Kista Ovarii
-
Upload
selviana-dian-pratiwi -
Category
Documents
-
view
153 -
download
4
Transcript of Kista Ovarii
SKENARIO D
BLOK XI
Mrs. Dona, 36 years, came to clinic with chief complaint has a mass in lower abdomen
since 5 years ago which getting bigger until around 8 cm2. Now, She also feels abdominal
discomfort. No history of pain, fever, nausea, vomiting, dismenorea and weight loss.
General condition :
Weight 50 kg, Height 150 cm, BP 120/80 mmHg, pulse 88x/m, RR 18x/m, T : 36.8C
As a family doctor, explain this case properly !
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Luar :
Abdomen datar, lemas, simetris, fundus uteri tak teraba, massa (+), diameter 8x8 cm
Batas atas sepusat, batas bawah symphysis, batas kanan linea parasternalis, batas kiri linea
axilaris anterior kiri, nyeri tekan (-), permukaan rata mobile, kistik, tanda cairan bebas (-)
Inspekulo :
Portio tak livide, terdorong ke kanan, OUE tertutup, sondase AF 6 cm, fluor (-), fluxus (-),
erosi (-), polip (-), laserasi (-)
Vaginal toucher :
Portio kenyal, OUE tertutup, korpus uteri normal, adneksa parametrium kanan lemas,
adneksa parametrium kiri teraba massa, kistik, diameter 8x8 cm, mobile, permukaan rata,
cavum douglas tidak menonjol
Rectal toucher :
Tonus spingter ani baik, ampula recti teraba feses, massa intra lumen (-), corpus uteri
sebesar normal, adneksa parametrium kanan lemas, adneksa parametrium kiri teraba massa,
, kistik, mobile, permukaan rata, cavum douglas tidak menonjol.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb 10 g %, ureum dan kreatinin normal
USG :
Uterus sebesar normal, tampak massa kistik, hipoechoic, berasal dari ovarium kiri, diameter
8,5x9 cm, unilokuler, papil (-), septa (-).
Kesan :
Kistoma ovarium sinistra unilokuler non papiliferum
Indeks morfologi : tidak ganas
0 1 2 3 4Volume (cm)
<10 10-50 50-200 200-500 >500
Tebal dinding
Tipis <3mm Tipis >3mm Palpiler <3mm
Papiler >300mm
Dominan padat
Septum (-) Tebal <3mm Tebal 3mm-1cm
Padat >1cm Dominan padat
KETERANGAN
Kemungkinan ganas : indeks > 5
TUMOR MARKER
CA 125 : 5 (normal)
I. Klarifikasi Istilah
1. Mass in lower abdomen : gumpalan/ kumpulan partikel yang melekat satu sama
lain di perut bagian bawah
2. Abdominal discomfort : rasa tidak nyaman pada perut
3. Pain : rasa sedih, menderita/ agoni disebabkan rangsangan
ujung-ujung saraf khusus
4. Fever : peningkatan temperature tubuh di atas normal
5. Nausea : sensasi tidak menyenangkan yang secara samar
mengacu pada epigastrium dan abdomen dengan
kecendrungan muntah
6. Vomiting : pengeluaran isi lambung melalui mulut
7. Dysmenorrheal : nyeri saat haid
8. Weight loss : kehilangan berat badan
II. Identifikasi Masalah
1. Keluhan utama : abdominal discomfort
2. Keluhan tambahan : massa yang semakin membesar (8 cm2) pada regio
abdomen sejak 5 tahun yang lalu.
3. Riwayat :
a. tidak ada nyeri, mual, muntah, dismenore, dan berkurangnya berat
badan.
b. Riwayat keluarga (-)
4. Hasil yang didapat:
a. Vital sign
b. Pemeriksaan fisik: pemeriksaan luar, inspekulo, vaginal toucher,
rectal toucher.
c. Pemeriksaan penunjang: hemoglobin, ureum, kreatinin, USG dan
kesan, indeks morfologi, tumor markers.
III. Analisis Masalah
1. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histology lower abdominal pada ♀ ?
2. Massa pada lower abdominal :
a. Apa definisinya?
b. Apa saja jenis-jenisnya?
c. Dimana kemungkinan lokasinya?
d. Apa penyebab timbulnya?
e. Bagaimana mekanismenya?
f. Sebab membesar?
g. Apa dampaknya?
3. Mengapa massa tersebut bisa menyebabkan abdominal discomfort ?
4. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan vital sign?
5. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik?
6. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan penunjang?
7. Apa diagnosis banding dari kasus ini?
8. Bagaimana penegakan diagnosisnya?
9. Apa diagnosis kerjanya?
10. Bagaimana epidemiologi, etiologi, dan faktor risiko dari penyakit Mrs. Dona?
11. Apa manifestasi klinis dari penyakit Mrs. Dona?
12. Bagaimana patofisiologi dan patogenesisnya?
13. Bagaimana penatalaksanaannya?
14. Bagaimana prognosis dan komplikasi penyakit ?
15. Bagaimana kompetensi dokter umum, kapan harus merujuk, dan tinjauan etika
kedokteran pada kasus ini ?
IV. Hipotesis
Mrs. Dona, 36 tahun mengalami ketidaknyamanan abdominal karena kista ovarium
sinistra.
V. SINTESIS
1. Anatomi, fisiologi, dan histologi lower abdominal
a. Anatomi
Pada bagian abdomen dibagi menjadi:
i. Kuadran atas kanan dan kiri
ii. Kuadran bawah kanan dan kiri
Sektor-sektornya:
i. Hipokondrium kanan (hati dan kantung empedu) dan kiri (lambung,
limpa, dan ginjal kiri).
ii. Epigastrium (lobus kiri hati, pankreas yang bersilangan dengan
tulang belakang, lambung)
iii. Lumbal kanan dan kiri (ginjal)
iv. Umbilikus (aorta abdominal)
v. Iliaka kanan (titik MC Burney, dilatasi sekum, ovarium kanan) dan
kiri (sigmoid atau ovarium kiri)
vi. Hipogastrium atau suprapubis (kandung kemih dan uterus).
