Kia Ora Assalaam alaikum Ayubowan Annyong haseyo Dobar dan Ni hau ma Konnichiwa Talofa Namaste
KIA Polihidramnion Dan Presbo
-
Upload
yovan-prakosa -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of KIA Polihidramnion Dan Presbo
-
7/28/2019 KIA Polihidramnion Dan Presbo
1/13
LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)
F3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
ANTENATAL CARE(ANC) PADA KEHAMILAN DENGAN
POLIHIDRAMNION DAN PRESBO
OLEH:
Dr. YOVAN INDRA BAYU PRAKOSA
PUSKESMAS DHARMA RINI TEMANGGUNG
-
7/28/2019 KIA Polihidramnion Dan Presbo
2/13
(Periode 11 Maret 2013 11 Juli 2013)
BAB I
LATAR BELAKANG
Cairan amnion mempunyai peranan penting dalam menunjang proses kehamilan dan
persalinan. Di sepanjang kehamilan normal. Kompartemen dari cairan amnion menyediakan
ruang bagi janin untuk tumbuh bergerak dan berkembang. Tanpa cairan amnion rahim akan
mengerut dan menekan janin. Menjelang pertengahan kehamilan cairan amnion menjadi
semakin penting untuk perkembangan dan pertumbuhan janin, antara lain perkembangan
paru-parunya, bila tidak ada cairan amnion yang memadai selama pertengahan kehamilan
janin akan sering disertai hipoplasia paru dan berlanjut pada kematian. Selain itu cairan ini
juga mempunyai peran protektif pada janin. Cairan ini mengandung agen-agen anti bakteria
dan bekerja menghambat pertumbuhan bakteri yang memiliki potensi patogen. Volume
cairan ketuban yang normal bervariasi.(Hacker, 1992; Cunningham et al, 2001)
Volume rata-rata meningkat dengan usia kehamilan, memuncak sampai 800-1000 ml,
yang bertepatan dengan usia kehamilan 36-37 minggu. Peningkatan abnormal dari cairan
ketuban, polihidramnion, dapat memperlihatkan suatu anomali janin yang mungkin terjadi.
Pada kehamilan yang dipengaruhi oleh polihidramnion, sekitar 20% dari neonatus lahir
dengan anomali kongenital, sehingga proses persalinan pada bayi tersebut lebih dipilih
dengan perawatan yang lebih intensif. (Brian, 2011)
Penelitian menunjukkan adanya peningkatan risiko anomali janin yang terkait dalam
bentuk yang lebih parah akibat polihidramnion. Dalam tahun 1990, 20% kasus
polihidramnion mengakibatkan anomali janin, termasuk masalah sistem gastrointestinal
(40%), SSP (26%), sistem kardiovaskular (22%), atau sistem genitourinari (13%). Pada
kasus-kasus polihidramnion tersebut, 7,5% terjadi pada kehamilan multipel, 5% karena
diabetes pada ibu, dan 8,5% sisanya karena penyebab lain. Namun, setidaknya 50% dari
pasien tidak memiliki faktor risiko yang terkait. (Brian, 2011)
Perawatan antenatal diharapkan dapat menemukan kasus-kasus kehamilan dengan
risiko tinggi sesegera mungkin sehingga dapat menekan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi yang diakibatkan kehamilan patologis tersebut.
2
-
7/28/2019 KIA Polihidramnion Dan Presbo
3/13
BAB II
PERMASALAHAN
Nama : Ny. AM
Umur : 30 tahun
Alamat : Bendan RT 04 RW 04 Mudal Temanggung
Status : Menikah
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suami : Tn. M
Umur : 34 tahun
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Buruh
Waktu Pemeriksaan : 10 April 2013
ANAMNESIS
Anamnesis Umum
Riwayat Obstetri : G3 P2 A0
Riwayat kehamilan sekarang
- Haid : teratur, siklus 30 hari, lamanya 5-7 hari
- HPHT : Ibu lupa tanggal pastinya, perkiraan tanggal 2 Agustus 2012
- HPL : 9 Mei 2013
- Gerakan anak dirasakan: aktif
- BAK dan BAB : tidak ada keluhan
Riwayat Sosial Ekonomi : Status ekonomi pasien termasuk menengah ke bawah, saat
kehamilan dan persalinan ini menggunakan jampersal.
