dalam kandang individu perlakuan,

pengacakan kedua dilakukan terhadap perlakuan 12 materi ternak domba. Pengacakan

dilakukan secara undian.

Perlakuan pakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

T1= Ampas tahu kering 150 g (20% dari konsumsi bahan kering pada bobot awal)

T2= Ampas tahu kering 300 g (40% dari konsumsi bahan kering pada bobot awal)

T3= Ampas tahu kering 450 g (60% dari konsumsi bahan kering pada bobot awal)

Semua perlakuan diberikan pakan basal rumput Gajah secara ad libitum.

Data Yang diamati adalah: Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH), Konsumsi

BK pakan, energi pakan (GEI), BK Total tercerna, Energi Tercerna/DE, Konversi BK

Pakan dan Konversi energi pakan.

PBBH diperoleh dengan perhitungan bobot badan akhir domba (kg) dikurangi

bobot awal domba (kg) dibagi dengan jumlah hari (lama penelitian). Konsumsi pakan

diperoleh dari pengurangan jumlah pakan yang disajikan dengan sisa pakan setiap hari,

meliputi konsumsi bahan kering (BK) dan energi. Konsumsi BK (g) diperoleh dari

jumlah pakan yang dikonsumsi dikali dengan persen (%) BK pakan berdasarkan analisis

laboratorium. BK Total tercerna (g) diperoleh dari konsumsi BK Total selama 12

minggu perlakuan dikali dengan kecernaan BK. Energi Tercerna/DE (MJ/h) diperoleh

dari GEI dikurangi dengan energi yang keluar melalui feses (FE). Konversi BK Pakan

Page 5: KONVERSI ENERGI PAKAN DOMBA EKOR TIPIS YANG · PDF fileAmpas tahu yang akan diberikan sebagai pakan ternak sebaiknya dijemur dan digiling terlebih dahulu untuk mendapatkan daya simpan

adalah banyaknya pakan (BK) yang digunakan untuk menghasilkan satu satuan

produksi. Konversi Energi Pakan (MJ/g) adalah banyaknya energi yang

dikonsumsi/GEI (MJ) yang digunakan untuk menghasilkan 1 g PBBH.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian ditabulasi diuji normalitas

dengan menggunakan program komputer Minitab release 11. Selanjutnya dianalisis

ragam, uji Wilayah Ganda Duncan dan Polynomial Orthogonal dengan menggunakan

program SAS versi 6.12 (Mattjik dan Sumertajaya, 2000).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Bahan Kering (BK)

Konsumsi bahan kering (BK) total domba ekor tipis jantan yang diberi pakan

ampas tahu kering tercantum pada Tabel 1 dengan perhitungan. Berdasarkan analisis

statistik diketahui bahwa rata-rata konsumsi BK total domba ekor tipis yang diberi

pakan ampas tahu kering berbeda sangat nyata (P<0,01) antar perlakuan. Konsumsi BK

Total meningkat sesuai dengan peningkatan level ampas tahu kering dalam pakan dan

BK tercerna.

Tabel 1. Rata-rata Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH), Konsumsi Bahan

Kering (BK) Total, BK Rumput Gajah, BK Ampas Tahu Kering, BK

Total Tercerna, dan Konversi BK Pakan serta Konversi Energi Pakan.

Perlakuan

Parameter AT150 AT300 AT450 P

PBBH (g/h) 41,50A 65,75A 96,25B 0,0052

Konsumsi BK Total (g/h) 702,070A 779,333 A 835,286B 0,0088

Konsumsi BK Rumput Gajah (g/h) 570,790A 517,246 AB 447,189B 0,0108

Konsumsi BK Ampas Tahu (g/h) 131,100 262,087 388,097

BK Total Tercerna (g/h) 430,320A 504,618AB 594,974B 0,0120

GEI Total (MJ/h) 12,682A 14,441B 15,813C 0,0014

Page 6: KONVERSI ENERGI PAKAN DOMBA EKOR TIPIS YANG · PDF fileAmpas tahu yang akan diberikan sebagai pakan ternak sebaiknya dijemur dan digiling terlebih dahulu untuk mendapatkan daya simpan

GEI Rumput Gajah (MJ/h) 7,817A 9,041AB 9,980B 0,0108

GEI Ampas Tahu (MJ/h) 2,700 5,383 8,064

DE (MJ/h) 8,088A 9,742B 11,627C 0,0025

Konversi BK Pakan 13,05A 12,04A 8,81A 0,1650

Konversi Energi Pakan (MJ/g) 0,472A 0,223A 0,167 0,2429

Keterangan: Superkrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan

yang nyata (A,B,C; P<0,01), (a,b,c; P<0,05).

