KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf ·...

29
KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL JERMAN PADA MASA PEMERINTAHAN KANSELIR ANGELA MERKEL The Failure of Multiculturalism in Federal Republic of Germany during Chancellor “Angela Merkel” Goverment SKRIPSI ] Disusun Oleh: SANNYA PESTARI DEWI 20110510235 PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2015

Transcript of KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf ·...

Page 1: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK

FEDERAL JERMAN PADA MASA PEMERINTAHAN

KANSELIR ANGELA MERKEL

The Failure of Multiculturalism in Federal Republic of Germany during

Chancellor “Angela Merkel” Goverment

SKRIPSI

]

Disusun Oleh:

SANNYA PESTARI DEWI

20110510235

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

i

KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK

FEDERAL JERMAN PADA MASA PEMERINTAHAN

KANSELIR ANGELA MERKEL

The Failure of Multiculturalism in Federal Republic of Germany during

Chancellor “Angela Merkel” Goverment

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh:

SANNYA PESTARI DEWI

20110510235

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2015

Page 3: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK

FEDERAL JERMAN PADA MASA PEMERINTAHAN

KANSELIR ANGELA MERKEL

The Failure of Multiculturalism in Federal Republic of Germany during

Chancellor “Angela Merkel” Goverment

SANNYA PESTARI DEWI

20110510235

Telah di pertahankan, dinyatakan Lulus dan disahkan dihadapan

Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada:

Hari/tanggal : Kamis, 23 April 2015

Pukul : 08.00 WIB

Tempat : HI-C FISIPOL UMY

TIM PENGUJI

Bambang Wahyu Nugroho, S.IP, M.A

Ketua Penguji

Dra.Mutia Hariati H, M.Si Dian Azmawati, S.IP, M.A

Penguji Samping I Penguji Samping II

Pas Foto

3X4

Page 4: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

iii

SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS

Letter of Authenticity Statement

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya dengan judul: Kegagalan

Multikulturalisme Di Republik Federal Jerman Pada Masa Pemerintahan

Kanselir Angela Merkel adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat

gelar sarjana, baik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta maupun perguruan

tinggi lain.

Dalam skripsi saya tidak terdapat karya, ide dan pendapat orang lain,

terkecuali tertulis dengan jelas referensi yang di cantumkan dalam skripsi dengan

disebutkan nama dan dicantumkan daftar pustaka.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan

ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik dan diproses sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Demikian

pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Yogyakarta, 26 Maret 2015

Sannya Pestari Dewi

Page 5: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb.

ALHAMDULILLAH, segala puji bagi ALLAH SWT yang telah

mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi strata satu Program Studi Ilmu Hubungan Internasional berjudul

“Kegagalan Multikulturalisme Di Republik Federal Jerman Pada Masa

Pemerintahan Kanselir Angela Merkel”. Skripsi ini merupakan karya

perjalanan akademik yang dilalui oleh penulis selama 3,5 tahun terakhir. Penulis

sangat berharap bahwa Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat serta berkontribusi bagi kemajuan kajian

internasional saat ini.

Pertama, penulis mengucapkan terimakasih atas kasih sayang, dukungan,

semangat dan doa yang selalu diberikan oleh Ibunda (Ibu Dra. Dewi Yani

Octaviani, M.Si) sebagai seorang single parents demi kesuksesan penulis hingga

menempuh sarjana strata satu dan menjadi salah satu inspirator bagi penulis dalam

berjuang mendukung kelompok minoritas. Melalui kata pengantar ini penulis juga

ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak antara lain:

1. Bapak Dr. Ali Muhammad, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik UMY sekaligus Dosen Penguji Proposal yang telah

memberikan masukan yang konstruktif terhadap pondasi hingga

menjadi bangunan pemikiran yang utuh.

2. Ibu Dra. Mutia Hariati, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

mencurahkan pikiran dan tenaganya untuk membimbing penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Bambang Wahyu Nugroho, S.IP, M.A (Penguji Skripsi I) dan

Page 6: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

v

Ibu Dian Azmawati, S.IP, M.A (Penguji Skripsi II) yang telah menguji

skripsi ini dengan sangat baik pada tanggal 23 April 2015.

4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Jurusan Hubungan Internasional yang telah

memberikan tambahan ilmu dan wawasan kepada penulis.

5. Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari Kepala PUSSIS Universitas Negeri

Medan dan Alumni Pelajar Indonesia-Jerman terimakasih atas

bimbingan dan sumber informasi terkait dengan skripsi ini.

6. Para teman baik penulis, Manap, S.IP, Fairuz Indira Rezky, Annisa

Sartika Sari, Afifah, Lucitania Rizky, S.IP, dan Arde Isriani Shaputri

atas dukungan dan bantuannya hingga penulis dapat menyelesaikan

tulisan ini.

7. Seluruh rekan-rekan civitas akademika HI UMY, bapak dan ibu dosen

HI UMY yang telah memberikan ananda pengetahuan sehingga dapat

menyelesaikan studi, administrasi TU HI pak Jumari, pak Ayyub, dan

pak Waluyo yang membantu proses administrasi dijurusan berjalan

lancar.

Mengakhiri kata pengantar ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

perlu banyak masukan dan saran, maka dari itu penulis mengharapkan masukan

dan saran dari pembaca melalui email [email protected].

Wassalamu alaikum wr wb.

