Kebt Inf USU

14
Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006 Halaman 90 Kebutuhan Informasi Mahasiswa Progam Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) FK-UI dalam Memenuhi Tugas Journal Reading Ishak Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara Abstract The objective of this research is to identify and to describe the information need of medical students, 2004, Faculty of Medicine, University of Indonesia, in supporting journal reading. This research tries to identify selected subject, information use, type of collections, information format, information resources, and the library service needed. This research was conducted to 35 students from 24 specialist education programs in medical by giving questionnaires. Keywords: Information Needs, Information Use, Information Resources, Journal Reading Pendahuluan Pelaksanaan Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (selanjutnya disingkat PPDS FK- UI) berpegang pada Tridharma Perguruan Tinggi, di mana unsur penelitian merupakan salah satu komponen dalam program pendidikan tersebut. Unsur penelitian ini tercantum dalam tujuan umum PPDS FK-UI butir ketiga yaitu untuk menghasilkan lulusan yang mampu menentukan, merencanakan, melaksanakan pendidikan, penelitian mandiri, dan mengembangkan ilmu ke tingkat akademik yang lebih tinggi. Kepentingan penelitian juga dituangkan dalam Kebijakan Dasar Pengembangan Jangka Panjang Universitas Indonesia tahun 1990 – 2010. Salah satu tema pokok pengembangan program pendidikan disiapkan untuk mewujudkan universitas riset (research university) (UI, 1999). Mahasiswa PPDS FK-UI sebelum memasuki program studi masing-masing diberikan paket metodologi penelitian berupa kuliah sebesar 2 SKS, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penelitian. Paket penyelenggaraan metodologi penelitian bagi mahasiswa PPDS terdiri dari: a) kursus pendahuluan metode penelitian, b) kursus lanjutan menjelang peserta PPDS melakukan penelitian, dan c) journal reading. Fokus pada penelitian ini adalah kegiatan journal reading sebagai salah satu bagian dari paket metodologi penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas penelitian peserta PPDS FK-UI. Kegiatan journal reading dilakukan agar mahasiswa dapat memahami berbagai metodologi penelitian ilmiah yang telah dilakukan dan dimuat di berbagai sumber informasi. Perpustakaan Fakultas Kedokteran UI (selanjutnya disingkat Perpustakaan FK-UI), sebagai pengelola informasi dalam penyelenggaraannya mempunyai tugas dan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan informasi dan memberikan fasilitas akses informasi terhadap pemakai perpustakaan. Dukungan yang diberikan perpustakaan FK- UI untuk kegiatan perkuliahan tersebut, adalah menyediakan jasa layanan penelusuran literatur, langganan fotokopi daftar isi jurnal terbaru, layanan audio visual, jasa pembuatan slide presentasi, dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan untuk memberi gambaran apakah sumber informasi dan jasa layanan yang tersedia pada perpustakaan FK- UI sudah membantu dalam memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa PPDS FK- UI, sumber informasi apa yang digunakan, dan bagaimana upaya pencarian informasi yang dilakukan, apakah mahasiswa PPDS menggunakan sumber informasi dan jasa layanan perpustakaan FK-UI atau mencari sumber informasi di luar perpustakaan FK-UI. Universitas Sumatera Utara

Transcript of Kebt Inf USU

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006

Halaman 90

Kebutuhan Informasi Mahasiswa Progam Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) FK-UI dalam Memenuhi Tugas Journal Reading

Ishak

Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara

Abstract

The objective of this research is to identify and to describe the information need of medical students, 2004, Faculty of Medicine, University of Indonesia, in supporting journal reading. This research tries to identify selected subject, information use, type of collections, information format, information resources, and the library service needed. This research was conducted to 35 students from 24 specialist education programs in medical by giving questionnaires. Keywords: Information Needs, Information Use, Information Resources, Journal Reading Pendahuluan Pelaksanaan Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (selanjutnya disingkat PPDS FK-UI) berpegang pada Tridharma Perguruan Tinggi, di mana unsur penelitian merupakan salah satu komponen dalam program pendidikan tersebut. Unsur penelitian ini tercantum dalam tujuan umum PPDS FK-UI butir ketiga yaitu untuk menghasilkan lulusan yang mampu menentukan, merencanakan, melaksanakan pendidikan, penelitian mandiri, dan mengembangkan ilmu ke tingkat akademik yang lebih tinggi. Kepentingan penelitian juga dituangkan dalam Kebijakan Dasar Pengembangan Jangka Panjang Universitas Indonesia tahun 1990 – 2010. Salah satu tema pokok pengembangan program pendidikan disiapkan untuk mewujudkan universitas riset (research university) (UI, 1999). Mahasiswa PPDS FK-UI sebelum memasuki program studi masing-masing diberikan paket metodologi penelitian berupa kuliah sebesar 2 SKS, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penelitian. Paket penyelenggaraan metodologi penelitian bagi mahasiswa PPDS terdiri dari: a) kursus pendahuluan metode penelitian, b) kursus lanjutan menjelang peserta PPDS melakukan penelitian, dan c) journal reading. Fokus pada penelitian ini adalah kegiatan journal

reading sebagai salah satu bagian dari paket metodologi penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas penelitian peserta PPDS FK-UI. Kegiatan journal reading dilakukan agar mahasiswa dapat memahami berbagai metodologi penelitian ilmiah yang telah dilakukan dan dimuat di berbagai sumber informasi. Perpustakaan Fakultas Kedokteran UI (selanjutnya disingkat Perpustakaan FK-UI), sebagai pengelola informasi dalam penyelenggaraannya mempunyai tugas dan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan informasi dan memberikan fasilitas akses informasi terhadap pemakai perpustakaan. Dukungan yang diberikan perpustakaan FK-UI untuk kegiatan perkuliahan tersebut, adalah menyediakan jasa layanan penelusuran literatur, langganan fotokopi daftar isi jurnal terbaru, layanan audio visual, jasa pembuatan slide presentasi, dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan untuk memberi gambaran apakah sumber informasi dan jasa layanan yang tersedia pada perpustakaan FK-UI sudah membantu dalam memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa PPDS FK-UI, sumber informasi apa yang digunakan, dan bagaimana upaya pencarian informasi yang dilakukan, apakah mahasiswa PPDS menggunakan sumber informasi dan jasa layanan perpustakaan FK-UI atau mencari sumber informasi di luar perpustakaan FK-UI.

