KOMPLIKASI SIROSIS HEPATIS
-
Upload
miftachul-jannah -
Category
Documents
-
view
14 -
download
0
Transcript of KOMPLIKASI SIROSIS HEPATIS
6. KOMPLIKASI SIROSIS HEPATIS
1. Hipertensi Porta Hepatica
2. Edema dan Asites
3. Varises esofagus
4. Ensepalophaty hepatic
5. Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP)
6. Sindroma hepatorenal
7. Hipersplenisme
8. Kanker hati
7. PENATALAKSANAAN DARI KOMPLIKASI SIROSIS HEPATIS
1. Hipertensi Porta Hepatica
- Penyekat beta (misal : propanolol), menurunkan aliran darah porta hepatika.
- TIPS (Transjugular Intrahepatic Prosistemic Shunt)
2. Edema dan Asites
- Membatasi natrium dan air
- Diuretik : loop (furosemid)
- Antagonis aldosteron (spironolakton)
- Parasintesis
- Penggantian albumin
- Pintas peritoneovenosa
3. Varises esofagus
Tindakan medis :
Tindakan pertama adalah menentukan sumber perdarahan dengan pemeriksaan
esofagoskopi. Setelah itu, tindakan untuk menghentikan perdarahan dan mengganti darah
yang hilang.
Beberapa tindakan yang dapat menghentikan perdarahan :
1. Lavase lambung (dapat dengan air es, namun tidak dianjurkan)
2. Terapi farmakologis
Obat vasopressin dicampur dengan dekstrosa 120-200 ml dan diberikan per infus. Oleh
karena vasopressin dapat mengadakan kontrikso pada arteri koronaria dan arteri
mesenteric, perawat harus segera melaporkan jika pasien kelihatan pucat atau mengeluh
nyeri pada abdomen. Vasopresin tidak dianjurkan pada penderita sakit jantung.
3. Injeksi skleroterapi
Skleroterapi merupakan cara lain untuk menghentikan perdarahan karena endoskopoik
serat optic dimasukkan ke dalam esophagus. Jika lokasi perdarahan sudah ditentukan, zat
sklerosing (sodium morrhuate 5 ml) disuntik pada varises. Zat ini menyebabkan
thrombosis dan sklerosis pada vena tersebut, sehingga dalam 3-5 menit perdarahan dapat
dihentikan. Suntikan ini dapat diulang jika suntikan pertama tidak berhasil.
4. Temponade balon
Temponade esophagus digunakan jika cara yang lain untuk menghentikan perdarahan
tidak berhasil. Selang esofagogastrik (lumensengtaken Blakemore) dengan 3 lumen dan 2
balon. Satu lumen untuk mengosongkan lambung, lumen ke-2 untuk mengembungkan
balon di esophagus, lumen ke-3 untuk mengembungkan balon di tempat pertemuan
kardia esophagus. Selang dimasukkan ke dalam lambung melalui hidung. Setelah balon
lambung sudah dikembungkan tetapi perdarahan tetap berlangsung, balonesofagus dapat
dikembungkan. Balon ini disambung pada manometer air melalui Y-tube agar dokter
dapat mengatur tingkat tekanan yang akan diberikan. Sisa darah yang masih tetinggal
dalam lambung harus diaspirasi dengan memasukkan air atau air es, kemudian diaspirasi.
Parad yang tidak dikeluarkan akan tercerna. Pencernaan protein yang ada dalam darah
akan menghasilkan ammonia. Amonia dapat mencetuskan sistemik portal ensefalopati.
5. Pembedahan (ligasi dan pirau)
4. Ensepalophaty hepatic
- Laktulosa
- Neomisin
5. Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP)
- Antibiotik (Sefotaksim, amoxillin, siprofloksasin)
6. Sindroma hepatorenal
- Transplantasi hati
7. Hipersplenisme
- Tranfusi
- Pengobatan dengan eritropoetin
8. Kanker hati
- Transplantasi hati
Tindakan Keperawatan untuk Komplikasi :
Untuk pasien ini meliputi :
Pemantauan terhadap pasien resiko tinggi :
1. Perubahan tingkah laku dan pola tidur
2. Kaji perubahan pada kualitas tulisan pasien, kemampuannya membuat gambar segiempat
atau lingkaran
3. Nadi, pernapasan dan suhu tubuh
4. Masa proptombin, bilirubin, dan albumin serum
5. Pertahankan nutrisi. Makanan tanpa protein dan tinggi karbohidrat. Pasien mengalami
anoreksia sehingga makanan yag diberikan sedikit tapi sering. Higene oral sesering
mungkin terutama sebelum dan sesudah makan. Ventilasi kamar harus baik dan bebas
dari bau.
6. Memberikan asuhan jangka panjang. Pasien harus memerlukan perawatan yang cukup
lamadan mungkin selama hidupnya. Perawat perlu menerangkan kepada pasien dan
keluarganya tentang :
a. Sifat gangguan enselopati sistemik-portal
b. Modifikasi makanan
c. Efek obat-obatan yang dimakan
d. Tanda awitan ensefalopati sistemik-portal
Sumber :
Baradero, Mary. 2008. Klien Gangguan Hati : Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Brooker, Chris. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC
Sulaiman, Ali dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. Jakarta : Jayaabadi
Nama : RIFANTIKA PUSPITASARI
NIM : 131311123068
Kelompok VII - B16 (pagi)