KELIMPAHAN FITOPLANKTON PENYEBAB HAB (HARMFUL …

11
115 Kelimpahan Fitoplankton Penyebab HAB (Harmful Algal Bloom) ..................................(Giri Rohmad Barokah et al.) KELIMPAHAN FITOPLANKTON PENYEBAB HAB (HARMFUL ALGAL BLOOM) DI PERAIRAN TELUK LAMPUNG PADA MUSIM BARAT DAN TIMUR The Abundance of Phytoplankton Causing HAB (Harmful Algal Bloom) in Lampung Bay during West and East Monsoon Giri Rohmad Barokah * , Ajeng Kurniasari Putri dan Gunawan Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Jl. KS Tubun Petamburan VI Slipi Jakarta Pusat Indonesia * Korespondensi Penulis: [email protected] Diterima: 22 Juli 2016; Disetujui: 14 Oktober 2016 ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang analisis kelimpahan fitoplankton penyebab HAB (Harmful Algal Bloom) di Perairan Teluk Lampung pada musim barat dan musim timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alga yang berpotensi menyebabkan HAB yang berada di Teluk Lampung dan melihat pola hubungan kelimpahan fitoplankton yang bepotensi menyebabkan HAB dengan nutrien yang terkandung di perairan Teluk Lampung, Kab. Pesawaran, Provinsi Lampung. Pengambilan sampel dilakukan pada musim timur (April) dan musim barat (Oktober) pada tahun 2015. Dari penelitian ini ditemukan bahwa pada musim timur fitoplankton yang teridentifikasi dan berpotensi menyebabkan HAB adalah Amphora sp., Nitzchia sp., Ceratium sp., Dynophisis sp., Gymnodinium sp., dan Nocticulla scintillans. Pada musim barat fitoplankon yang teridentifikasi dan berpotensi menyebabkan HAB adalah Amphora sp., Nitzchia sp., Pseudonitzchia sp., Alexadrium sp., Ceratium sp ., Cochlodium polykiroides, Dhynophisis sp ., Gambirdiscus toxicus, Gymnodinium sp., Nocticula scintillans, Procentrum sp., Pyrodinium bahamase dan Peridinium sp. Pada musim timur kelimpahan fitoplankton penyebab HAB yang terdapat di perairan Teluk Lampung didominasi oleh spesies Ceratium sp. dengan rata-rata 1,802 ind/L sedangkan pada musim barat kelimpahan fitoplankton di Teluk Lampung didominasi oleh Nitczchia sp . , dengan rata-rata kelimpahan 161,207 ind/L. KATA KUNCI : fitoplankton, HAB (harmful algal bloom), kelimpahan, Teluk Lampung ABSTRACT Research on the abundance of phytoplankton causing HAB (Harmful Algal Bloom) in Lampung Bay during west and east monsoon has been carried out. The study aimed to identify the potential algae causing HAB in Lampung Bay and to evaluate the relationship pattern between their abundance and nutrients in the Lampung Bay Waters, District of Pesawaran, Lampung Province. The samples were collected during east monsoon (April) and west monsoon (October) 2015. The results showed that during east monsoon, identified and potential phytoplankton causing HAB were Amphora sp., Nitzchia sp., Ceratium sp., Dynophisis sp., Gymnodinium sp., and Nocticulla scintillans , while for west monsoon were Amphora sp., Nitzchia sp., Pseudonitzchia sp., Alexadrium sp., Ceratium sp., Cochlodium polykiroides , Dhynophisis sp., Gambirdiscus toxicus , Gymnodinium sp., Nocticula scintillans , Procentrum sp., Pyrodinium bahamase , and Peridinium sp. During west monsoon, the phytoplankton was dominated by Ceratium sp. about 1.802 ind/L in average, while during east monsoon it was dominated by Nitczchia sp. about 161.207 ind/L in average. KEYWORDS: phytoplankton, HAB (harmful algal bloom), abundance, Lampung Bay PENDAHULUAN Selama beberapa dekade terakhir fenomena HAB (harmful algal bloom) yang semakin meningkat telah menimbulkan kekhawatiran terhadap negara di seluruh dunia. Fenomena HAB mendapatkan perhatian karena memiliki dampak negatif terhadap kelangsungan ekosistem pesisir, kegiatan perikanan tangkap, industri budidaya dan bahkan dapat membahayakan kesehatan manusia (Anderson, 2009). Peristiwa HAB juga berdampak negatif terhadap perekonomian dari suatu wilayah karena dapat mengakibatkan kematian pada biota perikanan yang membuat harga biota tersebut menurun bahkan tidak bernilai, meningkatkan Copyright © 2016, JPBKP, Nomor Akreditasi : 573/AU2/P2MI-LIPI/07/2014 DOI : http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v11i2.302

Transcript of KELIMPAHAN FITOPLANKTON PENYEBAB HAB (HARMFUL …

Page 1: KELIMPAHAN FITOPLANKTON PENYEBAB HAB (HARMFUL …

115

Kelimpahan Fitoplankton Penyebab HAB (Harmful Algal Bloom) ..................................(Giri Rohmad Barokah et al.)

KELIMPAHAN FITOPLANKTON PENYEBAB HAB (HARMFUL ALGALBLOOM) DI PERAIRAN TELUK LAMPUNG PADA MUSIM

BARAT DAN TIMUR

The Abundance of Phytoplankton Causing HAB (Harmful Algal Bloom)in Lampung Bay during West and East Monsoon

Giri Rohmad Barokah*, Ajeng Kurniasari Putri dan GunawanPusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan,

Jl. KS Tubun Petamburan VI Slipi Jakarta Pusat Indonesia* Korespondensi Penulis: [email protected]