Universitas Sumatera Utara

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006

Halaman 91

Tinjauan Literatur Konsep Kebutuhan informasi Kata kebutuhan dapat diartikan sebagai sesuatu yang harus dimiliki seseorang. Sehingga kebutuhan informasi dapat diartikan informasi yang harus dimiliki seseorang. Mengapa seseorang membutuhkan informasi dan kapan munculnya kebutuhan informasi tersebut? Belkin (1978: 55) dengan konsep Anomalous State of Knowledge (ASK) memberikan batasan tentang kebutuhan informasi sebagai berikut: “… when a person recognizes something wrong in his or her state of knowledge and wishes to resolve the anomaly.” Belkin menyatakan bahwa kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi kekurangan tersebut. Krikelas (1983: 5) mendefinisikan kebutuhan informasi sebagai berikut, “… when the current state of possessed knowledge is less than needed”. Krikelas menyatakan bahwa kebutuhan informasi timbul ketika pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga mendorong seseorang untuk mencari informasi. Kuhlthau (1991) juga memberikan batasan pengertian kebutuhan informasi. Kuhlthau menyatakan bahwa kebutuhan informasi muncul akibat kesenjangan pengetahuan yang ada dalam diri seseorang dengan kebutuhan informasi yang diperlukan. Selanjutnya Crawford (dalam Devadason, 1996) mengemukakan bahwa kebutuhan informasi sulit didefinisikan dan diukur karena melibatkan proses kognitif dengan tingkat kesadaran yang berbeda-beda. Hal senada juga diungkapkan Krikelas (1983) yang menyatakan bahwa adanya kesulitan dalam menentukan kebutuhan informasi, yakni membedakan kapan kebutuhan itu disadari dan bagaimana kebutuhan itu diungkapkan.

Analisis Kebutuhan Informasi Penelitian terhadap kebutuhan informasi di bidang perpustakaan sudah dimulai sejak

tahun 1916 di Inggris melalui survei bagaimana perpustakaan digunakan dan siapa saja yang menggunakan. Awalnya penelitian berfokus pada penggunaan sistem bukan pada pemakai. Baru pada tahun 1980-an kajian beralih kepada pemakai (user center) (Wilson, 2000). Memahami kebutuhan informasi pemakai sebenarnya untuk mengetahui antara lain: a) siapa pemakai potensial perpustakaan, b) apa yang mereka pelajari dan teliti, c) sumber informasi dan layanan perpustakaan apa yang mereka butuhkan, d) bagaimana pengetahuan mereka tentang sumber informasi dan layanan yang ada di perpustakaan, e) bagaimana mereka menggunakan sumber informasi dan perpustakaan, dan f) bagaimana mereka menjadikan perpustakaan sebagai nilai tambah dalam membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan (Hiller, 2004). Jika pengelola informasi bisa memahami kebutuhan informasi pemakai, maka akan membantu dalam pengembangan layanan perpustakaan, di antaranya: a) peningkatan apa saja yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan layanan yang sudah ada, b) usaha apa saja yang harus dilakukan agar layanan dan sumber informasi perpustakaan diketahui secara lebih baik oleh pemakai, dan c) program kerja apa saja yang dapat dijalankan untuk mempertemukan layanan yang ada dengan kebiasaan pencarian informasi pemakai (Chaudry, 1993). Hiller (2004) mengemukakan bahwa upaya pengelola informasi untuk memahami kebutuhan informasi pemakai, berdasarkan pada konsep user center, yaitu: a) menyesuaikan koleksi dan sumber informasi dengan kebutuhan pemakai, b) mengidentifikasi perbedaan kebutuhan informasi pemakai, c) mendukung pendistribusian dana yang wajar dan adil, dan d) menjamin perpustakaan mempu merespons kebutuhan pemakai. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan perilaku pemakai dari suatu jasa perpustakaan secara sistematis adalah dengan kajian pemakai (user studies). Kajian pemakai banyak dipengaruhi ilmu psikologi dan sosiologi (Darmono dan

Universitas Sumatera Utara

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006

Halaman 92

Ardoni, 1994). Ilmu psikologi menjelaskan faktor internal manusia melalui perilaku manusia, dalam kajian pemakai difokuskan pada perilaku manusia terhadap informasi. Aspek sosiologi menjelaskan perilaku manusia sebagai anggota masyarakat. Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh kedudukan manusia di antara komunitasnya. Kebutuhan informasi seseorang sulit didefinisikan dan diukur karena melibatkan proses kognitif dengan tingkat kesadaran yang berbeda-beda. Juga sulit untuk membedakan kapan kebutuhan itu disadari dan bagaimana kebutuhan itu diungkapkan (Krikelas, 1983). Sementara itu Leckie dkk. (1996) dan Nicholas (2000) mencoba menjawab permasalahan ini dengan mencari karakteristik dari kebutuhan informasi tersebut. Leckie dkk. (1996) juga menyatakan bahwa pengetahuan tentang sumber informasi (awareness of information sources) yang akan digunakan, seperti kecepatan akses (accessibility), kualitas (quality), ketepatan waktu (timeliness), kepercayaan (trustworthiness), kebiasaan (familiarity) dan keberhasilan sebelumnya (previous success) akan berdampak langsung pada pelaksanaan pencarian informasi (information is sought). Identifikasi kebutuhan informasi pemakai Kebutuhan informasi pemakai selalu berubah dan berkembang, sehingga sulit untuk menentukannya secara tepat. Alasan tersebut didukung oleh pendapat Moores (1981: 83) yang menyatakan: “They have customer’s needs that are changing all the time. Understanding how these needs are changing is obviously an essential element when designing future service”. Perpustakaan memiliki pemakai yang kebutuhannya terus berubah. Memahami bagaimana kebutuhan itu berubah merupakan unsur penting dalam perencanaan layanan informasi di masa mendatang. Memahami kebutuhan informasi pemakai memerlukan kerja sama antara pengelola informasi dan pemakai informasi. Chaudry (1993: 5) menyatakan: “Ascertaining information needs is indeed a complex phenomenon. Even users themselves, most of time, have difficulty in clearly defining and expressing their information needs”.