REPRODUKSI WANITA
Organ-organ internal : 2 ovarium dan 2 tuba fallopii atau saluran telur,
uterus, dan vagina. Genitalia eksterna secara keseluruhan disebut vulva dan
terdiri dari struktur-struktur yang tampak dari luar mulai dari pubis sampai
perineum: mons pubis, labia mayor, labia minor, klitoris, vestibulum. Meatus
uretra, lubang vagina atau introitus, dua perangkat kelenjar yaitu kelenjar Skene
dan Bartholini bermuara pada vestibulum. Pada perempuan dewasa, ovarium
berkembang dan melepaskan sel telur dan menghasilkan hormon steroid:
esterogen – estron (E1), estradiol (E2), dan estriol (E3), dan adrogen serta
progesteron. Tuba fallopii adalah penghubung ovarium dengan uterus dan
bermuara ke dalam rongga uterus, sehingga terjadi hubungan yang langsung dari
rongga peritoneal dengan rongga uterus. Uterus terletak di tangah-tengan
panggul dan secara struktur dibagi menjadi korpus dan serviks. Vagina dimulai
dari serviks uteri sampai ke introitus pada vestibulum yang merupakan batas
genitalia eksterna dan genitalia interna. Mons pubis meliputi permukaan anterior
simphisis pubis dan berlanjut ke bawah menjadi labia mayora. Disebelah medial
dari labia mayor terdapat labia minora. Labia minora menyatu dan bergabung di
inferior membentuk fourchette dan di superior membentuk preputium dari
klitoris. Klitoris adalah jaringan erektil yang terletak di atas labia minor.
UTERUS
Uterus berbentuk buah pir, panjang 7,5 cm (3 inci), terdiri atas fundus,
corpus dan cervix. Kedua tuba uterina (Salpinx; Fallopian) masuk pada sudut
superolateral (cornu) fundus.
Corpus uteri menyempit pada bagian ‘pinggang’ disebut isthmus,
berlanjut menjadi cervix yang dicakup kira-kira setengah cervix oleh vagina;
perlekatan ini membatasi bagian supravaginalis dan cervix bagian vagina
(cervix vaginalis).
Luas isthmus 1,5 mm, menandakan perbedaan dengan corpus uteri tetapi secara
histologi mucosanya sama dengan endometrium. Isthmus adalah bagian uterus
yang menjadi segmen bawah saat kehamilan.
Cavitas uteri pada corpus uteri berbentuk triangular pada potongan
coronal, tetapi pada potongan sagital tidak lebih dari sebuah celah. Cavitas uteri
berhubungan melalui ostium uteri internum dengan canalis cervicis uteri yang
kemudian membuka ke vagina melalui ostium uteri externum.
Pada wanita nullipara, ostium externum berbentuk sirkuler tetapi setelah
melahirkan menjadi celah transversal dengan labium anterius dan posterius.
Cervix wanita tidak hamil memiliki konsistensi lubang hidung, pada saat
hamil konsistensi bibir.
Pada masa kehidupan fetal cervix lebih besar dari corpus; pada masa
kanak-kanak (uterus infantile) cervix masih memiliki ukuran dua kali ukuran
corpus tetapi selama pubertas uterus membesar sebesar ukuran dewasa dan
proporsinya berkembang sesuai perkembangan tubuh.
Uterus pada wanita dewasa melekuk antara ostium dan corpus ke depan
kira-kira pada tingkat ostium internum membentuk sudut 170°, disebut uterus
anteflexi. Selain itu, axis cervix membentuk sudut 90° dengan axis vagina
disebut uterus anteversi. Sehingga secara garis besar uterus terletak pada bidang
horizontal.
Uterus retroversi jika axis cervix ke atas dan ke belakang. Normalnya
pada pemeriksaan vagina bagian terbawah cervix melipat pada labia anterior
cervix; pada uterus retroversi baik ostium atau labia posterior adalah bagian
yang tampak.
Uterus retroflexi jika axis corpus uterus ke atas dan ke belakang
dihubungkan dengan axis cervix.
Dua kondisi ini (retroversi dan retroflexi) sering bersamaan, mungkin
saja mobile dan tanpa gejala-gejala seperti distensi vesica urinaria atau terjadi
perkembangan yang anomali. Pada kasus yang jarang, dapat terjadi karena
perlekatan, endometriosis atau tekanan tumor pada bagian depan uterus.
Hubungan
- Anterior : corpus berhubungan dengan excavatio vesicouterina dan terletak di
permukaan superior vesica urinaria atau dapat juga di atas
intestinum tenue. Cervix pada bagian atas vagina (portio
supravaginalis cervicis) berhubungan langsung dengan vesica
urinaria, hanya dipisahkan oleh jaringan ikat. Cervix pada bagian
bawah vagina (portio vaginalis cervicis) terdapat fornix anterior dan
bagian-bagian di depannya.
- Posterior : terdapat excavatio rectouterina (kantung Douglas) dengan
intestinum di dalamnya.
- Lateral : lig. latum (lig. broad) dan isinya; ureter terletak 12 mm lateral
terhadap portio supravaginalis cervicis.
Perdarahan
Arteri uterina (berasal dari a. iliaca interna) berjalan dalam dasar
ligamentum latum dan melintas di atas serta tepat menekuk pada ureter untuk
menuju uterus setinggi ostium internum, kemudian naik dan membelit uterus,
mensuplai corpus, dan beranastomosis dengan a. ovarica. Arteri uterina juga
memberi cabang descendens ke cervix dan cabang ke bagian atas vagina. Vena-
vena berjalan bersama-sama arteri dan mengalirkan ke v. iliaca interna, tetapi
juga berhubungan dengan plexus vena pelvis yaitu plexus venosus vaginalis dan
plexus venosus vesicalis.
Aliran Limfatik
1. Fundus bersama-sama dengan ovarium dan tuba uterina mengalir ke
sepanjang pembuluh limfe ovarica menuju nodus limfatikus aorticus,
sebagian dari beberapa kelenjar limfatik yang melintas sepanjang lig. teres
uteri menuju nodus limfatikus inguinalis.
2. Corpus mengalir melalui ligamentum latum menuju nodus limfatikus yang
terletak sepanjang a.v. iliaca externa.