Riwayat gizi : TB: 155 cm, BB: 70 kg, LLA: 30 cm
RPD : Riwayat diabetes mellitus (disangkal)
Anamnesis Khusus
Keluhan Utama : Periksa kehamilan.
Riwayat Perjalanan Penyakit : Pasien datang untuk periksa kehamilan rutin. Dari
pemeriksaan antenatal oleh bidan desa, dikatakan bahwa jika sesuai HPHT maka usia
kehamilan saat ini 35 minggu 6 hari, namun pada pemeriksaan posisi janin sulit untuk dinilai,
mungkin karena air ketubannya terlalu banyak. Untuk kondisi janin dikatakan saat itu denyut
3
-
7/28/2019 KIA Polihidramnion Dan Presbo
4/13
jantungnya masih bagus. Menurut pasien, kedua kehamilannya sebelum ini juga didiagnosis
air ketuban berlebihan.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : baik, tidak anemis
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah: 120/70 mmHg, Nadi: 88 x/, Frekuensi pernafasan: 22 x/, Suhu: 36,8oC
Berat badan : 70 kg
Tinggi badan : 155 cm
Konjunctiva palpebra pucat : (-), Sklera ikterik : (-), Jantung : gallop (-), murmur (-)
Paru-paru : bising nafas vesikuler (N), wheezing (-), ronkhi (-)
Hati dan lien : sulit dinilai, Edema pretibia : (-), Varises : (-)
Status Obstetri
Pemeriksaan luar: Tanggal : 10 April 2013 pukul 09.00 WIB Tinggi fundus uteri 18 cm,
palpasi sulit untuk dinilai. Detak jantung janin 152 kali/menit. Lingkar perut 107 cm
Pemeriksaan dalam vagina : Tidak dilakukan, Pemeriksaan inspekulo : Tidak dilakukan.
DIAGNOSA KERJA
G3 P2 A0 suspek polihidramnion dan letak sungsang.
PELAKSANAAN
1. KIE ibu untuk meneruskan pemberian nutrisi yang baik.
2. Edukasi ibu tentang kemungkinan adanya cairan ketuban berlebihan pada kehamilan ini.
3. Pemberian multivitamin ibu hamil.
4. Merujuk ke dokter ahli kandungan untuk konfirmasi usia kehamilan dan jumlah air
ketuban.
4
-
7/28/2019 KIA Polihidramnion Dan Presbo
5/13
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
A. POLIHIDRAMNION
1. Definisi (Mochtar, 2004)
Polihidramnion (hidramnion) adalah kondisi medis pada kehamilan berupa kelebihan
cairan ketuban dalam kantung ketuban. Hal ini biasanya didiagnosis jika indeks cairan
amnion (AFI) dari pemeriksaan USG lebih besar dari 20 cm (20 cm). Di mana
volume dari air ketuban > 2000 ml.
2. Etiologi (Brian, 2011)
Kehamilan kembar dengan sindrom transfusi antar janin kembar (peningkatan
cairan ketuban pada janin kembar penerima dan penurunan cairan ketuban pada
janin kembar pendonor) atau kehamilan multipel.
Anomali janin, termasuk atresia esofagus (biasanya berhubungan dengan fistula
trakeoesofageal), atresia duodenum, dan atresia usus lainnya.
Kelainan SSP dan penyakit neuromuskuler yang menyebabkan disfungsi menelan.
Anomali irama jantung kongenital terkait dengan hidrops, perdarahan janin ke ibu,dan infeksi parvovirus.
Diabetes mellitus tidak terkontrol pada ibu.
Kelainan kromosom, trisomi 21 yang paling umum, diikuti dengan trisomi 18 dan
trisomi 13.