Memastikan kebutuhan informasi pemakai merupakan suatu fenomena yang rumit, bahkan pemakai sendiri sering merasa kesulitan dalam mengungkapkan dan mengidentifikasi kebutuhan mereka. Berrie (dalam Newhouse, 1990) melihat dua manfaat paling penting dari usaha untuk mengetahui kebutuhan informasi pemakai, yaitu: a) mendorong komunikasi antara pengelola informasi dengan pemakai informasi, dan b) mengidentifikasi antara ketersediaan sumber informasi di perpustakaan dengan kebutuhan pemakai. Prawati (2003) menyatakan bahwa untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan: a) current approach, yaitu memperhatikan kebutuhan pengguna akan informasi mutakhir, b) everyday approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang diperlukan sehari-hari, c) exhaustive approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi secara menyeluruh, dan d) catching-up approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang cepat dan singkat. Chowdhury (1999) mengatakan bahwa kebutuhan informasi merupakan suatu konsep yang samar. Kebutuhan informasi muncul ketika seseorang menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi permasalahan tentang subjek tertentu. Selanjutnya Chowdhury menyatakan sifat-sifat kebutuhan informasi antara lain: a) mempunyai konsep yang relatif, b) berubah pada periode tertentu, c) berbeda antara satu orang dengan orang lain, d) dipengaruhi oleh lingkungan, e) sulit diukur secara kuantitas, f) sulit diekspresikan, g) seringkali berubah setelah seseorang menerima informasi lain. Hal senada juga diungkapkan Devadason (1996) bahwa kebutuhan informasi tergantung pada kegiatan kerja, disiplin ilmu/bidang pekerjaan/minat, fasilitas yang tersedia, kedudukan atau jabatan seseorang, motivasi, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan untuk menemukan ide baru, kebutuhan mencari kebenaran, dan lain-lain. Devadason (1996) juga menyatakan bahwa kebutuhan informasi dipengaruhi oleh

Universitas Sumatera Utara

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006

Halaman 93

berbagai faktor seperti, a) ketersediaan sumber informasi, b) kegunaan informasi, c) latar belakang, motivasi, kepentingan profesional, dan karakteristik lain yang dimiliki pemakai, d) sosial, politik, ekonomi, hukum dan sistem yang berkaitan dengan pemakai, dan e) konsekuensi dari penggunaan informasi. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Pannen (1990) mengatakan bahwa faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang diminati, kebiasaan, dan lingkungan pekerjaan. Hal senada juga dikatakan Wilson (1981) bahwa kebutuhan informasi berkaitan erat dengan masalah yang dihadapi, kesenjangan atau ketidak berdayaan seseorang dalam mendapatkan sumber informasi. Nicholas (2000) menyatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu: a) jenis pekerjaan, b) personalitas, yaitu aspek psikologi dari

pencari informasi, meliputi, ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan, c) waktu, d) akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi), dan e) sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi. Sementara itu Crawford (dalam Devadason, 1996) menyatakan bahwa kebutuhan informasi tergantung pada: kegiatan pekerjaan, disiplin ilmu, tersedianya berbagai fasilitas, jenjang jabatan individu, faktor motivasi terhadap kebutuhan informasi, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan untuk mencari gagasan baru, kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang tepat, kebutuhan untuk memberikan kontribusi professional, dan kebutuhan untuk melakukan penemuan baru. Wilson (1981) juga menguraikan faktor yang secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi, seperti digambarkan pada Gambar-1.

Gambar – 1: Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi (Sumber: Wilson, 1994)

KEBUTUHAN INFORMASI

Universitas Sumatera Utara

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006

Halaman 94

Pada Gambar tersebut di atas terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu: a. Kebutuhan individu (person)

Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis (psychological needs), kebutuhan afektif (affectif needs) dan kebutuhan kognitif (cognitive needs). Ketiga kebutuhan ini secara langsung mempengaruhi kebutuhan informasi.

b. Peran sosial (social role) Peran sosial meliputi peran kerja (work role) dan tingkat kinerja (performance level), akan mempengaruhi faktor kebutuhan yang ada dalam diri individu.

c. Lingkungan (environment) Faktor lingkungan, meliputi lingkungan kerja (work environment), lingkungan sosial-budaya (social-cultural environment), lingkungan politik-ekonomi (politic-economic environment) dan lingkungan fisik (physical environment) mempengaruhi faktor peran sosial maupun faktor kebutuhan individu. Sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang akan membentuk kebutuhan informasi.

Karakteristik Kebutuhan Informasi Leckie dkk. (1996) menyatakan bahwa kebutuhan informasi memiliki enam karakteristik yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi itu, yaitu: a) demografis seseorang, seperti tingkat pendidikan atau usia, b) konteks, misalnya kebutuhan khusus, kebutuhan internal atau eksternal, c) frekuensi, misalnya apakah kebutuhan informasi itu berulang atau baru, d) kemungkinan, misalnya apakah kebutuhan informasi tersebut dapat diramalkan atau tidak terduga, e) kepentingan, misalnya kebutuhan informasi dilihat dari tingkat urgensinya, dan f) kerumitan, misalnya kebutuhan informasi tersebut mudah atau sulit untuk dipecahkan. Sementara itu Nicholas (2000) menyatakan bahwa kebutuhan informasi memiliki sebelas karaktersitik yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi tersebut. Berikut uraian singkat dari kesebelas karakteristik kebutuhan informasi.

a. Pokok Masalah (Subject) Subjek yang terkandung dalam suatu informasi merupakan karakteristik kebutuhan informasi yang paling jelas dan segera terlihat. Ada tiga aspek yang harus dipertimbangkan dalam menguraikan pokok masalah, yaitu: 1) berapa banyak pokok masalah yang terkandung dalam suatu informasi, 2) seberapa jauh kedalaman pokok masalah itu, dan 3) apakah terdapat masalah dalam menentukan subjek yang lebih rinci.

b. Fungsi (Function) Setiap pemakai informasi memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam memanfaatkan informasi, tergantung pada kegiatan dan hasil kegiatan dari pemakai informasi. Pada dasarnya pemakai membutuhkan informasi dengan tujuan untuk memenuhi lima fungsi pokok, yaitu: 1) fungsi temuan (fact-finding), 2) fungsi aktualisasi informasi (current awareness), 3) fungsi penelitian (research), 4) fungsi penyegaran (briefing), dan 5) fungsi pendorong (stimulus).