Konsumsi BK pada domba ekor tipis yang diberi pakan ampas tahu kering

sebanyak 450 g sangat nyata (P<0,01) lebih besar daripada domba ekor tipis dengan

pemberian ampas tahu 300 g dan 150 g. Konsumsi BK total pada domba ekor tipis

yang diberi pakan ampas tahu kering sebanyak 150 g tidak berbeda nyata (P>0,05)

dengan 300 g. Peningkatan konsumsi BK total ini sejalan dengan peningkatan

pemberian ampas tahu kering dan penurunan konsumsi BK rumput Gajah yaitu

570,790 g/h pada perlakuan AT150; 517,246 g/h pada perlakuan AT300 dan 447,189

g/h pada perlakuan AT450. Konsumsi BK total per bobot badan domba meningkat

dengan peningkatan ampas tahu yaitu dari 3,19% pada perlakuan AT150 menjadi

3,21% pada perlakuan AT300 dan 3,35% pada perlakuan AT450. Peningkatan

konsumsi BK total ini diduga disebabkan oleh meningkatnya palatabilitas pakan

(Manurung, 1996).

Peningkatan konsumsi BK total ini diikuti dengan peningkatan BK tercerna.

Domba ekor tipis yang diberi pakan ampas tahu kering sebanyak 150 g memberikan BK

tercerna sebesar 428,12 g/h; 300 g sebesar 504,62 g/h dan 450 g sebesar 594,97 g/h.

Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa BK tercerna domba yang diberi pakan

ampas tahu kering berbeda sangat nyata (P<0,01) antar perlakuan.

Konsumsi Energi (Gross Energy Intake;GEI)

Analisis statistik menunjukkan rata-rata energi terkonsumsi (GEI) domba ekor

tipis jantan yang diberi pakan ampas tahu kering berbeda sangat nyata (P<0,01) antar

perlakuan. Gross Energy Intake pada domba ekor tipis jantan yang diberi ampas tahu

kering sebanyak 450 g sebesar 15,813 MJ/h sangat nyata (P<0,01) lebih besar daripada

Page 7: KONVERSI ENERGI PAKAN DOMBA EKOR TIPIS YANG · PDF fileAmpas tahu yang akan diberikan sebagai pakan ternak sebaiknya dijemur dan digiling terlebih dahulu untuk mendapatkan daya simpan

300 g sebesar 14,441 MJ/h dan 150 g sebesar 12,682 MJ/h. Peningkatan GEI total ini

disebabkan oleh meningkatnya GEI dari ampas tahu kering yaitu 2,7 MJ/h (setara

dengan 21,29% GEI total) pada perlakuan AT150; 5,383 MJ/h (setara dengan 37,28%

GEI total) pada perlakuan AT300 dan 8,06 MJ/h (setara dengan 50,99% GEI total) pada

perlakuan AT450. Semakin tinggi tingkat kandungan energi pakan, maka semakin

tinggi pula ketersediaan energi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup

pokok danpertumbuhan ( Mathius et al ., 1996).

Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH)

Data PBBH yang dihasilkan dari domba ekor tipis jantan yang diberi pakan ampas

tahu kering disajikan dalam Tabel 1. Analisis statistik menunjukkan bahwa rata-rata

PBBH domba ekor tipis yang diberi pakan ampas tahu kering berbeda sangat nyata

(P<0,01) antar perlakuan. Domba ekor tipis jantan yang diberi pakan ampas tahu kering

sebanyak 450 g sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dibandingkan dengan 300 g dan 150

g. Domba ekor tipis jantan yang diberi pakan ampas tahu kering sebanyak 300 g tidak

berbeda nyata (P>0,05) dengan 150 g. Peningkatan PBBH tersebut disebabkan oleh

peningkatan konsumsi BK total, BK ampas tahu kering dan BK total tercerna.