3. Cervix mengalir ke tiga tempat: di lateral dalam lig. latum, menuju nodus
limfatikus iliaca externa; di postero-lateral sepanjang a.v. uterina menuju
nodus limfatikus iliaca interna; dan di posterior sepanjang lipatan
rectouterina menuju nodus limfatikus sacralis.
Selalu lakukan pemeriksaan nodus limfatikus inguinalis pada kecurigaan
carcinoma corpus uteri karena dapat terlibat dalam penyebarannya sepanjang
lig. latum.
Struktur
Corpus uteri ditutupi oleh peritoneum kecuali di anterior di atas vesica
urinaria pada isthmus uteri dan di lateral pada lig. latum. Otot dinding uterus
tebal dan serabutnya otot polosnya saling silang bercampur dengan jaringan ikat
fibroelastis.
Lapisan mukosa langsung melekat pada lapisan otot tanpa ada lapisan
submukosa. Mukosa corpus uteri adalah endometrium yang terdiri atas satu
lapisan sel-sel kubus bersilia membentuk glandula tubular sederhana yang
tenggelam ke dalam lapisan otot. Di bawah epitel ini terdapat stroma jaringan
ikat mengandung pembuluh darah dan sel stroma.
Epitel pada canalis cervicis adalah sel-sel kolumner yang membentuk
suatu rangkaian percabangan glandula yang rumit. Sekret cervix bersifat mukus
alkali yang membentuk plak serviks (cervical plug) bersifat protektif yang
mengisi canalis cervicis.
TUBA UTERINA (TUBA FALLOPI)
Tuba uterina berukuran kira-kira 10 cm (4 inci); terletak pada pinggir bebas lig.
latum dan membuka ke cornu uteri. Tuba uterina terbagi menjadi 4 bagian:
1. Infundibulum : berupa ekstremitas berbentuk tonjolan di luar lig. latum dan
membuka ke cavitas peritonealis melalui ostium. Mulut
infundibulum berbentuk fimbriae dan berada di atas ovarium
dimana satu fimbria panjang melekat pada ovarium (fimbria
ovarica).
2. Ampulla: lebar, berdinding tipis dan berlekuk.
3. Isthmus: sempit, berdinding tipis dan lurus.
4. Bagian interstitialis: bagian yang menembus dinding uterus.
Struktur
Mulai dari bagian interstitial, tuba uterina diselubungi peritoneum. Di
bawahnya terdapat lapisan otot polos serabut longitudinal pada lapisan luar dan
serabut sirkuler pada lapisan dalam.
Lapisan mukosa dibentuk oleh sel-sel kolumner, bersilia dan terletak pada
lipatan-lipatan longitudinal.
Ovum digerakkan menuju cavitas uteri sepanjang tuba uterina dengan
gerakan peristaltik dan sebagian oleh kerja silia.
OVARIUM
Ovarium berbentuk buah almond dengan panjang 4 cm (1,5 inci), dilekatkan
pada bagian belakang lig. latum oleh mesovarium. Ovarium memiliki dua
perlekatan yaitu lig. infundibulopelvicum yang dilalui arteri dan vena dan pembuluh
limfe dari sisi dinding pelvis, dan lig. ovarii proprium yang berjalan ke cornu uteri.
Hubungan
Ovarium umumnya dijelaskan terletak di sisi dinding pelvis pada fossa
ovarica dibatasi oleh a.v. iliaca externa di depannya dan ureter serta a.v. iliaca
interna di belakang dan juga mengandung n. obturatorius. Tetapi, ovarium secara
nyata bervariasi letaknya dan pada wanita normal sangat sering dijumpai menonjol
ke arah kantung Douglas (excavatio rectouterina).
Ovarium mirip testis, berkembang dari tonjolan genitalia kemudian turun ke
pelvis. Dengan cara yang sama testis juga demikian, oleh karena itu suplai
pembuluh darah dan aliran limfe arahnya berasal dari dinding posterior abdomen.
Perdarahan
Suplai darah dari a. ovarica yang berasal dari aorta pada tingkat a. renalis.
Vena ovarica di sisi kanan mengalirkan darah ke vena cava inferior dan v.
renalis sinistra di sisi kiri.
Aliran limfe berjalan ke nodus limfatikus aorticus pada tingkat a.v. renalis,
mengikuti aturan umum bahwa aliran limfe menyertai aliran vena dari suatu organ.
Suplai saraf berasal dari plexus aorticus (T-10).
Semua struktur di atas masuk ke ovarium melalui lig.infundibulopelvicum.
Struktur
Ovarium memiliki dua (2) lapis jaringan yaitu medulla (dibagian tengah,
mengandung jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf) dan cortex (bagian tepi,
mengandung epitel germinal/cikal bakal ovum dan berisi sel-sel folikel dalam
beberapa tingkat pertumbuhan). Ovarium tidak memiliki selubung peritoneum;
lapisan serosa berakhir pada perlekatan mesovarium. Perlekatan ini berisi jaringan
ikat stroma mengandung folikel dengan variasi tingkat fase perkembangan, folikel
De Graaf, corpus luteum dan corpus albicans.
Permukaan ovarium pada kanak-kanak diselubungi sel-sel berbentuk kubus
disebut epitel germinal. Folikel primordial diketahui berkembang dalam ovarium
pada kehidupan awal fetus dan tidak terjadi diferensiasi. Pada kehidupan dewasa,
epitel germinal tidak tampak lagi dan meninggalkan kapsula yang disebut tunica
albuginea.
Setelah menopause, ovarium mengecil dan mengkerut; pada usia tua folikel
tidak kelihatan lagi.
Fascia Endopelvis dan Ligamenta Pelvica
Fascia pelvis adalah terminologi terapan untuk jaringan ikat dasar pelvis
yang menutupi m. levator ani dan m. obturator internus. Fascia endopelvis adalah
jaringan extraperitonealis dari uterus (parametrium), vagina, vesica urinaria dan
rectum. Dalam fascia endopelvis terdapat tiga jaringan ikat penting yang
menyokong viscera pelvis dari dinding pelvis. Ketiga jaringan itu adalah:
1. Lig. cardinale (lig. transversocervicale, atau lig. Mackenrodt’s). Ligamentum ini
berjalan di lateral dari cervix uteri dan bagian atas vagina menuju sisi dinding
pelvis sepanjang batas perlekatan m. levator ani, disusun atas jaringan ikat
fibrosa putih dengan beberapa serabut otot polos dan ditembus pada bagian
atasnya oleh uterus.