Yogyakarta, 26 Maret 2015

Sannya Pestari Dewi

Page 7: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini penulis persembahkan untuk :

Ibundaku tercinta, Dra. Dewi Yani Octaviani, M.Si,

&

Adik kecilku, Septhia Rahmada Santoso

Page 8: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

vii

HALAMAN MOTTO

“Being democratic is not enough, a majority cannot

turn what is wrong into right. In order to be

considered truly free, countries must also have a

deep love of liberty and a abiding respect for the

rule of law” - Margareth Thatcher

“The Question is not whether we are able to

change but whether we are changing fast

enough”- Angela Merkel

“I love argument. I love debate. I don’t expect

anyone just to sit there and agree with me-

that’s not their job”- Margareth Thatcher

Page 9: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN. ....................................................................... iii

PERNYATAAN .............................................................................................. iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

HALAMAN MOTTO .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR GRAFIK, TABEL, DAN BAGAN .............................................. x

ABSTRAK ...................................................................................................... xi

BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8

D. Kerangka Konseptual ........................................................................... 9

E. Hipotesa ................................................................................................ 14

F. Jangkauan Penelitian ............................................................................ 14

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 15

H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 15

BAB II

IMIGRAN TURKI DI JERMAN DAN PEMERINTAHAN ANGELA

MERKEL ........................................................................................................ 17

A. Sejarah dan Dinamika Masuknya Imigran Turki di Jerman ................ 19

B. Perbedaan Identitas Antara Kelompok Imigran Turki Dengan

Masyarakat Asli Jerman ....................................................................... 31

B.1. Aspek Budaya ............................................................................... 34

B.2. Segi Sosial .................................................................................... 40

B.3. Segi Hukum .................................................................................. 43

B.4. Segi ekonomi ................................................................................ 45

C. Upaya Pemerintah Jerman dalam Integrasi Imigran ............................ 48

Page 10: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

ix

BAB III

KEBIJAKAN MULTIKULTURALISME .................................................. 55

A. Konsep Ideal Penerapan Politik Multikulturalisme Dalam Kebijakan 56

B. Kebijakan Multikulturalisme Dalam Kurun 1960 Sampai 1990 .......... 63

C. Kebijakan Multikulturalisme Pada Masa Pemerintahan Angela

Merkel .................................................................................................. 67

C.1. Konferensi Berlin Tahun 2006 ..................................................... 68

C.2. Rencana Strategi Nasional ............................................................ 68

C.3. Konferensi Lanjutan Tahun 2010 ................................................. 69

C.4. Piagam Kebaikan .......................................................................... 70

BAB IV

FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN MULTIKULTURALISME

DAN DAMPAKNYA DIREPUBLIK FEDERAL JERMAN ..................... 73

A. Faktor penyebab kegagalan multikulturalisme di Jerman ................... 72

A.1.Hak Polietnis terabaikan ................................................................ 77

A.1.1.Penerapan Multikulturalisme dalam Kurikulum

Pendidikan ......................................................................... 79

A.1.2. Pengecualian Dalam Berbusana Baik Oleh Undang-

Undang Atau Peraturan Pengadilan .................................. 85

A.1.3. Pendanaan Pendidikan Bahasa Dan Instruksi Bahasa Ibu.. 90

A.2. Hak Perwakilan Khusus Tidak Terpenuhi .................................... 97

A.2.1. Penegasan Konstitusi, Legislatif, Atau Parlementer

Terkait Multikulturalisme .................................................. 98

A.2.2. Representasi Kelompok Minoritas Dalam Media Publik

Ataupun Politik .................................................................. 101

A.2.3. Kewarganegaraan Ganda .................................................... 106

A.2.4. Penerapan Kebijakan Affirmatif Terhadap Kelompok

Imigran Turki Dan Keturunannya ..................................... 108

B. Dampak Kegagalan Multikulturalisme di Jerman ................................ 122

B.1. Meningkatnya Xenophobia di Jerman .......................................... 122

B.2. Menguatnya Gerakan Anti Imigran di Jerman ............................. 124

B.3. Kemunculan Gerakan Neo-Nazi di Jerman .................................. 127

BAB V

KESIMPULAN ............................................................................................... 129

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 132

Page 11: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

x

DAFTAR GRAFIK, TABEL, DAN BAGAN.

1. Bagan.2.1. Alur Prosedural Perekrutan Para Pekerja Hingga di Kirim ke

Jerman ......................................................................................................... 21

2. Tabel 2.1. Komposisi Etnis di Republik Federal Jerman Pada Tahun

2012. ............................................................................................................ 26

3. Grafik 2.1. Grafik Negara Tujuan Imigran Internasional Pada Tiga

Negara Uni Eropa (dari tahun 1960-2013) ................................................. 24

4. Bagan.4.1. Perbandingan Jumlah Anggota Parlemen Jerman (Bundestag)

Periode 2005-2009 ...................................................................................... 113

5. Bagan.4.2. Perbandingan Jumlah Anggota Parlemen Jerman (Bundestag)

Periode 2009-2013 ...................................................................................... 115

6. Grafik.4.1 Grafik Indikator Kebijakan Multikulturalisme di Negara-

Negara Barat Pada Tiga Jangka Waktu ........................................................... 119

Page 12: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

xi

KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL

JERMAN PADA MASA PEMERINTAHAN KANSELIR ANGELA

MERKEL

The Failure of Multiculturalism in Federal Republic of Germany during

Chancellor “Angela Merkel” Goverment

Sannya Pestari Dewi

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Abstrak

Tujuan terpenting dari skripsi ini adalah menjelaskan kegagalan

multikulturalisme di Jerman pada masa pemerintahan kanselir Angela Merkel. Skripsi ini

juga mencoba memberikan penjelasan penyebab Jerman dikatakan gagal dalam

multikulturalisme. Oleh sebab itu, dalam menjelaskan fokus utama dari penelitian

digunakan konsep politik multikulturalisme dimana indikator keberhasilan suatu negara

dalam kebijakan multikulturalisme dinilai dari perwujudan hak-hak kolektif kelompok

minoritasnya, berupa hak atas pemerintahan sendiri, hak polietnis, dan hak perwakilan

khusus. Dalam kasus Jerman, subjek kolektif hak minoritasnya adalah kelompok imigran

Turki dan keturunannya sebagai kelompok minoritas terbesar di Jerman.