Diterima: 22 Juli 2016; Disetujui: 14 Oktober 2016

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang analisis kelimpahan fitoplankton penyebab HAB (HarmfulAlgal Bloom) di Perairan Teluk Lampung pada musim barat dan musim timur. Penelitian inibertujuan untuk mengidentifikasi alga yang berpotensi menyebabkan HAB yang berada di TelukLampung dan melihat pola hubungan kelimpahan fitoplankton yang bepotensi menyebabkanHAB dengan nutrien yang terkandung di perairan Teluk Lampung, Kab. Pesawaran, ProvinsiLampung. Pengambilan sampel dilakukan pada musim timur (April) dan musim barat (Oktober)pada tahun 2015. Dari penelitian ini ditemukan bahwa pada musim timur fitoplankton yangteridentifikasi dan berpotensi menyebabkan HAB adalah Amphora sp., Nitzchia sp., Ceratiumsp., Dynophisis sp., Gymnodinium sp., dan Nocticulla scintillans. Pada musim barat fitoplankonyang teridentifikasi dan berpotensi menyebabkan HAB adalah Amphora sp., Nitzchia sp., Pseudonitzchiasp., Alexadrium sp., Ceratium sp., Cochlodium polykiroides, Dhynophisis sp., Gambirdiscustoxicus, Gymnodinium sp., Nocticula scintillans, Procentrum sp., Pyrodinium bahamase danPeridinium sp. Pada musim timur kelimpahan fitoplankton penyebab HAB yang terdapat di perairanTeluk Lampung didominasi oleh spesies Ceratium sp. dengan rata-rata 1,802 ind/L sedangkanpada musim barat kelimpahan fitoplankton di Teluk Lampung didominasi oleh Nitczchia sp.,dengan rata-rata kelimpahan 161,207 ind/L.

KATA KUNCI : fitoplankton, HAB (harmful algal bloom), kelimpahan, Teluk Lampung

ABSTRACT

Research on the abundance of phytoplankton causing HAB (Harmful Algal Bloom) in LampungBay during west and east monsoon has been carried out. The study aimed to identify the potentialalgae causing HAB in Lampung Bay and to evaluate the relationship pattern between theirabundance and nutrients in the Lampung Bay Waters, District of Pesawaran, Lampung Province.The samples were collected during east monsoon (April) and west monsoon (October) 2015. Theresults showed that during east monsoon, identified and potential phytoplankton causing HABwere Amphora sp., Nitzchia sp., Ceratium sp., Dynophisis sp., Gymnodinium sp., and Nocticullascintillans, while for west monsoon were Amphora sp., Nitzchia sp., Pseudonitzchia sp., Alexadriumsp., Ceratium sp., Cochlodium polykiroides, Dhynophisis sp., Gambirdiscus toxicus, Gymnodiniumsp., Nocticula scintillans, Procentrum sp., Pyrodinium bahamase, and Peridinium sp. During westmonsoon, the phytoplankton was dominated by Ceratium sp. about 1.802 ind/L in average, whileduring east monsoon it was dominated by Nitczchia sp. about 161.207 ind/L in average.

KEYWORDS: phytoplankton, HAB (harmful algal bloom), abundance, Lampung Bay

PENDAHULUAN

Selama beberapa dekade terakhir fenomena HAB(harmful algal bloom) yang semakin meningkat telahmenimbulkan kekhawatiran terhadap negara di seluruhdunia. Fenomena HAB mendapatkan perhatian karenamemiliki dampak negatif terhadap kelangsungan

ekosistem pesisir, kegiatan perikanan tangkap,industri budidaya dan bahkan dapat membahayakankesehatan manusia (Anderson, 2009). Peristiwa HABjuga berdampak negatif terhadap perekonomian darisuatu wilayah karena dapat mengakibatkan kematianpada biota perikanan yang membuat harga biotatersebut menurun bahkan tidak bernilai, meningkatkan

Copyright © 2016, JPBKP, Nomor Akreditasi : 573/AU2/P2MI-LIPI/07/2014DOI : http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v11i2.302

Page 2: KELIMPAHAN FITOPLANKTON PENYEBAB HAB (HARMFUL …

JPB Kelautan dan Perikanan Vol. 11 No. 2 Tahun 2016 : 115-126

116

biaya monitoring terhadap suatu perairan, dan dapatmengganggu aktif itas pariwisata pada perairantersebut (Hoagland et al., 2006). Peningkatanfenomena HAB dapat diakibatkan oleh perubahan iklimdi laut, meningkatnya kesuburan perairan akibataktifitas baik industri atau rumah tangga di wilayahpesisir, perubahan pola penyebaran nutrien di perairanakibat masuknya air dari daratan ke badan perairandalam jumlah yang cukup besar serta fenomena up-welling (Rabalais, Turner, Diaz & Justic, 2009).

Menurut Mulyani, Widiarti dan Wardhana (2012)peristiwa HAB dapat dikategorikan menjadi dua, yaitured tide maker dan toxin producer. Peristiwa HAB yangmasuk dalam kategori red tide maker disebabkan olehledakan populasi fitoplankton berpigmen sehinggawarna air laut akan berubah sesuai dengan warnapigmen spesies fitoplanktonnya. Ledakan populasifitoplankton tersebut dapat menutupi permukaanperairan sehingga selain menyebabkan deplesioksigen, juga dapat menyebabkan gangguan fungsimekanik maupun kimiawi pada insang ikan. Haltersebut dapat mengakibatkan kematian massal ikan.Sedangkan peristiwa HAB yang dikategorikan toxinproducer disebabkan oleh metabolit sekunder yangbersifat toksik dari suatu fitoplankton sehingga toksintersebut dapat terakumulasi pada biota perairanseperti ikan dan kerang.

Global ecology and oceanography of harmful algalblooms (GEOHAB, 2001) menyatakan bahwa toksinyang ditimbulkan akibat alga penghasil toksin dapatdiklasifikasikan menjadi diarrhetic shellfish poisoning(DSP), paralytic shellfish poisoning (PSP), neurotoxicshellfish poisoning (NSP), amnesic shellfishpoisoning (ASP), dan ciguatera fish poisoning (CFP).ASP disebabkan oleh racun asam domoic yangumumnya dihasilkan oleh Pseudo-nitzschia darikelompok diatom (Praseno, 2000). NSP terjadi akibatpaparan bravetoxin yang terakumulasi dalam tubuhorganisme perairan yang umumnya dihasilkan olehGymnodinium, Chatonella vernuculosa dan Scrippsielatrochoidea (GEOHAB, 2001). PSP terjadi akibatpaparan saxitoxin pada organisme perairan yangdihasilkan oleh genus dinoflagellata Alexandrium,Gymnodinium dan Pyrodinium (Widiarti & Pratiwi2003). CFP berasal dari akumulasi toxin pada ikan,terutama yang dihasilkan oleh dinoflagellata genusGambierdiscus toxicus (Praseno, 1995). DSPdisebabkan oleh asam okadoic atau dinophysistoxinyang umumnya disebabkan oleh kelompok alga genusDinophysis (Mackenzie et al., 2005).