c. Sifat (Nature) Sifat informasi merujuk pada ciri esensial yang ada pada suatu informasi, yaitu apakah informasi itu memiliki salah satu sifat berikut, seperti: berubah pada periode tertentu, atau kebutuhan informasi berbeda antara satu orang dengan yang lainnya.

d. Tingkat Intelektual (Intellectual Level) Informasi baru dapat dipahami secara efektif oleh pemakai bila memiliki prasyarat keluasan pengetahuan minimum atau tingkat kecerdasan tertentu. Sehingga dalam konsep kebutuhan informasi terkandung karakteristik yang berkaitan dengan tingkat intelektual pemakai.

e. Titik Pandang (Viewpoint) Informasi dalam ilmu sosial sering dituangkan dengan titik pandang atau pendekatan tertentu. Untuk memudahkan titik pandang tersebut maka dibuat kategori berdasarkan pada pemikiran, orientasi politik, pendekatan positif – negatif, dan orientasi disiplin ilmu.

f. Kuantitas (Quantity) Pemakai informasi membutuhkan jumlah atau kuantitas yang berbeda dalam memenuhi keperluan tugas pekerjaan atau dalam memecahkan suatu permasalahan.

Universitas Sumatera Utara

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006

Halaman 95

Jumlah informasi yang dibutuhkan sangat tergantung pada sifat individu pemakai, artinya setiap pemakai dianggap mampu menentukan batasan kebutuhan informasi masing-masing

g. Kualitas (Quality) Kualitas kebutuhan informasi sangat tergantung pada sifat individu pemakai informasi. Sehingga keputusan penggunaan informasi berdasarkan pada kualitas ini bersifat pribadi. Untuk dapat melakukan pemilihan kebutuhan informasi berdasarkan kualitas secara tepat, sangat diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap pemakai informasi.

h. Batas Waktu Informasi (Date) Untuk memahami kebutuhan informasi pemakai berdasarkan karakteristik batas waktu informasi, ada dua pertanyaan yang harus diajukan. Pertanyaan tersebut adalah: 1) seberapa lama informasi masa lampau yang diperlukan? dan 2) seberapa baru informasi yang diperoleh? Pertimbangan utama yang menentukan ialah berapa lama umur informasi dalam simpanan berkas yang ada. Informasi pada setiap disiplin ilmu yang ada akan memiliki umur penyimpanan berkas informasi berbeda-beda.

i. Kecepatan Pengiriman (Speed of Delivery) Informasi diupayakan secepatnya sampai pada pemakai, dan diharapkan tidak terhenti dalam masa transit atau penyebarannya, sehingga aktualitas informasi dapat dijaga. Hal ini berarti informasi jangan sampai tidak up-to-date kemanfaatannya.

j. Tempat Asal Publikasi (Place) Bagi pemakai informasi, tempat asal publikasi bisa menjadi masalah. Masalah tersebut berhubungan dengan tiga hal utama, yaitu: 1) pokok masalah dalam informasi, 2) posisi pengguna, dan 3) kelancaran bahasa.

k. Pemrosesan dan Pengemasan (Processing and Packaging) Pemrosesan berkaitan dengan cara penyajian informasi dari pokok pikiran dan riset yang sama, sedangkan pengemasan berkaitan dengan tampilan luar atau bentuk fisik dari informasi.

Selanjutnya untuk mengetahui wujud kebutuhan informasi pemakai, dalam penelitian ini hanya difokuskan pada tiga karaktersitik saja, yaitu subjek, fungsi atau manfaat, dan format informasi yang ada hubungannya dengan jenis koleksi. Ketiga karakterisik ini dianggap lebih mudah ditanyakan kepada pemakai. Pengetahuan pemakai tentang sumber informasi dan layanan perpustakaan juga difokuskan dalam penelitian ini, dengan tujuan dapat memberi kontribusi bagi penyelenggara perpustakaan, khususnya perpustakaan FK-UI. Metode dan Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei, dengan tujuan untuk memberi gambaran yang tepat dari suatu gejala. (Tan, dalam Koentjaraningrat, 1993). Dalam penelitian ini, survei dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kebutuhan informasi mahasiswa PPDS FK-UI yang terdaftar pada 24 program studi dalam rangka memenuhi tugas journal reading. Kehandalan penelitian survei tergantung pada: a) jumlah orang yang dijadikan sampel, b) taraf hingga mana sampel itu representative, artinya mewakili kelompok yang diselidiki, dan c) tingkat kepercayaan informasi yang diperoleh dari sampel itu (Nasution, 2003). Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang terdaftar sebagai peserta PPDS FK-UI angkatan 2004. Mahasiswa PPDS FK-UI angkatan 2004 tersebar pada 24 program studi dan berjumlah 352 orang. Jumlah mahasiswa pada setiap program studi seperti terlihat pada Tabel – 1. Penentuan ukuran sampel pada penelitian deskriptif, menurut Gay (dalam Sevilla dkk., 1993) dan Nasution (2003) dapat diambil sebesar 10% dari jumlah populasi. Dengan demikian ukuran sampel pada penelitian ini jika dihitung 10% dari jumlah populasi (n = 352) adalah 35. Dari 24 program studi yang ada dihitung pengambilan sampel

Universitas Sumatera Utara

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006

Halaman 96

Tabel – 1: Mahasiswa PPDS FK-UI Angkatan 2004

No Program Studi Jumlah Populasi (N)

1 Ilmu Penyakit Dalam 21 2 Ilmu Bedah 11 3 Ilmu Kesehatan Anak 28 4 Obstetri & Ginekologi 27 5 Ilmu Penyakit Saraf 10 6 Psikiatri 21 7 Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin 10 8 Ilmu Penyakit Mata 20 9 Ilmu Penyakit THT 13

10 Radiologi 12 11 Ilmu Kedokteran Forensik 13 12 Kardiologi 21 13 Pulmonologi 16 14 Anestesiologi 20 15 Ilmu Bedah Orthopaedi 12 16 Patologi Anatomi 12 17 Patologi Klinik 13 18 Urologi 11 19 Ilmu Bedah saraf 12 20 Ilmu Kedokteran Fisik & Rehabilitasi 10 21 Ilmu Kedokteran Olahraga 9 22 Ilmu Bedah Plastik 11 23 Mikrobiologi Klinik 10 24 Farmakologi Klinik 9