2. Lig. uterosacralis, yang berjalan ke posterior dari aspek postero-lateral cervix
pada tingkat isthmus dan dari fornix lateral vagina profunda menuju lipatan
peritoneum uterosacralis pada batas-batas lateral kantung Douglas. Ligamentum
ini dilekatkan ke periosteum di anterior articulatio sacroiliaca dan bagian lateral
sacrum bagian ketiga.
3. Fascia pubocervicalis, meluas ke anterior dari lig. cardinale menuju os pubis di
sisi-sisi vesica urinaria untuk melakukan fungsi penyokong.
Ketiga ligamentum ini beraksi sebagai penyokong bagi cervix uteri dan
tabung vagina, dalam hubungannya dengan otot-otot elastis penting sebagai
penahannya yang dilakukan oleh m. levator ani. Jika terjadi prolapsus viscera,
ligamenta ini memanjang (dapat menjadi 15 cm=6 inci) dan beberapa operasi
perbaikan harus melibatkan ligamenta ini.
Dua
pasang ligamenta yang perlekatannya dari uterus:
1. Lig. latum (lig. broad) merupakan lipatan peritoneum yang menghubungkan
batas lateral uterus dengan sisi dinding pelvis pada masing-masing sisi. Uterus
dan lig. latum kemudian menyilang dasar pelvis dan membagi menjadi bagian
anterior yang berisi vesica urinaria, excavatio vesicouterina, dan bagian
posterior yang berisi rectum (kantung Dauglas=excavatio rectouterina).
Lig. latum mengandung:
- Tuba uterina pada ujung bebasnya
- Ovarium, dilekatkan oleh mesovarium menuju aspek posterior
- Lig. teres uteri (round ligament)
- Lig. ovarii proprium, menyilang dari ovarium menuju cornu uteri
- a.v. uterina dan cabang-cabang a.v. ovarica
- Pembuluh limfe dan serabut-serabut saraf
Ureter berjalan ke depan menuju vesica urinaria menuju ke ligamentum ini dan ke
lateral menuju fornix lateral vagina.
2. Lig. teres uteri, merupakan pita fibromuskular berjalan dari sudut lateral uterus
dalam lapisan lig. latum menuju anulus inguinalis profunda; kemudian melintasi
canalis inguinalis menuju labia majora. Lig. teres uteri bersama dengan lig.
ovarii proprium ekuivalen dengan gubernaculum testis pada pria dan
diperkirakan sebagai jalur gonad wanita, tetapi pada kenyataannya tidak ada
desensus ke labia majora (homolog dengan scrotum pada pria).
b. Fisiologi
i. Ovarium : bertanggung jawab terhadap produkdi sel benih perempuan yang
disebut ovum dan hormon seks perempuan yaitu esterogen dan progesteron.
ii. Tuba uterina: menerima ovum dari ovarium dan merupakan tempat
terjadinya fertilisasi (biasanya di ampulla). Tuna uterina menyediakan
makanan untuk ovum yang terfertilisasi dan membawa ovum yang terlah
terfertilisasi ke dalam cavitas uteri. Tuba uterina juga merupakan saluran
yang dilalui oleh spermatozoa untuk mencapai ovum.
iii. Uterus: tempat menerima, mempertahankan, dan memberi makan ovum
yang telah dibuahi.
iv. Vagina: saluran kelamin pada perempuan dan juga jalur eksresi untuk
menstruasi dan membentuk sebagian jalan lahir.
c. Histologi
i. Ovarium: permukaan ovarium ditutupi oleh sel yang disebut epitel germinal
atau germinativum yang menutupi sejenis jaringan ikat padat, yaitu tunica
albuginea. Di bawah tunica albuginea terdapat korteks ovarii. Di bagian
dalam terdapat pusat jaringan ovariun yang sangat vaskuler, yaitu medula
ovarium. Tidak ada batas tegas antara korteks dan medula, dan kedua bagian
ini menyatu. Korteks biasanya dipenuhi oleh folikel ovarium dalam berbagai
tahap perkembangan. Selain itu, mengkin terdapat korpus luteum yang besar
yang berasal dari folikel yang telah ovulasi, korpus albikans korpus luteum
yang berdegenerasi, dan folikel atretis yang berdegenerasi dalam berbagai
tahap perkembangan.
ii. Tuba uterina : banyaknya percabangan lipatan mukosa yang tinggi
membentuk lumen yang tidak teratur pada tuba uterina. Lumen itu meluas di
antara lipatan mukosa dan membentuk alur yang dalam. Epitel pelapisnya
adalah selapis silindris, dan lamina propria adalah jaringan ikat longgar yang
sangat vaskuler. Muskularis terdiri dari atas lapisan sirkuler bagian dalam
dan lapisan longitudinal bagian luar. Jaringan ikat interstitialnya banyak.
Serosa membentuk lapisan terluarnya.
iii. Uterus: dinding yterus memiliki 3 lapisan yaitu endometrium (epitel,
kelenjar-kelenjer uterina, lamina propria), miometrium (otor-otot polos), dan
perimetrium (serosa dan adventitia). Endometrium biasanya dibagi atau 2
lapisan yaitu stratum fungsionale (dilepaskan sebulan sekali selama
menstruasi) di dekat lumen dan stratum basale (regenerasi stratum
fungsionale baru) di bagian basal. Arteri uterina pada ligamentum latum
mempercabangkan arteri arcuata yang memasuki miometrium serta berjalan
melingakar, Pembuluh ini dibagi menjadi arteri yang berjalan lurus dan
berjalan berpilin memasuki endometrium. Arteri lurus memasok stratum
basale endometrium, dan arteri spiralis menuju lapisan permukaan (stratum
fungsionale) endometrium.
iv. Vagina : dindingnya berlipat dan terdiri atas mukosa (dalam), lapisan
muskuler (tengah), dan lapisan adventitia jaringan ikat (luar). Vaginan tidak
memiliki kelenjar pada bagian dindingnya. Liang vagina dilapisi epitel
berlapis gepeng dan dilumasi mukus yang dihasilkan kelenjar serviks.