Fenomena HAB beberapa kali terjadi di perairanIndonesia yang salah satunya di Teluk HurunLampung. Menurut Muawanah (2012) kasus bloomingalga beberapa kali dilaporkan di perairan Teluk Hurun

sejak tahun 2005 sampai 2012, dan kasus terparahterjadi pada musim barat tahun 2012 pada minggukedua bulan Oktober hingga minggu pertama bulanDesember. Kejadian tersebut mengakibatkankematian masal ikan termasuk ikan kerapu yangbanyak dibudidayakan di keramba jaring apung (KJA)di perairan Teluk Hurun Lampung. Selanjutnya,Muawanah (2012) juga menyatakan bahwafitoplankton yang telah teridentifikasi menyebabkanblooming di perairan Teluk Hurun Lampung tersebutadalah Cochlodinium sp., Polykrikoides sp., Nocticulascintillans, Pyrodinum bahamase, Phaeocystis sp.dan Dinophisis sp.

Berdasarkan fenomena HAB di perairan TelukHurun Lampung yang telah dilaporkan sebelumnyamaka perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasijenis-jenis fitoplankton beserta kelimpahannya yangberpotensi menyebabkan HAB di perairan tersebut.Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk melihatperbedaan jenis dan kelimpahan fitoplankton penyebabHAB di perairan Teluk Lampung pada musim timurdan musim barat. Hasil penelitian ini diharapkan dapatmemberikan informasi dan sebagai early warningsystem bagi pengelolaan kegiatan perikanan baiktangkap maupun budidaya untuk meningkatkankualitas dan keamanan produk perikanan yang berasaldari Teluk Lampung sehingga dapat menekan kerugiandari aspek sosial ekonomi maupun kesehatanmasyarakat.

BAHAN DAN METODE

Lokasi PengambilanSampel

Penelitian kelimpahan fitoplankton penyebab HABdi perairan Teluk Lampung pada musim barat danmusim timur 2015 dilaksanakan di Teluk HurunLampung Kab. Pesawaran Provinsi Lampung padabulan April yang mewakili musim timur dan padabulan Oktober yang mewakil i musim barat.Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposivesampling yaitu pengambilan sampel berdasarkankarakteristik tertentu yang memiliki keterkaitan pada70 titik di perairan Teluk Lampung yang terbagimenjadi tiga kategori yaitu wilayah sekitar muarasungai, wilayah sekitar badan teluk dan wilayahbudidaya KJA (Gambar 1). Sampel yang diambiladalah fitoplankton dan air.

Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalahsampel air dan sampel fitoplankton yang diambil padalokasi pengambilan contoh yang telah ditentukansebelumnya dan larutan lugol 4% yang digunakan

Page 3: KELIMPAHAN FITOPLANKTON PENYEBAB HAB (HARMFUL …

117

Kelimpahan Fitoplankton Penyebab HAB (Harmful Algal Bloom) ..................................(Giri Rohmad Barokah et al.)

sebagai bahan pengawet dan pewarna fitoplankton(Blakar, 1978). Peralatan yang digunakan padapenelitian ini adalah plankton net ukuran 20 m untukmengambil sampel fitoplankton, water sampler(Nansen) untuk mengambil sampel air, globalpositioning system (GPS; Garmin type 585) untukmenentukan titik lokasi pengambilan sampel,colorimeter (Hach DR 890) untuk analisa kualitas air(nitrit, nitrat, fosfat dan amonia), botol sampelberbahan plastik poly ethylene (PE) ukuran 1 L untuksampel air dan botol sampel PE ukuran 250 mL untuksampel fitoplankton, serta mikroskop binokuler untukanalisis dan identifikasi fitoplankton.

Prosedur Pengambilan Sampel danAnalisis

Sampel fitoplankton (Blakar, 1978) dari setiap titiklokasi pengambilan sampel diambil menggunakanplankton net 30 µ dan ditempatkan pada botol sampel250 mL kemudian ditambahkan larutan lugol 4% untukmengawetkan dan memberikan pola warna agarmudah untuk dianalisis dan diidentifikasi.

Pengambilan sampel air mengacu pada metodeHutagalung, Setiapermana dan Riyono (1997). Sampelair sebanyak 1 L diambil dengan menggunakan watersampler (Nansen) pada kedalaman 1 m di setiap titiklokasi penelitian. Sampel air kemudian ditempatkanpada botol sampel 1 L dan disimpan pada suhu

chilling 4 OC di dalam cool box . Analisis kualitas air(nitrit, nitrat, fosfat dan amonia) dilakukan denganmenggunakan alat kolorimeter yang mengacu padaprosedur penggunaan alat (Hach, 1999). Identifikasifi toplankton mengacu pada buku identif ikasifitoplankton (Yamaji, 1996) dan diamati menggunakanmikroskop binokuler. Analisis kelimpahan fitoplanktonmengacu pada metode APHA (2005) dengan satuanindividu per liter. Rumus perhitungan kelimpahanfitoplankton adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Lokasi penelitian dan titik pengambilan sampelFigure 1. Research locations and points of sample collection

Kelimpahan fitoplankton kemudian dipetakan polasebaran horizontalnya menggunakan sofwareGeographic Information System (GIS) versi 10.2. Polahubungan kelimpahan fitoplankton dan nutrien yangberada di perairan Teluk Lampung dianilisis denganPCA (Principle Component Analysis). Analisis PCAdigunakan untuk mengekstraksi informasi esensialyang terdapat dalam suatu matriks data. Output darianalisis ini adalah grafik yang merepresentasikanhubungan antara individu atau antar variabel dari sudutpandang kemiripan (similarity) (Bengen, 2000).