Pertambahan bobot badan per hari antara lain dipengaruhi oleh konsumsi bahan kering

total (Ranjhan, 1980). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian

Adiwinarti et al. (2001) yang melaporkan bahwa domba ekor tipis yang diberi pakan

tambahan ampas kedelai mengkonsumsi BK 686,16 g/h; 1130,81 g/h dan 1370,33 g/h

diikuti dengan peningkatan PBBH sebesar 58,00 g/h; 89,72 g/h dan 95,14 g/h.

Hasil uji Polynomial Orthogonal ditunjukkan bahwa pemberian ampas tahu

berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap PBBH pada tingkat linier. Hal ini dapat

diartikan bahwa pemberian ampas tahu lebih dari 450 g dapat meningkatkan PBBH

domba sebanding dengan tingkat pemberian ampas tahu.

Efisiensi BK pakan

Rata-rata efisiensi BK pakan domba ekor tipis yang diberi pakan ampas tahu

kering dapat dilihat pada Tabel 1. Analisis statistik menunjukkan bahwa efisiensi BK

pakan domba ekor tipis jantan yang diberi pakan ampas tahu kering tidak berbeda nyata

Page 8: KONVERSI ENERGI PAKAN DOMBA EKOR TIPIS YANG · PDF fileAmpas tahu yang akan diberikan sebagai pakan ternak sebaiknya dijemur dan digiling terlebih dahulu untuk mendapatkan daya simpan

(P>0,05) antar perlakuan. Domba ekor tipis yang diberi pakan ampas tahu kering 150 g

mempunyai konversi BK pakan sebesar 13,05; 300 g sebesar 12,04 dan 450 g sebesar

8,8. Ada kecenderungan terjadi penurunan konversi BK pakan atau terjadi peningkatan

efisiensi BK pakan pada peningkatan pemberian ampas tahu kering. Efisiensi pakan

antara lain dipengaruhi oleh bobot badan ternak dan komposisi pakan yang dikonsumsi

(Forbes, 1995). Selanjutnya dinyatakan oleh Haryanto et al. (1995) yang disitasi oleh

Martawidjaja et al. (1999) bahwa konversi pakan yang tinggi diakibatkan oleh

kecernaan pakan yang rendah. Domba perlakuan AT150; AT300 dan AT450 kecernaan

BK total dan konversi pakan sebesar 60,98% dan 13,05; 64,75% dan 12,04; 71,23% dan

8,81. Selanjutnya BK yang tercerna akan dimanfaatkan untuk metabolisme tubuh,

sedangkan BK yang tidak teretensi akan dibuang melalui feses dan urin.

Efisiensi Energi Pakan

Rata-rata efisiensi energi pakan domba ekor tipis yang diberi pakan ampas tahu

kering dapat dilihat pada Tabel 1. Analisis statistik menunjukkan bahwa efisiensi energi

pakan domba ekor tipis jantan yang diberi pakan ampas tahu kering tidak berbeda nyata

(P>0,05) antar perlakuan. Domba ekor tipis yang diberi pakan ampas tahu kering 150 g

mempunyai konversi energi pakan sebesar 0,472 MJ/g; 300 g sebesar 0,224 MJ/g dan

450 g sebesar 0,167 MJ/g. Ada kecenderungan terjadi penurunan konversi energi

pakan atau terjadi peningkatan efisiensi energi pakan pada peningkatan pemberian

ampas tahu kering.