Sehubungan dengan tujuan yang ingin dicapai, penulisan skripsi ini

menggunakan metode deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah telaah pustaka, dengan menggunakan data teoritis, yang berasal

dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, surat kabar, jurnal, dan lainnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jerman telah gagal menerpakan

multikulturalisme di negaranya pada masa pemerintahan kanselir Angela Merkel

dikarenakan tidak terpenuhinya hak polietnis dan hak perwakilan khusus dari

kelompok minoritas di Jerman, terutama kelompok imigran Turki dan

keturunannya. Jerman tidak dapat memenuhi hak polietnis dan hak perwakilan

khusus dari kelompok minoritasnya berupa penerapan multikultural dalam

kurikulum pendidikan, pengecualian dalam model berbusana baik dilindungi

dalam Undang-Undang atau/dan peraturan pengadilan, pendanaan dalam

pendidikan bahasa dan penggunaan bahasa ibu dalam kehidupan sehari-hari,

penegasan konstitusi, legislatif, atau parlementer terkait penerapan kebijakan

multikulturalisme di pusat dan/atau daerah kota serta kehadiran badan pemerintah,

kesekretariatan atau perwakilan luar negeri dalam implementasi kebijakan melalui

pertimbangan dengan kelompok minoritas, representasi kelompok minoritas

dalam media public ataupun politik, kewarganegaraan ganda, dan penerapan

kebijakan affirmative terhadap kelompok imigran. Pada akhirnya, kegagalan

tersebut meningkatkan sikap xenophobia bagi masyarakat Jerman dan

memunculkan gerakan Neo-Nazi lebih besar di Jerman.

Kata kunci : Multikulturalisme, Hak-Hak Minoritas, Jerman, Kelompok Imigran Turki

Page 13: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

xii

Abstract

The most important objective of this scientific paper is to explain the failure of

multiculturalism in Federal Republic of Germany during chancellor “Angela

Merkel” government. The aim of research is to explain why Germany failed in

multiculturalism during Chancellor Angela Merkel government. Therefore, in

explaination of the main focus of the research used the political concept of

multiculturalism in which the success indicators of a country in multiculturalism

policy assessed from the embodiment of the minority collective rights, such as the

right to self-government, the poliethnic rights, and special representation rights.

In the case of Germany, the subject of the minority collective rights is a group of

Turkish immigrants and their descendants as the largest minority group in

Germany. In relation to the objectives to be achieved, and then use it again

writing this essay descriptive analytical research method. Data collection

techniques used are literature review, using theoretical data, which come from

various sources, such as books, magazines, newspapers, journals, and more. The

results showed that Germany had failed to implement the multiculturalism in the

country during the reign of Chancellor Angela Merkel due to unfulfilled of

poliethnic rights and special representation rights of minorities in Germany,

especially Turkish imigrants group and their descendants. Germany can’t fill

poliethnic rights and special representation rights of minorities such as the

application of multicultural education in the curriculum, the excemption from

dress codes (either by statue or court cases), theb funding of language education

and the use of the mother tongue in everyday life, assertion of constitutional,

legislative, or parliamentary related to the implementation of multiculturalism

policy in the central and / or area of the city as well as the presence of

government agencies, secretarial or foreign representatives in policy

implementation through consideration of minorities, the representation of

minorities in public media or politics, dual citizenship, and implementation of

affirmative policies toward immigrant groups. In the end, the failure increases the

xenophobic attitude of German society and led to a more neo-Nazi movement in

Germany.

Keywords: Multiculturalism, Minority Rights, German, Turkish Immigrant Group

Page 14: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

Jerman mengalami beberapa retakan historis dalam perjalanan

sejarahnya terkait multikulturalisme dan kelompok minoritas, terutama pada

era Nazi. Tetapi, runtuhnya tembok Berlin menjadikan Jerman negara dengan

peningkatan signifikan dalam arus imigrasi dibandingkan Italia dan Perancis.1

Kemudian, secara perlahan kelompok imigran yang berkembang di Jerman

menjadi suatu perhatian khusus bagi struktur sosial di Jerman hingga

menimbulkan beberapa keresahan dari pemerintah Jerman dan pribumi

Jerman. Kondisi tersebut menjadi suatu bahasan menarik dan menimbulkan

problematika dimana arus migrasi terkendali di Jerman dan keresahan tersebut

ditelaah lebih lanjut dengan konsep dan metodologi serta dasar-dasar

penelitian secara rinci dalam bab ini, sebagai berikut:

A. Latar Belakang Masalah

Jerman merupakan salah satu negara berpengaruh di dunia internasional

sejak Perang Dunia I. Jerman terlibat aktif dalam Perang Dunia I dan II.

Jerman adalah salah satu negara yang sangat terkenal dengan idiologi Fasisme

yang sangat kuat pada masa kepemimpinan Adolf Hitler. Ideologi tersebut

yang menjadi pembangkit dan kekuatan Jerman setelah Perang Dunia I.