N =n x vol sampel

vol diamati x vol disaringx 1000

Keterangan :N : kepadatan sel (Ind/liter)n : jumlah organisme yang didapat

Page 4: KELIMPAHAN FITOPLANKTON PENYEBAB HAB (HARMFUL …

JPB Kelautan dan Perikanan Vol. 11 No. 2 Tahun 2016 : 115-126

118

Pseudonitzchia sp., Alexadrium sp., Ceratium sp.,Cochlodium polykiroides, Dhynophisis sp.,Gambirdiscus toxicus, Gymnodinium sp., Nocticulascintillans, Procentrum sp., Pyrodinium bahamase,dan Perinidium sp. Kelimpahan fitoplankton penyebabHAB pada musim timur dan barat dapat dilihat padaGambar 2 dan Gambar 3 sedangkan pengelompokandan potensi dampak fitoplankton penyebab HAB yangditemukan di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel1. Berdasarkan hasil penelitian dan mengacu padaGEOHAB (2001), Widiarti dan Pratiwi (2003) sertaSmadya dan Reynold (2001) tentang pengelompokanjenis fitoplankton berdasarkan dampak yang dapatditimbulkan, fitoplankton yang ditemukan pada musim

HASIL DAN PEMBAHASAN

Fitoplankton Penyebab HAB (Harmful AlgalBloom)

Hasil penelitian menunjukkan adanya beberapaspesies fitoplankton di perairan Teluk Lampung yangberpotensi menyebabkan HAB yaitu golongan toxinproducer dan red tide maker. Pada musim timur (April),fitoplankton yang teridentif ikasi dan berpotensimenyebabkan HAB adalah Amphora sp., Nitzchia sp.,Ceratium sp., Dynophisis sp., Gymnodinium sp., danNocticulla scintillans. Sedangkan pada musim barat(bulan Oktober), adalah Amphora sp., Nitzchia sp.,

Gambar 2. Kelimpahan fitoplankton penyebab HAB pada musim timur (April) di perairan Teluk LampungFigure 2. The abundance of phytoplankton causing HAB in Lampung Bay during east monsoon (April)

Gambar 3. Kelimpahan fitoplankton penyebab HAB pada musim barat (Oktober) di perairan Teluk LampungFigure 3. The abundance of phytoplankton causing HAB in Lampung Bay during west monsoon (October)

2000

800

600

400200

0

1200

1000

140016001800

Amphora sp. Nitzschia sp. Ceratium sp. Gymnodinium sp.Dynophisis sp. Noctilucascintillans

80000

60000

40000

20000

0

120000

100000

140000

160000

180000

Amphora sp. Nitzschia sp. Pseudonitzchiasp.

Alexandriumsp.

Cerantiumsp.

Cochlodiniumpolykrikoides

Dynophisissp.

Gambirdiscustoxicus

GymnodiumSp.

Noctilucascintillans

Peridinium Sp.Prorocentrum Pyrodiniumbahamense

Kel

impa

han/

Abu

danc

e (In

d/L)

Spesies/Species

Spesies/Species

Kelim

paha

n/Ab

udan

ce (I

nd/L

)

Page 5: KELIMPAHAN FITOPLANKTON PENYEBAB HAB (HARMFUL …

119

Kelimpahan Fitoplankton Penyebab HAB (Harmful Algal Bloom) ..................................(Giri Rohmad Barokah et al.)

timur dan masuk kelompok red tide maker adalahAmphora sp., Noctiluca scintilans dan Ceratium sp.Sedangkan fi toplankton red tide maker yangditemukan pada musim barat adalah Amphora sp.,Noctiluca scintilans, Ceratium sp., Procentrum sp.dan Pyrodinium bahamase. Fitoplankton golongantoxin producer yang ditemukan pada musim timuradalah Nitzchia sp., Dynophisis sp. dan Gymnodiniumsp., sedangkan fitoplankton golongan toxin produceryang di temukan pada musim barat adalah

Nitzchia sp., Dynophisis sp., Gymnodinium sp.,Pseudonitzchia sp., Gamberdicus toxicus,Cochlodinium polykrikoides dan Piridinium sp.

Dibandingkan dengan musim timur, fitoplanktonyang ditemukan pada musim barat lebih beragamjenisnya, dan kelimpahan fitoplankton yang ditemukanpada musim barat juga lebih tinggi dibandingkandengan pada musim timur. Hal ini diduga disebabkanintensitas hujan yang lebih tinggi pada saatpengambilan sampel di musim timur, sedangkan pada

Tabel 1. Pengelompokan dan potensi dampak fitoplankton penyebab HAB yang ditemukan di perairan TelukLampung

Table 1. Grouping and potential impact of the phytoplankton causing HAB found in Lampung Bay

Keterangan :+ : fitoplankton ditemukan/Phytoplankton found - : fitoplankton tidak ditemukan/No phytoplankton found1): Pengelompokan fitoplankton berdasarkan literatur/ Phytoplankton grouping based on reference2): Pengelompokan potensi dampak fitoplankton berdasarkan literatur/The grouping of phytoplnkton potential

impact based on reference

Spesies/Species

Kelompok/Group 1)

Potensi Dampak/Potensial Impact 2)

Musim Timur/East

M onsoon

Musim Barat/West

M onsoon

Pustaka/References

Amphora + + Smadya& Reynold (2001)

Noctiluca scintilans

+ + GEOHAB (2001), Widiarti & Pratiw i (2003), Smadya & Reynold (2001)

Procentrum - + GEOHAB (2001), Smadya & Reynold (2001),Widiarti & Pratiw i (2003)

Pyrodinium bahamase

- + Smadya & Reynold (2001),

Ceratium + + GEOHAB (2001),

Nitzchiaamnestic shelfish poisoning (ASP) + + GEOHAB (2001)

Dynophisisdiarhetic shelfish poisoning (DSP) + +

GEOHAB (2001), Smadya & Reynold (2001),Widiarti & Pratiw i (2003)

GymnodiniumParalytic Shelfish Poisioning (PSP) + + GEOHAB (2001),Widiarti & Pratiw i (2003)

Pseudo-niczchiaAmnestic Shelfish Poisoning (ASP) - +

GEOHAB (2001), Widiarti & Pratiw i (2003)

AlexandriumParalytic Shelfish Poisioning (PSP) - +

GEOHAB (2001),Widiarti & Pratiw i (2003), Smadya & Reynolds (2001)

Gamberdicus toxicus

Ciguatera Fish Poisoning (CFP) - + GEOHAB (2001),Widiarti & Pratiw i (2003)

Cochlodinium polykrikoides

Paralytic Shelfish Poisioning (PSP) - + Smadya & Reynold (2001)