Jaringan ikat fibroelastik longgar dan banyak pembuluh darah membentuk
lamina propria, dan serat otot polos menbentuk lapisan dari organ. Epitel
pelapis vagina tidak dilepaskan selama menstruasi.
2. Anamnesis:
a. Keluhan utama: abdominal discomfort.
i. Etiologi
Dapat disebabkan karena tekanan di sekitar strukrur massa,
torsi, rupture, hemorrhage, dan uterine bleeding
ii. Mekanisme :
b. Keluhan tambahan : Massa yang semakin membesar.
i. Etiologi
Beberapa proses penyakit, termasuk malignancies, infections, dan bowel
obstruction, dijumpai abdominal mass.
Abdominal aortic aneurysm.
Cholecystitis.
Colon cancer.
Crohn’s disease.
Diverticulitis.
Mrs. Dona, 36 thn
Ada massa yang membesar di lower abdomen sejak 5 tahun
Peningkatan tekanan di sekitar massa
Torsi dan rupture
Mengganggu organ2 sekitar
Abdominal discomfort
Gastric cancer.
Hepatomegaly.
Hernia.
Hydronephrosis.
Ovarian cyst.
Splenomegaly.
Uterine leiomyomas (fibroids).
ii. Mekanisme :
iii. Histopatologi
Tergantung jenis tumornya sehingga perlu dilakukan pemeriksaan biopsi
lebih dahulu untuk menentukannya.
a. Serous Ovarian Cyst
i. Bilateral
ii. Unilokuler
iii. Mengandung cairan berwarna kuning yang jernih.
iv. Epitel columner
v. Dapat ditemukan psamoma bodies
b. Mucinous Ovarian Cyst
i. Permukaan luar smooth (halus)
ii. Kista unilokuler atau dengan beberapa septa
Folikel tidak dapat melepaskan oosit
Cairan terap menumpuk tidak keluar
Kista
iii. Mengandung cairan yang kuning, jernih, dan kadang lengket
iv. Dinding tipis dan smooth
v. Ukuran enormous
vi. Epitel columnar dengan musin
vii. Identik dengan endoservik atau epitel intestinal.
viii. Bland stroma
Gambar 1. Serous Cystadenoma
Gambar 3. Mucinous Cystadenoma
3. Interpretasi hasil pemeriksaan fisik
PFx Hasil Interpretasi
Pemeriksaan
luar
Abdomen datar, lemas,
simetris
Fundus uteri tak teraba
Massa(+) diameter 8x8cm
Batas atas sepusat,BB:
sympisis, BKa : linea
parasternalis, BKi : linea
axilaris kiri
Nyeri tekan (-)
Permukaan rata mobile
Kistik
Tanda cairan bebas (-)
Normal, adanya tumor / abses /
pelebaran setempat lumen usus
membuat bentuk perut tidak
simetris
Normal
Constipation/inability to pass stool,
Ascites, Large or small bowel
obstruction,Soft tissue mass, Cyst,
Palpable gallbladder (Courvoisier's
sign)
Massa pada bagian kiri
Menunjukkan massa pada ovarium
kiri.
Normal, jika (+) berarti ada
kehamilan ektopik.
Kalau bernodul, indikasi keganasan.
Berisi cairan.
Normal, jika (+) berarti ada
kehamilan ektopik.
Inspekulo Portio tak livide
Terdorong ke kanan
OUE tertutup
Sondase AF 6 cm
Warna portio (mulut rahim)
merah→tidak hamil
Karena ada pembesaran massa di
sebelah kiri, normalnya di tengah.
Orifisium Uteri Eksterna normal
tertutup
Menunjukan besar dan arah uterus
antefleksi, normalnya 6-8 cm
Flour (-)
Fluxus (-)
Erosi (-)
Polip (-)
Laserasi (-)
normal, tidak terjadi infeksi.
Normal tidak ada aliran cairan
berupa darah.
Normal, tidak terjadi ulserasi kulit,
tidak ada infeksi.
Normal, Tidak ada pertumbuhan yg
menonjol dari selaput lender.
Normal, Tidak ada radang.
Vaginal
Toucher
Portio kenyal
OUE tertutup
Corpus uteri normal
Adneksa parametrium
kanan lemas
Adneksa parametrium kiri
teraba massa kistik,
diameter 8x8 cm,
mobile,permukaan rata,
cavum Douglas tidak
menonjol
Normal, jika keras berarti kanker,
kalau lunak berarti hamil.
Normal
Normal
Normal
Kistik=berupa cairan,tidak ganas;
mobile:tidak ada berlekatan,bukan
peradangan; bila permukaan
irregular dicurigai keganasan.
Normal, tidak ada penimbuna
cairan.
Rectal
Toucher
Tonus sfingter ani teraba
baik
Ampulla rekti teraba feses
Massa intra lumen (-)
Corpus uteri normal
Adneksa parametrium
kanan lemas
Normal,
Seharusnya dilakukan pengosongan
terlebih dahulu, pasien disuruh
BAK dan BAB terlebih dahulu.
Normal, tidak ada massa/tumor
pada saluran cerna.
Bukan berasal dari uterus
Ovarium kanan normal, kalau
tegang berarti ada metastase dari
kanker.
Adneksa parametrium kiri
teraba massa
kistik,mobile,permukaan
rata, cavum.
Douglas tidak menonjol
Kistik=berupa cairan,tidak ganas;
mobile:tidak ada berlekatan,bukan
peradangan; bila permukaan
irregular dicurigai keganasan.
Normal, tidak ada penimbunan
cairan.
4. Diagnosis Banding
a. Anamnesis: Kista Ovarium Jinak, Polip Endometrium, Hiperplasia
Endometrium, polip seviks, leiomioma, Ca Ovarian.
b. Pemeriksaan fisik: Kista ovarium jinak,leiomioma, Ca Ovari.
c. Pemeriksaan Penunjang: Kista Ovari Jinak, Leiomioma
Serous Ovarian
Cyst
Abdominal
Abcess
Kehamilan
ektopik
Mucinous
Ovarian Cyst
Ketidaknyamanan
abdominal
+ + + +
Demam - + - -
Nyeri - + + +
Mual dan Muntah - + + -
Gangguan
menstruasi
+/- - + +/-
BB berkurang - - - -
Hb ? ↓ N ?