KESIMPULAN DAN SARAN

Peningkatan pemberian ampas tahu kering sampai dengan 450 g (60% konsumsi

BK dari bobot awal) dengan pakan basal rumput gajah akan meningkatkan efisiensi BK

dan energi pakan.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwinarti, R, C.M.S. Lestari dan E. Purbowati. 2001. Performans domba yang

diberi pakan tambahan limbah tempe pada aras yang berbeda. Jurnal Produksi

Page 9: KONVERSI ENERGI PAKAN DOMBA EKOR TIPIS YANG · PDF fileAmpas tahu yang akan diberikan sebagai pakan ternak sebaiknya dijemur dan digiling terlebih dahulu untuk mendapatkan daya simpan

Ternak. Edisi Khusus. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman,

Purwokerto. Pebruari 2001: 94-102.

Bondi, A. A. 1987. Animal Nutrition. John Wiley dan Sons, Chichester.

Cole, H.H dan Garrett. 1980. Animal Agriculture (The Biology, Husbandry, and Use of

Domestic Animals). W.H. Freeman and Company. San Francisco.

Devendra, C. dan G.B. McLeroy. 1990. Goat and Sheep Production in the Tropics.

Longman Singapore Publisher Pte. Ltd, Singapore.

Direktorat Bina Produksi Peternakan dan Fakultas Peternakan IPB. 1986. Potensi dan

Pemanfaatan Limbah Industri Pertanian. Proyek Pembinaan Peternakan Pusat,

Jakarta.

Edey, T.N. 1983. Tropical Sheep and Goat Production. 2-nd ed. Australian Universites

International Development Program (AUIDP). Canberra.

Forbes. J.M. 1995. Volutary Food Intake and Diet selection in Farm Animal. CAB

International, Wallingford.

Gatenby, R.M. 1986. Sheep Production in the Tropics and Subtropics. Longman,

London.

Manurung, T. 1996. Penggunaan hijauan leguminose pakan sebagai sumber protein

ransum sapi potong. J.Ilmu Ternak dan Vet. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen

Pertanian. 1 (3): 143-148.

Martawidjaja, M, B. Setiadi, S.S. Sitorus. 1999. Pengaruh tingkat protein-energi

ransum terhadap kinerja produksi kambing kacang muda. Jurnal Ilmu Ternak dan

Veteriner. 4.(3). 167-172.

Mathius, I., M. Martawidjaja, A. Wilson dan T. Manurung.1996. Studi strategi

kebutuhan energi-protein untuk domba lokal: I. Fase pertumbuhan. Jurnal Ilmu

Ternak dan Veteriner. 2.(2): 84-91.

Mattjik, A.A. dan Sumertajaya 2000. Perancangan Percobaan dengan Analisis Aplikasi

SAS dan Minitab. Jilid I edisi 1. IPB Press, Bogor.

Patino, C.P, M.J. Ulyat, C.W. Holmes, T.N. Barry dan K.R. Lassey. 2000. Some rumen

digestion characacteristics and methane emmision in sheep. Proc. Of the 15th

symposium on energy metabolism in animal. Snekkersten 103: 63-66.

Page 10: KONVERSI ENERGI PAKAN DOMBA EKOR TIPIS YANG · PDF fileAmpas tahu yang akan diberikan sebagai pakan ternak sebaiknya dijemur dan digiling terlebih dahulu untuk mendapatkan daya simpan

Reksohadiprodjo, S. 1988. Pakan Ternak Gembala. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Statistik Peternakan Propinsi Jawa Tengah. 2002. Dinas Peternakan Propinsi Jawa

Tengah, Semarang.

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.

Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke-6. University of

Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

Wahyuni, S. 2003. Karakteristik Nutrisi Ampas Tahu yang Dikeringkan Sebagai Pakan

Domba. (Tesis) Magister Ilmu Ternak. Universitas Diponegoro, Semarang.

Page 11: KONVERSI ENERGI PAKAN DOMBA EKOR TIPIS YANG · PDF fileAmpas tahu yang akan diberikan sebagai pakan ternak sebaiknya dijemur dan digiling terlebih dahulu untuk mendapatkan daya simpan
Page 12: KONVERSI ENERGI PAKAN DOMBA EKOR TIPIS YANG · PDF fileAmpas tahu yang akan diberikan sebagai pakan ternak sebaiknya dijemur dan digiling terlebih dahulu untuk mendapatkan daya simpan