Sindrom akinesia janin dengan tidak adanya proses menelan pada janin.
3. Diagnosis (Brian, 2011; Mayo, 2011)
a) Anamnesis
5
-
7/28/2019 KIA Polihidramnion Dan Presbo
6/13
b) Pemeriksaan Fisik (Obstetrik)
Pada inspeksi memperlihatkan rahim yang cepat membesar pada ibu hamil.
Pada palpasi: perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada dinding
perut valva dan tungkai; fundus uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilansesungguhnya; bagian-bagian janin sukar dikenali karena banyaknya cairan;
pada letak kepala, kepala janin bisa diraba, maka ballotement jelas sekali;
karena bebasnya janin bergerak dan kepala tidak terfiksir, maka dapat terjadi
kesalahan-kesalahan letak janin.
Pada auskultasi denyut jantung janin tidak terdengar atau jika terdengar sangat
halus sekali.
c) Pemeriksaan Penunjang Laboratorium
1) Tes toleransi glukosa untuk ibu yang dengan diabetes mellitus tipe 2.
2) Tes hidrops janin: Jika adanya hidrops janin, imunologi dan infeksi janin
harus diselidiki.
3) Karyotyping janin untuk trisomi 21, 13 dan 18.
USG
1) Nampak bayangan terselubung kabur karena banyaknya cairan.
Polihidramnion didefinisikan sebagai AFI lebih dari 24 cm atau kantong
tunggal cairan minimal 8 cm yang menghasilkan volume cairan total lebih
dari 2.000 mL.
2) Foto rontgen pada hidramnion (tidak rutin dilakukan) berguna untuk
diagnosa dan untuk menentukan etiologi, seperti anomali kongenital
(anensefali atau gemelli).
4. Penatalaksanaana) Waktu hamil
1) Hidromnion ringan jarang diberi terapi klinis, cukup diobservasi dan berikan
terapi simptomatis
2) Pada hidramnion yang berat dengan keluhan-keluhan, harus dirawat dirumah
sakit untuk istirahat sempurna. Berikan diet rendah garam. Obat-obatan yang
dipakai adalah sedativa dan obat duresis. Bila sesak hebat sekali disertai
sianosis, lakukan pungsi abdominal pada bawah umbilikus. Dalam satu hari
dikeluarkan 500cc per jam sampai keluhan berkurang. Jika cairan dikeluarkan
6
-
7/28/2019 KIA Polihidramnion Dan Presbo
7/13
dikhawatirkan terjadi his dan solutio plasenta, apalagi bila anak belum viable.
Komplikasi pungsi dapat berupa : a) Timbul his b) Trauma pada janin c)
Terkenanya rongga-rongga dalam perut oleh tusukan d) Infeksi serta syok bila
sewaktu melakukan aspirasi keluar darah, umpamanya janin mengenai
plasenta, maka pungsi harus dihentikan.
3) Scan ultrasound serial harus dilakukan untuk memantau AFI dan monitor
pertumbuhan janin.
4) Steroid intramuskular harus diberikan kepada ibu pada antenatal jika
dipertimbangkan untuk dilakukannya persalinan prematur. Hal ini membantu
untuk meningkatkan kematangan paru-paru.
5) Jika didiagnosis adanya diabetes kehamilan, kontrol glikemik yang ketat harus
dipertahankan. Hal ini biasanya dilakukan dengan manipulasi diet dan insulin
jarang dibutuhkan.
6) Indometacin adalah obat pilihan untuk pengobatan medis polihidramnion. Hal
ini sangat efektif, terutama dalam kasus dimana kondisi ini terkait dengan
peningkatan produksi urin janin. Mekanisme aksi menjadi efek pada produksi
urin oleh ginjal janin, mungkin dengan meningkatkan efek dari vasopresin. Hal
ini tidak efektif dalam kasus di mana penyebab yang mendasari adalah penyakit
neuromuskuler yang mempengaruhi proses menelan janin, atau hidrosefalus.