Ureum N N ? N
Kreatinin N ↑/ N ? N
Kistik + - - +
Permukaan
mobile
+ - - +
Permukaan rata + - + +
Cairan + serosa + + (amnion) + (lengket
kental)
Hipoechoid + - - (bright
echoid)
+
Unilokuler + - - - (multilokuler)
+
Papil + - - ?
Septa ? - - +
CA 125 N/ TN - N N/TN
Takikardi - + +/- -
Massa + - + +
Bilateral + - + +
Penonjolan
umbilikus
- + ? -
Durasi 5 tahun + + - +
5. Interpretasi pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang Interpretasi
HB 10 g% ( Normal =
♀= 12-16 g %)
terjadi penurunan kadar Hb,Penurunan Hb terdapat pada
penderita anemia, kanker, penyakit ginjal, pemberian cairan
intravena yang berlebihan, dan penyakit hodkins. Dapat juga
disebabkan oleh obat-obatan, misalnya: antibiotika, aspirin,
antineoplastik (obat kanker), indometasin, sulfonamida,
primaquin, rifampin, dan trimetadion.
Ureum & kreatinin
normal (Ureum : 10-
50 mg/dl creatinin :
0,6-1,3 mg/dl)
fungsi ginjal baik
USG:
uterus sebesar interpretasi : tidak ada pembesaran jaringan, berarti massa tidak
berada pada uterus
normal
tampak massa kista,
hipoeckoic,berasal
dari ovarium
kiri,diameter 8,5-9
cm,papil (-),septa(-)
Hypoechoic = dalam ultrasonografi, mengeluarkan sedikit
gema; digunakan untuk jaringan atau struktur yang
memantulkan gelombang suara ultra yang relatif sedikit yang
ditujukan padanya.warnanya hitam, menunjukan massa berupa
cairan (cenderung jinak)
Unilocular = hanya mempunyai satu lokulus atau
kompartemen.
Bukan keganasan
Kesan kistoma ovarium kiri unilokuler nonpapiliferum
Indeks morfologi Tidak ganas,
Tumor marker
CA 125: 5
Normal,
Cancer antigen 125 (CA125) merupakan protein yang
mengekspresikan membran sel pada jaringan ovarium normal
dan karsinoma ovarium. CA 125 akan meningkat pada pasien
dengan kondisi benign dan malignant.
o A serum level of less than 35 U/mL is considered normal. In
some laboratories, the upper limit of normal may be lower
than this.
o While CA125 values are elevated in 85% of patients with
epithelial ovarian carcinomas, overall, the value is elevated
in only 50% of patients with stage I cancers confined to the
ovary. CA125 levels are also elevated in patients with some
benign conditions or other malignancies and in 6% of
healthy patients.
o The finding of an elevated CA125 level is most useful when
combined with an ultrasonographic investigation while
assessing a postmenopausal woman with an ovarian cyst.
Other tumor marker values may be elevated in patients with
neoplastic ovarian cysts. These markers include serum inhibin
in granulosa cell tumors, alpha-fetoprotein in endodermal sinus
tumors, lactic dehydrogenase in dysgerminomas, and alpha-
fetoprotein and beta-hCG in embryonal carcinomas
Diagnosis Kerja
KISTA OVARIUM
I. DEFINISI
Kista indung telur biasanya berupa kantong yang tidak bersifat kanker yang berisi
material cairan atau setengah cair. Tipe umum dari kista indung telur adalah kista
folikel, kista lutein, dan yang berkaitan dengan penyakit polisistik indung telur.
II. ETIOLOGI
1. Kista Folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai
saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai
respon terhadap hipersekresi folikel stimulation hormon (FSH) dan luteinizing
hormon (LH) normalnya ditemui saat menopause. Kista folikel timbul akibat
dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Kista folikel
berbentuk kecil sehingga biasanya tidak menimbulkan gejala apa-apa, kecuali
jika pecah atau terpelintir, dapat menimbulkan gejala terasa kaku dan sakit
hebat di daerah perut bagian bawah seperti serangan appendicitis (radang usus
buntu) .
2. Kista lutein, diantaranya adalah:
a. Kista granulosa lutein
Kista granulosa lutein terjadi dalam korpus luteum indung telur yang
fungsional. Kista ini bisa membesar, akibat dari penimbunan darah yang
berlebihan saat fase perdarahan dari siklus menstruasi dan bukan akibat dari
tumor. Kista ini timbul pada permulaan kehamilan dan diameternya bisa
mencapai 5-6 cm yang menyebabkan rasa tidak enak di daerah panggul.
Apabila pecah, terjadi pendarahan pada satu sisi rongga perut. Pada wanita
yang tidak hamil, kista ini akan membuat menstruasi terlambat yang diikuti
dengan perdarahan yang tidak teratur.
b. Kista theca lutein
Kista theca lutein berisi cairan bening dan berwarna seperti jerami.
Timbulnya kista theca lutein berkaitan dengan tumor indung telur dan terapi
hormon.
3. Penyakit polisistik indung telur, merupakan bagian dari sindrom Stein-
Leventhal dan merupakan induk dari abnormalitas endokrin. Kista ini
menyebabkan menurunnya siklus menstruasi dan terjadi ketidaksuburan
(infertilitas, yaitu ketidakmampuan memiliki anak setelah hubungan seksual
dengan teratur walaupun tidak menggunakan alat kontrasepsi dalam jangka
waktu paling tidak selama satu tahun). Penyakit polisistik indung telur juga
merupakan penyebab utama dari abnormalitas endokrin.
Pemeriksaan kista indung telur dilakukan berdasarkan gejala dan tanda-
tandanya. Pemeriksaan fisik dan beberapa jenis pemeriksaan laboratorium
dapat membantu diagnosis dari beberapa tipe kista. Untuk mengkonfirmasi tipe
kista indung telur, dokter akan melihat indung telur melalui ultrasound,
laparoskopi atau melaui operasi.