PeridiniumParalytic Shelfish Poisioning (PSP) - + Smadya & Reynold (2001)

Penyebab pasang merah/

Red tide maker

penurunan kadar oksigen pada perairan,

mereduksi kualitas perairan dan kematian

masal pada biota perairan /declining oxygen levels in

waters, reducing waters quality, massive mortality of biota

Penghasil toksin/Toxin

producer

Page 6: KELIMPAHAN FITOPLANKTON PENYEBAB HAB (HARMFUL …

JPB Kelautan dan Perikanan Vol. 11 No. 2 Tahun 2016 : 115-126

120

saat pengambilan sampel di musim barat intensitashujan relatif rendah dan memasuki peralihan ke musimpenghujan (Gambar 4). Menurut Krismono danSugianti (2007) konsentrasi nutrien pada musimpenghujan akan lebih rendah dibandingkan denganmusim kemarau. Hal ini menyebabkan kelimpahanfitoplankton pada musim penghujan relatif lebihrendah. Kondisi ini disebabkan karena pada musimpenghujan salinitas, suhu dan penitrasi cahaya yangmasuk ke perairan menjadi rendah. Selain itu tingkatkekeruhan perairan pada musim penghujan juga lebihtinggi dibandingkan musim kemarau karena pengaruhsedimen yang terbawa dari aliran sungai yang masukke badan perairan. Akibatnya kelimpahan fitoplanktonpada musim penghujan relatif lebih rendah.

Kondisi Nutrien Perairan Teluk Lampung

Nutrien yang dianalisis pada penelitian ini meliputikadar nitrit, nitrat, amonia dan fosfat. Perbandingan

kadar nutrien di perairan Teluk Lampung pada musimbarat dan musim timur dapat dilihat pada Gambar 5.Analisis kadar nutrien yang terkandung di perairanTeluk Lampung dilakukan untuk melihat pengaruhkadar nutrien terhadap kelimpahan fitoplankonpenyebab HAB.

Rata-rata kadar nitrit (0,14 mg/L) dan kadar nitrat(0,706 mg/L) pada seluruh stasiun sampling di musimtimur lebih tinggi dibandingkan rata-rata kadar nitrit(0,12 Mg/L) dan kadar nitrat (0,587 mg/L) pada musimbarat. Sedangkan rata-rata kadar amonia (0,15 mg/L)dan phospat (0,185 mg/L) pada musim barat lebihtinggi dibandingkan rata-rata kadar amonia (0,14 Mg/L) dan kadar phospat (0,052 mg/L) pada musim timur.

Menurut Koropitan, Hadi, Radjawane dan Damar(2004) tingginya kadar nitrit, nitrat dan amonia padasuatu perairan dapat diakibatkan oleh banyaknyabahan organik yang masuk ke badan perairan akibatkegiatan budidaya KJA di Teluk Lampung, terutama

Gambar 4.Profil curah hujan rata-rata per bulan di Provinsi Lampung tahun 2015 (BMKG, 2016)Figure 4. Rainfall profile of Lampung Province in 2015 (BMKG, 2016)

Gambar 5. Konsentrasi nutrien di perairan Teluk Lampung pada musim barat dan musim timurFigure 5. Nutrient concentration of Lampung Bay in west and east monsoon

30

25

20

15

0

5

10

Jan/Jan

Feb/Feb

Des/Dec

Nov/Nov

Mar/Mar

Apr /Apr

Juni/June

Sept/Sept

Okt /Oct

Jul i/July

Mei /May

Ags/Aug

Cur

ah h

ujan

/Rai

npr

ecip

itatio

n ra

te (m

m)

Bulan/Month

0.012 0.015

0.587

0.185

0.014 0.014

0.706

0.052

0.000

0.100

0.200

0.300

0.400

0.500

0.600

0.700

0.800

Nitrat/Nitrite Ammonia Nitrate Posphate

Musim Barat/WestMonsoonMusim Timur/EastMonsoon

Musim Barat/West Moonson

Musim Timur/East Moonson

Nitrat/Nitrite Amonia/Ammonia Nitrat/Nitrate Fosfat/PosphateNutrien/Nutrient

0.052

0.185

0.706

0.587

0.012 0.0140.0150.0140.000

0.500

0.400

0.300

0.200

0.100

0.800

0.700

0.600

Kons

entra

si/C

onte

ntra

tion

(mg/

L)

Page 7: KELIMPAHAN FITOPLANKTON PENYEBAB HAB (HARMFUL …

121

Kelimpahan Fitoplankton Penyebab HAB (Harmful Algal Bloom) ..................................(Giri Rohmad Barokah et al.)

budidaya kerapu dan kakap. Sedangkan tingginyakadar fosfat diakibatkan oleh banyaknya aliran limbahyang mengandung fosfat yang mengalir ke sungaiyang berasal dari kegiatan masyarakat sekitar danbermuara di Teluk Lampung. Yuliana (2012)menyatakan bahwa konsentrasi nitrat yang lebih dari0,2 mg/L menandakan bahwa wilayah perairan tersebutmemiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Sedangkan

menurut Hasani, Adiwilaga dan Pratiwi (2012)konsentrasi fosfat pada perairan yang lebih dari 0,1mg/L menunjukkan bahwa perairan tersebutmengalami eutrofikasi. Menurut Kartamihardja danKrismono (2003) kelimpahan fitoplankton berkaitanerat dengan kandungan nitrat dan fosfat perairan.Sedangkan menurut Nontji (2006), nitrat dan fosfatperairan merupakan unsur pembatas pertumbuhan

Gambar 6. Sebaran spasial kelimpahan total fitoplankton penyebab HAB pada musim timur (A) dan musimbarat (B) di perairan Teluk Lampung

Figure 6. Spatial distribution of phytoplankton causing HAB in east (A) and west monsoon (B) in LampungBay

Keterangan/Note:R = titik sampling di wilayah muara sungai/point of the sample collection in the river mouthB = titik sampling di wilayah teluk/point of the sample collection in the bayBIO= titik sampling biota budidaya/point of the sample collection in aquaculture biotaAngka dibelakang huruf R, B, BIO menunjukkan stasiun pengambilan sampel/The number behind R, B, BIO,showing station of the sample collection

A

B

Page 8: KELIMPAHAN FITOPLANKTON PENYEBAB HAB (HARMFUL …

JPB Kelautan dan Perikanan Vol. 11 No. 2 Tahun 2016 : 115-126

122

fitoplankton karena keberadaannya diperlukan untukmempertahankan fungsi membran sel dan silika dalampembentukan dinding sel fitoplankton.