Tapi hal ini merupakan kontraindikasi pada sindrom kembar-ke-kembar atau
setelah 35 minggu, karena efek samping yang ditimbulkan lebih besar daripada
manfaat dalam kasus ini.
b) Waktu partus
1) Bila tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap kita menunggu
2) Bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis maka lakukan pungsi
transvaginal melalui serviks bila sudah ada pembukaan. Dengan memakai
jarum pungsi tusuklah ketuban pada beberapa tempat, lalu air ketuban akan
keluar pelan-pelan.
3) Bila sewaktu pemeriksaan dalam, ketuban tiba-tiba pecah, maka untuk
menghalangi air ketuban mengalir keluar dengan deras, masukkan tinju ke
dalam vagina sebagai tampon beberapa lama supaya air ketuban keluar pelan-
pelan. Maksud semua ini adalah supaya tidak terjadi solutio plasenta, syok
karena tiba-tiba perut menjadi kosong atau perdarahan post partum karena
atonia uteri.
7
-
7/28/2019 KIA Polihidramnion Dan Presbo
8/13
c) Post partum
1) Harus hati-hati akan terjadinya perdarahan post partum, jadi sebaiknya lakukan
pemeriksaan golongan darah dan Hb serta sediakan obat uterotonika dan
transfusi darah bila diperlukan.
2) Untuk berjaga-jaga pasanglah infus untuk pertolongan perdarahan post partum.
3) Jika perdarahan banyak, dan keadaan ibu setelah partus lemah, maka untuk
menghindari infeksi berikan antibiotika yang cukup.
B. PRESBO (Wiknjosastro, 2002; Cunningham, 2001; Fischer, 2005)
1. Definisi
Presentasi bokong merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
2. EtiologiFaktorfaktor yang memegang peranan dalam terjadinya presentasi bokong di
antarnya ialah: usia kehamilan, multiparitas, gemelli, hidramnion, oligohidramnion,
hidrosefalus, anensefalus, presentasi bokong sebelumnya, anomali uterus, tumor
dalam panggul, juga pada plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri.
3. Perawatan antenatal pada presentasi bokong
a) Pada Primigravida:
Pada usia kehamilan 30-32 minggu, dapat dianjurkan untuk melakukan knee
chest position selama 10 menit, sebanyak 3 kali sehari. Pasien diminta datang
kembali 2 minggu kemudian
Pada usia kehamilan 34-36 minggu, bisa dicoba untuk melakukan versi luar,
dengan syarat: (1) ketuban belum pecah (2) janin belum masuk pintu atas
panggul, (3) tersedia fasilitas kamar operasi darurat jika terjadi gawat janin dan
seksio sesarea harus segera dilakukan.
b) Pada Multigravida:
8
-
7/28/2019 KIA Polihidramnion Dan Presbo
9/13
Pada usia kehamilan 32-34 minggu, dapat dianjurkan untuk melakukan knee
chest position selama 10 menit, sebanyak 3 kali sehari. Pasien diminta datang
kembali 2 minggu kemudian
Pada usia kehamilan 36-38 minggu, bisa dicoba untuk melakukan versi luar,dengan syarat seperti di atas.
4. Komplikasi
a) Bagi Ibu
Robekan pada perineum lebih besar.
Ketuban lebih cepat pecah.
Partus lebih lama.
Mudah terkena infeksi.
b) Bagi Anak
Gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong dan perut lahir.
Tali pusat terjepit antara kepala dan panggul.
Asfiksia
Oleh karena itu setelah pusat lahir, supaya janin hidup, harus dilahirkan dalam
waktu maksimal 8 menit.
C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
1. KIE ibu tentang kehamilan yang sekarang dan segala risiko komplikasi yang mungkin
terjadi.
2. Anjuran untuk pemeriksaan laboratorium, khususnya untuk screening penyakit
diabetes mellitus.