Jumlah 352 (Sumber: Seketariat PPDS FK-UI)

dengan menggunakan alokasi sebanding, dengan rumus:

ni = ( ) x n, untuk i = 1, 2, 3, … k

di mana: N1 = jumlah populasi pada 1, 2, 3, …k N = jumlah semua populasi n = jumlah sampel yang ditetapkan Misalnya, jumlah populasi pada program studi Ilmu Penyakit Dalam 21 orang, Jumlah sampel ditetapkan 35, dengan menggunakan rumus alokasi sebanding maka jumlah sampel yang akan diambil pada program studi Ilmu Penyakit Dalam adalah 21/352x35=2,08. Jumlah sampel yang ditetapkan untuk program studi Ilmu Penyakit Dalam menjadi 2 orang. Demikian seterusnya perhitungan

penentuan jumlah sampel dilakukan untuk semua program studi. Strategi pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sampel aksidental, karena metode ini sangat mudah, murah, dan cepat untuk dilakukan (Nasution, 2003). Variabel penelitian Variabel adalah faktor-faktor yang berperan dalam suatu penelitian atau dapat pula diartikan sebagai sesuatu objek pengamatan penelitian berupa faktor yang memiliki variasi nilai. Faktor atau objek pengamatan tersebut dapat berupa gejala, kondisi, kemampuan, sikap, perilaku dan lain-lain (Poerwanti, 2000). Variabel dalam penelitian ini adalah seperti terlihat padaTabel – 2.

N1 N

Universitas Sumatera Utara

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006

Halaman 97

Tabel – 2: Variabel dan Definisi Operasional

Variabel terikat Variabel bebas Definisi operasional Kebutuhan informasi

1 subjek/permasalahan 2. manfaat 3. jenis koleksi dan format

informasi 4. sumber informasi 5. layanan perpustakaan

1. masalah yang timbul akibat

tugas journal reading 2. kegunaan, nilai, dan arti

informasi yang diperoleh 3. jenis koleksi yang dibutuhkan

untuk tugas journal reading, termasuk format informasi yang dipilih, tercetak atau elektronik

4. individu, organisasi, institusi dan lembaga yang dianggap penting untuk mendukung tugas journal reading

5. jasa layanan yang tersedia di perpustakaan yang dibutuhkan pemakai

Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pemilihan alat ini berdasarkan pendapat Nasution (2003) yang menyatakan bahwa untuk memperoleh informasi pada penelitian survei dapat menggunakan metode kuesioner, wawancara, observasi langsung, atau kombinasi beberapa teknik pengumpulan data. Kuesioner disebarkan pada 35 mahasiswa PPDS FK-UI angkatan 2004 yang dijadikan sampel dan penyebaran kuesioner pada 24 program studi diperlakukan secara proporsional. Upaya ini dilakukan agar sampel benar-benar representatif. Kuesioner terdiri dari 15 pertanyaan mengenai penilaian responden terhadap kebutuhan informasi. Jawaban dalam kuesioner bentuknya berupa pilihan, daftar urutan, skala, serta pertanyaan terbuka. Analisis Data Data yang sudah terkumpul dianalisis menggunakan Tabel Distribusi Frekuensi. Data tersebut diperoleh dari jawaban yang beragam pada kuesioner yang terkumpul dan dikelompokkan ke dalam kode kategori. Data yang sudah dikelompokkan dibuatkan lembar ringkasan (summary sheet) dan kemudian

dibuat tabulasi sesuai dengan analisis yang digunakan, antara lain: daftar urutan, tabel presentase, dan tabel distribusi frekuensi. Data kuantitatif yang dikumpulkan berupa: a. Daftar urutan, yaitu dengan menjumlahkan

pernyataan yang dipilih oleh responden secara berurut.

b. Skala numerik, yaitu dengan menjumlahkan semua angka pada setiap pernyataan kemudian membaginya sesuai dengan jumlah responden.

c. Persentase pilihan pernyataan yang dipilih responden dari sejumlah pilihan.

Data yang diperoleh dari pertanyaan terbuka dikelompokkan ke dalam kategori. Kemudian kategori ini dimasukkan dalam lembar ringkasan dan ditabulasikan dengan menyusun tabel persentase. Pengolahan data dibantu dengan program SPSS ver 10.0 for Windows. Program ini digunakan untuk mengetahui jumlah frekuensi dan penyebaran data yang diperoleh berdasarkan program studi. Adapun prosedur pengolahan data yang dilakukan menggunakan program SPSS adalah: • Editing, yaitu melakukan pengecekan

isian kuesioner. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah jawaban yang ada pada kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten.

Universitas Sumatera Utara

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006

Halaman 98

• Coding, yaitu merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Misalnya untuk sub-variabel format informasi dilakukan coding 1 = tercetak, 2 = elektronik, dan 3 = keduanya (tercetak dan elektronik). Coding digunakan untuk mempermudah saat analisis data dan mempercepat entri data.

• Processing, yaitu melakukan entri data dari kuesioner ke program SPSS untuk dapat dianalisis.

• Cleaning, yaitu melakukan pengecekan kembali data yang sudah dientri untuk menghindari kesalahan pada saat analisis data.

Selanjutnya setelah entri data dianggap benar, maka dilakukan analisis data. Analisis data menggunakan analisis deskriptif, tujuannya untuk dapat menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik dari variabel yang diteliti. Untuk data numerik digunakan nilai rata-rata, sedangkan data kategorik digunakan jumlah dan persentase.

Hasil dan Pembahasan Subjek yang Berhubungan Dengan Tugas Journal Reading Jawaban responden mengenai subjek yang berhubungan dengan tugas journal reading, dikelompokkan pada jawaban yang bersifat umum dan jawaban spesifik. Jawaban yang

spesifik mengenai pokok permasalahan untuk tugas journal reading, dijawab oleh 14 responden (40%). Subjek atau permasalahan yang dipilih responden seperti terlihat pada Tabel – 3. Selanjutnya responden yang memberikan jawaban umum dengan menyatakan ”masalah yang berhubungan dengan program studi” dijawab oleh 21 responden (60%). Pokok masalah yang terkandung dalam suatu informasi yang dinyatakan responden dari 8 program studi tersebut merupakan karakteristik kebutuhan informasi yang paling jelas dan segera dapat dilihat. Pokok masalah tersebut juga tergantung minat responden seperti yang telah diungkapkan Nicholas (2000). Subjek yang berhubungan dengan dispilin ilmu pemakai, dalam hal ini mahasiswa PPDS, diperlukan untuk menentukan jenis koleksi yang akan disediakan perpustakaan sebagai sumber informasi bagi pemakai, seperti yang dikatakan Atherton (1977). Jenis dan Format Informasi Berdasarkan data mengenai jenis koleksi yang digunakan responden untuk mendukung tugas journal reading, sumber informasi primer yang dipandang sangat penting adalah jurnal ilmiah (68,60%) dan buku (57,10%).