III. EPIDEMIOLOGI
Kista ovarium biasanya berukuran kecil (<5 cm), berkapsul dengan isi cairan.
Beberapa kista ovarium ini tidak menimbulkan gejala, dan dapat mengalami resolusi
spontan, tetapi ada yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak menyenangkan. Ada
beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada
wanita wanita yang mulai menopause.
Keganasan ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan
penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas
insidensi keganasan ovarium, rerata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-
15,3 per 100.000 populasi). Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah
12,5 kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991.
IV. FAKTOR RISIKO
1. Wanita dalam masa pubertas sampai menopause
2. Wanita hamil
3. Kista fungsional biasanya hanya mengenai wanita usia subur yang masih haid.
Kista non-fungsional/neoplastik dapat mengenai siapa saja, dari remaja yang
baru puber sampai ibu-ibu yang sudah menopause.
4. Perokok dimana perokok memiliki kemungkinan memiliki kista ovarium 2 kali
daripada yang bukan perokok
5. Memiliki endometriosis,pelvic inflammatory disease(PID) atau bulimia
6. Corpus luteum cyst dapat terjadi selama pemakaian clomiphene citrate(seperti
clomid atau serophene) untuk infertilitas
7. Riwayat keluarga dengan kista ovarium
V. MANIFESTASI KLINIS
1 Rasa sebah atau nyeri di perut
2 Pegal-pegal di pinggang dan paha
3 Anyang-anyangan (buang air kecil tidak tuntas)
4 Nyeri saat hubungan badan
5 Nyeri saat menstruasi
6 Perdarahan
7 Pusing, lemas dan mau pingsan
8 Kista indung telur kecil (seperti kista folikel) biasanya tidak menghasilkan
gejala, kecuali terjadi pecah atau terpuntir sehingga menyebabkan sakit perut,
distensi, dan kaku.
9 Kista yang besar atau kista jumlah banyak dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pada panggul, sakit pinggang, rasa sakit saat berhubungan
seksual, pendarahan uterus yang abnormal tidak sepenting pola gangguan
ovulasi.
10 Kista granulo_lutein, timbul pada permulaan kehamilan dan dapat diameternya
menjadi sebesar 5-6 cm dan menghasilkan rasa tidak enak di daerah panggul,
apabila pecah, terjadi pendarahan masif pada satu sisi rongga perut. Pada
wanita yang tidak hamil, kista ini akan membuat menstruasi terlambat diikuti
dengan perpanjangan dan pendarahan ireguler. Kista indung telur polisistik
juga menghasilkan tidak adanya menstruasi sekunder, penurunan siklus
menstruasi dan terjadi infertilitas.
11 Pada stadium awal dapat berupa gangguan haid, jika tumor sudah menekan
rektum atau kandung kemih mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat bersenggama.
12 Pada stadium lanjut, gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites
(penimbunan cairan dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak
perut), dan organ-organ di dalam rongga perut lainnya seperti usus dan hati.
Sebagian besar dari kista ovarium tidak memiliki symptom
Tidak nyeri
Kista ovarium dapat menyebabkan nyeri jika menekan jaringan di sekitarnya,rupture
atau berdarah.Nyeri juga dapat terjadi jika kista menyebabkan torsi pada tuba
falopi,gejala nyerinya meliputi :
Nyeri di pelvis yang konstant
Nyeri selama pergerakan usus
Nyeri pelvis setelah mulainya atau berakhirnya siklus menstruasi
Nyeri pelvis selama intercourse(dyspareunia)
Pendarahan rahim(siklus menstruasi berubah dari normal)
Lebih panjang dari siklus menstruasi
Lebih pendek dari siklus menstruasi
Tidak ada menstruasi
Menstruasi tidak teratur
Pembengkakan di perut
Rasa tidak nyaman di abdomen(merasa penuh atau berat),yang sebentar atau dapat
bertahan lama
Jika kista itu menekan bladder dapat menyebabkan sering BAK
Mual dan muntah
Nyeri di punggung bagian bawah dan di kaki bagian atas
Infertilitas
Histopatologi
Follicular cyst :
Folikelnya besar
Dindingnya tebal dilapisi sel interna : granulose, sel eksterna : theca interna
Secret di lumen (tinggi estrogen) : menyebabkan pubertas dini pada anak2 dan
menstruasi tidak teratur pada orang dewasa.
Unilokuler
<5 cm
Melepaskan gonadotropin yang tidak normal
Komplikasi : perdarahan peritoneal
Corpus luteum cyst :
Produksi progesteron persisten menyebabkan menstruasi yang tidak teratur.
Bila kista ruptur dapat menyebabkan perdarahan di abdominal
Unilokuler
3-5 cm
Dinding berwana kuning,mensekresikan bekuan darah
Terdapat banyak sel-sel ”luteinized granulosa”
Biasa terjadi remisi spontan
Endometriosis cyst (chocolate cyst)
Kista mengandung darah
Dinding kista : terdiri dari stroma dan sel epitel kolumnar
Patologi anatomi
Kista abnormal dapat memberi gambaran kantung dengan banyak ruang-ruang dan
terlihat pertumbuhan sel-sel yang menonjol dari dinding dalam kista. Ini membuat
permukaan kista menjadi bergerigi alias tidak mulus. Dan, tidak seperti kista
fungsional yang hanya terisi cairan, kista abnormal memperlihatkan campuran cairan
dan jaringan solid.
PATOFISIOLOGI KELUHAN
6. Penatalaksanaan dan pencegahan
a. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu
i. Watchful waiting
Hal ini mencakup monitoring secara teratur dengan ultrasound. Dilakukan jika
pasien tidak menunjukkan gejala dan pemeriksaan sebelumnya menunjukkan
simple cyst. Watchful waiting dilakukan selama satu hingga tiga bulan.