Sebaran Spasial Fitoplankton PenyebabHarmful Algal Bloom (HAB)

Peta sebaran kelimpahan total f itoplanktonpenyebab HAB pada musim barat dan musim timurdi perairan Teluk Lampung ditunjukkan oleh Gambar6. Peta tersebut menunjukkan sebaran kelimpahanfitoplankton pada setiap stasiun pengambilan sampelbaik di area muara sungai, area budidaya maupunarea teluk.

Sebaran spasial kelimpahan fitoplankton padamusim timur di perairan teluk Lampung (Gambar 6A)menunjukkan bahwa sebaran kelimpahan tertinggiterdapat pada stasiun pengambilan sampel di wilayahbudidaya dan wilayah teluk yang mendekati laut lepas.Sedangkan sebaran spasial kelimpahan pada musimbarat di perairan Teluk Lampung (Gambar 6B)menunjukkan sebaran kelimpahan tertinggi terdapatpada daerah sekitar aliran sungai dan wilayah telukyang telah mendekati laut lepas. Sebaran kelimpahanfitoplankton pada musim barat dan musim timur yangterdapat pada Gambar 6 cenderung memilki polasebaran warna yang hampir sama, akan tetapi padamusim barat kelimpahan total fitoplankton penyebabHAB lebih tinggi dibandingkan dengan musim timur.

Kelimpahan fitoplankton yang tinggi pada areabudidaya baik pada musim barat dan musim timurkemungkinan disebabkan oleh banyaknya nutrisiyang terkandung pada area perairan tersebut akibatl imbah pakan budidaya KJA yang banyakmengandung nitrit, nitrat dan amonia. Susana (2000)menyatakan bahwa terdapat 50 unit KJA dengan

biomassa ikan sekitar 500 kg yang tersebar di sekitarTeluk Lampung. Menurut Zhou et al. (2011), kegiatanbudidaya KJA yang dilakukan secara intensifmenyebabkan akumulasi nitrogen dan fosfat yangberasal dari sisa pakan yang menyebabkanpeningkatan nutrisi di perairan. Tingginya kelimpahanfitoplankton di daerah sekitar muara sungai padamusim barat dimungkinkan karena perubahan massaair yang terdapat pada muara sungai akibat kondisicuaca. Selain itu banyaknya unsur hara dari daratanbaik yang berasal dari limbah pertanian, rumah tanggamaupun industri yang terbawa lewat aliran sungai danbermuara di perai ran teluk lampung jugamempengaruhi kelimpahan dan sebaran distribusifitoplankton penyebab HAB. Sebaran kelimpahanfitoplankton pada area teluk dimungkinkan banyakdipengaruhi oleh tingkat kecerahan, oksigen terlarutdan salinitas di area teluk, karena semakin jauh lokasisampling dari daratan semakin tinggi tingkat kecerahandan salinitasnya. Menurut Simanjuntak (2012) polasebaran kelimpahan tersebut dipengaruhi olehbeberapa parameter seperti nutrien, salinitas,kecerahan, pH, suhu dan kualitas lingkungan perairan.

Pola Hubungan Fitoplankton Penyebab HABdan Nutrien di Teluk Lampung

Analisis pola hubungan kelimpahan fitoplanktonpenyebab HAB pada musim timur di perairan TelukLampung ditunjukkan pada Tabel 2. Berdasarkananalisis korelasi Spearman, terdapat hubungan yangterbalik (R= -0,251) antara kelimpahan fitoplanktondengan kadar amonia (p<0,05) diperairan telukLampung pada musim timur. Berdasarkan hal tersebutdapat dinyatakan bahwa semakin tinggi kadar amoniamaka kelimpahan fitoplankton semakin rendah.Hubungan korelasi negatif yang lain ditunjukkan oleh

Tabel 2. Matriks korelasi kelimpahan fitoplankton penyebab HAB pada musim timur dengan nutrien di perairanTeluk Lampung

Table 2. Corellation matrix between the abundance of phytoplankton causing HAB and nutrient content duringeast monsoon in Lampung Bay

Variabel/V ariableKelim pahan Fitoplankton/

Abundance of Phytoplankton

Nitrit/ Nitrite (m g/L)

Am onia/ Am m onia

(m g/L)

Nitrat/ Nitrate (m g/L)

Fosfat/ Phospate

(m g/L)Ke lim pahan Fitoplankton/ Ab undance of Phytop lank ton 1 0.004 -0 .251 0 .014 -0.036

Nitrit/Nitrite (m g/L) 0.004 1 0 .133 0 .148 -0.053

Am onia/Am m onia (m g/L) -0.251 0.133 1 0 .239 0 .394

Nitrat/Nitrate (m g/L) 0.014 0.148 0 .239 1 0 .479

Fos pat/Phospa te (m g/L) -0.036 -0 .053 0 .394 0 .479 1

Page 9: KELIMPAHAN FITOPLANKTON PENYEBAB HAB (HARMFUL …

123

Kelimpahan Fitoplankton Penyebab HAB (Harmful Algal Bloom) ..................................(Giri Rohmad Barokah et al.)

kelimpahan fi toplankton dengan kadar fosfat(R =-0,036) tetapi hubungan ini tidak signifikan(p>0,05). Sedangkan pola hubungan yang berkorelasipositif ditunjukkan oleh oleh kelimpahan fitoplanktonpenyebab HAB pada musim timur dengan kadar nitrit(0,004) dan nitrat (0,014), meskipun terdapat korelasiyang positif antara kelimpahan fitoplankton dengankadar nitrit dan nitrat tetapi secara statistik hubunganini tidak signifikan (p>0,05). Menurut Effendi (2003)

amonia dalam perairan akan didegradasi menjadi nitritdan kemudian menjadi nitrat melalui proses nitrifikasisehingga penurunan amonia dalam perairan akanmeningkatkan kadar nitrit dan nitrat dalam perairantersebut. Berdasarkan Gambar 7(A) secara deskriptifkelimpahan fitoplankton pada musim timur memilikikedekatan hubungan dengan nitrit dan nitrat perairan.Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan kelimpahanfitoplankton penyebab HAB pada musim timur di

Tabel 3. Matriks korelasi kelimpahan fitoplankton penyebab HAB pada musim barat dengan nutrien di perairanTeluk Lampung

Table 3. Corellation matrix between the abundance of phytoplankton causing HAB and the nutrient contentduring west monsoon in Lampung Bay

Gambar 7. Analisis komponen utama kelimpahan fitoplankton penyebab HAB dengan nutrien pada musimtimur (A) dan pada musim barat (B) di perairan Teluk Lampung.

