Kerangka Acuan Philanthropy Learning Forum 18 ... PLF 18 (Fikih...Acara ini juga dimaksudkan sebagai...

4
Jl. Gunung Sahari VI No. 38 RT 007/ RW 005 Kel. Gunung Sahari Utara, Kec. Sawah Besar Jakarta Pusat. 10720 Phone: +6221 628 7454 I Fax: +6221 629 6255 Email: [email protected] www.filantropi.or.id Kerangka Acuan Philanthropy Learning Forum 18 Merumuskan Fiqih Zakat on SDGs Rabu, 26 Juli 2017 LATAR BELAKANG SDGs (Sustainable Development Goals) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) merupakan seperangkat tujuan universal, target dan indikator dari agenda pembangunan yang disepakati di tingkat global. SDGs diharapkan dapat menanggulangi berbagai masalah global, termasuk menghapuskan kemiskinan dan kelaparan, memajukan kesehatan dan pendidikan, membangun kota-kota secara berkelanjutan, memerangi perubahan iklim serta melindungi lautan dan hutan. Kerangka SDGs telah dikembangkan selama tiga tahun melalui proses konsultasi yang luas dan inklusif dengan beragam pemangku kepentingan di pemerintahan, masyarakat sipil dan sektor swasta. SDGs didukung oleh 193 negara anggota PBB dan digunakan untuk membingkai rencana pembangunan nasional negara-negara di seluruh dunia selama 15 tahun ke depan. Sebagai bagian dari lembaga filantropi di Indonesia, BAZIS (Badan Amil Zakat Infaq dan Sedekah) dan LAZIS (Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah) bisa berkontribusi dalam pencapaian SDGs melalui pengembangan berbagai program yang sudah dilakukan. Zakat bisa menjadi sumber daya alternatif dalam mendukung pencapaian SDGs dengan mengedepankan pendekatan yang inklusif dan program yang strategis, berorientasi jangka panjang dan berkelanjutan. Sementara itu, SDGs dapat digunakan sebagai alaut ukur dan menjadi panduan program-program pemberdayaan yang dilakukan oleh berbagai lembaga pengelola zakat. Selama ini potensi zakat belum dapat digunakan secara maksimal dan sebagian besar masih didayagunakan untuk kegiatan penyantunan dan pelayanan sosial. Potensi zakat untuk menyukseskan SDGs di Indonesia sangat besar, mengingat bahwa mayoritas warganya adalah umat Islam dengan tingkat kesadaran berzakat yang cukup tinggi. Potensi zakat indonesia juga cukup besar (diperkirakan Rp 200 triliun), meski realisasi penggalangannya secara terorganisir baru mencapai 5 triliun per tahun. Untuk mengembangkan potensi zakat ini, secara khusus, pemerintah mendirikan lembaga nonstruktural bernama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang diberikan wewenang untuk melakukan pengelolan zakat secara nasional. Pemerintah juga mendorong dan memfasilitasi keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan zakat melalui Lembaga Amil Zakat (LAZIS).

Transcript of Kerangka Acuan Philanthropy Learning Forum 18 ... PLF 18 (Fikih...Acara ini juga dimaksudkan sebagai...

Page 1: Kerangka Acuan Philanthropy Learning Forum 18 ... PLF 18 (Fikih...Acara ini juga dimaksudkan sebagai ajang halal bi halal antara pengurus Filantropi Indonesia dan BAZNAS dengan anggota,

Jl. Gunung Sahari VI No. 38 RT 007/ RW 005 Kel. Gunung Sahari Utara, Kec. Sawah Besar Jakarta Pusat. 10720 Phone: +6221 628 7454 I Fax: +6221 629 6255

Email: [email protected] www.filantropi.or.id

Kerangka Acuan Philanthropy Learning Forum 18

Merumuskan Fiqih Zakat on SDGs Rabu, 26 Juli 2017

LATAR BELAKANG

SDGs (Sustainable Development Goals) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) merupakan seperangkat tujuan universal, target dan indikator dari agenda pembangunan yang disepakati di tingkat global. SDGs diharapkan dapat menanggulangi berbagai masalah global, termasuk menghapuskan kemiskinan dan kelaparan, memajukan kesehatan dan pendidikan, membangun kota-kota secara berkelanjutan, memerangi perubahan iklim serta melindungi lautan dan hutan. Kerangka SDGs telah dikembangkan selama tiga tahun melalui proses konsultasi yang luas dan inklusif dengan beragam pemangku kepentingan di pemerintahan, masyarakat sipil dan sektor swasta. SDGs didukung oleh 193 negara anggota PBB dan digunakan untuk membingkai rencana pembangunan nasional negara-negara di seluruh dunia selama 15 tahun ke depan.