Fasisme Jerman adalah semangat chauvinisme bangsa Jerman sebagai bangsa

keturunan ras Arya yang dikenal agung dan mulia, berbeda dengan bangsa

1 Migrationpolicy.org, International migrants by country of destination,1960-2013,diakses 17

Maret 2015 pukul 03.08 dari; http://migrationpolicy.org/programs/data-hub/charts/international-

migrants-country-destination-1960-2013?width=1000&height=850&iframe=true

Page 15: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

2

lainnya yang dianggap sebagai keturunan primitif.2 Melalui ideologi Fasisime

tersebut, Hitler membangkitkan Jerman dan menguasai Jerman dengan tangan

besinya. Kekuasaan yang berpusat penuh pada Hitler membangkitkan Jerman

dari kekalahan Perang Dunia I serta menimbulkan kebencian bagi negara-

negara sekutu pemenang Perang Dunia I.

Fasisme juga menjadi pemicu bagi Jerman dalam memulai Perang Dunia

Kedua yang pada akhirnya memisahkan Jerman menjadi dua yaitu Jerman

Barat dan Jerman Timur. Selain itu, fasisme juga menyebabkan penyingkiran

kaum yang mereka sebut Lebensunwertes Leben yaitu diantaranya adalah

orang Yahudi, Orang Slavia, Orang Rom, dan Homoseksual.3 Tetapi kekuatan

Jerman yang dipimpin oleh Hitler akhirnya mulai runtuh akibat kekalahan

Jerman yang terulang kembali pada Perang Dunia kedua. Dimana Jerman juga

harus terbagi dua yang berdasarkan kekuasaan yang berbeda yaitu di Jerman

Timur dikuasai oleh Uni Soviet dan Jerman Barat oleh Amerika Serikat.

Pembagian kekuasaan tersebut juga dilatarbelakangi oleh perbedaan idiologis

dari Jerman Timur dan Jerman Barat serta menjadi tanda mulai runtuhnya

kekuatan idiologi fasisme di Jerman.

Pada Tahun 1989 dengan runtuhnya tembok Berlin menandakan bahwa

berakhirnya perdebatan idiologi yang memisahkan Jerman Barat dan Jerman

Timur menjadi satu dengan menerapkan sistem pemerintahan federal

parlementar. Runtuhnya tembok berlin juga menjadi awal keterbukaan Jerman

dengan dunia luar, yang menjadikan Jerman menjadi negara yang lebih

2 Ibad,Faizul.,2013.Pemikiran Politik Barat. Makalah.Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

Muhammadyah Jakarta, hal 12 3 Ibid

Page 16: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

3

demokratis. Penyatuan Jerman Barat dan Jerman Timur mengakibatkan

peningkatan arus imigrasi di Jerman. Pada awalnya, Jerman merupakan negara

penerima “pekerja tamu” (Immigrant Worker), kemudian menjadi negara

dengan arus imigrasi terkendali. Di tahun 1960, Jerman Barat telah

membangun kerjasama bilateral dengan beberapa negara seperti Italia, Maroko,

Turki, Tunisia, dan Yugoslavia untuk merekrut pekerja luar sebagai tambahan

pekerja di Jerman Barat dengan tenaga terampil sederhana dan upah rendah.4

Sebagian besar pendatang yang dinamakan “pekerja tamu” pada waktu itu

telah kembali ke negara-negara asal mereka di Eropa Selatan atau Tenggara,

namun tidak sedikit yang menetap di Jerman. Banyak di antara migran Turki

yang datang kemudian menetap pula.5

Oleh karena itu, Jerman merupakan

salah satu negara di kawasan Eropa Barat yang menerima banyak imigran

untuk membantu perkembangan industrialisasi di Jerman pasca perang.6

Pada akhirnya, tahun 1980-an jumlah imigran di Jerman meningkat tajam

sehingga dibutuhkan suatu kebijakan integrasi antara masyarakat pribumi

Jerman dengan kelompok imgran. Jumlah imigran yang meningkat tajam

disebabkan Eropa (khususnya Eropa Barat) dikenal sebagai wilayah yang

dinamis dengan derasnya aliran uang,barang, jasa dan informasi dari dan ke

Eropa yang menjadikannya indikator tingginya tingkat kesejahteraan ekonomi

4 History of the Guest Workers-Immigration of Foreign Workers. Diunduh, 12 Oktober 2014 pukul

18.47, dari; http://www.germany.info/Vertretung/usa/en/04__W__t__G/02/03/Feature__3.html 5 Fakta mengenai Jerman-Migrasi dan Integrasi, diakses 11 Oktober 2014 pukul 16.10 WIB, dari http://www.tatsachen-ueber-deutschland.de/id/masyarakat/main-content-08/migrasi-dan-

integrasi.html 6 Ahmad Muhammad, Globalisasi dan Migrasi: Problematika Integrasi Imigran Turki ke dalam

masyarakat Jerman,November 2012,diakses 06 November 2014, dari;http://ahmad_m-

fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-67268-Umum-

Globalisasi%20dan%20Migrasi:%20Problematika%20Integrasi%20Imigran%20Turki%20ke%20