Figure 7. Main component analysis between the abundance of phytoplankton causing HAB and the nutrientcontent during east monsoon (A) and west monsoon (B) in Lampung Bay

A B

-1

-0.75

-0.5

-0.25

0

0.25

0.5

0.75

1

-1 -0.75 -0.5 -0.25 0 0.25 0.5 0.75 1

F2 (2

1.94

%)

F1 (35.92 %)

Variables (axes F1 and F2: 57.87 %)

-1

-0.75

-0.5

-0.25

0

0.25

0.5

0.75

1

-1 -0.75 -0.5 -0.25 0 0.25 0.5 0.75 1

F2 (1

9.00

%)

F1 (34.59 %)

Variables (axes F1 and F2: 53.59 %)

KelimpahanFitoplankton/

Abundance ofPhytoplankton

Nitrat/Nitrate

Fosfat/Phospate

Nitrit/Nitrite

Amonia/Ammonia

KelimpahanFitoplankton/Abundance ofPhytoplankton

Nitrat/Nitrate

Fosfat/Phospate

Nitrit/Nitrite

Amonia/Ammonia

Variabel/Variable

Kelimpahan Fitoplankton/

Abundance of Phytoplankton

Nitrit/Nitrite (mg/L)

Amonia/Ammonia

(mg/L)

Nitrat/Nitrate (mg/L)

Fosfat/Phospate (mg/L)

Kelimpahan Fitoplankton/ Abundance of Phytoplankton

1 -0.156 0.067 -0.155 0.083

Nitrit/Nitrite (mg/L) -0.156 1 0.166 0.339 0.226

Amonia/Ammonia (mg/L) -0.067 0.166 1 0.23 0.16

Nitrat/Nitrate (mg/L) -0.155 0.339 0.23 1 0.162

Fosfat/Phospate (mg/L) -0.083 0.226 0.16 0.162 1

Page 10: KELIMPAHAN FITOPLANKTON PENYEBAB HAB (HARMFUL …

JPB Kelautan dan Perikanan Vol. 11 No. 2 Tahun 2016 : 115-126

124

perairan Teluk Lampung kemungkinan disebabkanoleh naiknya kadar nitrat dan nitrit serta penurunankadar amonia dan fosfat pada perairan tersebut.Effendi (2003) menyatakan bahwa nutrien nitrat dannitrit merupakan sumber makanan yang penting bagipertumbuhan fitoplankton. Korelasi negatif padanutrien fosfat dan amonia terhadap kelimpahanfitoplankton penyebab HAB pada musim timur diperairan Teluk Lampung bukan berarti menunjukkankedua nutrien tersebut tidak berperan terhadapkelimpahan f itoplankton akan tetapi mungkindikarenakan variabilitas kedua nutrien tersebut padamusim timur serta jumlah sampelnya tidak mencukupisehingga korelasinya tidak cukup jelas (Soedibjo,2007).

Analisis pola hubungan kelimpahan fitoplanktonpenyebab HAB pada musim barat dengan nutrienperairan Teluk Lampung ditunjukkan dalam Tabel 3.Berdasarkan analisis korelasi Spearman, terdapathubungan yang terbalik dan signifikan (p<0,05) antarakelimpahan fitoplankton dengan kadar nitrit (R= -0,156)dan nitrat (R = -0,155). Hal tersebut menunjukkanbahwa penurunan nitrit dan nitrat akan meningkatkankelimpahan fitoplankton pada musim barat di perairanTeluk Lampung, sedangkan pola hubungan yangberkorelasi positif ditunjukkan oleh kelimpahanfitoplankton dengan amonia (R=0.067) dan fosfat(R=0,083), akan tetapi secara statistik hubungan initidak signifikan (p>0,05). Berdasarkan Gambar 7(B)terlihat hubungan deskriptif antara kelimpahanfitoplankton pada musim barat memiliki kedekatandengan amonia dan fosfat dibandingkan dengan nitratdan nitri t. Hal tersebut menunjukkan bahwapertumbuhan kelimpahan fitoplankton penyebab HABpada musim barat diikuti dengan meningkatnyakonsentrasi amonia dan fosfat di perairan TelukLampung. Pola hubungan ini berbeda dengan apa yangditemukan pada musim timur yaitu perubahankelimpahan fitoplankton penyebab HAB pada musimtimur berkorelasi positif dengan nutrien nitrit dan nitratnamun berkorelasi negatif dengan amonia dan fosfat.Amonia dan fosfat di perairan Teluk Lampungkemungkinan berasal dari limbah rumah tangga yangmasuk ke badan teluk lewat aliran sungai serta akibataktifitas perikanan budidaya KJA di perairan tersebut.Hal ini sesuai dengan pernyataan Santoso (2006)yang menyatakan bahwa tingginya senyawa amoniadan fosfat pada perairan disebabkan oleh kegiatanbudidaya perikanan di perairan tersebut serta limpasanair sungai dari kegiatan pertambakan dan pertanian.

KESIMPULAN

Hasil identifikasi jenis dan kelimpahan fitoplanktonpenyebab HAB di perai ran Teluk Lampung

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan spesies dankelimpahan fitoplankton pada kedua musim tersebut.Spesies dan kelimpahan fitoplankton penyebab HAByang ditemukan pada musim barat lebih tinggidibandingkan dengan musim timur. Selain itu distribusispasial fitoplankton penyebab HAB di perairan telukLampung pada musim barat dan musim timurterkonsentrasi pada area budidaya KJA dan muarasungai sehingga early warning system terkait dengandampak blooming fitoplankton HAB perlu diterapkanpada kedua lokasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKAAPHA, (2005). Standard Method for the Examination water

and Wastewater. (15 th Edition). American PublicHealth Association, Washington, D.C., pp. 1134.