Tabel – 3: Subjek yang Berhubungan dengan Tugas Journal Reading

No Program Studi Jumlah Responden Subjek Masalah

1 Ilmu Penyakit Dalam 2 Patofisiologi, epidemiologi, Hypertension, Diabetic fort

2 Obstetri & Ginekologi 3 SLE in pregnancy Retensio urin post partum, Diabetes mellitus in pregnancy PPH, ECV, RPL

3 Psikiatri 2 Depresi, Ketergantungan zat, Psikiatri komunitas

4 Ilmu Penyakit Mata 2 Glaukoma, Kelainan retina, Kelainan kornea Kelainan infeksi imunologi, Trabeculectomy

5 Ilmu Penyakit THT 2 Otologi, Rinologi, Laring-faringologi, Plastik rekonstruksi

6 Ilmu Kedokteran Forensik 1 Basic toxicology drugs, Blood group laboratory, Thanatology (Post mortem sign)

7 Ilmu Kedokteran Fisik & Rehabilitasi 1 Low back pain, Neuro imaging 8 Ilmu Bedah Plastik 1 Perioperatif, Teknik operasi

Jumlah 14

Universitas Sumatera Utara

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006

Halaman 99

Sedangkan sumber primer yang dipandang penting adalah laporan penelitian dan tesis/disertasi. Ini berarti jenis koleksi tersebut selalu dibutuhkan responden sebagai sumber informasi untuk mendukung tugas journal reading. Penggunaan sumber primer ini (jurnal, buku, laporan penelitian, tesis/ disertasi) karena dipengaruhi oleh kebutuhan dan pengetahuan responden untuk terus mengikuti perkembangan informasi bidang kedokteran dengan cara membaca sumber primer terutama jurnal ilmiah. Adapun jurnal yang rutin dibaca oleh 35 responden adalah 67 judul jurnal ilmiah. Terdiri dari 66 judul terbitan luar negeri dan 1 judul terbitan dalam negeri. Kemudian terdapat 2 pangkalan data jurnal yang diakses melalui internet, yaitu Medscape dan Proquest Medical Journal. Judul jurnal tersebut mencakup 24 program studi PPDS yang ada di lingkungan FK-UI. Responden umumnya masih memilih format informasi tercetak (69,52%) dibanding dengan format elektronik (30,48%). Format tercetak untuk jenis koleksi buku dipilih responden dengan jumlah frekuensi 34 kali. Format informasi elektronik yang digunakan responden terbanyak adalah jenis koleksi jurnal ilmiah dengan jumlah frekuensi 26 kali. Hal ini juga didukung oleh tersedianya fasilitas akses journal electronic melalui database proquest medical journal yang dilanggan perpustakaan FK-UI dan tersedianya akses internet gratis di laboratoriun komputer FK-UI.

Sumber Informasi Sumber informasi pertama yang digunakan responden dalam menyelesaikan tugas journal reading adalah koleksi sendiri, dipilih sebanyak 17 responden (53,13%) dan internet dipilih sebanyak 12 responden (34,29%). Bila belum menemukan informasi yang dibutuhkan, responden akan mencari ke sumber informasi berikutnya yaitu koleksi pada perpustakaan program studi dipilih sebanyak 9 responden (25,71%) dan bertanya pada teman dipilih sebanyak 8 responden (25%). Selanjutnya sumber informasi yang dihubungi responden sebagai alternatif kelima adalah koleksi pada perpustakaan FK-UI dipilih sebanyak 10 responden (28,57%) dan bertanya pada dosen dipilih sebanyak 7 responden (21,88%). Sebagai urutan ke-7 yang dipilih responden sebagai sumber informasi yang dihubungi adalah koleksi di luar perpustakaan FK UI dipilih sebanyak 10 responden (31,25%), sedangkan toko buku merupakan sumber informasi terakhir yang dihubungi dipilih sebanyak 19 responden (61,29%). Sumber informasi diluar perpustakaan FK-UI yang dikunjungi responden adalah perpustakaan Bristol Myers Squibb (BMS) Indonesia dipilih sebanyak 16 responden (45,71%), perpustakaan Eijkman dipilih sebanyak 8 responden (22,86%) dan perpustakaan Rumah Sakit Persahabatan Kita dipilih sebanyak 1 responden (2,86%).

Tabel – 4: Format Informasi yang Dipilih Responden

Format informasi

Tercetak Elektronik Jumlah Jenis koleksi

f Persentase

(%) f Persentase

(%) f Persentase (%)

1. Jurnal ilmiah 14 35,00 26 65,00 40 100,00 2. Buku 34 100,00 - - 34 100,00 3. Laporan Penelitian 22 73,33 8 26,67 30 100,00 4. Tesis/Disertasi 27 96,43 1 3,57 28 100,00 5. Abstrak 14 42,42 19 57,58 33 100,00 6. Surat kabar 19 86,36 3 16,64 22 100,00 Jumlah 130 69,52 57 30,48 187 100,00

Keterangan: f = frekuensi

Universitas Sumatera Utara

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006

Halaman 100

Layanan Perpustakaan Layanan perpustakaan FK-UI yang paling banyak digunakan responden adalah layanan fotokopi dokumen (32,63%), selanjutnya layanan penelusuran (29,476%), layanan peminjaman (25,26%), dan layanan fotokopi daftar isi majalah (12,64%).

Tabel – 5: Jenis layanan Perpustakaan yang

Digunakan

Jenis layanan f Persentase (%) Layanan fotokopi dokumen 31 32,63

Layanan penelusuran 28 29,47 Layanan peminjaman 24 25,26 Layanan fotokopi daftar isi majalah 12 12,64

Jumlah 95 100,00 Keterangan: f = frekuensi Setelah mengetahui jenis layanan perpustakaan FK-UI yang digunakan responden untuk memenuhi tugas journal reading, selanjutnya perlu diketahui sarana yang digunakan responden untuk memesan informasi yang dibutuhkan, sehingga dapat diungkapkan dengan cara apa responden memesan informasi. Cara responden untuk memesan informasi umumnya dengan datang sendiri ke perpustakaan FK-UI, dipilih sebanyak 33 responden (94,30%). Hanya 1 responden yang menggunakan electronic mail, dan tidak ada responden yang memilih telepon dan faksimili sebagai sarana untuk memesan informasi.