Sebagai bagian dari lembaga filantropi di Indonesia, BAZIS (Badan Amil Zakat Infaq dan Sedekah) dan LAZIS (Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah) bisa berkontribusi dalam pencapaian SDGs melalui pengembangan berbagai program yang sudah dilakukan. Zakat bisa menjadi sumber daya alternatif dalam mendukung pencapaian SDGs dengan mengedepankan pendekatan yang inklusif dan program yang strategis, berorientasi jangka panjang dan berkelanjutan. Sementara itu, SDGs dapat digunakan sebagai alaut ukur dan menjadi panduan program-program pemberdayaan yang dilakukan oleh berbagai lembaga pengelola zakat. Selama ini potensi zakat belum dapat digunakan secara maksimal dan sebagian besar masih didayagunakan untuk kegiatan penyantunan dan pelayanan sosial.

Potensi zakat untuk menyukseskan SDGs di Indonesia sangat besar, mengingat bahwa mayoritas warganya adalah umat Islam dengan tingkat kesadaran berzakat yang cukup tinggi. Potensi zakat indonesia juga cukup besar (diperkirakan Rp 200 triliun), meski realisasi penggalangannya secara terorganisir baru mencapai 5 triliun per tahun. Untuk mengembangkan potensi zakat ini, secara khusus, pemerintah mendirikan lembaga nonstruktural bernama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang diberikan wewenang untuk melakukan pengelolan zakat secara nasional. Pemerintah juga mendorong dan memfasilitasi keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan zakat melalui Lembaga Amil Zakat (LAZIS).

Page 2: Kerangka Acuan Philanthropy Learning Forum 18 ... PLF 18 (Fikih...Acara ini juga dimaksudkan sebagai ajang halal bi halal antara pengurus Filantropi Indonesia dan BAZNAS dengan anggota,

Jl. Gunung Sahari VI No. 38 RT 007/ RW 005 Kel. Gunung Sahari Utara, Kec. Sawah Besar Jakarta Pusat. 10720 Phone: +6221 628 7454 I Fax: +6221 629 6255

Email: [email protected] www.filantropi.or.id

Zakat dan SDGs akan dapat bersenergi karena keduanya memiliki tujuan yang sama. Dari ke-17 point SDGs, secara garis besar gerakan zakat berfokus pada 11 isu yaitu pemberantasan kemiskinan, menghapusan kelaparan, peningkatan kualitas kesehatan, pemberian pendidikan yang layak, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi, energi, pertumbuhan ekonomi, mengurangi kesenjangan, perubahan iklim, dan kemitraan. Pemerintah dan ulama juga juga mendukung pendayagunaan zakat untuk mendukung pencapaian SDGs. Hal ini tergambar dari salah satu fatwa Majelis Ulama Indoensia (MUI) yang menyatakan bahwa harta zakat, infaq, sedekah, dan wakaf dapat didayagunakan untuk pembangunan sarana air bersih dan sanitasi, sebagai salah satu tujuan SDGs

Namun, Membicarakan zakat dalam konteks SDGs tidak hanya sekadar mendiskusikan tentang kontribusi zakat bagi kesuksesan SDGs dalam hal sumber daya, tetapi juga tentang bagaimana cara membangun gagasan serta platfrom pengelolaan gerakan zakat dalam pengentasan kemiskinan dan pelayanan masyarakat lainnya dalam bingkai kerangka kerja SDGs. Sehingga kedepannya, diharapkan gerakan zakat dapat dijadikan alternatif untuk penyelesaian masalah sosial secara global.

Agar zakat bisa berperan optimal dalam penguatan SDGs, perlu didukung pula dengan legitimasi teologis dalam bentuk fatwa yang jelas mengenai boleh tidaknya penggalangan dan pendayagunaan zakat untuk mendukung program-program terkait SDGs. Zakat merupakan salah satu bentuk sumbangan keagamaan yang penggalangan, pengelolaannya dan pendayagunaannya diatur secara secara khusus dalam fiqih zakat. Dibanding jenis sumbangan lainnya, zakat juga punya beberapa kekhususan dan keterbatasan. Proses, mekanisme dan tahapan penggalangan, pengelolaan dan pendayagunaan zakat diatur dalam fiqih zakat. Di sinilah muncul tantangan terkait dengan prinsip SDGs yang sifatnya inklusif dan program-program SDGs yang secara eksplisit tidak disebut dalam fiqih zakat. Tantangan lainnya adalah bagaimana memberikan justifikasi saat mempromosikan program-program SDGs ini kepada amilin (pembayar zakat) agar mereka bersedianya menyalurkan zakatnya untuk mendukung program-program tersebut.