Anderson, D.M.(2009). Approaches to monitoring, controland management of harmful algal blooms (HABs).Ocean Coastal Management, 52 (7), 342–347.

BMKG. (2016). Data online curah hujan. Retrieved fromhttp://www.dataonline.bmkg.go.id/dataiklim

Bengen, D.G. (2000). Pengenalan dan PengelolaanEkosistem Mangrove. Pusat Kajian SumberdayaPesisir dan Lautan (PKSPL) IPB. Bogor.

Blakar, I.A. (1978). A Simple Water and Plankton Sampler.Freshwater Biology, 8(6), 533-537.

Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi  PengelolaanSumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius,Yogyakarta, pp. 151.

GEOHAB (2001). Global ecology and oceanography ofharmful algae blooms: Science Plan. Gilbert, P., andG. Pitcher (eds.). SCOR and IOC, Baltimore and Paris,pp.86.

Hach. (1999). Datalogging Colorimeter Handbook. HachCompany, P.O. Box 608, Loveland, Co.pp. 608. 

Hasani, Q., Adiwilaga, E.M., & Pratiwi, N.T.M. (2012).The relationship between the harmful algal blooms(habs) phenomenon withnutrients at shrimp farmsand fish cage culture sites in pesawaran districtLampung Bay. Makara Journal of Science, 16(3),183-191.

Hoagland, P., Jin, D., Beet, A., Kirkpatrick, B., Reich,A., Ullmann, S., Fleming, L.E., & Kirkpatrick, G.(2014). The human health effects of Florida RedTide (FRT) blooms: an expanded analysis.Environmental International, 68, 144–153.

Hutagalung, H.P., Setiapermana, D., &  Riyono, S.H.(1997). Metode Analisis Air Laut, Sedimen dan Biota.Buku 2.  Puslitbang Oseanologi, LIPI,  Jakarta,pp. 182.

Kartamihardja, E.S., &Krismono, A.S.N. (2003).Distribusi Spasial Temporal Kelimpahan DanBiomassa Fitoplankton Dalam Kaitannya DenganPotensi Produksi Ikan Di Waduk IR.H. Djuanda,Jawa Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia,9 (7), 9-18.

Koropitan, A.F, Hadi, S., Radjawane, I.M., & Damar,A.(2004). Study Dinamika Ekosistem Perairan di

Page 11: KELIMPAHAN FITOPLANKTON PENYEBAB HAB (HARMFUL …

125

Kelimpahan Fitoplankton Penyebab HAB (Harmful Algal Bloom) ..................................(Giri Rohmad Barokah et al.)

Teluk Lampung : Permodelan GabunganHidrodinamika-Ekosistem. Jurnal Ilmu-IlmuPerikanan dan Perikanan Indonesia, 11(1), 29-38.

Krismono & Sugianti Y. (2007). Distribusi Plankton diW aduk Kedungombo Plankton Distribution inKedungombo Reservoir. Jurnal Perikanan,6(2), 108-115.

MacKenzie, A.L., Beuzenberg, V., Holland, P.T., McNabb,P, Suzuki, T., & Selwood, A.(2005). Pectenotoxin andokadaic acid-based toxin profiles in Dinophysis acutaand Dinophysis acuminata from New Zealand.Harmful Algae, 4(3), 75-85.

Muawanah. (2012). Pasang Merah Muncul di TelukLampung. Koran Lampung Post. 25 Oktober 2012.

Mulyani, R., Widiarti, & Wardhana W. (2012). SebaranSpasial Spesies Penyebab Harmful Algal Bloom(HAB) di Lokasi Budidaya Kerang HIjau (Perna viridis)Kamal Muara, Jakarta Utara pada Bulan Mei 2011.Jurnal Akuatika, 3(1), 28-39.

Nontj i, A.(2006). Plankton Laut. Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia. Pusat PenelitianOseanografi, Jakarta, p. 42.

Praseno, D.P. (1995). A study on HAB organism inIndonesian waters. Proceedings of the Internationalseminar on marine fisheries environment. EMDEC& JICA, 119-125.

Praseno, D.P. (2000). Red tide di perairan Indonesia,Lipi, Jakarta, p.82.

Rabalais, N.N., Turner, E.R., Diaz, R.J., & Justic, D.(2009). Global change and eutrophication of coastalwaters. Journal Marine Sciene, 66(7), 1528-1537.

Santoso, A.D. (2006). Kualitas nutrien perairan telukhurun lampung. Jurnal Teknik Lingkungan, 7(2),140-144.

Simanjuntak, M. (2012). Hubungan Faktor LingkunganKimia, Fisika Terhadap Distribusi Plankton diPerairan Belitung Timur, Bangka Belitung. JurnalPerikanan, 9(1), 31-45.

Smadya, T.J. & Reynolds, C.S. (2001). Communityassembly in marine phytoplankton : application ofrecent models to harmful dinoflagellate blooms.Journal Plankton Research, 23(5), 447-461.

Soedibjo, B.S. (2007). Fenomena kehadiranSkeletonema sp. di Perairan Teluk Jakarta.JurnalIlmu Kelautan, 12(3), 119-124.

Susana, T. (2000). Reaksi kimia dalam air laut dansedimen perairan teluk lampung, kaitannya dengansenyawa nitrogen. Pesisir dan Pantai Indonesia IV.Lipi, Jakarta, p. 41-48.

Widiarti, R., & Pratiwi, T. (2003). IMFS 2003, InternationalSeminar on Marine and Fisheries, Jakarta, pp. 73-78.

Yamaji, I.E. (1996). Illustration of The Marine Plankton ofJapan. Hoikusha Publishing Co., Ltd. Osaka. Japan,p. 987.

Yuliana. (2012). Implikasi perubahan ketersediaannutrien terhadap perkembangan pesat (blooming)fitoplankton di perairan teluk Jakarta. [Disertasi].Bogor.Indonesia, Institut Pertanian Bogor

Zhou, H., Jiang, C., Zhu, L., Wang, X., Hu, X., Cheng, J., &Xie, M. (2011). Impact of Pond and Fence Aquacultureon Reservoir Environment.Water Science andEngineering, 4(1), 92-100.