Tanpa pengobatan
Untuk wanita yang berada dalam masa reproduksi,tidak memiliki symptom dan
hasil USG menunjukkan kista berisi cairan dan tunggal(simple)
Dapat juga dilakukan pada wanita post-menopause dengan kista berisi cairan
dan diameternya kurang dari 2 cm
Memeriksa ulang dalam 1-3 bulan untuk menjalani USG pelvis untuk melihat
perubahan ukuran kista
ii. Birth control pills
Direkomendasikan untuk mereduksi peluang terjadinya kista baru yang
berkembang pada siklus menstruasi selanjutnya.
iii. Surgery
Terapi pembedahan atau pengangkatan kista dilakukan jika kista memiliki ukuran
yang besar, tidak fungsional, serta menimbulkan bermacam gejala.
Kista memerlukan tindakan operasi segera atas indikasi :
Kista berdiameter lebih besar dari 5 cm, dan telah diobservasi 6-8 minggu
tanpa ada pengecilan tumor.
Ada bagian padat dari dinding tumor.
Dinding tumor bagian dalam berjonjot.
Kista lebih besar dari 10 cm, ascites.
Tumor teraba pada usia premarche, atau postmenopause.
Dugaan terpelincir atau pecah.
Beberapa tanda-tanda yang mengarah ke kanker :
Pembengkakan perut yang cepat.
Teraba/terasa ada benjolan padat dalam perut.
Mual atau nyeri ulu hati yang tidak menghilang.
Hilang nafsu makan, berat badan menurun.
Perasaan nyeri di rongga panggul
Ada beberapa prosedur pembedahan kista yaitu :
Laparoscopy
Berguna untuk mengeluarkan kista yang lebih kecil(seukuran buah
plum)
Dua potongan kecil dibuat di abdomen bagian bawah dan udara
ditiupkan kedalam pelvis untuk mengangkat dinding abdomen dari
organ-organ didalamnya,kemudian sebuah laparoscope(mikroskop
berbentuk pipa kecil dan berlampu)dimasukkan kedalam abdomen
sehingga kita dapat melihat organ-organ didalamnya.Lalu dengan
menggunakan pisau kecil yang melekat pada laparoscope dibuatlah
robekan kecil dalam kista untuk mengalirkan airnya keluar.
Cystectomy
Mengeluarkan kista dari ovarium
Berguna bagi wanita yang masih ingin mempunyai anak
Pemindahan kista tanpa memindahkan ovarium
Oophorectomy
o Mengeluarkan kista dengan cara mengangkat ovarium
o Pasien tetap dapat memiliki anak karena hanya ovarium yang berkista
yang diangkat,namun bila diangkat dua-duanya maka pasien tidak
memiliki anak,dan pasien diberikan terapi estrogen(HRT)
Hysterectomy : Operasi eksisi seluruh uterus, dilakukan melalui dinding
abdominal ataupun vagina
Berdasarkan tipe kista
Fungtional cyst
Watchful waiting adalah pengobatan yang dipilih
Pasien kembali setelah 2 kali siklus menstruasi untuk pemeriksaan pelvis dan
USG lagi
Apabila kista masih ada,dan tumbuh(>2 inci)dilakukan laparoscopy,setelah
kista hilang dapat diberikan pilKB untuk mencegah terbentuknya kista kembali
Polycystic ovaries
Gejala utama adalah infertilitas
Jika pasien ingin hamil lagi maka diberikan clornid untuk merangsang
ovulasi,jika tidak ingin hamil lagi diberikan provera yang akan mengembalikan
aliran menstruasi
Endometrial cysts, cystadenomas dan dermoid cysts
Treatmentnya adalah dilakukan pembedahan
Jika kista cukup kecil maka dapat dikeluarkan via laparoscopy namun bila
diatas 2,5 inchi maka prosedurnya :
Ovarian cystectomy : Mengeluarkan kista
Partial oophorectomy : mengeluarkan kista dan sebagian dari
ovarium
Salpingo-oophorectomy : mengeluarkan kista,ovary dan tuba
falopi.Prosedur ini dikerjakan bergantung pada ukuran kista dan
komplikasi seperti pendarahan,rupture
Total abdominal hysterectomy dengan bilateral salpingi
oophorectomy : mengeluarkan kista,kedua ovarium,tuba falopi dan
uterus.Prosedur ini digunakan jika mengarah pada kanker
Non medikamentosa
Mengurangi kafein dan alkohol
Mngurangi konsumsi gula
Meningkatkan konsumsi makanan yang kaya vitamin A dan carotenoid(seperti
wortel,tomat dan sayuran hijau)
Meningkatkan konsumsi makanan yang kaya vitamin B seperti gandum
b. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah
i. Pemeriksaan pelvis secara teratur untuk melihat adakah perubahan terhadap
ovarium serrta untuk mendiagnosis lebih awal
ii. Perhatikan adakah perubahan dalam siklus menstruasi yang tidak biasanya.
iii. Jika telah terdapat kista yang fungsional dapat diberikan birth control pills untuk
mencegah berkembangnya kista baru.
7. Prognosis
William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan :
Prognisis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa
ovarium atau di ovarium kontralateral.
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat
terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam
stadium akhir.
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9% untuk
stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV.
Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma sel
skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.
Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal memiliki
prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan dengan
prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor nondisgerminoma.
Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang rendah mempunyai sifat
yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian yang tinggi. Secara
keseluruhan angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah 86.2%
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium diantaranya :
Torsi
Ruptur
Perdarahan
Menjadi Keganansan : Potensi kistadenoma ovarium jinak menjadi ganas sudah
dipostulasikan, kista dermoid dan endometriosis dapat berubah menjadi ganas, akan
tetapi dalam persentase yang relative sedikit.
8. Kompetensi sebagai dokter umum hanya untuk mendiagnosis saja, untuk penatalaksanaan
harus dirujuk ke dokter yang lebih berkompeten, dalam hal ini adalah dokter spesialis
obstetric dan ginekologi.
DIRUJUK JIKA
a. Kista cepat membesar.
b. Kista pada usia remaja atau pascamenopause.
c. Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan.
d. Kista dengan bagian padat.
e. Tumor pada ovarium.
f. Pembesaran perut yang cepat, teraba/terasa ada benjolan padat dalam
perut, mual atau nyeri ulu hati yang tidak menghilang, hilang nafsu
makan, berat badan menurun dan perasaan nyeri di rongga panggul.