3. Rutin memeriksakan kehamilan di bidan. ANC tiap 2 minggu.
4. Pemeriksaan USG untuk memastikan diagnosis polihidramnion dan kepastian usia
kehamilan.
5. Intervensi untuk polihidramnion dan presbo.
9
-
7/28/2019 KIA Polihidramnion Dan Presbo
10/13
BAB IV
PELAKSANAAN
Hasil jawaban rujukan dari dokter ahli kandungan pada tanggal 11 April 2013 adalah
sebagai berikut:
Pada pemeriksaan USG didapatkan hasil:
Kehamilan tunggal dan hidup.
Letak : sungsang
Usia kehamilan : UK 29 minggu
Plasenta : di corpus uteri anterior grade II
Air ketuban : cukup banyak, AFI = 22,8 cm
TBJ : 1316 gram
HPL : 27 Juni 2013
Saran
1. Posisi knee chest(nungging)
2. ANC tiap 2 minggu di bidan
3. USG ulang 1 bulan lagi untuk memonitor jumlah air ketuban
10
-
7/28/2019 KIA Polihidramnion Dan Presbo
11/13
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
Pemeriksaan antenatal lanjutan tanggal 3 Mei 2013 didapatkan hasil:
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Periksa kehamilan
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : baik, tidak anemis
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi: 80 x/, Frekuensi pernafasan: 22 x/, Suhu: 36,8oC
Berat badan : 70 kg
Tinggi badan : 155 cm
Konjunctiva palpebra pucat : (-), Sklera ikterik : (-), Jantung : gallop (-), murmur (-)
Paru-paru : bising nafas vesikuler (N), wheezing (-), ronkhi (-)
Hati dan lien : sulit dinilai, Edema pretibia : (-), Varises : (-)
Status Obstetri
Pemeriksaan luar: Tanggal : 3 Mei 2013 pukul 09.00 WIB Tinggi fundus uteri 26 cm,
memanjang, puki dengan bagian terbawah kepala. Detak jantung janin 148 kali/menit.
Lingkar perut 108 cm.
Pemeriksaan dalam vagina : Tidak dilakukan, Pemeriksaan inspekulo : Tidak dilakukan.
DIAGNOSA KERJA
G3 P2 A0 UK 32 minggu dengan polihidramnion
MONITORING
1. USG 1 minggu lagi untuk memonitor jumlah air ketuban.
2. Pengukuran lingkar perut berkala.
3. ANC tiap 2 minggu.
11
-
7/28/2019 KIA Polihidramnion Dan Presbo
12/13
DAFTAR PUSTAKA
Hacker and Mooree. 1992.Essensial Obstetric and Gynaecologi .2/e. Philadelpia: WB
saunders company.
Cunningham FG, MacDonald PC, Leveno KJ, Gillstrap LC. 2001. Williams Obstetrics. 21ed
Connecticut: Appleton and Lange.
Brian S Carter, MD, FAAP. 2011.Pediatric Polyhydramnios. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/975821
Mochtar R. 2004. Sinopsis obstetrik, Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Mayo Clinic Staff. 2011.Polyhydramnios. Available at URL:http://www.mayoclinic.com/health/polyhydramnios
Wiknjosastro H. 2002.Persalinan Sungsangdalam Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka, pp: 104-22.
Fischer M. 2005.Breech Presentation: Instant Access to Minds of Medicine. Diakses dari
http://www.emedicine.com/emerg/topic3272.htm
12
http://emedicine.medscape.com/article/975821http://www.mayoclinic.com/health/polyhydramnioshttp://www.emedicine.com/emerg/topic3272.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/975821http://www.mayoclinic.com/health/polyhydramnioshttp://www.emedicine.com/emerg/topic3272.htm -
7/28/2019 KIA Polihidramnion Dan Presbo
13/13
FEEDBACK / KOMENTAR
Mengetahui Temanggung, Mei 2013
Dokter Pendamping, Dokter Internsip,
dr. Novelia Dian Trenggonowati dr. Yovan Indra Bayu Prakosa
NIP. 19621104 199010 2 001
13