dalam%20Masyarakat%20Jerman.html

Page 17: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

4

Eropa (Barat).7 Selain itu, keberadaan mereka (kelompok pekerja imigran) di

Jerman dapat membantu perekonomian di negara asal para imigran yang

mayoritas adalah negara berkembang. Sehingga, para “pekerja tamu” banyak

yang memutuskan untuk menetap di Jerman. Oleh sebab itu, muncul konsep

politik multikulturalisme di Jerman sebaagai respon terhadap meningkatnya

jumlah imigran di Jerman yang diwujudkan melalui upaya integrasi. Upaya

tersebut menawarkan para imigran boleh mempertahankan cara hidup sesuai

kultur asli mereka (termasuk bahasa dan pola hidup beragama), tetapi harus

menyatakan kesetiaan kepada negara Jerman. Dua budaya yang berbeda

diharapkan bisa hidup berdampingan secara damai dengan sendirinya. Pada

kenyataannya, pemerintah Jerman mengharapkan para imigran tersebut

melebur menjadi bagian dari bangsa Jerman. Hal tersebut dikarenakan para

pekerja tamu yang asalnya dianggap hanya sebagai penduduk sementara telah

menjadi penduduk tetap dengan keluarganya dan tidak jarang anak-anak

(bahkan hingga cucu-cucu mereka). Pemerintah Jerman mengharapkan,

kelompok imigran tersebut dapat berasimilasi dengan baik dan hanya mengenal

Jerman sebagai tanah airnya. Peningkatan arus migrasi yang tajam, menjadi

keran multikulturalisme di Jerman. Penerapan multikulturalisme di Jerman

diharapkan pemerintah Jerman dapat menunjukkan bahwa Jerman semakin

terbuka dengan keberagaman kelompok dan menghilangkan isu fasisme yang

masih berkembang di lingkungan domestik Jerman. Multikulturalisme juga

dapat mempermudah integrasi imigran dengan masyarakat asli Jerman.

7 Baiq Wardhani, Nasionalisme dan Etnisitas di Eropa Kontemporer, (Surabaya: Universitas

Airlangga, Desember 2011) hal. 226

Page 18: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

5

Dari peningkatan arus migrasi Jerman setiap tahunnya, terdapat dua

kelompok imigran terbanyak di Jerman, yaitu imigran asal Turki dan para

transmigran keturunan Jerman yang telah bermukim sejak beberapa generasi di

negara-negara bekas Uni Soviet, di Rumania dan di Polandia dan kemudian

kembali ke Jerman.8 Dengan adanya kedua kelompok pendatang itu, angka

arus imigrasi perkapita di Jerman pada tahun 1980-an bahkan jauh lebih tinggi

daripada angka tersebut di negara-negara imigrasi klasik seperti Amerika

Serikat, Kanada atau Australia. Dari data yang di peroleh, lebih dari 15 juta

orang dengan apa yang disebut “latar belakang imigrasi“ yang tinggal di

Jerman. Menurut definisi Badan Statistik Federal, kelompok itu mencakup

semua orang yang berimigrasi di Jerman, serta orang yang lahir di Jerman dari

orang tua yang paling sedikit satu orangnya adalah imigran. Sekitar 7 juta

orang di antara mereka adalah warga negara asing, dan 8 juta orang telah

memperoleh kewarganegaraan Jerman atau melalui naturalisasi, atau karena

mereka tergolong ke-4 juta transmigran keturunan Jerman.9

Imigran Turki merupakan kelompok imigran yang paling banyak di

Jerman. Menurut data yang diperoleh, Jerman memiliki hampir empat juta jiwa

populasi Muslim dan 2,5 juta dari jumlah populasi Muslim tersebut merupakan

8 Fakta mengenai Jerman-Migrasi dan Integrasi, diakses 11 Oktober 2014 pukul 16.10 WIB, dari; http://www.tatsachen-ueber-deutschland.de/id/masyarakat/main-content-08/migrasi-dan-

integrasi.html 9 Ibid

Page 19: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

6

imigran keturunan Turki.10

Sejak tahun 1961 imigran dari Turki mulai masuk

ke Jerman dikarenakan kebutuhan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja

dan tenaga ahli di Jerman cukup tinggi.11

Dilihat dari pengalaman sejarah

Jerman, kekurangan sumber daya manusia di Jerman dilatar belakangi oleh

keterlibatan Jerman berturut-turut dalam Perang Dunia dan juga peristiwa

Holocaust yang terjadi di Jerman pada masa pemerintahan Adolf Hitler. Oleh

karena itu, pada tahun 1961 para imigran tersebut datang ke Jerman atas

undangan Jerman sebagai pekerja tamu dan diharapkan mendorong proses

industrialisasi Jerman yang tengah berkembang pada saat itu.

Keberadaan imigran dalam jumlah besar tersebut menjadi permasalahan

tersendiri di Jerman sebab banyak imigran merupakan tenaga tidak terampil,

karena Jerman mengundang “pekerja tamu” untuk pekerjaan sederhana dengan

upah murah. Sehingga terdapat kesulitan-kesulitan bagi kelompok imigran

untuk dapat berintegrasi dengan pola kehidupan di Jerman. Dalam dua

dasawarsa terakhir dari kedatangan para imigran di Jerman, hanya tercapai dua

kemajuan dalam hal integrasi yaitu kewarganegaraan Jerman dapat diperoleh

dengan lebih mudah, kontak antara para migran dan masyarakat Jerman

digiatkan, dan sikap menerima keanekaan etno-budaya telah meningkat

10

Angela Merkel Multikulturalisme di Jerman telah gagal, diakses 07 Agustus 2014 pukul 09.51,

dari;http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/10/18/140864-angela-

merkel-multikulturalisme-jerman-telah-gagal

Lihat

Multikultural Jerman gagal, Upaya membangun sebuah masyarakat yang multikultural di

Jerman dinyatakan “sama sekali gagal’ oleh Kanselir Jerman Angela Merkel, Diunduh 07

Agustus 2014, dari;

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2010/10/101017_germanymultikultural.shtml 11

History of the Guest Workers-Immigration of Foreign Workers. Diunduh, 12 Oktober 2014

pukul 18.47, dari;

http://www.germany.info/Vertretung/usa/en/04__W__t__G/02/03/Feature__3.html.