Tabel – 6: Cara Responden Memesan

Informasi

Cara memesan informasi

f Persentase (%)

Datang sendiri 33 97,06 Electronic mail 1 2,94 Telepon 0 0,00 Faksimili 0 0,00 Jumlah 34 100,00 Keterangan: f = frekuensi

Responden selalu mendatangi sendiri sumber informasi yang dibutuhkan dalam rangka menyelesaikan tugas journal reading. Cara ini dilakukan karena responden membutuhkan informasi yang lengkap dan hasil pencarian

yang tepat menurut tingkat uraian dan ketelitian (Leckie et al., 1996). Kesimpulan Subjek yang dipilih mahasiswa PPDS FK-UI angkatan 2004 dalam memenuhi tugas journal reading umumnya berhubungan dengan minat dan program studi yang dipilih responden. Untuk memenuhi tugas tersebut responden membutuhkan jenis koleksi jurnal ilmiah, khususnya terbitan luar negeri dalam format elektronik. Jenis koleksi buku, laporan penelitian, tesis/disertasi, dan abstrak juga dibutuhkan mahasiswa sebagai bahan pendukung untuk tugas journal reading. Penelitian ini juga dapat menggambarkan bahwa mahasiswa cenderung menggunakan format elektronik untuk mengakses jurnal ilmiah. Layanan yang paling banyak diminati di perpustakaan FK-UI adalah layanan fotokopi dokumen dan layanan penelusuran informasi. Umumnya mahasiswa datang sendiri ke perpustakaan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Fasilitas lain yang disediakan perpustakaan seperti e-mail, telepon dan faksimili belum secara maksimal digunakan responden.

Rujukan Atherton, P. (1977). Handbook for

information systems and services. Paris: UNESCO

Belkin, N. J (1978). “Information concept for information science”. Journal of Documentation, 34(1): 55-58

Chaudry, A.S. (1993). “Information needs and their satisfaction in a utility company”. Libraries Review, 42 (1)

Chowdhury. G.G. (1999). Introduction to modern information retrieval. London: Library Association Publishing

Darmono dan Ardoni. (1994). “Kajian pemakai dan sumbangannya kepada dunia Pusdokinfo”. Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Ilmu Informasi, 1 (2), April: p. 21-34

Devadason, F.J., dan P. Pratap Lingam. (1996). “Practical steps for identifying information needs of clients”. Tenth Congress of Southeast Asian Librarians (CONSAL X), May 21-25, 1996; Kuala Lumpur, Malaysia.

Universitas Sumatera Utara

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006

Halaman 101

Devadason, F.J.; P. dan Pratap Lingam. (1996). “A Methodology for the Identification of Information Needs of Users”. 62nd IFLA General Conference - Conference Proceedings - August 25-31, 1996

Eskola, Eeva-Liisa. (1998). “University students' information seeking behaviour in a changing learning environment”. Information Research, 4 (2) October

Hiller, Steve. (2004). User needs assessment to support collection management decisions. Florida: ALA Annual

Krikelas, J. (1983). “Information seeking behaviour: patterns and concepts”. Drexel Library Quarterly, 19(2) Spring

Kuhlthau, C.C. (1991). Seeking meaning: a process approach to library and information services. Norwood, NJ: Ablex

Kuhlthau, Carol C. (2002). “The Information Search Process (ISP): A Search for Meaning Rather than Answers”. <http://www.scils.rutgers.edu/~kuhlthau/Search%20Process.htm>

Leckie, G.J; Pettigrew, K.E dan Sylvain, C. (1996). “Modelling the information seeking of professional: a general model derived from research on engineers, health care professionals, and lawyers”. Library Quarterly, 66(2): 161-193

Moores, Paul. (1981). “Information users changing expectation and needs”. Aslib proceedings. 33(3)

Nasution, S. (2003). Metode research: penelitian ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara

New house, R.C. (1990). A library essential: need assessment. Library Review, 32(3)

Nicholas, David. (2000). Assessing information needs: tools, techniques and concepts for the internet age. 2nd ed. London: Aslib

Pannen, P. (1990). A study in information seeking and use behaviours of resident students and non-resident students in Indonesia tertiary education. Syracuse University (Disertasi)

Poerwanti, Endang. (2000). Pendekatan kuantitatif dalam penelitian perilaku. Malang: Universitas Muhammadiyah

Prawati, Budi. (2003). “Keterpakaian koleksi majalah ilmiah pusat perpustakaan dan penyebaran teknologi pertanian oleh peneliti badan balitbang pertanian”. Jurnal Perpustakaan Pertanian, 12(1)

Sevilla, C.G. dkk. (1993). Pengantar metode penelitian; penerjemah Alimuddin Tuwu. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1993.

Wilson, T.D. (1981). “The cognitive approach to information-seeking behaviour and information use”. Social Science Information Studies, 4, 197-204

Wilson, T.D. (2000). “Human information behavior”. Informing Science. 3(2): p. 49-55