Melihat pentingnya justifikasi teologis dalam bentuk fatwa ulama dalam penggalangan, pengelolaan dan penyaluran zakat untuk mendukung pencapaian program SDGs (Fiqih Zakat on SDGs). Filantropi Indonesia dan BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) menggelar Philanthropy Learning Forum (PLF) 18 mengangkat tema Merumuskan Fiqih Zakat on SDGs. Diskusi bertujuan untuk menjaring masukan dari para ulama, pegiat zakat, akademisi dan pegiat filantropi nirlaba bagi inisisiatif penyusunan Fiqih Zakat on SDGs yang diinisiasi oleh BAZNAS bekerja sama dengan UIN Jakarta. Acara ini juga dimaksudkan sebagai ajang halal bi halal antara pengurus Filantropi Indonesia dan BAZNAS dengan anggota, mitra dan jaringan

Page 3: Kerangka Acuan Philanthropy Learning Forum 18 ... PLF 18 (Fikih...Acara ini juga dimaksudkan sebagai ajang halal bi halal antara pengurus Filantropi Indonesia dan BAZNAS dengan anggota,

Jl. Gunung Sahari VI No. 38 RT 007/ RW 005 Kel. Gunung Sahari Utara, Kec. Sawah Besar Jakarta Pusat. 10720 Phone: +6221 628 7454 I Fax: +6221 629 6255

Email: [email protected] www.filantropi.or.id

TUJUAN KEGIATAN

Kegiatan ini secara umum bertujuan untuk menjaring informasi, masukan dan

rekomendasi dalam penyusunan fikih zakat untuk pencapaian SDGs. Secara khusus

kegiatan ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan pemahaman mengenai fiqih zakat untuk mendukung pencapaian tujuan

SDGs

2. Memperkaya dan mempertajam inisiatif dan konsep penyusunan fiqih zakat yang saat ini

sedang dilakukan

3. Mengidentifikasi tantangan dan hambatan dalam penyusunan fiqih zakat untuk

mendukung pencapaian tujuan SDGs

4. Mengelaborasi beragam peluang kemitraan antara organisasi pengelola zakat dengan

lembaga filantropi serta lembaga pemerintah dan sector swasta dalam mendukung

pencapaian

NARASUMBER

1. Dr. Maksum/Imam Subechi , Tim Perumus Fiqih Zakat on SDGs 2. KH. Masdar F. Mas’udi, Badan Amil Zakat Nasional/BAZN 3. Prof. Dr. Hasanuddin Abdul Fatah, Ketua Komisi Fatwa MUI 4. Erna Witoelar, Co-Chair Badan Pengarah Filantropi Indonesia

PESERTA

Kegiatan ini akan melibatkan peserta yang berasal dari para pemangku kepentingan yang

memiliki perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan filantropi di Indonesia.

➢ Pegiat organisasi pengelola Zakat (Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat)

➢ Pegiat organisasi filantropi dan di Indonesia

➢ Alim ulama dan akademisi yang concern dengan pengembangan Zakat

➢ Instansi pemerintah dan media massa

WAKTU DAN TEMPAT ACARA

Philanthropy Learning Forum 18 akan diselenggarakan pada:

Hari/tanggal : Rabu, 26 Juli 2017

Pukul : 12.00 – 16.00 WIB (diawali dengan networking lunch/ makan bersama)

Tempat : Auditorium HM Rasjidi Kantor Kementerian Agama RI

Jalan M.H. Thamrin No.6, Jakarta Pusat

Page 4: Kerangka Acuan Philanthropy Learning Forum 18 ... PLF 18 (Fikih...Acara ini juga dimaksudkan sebagai ajang halal bi halal antara pengurus Filantropi Indonesia dan BAZNAS dengan anggota,

Jl. Gunung Sahari VI No. 38 RT 007/ RW 005 Kel. Gunung Sahari Utara, Kec. Sawah Besar Jakarta Pusat. 10720 Phone: +6221 628 7454 I Fax: +6221 629 6255

Email: [email protected] www.filantropi.or.id

AGENDA ACARA

12.00 – 12.45 Pendaftaran peserta dan Networking Lunch (makan siang bersama)

12.45 – 13.00 Pembukaan/Sambutan dari Filantropi Indonesia dan Badan Amil Zakat

Nasional

13.00 – 15.45 Presentasi dari nara sumber dan diskusi/tanya jawab

15.45 – 16.00 Penutupan dan pembacaan rangkuman hasil diskusi

PELAKSANA KEGIATAN

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Filantropi Indonesia bekerja sama dengan Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) serta dukungan dari Ford Foundation

KONTAK PERSON

Jl. Gunung Sahari VI No.38 Jakarta 10720

Telp: (021) 6287454 | Fax: (021) 6296255

Email: [email protected]

Kontak: Retna (+62 85641873636), Hety (+62 81328040235)