Page 20: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

7

Kemajuan itu semakin diperkuat dengan ditetapkannya Undang-Undang

Urusan Migrasi yang mulai berlaku pada tahun 2005 pada masa pemerintahan

Angela Merkel. Tidak hanya itu, Angela Merkel juga memberikan respon yang

signifikan terkait permasalahan integrasi dengan imigran. Realisasi dari respon

Angela Merkel terhadap permasalahan imigran adalah “Rencana Integrasi

Nasional” di tahun 2007. Rencana tersebut diperiksa secara teratur setiap

tahunnya dengan mengadakan konferensi bersama wakil semua kelompok

masyarakat yang terkait dan organisasi-organisasi kaum imigran. Sasaran

utama dari rencana integrasi tersebut adalah integrasi ke dalam pasaran kerja

melalui pendidikan dan peningkatan kemampuan bahasa Jerman.12

Upaya-

upaya yang dilakukan pemerintah Jerman untuk mengintegrasikan imigran

dengan masyarakat asli Jerman tidak dapat berjalan dengan baik bagi kelompok

imigran dan keturunannya, terutama kelompok imigran Turki. Secara perlahan

timbul keresahan-keresahan tersendiri bagi masyarakat asli Jerman terhadap

keberadaan kelompok imigran terutama kelompok imigran Turki dan

keturunannya. Pernyataan kanselir Angela Merkel pada 16 Oktober 2010

mendukung pernyataan bahwa Jerman telah gagal dalam multikulturalisme.

Dikutip dalam pidatonya di Postdam kepada kaum muda partai konservatif

pimpinannya Serikat Kristen Demokrat atau Partai CDU, sebagai berikut:

12

Fakta mengenai Jerman-Migrasi dan Integrasi, diakses 11 Oktober 2014 pukul 16.10,

dari;http://www.tatsachen-ueber-deutschland.de/id/masyarakat/main-content-08/migrasi-dan-

integrasi.html

Page 21: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

8

“Diawal tahun 60-an, negara kita memanggil para pekerja asing untuk datang

ke Jerman dan sekarang mereka telah tinggal di negara kita, kita mempercayai

kalau mereka tidak akan tinggal dan pergi pada satu waktu, tetapi

kenyataannya tidak begitu. Dan tentu saja, upaya untuk membangun sebuah

masyarakat multikultural dan hidup berdampingan...telah gagal, sama sekali

gagal”13

Sehingga, pada akhirnya persoalan multikulturalisme dan integrasi

menjadi perdebatan dalam negeri Jerman.

Dari karakteristiknya, Jerman adalah salah satu bangsa Eropa yang

memiliki karakteristik khusus dimana pengalaman perang dan peristiwa jaman

Nazi membentuk masyarakat Jerman menjadi bangsa yang sangat cinta damai.

Oleh karena itu, masalah integrasi antara masyarakat Jerman dan imigran Turki

sangat menarik dilihat Jerman memiliki pengalaman sejarah tersendiri terkait

isu rasisme dan karakteristik bangsa unik yang sangat cinta damai serta

memiliki pengaruh yang cukup besar bagi integrasi Uni Eropa dimana Jerman

menjadi kelompok negara pelopor terbentuknya Uni Eropa serta negara yang

hingga pada tahun 2014 mendukung integrasi Eropa ditengah maraknya

Eurosceptic serta isu Xenophobia di kawasan Eropa Barat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

“Mengapa politik multikulturalisme tidak berhasil di Jerman?”

13 Bbc.co.uk, Multikultural Jerman Gagal, diakses pada tanggal 02 Maret 2015 pukul 14.08 dari;

http://www.bbc.co.uk/indonesia/lg/dunia/2010/10/101017_germanymultikultural.shtml

Page 22: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

9

C. Tujuan Penelitian

Melalui penulisan skripsi beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh

peneliti, sebagai berikut:

1. Mengetahui pokok-pokok permasalahan yang dihadapi imigran dan orang

asli Jerman terkait upaya integrasi yang dilakukan pemerintah Jerman.

2. Mengetahui faktor-faktor pendorong kemunculan dan menguatnya gerakan

anti-imigran di Jerman pada masa pemerintahan Angela Merkel.

3. Berkontribusi dalam kajian hubungan internasional terkait masalah

imigran di negara-negara maju sebagai upaya perlindungan hak-hak

minoritas di negara liberal.

4. Mengetahui efektivitas upaya integrasi imigran dengan orang asli Jerman

yang dilakukan oleh pemerintah Jerman.

5. Memperkaya kajian Ilmu Hubungan Internasional mengenai permasalahan

di kawasan Uni Eropa (HI).

D. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam membahas permasalahan penelitian sangat

diperlukan. Teori maupun konsep yang digunakan dalam suatu penelitian

merupakan jembatan yang akan menghubungkan antara rumusan masalah

dengan hipotesa. Dikarenakan teori merupakan generalisasi abstrak mengenai

beberapa fenomena, yang dalam menyusun generalisasinya, teori selalu

memakai konsep-konsep yang lahir dari pikiran manusia. Oleh karena itu, teori

memiliki sifat yang abstrak, sekalipun fakta-fakta dapat dipakai atau digunakan

Page 23: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

10

sebagai sarana untuk memahami fenomena atau permasalahan yang ada. Pada

penelitan ini akan digunakan konsep politik multukulturalisme.