Universitas Sumatera Utara

Halaman 102

Petunjuk untuk Penulis PUSTAHA: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi terbit dua kali setahun yaitu pada bulan Juni dan Desember. Redaksi Pustaha menerima artikel baik yang berupa hasil penelitian maupun studi literatur yang orisinal yang relevan dengan bidang perpustakaan dan informasi. Pustaha juga menerima artikel berupa laporan kasus, penyegar ilmu perpustakaan dan informasi, dan ceramah ilmiah lainnya dalam konteks perpustakaan dan informasi. Artikel Penelitian: berisi artikel mengenai hasil penelitian dalam bidang perpustakaan dan informasi. Format penulisannya terdiri dari: Pendahuluan: berisi latar belakang, masalah dan tujuan penelitian. Tinjauan Pustaka: berisi kajian teoretis dan atau landasan teori yang relevan dengan topik yang diteliti. Metode: berisi metode atau cara dan prosedur yang digunakan untuk melakukan penelitian. Hasil: dapat disajikan dalam bentuk deskripsi teks, dan data dapat disajikan pada tabel, gambar atau grafik. Berikan kalimat pengantar untuk menerangkan tabel, gambar, dan atau grafik, tetapi jangan mengulang apa yang telah disajikan dalam tabel, gambar, dan atau grafik sebelumnya. Diskusi: berisi pembahasan mengenai hasil penelitian yang ditemukan. Pembahasan tentang hasil penelitian dapat dibandingkan dengan hasil penelitian lain. Jangan mengulang apa yang telah ditulis pada bab sebelumnya. Kesimpulan dan Saran: berisi kesimpulan penulis berdasarkan hasil penelitiannya. Saran yang dikemukakan harus mengacu kepada kesimpulan yang ditulis ringkas, padat dan relevan dengan hasil. Studi Literatur: merupakan article review dari jurnal dan atau buku mengenai ilmu perpustakaan dan informasi yang mutakhir. Format tulisan terdiri atas Pendahuluan, Pembahasan dan Kesimpulan. Laporan Kasus: berisi artikel tentang kasus pada perpustakaan tertentu yang cukup menarik dan baik untuk disebarluaskan kepada kalangan perpustakaan lainnya. Format tulisan terdiri atas: Pendahuluan, Laporan Kasus, Pembahasan, dan Kesimpulan. Penyegar Ilmu Perpustakaan dan Informasi: berisi artikel yang membahas berbagai hal dan atau topik, baik topik yang lama maupun yang baru akan tetapi masih bersifat mutakhir yang dipandang perlu untuk disebarluaskan. Format tulisan disesuaikan dengan kebutuhan. Ceramah: berisi tulisan atau laporan yang menyangkut bidang ilmu perpustakaan dan informasi yang pernah disampaikan pada pertemuan tertentu akan tetapi dipandang perlu untuk disebarluaskan. Format tulisan disesuaikan dengan kebutuhan. Petunjuk Umum Artikel yang dikirim ke Redaksi Pustaha adalah artikel yang belum pernah dipublikasikan. Untuk menghindari duplikasi, redaksi tidak menerima artikel yang juga dikirim pada jurnal lain pada waktu yang bersamaan untuk publikasi. Bila artikel itu berupa karyasama dari beberapa penulis, maka penulis utama harus memastikan bahwa seluruh penulis pembantu telah membaca dan menyetujui artikel tersebut. Semua artikel yang dikirimkan kepada Redaksi Pustaha akan dibahas oleh para pakar dalam bidang keilmuan tersebut (peer-review) dan Redaksi Pustaha. Artikel yang perlu mendapat perbaikan format atau isinya akan dikembalikan kepada penulis untuk diperbaiki. Penulisan Artikel Artikel, termasuk tabel, gambar, dan daftar pustaka, harus diketik dua spasi pada kertas ukuran 21,5 x 28 cm (kertas A4) dengan jarak tepi minimal 2,5 cm, dengan jumlah halaman maksimum 20 halaman. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan dimulai dari halaman judul sampai halaman terakhir. Kirimkan naskah asli dalam bentuk cetak dan berkas elektroniknya (disket) kepada Redaksi Pustaha. Tuliskan nama berkas dan program yang digunakan pada label disket.

Universitas Sumatera Utara

Halaman 103

Artikel cetak dan berkas elektronik yang dikirim kepada Redaksi Pustaha tidak akan dikembalikan kepada penulis. Halaman Judul Halaman judul berisi judul artikel, nama setiap penulis artikel disertai dengan gelar akademik tertinggi dan lembaga afiliasi penulis, nama dan alamat korespondensi, nomor telepon, nomor faksimil dan alamat e-mail. Judul sebaiknya singkat dengan jumlah maksimal 40 karakter termasuk huruf spasi. Dianjurkan agar jumlah penulis artikel dibatasi maksimal sampai dengan 4 orang. Abstrak dan Kata Kunci Abstrak untuk artikel yang berbahasa Indonesia dibuat dalam bahasa Inggris dan artikel yang ditulis dalam bahasa Inggris dibuat dalam bahasa Indonesia. Abstrak ditulis dalam bentuk tidak terstruktur dengan jumlah kata maksimal 200 kata. Artikel penelitian harus berisi tujuan penelitian, metode, hasil utama dan kesimpulan utama. Abstrak dibuat ringkas dan jelas sehingga memungkinkan pembaca memahami aspek penting tanpa harus membaca seluruh artikel. Teks Artikel Teks artikel disusun menurut subjudul atau subbab yang sesuai format penulisan sebagaimana diuraikan di atas. Jangan menggunakan singkatan tidak baku. Jangan memulai kalimat dengan suatu bilangan numerik. Untuk kalimat yang diawali dengan suatu angka, tuliskan dengan huruf. Tabel Setiap tabel harus diketik dua spasi. Nomor tabel berurutan sesuai dengan urutan penyebutan dalam teks. Setiap tabel diberi judul singkat. Judul tabel dituliskan di atas tabel. Setiap kolom diberi subjudul atau uraian singkat. Tempatkan penjelasan pada catatan kaki, bukan pada judul. Gambar dan atau Grafik Gambar dan atau grafik harus diberi nomor urut sesuai dengan pemunculan dalam teks. Judul gambar dan atau grafik ditulis di bawah gambar dan atau grafik. Rujukan Rujukan ditulis sesuai aturan penulisan yang ditetapkan oleh Modern Language Association (MLA). Cantumkan semua nama penulis bila tidak lebih dari tiga orang, dan bila lebih dari tiga orang penulis pertama diikuti oleh kata et al. Jumlah rujukan sebaiknya dibatasi maksimal sampai dengan 30 judul. Hindari penggunaan abstrak sebagai rujukan. Hindari rujukan berupa komunikasi pribadi (personal communication) kecuali untuk informasi yang tidak mungkin diperoleh dari sumber umum. Sebutkan nama sumber dan tanggal/komunikasi, dapatkan izin tertulis dan konfirmasi ketepatan dari sumber komunikasi. Artikel dikirimkan kepada: Pemimpin Redaksi PUSTAHA: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara Jl. Universitas 19, Kampus USU, Medan, 20155, Indonesia Tel: 061-8223581, Fax: 061-8213108 Situs Web: dspi.usu.ac.id/pustaha-jurnal E-mail: [email protected]

Universitas Sumatera Utara