Konsep Politik Multikulturalisme

Multikulturalisme adalah aliran atau paham tentang banyak budaya yang

mengarah pada keberagaman budaya. Dalam menjelaskan mengenai nilai-nilai

multikultural yang ada, terdapat beberapa indikator sebagai berikut; belajar

hidup dalam perbedaan, membangun saling percaya (mutual trust), memelihara

saling pengertian (mutual understanding), menjunjung sikap saling menghargai

(mutual respect), terbuka dalam berpikir, apresiasi dan interdepensi, resolusi

konflik, dan rekonsiliasi nir-kekerasaan.14

Menurut H.A.R Tilaar,

multikulturalisme merupakan institusionalisasi dari keanekaragaman

kebudayaan yang dimiliki oleh kelompok-kelompok etnis di dalam suatu

nation-state melalui bidang atau sistem hukum, pendidikan, kebijakan

pemerintah dalam kesehatan dan perumahan, bahasa, praktik-praktik

keagamaaan dan bidang lainnya.15

Sedangkan politik multikulturalisme adalah politik tentang hak-hak

minoritas. Politik multikulturalisme mendorong negara liberal untuk

memperluas respek terhadap otonomi kultural bangsa lain di luar negeri ke

dalam negerinya dalam bentuk pengakuan hak-hak kelompok minoritas. Salah

tokoh dalam kajian multikulturalisme terkait hak-hak minoritas dalam teori-

14

Zakiyatun Baidhawy,Building Harmony and Peace Through Multiculturalist Theology,(British

Journal of relogious Education, Vol 29. No.1, 2007), hal-77 s/d 97 15

H.A.R Tilaar,Multikulturalisme : Tantangan-tantangan global masa depan dalam transformasi

pendidikan nasional,(Jakarta : Grasindo, 2004), hal.387

Page 24: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

11

teori liberal adalah Will Kymlicka. Menurutnya, subjek hak dalam

pendekatannya melalui teori liberal adalah bukan individu melainkan subjek

kolektif atau kelompok. Dan subjek kolektif tersebut dibedakan menjadi tiga

yaitu :

1. “Gerakan-gerakan sosial baru” yaitu gerakan kaum homoseksual, kaum

miskin kota, kaum cacat atau feminisme.

2. “Minoritas nasional” yaitu kelompok-kelompok masyarakat yang

potensial dapat memerintah sendiri,tetapi diintegrasikan ke dalam sebuah

negara yang lebih luas,seperti penduduk berbahasa Perancis di Quebec-

Kanada.

3. Kelompok-kelompok etnis yaitu para imigran yang meninggalkan

komunitas nasionalnya untuk masuk ke dalam masyarakat lain, misalnya

orang Turki di Jerman.

Ketiga subjek itu memiliki masing-masing tiga macam hak kolektif,

yakni hak-hak perwakilan khusus, hak-hak untuk memerintah sendiri dan hak

polietnis.16

Istilah “multikultural” mencakup berbagai bentuk pluralisme budaya

yang berbeda. Keberagaman tersebut memiliki dua pola besar yaitu, keragaman

budaya timbul dari masuknya ke dalam negara yang lebih besar, budaya-

budaya yang berkuasa sebelumnya, terkonsentrasi secara teritorial yang disebut

negara multi-bangsa dan yang kedua yaitu keragaman budaya timbul dari

imigrasi perorangan atau keluarga yang disebut negara polietnis. Para imigran

16

Will Kymlicka, Kewargaan Multikultural, (Jakarta: Pustaka LP3ES,2002), hal.xxi

Page 25: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

12

pada kategori kedua itu bergabung ke dalam suatu perkumpulan lepas yang

disebut kelompok etnis. Mereka berintegrasi ke dalam masyarakat yang lebih

besar dan diterima sebagai anggota penuh masyarakat tersebut. Sementara

mereka sering mencari pengakuan yang lebih besar atas identitas etnis mereka,

tujuan mereka bukan untuk menjadi bangsa terpisah dan mempunyai

pemerintah sendiri di sisi masyarakat yang lebih besar, melainkan mengubah

institusi dan undang-undang masyarakat dominan untuk menjadikannya lebih

menerima perbedaan kebudayaan.17

Dalam kajiannya mengenai politik multikulturalisme, Kymlicka

berpendapat bahwa minoritas bangsa tidak berbicara mengenai kelompok ras

atau keturunan, melainkan mengenai kelompok kebudayaan.18

Oleh karena itu,

subjek hak dalam pendekatannya bukan perorangan melainkan kolektivitas.

Menurutnya, hak kolektif adalah hak yang dijalankan oleh kolektivitas,

bertentangan dengan hak yang dijalankan oleh perorangan.19

Sehingga terdapat

tiga hak spesifik kelompok dalam politik multikulturalisme yaitu:

1. Hak atas pemerintahan sendiri. Di kebanyakan negara multibangsa, unsur

bangsa cenderung menuntut bentuk otonomi politik atau yuridiksi

wilayah, agar dapat memastikan pengembangan yang bebas dan penuh

dari kebudayaan mereka dan kepentingan rakyatnya. Pada tingkat

ekstrem, bangsa dapat menginginkan melepaskan diri, apabila mereka

berpikir bahwa penentuan nasib sendiri itu tidak mungkin di dalam

negara yang lebih besar.

17

Ibid, hal.14 18

Ibid,hal 33 19

Ibid, hal 51

Page 26: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

13

2. Hak-hak polietnis. Dalam tiga puluh tahun terakhir ini, kelompok

imigran telah berhasil menantang model „konformitas Inggris‟ yang

menerima bahwa mereka harus meninggalkan semua aspek warisan etnis

mereka dan berasimilasi pada norma-norma dan adat istiadat kebudayaan

yang ada. Pada awalnya tantangan itu hanya berbentuk tuntutan hak

untuk menyatakan secara bebas kekhasan mereka tanpa takut akan

prasangka atau diskriminasi dalam masyarakat dominan.

3. Hak perwakilan khusus. Sementara kepedulian tradisional para minoritas

bangsa dan kelompok etnis adalah untuk pemerintahan sendiri atau hak

polietnis, kini tampak semakin meningkat perhatian kelompok-kelompok

itu, dan juga kelompok sosial non-etnis lainnya, pada gagasan atas hak

perwakilan khusus.20

Dari tiga bentuk hak-hak kelompok yang dibedakan diatas, Kymlicka

juga memberikan dua garis besar mengenai tuntutan atas hak-hak kolektif yang

diajukan oleh suatu kelompok etnis atau bangsa. Yang pertama menyangkut

tuntutan suatu kelompok terhadap anggotanya sendiri dan yang kedua terhadap

yang lebih besar. Kedua macam tuntutan itu, disebut yang pertama

„pembatasan internal‟ dan yang kedua „perlindungan eksternal‟. Pembatasan

internal menyangkut hubungan di dalam kelompok-kelompok etnis atau

kelompok bangsa dapat mencari penggunaan kekuasaan negara untuk

membatasi kebebasan kelompoknya sendiri atas nama solidaritas kelompok.

Perlindungan eksternal mencakup hubungan antar kelompok yakni kelompok

20

Ibid, hal.40 s/d 47

Page 27: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

14

etnis atau nasional dapat meminta untuk melindungi keberadaan dan

identitasnya yang berbeda itu dengan membatasi dampak keputusan yang

diambil oleh masyarakat yang lebih luas.21

Dalam politik multikulturalisme

unsur-unsur dari hak kolektif tersebut menjadi bagian terpenting dalam

penerapaannya terhadap kewarganegaraan multikultural.

Konsep politik multikulturalisme menjadi acuan dalam melihat

penerapan kebijakan integrasi antara masyarakat asli Jerman dengan kelompok

imigran. Konsep ini menjadi gambaran kondisi ideal dalam kewargaan

multikultural di Jerman, dilihat bahwa Jerman merupakan negara dengan

keberagaman tipe kedua yaitu negara polietnis. Pada akhirnya, melalui konsep

ini memberikan saran kebijakan yang tepat dalam mengintegrasikan

masyarakat Jerman dengan para imigran Turki.

E. Hipotesa

Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, maka dapat dikemukakan

hipotesa sebagai berikut : kegagalan multikulturalisme di Republik Federal

Jerman pada masa pemerintahan Angela Merkel disebabkan oleh tidak

terpenuhinya dua unsur dari hak minoritas dalam penerapan politik

multikulturalisme di Jerman untuk masayarakat keturunan imigran Turki yaitu:

1. Hak polietnis berupa pembatasan keberadaan identitas yang berbeda

dari masyarakat yang lebih luas.

2. Hak perwakilan khusus berupa pengakuan dan partisipasi dalam

pemerintahan di Jerman.

21

Ibid, hal 52 s/d 53

Page 28: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

15

F. Jangkauan Penelitian

Jangkauan penelitian dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam

menganalisis permasalahan yang dirumuskan. Sehingga peneliti membatasi

penelitian yang akan diteliti. Peneliti mengarahkan penelitiian ini pada kasus

kegagalan integrasi masyarakat Jerman dengan imigran Turki pada tahun 2010

sampai dengan 2014. Namun, tidak menutup kemungkinan peneliti

menggunakan data dan fakta sebelum tahun 2010 sebagai unit eksplanasi yang

memperkuat analisis, terutama dalam melihat kasus disintegrasi antara imigran

dan masyarakat Jerman.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakaan dalam tulisan ini adalah

telaah pustaka (library research) yaitu data penelitian yang didapat dari

beberapa sumber dalam hal ini diwakili oleh informasi-informasi dari literatur-

literatur yang relevan seperti buku, majalah, surat kabar, dan data elektronik

(internet) yang berkaitan dengan pokok permasalahan dan dilakukan dengan

cara menghimpun data sekunder. Data-data yang didapat dari berbagai sumber

tersebut akan digunakan sebagai bahan untuk membantu menganalisa

fenomena yang akan dibahas dalam penelitian.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan skripsi ini dipaparkan sebagai berikut:

BAB I : Bab ini berisi tentang pendahuluan. Pada bab ini

menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, kerangka pemikiran, hipotesa,

Page 29: KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK FEDERAL …thesis.umy.ac.id/datapublik/t51830.pdf · KEGAGALAN MULTIKULTURALISME DI REPUBLIK ... PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

16

jangkauan penelitian, teknik pengumpulan data, dan

sistematika penulisan.

BAB II : Bab dua membahas tentang sejarah masuknya dan

dinamika imigran di Jerman sebelum masa pemerintahan

Angela Merkel dan pada saat masa pemerintahan

kanselir Angela Merkel, upaya-upaya integrasi

masyarakat keturunan imigran Turki dengan masyarakat

asli yang dilakukan pemerintah Jerman serta perbedaan

pola nilai-nilai yang dianut masyarakat Jerman dengan

masyarakat keturunan imigran Turki dari segi budaya,

sosial, hukum, dan kegiatan ekonomi.

BAB III : Bab tiga membahas mengenai analisis kebijakan

multikulturalisme di Jerman dari awal masuknya

kelompok imigran hingga meningkat sampai pada masa

kanselir Angela Merkel.

BAB IV : Bab empat membahas tentang faktor-faktor penyebab

kegagalan multikulturalisme di Jerman serta dampak

kegagalan multikulturalisme tersebut bagi integrasi dan

lingkungan domestik Jerman.

BAB V : Bab lima berisi kesimpulan, yang menguraikan

kesimpulan atas penyebab kegagalan multikulturalisme

di Jerman pada masa pemerintahan kanselir Angela

Merkel.